BAB II KAJIAN PUSTAKA -...

40
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab yang kedua ini, tentang Kajian Pustaka, akan dibahas 4 (empat) bagian besar, yaitu (1) kajian teori, (2) hasil penelitian yang relevan, dan (3) kerangka berpikir, serta (4) hipotesis. Bagian ini merupakan dasar atau landasan teoritis bagi pelaksanaan penelitian ini. Berikut ini akan dibahas secara khusus keempat bagian-bagian besar tersebut. 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1. Pengertian Belajar Pendapat Abdillah (Aunurrahman, 2010:35) belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Etin Solihatin (2012:5) juga menjelaskan bahwa belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungan. Sedangkan menurut Bimo Walgito (2010:185) belajar adalah suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku secara individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Proses perubahan ini tidak terjadi dengan sendirinya , tetapi ada yang sengaja direncanakan dan ada yang dengan sendirinya terjadi karena proses kematangan. Proses yang sengaja direncanakan agar terjadi perubahan perilaku ini disebut dengan proses belajar. Proses ini

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA -...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab yang kedua ini, tentang Kajian Pustaka, akan dibahas 4 (empat)

bagian besar, yaitu (1) kajian teori, (2) hasil penelitian yang relevan, dan (3)

kerangka berpikir, serta (4) hipotesis. Bagian ini merupakan dasar atau landasan

teoritis bagi pelaksanaan penelitian ini. Berikut ini akan dibahas secara khusus

keempat bagian-bagian besar tersebut.

2.1. KAJIAN TEORI

2.1.1. Pengertian Belajar

Pendapat Abdillah (Aunurrahman, 2010:35) belajar adalah suatu

usaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.

Etin Solihatin (2012:5) juga menjelaskan bahwa belajar secara umum

dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat interaksi

individu dengan lingkungan. Sedangkan menurut Bimo Walgito

(2010:185) belajar adalah suatu proses yang mengakibatkan adanya

perubahan perilaku secara individu yang relatif menetap sebagai hasil

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses

kognitif. Proses perubahan ini tidak terjadi dengan sendirinya , tetapi ada

yang sengaja direncanakan dan ada yang dengan sendirinya terjadi

karena proses kematangan. Proses yang sengaja direncanakan agar terjadi

perubahan perilaku ini disebut dengan proses belajar. Proses ini

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

8

merupakan suatu aktivitas psikis/mental yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-

perubahan yang relatif konstan dan berbekas.

Menurut Darsono (dalam Hamdani, 2011:22) terdapat beberapa

ciri belajar, ciri tersebut diantaranya adalah:

1) Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan.

Tujuan ini digunakan sebagai arah kegiatan, sekaligus tolok

ukur keberhasilan belajar.

2) Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat

diwakilkan kepada orang lain. Jadi belajar bersifat individual.

3) Belajar merupakan proses interaksi antara individu dan

lingkungan. Hal ini berati individu harus aktif apabila di

hadapkan pada lingkungan tertentu. Keaktifan ini dapat

terwujud karena setiap individu memiliki berbagai potensi

untuk belajar.

4) Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang

yang belajar. Perubahan tersebut bersifat integral, artinya

perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik

yang terpisahkan satu dengan yang lainya.

Berdasarkan beberapa pengertian belajar dan cirinya, maka dapat

dipahami bahwa belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang

dilakukan secara sadar untuk mengusahakan perubahan tingkah laku baik

perubahan kognitif, afektif maupun psikomotorik dengan serangkaian

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

9

kegiatan baik jiwa dan raga melalui latihan sebagai hasil dari pengalaman

individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya seperti yang

diungkapkan oleh Abdillah.

2.1.2. Pengertian dan Jenis Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (2005:3) hasil belajar siswa adalah

perubahan tingkah laku yang telah terjadi melalui proses pembelajaran.

Perubahan tingkah laku tersebut berupa kemampuan-kemampuan siswa

setelah aktifitas belajar yang menjadi hasil perolehan belajar. Sedangkan

Aronson dan Briggs (dalam Etin Solihatin, 2012:35) mengemukakan

bahwa hasil belajar adalah perilaku yang dapat diamati dan menunjukkan

kemampuan yang dimiliki seseorang. Sehubungan dengan itu, Oemar

Hamalik (2010:85) mendefinisikan hasil belajar sebagai perubahan

tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam

bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan.

Berdasarkan beberapa definisi hasil belajar diatas, dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan yang berupa

pengetahuan, sikap, keterampilan atau perilaku siswa sebagai akibat dari

proses belajar (latihan dan pengalaman). Pengukuran terhadap perubahan

perilaku itu digunakan alat pengukuran yang berupa tes yang disusun

secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan yang

mencangkup tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan

demikian hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada individu

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

10

setelah mengalami pembelajaran. Penelitian ini menekankan hasil belajar

siswa pada ranah kognitif Bloom yang sudah direvisi.

Menurut Bloom (dalam Anderson dan Krathwohl, 2010:39-43)

Revisi ranah kognitif taksonomi Bloom dibedakan menjadi 2 jenis

dimensi besar yaitu dimensi pengetahuan, dan dimensi proses kognitif.

Dimensi pengetahuan dibedakan dalam empat jenis/dimensi yaitu:

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognif, sedangkan

dimensi proses kognitif terdiri dari 6 (enam dimensi) yaitu mengingat

(C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4),

Mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Dimensi proses kognitif ini

masing-masing diklasifikasikan dalam kategori-kategori.

