BAB II kebijakan publik

download BAB II kebijakan publik

of 9

description

Tell us moreMake it easier for other people to find your content by providing more information about it.

Transcript of BAB II kebijakan publik

BAB IISTUDY LITERATUR1.Air Bersih Menurut peraturan bangunan nasional 1974 No. IV 201-202 yang yang termasuk air kotor antara lain : air kotoran manusia, air kotor dari dapur, kamar mandi dan tempat cuci. Kebutuhan patokan air minum di Indonesia adalah 150 liter / hari.Syarat air minum :1. Syarat FisikAir minum harus jernih, tidak berbau, tidak berwarna, tidak ada rasa, segar oleh adanya oksigen.2. Syarat LainnyaTidak boleh adanya zat kimia yang merugikan tubuh, merugikan dalam pengaliran pipa dalam penggunaan untuk sehari-hari untuk mandi, mencuci, masak dan lain-lain.3. Syarat BakteriologiBakteri yang harus dihindari adalah bakyeri yang menyebabkan sakit perut/usus dan kuman-kuman lain yang tahan asam perut.

Sumber-sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum adalah : Air hujan, yang biasanya sebelum jatuh kepermukaan bumi akan mengalami pencemaran sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum. Air permukaan tanah yaitu rawa, sungai, danau yang tidak dapat diminum sebelum melalui pengolahan, karena gampang tercemar. Air dalam tanah yang terdiri dari air sumur dangkal dan air sumur dalam. Air sumur dangkal di anggap belum memenuhi syarat untuk diminum karena gampang tercemar, misalnya kalau sumur terbuka sehingga menyerap debu akibat dibawa angin, ataupun karena aliran air tanah dapat menyebabkan bakhteri patogen dari penyimpanan tinja yang ada di dekatnya. Dilain pihak air sumur dalam yang sudah mengalami perjalanan panjang adalah air yang jauh lebih murni, dan pada umumnya dapat diminum namun memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikankualitasnya. Keburukan dari pemakai air sumur ini adalah apabila diambil terlalu banyak akan menimbulkan intrusi air asin dan air laut yang membuat sumber air jadi asin.

Sistem air bersih menjadi dua, yaitu1. Sistem PerpipaanPemanfaatan kapasitas terpasang dari sistem instalasi yang ada serta masih rendahnya penyerapan sambungan rumah yang mengakibatkan rendahnya cangkupan pelayanan penduduk terhadap air bersih.2. Sistem Non PerpipaanSistem non perpipaan biasanya terdiri dari sumur bor dan sumur pompa atau menjadi sungai sebagai sumber air bersih. Penggunaan air bersih non perpipaan dengan memanfaatkanair tanah dangkal memiliki kualitas fisisk dan kimia yang cukup baik, sedangkan kualitas mikrobiologis pada umumnya rendah. Untuk itu perbaikan kualitas mikrobiologis dan mempertahankan kualitas fisik dan kimia yang baik sangat diperlukan.

Cara Menghitung Kebutuhan Air Bersih1. Kebutuhan SR: 0,9 x jumlah penduduk2. Kebutuhan Non Domestik : 0,3 x kebutuhan SR3. Kebutuhan Seluruh Kota: Kebutuhan SR + Kebutuhan Non Domestik4. Kebocoran: 0,3 x Kebutuhan Seluruh Kota5. Cadangan Kebakaran: 0,1 x Kebutuhan Seluruh Kota6. Total Kebutuhan Air Bersih Seluruh Kota: Cadangan Kebakaran + Kebocoran + Kebutuan Seluruh Kota7. Kebutuhan Air Rata-rata setiap hari: Kebutuhan Total Air Bersih Seluruh Kota : (24jam x 60menit x 60detik)8. Kebutuhan Air pada Hari maksimum: 1,1 x keb. Air rata-rata setiap hari

