BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Sikap ...repository.ump.ac.id/2369/3/BAB II.pdf ·...

27
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Sikap Menghargai Prestasi Setiap orang memiliki karakter berbeda-beda yang dipengaruhi oleh lingkungannya. Karakter mencerminkan tabiat, sifat kejiwaan, atau akhlak seseorang. Suyadi (2103:5-6) mengemukakan bahwa karakter merupakan nilai-nilai universal perilaku manusia yang meliputi seluruh aktivitas kehidupan, baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia maupun lingkungan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma yang berlaku. Marzuki dalam Suyadi (2013:5) mengemukakan bahwa karakter mengacu pada serangkaian pengetahuan, sikap, dan motivasi serta perilaku dan keterampilan. Samani dan Hariyanto (2012:43) menyatakan bahwa karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan dapat mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya dan dapat menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu nilai budaya dan karater bangsa yang dikembangkan dalam diri peserta didik adalah menghargai prestasi. 7 Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Sikap ...repository.ump.ac.id/2369/3/BAB II.pdf ·...

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Sikap Menghargai Prestasi

Setiap orang memiliki karakter berbeda-beda yang dipengaruhi oleh

lingkungannya. Karakter mencerminkan tabiat, sifat kejiwaan, atau akhlak

seseorang. Suyadi (2103:5-6) mengemukakan bahwa karakter merupakan

nilai-nilai universal perilaku manusia yang meliputi seluruh aktivitas

kehidupan, baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama

manusia maupun lingkungan yang terwujud dalam pikiran, sikap,

perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma yang berlaku.

Marzuki dalam Suyadi (2013:5) mengemukakan bahwa karakter mengacu

pada serangkaian pengetahuan, sikap, dan motivasi serta perilaku dan

keterampilan. Samani dan Hariyanto (2012:43) menyatakan bahwa

karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi

seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh

lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan

dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan dapat mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter

bangsa pada diri peserta didik sehingga memiliki nilai dan karakter

sebagai karakter dirinya dan dapat menerapkan nilai-nilai tersebut dalam

kehidupan sehari-hari. Salah satu nilai budaya dan karater bangsa yang

dikembangkan dalam diri peserta didik adalah menghargai prestasi.

7

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

8

Seseorang akan mendapatkan prestasi yang baik apabila berupaya

keras dan konsisten terhadap apa yang akan diraih. Orang yang berusaha

keras cepat atau lambat akan meraih apa yang dicita-citakannya. Setiap

orang memiliki hambatan-hambatan untuk mencapai cita-citanya.

Hambatan-hambatan tersebut dapat dijadikan pelajaran yang berharga

untuk mengejar prestasi di kemudian hari. Yaumi (2014:105-106)

mengemukakan bahwa menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan

yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi

masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

Peserta didik yang dapat menghargai prestasi akan terus berupaya

maksimal untuk meraih cita-citanya. Peserta didik akan belajar dari

kesalahan masa lalu dan mengambil pelajaran dari keberhasilan orang lain

untuk mencapai prestasi yang lebih baik dari sebelumnya. Indikator nilai

yang diterapkan pada jenjang kelas berbeda-beda. Kemendiknas (2010:31)

mengemukakan indikator nilai karakter bersifat berkembang secara

progesif, yaitu perilaku yang dirumuskan pada indikator kelas 1-3 lebih

sederhana dibandingkan dengan perilaku untuk jenjang kelas 4-6.

Kemendiknas (2010:35) memaparkan indikator menghargai prestasi pada

kelas 4-6 yaitu rajin belajar untuk berprestasi tinggi; berlatih keras untuk

menjadi pemenang dalam berbagai kegiatan olah raga dan kesenian di

sekolah; menghargai kerja keras guru, kepala sekolah, dan personalia lain;

menghargai upaya orang tua untuk mengembangkan berbagai potensi

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

9

dirinya melalui pendidikan dan kegiatan lain; serta menghargai hasil kerja

pemimpin dalam menyejahterakan masyarakat dan bangsa.

