BAB II Kajian Teori a. juga dapat diartikan sebagai...

25
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Media (KLBI: 2001) adalah alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, spanduk, gambar, dan sebagainya. Media juga adalah yang terletak diantara dua pilihan (orang, golongan, dll) yang bisa dipakai sebagai pendidikan. Media juga dapat diartikan sebagai perantara atau penghubung. Media sebagai sarana pendidikan adalah alat atau bahan yang digunakan dalam proses pengajaran atau pembelajaran. Media menurut Bringgs (Mulyani: 2001) adalah segala alat fisik yang menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar. Media pendidikan atau pengajaran didefinisikan oleh Gagne dan Reiser (Mulyani: 2001) adalah sebagai alat-alat fisik dimana pesan-pesan instruksional dikomunikasikan. Dengan kata lain media pengajaran adalah alat yang digunakan dalam komunikasi dengan tujuan untuk dalam efektifitas proses belajar mengajar. Dari pengertian media pengajaran di atas dapat disimpulkan bahwa media pengajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan

Transcript of BAB II Kajian Teori a. juga dapat diartikan sebagai...

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media (KLBI: 2001) adalah alat (sarana) komunikasi seperti

koran, majalah, radio, televisi, film, poster, spanduk, gambar, dan

sebagainya. Media juga adalah yang terletak diantara dua pilihan

(orang, golongan, dll) yang bisa dipakai sebagai pendidikan. Media

juga dapat diartikan sebagai perantara atau penghubung. Media

sebagai sarana pendidikan adalah alat atau bahan yang digunakan

dalam proses pengajaran atau pembelajaran.

Media menurut Bringgs (Mulyani: 2001) adalah segala alat

fisik yang menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk

belajar. Media pendidikan atau pengajaran didefinisikan oleh Gagne

dan Reiser (Mulyani: 2001) adalah sebagai alat-alat fisik dimana

pesan-pesan instruksional dikomunikasikan.

Dengan kata lain media pengajaran adalah alat yang digunakan

dalam komunikasi dengan tujuan untuk dalam efektifitas proses belajar

mengajar. Dari pengertian media pengajaran di atas dapat disimpulkan

bahwa media pengajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan

guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan

7

instruksional dalam proses belajar mengajar (PBM) sehingga

memudahkan pencapaian tujuan pengajaran.

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan

digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran (Sanaky, 2009:

3). Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar,

pengajar, dan bahan ajar. Dapat dikatakan bahwa, bentuk komunikasi

tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan.

Bentuk-bentuk stimulus dapat dipergunakan sebagai media,

diantaranya adalah hubungan atau interaksi manusia, realitas, gambar

bergerak atau tidak, tulisan dan suara yang direkam. Maka dengan

kelima bentuk stimulus ini, akan membantu pembelajar mempelajari

bahan pelajaran. Atau, dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk

stimulus yang dapat dipergunakan sebagai media pembelajaran adalah

suara, lihat, dan gerakan.

Sarana yang dapat digunakan untuk menampilkan atau

menyampaikan pelajaran yang dalam pengertian luas disebut dengan

media pembelajaran. Secara umum, ada tiga jenis media yang perlu

diketahui, yaitu: media audio (dapat didengar), media visual (dapat

dilihat), dan media audio-visual (di dengar dan dilihat) (Sanaky, 2009:

21).

Gambar, yaitu segala sesuatu yang diwujudkan secara visual

dalam bentuk dua dimensi dan sebagai curahan perasaan dan pikiran.

Lukisan, dapat berbentuk ilustrasi, karikatur, kartun, poster, gambar

8

seri, poster, slide, dan filmstrip (Sanaky, 2009: 43). Sedangkan

lambang visual, yaitu gambar yang secara keseluruhan dari sesuatu

yang dijelaskan ke dalam suatu bentuk yang dapat divisualisasikan,

misalnya:

1) Sketsa, yaitu hasil lukisan yang bentuknya belum lengkap atau tidak lengkap;

2) bagan, yaitu kombinasi garis atau tulisan dengan gambarnya yang dijelmakan secara logis untuk menerangkan fakta dan ide;

3) grafik, yaitu gambar yang memberi keterangan tentang angka-angka dan hubungannya;

