BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ...eprints.umm.ac.id/56819/3/BAB II.pdfKontribusi...

11
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Fadhlia dkk., (2017) Analisis Efektivitas Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Aceh Besar. Jenis penelitian yang digunakan deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data Efektivitas penerimaan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan di Kabupaten Aceh Besar mengalami peningkatan setiap tahunnya apalagi setelah pendapatan daerah diakui oleh pemerintah daerah sepenuhnya. Kontribusi pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan di Kabupaten Aceh Besar dikategorikan sangat kurang. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Aceh Besar kurang dalam mengoptimalkan sumber-sumber penerimaan PBB P2 yang menyebabkan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah masih sangat kurang. Kontribusi yang diterima masih kurang dikarenakan pertumbuhan penerimaan pendapatan asli daerah lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan. Pemerintah daerah telah berupaya meningkatkan kontribusi dengan melakukan update data dan menggali potensi baru dengan melakukan pendataan ke lapangan. Utiarahman (2016) Analisis Efektivitas Dan Kontribusi Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tomohon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dan data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer, didapatkan dari hasil wawancara langsung kepada pihak terkait dan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Daerah DPPKBMD) Kota Tomohon. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dari tahun 2011-2015 mengalami

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ...eprints.umm.ac.id/56819/3/BAB II.pdfKontribusi...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ...eprints.umm.ac.id/56819/3/BAB II.pdfKontribusi PBB Perkotaan Surabaya terhadap Pajak Daerah dan PAD Kota Surabaya dalam tiga tahun

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Fadhlia dkk., (2017) Analisis Efektivitas Penerimaan Pajak Bumi Dan

Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli

Daerah Di Kabupaten Aceh Besar. Jenis penelitian yang digunakan deskriptif.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data Efektivitas penerimaan pajak bumi

dan bangunan perdesaan dan perkotaan di Kabupaten Aceh Besar mengalami

peningkatan setiap tahunnya apalagi setelah pendapatan daerah diakui oleh

pemerintah daerah sepenuhnya. Kontribusi pajak bumi dan bangunan perdesaan

dan perkotaan di Kabupaten Aceh Besar dikategorikan sangat kurang. Hal ini

menunjukkan bahwa Kabupaten Aceh Besar kurang dalam mengoptimalkan

sumber-sumber penerimaan PBB P2 yang menyebabkan kontribusi terhadap

pendapatan asli daerah masih sangat kurang. Kontribusi yang diterima masih

kurang dikarenakan pertumbuhan penerimaan pendapatan asli daerah lebih besar

dibandingkan dengan pertumbuhan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan

perkotaan. Pemerintah daerah telah berupaya meningkatkan kontribusi dengan

melakukan update data dan menggali potensi baru dengan melakukan pendataan ke

lapangan.

Utiarahman (2016) Analisis Efektivitas Dan Kontribusi Penerimaan Pajak

Bumi Dan Bangunan Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) Terhadap Pendapatan Asli

Daerah (PAD) Kota Tomohon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian kualitatif dan data yang digunakan dalam penelitian adalah data

primer, didapatkan dari hasil wawancara langsung kepada pihak terkait dan data

sekunder yang diperoleh dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Barang

Milik Daerah DPPKBMD) Kota Tomohon. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dari tahun 2011-2015 mengalami

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ...eprints.umm.ac.id/56819/3/BAB II.pdfKontribusi PBB Perkotaan Surabaya terhadap Pajak Daerah dan PAD Kota Surabaya dalam tiga tahun

6

fluktuasi setiap tahunnya, tidak selalu meningkat ataupun menurun. Untuk

Kontribusi terhadap Pendapatan Daerah cenderung mengalami penurunan.

Saputro, Rudi (2014) Efektivitas Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan

Perdesaan Dan Perkotaan (PBB P2) Terhadap Peningkatan Penerimaan Pendapatan

Asli Daerah (PAD) (Studi pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota

Surabaya). Berdasarkan hasil penelitian rata-rata tingkat efektivitas penerimaan

PBB Perkotaan Surabaya pada saat dikelola oleh DJP (2009-2010) menunjukkan

hasil yang lebih baik dibandingkan pada saat PBB tersebut dikelola oleh DPPK

Kota Surabaya (2011-2013), yaitu sebesar 86,45% dengan kriteria nilai interpretasi

cukup efektif. Sedangkan rata-rata tingkat efektivitas penerimaan PBB Perkotaan

Surabaya pada saat dikelola oleh DPPK Kota Surabaya (2011-2013) sebesar

76,38% dengan kriteria nilai interpretasi kurang efektif. Kontribusi PBB Perkotaan

Surabaya terhadap Pajak Daerah dan PAD Kota Surabaya dalam tiga tahun periode

2011-2013 selalu mengalami penurunan. Rata-rata kontribusi PBB Perkotaan

terhadap Pajak Daerah sebesar 31,10% dengan kriteria nilai interpretasi cukup baik,

sedangkan rata-rata kontribusi PBB Perkotaan terhadap PAD sebesar 25,24%

dengan kriteria nilai interpretasi sedang.

