BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran 2.1.1. Perencanaan...

21
9 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran 2.1.1. Perencanaan Pembelajaran Menurut pendapat Arthur W. Steller yang dikutip oleh Hamzah B. Uno di dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Pembelajaran, mengemukakan perencanaan sebagai “hubungan antara apa yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber.1 Bagaimana seharusnya adalah mengacu pada masa yang akan datang. Perencanaan disini menekankan kepada usaha mengisi kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan yang akan datang disesuaikan dengan apa yang dicita-citakan, yaitu menghilangkan jarak antara keadaan sekarang dengan keadaan mendatang yang diinginkan. Konsep pembelajaran memiliki hakikat perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. itulah sebabnya dalam belajar siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran memusatkan perhatian pada bagaimana membelajarkan siswa, dan bukan pada apa yang dipelajari siswa. Perlunya perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan 1 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Bumi Aksara: Jakarta, 2006), hal. 1

Transcript of BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran 2.1.1. Perencanaan...

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran 2.1.1. Perencanaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7446/2/T1_162008039_BAB II.pdf · perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

9

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Pembelajaran

2.1.1. Perencanaan Pembelajaran

Menurut pendapat Arthur W. Steller yang dikutip oleh Hamzah B. Uno di

dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Pembelajaran, mengemukakan

perencanaan sebagai “hubungan antara apa yang ada sekarang (what is) dengan

bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan kebutuhan,

penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber.”1 Bagaimana

seharusnya adalah mengacu pada masa yang akan datang. Perencanaan disini

menekankan kepada usaha mengisi kesenjangan antara keadaan sekarang dengan

keadaan yang akan datang disesuaikan dengan apa yang dicita-citakan, yaitu

menghilangkan jarak antara keadaan sekarang dengan keadaan mendatang yang

diinginkan.

Konsep pembelajaran memiliki hakikat perancangan (desain) sebagai upaya

untuk membelajarkan siswa. itulah sebabnya dalam belajar siswa tidak hanya

berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin

berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran memusatkan perhatian pada

bagaimana membelajarkan siswa, dan bukan pada apa yang dipelajari siswa.

Perlunya perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan

1 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Bumi Aksara: Jakarta, 2006), hal. 1

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran 2.1.1. Perencanaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7446/2/T1_162008039_BAB II.pdf · perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

10

pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi

sebagai berikut:

“1. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawaliperencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desainpembelajaran.2. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakanpendekatan sistem.3. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimanaseseorang belajar4. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan padasiswa secara perorangan.5. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaiantujuan pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsungpembelajaran, dan tujuan pengiring dari pembelajaran.6. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalahmudahnya siswa untuk belajar.7. Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabelpembelajaran.8. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapanmetode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telahditetapkan.”2

2.1.2. Metode Pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar guru dihadapkan untuk memilih metode -

metode dari sekian banyak metode yang telah ditemui oleh para ahli sebelum ia

menyampaikan materi pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan

pembelajaran merupakan “sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran,

serta kemampuan yang harus dimiliki siswa.”3

Metode pembelajaran merupakan “cara melakukan atau menyajikan,

menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk

mencapai tujuan tertentu.”4 tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai

2 Ibid, hal 4.3 Martinis Yamin. Op.cit, hal. 133.4 Ibid., hal 138.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran 2.1.1. Perencanaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7446/2/T1_162008039_BAB II.pdf · perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

11

digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Metode-metode dapat

dipergunakan secara variatif, dalam arti kata tidak boleh monoton dalam suatu

metode.

2.1.3. Hasil Pembelajaran

Hasil pembelajaran adalah “semua efek yang dapat dijadikan sebagai

indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi

yang berbeda.”5 Hasil pembelajaran mencakup semua efek yang dapat dijadikan

sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran di bawah

kondisi pembelajaran yang berbeda. Hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan

menjadi tiga, yaitu: “1. Keefektifan (effectiveness), 2. Efisiensi (efficiency), 3.