1) Kategori-kategori Dalam Dimensi Proses Kognitif

Dimensi kedua dari revisi taksonomi Bloom adalah Dimensi

proses kognitif yang terdiri dari 6 (enam) dimensi proses yaitu

mengingat (remember), memahami (understand), mengaplikasikan

(applicating), menganalisis (analyzing), mengevaluasi (evaluating)

dan mencipta (create). Menurut Anderson dan Krathwohl (2010:44-

45) kategori-kategori dimensi proses kognitif diantaranya sebagai

berikut:

a. Mengingat

Mengingat berarti mengambil pengetahuan tertentu dari

memori jangka panjang. Jika tujuan pembelajaran adalah

menumbuhkan kemampuan untuk meretensi materi pelajaran,

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

11

maka kategori proses kognitif yang tepat adalah mengingat.

Meretensi materi pelajaran sama seperti materi yang diajarkan

boleh jadi Pengetahuan faktual, Konseptual, Prosedural,

Metakognitif

b. Memahami

Memahami adalah mengkonstruksi makna dari

materi/pesan-pesan pembelajaran termasuk apa yang diucapkan,

ditulis, dan digambar/ataupun grafis oleh guru. Menumbuhkan

kemampuan mentransfer. Proses-proses Kognitif meliputi:

menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum,

menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan.

c. Mengaplikasikan

Mengaplikasikan yaitu melibatkan penggunaan prosedur-

prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau

penyelesaian masalah. Mengaplikasikan berkaitan erat dengan

pengetahuan Prosedural. Proses kognitif terdiri dari

mengeksekusi (ketika tugas hanya soal latihan) dan

mengimplemantasi (ketika tugas merupakan masalah yang tidak

familiar). Dalam mengimplementasikan memahami pengetahuan

konseptual merupakan prasyarat mengaplikasikan pengetahuan

prosedural.

d. Menganalisis

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

12

Menganalisis berarti melibatkan proses memecah-mecah

materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan

hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara

bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan.

e. Mengevaluasi

Mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan

berdasarkan kriteria dan standar. Kriteria-kriteria yang paling

sering digunakan adalah kualitas, efisiensi, dan konsistensi.

f. Mencipta

Mencipta adalah memadukan bagian-bagian untuk

membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau membuat suatu

produk yang orisinal. Mencipta melibatkan proses menyusun

elemen-elemen jadi sebuah keseluruhan yang koheren dan

fungsional. Meminta siswa membuat sebuah produk baru

dengan mengorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu

pola atau struktur yang tidak pernah ada sebelumnya. Mencipta

dalam pengertian ini, walaupun mencakup tujuan pendidikan

untuk menciptakan produk yang khas tetapi juga untuk

menciptakan produk yang semua siswa dapat melakukannya

dalam pengertian menyintesiskan informasi atau materi untuk

membuat sebuah keseluruhan yang baru. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada bagan perubahan struktural dari kerangka

pikir asli ke revisi.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

13

Bagan 2.1.

Ringkasan Perubahan Struktural dari Kerangka Pikir Asli ke Revisi.

Dimensi tersendiri

Pengetahuan Mengingat

Komprehensi Memahami

Aplikasi mengaplikasikan

Analisi Menganalisis

Sintesi Mengevaluasi

Evaluasi Mencipta

2.1.3. Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

dibedakan atas dua kategori, yakni faktor internal/intern dan faktor

eksternal/ekstern. Kedua faktor tersebut saling memberikan pengaruh

dalam proses belajar individu dan menentukan kualitas dari hasil belajar.

2.1.3.1. Faktor Intern/Internal

Faktor intern/internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri

individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor

internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.

Dimensi

pengetahuan

Dimensi

Proses

Kognitif

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

14

1. Faktor fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang

berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini

dibedakan menjadi 2 (dua) macam. Pertama, keadaan tonus jasmani.

Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi

aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan

memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan hasil belajar

individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan

menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal (Baharuddin

dkk, 2007:19)

Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Fisiologis pada

tubuh manusia yang sangat mempengaruhi hasil belajar terutama

adalah pancaindera. Pancaindera yang berfungsi dengan baik akan

mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses

belajar, pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi

yang diterima dan ditangkap oleh manusia, dan yang memiliki peran

besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga (Baharuddin

dkk, 2007:20).

2. Faktor psikologis

Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang

dapat mempengaruhi proses belajar.

Dari sudut pandang sumbernya, motivasi dibagi menjadi dua,

yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstinsik. Motivasi instrinsik

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

15

adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas

dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan

belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan

motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang

menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.

Menurut Arden N. Frandsen (dalam Baharuddin, 2007:21)

Yang termasuk dalam motivasi intrinsik untuk belajar antara lain

adalah:

1) Dorongan ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih

luas;

2) Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan

keinginan untuk maju;

3) Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat

dukungan dari orang-orang penting, misalkan orangtua, saudara,

guru, atau teman-teman, dan lain sebagainya;

4) Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan

yang berguna bagi dirinya, dan lain-lain.

2.1.3.2. Faktor Ekstern/eksternal

Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-

faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar yang akhirnya

akan berdampak pada hasil belajar siswa. Pengaruh lingkungan ini pada

umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada

individu. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi hasil belajar

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

16

adalah “lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan

masyarakat” (Slameto, 2003:50).

1. Lingkungan Sosial Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat

tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang

dijelaskan oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga

pendidikan pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya

untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran

besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.”

Dalam hal ini dikatakan bahwa “Keluarga merupakan

lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah

anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan,

sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah

sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup

keagamaan” (Hasbullah, 1994:46).

2. Lingkungan Sosial Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama

yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa,

karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk

belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian

pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan

kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan

mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

17

“Guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan

diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar”

(Kartono, 1995:6). Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk

menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki

kemampuan dalam menggunakan metode-metode pembelajaran yang

tepat dalam mengajar. Metode pembelajaran adalah cara yang

digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa.

Karena penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif,

metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang

dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada

saat berlangsungnya pembelajaran. Dengan demikian metode

pembelajaran merupakan alat untuk menciptakan proses belajar

mengajar yang efektif sehingga proses belajar mengajar berjalan

aktif (Hamdani, 2011:80).