Yaumi (2014:106) sependapat dengan kemendiknas mengemukakan

indikator yang dapat dijadikan dasar dalam mengukur penghargaaan

terhadap prestasi adalah sebagai berikut:

a) Menggantungkan cita-cita setinggi mungkin.

b) Membuat perencanaan untuk mengejar cita-cita yang diinginkan.

c) Bekerja keras untuk meraih prestasi yang membanggakan.

d) Mensyukuri prestasi yang diraih dengan memberi konstribusi untuk

kemaslahatan bangsa, negara, dan agama.

e) Memberikan apresiasi terhadap prestasi yang dicapai orang lain.

Karakter merupakan nilai atau kepribadian yang ada pada seseorang

yang meliputi seluruh aktivitas kehidupan yang dibentuk melalui

lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Orang yang

berkarakter merupakan orang yang berkepribadian, berperilaku, bersifat,

dan berwatak tertentu yang membedakan dirinya dengan orang lain. Salah

satu lingkungan yang dapat membentuk karakter seseorang yaitu melalui

lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan dapat mengembangkan

sikap menghargai prestasi pada peserta didik. Sikap menghargai prestasi

merupakan sikap dan tindakan peserta didik untuk dapat menggunakan

kemampuannya sebaik mungkin dalam mencapai cita-cita, mensyukuri

prestasi yang telah diraih, menghargai hasil usaha, ciptaan, dan pemikiran

orang lain.

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

10

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Keegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik akan

menghasilkan prestasi belajar. Prestasi yang dicapai oleh peserta didik

berbeda-beda sesuai dengan bidang dan kemampuannya masing-

masing. Arifin (2011:12) mengemukakan bahwa prestasi berkenaan

dengan aspek pengetahuan. Prestasi banyak digunakan dalam bidang

dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan,

khususnya pembelajaran. Mulyasa (2013:189) berpendapat bahwa

prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah

menempuh kegiatan belajar.

Prestasi belajar merupakan hasil usaha seseorang yang diperoleh

setelah melakukan kegiatan belajar. Keberhasilan prestasi belajar

peserta didik sebagian besar terletak pada usaha dan kegiatannya

sendiri. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi akan

berusaha semaksimal mungkin dengan cara belajar yang efisien

sehingga mempertinggi prestasi belajar. Motivasi belajar yang lemah

akan menyebabkan kurangnya usaha dalam belajar yang pada

akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang baik tidak akan tercapai tanpa adanya

berbagai faktor yang melatarbelakanginya. Mulyasa (2013:190-191),

mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

11

dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu (a) bahan atau materi yang

dipelajari; (b) lingkungan; (c) faktor instrumental; dan (d) kondisi

peserta didik.

Makmun dalam Mulyasa (2013:191), mengemukakan komponen-

komponen yang terlibat dalam pembelajaran, dan berpengaruh

terhadap prestasi belajar, adalah:

...(1) masukan mentah, menunjuk pada karakteristik individu yang

mungkin dapat memudahkan atau justru menghambat proses

pembelajaran, (2) masukan instrumental, menunjuk pada kualifikasi

serta kelengkapan sarana yang diperlukan, seperti guru, metode, bahan

atau sumber dan program, dan (3) masukan lingkungan, yang

menunjuk pada situasi, keadaan fisik dan suasana sekolah, serta

hubungan dengan pengajar dan teman.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari faktor bahan

yang dipelajari, instrumental, lingkungan dan peserta didik. Bahan

yang dipelajari peserta didik disesuaikan dengan kemampuan peserta

didik dalam memahami materi. Faktor instrumental merupakan faktor

yang terdiri dari guru, metode, atau sumber belajar yang digunakan.

Faktor lingkungan merupakan faktor yang terdapat pada sekitar

peserta didik. Keadaan lingkungan yang baik akan mendukung

tercapainya prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar juga

dipengaruhi oleh faktor peserta didik. Kondisi fisiologis, psikologis

dan usaha yang dilakukan peserta didik akan berpengaruh terhadap

prestasi yang dicapainya.

