BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/7446/3/BAB II - AGIL LUTHFIANA...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/7446/3/BAB II - AGIL LUTHFIANA...
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Kepemimpinan
Kata “memimpin” dalam Wahjosumidjo (2005: 104) mempunyai arti
memberikan bimbingan, menuntut, mengarahkan dan berjalan di depan
(precede). Pemimpin berperilaku untuk membantu organisasi dengan
kemampuan maksimal dalam mencapai tujuan. Pemimpin tidak berdiri di
samping, melainkan mereka memberikan dorongan dan memacu (to prod),
berdiri di depan yang memberikan kemudahan untuk kemajuan serta
memberikan inspirasi organisasi dalam mencapai tujuan. Danim, S (2010: 6)
berpendapat kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh
individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada
individu atau kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kepemimpinan menurut Yukl, G (2007: 8) adalah proses untuk
mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju dengan apa yang
perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta
proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai
tujuan bersama. As-Suwaidan dalam Baihaqi (2012) mendefinisikan
kepemimpinan sering dianggap sebagai suatu faktor yang paling penting
bagi kesuksesan atau kegagalan suatu institusi semacam sekolah.
9
ANALISIS SELEKSI KEPALA SEKOLAH,AGIL LUTHFIANA DEWI,PGSD, UMP 2018
10
Kepemimpinan bukanlah sumber kekayaan untuk dinikmati atau sumber
puji-puji untuk menyenangkan telinga, melainkan sumber kewajiban dan
tanggung jawab.
Kepemimpinan pendidikan yang visioner pada gilirannya
menunjukkan kepemimpinan yang berkualitas. John Adair dalam Komariah
(2010: 82) mengemukakan ciri-ciri pemimpin yang berkualitas, yaitu:
a. Memiliki integritas pribadi
b. Memiliki antusiasme terhadap perkembangan lembaga yang
dipimpinnya
c. Mengembangkan kehangatan, budaya, dan iklim organisasi
d. Memiliki ketenangan dalam manajemen organisasi
e. Tegas dan adil dalam mengambil tindakan atau kebijakan
kelembagaan
Kepemimpinan visioner menurut John Adair dalam Komariah (2010:
82) adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta, merumuskan,
mengkomunikasikan atau mensosialisasikan atau mentransformasikan, dan
mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya
atau sebagai hasil interaksi sosial diantara anggota organisasi dan
stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita organisasi di masa depan yang
harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen semua personel.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah suatu proses dimana seseorang berada pada di titik
atas dalam suatu instansi atau organisasi yang mana pemimpin harus dapat
ANALISIS SELEKSI KEPALA SEKOLAH,AGIL LUTHFIANA DEWI,PGSD, UMP 2018
11
memimpin instansi atau organisasi yang dinaunginya ke arah yang yang
baik sehingga mengalami peningkatan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Sekolah tentu memerlukan pemimpin untuk menjadi pelindung atau
yang bertanggung jawab dalam pengelolaan di sekolah yaitu kepala sekolah.
2. Manajemen Kepemimpinan
Suatu organisasi akan berhasil atau gagal ditentukan oleh
kepemimpinan. Pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan suatu
pekerjaan. Ungkapan tersebut memperkuat bahwa posisi pemimpin sangat
penting dalam suatu organisasi, agar kepemimpinan dapat dikatakan
berhasil maka perlu adanya manajemen kepemimpinan. Fahmi dalam
Pramudyo, A (2013) mengemukakan bahwa dalam melaksanaan fungsi
kepemimpinan ini, manajemen kepemimpinan sangat diperlukan oleh suatu
organisasi. Menajemen kepemimpinan adalah suatu ilmu yang mengkaji
secara komprehensif bagaimana seseorang melaksanakan kepemimpinan
dengan mempergunakan seluruh sumber daya yang dimiliki serta dengan
selalu mengedepankan konsep dan aturan yang berlaku dalam ilmu
manajemen.
Manajemen kepemimpinan dalam suatu lembaga pendidikan harus
sesuai dengan pengendalian dalam kinerja. Hal tersebut menurut Chudori, A
(2012) menyatakan bahwa secara langsung manajemen kepemimpinan pada
lembaga pendidikan setidaknya perlu merujuk pada pengendalian yang
saling berkaitan dengan kinerja, terutama dalam hal kemampuan,
pelaksanaan dan pengelolaan serta tanggung jawab dalam kinerjanya.
