BAB II KAJIAN TEORI A. Pengelolaan Emosi Marah 1 ...repository.ump.ac.id/2362/3/BAB II_EDY...

17
BAB II KAJIAN TEORI A. Pengelolaan Emosi Marah 1. Pengertian Emosi Menurut Walgito (2004) emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu (khusus), dan emosi cenderung terjadi dalam kaitannya dengan perilaku yang mengarah (approach) atau menyingkir (avoidance) terhadap sesuatu, dan perilaku tersebut pada umumnya disertai adanya ekspresi kejasmanian Menurut Rahmat (2009) emosi adalah reaksi subjektif yang diekspresikan seseorang dan biasanya diasosiasikan atau berhubungan dengan perubahan fisiologis dan tingkah laku. Menurut beberapa definisi dari beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu keadaan atau perasaan yang menjadikan perubahan-perubahan perilaku yang mengarah, perilaku tersebut ditimbulkan oleh situasi tertentu yang menjadikan perilaku tampak. 2. Marah Suharman (1995) mengartikan bahwa marah adalah suatu emosi yang memiliki ciri-ciri aktifitas simpatetik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat yang desebabkan adanya kesalahan yang mungkin nyata atau mungkin pula tidak. Chaplin (2009) 10 Studi Deskriptif Pengelolaan…, Edy Kurniawan, Fakultas Psikologi UMP, 2015

Transcript of BAB II KAJIAN TEORI A. Pengelolaan Emosi Marah 1 ...repository.ump.ac.id/2362/3/BAB II_EDY...

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengelolaan Emosi Marah 1 ...repository.ump.ac.id/2362/3/BAB II_EDY KURNIAWAN_PSIKOLOGI'11.pdf · emosi adalah reaksi subjektif yang diekspresikan seseorang

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengelolaan Emosi Marah

1. Pengertian Emosi

Menurut Walgito (2004) emosi merupakan keadaan yang

ditimbulkan oleh situasi tertentu (khusus), dan emosi cenderung terjadi

dalam kaitannya dengan perilaku yang mengarah (approach) atau

menyingkir (avoidance) terhadap sesuatu, dan perilaku tersebut pada

umumnya disertai adanya ekspresi kejasmanian Menurut Rahmat (2009)

emosi adalah reaksi subjektif yang diekspresikan seseorang dan biasanya

diasosiasikan atau berhubungan dengan perubahan fisiologis dan tingkah

laku.

Menurut beberapa definisi dari beberapa ahli diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa emosi adalah suatu keadaan atau perasaan yang

menjadikan perubahan-perubahan perilaku yang mengarah, perilaku

tersebut ditimbulkan oleh situasi tertentu yang menjadikan perilaku

tampak.

2. Marah

Suharman (1995) mengartikan bahwa marah adalah suatu emosi

yang memiliki ciri-ciri aktifitas simpatetik yang tinggi dan adanya

perasaan tidak suka yang sangat kuat yang desebabkan adanya kesalahan

yang mungkin nyata atau mungkin pula tidak. Chaplin (2009)

10

Studi Deskriptif Pengelolaan…, Edy Kurniawan, Fakultas Psikologi UMP, 2015

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengelolaan Emosi Marah 1 ...repository.ump.ac.id/2362/3/BAB II_EDY KURNIAWAN_PSIKOLOGI'11.pdf · emosi adalah reaksi subjektif yang diekspresikan seseorang

mendefinisikan marah suatu reaksi emosional akut yang ditimbulkan oleh

sejumlah situasi yang merangsang termasuk ancaman agresi lahiriah,

pengekangan diri serangan lisan, termasuk ancaman, dan kekecewaan.

Menurut Safaria (2009) marah merupakan sesuatu yang bersifat sosial

dan biasanya terjadi jika mendapat perlakuan tidak adil atau tidak

menyanangkan didalam interaksi sosial.

Dari beberapa definisi marah menurut beberapa ahli diatas maka

peneliti menyimpulkan marah adalah merupakan sublimasi dari perasaan

yang tidak menyenangkan terhadap lingkungan dan kekuatan kekuatan

yang tidak enak yang didapat dari lingkungan sekitar sehingga seseorang

mudah berperilaku emosional.

