BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung dalam …repository.ump.ac.id/6711/3/MAULANA NUR BAB...

23
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung dalam Aspek Kognitif Anak Usia Dini 1. Perkembangan Kognitif AUD Kognitif adalah perkembangan anak usia 0-8 tahun yang mempunyai kemampuan intelektual dalam berfikir melalui sebuah pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari belajar tetapi kecapatan setiap anak berbeda pada masing-masing individu. Bahkan Hurlock (1978) mengatakan “anak lahir (0-8 tahun) sudah mempunyai kematangan dalam kemampuan intelektual yang diperoleh dari pengetahuan melalui belajar selama periode waktu yang panjang”. Misalnya ketika anak masih berada di dalam kandungan, anak sudah diberikan pendidikan dari orangtua yaitu berupa stimulasi Santrock (2009) “mengatakan anak usia dini adalah anak usia 2-6 tahun yang telah memasuki kategori anak prasekolah”, perkembangan kognitif anak praksekolah yaitu bersifat kreatif dan mempunyai bakat unik yang awalnya dilihat dari pengalaman anak baik itu pengalaman lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat yang menjadi suatu pengetahuan yang baru bagi anak sebelum memasuki pendidikan selanjutnya Kognitif adalah proses dimana manusia berfikir secara internal, proses berfikirnya itu terdapat di pusat susunan syaraf. Piaget mengembangkan teori perkembangan kognitif yang cukup dominan, Efektivitas Penggunaan Media..., Maulana Nur, FKIP UMP, 2016

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung dalam …repository.ump.ac.id/6711/3/MAULANA NUR BAB...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung dalam …repository.ump.ac.id/6711/3/MAULANA NUR BAB II.pdf · Santrock (2009) menyebutkan bahwa proses kognitif yang penting dalam otak

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Berhitung dalam Aspek Kognitif Anak Usia Dini

1. Perkembangan Kognitif AUD

Kognitif adalah perkembangan anak usia 0-8 tahun yang

mempunyai kemampuan intelektual dalam berfikir melalui sebuah

pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari belajar tetapi

kecapatan setiap anak berbeda pada masing-masing individu. Bahkan

Hurlock (1978) mengatakan “anak lahir (0-8 tahun) sudah mempunyai

kematangan dalam kemampuan intelektual yang diperoleh dari

pengetahuan melalui belajar selama periode waktu yang panjang”.

Misalnya ketika anak masih berada di dalam kandungan, anak sudah

diberikan pendidikan dari orangtua yaitu berupa stimulasi

Santrock (2009) “mengatakan anak usia dini adalah anak usia

2-6 tahun yang telah memasuki kategori anak prasekolah”,

perkembangan kognitif anak praksekolah yaitu bersifat kreatif dan

mempunyai bakat unik yang awalnya dilihat dari pengalaman anak

baik itu pengalaman lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun

dilingkungan masyarakat yang menjadi suatu pengetahuan yang baru

bagi anak sebelum memasuki pendidikan selanjutnya

Kognitif adalah proses dimana manusia berfikir secara internal,

proses berfikirnya itu terdapat di pusat susunan syaraf. Piaget

mengembangkan teori perkembangan kognitif yang cukup dominan,

Efektivitas Penggunaan Media..., Maulana Nur, FKIP UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung dalam …repository.ump.ac.id/6711/3/MAULANA NUR BAB II.pdf · Santrock (2009) menyebutkan bahwa proses kognitif yang penting dalam otak

dalam teorinya Piaget (Suyanto, 2005) membahas pandangannya

tentang bagaimana anak belajar, menurutnya dasar belajar adalah

“aktivitas anak saat berinteraksi dengan lingkungan sosial dan

lingkungan fisiknya, pertumbuhan anak merupakan suatu proses

sosial”, namun pada kenyataannya anak tidak berinteraksi dengan

lingkungan fisiknya sebagai individu, tetapi sebagai dari kelompok

sosial, akibatnya lingkungan sosialnya berada diantara lingkungan

anak.

Perkembangan kognitif anak merupakan suatu proses

perkembangan anak–anak dalam mencari pengetahuan dengan cara

berpikir kreatif dan bebas, ketika anak mencari suatu pengetahuan

anak–anak bisa belajar melalui berinteraksi dengan lingkungan sosial

maupun lingkungan fisiknya sehingga proses kognitif yang sangat

penting dalam beradaptasi yaitu dengan malalui adaptasi asimilasi dan

akomodasi, sebagaimana yang dikemukakan oleh Piaget dalam

Santrock (2009) menyebutkan bahwa proses kognitif yang penting

dalam otak anak saat beradaptasi yaitu skema, asimilasi, akomodasi,

dan organisasi.

a. Skema (schema) yaitu terjadi saat anak mencoba untuk beradaptasi

dengan lingkungan. Lingkunganlah yang menjadikan suatu kumpulan

mental untuk anak yang bersifat luwes baik dari segi kualitas maupun

kuantitas.

