BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak...

32
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak Usia Dini 1. Pengertian Motorik Kasar Menurut Yudha M. Saputra dan Rudyanto (2005: 117) motorik kasar adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot otot besarnya. Kemampuan gerak motorik anak dibagi menjadi tiga yaitu : Pertama, kemampuan lokomotor yaitu kemampuan yang digunakan untuk memindahkan tubuh dari suatu tempat ke tempat lain dan untuk mengangkat tubuhnya ke atas. Kedua, kemampuan non lokomotor yaitu gerakan yang dilakukan ditempat tanpa ada ruang gerak yang memadai. Gerakannya seperti meregang, menarik, melipat dan lain lain. Ketiga, kemampuan manipulative yaitu kemampuan yang lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian tubuh yang lain juga dapat digunakan. Gerakannya seperti gerakan melempar, menangkap, menendang, memukul dan lain lain. Menurut Ernawulan Syaodih (2005: 30) motorik kasar adalah gerakan yang banyak menggunakan otot-otot kasar. Sehingga untuk melakukan gerakan motorik kasar, seperti untuk aktivitas berlari, memanjat, melompat atau melempar memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot otot yang besar. Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak Usia Dini

1. Pengertian Motorik Kasar

Menurut Yudha M. Saputra dan Rudyanto (2005: 117) motorik

kasar adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot

– otot besarnya. Kemampuan gerak motorik anak dibagi menjadi tiga

yaitu : Pertama, kemampuan lokomotor yaitu kemampuan yang

digunakan untuk memindahkan tubuh dari suatu tempat ke tempat lain

dan untuk mengangkat tubuhnya ke atas. Kedua, kemampuan non

lokomotor yaitu gerakan yang dilakukan ditempat tanpa ada ruang

gerak yang memadai. Gerakannya seperti meregang, menarik, melipat

dan lain – lain. Ketiga, kemampuan manipulative yaitu kemampuan

yang lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian tubuh

yang lain juga dapat digunakan. Gerakannya seperti gerakan

melempar, menangkap, menendang, memukul dan lain – lain.

Menurut Ernawulan Syaodih (2005: 30) motorik kasar adalah

gerakan yang banyak menggunakan otot-otot kasar. Sehingga untuk

melakukan gerakan motorik kasar, seperti untuk aktivitas berlari,

memanjat, melompat atau melempar memerlukan tenaga karena

dilakukan oleh otot – otot yang besar.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

9

Motorik kasar adalah gerakan yang dilakukan dengan

menggunakan otot besar antara lain: berjalan mundur dengan tumit

berjinjit, melompat dengan dua kaki bersama-sama kemuka dan

belakang, berlari, meloncat, melempar dan menangkap kantong biji

(Depdiknas , 2003: 149).

Dari beberapa pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa

motorik kasar adalah kemampuan untuk menggerakan bagian tubuh

dengan menggunakan otot – otot besar secara harmonis dan

membutuhkan koordinasi yang baik sebagian besar tubuh anak untuk

melakukannya.

2. Metode Pembelajaran Motorik Kasar Anak Usia Dini

Menurut Tadkiroatun Musfiroh (2008: 1.17) bahwa anak

memiliki kecerdasan gerak-kinestetik yang membutuhkan kesempatan

untuk bergerak, dan menguasai gerakan. Mereka perlu diberi tugas-

tugas motorik halus, seperti menggunting, melipat, menjahit,

menempel, merajut, menyambung, mengecat, dan menulis, serta

motorik kasar, seperti berlari, melompat, berguling, meniti titian,

berjalan satu kaki, senam irama, merayap, dan lari jarak pendek.

Menurut Schmidt (dalam Yudha M. Saputra dan Rudyanto,

2005: 131) pembelajaran motorik membagi menjadi tiga tahap yaitu :

Pertama, tahap verbal kognitif artinya pembelajaran motorik melalui

uraian lisan dengan maksud agar anak memahami motorik yang akan

dilakukan. Kedua, tahap assosiatif artinya tahap dimana anak usia dini

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

10

memasuki masa pemahaman dari motorik – motorik yang sedang

dipelajarinya. Ketiga, tahap otomatisasi artinya tahap ini anak sudah

dapat melakukan gerakan dengan benar dan baik atau spontan.

Menurut Samsudin (2008: 10) pembelajaran motorik anak usia

dini ada tiga tehnik yang di gunakan yaitu: Pertama, Tahap verbal

kognitif yaitu tahap belajar melalui uraian lisan atau penjelasan dengan

maksud agar anak memahami gerakan yang akan dilakukan. Kedua,

Tahap asosiatif yaitu tahap pemahaman, anak memperagakan sendiri

gerakan–gerakan yang sedang di pelajari guru hanya memberi motivasi

dan membetulkan jika ada gerakan yang dilakukan anak yang salah.

Ketiga, Tahap automasi yaitu tahap pembelajaran motorik dimana

anak dengan spontaan memperagakan gerakan yang sedang diajarkan.

Dari pendapat beberapa diatas, peneliti menyimpulkan bahwa

metode pembelajaran motorik kasar pada anak harus melalui tahapan

uraian lisan, pemahaman, spontanitas dan anak diberi kebebasan

untuk melakukan gerakan.

3. Tahap Perkembangan Motorik Kasar

Perkembangan motorik yang normal pada anak merupakan

salah satu faktor penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang

pengetahuan maupun ketrampilan. Pada masa pendidikan dasar pada

umumnya kematangan perkembangan motorik yang ingin dicapai.

Menurut Gallahue (dalam Sumantri, 2005: 106) terdapat 5

tingkat dalam belajar motorik yaitu tingkat penjelajahan (exploration),

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

11

anak mempelajari sesuatu dengan mencoba mencari apa yang dapat dia

kerjakan, tingkat penemuan (discovery), merupakan lanjutan dari

tingkat penjelajahan, anak dapat menemukan cara yang tepat untuk

melakukan suatu gerakan, tingkat gabungan (coordination),

merupankan gabungan antara penjelajahan dengan penemuan, tingkat

pemilihan (selection), tingkat ini baru diberikan pada pemilihan suatu

kegiatan olahraga, tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah

pertama, dan tingkat penghalusan (refine), tahap dalam melanjutkan

latihan atau aktivitas gerak yang sudah diajarkan sebelumnya.

