BAB II KEBIJAKAN LUAR NEGERI A. Definisi ... -...

15
BAB II KEBIJAKAN LUAR NEGERI A. Definisi Kebijakan Luar Negeri Ada beberapa definisi tentang kebijakan luar negeri dengan tekanan yang berbeda-beda. Berikut ini akan diberikan definisi yang sering digunakan oleh akademisi maupun praktisi. Menurut Mark R. Amstutz mendefinisikan kebijakan luar negeri sebagai explicit and of governmental officials designed to promote national interests beyond a country’s territorial boundries. 71 Dalam definisi ini ada tiga tekanan utama yaitu tindakan atau kebijakan pemerintah, pencapaian kepentingan nasional dan jangkauan kebijakan luar negeri yang melawati batas kewilayahan negara. 72 Dengan demikian semua kebijakan pemerintah yang membawa dampak bagi aktor lain dari luar batas wilayahnya secara konseptual merupkan bagian dari kepentingan kebijakan luar negeri. 73 Definisi yang diberikan Kegley dan Wittkopf menekankan kebijakan luar negeri sebagai decisions governing authorities make to realize international goals. 74 Dalam hal ini kebijakan luar negeri harus memperhatikan nilai-nilai yang mendasari perumusan tujuan suatu negara serta alat untuk mencapai tujuan tersebut. 75 Kebijakan luar negeri juga bisa diartikan sebagai seperangkat rencana dan komitmen yang menjadi pedoman bagi perilaku pemerintah dalam berhubungan dengan aktor-aktor lain di lingkungan eksternal. Akhirnya rencana dan komitmen tersebut diterjemahkan ke dalam langkah dan tindakan yang nyata berupa 71 Aleksius Jemadu, op. cit., hal.64 72 Ibid., hal. 64 73 Ibid., hal. 64 74 Aleksius Jemadu, op. cit., hal. 65 75 Ibid., hal.65

Transcript of BAB II KEBIJAKAN LUAR NEGERI A. Definisi ... -...

Page 1: BAB II KEBIJAKAN LUAR NEGERI A. Definisi ... - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49201/3/Chapter II.pdf · ... pencapaian kepentingan nasional dan jangkauan kebijakan

BAB II

KEBIJAKAN LUAR NEGERI

A. Definisi Kebijakan Luar Negeri

Ada beberapa definisi tentang kebijakan luar negeri dengan tekanan yang

berbeda-beda. Berikut ini akan diberikan definisi yang sering digunakan oleh

akademisi maupun praktisi.

Menurut Mark R. Amstutz mendefinisikan kebijakan luar negeri sebagai

explicit and of governmental officials designed to promote national interests beyond

a country’s territorial boundries.71 Dalam definisi ini ada tiga tekanan utama yaitu

tindakan atau kebijakan pemerintah, pencapaian kepentingan nasional dan

jangkauan kebijakan luar negeri yang melawati batas kewilayahan negara.72 Dengan

demikian semua kebijakan pemerintah yang membawa dampak bagi aktor lain dari

luar batas wilayahnya secara konseptual merupkan bagian dari kepentingan

kebijakan luar negeri.73

Definisi yang diberikan Kegley dan Wittkopf menekankan kebijakan luar

negeri sebagai decisions governing authorities make to realize international goals. 74 Dalam hal ini kebijakan luar negeri harus memperhatikan nilai-nilai yang

mendasari perumusan tujuan suatu negara serta alat untuk mencapai tujuan

tersebut.75

Kebijakan luar negeri juga bisa diartikan sebagai seperangkat rencana dan

komitmen yang menjadi pedoman bagi perilaku pemerintah dalam berhubungan

dengan aktor-aktor lain di lingkungan eksternal. Akhirnya rencana dan komitmen

tersebut diterjemahkan ke dalam langkah dan tindakan yang nyata berupa

71 Aleksius Jemadu, op. cit., hal.64 72 Ibid., hal. 64 73 Ibid., hal. 64 74 Aleksius Jemadu, op. cit., hal. 65 75 Ibid., hal.65

