BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/54797/3/BAB II.pdfMetode yang...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/54797/3/BAB II.pdfMetode yang...
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Metode yang dilakukan untuk memperoleh data dan teori-teori yang
berhubungan dengan masalah yang ditemukan dalam penelitian dengan cara
membaca buku-buku ilmiah, diktat, literatur, dan internet yang berkaitan
dengan sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas.
Penelitian oleh Nurwathony (2003) meneliti tentang Evaluasi dan
Desain Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Dagang (Dealer Yamaha
Sahabat Baru Motor di Magetan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sistem informasi perusahaan belum baik hal ini ditunjukkan dengan adanya
tumpang tindih wewenang tanggungjawab dalam perkerjaan seperti
ditunjukkan dalam fungsi kas dan fungsi akuntansi, perusahaan masih belum
menggunakan kode akun tersebut dapat berakibat pada kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam mencatat transaksi yang berakibat pada
pengendalian yang lemah.
Penelitian dilakukan oleh Khairunnisa (2012) meneliti tentang Analisis
Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pada Bengkel Intan Mulia
Motor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sistem informasi akuntansi
penerimaan kas Bengkel Intan Mulia Motor yang sedang berjalan diketahui
dari data kualitatif berupa prosedur penerimaan kas. Prosedur tersebut dilihat
berdasarkan tugas dan tanggung jawab dari fungsi-fungsi yang terkait. Dari
hasil penelitian yang didapat terdiri dari tiga prosedur pada bengkel ini
diantaranya prosedur bagian frontdesk, bagian asisten, dan bagian montir.
Namun pada prosedur bagian front desk hanya dilakukan oleh satu orang
10
yang sama. Sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada perusahaan
Bengkel Intan Mulia Motor berjalan kurang efektif, hal ini terjadi karena
adanya kerangkapan tugas dan tanggung jawab pada prosedur bagian
frontdesk yang hanya dilakukan oleh satu orang yang sama. Selain prosedur
penerimaan kas, penulis juga menemukan kekurangan dan kelemahan pada
dokumen yang digunakan, pencatatan transaksi penerimaan kas, dan laporan
yang dihasilkan yang belum terkomputerisasi atau masih dilakukan secara
manual. Perancangan sistem informasi akuntansi penerimaan kas tersebut
menghasilkan beberapa file atau database yang nantinya akan diolah menjadi
laporan seperti laporan penerimaan kas dan laporan penjualan.
Penelitian oleh Manik (2014) meneliti tentang Evaluasi Sistem
Informasi Akuntansi Penerimaan Kas pada Bengkel Honda Ahass
Gondanglegi. Hasil penelitian menunjukkan bahwaSistem informasi
akuntansi penerimaan kaspada perusahaan Bengkel Siaga Ban berjalan
kurang efektif, hal ini terjadi karena adanya kerangkapan tugas dan tanggung
jawab pada prosedur bagian. Selain prosedur penerimaan kas, penulis juga
menemukan kekurangan dan kelemahan pada dokumen yang digunakan,
pencatatan transaksi penerimaan kas, dan laporan yang dihasilkan yang
belum terkomputerisasi atau masih dilakukan secara manual. Kelemahan
tersebut dapat memicu terjadinya kecurangan dan manipulasi data yang
mungkin saja dilakukan oleh karyawan. Perancangan sistem informasi
akuntansi penerimaan kas tersebut menghasilkan beberapa file atau database
yang nantinya akan diolah menjadi laporan seperti laporan penerimaan kas
11
dan laporan penjualan. Dengan perancangan sistem tersebut, penulis dapat
mengetahui apa saja yang seharusnya diperbaiki agar sistem penerimaan kas
berjalan dengan efektif, tepat, lengkap, akurat dan terkomputerisasi.
Penelitian dilakukan oleh Susmia et al. (2016) meneliti tentang Analisis
Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas Untuk
Meningkatkan Pengendalian Intern Pada Benkel Pump Jaya Diesel
Pematangsiantar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur organisasi
telah menggambarkan adanya pembagian tugas dan wewenang setiap bagian
namun belum terlaksana dengan baik dan efektif, prosedur penjualan tunai
yang diterapkan perusahaan belum memadai untuk meningkatkan
pengendalian intern dan tidak terdapat fungsi penjualan yang memisahkan
tugas penjualan dengan penerimaan kas.
