BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimiaeprints.uny.ac.id/9392/3/BAB II.pdf ·...

22
10 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimia Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik dan belajar dilakukan oleh siswa sebagai peserta didik. Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2). Pembelajaran menurut E. Mulyasa (2006: 255) pada hakekatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Pembelajaran kimia tidak lepas dari pengertian pembelajaran dan pengertian ilmu kimia itu sendiri. Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energitika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energitika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak bisa dipisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) dan kimia sebagai proses yaitu kerja ilmiah (E. Mulyasa, 2006: 132133). Adapun menurut Keenan (1984: 2) ilmu kimia mempelajari bangun (struktur) materi dan perubahan-perubahan yang dialami materi dalam proses- proses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan. Melalui kimia, kita mengenal susunan (komposisi) zat dan penggunaan bahan-bahan kimia, baik alamiah maupun buatan, dan mengenal proses-proses penting pada makhluk hidup, termasuk tubuh kita sendiri. Mata pelajaran kimia diklasifikasikan sebagai mata pelajaran yang cukup sulit bagi sebagian siswa SMA/MA (Kasmadi dan Indraspuri, 2010: 574). Kesulitan ilmu kimia ini terkait dengan ciri-ciri ilmu kimia

Transcript of BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimiaeprints.uny.ac.id/9392/3/BAB II.pdf ·...

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimiaeprints.uny.ac.id/9392/3/BAB II.pdf · e. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling ... Paradigma kostruktivisme

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Pembelajaran Kimia

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

oleh pihak guru sebagai pendidik dan belajar dilakukan oleh siswa sebagai peserta

didik. Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya (Slameto, 2003: 2). Pembelajaran menurut E. Mulyasa (2006: 255)

pada hakekatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya,

sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Pembelajaran kimia

tidak lepas dari pengertian pembelajaran dan pengertian ilmu kimia itu sendiri.

Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas apa, mengapa, dan

bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat,

perubahan, dinamika, dan energitika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di

SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi,

struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energitika zat yang melibatkan

keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak

bisa dipisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa

fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) dan kimia sebagai proses yaitu kerja

ilmiah (E. Mulyasa, 2006: 132–133).

Adapun menurut Keenan (1984: 2) ilmu kimia mempelajari bangun

(struktur) materi dan perubahan-perubahan yang dialami materi dalam proses-

proses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan. Melalui kimia, kita

mengenal susunan (komposisi) zat dan penggunaan bahan-bahan kimia, baik

alamiah maupun buatan, dan mengenal proses-proses penting pada makhluk

hidup, termasuk tubuh kita sendiri. Mata pelajaran kimia diklasifikasikan sebagai

mata pelajaran yang cukup sulit bagi sebagian siswa SMA/MA (Kasmadi dan

Indraspuri, 2010: 574). Kesulitan ilmu kimia ini terkait dengan ciri-ciri ilmu kimia

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimiaeprints.uny.ac.id/9392/3/BAB II.pdf · e. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling ... Paradigma kostruktivisme

11

itu sendiri yang disebutkan oleh Kean dan Middlecamp (1985: 5–9), yaitu

sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak sehingga diperlukan suatu media

pembelajaran yang dapat lebih mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak

tersebut, ilmu kimia yang dipelajari merupakan penyederhanaan dari ilmu yang

sebenarnya, ilmu kimia berkembang dengan cepat, ilmu kimia tidak hanya

sekedar memecahkan soal-soal, dan beban materi yang harus dipelajari dalam

pembelajaran kimia sangat banyak.

Menurut E. Mulyasa (2006: 133–134), mata pelajaran kimia di SMA/MA

bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. membentuk sikap positif terhadap kimia dan menyadari keteraturan dan

keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

b. memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat

bekerja sama dengan orang lain

c. memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui

percobaan atau eksperimen, dimana siswa melakukan pengujian hipotesis

dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan,

pengolahan, dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara

lisan dan tertulis

d. meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat dan

juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari

pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan dan kesejahteraan

masyarakat

e. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling

keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam

kehidupan sehari-hari dan teknologi.

Pembelajaran kimia merupakan proses interaksi antara siswa dengan

lingkungannya dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran kimia. Kualitas

pembelajaran atau ketercapaian tujuan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Misalnya, strategi belajar mengajar, metode dan pendekatan

pembelajaran, serta sumber belajar yang digunakan baik dalam bentuk buku,

modul, lembar kerja, media, dan lain-lain. Penggunaan media dalam pembelajaran

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimiaeprints.uny.ac.id/9392/3/BAB II.pdf · e. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling ... Paradigma kostruktivisme

12

dapat membantu keterbatasan guru dalam menyampaikan informasi maupun

keterbatasan jam pelajaran di sekolah. Media berfungsi sebagai sumber informasi

materi pembelajaran maupun sumber soal-soal latihan. Kualitas pembelajaran juga

dipengaruhi oleh perbedaan individu siswa, baik perbedaan gaya belajar,

perbedaan kemampuan, perbedaan kecepatan belajar, latar belakang, dan

sebagainya.

2. Pembelajaran Mandiri

Menurut Munir (2010: 97), pembelajaran mandiri (individual or personal

instruction) adalah pembelajaran yang disajikan tidak hanya dalam bentuk tatap

muka di kelas melainkan melalui cara dan teknik yang memungkinkan untuk

dapat belajar secara individual atau perorangan. Pembelajaran mandiri

memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuan individu yang

dimilikinya sehingga dapat menguasai materi pembelajaran secara penuh.