Page 2: BAB II KEBIJAKAN LUAR NEGERI A. Definisi ... - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49201/3/Chapter II.pdf · ... pencapaian kepentingan nasional dan jangkauan kebijakan

mobilisasi sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan suatu efek dalam

pencapaian tujuan.76

B. Model-Model Kebijakan Luar Negeri

1. Model Kebijakan Luar Negeri Yang Dipengaruhi Rational Choice Theory Model kebijakan luar negeri yang mendapat pengaruh kuat dari literature

kebijakan publik adalah teori rasional atau rational choice theory.77 William N. Dunn yang merupakan salah satu dari penganut teori ini dalam

kebijakan publik mengatakan analisis kebijakan merupakan rangkaian kegiatan intelektual yang dilaksanakan dalam suatu proses yang bersifat

politik.78 Dunn mengidentifikasikan ada lima tahapan dasar yang dilakukan oleh para pembuat kebijkan dalam konsisi yang ideal.79 Kelima

tahapan itu mencakup agenda setting, policy formulation, policy adoption, policy implementation, dan policy asssement. Para analis kebijakan luar

negeri mengadopsi pemikiran dari literatur kebijakan publik untuk menganalisis proses formulasi kebijakan luar negeri dengan

mengasumsikan bahwa para pembuat kebijakan luar negeri dengan mengasumsikan bahwa para pembuat kebijakan melakukan berbagai

tahapan intelektual ini sebelum menentukkan pilihan kebijakan yang final. Charles W Kegley dan Eugene R. Wittkopf menerapkan pemikiran rational choice model dalam menganalisis kebijkan luar negeri dan mengidentifikasi empat langkah yang ditempuh oleh para pembuat

kebijkaan yaitu: problem recognition and definition, goal selection, identification of alternatives, dan menentukan policy choice.80

Menurut Charles E. Lindblom dan Edward J. Woodhouse apa yang dikemukakan

oleh model pilihan rasioanl tidak menggambarakan secara akurat proses pembuat

kebijakan yang sebenarnya.81 Ahli Hubungan Internasional dari Univeritas Harvad

yang bernama Graham T. Allison dalam bukunya yang berjudul The Essence of

Decision memperkenalkan model pembuatan kebijakan luar negeri yang disebut

bureaucratic politics model. 82 Dengan menggunakan ilustrasi kebijakan AS

76 Aleksius Jemadu, op. cit., hal. 65 77 Aleksius Jemadu, op. cit, hal. 99 78 Ibid., hal. 99 79 Ibid. , hal. 99 80 Ibid., hal. 99 81 Aleksius Jemadu, op. cit., hal.102 82 Ibid., hal. 102

Page 3: BAB II KEBIJAKAN LUAR NEGERI A. Definisi ... - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49201/3/Chapter II.pdf · ... pencapaian kepentingan nasional dan jangkauan kebijakan

menghadapi krisis nuklir Kuba pada awal tahun 1960-an Alison menggarisbawahi

pentingnya untuk memperhitungkan apa yang disebut Standard Operating

Prosedures (SOP) dan politik pertarungan kepentingan kelemabagaan antara

berbagai instasi pemerintah yang terlibat dalam pembuatan kebijkan luar negeri.

2. Model Birokratik Politik

Model bureaucratic politics sangat meragukan klaim dari kaum realis dan

neorealist bahwa negara yang diwakili pemerintah selalu bertindak sebagai unitary

actor dan selalu berorientasi pada pencapian kepentingan nasional.83 Penjelasan

kebijakan luar negeri mendapatkan kontribusi yang nyata dari ilmu psikologi yang

menenkankan peran kepribadian pemimpin atau pembuat kebijakan luar negeri

secara individual.84 Dalam model ini yang mendapat penekanan bukan lagi institusi

pembuat kebijkan tetapi kepribadian serta nialinilai yang dianut para pemimpin

yang menjadikan kebijakan luar negeri sebagai instrumen untuk mewujudkan

obsesi dan ambisi pribadinya. Model kebijakan luar negeri yang didasarkan pada

ilmu psikologi sudah banyak dikembangkan dalam literatur tentang hubungan

internasional atau politik global tetapi tentu saja model tersebut tidak bisa

diterapkan pada semua kondisi karena agak sulit ketika menerima asumsi bahwa

kebijakan luar negeri hanaya bergantung pada beberapa individu yang kebetulan

sednag memegang kekuasaan.85

Dalam perkembangan studi kebijakan luar negeri, para analists mulai

menegmbangkan model-model baru dimana para pembuat kebijakan luar negeri

dituntut untuk memeberikan respons teerhadap proses demokratisasi dalam negeri

dan gejolak globalisasi yang terjadi di lingkungan eksternal.86

Pengembangan model keputusan birokrasi (bureaucratic) (dapat dikaitkan

dengan Graham Allison (1971). Esensi Keputusan dan pekerjaan lebih lanjut

83 Aleksius Jemadu, op. cit., hal. 102 84 op. cit., hal. 103 85 Ibid., hal.103 86 Aleksius Jemadu, op. cit., hal.109.

Page 4: BAB II KEBIJAKAN LUAR NEGERI A. Definisi ... - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49201/3/Chapter II.pdf · ... pencapaian kepentingan nasional dan jangkauan kebijakan

