BAB II KAJIAN TEORITIS -...

24
9 BAB II KAJIAN TEORITIS Bab ini akan memberikan gambaran ikhtisar berbagai pendapat yang berkaitan dengan evaluasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Fokus pembahasannya mencakup Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, Evaluasi Model CIPP (Context, Input,Process dan Product), dan Kerangka Pikir. 2.1. Manajemen Mutu ISO 9001:2008 2.1.1 Pengertian Mutu Suatu lembaga pendidikan dikatakan me- miliki kategori berkualitas, bila lembaga pen- didikan tersebut memiliki mutu yang baik. Sekolah dikatakan bermutu apabila memiliki pe- rencanaan, sasaran dan tujuan, sarana-prasara- na, guru, serta lulusan yang berkualitas dan kompeten. Menurut Usman, (2006:458), mutu adalah suatu kondisi dinamik yang berhubungan dengan produk, tenaga kerja, proses, dan tugas serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi ha- rapan pelanggan. Dengan perubahan mutu ter- sebut, diperlukan peningkatan atau perubahan ketrampilan tenaga kerja, proses produksi, dan tugas, serta perubahan lingkungan agar produk dapat memenuhi dan melebihi harapan kon- sumen.

Transcript of BAB II KAJIAN TEORITIS -...

Page 1: BAB II KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6066/2/T2_942011007_BAB II.pdfterintegrasi yang terdiri dari bermacam alat, teknik, ... solusi masalah

9

BAB II

KAJIAN TEORITIS

Bab ini akan memberikan gambaran ikhtisar

berbagai pendapat yang berkaitan dengan evaluasi

Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.

Fokus pembahasannya mencakup Sistem

Manajemen Mutu ISO 9001:2008, Evaluasi Model CIPP

(Context, Input,Process dan Product), dan Kerangka Pikir.

2.1. Manajemen Mutu ISO 9001:2008

2.1.1 Pengertian Mutu

Suatu lembaga pendidikan dikatakan me-

miliki kategori berkualitas, bila lembaga pen-

didikan tersebut memiliki mutu yang baik.

Sekolah dikatakan bermutu apabila memiliki pe-

rencanaan, sasaran dan tujuan, sarana-prasara-

na, guru, serta lulusan yang berkualitas dan

kompeten.

Menurut Usman, (2006:458), mutu adalah

suatu kondisi dinamik yang berhubungan dengan

produk, tenaga kerja, proses, dan tugas serta

lingkungan yang memenuhi atau melebihi ha-

rapan pelanggan. Dengan perubahan mutu ter-

sebut, diperlukan peningkatan atau perubahan

ketrampilan tenaga kerja, proses produksi, dan

tugas, serta perubahan lingkungan agar produk

dapat memenuhi dan melebihi harapan kon-

sumen.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6066/2/T2_942011007_BAB II.pdfterintegrasi yang terdiri dari bermacam alat, teknik, ... solusi masalah

10

Hal senada dikemukakan oleh Sallis

(2012:56), Mutu didefinisikan sebagai suatu yang

memuaskan dan melampaui keinginan dan

kebutuhan pelanggan.

Dari berbagai pendapat di atas mutu da-

pat diartikan kondisi perubahan suatu produk,

dan lingkungan yang melampaui keinginan dan

kebutuhan pelanggan.

2.1.2 Manajemen Mutu

Manajemen Mutu adalah suatu manajemen

yang melihat kualitas suatu produk barang mau-

pun jasa. Untuk mengoptimalkan produk supaya

dapat bersaing dengan produk-produk lain.

Menurut Usman (2006:458), manajemen

mutu adalah budaya organisasi yang ditentukan

dan didukung oleh pencapaian kepuasan

pelanggan secara terus menerus melalui sistem

terintegrasi yang terdiri dari bermacam alat,

teknik, dan pelatihan-pelatihan. Tindakan per-

baikan terus-menerus dalam proses organisasi

diharapkan akan menghasilkan produk dan pe-

layanan yang bermutu tinggi.

2.1.3 Manfaat Penerapan Standar SMM ISO

9001:2008

Menurut Gasperz (2009:69), manfaat yang

diperoleh sebuah organisasi setelah men-

Page 3: BAB II KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6066/2/T2_942011007_BAB II.pdfterintegrasi yang terdiri dari bermacam alat, teknik, ... solusi masalah

11

dapatkan sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO

9001, adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kepuasan dan kepercayaan Pe-langgan,

2. Meningkatkan image kualitas perusahaan ser-ta daya saing dalam memasuki era global.

3. Meningkatkan kualitas dan produktifitas mela-lui kerjasama, solusi masalah dan komuni-

kasi yang baik, serta sistem pengendalian kualitas yang konsisten.

4. Meningkatkan kesadaran kualitas dalam per-

usahaan. 5. Memberikan pelatihan secara sistematik ke-

pada seluruh staf perusahaan melalui pro-sedur-prosedur dan instruksi-instruksi kerja

yang terdefinisi dengan baik.

