BAB II Keluarga

download BAB II Keluarga

of 23

Transcript of BAB II Keluarga

5

20

BAB IITINJAUAN TEORITISA. Konsep Dasar Keluarga1. Pengertian KeluargaKeluarga Adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.(Suprajitno, 2004, hal: 11)Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri suami istri atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.(Setiadi, 2008, hal: 3)Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan perkawinan, darah atau adopsi yang hidup dalam satu rumah yang saling berinteraksi satu sama lain dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayan.(Achjar, 2010, hal: 2)

52. Tipe Keluargaa. Keluarga inti (Nuclear family)Adalah keluarga yang terdiri dari hanya ayah, ibu, dan anak yang di peroleh dari keturunannya, adopsi atau keduanya.b. Keluarga besarAdalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek, nenek, paman, bibi).Namun, dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme, pengelompokan tipe keluarga selain kedua diatas berkembang menjadi 6, yaitu:a. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (The Unmarried Teenage Family)b. Keluarga bentukan kembali (Dyadic Family)Adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau ditinggal pasangan.c. Orang tua tunggal (Single Perent Family)Adalah keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anaknya akibat perceraian dan ditinggal pasangan.d. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (The Singgle Adult Living Alone).e. Keluarga dengan anak tanpa pernah menikah sebelumnya (The Non Marital Heterosexual Cohabiting Family).f. Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (Gay and Lesbian Family).(Suprajitno, 2004, hal: 2-3)

3. Struktur Keluargaa. PatrilinealAdalah keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.b. MatrilinealAdalah keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.c. MatrilokalAdalah sepasang suami istri yang tinggal serumah dengan keluarga sedarah istri.d. PatrilokalAdalah sepasang suami istri yang tinggal serumah dengan keluarga sedarah suami.e. Keluarga kawinanAdalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanaya hubugan dengan suami istri.(Setiadi, 2008, hal: 6-7)

4. Fungsi Keluargaa. Fungsi Afektif (The Affective Function)Adalah fungsi keluarga yang utama mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.b. Fungsi Sosial dan Tempat Bersosialisasi (Sisialization and Social Placement Function)Adalah fungsi pengembangan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.c. Fungsi Reproduksi (The Reproduktive Function)Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.d. Fungsi Ekonomi (The Economic Function)Adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi.e. Fungsi perawatan/Pemeliharaan Kesehatan (The Health Care Function)Adalah keluarga berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi, fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan. (Suprajitno,2004,hal: 3)

5. Peran Keluargaa. Peran AyahMempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung/pengayom, memberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat, kelompok sosial tertentu.b. Peran ibuIbu sebagai pengurus keluarga, pengasuh, dan pendidik anak-anak, pelindung keluarga juga, sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat, kelompok sosial tertentu.c. Peran AnakAnak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.(Setiadi, 2008, hal: 14)6. Tahap Perkembangan Keluargaa. Keluarga baru menikahTugas perkembangan keluarga pada saat ini, yaitu:1) Membina hubungan intim yang memuaskan.2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.b. Keluarga dengan anak baru lahirTugas perkembangan keluarga pada saat ini, yaitu:1) Mempersiapkan menjadi orang tua.2) Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi keluarga, hubungan seksual dan kegiatan.3) Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangannya.c. Keluarga dengan anak pra-sekolahTugas perkembangan keluarga pada saat ini, yaitu:1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misal kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman.2) Membantu anak untuk bersosialisasi.3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus di penuhi.4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik didalam atau diluar keluarga (keluarga yang lain dan lingkungan sekitar).5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak (biasanya keluarga mempunyai kerepotan yang cukup tinggi)6) Pembagian tanggung jawab keluarga.7) Merencanakan kegiatan dan waktu unuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.d. Keluarga Dengan Anak Usia sekolahTugas perkembangan keluarga pada saat ini, yaitu:1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas (yang tidak/kurang diperoleh dari sekolah atau masyarakat).2) Mendorong anak untuk mencapai pembangunan dalam intelektual.3) Mempertahankan keintiman pasangan.4) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.e. Keluarga Dengan Anak RemajaTugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:1) Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi.2) Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga.3) Memelihara komunikasi terbuka antara anak dan orang tua. Hindari terjadinya perdebatan, kecurigaan, dan permusuhan.4) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan (anggota) keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.f. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasaTugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:1) Memperluas jaringan keluarga inti menjadi keluarga besar.2) Mempertahankan keintiman pasangan.3) Membantu anak untuk mandiri sebagai anggota keluarga baru didalam masyarakat.4) Mempersiapkan anak untuk mandiri sebagai anggota keluarga baru didalam masyarakat.5) Menata kembali peran orang tua dan kegiatan dirumah.g. Keluarga Usia PertengahanTugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial dan waktu santai.2) Keakraban dengan pasangan.3) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.4) Persiapan masa tua/pensiun.