Efektivitas Penggunaan Media..., Maulana Nur, FKIP UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung dalam …repository.ump.ac.id/6711/3/MAULANA NUR BAB II.pdf · Santrock (2009) menyebutkan bahwa proses kognitif yang penting dalam otak

b. Organisasi (organization) adalah suatu pengelompokan perilaku dan

pemikiran anak yang telah terisolasi kedalam system tatanan yang

lebih tinggi. Bahkan ada kecenderungan dalam proses fisik (individu)

atau psikologis anak yang menjadi suatu keseluruhan yang terpadu.

c. Asimilasi (assimilation) merupakan penggabungkan informasi dimana

anak berada di lingkungan sosial yang telah mendapatkan suatu

pengetahuan yang mereka miliki. Dari penggabungan tersebut menjadi

proses individu yang memasukan pengalaman-pengalaman kedalam

sebuah kelompok sosial.

d. Akomodasi (accommodation) yaitu terjadi saat anak menyesuaikan

pengetahuan mereka kemudian mencocokan informasi serta

pengetahuan yang telah mereka miliki, disaat itulah terdapat proses

pembentukan skema baru.

Teori Piaget (Dalam Santrock, 2007) mengemukakan tentang

kemampuan kognitif yang berhubungan dengan usia anak yang

mencakup empat tahapan yaitu tahap sensorimotor, tahap pra-

operasional, tahap operasi konkret dan tahap operasi formal. Tahap-

tahap tersebut tidak terpisah atau berbeda-beda, namun melainkan

lebih merupakan sub bagian dari suatu pola perkembangan kognitif

yang berkesinambungan.

Selama tahap sensorimotor (0-2 tahun) perkembangan kognitif

dalam tahapan ini anak mulai membangun pemahaman dan pengertian

mengenai dunia, dengan cara mengoordinasikan pengalamannya

Efektivitas Penggunaan Media..., Maulana Nur, FKIP UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung dalam …repository.ump.ac.id/6711/3/MAULANA NUR BAB II.pdf · Santrock (2009) menyebutkan bahwa proses kognitif yang penting dalam otak

melalui sensoris yaitu seperti melihat dan mendengar melalui tindakan

fisik dan motorik maka dari tindakan tersebut di namakan dengan

sensorimotor.

Tahap praoperasional (2-6 tahun) perkembangan kognitif

merupakan saat anak mulai menjelaskan dan mampu menggunakan

bahasa, dan pemikiran simbolik melalui gambar atau lukisan, hal ini

tampak dalam permaianan imajinatif mereka.

Tahap ketiga dari perkembangan kognitif ialah tahap

operasional konkret yang berlangsung sejak anak berusia 6 sampai 12

tahun, pada tahap ini mempunyai konsep yang samar-samar dan tidak

jelas, dari masa prasekolah menjadi lebih konkret dan spesifik,

maksudnya ini memungkinkan anak dapat melakukan pemikiran secara

deduktif melalui penalaran yang logis.

Tahap keempat dan terakhir dari perkembangan kognitif ialah

operasi formal yang dimulai sejak berusia 11 sampai 15 tahun, tahap

ini anak mampu mengimbangkan semua pemikiran dalam

memecahkan masalah atas dasar bukti, akibatnya mereka dapat

mengatasi masalah dari berbagai segi pandangan, pemikiran ini anak

dapat berpikir lebih konkret dan mampu menggabungkan informasi

dari beberapa sumber.

Teori Piaget yang merupakan teori perkembangan yang besar,

namun ada teori perkembangan lainnya yang berfokus pada kognisi

anak-anak adalah teori Vygotsky

Efektivitas Penggunaan Media..., Maulana Nur, FKIP UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung dalam …repository.ump.ac.id/6711/3/MAULANA NUR BAB II.pdf · Santrock (2009) menyebutkan bahwa proses kognitif yang penting dalam otak

Menurut Vygotsky (dalam Santrock, 2009) “anak-anak secara

aktif membangun pengetahuan dan pemahaman mereka”.

Teori Piaget (dalam Santrock, 2009) mengatakan anak-anak

mengembangkan cara-cara berpikir dan pemahaman melalui tindakan

dan interaksi mereka dengan dunia fisik, sedangkan teori Vygotsky

mengatakan anak-anak lebih sering digambarkan sebagai makhluk

social, mereka mengembangkan cara-cara mereka dalam berpikir dan

pemahaman, terutama melalui interaksi social (Gauvain, 2008;

Gauvain & Parke, 2010), perkembangan kognitif mereka bergantung

pada alat yang disediakan oleh masyarakat, dan pikiran mereka

dibentuk oleh konteks budaya tempat mereka tinggal (Gredler, 2008;

Holzman, 2009).