Djatmiko dan Jumaedi (2011:7-9),berpen-

dapat bahwa ISO 9001:2008 memiliki beberapa

prinsip dan kunci sukses agar penerapan

sistem manajemen mutu berjalan efektif. Ke

delapan (8) prinsip tersebut adalah (1) berfokus

pada pelanggan (customer focus) (2) Kepemim-

pinan ( leadership ); Pemimpin berfungsi se-

bagai leader dalam mengawal implementasi

sistem bahwa semua gerak organisasi selalu

terkontrol dalam satu komando dengan komitmen

yang sama dan gerak yang sinergi pada setiap

elemen organisasi. Pemimpin harus mencipta-

kan dan memelihara lingkungan internal dima-

na karyawan dapat terlibat secara penuh da-

lam mencapai tujuan organisasi (3) Keterlibat-

an Karyawan / semua orang dalam organisasi

Page 4: BAB II KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6066/2/T2_942011007_BAB II.pdfterintegrasi yang terdiri dari bermacam alat, teknik, ... solusi masalah

12

(4) Pendekatan Proses; Pendekatan dipetakan

melalui business process

sehingga pemborosan karena proses yang tidak

perlu bisa dihindari atau sebaliknya. Bila ada

proses yang tidak terlaksana karena pelaksanaan

yang tidak sesuai dengan flowprocess itu sendiri

akan berdampak pada hilangnya kepercayaan

pelanggan (5) Pendekatan sistem pada manaje-

men; pendekatan pengelolaan (manajemen) pro-

ses bukan sekedar menghilangkan masalah yang

terjadi, karena itu konsep continual improvement

sangat ditekankan.Pola pengelolaannya bertujuan

memperbaiki cara dalam menghilangkan akar

(penyebab) masalah dan melakukan perbaikan

untuk menghilangkan potensi masalah (6)

Peningkatan berkesinambungan; merupakan roh

implementasi ISO 9001 : 2008, (7) Pendekatan

faktual untuk pengambilan keputusan; setiap

pengambilan keputusan selalu didasarkan pada

fakta dan data. Tidak ada data (bukti imple-

mentasi) sama dengan tidak dilaksanakannya

sistem ISO 9001 : 2008.

(8) Hubungan pelanggan yang bermanfaat bagi

kedua pihak; kerjasama yang saling mengun-

tungkan dengan pengguna lulusan.

Sebuah organisasi yang telah di audit dan

disertifikasi serta memenuhi syarat-syarat dalam

ISO 9001 berhak mencantumkan label “ISO 9001

Certified” atau “ISO 9001 Registered”. Sertifikasi

terhadap salah satu ISO 9001 standar tidak

Page 5: BAB II KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6066/2/T2_942011007_BAB II.pdfterintegrasi yang terdiri dari bermacam alat, teknik, ... solusi masalah

13

menjamin kualitas dari barang dan jasa yang

dihasilkan. Sertifikasi hanya menyatakan bahwa

proses bisnis yang berkualitas dan konsisten

dilaksanakan di organisasi tersebut.

ISO 9001-Quality Management Systems -

Requirements ditujukan untuk digunakan di

organisasi manapun yang merancang, mem-

bangun, memproduksi, memasang dan /atau

melayani produk apapun atau memberikan

bentuk jasa apapun.

Standar ini memberikan daftar persyaratan

yang harus dipenuhi oleh sebuah organisasi

apabila mereka hendak memperoleh kepuasan

pelanggan sebagai hasil dari barang dan jasa yang

secara konsisten memenuhi permintaan pe-

langgan tersebut. Implementasi standar ini

adalah satu-satunya yang bisa diberikan ser-

tifikasi oleh pihak ketiga.

Standar ISO 9001 menuntut pemenuhan

persyaratan pelanggan dan peraturan yang ber-

laku terpenuhi melalui penerapan sistem mana-

jemen mutu yang efektif.

Di bawah ini digambarkan siklus penerapan

implemetasi SMM ISO 9001:2008 dapat dilihat

pada gambar 2.1 berikut ini :

Page 6: BAB II KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6066/2/T2_942011007_BAB II.pdfterintegrasi yang terdiri dari bermacam alat, teknik, ... solusi masalah

14

PENINGKATAN BERKELANJUTAN SISTEM MANAJEMEN MUTU

INPUT T OUTPUT

Gambar 2.1 Model Proses Sistem Manajemen Mutu ISO (9001:2008)

Sumber Data : Jatmiko dan Heri Jumaedi, (2011:11)

Siklus Peningkatan berkelanjutan Sistem Mana-

jemen Mutu bermuara pada kebutuhan pelanggan,

aspek inputnya memerlukan pengelolaan tanggung

jawab manajemen, sumber daya, realisasi, dan

pengukuran, analisis peningkatan, sedangkan

outputnya bermuara pada kebutuhan pelanggan.

2.1.4 Penerapan Prinsip-prinsip Manajemen

Mutu.

Menurut Rivai dan Murni (2009:495-496),

kontribusi dari manajemen mutu diterapkan

dalam delapan prinsip manajemen mutu pen-

Peningkatan Sistem

Manajemen Mutu terus-

menerus

K

E

B

U

T

U

H

A

N

P

E

L

A

N

G

G

A

N

G

A

N

K

E

B

U

T

U

H

A

N

P

E

L

A

N

G

G

A

N

Realisasi

P

r

o

d

u

k

Manajemen

Sumber Daya

Pengukuran,

Analisis,

Peningkatan

Tanggungjawab Manajemen

Page 7: BAB II KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6066/2/T2_942011007_BAB II.pdfterintegrasi yang terdiri dari bermacam alat, teknik, ... solusi masalah

15

didikan dan juga dipergunakan untuk me-

mimpin organisasi ke arah perbaikan kinerja

pada sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.