h. Keluarga Lanjut UsiaTugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:1) Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup.2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.4) Melakukan life review masa lalu.(Setiadi, 2008, hal: 15-18)

7. Tugas Keluarga Di Bidang KesehatanMenurut Suprajitno, 2004, hal 17-18, tugas keluarga di bidang kesehatan yaitu:a. Mampu mengenal masalah kesehatan keluarga.Persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan, apakah mengetahui masalah kesehatan yang muncul meliputi pengertian, tanda dan gejala serta faktor penyebab.b. Mampu memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.Sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, apakah masalah tersebut dirasakan keluarga, apakah keluarga menyerah terhadap masalah yang dialami, adakah perasaan takut akan akibat dari penyakit, apakah keluarga memiliki perasaan negative terhadap masalah kesehatan dan ungkapan verbal keputusan yang diambil keluarga.c. Mampu merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakit anggota keluarga, sifat, penyebaran, komplikasi, prognosis dan cara perawatan. Apakah keluarga mengetahui tentang sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan dan bagaimana sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.d. Mampu memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.Apakah keluarga mengetahui tentang manfaat pemeliharaan lingkungan dan pentingnya hygiene sanitasi, bagaimana sikap/pandangan keluarga, apakah keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang dimiliki dan pengetahuan keluarga tentang upaya pencegahan penyakit.e. Mampu menggunakan fasilitas kesehatan.Pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan, manfaat yang diperoleh dari fasilitas kesehatan. Apakah keluarga percaya terhadap petugas dan apakah keluarga memiliki pengalaman yang kurang baik dengan petugas dan apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.B. Konsep Dasar Penyakit1. DefinisiDiabetes Mellitus adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan yang tidak efektif dari produksi insulin.(Susilo, Y, 2011, hal: 6)Diabetes Mellitus adalah sekelompok kelainan yang ditandai oleh peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia mungkin terdapat penurunan dalam kemampuan untuk berespon terhadap insulin dan penurunan atau tidak terdapatnya pembentukan insulin oleh pancreas.(Riyadi, S, 2008, hal: 69)Diabetes Mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.(Brunner & Suddarth, 2002, hal: 1220)

2. Klasifikasi Diabetes MellitusBerkaitan dengan gangguan fungsi metabolik dan endokrin beberapa ahli membagi dalam 2 katagori, yaitu:a. Diabetes Tipe 1 (Insulin Dependent Diabetes Mellitus)Diabetes Mellitus tergantung insulin.b. Diabetes tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus)Diabetes Mellitus tidak tergantung insulin.c. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya.d. Diabetes mellitus gestasional (gestational diabetes mellitus [GDM]).(Brunner & Suddarth, 2002, hal: 1220)

3. Etiologia. Diabetes mellitus Tipe I (tergantung insulin)1) Faktor genetik2) Faktor imunologi3) Faktor lingkunganb. Diabetes mellitus Tipe II (tidak tergantung insulin)1) Usia2) Obesitas3) Riwayat keluarga(Brunner & Suddarth, 2002, hal: 1224-1225)