Pembelajaran mandiri merupakan suatu kegiatan belajar aktif yang

didorong oleh keinginan untuk menguasai suatu kompetensi tertentu dan dibangun

dengan bekal pengetahuan yang telah dimiliki. Konsep pembelajaran mandiri

meliputi kepemilikan kompetensi tertentu sebagai tujuan pembelajaran, belajar

aktif sebagai strategi belajar untuk mencapai tujuan, keberadaan motivasi belajar

sebagai prasyarat berlangsungnya kegiatan belajar, dan konstruktivisme sebagai

landasan konsep pembelajaran mandiri seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Konsep Pembelajaran Mandiri

Kompetensi

Belajar Aktif

Motivasi

Belajar

Konstruktivisme

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimiaeprints.uny.ac.id/9392/3/BAB II.pdf · e. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling ... Paradigma kostruktivisme

13

Tujuan pembelajaran mandiri yaitu mencari kompetensi baru baik

pengetahuan maupun keterampilan. Siswa secara aktif mencari informasi dari

berbagai sumber dan mengolahnya berdasarkan pengetahuan yang dimiliki untuk

memperoleh kompetensi baru tersebut. Motivasi belajar merupakan prasyarat

yang harus dikembangkan lebih dahulu sebelum melakukan belajar aktif.

Penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk mendapatkan pengetahuan

atau keterampilan baru adalah prisip belajar menurut paradigma konstruktivisme.

Paradigma kostruktivisme merupakan dasar yang melandasi proses pembelajaran

mandiri sebab kelancaran proses pembelajaran mandiri sangat ditentukan oleh

sejauh mana siswa telah memiliki pengetahuan yang relevan sebagai modal awal

untuk menciptakan pengetahuan baru atas informasi baru yang diperolehnya

dalam proses pembelajaran (Haris Mudjiman, 2007: 7–16).

Teori konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri

informasi, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama, dan merevisinya

apabila aturan itu tidak lagi sesuai. Menurut teori ini, pembelajaran berpusat

kepada siswa yaitu siswa harus membangun sendiri pengetahuannya. Guru tidak

melakukan transfer pengetahuan kepada siswa, melainkan membantu siswa

membentuk pengetahuannya sendiri (Trianto, 2010: 28). Beberapa karakteristik

konstruktivisme yaitu proses top-down yang artinya siswa mulai belajar dengan

masalah-masalah yang lebih kompleks untuk dipecahkan atau dicari solusinya

dengan bantuan guru dengan menggunakan keterampilan dasar yang diperlukan,

menggunakan model pembelajaran kooperatif karena siswa lebih mudah

menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika siswa saling

mendiskusikan dengan teman, pembelajaran generatif yang mengajarkan kepada

siswa cara khusus untuk menangani informasi baru seperti mengucapkan dengan

kata-kata sendiri apa yang telah siswa dengar, discovery learning (pembelajaran

dengan penemuan) dengan mendorong siswa untuk belajar secara aktif dan

melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan konsep sendiri, self

regulated learning (pembelajaran dengan pengaturan diri) yaitu seseorang yang

memiliki pengetahuan tentang strategi belajar efektif dan bagaimana serta kapan

menggunakan pengetahuan itu, dan scaffolding yang merupakan bantuan kepada

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimiaeprints.uny.ac.id/9392/3/BAB II.pdf · e. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling ... Paradigma kostruktivisme

14

siswa pada awal pembelajaran dilanjutkan dengan mengaktifkan siswa untuk

belajar mandiri (Hari Suderadjat, 2004: 112–114).

Lebih lanjut, Munir (2010: 99) menjelaskan beberapa karakteristik

pembelajaran mandiri antara lain:

a. Tujuan pembelajaran disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa.

b. Siswa belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing. Siswa yang cepat

belajar dapat maju mendahului siswa yang kurang cepat, siswa yang kurang

cepat belajar tidak mengganggu siswa yang lain, namun kedua-duanya tidak

ada yang dirugikan.

c. Sistem pembelajaran mandiri dilaksanakan dengan menyediakan paket belajar

mandiri yang dapat dipilih sesuai dengan tujuan yang akan dicapai atau gaya

belajar siswa, kemampuan yang dimiliki, dan minat masing-masing individu.

Beberapa keuntungan belajar mandiri bagi siswa yaitu:

a. Siswa belajar sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing.

b. Siswa berinteraksi langsung dengan materi pembelajaran yang sedang

dipelajari.

c. Siswa memperoleh tanggapan langsung mengenai jawaban atau tes yang telah

dikerjakan, sehingga mendapatkan kepuasan.

d. Siswa memperoleh pembelajaran mendalam tentang materi pembelajaran.

e. Siswa dapat memusatkan perhatian pada materi pembelajaran yang belum

dikuasai dan mengulang dengan cepat hal-hal yang telah dikuasai.

f. Siswa memperoleh kesempatan untuk mendalami materi pembelajaran tanpa

dibatasi sehingga dapat belajar sampai batas kemampuannya.

3. Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan alat, metode, dan teknik yang digunakan

dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan

siswa dalam proses pembelajaran (Oemar Hamalik, 1986: 23). Menurut Daryanto

(2010: 6), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan (materi pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian,

minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimiaeprints.uny.ac.id/9392/3/BAB II.pdf · e. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling ... Paradigma kostruktivisme

15

pembelajaran. Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi

dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi

yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa

media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses

komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Posisi media

pembelajaran sebagai komponen komunikasi ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran (Daryanto, 2010: 7)

Oemar Hamalik (1986: 27–31) mengemukakan bahwa pemakaian media

pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa

pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Mulyati Arifin (2005: 149)

mengatakan bahwa penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat

membantu guru dalam mempermudah, menyederhanakan, dan mempercepat

keberlangsungan proses pembelajaran, penyajian informasi secara utuh dan

lengkap, serta membantu merancang lingkup materi pembelajaran secara

sistematis sesuai dengan tingkat kemampuan dan alokasi waktu. Media juga

membantu siswa dalam mengaktifkan fungsi psikologis dalam dirinya, meliputi

pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian, memelihara keseimbangan

mental (otak) dan fisik (indera), serta mendorong belajar mandiri (mempercepat

konstruksi/rekonstruksi kognitifnya).