Mengajar pada hakikatnya merupakan upaya guru dalam

menciptakan situasi belajar, metode yang digunakan oleh guru harus

mampu menumbuhkan berbagai kegiatan belajar bagi siswa

sehubungan dengan kegiatan mengajar. Dengan kata lain proses

interaksi edukatif antara guru yang menciptakan suasana belajar dan

siswa yang memberi respons terhadap usaha guru tersebut.

Penggunaan metode pembelajaran yang modern dapat

meningkatkan keaktifan belajar yang kemudian akan berdampak

pada output/ hasil belajar yang lebih baik (Sumiati, 2008:91)

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

18

Menurut Hamdani (2011:81) ciri-ciri keaktifan dalam

pembelajaran tercermin dari kegiatan, baik yang dilakukan guru

maupun siswa yaitu sebagai berikut:

a. Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun atau membuat

perencanaan, proses pembelajaran, dan evaluasi.

b. Andanya keterlibatan intelektual-emosional siswa, baik melalui

kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, dan pembentukan

sikap.

c. Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan

situasi yang cocok untuk berlangsungnya proses pembelajaran.

d. Guru bertindak sebagai fasilitator (pemberi kemudahan) dan

koordinator kegiatan belajar siswa, bukan sebagai pengajar

(instruktur) yang mendominasi kegiatan kelas.

e. Biasanya menggunakan berbagai metode, media, dan alat secara

bervariasi.

3. Lingkungan Sosial Masyarakat

Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu

faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa

dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam

sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi

anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak

bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

19

Kondisi Lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan

memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak

pengangguran dan anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas

belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan saat memerlukan teman

belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan

belum dimilikinya (Baharuddin dkk, 2007:27).

Berbagai pendapat para ahli di atas memberikan pemahaman

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa ada

bermacam-macam. Namun dapat dimengerti bahwa secara garis

besar faktor-faktor tesebut berasal dari dalam (intern) dan luar

(ekstern). Kedua faktor tersebut saling berkaitan satu dengan

lainnya, sehingga kondisi pembelajaran sungguh-sungguh dirasakan

dampaknya ketika menjalani proses pembelajaran. Dalam penelitian

ini faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor eksternal, yang

berkaitan dengan keadaan lingkungan sosial sekolah. Keadaan

sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan

siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Guru berperan penting

dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, terutama dalam soal

guru menggunakan metode-metode pembelajaran yang modern

dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Penggunaan metode

pembelajaran yang modern dapat meningkatkan keaktifan dalam

proses pembelajaran yang akhirnya berdampak pada output/hasil

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

20

belajar yang lebih baik. Metode pembelajaran modern tersebut

adalah metode pembelajaran Course Review Horay dan Scramble.

2.1.4. Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (2005:95) pembelajaran kooperaif adalah para

siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beraggotakan empat

orang untuk memguasai materi yang disampaikan oleh guru. Menurut

Hamid Hasan (dalam Etin Solihatin, 2012:101) kooperatif mengandung

pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan. Dalam kegiatan

kooperatif, siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan

bagi seluruh anggota kelompoknya. Jadi, belajar kooperatif adalah

pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan

siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar

anggota lainya dalam kelompok tersebut. Johnson (dalam Etin Solihatin,

2012:102) pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran

dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara

kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan

struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.

Berdasarkan beberapa pengertian pembelajaran kooperatif dari

para ahli maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah

belajar dan bekerja bersama secara berkelompok dengan beranggotakan

5-6 orang secara heterogen guna mencapai tujuan bersama.

Ada tiga konsep sentral karakteristik pembelajaran kooperatif yang di

kemukakan oleh Slavin (dalam Hamdani, 2002:32) sebagai berikut:

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

21

1. Penghargaan kelompok

Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan kelompok

untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan ini

diberikan jika suatu kelompok memperoleh skor sesuai kriteria yang

ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan atas penampilan

individu sebagai anggota kelompok mampu menciptakan hubungan

antar personal yang saling membantu, mendukung, dan peduli.

2. Pertanggung jawaban individu

Keberhasilan kelompok bergantung pada pembelajaran

individu dari semua anggota kelompok. Pertanggung jawaban

tersebut menitik beratkan aktivitas anggota kelompok yang saling

membantu dalam belajar.

3. Kesempatan yang sama dalam mencapai keberhasilan

Pembelajaran kooperatif menggunakan metode penskoran

nilai yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan

prestasi yang diperoleh siswa dari yang terdulu. Dengan

menggunakan metode penskoran nilai ini siswa yang berkemampuan

tinggi, sedang, rendah sama-sama memperoleh kesempatan untuk

berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.

Menurut Slavin (dalam Miftahul Huda, 2013:230) pembelajaran

kooperatif memiliki macam-macam metode yaitu:

1) Student Team-Achievement Division (STAD);

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

22

Student Team Achievement Division (STAD) adalah metode

pembelajaran kooperatif dimana siswa bekerja bersama dalam

kelompok kecil yang heterogen dan saling membantu dalam belajar

untuk memahami materi pelajaran yang telah disampaikan guru.

2) Teams Games-Tournament (TGT);

Team Games-Tounament (TGT) hampir sama dengan STAD,

kecuali dalam hal evaluasi pada akhir pelajaran. Jika pada metode

pembelajaran STAD, evaluasinya dengan tes tertulis atau lisan.

Sementara pada tipe TGT pada akhir pelajaran evaluasinya dalam

bentuk games, dimana siswa memilih sendiri nomor pertanyaan yang

sudah disediakan.

3) Team-Assisted Individualization (TAI);

TAI dirancang khusus untuk mengajarkan matematika

kepada siswa yang belum siap menerima pelajaran secara lengkap

dengan menggabungkan pembelajaran kooperatif dan individual.