3. Pengelolaan emosi Marah

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1995) pengelolaan

adalah suatu proses cara dan perbuatan untuk mengendalikan,

menyelenggarakan, mengurus, dan mengatur. Menurut Goleman (1995)

pengelolaan emosi marah adalah merujuk pada bagaimana seseorang

mengatur perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis

dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.

Menurut Mulyono dan Purwanto (2006) pengelolaan emosi marah

adalah upaya pengelolaan suatu kondisi yang mengakibatkan timbulnya

ketidak seimbangan psikologis, hal tersebut tersebut membutuhkan upaya

untuk mencapai keseimbangan kembali. Menurut Arifin (2004)

pengelolaan emosi marah adalah usaha pengendalian dari ketegangan

Studi Deskriptif Pengelolaan…, Edy Kurniawan, Fakultas Psikologi UMP, 2015

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengelolaan Emosi Marah 1 ...repository.ump.ac.id/2362/3/BAB II_EDY KURNIAWAN_PSIKOLOGI'11.pdf · emosi adalah reaksi subjektif yang diekspresikan seseorang

fisik yang timbul akibat peningkatan energi yang terjadi akibat

meningkatnya zat gula yang dikeluarkan oleh hati sehingga seseorang

mengurangi atau menghilangkan tindakan agresif pada saat emosi marah

berlangsung.

Pengelolaan emosi marah menurut teori yang dikemukakan oleh

Freud (dalam Tanadi, 2007) adalah dorongan-dorongan id. Pengelolaan

dorongan tersebut dilakukan melalui pengembangan ego sebagai

pengasuh antara id dan super ego. Ego akan berperan sebagai manajer

emosi dengan cara membisik alasan-alasan dan suatu gaya adaptif yang

memungkinkan seseorang mendapatkan apa yang dinginkan dengan cara

yang bisa diterima oleh orang lain yang tidak akan merugikan, baik dunia

luar maupun aturan-aturan dan sanksi-sanksi yang ada dalam dunianya

sendiri.

Dari berbagai definisi menurut para ahli diatas, maka dapat

peneliti simpulkan bahwa pengelolaan emosi marah adalah suatu

tindakan untuk mengatur pikiran, perasaan, ketika dalam kondisi marah

dan bagaimana merespon emosi marah yang dirasakannya, sehingga

dapat mencegah sesuatu yang buruk atau merugikan diri sendiri maupun

orang lain.

4. Aspek Pengelolaan Emosi Marah

Wade (2007) terdapat beberapa aspek dari pengelolaan marah,

yaitu:

Studi Deskriptif Pengelolaan…, Edy Kurniawan, Fakultas Psikologi UMP, 2015

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengelolaan Emosi Marah 1 ...repository.ump.ac.id/2362/3/BAB II_EDY KURNIAWAN_PSIKOLOGI'11.pdf · emosi adalah reaksi subjektif yang diekspresikan seseorang

1) Mengenali emosi marah, emosi marah merupakan kemampuan untuk

mengendalikan perasaan marah sewaktu perasaan marah itu muncul,

sehingga seseorang tidak dikuasai oleh marah. Seseorang yang

memiliki kemampuan dalam mengenali emosi marah dapat bereaksi

secara tepat dan pada saat yang tepat terhadap kemarahan yang

muncul.

2) Mengendalikan marah, seseorang yang dapat mengendalikan marah

tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh marah, sehingga sehingga

emosi marah tidak berlebihan dan tidak terjadi pada tingkat

intensitas yang tinggi.

3) Meredakan marah, merupakan suatu kemampuan untuk

menenangkan diri sendiri setelah individu marah.

4) Mengungkapkan marah secara asertif, orang yang asertif dapat

mengungkapkan perasaan marahnya secara jujur dan tepat tanpa

melukai perasaan orang lain.

Menurut Mawardi (2002) terdapat pendekatan didalam mengelola

emosi marah, antara lain:

1) Menerima perasaan marah

Apabila dimasa mendatang kita merasa marah, terima saja.

Jangan mengingkari perasaan, menolaknya atau mencoba untuk

menutupinya.

