BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika dalam...

22
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika dalam KTSP Karso (2004: 1.4) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik, formal, hirarkis, abstrak, bahasa simbol yang padat arti dan semacamnya. Senada dengan pendapat tersebut, Hudoyo (1988: 3) dalam Aisyah (2007) menyatakan bahwa “matematika berkenan dengan ide-ide (gagasan-gagasan), struktur-struktur dan hubungan-hubungan yang diatur secara logik sehingga matematika itu berkaitan dengan konsep-konsep abstrak. Senada dengan pendapat tersebut, matematika menurut Suminarsih (2007: 1) menyatakan bahwa matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memberikan kontribusi positif tercapainya masyarakat yang cerdas dan bermartabat melalui sikap kritis dan berpikir logis. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari konsep-konsep abstrak yang berkenaan dengan ide- ide, struktur-struktur dan hubungan-hubungannya yang sistematis menurut urutan yang logis, berpola deduktif dan berupa bahasa yang dilambangkan dengan simbol. Definisi di atas, sesuai dengan karakteristik matematika. Adapun karakteristik matematika menurut Soedjadi (2000: 13) yaitu: 1) memiliki objek abstrak; 2) bertumpu pada kesepakatan; 3) berpola pikir deduktif; 4) memiliki simbol yang kosong dari arti; 5) memperhatikan semesta pembicaraan; dan 6) konsisten dalam sistemnya. Berbeda dengan karakteristik siswa yang masih tahap operasional konkret (7 12 tahun). Karakteristik yang ada dalam matematika maupun siswa harus dipahami oleh guru agar tidak terjadi penyimpangan tranformasi ilmu. Oleh sebab itu pembelajaran matematika sebisa mungkin harus di konkretkan melalui pembelajaran matematika yang nyata berdasarkan kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat menangkap apa yang dijelaskan oleh guru. Pembelajaran matematika yang baik yaitu berpusat pada siswa (student center). Untuk mencapai kompetensi pembelajaran matematika SD dengan baik dapat di dukung oleh lima unsur yaitu, tujuan yang jelas, bahan pelajaran serta media yang sesuai dengan kebutuhan siswa, model/metode inovatif, alat dan penilaian yang

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika dalam...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika dalam KTSP Karso (2004: 1.4) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik,

9

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hakikat Matematika dalam KTSP

Karso (2004: 1.4) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif,

aksiomatik, formal, hirarkis, abstrak, bahasa simbol yang padat arti dan semacamnya.

Senada dengan pendapat tersebut, Hudoyo (1988: 3) dalam Aisyah (2007)

menyatakan bahwa “matematika berkenan dengan ide-ide (gagasan-gagasan),

struktur-struktur dan hubungan-hubungan yang diatur secara logik sehingga

matematika itu berkaitan dengan konsep-konsep abstrak”. Senada dengan pendapat

tersebut, matematika menurut Suminarsih (2007: 1) menyatakan bahwa matematika

merupakan salah satu mata pelajaran yang memberikan kontribusi positif tercapainya

masyarakat yang cerdas dan bermartabat melalui sikap kritis dan berpikir logis.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu

pengetahuan yang mempelajari konsep-konsep abstrak yang berkenaan dengan ide-

ide, struktur-struktur dan hubungan-hubungannya yang sistematis menurut urutan

yang logis, berpola deduktif dan berupa bahasa yang dilambangkan dengan simbol.

Definisi di atas, sesuai dengan karakteristik matematika. Adapun karakteristik

matematika menurut Soedjadi (2000: 13) yaitu: 1) memiliki objek abstrak; 2)

bertumpu pada kesepakatan; 3) berpola pikir deduktif; 4) memiliki simbol yang

kosong dari arti; 5) memperhatikan semesta pembicaraan; dan 6) konsisten dalam

sistemnya. Berbeda dengan karakteristik siswa yang masih tahap operasional konkret

(7 – 12 tahun). Karakteristik yang ada dalam matematika maupun siswa harus

dipahami oleh guru agar tidak terjadi penyimpangan tranformasi ilmu. Oleh sebab itu

pembelajaran matematika sebisa mungkin harus di konkretkan melalui pembelajaran

matematika yang nyata berdasarkan kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat

menangkap apa yang dijelaskan oleh guru. Pembelajaran matematika yang baik yaitu

berpusat pada siswa (student center).

Untuk mencapai kompetensi pembelajaran matematika SD dengan baik dapat di

dukung oleh lima unsur yaitu, tujuan yang jelas, bahan pelajaran serta media yang

sesuai dengan kebutuhan siswa, model/metode inovatif, alat dan penilaian yang

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika dalam KTSP Karso (2004: 1.4) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik,

10

menarik. Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika disusun sebagai

landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, analitis,

logis dan sistematis. Selain itu matematika diberikan untuk mengembangkan

kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang berkenaan dengan ide

atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram atau media lain.

Pembelajaran matematika bertujuan untuk melatih siswa dalam menggunakan

penalaran pada pola dan sifat. Tujuan matematika sekolah di SD dan Madrasah

Ibtidaiyah (MI) yang di tetapkan dalam Permendiknas Republik Indonesia Nomor 22

tahun 2006 tentang Standar Isi yaitu:

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,

dalam pemecahan masalah.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika

dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan

pernyataan matematika

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang

model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh

4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,

serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

2.1.2 PAIKEM GEMBROT

2.1.2.1 Hakikat PAIKEM GEMBROT

Pembelajaran PAIKEM GEMBROT yaitu Pembelajaran Aktif, Inovatif,

Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira dan Berbobot (Iif dan Sofan, 2011: 1).