ANALISIS SELEKSI KEPALA SEKOLAH,AGIL LUTHFIANA DEWI,PGSD, UMP 2018
12
Pengendalian lazimnya harus dilaksanakan oleh seorang pimpinan dalam
suatu organisasi tidak terkecuali pada sebuah lembaga pendidikan. Jika
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya diperuntukkan demi
mencapai suatu sasaran, maka diperlukan seorang pemimpin yang tegas,
sehingga dalam pelaksanaannya dapat dioptimalkan dengan baik sesuai
dengan waktu yang diperlukan.
Melaksanakan manajemen kepemimpinan menurut Pramudyo A
(2013) maka suatu organisasi harus memiliki pemimpin dan mempunyai
karakter kepemimpinan yang kuat serta dapat melaksanakan prinsip-prinsip
kepemimpinan dalam menjalankan tugasnya dalam organisasi. Manajemen
kepemimpinan yang baik maka tujuan organisasi akan dapat tercapai dengan
lebih baik. Manajemen kepemimpinan jelas akan dapat mendukung
terlaksananya pekerjaan secara tepat, sehingga pencapaian tujuan organisasi
akan dapat dilaksanakan secara lebih baik.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
untuk keberhasilan suatu organisasi perlu adanya pemimpin. Setiap
pemimpin harus memiliki karakter kepemimpinan yang kuat dengan
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki sesuai aturan-aturan yang berlaku
serta bertanggung jawab, sehingga menguatkan apa yang dilaksanakan telah
sesuai dengan prinsip kepemimpinan dalam menjalankan tugasnya pada
suatu organisasi. Kepemimpinan tidak dapat seperti itu apabila dalam suatu
organisasi tidak ada perumusan manajemen kepemimpinan yang baik.
ANALISIS SELEKSI KEPALA SEKOLAH,AGIL LUTHFIANA DEWI,PGSD, UMP 2018
13
Manajemen kepemimpinan yang baik akan mewujudkan tujuan organisasi
tercapai dengan baik pula.
3. Kepala Sekolah
Kunci keberhasilan suatu sekolah menurut Wahjosumidjo (2005:
349) pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas penampilan
seorang kepala sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah dan keberhasilan
kepala sekolah adalah keberhasilan sekolah. Kepala sekolah menurut
Mulyasa, E (2011: 24) merupakan salah satu komponen pendidikan yang
paluing berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala sekolah
menurut Mulyasa, E (2011: 37) adalah manajer pendidikan profesional yang
direkrut komite sekolah untuk mengelola segala kegiatan sekolah
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan .
Pengertian kepala sekolah adalah seorang yang memimpin sekolah.
Wahjosumidjo (2005: 84-85) berpendapat bahwa kepala sekolah adalah
jabatan pemimpin yang tidak dapat diisi oleh seorang tanpa didasarkan atas
pertimbangan-pertimbangan. Seseorang yang akan diangkat menjadi kepala
sekolah harus ditentukan melalui prosedur serta persyaratan-persayatan
tertentu seperti: latar belakang pendidikan, pengalaman, usia, pangkat, dan
integritas. Oleh sebab itu, kepala sekolah pada hakikatnya adalah pejabat
formal, sebab pengangkatannya melalui suatu proses dan prosedur yang
didasarkan atas peraturan yang berlaku.
Kepala sekolah menurut Rohiat (2008: 15) sebagai pengelola bisa
dilihat sebagai orang yang menggunakan struktur-struktur dan prosedur-
ANALISIS SELEKSI KEPALA SEKOLAH,AGIL LUTHFIANA DEWI,PGSD, UMP 2018
14
prosedur yang berlaku untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi sekolah.
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin dilihat sebagai seorang yang
melakukan perubahan. Kepala sekolah menurut Baihaqi, dkk (2012: 2)
bagaikan nahkoda kapal, nahkoda mengendalikan kemana arah kapal itu
berjalan dan harus tahu akan arah tujuan kapal itu. Kepala sekolah
melakukan semua itu untuk sekolah yang dipimpinnya. Bahkan tidak hanya
itu tugasnya, tetapi nahkoda kapal harus mampu mengoptimalkan semua
sumber daya yang ada di suatu sekolah terutama mencakup SDM.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa
kepala sekolah adalah seorang pengajar atau guru profesional yang diberi
tugas tambahan untuk memimpin, memajukan, dan melakukan perubahan
sekolah dari aspek sumber daya manusia itu sendiri sampai pada aspek
sarana prasarana, pengajar yang berhasil mendapatkan tugas tambahan
tersebut adalah yang telah lolos dalam seleksi kepala sekolah. Tidak hanya
untuk memimpin, memajukan, dan melakukan perubahan sekolah tetapi
kepala sekolah dituntut sebagai suri tauladan yang baik bagi guru-guru,
siswa-siswa serta masyarakat terutama yang ada di sekitar sekolah.