2) Menggali sumber marah

Studi Deskriptif Pengelolaan…, Edy Kurniawan, Fakultas Psikologi UMP, 2015

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengelolaan Emosi Marah 1 ...repository.ump.ac.id/2362/3/BAB II_EDY KURNIAWAN_PSIKOLOGI'11.pdf · emosi adalah reaksi subjektif yang diekspresikan seseorang

Dapatkan sumber emosinya, jika sumbernya adalah sesuatu

yang dikatakan orang kepada kita, Tanya pada diri kita sendiri

mengapa kata-kata itu membuat kita marah.

3) Mengekspresikan perasaan marah secara tepat

Mengungkapkan dan mengkomunikasikan secara verbal

dengan asertif.

4) Melupakan masalah yang membuat kita marah

Dari pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa,

aspek dalam mengelola emosi marah yaitu mengenali emosi marah,

mengendalikan marah, meredakan marah, mengungkapkan marah secara

asertif.

5. Gejala-Gejala Emosi Marah

Blackburns (1994) menyatakan beberapa gejala marah, antara

lain:

a. Gejala dari aspek biologis

1) Tekanan darah meningkat

2) Frekuensi denyut jantung meningkat

3) Wajah merah

4) Pupil melebar

5) Frekuensi pengeluaran pupil meningkat

b. Gejala marah dari aspek emosional

1) Merasa tidak nyaman

2) Merasa tidak berdaya

Studi Deskriptif Pengelolaan…, Edy Kurniawan, Fakultas Psikologi UMP, 2015

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengelolaan Emosi Marah 1 ...repository.ump.ac.id/2362/3/BAB II_EDY KURNIAWAN_PSIKOLOGI'11.pdf · emosi adalah reaksi subjektif yang diekspresikan seseorang

3) Jengkel

4) Ingin berkelahi

5) Mengamuk

6) Bermusuhan

7) Sakit hati

8) Menyalahkan

9) Menuntut

Ekman dan Friesen (dalam Walgito, 2004) mengatakan gejala-

gejala emosi marah dari gejala kejasmanian yaitu:

a. Rasa sedih

b. Ketakutan

c. Mukanya pucat

d. Jantung berdebar-debar,

Wade (2007) mengatakan gejala-gejala pada seseorang yang

memiliki kemarahan meliputi:

a. Denyut nadi secara kencang

b. Jantung berdetak keras

c. Rahang terasa kaku

d. Otot menjadi tegang

e. Sekujur tubuh terasa panas

f. Mengepalkan tinju

g. Berjalan cepat-cepat

h. Gelisah

Studi Deskriptif Pengelolaan…, Edy Kurniawan, Fakultas Psikologi UMP, 2015

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengelolaan Emosi Marah 1 ...repository.ump.ac.id/2362/3/BAB II_EDY KURNIAWAN_PSIKOLOGI'11.pdf · emosi adalah reaksi subjektif yang diekspresikan seseorang

i. Tidak bisa istirahat

j. Bicara lebih cepat dan keras

k. Berfikir akan mengamuk atau balas dendam

Dari berbagai sumber gejala menurut para ahli diatas dapat

peneliti simpulkan bahwa orang yang memiliki emosi khususnya emosi

marah dapat diketahui melalui gejala-gejala sebagai berikut:

a. Pupila mata membesar, alis melebar, dan bola mata melotot.

b. Kecepatan dan kekuatan denyut jantung bertambah.

c. Tekanan darah meningkat, volume darah pada anggota badan

terutama lengan dan kaki bertambah, akibatnya kulit menjadi merah.

d. Ujung rambut berdiri.

e. Pernapasan menjadi takteratur, kadang-kadang cepat kadang-kadang

lambat.

f. Saluran paru-paru melebar sehingga orang dapat menghirup lebih

banyak oksigen.

g. Liver lebih banyak mengeluarkan gula ke otot-otot.

h. Kelenjar keringat pada kulit mengeluarkan banyak keringat

i. Kelenjar ludah terhambat dengan akibat mulit menjadi kering.

j. Pencernaan berhenti.

