BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pemahaman ...repository.ump.ac.id/5137/3/BAB II_HERLINDA...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pemahaman ...repository.ump.ac.id/5137/3/BAB II_HERLINDA...
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pemahaman Matematika
Menurut Winkel (1996:244) pemahaman mencangkup kemampuan
untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya
kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu
bacaan, mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu kebentuk
lain, seperti rumus matematika kedalam bentuk kata-kata, membuat
perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu
seperti dalam grafik.
Menurut Soedjana (2001:22) dalam sistem pendidikan nasional,
rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
Benyamin Bloom yang terdiri dari 3 ranah, yaitu ranah kognitif, ranah
afektif, dan ranah psikomotor. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil
belajar intelektual yang terdiri dari aspek pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan
sikap yang terdiri dari penerimaan, jawaban/reaksi, penilaian, organisasi
dan internalisasi. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar
ketrampilan dan kemampuan bertindak.
Pemahaman merupakan bagian dari ranah kognitif yang berkenaan
dengan hasil belajar intelektual yang lebih tinggi tingkatannya dibanding
Penerapan Model Pembelajaran…, Herlinda N Habsari, FKIP UMP, 2012
pengetahuan. Kemampuan pemahaman ini umumnya mendapat
penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut
memahami/mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang
dikomunikasikan dan dapat bermanfaat isinya tanpa keharusan
menghubungkan dengan hal-hal lain.
Selanjutnya, menurut Silverius (1991:43) pemahaman merupakan
kemampuan yang umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar
mengajar. Siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan,
mengerti apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan
isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain.
Menurut Silverius (1991:43-44) kemampuan pemahaman dapat
dijabarkan menjadi tiga kategori yaitu :
1. Terjemahan (translation)
Pengertian menerjemahkan disini bukan hanya mengalihkan arti
dari bahasa yang satu kebahasa yang lain. Dapat juga dari konsepsi
abstrak menjadi suatu model yaitu model simbolik untuk mempermudah
orang untuk mempelajari, serta mengalihkan konsep yang dirumuskan
dengan kata-kata ke dalam gambar grafik.
Contoh :
Siswa diminta untuk menerjemahkan persegi panjang dengan bahasanya
sendiri.
Penerapan Model Pembelajaran…, Herlinda N Habsari, FKIP UMP, 2012
Kata kerja operasional yang digunakan untuk merumuskan dan
mengukur kemampuan menerjemahkan ini adalah : menerjemahkan,
mengubah, dan mengilustrasikan.
2. Interpretasi (interpretation)
Interpretasi lebih luas dari menerjemahkan yaitu kemampuan
untuk mengenalkan dan memahami ide utama suatu komunikasi.
Contoh :
Coba bedakan antara gambar (i) dan (ii) !
Kata kerja operasionalnya adalah menginterpretasikan,
membedakan, menjelaskan.
3. Ekplorasi (eksploration)
Pemahaman eksplorasi adalah pemahaman yang tingkatnya
paling tinggi dan menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi.
Contoh :
Hitunglah luas dari persegi yang panjang sisinya 4 cm !
Kata kerja operasionalnya yang dapat dipakai untuk mengukur
kemampuan ini adalah memperhitungkan, memperkirakan, menduga,
menyimpulkan, meramalkan, membedakan, menentukan, mengisi, dan
menarik kesimpulan.
3 cm
4 cm
D C
A B
D C
A B 4 cm
3 cm
( ii ) ( i )
Penerapan Model Pembelajaran…, Herlinda N Habsari, FKIP UMP, 2012
Silverius (1991:37) mengatakan bahwa dari ketiga tingkat
pemahaman tersebut semuanya mencakup kemampuan untuk menangkap
makna dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan
dalam menguraikan isi pokok dari suatu bahan bacaan, mengubah bentuk
tertentu kebentuk lain. Dalam merumuskan tujuan pengajaran khususnya
tingkat pemahaman disini disebutkan daftar kata kerja dasar dan objek
penderita untuk masing-masing jenis pemahaman.