Octovido dkk., (2014) Analisis Efektivitas Dan Kontribusi Pajak Daerah

Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Batu (Studi Pada Dinas Pendapatan

Daerah Kota Batu Tahun 2009-2013). Metode penelitian ini menggunakan

penelitian deskriptif. Tempat penelitiannya di Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu.

Data Penelitian ini adalaha data sekunder. Penelitian ini menggunakan data

Pendapatan Asli Daerah Kota Batumulai dari tahun 2009-2013. Hasil Analisis

menunjukkan bahwa tahun 2010 memiliki efektivitas yang terendah dan tahun 2012

memiliki tingkat efektivitas yang tertinggi, serta untuk kontribusi tahun 2009

memiliki kontribusi yang terkecil dan tahun 2012 memiliki kontribusi yang

terbesar. Berdasarkan hasil perhitungan analisis dan kontribusi tersebut seharusnya

Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu melakukan intesifikasi dan ekstensifikasi

pajak guna meningkatakan pendapatan dari sektor Pajak Daerah.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ...eprints.umm.ac.id/56819/3/BAB II.pdfKontribusi PBB Perkotaan Surabaya terhadap Pajak Daerah dan PAD Kota Surabaya dalam tiga tahun

7

Ferian (2014) Efektivitas Intensifikasi Pemungutan Pajak Bumi Dan

Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan (PBB-P2) Serta Kontribusinya Terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surabaya. Jenis penelitian deskriptif dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian Efektivitas

pelaksanaan intensifikasi pemungutan PBB Perkotaan yang telah dilakukan oleh

DPPK Kota Surabaya menunjukan kriteria yang “Cukup Efektif”. Sedangkan

kontribusi PBB Perkotaan terhadap PAD Kota Surabaya dari tahun 2011-2013

prosentasenya menunjukan penurunan. Penurunan prosentase kontribusi PBB

Perkotaan terhadap PAD Kota Surabaya terjadi bukan karena realisasi penerimaan

PBB Perkotaan yang diperoleh menurun. Realisasi penerimaan PBB Perkotaan dari

tahun 2011-2013 menunjukan peningkatan setiap tahunnya, namun peningkatan

tersebut juga diiringi oleh peningkatan penerimaan PAD Kota Surabaya, sehingga

jika dilihat dari besarnya prosentase kontribusi PBB Perkotaan terhadap PAD Kota

Surabaya menunjukan penurunan dari tahun 2011-2013. Secara keseluruhan

kontribusi PBB Perkotaan dari tahun 2011 sampai dengan 2013 menunjukan bahwa

kontribusi penerimaan PBB Perkotaan terhadap realisasi PAD Kota Surabaya

termasuk dalam kriteria “Sedang’.

B. Kajian Pustaka

1. Pengertian Pajak

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang,

yang dalam pemungutannya dapat dipaksakan tetapi wajib pajak tidak dapat

merasakan manfaatnya secara langsung. Iuran tersebut nantinya akan digunakan

untuk pengeluaran negara (Suandy, 2008).

Pendapat yang di kemukakan oleh Prof. Rochmat Soemitro, SH menyatakan

bahwa pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-

undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontrapretasi)

yang langsung dapat di tunjukan dan di gunakan untuk membayar pengeluaran

umum, seperti yang ditulis M. Mardiasmo (2011)

Pengertian Pajak menurut Pasal 1, Undang-Undang No.28 Tahun 2009

tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan. Pajak adalah kontribusi wajib

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ...eprints.umm.ac.id/56819/3/BAB II.pdfKontribusi PBB Perkotaan Surabaya terhadap Pajak Daerah dan PAD Kota Surabaya dalam tiga tahun

8

kepada negara yang terhutang oleh orang atau badan yang bersifat memaksa

berdasarkan Undang-Undang, dimana dengan tidak mendapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya dalam

kemakmuran rakyat.