dengan Morton Halperin (Allison 1969; Allison dan Halperin 1972). Karya ini

memelopori konsep teori dan mengembangkan strukturnya sebagai cara untuk

menjelaskan tindakan pemerintah. Ini tidak berarti bahwa ada penerimaan luas dari

model ini dan implikasinya; teks disambut dengan pujian (Holsti 1972; Rourke

1972; Wagner 1974) dan kritik (Caldwell 1977; Krasner 1972). Baru-baru ini, para

sarjana telah mempertanyakan konsistensi logika internal model (Bendor dan

Hammond 1992) dan generalisasi terhadap sistem politik lain (Kasza 1987).87 Ada

dua aspek mendasar dalam memahami pengambilan keputusan dalam pendekatan

ini: (1) bagaimana keputusan dicapai dan (2) mengapa aktor dalam proses

pengambilan memiliki preferensi tertentu. Allison (1971, 144) membuatnya cukup

jelas bahwa nama dari permainan ini adalah politik: tawar sepanjang sirkuit

regularized antara pemain posisi hierarkis dalam pemerintah. Perilaku pemerintah

sehingga dapat dipahami. . . bukan sebagai output organisasi, tetapi sebagai hasil

dari permainan tawar-menawar.88

Pelaku pemerintah lebih murah hasil karena tujuan mereka yang berbeda

kebijakan. Tingkat tinggi posisi para aktor memiliki dalam lingkungan kebijakan

luar negeri memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam permainan

tawarmenawar (Allison 1971, 164). 89

Aktor akan menawar atas kebijakan untuk memaksimalkan pengaruh yang

mereka miliki di wilayah kebijakan (Downs 1994; Eavey 1987; t 'Hart 1990;

Hermann, Geva, dan Bragg 2001; Rhodes 1994). Mereka melakukannya untuk

"mempromosikan posisi organisasi mereka telah diambil di masa lalu" yang

"konsisten dengan kepentingan organisasi mereka mewakili" (Feldman 1989,

13).90

87 Eben J. Christensen; Steven B. Redd. 2004. Bureaucrats versus the Ballot Box in Foreign Policy Decision Making: AN EXPERIMENTAL ANALYSIS OF THE BUREAUCRATIC POLITICS MODEL AND THEPOLIHEURISTIC THEORY. Vol. 48, No.1. Beverly Hills: Sage Publications, Inc. hal. 69 88 Ibid., hal. 69 89 Ibid., hal. 69  90 Eben J. Christensen; Steven B. Redd, op.cit., hal 69

Page 5: BAB II KEBIJAKAN LUAR NEGERI A. Definisi ... - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49201/3/Chapter II.pdf · ... pencapaian kepentingan nasional dan jangkauan kebijakan

Probabilitas masing-masing pemain dari kesuksesan tergantung pada setidaknya

tiga unsur: keuntungan tawar, keterampilan dan kemauan dalam menggunakan

keuntungan tawar-menawar, dan persepsi pemain lain dari kedua bahan pertama.

(Allison dan Halperin 1972, 50) Dalam penelitian ini dikatakan meneliti bagaimana

kehadiran penasihat beberapa dapat mempengaruhi pilihan kebijakan luar negeri. 91

Rosati (1981) mengartikulasikan argumen asli ketika ia menggambarkan hubungan

yang ada antara aktor dan organisasi yang mereka wakili. Yang pertama adalah

bahwa untuk setiap masalah saja, kelompok kebijakan luar negeri keputusan

memiliki banyak individu dan organisasi, masing-masing dengan berbagai

perbedaan dalam tujuan dan sasaran. Ini mengasumsikan bahwa tidak ada individu

atau organisasi lebih besar ada dalam kelompok. Dengan demikian, presiden hanya

satu dari banyak "kepala" dalam proses pengambilan keputusan. Dalam kasus

tersebut, "tidak memiliki satu saja individu kemampuan untuk secara rutin

menentukan posisi pemerintah pada kelas isu kebijakan luar negeri" (Hermann,

Hermann, dan Hagan 1987, 315).92 Yang lainnya berpendapat bahwa ada cara untuk

pembuat keputusan untuk mempertahankan pengaruh terhadap bawahan,

menghilangkan manipulasi informasi mereka (Bendor, Taylor, dan Van Gaalen

1987). Hal ini dilakukan melalui penggunaan insentif dan sumber informasi

beberapa sebagai pemeriksaan pada bias. Dalam analisis mereka terhadap model

politik birokrasi, para penulis ini berpendapat bahwa presiden dapat melaksanakan