Menurut Fitts dan Postner seperti dikutip Sugiyanto dan

Sujarwo (dalam Sumantri,2005: 101) proses perkembangan belajar

motorik anak usia dini terjadi dalam tiga tahap yaitu : Pertama, Tahap

verbal kognitif, merupakan tahap awal belajar gerak, perkembangan

yang menonjol adalah anak menjadi tahu tentang gerakan yang

dipelajari, tetapi penguasaan gerakannya belum baik karena masih

dalam taraf coba – coba. Kedua, Tahap asosiatif, merupakan tahap

menengah dan di tandai dengan tingkat penguasaan gerakan dimana

anak sudah mampu melakukan gerakan – gerakan dalam bentuk

rangkaian yang tidak tersendat – sendat . Ketiga, Tahap otomatisasi,

merupakan tahap terakhir dalam belajar gerak. Tahap ini ditandai

dengan tingkat penguasaan gerakan di mana anak mampu melakukan

gerakan ketrampilan secara otomatis dengan baik dan benar.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

12

Menurut Benyamin Bloom (dalam Fridani, Wulan, Pujiastu,

2008: 2.25) penguasaan gerakan anak usia dini ditunjukan oleh

gerakan yang kaku sampai kepada gerakan yang lancar atau luwes.

Menurut Dave (dalam Fridani, Wulan, Pujiastuti, 2008: 2.25)

mengklasifikasikan gerakan motorik yang dikuasai oleh anak usia dini

kedalam lima kategori dari tingkatan yang paling rendah sampai pada

tingkatan yang paling tinggi sebagai berikut:

Pertama, Imitation (Peniruan) yaitu suatu ketrampilan untuk

menirukan suatu gerakan yang telah dilihat, didengar atau dialaminya.

Gerakan meniru ini akan mengurangi koordinasi dan kontrol – kontrol

otot – otot syaraf, karena peniruan gerakan umumnya dilakukan dalam

bentuk global dan tidak sempurna.

Kedua, Manipulation (Penggunaan Konsep) yaitu suatu

ketrampilan untuk menggunakan konsep dalam melakukan gerakan.

Ketrampilan manipulasi ini menekankan pada perkembangan

kemampuan mengikuti arahan, penampilan gerakan – gerakan dan

menetapkan suatu penampilan melalui latihan.

Ketiga, Presition (Ketelitian) yaitu suatu ketrampilan yang

berhubungan dengan kegiatan melakukan gerakan secara teliti dan

benar. Ketelitian ini hampir sama dengan manipulasi tetapi dilakukan

dengan kontrol yang lebih baik dan kesalahan yang sedikit. Ketelitian

membutuhkan proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam

melakukan geakan.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

13

Keempat, Articulation (Perangkaian) yaitu suatu ketrampilan

untuk merangkaikan bermacam – macam gerakan secara

berkesinambungan. Gerakan artikulasi ini menekankan pada

koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan tepat dan

sesuai dengan apa yang diharapkan.

Kelima, Naturalization (Pengalamiahan) yaitu suatu

ketrampialan untuk melakukan gerakan secara wajar. Gerakan paling

sedikit mengeluarkan energi baik fisik maupun psikis.

Dari beberapa pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa

ketrampilan motorik kasar yang dilakukan anak usia dini pada

dasarnya memiliki ciri khas yaitu dari proses peniruan, penggunaan

konsep, ketelitian, perangkaian, sampai penguasaan gerak yang

terampil dan membutuhkan ketrampilan yang berbeda.

4. Tujuan Pengembangan Motorik Kasar

Menurut Yudha M Saputra dan Rudyanto (2005: 115) tujuan

dari pengembangan motorik kasar pada anak usia dini yaitu mampu

meningkatkan ketrampilan gerak, mampu memelihara dan

meningkatkan kebugaran jasmani, mampu menanamkan sikap percaya

diri, mampu bekerjasama dan mampu berprilaku disiplin, jujur, dan

sportif.

Menurut Samsudin (2008: 11) Penguasaan ketrampilan harus

tergambar dalam kemampuan menyelesaikan tugas motorik tertentu,

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

14

sejauh mana anak tersebut mampu menyelesaikan tugas motorik yang

diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu.

Menurut Depdiknas (2003: 34) tujuan pengembangan

ketrampilan motorik kasar anak adalah untuk pertumbuhan dan

kesehatannya melalui berolah tubuh. Pembelajaran tercapai jika anak

mengalami pertumbuhan dan kesehatan menjadi lebih baik.

Menurut Ernawulan (2005: 31) ketrampilan motorik sebaiknya

dikuasai anak pada masa kanak-kanak, supaya pada anak terbentuk

rasa percaya diri, memiliki sifat mandiri dan mendapatkan penerimaan

dari teman-teman sebayanya.

Dari beberapa pendapat diatas maka peneliti menyimpulkan

bahwa tujuan pengembangan motorik kasar pada anak usia dini adalah

untuk meningkatkan kemampuan gerak anak dalam menyelesaikan

tugas motorik yang dengan benar, menjaga kesehatan dan juga untuk

menanamkan sikap percaya diri, mandiri, disiplian, jujur dan sportif.

5. Fungsi Pengembangan Motorik Kasar

Menurut Yudha M Saputra dan Rudyanto (2005: 115) fungsi

dari pengembangan motorik kasar pada anak usia dini antara lain

sebagai alat pemacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani,

dan kesehatan untuk anak, sebagai alat untuk membentuk, membangun

serta memperkuat tubuh anak, untuk melatih ketrampilan dan

ketangkasan gerak juga daya piker anak, sebagai alat untuk

meningkatkan perkembangan emosional, sebagai alat untuk

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

15

meningkatkan perkembangan social, dan sebagai alat untuk

menumbuhkan perasaan senangdan memahami manfaat kesehatan

pribadi.