Kepala sekolah yang ideal adalah kepala sekolah yang profesional
dalam melaksanakan tugasnya, Usman H, dkk (2011) berpendapat bahwa
seorang kepala sekolah disebut profesional apabila:
1. Memiliki kejujuran dan integritas pribadi
2. Mendedikasikan sebagian besar waktunya untuk bekerja di bidangnya
ANALISIS SELEKSI KEPALA SEKOLAH,AGIL LUTHFIANA DEWI,PGSD, UMP 2018
15
3. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang dapat dikategorikan ahli
pada suatu bidang
4. Berusaha mencapai tujuan dengan target-target yang ditetapkan secara
rasional
5. Memiliki standar yang tinggi dalam bekerja
6. Memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai keberhasilan dengan
standar kualitas yang tinggi
7. Mencintai dan memiliki sikap positif terhadap profesinya yang antara
lain tercermin dalam perilaku profesionalnya dan respon orang-orang
yang berkaitan dengan profesi/pekerjaannya
8. Memiliki pandangan jauh ke depan (visionary)
9. Menjadi agen perubahan
10. Memiliki kode etik
11. Memiliki lembaga profesi
4. Seleksi atau rekrutmen
Gambaran tentang rekrutmen menurut Zulkifli dalam Baihaqi (2012)
bahwa prosedur rekrutmen calon kepala sekolah kurang memperhatikan
kepmendiknas tentang pedoman penugasan guru sebagai kepala sekolah
sehingga proses rekrutmen dan seleksi calon kepala sekolah belum
terlaksana secara efisien dan efektif sebagaimana yang diharapkan. Mathis
dalam Tangahu (2013: 6) mendefinisikan rekrutmen adalah proses yang
menghasilkan sejumlah pelamar yang berkualifikasi untuk pekerja di suatu
perusahaan atau organisasi, rekrutmen adalah suatu proses untuk
ANALISIS SELEKSI KEPALA SEKOLAH,AGIL LUTHFIANA DEWI,PGSD, UMP 2018
16
mendapatkan suatu tenaga yang berkualitas guna bekerja pada perusahaan
atau intansi.
Proses rekrutmen menurut Fasli Jalal & Dedi Supriadi dalam
Wasitohadi (2009: 2-3) harus mengutamakan mutu calon yang dibuktikan
dengan skor tes seleksi dengan menggunakan perangkat instrumen yang
standar dan teruji serta indeks prestasinya di LPTK. Pengalaman negara-
negara lain yang langsung merekrut staf berkemampuan tinggi melalui
seleksi yang mengutamakan mutu calon dalam bidang keahliannya, terbukti
berdampak pada peningkatan profesionalisme dan kinerja pegawai yang
bersangkutan.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli dapat ditarik kesimpulan
bahwa seleksi atau rekrutmen adalah langkah pertama yang harus dilakukan
oleh suatu instansi atau organisasi untuk mendapatkan tenaga kerja yang
bertanggung jawab, memiliki kualitas yang baik dalam melaksanakan
tugasnya sehingga dapat sesuai dengan apa yang diharapkan oleh instansi
atau organisasi tersebut. Mutu yang dimiliki oleh seseorang dapat dilihat
dari hasil seleksi atau rekrutmen yang telah terjadi, semakin tinggi skor
yang diperoleh seseorang berarti mutu yang dimiliki oleh orang tersebut
adalah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh suatu instansi atau
organisasi.
Seleksi atau rekrutmen dilakukan dengan aturan-aturan yang berlaku
di pemerintahan, hal tersebut berpatokan pada standar seleksi.
Wahjosumidjo dalam Tangahu (2013) menegaskan bahwa standar seleksi
ANALISIS SELEKSI KEPALA SEKOLAH,AGIL LUTHFIANA DEWI,PGSD, UMP 2018
17
adalah satu degre atau level yang menunjukkan derajat keunggulan yang
menjadi syarat-syarat untuk penugasan seseorang. Standar kriteria seleksi
jabatan kepala sekolah, seharusnya ditentukan dari berbagai faktor yang
mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
a) intelligence (tingkat kecakapan mental atau intelektual),
b) pengalaman,
c) keterampilan konseptual (conceptual skills),
d) karakter pribadi (kecakapan bergaul), dan
e) kemampuan hubungan insani.