Karakteristik soal-soal pemahaman sangat mudah dikenal, misal
mengungkapkan tema, topik atau masalah yang sama dengan yang
pernah dipelajari atau diajarkan, tetapi materinya berbeda.
Mengungkapkan tentang sesuatu dengan bahasa sendiri dengan simbol
tertentu termasuk kedalam pemahaman terjemahan. Dapat
menghubungkan antar unsur dari keseluruhan pesan suatu karangan
termasuk kedalam pemahaman penafsiran. Item eksploration
mengungkapkan kemampuan dibalik pesan yang tertulis dalam suatu
keterangan atau tulisan.
Dalam penelitian ini jenis pemahaman yang akan dipakai adalah
jenis pemahaman menurut Bloom yang terdiri dari translasi, interpretasi,
dan eksplorasi.
Sedangkan Matematika berasal dari bahasa latin yaitu methem
yang berarti pengetahuan atau ilmu. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Hasan, 2000:723) matematika adalah ilmu tentang bilangan
Penerapan Model Pembelajaran…, Herlinda N Habsari, FKIP UMP, 2012
atau hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan
dalam menyelesaikan masalah mengenai bilangan.
Menurut Paling (dalam Abdurahman, 2003:252) matematika
adalah suatu cara untuk menentukan jawaban terhadap masalah yang
dihadapi manusia dengan suatu cara menggunakan informasi,
menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran menggunakan
pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah
memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan
menggunakan hubungan-hubungan.
Jadi, pemahaman matematika adalah tingkat kemampuan yang
dihadapi dengan cara menggunakan informasi, menggunakan
pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan
tentang menghitung dan paling penting adalah memikirkan dalam diri
manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-
hubungan.
B. Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut Eggen and Kauchak (dalam Trianto 2007:42)
pembelajaran kooperatif merupakan sebuah model pembelajaran yang
melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan
bersama. Pemebelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk
meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman
Penerapan Model Pembelajaran…, Herlinda N Habsari, FKIP UMP, 2012
sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta
memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar
bersama-sama siswa yang berbeda latar belakang. Jadi, dalam
pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa
ataupun guru. Dengan bekerja secara kolaborasi untuk mencapai sebuah
tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan ketrampilan
berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi
kehidupan di luar sekolah
Menurut Arends (dalam Trianto 2007:47) menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk memutuskan
materi belajar.
2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang dan rendah.
3) Bila memungkinkan anggota kelompok berasal dari suku, budaya, ras
dan jenis kelamin yang beragam.
4) Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu
Tujuan dari penerapan model pembelajaran kooperatif menurut
ibrahim,dkk (dalam Trianto 2007:44) paling tidak mempunyai tiga tujuan
penting yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman
dan pengembangan ketrampilan sosial. Pembelajaran kooperatif dapat
memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun
Penerapan Model Pembelajaran…, Herlinda N Habsari, FKIP UMP, 2012
kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas
akademik.
Pembelajaran kooperatif mempunyai efek yang berarti terhadap
penerimaan yang luas terhadap keragaman ras, budaya, agama, strata
sosial, kemampuan dan ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif
memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan
kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atau tugas-tugas
bersama dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif,
belajar untuk menghargai satu sama lain.
Menurut Ibrahim,dkk (dalam Trianto 2007:48) terdapat enam
langkah utama atau tahapan didalam pembelajaran yang menggunakan
pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada
tabel 2 dibawah ini :
Tabel 2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkah laku guru Fase 1 Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
Fase 2 Menyampaikan informasi
Guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase 3 Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok kooperatif
Guru membimbing kelompok-kelompk belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Penerapan Model Pembelajaran…, Herlinda N Habsari, FKIP UMP, 2012
Fase 5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6 Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
2. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
Pembelajaran kooperatif tipe Make A Match merupakan salah satu
model pembelajaran kooperatif dengan mencari pasangan sambil belajar
mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan
dan dapat digunakan untuk semua mata pelajaran serta semua tingkatan
anak didik (Lie, 2010:55). Model pembelajaran ini dapat digunakan oleh
para guru sebagai dasar melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik
dan sebagai suasana alternatif dalam usaha menigkatkan prestasi belajar
siswa.
