BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT...

24
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG A. Pertambangan Emas Indonesia berada pada tiga lempeng benua, terdiri dari Indo-Australia, Pasifik dan Eurasia serta dikelilingi pegunungan berapi yang masih aktif. Interaksi antar lempeng sering mengakibatkan gempa bumi. Aktivitas geologi tersebut memunculkan mineral-mireral yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan, salah saru mineral yang dibutuhkan tersebut adalah emas. Sejak penjajahan Belanda, pemerintah kolonial telah mengeksploitasi tambang emas diantaranya Rejang Lebong, Bengkulu, Cikotok dan daerah lainnya. Berkembangnya tambang-tambang yang dieksploitasi oleh kolonial, berkembang juga pertambangan emas yang diolah masyarakat sekitar pertambangan atau sering disebut dengan pertambangan tradisional. 1. Faktor-Faktor yang Mendukung Suatu Wilayah Mempunyai Kandungan Emas a. Keadaan Geologi yang Mengandung Mineral Emas Emas relatif langka di bumi, namun emas terdapat dalam berbagai macam batu dan di banyak lingkungan geologi yang berbeda. Meskipun langka, emas dipekatkan dengan proses geologi untuk membentuk deposito komersial dua jenis utama: lapisan (primer) deposito dan (sekunder) placer deposito.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705506_bab_ii.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG A. Pertambangan

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG

A. Pertambangan Emas

Indonesia berada pada tiga lempeng benua, terdiri dari Indo-Australia,

Pasifik dan Eurasia serta dikelilingi pegunungan berapi yang masih aktif. Interaksi

antar lempeng sering mengakibatkan gempa bumi. Aktivitas geologi tersebut

memunculkan mineral-mireral yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan, salah

saru mineral yang dibutuhkan tersebut adalah emas.

Sejak penjajahan Belanda, pemerintah kolonial telah mengeksploitasi

tambang emas diantaranya Rejang Lebong, Bengkulu, Cikotok dan daerah

lainnya. Berkembangnya tambang-tambang yang dieksploitasi oleh kolonial,

berkembang juga pertambangan emas yang diolah masyarakat sekitar

pertambangan atau sering disebut dengan pertambangan tradisional.

1. Faktor-Faktor yang Mendukung Suatu Wilayah Mempunyai Kandungan Emas

a. Keadaan Geologi yang Mengandung Mineral Emas

Emas relatif langka di bumi, namun emas terdapat dalam berbagai macam

batu dan di banyak lingkungan geologi yang berbeda. Meskipun langka, emas

dipekatkan dengan proses geologi untuk membentuk deposito komersial dua jenis

utama: lapisan (primer) deposito dan (sekunder) placer deposito.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705506_bab_ii.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG A. Pertambangan

9

Lode deposito adalah target untuk "hardrock" prospektor mencari emas di

lokasi deposisi dari solusi mineralizing. Ahli geologi telah mengusulkan berbagai

hipotesis untuk menjelaskan sumber solusi dari mana konstituen mineral

diendapkan di deposito lapisan.

Satu hipotesis diterima secara luas mengusulkan bahwa deposito emas,

terutama yang ditemukan di batuan vulkanik dan sedimen, terbentuk dari sirkulasi

air tanah didorong oleh panas dari tubuh magma (batuan cair) diterobos ke dalam

kerak bumi dalam waktu sekitar 2 sampai 5 mil dari permukaan. Sistem panas

bumi aktif, yang dieksploitasi dalam bagian Amerika Serikat untuk air panas alam

dan uap air, memberikan sebuah analog modern untuk ini emas-deposito sistem.

Sebagian besar air dalam sistem panas bumi berasal sebagai curah hujan, yang

bergerak ke bawah melalui patah tulang dan tempat tidur permeabel di bagian

pendingin kerak dan ditarik lateral ke daerah dipanaskan oleh magma, di mana ia

didorong ke atas melalui patah tulang. Seperti air dipanaskan, larut logam dari

batuan sekitarnya. Ketika air dipanaskan batu mencapai lebih dingin di kedalaman

dangkal, endapan mineral logam untuk membentuk vena atau selimut-seperti bijih

tubuh.

Hipotesis lain menunjukkan bahwa emas-bantalan solusi dapat

dikeluarkan dari magma karena cools, menyebabkan bahan bijih ketika mereka

pindah ke batu di sekitarnya lebih dingin. Hipotesis ini diterapkan terutama untuk

deposito emas yang terletak di atau dekat massa batuan granit, yang mewakili

dipadatkan magma.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705506_bab_ii.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG A. Pertambangan

10

Sebuah hipotesis ketiga diterapkan terutama untuk emas-bantalan

pembuluh darah di batuan metamorf yang terjadi di sabuk gunung di margin

kontinental. Dalam proses pembentukan gunung, batuan sedimen dan vulkanik

mungkin terkubur atau dorong bawah tepi benua, di mana mereka mengalami

suhu tinggi dan tekanan yang dihasilkan dalam reaksi kimia yang mengubah batu

untuk kumpulan mineral baru (metamorfisme). Hipotesis ini menunjukkan bahwa

air dikeluarkan dari batu dan bermigrasi ke atas, menyebabkan bahan bijih sebagai

tekanan dan penurunan suhu. Bijih logam yang diperkirakan berasal dari batuan

menjalani metamorfisme aktif.