Menurut Ernawulan (2005: 31) ketrampilan motorik itu

mempunyai dua fungsi yaitu: Pertama, membantu anak untuk

memperoleh kemandiriannya. Kedua, untuk membantu anak

mendapatkan penerimaan sosialnya.

Menurut Hurlock (dalam Fridani, Wulan, Pujiastuti, 2008: 2.4)

fungsi ketrampilan motorik bagi perkembangan anak yaitu melalui

ketrampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh

perasaan senang, melalui ketrampilan motorik anak dapat beranjak dari

kondisi tidak berdaya (helplessness) pada bulan-bulan pertama

kehidupannya, ke kondisi yang bebas, tidak tergantung

(independence), melalui ketrampilan motorik, anak dapat

menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah (school adjustment),

melalui ketrampilan motorik yang normal memungkinkan anak dapat

bermain atau bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak

normal akan menghambat anak untuk bergaul dengan teman

sebayanya, dan perkembangan ketrampilan motorik sangat penting

bagi perkembangan kepribadian anak (self concept).

Dari beberapa pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa

fungsi pengembangan motorik kasar pada anak usia dini adalah

sebagai alat untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani,

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

16

kesehatan dan juga menanamkan sikap mandiri serta menumbuhkan

perasaan senang.

6. Evaluasi Pengembangan Motorik Kasar

a. Pedoman Evaluasi

Menurut Samsudin (2008: 65) penilaian atau evaluasi

adalah suatu usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai

informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan, menyeluruh

tentang proses dan hasil dari pertumbuhan serta perkembangan

yang telah dicapai oleh anak didik melalui kegiatan pembelajaran.

Alat evaluasi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran

perkembangan kemampuan motorik kasar adalah dengan cara

observasi. Observasi adalah cara pengumpulan data untuk

mendapatkan informasi dengan pengamatan langsung terhadap

sikap dan perilaku anak. Agar observasi lebih terarah maka

digunakan lembar observasi yang mengacu pada indikator yang

akan dicapai.

Menurut Departemen Agama Republik Indonesia (2004:

50) cara pencatatan hasil penilaian harian dicatat dengan

menggunakan simbol-simbol yaitu sebagai berikut :

1) Anak yang perilakunya belum sesuai dengan apa yang

diharapkan dan belum dapat menyelesaikan tugas dengan baik,

maka pada kolom tersebut ditulis nama anak dan diberi kode

kemampuan dengan tanda lingkaran kosong ().

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

17

2) Anak yang perilakunya sedang berada pada tahap proses

menuju yang diharapkan (belum stabil) maka pada kolom

tersebut di tulis nama anak dan diberi kode dengan tanda ().

3) Anak yang perilkunya melebihi dengan apa yang diharapkan

dan sudah dapat menyelesaikan tugas melebihi yang

direncanakan guru, maka pada kolom tersebut dituliskan nama

anak dan diberi kode dengan tanda lingkaran berisi penuh ().

Menurut Anita Yus (2005: 69) memberikan evaluasi

dengan menggunakan skala penilaian atau evaluasi berbentuk

bilangan, terdiri dari pernyataan dan di sebelahnya disediakan

bilangan tertentu yaitu angka 1 – 5, yang berarti (1) sangat rendah,

(2) rendah, (3) sedang, (4) tinggi dan (5) sangat tinggi. Peneliti

tinggal memberi tanda cek (√) pada kolom evaluasi dengan melihat

kemampuan gerak motorik kasar yang dilakukan anak dengan

indikator yang akan dicapai.

Lebih lanjut menurut Kemendiknas (2010: 11) hasil

penilaian harian perkembangan anak dicantumkan pada kolom

penilaian. Tanda satu bintang ( ) digunakan untuk menilai

anak yang belum berkembang (BB) sesuai dengan indikator, tanda

bintang dua ( ) digunakan untuk menilai anak yang sudah

mulai berkembang (MB) sesuai indikator, tanda tiga bintang (

) digunakan untuk menilai anak yang sudah berkembang

sesuai harapan (BSH) sedangkan tanda empat bintang

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

18

( ) digunakan untuk menilai anak yang berkembang

sangat baik (BSB) melebihi indikator yang diharapkan.

Untuk pedoman evaluasi peneliti menggunakan tanda

bintang ( ), untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan

motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan observasi

peneliti menggunakan lembar observasi atau pedoman observasi.

Peneliti tinggal memberi tanda cek ( √) pada kolom penilaian.

b. Tujuan Evaluasi Motorik Kasar

Menurut Anita Yus (2005: 264), tujuan evaluasi adalah

untuk mengetahui ketercapaian kemampuan motorik kasar anak

dalam rentang waktu yang di susun dalam kurun waktu tertentu.

Laporan penilaian diharapkan dapat memberikan informasi kepada

pihak yang membutuhkan hasil penilaian terutama guru dan orang

tua anak. Dengan begitu dapat diketahui sejauh mana

perkembangan pembelajaran motorik kasar yang dapat dicapai oleh

anak.

Mengadaptasi standar kompetensi Taman Kanak-Kanak

(2004: 8) penilaian atau evaluasi dapat dilakukan dengan

pengamatan dan pencatatan anekdot. Evaluasi dengan pengamatan

dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan sikap anak yang

dilakukan sehari – hari secara terus menerus.

Menurut Fridani, wulan, Pujiastuti (2008: 6.4) tujuan

evaluasi perkembangan adalah untuk membantu guru

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

19

merencanakan pembelajaran selanjutnya yang sesuai dengan

perkembangan anak, memberi informasi kepada orang tua tenteng

kemajuan anak serta mendukung kelancaran program guru dan

orang tua.