Delapan (8) prinsip manajemen mutu ter-

sebut adalah : (1) Komitmen Manajemen, (2)

Fokus Pada Pelanggan, (3) Komitmen terhadap Tim

Kerja atau Keterlibatan Personil, (4) Pendekatan

Proses (5) Pendekatan Sistem Manajemen, (6)

Komitmen terhadap peningkatan dan pe-

nyempurnaan berkelanjutan, (7) Pendekatan fak-

tual pada pengambilan Keputusan, (8) Hubungan

dengan Pemasok yang saling menguntungkan.

Komitmen manajemen dalam hal ini adalah

peran seorang pemimpin. Kepemimpinan biasanya

terikat dengan budaya mutu, siap menghadapi

perubahan dengan cara menerapkan prinsip ke-

pemimpinan; seperti menetapkan kebijakan mutu,

struktur organisasi, mengidentifikasi dan menye-

diakan sumber daya, menciptakan lingkungan

kerja dimana semua personel ambil bagian dalam

pencapaian target atau sasaran organisasi. Kepe-

mimpinan juga harus memiliki komitmen “continual

improvement” sistem manajemen mutu.

Kepemimpinan pendidikan mutu, menurut

Rivai dan Murni (2009:296), harus memiliki karak-

ter yang menunjukkan integritasnya sebagai ber-

ikut:

a. memiliki visi dan misi; pimpinan berusaha

secara konsisten untuk menggalang komitmen untuk mewujudkan visi.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6066/2/T2_942011007_BAB II.pdfterintegrasi yang terdiri dari bermacam alat, teknik, ... solusi masalah

16

b. memiliki kompetensi c. memiliki integritas; yaitu ketaatan pada nilai-

nilai moral dan etika yang diyakini seseorang dan membentuk perilakunya sebagai manusia yang berharkat dan bermartabat.

Ciri integritas adalah: 1) dapat dipercaya (amanah),2) konsisten 3) komit

4) bertanggung jawab 5) secara emosional terken-dali.

Usman (2009:378) menyatakan bahwa kepe-

mimpinan mutu ialah kepemimpinan yang selalu

ingin sesuatu yang sempurna atau terbaik, ter-

masuk pemimpinnya adalah orang-orang yang per-

feksionis. Mereka memiliki slogan, “I do my best.

You do your best. We do our best.We are the best.”

Peran utama kepemimpinan mutu adalah mengem-

bangkan budaya mutu melalui Quality Circle (QC),

Quality Assurance (QA), dan Quality Improvement

(QI).

Murni dan Rivai (2009:618), mengatakan

kepemimpinan juga harus dipertimbangkan dari

segi input dan output. Input adalah sumber

daya yang meliputi sumber daya manusia (pemim-

pin, pendidik, karyawan) dan selebihnya (fasilitas

peralatan, perlengkapan, uang, bahan). Input

pendidikan tersebut memiliki :

(1) kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu yang jelas

(2) sumber daya tersedia dan siap (3) staf yang

kompeten dan berdedikasi tinggi (4) memiliki

harapan prestasi yang tinggi (5) berfokus untuk

pemuasan pelanggan guna menghasilkan output

pembelajaran/pendidikan yang bermutu (6) mana-

Page 9: BAB II KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6066/2/T2_942011007_BAB II.pdfterintegrasi yang terdiri dari bermacam alat, teknik, ... solusi masalah

17

jemen yang memadai untuk menjalankan roda or-

ganisasi.

Sedangkan ouput yang diharapkan adalah

prestasi yang dihasilkan oleh proses pembelajaran

dan manajemen di institusi tersebut.

Ini berarti kepemimpinan memiliki unsur-

unsur kebijakan, tujuan, sasaran mutu yang jelas,

kesiapan sumber daya, personil yang kompeten

dan berdedikasi, memiliki harapan tinggi, mana-

jemen yang handal, yang fokus pada kepuasan

pelanggan.

Fokus Pada Pelanggan, Lembaga pendidikan

harus memahami kebutuhan/keinginan baik pe-

langgan internal (siswa, guru, dan personel pen-

dukung) maupun pelanggan eksternal (pengguna

output yaitu perusahaan, lembaga pemerintahan,

lembaga pendidikan dan pelatihan, lembaga sosial

masyarakat) saat ini maupun di masa mendatang,

agar dapat memenuhi persyaratan pelanggan

atau mampu melebihi harapan pelanggan, dan

secara proaktif menetapkan level kepuasan pe-

langgan (customer satisfaction). Suatu kinerja di-

sebut bermutu jika dapat memenuhi atau mele-

bihi kebutuhan dan harapan pelanggannya.