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

12

c. Fungsi Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan salah satu faktor penting dalam

pembelajaran yang memiliki beberapa fungsi utama. Arifin (2011:12-

13) mengemukakan fungsi utama prestasi belajar yaitu:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal

ini sebagai tendensi keingintahuan dan kebutuhan umum manusia.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik

dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan

berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu

pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu

institusi pendidikan. Indikator intern merupakan prestasi belajar

dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi

pendidikan. Indikator ekstern merupakan tinggi rendahnya prestasi

belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik

di masyarakat.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)

peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi

fokus utama yang perlu diperhatikan, karena peserta didiklah yang

diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

13

Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai indikator kualitas dan

kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik. Prestasi

belajar keberhasilan dalam bidang studi juga dapat dijadikan indikator

kualitas institusi pendidikan dan dapat dijadikan umpan balik oleh

guru dalam melaksanakan pembelajaran.

3. Hakekat Pembelajaran IPA

a. Hakekat IPA

Manusia memiliki dorongan rasa ingin tahu dalam dirinya. Rasa

ingin tahu membuat manusia selalu mengamati gejala-gejala alam yang

ada dan mencoba untuk memahaminya. Pengetahuan yang terbentuk

melalui proses pengamatan memunculkan sains yang semakin

berkembang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari

ilmu pengetahuan atau sains.

Wahyana dalam Trianto (2010:136) mengemukakan bahwa IPA

adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan

dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta

tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Trianto (2010:136)

menyatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis,

penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan

berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen

serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan

sebagainya.

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

14

Laksimi Prihantoro dkk., dalam Trianto (2010:137)

mengemukakan bahwa IPA hakikatnya merupakan suatu produk,

proses, dan aplikasi. IPA sebagai produk merupakan sekumpulan

pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. IPA sebagai

proses merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek

studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains, dan

sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat

memberi kemudahan bagi kehidupan.

IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-

gejala alam melalui proses ilmiah. IPA mencakup alam semesta

keseluruhan baik yang dapat diamati oleh indera maupun yang tidak

dapat diamati oleh indera. IPA dipelajari untuk menemukan dan

mengembangkan suatu produk berupa konsep dan teori yang akan

berlaku secara universal. Teori IPA yang diaplikasikan ke dalam

kehidupan akan melahirkan teknologi yang dapat memberi

kemudahan bagi kehidupan. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai

oleh adanya kumpulan fakta tetapi juga oleh adanya metode ilmiah

dan sikap ilmiah.

b. Nilai-nilai dalam IPA

Belajar mengajar IPA lebih ditekankan pada keterampilan

proses, sehingga peserta didik dapat menemukan fakta, membangun

konsep, teori dan dapat membiasakan diri dengan sikap ilmiah

sehingga akan berdampak positif bagi dirinya maupun bagi kualitas

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

15

pendidikan. IPA dipelajari tidak hanya untuk menemukan fakta, tetapi

untuk menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam IPA. Prihantoro

Laksmi dalam Trianto (2010: 141 - 142) menyatakan nilai-nilai IPA

yang dapat ditanamkan dalam pembelajaran IPA antara lain sebagai

berikut:

1) Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis

menurut langkah-langkah metode ilmiah.

2) Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan,

mempergunakan alat-alat eksperimen untuk memecahkan masalah.

3) Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan

masalah baik dalam kaitannya dengan pelajaran sains maupun

dalam kehidupan.

Berdasarkan pendapat di atas, nilai-nilai dapat ditanamkan

kepada peserta didik melalui pembelajaran IPA yaitu kecakapan

bekerja dan berpikir secara sistematis sesuai dengan metode ilmiah,

dapat memecahkan masalah melalui kegiatan pengamatan

menggunakan alat eksperimen, serta memiliki sifat ilmiah dalam

memecahkan masalah. Penanaman nilai-nilai tersebut bermanfaat agar

peserta didik tidak hanya cakap dalam melakukan pengamatan dan

memecahkan masalah, namun juga memiliki sifat ilmiah yang berguna

dalam kehidupan sehari-hari.