Menurut Yudha M. Saputra (2005: 197) evaluasi

pembelajaran bertujuan untuk memberi makna dari hasil yang telah

diraih oleh anak, tetapi kemajuan ini tidak diberikan dalam bentuk

kuantitatif (angka) tetapi dalam bentuk kualitatif (deskripsi)

kemajuan belajar anak.

Dari beberapa pendapat diatas, peneliti menyimpulkan

bahwa tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perkembangan yang telah dicapai oleh anak pada kemampuan

motorik kasarnya setelah mengikuti kegiatan di sekolah.

c. Fungsi Evaluasi Motorik kasar

Menurut Samsudin (2008: 65), menyebutkan bahwa fungsi

evaluasi yaitu memberikan umpan balik kepada guru untuk

memperbaiki kegiatan belajar mengajar, sebagai bahan

pertimbangan guru untuk melakukan kegiatan bimbingan terhadap

anak didik agar fisik maupun psikisnya dapat tumbuh dan

berkembang secara maksimal, sebagai bahan pertimbangan bagi

guru untuk menempatkan anak dalam kegiatan yang sesuai dengan

minat dan kebutuhannya, memberikan informasi kepada orang tua

tentang pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

20

anak sebagai bentuk pertanggung jawaban sekolah, sebagai bahan

informasi untuk orang tua untuk melaksanakan pendidikan

keluarga yang sesuai dan terpadu dengan proses pembelajaran di

sekolah, dan sebagai bahan masukan bagi berbagai pihak dalam

rangka pembinaan selanjutnya terhadap anak didik.

Fungsi evaluasi dalam Depdiknas (2003: 112),

menyebutkan antara lain memberikan umpan balik kepada guru

untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar, memberikan

informasi kepada orang tua tentang ketercapaian pertumbuhan dan

perkembangan anaknya agar dapat memperbaiki dan meningkatkan

bimbingan dan motivasi, sebagai bahan pertimbangan guru untuk

menempatkan anak dalam kegiatan yang sesuai dengan minat dan

kemampuan anak didik yang memungkinkan anak didik mencapai

dengan maksimal, dan sebagai bahan masukan bagi pihak lain yang

memerlukan dalam memberikan pembinaan selanjutnya.

Menurut Anita Yus (2005: 264) dengan evaluasi dapat di

ketahui pertumbuhan dan perkembangan anak, secara khusus

evaluasi berfungsi antara lain sebagai bahan untuk lebih mengenali

karakteristik anak dan ketercapaian pertumbuhan dan

perkembangan selama di Taman Kanak-Kanak, sebagai bahan

masukan bagi guru untuk mengetahui kemampuan dan

perkembangan anak, sebagai bahan masukan bagi orang tua, dan

sebagai bahan informasi bagi yang berkepentingan dengan

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

21

pertumbuhan dan perkembangan anak untuk mengkaji lebih lanjut

hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan kegiatan belajar

Dari beberapa pendapat diatas, peneliti menyimpulkan

fungsi evaluasi motorik kasar adalah sebagai bahan masukan bagi

guru dan juga orang tua mengenai perkembangan motorik kasar

yang dikuasai oleh anak serta guru sebagai bahan untuk

memperbaiki metode dalam kegiatan mengajar.

d. Indikator Keberhasilan

Menurut Ernawulan Syaodih (2005: 30) motorik kasar

adalah gerakan yang banyak menggunakan otot-otot kasar, seperti

untk aktivitas berlari, berjalan, melempar maupun melompat.

Motorik kasar adalah gerakan yang dilakukan dengan

menggunakan otot besar antara lain: berjalan mundur dengan tumit

berjinjit, melompat dengan dua kaki bersama-sama kemuka dan

belakang, berlari, meloncat, melempar dan menangkap kantong biji

(Depdiknas , 2003: 149).

Menurut Nana Sudjana (2010: 8) kriteria keberhasilan

siswa ditentukan yaitu berkisar anatar 75-80%. Artinya siswa

dikatakan berhasil apabila siswa tersebut mampu menguasai atau

mencapai sekitar 75-80% dari tujuan atau nilai yang seharusnya

dicapai. Apabila kurang dari criteria yang telah ditentukan maka

dinyatakan belum berhasil.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

22

Menurut standar kompetensi (2004: 7) yang diharapkan

dari pendidikan Taman Kanak-Kanak dan Raudhatul Athfal adalah

tercapainya tugas-tugas perkembangan secara optimal sesuai

dengan yang telah dirumuskan. Aspek-aspek perkembangan yang

diharapkan dicapai meliputi aspek moral dan nilai-nilai agama,

social, emosional dan kemandirian, bahasa, kognitif, fisik/motorik

dan seni.

Mengadaptasi dari standar kompetensi (2004: 14) aktifitas

dalam motorik kasar pada anak kelompok B antara lain

Tabel 2.1. Indikator Motorik Kasar Anak Kelompok B

KOMPETENSI

DASAR

HASIL

BELAJAR

INDIKATOR

Anak mampu

melakukan aktivitas

fisik secara

terkoordinasi dalam

rangka persiapan untuk

menulis. Misalnya

Kelenturan,

Keseimbangan dan

Kelincahan serta

melatih Keberanian

Dapat

menggerakan

lengannya untuk

kelenturan,

kekuatan otot dan

koordinasi

14. Menangkap,

melempar bola

besar, sedang dan

bola kecil ( thenis )

dengan memutar

badan,

mengayunkan

lengan dan

melangkah.

Dapat

mengekspresikan

diri dalam bentuk

gerakan

16. Berjalan

mundur, berjalan

ke samping pada

garis lurus sejauh

2-3 meter sambil

membawa beban.