Berbicara tentang mutu, terdapat unsur-

unsur yang terkait, yaitu produk dan jasa,

penghasil produk/jasa, pelanggan, kebutuhan dan

harapan, produk/jasa yang bermutu dan kepuas-

an. Selain itu ciri-ciri mutu, sebagai bentuk pela-

Page 10: BAB II KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6066/2/T2_942011007_BAB II.pdfterintegrasi yang terdiri dari bermacam alat, teknik, ... solusi masalah

18

yanan pelanggan menurut Slamet (1999:23), ditan-

dai dengan :

(1) ketepatan waktu pelayanan, (2) akurasi pela-yanan, (3) kesopanan dan keramahan (unsur

menyenangkan pelanggan), (4) bertanggungjawab atas segala keluhan pelanggan, (5) kelengkapan

pelayanan, (6) kemudahan mendapatkan pela-yanan,(7) variasi layanan, (8) pelayanan pribadi, (9) kenyamanan, (10) ketersediaan atribut pendukung.

Selanjutnya mutu jasa, menurut Slamet

(1999:23) mengandung unsur-unsur :

(1) keterpercayaan (reliability),

(2) keterjaminan (assurance) (3) penampilan (tangible)

(4) perhatian (empathy) dan (5) ketanggapan (responsiveness).

Deming, Out of the Crisis (1982) dalam

Sallis (2010 : 100 – 103), mentransformasikan ga-

ya manajemen Amerika ke dalam struktur baru

secara keseluruhan dari dasar hingga ke atas.

Deming melihat bahwa masalah mutu terletak

pada masalah manajemen. Pendekatan 14 poin

Deming yaitu mencegah lebih baik dari pada

mengobati merupakan kombinasi filsafat baru

tentang mutu dan seruan terhadap manajemen

untuk merubah pendekatannya. Deming juga

menyatakan bahwa organisasi yang mengukur

kesuksesan melalui indikator prestasi mungkin

telah lupa bahwa ukuran kesuksesan yang se-

benarnya adalah kegembiraan dan kepuasan pe-

langgan. 14 poin Deming tersebut adalah;

Page 11: BAB II KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6066/2/T2_942011007_BAB II.pdfterintegrasi yang terdiri dari bermacam alat, teknik, ... solusi masalah

19

(1) Ciptakan sebuah usaha peningkatan produk dan jasa, dengan tujuan agar bisa kompetitif

dan tetap berjalan serta menyediakan lowongan pekerjaan. Miliki tujuan jangka pendek dan jangka panjang, 20 atau 30 tahun mendatang,

didasarkan pada visi masa depan dan inovasi baru.

(2) Adopsi falsafah baru. Organisasi harus mem-buat perubahan dan mengadopsi metode kerja

yang baru. (3) Hindari ketergantungan pada inspeksi massa

untuk mencapai mutu.Manajemen harus me-

lengkapi staf-staf mereka dengan pelatihan untuk mengawasi dan mengembangkan mutu

mereka sendiri. (4) Akhiri praktek menghargai bisnis dengan harga.

Harga tidak memiliki arti apa-apa tanpa ukur-an mutu yang dijual. Praktek harga yang mu-rah dapat menggiring pada kesalahan yang

mahal. Metode mutu terpadu adalah me-ngembangkan hubungan dekat dan berjangka

panjang dengan stakeholders, dan bekerja sa-ma dengan mereka dalam mutu komponen.

(5) Tingkatkan secara konstan sistem produksi dan jasa, untuk meningkatkan mutu dan produktivitas, selanjutnya turunkan biaya se-

cara konstan. Tugas manajemen adalah untuk mengarahkan proses peningkatan dan men-

jamin ada proses perbaikan berkelanjutan. (6) Lembagakan pelatihan kerja. Pemborosan ter-

besar adalah kekeliruan menggunakan keahli-an orang-orangnya secara tepat. Pelatihan

adalah alat kuat dan tepat untuk perbaikan mutu.

(7) Lembagakan kepemimpinan. Kerja manajemen

bukanlah mengawasi melainkan memimpin. Hal tersebut berubah dari manajemen tra-

disional yang selalu memperhatikan hasil indi-

Page 12: BAB II KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6066/2/T2_942011007_BAB II.pdfterintegrasi yang terdiri dari bermacam alat, teknik, ... solusi masalah

20

kator-indikator prestasi, spesifikasi dan pe-nilaian menuju peranan kepemimpinan yang

mendorong peningkatan proses produksi ba-rang dan jasa yang lebih baik.

(8) Hilangkan rasa takut agar setiap orang dapat

bekerja secara efektif. Keamanan adalah basis motivasi yang dibutuhkan para pegawai dengan

lingkungan yang mendorong semangat mereka. (9) Uraikan kendala-kendala antar departemen.

Orang dalam departemen yang berbeda harus dapat membentuk tim yang tangguh.

(10) Hapuskan slogan, desakan, dan target, serta

tingkatkan produktivitas tanpa menambah be-ban kerja.

(11)Hapuskan standar kerja yang menggunakan quota numerik.

(12)Hilangkan kendala-kendala yang merampas kebanggaan karyawan atas keahliannya. Sis-tem penilaian menempatkan pekerja dalam

kompetisi antara satu dengan yang lain dan merusak kerja tim.

(13) Lembagakan aneka program pendidikan yang meningkatkan semangat dan peningkatan kua-

litas kerja. Staf yang berpendidikan baik ada-lah mereka yang memiliki semangat untuk meningkatkan mutu.

(14) Tempatkan setiap orang dalam tim kerja agar dapat melakukan transformasi menuju sebuah

kultur mutu.