5. Hambatan-hambatan yang terjadi
Menurut Mulyasa, E (2011: 73-74) Tidak semua kepala sekolah
memiliki wawasan yang cukup memadai untuk melaksanakan tugas dan
fungsinya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Sempitnya
wawasan tersebut terutama dalam kaitannya dengan berbagai masalah dan
tantangan yang harus dihadapi oleh para kepala sekolah dalam era
globalisasi sekarang ini, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi
terutama teknologi informasi berlangsung begitu cepat. Begitu cepatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mempersulit
sebagian kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah, yang mampu menghasilkan
lulusan untuk dapat bersaing di era yang penuh ketidak pastian dan
kesemrawutan global (chaos).
Kondisi tersebut antara lain disebabkan oleh faktor kepala sekolah
yang kurang membaca buku, majalah dan jurnal; kurang mengikuti
perkembangan; jarang melakukan diskusi ilmiah; dan jarang mengikuti
seminar yang berhubungan dengan pendidikan dan profesinya. Sempitnya
ANALISIS SELEKSI KEPALA SEKOLAH,AGIL LUTHFIANA DEWI,PGSD, UMP 2018
18
wawasan kepala sekolah disebabkan oleh keberadaan Kelompok Kerja
Kepala Sekolah (K3S) yang belum didayagunakan secara optimal untuk
peningkatan profesionalisme kepala sekolah dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan merupakan salah satu referensi untuk
menunjukkan bahwa penelitian ini tidak memiliki kesamaan pada penelitian
yang telah dilakukan, sehingga dapat menambah pembahasan mengenai seleksi
kepala sekolah. Penelitian ini ditunjang oleh empat penelitian relevan yang
dilakukian oleh:
1. Tangahu, Sulastri H. (2013) yang berjudul Analisis Rekuitmen dan Seleksi
Kepala Sekolah Dasar Negeri di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Hasil penelitian ini adalah secara
umum rekuitmen dan seleksi kepala Sekolah Dasar Negeri di Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
berada pada kategori sangat tidak efektif. Perolehan persentase ini
merupakan akumulasi dari: (1) Analisis rekuitmen dan seleksi kepala
sekolah dasar negeri dalam proses rekuitmen kepala sekolah berada pada
kategori sangat tidak efektif, (2) Analisis rekuitmen dan seleksi kepala
sekolah dasar negeri dalam prosedur rekuitmen kepala sekolah berada pada
kategori sangat tidak efektif untuk itu disarankan sebagai berikut: (a) Untuk
dinas pendidikan dapat memberikan informasi dalam pengangkatan kepala
ANALISIS SELEKSI KEPALA SEKOLAH,AGIL LUTHFIANA DEWI,PGSD, UMP 2018
19
sekolah khususnya kepala sekolah dasar benar-benar dianalisis berdasarkan
tugas dan kompetensi yang ditetapkan sesuai dalam peraturan menteri dan
ketentuan-ketentuan yang berlaku, (b) Untuk pihak dalam pengambil
kebijakan agar dapat mengangkat kepala sekolah benar-benar diseleksi
sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan, (c) Untuk kepala sekolah agar
dapat meningkatkan kinerja sebagai pemimpin dapat menerapkan prinsip-
prinsip manajemen dalam kepemimpinan.
2. Wasitohadi (2009) yang berjudul Evaluasi Implementasi Kebijakan
Rekrutmen Kepala Sekolah SD Negeri di Kota Salatiga. Hasil penelitian ini
adalah salah satu faktor yang mempengaruhi peran kepala sekolah adalah
sistem rekrutmen. Sistem rekrutmen kepala sekolah SD Negeri di Kota
Salatiga sudah sesuai dengan jiwa dan semangat paradigma baru
pendidikan. Sistem seleksinya telah diatur secara partisipatif, demokratis,
obyektif, dan adil. Sistem tersebut juga sudah diatur dalam kebijakan teknis
seleksi calon kepala sekolah yang dibuat Disdikpora, yang dalam
perkembangannya dicantumkan dalam pasal 55 Perda No. 4 Tahun 2009
tentang penyelenggaraan pendidikan Kota Salatiga. Dalam
impleemntasinya, terdapat transparansi proses seleksi dari tingkat sekolah,
kecamatan, hingga tingkat dinas, namun transparansi proses dan hasil
seleksi sesudahnya tidak terjadi. Proses seleksi juga sudah melibatkan pihak
luar, untuk menjamin obyektivitas. Mengenai masa jabatan kepala sekolah
belum berjalan sesuai dengan yang dikehendaki dalam kebijakan, sementara
diklat bagi calon kepala sekolah belum dapat dilaksanakan.