Definisi pajak juga di kemukakan oleh beberapa ahli pajak yang

berpendapat sebagai berikut:

a. Pengertian Pajak menurut Prof. Dr. Adriani.

Pajak merupakan iuran masyarakat kepada negara yang dapat dipaksakan

dan terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut Peraturan Undang-

Undang dengan tidak mendapat imbalan kembali yang langsung dapat ditunjuk

dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah.

b. Pengertian Pajak menurut Suparman Suumadwidjaya.

Pajak merupakan iuran wajib masyarakat berupa barang yang dipungut

oleh penguasa berdasarkan norma hukum yang berguna menutupi biaya produksi

barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

Pajak secara umum dapat didefinisikan sebagai iuran atau pungutan wajib

yang dilakukan oleh pemerintah dari masyarakat berdasarkan Undang-Undang

dan hasilnya digunakan demi pembiayaan pengeluaran umum pemerintah

dengan tanpa balas jasa yang ditunjuk secara langsung.

2. Pengertian Pendapatan Daerah

Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah yaitu pendapatan yang

diperoleh daerah dan dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan

peraturan perundang-undangan (Siahaan, 2005), sedangkan menurut Halim dikutip

dari (Octovido, 2014), Pendapatan adalah semua penerimaan daerah yang berasal

dari daerah tersebut.

Menurut Undang-undang Nomor 33 Tahun (2004) tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Pasal 6 ayat (1), maka

sumber-sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari:

a. Pajak Daerah

b. Retribusi Daerah

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ...eprints.umm.ac.id/56819/3/BAB II.pdfKontribusi PBB Perkotaan Surabaya terhadap Pajak Daerah dan PAD Kota Surabaya dalam tiga tahun

9

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

d. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

3. Pengertian Pajak Daerah

Menurut Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah, Pengertian Pajak Daerah adalah Iuran wajib yang dilakukan oleh

orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang,

yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan

pembangunan daerah.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemungutan pajak

daerah oleh pemerintah kabupaten/kota kepada masyarakat pada dasarnya

bertujuan untuk membiayai penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan,

pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan secara berdaya guna dan berhasil

guna dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat.

4. Fungsi Pajak Daerah

a. Fungsi Anggaran

Pajak Daerah sebagai bagian dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) digunakan

untuk pendanaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan,

pembangunan, dan juga sebagai tabungan Pemerintah Daerah.

b. Fungsi Mengatur

Pemerintah Daerah mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan

Pajak Daerah. Melalui fungsi ini, dana dari Pajak Daerah dapat digunakan sebagai

salah satu alat untuk mencapai tujuan ekonomi pemerintahan dan mengurangi

masalah ekonomi. Misalnya, jika pemerintah ingin menarik penanam modal, maka

dapat diberikan keringanan pajak pada sektor tertentu. Dengan demikian

diharapkan akan ada penyerapan lapangan kerja.

c. Fungsi Stabilitas

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ...eprints.umm.ac.id/56819/3/BAB II.pdfKontribusi PBB Perkotaan Surabaya terhadap Pajak Daerah dan PAD Kota Surabaya dalam tiga tahun

10

Pajak Daerah yang dananya terus ada membantu pemerintah untuk

menstabilkan harga barang dan jasa sehingga dapat mengurangi inflasi. Tetapi

untuk dapat memenuhi fungsi ini pemungutan dan penggunaan pajak harus

dilakukan secara efektif dan efisien.

d. Fungsi Retribusi Pendapatan

Pajak Daerah yang ada digunakan untuk mebiayai semua kepentingan umum

termasuk untuk membuka lapangan kerja baru sehingga terjadi pemerataan

pendapatan agar kesenjangan ekonomi antara yang kaya dan miskin tidak terlalu

menonjol. Pajak Daerah diharapkan dapat meningkatkan pemerataan di setiap

daerah karena penyaluran pajak yang baik akan meningkatkan kualitas

pembangunan.