Daya tarik (appeal).” 6

Keefektifan pembelajaran diukur dengan tingkat pencapaian. Ada empat

aspek penting yang dapat dipakai untuk mempreskripsikan keefektifan

pembelajaran, yaitu (1) kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari atau

sering disebut dengan tingkat kesalahan, (2) kecepatan unjuk kerja, (3) tingkat

alih belajar, (4) tingkat retensi yang dari apa yang dipelajari. Efisiensi

pembelajaran diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah waktu yang

dipakai untuk belajar dan atau jumlah biaya pembelajaran yang digunakan. Daya

tarik pembelajaran diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap

belajar. Hasil pembelajaran bisa berupa hasil nyata (actual outcomes) dan hasil

yang diinginkan (desired outcomes). Actual outcomes adalah hasil yang nyata

dicapai dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi tertentu, sedangkan

5 Hamzah B. Uno, Op.cit., hal. 166 Ibid., hal. 21

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran 2.1.1. Perencanaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7446/2/T1_162008039_BAB II.pdf · perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

12

desired outcomes, yakni tujuan yang ingin dicapai, yang sering mempengaruhi

keputusan perancang pembelajaran dalam melakukan pilihan metode yang

sebaiknya digunakan. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar

mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut:

”• Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasibelajar intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh denganprestasi yang rendah dan ia akan berjuang lebih keras untukmemperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa yang telahdicapai.• Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahukemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yangtidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimanamestinya.• Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akantahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untukmempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajarsendiri dan mengembangkan kreativitasnya.• Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh(komprehensif), yaknimencakup ranah kognitif, pengetahuan atauwawasan, ranah afektif (sikap) dan ranahpsikomotorik, keterampilanatau perilaku.• Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai danmengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainyamaupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.”7

2.2 Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

2.2.1. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang mengharuskan siswa

untuk bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan

tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk tujuan bersama.

“David dan Robert Johnson mendefinisikan Cooperatif Learningadalah a teaching strategy in which small teams, each with students ofdifferent levels of ability, use a variety of learning activities to

7 http://www.scribd.com/doc/51282702/Pengertian-Hasil-Belajar-Menurut-Para-Ahli(diunduh tanggal 6 November 2012, jam 19.35).

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran 2.1.1. Perencanaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7446/2/T1_162008039_BAB II.pdf · perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

13

improve their understanding of a subject (strategi pembelajarandalam bentuk kelompok-kelompok kecil dimana setiap siswa memilikitingkat kemampuan berbeda, dengan menggunakan berbagai macamaktivitas belajar untuk meningkatkan pemahaman terhadap materi).”8

Melalui cooperative learning siswa didorong untuk bekerja sama secara

maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya. Kerja sama di sini dimaksudkan

setiap anggota kelompok harus saling bantu, yang cepat harus membantu yang

lemah. Kegagalan individu adalah kegagalan kelompok dan sebaliknya. Oleh

karena itu, setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab penuh

terhadap kelompoknya.

Belajar melalui kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa perspektif, yaitu

perspektif motivasi, sosial, perkembangan kognitif, dan elaborasi kognitif.

Perspektif motivasi artinya bahwa penghargaan yang diberikan kepada kelompok

memungkinkan setiap anggota kelompok akan saling membantu. Motivasi bisa

diberikan oleh guru kepada siswanya atau siswa kepada siswa lainnya. Perspektif

sosial artinya bahwa melalui kerja sama setiap siswa akan saling membantu dalam

belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh

keberhasilan. Siswa bersedia membantu temannya dalam kelompok yang

mengalami kesulitan dalam pemahaman materi. Perspektif perkembangan kognitif

artinya bahwa dengan adanya interaksi antar anggota kelompok dapat

mengembangkan prestasi siswa untuk berfikir mengolah berbagai informasi.

Elaborasi kognitif artinya bahwa setiap siswa akan berusaha untuk memahami dan

menimba informasi untuk menambah pengetahuan kognitifnya. Pembelajaran

8http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/10/pengertian-cooperative-learning.html?m=1 (diunduh tanggal 6 November 2012 jam 20:07).