Komitmen terhadap Tim Kerja atau Keter-

libatan Personel, keterlibatan seluruh karyawan

dalam tim kerja adalah dasar yang sangat penting

dalam prinsip manajemen mutu. Dalam hal ini tim

harus mampu mengidentifikasi dan mengen-

dalikan faktor manusia dan area kerja untuk

Page 13: BAB II KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6066/2/T2_942011007_BAB II.pdfterintegrasi yang terdiri dari bermacam alat, teknik, ... solusi masalah

21

mencapai kesesuaian dalam menentukan tujuan,

mengukur dan menunjukkan kemajuan serta

prestasi melalui penggunaan daur PDCA (plan, do,

check, action).

Personel yang terlibat merupakan sumber

daya pendidikan, meliputi input, yaitu sumber

daya manusia (pemimpin, pendidik, karyawan)

dan selebihnya ( fasilitas, peralatan, perlengkap-

an, uang, bahan). Menurut Murni dan Vithzal

Rivai (2009:624-625) input pendidikan tersebut

harus memiliki :

(1) kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu yang jelas (2) sumber daya tersedia dan siap (3) staf yang

kompeten dan berdedikasi tinggi (4) Memiliki harapan prestasi yang tinggi (5) berfokus untuk

pemuasan pelanggan guna menghasilkan output pendidikan yang bermutu (6) Manajemen yang

memadai untuk menjalankan roda organisasi.Output yang diharapkan adalah pres-tasi yang dihasilkan oleh proses pembelajaran dan

manajemen di Lembaga tersebut. Pendekatan Sistem Manajemen, didefinisikan

sebagai identifikasi pemahaman dan pengelolaan

sistem dari proses yang saling terkait untuk

pencapaian dan peningkatan sasaran organisasi

dengan efektif dan efisien.

Komitmen terhadap Peningkatan dan Penyem-

purnaan Berkelanjutan, prinsip ini melibatkan

sikap peningkatan berkelanjutan pada setiap un-

sur di dalam lingkungan internal maupun eks-

ternal organisasi dengan dicirikan oleh komu-

nikasi terbuka dan akses informasi. Peningkatan

Page 14: BAB II KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6066/2/T2_942011007_BAB II.pdfterintegrasi yang terdiri dari bermacam alat, teknik, ... solusi masalah

22

berkelanjutan harus dijadikan sasaran dan tuju-

an tetap organisasi sehingga organisasi mam-

pu memantau kinerja melalui sasaran mutu yang

terukur tiap fungsi terkait dan level dengan

menggunakan peralatan seperti : audit internal,

tinjauan manajemen, corrective and preventive

action.

Pendekatan faktual pada pengambilan ke-

putusan manajemen berdasarkan fakta dan da-

ta adalah pengambilan keputusan yang efektif

didasarkan pada analisis data dan informasi. Oleh

karena itu pengambilan keputusan harus didasar-

kan pada: logika, analisa data, serta infor-

masi yang tepat dan dapatdipertangungjawabkan.

Hubungan dengan Pemasok yang saling

menguntungkan, organisasi dan pemasoknya /

supplier saling tergantung, dan sudah selayaknya

merupakan hubungan yang saling menguntung-

kan dalam rangka meningkatkan ke-mampuan

keduanya dalam menciptakan nilai.

2.2 Evaluasi Model CIPP

Dalam penelitian evaluatif tentang Sistem Mana-

jemen Mutu ISO ini,model evaluasi yang akan diguna-

kan adalah model CIPP (Context, Input, Process, Product)

yang dikembangkan oleh Stufflebeam dan kawan-ka-

wan, menjadi fokus penelitian ini .

Model ini memandang program yang dievaluasi

sebagai sebuah sistem, dimana keempat unsur tersebut

Page 15: BAB II KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6066/2/T2_942011007_BAB II.pdfterintegrasi yang terdiri dari bermacam alat, teknik, ... solusi masalah

23

(konteks, input, proses, dan produk merupakan suatu

rangkaian yang utuh.

Model evaluasi CIPP adalah model evaluasi yang

terdiri dari empat komponen evaluasi yaitu context,

input, process, dan product. Komponen model evaluasi

CIPP pada dasarnya merupakan komponen dari prosesi

sebuah kegiatan. CIPP merupakan singkatan dari

context evaluation artinya evaluasi terhadap konteks,

input evaluation artinya evaluasi terhadap masukan,

process evaluation artinya evaluasi terhadap proses, dan

product evaluation artinya evaluasi terhadap hasil.

Menurut Stufflebeam sebagaimana dikutip oleh

Popham (2001:23), model evaluasi CIPP dapat meng-

hasilkan rekomendasi bagi 4 (empat) macam tipe ke-

putusan pendidikan, yaitu:

(1) keputusan untuk menentukan tujuan pendidikan,

(2) keputusan untuk menentukan desain prosedur pembelajaran, (3) keputusan untuk memperbaiki pro-

sedur, dan (4) mengkaji ulang keputusan berdasarkan reaksi dan dampak yang dihasilkan oleh prosedur.