Siswa belajar untuk menentukan suatu permasalahan dalam
mengerjakan soal dan guru hanya memberikan penjelasan materi sekilas
untuk dipahami siswa, kemudian siswa menyusun kembali pemahaman
dengan adanya kegiatan pencocokan kartu pertanyaan dan kartu jawaban
yang harus dipecahkan secara bersama-sama dengan setiap pasangannya.
Penerapan Model Pembelajaran…, Herlinda N Habsari, FKIP UMP, 2012
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A
Match
1) Guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara sederhana.
2) Guru membentuk kelompok secara heterogen.
3) Guru menyiapkan beberapa kartu soal dan kartu jawaban.
4) Guru memecah siswa menjadi 2 kelompok, misal kelompok A dan
kelompok B.
5) Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu
jawaban kepada kelompok B.
6) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang mereka pegang.
7) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
dengan kartunya (soal/jawaban).
8) Setiap siswa yang berhasil mencocokan kartunya sebelum batas waktu
diberi poin.
9) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu
yang berbeda dari sebelumnya.
10) Mempresentasikan hasil pasangan.
11) Memberikan penghargaan.
12) Kesimpulan/penutupan.
(Suyatno,2009:121)
Penerapan Model Pembelajaran…, Herlinda N Habsari, FKIP UMP, 2012
Adapun langkah-langkah dalam pembelajarannya adalah sebagai
berikut :
1. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya yang terkait dengan
materi yang akan diajarkan dan menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Guru menyampaikan model pembelajaran yang akan digunakan.
3. Guru menjelaskan materi secara sederhana, membentuk kelompok
secara heterogen, menyiapkan dan mengocok beberapa kartu soal dan
kartu jawaban masing-masing terdiri dari 18 kartu soal dan 18 kartu
jawaban, kemudian pada babak pertama maupun kedua, guru
mempersilahkan 3 kelompok untuk mengambil masing-masing satu
kartu soal dan 3 kelompok lain mengambil masing-masing satu kartu
jawaban.
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan dan
mencari pasangan soal dan jawaban yang cocok, kemudian
memberikan poin 100 pada pasangan tercepat dan benar yang
menemukan kartu soal dan jawaban yang cocok sebelum batas waktu.
Dan pasangan lain yang menemukan pasangan sesudahnya mendapat
poin 50.
5. Guru meminta pasangan yang mendapat poin 100 untuk
mempresentasikan hasil pasangan dan meminta siswa lain untuk
bertanya/menanggapi.
6. Guru memberikan penghargaan bagi pasangan yang mendapat poin
100 setelah itu membagikan LKS kepada siswa untuk dikerjakan
Penerapan Model Pembelajaran…, Herlinda N Habsari, FKIP UMP, 2012
secara kelompok agar lebih memantapkan konsep yang telah
diberikan, guru membimbing siswanya dan menyimpulkan materi
yang telah diajarkan.
4. Keunggulan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Make A Match
Keunggulan:
1) Melatih ketelitian siswa dalam proses pembelajaran.
2) Melatih kecermatan siswa
3) Melatih ketepatan dan kecepatan siswa
Kelemahan :
1) Waktu yang cepat
2) Siswa menjadi kurang konsentrasi
(Lie,2002:55)
Hubungan Make A Match dalam pembelajaran kooperatif :
Langkah 1) guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Dalam hal
ini guru mengingatkan kembali materi sebelumnya yang terkait dengan
materi yang akan diajarkan dan menjelaskan tujuan pembelajaran.