Kekhawatiran utama dari prospektor atau penambang yang tertarik dalam

deposit lapisan emas adalah untuk menentukan kadar emas rata-rata (tenor) per

ton batuan termineralisasi dan ukuran deposit. Dari data ini, dapat dibuat estimasi

nilai deposit itu. Salah satu metode yang paling umum digunakan untuk

menentukan kadar emas dan perak batuan mineralisasi adalah tes api. Hasilnya

dilaporkan sebagai troy ons emas atau perak atau keduanya per ton bijih

avoirdupois singkat atau sebagai gram per metrik ton bijih.

Deposito placer mewakili konsentrasi emas yang berasal dari deposito

lapisan oleh erosi, disintegrasi atau dekomposisi batu melampirkan, dan

konsentrasi berikutnya oleh gravitasi.

Emas sangat tahan terhadap cuaca dan ketika dibebaskan dari

melampirkan batu, dibawa hilir sebagai partikel logam yang terdiri dari "debu,"

serpih, butir, atau nugget. Partikel emas dalam deposito aliran sering

terkonsentrasi pada atau dekat batuan dasar, karena mereka bergerak ke bawah air

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705506_bab_ii.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG A. Pertambangan

11

selama-periode ketika beban seluruh tempat tidur pasir, kerikil, dan batu-batu

yang gelisah dan bergerak hilir. Partikel emas halus mengumpulkan pada

cekungan atau di saku di pasir dan kerikil bar mana slackens sungai saat ini.

Konsentrasi emas dalam kerikil disebut "membayar coretan."

Emas-bantalan negara, prospectors mencari emas di mana pasir kasar dan

kerikil telah mengumpulkan dan dimana "pasir hitam" telah terkonsentrasi dan

diselesaikan dengan emas. Magnetit adalah mineral yang paling umum di pasir

hitam, tetapi mineral berat lainnya seperti cassiterite, monazit, ilmenit, kromit,

platinum kelompok logam, dan beberapa batu permata dapat hadir.

Placer deposit telah terbentuk dengan cara yang sama sepanjang sejarah

Bumi. Proses pelapukan dan erosi membuat deposito placer permukaan yang

mungkin terkubur di bawah puing-puing batu. Meskipun "fosil" placers yang

kemudian disemen ke bebatuan keras, bentuk dan karakteristik saluran sungai

lama masih dikenali.

Isi dari emas gratis dipulihkan dalam deposito placer ditentukan dengan

metode uji emas bebas, yang melibatkan penggabungan dari emas-bantalan

berkonsentrasi dikumpulkan oleh pengerukan, pertambangan hidrolik, atau

operasi placer lain pertambangan. Dalam periode ketika harga emas tetap, praktek

umum adalah untuk melaporkan hasil uji sebagai nilai emas (dalam sen atau

dolar) yang terkandung dalam meter kubik material. Sekarang hasil dilaporkan

sebagai gram per meter kubik atau gram per meter kubik.

Geolog memeriksa semua faktor mengendalikan asal dan emplasemen dari

deposit mineral, termasuk yang mengandung emas. Batuan beku dan metamorf

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705506_bab_ii.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG A. Pertambangan

12

yang dipelajari di lapangan dan di laboratorium untuk memperoleh pemahaman

tentang bagaimana mereka datang ke lokasi mereka, bagaimana mereka

mengkristal untuk batuan padat, dan bagaimana solusi bantalan mineral terbentuk

dalam diri mereka Studi struktur batuan, seperti lipatan, kesalahan, patah tulang,

dan sendi, dan efek dari panas dan tekanan pada batuan menunjukkan mengapa

dan di mana patah tulang terjadi dan di mana vena mungkin ditemukan. Studi

proses pelapukan dan transportasi dari puing-puing batuan dengan air

memungkinkan ahli geologi untuk memprediksi tempat yang paling mungkin

untuk deposito placer terbentuk. Terjadinya emas tidak berubah-ubah;

kehadirannya di berbagai batuan dan kejadian di bawah kondisi lingkungan

berbeda mengikuti hukum alam. Sebagai ahli geologi meningkatkan pengetahuan

mereka tentang proses mineralizing, mereka meningkatkan kemampuan mereka

untuk menemukan emas.

b. Proses Pengolahan Emas

Proses pengolahan emas meliputi sianidasi, flotasi, gravitasi dan amalgam.

Secara umum, sianida mempunyai dua teknik pengolah, yaitu tank leaching dan

heap leaching.

1) Sianidasi

Sianidasi adalah metode standar yang dipakai secara luas di seluruh dunia.

Sianidasi adalah proses pelarutan selektif oleh sianida dimana hanya logam-logam

tertentu yang dapat larut, misalnya Au, Ag, Cu, Zn, Cd, Co dan lain-lain.

Proses Sianidasi terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses

pelarutan/pelindian (leaching) dan proses pemisahan emas (recovery) dari larutan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705506_bab_ii.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG A. Pertambangan

13

kaya. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses cyanidasi adalah Sodium

Cyanide (NaCN), Potassium Cyanide (KCN), Calcium Cyanide [Ca(CN)2], atau

Ammonium Cyanide (NH4CN). Pelarut yang paling sering digunakan adalah

NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya. Pada

tahap kedua yakni pemisahan logam emas dari larutannya dilakukan dengan

pengendapan dengan menggunakan serbuk Zn (Zinc precipitation).