Penjelasan mengenai aspek-aspek yang dievaluasi

dalam model CIPP ini adalah sebagai berikut :

2.2.1 Evaluasi Konteks

Evaluasi konteks adalah usaha untuk meng-

identifikasi kebutuhan-kebutuhan program,lingkungan

yang mempengaruhi pelaksanaan program, dan tujuan

yang akan dicapai. Orientasi utama evaluasi konteks

ini adalah untuk mengidentifikasi kekuatan dan

kelemahan beberapa objek, seperti institusi, program,

Page 16: BAB II KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6066/2/T2_942011007_BAB II.pdfterintegrasi yang terdiri dari bermacam alat, teknik, ... solusi masalah

24

target populasi, atau perorangan, serta memberikan

arahan untuk perbaikan.

Tujuan utama tipe ini adalah mengkaji status

objek secara menyeluruh, mengidentifikasi kekurangan,

mengidentifikasi kekuatan yang ada dan dapat diguna-

kan untuk menutupi kekurangan, mendiagnosis ma-

salah sehingga dapat ditemukan solusinya, dan secara

umum memberikan gambaran tentang karakteristik

lingkungan program yang ada di SMK Negeri 2 Salatiga.

2.2.2 Evaluasi Input

Tujuan evaluasi input adalah untuk mengiden-

tifikasi dan mengukur kapabilitas sistem, alternatif

strategi program, desain prosedural untuk pelaksanaan

strategi, anggaran, dan penjadwalan. Evaluasi input

program menyediakan data untuk menentukan bagai-

mana penggunaan sumber-sumber yang dapat diguna-

kan untuk mencapai tujuan program. Hal ini berkait-

an dengan relevansi, kepraktisan, pembiayaan, efektivi-

tas yang dikehendaki, dan alternatif-alternatif yang

dianggap unggul. Dengan demikian evaluasi input

dalam penelitian ini adalah identifikasi terhadap aspek

input.

2.2.3 Evaluasi Proses

Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dila-

kukan untuk melihat apakah pelaksanaan program

sesuai dengan rencana. Salah satu tujuannya ada-

lah memberikan umpan balik (feedback) kepada

manajer dan stafnya mengenai pelaksanaan program

Page 17: BAB II KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6066/2/T2_942011007_BAB II.pdfterintegrasi yang terdiri dari bermacam alat, teknik, ... solusi masalah

25

apakah sesuai jadwal atau tidak, serta menggunakan

sumber daya secara efisien.

Evaluasi pada tahapan ini dilakukan dengan

tujuan untuk dapat membantu mengimplementasikan

keputusan, sampai sejauh mana rencana telah di-

terapkan, apa yang harus direvisi, jika pertanyaan ter-

sebut sudah terjawab maka prosedur dapat dimonitor,

dikontrol dan diperbaiki. Sementara itu menurut

Arikunto (2009), evaluasi proses dalam CIPP menunjuk

pada apa (What) kegiatan yang dilakukan dalam

program, “siapa” (Who) orang yang ditunjuk sebagai

penanggung jawab program, “kapan” (When) kegiatan

akan selesai.

Lebih lanjut Arikunto (2010:47) menjabarkan em-

pat hal yang harus dijawab dalam evaluasi proses,

yakni:

(1) Apakah pelaksanaan program sesuai dengan jad-wal? (2) Apakah staf yang terlibat didalam pelaksanaan

program akan sanggup menangani kegiatan selama program berlangsung dan kemungkinan dilanjutkannya

(3) Apakah sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan dengan maksimal? (4) Hambatan-ham-batan apa saja yang dijumpai selama pelaksanaan

program dan kemungkinan jika program dilanjutkan?

Evaluasi ini mendeteksi atau memprediksi ke-

kurangan dalam rancangan prosedur kegiatan program

dan pelaksanaannya, menyediakan data untuk ke-

putusan dalam implementasi program, dan melakukan

dokumentasi tentang prosedur yang dijalankan. Selain

itu evaluasi proses ini juga mencatat tentang

bagaimana interaksi dan komunikasi antara pelaksana

Page 18: BAB II KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6066/2/T2_942011007_BAB II.pdfterintegrasi yang terdiri dari bermacam alat, teknik, ... solusi masalah

26

dan penerima program terjadi, media komunikasi yang

digunakan, penjadwalan dan pelaksanaan kegiatan,

serta potensi-potensi penyebab kegagalan program.

Evaluasi proses ini dapat dilakukan dengan cara me-

monitor kegiatan, melakukan interaksi secara terus

menerus, dan mengobservasi kegiatan pelaksanaan

program.

Dalam evaluasi ini dokumentasi tentang prosedur

kegiatan pelaksanaan program akan membantu untuk

kegiatan analisis akhir tentang hasil-hasil program yang

telah dicapai.

2.2.4 Evaluasi Produk

Menurut Arikunto dan Jabar (2010, 47), evaluasi

produk diarahkan pada hal-hal yang menunjukan

perubahan yang terjadi, evaluasi produk merupakan

tahapan akhir dari serangkaian evaluasi program.

Tujuan evaluasi produk adalah mengukur, menginter-

pretasi, dan menilai pencapaian program.

Evaluasi pada tahap ini dilakukan untuk me-

nolong pembuat keputusan selanjutnya, apa hasil yang

telah dicapai, dan apa yang harus dilakukan setelah

program berjalan. Jadi evaluasi produk diarahkan pada

hal-hal yang menunjukkan perubahan yang terjadi

pada input. Pertanyaan yang dapat diajukan; apa hasil

yang telah dicapai? dan apa yang harus dilakukan

selanjutnya setelah program berjalan?