IDE PENG-

KODEAN MEDIA

PENAFSIRAN

KODE MENGERTI

GANGGUAN

UMPAN BALIK

Sumber pengalaman

Penerima pengalaman

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimiaeprints.uny.ac.id/9392/3/BAB II.pdf · e. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling ... Paradigma kostruktivisme

16

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Daryanto (2010: 6)

serta Kemp dan Dayton seperti yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2009: 21–23)

dan antara lain:

a. Penyampaian pesan pembelajaran menjadi lebih terstandar. Setiap siswa yang

melihat atau mendengar penyajian materi melalui media dapat menerima

pesan yang sama. Terkadang siswa yang duduk di kursi belakang kurang

memahami materi yang disampaikan. Dengan adanya media pembelajaran

sebagai sumber belajar mandiri, materi dapat tersampaikan secara utuh

kepada siswa.

b. Pembelajaran dapat lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik

perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan

dan keruntutan pesan, daya tarik gambar yang berubah-ubah, penggunaan

efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa

tertawa dan berpikir, yang semuanya menunjukkan bahwa media memiliki

aspek motivasi dan meningkatkan minat.

c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan

prinsip-prinsip psikologi yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan

balik, dan penguatan.

d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat dipersingkat karena sebagaian besar

media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan

dengan isi pembelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinan

dapat diserap oleh siswa.

e. Kualitas pembelajaran dan hasil belajar dapat ditingkatkan karena ketika

siswa mempunyai minat dan motivasi terhadap suatu pesan pembelajaran,

berdampak pada meningkatnya kualitas hasil belajar dan tujuan pembelajaran

dapat tercapai.

f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan saja dan di mana saja sesuai

keperluan, terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan

secara individu.

g. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran dan proses pembelajaran

dapat ditingkatkan.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimiaeprints.uny.ac.id/9392/3/BAB II.pdf · e. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling ... Paradigma kostruktivisme

17

h. Peran guru mengalami perubahan ke arah yang lebih positif. Beban guru

untuk penjelasan berulang-ulang mengenai materi pembelajaran dapat

dikurangi bahkan dihilangkan sehingga guru dapat memusatkan perhatian

kepada aspek penting lain, misalnya menjadi konsultan atau penasihat siswa.

4. Aspek dan Kriteria Penilaian Media Pembelajaran

Menurut Romi Satria Wahono (2006) terdapat beberapa aspek dan kriteria

penilaian media pembelajaran, yaitu :

a. Aspek rekayasa perangkat lunak

1) Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun penggunaan media

pembelajaran.

2) Reliable (handal).

3) Maintainable (dapat dipelihara/dikelola dengan mudah).

4) Usabilitas (mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya).

5) Ketepatan pemilihan jenis aplikasi/software/tool untuk pengembangan.

6) Kompatibilitas (media pembelajaran dapat diinstall/dijalankan di berbagai

hardware dan software yang ada).

7) Pemaketan program media pembelajaran terpadu dan mudah dalam eksekusi.

8) Dokumentasi program media pembelajaran yang lengkap meliputi: petunjuk

instalasi (jelas, singkat, lengkap), trouble shooting (jelas, terstruktur, dan

antisipatif), desain program (jelas, menggambarkan alur kerja program).

9) Reusable (sebagian atau seluruh program media pembelajaran dapat

dimanfaatkan kembali untuk mengembangkan media pembelajaran lain).

b. Aspek desain pembelajaran

1) Kejelasan tujuan pembelajaran (rumusan, realistis).

2) Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/KD/Kurikulum.

3) Cakupan dan kedalaman tujuan pembelajaran.

4) Ketepatan penggunaan strategi pembelajaran.

5) Interaktivitas.

6) Pemberian motivasi belajar.

7) Kontekstualitas dan aktualitas.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimiaeprints.uny.ac.id/9392/3/BAB II.pdf · e. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling ... Paradigma kostruktivisme

18

8) Kelengkapan dan kualitas bahan bantuan belajar.

9) Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran.

10) Kedalaman materi.

11) Kemudahan untuk dipahami.

12) Sistematis, runut, alur logika jelas.

13) Kejelasan uraian, pembahasan, contoh, simulasi, latihan.

14) Konsistensi evaluasi dengan tujuan pembelajaran.

15) Ketepatan dan ketetapan alat evaluasi.

16) Pemberian umpan balik terhadap hasil evaluasi.

c. Aspek komunikasi visual

1) Komunikatif; sesuai dengan pesan dan dapat diterima/sejalan dengan

keinginan sasaran.

2) Kreatif dalam ide berikut penuangan gagasan.

3) Sederhana dan memikat.

4) Audio (narasi, sound effect, backsound, musik).

5) Visual (layout design, typography, warna).

6) Media bergerak (animasi, movie).

7) Layout Interactive (tombol navigasi).

5. Sumber Belajar

Sumber belajar merupakan salah satu komponen yang mempunyai peranan

penting untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran yang efektif tidak hanya diukur dari

hasil belajar, namun dapat juga dilihat dari proses berupa interaksi siswa dengan

berbagai macam sumber yang dapat merangsang untuk belajar dan membantu

pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya. Sumber belajar

berperan dalam menyediakan berbagai informasi dan pengetahuan yang

diperlukan dalam mengembangkan berbagai kompetensi. Sumber belajar adalah

segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang dapat

membantu mempermudah siswa mempelajari topik tertentu dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran (Kemendiknas, 2010: 10). Belajar dengan berbagai

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimiaeprints.uny.ac.id/9392/3/BAB II.pdf · e. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling ... Paradigma kostruktivisme

19

sumber belajar diyakini dapat mengatasi tidak hanya berbagai kesulitan dalam

proses pembelajaran, akan tetapi juga dapat mendidik siswa untuk belajar dengan

cara yang sesuai dengan gaya belajarnya sehingga dapat belajar secara mandiri

(BP. Sitepu, 2008: 79).