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

16

c. Tujuan IPA

IPA sebagai alat pendidikan yang berguna untuk mencapai

tujuan pendidikan. Pendidikan IPA di sekolah mempunyai tujuan-

tujuan tertentu. Prihantoro Laksmi dalam Trianto (2010:142)

mengemukakan tujuan-tujuan IPA di sekolah yaitu:

1) Memberikan pengetahuan kepada peserta didik tentang dunia

tempat hidup dan bagaimana bersikap.

2) Menanamkan sikap hidup ilmiah.

3) Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan.

4) Mendidik peserta didik untuk mengenal, mengetahui cara kerja

serta menghargai para ilmuwan penemunya.

5) Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan

permasalahan.

Pembelajaran IPA memiliki tujuan untuk memberikan

pengetahuan tentang dunia tempat hidup dan bagaimana bersikap,

serta menanamkan sikap hidup ilmiah kepada peserta didik.

Pembelajaran IPA juga bertujuan agar peserta didik dapat

memecahkan masalah melalui pengamatan dan penerapan metode

ilmiah secara sistematis sehingga dapat menghargai para ilmuwan

penemunya.

d. Materi IPA Energi Panas dan Bunyi

Standar kompetensi dan kompetensi dasar energi panas dan bunyi

yaitu:

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

17

Tabel 2.1 SK dan KD

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

8. Memahami berbagai

bentuk energi dan cara

penggunaannya dalam

kehidupan sehari-hari.

8.1 Mendeskripsikan energi panas

dan bunyi yang terdapat di

lingkungan sekitar serta sifat-

sifatnya.

Materi energi panas dan bunyi mencakup sumber energi panas,

perpindahan energi panas, sumber energi bunyi dan perambatan bunyi.

Syuri dan Nurhasanah (2004: 160-173) serta Wahyono dan

Nurachmandani (2008:97-110) menjabarkan materi energi panas dan

bunyi sebagai berikut:

1) Energi Panas

Panas adalah salah satu sumber energi. Energi panas merupakan

energi yang dihasilkan oleh panas. Energi panas dapat mengubah

suatu benda. Energi panas bermanfaat untuk kegiatan sehari-hari.

a) Sumber Energi Panas

Sumber panas merupakan segala sesuatu yang dapat

menghasilkan panas. Sumber panas terbesar di bumi adalah

matahari. Matahari disebut sebagai sumber kehidupan karena

energinya sangat mempengaruhi kelangsungan hidup seluruh

makhluk di bumi. Tumbuh-tumbuhan tidak dapat melakukan

proses fotosintesis tanpa sinar matahari. Sumber panas selain

matahari adalah gesekan. Gesekan yang terus-menerus dapat

menimbulkan panas, bahkan dapat menimbulkan api. Kedua

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

18

telapak tangan yang digosok-gosokkan akan menimbulkan

panas.

Energi panas dapat mengubah benda, misalnya lilin

meleleh jika dipanaskan, makanan matang bila dipanaskan dan

besi melebur jika dipanaskan. Energi panas bermanfaat untuk

kehidupan manusia, misalnya energi matahari untuk

mengeringkan kerupuk atau pakaian, energi api untuk memasak,

dan tangan yang digosok-gosokkan agar merasakan hangat.

b) Perpindahan Energi Panas

Panas dapat berpindah ke tempat yang lebih dingin.

Perpindahan panas dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu konduksi,

konveksi, dan radiasi.

i) Konduksi adalah peristiwa perambatan panas yang

memerlukan suatu zat/medium tanpa disertai adanya

perpindahan bagian-bagian zat/medium tersebut.

ii) Konveksi adalah perpindahan panas dengan disertai aliran zat

perantaranya.

iii) Radiasi adalah perpindahan panas tanpa medium perantara.

2) Energi Bunyi

Energi bunyi dapat didengar dalam kehidupan sehari-hari di

lingkungan rumah, sekolah, terminal, pusat perbelanjaan, jalan

raya, sawah, hutan, laut, bahkan suasana malam yang sunyi.

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

19

a) Sumber Bunyi

Benda dapat mengeluarkan bunyi karena bergetar.