4) Group Investigation;

Group Investigation adalah metode pembelajaran yang

mencakup penguasaan, analisis, dan mensintesiskan informasi untuk

menyelesaikan masalah yang bersifat multi aspek. Siswa mencari

sumber belajar baik dari dalam sekolah maupun di luar sekolah.

Selanjutnya siswa mengevaluasi dan mensisntesiskan informasi yang

disumbangkan oleh setiap anggota kelompok supaya dapat

menghasilkan karya kelompok.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

23

5) Jigsaw II;

Model asli jigsaw dikembangkan Elliot Arronson dan rekan-

rekannya tahun 1978. Kemudian diadaptasi oleh Slavin tahun 1986

yang diberi nama Jigsaw II. Tipe pembelajaran kooperatif ini adalah

tipe pembelajaran kooperatif dimana siswa mempelajari bahan ajar

yang bila digabungkan dengan materi yang diajarkan oleh siswa lain,

membentuk kumpulan pengetahuan atau keterampilan yang padu

(Silberman, 2004)

6) Learning Together;

Metode Pembelajaran Learning Together dikembangkan oleh

David dan Roger Johnson beserta rekan-rekannya di University of

Minnesota tahun 1984. Tipe ini sama dengan STAD, hanya

perbedaannya Learning Together tidak memberikan sertifikat atau

rekognisi tim lainnya.

7) Complex Instruction

Metode pembelajaran kooperatif ini dikembangkan oleh

Edward De Avila dan Elizabeth Cohen. Metode ini berorientasi pada

penemuan yang melibatkan siswa dengan memberikan kegiatan

ilmiah untuk bereksperimen dan menemukan prinsip-prinsip ilmiah.

8) Metode Course Review Horay

Metode Course Review Horay merupakan metode

pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah

dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

24

diwajibkan berteriak “hore” atau menyanyikan yel-yel lainya yang

disukai. Metode ini juga membantu siswa untuk memahami konsep

dengan baik melalui diskusi kelompok.

9) Metode Scramble

Metode Scramble merupakan salah satu metode pembelajaran

yang dapat meningkatkan konsentrasi dan kecepatan belajar siswa.

Dalam metode ini siswa tidak hanya diminta untuk menjawab soal,

tetapi juga menerka jawaban soal yang sudah tersedia namun masih

dalam keadaan acak.

10) Co-op Co-op;

Co-op Co-op adalah tipe pembelajaran kooperatif dimana

siswa didorong untuk menemukan beberapa topik yang menarik bagi

mereka. Setelah mengidentifikasi masalah yang akan didalami,

mereka memilih sendiri topik yang akan dibahas dalam

kelompoknya masing-masing. Siswa diberi waktu untuk bekerja

dalam kelompok, dan hasil kerjanya dipresentasikan di kelas. Pada

akhirnya evaluasi secara keseluruhan materi yang didalami semua

kelompok.

11) Cooperated Integrated Reading and Composition (CIRC);

Tipe pembelajaran kooperatif ini difokuskan untuk mengajari

pelajaran membaca, menulis dan seni berbahasa di sekolah. Guru

menggunakan novel atau bahan bacaan yang berisi latihan soal dan

cerita. Siswa ditugaskan untuk belajar secara berpasangan dalam

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

25

kegiatan yang bersifat kognitif, termasuk membaca cerita satu sama

lainnya, membuat prediksi mengenai bagaimana akhir sebuah cerita

naratif, saling merangkum cerita, menulis tanggapan terhadap cerita,

melatih pengucapan, dan melatih untuk menguasai gagasan utama.

Pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode pembelajaran Course Review Horay dan Scramble.

Metode ini dipilih karena yang paling sederhana dari metode

pembelajaran kooperatif yang lain sehingga calon guru (peneliti) yang

belum berpengalaman pun bisa menerapkannya di kelas.

Selain itu juga kerena alasan lain yaitu metode pembelajaran

Course Review Horay dan Scramble memiliki keunggulan dari dimensi

sosial, yaitu meriah dan sangat menyenangkan serta tertanam rasa saling

memotivasi dan tolong menolong antar anggota kelompok tanpa

mengenal latar belakang. Selain itu materi yang akan diajarkan adalah

pemahaman konsep sehingga metode ini sangat cocok diterapkan dalam

penelitian.

2.1.4.1. Metode Pembelajaran Course Review Horay

2.1.4.1.1. Pengertian Metode Course Review Horay

Course Review Horay merupakan metode pembelajaran yang

dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan

karena setiap siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar

diwajibkan berteriak “horee!!‟ atau yel-yel lainya yang disukai

(Miftahul Huda, 229:2013). Menurut Dwitantra (2010) metode

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

26

pembelajaran Course Review Horay adalah suatu metode

pembelajaran dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak

yang diisi dengan nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling

dulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay. Sedangkan

menurut Imran (dalam Nur Malechah, 2011) metode pembelajaran

Course Review Horay merupakan suatu metode pembelajaran

dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak yang diisi

dengan nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu

mendapatkan tanda benar vertikal atau horisontal, atau diagonal

langsung berteriak horey.

Berbekal dari pengertian para ahli di atas bahwa metode

pembelajaran Course Review Horay (CRH) adalah suatu metode

atau desain pembelajaran untuk menguji pemahaman siswa dengan

menggunakan strategi games yang mana jika siswa mampu

menjawab benar maka siswa akan berteriak ''horey''.