Dalam penelitian ini evaluasi terhadap produk

yang dilakukan antara lain didasari kriteria keber-

Page 19: BAB II KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6066/2/T2_942011007_BAB II.pdfterintegrasi yang terdiri dari bermacam alat, teknik, ... solusi masalah

27

hasilan program yang telah ditetapkan yaitu kemam-

puan lulusan untuk dapat diterima di pasar kerja dan

kepercayaan masyarakat dan pengguna lulusan atas

mutu lulusan SMK Negeri 2 Salatiga. Selain itu juga

dalam evaluasi ini dilihat pencapaian prestasi siswa

secara akademik maupun non akademik sesuai standar

yang ditetapkan manajemen mutu.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan

bahwa dalam proses evaluasi dapat dilakukan dari dua

sisi yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Kedua

hasil evaluasi ini akan membantu staf dan pengguna

program untuk melihat hasil yang dicapai dari pro-

gram tersebut, kendala dan hambatan yang ditemu-

kan dalam pelaksanaan program, kelemahan dan ke-

unggulan untuk pengembangan lebih lanjut. Penelitian

ini akan melakukan evaluasi Sistem Manajemen Mutu

ISO melalui pelaksanaan proses seluruh kegiatan di

SMK Negeri 2 Salatiga dengan menggunakan model

evaluasi CIPP. Evaluasi produk merupakan kumpulan

deskripsi dan “jugement outcomes” dalam hubungan-

nya dengan konteks,masukan, dan proses, terkait

dengan perencanaan, pelaksanaan, dan keberhasilan

manajemen.

2.3 Kerangka Pikir

Dalam penelitian ini perlu melihat kesesuaian ke-

adaan di lapangan apakah standar mutu yang dite-

tapkan ISO 9001:2008 selaras dengan standar mutu

berdasarkan kebijakan pemerintah.

Page 20: BAB II KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6066/2/T2_942011007_BAB II.pdfterintegrasi yang terdiri dari bermacam alat, teknik, ... solusi masalah

28

Penetapan standar dalam SMM ISO 9001: 2008

menghendaki komitmen dari pihak-pihak yang terlibat

yaitu komitmen pimpinan puncak atas mutu, sistem

mutu, penentuan hak-hak pelanggan pendidikan, pe-

ngendalian dokumen, kebijakan peserta didik, sarana

dan prasarana, pelayanan, arsip data, sistem penilaian

hasil belajar dan pengembangan staf edukatif dan

admistratif.

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini

memfokuskan pada penelitian evaluasi pendidikan

menurut konsep Stufflebeam yaitu Context, Input,

Process, dan Product (CIPP). Proses penelitian dengan

skema Stufflebeam dapat dijabarkan berikut ini.

Dalam aspek konteks (context), evaluasi ini untuk

melihat apakah kebijakan mutu SMM ISO, Visi, Misi,

Sasaran Mutu/ komitmen pimpinan puncak atas

standar mutu dan sistem mutu yang ditetapkan

SMM ISO 9001:2008 ada kesesuaiannya dengan stan-

dar mutu yang ditetapkan oleh kebijakan pemerintah.

Dalam evaluasi konteks juga akan dilihat kebijakan

mutu yang ada di SMK Negeri 2 Salatiga dan SMM ISO

9001:2008.

Dalam aspek input skema evaluasi ISO 9001:2008

lebih menekankan kesesuaian kebijakan yang ada di

SMM ISO 9001:2008 dengan a) Fokus pada Pelanggan,

b) Kepemimpinan, c) Keterlibatan Personil, d) Pende-

katan Proses, e) Pendekatan Sistem Pengelolaan, f) Per-

baikan berkelanjutan, g) Pembuatan Keputusan Ber-

dasarkan Fakta, h) Hubungan saling menguntungkan

dengan Mitra Kerja/ Pemasok.

Page 21: BAB II KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6066/2/T2_942011007_BAB II.pdfterintegrasi yang terdiri dari bermacam alat, teknik, ... solusi masalah

29

Dalam aspek proses (process) menekankan pada

kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

proses mutu layanan dalam proses pembelajaran

dengan kebutuhan yang ada.

Dalam perencanaan juga melihat apakah standar

mutu yang ditetapkan oleh SMK Negeri 2 Salatiga

sudah mengacu pada pelaksanaan SMM ISO 9001-

:2008. Sedangkan dalam proses pelaksanaan dan

evaluasi akan melihat apakah pelaksanaan SMM ISO

9001:2008 sesuai dengan sasaran mutu yang ditetap-

kan. Selanjutnya dalam proses evaluasi akan melihat

dan meneliti tentang sejauh mana evaluasi bisa

dilaksanakan oleh sumberdaya manusia yang ada di

SMK Negeri 2 Salatiga. a) Fokus pada Pelanggan, b) Ke-

pemimpinan, c) Keterlibatan Personil, d) Pendekatan

Proses, e) Pendekatan Sistem Pengelolaan, f)Perbaikan

berkelanjutan, g)Pembuatan Keputusan Berdasarkan

Fakta h) Hubungan saling menguntungkan dg Mitra

Kerja/ Pemasok.