20. Berlari sambil

melompat dengan

seimbang tanpa

jatuh.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

23

Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengadaptasi dan

kemudian menyusun indikator yang diharapkan dalam kemampuan

motorik kasar pada anak Taman Kanak-Kanak sebagai berikut

Tabel 2.2. Indikator Kemampuan Motorik Kasar

No Indikator Kemampuan Motorik kasar Anak

1

Kemampuan gerakan badan berjongkok mengambil karpet

2

Kemampuan gerakan tangan memberi karpet dengan

tepat

3

Kemampuan gerakan tangan melempar karpet dengan

tepat

4 Kemampuan gerakan melompat dengan tepat di karpet

Dari pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa

indikator suatu pembelajaran motorik kasar dapat dikatakan

berhasil jika anak dapat melakukan suatu gerakan-gerakan dengan

benar yang diajarkan tanpa dibantu oleh orang lain.

B. Permainan Lompatan Kaki Gajah di Taman Kanak – Kanak

1. Pengertian Bermain dan Permainan Bagi Anak Usia Dini

Menurut Piaget (dalam Mayke S. Tedjasaputra, 2001: 8)

bermain adalah keadaan tidak seimbang dimana asimilasi lebih

dominan dari pada akomodasi. Asimilasi adalah proses penggabungan

informasi baru yang ditemui dalam realitas dengan struktur kognisi

seseorang. Akomodasi adalah mengubah struktur kognisi seseorang

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

24

untuk disesuaikan, diselaraskan dengan atau meniru apa yang diamati

realitas.

Menurut Soegeng (dalam Anita Yus, 2005: 23) bermain adalah

suatu kegiatan atau tingkah laku yang dilakukan anak secara sendirian

atau berkelompok dengan menggunakan alat atau tidak untuk

mencapai tujuan tertentu..

Menurut Tadkiroatun Musfiroh (2005: 2) bermain adalah

sebagai kegiatan yang dilakukan demi kesenangan dan tanpa

mempertimbangkan hasil akhir. Kegiatan tersebut dilakukan secara

sukarela, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak lain. Kegiatan bermain

adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan kebebasan batin untuk

memperoleh kesenangan. Kegiatan belajar di taman kanak-kanak lebih

banyak dilakukan dengan bermain. Pada dasarnya lingkungan Taman

Kanak-Kanak didesain sebagai arena bermain. Sehingga penataan

benda-benda yang ada, warna, gambar dan peralatanya, di tata secara

menarik.

Menurut Tadkiroatun Musfiroh (2005: 6) bermain memiliki

ciri-ciri yang khas, yang membedakannya dari kegiatan lain yaitu

bermain selalu menyenangkan dan menikmatkan atau

menggembirakan, bermain tidak bertujuan ekstrinsik, motivasi

bermain adalah motivasi intrinsic, bermain bersifat spontan dan

sukarela, bermain melibatkan peran aktif semua peserta, bermain juga

bersifat nonliteral, pura-pura, atau tidak nyata, bermain tidak memiliki

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

25

kaidah ekstrinsik, bermain bersifat aktif, dan bermain bersifat

fleksibel.

Dari beberapa pendapat diatas maka peneliti menyimpulkan

bahwa bermain merupakan kegiatan yang dilakukan oleh anak dengan

bebas dan sukarela, dengan aturan yang bebas, tanpa memikirkan hasil

akhir, tujuannya adalah untuk memperoleh kesenangan.

2. Tahapan Bermain Anak Usia Dini

Menurut Mildred Parten (dalam Mayke S. Tedjasaputra, 2001:

21) membagi bentuk kegiatan bermain kedalam enam bentuk yaitu :

a. Unoccupied play (tidak bermain), sebenarnya anak tidak benar –

benar terlibat dalam kegiatan bermain, melainkan hanya

mengamati kejadian di sekitarnya yang menarik perhatiannya.

b. Solitary play (bermain sendiri), terjadi pada usia awal, anak sibuk

main sendiri dan tidak memperhatikan kehadiran teman lainnya.

c. Onlooker play (pengamat) yaitu kegiatan bermain dengan

mengamati anak – anak lain melakukan kegiatan bermain, dan ada

minat untuk ikut bermain bersama teman yang diamati.

d. Paralel play (bermain parallel) jika dua anak atau lebih bermain

dengan jenis alat permainan yang sama dan melakukan gerakan

yang sama, tetapi bila diperhatikan meraka tidak ada interaksi

diantara mereka.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

26

e. Assosiative play (bermain asosiatif) ditandai dengan adanya

interaksi antar anak yang bermain, saling tukar alat permainan, tapi

sebenarnya mereka tidak terlibat kerja sama.

f. Cooperative play (bermain bersama) ditandai dengan adanya kerja

sama atau pembagian tugas dan pembagian peran antara anak –

anak yang terlibat dalam permainan untuk mencapai satu tujuan

tertentu.

Menurut Hurlock (dalam Montolalu dkk, 2009: 2.20)

perkembangan bermain anak terjadi melalui tahapan sebagi berikut:

a. Tahap eksplorasi, pertama-tama anak mencari tahu, mengamati,

tentang yang apa yang dapat dilakukan benda atau alat tersebut.

b. Tahap alat permainan (toy stage), pengamatan dilakukan dengan

seksama terhadap benda atau alat permainan, tetapi masih

berlangsung mencari kemungkinan-kemungkinan cara

melakukannya.

c. Tahap bermain (play stage), anak sudah tahu berbagai jenis

permainan bersama maupun sendiridengan alat permainan.

d. Tahap melamun (daydream stage , anak sudah merasa besar dan

tidak cocok lagi dengan bermain mobil-mobilan atau bermain

dengan boneka, mereka suka berdiam dikamar sambil mengkhayal

dan melamun.

Menurut Jean Piaget (dalam Montolalu dkk, 2009: 2.17)

mengemukakan tahap-tahap perkembangan bermain sejalan dengan

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

27

perkembangan kognitif anak yaitu sensory motor play, social play

games with rules (permainan game dengan aturan yang berhubungan

dengan perilaku social) serta games dengan aturan dan olahraga.

Dari pendapat beberapa diatas maka peneliti menyimpulkan

bahwa tahapan bermain merupakan kegiatan yang dilakukan oleh anak

sebelum melakukan suatu permainan, anak melakukan beberapa tahap

yaitu dengan cara melihat, mengamati, mereka bermain sendiri, dan

kemudian mereka bermain secara kelompok.