2.1.4.1.2. Langkah-langkah Metode Course Review Horay

Sintak langkah-langkah metode pembelajaran Course Review

Horay (Miftahul Huda, 2013:230) adalah sebagai berikut:

a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

b) Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai topik

dengan tanya jawab melalui ceramah.

c) Guru membagi dalam kelompok-kelompok.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

27

d) Untuk menguji pemahaman, siswa diminta membuat kartu atau

kotak sesuai dengan kebutuhan. Kartu atau kotak tersbut

kemudian diisi dengan nomor yang ditentukan guru.

e) Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan

jawabanya di dalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan

oleh guru.

f) Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa ditulis dalam kartu

atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah

diberikan tadi.

g) Bagi pertanyaan yang dijawab dengan benar, siswa memberi

tanda chek list (√) dan langsung berteriak „horee‟ atau

menyanyikan yel-yelnya.

h) Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak

berteriak „hore‟.

i) Guru meberikan reward pada kelompok yang memperoleh nilai

tertinggi atau kelompok yang sering berteriak „horee‟.

2.1.4.1.3. Kelebihan Metode Course Review Horay

Miftahul Huda (2013:231) menyebutkan beberapa kelebihan

metode Course Review Horay, diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Strukturnya yang menarik dan dapat dan dapat mendorong siswa

untuk dapat terjun kedalamnya

b) Metode yang tidak monoton karena diselingi dengan hiburan,

sehingga suasana tidak menegangkan.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

28

c) semangat belajar yang meningkat karena suasana pembelajaran

berlangsung menyenangkan.

d) Skill kerjasama antar siswa yang semakin terlatih.

2.1.4.1.4. Kekurangan Metode Course Review Horay

Miftahul Huda (2013:231) menyebutkan beberapa

kekurangan metode Course Review Horay, diantaranya adalah

sebagai berikut:

a) Antara siswa yang aktif dan pasif nilanya cenderung sama, sulit

untuk memberi nilai.

b) Adanya peluang untuk curang (menyontek pekerjaan teman

sebelah).

c) Mengganggu suasana belajar kelas lain.

2.1.4.2. Metode Pembelajaran Scramble

2.1.4.2.1. Pengertian Metode Scramble

Menururut Taylor (dalam Miftahul Huda, 2013:303)

Scramble merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat

meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berfikir siswa. Metode ini

mengharuskan siswa untuk menggabungkan otak kanan dan otak

kiri. Dalam metode ini siswa tidak hanya diminta untuk menjawab

soal, tetapi juga menerka dengan cepat jawaban soal yang sudah

tersedia namun masih dalam kondisi acak. Ketepatan dan kecepatan

dalam menjawab soal adalah salah satu kunci permainan metode

pembelajaran Scramble.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

29

Menurut Widodo (dalam Nur, 2011:21) metode pembelajaran

Scramble adalah suatu metode pembelajaran dengan memberiken

kartu soal dan kartu jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban

yang tersedia namun dengan susunan yang acak dan siswa bertugas

mengoreksi jawaban tersebut sehingga menjadi jawaban tepat.

Sedangkan menurut Hanafi dan Suhana (dalam Nur, 2011:18)

metode pembelajaran Scramble bersifat aktif, siswa dituntut aktif

bekerja sama serta bertanggung jawab terhadap kelompoknya untuk

menyelesaikan kartu soal guna memperoleh point dan diharapkan

dapat meningkatkan kebersamaan siswa.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode

Scramble adalah metode pembelajaran dengan memberikan kartu

soal dan dilengkapi dengan kartu jawaban yang tersusun secara acak

kemudian siswa secara berkelompok mengerjakan kartu soal dengan

mencari kartu jawaban yang cocok. Karena dalam pembelajaran

dilakukan secara berkelompok dan kerjamama menjadi kunci

pembelajaran maka akan berdampak terhadap hasil belajar yang

lebih baik.

Metode pembelajaran ini dapat memacu minat siswa dalam

materi pelajaran Pkn “Memahami makna kedaulatan rakyat dan

sistem pemerintahan di Indonesia”, karena pada materi ini cocok

dilakukan dengan belajar secara berkelompok yaitu dengan metode

pembelajaran Scramble.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

30

2.1.4.2.2. Langkah-langkah metode Scramble

Sintak langkah-langkah metode pembelajaran Scramble

menurut (Miftahul Huda, 2013:304) adalah sebagai berikut:

a) Guru menyajikan materi sesuai topik dengan, Standar

kompetensinya, Memahami kedaulatan rakyat dan sistem

pemerintahan di Indonesia, adapun kompetensi dasarnya,

Menjelaskan makna kedaulatan rakyat, sedangkan indikatornya,

Menyebutkan pengertian kedaulatan, Merumuskan pengertian

kedaulatan, Menjelaskan pengertian kedaulatan kedalam dan

keluar, Menemukan 5 (lima) jenis teori kedaulatan, Menjelaskan

makna kedaulatan rakyat, Menjelaskan bahwa negara Indonesia

adalah negara yang berkedaulatan rakyat, Menyebutkan

landasan hukum kedaulatan rakyat Indonesia, dan Materi pokok

Kedaulatan rakyat.

b) Setelah menjelaskan tentang Kedaulatan rakyat, guru

membagikan kartu soal dan kartu jawaban yang diacak.

c) Guru memberi durasi tertentu untuk pengerjaan soal.

d) Siswa berkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal

untuk jawaban yang cocok berdasarkan waktu yang telah

ditentukan oleh guru.

e) Guru mengecek durasi waktu sambil memeriksa pekerjaan

siswa.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

31

f) Jika waktu pengerjaan soal sudah habis, siswa wajib

mengumpulkan lembar jawaban kepada guru. Dalam hal ini,

baik siswa yang selesai maupun yang tidak selesai.

g) Guru melakukan penilaian, nilai diperoleh seberapa banyak soal

yang terjawab dengan benar.

h) Guru memberi apresiasi dan rekognisi kepada siswa-siswa yang

berhasil, dan memberi semangat kepada siswa yang belum

cukup berhasil menjawab dengan cepat dan benar.