Dalam aspek produk (product) lebih menekankan

pada penilaian hak-hak pelanggan yang ada yaitu

kepuasan pelanggan melalui perkembangan terus

menerus untuk perbaikan kearah yang baik. Selanjut-

nya apakah implementasi SMM ISO 9001:2008 akan

dilanjutkan kembali setelah perpanjangan pelaksana-

an sampai tahun 2013, ditindaklanjuti dengan ber-

bagai modifikasi standar, ataukah ditunda atau diber-

hentikan karena telah memiliki kesesuaian, dimana

selanjutnya adalah pengembangan program untuk da-

Page 22: BAB II KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6066/2/T2_942011007_BAB II.pdfterintegrasi yang terdiri dari bermacam alat, teknik, ... solusi masalah

30

pat terlaksananya visi, misi, tujuan, dan rencana

strategis SMK Negeri 2 Salatiga.

Untuk melihat lebih jelas kerangka pikir, ske-

ma penelitian berikut menggambarkan kerangka eva-

luasi SMM ISO 9001:2008 di SMK Negeri 2 Salatiga.

Page 23: BAB II KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6066/2/T2_942011007_BAB II.pdfterintegrasi yang terdiri dari bermacam alat, teknik, ... solusi masalah

31

Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian

Modifikasi dari Evaluasi Model Stufflebeam (CIPP)

Stufflebeam dan Shinkfield, (1984:167)

EVALUASI SISTEM MANAJEMEN ISO 9001:2008, Di SMK N 2

Salatiga

EVALUASI

CONTEXT

EVALUASI

INPUT

EVALUASI

PROCESS

EVALUASI

PRODUCT

1. Kebijakan

Mutu SMM

ISO

2. VISI

3. MISI

4. Sasaran

Mutu

/Komitmen

SDM sesuai

8 Prinsip

manajemen

Mutu

1. Memenuhi Persyaratan

Pelanggan 2. Menetapkan

kesatuan tujuan dan

arah lembaga 3. Orang-orang

merupakan inti

lembaga 4.Sumber daya sebagai

suatu proses

5.Mengidentifikasi, memahami, mengelola sistem

proses, sumbangan yg efektif dan efisien

6.Perbaikan berkesinambungan lembaga

7.Keputusan efektif didasarkan analisis data dan informasi

8. meningkatankan kemampuan dan nilai dg pemasok

Kepuasan

Pelanggan

(8.2.1)

dan

Perbaikan terus

Menerus (8.5.1)

1.Fokus pd

Pelanggan (8.2.1) 2.Kepemimpinan(5.1)

3.Keterlibatan Personil (6.1)

4.Pendekatan Proses (5.5.1) 5.Pendekatan SistemPengelolaan

(5.4.2;5.6;6.1;

8.2.2)

6.Perbaikan berkelanjutan(8.5.1

7.Pembuatan

Keputusan Berdasarkan Fakta(7.6;8.2.3;8.2.

4;8.4)

8.Hubugan saling

menguntungkan dg Mitra Kerja/ Pemasok (7.4.1;5.5.2;7.4.3;8.1;

8.5.3)

Pembuatan

Keputusan

Ditunda

Digagalkan

Ditindak

lanjuti

Dimodifikasi

Penyempurnaan Mutu Berkesinambungan

Kepuasan Pelanggan

Page 24: BAB II KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6066/2/T2_942011007_BAB II.pdfterintegrasi yang terdiri dari bermacam alat, teknik, ... solusi masalah

32

Kerangka pikir diatas merupakan modifikasi dari

Evaluasi Model Stufflebeam (CIPP), dimana pada setiap

evaluasi sistem manajemen ISO terdiri dari evaluasi

context (1) kebijakan mutu SMM ISO, (2) Visi, (3) Misi,

(4) Sasaran Mutu/ komitmen manajemen. Evaluasi

Input (1) fokus pada pelanggan, (2) kepemimpinan, (3)

keterlibatan personil, (4) pendekatan proses, (5) pen-

dekatan sistem pengelolaan, (6) perbaikan berke-

lanjutan, (7) pembuatan keputusan berdasarkan fakta,

(8) Hubungan saling menguntungkan dengan mitra

kerja/ pemasok. Evaluasi Process (1) memenuhi per-

syaratan pelanggan, (2) menetapkan kesatuan tujuan

dan arah lembaga, (3) orang-orang merupakan inti

lembaga, (4) sumber daya sebagai suatu proses, (5)

mengidentifikasi, memahami, mengelola sistem proses,

sumbangan yang efektif dan efisien, (6) perbaikan

berkesinambungan lembaga, (7) keputusan efektif

didasarkan analisa data dan informasi, (8) mening-

katkan kemampuan dan nilai dengan pemasok. Eva-

luasi product (1) kepuasan pelanggan, (2) perbaikan

terus menerus.

Keempat aspek evaluasi diatas menjadi dasar ma-

najemen untuk mengambil keputusan, apakah kepu-

tusan ditunda, digagalkan, ditindaklanjuti, dan dimo-

difikasi, selanjutnya menjadi penyempurnaan mutu

secara berkesinambungan, bila pengambilan keputus-

an belum dapat diambil manajemen, kembali pada

keempat aspek evaluasi untuk ditinjau kembali, selan-

jutnya kesemuanya itu bermuara pada kepuasan

pelanggan.