Penelitian oleh Fitrianingasri (2018) meneliti tentang Evaluasi Sistem
Informasi Akuntansi Penerimaan Kas pada Bengkel Honda Ahass
Gondanglegi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi
perusahaan belum baik hal ini ditunjukkan dengan adanya fungsi-fungsi yang
terdapat pada Bengkel belum memiliki pemisahan tugas dan wewenang,
terdapat beberapa kelemahan yang pada dokumen yang digunakan seperti :
tidak adanya nomor urut tercetak pada form service advisor, kuitansi
pembayaran dan laporan bulanan yang tidak dibuat rangkap sehingga bengkel
tidak memiliki bukti fisik serta dokumen pendukung seperti checklist dari
mekanik, tidak adanya cap “Lunas” dan tidak adanya penggunaan pita
register pada kuitansi pembayaran, tidak adanya tanda tangan mekanik yang
12
bertanggung jawab atas kendaraan yang telah dikerjakan, tidak tercantumnya
nama pengawai atau karyawan yang bertugas pada kuitansi pembayaran,
tidak dipisahkannya absensi terhadap kepala bengkel dan frontdesk.
Kesimpulan yang bisa peneliti ambil dari permasalahan-permasalahan
perusahaan yang terjadi pada penelitian terdahulu adalah, perusahaan jasa
masih belum bisa menerapkan sistem informasi akuntansi penerimaan dan
pengeluaran kas dengan baik. Permasalahan-permasalahan yang harus
diselesaikan yaitu tidak terdapat fungsi penjualan yang memisahkan tugas
penjualan dengan penerimaan kas (Susmia et al. 2016) dan adanya tumpang
tindih wewenang tanggungjawab dalam perkerjaan menjadikan kerangkapan
tugas dan tanggung jawab pada prosedur (Khairunnisa 2012), perusahaan
masih belum menggunakan kode akun tersebut (Nurwathony 2003), terdapat
beberapa kelemahan yang pada dokumen yang digunakan seperti tidak
adanya nomor urut tercetak pada form service advisor, kuitansi pembayaran
dan laporan bulanan, kurangnya otorisasi dengan cap “lunas” (Fitrianingasri
2018), pencatatan transaksi penerimaan kas dan laporan yang dihasilkan yang
belum terkomputerisasi atau masih dilakukan secara manual (Manik 2014).
Maka dari itu kita perlu mengkaji lebih lanjut terkait dengan sistem informasi
akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas.
13
B. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian sistem
Menurut Mulyadi (2016) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok
unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-
sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Romney dan Steinbart (2015) sistem adalah serangkaian
komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan.
Sebagian besar sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil yang
mendukung sistem yang lebih besar. Jadi sistem adalah serangkaian
komponen atau unsur yang saling berkaitan terdiri dari sub sistem yang
diciptakan untuk menangani sesuatu yang rutin terjadi agar mencapai tujuan
yang diinginkan.
2. Informasi
Informasi merupakan data yang telah dikelola dan diproses agar dapat
memberikan arti serta memperbaiki proses pengambilan keputusan. Informasi
akan bermanfaat jika informasi tersebut berpaut dengan keputusan yang
menjadi sasaran informasi. Informasi akan bermanfaat jika dapat dipahami
serta digunakan oleh pemakai dan apabila pemakai mempercayai informasi
tersebut (Suwardjono 2014).
Menurut Suwardjono (2014) Informasi dikatakan bernilai apabila
informasi tersebut :
a. Menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang keputusan
yang sudah dibuat dimasalalu ataupun yang akan dibuat dimasa mendatang.
14
b. Menambah keyakinan pengguna informasi mengenai profitabilitas
yang tercapainya suatu harapan dalam kondisi ketidak pastian.
c. Mengubah keputusan atau perilaku para pemakai
Adapun informasi yang dikatakan berkualitas menurut Suwardjono
(2014) apabila memenuhi beberapa kriteria berikut :
a. Keterpahaman
Keterpahaman merupakan kemampuan informasi dpata dipahami
pemakaiannya. Ada dua factor yang mempengaruhi keterpahamian sebuah
informasi yaitu pemakai informasi dan informasi tersebut.
b. Keberpautan
Keberpautan atau kerelevanan adalah kemampuan informasi untuk
membantu pemakai dalam membacakan beberapa alternativ keputusan
sehingga pemakai dapat dengan mudah menentukan pilihan.
c. Nilai Prediktif
Nilai prediktif adalah kemampuan informasi dalam membantu
pengguna informasi dalam meningkatkan profitabilitas bahwa harapan
pemakai akan hasil suatu kejadian dimasa lalu atau mendatang akan terjadi
sesuai harapan. Dengan kata lain dapat memperbaiki kemmapuan pengguna
informasi untuk melakukan prediksi dalam mengambil keputusan.
d. Nilai Balikan
Nilai balikan adalah kemampuan informasi untuk membantu pemakai
dalam mengkonfirmasi dalam mengkoreksi harapan–harapan pemakai di
masa lalu.