kewenangan atas kelompok. Otoritas ini berasal dari status presiden dan kekuatan

yang melekat dalam posisi. Pertanyaan yang telah menjangkiti model politik

birokrasi (Bendor dan Hammond 1992) adalah bagaimana presiden membuat

keputusannya. 93 Tanpa mengacu secara khusus kepada presiden, Allison dan

Halperin (1972, 43) berpendapat bahwa pemain membuat keputusan pemerintah

bukan oleh pilihan rasional tunggal, tetapi dengan menarik dan pengangkutan. (Ini

tidak berarti menyiratkan bahwa individu pemain tidak bertindak secara rasional,

91 Ibid., hal 69 92 Ibid., hal 69 93 Eben J. Christensen; Steven B. Redd, op.cit., hal 69

Page 6: BAB II KEBIJAKAN LUAR NEGERI A. Definisi ... - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49201/3/Chapter II.pdf · ... pencapaian kepentingan nasional dan jangkauan kebijakan

mengingat kepentingan mereka.) Dengan demikian, pengambil keputusan (yaitu,

presiden) yang dalam model kebijakan luar negeri ini adalah salah satu yang

mungkin bertindak secara rasional dengan mempertimbangkan situasi keputusan

dan kepentingan tertentunya. 94

Aspek mendasar kedua model politik birokrasi adalah bahwa aktor dalam

permainan tawar mewakili preferensi secara organisasi dibentuk (Drezner 2000;

George 1980). Allison dan Halperin (1972) berpendapat bahwa individu-individu

dalam posisi dalam organisasi memiliki preferensi atas alternatif yang ditentukan

oleh karakteristik psikologis individu dan sifat dari posisi itu sendiri. 95

Model birokratik memberikan landasan teoritis terbaik untuk bagaimana

pilihan kebijakan akan dievaluasi berdasarkan preferensi organisasi seseorang.

Karena aktor mencoba untuk memaksimalkan tujuan organisasi mereka ', pembuat

keputusan memiliki asumsi tentang evaluasi alternatif. Hollis dan Smith (1986, 275),

dalam menerapkan model politik birokrasi terhadap keputusan Presiden Jimmy

Carter untuk mengejar misi penyelamatan di Iran, berpendapat bahwa organisasi

"kesetiaan begitu mencolok bahwa salah satu bahkan mungkin menduga bahwa,

peserta beralih posisi, mereka juga telah beralih preferensi. " Pengambil keputusan

akan memiliki stereotip dari penasihat berdasarkan organisasi mereka, mengingat

bias melekat penasihat '. Stereotip ini memungkinkan para pembuat keputusan agar

sesuai dengan berbagai peristiwa ke yang jelas, kategori sempit dan dengan

demikian memberikan kontribusi pada kecepatan dan ekonomi dari usaha mental,

pada biaya nuansa. (Vertzberger 1990, 126). Hal ini dapat diharapkan dalam situasi

kebijakan luar negeri karena jumlah besar informasi dan lingkungan yang kompleks.

Para pengambil keputusan mungkin percaya bahwa lembaga-lembaga pertahanan

akan mendukung aksi militer, dan lembaga diplomatik akan memilih alternatif

diplomatik. Stereotip ini memulai dan memandu proses mengingat dan interpretasi

dengan cara yang memberikan individu dengan stereotip-mengkonfirmasikan bukti

94 Ibid., hal 69 95 Ibid., hal 69

Page 7: BAB II KEBIJAKAN LUAR NEGERI A. Definisi ... - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49201/3/Chapter II.pdf · ... pencapaian kepentingan nasional dan jangkauan kebijakan

bukti lebih mudah daripada dengan stereotip-disconfirming. (Hamilton 1981). Oleh

karena itu, "stereotip adalah konstruk kognitif yang kaku yang sangat sulit untuk

disconfirm" (Vertzberger 1990, 127).

3. Teori Poliheuristik dalam Kebijakan Luar Negeri

Teori poliheuristik pengambilan keputusan dikembangkan sebagai alternatif

untuk kedua model aktor rasional klasik awalnya dikembangkan pada 1940-an dan

pengambilan keputusan cybernetic. Teori Poliheuristic berfokus pada kedua proses

dan hasil dari pengambilan keputusan (Mintz dan Geva 1997). Para poliheuristic

jangka dapat dibagi ke dalam akar poli (banyak) dan heuristik (jalan pintas), yang