Secara garis besar ketujuh kriteria pembelajaran dalam PAIKEM GEMBROT adalah

sebagai berikut ini. Pembelajaran aktif dimaksudkan bahwa dalam proses

pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta

didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukaan gagasan.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika dalam KTSP Karso (2004: 1.4) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik,

11

Pembelajaran aktif tidak hanya aktif secara fisik saja melainkan keterlibatan

mental, khususnya keterlibatan intelektual, emosional. Keterlibatan intelektual dapat

berbentuk mendengarkan ceramah, berdiskusi, melakukan pengamatan, memecahkan

masalah, dan menyatakan gagasan. Pembelajaran inovatif yaitu proses pembelajaran

yang memunculkan ide-ide baru (inovasi) positif yang lebih baik dari siswa sehingga

memunculkan kreatifitas dan mendorong siswa agar lebih berparsitipatif dalam

pembelajaran.

Pembelajaran kreatif menekankan pada pengembangan kreatifitas, baik

mengenai pengembangan kemampuan imajenasi dan daya cipta. Pembelajaran ini

dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana

sedemikian rupa sehingga peserta didik mempunyai kreatifitas. Selain guru kreatif

dalam variasi metode mengajar dan membuat alatperaga, siswa juga diajak dan

diberi kesempatan untuk merancang/membuat sesuatu serta menuliskan ide

atau gagasannya sendiri. Pembelajaran efektif artinya berhasil mencapai tujuan

sebagaimana yang diharapkan. Efektif dapat dilihat dari segi materi, waktu, metode,

dan penilaian. Keefektifan dalam pembelajaran sangat diperlukan agar mencapai

kompetensi yang akan dicapai. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika

proses pembelajran tidak efektif. Maksudnya, tidak menghasilkan apa yang harus

dikuasai peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran

memiliki sejumlah tujuan pembelajarnya yang harus dicapai. Jika pembelajaran

hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak

ubahnya seperti bermain dan tanpa ada hasil yang optimal.

Pembelajaran menyenangkan adalah suatu pembelajaran yang mempunyai

suasana yang mengasikkan sehingga perhatian peserta didik terpusat secara penuh

pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian,

tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Pembelajran

gembira yaitu menimbulkan rasa gembira yang bisa diluapkan sehingga siswa lebih

termotivasi dan merindukan untuk belajar kembali. Pembelajaran yang berbobot

yaitu memenuhi semua materi yang terdapat dalam pokok bahasan matematika,

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai berdasarkan standar kompetensi dan

kompetensi dasar.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika dalam KTSP Karso (2004: 1.4) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik,

12

PAIKEM GEMBROT menurut Iif dan Amri (2011: 20), adalah sebagai model

pembelajaran memiliki arti penting dalam membangun kompetensi peserta didik

antara lain: PAIKEM GEMBROT lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam

proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat

memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri

berbagai pengetahuan yag dipelajarinya. Senada dengan teori tersebut definisi

PAIKEM GEMBROT adalah sebuah pembelajaran yang menerapkan metode-

metode tertentu dalam berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan

sedemikian rupa agar dalam pembealjaaran siswa termotivasi untuk belajar dan

menjadi partisipatif, aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan

berbobot (Muhibin Syah, 2009). Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh

Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah

bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.

Penyajian dalam pembelajaran PAIKEM GEMBROT dapat dilakukan dengan

banyak menggunakan metode (multimetode) sesuai dengan konteks pembelajaran.

Metode-metode yang terdapat dalam PAIKEM GEMBROT ini antara lain, curah

pendapat, ceramah variasi, tanya jawab, diskusi kelompok, kerja kelompok, bermain

peran, dan demonstrasi (Ahmadi dan Amri, 2011: 5).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa PAIKEM GEMBROT

adalah yaitu Pembelajaran multimetode sebagai upaya menciptakan sistem

lingkungan belajar yang memberi peluang siswa terlibat secara aktif (fisik,

intelektual, dan emosional), mengembangkan dengan ide-ide yang inovatif dan

kreativitas dalam suasana menyenangkan, serta dapat mewujudkan tujuan

pembelajaran secara optimal.

2.1.2.2 Teori Belajar yang Melandasi PAIKEM GEMBROT

Teori belajar yang menjadi landasan model PAIKEM GEMBROT diantaranya

adalah Teori Jean Piaget dan Teori Bruner. Berikut akan dijelaskan beberapa teori

yang melandasi model pembelajaran ini. Menurut Jean Piaget dalam Iif Khoiru dan

Sofan (2011: 47), seorang anak maju melalui empat tahap perkembangan kognitif,

antara lahir dan dewasa, yaitu : tahap sensorimotor, pra operasional, operasi konkret,

dan operasi formal.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika dalam KTSP Karso (2004: 1.4) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik,

13

Pola perilaku atau berfikir yang digunakan anak dan orang dewasa dalam

menangani objek-objek di dunia disebut skemata. Selanjutnya menurut Piaget bahwa

anak membangun sendiri skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan

lingkungannya. Di sini peran guru adalah sebagai fasilitator dan bukan sebagai

pemberi informasi. Guru perlu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi para

siswanya (Hadisubroto dalam Iif Khoiru dan Sofan, 2011: 49). Jelas teori piaget

tersebut menegaskan bahwa guru harus mampu menciptakan keadaan pembelajar

yang mampu belajar mandiri. Artinya guru tidak sepenuhnya mengajarkan suatu

bahan ajar kepada pembelajar, tetapi guru dapat membangun pembelajar yang

mampu belajar dan terlibat aktif dalam belajar.

Teori lain yang melandasi PAIKEM GEMBROT yaitu teori Bruner. Jerome

Bruner, seorang ahli psikologi Havard adalah salah satu seorang pelopor

pengembangan kurikulum terutama dengan teori yang dikenal dengan pembelajaran

penemuan (Inquiri). Aplikasi ide-ide Bruner dalam pembelajaran menurut Woolfolk,

dalam Iif Khoiru & Sofan (2011: 57) digambarkan sebagai berikut: memberikan

contoh dan bukan contoh dari konsep yang dipelajari, membantu siswa mencari

hubungan antar konsep, mengajukan pertanyaan dan membiarkan siswa mencoba

menemukan sendiri jawabannya, dan mendorong siswa untuk membuat dugaan yang

bersifat intuitif. Adapun tahapan-tahapan dengan berdasarkan teori Bruner yaitu

tahap enaktif, ikonik dan simbolik. Tahap enaktif yaitu dalam tahap ini peserta didik

di dalam belajarnya menggunakan atau memanipulasi objek-objek secara langsung,

tahap ikonik; pada tahap ini menyatakan bahwa kegiatan anak-anak mulai

menyangkut mental yang merupakan gambaran dari objek-objek.