ANALISIS SELEKSI KEPALA SEKOLAH,AGIL LUTHFIANA DEWI,PGSD, UMP 2018
20
3. Manan, Md Mohtar B (2014) yang berjudul Leadership Characteristics of
Excellent Headmaster. Hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa
sekolah yang sangat baik adalah posisi istimewa yang diberikan oleh negara
kepada kepala sekolah yang dipilih oleh dinas pendidikan yang telah
berhasil lolos dalam persyaratan yang telah ditetapkan oleh departemen
pendidikan. Kantor merupakan bukti dari ketrampilan guru, baik dalam hal
pihak sekolah, pengalaman mengajar atau kompetensi dalam berurusan
dengan siswa dan guru. Jurnal ini membahas konsep sifat kepemimpinan
sifat yang harus masuk untuk kepala sekolah yang baik serta menjadi
teladan dan peran pemimpin bagi guru sekolah menjadi pemberi petunjuk
agar lebih meningkat dalam pengajaran profesi dan harus dipertahankan
keunggulan pada sistem pendidikan yang ada.
4. Walker, Allan., Paula Kwan (2012) yang berjudul Principal Selection
Panels: Strategies, Preferences, and Perceptions. Hasil penelitian ini
diperoleh kesimpulan bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk melaporkan
sebuah studi strategi anggota pokok seleksi panel yang digunakan untuk
memilih yang terbaik kandidat untuk sebuah posisi utama. Penelitian ini
menggunakan dua pendekatan yaitu kualitatif dan kuantitatif. Analisis
kuantitatif digambarkan dengan data yang terkumpul dari para penilik
sekolah dan kepala sekolah, sedangkan kualitatif melalui data wawancara
yang digunakan untuk melengkapi temuan. Temuan ini dalam rangka untuk
kepentingan strategi yang digunakan adalah pilihan panel yaitu panel
profesionalisme, wawancara, dan sebelum wawancara. Implikasi temuan
ANALISIS SELEKSI KEPALA SEKOLAH,AGIL LUTHFIANA DEWI,PGSD, UMP 2018
21
praktis ini menunjukan bahwa pemilihan rekrutmen merupakan komponen
pokok terbaik dari ilmu yang tidak menentu dan selalu tetap. Ketegangan
bertahan antara keyakinan dan persepsi para anggota panel dari latar
belakang yang berbeda. Hal ini mencakup keyakinan tegangan tentang
kompetensi dan tingkat terlibat dalam aktivitas penting seperti short-listing
(daftar singkat). Hubungan kerjasama, kongruensi terhadap agama serta
nilai-nilai yang merupakan hal penting dalam seleksi tersebut dan
sesungguhnya kita benar-benar tidak yakin terhadap pengaruh mereka pada
kualitas orang yang beruntung saja. Namun nampaknya mereka harus
membuat lahan yang nyata bagi para pelamar. Harga keaslian dari penelitian
ini informasi yang berguna tentang strategi-strategi pokok peserta pilihan
bisa panel pilihlah seorang kandidat seorang yang terbaik untuk posisi
utama.
C. Kerangka Berpikir
Seleksi kepala sekolah adalah langkah awal sebelum seorang guru
mendapatkan tugas tambahan menjadi kepala sekolah. Seorang guru yang
mencalonkan diri sebagai kepala sekolah harus melalui proses seleksi yang
sangat panjang. Ada hambatan-hambatan yang harus dilalui saat melakukan
seleksi kepala sekolah, oleh karena itu untuk mendapatkan informasi yang
aktual perlu dilakukan analisis tentang seleksi kepala sekolah dasar di
Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas.
ANALISIS SELEKSI KEPALA SEKOLAH,AGIL LUTHFIANA DEWI,PGSD, UMP 2018
22
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian
Seleksi Kepala Sekolah
Proses Seleksi Kepala
Sekolah
Faktor-faktor Penghambat
Seleksi Kepala Sekolah
Analisis Seleksi Kepala Sekolah dasar di
Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas
ANALISIS SELEKSI KEPALA SEKOLAH,AGIL LUTHFIANA DEWI,PGSD, UMP 2018