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran 2.1.1. Perencanaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7446/2/T1_162008039_BAB II.pdf · perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

14

kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut

dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan kepada proses

kerja sama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan

akademik dalam pengertian penguasaan bahan pelajaran, tetapi juga adanya unsur

kerja sama untuk penguasaan materi tersebut. Tujuan pembelajaran kooperatif

akan tercapai melalui enam fase. Enam fase atau langkah utama yang terlibat

dalam pembelajaran yang menggunakan model cooperative learning adalah:

“1. Pelajaran dimulai dengan guru membahas tujuan-tujuanpembelajaran dan membangkitkan motivasi belajar.2. Fase ini diikuti oleh persentasi informasi, seringkali dalam bentukteks daripada ceramah.3. Siswa kemudian diorganisasikan menjadi kelompok-kelompokbelajar.4. Dalam langkah berikutnya siswa dibantu guru, bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan tugas-tugas interdependen.

5. Persentasi akhir kelompok atau menguji segala yang sudahdipelajari siswa.6. Memberi pengakuan pada usaha kelompok maupun individu.”9

2.2.2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif antara lain:

1) Pembelajaran secara timPembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim.Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, timharus mampu membuat setiap siswa belajar. Setiap anggota tim harussaling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.2) Didasarkan pada Manajemen KooperatifManajemen memiliki tiga fungsi, yaitu: (a) fungsi manajemen sebagaiperencanaan pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajarankooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan, (b) fungsi manajemensebagai organisasi, menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatifmemerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaranberjalan dengan efektif. (c) fungsi manajemen sebagai kontrol,

9 Richard I. Arends, op. cit., hal. 6.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran 2.1.1. Perencanaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7446/2/T1_162008039_BAB II.pdf · perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

15

menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukankriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun non-tes.3) Kemauan untuk bekerja samaKeberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilansecara kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerjasama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerjasama yang baik, pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasilyang optimal.4) Keterampilan bekerja samaKemampuan bekerja sama dipraktikkan melalui aktivitas dalamkegiatan pembelajaran secara berelompok. Dengan demikian, siswaperlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi danberkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuanpembelajaran yang telah ditetapkan.”10

Berdasarkan karakteristik tersebut, untuk menuntaskan materi belajarnya,

siswa belajar dalam kelompok secara bekerja sama. Kelompok dibentuk dari

siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika dalam kelas

terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka

diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut. Penghargaan

lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.

2.2.3. Prosedur Pembelajaran Kooperatif

Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri

atas empat tahap, yaitu:

“1. Penjelasan materi, tahap ini merupakan tahapan penyampaianpokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok.Tujuan utama tahapan ini adalah pemahaman siswa terhadap pokokmateri pelajaran.2. Belajar kelompok, tahapan ini dilakukan setelah guru memberikanpenjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuksebelumnya.

10 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme guru, (RajawaliPers: Jakarta, 2010), hal. 207-208.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran 2.1.1. Perencanaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7446/2/T1_162008039_BAB II.pdf · perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

16

3. Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisadilakukan melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara individu ataukelompok. Tes individu akan memberikan penilaian pada kemampuanindividu, sedangkan kelompok akan memberikan penilaian padakemampuan kelompoknya. Nilai setiap kelompok memiliki nilai samadalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilaibersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiapanggota kelompoknya.4. Pengakuan tim, adalah penetapan tim yang dianggap palingmenonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikanpernghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi timuntuk terus berprestasi lebih baik lagi.”11

2.2.4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Keunggulan cooperative learning sebagai suatu strategi pembelajaran adalah

sebagai berikut:

“a) Meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi akademiknya.b) Meningkatkan daya ingatan siswac) Meningkatkan kepuasan siswa dengan pengalaman belajar.d) Membantu siswa dalam mengembangkan keterampilanberkomunikasi secara lisan.e) Mengembangkan keterampilan sosial siswa.f) Meningkatkan rasa percaya diri siswa.g) Membantu meningkatkan hubungan positif antar siswa.”12

Melalui beberapa keunggulan cooperative learning di atas, siswa dilatih

untuk mengembangkan ketrampilan siswa dan keaktifan selama selama dikelas,

baik aktif dalam hal bertanya ketika tidak mengerti tentang materi, ataupun

menggali informasi dari berbagai sumber, dan kemudian menularkannya kepada

siswa lainnya. hal itu akan mengajarkan siswa untuk dapat menerima perbedaan

antara siswa satu dengan siswa lainnya sehingga hubungan antar siswa dapat lebih

11 Ibid., hal. 212-213.12 http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/20/pengertian-cooperative-learning/ (diunduh

tanggal 17 November 2012, jam 17:17).