15
e. Ketepatan Waktu
Ketepatan watu adalah tersedianya informasi bagi pembuat keputusan
pada saat dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan untuk
mempengaruhi keputusan.
f. Keterandalan
Merupakan kemampuan informasi dalam memberi keyakinan bahwa
informasi tersebut valid.
g. Ketepatan Penyimbolan
Merupakan kesesuaian antara pengukur atau deskripsi dan fenomena
yang diukur atau dideskripsi.
h. Keterujian
Merupakan kemampuan informasi untuk memberikeyakinan yang
tinggi keada para pengguna karena informasi yang ada dapat diuji
kebenarannya.
i. Kenetralan
Merupakan ketidak berpihakan pada kelompok pengguna informasi
tertentu atau ketidakbiasan dalam perlakuan akuntansi.
j. Keterbandingan
Merupakan kemampuan informasi membantu para pengguna informasi
untuk mengidentifikasi persamaan dan perbedaan dalam menentukan
keputusan atas fenomena economi yang terjadi.
16
3. Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Mulyadi (2016) Sistem informasi akuntansi adalah salah satu
sistem informasi di antara berbagai sistem informasi yang digunakan oleh
manajemen dalam mengelola perusahaan dan setiap sistem informasi terdiri
dari blok-blok bangunan yang membentuk sistem tersebut. Komponen
bangunan sistem informasi akuntansi terdiri dari enam blok: masukan, model,
keluaran, teknologi, basis data, dan pengendalian. Terlepas dari organisasi
yang dilayani oleh sistem informasi atau cara yang dipakai untuk merancang
dan mengembangkan sistem informasi.
4. Pengertian Kas
Dalam PSAK No.2 (2002) dijelaskan bahwa “Kas adalah suatu alat
pemayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan
umum perusahaan”. Dari pengertian tersebut, berarti bahwa kas terdiri dari
kas yang ada di perusahaan dan bank merupakan alat pembayaran untuk
seluruh kegiatan perusahaan. Kas atau cash merupakan sebuah account atau
rekening yang bersifat paling lancar dalam kelompok asset aktiva. Di dalam
penerapan bookkeeping atau pembukuan kas dibagi menjadi beberapa
rekening atau account beberapa jenis yaitu :
1. Petty Cash (kas kecil) dan General Cash (kas umum)
2. Petty Cash (kas kecil) dan Checking Account (kas bank)
3. Petty Cash (kas kecil) dan Cash Bank A dan Bank B
Pemecahan akun kas ini bermaksud agar mempermudah pengawasan
dan proses pemeriksaan.
17
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI 2009), mengungkapkan pengertian kas
adalah “ kas terdiri atas saldo kas (Cash On Hand), rekening giro, atau setara
kas (Cash Equivalent) adalah sebuah investasi yang bersifat sangat likuid,
berjangka pendek dan bisa dengan cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu
tanpa menghadapi resiko atas perubahan nilai yang signifikan.”
Perusahaan memiliki resiko yang relaitf lebih kecil untuk tidak bisa
memenuhi kewajiban (hutang) finasialnya. Sebuah perusahaan harus terus
berusaha mempertahankan persediaan kas makin besar dana yang
menganggur atau tidak berguna dan nantinya akan memperkecil laba
perusahaan yang kan didapat. Begitu juga sebaliknya apabila perusahaan
hanya mengejar aktivitas mencari laba atau keuntungan saja tanpa
memperhitungkan faktor yang lainya maka seluruh kas yang dimiliki akan
dalam keadaan berkerja (digunakan). Apabila ini terjadi,artinya perusahaan
mengalami posisi ilikuid (tidak lancar) jika sewaktu-waktu ada penagihan
kewajiban (hutang) yang jatuh tempo dan perusahaan tidak sanggup untuk
membayar dikarnakan tidak memiliki persediaan kas baik di bank ataupun di
brankas perusahaan.
5. Sistem Penerimaan Kas
Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama yaitu :
penerimaan kas dari penjualan tunai dan penjualan kas kredit (Mulyadi 2016).