5. Jenis-Jenis Pajak Daerah

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, jenis-jenis Pajak Daerah

antara lain:

a. Pajak Provinsi

- Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

- Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)

- Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB)

- Pajak Air Permukaan

- Pajak Rokok

b. Pajak Kabupaten/Kota

- Pajak Hotel

- Pajak Restoran

- Pajak Hiburan

- Pajak Reklame

- Pajak Penerangan Jalan

- Pajak Penerangan Bukan Logam dan Batuan

- Pajak Parkir

- Pajak Air Tanah

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ...eprints.umm.ac.id/56819/3/BAB II.pdfKontribusi PBB Perkotaan Surabaya terhadap Pajak Daerah dan PAD Kota Surabaya dalam tiga tahun

11

- Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan

- Pajak Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan

6. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan

Pajak Bumi dan Bangunan ( PBB ) adalah pajak negara yang dikenakan

terhadap Bumi dan Bangunan berdasarkan Undang-Undang no 12 tahun 1994. PBB

adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan

oleh keadaan objek yaitu bumi/tanah dan atau bangunan.

Sedangkan menurut Mardiasmo (2018:336) Bumi adalah permukaan bumi

dan tubuh bumi yang ada di bawahnya. Permukaan bumi meliputi tanah dan

perairan pedalaman (termasuk rawa-rawa, tambak, perairan) serta laut wilayah

Republik Indonesia. Bangunan adalah kontruksi teknik yang ditanam atau

dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan.

Contoh objek tanah:

Sawah.

Ladang.

Kebun.

Tanah.

Pekarangan.

Tambang.

Contoh objek bangunan:

Rumah tinggal.

Bangunan usaha.

Gedung bertingkat.

Pusat perbelanjaan.

Pagar mewah.

Kolam renang.

Jalan tol.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ...eprints.umm.ac.id/56819/3/BAB II.pdfKontribusi PBB Perkotaan Surabaya terhadap Pajak Daerah dan PAD Kota Surabaya dalam tiga tahun

12

7. Cara Menentukan NJOP

NJOP merupakan harga rata-rata yang didapatkan dari hasil transaksi jual

beli properti. Seperti disinggung sekilas di atas, NJOP merupakan taksiran harga

suatu properti yang dihitung berdasarkan luas dan zona rumah serta bangunan.

NJOP ditentukan berdasarkan perbandingan harga dengan objek lainnya yang

sejenis

1. Perbandingan dengan objek pajak lain yang sejenis. Penentuan NJOP bisa

diperoleh dari perbandingan dengan objek pajak lain yang sejenis dan

berdekatan secara letak dan sudah diketahui juga nilai jualnya.

2. NJOP pengganti. Cara ini dilakukan untuk mendapatkan NJOP berdasarkan

hasil pendapatan atau pemasukan dari objek pajak yang dinilai.

3. Nilai perolehan baru. Dengan cara ini, Anda perlu menghitung terlebih dahulu

total biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan objek pajak tersebut. Namun,

sebelum penentuan NJOP, Anda juga perlu melihat kondisi fisik dari bangunan

yang dijadikan objek pajak tersebut. Jika terjadi penyusutan, maka total biaya

yang sudah Anda keluarkan untuk membuat objek pajak harus dikurang sesuai

penyusutan kondisi fisik bangunan.

Biasanya NJOP ditetapkan untuk menghitung besaran pajak terutang,

disesuaikan dengan kondisi objek pajak pada 1 januari tahun pajak. Artinya,

besaran NJOP harus telah rampung ditetapkan sebelum 1 januari tahun pajak.

Sehingga fiskus dapat menetapkan berapa besaran PBB terutang atas tiap objek

pajak yang ada di wilayahnya.

NJOP juga ditetapkan berdasarkan pada Surat Keputusan Kepala Daerah,

baik Gubernur, Bupati, atau Walikota. Biasanya, NJOP tanah ditetapkan dengan

satuan rupiah per meter persegi tanah yang menjadi objek. Tentu disesuaikan juga

dengan lokasi tanah yang tercermin dalam zona nilai tanah (ZNT). Zona nilai tanah

digunakan sebagai acuan harga jual tanah.

Sementara, NJOP bangunan ditetapkan berdasarkan biaya per meter persegi,

material, dan upah yang ada pada tiap komponen pada bangunan tersebut. Dalam

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ...eprints.umm.ac.id/56819/3/BAB II.pdfKontribusi PBB Perkotaan Surabaya terhadap Pajak Daerah dan PAD Kota Surabaya dalam tiga tahun

13

pengelolaan PBB sektor Perkotaan dan Pedesaan (PBB P2) hal ini dikenal sebagai

Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB).

8. Nilai Jual Kena Pajak (NJKP)

Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) merupakan dasar penghitungan PBB. NJKP

juga dikenal sebagai assessment value atau nilai jual objek yang akan dimasukan

dalam perhitungan pajak terutang. Artinya, NJKP merupakan bagian dari NJOP.