k. Kelenjar adrenal mengalirkan hormon adrenalin kedalam darah

dengan akibat jantung berdepat lebih cepat, liver mengalirkan gula

l. Rasa sedih

m. Ketakutan

Studi Deskriptif Pengelolaan…, Edy Kurniawan, Fakultas Psikologi UMP, 2015

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengelolaan Emosi Marah 1 ...repository.ump.ac.id/2362/3/BAB II_EDY KURNIAWAN_PSIKOLOGI'11.pdf · emosi adalah reaksi subjektif yang diekspresikan seseorang

n. Mukanya pucat

o. Denyut nadi secara kencang

p. Rahang terasa kaku

q. Otot menjadi tegang

r. Sekujur tubuh terasa panas

s. Mengepalkan tinju

t. Berjalan cepat-cepat

u. Gelisah

v. Tidak bisa istirahat

w. Bicara lebih cepat dan keras

x. Berfikir akan mengamuk atau balas dendam

6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Emosi Marah

Purwanto dan Mulyono (2006) secara garis besar faktor yang

mempengaruhi emosi marah terdiri atas faktor fisik dan psikis:

a. Faktor fisik

1) Kelelahan yang berlebihan, seseorang yang bertugas melayani

jika kurang istirahat maka akan mudah merasa lelah. Dalam

kondisi seperti itu akan lebih mudah marah dan mudah sekali

tersinggung serta dapat menjadi penyebab utama menurunnya

kondisi fisik pada seseorang sehingga rentan terhadap

kecenderungan somatisasi.

2) Zat-zat tertentu yang dapat menyebabkan marah. Jika otak

kurang mendapat zat asam, orang tersebut lebih mudah marah.

Studi Deskriptif Pengelolaan…, Edy Kurniawan, Fakultas Psikologi UMP, 2015

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengelolaan Emosi Marah 1 ...repository.ump.ac.id/2362/3/BAB II_EDY KURNIAWAN_PSIKOLOGI'11.pdf · emosi adalah reaksi subjektif yang diekspresikan seseorang

b. Faktor psikis

Faktor psikis yang menimbulkan marah erat kaitannya

dengan kepribadian seseorang, terutama sekali yang menyangkut apa

yang disebut “self concept yang salah” yaitu anggapan seseorang

terhadap dirinya sendiri yang salah. Self concept yang salah

menghasilkan pribadi yang tidak seimbang dan tidak matang. Hal ini

karena seseorang akan menilai dirinya sangat berlainan sekali

dengan kenyataan yang ada. Beberapa self consept yang salah dapat

dibagi menjadi 3.

1) Rasa rendah diri (MC= Minderwaardigheid Complex), yaitu

menilai dirinya sendiri lebih rendah dari yang sebenarnya.

2) Sombong (Superiority Complex), yaitu menilai dirinya sendiri

sangat penting melebihi kenyataan yang sebenarnya.

3) Egoistis atau terlalu mementingkan dirinya sendiri, yang menilai

dirinya sangat penting melebihi kenyataan.

Menurut Zaqeus (2004) secara garis besar emosi marah bisa

disebabkan oleh faktor internal dan eksternal:

a. Faktor internal

Menyangkut self control seseorang, pola pandang yang

dianutnya, serta kebiasaan yang ditumbuhkannya dalam merespons

suatu permasalahan

Studi Deskriptif Pengelolaan…, Edy Kurniawan, Fakultas Psikologi UMP, 2015

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengelolaan Emosi Marah 1 ...repository.ump.ac.id/2362/3/BAB II_EDY KURNIAWAN_PSIKOLOGI'11.pdf · emosi adalah reaksi subjektif yang diekspresikan seseorang

b. Faktor eksternal

Situasi-situasi diluar diri seseorang yang memancing respon

emosional, latar belakang keluarga, serta budaya dan lingkungan

sekitar.