Dalam tahap ini, peserta didik tidak memanipulasi langsung objek-objek,

melainkan sudah dapat memanipulasi dengan menggunakan gambaran dari objek.

Pengetahuan disajikan oleh sekumpulan gambar-gambar yang mewakili suatu konsep

(Sugandi, 2004: 37), tahap simbolik; tahap ini anak memanipulasi simbol-simbol

secara langsung dan tidak ada lagi kaitannya dengan objek-objek. Anak mencapai

transisi dari pengguanan penyajian ikonik ke penggunaan penyajian simbolik yang

didasarkan pada sistem berpikir abstrak dan lebih fleksibel.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika dalam KTSP Karso (2004: 1.4) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik,

14

2.1.2.3 Sintak PAIKEM GEMBROT

Sintak PAIKEM GEMBROT ini dikembangkan dengan mengdopsi sintak

model pembelajaran langsung yang diintegrasikan dengan model pembelajaran

kooperatif. Berikut tabel sintak PAIKEM GEMBROT menurut Trianto (2005:122)

dalam Ahmadi dan Amri (2011: 38) dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3Sintak Pembelajaran PAIKEM GEMBROT

Tahap TindakanFase 1Pendahuluan

1. Mengaitkan pelajaran sekarang dengan pelajaran sebelumnya2. Memotivasi siswa3. Memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui konsep-

konsep prasyarat yang sudah dikuasai oleh siswa.4. Menjelaskan tujuan pembelajaran (Kompetensi Dasar dan Indikator)

Fase 2PresentasiMateri

1. Presentasi konsep-konsep yang harus dikuasai siswa melaluidemonstrasi dan bahan bacaan.

2. Presentasi keterampilan proses yang dikembangkan3. Presentasi alat dan bahan yang dibutuhkan melalui bagan.4. Memodelkan penggunaan peralatan melalui bagan

Fase 3Membimbingpelatihan

1. Menempatkan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.2. Mengingatkan cara siswa bekerja dan berdiskusi secara kelompok

sesuai komposisi kelompok.3. Membagi buku siswa dan LKS4. Mengingatkan cara menyusun laporan hasil kegiatan5. Memberikan bimbingan seperlunya.

Mengumpulkan hasil kerja kelompok setelah batas waktu yangditentukan.

Fase 4Menelaahpemahamandanmemberikanumpan balik.

1. Mempersiapkan kelompok belajar untuk diskusi kelas.2. Meminta salah satu anggota kelompok untuk mempresentasikan

hasil kegiatan sesuai dengna LKS yang telah dikerjakan3. Meminta anggota kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi4. Membimbing siswa menyimpulkan hasil diskusi.

Fase 5Mengembangkan denganmemberikankesempatanuntuk pelatihanlanjutan danpenerapan

1. Mengecek dan memberikan umpan balik terhadap tugas yangdilakukan

2. Membimbing siswa menyimpulkan seluruh materi pembelajaranyang baru saja dipelajari.

3. Memberikan tugas rumah

Fase 6Menganalisisdanmengevaluasi

1. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasiterhadap kinerja mereka

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika dalam KTSP Karso (2004: 1.4) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik,

15

Suciati dan Irawan (1993) dalam Iif Khoiru dan Sofan Amri (2011: 138)

menyatakan ada sembilan peristiwa pembelajaran untuk membantu proses belajar

dalam peserta didik, sebagai berikut:

1) Menimbulkan minat dan memusatkan perhatian siswa dengan mengemukakan

sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi atau komplek.

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa dapat memahami apa yang

diharapkan dari dirinya.

3) Mengingatkan kembali konsep/prinsip atau informasi yang sebelumnya telah

dipelajari untuk dapat mempelajari materi baru dengan baik.

4) Menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan contoh, penekanan, untuk

menunjukkan perbedaan atau bagian yang penting, baik secara verbal maupun

non verbal.

5) Memberikan bimbingan belajar melalui pertanyaan-pertanyaan yang

membimbing proses atau berfikir siswa.

6) Memperoleh unjuk kerja siswa terhadap apa yang telah dipelajari.

7) Memberikan umpan balik tentang kebenaran pelaksanaan tugas.

8) Mengukur/mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian tes atau melakukan

suatu tugas.

9) Memperkuat retensi dengan berkali-kali berlatih menggunakan prinsip yang

dipelajari dalam konteks yang berbeda, dan transfer belajar dengan meningkatkan

perbedaan antara situasi waktu belajar dengan situasi transfer.

Secara garis besar PAIKEM GEMBROT (Iif Khoiru & Sofan, 2011: 2) dapat

digambarkan sebagai berikut :

1) Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan

kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

2) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan

semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk

menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.

3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih

menarik dan menyediakan “pojok baca”.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika dalam KTSP Karso (2004: 1.4) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik,

16

4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk

cara belajar kelompok.

5) Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan

suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam

menciptakan lingkungan sekolahnya.

Berdasarkan ketiga pendapat di atas dapat diperinci langkah-langkah

Pembelajaran PAIKEM GEMBROT sebagai berikut ini.

1) Tahap Pendahuluan

i) Menumbuhkan kesiapan belajar siswa

ii) Menjelaskan apersepsi dengan memberikan pertanyaan, cerita, terkait

dengan konsep-konsep prasyarat yang sudah dikuasai oleh siswa

sebelumnya.

iii) Memberikan motivasi-motivasi kepada siswa

iv) Menjelaskan tujuan pembelajaran.