2.1.4.2.3. Kelebihan Metode Scramble

Adapun kelebihan metode sramble adalah sebagi berikut:

a) Melatih siswa untuk berfikir cepat dan tepat

b) Mendorong siswa belajar untuk mengerjakan soal dengan

jawaban acak.

c) Melatih kedisiplinan siswa

2.1.4.2.4. Kekurangan Metode Scramble

Adapun kekurangan metode scramble adalah sebagai berikut:

a) Siswa bisa saja mencontek jawaban temanya

b) Siswa tidak dilatih untuk berfikir kreatif

c) Siswa menerima bahan mentah yang hanya diolah dengan baik

2.1.5. Pendidikan Kewarganegaraan

2.1.5.1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang

memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

32

mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi

warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang

diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (BNSP, 2006:108).

Selanjutnya menurut Winataputra (2011:37) mengemukakan bahwa

Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan berdasarkan

nilai-nilai Pancasila sebagai wahana mengembangkan dan

melestarikan nilai luhur menjadi jati diri yang diwujudkan dalam

kehidupan sehari-hari. Sementara itu, dalam standar kompetensi

kurikulum 2006, ditegaskan bahwa “Pendidikan Kewarganegaraan

(Citizenship Education)” adalah merupakan mata pelajaran yang

memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama,

sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga

negara Indonesia yang cerdas, terampil, serta berkarakter yang

dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan kewarganegaraan merupakan program pengembangan

karakter warga negara sesuai dengan nilai-nilai pancasila dan UUD

1945 yang dilaksanakan secara kurikuler, yaitu dilaksanakan di

sekolah sebagai suatu mata pelajaran.

2.1.5.2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Menurut UU No. 20/2003 Pasal 37 ayat (1), tujuan utama PKn

yaitu mengembangkan kompetensi kewarganegaraan dan kualitas

pribadi yang bernilai sebagai warga negara, berbudaya

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

33

kewarganegaraan yang baik menuju terbentuknya kepribadian yang

mantap dan mandiri, memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan

dan kebangsaan, serta membentuk peserta didik menjadi manusia

yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Sedangkan

menurut Noor Ms Bakry (2009:3) tujuan pendidikan kewarganegaraan

adalah menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara serta

berjiwa demokratis yang berkeadaban.

Berdasarkan KTSP 2006 PKn SMP, mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan mempunyai tujuan, yaitu:

a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan,

b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak

secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara, serta anti-korupsi

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup

bersama dengan bangsa-bangsa lainnya,

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi.

Berdasarkan tujuan-tujuan PKn diatas, dapat disimpulkan

bahwa tujuan PKn adalah mengembangkan kompetensi peserta didik

yang cerdas, terampil, dan bersikap serta berperilaku sebagai warga

negara yang baik dan bertanggung jawab

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

34

2.1.5.3. Ruang Lingkup dan Materi Pendidikan Kewarganegaraan di

SMP

Menurut Arni Fajar (2009:80) ruang lingkup mata pelajaran

kewarganegaraan dikelompokkan ke dalam komponen rumpun bahan

pelajaran dan subkomponen rumpun bahan pelajaran sebagai berikut:

Menurut KTSP 2006 materi PKn kelas 8 semester 2 terdiri dari

Hakikat demokrasi dan Macam-macam Demokrasi, Pentingnya

kehidupan demokrasi, Demokratis dalam bermasyarakat, Sikap positif

terhadap pelaksanaan demokrasi dalam berbagai kehidupan, Makna

kedaulatan rakyat, peran lembaga negara sebagai pelaksanaan

ASPEK SUB ASPEK

Sistem Berbangsa dan

Bernegara

1. Persatuan bangsa dan Negara

2. Nilai dan norma (agama,

kesusilaan, kesopanan dan

hukum)

3. Hak Asasi Manusia

4. Kebutuhan hidup warganegara

5. Kekuasaan dan politik

6. Masyarakat demokratis

7. Pancasila dan konstitusi negara

8. Globalisasi

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

35

kedaulatan rakyat dalam sistem pemerintahan Indonesia, Sikap positif

terhadap kedaulatan rakyat dalam sistem pemerintahan Indonesia.

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok

4.1.Menjelaskan

hakikat demokrasi

- Menjelaskan

pengertian

demokrasi

- Menguraikan

sejarah

perkembangan

demokrasi.

- Menguraikan

macam-macam

demokrasi.

Hakekat

demokrasi

4.2 Menjelaskan

pentingnya

kehidupan

demokrasi dalam

bermasyarakat,

berbangsa dan

bernegara.

- Menjelaskan

pentingnya

kehidupan

demokrasi.

- Menjelaskan akibat

jika tidak

menerapkan

kehidupan

demokratis

Pentingnya

kehidupan

demokrasi

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

36

4.3 Menunjukan

sikap positif

terhadap

pelaksanaan

demokrasi dalam

berbagai

kehidupan

- Memberi contoh

nilai-nilai demokrasi

dalam kehidupan

sehari-hari.

- Memberi contoh

nilai-nilai demokrasi

dalam kehidupan

sekolah.

- Menampilkan sikap

demokratis dalam

kehidupan

masyarakat

Demokrasi dalam

berbagai aspek

kehidupan.

5.1 Menjelaskan

makna

kedaulatan rakyat

- Merumuskan

pengertian

kedaulatan rakyat

- menyebutkan

landasan hukum

kedaulatan rakyat di

Indonesia

- Menjelaskan bahwa

negara indonesia

adalah negara yang

berkedaulatan

Kedaulatan

rakyat.

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

37

rakyat.

5.2 Mendiskripsikan

sistem

pemerintahan

Indonesia dan

peran lembaga

negara sebagai

pelaksana

kedaulatan

rakyat.