3. Metode Pembelajaran Taman Kanak-Kanak

Menurut Samsudin (2008: 33) metode pembelajaran adalah

acara yang dilakukan guru untuk membelajarkan anak agar mencapai

kompetensi yang ditetapkan. Metode pembelajaran tersebut antara lain:

Pertama, bercerita yaitu bertutur kata atau memberi penjelasan secara

lisan. Kedua, bercakap – cakap berupa kegiatan tanya jawab. Ketiga,

tanya jawab berupa memberi pertanyaan kepada anak. Keempat,

karyawisata mengunjungi objek. Kelima, demonstrasi memperagakan

suatu ketrampilan. Keenam, bermain peran memberi pengalaman

melalui bermain peran. Ketujuh, eksperimen mengamati sesuatu.

Kedelapan, proyek memberi kesempatan pada anak untuk

menggunakan alam sekitar sebagai bahan pembahasan melalui

berbagai kegiatan. Kesembilan, pemberian tugas, anak disuruh

melaksanakan tugas.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

28

Menurut Anita Yus (2005: 146) beberapa metode yang

digunakan dalam pembelajaran pada taman kanak-kanak

mempergunakan beberapa metode yang bisa merangsang anak didik

aktif, di antaranya melalui kegiatan : Pertama, bermain, merupakan

metode pokok pada pendidikan anak usia dini, karena dunia anak

adalah bermain. Disadari atau tidak dengan bermain anak dapat

mempelajari banyak hal yang dapat merangsang pertumbuhan dan

perkembangan potensi yang dimilikinya. Kedua, bercerita, adalah

kegiatan menyampaikan cerita yang mengandung unsur nilai-nilai

keteladanan dan pemberian wawasan, yang dilakukan secara lisan atau

dengan membaca buku. Ketiga, demonstrasi atau peragaan, metode

demonstrasi dilakukan dengan cara mempertunjukan atau

memperagakan suatu cara atau suatu ketrampilan. Keempat,

karyawisata, adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih

dahulu oleh pendidik untuk meninjau tempat atau obyek yang lain.

Kelima, metode proyek yaitu pembelajaran yang memberikan

kesempatan pada anak untuk menggunakan alam sekitar dan kegiatan

sehari – hari sebagai bahan pembahasan melalui berbagai kegiatan.

Menurut Moeslihatoen (2004: 24) metode pengajaran yang

sesuai dengan karakteristik anak usia dini antara lain : Pertama,

bermain, merupakan bentuk kegiatan yang bisa memberikan

kesenangan dan kepuasan batin pada diri anak yang dilakukan dengan

suka rela. Kedua, karyawisata, merupakan kegiatan yang bisa memberi

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

29

makna yang dalam pada perkembangan dan minat pada diri anak.

Ketiga, bercakap – cakap, merupakan pembelajaran yang bisa

membantu perkembangan sosial, emosional dan kognitif anak terutama

perkembangan bahasanya. Keempat, bercerita, dengan bercerita akan

memberi makna yang dalam bagi anak, karena bisa menambah rasa

percaya diri anak. Kelima, demonstrasi, pengajaran melalui kegiatan

memperagakan dan menjelaskan cara mengerjakan sesuatu dan anak

diharapkan tahu langkah – langkah mengerjakannya. Keenam, proyek,

salah satu metode pengajaran agar anak mampu memecahkan suatu

masalah yang dialaminya. Ketujuh, pemberian tugas, dengan memberi

tugas diharapkan anak mampu mengembangakan kemampuan bahasa,

kognitif, dan mampu mengerjakan tugas sampai selesai.

Dari pendapat beberapa diatas, peneliti menyimpulkan bahwa

untuk mengajarkan kemampuan motorik kasar pada anak, dapat

digunakan metode bermain karena bermain merupakan metode pokok

di taman kanak – kanak, dengan bemain anak menjadi senang dan juga

bisa merangsang tumbuh kembang anak di semua aspek.

4. Manfaat Bermain Bagi Anak Usia Dini

Menurut Montolalu dkk (2009: 1.18) manfaat bermain bagi

anak yaitu bermain memicu kreativitas, bermain bermanfaat

mencerdaskan otak, bermain bermanfaat menanggulangi konflik,

bermain bermanfaat melatih empati, bermain bermanfaat mengasah

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

30

pancaindra, bermain sebagai media terapi ( pengobatan ), dan bermain

itu dapat melakukan penemuan.

Menurut Tadkiroatun (2005: 15) arti penting bermain bagi anak

yaitu bermain membantu anak membangun konsep dan pengetahuan,

karena anak tidak membangun konsep atau pengetahuan dalam kondisi

terisolasi tetapi melalui interaksi dengan orang lain, bermain

membantu anak mengembangkan kemampuan mengorganisai dan

menyelesaikan masalah, bermain membantu anak mengembangkan

kemampuan berpikir abstrak, bermain mendorong anak untuk berpikir

kreatif, bermain meningkatkan kompetensi sosial anak, bermain

membantu anak mengekspresikan dan mengurangi rasa takut, bermain

membantu anak menguasai konflik dan trauma social, bermain

membantu anak mengenali diri mereka sendiri, bermain membantu

anak mengontrol gerak motorik, bermain dapat membantu anak

meningkatkan kemampuan berkomunikasi, dan bermain menyediakan

konteks yang aman dan memotivasi anak belajar bahasa kedua.

Menurut Mayke S. Tedjasaputra (2001: 3) manfaat bermain

sangat besar untuk perkembangan anak antara lain: perkembangan

fisik motorik, sosial, emosi, kognisi, untuk mengasah ketajaman

pengindraan, dan juga untuk mengembangkan ketrampilan olahraga

dan menari. Dengan bermain anak akan memperoleh pengalaman

dalam membina hubungan dengan sesama teman, menambah

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

31

perbendaharaan kata, dan juga bisa untuk menyalurkan perasaan-

perasaan tertekan .