menyinggung mekanisme kognitif yang digunakan oleh pengambil keputusan untuk

menyederhanakan keputusan yang kompleks kebijakan luar negeri. (Mintz et al

1997,. 554). 96 Sniderman, Brody, dan Tetlock (1991, 19) menyatakan bahwa

heuristik adalah jalan pintas menghakimi, cara yang efisien untuk mengatur dan

menyederhanakan pilihan politik, efisien dalam arti ganda yang membutuhkan

informasi yang relatif sedikit untuk mengeksekusi, namun jawaban diandalkan

menghasilkan bahkan untuk masalah kompleks pilihan. Cara pintas ini digunakan

dalam sejumlah "strategi keputusan," berbeda yang menentukan prosedur yang

terbaik akan cocok dengan hasil yang diinginkan (Beach dan Mitchell 1978).97

Teori poliheuristik pengambilan keputusan melibatkan proses pengambilan

dua tahap. Pada tahap pertama, pengambil keputusan menyaring alternatif yang ada

menggunakan heuristik keputusan untuk meringankan beban kognitif dengan

mengurangi jumlah alternatif dalam lingkungan keputusan. Hal ini melibatkan

"pencarian nonholistic mana pilihan 'hidup' alternatif biasanya sedang dilakukan di

seluruh dimensi sebelum selesainya pertimbangan semua alternatif bersama semua

dimensi" (Mintz et al 1997,. 554).98 Tahap kedua melibatkan evaluasi dari alternatif

yang tersisa / yang bertahan menggunakan lebih banyak jenis analitik /

96 Eben J. Christensen; Steven B. Redd, op.cit., hal 69.  97 Eben J. Christensen; Steven B. Redd, op.cit., hal 69  98 Ibid., hal 69 

Page 8: BAB II KEBIJAKAN LUAR NEGERI A. Definisi ... - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49201/3/Chapter II.pdf · ... pencapaian kepentingan nasional dan jangkauan kebijakan

memaksimalkan aturan keputusan (Mintz dan Geva 1997;. Mintz et al 1997).

Literatur sebelumnya (Christensen 2002; Mintz 1993; Mintz dan Geva 1997; Mintz

et al, 1997;. Redd 2002) menunjukkan bahwa pengambil keputusan menggunakan

strategi noncompensatory saat memproses informasi sebelum pilihan. 99100 Prinsip

kompensasi bahwa para pengambil keputusan membuat tradeoff dalam evaluasi

alternatif. Skor yang tinggi di salah satu alternatif yang dapat menggantikan skor

rendah yang lain. Atau, prinsip noncompensatory menyatakan bahwa nilai yang

tinggi tidak akan memberikan kompensasi untuk yang rendah.

112.

Ada ada strategi pilihan dimana "jika sebuah alternatif tertentu tidak dapat

diterima pada dimensi tertentu ... maka skor yang tinggi pada dimensi lain tidak

dapat mengkompensasi / mengatasi untuk itu, dan karenanya alternatif tersebut

tereliminasi" (Mintz 1993, 598). Ini berbeda dari utilitas berbasis model kompensasi

di mana alternatif aditif dan dapat dikombinasikan "untuk menghasilkan nilai

keseluruhan untuk setiap alternatif" atau "alternatif dibandingkan pada setiap

dimensi dan perbedaan antar dimensi dijumlahkan" (Mintz 1993, 597). Dalam kasus

noncompensatory tersebut, pengambil keputusan menggunakan kriteria hanya

relevan dan trivial dan informasi di alternatifalternatif dalam lingkungan pilihan

yang diberikan. 101

Mintz (1993, 601) berpendapat bahwa "sebuah alternatif yang mungkin

merusak prospek politik pemimpin ditolak sebelum mengevaluasi 'skor' pada

dimensi lain." Teori Poliheuristic berpendapat bahwa "para pengambil keputusan

akan menggunakan atribut, atau dimensi berbasis proses bukan pendekatan

alternatif berbasis pengolahan informasi" karena semakin mengurangi tingkat

kompleksitas dalam evaluasi informasi (Redd 2000, 55). Pengambil keputusan

kebijakan luar negeri (misalnya, presiden Amerika) akan mengevaluasi alternatif

99 Ibid., hal 69  100 Ibid., hal 69  101 Eben J. Christensen; Steven B. Redd, op.cit., hal 69. 

Page 9: BAB II KEBIJAKAN LUAR NEGERI A. Definisi ... - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49201/3/Chapter II.pdf · ... pencapaian kepentingan nasional dan jangkauan kebijakan

kebijakan sesuai dengan konsekuensi politik dan militer dari kebijakan tersebut.

Evaluasi ini termasuk dukungan politik pemilihan pemimpin karena keinginan

untuk tinggal di kantor (Mintz dan Geva 1997) tetapi juga dapat mencakup opini

publik, popularitas pemimpin, dan oposisi domestik (Redd 2000). Sebagai contoh,

di (2000, 187) Baca evaluasi terhadap penggunaan Clinton kekerasan di Kosovo,

"Presiden bertekad untuk tidak bertindak di luar negeri sampai tiba politis dan perlu

bagi dia untuk melakukannya." Pemilu yang akan datang dan persetujuan publik

dipimpin Clinton untuk mengevaluasi alternatif dengan cara noncompensatory

sepanjang dimensi politik.102

Asumsi lebih lanjut dari teori poliheuristic adalah bahwa penyajian informasi

akan mempengaruhi bagaimana informasi ini dievaluasi dan apa pilihan yang dibuat.

