BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/7705/3/PRIA PAMUNGKAS BAB...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/7705/3/PRIA PAMUNGKAS BAB...
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran Guided Discovery
a. Pengertian Model Pembelajaran Guided Discovery
Penemuan adalah terjemahan dari discovery dan terbimbing
adalah terjemahan dari guided. Menurut Sund (Suryosubroto, 2009)
discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasikan suatu
konsep atau prinsip. Proses mental tersebut misalnya: mengamati,
menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur,
membuat kesimpulan dan sebagainya. Sedangkan menurut Bruner
(Markaban, 2008) penemuan adalah suatu proses, suatu jalan dan cara
dalam mendekati permasalahan bukannya suatu poduk atau item
tertentu. Dengan demikian belajar dengan penemuan adalah belajar
untuk menemukan, dimana siswa dihadapkan dengan suatu masalah
atau situasi yang tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan
pemecahan.
Model pembelajaran guided discovery adalah model mengajar
yang mengatur pembelajaran sedemikian rupa sehingga anak
memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu
tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan
sendiri. Dalam model pembelajaran ini kegiatan atau pembelajaran
dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-
Pengaruh Pembelajaran Guided..., Pria Pamungkas, FKIP UMP, 2018
5
konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Dalam
menemukan konsep siswa melakukan pengamatan, menggolongkan,
membuat dugaan dan sebagainya untuk menemukan beberapa konsep
atau prinsip (Sulipan, 2011).
Menurut Tim PPG Matematika (2006) Pembelajaran guided
discovery adalah pembelajaran dimana guru adalah sebagai fasilitator,
guru membimbing siswa sesuai dengan yang mereka perlukan untuk
memahami sebuah materi. Di dalam penemuan terbimbing (guided
discovery), guru ditempatkan sebagai fasilitator, guru membimbing
siswa dimana ia diperlukan. Dalam pembelajaran ini, siswa didorong
untuk berfikir sendiri, menganalisis sendiri, sehingga dapat
‘menemukan’ prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang telah
disediakan guru. Sampai seberapa jauh siswa dibimbing tergantung
kemampuannya dan materi yang sedang dipelajari.
b. Langkah-langkah Pembelajaran Guided Discovery
Agar pelaksanaan pembelajaran guided discovery dapat berjalan
dengan efektif, maka langkah yang harus ditempuh adalah sebagai
berikut (Markaban, 2008) :
1) Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan
data secukupnya. Perumusannya harus jelas, hindari pernyataan
yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa
tidak salah
2) Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses,
mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini,
Pengaruh Pembelajaran Guided..., Pria Pamungkas, FKIP UMP, 2018
6
bimbingan sebaiknya mengarah siswa untuk melangkah kearah
yang hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan.
3) Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang
dilakukan.
4) Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat oleh siswa
tersebut di atas diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan
untuk meyakinkan prakiraan siswa, sehingga menuju arah yang
hendak dicapai.
5) Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur,
maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada
siswa untuk menyusunnya.
6) Sesudah siswa menemukan apa yang dicari hendaknya guru
menyediakan soal latian atau soal tambahan untuk memeriksa
apakah penemuan itu benar.