Menurut Novan Ardi (2014) ada dua faktor yang dapat

mempengaruhi perkembangan pada anak usia dini yaitu faktor internal

dan faktor eksternal

a. Faktor Internal/keturunan

Faktor keturunan ialah manusia lahir sudah membawa potensi-

potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan,

misalnya ketika anak didalam kandungan sudah memiliki bakat

dan kematangan secara individu, kebakatan tersebut terlihat dari

bawaan orangtua contoh jika orangtua seorang penyanyi maka

anak tersebut otomatis akan menjadi seorang penyanyi. Oleh

karena itu bawaan orangtua akan turun kepada anaknya

Efektivitas Penggunaan Media..., Maulana Nur, FKIP UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung dalam …repository.ump.ac.id/6711/3/MAULANA NUR BAB II.pdf · Santrock (2009) menyebutkan bahwa proses kognitif yang penting dalam otak

b. Faktor eksternal/lingkungan

Teori lingkungan ialah anak di lahirkan seperti kertas putih yang

bersih, namun dalam perkembangannya kertas tersebut akan di

tentukan oleh faktor lingkungan, taraf intelegensinya sangatlah di

tentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang di miliki atau di

peroleh lingkungan hidupnya.

Hal diatas yang dapat dijelaskan bahwa Hurlock mengatakan

pendidikan anak usia dini adalah perkembangan anak usia 0-8 tahun.

Anak usia 0-8 tahun inilah yang telah mempunyai kemampuan anak

dalam berpikir melalui sebuah pengetahuan dan pengalaman yang

mereka dapatkan melalui sebuah pembelajaran, pada dasarnya anak

sudah diberikan sebuah pengetahuan ketika anak masih didalam

kandungan mengenai perkembangan dan pertumbuhan anak,

pendidikan inilah yang diberikan oleh orangtua yaitu berupa stimulasi.

Pendidikan anak usia dini diberikan pada saat anak masih

didalam kandungan sampai anak memasuki pendidikan selanjutnya,

anak usia 2-6 tahun sudah dikatakan termasuk kategori anak

prasekolah dimana anak sudah bisa berpikir kreatif dan mempunyai

bakat unik yang dilihat dari pengelaman anak baik itu dari

pengalaman lingkungan keluarga, lingkungan sosial bahkan

dilingkungan sekolah. Perkembangan kognitif dimulai ketika anak

berpikir secara internal tentang bagaimana anak belajar, belajar bagi

anak usia dini adalah melalui bermain dimana anak mulai aktivitas saat

Efektivitas Penggunaan Media..., Maulana Nur, FKIP UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung dalam …repository.ump.ac.id/6711/3/MAULANA NUR BAB II.pdf · Santrock (2009) menyebutkan bahwa proses kognitif yang penting dalam otak

anak berinteraksi dilingkungan sosial maupun dilingkungan fisiknya

saat itulah proses pertumbuhan anak terjadi, namun pada kenyataannya

saat berinteraksi anak tidak berada pada lingkungan fisiknya yang

sebagai individu tetapi sebagai lingkungan kelompok sosial yang

menjadikan anak berada diantara lingkungan sosialnya.

Proses perkembangan kognitif yang sangat penting bagi anak

saat berinteraksi antara lain ketika anak mulai mencoba untuk

beradaptasi dengan lingkungannya, pengelompokan perilaku yang

menjadikan pemikiran anak telah tertata kedalam sistem yang lebih

tinggi, pengumpulan informasi dimana anak berada dilingkungan

sosial maupun lingkungan keluarga yang telah mendapatkan suatu

pengetahuan yang dimiliki oleh anak, ketika saat digabungkan menjadi

proses individu yang memasukan pengalaman tersebut ke dalam

kelompok sosial kemudian anak bisa menyesuaikan informasi serta

mencocokan informasi mengenai pengetahuan mereka yang dimiliki

dan pada saat itulah terdapat pembentukan skema baru.

2. Kemampuan Berhitung Pada Anak Usia dini

Berhitung di Taman Kanak-kanak tidak hanya berkaitan

dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental, sosial

serta emosional pada anak, belajar berhitung di Taman Kanak-kanak

pada awalnya hanya memperkenalkan suatu penjumlahan dan

pengurangan 1-20, memasangkan suatu lambang bilangan dengan

benda-benda 1-20 dll. Oleh karena itu dalam pelaksanaan

Efektivitas Penggunaan Media..., Maulana Nur, FKIP UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung dalam …repository.ump.ac.id/6711/3/MAULANA NUR BAB II.pdf · Santrock (2009) menyebutkan bahwa proses kognitif yang penting dalam otak

pembelajarannya, berhitung di TK di harapkan serta dilakukan secara

bervariasi dan menarik sehingga anak akan terkesan atau menjadi

termotivasi untuk lebih belajar dalam berhitung.

Depdiknas 2007 (dalam Kurniawati, 2014) mengatakan

pedoman dalam permainan berhitung permulaan di TK bahwa

berhitung merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk

menumbuh kembangkan keterampilan berhitung yang sangat di

perlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang

merupakan juga konsep dasar bagi pengembangan kemampuan

matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar.

Hurlock (1978) mengatakan “bahwa kata-kata yang berkaitan

dengan bilangan di gunakan tidak lama sesudah anak mulai belajar

bicara”, apa arti suatu bilangan dan kapan anak mendapatkan atau

menggunakannya dengan bermakna, perkembangan konsep bilangan

tampaknya merupakan fungsi perkembangan usia dan pendidikan.