Mintz dkk. (1997) menemukan bahwa dalam suasana eksperimental, sifat penyajian

informasi melanggar keyakinan sebelumnya diadakan tentang akuisisi informasi.

Para penulis ini menguji efek pada proses keputusan set pilihan statis vs dinamis.

Responden yang disajikan dengan pilihan set statis diberi semua alternatif dan

dimensi (informasi semua) pada awal percobaan. Dalam pengaturan yang dinamis,

responden disajikan hanya tiga alternatif, tapi setelah jumlah tertentu informasi itu

diakses, keempat muncul. Para penulis menemukan bahwa perubahan tersebut

dalam akuisisi penyajian informasi yang terkena dampak dan bahwa dalam situasi

dinamis, pengambil keputusan lebih cenderung untuk mengabaikan informasi baru

karena biaya tenggelam (Mintz et al 1997,. 556). Redd dan Geva (2001)

menemukan bahwa variasi dalam penyajian informasi pilihan kebijakan

dipengaruhi asing. Khususnya, mereka menyajikan informasi dalam format

alternatif-versus dimensi berbasis. 103

C. Fungsi Umum Kebijakan Luar Negeri

102 Ibid., hal 69.  103 Eben J. Christensen; Steven B. Redd, op.cit., hal 69 

Page 10: BAB II KEBIJAKAN LUAR NEGERI A. Definisi ... - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49201/3/Chapter II.pdf · ... pencapaian kepentingan nasional dan jangkauan kebijakan

Secara analitis, kebijakan luar negeri melayani fungsi politik tertentu untuk

negara, dan fungsi yang paling umum adalah:

1. Melindungi keamanan nasional, misalnya, dengan mengembangkan

kekuatan militer dan masuk ke aliansi keamanan dengan negara lain;

2. Menjaga dan meningkatkan kekuatan ekonomi nasional dan kesejahteraan,

misalnya, dengan membuka pasar luar negeri untuk ekspor dan investasi

asing;

3. Membina pembangunan daerah strategis penting dan negara melalui

bantuan pembangunan bilateral dan multilateral, dan

4. Mendukung martabat manusia melalui, misalnya, bantuan kemanusiaan dan

hak asasi manusia strategi. 104

Mengidentifikasi fungsi-fungsi politik luar negeri tidak berarti bahwa negara

gagal untuk mencapai tujuan lain (misalnya, menyebarkan ideologi politik atau

agama), atau bahwa setiap negara bergerak di bidang kebijakan luar negeri di bawah

setiap fungsi, atau bahwa setiap negara diberikan mengejar fungsi-fungsi ini

koheren atau efektif. Menggambarkan fungsi dasar membantu, namun, untuk

analisis pusat pada apa negara berusaha untuk mencapai melalui kebijakan luar

negeri mereka. Umumnya, negara apa yang di slot kebijakan luar negeri mereka ke

dalam salah satu fungsi tersebut. 117Secara tradisional, fungsi-fungsi kebijakan luar

negeri telah ada dalam hirarki, dengan keamanan nasional dan kekuatan ekonomi

dan kesejahteraan menerima bagian terbesar dari perhatian. Selama Perang Dingin,

keamanan nasional dan kekuatan ekonomi yang erat terhubung, terutama untuk

kekuatan besar, yang menerangi mengapa para pembuat kebijakan luar negeri

dilihat hampir segala sesuatu melalui lensa keamanan dan kekuasaan materi. Oleh

karena itu, penyediaan bantuan pembangunan, bantuan kemanusiaan, dan dukungan

untuk hak asasi manusia sebagian besar terperangkap dalam persaingan geopolitik

104 David P Fidler. 2009. “HEALTH IN FOREIGN POLICY: AN ANALYTICAL OVERVIEW”. Political Journal. Vol.15. No. 3. United Kingdom: Taylor & Francis Ltd., hal. 11. 117 David P Fidler, op.cit., hal.11.