Penggunaan serbuk Zn merupakan salah satu cara yang efektif untuk

larutan yang mengandung konsentrasi emas kecil. Serbuk Zn yang ditambahkan

kedalam larutan akan mengendapkan logam emas dan perak. Prinsip pengendapan

ini mendasarkan deret Clenel, yang disusun berdasarkan perbedaan urutan

aktivitas elektro kimia dari logam-logam dalam larutan cyanide, yaitu Mg, Al, Zn,

Cu, Au, Ag, Hg, Pb, Fe, Pt. setiap logam yang berada disebelah kiri dari ikatan

kompleks sianidanya dapat mengendapkan logam yang digantikannya. Jadi

sebenarnya tidak hanya Zn yang dapat mendesak Au dan Ag, tetapi Cu maupun

Al dapat juga dipakai, tetapi karena harganya lebih mahal maka lebih baik

menggunakan Zn. Proses pengambilan emas-perak dari larutan kaya dengan

menggunakan serbuk Zn ini disebut “Proses Merill Crowe”.

a) Heap leaching (pelindian tumpukan)

Pelindian emas dengan cara menyiramkan larutan sianida pada tumpukan

bijih emas (diameter bijih <10 cm) yang sudah dicampur dengan batu kapur. Air

lindian yang mengalir di dasar tumpukkan yang kedap kemudian di kumpulkan

untuk kemudian dilakukan proses berikutnya. Efektifitas ekstraksi emas berkisar

35 – 65 %.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705506_bab_ii.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG A. Pertambangan

14

b) VAT leaching (pelindian rendaman)

Pelindian emas yang dilakukan dengan cara merendam bijih emas

(diameter bijih < 5 cm) yang sudah dicampur dengan batu kapur dengan larutan

sianida pada bak kedap. Air lindianyang dihasilkan kemudian dikumpulkan untuk

dilakukan proses berikutnya. Proses pelindian berlangsung antara 3 – 7 hari dan

setelah itu tangki dikosongkan untuk pengolahan bijih yang baru. Efektifitas

ekstraksi emas berkisar 40 – 70%.

2) Flotasi

Proses ini menghasilakan konsentrat logam dari bijih yang ditambang

dengan memisahkan mineral berharga dari pengotor yang menutupinya. Langkah

utamanya adalah penghancuran, penggilingan, pengapungan, dan pengeringan.

Penghancuran dan penggilingan mengubah besaran bijih menjadi ukuran halus

dengan tujuan membebaskan butiran yang mengandung logam untuk proses

pemisahan dan penyiapan ukuran yang sesuai ke proses selanjutnya. Pengapungan

(flotasi) yaitu prose pemisahan yang digunakan untuk menghasilkan konsentrat

logam dengan cara mengapungkan bijih ke permukaan melalui pengikatan dengan

buih dengan menggunakan bahan kimia tertentu dan udara. Selain pemisahan bijih

emas, proses ini banyak dipakai untuk beberapa bijih seperti Cu, Pb, Zn, Ag, dan

Ni.

Teknik pengerjaannya dilakukan dengan cara menghembuskan udara ke

dalam butiran mineral halus yang dicampur dengan air dan zat pembuih. Butiran

mineral halus akan terbawa gelembung udara ke permukaan, sehingga terpisahkan

dengan materi pengotor (gangue) yang tinggal dalam air (tertinggal pada bagian

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705506_bab_ii.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG A. Pertambangan

15

bawah tank penampung). Pengikatan butiran bijih akan semakin efektif apabila

ditambahkan suatu zat collector. Prinsip dasar pengikatan butiran bijih oleh

gelembung udara berbuih melalui molekul collector adalah :

1) Butiran zat yang mempunyai permukaan hidrofilik akan terikat air sehingga

akan tinggal pada dasar tank penampung.

2) Butiran zat yang mempunyai permukaan non-polar atau hidrofob akan ditolak

air, jika ukuran butirannya tidak besar, maka akan naik ke permukaan dan

terikat gelembung udara.

Kebanyakan mineral terdiri dari ion yang mempunyai permukaan hidrofil,

sehinga partikel tersebut dapat diikat air. Dengan penambahan zat collector,

permukaan mineral yang terikat molekul air akan terlepas dan akan berubah

menjadi hidrofob. Dengan demikian ujung molekul hidrofob dari collector akan

terikat molekul hidrofob dari gelembung, sehingga mineral (bijih) dapat

diapungkan. Molekul collector mempunyai struktur yang mirip dengan detergen.

Mineral berharga yang terkumpul dalam palung tersebut adalah “konsentrat”.

Konsentrat (dalam bentuk slurry, 65% padat menurut berat) ini dikeringkan

sampai kandungan airnya mencapai 9% kemudian dikirim ke fasilitas peleburan,

untuk pemisahan dan pemurnian masing-masing logam dasarnya.