Kebutuhan pada jam maksimum: 1,5 x keb air rata-rat setiap hari2.DrainaseDrainase adalah pembuangan air hujan dari tanaman halam fasiliatas atau elemen-elemen yang direncanakan dan jalan penampungan, sehingga tidak tedapat genangan-genangan air atau banjir yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengaturan drainase, yaitu : Kondisi topografi Luas daerah pengaliran dan kondisi aliran permukaan Keselarasan terhadap jaringan jalan yang ada Tempat pembuangan akhir atau badan penerimaan yang ada didaerah terbuka.Sistem drainase terbagi atas tiga jenis yaitu : Saluran primer ( pembuangan air hujan utama ) Saluran sekunder ( saluran air hujan kedua ) Saluran tersier ( cekungan drinase diselokan )

Untuk pengadaan drainase ada beberapa metode atau sistem yang biasa digunakan yaitu : Sistem Drainase PermukaanPada sistem ini limpasan dari daerah yang diperkeras dan daerah yang tidak diperkeras ditampung dan dibawa keluar tapak oleh saluran drainase permukaan. Salurang ini dirancang sehingga erosi tidak terjadi. Kasar permukaan dapat mengurangu kecepatan limpasan. Pengurangan kecepatan ini menguntungkan tetapi pada kondisi tertentu permukaan saluran harus diperkeras untuk mencegah erosi dalam saluran. Saluran terbuka berbentuk satu/dua lingkaran dengan ukuran minimum 20 cm, kemiringan ssaluran 2 % dengan kedalaman saluran 40 cm.

Sistem Drainase Bawah Tanah TertutupSistem drainase bawah tanah tertutup menerima limpasan dari daerah yang diperkeras, maupun yang tidak diperkeras dan membawanya kesebuah saluran kesebuah sisi tapak. Keuntungan sistem ini antara lain volume dan kecepatan limpasan meningkat akibat pembuangan dapat ditampung sebelum limpasan, mengakibatkan kerusakan erosi dapa tapak. Keterbatasannya antara lain, kecepatan limpasan meningkat dari biasanya, sedimen tidak tersaring dari limpasan, akibat titik-titik limpasan dikeluarkan dari sistem akan rentan terhadap erosi dan sedimentasi. Kemiringan saluran minimum 2 % dan kedalaman saluran 30 cm

Sistem Drainase KombinasiPada sistem ini limpasan dari ruang terbuka dikumpulkan pada saluran drainase permukaan, sementara limpasan dari daerah yang diperkeras dikumpulkan pada drainase tertutup.

Kapasitas PengaliranQ = f x C x I x AKetentuan : 1KK = 5 orang3.Persampahan Pembuangan sampah penting untuk memiliki fasilitas pembuangan sampah yang efisien untuk tapak yang akan direncanakan (terutama sampah padat, tetapi juga sampah yang dapat terbakar maupun yang tidak dapat terbakar) dan pembuangan segera dapat dilakukan melalui pengelolaan sampah pada tapak atau sekitar tapak untuk penguburan, pembakaran atau proses kimia yang membutuhkan upaya penelaahan untuk pengolahan. Melakukan pembuangan sampah pada lahan yang terpisah untuk menghindari bau-bauan serta penggunaan metoda pembuangan untuk mencegah bersarangnya tikus dan pembiakan serangga. Setiap lingkungan perumahan harus dilengakapi dengan suatu system pembuangan sampah yang aman dan memenuhi kebutuhan. Sampah biasanya dengan system angkut dengan becak, kontainer, pengangkutan sampah dari masing-masing unit rumah diangkut menuju ke TPS,TPA dan tempat pengelolaan/pengolahan sampah. Jangka waktu pengangkutan dari tiap-tiap rumah atau tempat pengumpulan sampah harus diatur maksimum 2 kali sehari, diusahakan pengangkutan sampah tiap hari.Tabel 2.1 Standar volume sampah berdasarkan sumbernyaNoSumber sampahStandar yang digunakan