Page 11: BAB II KEBIJAKAN LUAR NEGERI A. Definisi ... - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49201/3/Chapter II.pdf · ... pencapaian kepentingan nasional dan jangkauan kebijakan

untuk keamanan dan kekuasaan dipupuk oleh sistem internasional bipolar. Dalam

lingkungan ini, masalah kesehatan pada dasarnya tidak berpengaruh independen

pada pembuatan kebijakan luar negeri. 105

D. Tujuan Kebijakan Luar Negeri

Istilah kepentingan nasional kadang-kadang disalahgunakan sebagai alat untuk

menganalisis tujuan bangsa. Kenyataannya terjadi perebatan ilmiah yang

berkepanjangan mengenai arti konsep ini, namun hanya sedikit kesepakatan yang

dicapai.106 Kelemahan utamanya adalah kekaburan konsep tersebut. Seperti yang

dituliskan oleh Paul Seabury:120 Ide kepentingan nasional mungkin mengacu pada

serangkaian tujuan ideal yang seharusnya diusahakan untuk diwujudkan dalam

tindak hubungan luar negerinya. Dengan istilah yang lebih baik, kita mungkin dapat

menyebutkannya konsep kepentingan nasional yang bersifat normatif dan

kewarganegaraan… Arti kedua yang sama pentingnya mungkin dapat disebut

kepentingan yang bersifat deskriptif. Dalam arti kepentingan nasional mungkin

dapat dianggap sebagai tujuan yang ingin dicapai melalui kepemimpinannya

dengan perjuangan yang gigih. Bila kita bicara tentang kepentingan nasional dalam

arti deskriptif ini, kita keluar dari bidang metafisika ke alam kenyataan… Dapat

juga dikatakan bahwa kepentingan nasional adalah apa yang dikatakan pembuat

kebijakan luar negeri sebagai kepentingan nasional. Definisi ketiga dapat membuat

arti kepentingan nasional agak lebih jelas. Kepentingan nasional Amerika sering

menjadi arena konflik antarindividu dan kelompok masingmasing yang mempunyai

konsepsi yang sangat berbeda. Ketidaksepakatan mengenai kebijakan dan tindakan

mungkin timbul diantara mereka yang pada dasarnya setuju akan tujuan umum

negara mereka di dunia. Namun ketidaksepakatan kebijakan biasanya disebabkan

perbedaan pendapat diantara pembuat kebijakan mengenai konsepsi tentang apakah

105 Ibid., hal.11. 106 K.J. Holsti. 1983. Politik Internasional. Jakarta: Erlangga. hal. 136. 120Ibid., hal. 136.

Page 12: BAB II KEBIJAKAN LUAR NEGERI A. Definisi ... - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49201/3/Chapter II.pdf · ... pencapaian kepentingan nasional dan jangkauan kebijakan

Amerika Serikat dan apa peranannya dalam politik dunia, bahkan bagaimana

seharusnya misi yang diembannya. 107

Walaupun mungkin terdapat kepentingan nasional yang bersifat tetap seperti

pemeliharaan diri yang disepakati setiap orang namun tidak seorangpun dapat

mengkalim dengan pasti bahwa setiap tujuan kusus dan tujuan lainnya merupkan

serangkaian kepentingan nasional.122 Dalam hal ini untuk menghindari istilah

tersebut maka digunakan konsep tujuan yang sebenarnya adalah gambaran atau

keadaan peristiwa masa depan dan rangkaian kondisi yang dikemudian hari yang

ingin diwujudkan pemerintah melalui pembuat kebijakan luar negeri dengan

menggunakan pengaruh di luar negeri dan dengan mengubah atau mendukung

sikapa negara lain.108

Ada 3 tujuan dalam kebijakan luar negeri yaitu:

1. Tujuan kepentingan dan nilai inti

Kepentingan dan nilai inti dapat digambarakan sebagai sejenis kepentingan

yang untuk mencapainay kebanyakan ornag bersedia melakukan pengorbanan yang

sebesar-besarnya. Nilai dan kepentingan ini biasanya dikemukakan dalam bentuk

asas-asas pokok kebijakan luar negeri dan menjadi keyakinan yang diterima

masyarakat tanpa sikap kritis.109 Kepentingan dan nilai inti seringkali dihubungkan

dengan pemeliharaan diri suatu unit politik. Kepentingan dan nilai inti merupakan

tujuan jangka pendek, karena tujuan lain jelas tidak dapat dicapai apabila unit

politik yang mengejarnya tidak mempertahankan eksistensinya sendiri110 Definisi

yang tepat dari nilai atau kepentingan inti di negara tertentu tergantung pada sikap

mereka yang membuat kebijakan.126

107 K.J. Holsti, op. cit., hal.137 122 Ibid., hal. 137. 108 Ibid., hal. 137. 109 K.J. Holsti,op.cit., hal.86. 110 op.cit., hal.52. 126 Ibid., hal.52.