Terman dan Merrill menemukan bahwa rata-rata anak yang

berusia 4 tahun dapat menghitung dua dari jumlah benda, rata-rata

anak berusia 5 tahun menghitung empat, dan rata-rata anak berusia 6

tahun dapat menghitung dua belas. (Hurlock, 1978)

Uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa di usia 4-6

tahun disaat anak belajar bicara sudah boleh diperkenalkan bilangan 1-

20. Namun sebelum anak mengenal konsep bilangan dan operasi

bilangan anak harus berlatih berpikir symbolik sehingga anak dapat

Efektivitas Penggunaan Media..., Maulana Nur, FKIP UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung dalam …repository.ump.ac.id/6711/3/MAULANA NUR BAB II.pdf · Santrock (2009) menyebutkan bahwa proses kognitif yang penting dalam otak

memahami dalam menghubungkan bilangan dan symbol bilangan,

sehingga anak dapat lebih mudah dalam berhitung ketika anak sudah

memahami konsep bilangan dan operasi bilangan.

Berhitung bagi anak usia dini merupakan kemampuan yang di

miliki oleh setiap anak dalam hal matematika seperti kegiatan

mengurutkan bilangan atau membilang dan mengenai jumlah untuk

menumbuh kembangkan keterampilan yang sangat diperlukan dalam

kehidupan sehari–hari, merupakan juga dasar bagi pengembangan

kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan

dasar bagi anak, bahkan Seefeldt dan Wasik (2008) juga mengatakan

bilangan adalah bagian dari pengalaman anak sehari-hari, karena dari

pengalaman anak akan mendapatkan sesuatu yang baru yang bisa

memperkaya kosa kata anak terhadap bilangan misal, jumlah pintu

ruang kelas mereka dan nomor rumah mereka.

Sejalan dengan beberapa teori yang telah dikemukakan diatas

bahwa matematika anak usia dini dilakukan melalui tiga tahapan dalam

penguasaan berhitung di jalur matematika yakni: (Depdiknas, 2007)

a. Penguasaan konsep

Pemahaman atau pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan

benda dan peristiwa konkrit seperti pengenalan warna, bentuk, dan

menghitung benda/bilangan.

b. Masa transisi

Efektivitas Penggunaan Media..., Maulana Nur, FKIP UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung dalam …repository.ump.ac.id/6711/3/MAULANA NUR BAB II.pdf · Santrock (2009) menyebutkan bahwa proses kognitif yang penting dalam otak

Proses berpikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman

konkrit menuju pengenalan lambang yang abstrak, dimana benda

konkrit itu masih ada dan mulai dikenalkan bentuk lambangnya.

c. Lambang

Merupakan visualisasi dari berbagai konsep, misal lambang 7

untuk menggambarkan konsep bilangan 7, merah untuk

menggambarkan konsep warna, besar untuk menggambarkan

konsep ruang dll.

Kemampuan berhitung anak usia dini merupakan bagian dari

suatu pengalaman anak dalam kehidupan sehari-hari, misal anak

belajar bahwa angka “1” dapat ditulis sebagai “1”. Pembelajaran di

Taman Kanak-kanak dalam memperkenalkan lambang bilangan Guru

harus membuat indicator sebelum menyampaikan pembelajaran

tersebut pada anak, disini peneliti telah memasukan sebuah indicator

terhadap kemampuan berhitung pada peserta didik yang telah

dimodifikasikan dari Luluk Asmawati (2014) dan Mulyasa (2012)

yakni dapat dilihat dari tabel 2.1:

Tabel 2.1 indikator kemampuan berhitung

No Indicator

1. Membilang urutan bilangan dari 1-20

2. Membilang/mengenal konsep bilangan dengan – benda

1-20

3. Membilang banyak benda dari 1-20

4. Menunjuk lambang bilangan 1-20

5. Menunjuk urutan bilangan 1-20 dengan benda-

benda/gambar

6. Menghubungkan/memasangkan lambang bilangan

dengan gambar gambar sampai 20 (anak tidak disuruh

Efektivitas Penggunaan Media..., Maulana Nur, FKIP UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung dalam …repository.ump.ac.id/6711/3/MAULANA NUR BAB II.pdf · Santrock (2009) menyebutkan bahwa proses kognitif yang penting dalam otak

menulis)

7. Mengenal, banyak-sedikit, sama-tidak sama

8. Membedakan dan membuat 2 kumpulan benda yang

sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih banyak dan

lebih sedikit.

9. Mengenal konsep bilangan dengan benda-benda

sampai 20

10. Menyebutkan hasil penambahan dan pengurangan

dengan benda sampai 20

3. Pengenalan matematika untuk anak TK

Menurut Principles and Standards for School Mathematics

2000 (dalam Seefeldt dan Wasik, 2008) dasar bagi perkembangan

matematika anak-anak dibangun pada tahun-tahun ini, matematika di

bangun oleh keingintahuan dan semangat anak-anak dan tumbuh

secara alami dari pengalaman mereka, agar anak-anak belajar konsep

matematika sesuai dengan usia, mereka harus mengembangkan bahasa

matematika, punya kesempatan interakif untuk pengelaman

matematika, dan termotivasi untuk tertarik pada matematika.