4. Patofisiologi Diabetes MellitusIDDMNIDDM

Sel beta dihancurkan oleh Resistensi insulin dan Protein outoimungangguan sekresi insulin

Pankreas tidak mampu Penurunan reaksi Menghasilkan insulin intrasel

Produksi glukosa tidak Insulin tidak efektif Terukur oleh hati untuk menstimulasi Pengambilan glukosa

Sel beta tidak mampuMengimbangi peningkatan Kebutuhan insulin

Metabolisme lemak protein terganggu Kadar glukosa meningkat Dalam darah, hiperglikemia

Pemecahan lemakPengantar glukosa mekanisme filtrasi ginjalKe sel terlambat mengalami stresPeningkatan asamLemak bebasSel-sel kelaparan Ginjal tidak mampuMenyerap glukosa Ketogenesis Polifagia Glukosa muncul dalam Ketoasidosisurine/glukosuria

asidosis metabolicDiurensi osmotik

Mual dan muntah Poliuria

(Brunner & Suddarth, 2002, hal: 1220) Polidipsi5. Manifestasi KlinikTanda dan gejala klinis Diabetes Mellitus adalah:a. Poliuria (peningkatan pengeluaran urine)b. Polidipsia (peningkatan rasa haus)c. Polyphagia (peningkatan rasa lapar)d. Kelelahane. Luka yang tidak sembuh-sembuhf. Penglihatan kabur(Riyadi, S, 2008, hal: 80-82)

6. Data PenunjangPemeriksaan gula darah pada pasien diabetes mellitus antara lain:a. Glukosa plasma sewaktu/random > 200 mg/dl (11,1 mmol/L)b. Glukosa plasma puasa/nuchter > 140 mg/dl (7,8 mmol/L)c. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 g karbohidrat (2 jam postprandial [pp]) > 200 mg/dl (11,1 mmol/L)(Brunner & Suddarth, 2002, hal: 1225)

7. Komplikasia. Komplikasi yang bersifat akut1) Koma hipoglikemia2) Ketoasidosisb. Komplikasi yang bersifat kronik1) Makroangiopati2) Mikroangiopati(Riyadi, S, 2008, hal: 84-86)

8. Penatalaksanaana. Dietb. Olah raga secara teraturc. Pemantauan kadar gula darahd. Terapi (jika diperlukan)e. Pendidikan kesehatan(Riyadi, S, 2008, hal: 87-93)C. Konsep Dasar Keperawatan KeluargaAsuhan Keperawatan Keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga dengan tujuan menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga.(Setiadi, 2008, hal:33-34)1. Pengakajian Menurut Suprajitno, 2004, hal : 27-37, pengumpulan data yang perlu dikaji adalah:a. Struktur dan sifat keluarga1) Identitas kepala keluarga2) Data anggota keluarga3) Genogram4) Tipe keluarga5) Agama6) Suku bangsa7) Status sosial ekonomi8) Aktivitas rekreasi keluargab. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga1) Tahap perkembangan saat ini2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi3) Riwayat kesehatan keluarga inti4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnyac. Data lingkungan1) Karakteristik rumah2) Karakteristik tetangga dan komunitas3) Mobilitas geografis keluarga4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat5) Sistem pendukung keluargad. Struktur keluarga1) Struktur peran2) Nilai atau norma keluarga3) Pola komunikasi keluarga4) Struktur kekuatan keluargae. Fungsi keluarga1) Fungsi ekonomi2) Fungsi mendapatkan status sosial3) Fungsi pendidikan4) Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatana) Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatanb) Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenai suatu tindakan yang tepatc) Mengetahui kemampuan keluarga dalam merawat anggota rumah yang sakitd) Mengetahui kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan rumah yang sehate) Mengetahui kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan yang ada5) Fungsi religius 6) Fungsi rekreasi7) Fungsi reproduksi8) Fungsi afektiff. Stress dan koping keluarga1) Stress jangka pendek dan panjang.2) Pemeriksaan kesehatan.3) Harapan keluarga.2. Diagnosa Keperawatan KeluargaPerumusan diagnosa keperawatan dapat diarahkan kepada sasaran individu atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatan meliputi masalah (problem), penyebab (etiologi), dan tanda (sign).

Tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:a. Diagnosis AktualAdalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.

b. Diagnosis Resiko/ Resiko TinggiAdalah masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat.c. Diagnosis PotensialAdalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan. (Suprajitno, 2004, hal : 42-43)3. Penilaian (Skoring)Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan:a. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawatb. Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot

Skor Yang Diperoleh ________________ X BobotAngka TertinggiRumus:

c. Jumlah skor untuk semua kriteria (Skor maksimum sama dengan jumlah bobot, yaitu 5).(Suprajitno, 2004, hal: 45)

Skala untuk Menyusun Masalah Kesehatan KeluargaSesuai dengan PrioritasMenurut Bailon dan Maglaya (1978)

NoKriteriaSkorBobot

1. Sifat Masalah.Skala: a. Aktualb. Resikoc. Potensial

321

1

2.

Kemungkinan masalah untuk diubah.Skala:a. mudahb. sebagianc. Tidak dapat

210

2

3.Potensial masalah untuk dicegah.Skala:a. Tinggib. Cukupc. Rendah

321

1

4.Menonjolnya masalah.Skala:a. Masalah berat harus segera ditanganib. Masalah yang tidak perlu segera ditanganic. Masalah yang tidak dirasakan

2

10

1

(Mia Fatma Eka Sari, 2006, hal: 24)d. Penentuan prioritas sesuai dengan kriteria:1) Untuk kriteria pertama, prioritas diberikan pada pasien kurang sehat karena perlu tindakan segera dan biasanya didasari oleh keluarga2) Untuk kriteria kedua yang perlu diperhatikan, yaitu:a) Pengetahuan yang ada sekarang: teknologi dan tindakan untuk menangani masalahb) Sumber daya keluarga: fisik, keuangan, dan tenagac) Sumber daya perawat: pengetahuan, keterampilan, dan waktud) Sumber daya lingkungan: fasilitas, organisasi, dan dukungan3) Untuk kriteria ketiga perlu diperhatikan, yaitu:a) Kepemilikan masalah yang berhubungan dengan masalah atau penyakitb) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktuc) Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaiki masalahd) Adanya kelompok yang berisiko untuk dicegah agar tidak aktual dan menjadi parah4) Untuk kriteria yang keempat, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga menilai masalah keperawatan keluarga tersebut. (Suprajitno, 2004, hal: 46)

4. Rencana Keperawatan KeluargaPerencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan tujuan khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab, selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan standar.Perencanaan tindakan keperawatan keluarga meliputi kegiatan yang bertujuan:a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara:1) Memberi informasi yang tepat2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan3) Mendorong sikap emosi yang sehat yang mendukung upaya kesehatanb. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara:1) Mengidentifikasi konsekuensinya bila tidak melakukan tindakan2) Mengidentifikasi lingkungan dan sumber-sumber yang dimiliki keluarga3) Mendiskusikan tentang konsekuensi setiap tindakanc. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara:1) Mendemostrasikan cara perawatan2) Menggunakan alat dan fasilitas yang dimiliki keluarga3) Mengawasi keluarga dalam melakukan perawatand. Membantu keluarga untuk memelihara/memodifikasi lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga dengan cara:1) Menjelaskan tentang cara memodifikasi lingkungan rumah keluarga2) Menggunakan fasilitas dan alat yang dimiliki keluarga3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan lingkungan rumahe. Memotifasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di sekitar, dengan cara:1) Menggunakan fasilitas yang ada di lingkungan keluarga2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan (Setiadi, 2008, hal: 65-66)5. Implementasi dan EvaluasiImplementasi atau tindakan keperawatan keluarga didasarkan kepada rencana keperawatan keluarga yang telah disusun. Evaluasi atau penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai atau tidak. (Setiadi, 2008, hal: 66-69)