4) poster gambar, berfungsi sebagai pemberitahuan atau peringatan atau penggugah;

5) komik, yaitu gambar atau lukisan bersambung yang merupakan cerita;

6) kartun gambar, digunakan untuk menghibur, mengkritik, dan menganjurkan;

7) diagram, yaitu kombinasi antara garis dan gambar yang menunjukkan hubungan intern dan bersifat abstrak;

8) peta gambar, melukiskan lambang keadaan yang sebenarnya; 9) lambang akta (verbal), yaitu lambang kata dapat dijumpai dalam

buku dan bahan-bahan bacaan lainnya, seperti buku, majalah, koran, dan lain-lain.

b. Ciri-ciri Media Pembelajaran Gambar

Media pembelajaran identik artinya dengan pengertian

keperagaan yang berasal dari kata raga yaitu suatu bentuk yang dapat

diraba, dilihat, didengar, diamati melalui panca indera. Tekanan utama

media adalah terletak pada benda atau hal-hal yang dilihat, didengar,

dan diraba (Sanaky, 2009: 37).

Gambar atau foto merupakan media yang paling umum

digunakan orang, karena media ini mudah dimengerti dan dapat

dinikmati, mudah didapatkan dan dijumpai di mana-mana, serta

banyak memberikan penjelasan bila dibandingkan dengan verbal.

9

Perbedaan antara media gambar atau foto dengan verbal adalah: (1)

media gambar atau foto, memvisualkan apa adanya secara detail, (2)

verbal (kata-kata), kelemahannya terletak pada keterbatasan daya ingat

dalam bercerita dan menjelaskan, sehingga mungkin ada hal-hal yang

tercecer atau terlupakan dalam menyampaikan pesan (Sanaky, 2009:

69-70).

c. Keuntungan Media Pembelajaran Gambar

Penyajian materi pelajaran dengan menggunakan gambar, tentu

merupakan daya tarik tersendiri bagi pembelajar. Maka penggunaan

gambar/foto harus sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan, dan

tujuan yang diinginkan. Selain itu penggunaan gambar dalam proses

pembelajaran sangat tergantung pada kreasi dan inisiatif pengajar itu

sendiri, asalkan gambar atau foto tersebut dari sisi seni bagus dan

sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kelebihan atau keuntungan media

gambar atau foto adalah sebagai berikut (Sanaky, 2009: 70):

1) Sifatnya konkret, lebih realis menunjukkan pada pokok masalah

bila dibandingkan dengan verbal semata.

2) Gambar dapat mengatasi ruang dan waktu, artinya tidak semua

benda, obyek, peristiwa dapat di bawa ke kelas, dan pembelajar

tidak dapat dibawa ke obyek tersebut. Maka perlu diciptakan

dengan membuat gambar atau foto benda tersebut.

3) Gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan panca indera.

Misalnya, binatang bersel satu tak mungkin dilihat dengan mata

10

telanjang, tetapi dengan mikroskop. Apabila tidak menggunakan

mikroskop, maka dapat direkayasa dengan bentuk gambar atau

foto.

4) Memperjelas suatu sajian masalah dalam bidang apa saja dan untuk

tingkat usia berapa saja.

5) Media ini, lebih murah harganya, mudah didapatkan dan digunakan

tanpa memerlukan peralatan khusus.

d. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran

Secara khusus menurut Mulyani (2001) media pembelajaran

digunakan dengan tujuan sebagai berikut:

1) Memberi kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami

konsep, prinsip, sikap dan keterampilan tertentu dengan

menggunakan media yang paling tepat menurut karakteristik

bahan.

2) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi

sehingga lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar

3) Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan oleh

peserta didik, serta membantu guru dalam mentransfer sebuah

pengetahuan kepada siswanya.

Namun dalam persiapan, guru harus dapat memilih media yang

sesuai dengan materi dan tujuan yang akan diajarkan serta karakteristik

siswa yang menggunakannya.

e. Fungsi Media Pembelajaran

11

Seperti yang diungkapkan oleh Mulyani (2001) bahwa media

pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menghantarkan atau menyampaikan pesan, berupa sejumlah

pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap kepada peserta didik

sehingga peserta didik dapat menangkap, memahami dan memiliki

pesan-pesan dan makna yang disampaikan. Menurut fungsinya, media

pembelajaran dapat dibedakan menjadi 6 kategori sebagai berikut:

1) Penggunaan media dalam proses pembelajaran berfungsi sebagai

alat bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif.