3) Konsentrasi Gravitasi

Konsentrasi grafitasi merupakan proses pemisahan emas dari batuan

karena berat jenis, emas mempunyai berat jenis 19,3 ton/m3 sedangkan batuan

memiliki berat jenis lebih kecil. Peralatan konsentrasi yang menggunakan prinsip

gravitasi yang umum digunakan pada pertambangan emas skala kecil antara lain

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705506_bab_ii.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG A. Pertambangan

16

adalah dulang (panning), adalah alat konsentrat emas yang menggunakan prinisp

gravitasi paling sederhana. Peralatan ini dapat bekerja ketika kandungan emas

dalam keadaan bentuk elemen bebas dan placer deposit. Selain dulang, alat yang

digunakan dalam pengolahan emas dengan menggunakan konsentrasi gravitasi

adalah Palong (Sluice Box), Spiral Concentrator, Meja goyang (shaking

table), dan Jigs. Palong (Sluice Box) lebih banyak digunakan karena mempunyai

effisiensi yang sama dengan peralatan konsentrasi yang lain namun mempunyai

konstruksi yang lebih sedarhana daripada spiral konsentrator, meja goyang dan

jig, serta dapat memproses lebih banyak bijih per hari daripada dulang. Spiral

Concentrator mampu memisahkan logam berat pada kisaran ukuran 3 mm hingga

75 micron (6 - 200 mesh). Meja goyang (shaking table) efektif memisahkan emas

dari batuan oxydis pada 200 micron, batuan sulfidis 400 micron, dan silika 1.000

micron. Jigs, merupakan alternatif konsentrator yang mudah dioperasionalkan,

Secara umum dapat berjalan efektif pada ukuran terbesar 2 cm dan yang terkecil

10 mesh. Konsentrasi gravitasi kaddang kala menggunakan aur raksa untuk

mengikat emas membentuk amalgam agar lebih mudah memisahkan dari

kotorannya.

4) Amalgamasi

Amalgamasi merupakan proses ekstraksi emas dengan cara mencampur

bijih emas dengan merkuri (Hg). Produk yang terbentuk adalah ikatan antara

emas-perak dan merkuri yang dikenal sebagai amalgam (Au – Hg). Merkuri akan

membentuk amalgam dengan semua logam kecuali besi dan platina. Amalgam

dapat terurai dengan pemasanasn dalam sebuah retort, air raksa akan menguap

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705506_bab_ii.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG A. Pertambangan

17

dan dapat diperoleh kembali dari kondensasi uap air raksa tersebut dan dapat

dipergunakan kembali. Semetara emas dan perak tetap tertinggal dalam retort

sebagai logam.

Selain distilasi (retort), metode lain juga dipakai dalam pemisahan air

raksa dari amalgam yaitu dengan menggunakan asam nitrat dan dengan

menggunakan perpindahan ion logam yang mempunyai potential electrode lebih

negatif dari air raksa.

c. Kadar Emas

Emas batangan biasanya berkadar 24 karat (99,99%), sedangkan perhiasan

emas umumnya berkadar dibawah 24 karat, 22 karat, 18 karat tergantung

kemampuan daya beli masyarakat. Selain itu karat yang lebih rendah daripada

emas murni 24 adalah agar perhiasan tidak terlalu lembek dan tidak mudah rusak

atau patah. Emas 22 karat artinya mempunyai kadar: 22/24 x 100% = 91,66%.

Emas 18 karat mempunyai kadar: 18/24 x 100% = 75%.

B. Penggolongan Bahan Galian

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1980 tentang Penggolongan Bahan-

bahan Galian, mengemukakan dasar penggolongan bahan-bahan galian :

1. Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara 2. Terdapatnya sesuatu bahan galian dalam alam (genese) 3. Penggunaan bahan galian bagi industri 4. Pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat banyak 5. Pemberian kesempatan pengembangan pengusahaan 6. Penyebaran pembangunan di Daerah

Bahan galian industri sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia

sehari-hari, bahkan bisa dikatakan manusia hidup tidak bisa lepas dari bahan

galian industri. Hampir semua peralatan rumah tangga, bangunan fisik, obat,

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705506_bab_ii.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG A. Pertambangan

18

kosmetik, alat tulis, barang pecah belah sampai kreasi seni terbuat dari hasil

olahan bahan galian industri melalui rekayasa teknik.

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1980 tentang Penggolongan Bahan-

bahan Galian, membagi bahan galian menjadi tiga golongan, yaitu golongan A

(bahan galian trategis), golongan B (bahan galian vital), dan golongan C (bahan

galian yang tidak termasuk golongan A ataupun B). Golongan bahan galian A

(strategis), adalah bahan galian tersebut merupakan aset strategis untuk

pertahanan dan keamanan serta perekonomian dan negara. Golongan bahan galian

B (vital), adalah bahan galian yang vital dimana bahan galian tersebut dapat

menjamin hajat hidup orang banyak. Golongan bahan galian C, dapat diartikan

bahan galian yang tidak termasuk bahan galian Strategis dan Vital karena sifatnya

tidak langsung memerlukan pasaran yang bersifat internasional.

C. Usaha Pertambangan

Usaha pertambangan merupakan semua usaha perorangan atau atau badan

usaha atau badan usaha mengambil barang tambang untuk dimanfaatka demi

kepentingan manusia. Usaha pertambangan yang dimaksud dalam Undang-

Undang nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara meliputi

kegiatan:

1. Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.

2. Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pascatambang.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705506_bab_ii.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG A. Pertambangan

19

3. Izin Pertambangan Rakyat, yang selanjutnya disebut IPR, adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan dalam wilayah pertambangan rakyat dengan luas wilayah dan investasi terbatas.

4. Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.

5. Pengangkutan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan mineral dan/atau batubara dari daerah tambang dan/atau tempat pengolahan dan pemurnian sampai tempat penyerahan.

6. Penjualan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil pertambangan mineral atau batubara.

D. Kesejahteraan Hidup

1. Pengertian Kesejahteraan

Setiap keluarga pasti mendambakan kehidupan yang sejahtera baik secara

materi maupun nonmateri. Karena dengan tercapainya hidup sejahtera maka

ketentraman, ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup akan tercapai pula.