Sumber belajar dapat dikategorikan menjadi dua kelompok. Pertama,

sumber belajar yang dibuat, yaitu sumber belajar yang sengaja dibuat, misalnya

media cetak (koran, buku, majalah, dan sebagainya), media rakyat ( drama,

dongeng, hikayat, dan lain-lain), dan media audio/audio-visual (radio, acara

televisi, video, dan lain-lain). Kedua, sumber belajar yang dimanfaatkan, yaitu

sumber belajar yang sudah ada kemudian dimanfaatkan untuk mempermudah

siswa belajar sesuatu, misalnya narasumber (ketua RW, petani, pengusaha, dan

lain-lain), sarana dan prasarana (gedung, kendaraan, lahan pertanian, dan

sebagainya). Sarana dan prasarana belum tentu merupakan sumber belajar, akan

menjadi sumber belajar jika digunakan dalam proses pembelajaran. Sebagai

contoh, kendaran bisa jadi sumber belajar jika pada proses pembelajaran siswa

mengamati , mempelajari, dan meneliti kendaraan tersebut lebih mendalam

(Kemendiknas, 2010: 9).

Munir (2010: 134 – 136) dan Association for Educational Communication

and Technology (AECT) yang dikutip oleh Direktorat Tenaga Kependidikan

(2008: 38 – 40) membedakan beberapa jenis sumber belajar yang dapat digunakan

dalam proses pembelajaran, yaitu:

a. Pesan (Message)

Pesan merupakan sumber belajar yang meliputi pesan formal dan pesan

nonformal. Pesan formal yaitu pesan yang dikeluarkan oleh lembaga resmi atau

pesan yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran. Pesan-pesan ini selain

disampaikan secara lisan juga dibuat dalam bentuk dokumen seperti kurikulum,

peraturan pemerintah, perundangan, dan sebagainya. Pesan nonformal yaitu pesan

yang ada di lingkungan masyarakat luas yang dapat digunakan sebagai bahan

pembelajaran misalnya cerita rakyat, legenda, ceramah oleh tokoh masyarakat dan

ulama, dan lain-lain.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimiaeprints.uny.ac.id/9392/3/BAB II.pdf · e. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling ... Paradigma kostruktivisme

20

b. Orang (People)

Semua orang pada dasarnya dapat berperan sebagai sumber belajar, namun

secara umum dapat dibagi dua kelompok. Pertama, kelompok orang yang didesain

khusus sebagai sumber belajar utama yang dididik secara profesional untuk

mengajar, seperti guru atau instruktur. Kelompok yang kedua adalah orang yang

memiliki profesi selain tenaga yang berada di lingkungan pendidikan dan

profesinya tidak terbatas. Misalnya untuk mempelajari undang-undang lalu lintas,

polisi dapat dijadikan sumber belajar dan untuk mempelajari topik-topik yang

berhubungan dengan kesehatan, tenaga medis dapat dijadikan sebagai

narasumber.

c. Bahan (Materials)

Bahan merupakan suatu segala sesuatu yang digunakan untuk menyimpan

pesan pembelajaran, seperti buku teks, modul, program video, film, majalah,

koran, OHT (over head transparency), program slide, dan situs internet atau web.

d. Alat (Device)

Alat yang dimaksud di sini adalah benda-benda yang berbentuk fisik

sering disebut juga dengan perangkat keras (hardware). Alat ini berfungsi untuk

menyajikan bahan-bahan pada butir c di atas, misalnya multimedia Projector, tape

recorder, dan sebagainya.

e. Teknik

Teknik yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang untuk

menyampaikan materi pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran. Teknik

ini menakup berbagai aktivitas guru untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa,

sebagai contoh ceramah, permainan/simulasi, demonstrasi, sosiodrama, dan

sebagainya.

f. Latar (Setting)

Latar atau lingkungan yang berada di dalam sekolah maupun lingkungan

yang berada di luar sekolah, baik yang sengaja dirancang maupun yang tidak

secara khusus disiapkan untuk pembelajaran. Misalnya, ruang kelas,

perpustakaan, laboratorium, halaman sekolah, kebun sekolah, dan sebagainya.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimiaeprints.uny.ac.id/9392/3/BAB II.pdf · e. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling ... Paradigma kostruktivisme

21

6. Web

Salah satu fasilitas internet yang sangat populer yaitu layanan World Wide

Web atau yang lebih dikenal dengan istilah WWW. Informasi-informasi yang dapat

dilihat di dalam fasilitas web ini disebut sebagai web page atau web site. Web

page ini juga dikenal dengan homepage karena telah banyak digunakan oleh

kalangan pribadi baik untuk menyediakan informasi maupun melakukan transaksi

bisnis (Tim ICT UNY, 2008: 46).

Website memungkinkan kita untuk mengakses informasi atau data baik

berupa teks, grafik, suara maupun video. Melalui website, siswa dapat membaca

dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang up to

date. Selain itu, siswa juga bisa mengaskes sumber belajar dengan mudah, cepat,

dan dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun karena hampir semua

informasiyang dibutuhkan dapat ditemukan (Munir, 2009: 192). Berbagai

informasi yang telah diakses dapat disimpan dalam komputer pribadi sehingga

dapat dibuka kembali saat dibutuhkan. Proses pembelajaran melalui website tidak

lagi terkendala oleh waktu dan ruang pertemuan.

Website (web) atau homepage dapat diartikan sebagai kumpulan halaman

yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data

animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis

maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait

dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman

(hyperlink). Web bersifat statis apabila isi informasi web tetap, jarang berubah,

dan isi informasinya searah hanya dari pemilik web. Web bersifat dinamis apabila

isi informasi web selalu berubah-ubah, dan isi informasinya interaktif dua arah

berasal dari pemilik serta pengguna web. Ditinjau dari sisi pengembangannya,

web statis hanya bisa diupdate oleh pemiliknya saja, sedangkan web dinamis bisa

diupdate oleh pengguna maupun pemilik. Setiap halaman web disimpan atau

disediakan dalam web server yang kemudian dapat diakses dengan menggunakan

perangkat lunak penjelajah web (web browser) (Anonim, 2007).