12345678910PerumahanPerdagangan moderenIndustri dan rumah sakitPendidikanPeribadatanPerkantoranFasilitas umum lainyaSapuan jalan dan selokanTaman kotaPasar tradisional2-4 L/ orang/ hari0.5-2 L/ orang/m2/ hari0.5-2 L/ orang/ hari0.2-0.5 L/ murid-guru-dosen/ hari0.2-2 L/ orang/ hari0.5-2 L/ pegawai/ hari0.5-1 L/ orang/ hari0.2-0.5 L/ m/ hari0.2-0.5 L/ m2 / hari0.2-0.6 L/ orang/ hari

Sumber : standar PU.TK I Sumatera BaratSystem persampahan terdiri dari beberapa tempat. - Tempat pembuangan akhir.- Bangunan pengelola sampah - Penampungan sementaraKapasitas angkut sarana persampahan.1. Dump-truck (besar) : 6 7 M3.2. Kontainer: 5 M3.3. Truk kecil (mobil patroli sampah): 1,5 2 M3.4. Gerobak sampah: 0,5 M3.Proses pembuangan sampah dari rumah tangga ketempat pembuangan akhir :1. PewadahanBertujuan untuk mempermudah mengumpulkan atau pengolahan lebih lanjut pewadahan dapat dilakukan secara individu atau kelompok dengan menggunakan sarana kantong plastik, tong, karung dan lain-lain.2. Pengumpulan Pengambilan sampah dari pewadahan ke tempat pembuangan sementara transfer dipo/container.3. Pemindahan Dari TPS adn transfer dipo ke TPA dangan dump truk diolah terlebih dahulu.4. Pengolahan Bertujuan mengurangi volume sampah yang diangkut dan dimusnahkan di TPA serta memanfaatkan kembali benda-benda yang dianggap berguna.5. Pemusnahan di TPA TPA harus mempunyai syarat lingkungan, kesehatan, ekonomis dan praktis.Lokasi sebaiknya jauh dari pemukiman dengan memperhitungkan arah angin, dan tidak banjir.

Analisis Volume Timbunan SampahVT = P x SKeterangan: VT: Volume timbunan sampah (m3 /hari) P: Jumlah penduduk (jiwa) S: Asumsi volume timbulan sampah (L/org/hr) Kota besar = 2 - 2,5 L/org/hr Kota sedang/kecil = 1,5 2 L/org/hr

Analisis Kebutuhan KontainerC = P x VTVCKeterangan: P: tingkat pelayanan (%) 70-80 % VT: volume timbulan sampah (m3/hr) VC: volume kontainer (m3)4.Air LimbahAir limbah adalah air kotor yang dihasilkan khusus kakus (WC) untuk hal ini dilakukan penampungan indivudual. Air limbah yang berasal dari dari kakus dibuang langsung ke diposal sistem yang berupa cupluk atau cesspove.Sistem pembuangan air limbah terdiri dari : Saluran sekunder Saluran primer Bangunan pengelolaan waduk penampungan

Saluran ini berada diantara rumah dengan tangki septik. Pipa utama merupakan perpanjangan pipa pembuangan kakus sampai sedikitnya kaki dibawah pondasi, atau pipa masuk udara, pada pipa ini tidak dibutuhkan perangkap masuk udara. Bahannya dapat dibuat dari tanah liat yang diglazur atau sebaliknya dengan pipa besi digunakan dengan jarak 100 kaki dari persediaan air minum dan didekat pepohonan.Persyaratan untuk air kotor atau limbah rumah tangga adalah :1. Ukuran diameternya atara 6 inchi, sampai 4 inchi.2. Kemiringan 1 inchi untuk 8 kaki, pipa 6 inchi 1 inchi untuk 4 kaki, pipa 4 inchi.3. Kemiringan pada lintang agak utara minimum 1 kaki 6 inchi di bawah permukaan lintang agak selatan, maka kedalaman harus cukup sekedar menutup pipaHasil buangan air limbah ke tengki yaitu : Tengki septik Tengki sifon Jenis pembuangan limbah air kotor :1. Limbah domestik (RT/Kegiatan yang sejenis)- Kegiatan non industri, banyak mengandung bahan beracun berbahaya (B3)2. Limbah RT (awalnya air sabun, air tinja/air berlemak, bahan ikutan berupa bahan padatan)- Indikator umum : Biologycal Oxygen Demand (BOD), Carbon Oxygen Demand (COD), Bahan ikutan padatan (Dispol Padat)