Pengertian kesejahteraan menurut Undang-Undang nomor 11 tahun 2009

tentang Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material,

spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu

mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

Menurut Soemitro (2002:27) dalam pengklasifikasian kesejahteraan

keluarga, yang dimaksud dengan keluarga pra-sejahtera ditunjukan dengan

ketidakmampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan dasar minimum seperti

kebutuhan menjalankan perintah agama (tidak dapat melakukan sembahyang

sesuai dengan perintah agama masing-masing), makan (minum dua kali makan

per hari), pakaian lebih dari satu pasang pakaian), dan perumahan (porsi yang

lebih besar dari lantai bukan terdiri dari tanah), kesehatan dan keluarha berencana

(dibawa kepusat kesehatan jika sakit). Sementara untuk keluarga sejahtera tahap-I

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705506_bab_ii.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG A. Pertambangan

20

adalah keluarga yang memenuhi kebutuhan fisik minimum mereka, tetapi belum

memenuhi kebutuhan sosial dan psikologis seperti interaksi keluarga, interaksi

bertetangga dan pekerjaan-pekerjaan yang menentukan setandar kehidupan yang

baik. Keluarga sejahtera tahap-II adalah keluarga yang memenuhi kebutuhan fisik

minimum mereka, serta memenuhi kebutuhan sosial dan psikologisnya.

Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat memberi pengertian

sejahtera yaitu suatu kondisi masyarakat yang telah terpenuhi kebutuhan dasarnya.

Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan,

kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainnya seperti

lingkungan yang bersih, aman dan nyaman. Walaupun sulit diberi pengertian,

namun kesejahteraan memiliki beberapa kata kunci yaitu terpenuhi kebutuhan

dasar, makmur, dan sehat, Untuk mencapai kesejahteraan itu manusia melakukan

berbagai macam usaha, misalnya di bidang pertanian, perdagangan, pendidikan,

dan lain-lain.

2. Indikator Kesejahteraan

a. Tingkat Kesejahteraan Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (Badan Pemberdayaan

Masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat, 2003:18) mengelompokan keluarga

berdasarkan tahapan pencapaian tingkatan kesejahteraannya menjadi lima, yaitu :

1) Keluarga Pra Sejahtera, yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic need) secara minimal seperti kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, sandang, papan, dan kesehatan.

2) Keluarga Sejahtera Tahap I, yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan sosial psikologisnya (socio psycologycal need) seperti

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705506_bab_ii.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG A. Pertambangan

21

kebutuhan akan pendidikan, keluarga berencana, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal, dan transportasi.

3) Keluarga Sejahtera Tahap II, yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat memenuhi kebutuhan psikologinya, akan tetapi belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan perkembangannya (development need) seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.

4) Keluarga Sejahtera Tahap III, yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya juga telah memenuhi kebutuhan psikologisnya dan kebutuhan perkembangannya, namun belum dapat memberikan sumbangan (kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat secara teratur (waktu tertentu) memberikan sumbangan dalam bentuk material dan keuangan untuk kepentingan sosial kemasyarakatan serta berperan aktif dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan, atau yayasan sosial keagamaan, kesenian, olah raga, pendidikan dan sebagainya.

5) Keluarga Sejahtera III Plus, yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya dan kebutuhan pengembangan serta telah dapat pula memberikan sumbangan atau kontribusi yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.

Secara umum untuk menentukan setatus keluarga sejahtera digunakan 23

indikator yang dibagi menjadi lima tahapan keluarga sejahtera, yaitu :

1) Keluarga Pra Sejahtera (Pra S) Belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator keluarga sejahtera (KS I).

2) Keluarga Sejahtera I (KS I) a) Melaksanakan ibadah b) Makan dua kali sehari atau lebih c) Memiliki pakaian yang berbeda untuk aktivitas d) Bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah e) Bila anak sakit dibawa ke sarana kesehatan

3) Keluarga Sejahtera II (KS II) a) Ibadah teratur b) Daging atau ikan atau telur satu kali seminggu c) Satu stel pakaian baru pertahun d) Luas lantai kurang dari 8 meter per jiwa e) Sehat tiga bulan terakhir f) Punya penghasilan tetap g) Usia 10-60 bisa baca tulis huruf latin h) Usia 7-15 tahun bersekolah i) Anak kurang dari dua ber KB

4) Keluarga Sejahtera III (KS III) a) Meningkatkan pengetahuan agama

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705506_bab_ii.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG A. Pertambangan

22

b) Sebagian penghasilan ditabung c) Makan bersamaan dimanfaatkan untuk berkomunikasi d) Ikut kegiatan masyarakat dilingkungan tempat tinggal e) Rekreasi bersama minimal satu kali dalam enam bulan f) Memperoleh informasi g) Mampu menggunakan sarana transportasi

5) Keluarga Sejahtera III Plus a) Secara sukarela memberikan sumbangan secara teratur b) Aktif sebagai pengurus perkumpulan atau yayasan atau institusi

b. Tingkat Kesejahteraan Menurut Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik (BPS) (2010), mengkategorikan indikator pengukur

tingkat kesejahteraan pada masyarakat berdasarkan kependudukan, kesehatan dan

gizi, pendidikan, ketenagakerjaan, pola konsumsi, perumahan dan lingkungan,

serta indikator sosialnya.