Pemanfaatan web sebagai sumber belajar merupakan salah satu aplikasi e-

learning yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri. Istilah e-learning

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimiaeprints.uny.ac.id/9392/3/BAB II.pdf · e. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling ... Paradigma kostruktivisme

22

dapat diartikan pembelajaran dengan menggunakan media atau bantuan perangkat

elektronika, khususnya perangkat komputer. Secara umum terdapat dua persepsi

dasar tentang e-learning yaitu electronic based dan internet based. Electronic

based adalah pembelajaran yang memanfaakan teknologi informasi dan

komunikasi, terutama perangkat yang berupa elektronik. Artinya, tidak harus

internet, melainkan semua perangkat elektronik seperti video, kaset, slide, dan

sebagainya. Adapun internet based adalah pembelajaran yang menggunakan

fasilitas internet yang bersifat online. Artinya, siswa mengakses materi

pembelajaran tidak terbatas jarak, ruang, dan waktu, bisa di mana saja dan kapan

saja (Munir, 2009: 167). Pada proses e-learning, guru dan siswa tidak perlu

berada di tempat dan waktu yang sama untuk melakukan proses pembelajaran.

Guru cukup mengupload bahan pembelajaran pada situs e-learning dan siswa

dapat mempelajarinya dengan membuka situs e-learning tersebut di manapun. E-

learning tidak membutuhkan ruangan (tempat) yang luas sebagaimana ruang kelas

konvensional (Munir, 2010: 204).

Kelebihan e-learning menurut Bates dan Wulf seperti yang dikutip oleh

Munir (2009: 174–176) antara lain:

a. Meningkatkan interaksi pembelajaran.

Apabila dirancang dengan cermat, e-learning dapat meningkatkan kadar

interaksi antara siswa dengan bahan pembelajaran, siswa dengan guru, dan antara

sesama siswa. Hal ini berbeda dengan pembelajaran konvensional. Pada

pembelajaran konvensional, tidak semua siswa dapat, berani, atau mempunyai

kesempatan untuk mengajukan pertanyan atau menyampaikan pendapat.

Kesempatan untuk menyampaikan pendapat atau bertanya pada pembelajaran

konvensional sangat terbatas kaena kesempatan tersebut didominasi oleh siswa

yang cepat tanggap dan tidak pemalu. Pada e-learning, siswa terpisah satu sama

lain dan terpisah dari guru sehingga siswa lebih leluasa untuk mengungkapkan

pendapat dan mengajukan pertanyaan tanpa dicemooh, dikritik, atau dilecehkan

oleh siswa lain. Suasana pembelajaran seperti ini akan dapat mendorong siswa

untuk meningkatkan kadar interaksinya dalam kegiatan pembelajaran, sehinga

hasil belajar lebih optimal.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimiaeprints.uny.ac.id/9392/3/BAB II.pdf · e. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling ... Paradigma kostruktivisme

23

b. Mempermudah interaksi pembelajaran dari mana saja dan kapan saja.

Mengingat sumber belajar yang bisa diakses oleh siswa melalui internet,

maka siswa dapat mengakses sumber belajar di mana saja dan kapan saja. Adanya

sumber belajar berupa soal-soal dengan umpan balik dan pembahasan dalam situs

e-learning memungkinkan siswa dapat berlatih soal kapanpun dan di manapun

tanpa harus menunggu sampai ada tatap muka di kelas. Siswa dapat segera

mengetahui hasil pekerjaannya tanpa harus menunggu guru mengoreksi jawaban.

Pembelajaran semacam ini menghemat waktu dan tenaga, baik siswa maupun

guru.

c. Memiliki jangkauan yang lebih luas.

Pembelajaran yang fleksibel dari sisi waktu dan tempat, maka jumlah

siswa yang dapat dijangkau dalam kegiatan e-learning juga semakin banyak dan

semakin terbuka secara luas. Materi pembelajaran mudah diakses dengan tidak

terbatas ruang dan waktu. Siapa saja, kapan saja, dan di mana saja seseorang dapat

belajar melalui sumber belajar yang ada di situs internet, tidak hanya di ruangan

kelas namun bisa dilakukan di rumah, di tempat rekreasi, atau tempat lain yang

memungkinkan akses internet. Dengan demikian, kesempatan belajar benar-benar

terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkannya.

d. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran.

Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai software

yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan

pembelajaran e-learning. Penyempurnaan bahan pembelajaran dapat dilakukan

secara berkala sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuan.

7. Soal Pilihan Ganda

Soal pilihan ganda merupakan salah satu jenis soal objektif yang

penggunaannya cukup luas. Hal ini terkait dengan keunggulan soal pilihan ganda

yaitu dapat mencakup materi yang relatif banyak karena jumah soal relatif

banyak, dapat mengukur berbagai jenjang kognitif mulai dari mengingat sampai

evaluasi, serta penentuan skor sangat mudah, cepat, dan objektif. Soal pilihan

ganda sangat tepat untuk ujian dengan peserta yang banyak dengan hasil yang

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimiaeprints.uny.ac.id/9392/3/BAB II.pdf · e. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling ... Paradigma kostruktivisme

24

segera diketahui. Selain itu, reliabilitas soal pilihan ganda relatif lebih tinggi

daripada soal uraian. Siapapun yang menilai dan kapanpun dinilai hasilnya akan

tetap sama. Selain mempunyai banyak kelebihan, soal pilihan ganda juga

mempunyai kelemahan, diantaranya penyusunan soal yang baik memerlukan

waktu yang relatif lama, adanya kemungkinan menebak benar kunci jawaban, dan

sangat sulit menentukan alternatif jawaban yang benar-benar homogen dan logis

(Sumarna Surapranata, 2007: 178).