- Menjelaskan sistem

pemerintahan

Indonesia

berdasarkan UUD

1945

- Menyebutkan

lembaga-lembaga

negara pelaksana

kedaulatan rakyat.

- Menjelaskan tugas

lembaga-lembaga

negara.

Kedaulatan rakyat

dan sistem

pemerintahan

negara Indonesia.

5.3 Menunjukan

sikap positif

terhadap

kedaulatan rakyat

dan sistem

pemerintahan

Indonesia.

- Menunjukkan sikap

positif terhadap

kedaulatan rakyat.

- Menunjukan sikap

positif terhadap

pemerintahan

Indonesia.

Sikap positif

terhadap

kedaulatan rakyat

dan sistem

pemerintahan

Indonesia.

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

38

Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah materi kelas 8

semester 2 yaitu:

Kedaulatan rakyat di Indonesia.

Standar kompetensi: Memahami kedaulatan rakyat dan sistem

pemerintahan di Indonesia.

Kompetensi dasar: Menjelaskan makna kedaulatan rakyat.

Menurut Kemendikbud, kurikulum 2013 menekankan pada

dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran yaitu menggunakan

pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam

pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar,

mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran. Pendekatan

pembelajaran dapat dikatakan sebagai pendekatan ilmiah apabila

memenuhi 7(tujuh) kriteria pembelajaran berikut; pertama, materi

pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan

logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau

dongeng semata. Kedua, penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif

guru siswa terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif,

atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. Ketiga,

mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat

dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan

materi pembelajaran. Keempat, mendorong dan menginspirasi siswa agar

mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan

tautan sama lain dari materi pembalajaran. Kelima, mendorong dan

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

39

menginspirasi siswa dalam memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola

berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. Keenam,

berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung

jawabkan. Ketujuh, tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana

dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya. Ketujuh (7) kriteria

pembelajaran tercakup di materi pembelajaran PPKn kurikulum 2013.

Sebagai bahan pembanding penulis cantumkan Kompetensi Inti (KI) dan

Kompetensi Dasar (KD) kurikulum 2013 Mata Pelajaran PPKn kelas 8

sebagai berikut:

Kompetensi Inti (KI)

Kompetensi dasar (KD)

1. Menghargai dan

menghayati ajaran

agama yang dianutnya

1.1. Menghargai perilaku beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan YME dan

berakhlak mulia dalam lingkungan

sekolah, masyarakat, bangsa, dan

negara.

2. Menghargai dan

menghayati perilaku

jujur, disiplin,

tanggung jawab,

2.1. Menunjukan semangat dan komitmen

kebangsaan seperti yang ditunjukan

oleh para pendiri negara dalam

menetapkan Pancasila sebagai dasar

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

40

peduli, santun,

percaya diri, dalam

berinteraksi secara

efektif dengan

lingkungan sosial dan

alam dalam jangkauan

pergaulan dan

keberadaannya.

negara

2.2. Menunjukan semangat kebangsaan

dan kebernegaraan seperti yang

ditunjukan oleh para pendiri negara

dalam menetapkan UUD 1945 sebagai

landasan konstitusional negara

kebangsaan.

2.3. Menunjukan sikap kebersamaan

dalam keberagaman masyarakat

sekitar.

2.4. Menghargai semangat dan komitmen

sumpah pemuda dalam kehidupan

bermasyarakat sebagaimana

ditunjukan oleh tokoh-tokoh pemuda

pada saat mendeklarasikan Sumpah

Pemuda tahun 1928

2.5. Menghargai semangat dan komitmen

persatuan dan kesatuan bangsa untuk

memperkuat dan memperkokoh NKRI

3. Memahami dan

menerapkan

pengetahuan (faktual,

3.1. Memahami nilai-nilai Pancasila

sebagai dasar negara dan pandangan

hidup bangsa

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

41

konseptual, dan

prosedural)

berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu

pengetahuan,

teknologi, seni, dan

kejadian tampak mata

3.2. Menjelaskan lembaga-lembaga negara

dalam UUD Negara Republik

Indonesia Tahun 1945

3.3. Mendiskusikan tata urutan peraturan

perundangan nasional

3.4. Membedakan norma dan kebiasaan

antar daerah di Indonesia

3.5. Memahami hak asasi manusia dalam

UUD RI 1945

3.6. Mendiskripsikan makna keberagaman

dalam bingkai bhineka Tunggal Ika

3.7. Mendiskusikan unsur-unsur NKRI

4. Mengolah, menyaji,

dan menalar dalam

ranah konkret

(menggunakan,

mengurai, merangkai,

memodifikasi dll) dan

ranah abstrak

(menulis, membaca,

menghitung,

4.1. Menyajikan dan melaksanakan nilai-

nilai Pancasila sebagai dasar negara

dan pandangan hidup bangsa dalam

kehidupan sehari-hari

4.2. Menyajikan hubungan fungsi antar

lembaga-lembaga negara dalam UUD

Negara Republik Indonesia Tahun

1945

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

42

menggambar dll)

sesuai yang dipelajari

di sekolah dan sumber

lain yang sama dalam

sudut pandang/teori

4.3. Melaksanakan kewajiban sesuai

peraturan perundang-undangan dalam

kehidupan sehari-hari

4.4. Melaksanakan hasil pengamatan

tentang norma, dan kebiasaan yang

berlaku dalam masyarakat Indonesia

4.5. Mengamati dan melaksanakan

kewajiban asasi manusia sebagaimana

UUD 1945

4.6. Mengamati dan melakukan kerjasama

dalam masyarakat yang beragama

dalam bingkai Bhinika Tunggal Ika

4.7. Mengamati dan menyajikan unsur-

unsur NKRI sebagai satu kesatuan

yang utuh

4.2. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh (Menik Kusmani, 2013) dengan judul:

Keekfektifan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course

Review Horay terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar PKn pada siswa

kelas V SDN Kaligangsa Kulon 01 Kabupaten Brebes. Populasi dalam

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

43

penelitian ini yaitu siswa kelas V SDN Kaligangsa Kulon 01 Kabupaten

Brebes yang berjumlah 47 orang siswa yang terbagi menjadi dua kelas,

dengan 25 dari kelas VA dan 22 dari kelas VB. Desain eksperimen

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Quasi experimental desaign

dengan bentuk nonequivalent control group desaign. Analisis ststistik

yang digunakan yaitu korelasi product moment untuk uji Validitas dan

Cronbach’s alpha untuk uji reliabilitas instrumen. Metode lilliefors

untuk menguji normalitas data, metode independent sample t test untuk

uji homogenitas dan uji t intuk uji hipotesis. Hasil penelitian

menunjukan rata-rata skor aktivitas belajar siswa dikelas eksperimen

87,6% dan kelas kontrol 73,86%. Hasil uji t menunjukan bahwa nilai t

hitung = 2,854 dan signifikansi sebesar 0,007. Harga t tabel dengan dk=45

yaitu 2,014. Hal ini berati dapat disimpulkan terdapat perbedaan

aktivitas dan hasil belajar PKn antara siswa kelas pembelajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran Course Review Horay dan yang

menggunakan metode ceramah.

2. Penelitian yang dilakukan oleh (Diah Purwanti, 2012) dengan judul

“Pengaruh Model Pembelajaran Scramble untuk meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Pada KD Hakikat Demokrasi dalam Mata pelajaran PKn

Kelas 8 SMP PAB 2 Helvita Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012.

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

44

4.3. Kerangka Berfikir

Secara sistematis kerangka berfikir digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Proses pembelajaran adalah kegiatan di dalam kelas yang melibatkan

komponen pembelajaran meliputi guru, siswa, materi pelajaran, metode, alat

dan sumber pembelajaran, dan tujuan dari proses pembelajaran. Metode

pembelajaran merupakan salah satu komponen yang berpengaruh terhadap

pencapaian tujuan pembelajaran atau keberhasilan belajar siswa. Proses

pembelajaran akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan

dapat tercapai.

Metode Scramble merupakan metode mengajar dengan membagikan

lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban

Proses

Pembelajaran

Hasil belajar

Metode Course

Review Horay

a. Semua siswa

terlibat

b. Menyenangkan

c. Memacu giat

belajar

Metode Scramble

a. Tidak semua

siswa dapat

aktif

b. Tidak semua

siswa dapat

fokus

Hasil belajar

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

45

yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara

penyelesaian dari soal yang ada. Scramble adalah sebuah metode yang

menggunakan penekanan latihan soal berupa permainan yang dikerjakan

secara berkelompok. Dalam metode pembelajaran ini perlu adanya kerja

sama antar anggota kelompok untuk saling membantu teman sekelompok

dapat berpikir kritis sehingga dapat lebih mudah dalam mencari

penyelesaian soal. Metode ini memang sangat efektif digunakan dan semua

siswa terlibat didalam proses pembelajaran. tetapi metode ini kurang

meningkatkan hasil belajar karena di dalam kelompok tersebut hanya

beberapa yang benar-benar membahas dan memahami materi dan sebagian

tidak memperhatikan, sebagian siswa cenderung pasif dan metode ini

kurang menyenangkan. Bila sering digunakan metode ini akan

membosankan karena siswa tidak bisa mengembangkan kreativitas secara

optimal, materi pembelajaran hanya diperoleh dari siswa yang aktif dan

yang pasif tidak mengerti. Pembelajaran menggunakan metode Scramble

menyebabkan pengaruh hasil belajar yang kurang optimal atau kurang baik

karena dalam proses pembelajaran terpusat pada siswa tertentu.

Metode pembelajaran Course Review Horay merupakan metode

pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan

menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar maka siswa

tersebut diwajibkan berteriak‟hore!‟ atau yel-yel lainnya yang disukai.

Jadi, metode pembelajaran Course Review Horay ini merupakan suatu

metode pembelajaran yang dapat digunakan guru agar dapat tercipta suasana

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4929/3/T1_172010016_BAB II.pdfusaha sadar yang dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

46

pembelajaran di dalam kelas yang lebih menyenangkan. Sehingga para

siswa merasa lebih tertarik. Karena dalam metode pembelajaran Course

Review Horay ini, apabila siswa dapat menjawab pertanyaan secara benar

maka siswa tersebut diwajibkan meneriakan kata “hore” ataupun yel-yel

yang disukai dan telah disepakati oleh kelompok maupun individu siswa itu

sendiri. Dalam aplikasinya metode pembelajaran Course Review Horay

(CRH) tidak hanya menginginkan siswa untuk belajar keterampilan dan isi

akademik melainkan proses learning to know, learning to do, learning to be

and learning to live together untuk mendorong terciptanya kebermaknaan

belajar bagi peserta didik. Walaupun metode ini terlihat sederhana dan

menonjol aspek permainan, namun metode Course Review Horay dapat

meningkatkan keterampilan motorik, meningkatkan ketrampilan sosial,

melatih siswa berani berpendapat dan memperluas pengetahuan. Melalui

metode Course Review Horay belajar siswa akan lebih baik karena siswa

diminta untuk aktif, kreatif dan berfikir inovatif. Sehingga tidak hanya

aspek kognitif saja yang terpenuhi tetapi aspek psikomotorik dan aspek

afektif. Pembelajaran dengan mengunakan metode Course Review Horay

berpengaruh terhadap hasil belajar yang lebih baik.

4.4. Hipotesis

Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode

pembelajaran Course Review Horay dan Scramble terhadap hasil belajar

PPKn siswa kelas 8 di SMP Negeri 1 Bancak tahun ajaran 2013/2014.