Penerimaan kas adalah kas yang diterima perusahaan baik yang berupa
uang tunai maupun surat-surat berharga yang mempunyai sifat dapat segara
digunkan, yang berasal dari transaksi perusahaan maupun penjualan tunai,
18
yang dapat menambah kas perusahaan. “sumber penerimaan kas terbesar
suatu perusahaan dagang berasal dari transaksai penjualan tunai” Sistem
akuntansi penerimaan kas yaitu suatu jaringan prosedur yang menangani
suatu peristiwa atau kejadian yang mengakibatkan terjadinya penambahan
uang didalam kas yang berasal dari penjualan tunai maupun piutang yang
melibatkan bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lain.
Sistem penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui beberapa
cara :
1. Melalui penagih perusahaan,
2. Melalui Pos atau ekspedisi,
3. Melaui Lock-Box Collection Plan
Diantara berbagai cara penagihan piutang tersebut, penerimaan kas dari
piutang seharusnya mewajibkan debitur melakukan pembayaran yang berhak
menerima pembayaran diatas cek dan BG (Bilyet Giro). Dengan cek dan BG
atas nama ini (penjual), perusahaan akan terjamin menerima kas dari debitur,
sehingga kemukinan kecil orang yang tidak berhak dapat mengunakan cek
dan BG yang diterima dari debitur untuk keprntingan pribadinya.
6. Fungsi yang terkait
Menurut Nugroho (2001) fungsi mengandung unsur prosedur penjualan
yang adanya pemisahan fungsi pada umumnya pada:
a. Fungsi pelaksanaan penjualan yang tercermin pada penanganan
pesanan dari pelanggan yang ditangani oleh bagian penjualan dan bagian
kredit.
19
b. Fungsi penguasaan dan penanganan barang yang tercermin pada
kegiatan pengeluaran barang dari gudang dan pengiriman barang oleh bagian
pengiriman barang.
c. Fungsi pencatatan dan pengelolaan tagihan yang ditangani oleh
bagian akuntansi dan bagian penagihan sebagai akibat dari penjualan dan
penyerahan barang.
Adapun fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penerimaan
kas dari penjualan tunai menurut Mulyadi (2016), yaitu:
a. Fungsi Penjualan
Bagian penjualan bertanggungjawab untuk menerima order dari
pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut
kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas.
b) Fungsi Kas
Dalam transaksi penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab sebagai
penerimaan kas dari pembeli.
c) Fungsi Gudang
Fungsi gudang bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang
dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi
pengiriman.
d) Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan
menyerahkan barang yang telah dibayar harganya dari pembeli.
e) Fungsi Akuntansi
20
Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan
penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan.
7. Dokumen yang Digunakan
Menurut Baridwan (1998) bukti transaksi penjualan dan penerimaan
kas, terdiri dari formulir-formulir :
a. Pesanan Penjualan
b. Perintah Pengiriman
c. Faktur Penjualan
d. Surat Pengangkutan (Bill of lading)
e. Bukti Memo (Debit maupun kredit)
f. Pernyataan Piutang (Formulir ini bukan bukti transaksi)
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas dan
penjualan (Nugroho 2001) yaitu :
a. Pesanan Pembelian (Purchase Order)
Dokumen yang digunakan oleh pelanggan untuk memesan barang dari
perusahaan
b. Faktur (Invoice)
Dokumen untuk menagih harga barang yang dibeli
c. Pesanan Pelanggan (Customer Purchase Order)
Dokumen yang diterima dari pelanggan yang mencantumkan jenis,
jumlah, kualitas, serta harga barang yang dipesan
d. Order Penjualan (Sales Order)
21
Dokumen yang berfungsi sebagai perintah kepada bagian gudang dan
bagian pengiriman untuk memenuhi pesanan pelanggan
e. Nota Penjualan
Dokumen yang digunakan untuk tand pembayaran
Menurut Sutabri (2004) dokumen yang digunakan dalam sistem
akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai antara lain : slip penjualan,
jurnal voucher, nota pengiriman uang, slip setoran, rekening koran.
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari
penjualan tunai menurut Mulyadi (2016), yaitu:
a. Faktur penjualan tunai
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang
diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai.
b. Pita register kas (Cash Register Tape)
Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh
fungsi kas dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang
dicatat dalam jurnal penjualan.
c. Credit card sales slip
Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan
kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan yang menjadi anggota kartu
kredit.
d. Bill off lading
Dokumen ini merupakan bukti penyerahan dari perusahaan penjualan
barang kepada perusahaan angkutan umum.