Soal pilihan ganda adalah yang menuntut siswa untuk memberikan

jawaban atas pertanyaan atau pernyataan yang diserati dengan sejumlah

kemungkinan jawaban. Soal tersebut terdiri dari pokok soal (stem) dan beberapa

pilihan jawaban. Pokok soal dapat berupa kalimat perintah, kalimat tanya, maupun

kalimat yang tidak lengkap. Pilihan jawaban meliputi jawaban benar (kunci

jawaban) dan pengecoh (distractor) (Sumarna Surapranata, 2007: 132). Deni

Widyantoro, dkk (2009: 20) mengatakan bahwa pengecoh baru dikatakan dapat

menjalankan fungsinya dengan baik apabila pengecoh tersebut telah memiliki

daya rangsang atau daya tarik demikian rupa, sehingga siswa yang berkemampuan

rendah merasa bimbang dan ragu-ragu sehingga pada akhirnya siswa menjadi

terkecoh untuk memilih distractor sebagai jawaban betul sebab siswa mengira

bahwa distractor yang siswa pilih itu adalah kunci jawaban soal, padahal bukan.

Soal yang baik adalah soal yang pengecohnya dipilih oleh minimal 5% dari

seluruh peserta tes.

Penulisan soal harus didasarkan pada kisi-kisi soal dan mengikuti kaidah-

kaidah penulisan soal. Kaidah penulisan soal pilihan ganda mencakup materi,

konstruksi, dan bahasa yang dijabarkan oleh Sumarna Surapranata (2007: 179–

193) sebagai berikut.

a. Soal harus sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.

b. Pilihan jawaban harus homogen dan logis dari segi materi, yaitu berasal dari

materi yang sama seperti yang ditanyakan pada pokok soal. Penulisannya harus

setara dan semua pilihan jawaban harus berfungsi.

c. Setiap soal harus memiliki satu jawaban benar atau paling benar.

d. Pokok soal harus jelas dan tegas.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimiaeprints.uny.ac.id/9392/3/BAB II.pdf · e. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling ... Paradigma kostruktivisme

25

e. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang

diperlukan saja.

f. Pokok soal tidak memberi petunjuk ke arah jawaban benar.

g. Pokok soal tidak mengandung dua kata atau lebih yang mempunyai arti negatif

untuk menghindari terjadinya kesalahan penafsiran oleh siswa.

h. Gambar, grafik, tabel, dan sejenisnya harus jelas, dapat dimengerti, dan

berfungsi.

i. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. Apabila panjang rumusan

pilihan jawaban tidak sama, siswa cenderung memilih jawaban yang paling

panjang karena seringkali jawaban yang lebih panjang lebih lengkap

informasinya dan merupakan kunci jawaban.

j. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, “Semua pilihan jawaban di

atas benar” atau “Semua pilihan jawaban di atas salah”.

k. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan

urutan besar kecilnya nilai angka tersebut atau kronologis waktunya.

l. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Ketergantungan

pada soal sebelumnya menyebabkan siswa yang tidak dapat menjawab benar

pada soal pertama tidak akan dapat menjawab benar soal berikutnya.

m. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

n. Menggunakan bahasa yang komunikatif agar mudah dimengerti.

o. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat jika soal digunakan untuk

daerah lain atau nasional.

p. Pilihan jawaban tidak mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu

kesatuan pengertian. Meletakkan kata tersebut pada pokok soal.

8. Penelitian Pengembangan

Trianto (2010: 206) mengemukakan bahwa penelitian dan pengembangan

atau Research and Development (R&D) adalah proses atau langkah-langkah

dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk

yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut dapat

berbentuk benda atau perangkat keras (hardware) seperti buku, modul, alat bantu

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimiaeprints.uny.ac.id/9392/3/BAB II.pdf · e. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling ... Paradigma kostruktivisme

26

pembelajaran di kelas atau di laboratorium, dapat pula berbentuk perangkat lunak

(software) seperti program komputer, model pembelajaran, dan sebagainya.

Adapun menurut Sugiyono (2010: 297) penelitian dan pengembangan merupakan

metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan

menguji keefektifan produk tersebut.

Model penelitian pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan

produk yang akan dihasilkan. Model pengembangan dapat berupa model

prosedural, model konseptual, dan model teoritik. Model prosedural adalah model

yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk

menghasilkan produk. Model konseptual adalah model yang bersifat analitis, yang

menyebutkan komponen-komponen produk, menganalisis komponen secara rinci

dan menunjukkan hubungan antarkomponen yang akan dikembangkan. Model

teoritik adalah model yang menggambar kerangka berpikir yang didasarkan pada

teori-teori yang relevan dan didukung oleh data empirik (Tim Puslitjaknov, 2008:

8–9).

Pada penelitian ini menggunakan model prosedural dengan prosedur

pengembangan Borg dan Gall yang sudah diadaptasi. Langkah-langkah penelitian

pengembangan menurut Borg dan Gall seperti yang dikutip oleh Tim Puslitjaknov

(2008: 10–11) terdiri dari sepuluh langkah yaitu

a. penelitian pendahuluan untuk mengumpulkan informasi (kajian pustaka,

pengamatan kelas), identifikasi masalah yang dijumpai dalam pembelajaran,

dan merangkum permasalahan

b. perencanaan meliputi identifikasi dan perumusan tujuan serta penentuan uji

ahli atau uji coba skala kecil

c. pengembangan produk awal berupa penyiapan materi pembelajaran,

penyusunan buku pegangan, dan perangkat evaluasi

d. uji coba lapangan tahap awal yang dilakukan terhadap 2 – 3 sekolah

menggunakan 6 – 10 subjek ahli. Pengumpulan informasi/data dengan

menggunakan observasi, wawancara dan kuesioner, dilanjutkan dengan analisis

data

e. revisi produk berdasarkan saran-saran dari hasil uji coba awal

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimiaeprints.uny.ac.id/9392/3/BAB II.pdf · e. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling ... Paradigma kostruktivisme