2) Tahap Penjelasan Materi

i) Menjelaskan konsep-konsep yang harus dikuasai oleh siswa melalui metode

yang bervariatif, menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa.

ii) Menggunakan contoh-contoh konkret, bahan-bahan yang relevan serta alat

peraga yang menarik untuk memotivasi siswa belajar.

iii) Melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

pemahaman dan kemampuan dengan menekankan pada belajar melalui

berbuat.

iv) Menggunakan metode-metode yang variatif.

3) Membimbing Pelatihan

i) Membagi siswa dalam kelompok belajar.

ii) Menjelaskan langkah-langkah kegiatan sebelum dimualai.

iii) Mengamati dan membimbing setiap kelompok belajar siswa.

iv) Membimbing siswa dalam menulis laporan/hasil karya.

v) Meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kegiatan kelompoknya setelah

batas waktu yang ditentukan.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika dalam KTSP Karso (2004: 1.4) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik,

17

4) Menelaah pemahaman dan memberikan umpan balik

i) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil kerja

dan diskusi kelompok.

ii) Meminta anggota kelompok lain menanggapi hasil presentasi.

iii) Membahas bersama hasil kerja dan diskusi kelompok.

iv) Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang sudah dipelajari.

v) Memberikan umpan balik terhadap kinerja yang sudah dilaksanakan.

5) Mengembangkan dengan memberikan kesempatan untuk pelatihan

lanjutan dan penerapan

i) Mengukur/mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian tes atau melakukan

suatu tugas.

ii) Memberikan tugas rumah.

6) Menganalisis dan mengevaluasi

i) Membantu siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

ii) Memberikan pesan-pesan terkait dengan manfaat belajar bangun datar dengan

kehidupan sehari-hari.

2.1.3 Motivasi Belajar

2.1.3.1 Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah dorongan mental yang menggerakkan dan

mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar manusia tersebut Dimyati

(2002: 80). Menurut Azwar (2000: 15), motivasi belajar adalah rangsangan,

dorongan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang atau sekolompok

masyarakat yang mau berbuat dan bekerjasama secara optimal dalam melaksanakan

sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Senada dengan pendapat di atas, Hilgard dalam Wina (2008: 250) menyatakan

bahwa motivasi belajar adalah suatu keadaan yang terdapat dalam diri seseorang

yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan belajar tertentu untuk mencapai

tujuan tertentu.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika dalam KTSP Karso (2004: 1.4) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik,

18

Berbeda dari pengertian di atas, menurut Mc.Donald dalam Martinis (2008:

157), motivasi belajar adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang

ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi belajar untuk mencapai tujuan.

Motivasi yang dikemukakan oleh Martinis Yamin (2008: 160) adalah kemampuan

seseorang untuk melakukan tugas tertentu dengan usaha maksimal.

Berdasarkan uraian di atas menyatakan bahwa motivasi belajar dapat timbul

dari dalam dan luar diri seseorang. Motivasi dapat diukur dengan melihat perilaku

individu tersebut. Oleh sebab itu motivasi yang timbul dari dalam diri individu sulit

di ukur, karena membutuhkan waktu yang lama. Menumbuhkan seseorang untuk

langsung terdorong melakukan sesuatu membutuhkan waktu yang relatif lama.

Berdasarkan uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan di atas dapat

disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah perilaku positif yang ditunjukkan oleh

siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Perilaku positif tersebut dapat dilihat pada ciri-ciri siswa yaitu rajin, tanggung jawab,

mengikuti pembelajaran tepat waktu, tidak suka menunda pekerjaan, gemar

membaca, senantiasa melibatkan diri dalam kelas, senantiasa bertanya kepada guru,

menyukai tantangan atau sesuatu yang baru, dan mudah beradaptasi terhadap sesuatu

atau lingkungan yang baru.

Motivasi belajar siswa siswa menurut Sutrisno Hadi (2000: 40) dalam Arif

Wahyudi (2010) dikategorikan menjadi tiga yaitu motivasi tinggi, sedang, dan

rendah. Siswa yang memiliki motivasi tinggi cenderung menunjukkan sikap positif

saat pembelajaran berlangsung baik di lingkungan kelas maupun di luar kelas.

Adapun cirri-ciri siswa yang memiliki motivasi tinggi menurut Sutrisno Hadi (2000:

40) dalam Arif Wahyudi (2010) antara lain: rajin, tanggung jawab, suka membaca,

tepat waktu, suka bertanya, aktif di dalam kelas, suka menerima tantangan dan bisa

beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Senada dengan pendapat tersebut Mc.

Clelland dalam Efrida (2004) mengemukakan bahwa siswa dianggap mempunyai

motivasi belajar yang tinggi jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu

karya yang prestasinya lebih baik daripada prestasi karya orang lain. Adapun

karakteristik siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi antara lain yaitu 1)

Aktif dalam kehadiran di sekolah; 2) Memiliki keaktifan dalam KBM; 3) Adanya

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika dalam KTSP Karso (2004: 1.4) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik,

19

kesediaan belajar di luar sekolah. Berbeda dengan motivasi rendah adapun

kecenderuangan sikap yang ditunjukkan yaitu jarang mengerjakan tugas, mudah

putus asa, harus memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi (kurang ada

dorongan dari dalam diri sendiri), cepat puas dengan prestasinya, kurang semangat

belajar, tidak mempunyai semangat untuk mengejar cita-cita, tidak senang mencari

dan memecahkan soal-soal (Suhaimin, 2008). Elliot (1999: 27) dalam Siswandi

Adinugroho (2009) menyatakan bahwa motivasi belajar terdiri dari tiga aspek yaitu:

kesungguhan untuk belajar, adanya konsistensi dalam belajar, dan adanya arah dalam

belajar.