1) Kependudukan

Kependudukan menupakan salah satu faktor dominan dalam proses

pembangunan, karena dengan kemampuannya dapat mengelola sumber daya alam

untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi diri maupun keluarganya secara

berkelanjutan. Masalah kependudukan antara lain meliputi jumlah penduduk dan

laju pertumbuhan penduduk, persebaran dan kepadatan penduduk, angka beban

ketergantungan, umur perkawinan utama. Jumlah penduduk yang besar dapat

menjadi potensi yang besar, tetapi dapat menjadi beban ketika tidak dibarengi

dengan kualitas pada penduduk. Oleh sebab itu, untuk menunjang keberhasilan

pembangunan nasional dalam penanganan masalah kependudukan, pemerintah

tidak saja mengarahkan pada uapaya pengendalian jumlah penduduk, tetapi juga

menitikberatkan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusianya. Disamping

itu, program perencanaan pembangunan sosial di segala bidang harus mendapat

prioritas utama yang berguna untuk peningkatan kesejahteraan penduduk.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705506_bab_ii.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG A. Pertambangan

23

2) Kesehatan dan Gizi

Kesehatan dan gizi merupakan bagian dari indikator kesejahteraan

penduduk dalam hal kualitas fisik indikator tersebut meliputi angka kematian bayi

dan angka harapan hidup yang menjadi indikator utama. Sementara untuk melihat

gambaran tentang kemajuan upaya peningkatan dan setatus kesehatan masyarakat

dapat dilihat dari penolong persalinan bayi, ketersediaan sarana kesehatan dan

jenis pengobatan yang dilakukan. Selain idikator kesehatan yang disebutkan

diatas, kesehatan juga dapat diukur dengan derajat dan kesehatan penduduk,

pemberian ASI dan imunisasi, serta pemanfaatan fasilitas kesehatan.

Untuk meningkatakan kualitas fisik penduduk tersebut pemerintah

melakukan berbagai upaya yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan

penduduk dan memelihara mutu pelayanan kesehatan yang sudah ada serta

meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kesejahteraan seperti

pembangunan puskesmas, posyandu, dan rumah sakit, penyediaan obat yang

terjangkau oleh masyarakat, dan pendistribusian tenaga kesehatan hingga ke

pelosok daerah.

3) Pendidikan

Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan

keterampilan manusia, sehingga kualitas sumber daya manusia tergantung pada

kualitas pendidikan. Pemerataan pendidikan diupayakan melalui penyediaan

saran. Kualitas pendidikan adalah menghasilkan manusia terdidik yang bermurtu

dan handal sesuai dengan tuntutan zaman. Sedangkan efisiensi pengelolaan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705506_bab_ii.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG A. Pertambangan

24

pendidikan dimaksudkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara berdaya guna

dan berhasil guna.

Tingkat pencapaian program pembangunan pendidikan dalam

meningkatkan taraf pendidikan masyarakat secara umum biasa diukur melalui

perubahan dan perkembangan tingkat pendidikan masyarakat yang berhasil

dicapai masyarakat pada periode waktu tertentu. Hasil perkembangan tingkat

pendidikan masyarakat yang berhasil dicapai masyarakat pada periode waktu

tertentu. Hasil pembangunan pendidikan masyarakat dapat dilihat melalui

beberapa indikator output pendidikan, antara lain Angka Melek Huruf (AMH),

Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka partisipasi Murni (APM), rata-rata lama

sekolah, angka putus sekolah, serta rasio murid – guru.

Pemerintah melakukan beberapa kegiatan dalam meningkatkan kualitas

pendidikan dalam upaya peningkata kesejahteraan, misalnya dengan

mengembangakan akses terhadap pendidkan anak usia dini, meningkatkan sarana

dan prasarana pendidikan, memperbaiki kurikulum, serta meningkatkan kualitas,

kompetensi dan profesionalisme tenaga pendidik. Bahkan, sejak tahun 1994

pemerintah juga telah melaksanakan program wajib belajar 9 tahun.

4) Ketenagakerjaan

Salah satu permasalahan yang perlu mendapat perhatian pemerintah

daerah adalah menciptakan lapangan kerja atau usaha yang layak. Tantangan ini

mencakup dua aspek sekaligus. Penciptaan lapangan keija yang baru bagi

angkatan kerja yang belum bekerja, dan peningkatan produktivitas kerja bagi

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705506_bab_ii.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG A. Pertambangan

25

mereka yang sudah bekerja sehingga memperoleh imbalan kerja yang memadai

untuk dapat hidup secara layak.

Ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek penting yang menunjukan

kesejahteraan masyarakat, dimana tolak ukur keberhasilan pembangunan

ketenagakerjaan diantaranya adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK),

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), lapangan kerja dan status pekerjaan, dan

jam kerja. TPAK menggambarkan persentase angkatan kerja terhadap penduduk

usia kerja, sedangkan TPT menggambarkan persentase penduduk yang sedang

mencari pekerjaan atau mempersiapkan usaha, penduduk yang sudah

mendapatkan pekerjaan tapi belum mulai bekerja dan penduduk yang tidak

mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.

5) Pola Konsumsi

Besarnya konsumsi atau pengeluaran yang dilakukan oleh suatu rumah

tangga menggambarkan tingkat kesejahteraan rumah tangga yang bersangkutan.