Benda atau alat yang dapat menimbulkan bunyi disebut sumber

bunyi. Bunyi ada yang enak didengar dan ada yang tidak enak

didengar atau bahkan dapat merusak. Suara musik atau

penyanyi yang merdu tentu enak didengarkan. Suara mesin

pabrik, petir yang menggelegar dan suara pesawat terbang tentu

sangat mengganggu.

Telinga manusia normal hanya dapat menangkap bunyi

yang masih memiliki frekuensi antara 20 Hz sampai 20.000 Hz.

Bunyi yang memiliki frekuensi antara 20 Hz – 20.000 Hz

disebut audiosonik. Bunyi yang memiliki frekuensi kurang dari

20 Hz disebut infrasonik, sedangkan bunyi yang frekuensinya

di atas 20.000 Hz disebut ultrasonik.

b) Perambatan Bunyi

Bunyi dapat kita dengar dari sumber bunyi karena

adanya rambatan. Rambatan tersebut terjadi karena adanya

getaran pada benda yang menjadi sumber bunyi. Bunyi dapat

merambat melalui benda padat, cair, dan udara.

i) Bunyi merambat melalui benda padat

Apabila kita sedang berjalan di atas rel, kita dapat

mendengar bunyi kereta yang bergerak dengan cara

mendekatkan telinga kita pada rel tersebut. Hal ini

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

20

disebabkan karena bunyi kereta api tersebut mengalami

perambatan melalui rel yang merupakan zat padat.

ii) Bunyi merambat melalui benda cair

Bunyi juga dapat merambat melalui benda cair.

Perambatan bunyi pada air lebih lambat daripada benda

padat.

iii) Bunyi merambat melalui benda gas

Udara merupakan benda gas yang mengisi sebagian

besar bumi. Udara menjadi perantara bunyi ketika

berkomunikasi. Bunyi yang merambat melalui benda gas

lebih lambat dibandingkan pada benda padat dan benda

cair. Bunyi yang didengar setiap hari merambat melalui

udara. Astronaut berkomunikasi menggunakan radio untuk

berkomunikasi karena di luar angkasa tidak terdapat udara

sehingga bunyi tidak dapat merambat.

c) Pemantulan dan Penyerapan Bunyi

Bunyi akan dipantulkan apabila mengenai benda yang

permukannya cukup keras, misalnya batu, tembok, besi, seng,

dan kaca. Gaung dan gema merupakan istilah yang terdapat

dalam pemantulan bunyi. Gaung adalah bunyi pantul yang

datang sebelum bunyi asli selesai dikirim. Contoh gaung adalah

ketika seseorang berada di ruangan yang sempit. Apa yang

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

21

diucapkannya tidak terdengar jelas karena terganggu bunyi

pantul.

Gema adalah bunyi pantul yang muncul setelah bunyi

asli selesai. Jika berteriak di daerah pegunungan, setelah

beberapa saat, terdengar kembali teriakan tersebut. Bunyi

tersebut sebetulnya adalah bunyi pantul yang baru sampai di

telingamu.

Bunyi juga mengalami penyerapan. Bunyi akan diserap

jika mengenai bahan-bahan yang lunak atau berongga. Benda-

benda yang dapat menyerap bunyi disebut peredam bunyi.

Contoh bahan peredam bunyi adalah busa, spon, wol, kain, dan

karet.

4. Model Pembelajaran Quantum

a. Pengertian Model Pembelajaran Quantum

Pembelajaran quantum adalah salah satu model pembelajaran

inovatif yang berorientasi pada peserta didik. Pembelajaran merupakan

proses kegiatan belajar mengajar yang juga berperan dalam menentukan

keberhasilan belajar peserta didik. Model pembelajaran ini menekankan

kegiatan pada pengembangan potensi peserta didik melalui cara yang

mudah dan menyenangkan. Pembelajaran menarik dan menyenangkan

akan lebih bermakna bagi peserta didik. Guru dapat menggunakan

model pembelajaran quantum agar pembelajaran lebih bermakna dan

berkualitas. Kosasih dan Sumarna (2013:76) mengemukakan model

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

22

pembelajaran quantum adalah model pembelajaran yang menyenangkan

serta menyertakan segala dinamika yang menunjang keberhasilan

pembelajaran itu sendiri dan segala keterkaitan, perbedaan, interaksi

serta aspek-aspek yang dapat memaksimalkan momentum untuk

belajar. DePorter dan Hernacki (2009:16) mendefinisikan quantum

learning sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.