27

f. uji coba lapangan utama dilakukan terhadap 5 – 15 sekolah dengan 30 – 80

subjek. Tes prestasi belajar siswa dilakukan sebelum dan sesudah proses

pembelajaran

g. revisi produk berdasarkan masukan dari hasil uji lapangan utama

h. uji pelaksanaan lapangan dilakukan terhadap 10 – 30 sekolah melibatkan 40 -

200 subjek, data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan kuesioner

i. revisi produk akhir berdasarkan hasil uji pelaksanaan lapangan

j. terakhir yaitu diseminasi serta implementasi produk, melaporkan dan

menyebarluaskan produk melalui seminar dan jurnal ilmiah, bekerja sama

dengan pihak penerbit guna sosialisasi produk untuk komersial dan memantau

distribusi serta kontrol kualitas produk.

9. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran

Kimia SMA/MA Kelas XI Sesuai Standar Isi

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi lulusan

yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetenasi lulusan, kompetensi bahan

kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi

oleh siswa pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Kimia termasuk kelompok

ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimaksudkan untuk memperoleh

kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir

ilmiah secara kritis, kreatif, dan mandiri (E. Mulyasa, 2006: 45 & 48).

Mata pelajaran kimia SMA/MA merupakan kelanjutan IPA di SMP/MTs

yang menekankan pada fenomena alam dan pengukurannya dengan perluasan

konsep abstrak. Materi pokok kimia SMA/MA terdiri dari 13 standar kompetensi.

Sebanyak lima standar kompetensi diantaranya disampaikan di kelas XI. Materi

pokok kimia SMA/MA kelas XI meliputi aspek termokimia, laju reaksi,

kesetimbangan, larutan asam basa, stoikiometri larutan, kesetimbangan ion dalam

larutan, dan sistem koloid. Standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD)

untuk mata pelajaran kimia SMA/MA kelas XI dapat dilihat pada Lampiran 7.

Materi yang disajikan dalam media Smart with Chemistry (SwC) berbasis

web merupakan ringkasan materi karena hal yang diutamakan dalam media ini

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimiaeprints.uny.ac.id/9392/3/BAB II.pdf · e. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling ... Paradigma kostruktivisme

28

yaitu soal-soal yang disertai dengan umpan balik dan pembahasan. Ringkasan

materi dalam media SwC bukan sumber utama dalam mengerjakan soal, namun

hanya digunakan untuk membantu mengingat sekilas tentang materi kimia

SMA/MA kelas XI.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Cahya Dwi Wahyudi (2010) berjudul

Pengembangan Permainan Who Wants To Be A Great Chemist? sebagai Media

Pembelajaran Kimia untuk Siswa Kelas XI berisi latihan soal yang dikembangkan

dengan menggunakan model prosedural. Teknik analisis data dilakukan dengan

mengumpulkan data proses pengembangan produk dan data kualitas produk yang

diperoleh dari penilaian oleh 5 guru kimia SMA sebagai reviewer. Penelitian

tersebut menghasilkan software permainan Who Wants To Be A Great Chemist?

untuk siswa kelas XI yang dapat diakses secara offline melalui CD maupun secara

online melalui internet dan mempunyai kualitas baik sehingga layak digunakan

sebagai sumber belajar untuk siswa SMA/MA.

Penelitian yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif

Berbasis Web pada Mata Kuliah Sejarah dan Kepustakaan Kimia untuk

Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Mahasiswa dilakukan oleh Erfan

Priyambodo, dkk (2011). Penelitian tersebut merupakan penelitian

pengembangan, yaitu mengembangkan media pembelajran interaktif berbasis web

pada mata kuliah Sejarah dan Kepustakaan kimia. Kualitas media diketahui dari

penilaian oleh 2 dosen Pendidikan Kimia serta mahasiswa yang mengambil mata

kuliah Sejarah dan Kepustakaan Kimia. Teknik analisis data dilakukan dengan

mengubah data yang diperoleh menjadi data kuantitatif, kemudian menentukan

kriteria kualitas media pembelajaran dengan membandingkan skor empiris media

pembelajaran dengan kriteria kualitatif. Adapun teknik analisis data yang

digunakan untuk mengetahui pengaruh media pembelajran tehadap motivasi dan

prestasi belajar mahasiswa, dilakukan analisis deskriptif kuantitatif dengan

bantuan tabel maupun grafik. Penelitian tersebut menghasilkan media pembelajran

interaktif berbasis web pada mata kuliah Sejaran dan Kepustakaan Kimia yang

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimiaeprints.uny.ac.id/9392/3/BAB II.pdf · e. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling ... Paradigma kostruktivisme

29

dapat diakses secara offline oleh mahasiswa dan mendapat penilaian sangat baik

oleh 2 dosen Pendidikan Kimia. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat kenaikan yang signifikan antara motivasi belajar mahasiswa sebelum dan

sesudah pembelajaran menggunkaan media pembelajaran interaktif serta terdapat

kenaikan yang sangat signifikan antara prestasi belajar mahasiswa sebelum dan

sesudah pembelajaran menggunkaan media pembelajaran interaktif.

Penelitian yang lain yaitu penelitian yang dilakukan oleh Handaru Jati

(2006) dengan judul Penerapan Web Dinamis untuk Media Pembelajaran Distance

Learning. Penelitian ini dilakukan melalui tahapan-tahapan rekayasa web (web

engineering) yang dimulai dari tahapan perumusan masalah dan perencanaa, tahap

analsis, tahap desain, tahap implementasi, dan tahap pengujian. Analisis dilakukan

dengan analisis interaksi, analsis fungsi dan analisis konfigurasi web. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa adanya aplikasi web yang digunakan

untuk sistem pembelajaran berbasis web dinamis secara online dapat memudahkan

dosen dan mahasiswa melaksanakan pembelajaran serta pengelola lebih mudah

memantau perkembangan proses pembelajaran. Hasil analisis mengenai aplikasi

web menunjukkan bahwa aplikasi web telah memenuhi standar kualitas yang baik.