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran 2.1.1. Perencanaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7446/2/T1_162008039_BAB II.pdf · perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

17

terjalin. Sedangkan menurut Wina Sanjaya, kelemahan dari cooperative learning

adalah:

“a) Pembelajaran berkelompok membatasi siswa yang berkemampuantinggi dalam waktu belajar.b) Dibandingkan dengan pengajaran langsung oleh guru, bisa terjadiapa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapaioleh siswa.c) Penilaian yang diberikan berdasarkan hasil kerja kelompok.” 13

Cooperative learning membatasi siswa yang berkemampuan tinggi,

maksudnya siswa yang dianggap memiliki kelebihan mungkin akan merasa

terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya,

keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok.

Penilaian yang diberikan cooperative learning didasarkan kepada hasil kerja

kelompok. Guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang

diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.

2.2.5. Model-Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif dapat dilaksanakan dalam beberapa model atau

teknik pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru.

“Teknik-teknik yang dapat dipakai dalam pembelajaran modelkooperatif learning adalah: Jigsaw, TAI, STAD, TGT (Slavin 1990)Write Pair Square, Think Pair Square, Inside-Outside Circle, Round-Robin, NHT, Two Stay Two Stray (Kagan 1992), Group Investigation(Sharan et al), Learning Together (Johnson et al 1990), CooperativeControversy (Johnson and Johnson 1987) Murder – Mood,Understand, Recall, Detect, Elaborate, Review (Hythecker et al1988).”14

13http://cucunuryani.blogspot.com/2011/08/pembelajaran-individual-dan.html (diunduhpada tanggal 18 November 2012 jam 19:45).

14 http://nesaci.com/pengertian-dan-macam-macam-model-pembelajaran-kooperatif-cooperative-learning/ (diunduh tanggal 22 November 2012 jam 17:20).

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran 2.1.1. Perencanaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7446/2/T1_162008039_BAB II.pdf · perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

18

2.3. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

2.3.1. Konsep Dasar Pembelajaran Tipe TAI

Ciri khas dari pembelajaran tipe TAI adalah siswa belajar secara individual

mempelajari materi yang telah disiapkan oleh guru. Hasil belajar individual akan

dibawa ke dalam kelompok masing – masing untuk dibahas dan didiskusikan oleh

anggota kelompok. Semua anggota kelompok bertanggung jawab atas

keseluruhan jawaban yang telah dikerjakan. Sebelum dibentuk kelompok, siswa

diajarkan bagaimana bekerja sama dalam suatu kelompok. Siswa diajari

bagaimana menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada

teman kelompok, berdiskusi, mendorong teman lain untuk bekerja sama, dan

menghargai pendapat teman yang lain.

Masing – masing anggota kelompok memiliki tugas yang setara. Karena

keberhasilan kelompok sangat diperhatikan, maka siswa yang pandai ikut

membantu temannya yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian siswa

yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan

siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami permasalahan yang

diselesaikan dalam kelompok tersebut.

Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe

TAI yaitu :

“1. Hasil belajar akademik struktural Bertujuan untuk meningkatkankinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.2. Pengakuan adanya keragaman Bertujuan agar siswa dapatmenerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.3. Pengembangan keterampilan sosialBertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran 2.1.1. Perencanaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7446/2/T1_162008039_BAB II.pdf · perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

19

bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide ataupendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.”15

1. Peningkatan hasil belajar akademik struktural.

Hasil belajar atau hasil pembelajaran adalah “semua efek yang dapat

dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran

di bawah kondisi yang berbeda.”16 Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil

pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa, serta

digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan

memperbaiki proses pembelajaran. Beberapa manfaat metode pembelajaran

kooperatif tipe TAI terhadap siswa yang hasil belajarnya rendah, antara lain:

“1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi2. Memperbaiki kehadiran3. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar4. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil5. Konflik antara pribadi berkurang6. Pemahaman yang lebih mendalam7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi8. Hasil belajar lebih tinggi9. Nilai-nilai kerja sama antar siswa lebih teruji10. Kreatifitas siswa termotivasi dan wawasan siswa berkembang,karena mereka harus mencari informasi dari berbagai sumber.”17

2. Pengakuan adanya keanekaragaman.

Pengakuan adanya keanekaragaman dan penerimaan individu meningkatan

hubungan antarmanusia yang heterogen, ditandai dengan kerja sama antar siswa

dalam kelompoknya.

15 http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numbered-head-together/, (diunduh tanggal 29 November 2012, jam 20.00).

16 Hamzah B. Uno, op. cit., hal 16.17http://nardishome.blogspot.com/2011/04/pembelajaran-numbered-head-together-nht.html

(diunduh tanggal 21 November 2012 jam 15.04).

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran 2.1.1. Perencanaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7446/2/T1_162008039_BAB II.pdf · perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

20

3. Pengembangan keterampilan sosial.

Menurut Ibrahim, keterampilan sosial yang dimaksud antara lain “berbagi

tugas, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat,

bekerja dalam kelompok dan aktif bertanya.”18

2.3.2. Persiapan Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

Peserta didik dikelompokkan dalam kelompok - kelompok yang terdiri dari

4 sampai 5 orang peserta didik dengan kemampuan yang berbeda. Tes

penempatan peserta didik diberi tes di awal pertemuan, kemudian peserta didik

ditempatkan sesuai dengan nilai yang didapatkan dalam tes, sehingga didapatkan

anggota yang heterogen (memiliki kemampuan berbeda) dalam kelompok.

“Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI sebagai berikut:

a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materipembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.b.Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untukmendapatkan skor dasar atau skor awal.c. Guru membentukbeberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa dengankemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi,sedang dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras,budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.d. Hasil belajarsiswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusikelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban temansatu kelompok.e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuatrangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materipembelajaran yang telah dipelajari.f. Guru memberikan kuis kepadasiswa secara individual.g. Guru memberi penghargaan padakelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajarindividual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).”19

2.3.3. Kelebihan dan kelemahan metode kooperatif TAI

18 http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-tai-team-assisted-individualization/.html/ (diunduh tanggal 1Desember 2012 jam 21.09).

19 http://susilofy.wordpress.com/2010/09/28/pembelajaran-kooperatif-tipe-tai-team-assisted-individualization/ (diunduh tanggal 13 November 2012 Jam 14.00).

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran 2.1.1. Perencanaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7446/2/T1_162008039_BAB II.pdf · perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

21

Metode kooperatif TAI memiliki kelebihan antara lain sebagai berikut:

“Siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan masalah.siswadiajarkan bagaimana bekerja sama dalam kelompok.Siswa yangpandai dapat mengembangkankemampuan dan ketrampilannya.Adanya rasa tanggung jawab dalamkelompok dalam menyelesaikantugas.Menghemat presentasi guru sehingga waktu pembelajaran lebihefektif”20

Metode pembelajaran kooperatif tipe TAI juga memiliki kekurangan, antara

lain sebagai berikut:

“1. siswa yang kurang pandai secara tidak langsungmenggantungkan dirinya pada siswa yang pandai.2. Tidak adapersainganantar kelompok.3. Tidak semua materi dapatditerapkan pada metode ini4. Membutuhkan pengelolaan kelasyang baik5.Memungkinkan adanya anggota kelompok yangpasif.”21

2.4. Materi Pembelajaran Ekonomi

2.4.1 Kompetensi Dasar Mendiskripsikan Hubungan Antara Kelangkaan

Sumber Daya Dengan Kebutuhan Manusia Yang Tidak Terbatas.