Page 13: BAB II KEBIJAKAN LUAR NEGERI A. Definisi ... - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49201/3/Chapter II.pdf · ... pencapaian kepentingan nasional dan jangkauan kebijakan

2. Tujuan Jangka Menengah

Terdapat beberapa tujuan jangka menengah yaitu:

Mencakup usaha pemerintah memenuhi tuntutan dan kebutuhan perbaikan

ekonomi melalui tindakan internasioanl. Kesejahteraan sosial dan pembangunan

ekonomi adalah tujuan utama semua pemerintah pada zaman ini tidak dapat dicapai

dengan kekuatan sendiri. Karena terdapat keterbatasan yang dimiliki oleh satu

negara misalnya keterbatasan sumber daya alam, sumber daya manusia, teknologi

maka perlu adanya interaksi dengan negara lain. Hal ini dapat dilakukan melalui

perdagangan, bantuan luar negeri, akses informasi yang dapat juga meningkatkan

kesejahteraan.111

Jenis yang kedua dari tujuan jangka menengah adalah meningkatkan prestise

negara dalam sistem itu. Pada saat ini, prestise dapat diukur melalui tingkat

perkembangan industry dan keterampilan ilmiah serta teknologi. Tujuan jangka

menengah ini tidak mempunayai unsure waktu khsus, tetapi sebagian pemimpin

masa kini dan negara berkembang berharap dapat mulai mengejar negara-negara

yang ekonominya lebih maju. Negara industry dan negara maju dapat meningkatkan

gengsi internasionalnya melalui sejumlah kebijkaan dan tindakan, termasuk

ekspansi kemampuan militer, pembagian bantuan luar negeri, jalur diplomatik serta

kunjungan balasan oleh kepala negara serta pameran

industri.112

Tujuan jangka menengah yang ketiga mencakup banayak bentuk perluasan

diri atau imperialism. Beberpa negara mengklaim wilayah tatangga sekalipun

wilayah itu tidak memenuhi persyaratan militer atau kesatuan etnis yang penting.

Perluasan wilayah menjadi tujuan dalam dirinya sendiri terlepas apakah ia

memenuhi atau tidak memenuhi kebutuha strategis, ekonmis atau sosial.113

111 op.cit., hal.145 112 K.J. Holsti, op.cit., hal. 146 113 Ibid., hal.. 146

Page 14: BAB II KEBIJAKAN LUAR NEGERI A. Definisi ... - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49201/3/Chapter II.pdf · ... pencapaian kepentingan nasional dan jangkauan kebijakan

3. Tujuan Jangka Panjang

Tujuan jangka panjang adalah rencana, impian, pandangan, mengenai

organisasi politik atau ideologi terakhir sistem internasional, aturan yang mengatur

hubbungan dalam sistem itu dan peran negara tertentu di dalamnya. Perbedaab

antara tujuan jangka menegah dan jangka panjang tidak hanya berhubungan dengan

unsur waktu yang berlainan yang inheren di dalamnya., juga terdapat perbedaan

penting dlam lingkup. Dalam rangka mengejar tujuan jangka menengah, negara

melakukan tekanan tertentu pada negara tertentu untuk menegejar tujuan jangka

panjang, negara biasanya melancarkan tuntutan universal karena tujuannya tidak

kurang dari membangun kembali sistem internasional meneyeluruh nenurut rencana

atau pandangan yang secara internasional dapat

diterapkan.114

E. Tindakan Kebijakan Luar Negeri

Kebijakan juga mengandung komponen tindakan, yakni hal yang dilakukan

pemerintah kepada pihak lain untuk menghasilkan orientasi, memnuhi peran atau

mencapai dan mempertahankan tujuan tertentu. 115 Tindakan pada dasarnya

merupakan satu bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk mengubah atau

mendukung perilaku pemerintah negara lain yang sangat berperan untuk

menentukan berhasil tidaknya pencapaian tujuan pemerintah negara yang

bersangkutan.116

Proses politik internasional dimulai bila negra katakanlah negara A berusaha

melalui berbagai tindakan atau isyarat untuk mengubah atau mendukung perilkau.

Misalnya, tindakan, citra dan kebijakan negra lain. Dengan demikian, kekuasaan

dapat didefenisikan sebagai kemampuan umum suatu negara untuk mengendalikan

114 op.cit. ,hal.147 115 K. J. Holsti, op.cit., hal.186 116 Ibid

Page 15: BAB II KEBIJAKAN LUAR NEGERI A. Definisi ... - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49201/3/Chapter II.pdf · ... pencapaian kepentingan nasional dan jangkauan kebijakan

perilkau negara lain.117 Hal tersebut dapat digambarkan oleh Gambar 2.1118 berikut

ini:

Pengaruh Negara Negara

A B

Untuk melakukan X

Sumber: K.J. Holsti. 1983. Politik Internasional. Jakarta: Erlangga. hal. 159

117 op.cit, hal.159 118 Ibid., hal. 159