Bobbi DePorter, dkk (2003:89) mengembangkan strategi

pembelajaran quantum melalui istilah TANDUR, yaitu Tumbuhkan (T),

Alami (A), Namai (N), Demonstrasikan (D), Ulangi (U), dan Rayakan

(R).

1) Tumbuhkan

Tumbuhkan yaitu sertakan diri peserta didik, pikat peserta didik

agar berminat mengikuti pembelajaran, puaskan AMBAK (Apa

Manfaat BagiKu).

2) Alami

Alami yaitu berikan pengalaman belajar bagi peserta didik dan

tumbuhkan “kebutuhan untuk mengetahui”.

3) Namai

Namai adalah proses mengajarkan konsep, keterampilan

berpikir, dan strategi belajar kepada peserta didik.

4) Demonstrasikan

Demonstrasikan yaitu memberikan kesempatan peserta

didik untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru, sehingga

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

23

peserta didik menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman

pribadi.

5) Ulangi

Ulangi yaitu memberikan kesempatan peserta didik untuk

mengulangi apa yang telah dipelajari.

6) Rayakan

Rayakan yaitu memberikan penghargaan kepada peserta didik

atas usaha, ketekunan, dan kesuksesan yang telah diraih.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

dengan model pembelajaran quantum strategi TANDUR, peserta didik

dapat mengalami pembelajaran, berlatih, menjadikan isi pelajaran

nyata bagi diri sendiri, dan mencapai sukses. Pembelajaran

menggunakan model pembelajaran quantum strategi TANDUR dapat

dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

1) Tumbuhkan, yaitu guru menumbuhkan minat belajar peserta didik

dan menyampaikan manfaat yang diperoleh peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran.

2) Alami, yaitu guru memberikan pengalaman belajar dengan

memanfaatkan media pembelajaran atau pertanyaan yang berkaitan

dengan pengalaman peserta didik sesuai dengan materi yang

dipelajari.

3) Namai, yaitu guru berdiskusi mengenai materi yang sedang

dipelajari dengan peserta didik.

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

24

4) Demonstrasikan, yaitu guru membagikan LKPD dan menjelaskan

cara pengerjaannya kepada peserta didik. Guru juga memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan

kemampuannya.

5) Ulangi, yaitu peserta didik mengulangi materi yang telah dipelajari

melalui kegiatan evaluasi.

6) Rayakan, yaitu guru dan peserta didik merayakan pembelajaran

yang telah dilaksanakan.

Model pembelajaran quantum memiliki prinsip-prinsip yang

dapat mempengaruhi pelaksanaan model pembelajaran quantum.

Prinsip-prinsip tersebut menurut DePorter, dkk (2003:7-8) adalah:

1) Segalanya berbicara

Seluruh lingkungan kelas, bahasa tubuh hingga rancangan

pelajaran akan mengirim pesan tentang belajar bagi peserta didik.

2) Segalanya bertujuan

Semua penggubahan pembelajaran harus memiliki tujuan-

tujuan yang jelas dan terkontrol.

3) Pengalaman sebelum pemberian nama

Proses belajar paling baik terjadi ketika peserta didik telah

mengalami informasi sebelum memperoleh nama untuk apa yang

dipelajari.

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

25

4) Akui setiap usaha

Peserta didik patut mendapat pengakuan atas kecakapan

dan kepercayaan dirinya.

5) Merayakan keberhasilan

Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan

meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.

Berdasarkan prinsip di atas, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran quantum memiliki prinsip-prinsip:

1) Segalanya berbicara, seluruh lingkungan kelas dirancang agar

dapat membawa pesan belajar yang dapat diterima oleh peserta

didik. Faktor bahasa tubuh, kata-kata, tindakan, gerakan yang

dilakukan oleh guru dapat membawa pesan-pesan belajar bagi

peserta didik.