22
e. Faktur penjualan COD (Cash On Delivery Sales)
Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD.
f) Bukti setor bank
Dokumen ini dibuat oleh bagian kas sebagai bukti penyetoran kas ke
bank.
g) Rekap beban pokok penjualan
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga
pokok produk yang dijual selama satu periode.
8. Catatan Akuntansi yang Digunakan
Menurut Nugroho (2001) catatan akuntansi yang digunakan dalam
sistem penerimaan kas antara lain :
a. Jurnal umum/voucher jurnal
Untuk mencatat transaksi-transaksi yang terkait.
b. Surat pernyataan piutang
Surat yang memuat rincian transaksi dalam periode terakhir dan
menyatakan jumlah total piutang perusahaan kepada pelanggan atau debitur
yang bersangkutan.
c. Kartu persediaan barang
Untuk mencatat transaksi pengeluaran dan penerimaan barang yang
akan dicocokkan dengan nota-nota penjualan dan bukti penerimaan barang.
d. Kartu piutang
Untuk mencatat faktur dari bagian penagihan dan memiliki peran
sebagai buku pembantu
23
Adapun catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi
penerimaan kas menurut Mulyadi (2016) adalah sebagai berikut:
a. Jurnal penjualan
Digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas data
penjualan.
b. Jurnal penerimaan kas
Untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantaranya dari
penjualan tunai.
c. Jurnal umum
Untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.
d. Kartu persediaan
Untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual. Selain
itu kartu ini juga digunakan untuk mengawasi mutasi dan persediaan barang
yang disimpan di gudang.
e. Kartu gudang
Untuk mencatat berkurangnya kuantitas produk yang dijual
9. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem
Menurut Nugroho (2001) daur pendapatan perusahaan meliputi fungsi-
fungsi yang diperlukan untuk menjual produk dan jasa yang dihasilkannya
kepada pelanggan. Daur ini mencakup antara lain:
a. Prosedur atau subsistem penjualan produk dan jasa hasil kegiatan
perusahaan
b. Prosedur atau subsistem piutang
24
Prosedur-prosedur menurut Sutabri (2004) seperti penyimpanan segera
penerimaan kas, sentralisasi penangan kas, penyeleggaraan saldo kas minimal
dan pencatatan segera atas transaksi-transaksi kas
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari
penjualan tunai menurut Mulyadi (2016) yaitu:
a. Prosedur Order Penjualan
Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan
membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli melakukan
pembayaran harga barang ke fungsi kas dan untuk memungkinkan fungsi
gudang dan fungsi pengiriman menyiapkan barang yang akan diserahkan
kepada pembeli.
b. Prosedur Penerimaan Kas
Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran harga barang dari
pembeli dan memberikan tanda pembayaran (berupa pita register kas dan cap
“lunas” pada faktur penjualan tunai) kepada pembeli untuk memungkinkan
pembeli tersebut melakukan pengambilan barang yang dibelinya dari fungsi
pengiriman.
c. Prosedur Penyerahan Barang
Dalam prosedur ini fungsi pengiriman menyerahkan barang kepada
pembeli.
d. Prosedur pencatatan Penjualan Tunai
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan pencatatan transaksi
penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas. Di
25
samping itu fungsi akuntansi juga mencatat berkurangnya persediaan barang
yang dijual dalam kartu persediaan.
e. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank
Sistem pengendalian intern terhadap kas mengharuskan penyetoran
dengan segera ke bank semua kas yang diterima pada suatu hari. Dalam
prosedur ini fungsi kas menyetorkan kas yang diterima dari penjualan tunai
ke bank dalam jumlah penuh.
f. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas ke
dalam jurnal kas berdasar bukti setor bank yang diterima dari bank melalui
fungsi kas.
g. Prosedur Pencatatan Beban Pokok PenjualanDalam prosedur ini,
fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga pokok penjualan berdasarkan
data yang dicatat dalam kartu persediaan. Berdasarkan kartu rekapitulasi
harga pokok penjualan ini, fungsi akuntansi membuat bukti memorial sebagai
dokumen sumber untuk pencatatan harga pokok penjualan kedalam jurnal
umum.
26
Gambar 2.1 Sistem penerimaan kas dari over-the-counter sale
(Mulyadi 2016)
27
Gambar 2.1 Sistem penerimaan kas dari over-the-counter sale (Lanjutan)
(Mulyadi 2016)
28
10. Sistem Pengeluaran Kas
Menurut Mulyadi (2016) “Sistem akuntansi pengeluaran kas adalah
suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik
dengan cek maupun dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum
perusahaan.”