c. Pelaksanaan Pembelajaran Guided Discovery
Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran guided discovery di
atas maka diperoleh rincian kegiatan pada setiap fasenya sebagai
berikut:
Langkah 1 : Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa
dengan data secukupnya
Pada tahap pertama ini guru sebelumnya telah
menyiapkan materi yang sudah jelas perumusannya, guru
juga harus menghindari pertanyaan yang menimbulkan
Pengaruh Pembelajaran Guided..., Pria Pamungkas, FKIP UMP, 2018
7
salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak
salah
Langkah 2 : Siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan
menganalisis data tersebut
Pada kegiatan ini peran guru hanya memberikan
bimbingan sejauh yang diperlukan siswa. Pada
bimbingan ini guru mengarahkan siswa untuk melangkah
kearah yang akan dituju melalui pertanyaan-pertanyaan
dan LKS
Langkah 3 : Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis
yang dilakukan
Dalam hal ini guru mempersilahkan siswa untuk
menetukan prakiraan dari hasil analisis yang dilakukan
Langkah 4 : Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat siswa
tersebut di atas diperiksa oleh guru
Pada tahap ini guru memeriksa konjektur-konjektur yang
telah dibuat siswa apakah sudah sesuai dengan jalan atau
melenceng
Langkah 5 : Penyusunan verbalisasi konjektur
Pada tahap ini guru mempersilahkan siswa untuk
menyusun konjektur yang ada menjadi sebuah
kesimpulan
Langkah 6 : Menyiapkan soal latihan atau soal tambahan untuk
memeriksa apakah hasil penemuan itu benar
Pengaruh Pembelajaran Guided..., Pria Pamungkas, FKIP UMP, 2018
8
Tahap akhir pembelajaran ini, guru memberikan
beberapa soal tambahan, bersama siswa mengoreksi hasil
karya, mengevaluasi, membimbing, siswa menyimpulkan
materi serta memberikan soal-soal untuk dikerjakan di
rumah.
d. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Guided Discovery
Setiap pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan, tidak
terkecuali pembelajaran guided discovery juga memiliki kelebihan dan
kelemahan diantaranya sebagai berikut:
1) Kelebihan pembelajaran guided discovery
a) Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang
disajikan.
b) Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari-
temukan)
c) Dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan
bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-
proses pada penemuan.
d) Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa
dengan guru, dengan demikian siswa juga terlatih untuk
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
e) Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan
yang tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan
dalam proses menemukannya.
Pengaruh Pembelajaran Guided..., Pria Pamungkas, FKIP UMP, 2018
9
2) Kelemahan pembelajaran guided discovery
a) Untuk materi teri tertentu, waktu yang tersita lebih lama.
b) Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini.
Di lapangan, beberapa siswa masih terbiasa dan mengerti
dengan model ceramah.
c) Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini.
Umumnya topik-topik yang berhubungan dengan prinsip dapat
dikembangkan dengan pembelajaran ini.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran guided discovery adalah pembelajaran yang
menempatkan guru sebagai fasilitator, membimbing siswa jika
diperlukan dan mendorong siswa untuk berpikir sendiri sehingga
dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan yang disediakan
oleh guru. Sampai seberapa jauh siswa dibimbing tergantung pada
kemampuannya dan materi yang sedang dipelajari.
2. Kemampuan Koneksi Matematika
Koneksi matematika merupakan dua kata yang berasal dari
Mathematical Connection yang dipopulerkan NCTM setelah ditetapkan
menjadi salah satu dari lima kemampuan standar yang harus dimiliki siswa
dalam belajar matematika. Lima standar tersebut yaitu: kemampuan
pemecahan masalah (problem solving), kemampuan penalaran
(reasoning), kemampuan komunikasi (communication), kemampuan
membuat koneksi (connection), dan kemampuan representasi
Pengaruh Pembelajaran Guided..., Pria Pamungkas, FKIP UMP, 2018
10
(representation). Koneksi matematika juga merupakan salah satu dari lima
keterampilan yang dikembangkan dalam pembelajaran matematika di
Amerika. Lima keterampilan itu adalah communication (komunikasi
matematika), reasoning (berfikir secara matematika), connection (koneksi
matematika), problem solving (pemecahan masalah), understanding
(pemahaman matematika) (Asep, 2008).
Koneksi sendiri berasal dari kata connection dalam bahasa inggris
yang berarti hubungan. Koneksi secara umum adalah suatu hubungan atau
keterkaitan. Koneksi dalam kaitannya dengan matematika yang disebut
dengan koneksi matematika dapat diartikan sebagai keterkaitan secara
internal dan eksternal. Keterkaitan secaran internal adalah keterkaitan
antara konsep-konsep matematika yaitu berhubungan dengan matematika
itu sendiri, dan keterkaitan secara eksternal yaitu hubungan antara
matematika dengan kehidupan sehari-hari (Sumarmo, 2004). Menurut
Suherman (2008) kemampuan koneksi dalam matematika adalah
kemampuan untuk mengkaitkan konsep/aturan matematika yang satu
dengan yang lainnya, dengan bidang studi lain, atau dengan aplikasi pada
kehidupan nyata.