C. Kerangka Berpikir

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya internet

memudahkan manusia memperoleh informasi. Keadaan ini dapat dimanfaatkan

oleh siswa untuk memperoleh informasi yang tidak terbatas dari situs internet.

Keberadaan situs internet yang berhubungan dengan kimia sebagian besar berisi

penjelasan materi dan soal yang dapat diunduh secara gratis. Adapun situs internet

yang berisi soal beserta umpan balik dan pembahasan belum dikembangkan

secara optimal.

Materi kimia SMA/MA khususnya untuk kelas XI sangat beragam, mulai

dari konsep-konsep abstrak tentang struktur atom, sampai konsep hitungan

tentang larutan, laju reaksi, kesetimbangan, dan lain-lain yang membutuhkan

pemahaman lebih mendalam. Dengan banyaknya materi yang harus dikuasai

siswa, sedangkan jam belajar siswa di sekolah terbatas, guru hanya menyelesaikan

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimiaeprints.uny.ac.id/9392/3/BAB II.pdf · e. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling ... Paradigma kostruktivisme

30

materi dan memberikan tugas untuk mengerjakan soal-soal tanpa adanya umpan

balik, sehingga siswa kurang menguasai materi. Siswa sering menemui kesulitan

saat menyelesaikan permasalahan-permasalahan kimia meskipun sudah membaca

materinya. Siswa yang hanya membaca materi belum tentu dapat menyelesaikan

soal dengan baik. Namun, dengan berlatih mengerjakan soal-soal siswa akan lebih

menguasai dan memahami materi.

Saat ini telah banyak soal-soal latihan berdasarkan Standar Isi, misalnya di

LKS atau buku teks. Namun, untuk menghadapi ujian ujian masuk perguruan

tinggi, siswa tidak bisa hanya belajar soal-soal berdasarkan Standar Isi karena soal

yang sering muncul di ujian masuk perguruan tinggi lebih beragam dan tingkat

kesukarannya pun berbeda. Buku yang berisi soal latihan menghadapi ujian

nasional ataupun ujian masuk perguruan tinggi sudah banyak, tetapi masih jarang

situs internet yang berisi soal-soal persiapan ujian nasional dan ujian masuk

perguruan tinggi yang dilengkapi umpan balik dan pembahasan. Adanya umpan

balik dan pembahasan akan membuat siswa mengetahui tingkat kemampuan yang

ada pada dirinya mengenai materi yang sedang dipelajari.

Adanya fasilitas internet gratis di sekolah maupun di rumah makan, tempat

rekreasi ataupun di tempat-tempat lain dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk

mencari informasi sebanyak-banyaknya melalui internet. Tak terkecuali akses

materi pembelajaran dan soal-soal latihan. Dengan adanya berbagai variasi

sumber belajar berisi soal-soal latihan yaitu berupa buku dan situs internet,

diharapkan siswa lebih tertarik terhadap mata pelajaran kimia.

Penelitian ini mencoba mengembangkan salah satu alternatif media

pembelajaran yang dapat digunakan yaitu media pembelajaran Smart with

Chemistry (SwC) berbasis web. Media ini berisi soal kimia dan pembahasannya

yang dikemas dalam bentuk soal pilihan ganda. Tingkat kesukaran dan distribusi

materi dalam soal SwC mengacu pada soal ujian nasional dan ujian masuk

perguruan tinggi, sehingga media ini dapat digunakan sebagai alternatif sumber

belajar mandiri bagi siswa SMA/MA yang sedang mempersiapkan ujian akhir

semester, ujian nasional, maupun ujian masuk perguruan tinggi. Selain itu, media

SwC juga berisi ringkasan materi, glosarium, serta hiburan menarik seperti video

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimiaeprints.uny.ac.id/9392/3/BAB II.pdf · e. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling ... Paradigma kostruktivisme

31

dan animasi. Dengan media ini diharapkan siswa lebih tertarik dan termotivasi

untuk berlatih soal sehingga penguasaan materi kimia SMA/MA khususnya kelas

XI akan meningkat.

Media SwC berbasis web ditinjau oleh dosen pembimbing, ahli materi,

peer reviewer, dan ahli media untuk mendapat masukan sebagai dasar revisi

produk. Selanjutnya, menentukan kualitas media pembelajaran Smart with

Chemistry (SwC) berbasis web melalui penilaian oleh lima guru kimia yang

mempunyai pengetahuan yang sama mengenai materi kimia dan media

pembelajaran yang baik. Penilaian dilakukan dengan cara mengisi lembar

peniliaian kualitas media berupa lembar check list yang memuat beberapa aspek,

yaitu aspek perangkat soal, desain pembelajran, rekayasa perangkat lunak, dan

estetika. Hasil penilaian yang diperoleh kemudian dianalisis sehingga peneliti

memperoleh data tentang kualitas media SwC berbasis web.

D. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian pengembangan

media pembelajaran Smart with Chemistry (SwC) berbasis web adalah:

1. Bagaimana mengembangkan media Smart with Chemistry (SwC) berbasis

web sebagai sumber belajar mandiri siswa SMA/MA kelas XI yang

dikembangkan mengikuti model pengembangan prosedural dan mengadaptasi

prosedur pengembangan Borg dan Gall?

2. Bagaimana kualitas dari media pembelajaran Smart with Chemistry (SwC)

berbasis web sebagai sumber belajar mandiri siswa SMA/MA kelas XI

setelah dinilai oleh reviewer ditinjau dari aspek perangkat soal, desain

pembelajaran, rekayasa perangkat lunak, dan estetika?