Siklus pengeluaran adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi
pemrosesan informasi terkait yang terus menerus berhubungan dengan
pembelian serta pembayaran barang dan jasa (Romney and Steinbart 2015).
Siklus pengeluaran mencakup empat aktivitas dasar menurut Romney
dan Steinbart (2015), yaitu: Memesan bahan baku, perlengkapan, dan jasa
Terdapat dua tahap dalam memesan bahan baku, perlengkapan, dan jasa
antara lain:
a. Mengidentifikasi apa, kapan, dan berapa banyak untuk pembelian.
Perusahaan harus menjaga stok yang cukup sehingga proses produksi
dapat berlangsung tanpa gangguan bahka jika persediaan yang digunakan
lebih besar dari yang diharapkan atau jika pemasok terlambat dalam
pengiriman.
b. Memilih Pemasok
Perusahaan harus memperhatikan beberapa hal dalam memilih pemasok
yaitu harga, kualitas bahan baku, dan keandalan dalam mengirim.
29
b. Penerimaan
Ketika pengiriman tiba, bagian penerimaan barang membandingkan
nomor pesanan pembelian yang direferensikan pada slip pengepakan
pemasok dengan pesanan pembeli terbuka untuk memverifikasi bahwa
barang tersebut sesuai dengan yang dipesan. Bagian penerimaan kemudian
menghitung kuantitas barang yang diterima dan memeriksa barang guna
memastikan tidak ada barang yang cacat sebelum dipindahkan ke gudang.
c. Menyetujui Faktur Pemasok
Departemen bagian utang menyetujui faktur pemasok untuk
pembayaran. Sebuah kewajiban untuk membayar pemasok pada saat barang
diterima. Bagian utang bertanggungjawab untuk mencocokkan pesanan
pembeli dengan laporan penerimaan yang berkaitan.
d. Pengeluaran Kas
Melakukan pembayaran kepada pemasok atas barang yang dipesan oleh
perusahaan.
11. Fungsi Yang Terkait
Menurut Nugroho (2001) fungsi mengandung unsur prosedur
pembelian barang persediaan yang adanya pemisahan fungsi pada umumnya
pada:
1) Fungsi pelaksanaan pembelian oleh bagian pembelian sesuai
dengan permintaan pembelian yang diajukan oleh petugas pencatat
persediaan atau petugas gudang persediaan.
30
2) Fungsi penguasaan dan penanganan baang yang tercermin pada
proses penerimaan barang oleh bagian penerimaan dan penyimpanan barang
oleh bagian gudang.
3) Fungsi pencatatan dan pembebanan utang yang dilaksanakan oleh
bagian akuntansi sebagai akibat dari pembelian dan penerimaan barang.
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek
menurut Mulyadi (2016) adalah:
a. Fungsi yang Memerlukan Pengeluaran Kas
b. Fungsi Pemegang Dana Kas Kecil
Fungsi ini bertanggungjawab atas penyimpanan dana kas kecil,
pengeluaran dana kas kecil sesuai dengan otorisasi dari pejabat tertentu yang
ditunjuk dan permintaan pengisian kembali dana kas kecil.
c. Fungsi Kas
Fungsi ini bertanggungjawab dalam mengisi cek, memintakan otorisasi
atas cek dan menyerahkan cek kepada pemegang dana kas kecil pada saat
pembentukan dana kas kecil dan pada saat pengisian kembali dana kas kecil.
d. Fungsi Akuntansi
Dalam sistem dana kas kecil, fungsi akuntansi bertanggungjawab atas
antara lain:
a) Pencatatan transaksi pembetukan dana kas kecil.
b) Pencatatan pengeluaran kas kecil yang menyangkut biaya dan
persediaan.
31
c) Pencatatan pengisian kembali dana kas kecil dalam jurnal
pengeluaran kas atau register cek.
d) Pencatatan pengeluaran dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran
kas kecil.
e) Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada
fungsi kas dalam mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen
tersebut. Fungsi ini juga bertanggungjawab untuk melakukan verifikasi
kelengkapan dan keabsahan dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar
pembuatan bukti kas keluar.
e. Fungsi Pemeriksaan Internal
Fungsi ini bertanggung jawab atas penghitungan dana kas kecil secara
periodik dan pencocokan hasil perhitungannya dengan catatan kas. Fungsi ini
juga bertanggung jawab atas pemeriksaan secara mendadak terhadap saldo
dana kas kecil yang ada di tangan pemegang dana kas kecil.