A. Kebutuhan Manusia

1. Pengertian Kebutuhan

Kebutuhan hidup tiap manusia tidak sama. Kebutuhan tergantung pada

tingkat pendapatan, lingkungan hidup, pendidikan, adat istiadat dan agama.

Ada beberapa faktor pendorong bertambahnya kebutuhan masyarakat, antara lain:

a. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

b. Pertambahan penduduk

c. Dinamika kebudayaan

20 http://10310258.blogspot.com/2012/01/model-pembelajaran-tai.html (diunduh tanggal 3Desember 2012 jam 23.01)

21 Ibid., http://10310258.blogspot.com/2012/01/model-pembelajaran-tai.html

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran 2.1.1. Perencanaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7446/2/T1_162008039_BAB II.pdf · perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

22

d. Peningkatan iman dan takwa

2. Macam – macam Kebutuhan Manusia

Pada dasarnya kebutuhan manusia dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Kebutuhan Menurut Tingkat Kepentingannya (intensitas)

b. Kebutuhan Menurut Waktunya

c. Kebutuhan Menurut Sifatnya

d. Kebutuhan Menurut Subjeknya

A. Kebutuhan Menurut Tingkat Kepentingannya

Menurut intensitasnya, kebutuhan dibedakan menjadi kebutuhan primer, sekunder

dan tertier

Kebutuhan Primer (Kebutuhan Pokok)

Kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi agar kelangsungan

hidup manusia tidak terganggu.

Contohnya: sandang, papan dan pangan.

Kebutuhan Sekunder (kebutuhan pelengkap)

Kebutuhan sekunder merupakan kebutuhan yang pemenuhannya dilakukan

setelah kebutuhan primer terpenuhi.

Contohnya: sepeda motor, radio (bagi masyarakat yang penghasilannya tergolong

rendah).

Kebutuhan Tersier (kebutuhan Mewah)

Kebutuhan tersiermerupakan kebutuhan yang pemenuhannya dilakukan setelah

pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran 2.1.1. Perencanaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7446/2/T1_162008039_BAB II.pdf · perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

23

Contohnya: kulkas, perhiaan, mobil, parabola dan komputer (bagi orang yang

berpenghasilan rendah merupakan barang mewah).

B. Kebutuhan Menurut Waktunya

Berdasarkan waktu pemenuhannya, kebutuhan manusia dapat dibedakan menjadi

kebutuhan sekarangdan kebutuhan masa mendatang

Kebutuhan Sekarang

Kebutuhan sekarang merupakan kebutuhan yang harus segera dipenuhi.

Contohnya: kebutuhan obat pada waktu sakit, kebutuhan makan pada waktu lapar.

Kebutuhan Masa Mendatang

Kebutuhan masa mendatang adalah kebutuhan yang pemenuhannya dilakukan

pada waktu yang akan datang.

Contohnya: kebutuhan untuk naik haji, kebutuhan rumah sendiri bagi anak SMP

C. Kebutuhan Menurut Sifatnya

Berdasarkan sifatnya, kebutuhan manusia dibedakan menjadi kebutuhan jasmani

dan kebutuhan rohani.

Kebutuhan Jasmani

Kebutuhan yang sifatnya fisik atau material merupakan kebutuhan jasmani.

Contohnya: makan, minum, pakaian, dan rumah.

Kebutuhan rohani

Kebutuhan yang erat hubungannya dengan rohani dan sifatnya tidak berwujud.

Contohnya: kebutuhan belajar agama, hiburan dan pendidikan.

D. Kebutuhan Menurut Subjeknya

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran 2.1.1. Perencanaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7446/2/T1_162008039_BAB II.pdf · perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

24

Berdasarkansubjek yang membutuhkan, kebutuhan dibedakan menjadi kebutuhan

individu dan kebutuhan sosial.

Kebutuhan Individu

Kebutuhan yang hanya diperlukan oleh individu.

Contohnya: kebutuhan cangkul bagi seorang petani, dan stetoskop bagi seorang

dokter.