Dengan demikian ciri-ciri siswa memiliki motivasi tinggi yaitu: 1) siap

mengikuti pelajaran sesuai dengan jadwal dan aturan yang telah diberikan; 2) aktif

dalam proses kegiatan belajar: 3) bertanggung jawab atas segala kegiatan yang telah

dilaksanakan; 4) gemar membaca; 5) menyukai tantangan. Sebaliknya siswa yang

memiliki motivasi belajar sedang rendah cenderung menampakkan sikap yang tidak

positif saat pembelajaran. Ciri-cirinya yaitu 1) tidak siap mengikuti pelajaran sesuai

dengan jadwal dan aturan yang telah diberikan; 2) pasif; 3) suka bercerita dengan

teman dari pada diberikan tugas; 4) tidak suka membaca; 5) tidak tepat waktu; 6)

mengumpulkan tugas apabila diingatkan oleh guru; 7) dan tidak suka menerima

tantangan. Berdasarkan definisi dan indikator motivasi yang dijelaskan di atas,

motivsi belajar dikukur menggunakan angket. Angket yang digunakan berupa angket

tertutup yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga

responden diminta untuk memilih salah satu pilihan yang sesuai dengan kondisi yang

dialami siswa dengan cara memberikan tanda centang pada pilihan yang telah

tersedia.

2.1.3.2 Pentingnya Motivasi dalam Belajar

Sesuai dengan pengertian motivasi belajar, maka tidak perlu dipertanyakan lagi

betapa pentingnya motivasi bagi siswa dalam belajar. Pembelajaran akan berhasil

manakala siswa memiliki motivasi dalam belajar. Sebagian siswa mempunyai

motivasi belajar yang tinggi, tetapi sebagian lain motivasinya rendah atau bahkan

tidak ada sama sekali. Pandangan modern tentang proses pembelajaran menempatkan

motivasi sebagai salah satu aspek penting.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika dalam KTSP Karso (2004: 1.4) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik,

20

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 84) menyatakan bahwa motivasi

belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah

sebagai berikut: 1) menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil

akhir; 2) menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan

dengan teman sebaya; 3) mengarahkan kegiatan belajar; 4) membesarkan semangat

belajar; 5) menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja,

siswa dilatih untuk menggunakan kekuatannya (disela-selanya adalah istirahat atau

bermain). Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan

dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bemanfaat bagi guru, manfaat

itu sebagai berikut: 1) Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat

siswa; 2) Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa; 3) Meningkatkan dan

menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran seperti

sebagai penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, pemberi hadiah, dan

penyemangat; 4) memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogis.

Motivasi belajar yang tinggi akan berdampak pada hasil belajar siswa. Siswa

yang memiliki motivasi belajar yang tinggi cenderung hasil belajarnya akan

meningkat, sebaliknya dengan siswa yang memiliki motivasi rendah akan rendah

pula hasil belajarnya. Oleh sebab itu guru harus mampu membangkitkan motivasi

belajar siswa yang tinggi, agar siswa dapat berupaya mengerahkan segala

kemampuan yang dimilikinya dalam prses belajar. Sehingga kompetensi yang

hendak dicapainya akan terwujud.

2.1.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Di dalam kehidupan sehari-hari motivasi banyak dipelajari, termasuk motivasi

dalam belajar. Oleh karena itu motivasi belajar dapat timbul tenggelam atau berubah,

disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Disamping faktor-faktor di atas,

beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah menurut Dimyati dan

Mudjiono (2009: 97) adalah sebagai berikut:

1) Cita-cita atau Aspirasi

Cita-cita disebut juga aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan

target ini tidak sama bagi semua siswa. Target ini diartikan sebagai tujuan yang

ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika dalam KTSP Karso (2004: 1.4) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik,

21

2) Kemampuan Belajar

Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini meliputi

beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa misalnya pengamatan,

perhatian, ingatan, daya pikir, dan fantasi.

3) Kondisi Siswa

Kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar berkaitan dengan kondisi

fisik, dan kondisi psikologis. Tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi

fisik, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi psikologis.

Misalnya siswa yang kelihatan lesu, mengantuk, mungkin disebabkan waktu

berangkat sekolah tidak sarapan, mungkin karena malam harinya begadang atau

mungkin sedang sakit.

4) Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur dari luar diri siswa yaitu lingkungan

keluarga, sekolah, dan masyarakat. Bagi guru hal ini penting, karena guru terlibat

langsung dalam pembelajaran siswa. Guru harus berusaha mengelola kelas,

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan untuk memotivasi belajar

siswa.

5) Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar

Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya

dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah dan

bahkan hilang sama sekali khususnya kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional.

Misalnya keadaan emosi siswa, gairah belajar, situasi dalam belajar, dan lain-

lain.

6) Upaya Guru Membelajarkan Siswa

Upaya yang dimaksud di sini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam

membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya,

menarik perhatian siswa, mengevaluasi belajar siswa, dan lain-lain.

Dari berbagai pendapat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

belajar antara lain faktor nilai/angka, pujian/hukuman, fisik dan psikis, dan kondisi

lingkungan sekitar. Siswa yang mendapatkan nilai tinggi akan lebih termotivasi

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika dalam KTSP Karso (2004: 1.4) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik,

22

untuk belajar dan sebaliknya. Pujian atau hukuman penting diterapkan dalam

kegiatan belajar mengajar di kelas. Hal itu menunjukkan adanya kedekatan antara

guru, dan siswa dalam partisipasi saat belajar. Siswa yang dianggap belum mencapai

kompetensi yang akan dicapai, guru harus tetap memberikan motivasi agar siswa

tersebut tidak merasa terkucilkan, dan seakan-akan guru hanya memperhatikan siswa

yang mempunyai kemampuan yang lebih. Sedangkan hukuman yang diberikan

kepada siswa yang melanggar sebuah aturan yang ditetapkan maka guru boleh

memberikan hukuman positif dan membangun.

Kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar berkaitan dengan kondisi

fisik, dan kondisi psikis. Tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik,

karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi psikologis. Misalnya

siswa yang kelihatan lesu, mengantuk, mungkin disebabkan waktu berangkat sekolah

tidak sarapan, mungkin karena malam harinya begadang atau mungkin sedang sakit.

Kondisi psikis dapat diketahui melalui pendekatan kepada siswa. Hal ini tidak bisa

dilakukan dalam waktu yang pendek, oleh sebab itu sebagai guru harus mempunyai

kemampuan mengenal karakteristik siswanya. Kondisi lingkungan sekitar juga

berpengaruh pada siswa. Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang

berpusat pada siswa, siswa aktif bekerja dan berkarya, guru mengarahkan, umpan

balik dari guru, penciptaan lingkungan yang menumbuhkan komunitas belajar dalam

bentuk kerja kelompok itu penting.

Beberapa faktor untuk membangkitkan motivasi belajar siswa teori tersebut

diperkuat oleh Wina Sanjaya (2010: 261) bahwa ada tujuh upaya untuk

membangkitkan motivasi belajar siswa yaitu: memperjelas tujuan yang ingin

dicapaiakan, membangkitkan minat siswa, menciptakan suasana yang menyenangkan

dalam belajar, memberikan pujian secara wajar terhadap keberhasilan siswa,

memberikan penilaian, menciptakan persaingan dan kerja sama.

Berdasarkan kedua pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

motivasi dapat dibangkitkan dengan cara-cara yang bersifat positif dan negatif. Cara

membangkitkan motivasi yang bersifat positif antara lain menyampaiakan tujuan

terlebih dahulu, memberikan pujian, menciptakan suasana yang menyenangkan dan

memberikan penilaian kepada siswa terhadap karya yang sudah dihasilkannya

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika dalam KTSP Karso (2004: 1.4) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik,

23

memberikan umpan balik terhadap hasil kinerja siswa dan menciptakan tantangan

dan kerja sama agar siswa lebih termotivasi untuk belajar. Banyak siswa yang belajar

karena ingin memperoleh nilai yang bagus. Bagi sebagian siswa nilai dapat

memotivasi mereka untuk giat belajar. Oleh karena itu penilaian harus segera

dilakukan oleh guru agar siswa mengetahui hasil karyanya.

Disamping cara-cara yang bersifat positif untuk membangkitkan motivasi

belajar siswa, guru menggunakan cara yang bersifat negatif seperti memberikan

hukuman, teguran, dan memberikan tugas-tugas yang menantang. Teknik semacam

ini hanya dapat digunakan dalam kondisi-kondisi tertentu. Ada sisi baik memberikan

cara yang bersifat negatif, akan tetapi cara seperti ini banyak merugikan siswa

misalnya menimbulkan efek jera yang mendalam sehingga siswa akan semakin

terpuruk. Oleh sebab itu seandainya masih bisa dilakukan dengan cara-cara yang

positif, sebaiknya cara yang negatif itu dihindari. Dengan berbagai cara pemberian

motivasi tersebut diharapkan siswa termotivasi untuk meningkatkan kompetensi

belajar dan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan kondusif dan

menyenangkan.

2.1.4 Hasil Belajar

2.1.4.1 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya Sudjana (2004: 22). Sejalan dengan pendapat

Syamsudin (2002: 156) yang menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan

yang diharapkan terjadi pada perilaku dan pribadi siswa setalah mengalami dan

melalui proses belajar. Nana Sudjana (dalam techonly13, 2009) menyatakan bahwa

hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang

dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa.

Menurut Nana (2006: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Berbeda dengan Nasution (2006:

36), mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak

belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.

Senada dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar adalah hasil

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika dalam KTSP Karso (2004: 1.4) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik,

24

yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberi tes hasil belajar pada

setiap akhir pelajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai definisi hasil belajar dan

matematika maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika adalah

kemampuan kognitif dari proses belajar mengajar siswa setelah diberikan evaluasi

yang ditunjukakan dalam bentuk angka pada setiap kompetensi yang akan dicapai

pada mata pelajaran matematika. Hasil belajar matematika siswa diukur

menggunakan tes. Dimana Tes adalah merupakan teknik pengumpulan data yang

digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, berkenaan dengan

penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran

(Sudjana, 2011: 35).

2.1.4.2 Pentingnya Hasil Belajar

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara sebagaimana termaktub dalam UU No. 20 Tahun

2003. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian

tujuan pendidikan tersebut. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam hasil

belajarnya. Namun dalam upaya meraih hasil belajar yang memuaskan dibutuhkan

proses belajar. Begitu juga dengan yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti

suatu pendidikan selalu diadakan penilaian dari hasil belajarnya. Penilaian terhadap

hasil belajar seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana telah mencapai sasaran

belajar inilah yang disebut sebagai hasil belajar. Melalui hasil belajar seorang siswa

dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar sehingga

peranan hasil belajar sangat penting.

2.1.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar

yang kondusif, hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor

yang mempengaruhinya adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep,

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika dalam KTSP Karso (2004: 1.4) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik,

25

keterampilan, dan pembentukan sikap. Menurut Darsono (2001) faktor-faktor yang

mempengaruhi proses pembelajaran dan hasilnya adalah sebagai berikut:

1) Kesiapan Belajar

Faktor kesiapan belajar baik fisik maupun psikologis, sikap guru yang penuh

pehatian dn manpu menciptakan situasi kelas yang menyenangkan merupakan

implikasi dari prinsip kesiapan ini.

2) Perhatian

Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis bertujuan pada suatu obyek. Pehatian

ini timbul karena adanya sesuatu yang menarik sehingga proses pembelajaran

dapat berlangsung dengan baik.

3) Motivasi

Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif saat orang melakukan suatu

aktivitas. Motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang

mendorong orang melakukan kegitan tertentu yang mencpai tujuan.

4) Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa dapat dilihat dari suasana belajar yang tercipta dalam proses

pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa terlihat aktif berperan.

5) Mengalami sendiri

Dalam melakukan sesuatu sendiri akan memberikan hasil belajar yang lebih

mendalam.

6) Pengulangan

Adanya latihan-latihan akan berarti bagi siswa untuk lebih meningkatkan

kemampuan dan pemahaman materi.

7) Balikan dan Penguatan

Balikan adalah masukan yang sangat penting bagi siswa maupun guru. Penguatan

adalah tindakan yang menyenangkan dari guru terhadap siswa yang telah berhasil

melakukan suatu perbuatan belajar.

8) Perbedaan individual

Karakteristik yang berbeda baik fisik maupun pebedaan tingkat kemampuan dan

minat belajar memerlukan perhatian khusus agar perkembangan siswa tetap

berlangsung baik sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika dalam KTSP Karso (2004: 1.4) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik,

26

Pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa berasal dari dua faktor yaitu faktor intern dan

faktor ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang terdapat dalam diri individu atau siswa

itu sendiri yang meliputi kecerdasan/intelegensi dan motivasi. Sedangkan faktor

ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau siswa itu sendiri yang

meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, kesiapan mengikuti pelajaran,

aktifitas pembelajaran, dan evaluasi .

2.1.5 Hubungan Pembelajaran PAIKEM GEMROT terhadap Motivasi Belajar

dan Hasil Belajar Matematika

Pembelajaran dengan menggunakan PAIKEM GEMBROT adalah cara guru

memberikan kesempatan kepada si belajar untuk berfikir agar memahami apa yang

dipelajari (Sugandi, 2006: 9). Pembelajaran merupakan usaha guru menciptakan

kondisi yang memudahkan siswa untuk belajar dan memperdayakan potensinya

sehingga menguasai kompetensi secara optimal. Dalam pembelajaran matematika

guru berusaha menciptakan iklim pembelajaran yang menarik, menyenangkan,

bermakna guna mempermudah siswa dalam mengajarkan matematika.

Oleh karena itu dalam pembelajaran guru harus berperan dalam kegiatan proses

belajar mengajar sebagai pembimbing daripada sebagai pemberi informasi saja.

PAIKEM GEMBROT Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Evektif Menyenangkan

Gembira dan Berbobot memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan

kegiatan/pengalaman belajar bagi anak agar pembelajaran menjadi lebih bermakna,

menarik, menyenangkan dan utuh. Penyajian dalam pembelajaran PAIKEM

GEMBROT ini dapat dilakukan dengan pemecahan masalah, curah pendapat, diskusi

kelompok, permainan, penugasan, kerja kelompok. Dengan kondisi belajar yang

menyenangkan, konkret dan bermakna siswa tertarik untuk belajar, sehingga tujuan

yang akan dicapai terpenuhi. Motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui

penciptaan lingkungan belajar yang berbeda dengan biasanya, sesuai dengan

kebutuhan siswa. Semakin kondusif lingkungan pembelajaran yang diciptaan

semakin besar dampak positif pada kegiatan pembelajaran.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika dalam KTSP Karso (2004: 1.4) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik,

27

Maka dapat disimpulkan ada hubungan pembelajaran PAIKEM GEMBROT

dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar matematika, karena di dalam

pembelajarannya siswa diberikan kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan

pembelajaran tanpa ada rasa takut. Siswa lebih mudah memahami materi karena

dalam penyampaiannya siswa diberikan contoh-contoh konkret. Siswa juga bias

berinteraksi dengan teman sekelasnya, tidak ada siswa yang kesulitan belajar. Siswa

yang kesulitan dalam belajar dapat bekerja sama dan bertanya dengan teman atau

guru ataupun memanfaatkan pojok baca yang sudah disiapkan guru. Peran guru juga

tidak terlepas untuk membimbing setiap kelompok agar kegiatan pembelajaran

berlangsung secara efektif.

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Andris Prasetyo (2011) dengan

judul “Peningkatan Aktifitas belajar siswa dan Hasil Belajar IPS melalui Model

Pembelajaran PAIKEM GEMBROT Di Kelas IV SDN Tanggung 1 Kota Blitar”,

menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPS siswa. Hal ini dapat dilihat dari

peningkatan hasil tes tertulis dan lembar aktifitas siswa pada setiap siklus. Hasil tes

Siklus I mencapai 92,05% dan siklus II 97,02%. Hal itu juga diikuti dengan adanya

peningkatan aktifitas siswa pada Siklus I sebesar 87,5% dan Siklus II sebesar 97,8%.

Hal ini sama dengan Penelitian yang dilakukan oleh Reni Uba Permatasari (2009)

dengan judul Penggunaan Pendekatan PAIKEM pada Pembelajaran PKn dapat

Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V di SDN

Tlumpu Kota Blitar. Hasil penelitian menunujukkna bahwa kondisi awal motivasi

kategori tinggi 35,97%; siklus I= 74,55%; siklus II= 82,73%, maka dari kondisi awal

dibandingkan sikus II meningkat 46,76%. Kondisi ini membuktikan bahwa

penggunaan pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar

matematika.

Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Andris dan Reni maka dapat

dijadikan bukti bahwa melalui Pembelajaran PAIKEM GEMBROT dapat

meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri 1

Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora semester 2 tahun pelajaran 2012/2013

.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika dalam KTSP Karso (2004: 1.4) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik,

28

2.3 Kerangka Berfikir

Pada dasarnya matematika sama dengan mata pelajaran lainnya. Pelajaran

matematika sangat memungkinkan untuk mencapai nilai yang tinggi seperti pada

mata pelajaran lain. Akan tetapi pembelajaran pada kondisi awal yang dilaksanakan

oleh guru pada pelajaran matematika kelas 5 SDN 1 Ledok masih menerapkan

pembelajaran yang konvensional. Guru lebih banyak memberikan latihan soal,

mencongak, hafalan rumus dan pekerjaan rumah. Siswa disini hanya sebagai

pendengar saat guru menjelaskan dan mengerjakan soal latihan ketika selesai

membahas materi. Kondisi seperti ini membuat siswa merasa bosan, jenuh dan

akhirnya siswa merasa kesulitan untuk belajar matematika. Sehingga motivasi belajar

dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 SDN 1 Ledok rendah. Kemudian guru

bekerjasama untuk mencari solusi dan alternatif tindakan yang dipilih untuk

memecahkan masalah terkait rendahnya motivasi dan hasil belajar matematika siswa.

Untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar matematika siswa, maka

guru harus menciptakan suatu lingkungan pembelajaran yang menarik,

menyenangkan dengan menerapkan pembelajaran yang bervariatif, inovatif, kreatif,

efektif dan menyenangkan. Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika, guru

hendaknya memperhatikan karakteristik siswa. Tahap perkembangan siswa pada

usia SD masuk kedalam operasional konkret. Oleh sebab itu guru dalam

mengajarkan sebuah pokok bahasan hendaknya di dukung dengan media-media dan

sumber yang relevan dan menarik perhatian siswa. Hal ini dilakukan oleh guru

karena melihat karakter siswa yang satu dengan yang lainnya berbeda. Ada siswa

yang memiliki daya serap cepat tanpa disertai dengan benda-benda yang konkret

tetapi ada pula siswa yang daya serapnya lama sehingga memerlukan media media

pendukung tersebut.

Menyikapi kondisi yang terjadi pada siswa kelas 5 SDN 1 Ledok, maka

alternatif tindakan yang diambil penulis yaitu penerapan pembelajaran PAIKEM

GEMBROT untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar matematika

siswa. Guru merancang pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif,

menyenangkan, gembira dan berbobot. Kondisi seperti ini memungkinkan siswa

terlibat dalam pembelajaran dalam kondisi yang menyenangkan.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika dalam KTSP Karso (2004: 1.4) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik,

29

Adanya interaksi dan kerjasama antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa

menambah pengalaman siswa untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar

matematika siswa. Setiap siswa dengan bebas berpendapat dan tidak ada rasa takut

untuk menyatakan pendapat maupun menanggapi sebuah pernyataa. Dengan dibantu

sumber-sumber, media dan alat peraga yang relevan membantu siswa keluar dari

kesuliatan belajar pada mata pelajaran matematika.

Dalam pembelajaran PAIKEM GEMBROT siswa dikondisikan dalam

kelompok-kelompok belajar. Kelompok belajar dibagi secara heterogen supaya ada

komunikasi dan pengalaman belajar bagi siswa yang cepat menangkap pelajaran,

sedang maupun lambat. Kemudian siswa dibimbing dan diarahkan guru setiap

kegiatan belajar mengajar. Guru memfasilitasi siswa dengan pojok baca yang

menarik supaya siswa tidak semata-mata memperoleh pengetahuan dari buku yang

dimilikinya.

Adanya kerja sama siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa

memungkinkan pembelajaran menjadi menarik dan tidak tampak siswa yang unggul

karena terjadi pembauran dalam satu kelompok dan bertanggung jawab terhadap

kelompok masing-masing. Kemudian siswa bersama dengan membahas bersama-

sama dan siswa dibimbing untuk menyimpulkan setiap pembelajaran yang telah

dlakukannya. Setelah itu guru memberikan evaluasi guna mengukur hasil

pembelajaran yang telah diikutinya. Tidak lupa guru juga memberika pesan-pesan,

motivasi serta penghargaan kepada siswa untuk tetap belajar matematika dan dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari- hari.

Perubahan yang terjadi setelah menerapkan pembelajaran PAIKEM

GEMBROT yaitu siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran, siswa lebih aktif, dan

tidak merasa kesulitan dalam belajar matematika. Dengan kondisi seperti ini motivasi

belajar dan hasil belajar mateamtika siswa meningkat. Pembelajaran PAIKEM

GEMBROT dilaksanakan dalam beberapa siklus sampai mencapai keberhasilan

belajar yaitu meningkatnya motivasi belajar dan hasil belajar matematika siswa.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika dalam KTSP Karso (2004: 1.4) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik,

30

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ada maka dapat dirumuskan hipotesis

Penelitian Tindakan Kelas berikut ini.

1) Pembelajaran PAIKEM GEMBROT dapat meningkatkan motivasi belajar

matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong

Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013.

2) Pembelajaran PAIKEM GEMBROT dapat meningkatkan hasil belajar

matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong

Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/ 2013.

3) Penerapan Pembelajaran PAIKEM GEMBROT dapat meningkatkan motivasi

belajar matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong

Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/ 2013 dengan langkah-

langkah sebagai berikut: memperjelas tujuan yang ingin dicapai kepada siswa,

menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar dengan menggunakan

media-media yang menarik dan relevan dengan kebutuhan belajar siswa,

melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar yang lebih kooperatif dan

interaktif, menciptakan persaingan dan kerja sama. memberikan pujian secara

wajar terhadap keberhasilan siswa, memberikan penilaian.

4) Penerapan Pembelajaran PAIKEM GEMBROT dapat meningkatkan hasil belajar

matematika pada siswa kelas 5 Di SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong

Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/ 2013 dengan langkah-

langkah sebagai berikut: membuka pelajaran dengan disertai apersepsi dan tujuan

yang jelas, menempatkan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang lebih

kooperatif dan interaktif, melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan yang

mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada

belajar melalui berbuat baik di dalam kelas dan di luar kelas, menggunakan

berbagai media dan sumber belajar berupa pojok baca yang telah disediakan guru

sehingga menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi

siswa, membimbing dan mengarahkan setiap kegiatan pembelajaran yang

dilakukan siswa, dan melakukan evaluasi berupa tes dan refleksi terhadap

pembelajaran yang sudah dilakukan.