Menurut Wade (2007) faktor yang mempengaruhi emosi marah

yaitu:

a. Faktor keluarga, kehidupan keluarga merupakan merupakan sekolah

mempelajari emosi, oleh karena itu keluarga memiliki peran yang

sangat penting. Didalam keluarga anak belajar bagaimana merasakan

perasaannya sendiri, bagaimana orang lain menanggapi perasaannya

serta bagaimana mengungkapkan perasaannya terhadap orang lain.

b. Lingkungan sosial, lingkungan sosial meliputi lingkungan sekolah,

yaitu pendidikan yang mereka dapat disekolah, hubungan dengan

teman-temannya, serta sikap pengajar. Lingkungan sosial terutama

teman sebaya yang merupakan kumpulan orang-orang lain yang cukup

berpengaruh terhadap perkembangan emosi seseorang. Jadi

lingkungan secara tidak langsung mempengaruhi kematangan emosi

Menurut Devilit (2004) terdapat dua faktor yang mempengaruhi

emosi marah, yaiyu:

a. Faktor internal (dari dalam diri), misalnya perasaan salah ketika

didalam pekerjaan yang tak bisa terselesaikan dan akhirnya pecah

menjadi kemarahan.

Studi Deskriptif Pengelolaan…, Edy Kurniawan, Fakultas Psikologi UMP, 2015

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengelolaan Emosi Marah 1 ...repository.ump.ac.id/2362/3/BAB II_EDY KURNIAWAN_PSIKOLOGI'11.pdf · emosi adalah reaksi subjektif yang diekspresikan seseorang

b. Faktor eksternal, faktor ini tercipta karena adanya sebuah provokasi

dari luar.

Dari berbagai sumber para ahli diatas, dapat peneliti simpulkan

bahwa terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya emosi

khususnya marah, antara lain

a. Tubuh Manusia

b. Budaya

c. Pikiran

d. Faktor keluarga

e. Lingkungan sosial

f. Faktor internal, dan

g. Faktor eksternal

7. Dampak Negatif Emosi

Menurut Dimyati (1990) terdapat beberapa efek yang terkandung

dalam emosi, antara lain:

a. Hambatan kemampuan berfikir, karena berfikir adalah alat terbaik

untuk memecahkan masalah tetapi juga menciptakan persoalan baru

b. Emosi dapat mengganggu gangguan permanen tubuh

c. Radang usus, disebabkan karena tekanan-tekanan emosi

d. Penyakit kulit tekanan darah tinggi

e. Ashma

f. Sakit kepala

g. Dapat mengganggu pengobatan sakit jantung, diabetes, epilepsy

Studi Deskriptif Pengelolaan…, Edy Kurniawan, Fakultas Psikologi UMP, 2015

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengelolaan Emosi Marah 1 ...repository.ump.ac.id/2362/3/BAB II_EDY KURNIAWAN_PSIKOLOGI'11.pdf · emosi adalah reaksi subjektif yang diekspresikan seseorang

8. Dampak Positif mengelola Emosi

Menurut Danil (1995) terdapat beberapa manfaat mengelola

emosi, antara lain:

a. Toleransi yang lebih tinggi terhadap frustasi dan pengelolaan marah.

b. Berkurangnya ejekan verbal

c. Lebih mampu mengungkapkan marah dengan tepat, tanpa berkelahi.

d. Berkurangnya larangan

e. Berkurangnya perilaku agresif atau merusak diri sendiri.

f. Perasaan yang lebih positif tentang diri sendiri, keluarga.

g. Berkurangnya kesepian dan kecemasan dalam pergaulan.

Menurut Goleman (1995) terdapat beberapa manfaat emosi secara

produktif, antara lain:

a. Lebih bertanggung jawab.

b. Lebih mampu memusatkan perhatian pada tugas yang dikerjakan dan

menaruh perhatian.

c. Kurang impulksif.

d. Lebih menguasai diri.

e. Meningkatnya prestasi kerja.

B. Sopir

1. Pengertian Sopir

Menurut kamus besar Indonesia, sopir adalah seorang pengemudi

mobil. Menurut Hadiman (1992) sopir adalah orang yang mengemudikan

kendaraan atau orang yang secara langsung mengawasi calon pengemudi.