2) Segalanya bertujuan, pembelajaran harus mempunyai tujuan-

tujuan yang jelas. Penggunaan sumber dan fasilitas dalam

pembelajaran dapat membantu perubahan perilaku kognitif,

afektif, dan psikomotor.

3) Pengalaman sebelum pemberian nama, peserta didik hendaknya

telah memiliki pengalaman informasi yang berkaitan dengan

materi yang akan dipelajarinya.

4) Mengakui setiap usaha, peserta didik hendaknya memperoleh

pengakuan dari guru atau peserta didik lainnya atas semua usaha

belajar yang telah dilakukan.

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

26

5) Merayakan keberhasilan, peserta didik merayakan setiap usaha

dan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran. Perayaan

diharapkan dapat memberikan umpan balik dan motivasi untuk

kemajuan dan peningkatan hasil belajar peserta didik.

b. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Quantum

Setiap model pembelajaran memiliki keunggulan dan

kelemahan yang dapat berpengaruh terhadap proses maupun hasil

pembelajaran. Suyadi (2013:112-113) memaparkan beberapa hal yang

menjadi keunggulan dan kelemahan model pembelajaran quantum.

Model pembelajaran quantum memiliki keunggulan antara lain:

1) Peserta didik bebas untuk melalukan eksplorasi pembelajaran

sesuai modalitas belajar yang dimiliki masing-masing peserta

didik.

2) Model pembelajaran quantum memberi peluang kepada peserta

didik untuk mencapai lompatan prestasi belajar secara

menakjubkan.

3) Setiap upaya belajar peserta didik dihargai dengan reward,

sehingga peserta didik semakin termotivasi belajar untuk

mencapai prestasi yang sebaik-baiknya.

Model pembelajaran quantum tidak terlepas dari kelemahan yang

dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Kelemahan pada

model pembelajaran quantum antara lain:

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

27

1) Model pembelajaran quantum lebih menekankan pada kompetisi

individual dalam mencapai prestasi belajar sehingga aspek sosial

dan kerja sama kurang berkembang.

2) Model pembelajaran quantum lebih menekankan prestasi belajar

dalam hal akademik intelektual, sehingga aspek moral, karakter,

kepribadian, dan akhlak kurang diperhatikan.

Model pembelajaran quantum dengan strategi TANDUR yang

digunakan dalam pembelajaran akan memberikan hasil yang maksimal

jika didukung oleh lingkungan kelas yang memadai. DePorter, dkk

(2003:66) menyatakan lingkungan kelas dapat mengundang dan memikat

atau mengganggu dan mengalihkan peserta didik. Lingkungan kelas yang

dapat memacu belajar dan meningkatkan daya ingat peserta didik salah

satunya adalah alat bantu. Alat bantu merupakan benda yang dapat

mewakili gagasan, misalnya dengan menggunakan media dalam suatu

pembelajaran. Briggs dalam Anitah (2009:1) mengemukakan bahwa media

pembelajaran adalah peralatan fisik untuk membawakan atau

menyempurnakan isi pembelajaran. Pendapat Anitah (2009:2) sejalan

dengan Briggs mengatakan bahwa media pembelajaran adalah setiap

orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang

memungkinkan pebelajar menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran

diantaranya adalah strategi yang digunakan dan lingkungan kelas. Segala

hal yang terdapat dalam lingkungan kelas akan berpengaruh terhadap

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

28

peserta didik. Media pembelajaran merupakan perantara yang dapat

digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada peserta

didik. Media pembelajaran yang sesuai dengan informasi akan

memudahkan peserta didik menerima pengetahuan, keterampilan dan

sikap yang disampaikan oleh guru. Media pembelajaran dapat berupa

media audio, visual, maupun audio-visual.