Pada mulanya pembelajaran di TK di fokuskan pada tiga

bidang dasar (basic) yaitu membaca, menulis, dan berhitung yang di

kenal dengan “Three Rs” yaitu Reading, Writing, dan Arithmathic.

Suyanto (2005) juga mengatakan “kegiatan pembelajaran di TK tidak

hanya sekedar untuk mengembangkan “Tiga R”, tetapi untuk

mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak secara menyeluruh

(the whole child development)”.

Fungsi matematika di Samping itu juga sebenarnya bukan

sekedar untuk berhitung, tetapi untuk mengembangkan berbagai aspek

Efektivitas Penggunaan Media..., Maulana Nur, FKIP UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung dalam …repository.ump.ac.id/6711/3/MAULANA NUR BAB II.pdf · Santrock (2009) menyebutkan bahwa proses kognitif yang penting dalam otak

perkembangan anak, utamanya aspek kognitif, matematika juga

berfungsi untuk mengembangkan kecerdasan anak, khususnya

kecerdasan yang oleh Gardner (1998) disebut Logico-mathematics.

Kecerdasan Logico - mathematics menyangkut kemampuan

seseorang menggunakan logika dan matematika. Kecerdasan ini

meliputi kemampuan menggunakan bilangan,operasi bilangan dan

logika matematika. (Suyanto, 2005)

Matematika atau berhitung amat penting dalam kehidupan

sehari-hari, bahkan setiap menit kita menggunakan matematika, misal

belanja, menghitung benda, waktu tempat, jarak, kecepatan,

memahami grafik, tabel, mengukur panjang, berat, dan volume semua

itu merupakan bagian dari fungsi matematika, dengan kata lain

matematika sangat penting bagi kehidupan kita.

Pembelajaran di Taman Kanak-kanak khususnya pembelajaran

konsep bilangan di harapkan pembelajaran yang berpusat pada anak

serta menyenangkan agar anak di saat mengikuti pembelajaran tidak

cepat bosa, Guru dituntut harus teliti dalam memilih metode

pembelajaran yang tepat dan bervariasi, serta dalam penyampaiannya

harus benar-benar jeli agar anak dapat memahami apa yang Guru

sampaikan, ada pendapat dari uraian diatas Suyanto (2005)

mengatakan “pada mulanya anak tidak tahu bilangan, angka dan

operasi bilangan matematis”.

Efektivitas Penggunaan Media..., Maulana Nur, FKIP UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung dalam …repository.ump.ac.id/6711/3/MAULANA NUR BAB II.pdf · Santrock (2009) menyebutkan bahwa proses kognitif yang penting dalam otak

Mulanya anak sudah mengetahui mengenai suatu bilangan

namun secara bertahap, tetapi sesuai perkembangan mentalnya anak

belajar membilang, mengenal angka, dan berhitung, misalnya sebuah

jeruk diberi symbol dengan angka “1” dan dua buah jeruk diberi

symbol dengan angka “2”. Demikian pula symbol “+” yang berarti

dijumlah, dan “-“ yang berarti dikurangi. Berbagai notasi matematis

sederhana dan cara pengenalannya perlu dipahami agar dapat melatih

anak berhitung dan menggunakan fungsi-fungsi matematis lainnya.

Selanjutnya Seefeldt dan Wasik (2008) mengatakan bahwa

ketika kepekaan terhadap bilangan berkembang anak usia empat tahun

mulai mengerti bahwa kata “satu” menunjuk satu benda tunggal dan

bahwa lebih banyak dari satu dihubungkan dengan bilangan-bilangan

sesudahnya “dua, tiga, empat, lima dan seterusnya”.

Pengenalan konsep bilangan sangat melibatkan dan tidak jauh

dari beberapa penjumlahan dan pengurangan, bahkan Piaget

mengatakan (dalam Suyanto, 2005) pengenalan matematika sebaiknya

dilakukan melalui penggunaan–penggunaan media konkret dan

pembiasaan penggunaan matematika agar anak dapat memahami

matematika seperti menghitung, bilangan, dan operasi bilangan.

Contohnya mengingatkan anak tentang tanggal hari ini menuliskannya

dipapan tulis akan melatih anak mengenal bilangan.

Menurut Seefledt dan Wasit (2008) Konsep bilangan dan

keselarasan bilangan satu lawan satu menjadi lebih solid bagi anak-

Efektivitas Penggunaan Media..., Maulana Nur, FKIP UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung dalam …repository.ump.ac.id/6711/3/MAULANA NUR BAB II.pdf · Santrock (2009) menyebutkan bahwa proses kognitif yang penting dalam otak

anak usia lima tahun, anak-anak melakukan lebih banyak usaha untuk

menetapkan nilai bilangan pada benda yang mereka hitung.