Studi Deskriptif Pengelolaan…, Edy Kurniawan, Fakultas Psikologi UMP, 2015

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengelolaan Emosi Marah 1 ...repository.ump.ac.id/2362/3/BAB II_EDY KURNIAWAN_PSIKOLOGI'11.pdf · emosi adalah reaksi subjektif yang diekspresikan seseorang

Menurut pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sopir adalah

seorang yang mengemudikan kendaraan atau orang yang secara langsung

mengawasi calon pengemudi

2. Peran Sopir

Menurut Oetomo (2006) tugas yang dilakukan oleh sopir meliputi :

a. Mengemudikan kendaraan

b. Mengantarkan para penumpang ke tempat tujuan

c. Bertanggung jawab terhadap kenyamanan penumpang

Menurut Pambagio (Muluk, 1996) tugas-tugas yang dilakukan sopir.

a. Menghidupi keluarga

b. Mengidupi banyak pihak

c. Membayar kepada kepemilikan bus

d. Pungutan yang harus mereka setori

3. Kendaraan Umum BUS AKDP

Menurut Hadiman (1992) kendaraan adalah kendaraan yang

digerakan oleh peralatan teknik yang berbeda pada kendaraan itu selain

kendaraan yang berjalan diatas rel. Menurut Hadiman (1992) kendaraan

umum adalah setiap kendaraan yang disediakan untuk dipergunakan oleh

umum dengan dipungut bayaran. Menurut Hadiman (1992) bus adalah

kendaraan umum beroda empat dengan rumah-rumah. Menurut Undang-

undang lalu lintas No. 14 Tahun 1992 AKDP adalah singkatan dari Antar

Kota Dalam Provinsi

Studi Deskriptif Pengelolaan…, Edy Kurniawan, Fakultas Psikologi UMP, 2015

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengelolaan Emosi Marah 1 ...repository.ump.ac.id/2362/3/BAB II_EDY KURNIAWAN_PSIKOLOGI'11.pdf · emosi adalah reaksi subjektif yang diekspresikan seseorang

Menurut pengertian ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

pengertian kendaraan umum bus AKDP adalah individu yang

mengangkut barang atau orang dengan menggunakan kendaraan umum

bus antar Kota dalam Provinsi dengan dipungut bayaran.

C. Pengelolaan Emosi Marah Pada Sopir Bus AKDP

Menurut Hadiman (1992) sopir adalah orang yang mengemudikan

kendaraan atau orang yang secara langsung mengawasi calon pengemudi.

Tugas dan tanggung jawab supir bukan hal yang ringan, selain itu

mereka harus melaksanakan kodratnya sebagai seorang yang berprofesi

sebagai sopir bus mereka juga harus bersikap sabar dalam bekerja sebagai

seorang sopir yang bertugas melayani penumpangnya. Manusia akan

mengalami stres apabila kurang mampu keinginannya dengan kenyataannya,

hal ini sangat mengganggu baik secara psikis maupun fisik.

Stres yang dialami para sopir lama kelamaan akan mengarah kepada

perasaan apatis, tidak peduli dan tidak bertanggung jawab karena mereka

belajar dari pengalaman bahwa sistem tidak memihak kepada mereka untuk

berlaku benar, Persepsi ini sendiri sudah merupakan sumber-sumber stres

yang berakibat emosi yang potensial bagi sopir ditambah dengan kenyataan

riil dilapangan dan faktor dukungan sosial (social support) terhadap sopir dari

lingkungannya (Sarafino dalam Muluk 1996).

Salah satu penyebab emosi marah sebagai dikemukakan oleh Safaria

(2009) faktor yang mempengaruhi perilaku emosi marah adalah mulai dari

Studi Deskriptif Pengelolaan…, Edy Kurniawan, Fakultas Psikologi UMP, 2015

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengelolaan Emosi Marah 1 ...repository.ump.ac.id/2362/3/BAB II_EDY KURNIAWAN_PSIKOLOGI'11.pdf · emosi adalah reaksi subjektif yang diekspresikan seseorang

hal yang sepele, seperti jalanan macet, udara panas, sampai masalah yang

kompleks, seperti halnya marah pada orang yang selalu mengkritik atau

marah karna merasa tidak mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Dari kajian terhadap beberapa teori dapat dilihat bahwa sopir bus

yang memiliki beberapa tuntutan pekerjaannya dan tidak didukung oleh

faktor-faktor lingkungan maupun dukungan sosial, maka jika sopir bus

kurang bisa mengelola masalah yang ada didalam pekerjaannya akan mudah

terjadi emosi marah.