2) Penggunaan media pengajaran merupakan salah satu unsur yang

harus dikembangkan oleh guru.

3) Penggunaan media dalam pembelajaran, harus melihat tujuan dan

bahan pengajaran.

4) Penggunaan media dalam pembelajaran bukan semata-mata alat

hiburan, dalam arti hanya digunakan sekedar melengkapi proses

belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.

5) Penggunaan media dalam pembelajaran lebih diutamakan untuk

mempercepat proses pembelajaran dan membantu siswa dalam

menangkap pengertian yang diberikan guru.

6) Penggunaan media dalam pembelajaran diutamakan untuk

mempertinggi mutu belajar mengajar sehingga hasil belajar yang

dicapai siswa akan tahan lama diingat siswa.

12

f. Macam-macam Media Pembelajaran

Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media

pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu

(1) media hasil teknologi cetak, (2) media hasil teknologi audio-visual,

(3) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan (4) media

hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. (Arsyad, 2007: 29)

Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau

menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama

melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media

hasil teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto atau representasi

fotografik dan reproduksi. Materi cetak dan visual merupakan dasar

pengembangan dan penggunaan kebanyakan materi pembelajaran

lainnya. Teknologi ini menghasilkan materi dalam bentuk salinan

tercetak. Dua komponen pokok teknologi ini adalah materi teks verbal

dan materi visual yang dikembangkan berdasarkan teori yang berkaitan

dengan persepsi visual, membaca, memproses informasi, dan teori

belajar. Teknologi cetak memiliki ciri-ciri berikut:

1) Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati berdasarkan

ruang;

2) Baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan

reseptif;

3) Teks dan visual ditampilkan statis (diam);

13

4) Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip

kebahasaan dan persepsi visual;

5) Baik teks maupun visual berorientasi (berpusat) pada siswa;

6) Informasi dapat diukur kembali atau ditata ulang oleh pemakai.

Teknologi audio-visual cara menghasilkan atau menyampaikan

materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik

untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran melalui

audio-visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses

belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor

visual yang lebar. Jadi, pengajaran melalui audio-visual adalah

produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui

pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada

pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa. Ciri-ciri utama

teknologi media audio-visual adalah sebagai berikut:

Mereka biasanya bersifat linear;

1) Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis;

2) Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya

oleh perancang/ pembuatnya;

3) Mereka merupakan representasi fisik dari gagasan real atau

gagasan abstrak;

4) Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme

dan kognitif;

14

5) Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat

pelibatan interaktif murid yang rendah.

Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan

atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang

berbasis mikro-prosesor. Perbedaan antara media yang dihasilkan oleh

teknologi berbasis komputer dengan yang dihasilkan dari dua

teknologi lainnya adalah karena informasi/ materi disimpan dalam

bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan atau visual. Pada dasarnya

teknologi berbasis komputer menggunakan layar kaca untuk

menyajikan informasi kepada siswa. Berbagai jenis aplikasi teknologi

berbasis komputer dalam pembelajaran umumnya dikenal sebagai

computer-assisted instruction (pembelajaran dengan bantuan

komputer). Aplikasi tersebut apabila dilihat dari cara penyajian dan

tujuan yang ingin dicapai meliputi tutorial (penyajian materi pelajaran

secara bertahap), drills and practice (latihan untuk membantu siswa

menguasai materi yang telah dipelajari sebelumnya), permainan dan

simulasi (latihan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang

baru dipelajari), dan basis data (sumber yang dapat membantu siswa

menambah informasi dan pengetahuannya sesuai dengan keinginan

masing-masing). Beberapa ciri media yang dihasilkan teknologi

berbasis komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak)

adalah sebagai berikut:

15

a) Mereka dapat digunakan secara acak, non-sekuensial, atau secara

linear;

b) Mereka dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau

berdasarkan keinginan perancang/ pengembang sebagaimana

direncanakannya;

c) Biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan

kata, simbol, dan grafik;

d) Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini;

e) Pembelajaran dapat berorientasi siswa dan melibatkan

interaktivitas siswa yang tinggi.

Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan

menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa

bentuk media yang dikendalikan oleh komputer. Perpaduan beberapa

jenis teknologi ini dianggap teknik yang paling canggih apabila

dikendalikan oleh komputer yang memiliki kemampuan yang hebat

seperti jumlah random access memory yang besar, hard disk yang

besar, dan monitor yang beresolusi tinggi ditambah dengan periperal

(alat-alat tambahan seperti videodisc player, perangkat keras untuk

bergabung dalam satu jaringan, dan sistem audio. Beberapa ciri utama

teknologi berbasis komputer adalah sebagai berikut:

(1) Ia dapat digunakan secara acak, sekuensial, secara linear;

(2) Ia dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa, bukan saja

dengan cara yang direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya;

16

(3) Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks

pengalaman siswa, menurut apa yang relevan dengan siswa, dan di

bawah pengendalian siswa;

(4) Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam

pengembangan dan penggunaan pelajaran;

(5) Pembelajarna ditata dan terpusat pada lingkup kognitif sehingga

pengetahuan dikuasai jika pelajaran itu digunakan;

(6) Bahan-bahan pelajaran melibatkan banyak interaktivitas siswa;

(7) Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai

sumber.

Menurut Sanjaya (2008: 211-212) media pembelajaran dapat

diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut

mana melihatnya.

1) Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:

a) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau

media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman

suara

b) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak

mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini

adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai

bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis.

c) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung

unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat,

17

seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain

sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih

menarik, sebab mengandung kedau unsur jenis media yang

pertama dan kedua.

2) Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke

dalam:

a) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti

radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-

hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus

menggunakan ruangan khusus.

b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan

waktu, seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya

3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke

dalam:

a) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip,

transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian

memerlukan alat proyeksi khusus, seperti film projector untuk

memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film

slide, Over Head Projector (OHP) untuk memproyeksikan

transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka

media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.

b) Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan,

radio, dan lain sebagainya.

18

Menurut Rudi Brets (dalam Sanjaya, 2008: 212), ada 7 (tujuh)

klasifikasi media yaitu:

1) Media audiovisual gerak, seperti: film suara, pita video, film tv

2) Media audiovisual diam, seperti: film rangkai suara

3) Audio semigerak, seperti: tulisan jauh bersuara

4) Media visual bergerak, seperti: film bisu

5) Media visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone, slide bisu

6) Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio

7) Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri

Di samping itu, ada juga yang mengelompokkan media dengan

membedakan antara media rumit mahal (big media) dan media sederhana

murah (little media). Kategori big media, antara lain: komputer, film,

slide, program video. Sedangkan little media antara lain: gambar, realitas

sederhana, sketsa, dan sebagainya. Sedangkan Klasek membagi media

pembelajaran sebagai berikut: (1) media visual; (2) media audio; (3) media

“display”; (4) pengalaman nyata dan simulasi; (5) media cetak; (6) belajar

terprogram; dan (7) pembelajaran melalui komputer atau sering dikenal

Program Computer Aided Instruction (CAI) (Sanjaya, 2008: 212-213).

Pengelompokkan media juga dikemukakan oleh Anderson, yaitu

sebagai berikut. (Sanjaya, 2008: 213)

No Kelompok Media Media Instruksional 1 Audio • Pita audio (rolo atau kaset)

• Piringan audio • Radio (rekaman siaran)

2 Cetak • Buku teks terprogram • Buku pegangan/ manual • Buku tugas

3 Audio-Cetak • Buku latihan dilengkapi kaset

19

No Kelompok Media Media Instruksional

• Gambar/ poster (berisi pesan verbal) 4 Proyek Visual Diam • Film bingkai (slide)

• Film rangkai (berisi pesan verbal) 5 Proyek Visual Diam

dengan Audio • Film bingkai (slide) suara

• Film rangkai suara 6 Visual gerak • Film bisu dengan judul (caption) 7 Visual gerak dengan

Audio • Film suara • Video/vcd/dvd

8 Benda • Benda nyata • Model tiruan (mock-up)

9 Komputer • Media berbasis komputer; CAI (Computer Assisted Instructional) & CMI (Computer Managed Instructional)

2.1.2 Media Gambar

a. Pengertian Media Gambar

Definisi gambar menurut KLBI (2001) adalah tiruan barang

(orang, dengan binatang, tumbuhan, dsb.) yang dibuat coretan, pensil,

pada kertas dll.