12. Formulir yang Digunakan
Menurut Baridwan (1998) bukti transaksi pembelian dan pengeluaran
kas, terdiri dari formulir-formulir :
1. Permintaan pembelian (Jika prosedur pembelian berdasar
anggaran, atau transaksinya timbul dari proses transaksi sebelumnya, maka
formulir ini dapat diadakan)
2. Permintaan penawaran harga
3. Order pembelian
4. Laporan penerimaan barang
32
5. Bukti kas keluar (voucher pengeluaran)
6. Bukti pengeluaran kas kecil
7. Daftar pengeluaran kas kecil (formulir ini bukan bukti transaksi)
Menurut Sutabri (2004) dokumen yang termasuk dalam sistem
pengeluaran kas dengan cek antara lain : cek voucher, jurnal voucher, laporan
pengendalian, canceled check, rekening koran
Formulir yang digunakan dalam sistem pengeluaran kas dengan cek
adalah: (Mulyadi, 2016)
1) Bukti Kas Keluar
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada bagian
Kasa sebesar yang tercantum pada dokumen tersebut.
2) Cek
Cek merupakan dokumen untuk memerintahkan bank melakukan
pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang namanya
tercantum pada cek.
3) Permintaan Cek (Check Request)
Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang
memerlukan pengeluaran kas kepada fungsi akuntansi.untuk membuat bukti
kas keluar.
Formulir yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran tunai
dengan kas kecil menurut Mulyadi (2016) adalah:
33
1) Bukti kas keluar
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas dari fungsi
akuntansi kas sebesar yang tercantum pada dokumen tersebut. Dalam sistem
dana kas kecil, dokumen ini diperlukan pada saat pembentukan dana kas kecil
dan pada saat pengisian kembali dana kas kecil.
2) Cek
3) Permintaan Pengeluaran Kas Kecil.
Dokumen ini digunakan oleh pemakai dana kas kecil untuk meminta
uang ke pemegang dana kas kecil. Bagi pemegang dana kas kecil, dokumen
ini berfungsi sebagai bukti telah dikeluarkannya kas kecil.
4) Bukti Pengeluaran Kas Kecil
Dokumen ini digunakan oleh pemakai dana kas kecil untuk
mempertanggungjawabkan pemakaian dana kas kecil. Dokumen ini dilampiri
dengan bukti-bukti pengeluaran kas kecil dan diserahkan oleh pemakai dana
kas kecil kepada pemegang dana kas kecil.
5) Permintaan Pengisian Kembali Kas Kecil
Dokumen ini dibuat oleh pemegang dana kas kecil untuk meminta
kepada bagian utang agar dibuatkan bukti kas keluar guna pengisian kembali
dana kas kecil.
13. Catatan Akuntansi yang Digunakan
Menurut Nugroho (2001) catatan yang digunakan dalam sistem
akuntansi pengeluaran kas antara lain:
34
1. Jurnal pengeluaran kas
Catatan akuntansi digunakan untuk mencatat transaksi pembelian dan
pengeluaran kas untuk jurnal
2. Kartu barang
Untuk merekam semua transaksi masuk dan keluarnya barang dari
gudang secara terinci menurut masing-masing jenis barang.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran
kas dengan cek menurut Mulyadi (2016), yaitu:
1) Jurnal Pengeluaran kas
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi pembelian
digunakan jurnal pembelian dan untuk mencatat pengeluaran kas digunakan
jurnal pengeluaran kas.
2) Register cek
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat utang dengan voucher
payable sistem, transaksi untuk mencatat transaksi pembelian digunakan dua
jurnal:register bukti kas keluar dan register cek.
Sedangkan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat
pengeluaran tunai dengan kas kecil menurut Mulyadi (2016) yaitu:
1) Jurnal pengeluaran kas
Catatan akuntansi ini dalam sistem dana kas kecil, digunakan untuk
mencatat pengeluaran kas dalam pembentukan dana kas kecil dan pengisian
kembali dana kas kecil.
35
2) Register cek
Catatan ini digunakan untuk mencatat cek perusahaan yang dikeluarkan
untuk pembentukan dan pengisian kembali dana kas kecil.
3) Jurnal pengeluaran dana kas kecil
Untuk mencatat transaksi pengeluaran dana kas kecil diperlukan jurnal
khusus. Jurnal ini sekaligus berfungsi sebagai alat distribusi pendebitan yang
timbul sebagai akibat pengeluaran dana kas kecil. Jurnal ini hanya digunakan
dalam sistem dana kas kecil dengan sistem saldo berfluktuasi.