Berikut ini adalah rinciannya:

Objek pajak perkebunan sebesar 40%.

Objek pajak pertambangan sebesar 40%.

Objek pajak kehutanan sebesar 40%.

Objek pajak lainnya seperti Pedesaan dan Perkotaan dilihat dari nilai

NJOP-nya, yakni:

o Jika NJOP-nya > Rp1.000.000.000,00, persentase NJKP sebesar

40%.

o Sedangkan, jika NJOP-nya < Rp1.000.000.000,00, persentase

NJKP sebesar 20%.

9. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Menurut Peraturan Bupati Kabupaten Blitar No 54 Tahun 2013 Tentang tata

cara pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan. Berdasarkan

pasal 11 tarif nilai jual objek pajak (NJOP) dibagi menjadi 3 yaitu:

a) Untuk NJOP kurang dari Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) ditetapkan

sebesar 0,1 % (nol koma satu persen) per tahun;

b) Untuk Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) sampai dengan

Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) ditetapkan sebesar 0,2 % (nol koma

dua persen) per tahun;

c) Untuk NJOP lebih dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) ditetapkan

sebesar 0,3 % (nol koma tiga persen) per tahun.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ...eprints.umm.ac.id/56819/3/BAB II.pdfKontribusi PBB Perkotaan Surabaya terhadap Pajak Daerah dan PAD Kota Surabaya dalam tiga tahun

14

Namun sesuai dengan PERDA no 02 tahun 2017 pemerintah Kabupaten

Blitar melakukan penurunan tarif pajak yaitu dengan tariff tunggal sebesar 0,02%

dan akan dilaksanakan mulai pada tahun 2018

10. Flowchart Pembayaran PBB

Prosedur ini menjabarkan tentang alternatif pembayaran PBB yang dapat

di pilih oleh Wajib Pajak, yaitu melalui petugas pemungut, tempat pembayaran

seberti yang ditunjuk seperti bank dan atau kantor pos tertentu ataupun melalui

tempat pembayaran elektronik, berikut adalah alurnya:

Gambar 3.1

Flowchart Alur Pembayaran

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ...eprints.umm.ac.id/56819/3/BAB II.pdfKontribusi PBB Perkotaan Surabaya terhadap Pajak Daerah dan PAD Kota Surabaya dalam tiga tahun

15

11. Pengertian Efektivitas

Efektivitas menurut Mardiasmo (2004:134) “Efektivitas adalah ukuran

berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya”. Apabila suatu organisasi

dikatakan berhasil mencapai tujuan, maka organisasi tersebut telah berjalan dengan

efektif. Efektivitas adalah mengukur hubungan antara hasil pungutan suatu pajak

dengan potensi pajak itu sendiri. Sedangkan efektivitas penerimaan pajak bumi dan

bangunan adalah mengukur hubungan antara hasil pungutan pajak bumi dan

bangunan dengan potensi pajak bumi dan bangunan. Cara mengukur efektivitas

menggunakan rumus sebagai berikut:

Efektivitas = 𝑷𝒆𝒏𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒋𝒂𝒌 𝒃𝒖𝒎𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒖𝒏𝒂𝒏

𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕 𝒑𝒆𝒏𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒋𝒂𝒌 𝒃𝒖𝒎𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒖𝒏𝒂𝒏 x 100 %

12. Pengertian Kontribusi

Menurut kamus ekonomi (T Guritno 1992:76) dalam (Adelina,

2013).Kontribusi adalah besarnya sumbangan yang dihasilkan dari sebuah kegiatan

yang dilakukan. Kontribusi dapat diartikan sebagai sumbangan yang diberikan oleh

pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan terhadap besarnya pendapatan asli daerah.

Jika potensi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan semakin besar dan pemerintah

daerah dapat mengoptimalkan sumber penerimaannya dengan meningkatkan target

dan realisasi Pajak Bumi dan Bangunan yang berlandaskan potensi sesungguhnya,

hal ini dapat meningkatkan total hasil dana perimbangan (Wicaksono &

Pamungkas, 2017). Cara mengukur kontribusi menggunakan rumus sebagai

berikut:

Kontribusi PBB = 𝒑𝒆𝒏𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒋𝒂𝒌 𝒃𝒖𝒎𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒖𝒏𝒂𝒏

𝑹𝒆𝒂𝒍𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒂𝒔𝒍𝒊 𝒅𝒂𝒆𝒓𝒂𝒉 x 100%