Menurut Mulyani (2001) media gambar adalah suatu alat

peraga berupa media yang termasuk media visual dimana pesan yang

akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol komunikasi visual.

Media gambar terdiri dari dua dimensi, mempunyai panjang dan lebar,

media gambar dapat dirancang sendiri sesuai dengan materi ajar yang

dipelajari.

b. Keunggulan dan Kelemahan Media Gambar

Keunggulan dan kelemahan dari media ini diantaranya adalah

sebagai berikut:

20

1) Keunggulan

1. Bersifat kongkrit karena media gambar dapat menjelaskan

suatu fakta yang berupa peristiwa dan kejadian keadaan secara

realistis.

2. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas

dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek atau peristiwa

tersebut. Media gambar dapat mengatasi hal tersebut.

3. Media gambar harganya lebih murah dan gampang didapat,

serta digunakan.

2) Kelemahan

a) Media gambar tidak dapat dirasakan karena tidak dapat

menggambarkan secara nyata suasana sebenarnya.

b) Media gambar lebih menekankan pada indra penglihatan

c) Media gambar sangat sulit dipakai untuk jumlah yang peserta

didiknya besar karena terbatas ukurannya.

d) Media gambar dapat hilang dan mudah rusak.

2.1.3 Media Benda Sebenarnya

a. Pengeritan Media Benda Sebenarnya

Definisi benda dalam KLBI (2001) adalah segala yang ada

pada alam yang berwujud dan berbentuk (bukan roh) berupa barang,

harta, (misalnya: air, batu, minyak, kayu dsb). Menurut Akhmad

Sudrajat (2008) media berasal dari bahasa latin. Media merupakan

21

bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara”

atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan

penerima pesan.

Menurut Mulyani (2001) media benda yang dimaksud adalah

benda yang sebenarnya, media yang dapat membantu pengalaman

peserta didik secara langsung. fungsinya adalah memberikan

pengalaman nyata dalam kehidupan dan dapat menarik minat belajar.

b. Keunggulan dan Kelemahan Media Gambar Sebenarnya

Keunggulan dan kelemahan media ini diantaranya adalah

sebagai berikut:

1) Keunggulan

1. Benda asli atau benda sebenarnya dapat memberi pengalaman

yang sangat berharga karena langsung dalam dunia

sebenarnnya

2. Benda asli atau benda sebenarnya dapat memiliki ingatan yang

tahan lama dan sulit dilupakan

2) Kelemahan

Kelemahan dari media ini adalah tidak semua benda asli atau

sebenarnya dapat dijangkau, atau dengan kata lain benda

sebenarnya sulit ditemui karena keterbatasan ruang dan waktu.

2.1.4 Mata Pelajaran IPA

a. Pengertian Mata Pelajaran IPA

22

Ilmu pengetahuan selalu berkaitan dengan bagaimana mencari

tahu tentang alam secara sistematis sehingga bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau

prinsip-prinsip saja, tetapi merupakan suatu proses penemuan.

Pendidikan IPA di sekolah dasar diharapkan dapat menjadi wahana

bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar

(Herlanti, 2002: 3).

Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu mengenai cara

mencari tahu tentang alam secara sistematis melalui proses penemuan.

IPA mempelajari segala sesuatu tentang alam, dari berbagai makhluk

hidup hingga benda-benda mati, dari yang ada di perut bumi hingga

luar angkasa, semuanya dipelajari di dalam IPA (Sulaeman, 2006: 3)

Menurut Rodriguez (dalam Tiarani, 2007) belajar merupakan

proses aktif. Anak belajar dengan cara mengonstruksi hal yang

dipelajarinya berdasarkan pengetahuan yang diketahuinya, bukan

menerima suatu hal dengan pasif. Pengertian ini berakar dari perspektif

konstruktivisma. Konstruktivisma sendiri banyak dijumpai di berbagai

bidang antara lain psikologi, filosofi, sosiologi, dan pendidikan, serta

menimbulkan implikasi yang berarti dalam pembelajaran IPA.

b. Manfaat Mata Pelajaran IPA

Manfaat dengan mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

akan mengetahui bagaimana menjaga kesehatan lingkunganmu.