Matematika untuk anak usia dini menurut persatuan Guru

matematika Amerika Serikat National Council of Teachers of

Mathematics (NCTM, 1989) standar matematika untuk TK sampai

kelas empat SD ada 13 macam yakni; matematika sebagai cara

pemecahan masalah (problem solving), matematika sebagai cara

komunikasi, matematika sebagai cara berfikir, hubungan matematis,

estimasi (perkiraan), mengenal bilangan dan angka, konsep

keseluruhan dan sebagian, menghitung semua dan sebagian, mengenal

ruang dan jarak, pengukuran, statistic dan probabilitas, pecahan dan

decimal, pola dan relasi. (Suyanto, 2005)

Anak membangun konsep matematika dengan melalui berbagai

kegiatan sehari-hari yang mereka lakukan, tetapi ada beberapa orang

tua yang ingin difokuskan kepada anak untuk bisa memahami dan

mengerti arti konsep matematika, namun dalam penyampaian materi

pembelajaran dalam mengenal bilangan untuk anak usia dini harus

secara bertahap dan tidak difokuskan atau dituntut anak harus bisa

berhitung. Bahkan Piaget (dalam Suyanto, 2005) mengatakan “Anak

tidak bisa diajarkan secara langsung bahwa 2+3=5, sebelum anak

memahami konsep bilangan dan operasi bilangan”.

Metode pembalajaran untuk anak usia dini harus yang bersifat

konkret karena pada hakikatnya anak tidak bisa berfikir secara abstrak.

Efektivitas Penggunaan Media..., Maulana Nur, FKIP UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung dalam …repository.ump.ac.id/6711/3/MAULANA NUR BAB II.pdf · Santrock (2009) menyebutkan bahwa proses kognitif yang penting dalam otak

Maka dari itu Guru harus lebih kreatif serta inovatif dalam

penyampaian materi mengenai konsep bilangan terhadap kemampuan

berhitung anak, misalnya Guru memberi anak uang logam Guru

mengatakan “koin”, kemudian anak dilatih berpikir simbolik lebih

jauh, namun ketika Guru menaruh sebuah koin didepan siswa, ia

mengatakan “satu”, kemudian menaruh lagi sambil berkata “dua” dan

seterusnya. Kini Guru dapat memegang jari telunjuk siswa dan

menggunakannya untuk menghitung koin tadi sambil berkata

“satu”,”dua”,”tiga” dan seterusnya. Dengan demikian anak mulai

menghubungkan antara jumlah koin dengan bahasa matematis

bilangan: satu, dua, tiga dan seterusnya.

Pengenalan konsep bilangan pada anak usia dini memang sulit,

dikarenakan konsep bilangan sifatnya abstrak tetapi anak usia dini

tidak bisa berfikir secara abstrak melainkan berfikir secara konkret.

Maka dari itu metode pembelajaran dalam mengenalkan konsep

bilangan dengan tampilan model/benda konkret untuk membantu

proses pembelajaran dalam mengenalkan konsep bilangan, selanjutnya

langkah berikutnya ialah mengajari anak menghubungkan antara

pengertian bilangan dengan symbol bilangan, misalnya antara sebuah

koin dengan kata “satu” dan angka 1, dua buah koin dengan kata “dua”

dan angka 2, demikian seterusnya sampai anak benar-benar

memahaminya.

Efektivitas Penggunaan Media..., Maulana Nur, FKIP UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung dalam …repository.ump.ac.id/6711/3/MAULANA NUR BAB II.pdf · Santrock (2009) menyebutkan bahwa proses kognitif yang penting dalam otak

Menurut Piaget (1970) (dalam Suyanto, 2005) tujuan

pembelajaran matematika untuk anak usia dini sebagai logico-

mathematical learning atau belajar berpikir logis dan matematis

dengan cara yang menyenangkan dan tidak rumit. Tujuannya bukan

agar anak dapat menghitung sampai seratus atau seribu, tetapi

memahami bahasa matematis dan penggunaannya untuk berpikir.

B. Media Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

1. Media Pembelajaran

Menurut Association for education and communication

technologi (AECT) dalam Azhar (2007:3) media yaitu segala bentuk

yang digunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Media

diartikan sebagai segala benda yang dapat di manipulasikan, dilihat,

didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrument yang digunakan

untuk kegiatan tersebut, media adalah segala sesuatu yang dapat

menyalurkan pesan, merangsang pikiran dan perasaan dan kemauan

peserta didik sehingga terdorong terjadinya proses belajar pada dirinya.

Suyanto (2005) juga mengatakan “media belajar untuk anak

usia dini umumnya merupakan alat-alat permainan”, pada prinsipnya

media belajar berguna untuk memudahkan siswa belajar memahami

sesuatu yang mungkin sulit atau menyederhanakan sesuatu yang

kompleks, media belajar anak tidak harus mahal bahkan dapat di

peroleh dari benda-benda yang tidak di pakai.