Semakin tinggi pengeluaran yang dilakukan oleh sebuah rumah tangga untuk

kebutuhan bukan makanan, menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan

rumah tangga yang bersangkutan. Sebagai ukuran, bila persentase pengeluaran

untuk makanan lebih dari 60 persen dari total pengeluaran, maka tingkat

kesejahteraan dapat dikatakan masih rendah. Karena semakin tinggi persentase

pengeluaran yang digunakan untuk konsumsi makanan, maka pengeluaran untuk

kesehatan, pendidikan, dan lainnya pun menjadi kurang.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705506_bab_ii.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG A. Pertambangan

26

Aspek lain yang perlu dipantau berkenaan dengan pola konsumsi tersebut

antara lain perkembangan kemiskinan, taraf konsumsi kalori dan protein,

perkembangan distribusi pendapatan, serta pengeluaran rumah tangga.

6) Perumahan dan Lingkungan

Manusia dan alam lingkungannya baik lingkungan fisik maupun sosial

merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Lingkungan fisik bisa berupa

alam sekitar yang alamiah dan buatan manusia. Untuk mempertahankan diri dari

keganasan alam, maka manusia berusaha membuat perlindungan yang pada

akhirnya disebut rumah atau tempat tinggal. Dengan sifatnya sebagai makhluk

sosial, manusia selalu ingin hidup bersama dengan orang lain dan berinteraksi

antara satu dengan lainnya, sehingga satu persatu bangunan rumah tingggal

bermunculan sampai berbentuk suatu pemukiman rumah penduduk.

Selain kebutuhan sandang dan pangan, rumah termasuk kebutuhan pokok

dalam kehidupan manusia. Keberadaan rumah tidak hanya berfungsi sebagai

tempat berlindung, tetapi rumah sudah menjadi bagian dari gaya hidup dan status

simbol bahkan juga menunjukan identitas pemiliknya.

Rumah dapat dijadikan indikator bagi kesejahteraan pemiliknya, hal ini

berkaitan dengan kualitas rumah tinggal. Semakin baik fasilitas yang dimiliki,

dapat diasumsikan bahwa semakin sejahtera rumah tangga yang menempati

rumah tersebut. Berbagai fasilitas yang dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan

tersebut antara lain dilihat dari luas lantai rumah, sumber air minum, fasilitas

tempat buang air besar rumag tangga dan juga tempat penampungan kotoran

akhir.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705506_bab_ii.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG A. Pertambangan

27

Luas lantai rumah tinggal selalu digunakan sebagai indikator untuk

menilai kemampuan sosial masyarakat, secara tidak langsung juga dikaitkan

dengan sistem kesehatan lingkungan keluarga atau tempat tinggal (perumahan)

karena luas lantai menunjukan tingkat kepadatan hunian atau rata-rata luas runang

untuk setiap anggota keluarga. Ukuran rumah yang relatif sempit yaitu kurang

dari 10 m2 per anggota rumah tangga.

Rumah tangga dengan jenis lantai keramik atau lantai marmer mempunyai

tingkat kesejahteraan yang lebih baik dari pada rumah tangga yang

mempergunakan jenis lantai semen, ubin, atau tanah. Jenis lantai ini juga dapat

mempergunakan kondisi kesehatan masyarakat. Indikator kualitas rumah yang

lain adalah rumah tinggal dengan atapayang layak (tidak beratap dedaunan) dan

berdinding permanen.

7) Indikator Sosial Lainnya

Pembahasan mengenai aspek sosial lainnya difokuskan pada kegiatan yang

mencerminkan kesejahteraan seseorang, seperti melakukan perjalanan, akses pada

teknologi dan informasi, Pelayanan kesehatan gratis, serta beras murah atau

raskin. Perjalan yang dilakukan penduduk, dalam hal melakukan perjalanan

“wisata” dan juga akses menikmati informasi dan hiburan yang meliputi

menonton televisi, mendengarkan radio, membaca surat kabar dan mengakses

internet. Karena pada umumnya semakin banyak seseorang memanfaatkan waktu

luang untuk melakukan kegiatan yang bersifat sosial maka dapat dikatakan bahwa

orang tersebut memiliki tingkat kesejahteraan yang semakin meningkat, karena

waktu yang ada tidak hanya digunakan untuk mencari nafkah. Pelayanan

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705506_bab_ii.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG A. Pertambangan

28

kesehatan gratis ini sangat membantu masyarakat khususnya kelas ekonomi

bawah untuk dapat memanfaatkan sarana dan prasarana kesehatan. Salah satu

program pengentasan kemiskinan adalah dengan cara penjualan beras

murah/raskin yang disediakan oleh Bulog/Dolog untuk rumah tangga miskin.

Program ini bertujuan agar keluarga yang dikategorikan sebagai keluarga miskin

dapat memenuhi kebutuhan pangan atau karbohidrat. Kenyataannya, beras

murah/raskin tidak hanya dibeli oleh keluarga miskin tetapi mereka yang bukan

kategori miskin pun menikmati program tersebut.

E. Kajian Geografi terhadap Pertambangan

Pertambangan yang dimaksud bukan seperti pertambangan dalam arti luas

yang mengungkapkan segala kegiatan manusia memanfaatkan sumber daya,

melainkan pertambangan dalam arti sempit. dalam hal ini pertambangan dalam

arti kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau

barang setengah jadi (manufacturing industry).