Menurut NCTM (2000) ada dua tipe umum koneksi matematika
yaitu modeling connection dan mathematical conections. Modeling
connection merupakan hubungan antar situasi dengan masalah yang
muncul didunia nyata atau dalam disiplin ilmu yang lain dengan
representasi matematikanya. Sedangkan mathematical conections adalah
hubungan antara dua representasi ekuivalen dan antara proses
Pengaruh Pembelajaran Guided..., Pria Pamungkas, FKIP UMP, 2018
11
penyelesaiannya dari masing-masing representasi. Koneksi matematika
juga memfasilitasi siswa untuk tidak hanya mengetahui kemampuan
matematika tetapi juga dapat menghitung, mengetahui simbol-simbol
matematika, prosedur matematika, sebagai alat hitung dan melalui cara ini
siswa akan dapat lebih mengetahui prosedur pengerjaan matematika
(Lappan, 2002).
Menurut (Lappan, 2002) proses pembelajaran matematika memiliki
sebelas kunci salah satunya adalah connecting mathematical
Dideskripsikan bahwa connecting mathematical yaitu suatu kegiatan
pembelajaran dimana siswa dapat mendefinisikan bagaimana cara untuk
menyelesaikan suatu permasalahan sehari-hari, situasi-situasi, dan ide
matematika yang saling berhubungan kedalam bentuk model matematika.
Serta siswa dapat menerapkan pengetahuan yang didapatkan untuk
menyelesaikan satu masalah ke masalah yang lain, sehingga siswa akan
lebih mengetahui mengenai prosedur dalam pengerjaan matematika.
Menurut Heruman (2007) pada pembelajaran matematika harus
terdapat keterkaitan antara pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan
konsep yang akan diajarkan. Karena dalam matematika, setiap konsep
berkaitan dengan konsep lain, dan suatu konsep menjadi prasyarat bagi
konsep yang lain. Siswa akan lebih bisa mempelajari materi yang sedang
dipelajarinya jika siswa tersebut sudah mengetahui konsep – konsep yang
ada dalam materi tersebut. Terkadang sebagian siswa tidak bisa
menghubungkan apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan
itu diterapkan untuk menyelesaikan masalah dalam situasi yang berbeda,
Pengaruh Pembelajaran Guided..., Pria Pamungkas, FKIP UMP, 2018
12
baik untuk mengerjakan soal – soal maupun menerapkan konsep dalam
kehidupan sehari – hari. Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu
bila belajar itu didasari kepada apa yang telah diketahui orang itu, karena
itu untuk mempelajari suatu materi matematika yang baru pengalaman
belajar yang lalu dari seseorang itu akan mempengaruhi terjadinya proses
belajar materi matematika tersebut (Herman,1999).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa koneksi
matematika merupakan salah satu komponen dari kemampuan dasar yang
harus dimiliki siswa dalam belajar matematika. Kemampuan itu meliputi
kemampuan mengkaitkan antar topik matematika, matematika dengan
bidang studi lain dan matematika dengan kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian di atas, indikator koneksi matematika yaitu:
a. Mengenali dan menggunakan koneksi antar topik matematika.
Adanya aspek koneksi antar topik matematika akan membantu
siswa menghubungkan konsep-konsep matematika untuk
menyelesaikan suatu permasalahan matematika, artinya bahwa
pelajaran matematika yang tersebar kedalam topik-topik aljabar,
pengukuran dan geometri, peluang dan statistika, dalam
pembelajarannya akan dikaitkan satu sama lainnya.
b. Koneksi dengan disiplin ilmu lain.
Koneksi matematika dengan pelajaran yang lain. Siswa harus
dapat mengaitkan materi matematika dengan materi dari pelajaran lain,
karena banyak materi dari pelajaran selain matematika yang
membutuhkan konsep dari matematika.
Pengaruh Pembelajaran Guided..., Pria Pamungkas, FKIP UMP, 2018
13
c. Mengenali dan menggunakan matematika dengan keterkaitan di luar
matematika (kehidupan sehari-hari).
Koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari. Matematika
ada di sekitar kehidupan sehari-hari siswa, sehingga kemampuan siswa
dalam mengaitkan konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari
merupakan hal yang penting untuk dikuasai. Dengan mengaitkan
dengan dunia nyata atau kehidupan sehari-hari, juga dapat membuat
siswa dapat mengetahui tujuan dari suatu konsep matematika.
3. Pokok Bahasan Prisma dan Limas
Pokok bahasan prisma dan limas diberikan kepada siswa SMP/MTs
kelas VIII semester 2. Adapun indikator pokok bahasan prisma dan limas
meliputi :
1. Menghitung luas permukaan prisma dan limas.
2. Menghitung volume prisma dan limas.
B. Kerangka Pikir
Dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas eksperimen
dan kelas kontrol yang nantinya akan dilakukan tes kemampuan koneksi
matematika untuk mengetahui kemampuan koneksi matematika siswa, untuk
mencapai kemampuan koneksi matematika yang baik, diperlukan
pembelajaran yang tepat. Pembelajaran guided discovery diterapkan pada
kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional diterapkan pada kelas
kontrol.
Pengaruh Pembelajaran Guided..., Pria Pamungkas, FKIP UMP, 2018
14
Model pembelajaran guided discovery merupakan pembelajaran yang
dicirikan pada proses penyampaian materinya. Dalam pembelajaran guided
discovery guru hanya sebagai fasilisator, membimbing siswa untuk
menemukan konsep atau prinsip sendiri dengan bantuan seperlunya. Dengan
terlibatnya siswa dalam menemukan suatu konsep atau prinsip, maka konsep
atau prinsip itu akan lebih tertanam pada siswa yang nantinya akan digunakan
sebagai dasar untuk menyelesaikan suatu masalah. Dengan menemukan
sendiri suatu konsep atau prinsip siswa juga dapat lebih memahami setiap
permasalahan yang nantinya harus diselesaikan dengan menghubungkan
konsep yang ada.
Proses penemuan terbimbing diharapkan mampu membuat siswa dapat
mengaitkan antar konsep matematika, karena penemuan tersebut
membutuhkan konsep matematika yang telah siswa pelajari sebelumnya.
Misalnya dalam materi bangun ruang untuk menemukan rumus luas sisi kubus
dibutuhkan konsep luas persegi. Jadi kedua konsep itu saling berkaitan untuk
menunjang proses penemuan terbimbing tersebut. Bidang studi lain juga
banyak membutuhkan konsep matematika, sehingga siswa dituntut untuk
menggunakan konsep matematika untuk memecahkan permasalahan pada
bidang studi tersebut. Hal itu dapat diatasi dengan kemampuan siswa untuk
mengarahkan sendiri konsep matematika yang berkaitan dengan permasalahan
pada bidang studi tersebut. Misalnya proses menemukan (Discovery) volume
kubus membuat siswa lebih mudah dalam memahami materi massa jenis
benda pada mata pelajaran fisika Pembelajaran Guided Discovery juga
menuntut siswa untuk berpikir reflektif, sehingga dapat menyeleksi
Pengaruh Pembelajaran Guided..., Pria Pamungkas, FKIP UMP, 2018
15
pengetahuan yang pernah diperolehnya, yang relevan dengan tujuan
pemecahan masalah, serta memanfaatkannya secara efektif di dalam
memecahkan masalah dalam kehidupan nyata. Misalnya menetukan luas
kertas kado yang dibutuhkan untuk membungkus kotak kado berbentuk balok
dapat dicari setelah siswa menemukan rumus luas permukaan balok.
Bedasarkan uraian di atas diduga pembelajaran Guided Discovery
membuat koneksi matematika siswa menjadi lebih baik, dimana hal tersebut
berarti pembelajaran Guided Discovery berpengaruh terhadap koneksi
matematika siswa SMP.
C. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh pembelajaran
guided discovery terhadap kemampuan koneksi matematika pada siswa SMP.
Pengaruh Pembelajaran Guided..., Pria Pamungkas, FKIP UMP, 2018