Efektivitas Penggunaan Media..., Maulana Nur, FKIP UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung dalam …repository.ump.ac.id/6711/3/MAULANA NUR BAB II.pdf · Santrock (2009) menyebutkan bahwa proses kognitif yang penting dalam otak

Media belajar merupakan sebuah alat bantu dalam

menyampaikan pesan baik itu secara komunikasi langsung maupun

dengan tulisan atau gambar, saat pembelajaran media sangat di

butuhkan untuk menyampaikan materi yang akan di sampaikan saat

proses pembelajaran berlangsung, bahkan Sadiman dkk (2008)

mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat di gunakan

untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian

siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

2. Bermain kartu bilangan (karbil) dan kartu gambar (kargam)

Dunia anak adalah dunia bermain, bagi anak bermain adalah

suatu belajar atau aktivitas yang menyenangkan, sudah selayaknya

pembelajaran dikelola kembali dengan cara bermain, Santrock (dalam

Fadlillah dkk, 2014) mengatakan “permainan ialah kegiatan yang

menyenangkan yang dilaksanakan untuk kepentingan kegiatan itu

sendiri”. Menurutnya, permanainan memungkinkan anak melepaskan

energi fisik yang berlebihan dan membebaskan perasaan yang

terpendam, maka dari itu dengan bermain perasaan anak akan terasa

senang dan bahagia serta dapat membuat kenyamanan dalam

melakukan kegiatan proses pembelajaran.

Bermain bagi anak usia dini merupakan suatu permainan yang

tidak mempunyai peraturan-peraturan seakan anak bermain dengan

sendirinya dan menimbulkan suatu kebahagiaan serta kenyamanan

Efektivitas Penggunaan Media..., Maulana Nur, FKIP UMP, 2016

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung dalam …repository.ump.ac.id/6711/3/MAULANA NUR BAB II.pdf · Santrock (2009) menyebutkan bahwa proses kognitif yang penting dalam otak

dalam memperoleh suatu pegetahuan, sebagaimana yang di

kemukakan oleh Bettelheim (dalam Fadlillah dkk, 2014) kegiatan

bermain adalah kegiatan yang tidak mempunyai peraturan lain kecuali

yang ditetapkan pemain sendiri dan tidak ada hasil akhir yang di

maksudkan realitas luar.

Berdasarkan penelitian peneliti mencoba menerapkan kegiatan

belajar anak melalui media kartu bilangan dan kartu gambar terhadap

kemampuan berhitung anak, Mayke 1995 (dalam Yutiatini dkk, 2014)

menyatakan belajar dengan bermain kartu angka memberi kesempatan

pada anak, mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi,

mendapatkan bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak

terhitung banyaknya, maka dari itu bermain kartu bilangan/angka

sangat berpengaruh terhadap perkembangan kognitif anak dalam

kemampuan berhitung dengan cara anak bereksplorasi dan

memberikan anak kesempatan untuk belajar dengan sendirinya tanpa

ada paksaan dan beban.

Supriyadi (dalam Halida dkk: 4) mengemukakan bahwa media

kartu bergambar merupakan media tiga dimensi berupa gambar dan

symbol bilangan yang terbuat dari kertas karton atau sejenisnya yang

dilapisi plastic, yang berukuran 4x4 cm. kartu ini jumlahnya

menyesuaikan keperluan dan tingkat perkembangan anak.

Penelitian ini peneliti memberikan prosedur cara bermain kartu

bilangan dan kartu gambar terhadap kemampuan berhitung anak,

Efektivitas Penggunaan Media..., Maulana Nur, FKIP UMP, 2016

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung dalam …repository.ump.ac.id/6711/3/MAULANA NUR BAB II.pdf · Santrock (2009) menyebutkan bahwa proses kognitif yang penting dalam otak

bermain kartu bilangan dan kartu gambar dalam penelitian ini

mempunyai judul yaitu “Harta Karun” dimana anak mencari angka

yang sudah disebar luaskan oleh Guru sehingga anak mencari kartu

angka/bilangan yang telah disebarkan.

Bentuk permainannya di mana permainan ini mengajak anak

untuk kreatif, nantinya anak diajak untuk mencari karbil yang sesuai

dengan jumlah gambar, misal anak memilih satu amplop yang berisi

kargam dengan jumlah satu gambar, maka anak mencari jumlah karbil

satu.

Prosedur pelaksaan dalam permainan kartu bilangan dan kartu

gambar yaitu pertama, ajak anak untuk mencari karbil yang sudah

disebarkan disetiap sudut kelas, kemudian dibagi menjadi 3 kelompok

tiap kelompok beranggota 5 anak, kedua, anak diajak memilih amplop,

di dalam amplop tersebut berisi sebuah pertanyaan, ketiga, jelaskan

peraturannya sampai semua anak paham, keempat, kelompok yang di

tunjuk oleh Guru wajib mencari jawaban dari setiap pertanyaan dengan

secara bekerja sama. (Kurniawan dan Laely, 2014)

Flashcard dan dotcard (dalam Maimunah, 2009) merupakan

sebuah terobosan dalam bidang anak usia dini yang menggunakan

sejumlah kartu sebagai alat bantu. Metode F/D card memungkinkan

balita mampu untuk belajar membaca dengan cara mengingat gambar

dan bentuk. Dalam hal ini, perkembangan otak kanan anak akan

Efektivitas Penggunaan Media..., Maulana Nur, FKIP UMP, 2016

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung dalam …repository.ump.ac.id/6711/3/MAULANA NUR BAB II.pdf · Santrock (2009) menyebutkan bahwa proses kognitif yang penting dalam otak

terstimulasi sejak dini. Adapun manfaat flash/dot card antara lain

adalah sebagai berikut:

a) Dapat membaca pada usia dini

b) Mengembangkan daya ingat otak kanan

c) Melatih kemampuan konsentrasi balita

d) Memperbanyak perbendaharaan kata dari balita

Materi yang mempergunakan F/D card dan cara

menggunakannya (Maimunah, 2009):

a. Falsh Card Benda: perkenalkan gambar-gambar benda, mulai dari

yang ada disekitar anak, seperti hewan, buah-buahan, dan sebagainya,

sehingga perbendaharaan benda yang dilihat semakin banyak.