Dari pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa manfaat

bermain adalah meningkatkan kemampuan motorik, kreativitas,

melatih empati, tanggungjawab, kemandirian, sosial anak.

5. Pengertian Bermain Lompatan Kaki Gajah Bagi Anak Usia Dini

a. Pengertian Lompatan Kaki Gajah

Menurut Yudha M. Saputra dan Rudyanto (2005: 125)

lompat adalah gerakan dasar yang terjadi ketika tubuh diangkat ke

udara karena tekanan yang berasal dari satu atau ke dua tungkai

dan tubuh mendarat menggunakan yang dikuasai selanjutnya

adalah menggunakan satu atau dua kaki.

Menurut Sumantri (2005: 82) penguasaan gerak melompat

berkembang sejalan dengan peningkatan kekuatan kaki serta

keseimbangan dan koordinasi tubuh. Gerakan melompat mula –

mula dikuasai adalah dengan cara menumpu dengan satu kaki dan

mendarat dengan satu kaki yang lain. Gerakan yang dikuasai

kemudian adalah menumpu dengan kedua kaki bersama – sama.

Menurut Samsudin (2008: 78) gerakan meloncat atau

melompat itu terdiri dari gerakan mengarahkan dan menahan badan

di udara sesaat dengan beberapa ciri menggunakan satu atau dua

kaki menolak dengan dua kaki mendarat, atau mendatar dengan

satu kaki.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

32

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) (2007:

509) kaki adalah anggota badan yang menopang tubuh dan dipakai

untuk berjalan (dari pangkal paha ke bawah). Menurut Kamus

Umum Bahasa Indonesia (KUBI) (2007: 338) gajah adalah

binatang yang berbelalai, berkulit tebal, dan banyak yang

bergading.

Permainan lompatan kaki gajah adalah permainan yang

gerakan dasar yang dilakukan dengan mengangkat bagian anggota

tubuh bagian bawah, kemudian melompat dan mendarat di diatas

karpet menggunakan satu atau dua kaki. Permainan lompatan kaki

gajah merupakan hal yang dianggap menyenangkan bagi anak dan

juga dapat membantu kesempurnaan gerak anak. Permainan ini

dilakukan secara berkelompok dan membutuhkan kerja sama yang

baik.

b. Tujuan Bermain Lompatan Kaki Gajah

Menurut Samsudin (2008: 78) melompat dilakukan dengan

tujuan untuk mencapai ketinggian atau jarak yang ingin dicapai.

Untuk itu maka pinggul, lutut danpergelangan kaki harus

dibengkokkan untuk memperoleh gaya yang lebih besar. Kegiatan

melompat dimulai dri posisi sedikit berjongkok.

Menurut Sumantri (2005: 244) tujuan pengembangan

kegiatan melompat adalah untuk menanamkan keberanian dan

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

33

kerjasama, serta mengembangkan gerak ketrampilan melompat,

keseimbangan.

Menurut Montolalu dkk (2009: 4.22) ketrampilan

lokomotor merupakan gerak tubuh yang berpindah tempat, seperti

berjalan, melompat, bersepeda, berlari dan lain-lain. Semua itu

bertujuan untuk membantu mengembangkan kesadaran anak akan

tubuhnya dalam ruang. Kesadaran semacam ini disebut kesadaran

persepsi motorik yang meliputi kesadaran akan tubuh sendiri,

waktu, hubungan ruang (spasial), konsep arah, visual dan

pendengaran. Kesadaran seperti ini terlihat dari usaha anak meniru

gerakan-gerakan anak lain atau gurunya.

Permainan lompatan kaki gajah adalah gerakan dasar yang

dilakukan dengan mengangkat tubuh kemudian mendarat

menggunakan satu atau dua kaki. Permainan lompatan kaki gajah

merupakan hal yang dianggap menyenangkan bagi anak dan juga

dapat membantu kesempurnaan gerak anak. Permainan ini

dilakukan secara berkelompok dan membutuhkan kerja sama yang

baik.

c. Tahap Bermain Lompatan Kaki Gajah

Adapun tahap yang dapat dilakukan untuk bermain

lompatan kaki gajah adalah :

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

34

1) Pada permulaan adalah membagi anak secara berkelompok, karena

permainan kaki gajah membutuhkan kerja sama, perkelompok

terdiri dari 3 orang .

2) Menyiapkan alat yang di gunakan yaitu 4 buah karpet kotak kecil.

3) Karpet kemudian di tata secara berurutan, untuk memudahkan

karpet tersebut diberi nomor 1-4, kemudian ke tiga anak tersebut

berdiri diatas karpet dengan menginjak karpet secara berurutan 1-3.

4) Kemudian anak nomor tiga mengambil karpet nomor 4 yang ada di

belakangnya untuk diberikan ke anak nomor satu, dengan cara

berurutan melewati nomor 2.

5) Setelah diterima karpet nomor 4 oleh anak nomor satu, karpet

tersebut kemudian ditaruh didepannya, kemudian anak nomor satu

meloncat menginjak karpet nomor 4. Kemudian diikuti anak nomor

dua meloncat ke karpet nomor 1, dan anak nomor tiga meloncat ke

karpet nomor ke karpet nomor 2.

6) Kemudian anak nomor tiga mengambil karpet nomor 3 untuk di

berikan kepada anak nomor satu, dan setelah di terima karpet

tersebut kembali diletakan di depannya dan kemudian meloncat ke

karpet itu. Anak nomor dua dan tiga ikut meloncat kembali.

7) Kegiatan seperti itu di lakukan secara berulang sampai mencapai

batas yang telah di tentukan oleh guru.