Belajar IPA juga akan memberi pengetahuan tentang hewan, dan

23

tumbuhan, mengetahui hewan dan tumbuhan yang bermanfaat dan

merugikan. Selain itu, bermanfaat dengan akan mengenal berbagai

benda. Fungsi dan cara penggunaannya, dan cara pemeliharaannya

(Sulaeman, 2006: 3)

2.1.5 Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut S. Nasution (1996: 17) prestasi belajar adalah:

“Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan

berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga

aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan

prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi

target dalam ketiga kriteria tersebut.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam

diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor

ekstern). (S. Nasution, 1996: 17)

1) Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu

sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern

yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.

a) Kecerdasan/intelegensi

24

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan

untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.

Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya

intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai

dengan tingkat perkembangan sebaya.

b) Bakat

Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki

seseorang sebagai kecakapan pembawaan.

c) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan

dan mengenai beberapa kegiatan.

d) Motivasi

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal

tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa

untuk melakukan belajar.

2) Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa,

yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga,

lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini

pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan

kepada individu. Menurut Slameto (1995: 60) faktor ekstern yang

25

dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan

sekolah dan lingkungan masyarakat.”

a) Keadaan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat

tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang

dijelaskan oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga

pendidikan pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar

artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan

dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.

b) Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang

sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa,

karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong

untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara

penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat

pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa

kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.

c) Lingkungan Masyarakat

Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu

faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar

siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan

alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan

pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan

26

lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu

berada.

2.1.6 Karakteristik Siswa SD Kelas Rendah

Secara khusus karakteristik siswa SD kelas rendah (kelas 1, kelas

2, dan kelas 3) adalah sebagai berikut: (Iswara, 2011: 3-4)

a. Karakteristik umum

1) Waktu reaksinya lambat

2) Koordinasi otot tidak sempurna

3) Suka berkelahi

4) Gemar bergerak, bermain, memanjat

5) Aktif bersemangat terhadap bunyi-bunyian yang teratur

b. Karakteristik kecerdasan

1) Kurangnya kemampuan pemusatan perhatian

2) Kemauan berpikir sangat terbatas

3) Kegemaran untuk mengulangi macam-macam kegiatan

c. Karakteristik sosial

1) Hasrat besar terhadap hal-hal yang bersifat drama

2) Berkhayal dan suka meniru

3) Gemar akan keadaan alam

4) Senang akan cerita-cerita

5) Sifat pemberani

6) Senang mendapat pujian

d. Kegiatan gerak yang dilakukan

27

1) Menirukan. Anak-anak SD pada tingkat rendah, dalam bermain

senang menirukan sesuatu yang dilihatnya. Gerak-gerak apa yang

dilihat di TV ataupun gerak-gerak yang secara langsung dilakukan

oleh orang lain, teman ataupun binatang.

2) Manipulasi. Anak-anak kelas rendah secara spontan menampilkan

gerak-gerak dari objek yang diamatinya. Tetapi dari pengamatan

objek tersebut anak menampilkan gerak yang disukainya.

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

a. Sudibyo (2005) dengan judul penelitian “Respon Siswa SLTP Khodijah

Surabaya Terhadap Kegiatan Ujicoba Perangkat Pembelajaran IPA

Terpadu”. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat

pembelajaran IPA Terpadu SLTP dan mendeskripsikan respon siswa yang

belajar dengan menggunakan perangkat pembelajaran tersebut. Dengan

Four-D Model, yaitu: define, design, develop dan disseminate. Dari 45

siswa di SLTP Khodijah Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dapat digunakan

dengan baik dan siswa menikmati suasana pembelajaran. Mayoritas siswa

(58%) merasa senang dengan pembelajaran IPA Terpadu, dan sisanya

(42%) merasa biasa-biasa saja. Hal-hal yang membuat IPA Terpadu

tersebut menyenangkan antara lain: banyak kegiatan praktik, siswa

mendapat kesempatan kerja kelompok, diberi kesempatan mengeluarkan

pendapat/bertanya/diskusi, memperoleh hal-hal baru dalam belajar,

28

semakin mengerti kaitan IPA dengan kehidupan sehari-hari, serta siswa

merasa IPA semakin mudah dipahami.