14. Jaringan Prosedur Yang Membentuk Sistem
Menurut Nugroho (2001) daur pengeluaran adalah daur yang mencakup
fungsi-fungsi yang diperlukan untuk memperoleh barang dan jasa yang
dipergunakan dalam kegiatan perusahaan. Daur pengeluaran pada umumnya
meliputi:
1) Prosedur atau subsistem pembelian barang persediaan dengan
tujuan untuk dijual kembali atau diproduksi
2) Prosedur atau subsistem pembayaran gaji sebagai imbalan atas jasa
yang diberikan karyawan
3) Prosedur atau subsistem pembelian aktiva tetap yang tidak
dimaksudkan untuk dijual kembali
Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek yang tidak memerlukan
permintaan cek, terdiri dari jaringan prosedur menurut Mulyadi (2016)
berikut:
1) Prosedur pembuatan bukti kas keluar
36
2) Prosedur pembayaran kas
3) Prosedur pencatatan pengeluaran kas
Dalam sistem dana kas kecil dengan fluctuatingfund-balance sistem
dibagi menjadi tiga prosedur, menurut Mulyadi (2016) yaitu:
1) Prosedur pembentukan dana kas kecil
Pembentukan dana kas kecil dicatat dengan mendebit rekening Dana
Kas Kecil dan mengkredit kas bank.
2) Prosedur permintaan dan pertanggungjawaban pengeluaran dana
kas kecil
Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit rekening dana
kas kecil dan mendebit biaya-biaya yang dikeluarkan, sehingga setiap saat
saldo rekening ini berfluktuasi.
3) Prosedur pengisian kembali dana kas kecil
Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan dengan jumlah sesuai
dengan keperluan, dan dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil dan
mengkredit kas bank. Dalam sistem ini, saldo rekening dana kas kecil
berfluktuasi dari waktu ke waktu.
Sedangkan dalam sistem dana kas kecil dengan imprest sistem menurut
Mulyadi (2016) dibagi menjadi tiga prosedur:
1) Prosedur pembentukan dana kas kecil
Pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cek dan dicatat dengan
mendebit akun Dana Kas Kecil. Saldo akun Dana Kas Kecil ini tidak boleh
37
berubah dari yang telah ditetapkan sebelumnya, kecuali jika saldo yang telah
ditetapkan tersebut dinaikkan atau dikurangi.
2) Prosedur permintaan dana kas kecil
Pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat dalam jurnal (sehingga tidak
mengkredit akun dana kas kacil). Bukti-bukti pengeluaran dana kas kecil
dikumpulkan saja dalam arsip sementara yang diselenggarakan oleh
pemegang dana kas kecil.
3) Prosedur pengisian kembali dana kas kecil
Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sejumlah rupiah yang
tercantum dalam kumpulan bukti pengeluaran kas kecil. Pengisian kembali
dana kas kecil ini dilakukan dengan cek dan dicatat dengan mendebit akun
beban dan mengkredit akun kas. Apabila pada akhir periode (31 Desember)
terdapat pengeluaran dan tidak dilakukan pengisian kembali kas kecil atas
pengeluaran akhir periode, maka metode imprest melakukan jurnal
penyesuaian, untuk penyesuaian laporan keuangan 31 desember. Pada awal
tahun dilakukan jurnal penyesuaian kembali 1 januari tahun berikutnya. Akun
dana kas kecil tidak terpengaruh dengan pengeluaran dana kas kecil. Dengan
demikian pengawasan terhadap dana kas kecil mudah dilakukan, yaitu
dengan secara periodik atau secara mendadak menghitung dana kas kecil.
Jumlah uang yang ada ditambah dengan permintaan pengeluaran kas kecil
yang belum dipertanggungjawabkan dan bukti pengeluaran dana kas kecil,
harus sama dengan saldo akun dana kas kecil yang tercantum dalam buku
besar.
38
Gambar 2.2 Prosedur pencatatan utang dengan account payable sistem dan
pengeluaran kas dengan cek (Mulyadi 2016)
39
Gambar 2.3 Prosedur Permintaan dan pertanggungjawaban pengeluaran
dana kas kecil dalam sistem dana kas kecil dengan fluctuating-fund-balance
sistem (Mulyadi 2016)
40
Gambar 2.4 Prosedur Permintaan dan pertanggungjawaban pengeluaran
dana kas kecil dalam sistem dana kas kecil dengan imprest sistem (Mulyadi
2016)