Geografi memandang pertambangan sebagai salah satu kegiatan industri,

Sumaatmadja (1988:179) memandang “industri sebagai suatu sitem, merupakan

perpaduan subsistem fisis dengan subsistem manusia”. Subsistem fisis

mendukung akan pertumbuhan dan perkembangan industri terdiri dari komponen

lahan, bahan mentah atau bahan baku, sumber daya energi serta iklim. Sedangkan

subsistem manusia yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan industri

meliputi komponen tenaga kerja, tekhnologi, tradisi, politik, pemerintah,

tansportasi, komunikasi, konsumen, pasar dan lain-lain. Hubungan antar

komponen tersebut menjadi kajian geografi.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705506_bab_ii.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG A. Pertambangan

29

Sumaatmadja (1988:180) mengemukakan, “sorotan geografi kepada aspek

industri ini terutama kepada interelasi keruangan komponen-komponennya dan

kepada pengorganisasian ruang dalam mengembangkan indusri”. Oleh karena itu,

peran geogarafi sangatlah penting dalam perkembangan industri.

Perkembangan industri haruslah hati-hati agar di masa yang akan datang

tidak terjadi ketimpangan, sehingga kita perlu menerapkan teknologi yang tepat

atau teknologi adaptif. Teknologi adaptif ini biasanya berasal dari negara-negara

maju yang disesuaikan dan diserasikan dengan lingkungan masyarakat yang

menerapkannya. Sumaatmadja (1980:182) mengemukakan tentang penerapan

teknologi adaktif pada sektor industri, antara lain:

1. Tepat sesuai dan serasi dengan kondisi fisis-geografis wilayah yang akan dikembangkan sektor industri. Penerapan teknologi tersebut tidak menimbulkan erosi, kekeringan (kekurangan air), dan tidak menimbulkan pencemaran. Oleh karena itu, kemiringan lahan, pengaliran air (sungai dan air tanah), dan pengaliran udara (angin) harus benar-benar diteliti lebih dahulu.

2. Tepat sesuai dan serasi dengan kondisi ekonomi setempat. Kondisi ekonomi masyarakat yang ada pada masa transisi umumnya masih agraris. Oleh karena itu pengembangan teknologi adaptif dalam dalam rangka pengembangan industri ini, harus membantu dan menunjang sektor agraris. Janganlah menyaingi atau lebih jauh lagi mematikan sektor agraris.

3. Tepat sesuai dan serasi dengan kondisi demografi setempat. Untuk Indonesia saat ini, harus menerapkan teknologi padat karya, terutama bagi daera-daerah yang padat penduduknya. Penerapan teknologi padat karyadalam rangka pembangunan industri yang jarang penduduknya, harus dirancang untuk penarikan dan penyerapan tenada kerja dari daerah lain yang padat penduduknya. Dengan demikian, pembangunan industri ini juga berfungsi meratakan penduduk. Kemungkinan terjadinya – ketimpangan sosial dalam bentuk penciptaan pengangguran, harus benar-benar dicegah.

4. Dapat memberikan lapangan usaha dan lapangan kerja baru bagi penduduk setempat, terutama bagi para petani yang masih terikat oleh lapangan di sektor pertanian yang sudah jenuh.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705506_bab_ii.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG A. Pertambangan

30

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut Riduwan (2010 : 163) adalah “jawaban atau dugaan

sementara yang harus diuji lagi kebenarannya.” Hipotesis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah hipotesis asosiatif,, menurut Riduwan (2010 : 168) ”hipotesis

yang yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang

bersifat hubungan.” Dalam penelitain ini terdapat perbedaan mengenai

kesejahteraan penambang emas rakyat di Cihideung, perbedaan ini dipengaruhi

oleh beberapa faktor yaitu latar bekang pendidikan penambang serta lama

menambang yang nantinya akan mempengaruhi pendapatan dengan kesejahteraan.

Adapun hipotesis pada penelitian ini, yaitu:

1. Ha: Terdapat hubungan antara latar belakang pendidikan penambang, lama

menambang dengan pendapatan hasil menambang.

Ho: Tidak terdapat hubungan antara latar belakang pendidikan

penambang, lama menambang dengan pendapatan hasil menambang.

2. Ha: Terdapat hubungan antara latar belakang pendidikan penambang, lama

menambang dan pendapatan penambang dengan pemanfaatan fasilitas

kesehatan.

Ho: Tidak terdapat hubungan antara latar belakang pendidikan

penambang, lama menambang dan pendapatan penambang dengan

pemanfaatan fasilitas kesehatan.

3. Ha: Terdapat hubungan antara latar belakang pendidikan penambang, lama

menambang dan pendapatan penambang dengan biaya pendidikan anak.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705506_bab_ii.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG A. Pertambangan

31

Ho: Tidak terdapat hubungan antara latar belakang pendidikan

penambang, lama menambang dan pendapatan penambang dengan biaya

pendidikan anak.

4. Ha: Terdapat hubungan antara latar belakang pendidikan penambang, lama

menambang dan pendapatan penambang dengan biaya setiap hari yang

dikeluarkan.

Ho: Tidak terdapat hubungan antara latar belakang pendidikan

penambang, lama menambang dan pendapatan penambang dengan biaya

setiap hari yang dikeluarkan.

5. Ha: Terdapat hubungan antara latar belakang pendidikan penambang, lama

menambang dan pendapatan penambang dengan kondisi rumah.

Ho: Tidak terdapat hubungan antara latar belakang pendidikan

penambang, lama menambang dan pendapatan penambang dengan kondisi

rumah.