Kebutuhan Sosial (Masyarakat)

Kebutuhan sisoal merupakan kebutuhan kelompok yang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan sosial masyarakat.

Contohnya: kebutuhan masyarakat terhadap jalan, pasar, sekolah, rumah sakit dan

tempat ibadah.

3. Alat Pemuas Kebutuhan Manusia

Alat pemuas kebutuhan manusia berupa barang dan jasa.

a. Berdasarkan Kelangkaannya

Berdasarkan cara memperoleh (kelangkaannya), barang dibedakan menjadi

barang ekonomi, barang illith dan barang bebas. Barang ekonomi merupakan alat

pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas dan untuk memperolehnya diperlukan

pengorbanan biaya, contohnya: buku tulis, penggaris, pensil dan kendaraan.

Barang illith merupakan barang yang jumlahnya berlebihan sehingga dapat

merugikan manusia dan harus dikurangi jumlahnya, contohnya: api pada saat

kebakaran. Sedangkan barang bebas merupakan alat pemuas kebutuhan yang

tersedia secara berlimpah dan setiap orang dapat memperolehnya dengan bebas,

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran 2.1.1. Perencanaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7446/2/T1_162008039_BAB II.pdf · perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

25

sehingga untuk memperolehnya tidak memerlukan pengorbanan. Contohnya: air

pada daerah tertentu yang dapat dimiliki secara gratis.

b. Berdasarkan Fungsi Hubungan Pemakaian dengan Barang Lain

Menurut fungsi hubunganpemakai dengan barang lain, barang dibedakan menjadi

dua yaitu barang substitusi dan barang komplementer.

Barang subsitusi merupakan barang yang penggunaannya dapat saling

menggantikan dengan barang lain. Contohnya: sepatu menggantikan sandal.

Sedangkan barang komplementer merupakan barang yang penggunaannya saling

melengkapi. Contohnya: jarum dengan benag, kaos kaki dengan sepatu.

c. Berdasarkan Tujuan Penggunaannya

Menurt tujuan penggunaannya, barang dibedakan menjadi barang konsumsi dan

barang produksi. Barang konsumsi merupakan barang yang dapat digunakan

secara langsung untuk memenuhi kebutuhan manusia. Contohnya: nasi, pakaian,

almari yang dimiliki konsumen. Sedangkan barang produksi merupakan barang

yang memerlukan proses produksi lebih lanjut untuk dapat digunakansebagai alat

pemenuhan kebutuhan manusia. Contohnya: kayu, benang, pasir dan batu.

d. Berdasarkan Proses Pembuatannya

Berdasarkan proses pembuatannya, barang digolongkan sebagai barang mentah,

barang setengah jadi dan barang jadi. Barang mentah merupakan barang yang

perlu diolah lebih lanjut agar dapat menjadi barang setengah jadi. Contohnya:

kapas untuk dibuat benang. Barang setengah jadi merupakan barang yang sudah

melalui proses produksi tetapi untuk dapat dikonsumsi harus melalui proses

produksi selanjutnya. Contohnya: kain untuk baju. Sedangkan barang jadi

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran 2.1.1. Perencanaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7446/2/T1_162008039_BAB II.pdf · perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

26

merupakan barang yang sudah siap untuk dikonsumsi. Contohnya: almari, mobil

dan baju.

e. Berdasarkan Kegunaannya Untuk Jaminan Kredit

Berdasarkan kegunaannya untuk jaminan kredit, barang digolongkan menjadi

barang bergerak dan barang tidak bergerak. Barang bergerak merupakan barang

yang dapat dijadikan jaminan untuk mendapatkan kredit dalam jangka pendek.

Contohnya: BPKB mobil, perhiasan dan komputer. Sedangkan barang tidak

bergerak merupakan barang yang dapat dijadikan jaminan untuk mendapatkan

kredit dalam jangka panjang. Contohnya: rumah, tanah, pabrik dan gedung.

B. Pemanfaatan Sumber Daya Yang Langka dalam Memenuhi

Kebutuhan

Kelangkaan timbul sebagai akibat dari hal – hal berikut:

1. Peningkatan kebutuhan manusia yang lebih cepat dibandingkan

dengan kemampuan penyediaan sarana pemenuhan kebutuhan.