Langkah 2) guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan
demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Dalam hal ini guru menyampaikan
model pembelajaran yang akan digunakan. Langkah 3) guru menjelaskan
kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan
Penerapan Model Pembelajaran…, Herlinda N Habsari, FKIP UMP, 2012
membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Dalam hal ini guru menjelaskan materi secara sederhana, membentuk
kelompok secara heterogen, menyiapkan dan mengocok kartu soal dan
jawaban dalam dua kotak yang berbeda, masing-masing terdiri dari 18
kartu soal dan 18 kartu jawaban, kemudian pada babak pertama maupun
kedua, guru membagikan kepada anggota dari 3 kelompok masing-
masing satu kartu soal dan 3 kelompok masing-masing satu kartu
jawaban. Langkah 4) guru membimbing kelompok-kelompok belajar
pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Dalam hal ini guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan dan mencari
pasangan soal dan jawaban yang cocok kemudian memberikan poin 100
pada pasangan tercepat dan benar yang menemukan kartu soal dan
jawaban yang cocok sebelum batas waktu. Dan pasangan lain yang
menemukan pasangan sesudahnya mendapat poin 50. Langkah 5) guru
mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Dalam hal
ini meminta pasangan yang mendapat poin 100 untuk mempresentasikan
hasil pasangan dan meminta siswa yang lain untuk bertanya/menanggapi.
Langkah 6) guru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun
hasil belajar individu dan kelompok. Dalam hal ini memberikan
penghargaan bagi pasangan yang mendapat poin 100 kemudian
membagikan LKS kepada siswa untuk dikerjakan secara kelompok agar
Penerapan Model Pembelajaran…, Herlinda N Habsari, FKIP UMP, 2012
lebih memantapkan konsep yang telah diberikan guru, membimbing
siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan.
C. Pokok Bahasan Bangun Datar Segiempat dan Segitiga
Bangun datar merupakan salah satu pokok bahasan matematika di
Sekolah Menengah Pertama yang diajarkan pada kelas VII. Hal ini
dimaksudkan agar siswa dapat menyelesaikan persoalan yang berhubungan
dengan bangun datar, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun pada mata
pelajaran lain yang melibatkan bangun datar didalamnya.
Berikut ini adalah tabel 3 mengenai standar kompetensi dan kompetensi
dasar untuk pokok bahasan bangun datar.
Tabel 3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pokok Bahasan Bangun Datar
Standar kompetensi Kompetensi dasar
Memahami konsep segitiga dan segiempat serta menentukan ukurannya
• Mengidentifikasikan sifat-sifat persegipanjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.
• Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Pada mata pelajaran matematika SMP kelas VII semester 2 pokok
bahasan Bangun Datar, siswa dituntut untuk :
1. Menjelaskan pengertian jaajargenjang, persegi, persegipanjang, belah
ketupat, trapesium dan layang-layang menurut sifatnya.
Penerapan Model Pembelajaran…, Herlinda N Habsari, FKIP UMP, 2012
2. Menjelaskan sifat-sifat segiempat ditinjau dari sisi, sudut, dan
diagonalnya.
3. Menurunkan rumus keliling bangun segitiga dan segiempat
4. Menurunkan rumus luas bangun segitiga dan segiempat
Penerapan Model Pembelajaran…, Herlinda N Habsari, FKIP UMP, 2012
D. Kerangka Pikir
Permasalahan yang dihadapi dalam kelas : a. Siswa kurang mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran. b. Hanya sebagian siswa yang memperhatikan pelajaran selama
pembelajaran berlangsung. c. Siswa yang belum paham tidak mau berusaha mencari solusi baik
dibuku atau bertanya kepada guru atau teman. d. Ketika diberikan soal yang berbeda dengan contohnya siswa merasa
kesulitan. e. Siswa masih mengalami kesulitan dalam :
1) menerjemahkan, maksudnya adalah mengalihkan arti dari bahasa yang satu kebahasa yang lain atau mengubah konsep yang abstak ke suatu model yang lebih mudah dipahami,
2) menginterpelasikan atau kemampuan untuk memahami ide utama dari suatu komunikasi,
3) mengeksplorasi yaitu kemampuan intelektual yang lebih tinggi, seperti memperhitungkan, memperkirakan, menduga, dan sebagainya.