b. Flash Card Abjad: perkenalkanlah anak dengan 26 abjad atau huruf

sejak dini.

c. Dots Card (flash card angka): kenalkanlah anak dengan angka-angka,

dimulai dari angka 1-10. Memperkenalkan angka sejak usia dini juga

awal anak belajar berhitung.

d. Flash Card Warna: kenalkanlah anak dengan berbagai jenis warna ada

10 warna yang menarik yang dapat kita perlihatkan kepada anak.

Penelitian ini peneliti menggunakan media kartu untuk

membantu anak dalam mengenal bilangan, huruf dan gambar yang

berupa benda namun disini peneliti memperkenalkan bilangan terhadap

kemampuan anak dalam berhitung yaitu dengan menggunakan media

kartu bilangan dan kartu gambar.

Efektivitas Penggunaan Media..., Maulana Nur, FKIP UMP, 2016

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung dalam …repository.ump.ac.id/6711/3/MAULANA NUR BAB II.pdf · Santrock (2009) menyebutkan bahwa proses kognitif yang penting dalam otak

Banyak pembelajaran yang dapat di gunakan untuk melatih

anak memahami bahasa simbolik matematik, kartu bilangan/kartu

domino, misalnya, merupakan bahasa symbol bilangan sederhana,

anak–anak dapat belajar domino/bilangan dengan memasangkan kartu

yang memiliki bulatan dalam jumlah yang sama, disini anak belum

belajar angka baru bilangan, anak berlatih menghitung bulatan yang

ada pada kartu dari tidak ada, satu, sampai enam. Oleh karenanya

jangan menggunakan aturan belajar domino seperti orang dewasa,

tetapi biarlah anak sekedar menempelkan kartu dengan jumlah bulatan

yang sama.

Sedangkan pada kartu remi/kartu gambar ialah jumlah bilangan

gambar disertai dengan angka (symbol bilangan), hanya sayangnya ia

tidak memiliki angka satu. Oleh karena itu kartu remi/kartu gambar

dapat digunakan untuk melatih anak menghubungkan konsep bilangan

dengan angka. (Suyanto, 2005)

C. Kerangka Berpikir

Kemampuan setiap anak mempunyai tingkat keaktifan dan

kecerdasan yang berbeda, sehingga kurangnya kreativitas guru dalam

pembelajaran membuat proses pembelajaran anak menjadi pasif dan

membosankan, sehingga kemampuan anak dalam berhitung kurang tertarik

karena ada pengaruh dalam proses pembelajaran.

Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tidak

menimbulkan rasa bosan terhadap anak, maka diperlukan pembelajaran

Efektivitas Penggunaan Media..., Maulana Nur, FKIP UMP, 2016

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung dalam …repository.ump.ac.id/6711/3/MAULANA NUR BAB II.pdf · Santrock (2009) menyebutkan bahwa proses kognitif yang penting dalam otak

yang dapat membantu proses pembelajaran salah satunya dengan

menggunakan media karbil dan kagam terhadap kemampuan berhitung

peserta didik. Media karbil dan kargam adalah sebuah alat bantu untuk

menyampaikan informasi melalui sebuah kartu yang berisi bilangan dan

gambar, karbil ini membantu anak mengenal angka 1-20 melalui kartu

gambar dan diharapkan anak aktif dalam mengenal konsep bilangan.

Digunakannya media karbil dan kargam diharapkan anak dapat

mengerti dan memahami bilangan disaat proses pembelajara, sehingga

penggunaan media karbil dan kargam diduga dapat efektif terhadap

kemampuan berhitung anak ketika disaat propses pembelajaran di kelas.

Adapun bagan kerangka berpikir yang telah sajikan sebagai berikut:

Kelompok Eksperimen

Tahap pretest Tahap treatment Tahap Posttest

(sebelum perlakuan) (diberikan perlakuan) (setelah perlakuan)

Kelompok Kontrol

Tahap pretest Tahap Posttest

(sebelum perlakuan) (setelah perlakuan)

D. Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan pada dua pihak yaitu kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol, pengujian hipotesis yang diharapkan adalah H0

Efektivitas Penggunaan Media..., Maulana Nur, FKIP UMP, 2016

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung dalam …repository.ump.ac.id/6711/3/MAULANA NUR BAB II.pdf · Santrock (2009) menyebutkan bahwa proses kognitif yang penting dalam otak

ditolak dan Ha diterima yaitu penggunaan media karbil dan kargam efektif

terhadap kemampuan berhitung anak

Efektivitas Penggunaan Media..., Maulana Nur, FKIP UMP, 2016