Marah menurut Grenenberg dan Watson (dalam Safaria, 2009) tidak

bisa dikatakan sebagai sesuatu yang positif dan negatif pada tingkatan yang

wajar. Akan tetapi, pada intensitas yang berlebihan emosi marah bisa menjadi

sangat merusak dan berbahaya. Emosi marah merupakan respon yang dibawa

sejak lahir (innate response) yang berkaitan dengan kekerasan.

Hal ini terlihat pada sopir bus yang memiliki emosi marah karena

keinginan yang tidak terpenuhi serta tuntutan yang harus mereka kerjakan.

Sehingga mengekspresikan kemarahan dalam bentuk perilaku dijalan antara

lain perilaku ugal-ugalan, nggertak kernet, bunyi klakson yang tidak

beraturan, kecepatan tinggi.

Emosi marah juga merupakan signal bagi kita untuk

mempertahankan diri dari pelecehan dan perampasan hak individu. Emosi

marah bisa bersifat protektif (suatu gerak yang dipolakan guna menghindar

organism dari perangsang yang menyakitkan atau berbahaya), konstruktif,

Studi Deskriptif Pengelolaan…, Edy Kurniawan, Fakultas Psikologi UMP, 2015

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengelolaan Emosi Marah 1 ...repository.ump.ac.id/2362/3/BAB II_EDY KURNIAWAN_PSIKOLOGI'11.pdf · emosi adalah reaksi subjektif yang diekspresikan seseorang

tetapi juga dapat bisa menjadi destruktif (Greenberg dan Watson dalam

Safaria, 2009)

D. Kerangka Berfikir

Sopir adalah orang yang mengemudikan kendaraan atau orang yang

secara langsung mengawasi calon pengemudi. Tugas dan tanggung jawab sopir

bus bukan hal yang ringan, dan tidak hanya mengemudi saja selain itu mereka

harus melaksanakan kodratnya sebagai seorang yang berprofesi sebagai sopir bus

mereka juga harus bersikap sabar dalam bekerja sebagai seorang sopir yang

bertugas melayani penumpangnya.

Stimulus lingkungan

Perilaku emosi marah sopir bus AKDP

Tuntutan Pekerjaan

Sopir

Pengelolaan Emosi Marah

Muncul Emosi Marah

Studi Deskriptif Pengelolaan…, Edy Kurniawan, Fakultas Psikologi UMP, 2015

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengelolaan Emosi Marah 1 ...repository.ump.ac.id/2362/3/BAB II_EDY KURNIAWAN_PSIKOLOGI'11.pdf · emosi adalah reaksi subjektif yang diekspresikan seseorang

Dalam setiap pekerjaan selalu mengharapkan tujuan yang harus dicapai

dengan efektif dan efesien, sopir bus adalah suatu sumberdaya manusia yang

bertujuan memperlancar suatu pembangunan transportasi. Untuk mencapai tujuan

tesebut tidaklah semudah untuk dilakukan, akan tetapi memerlukan adanya

tindakan yang tidak sedikit dan tidak mudah, banyak faktor-faktor yang

mempengaruhi tercapainya tujuan individu yang secara efektif dan efesien, baik

faktor internal individu maupun faktor eksternal luar individu. Banyak aspek yang

mempengaruhi tingkat emosi individu, aspek-aspek tersebut akan dipersepsikan

dan dikelola individu didalam menjalankan suatu aktifitasnya sebagai sopir bus.

Individu yang tidak dapat mengelola emosi marah yang dihasilkan dari

faktor lingkungan akan mudah mengekspresikan marahnya dengan bersikap

agresif dengan perilaku berpindah-pindah jalur, ingin menyerobot, ataupun

mengemudi dengan kecapatan melebihi batas maksimum kecepatan, memberikan

isyarat hinaan kepada sopir lain karena tidak sabaran sopir bus. Sopir bus yang

tidak dapat mengelola emosi marah akan menjadikan perubahan perubahan

psikologis maupun fisik, jika perubahan-perubahan tersebut tidak dikelola dengan

baik maka akan mudah menjadikan perilaku yang nampak seperti halnya ugal-

ugalan, bicara yang kasar, raut muka menjadi memerah, detak jantung menjadi

cepat, pernafasan terganggu, mata melotot.

Studi Deskriptif Pengelolaan…, Edy Kurniawan, Fakultas Psikologi UMP, 2015