f. Tingkat kemampuan pemahaman matematika siswa masih rendah dengan rata-rata indikator sebesar 1,49 dengan indikator 1 mempunyai kriteria sangat kurang, indikator 2 mempunyai kriteria cukup dan indikator 3 mempunyai kriteria kurang.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Make A Aatch : 1. Menyampaikan materi secara sederhana, 2. Membentuk kelompok secara heterogen, 3. Menyiapkan kartu soal dan jawaban, 4. Memecah kelompok menjadi kelompok soal dan jawaban, 5. Membagikan kartu sesuai kelompok, 6. Memikirkan kartu yang sudah didapat, 7. Mencari / mencocokkan kartu, 8. Pemberian poin, 9. Masuk kebabak kedua, 10. Mempresentasikan hasil pasangan, 11. Memberikan penghargaan, 12. Kesimpulan/penutupan.
Dengan penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match diharapkan indikator–indikator kemampuan pemahaman matematika siswa dapat meningkat.
Penerapan Model Pembelajaran…, Herlinda N Habsari, FKIP UMP, 2012
Dari permasalahan yang dihadapi siswa didalam kelas dan hasil
observasi yang dilakukan, ternyata didapati bahwa kemampuan pemahaman
matematika siswa kelas VII C SMP Muhammadiyah Ajibarang masih
rendah/kurang. Hal itu terbukti dari hasil pre-tes kemampuan pemahaman
matematika rata-rata yang diperoleh adalah 1,49 dengan kriteria kurang.
Dalam pembelajaran kooperatif tipe Make A Match, guru
menyampaikan materi secara sederhana, membentuk kelompok secara
heterogen diharapkan agar siswa mampu mempersiapkan materi terlebih
dahulu. Guru memulai permainan dari mempersiapkan kartu, membagikan
dan memberi kesempatan pada siswa untuk memikirkan kartu yang didapat.
Pada tahap ini siswa diharap mampu mengasah kemampuan pemahaman
mereka dengan soal yang harus dicari jawabannya pada teman yang lain yang
mereka juga tidak tahu, sehingga akan terjadi interaksi antara siswa untuk
mencari solusi dari soal yang mereka dapat. Lalu pada tahap berikutnya atau
babak kedua kartu kembali dikocok untuk bagikan kembali tapi dengan cara
ditukar posisinya. Sehingga diharapkan siswa dapat lebih paham dengan
materi yang didapat dan ketika menjumpai soal-soal yang berbeda dengan
contoh yang diberikan siswa dapat mengerjakan. Tahap berikutnya adalah
siswa yang mendapat poin 100 pada babak 1 dan 2 maju untuk
mempresentasikan hasil pasangan mereka dan pemberian penghargaan. Pada
tahap ini siswa menjelaskan kepada siswa yang lain dengan bahasa mereka
sendiri ini termasuk dalam salah satu indikator pemahaman yaitu translation.
Lalu guru akan memberikan penghargaan sesuai dengan tahapan pada
Penerapan Model Pembelajaran…, Herlinda N Habsari, FKIP UMP, 2012
pembelajaran kooperatif bahwa pemberian penghargaan itu penting agar
siswa lebih bersemangat untuk mengikuti pelajaran. Dan pada tahap akhir
adalah menarik kesimpulan. Tahap terakhir ini siswa akan mencatat dan
melakukan refleksi bersama dengan guru untuk lebih memantapkan materi
yang sudah dipelajari. Diharapkan dengan penerapan model pembelajaran
koopertatif tipe Make A Match ini kemampuan pemahaman siswa mampu
ditingkatkan.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pikir penelitian di atas, maka hipotesis yang
diajukan adalah : melalui penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Make A Match dapat meningkatkan pemahaman matematika siswa kelas VII
C SMP Muhammadiyah Ajibarang.
Penerapan Model Pembelajaran…, Herlinda N Habsari, FKIP UMP, 2012