Permainan lompatan kaki gajah ini juga bisa untuk melatih

kelenturan tubuh anak dengan adanya gerakan mengambil karpet,

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

35

apabila otot sudah dibiasakan lentur dari masa kecil pastinya akan

sangat bermanfaat bagi perkembangan selanjutnya. Dalam permainan

lompatan kaki gajah yang dikembangkan antara lain aspek kelenturan

dan keseimbangan, hal ini dapat dilihat dari gerakan yang mengambil

karpet gerakan ini bisa membuat kelenturan anak dan dapat

bermanfaat bagi kelangsungan hidupnya. Aspek kelincahan juga dapat

dikembangkan. Kelincahan merupakan hal yang sangat diharapkan,

karena kelincahan merupakan standar ukuran anak senang terhadap

pendidikan yang diberikan atau tidak. Apabila anak lincah dan aktif

dalam mengikuti kegiatan yang diberikan guru, berarti anak ini sudah

mampu menerima stimulus dari guru dengan baik. Kelincahan dalam

permainan ini dapat dibuktikan dengan gerakan melompat ke atas

karpet dengan tepat tanpa bantuan. Aspek keberanian dapat

dikembangkan dengan anak didorong untuk mencoba permainan

lompatan kaki gajah ini. Kadang – kadang anak merasa takut akan hal

baru yang belum pernah dilakukannya. Mungkin karena takut atau

karena malas, namun dalam hal ini keberanian merupakan aspek yang

dituju karena dalam permainan lompatan kaki gajah anak yang berani

bermain adalah anak yang sudah belajar untuk berani melakukan

sesuatu, sedangkan bagi yang masih takut didorong untuk untuk

mencoba melakukan permainan.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

36

C. Hubungan Antara Permainan Lompatan Kaki Gajah Dengan

Kemampuan Motorik Kasar

Permainan lompatan kaki gajah merupakan permainan yang menarik

dan menyenangkan serta menantang jika di lakukan oleh anak usia dini,

sehingga mampu untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak.

Dengan melakukan permainan lompatan kaki gajah, kemampuan motorik

kasar anak dapat di stimulasi untuk ditingkatkan dari yang semula motorik

kasarnya rendah menjadi lebih baik kemampuannya.

D. Kerangka Berpikir

Setiap anak memiliki kemampuan motorik yang berbeda – beda dan

hampir semua anak mampu melakukan gerakan motorik kasar . Dalam

mengembangkan kemampuan motorik kasar lebih terampil diperlukan

latihan gerakan fisik yang teratur dan berkesinambungan, serta menyediakan

ruang gerak yang bebas bagi anak.

Anak diberi kesempatan untuk melakukan gerakan motorik kasar

akan berekspresi dengan bebas dan secara maksimal mengoptimalkan

kemampuan yang dimilikinya.

Menurut Samsudin (2008: 33) menggunakan metode bermain dalam

pembelajaran pada anak usia dini merupakan sangat tepat dilakukan.

Dengan bermain anak pada dasarnya adalah belajar, karena dalam bermain

terdapat banyak sekali pengalaman untuk membangun dirinya, berinteraksi

dengan teman sebaya dan lingkungan serta anak dapat mengontrol

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

37

emosinya. Menurut Brewer (dalam Tadkiroatun, 2005: 37) bermain

memberikan sumbangan yang berarti bagi perkembangan akademik anak.

Pada kondisi awal, kemampuan motorik kasar anak didik pada

kelompok B BA Aisyiyah Mandiraja Wetan masih rendah antara lain

ditandai anak belum mampu melakukan gerakan jongkok dengan baik, jika

anak mau memberi sesuatu kadang masih jatuh, dalam gerakan melempar

anak-anak masih ragu dan tidak sampai pada sasaran yang telah ditentukan,

jika anak disuruh melakukan gerakan melompat belum bisa melakukan

gerakan melompat dengan baik, dalam pembelajaran masih monoton, guru

hanya menggunakan alat permainan yang seadannya, anak hanya disuruh

bermain dengan alat permainan prosotan, jungkat-jungkit, papan titian,

ayunan.

Untuk memperbaiki kondisi ini peneliti melaksanakan tindakan

penelitian melalui suatu permainan lompatan kaki gajah untuk

meningkatkan kemampuan motorik kasar anak. Untuk memudahkan

pelaksanaan tindakan kelas, maka perlu disusun bagan kerangka berpikir

yang merupakan landasan pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

38

Gambar 2.1 Bagan kerangka berpikir

Kondisi Awal

-Kemampuan anak

dalam motorik kasar

anak masih rendah

-Dalam melakukan

gerakan jongkok,

memberi, melempar,

melompat masih

rendah

-Pembelajaran

monoton

Dilakukan

upaya

perbaikan

dengan

Penelitian

Tindakan

Kelas

Kondisi

kemampuan

motorik kasar

anak sudah

meningkat,ada

perbaikan tapi

belum maksimal

-Kemampuan

motorik kasar

anak berkembang

tapi belum

maksaimal.

-Pembelajaran

tidak monoton

Siklus I

Pembelajaran

menggunakan

permainan

lompatan

kaki gajah

untuk

meningkatkan

kemampuan

motorik kasar

anak

Siklus II

Pembelajaran

menggunakan

permainan

lompatan kaki

gajah untuk

meningkatkan

kemampuan

motrik kasar

anak

-Kemampuan

motorik kasar anak

maksimal.

-Pembelajaran

tidak monoton

Terjadi

peningkatan

yang

maksimal pada

kemampuan

motorik kasar

anak dan

penelitian

berhasil

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6175/3/SUPRIYANTO BAB II.pdf · 2017. 12. 14. · motorik kasar anak. Untuk mempermudah melakukan

39

Berdasarkan bagan kerangka berpikir penelitian tindakan kelas

diatas, peneliti berasumsi bahwa untuk meningkatkan kemampuan motorik

kasar anak dapat dilakukan melalui permainan lompatan kaki gajah pada

anak didik kelompok B BA Aisiyah Mandiraja Wetan Kecamatan Mandiraja

Kabupaten Banjarnegara semester genap tahun ajaran 2011 / 2012.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Supriyanto, FKIP UMP 2012