3. Limbah industriDihasilkan oleh kegiatan industri, mengandung bahan organic, mengandung logam berat/bahan ikutan lainnya. Indicator umum : BOD, COD Dispol padat (ikutan). Tabel 2.2 Debet yang dihasilkan oleh setiap fungsi kegiatanNo.Jenis lingkunganKebutuhan pembuanganliter/ orang

1234567PerumahanPerkemahanPeristirahatanSekolahIndustriRumah sakitKantor15813556633

Sumber : standar Pu TK I Sumatera Barat

Tangki septik adalah bak yang terbuat dari bahan yang dapat air berfungsi sebagai bak pengemdap yang ditujukan untuk menampung kotoran dari manusia untuk mendapatkanpengolahan secara biologis oleh bakhteri dalam wakti tertentu.

Table 2.3 Ukuran tangki septik yang dibutuhkan berdasarkan jumlahNo.Jumlah pemakai (orang)Ukuran ruamng tanki septic

1234

1-20 orang10-20 orang20-30 orang> 30 orang750 L1500 L2500 LDianjurkan dibuat beberapa buah dengan hitungan kelipatan jumlah pemakai.

Sumber : PU TK I Sumatera Barat

5.ListrikFasilitas listrik dimaksudkan untuk memberikan pelayanan dan peningkatan mutu kehidupan dan penghidupan dari masyarakat lingkungan yang kurang mampu. Dalam mengunakan listrik/beban tersambung 5VA/unit. Dengan ketentuan masing-masing tipe:- Tipe 145: 6800VA/ unit- Tipe 90: 4500VA/ unit- Tipe 70: 3500VA/ unit- Tipe 45: 1300VA/ unit- Tipe 36: 900VA/ unit- Tipe 21: 450VA/ unitBeban yang tersambung pada perumahan- Rumah besar: 3500 VA/unit- Rumah sedang: 1300 VA/ unit- Rumah kecil : 900 VA/ unitBeban yang tersambung pada sarana kesehatan :- Apotek: 1300 VA/ unit- Balai pengobatan: 125.000 VA/ unit- BKIA/rumah sakit: 10.600 VA/ unitBeban penyambungan sarana pendidikan :- TK :1300 VA/unit- SD: 3500 VA/unit- SLTP: 10600 VA/unit- SMU: 10600 VA/unit- Perguruan Tinggi: 25000 VA/unitSistem jaringan listrik terdiri dari :- Bangunan pembangkit- Gardu induk - Gardu induk ekstra tinggi- Saluran udara ekstra tinggi- Jaringan transmisis menengah

5.1TeleponJaringan telepon untuk perumahan pada umumnya telah menggunakan fasilitas komunikasi telepon yang baik. Karena tiap perumahan dominan memiliki satu saluran. Dalam hal telepon menggunakan jaringan tiap dan jaring bawah tanah.Untuk kebutuhan domestik 60 % dari jumlah kk dilayani oleh telepon umum dibagi per 100 kk, sedangkan 40 % lagi untuk kebutuhan telepon sambungan langsung yaitu satu rumah dilayani oleh satu satuan sambungan denga target pelayanan hanya 40% dari jumlah total penggunaan untu rumah tanggaUntuk itu kegiatan komersil/ non perumahan diperkiraan jumlah telpon yang dibutuhkan adalah melebihi jumlah telpon yang dibutuhkan dikawasan perumahan.Sistem saluran telepon dan gas dapat dirincikan sebagai berikut :Sistem saluran telepon terdiri atas :a. Saluran Telepon Otomat ( STO )b. Saluran kabelc. Saluran sekunderPerencanaan Wilayah dan Kota 15