b. Suprayekti (2010) dengan judul penelitian “Penerapan Model

Pembelajaran Interaktif Pada Mata Pelajaran IPA di SD”. Penelitian ini

bertujuan untuk untuk menerapkan model pembelajaran interaktif pada

pelajaran IPA dengan kerja kelompok, sebagai suatu upaya perbaikan dan

peningkatan proses pembelajaran. Metode penelitian menggunakan

Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur

penelitian berdasarkan pada prinsip Kemmis S, MC Toggar R (1988) yang

mencakup kegiatan perencanaan (planning), tindakan (action), observasi

(observation), refleksi (reflection) atau evaluasi. Keempat kegiatan ini

berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus. Penelitian ini dilakukan

dengan cara berkolaborasi antara dosen LPTK (FKIP-UT) dengan guru SD

N Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kinerja belajar siswa

meningkat setelah pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran

interaktif. Siswa sangat antusias membahas topik dalam diskusi, dan

berusaha menjawab dan menemukan informasi tentang topik tersebut.

Siswa saling berebut mengemukakan informasi (apa yang mereka ketahui)

tentang topik. Setelah dilakukan pembagian tugas kelompok siswa bekerja

sesuai dengan tugasnya masing-masing; (2) Prestasi belajar siswa

meningkat setelah mengalami pembelajaran interaktif dengan kerja

kelompok. Pada siklus pertama nilai rata-rata siswa perorangan 5,859;

nilaia rata-rata kelompok sebesar 6,102. Pada siklus kedua nilai rata-rata

29

siswa 6,512 dan nilai rata-rata kelompok 7,615; sedangkan pada siklus

ketiga nilai rata-rata siswa 7,948 dan nilai rata-rata kelompok 7,384.

Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran interaktif dengan kerja kelompok dapat digunakan pada

penelitian tindakan kelas.

c. Permata, dkk. (2008) dengan judul “Strategi Memanfaatkan Media

Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Kosakata pada Pembelajaran

Bahasa Inggris pada Sekolah Dasar”. Kesimpulan penelitian ini adalah

para guru dapat membuat kartu dengan gambar dan kartu dengan kata-

kata, untuk digunakan permainan. Itu memudahkan para siswa untuk

mempraktekkan kosa kata mereka. Permainan ini bisa dilakukan pasangan

atau berkelompok. Alat peraga dapat memberi gagasan dan dorongan

kepada guru dalam mengajar anak-anak sekolah dasar, sehingga tidak

tergantung pada gambar dalam buku teks, tetapi dapat lebih kreatif dalam

mengembangkan alat peraga agar para murid menjadi senang belajar

media Inggris.

Penelitian terdahulu di atas memiliki relevansi dengan penelitian saat

ini yaitu mata pelajaran yang sama yaitu IPA dalam pembelajaran.

Perbedaannya dalam penelitian di atas merupakan penggunaan media

pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, sedangkan penelitian

ini penggunaan media gambar dan benda sebenarnya sebagai upaya

meningkatkan prestasi belajar.

2.3 Kerangka Berfikir

30

Untuk memperjelas alur pikir dalam penelitian ini, maka dapat

diketahui dari bagan kerangka pikir yang penulis susun sebagai berikut:

Gambar 2.1.

Bagan Kerangka Berpikir

2.4 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan kajian pustaka, maka

hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan dalam penelitian

ini adalah:

Penggunaan media gambar dan benda yang sebenarnya dapat

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas III

Semester II SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

Kondisi Awal

guru mengajar masih konvesional

Hasil belajar siswa rendah

Penerapan media gambar dan media sebenarnya

pada mapel IPA

Tindakan

Diduga pembelajaran melalui gambar dan media

sebenarnya dapat meningkatkan hasil belajar

pada pokok bahasan makanan bergizi seimbang pada mata pelajaran IPA

Kondisi Akhir

Siklus I: Menerapkan media gambar dan benda sebenarnya pada

mata pelajaan IPA

Siklus II: Menerapkan media gambar dan benda

sebenarnya pada mata pelajaan IPA