2. Banyak sumber daya alam yang rusak akibat keserakahan manusia.

3. Keterbatasan kemampuan manusia untuk mengolah sumber daya

yang ada.

Kelangkaan sumber daya menurut ilmu ekonomi dapat dirumuskan dengan cara

yang berbeda sebagai berikut:

Langka dalam arti tidak cukup dibandingkan dengan banyaknya

kebutuhan manusia, sedangkan benda – benda yang tersedia

jumlahnya terbatas. Akibatnya terjadilah kelangkaan.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran 2.1.1. Perencanaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7446/2/T1_162008039_BAB II.pdf · perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

27

Langka dalam arti manusia harus melakukan pengorbanan untuk

memperolehnya. Keterbatasan alat pemuas kebutuhan disebabkan

oleh keterbatasan atau kelangkaan sumber daya ekonomi.

1. Sumber Daya Ekonomi

Sumber daya alam, sumber daya modal dan sumber daya manusia merupakan

sumber daya ekonomi.

Sumber Daya Alam

Semua potensi lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia

merupakan sumber daya alam. Contohnya: tanah, tambang, air dan hutan.

Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia dapat mendatangkan manfaat besar bagi masyarakat apabila

kemampuannya dapat dimanfaatkan secara optimal. Unsur – unsur pembentuk

sumber daya manusia yang berkualitas antara lain keahlian, kejujuran dan

keadilan, dan kekuatan fisik.

Sumber Daya Modal

Sumber daya modal meliputi teknologi, peralatan, informasi, dan fasilitas fisik.

Sumber daya modal merupakan hasil karya manusia. Modal dikelompokkan

menurut wujudnya meliputi uang dan barang, menurut sifatnyadikelompokkan

sebagai modal tetap dan modal lancar. Menurut subjeknya, dibagi menjadi modal

perorangan dan modal kemasyarakatan. Menurut bentuknya, dibagi menjadi

barang kongkrit dan barang abstrak. Kemudian menurut sumbernya, dibagi

menjadi modal sendiri dan modal pinjaman.

2. Skala Prioritas Kebutuhan Manusia

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran 2.1.1. Perencanaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7446/2/T1_162008039_BAB II.pdf · perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

28

Skala prioritaskebutuhan adalah urutan kebutuhan yang disusun berdasarkan

tingkat kepentingan kebutuhan. Dengan menyusun skala prioritas kebutuhan,

manusia dapat mengetahui kebutuhan mana yang harus didahulukan dan

kebutuhan mana yang dapat ditunda.

Hal – hal yang mempengaruhi prioritas kebutuhan manusia sebagai berikut:

Tingkat Pendapatan

Alternatif bagi seseorang yang berpenghasilan tinggi, berbedadengan yang

berpenghasilan sedang atau rendah.

Status Sosial

Alternatif yang diprioritaskan bagi seorang guru berbeda dengan pedagang kaki

lima.

Lingkungan

Lingkungan orang – orang kaya memilikialternatif pilihan yang berbeda dengan

lingkungan orang – orang biasa.

Dalam memenuhi kebutuhan, manusia mendahulukan kebutuhan yang

dianggap penting, mendesak, dan pokok. Setelah kebutuhan tersebut dipenuhi,

manusia akan memenuhi kebutuhan pada prioritas berikutnya, agar mencapai

kepuasan yang maksimal.

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran 2.1.1. Perencanaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7446/2/T1_162008039_BAB II.pdf · perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

29

2.6. Hipotesis Tindakan

Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat membuat

peserta didik kelas VIII E menunjukan pengaruh positif berupa:

1. Peningkatan hasil belajar akademik struktural bertujuan untuk meningkatkan

kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.

2. Peningkatan Pengakuan adanya keragaman Bertujuan agar siswa dapat

menerima teman-temannya yang dari berbagai latar belakang. TAI memberi

peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan

saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan saling menghargai satu sama

lain.

3. Pengembangan keterampilan sosial

Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang

dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang

lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan

sebagainya.