5. Implementasi Pembelajaran Quantum Pada Materi Energi Panas dan

Bunyi

Setiap model pembelajaran memiliki sintaks atau langkah-langkah

pembelajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran. Sintaks

pelaksanaan model pembelajaran Quantum strategi TANDUR pada materi

energi panas dan bunyi sebagai berikut.

a. Tumbuhkan

Guru menumbuhkan minat belajar peserta didik dengan menjalin

interaksi dengan peserta didik dan meyakinkan peserta didik mengapa

harus mempelajari materi energi panas dan bunyi. Guru dapat

menggunakan pertanyaan yang berhubungan dengan materi energi

panas dan bunyi untuk menarik minat peserta didik dalam belajar.

b. Alami

Guru menyajikan konsep yang abstrak menjadi nyata dengan

membuat peserta didik mengalami langsung hal-hal yang dipelajari.

Guru dapat memanfaatkan video pembelajaran dan diskusi

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

29

pengalaman peserta didik terkait dengan materi energi panas dan

bunyi.

c. Namai

Guru memberikan informasi atau konsep materi yang akan

diajarkan. Guru dan peserta didik berdiskusi mengenai materi energi

panas dan bunyi.

d. Demonstrasikan

Guru meminta peserta didik untuk mengaitkan pengalaman dan

pengetahuan baru yang telah didapatkan. Peserta didik diminta untuk

mendemonstrasikan hasil eksperimen energi panas dan bunyi yang

telah dilakukan. Guru mendengarkan gagasan peserta didik untuk

menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan oleh guru.

e. Ulangi

Peserta didik mengulangi materi yang telah diajarkan melalui

kegiatan evaluasi. Kegiatan evaluasi bertujuan agar peserta didik lebih

memahami materi energi panas dan bunyi yang telah dipelajari.

f. Rayakan

Guru dan peserta didik merayakan pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Guru memberikan penghargaan verbal seperti pujian

atau tepuk tangan atas usaha dan keberhasilan peserta didik dalam

pembelajaran.

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

30

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang serupa dengan hasil penelitian ini telah

dikemukakan oleh beberapa hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan

keunggulan pembelajaran model quantum. Hasil penelitian yang berkaitan

dengan pembelajaran quantum tersebut yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Handayani, N. dan I.B.K. Perdata (2014:11-

12) dengan judul “Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa

Melalui Penerapan Model Pembelajaran QT Dengan Kerangka Tandur

Dalam Pembelajaran Bangun Segi Empat Pada Siswa Kelas VII C SMP

Pancasila Canggu Tahun Pelajaran 2011/2012”. Hasil penelitian tersebut

ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas yaitu kurang aktif pada siklus I

menjadi aktif pada siklus II dan siklus III. Peningkatan prestasi belajar

peserta didik ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelas, daya serap,dan

ketuntasan belajar pada siklus I, II dan III berturut-turut sebesar 64,15,

64,15%, dan 60,97% ; 77,33, 77,33%, 88,37%, dan 80,00, 80,00%,

93,02%.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Susiani, K., N. Dantes, dan I.N. Tika

(2013:7-8) dengan judul “Pengaruh Model Quantum Terhadap Kecerdasan

Sosio-emosional dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD di

Banyuning”. Hasil penelitian tersebut yaitu model pembelajaran quantum

berpengaruh terhadap kecerdasan sosio-emosional dan prestasi belajar IPA

SD kelas V di Banyuning. Hal tersebut dibuktikan melalui diterimanya tiga

hipotesis yang diajukan dalam penelitian yang menunjukkan bahwa

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

31

terdapat perbedaan kecerdasan sosio-emosional dan prestasi belajar IPA

yang signifikan antara peserta didik yang mengikuti model pembelajaran

quantum dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran secara

konvensional.

Berdasarkan penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

pembelajaran menggunakan model pembelajaran quantum strategi TANDUR

dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, dan efektif diterapkan oleh

guru dalam pembelajaran. Penelitian tersebut memberikan dasar yang kuat

pemilihan model pembelajaran quantum strategi TANDUR untuk diterapkan

dalam PTK ini.

C. Kerangka Berpikir

IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang berupaya untuk

meningkatkan karakter dan prestasi peserta didik. Permasalahan terkait

dengan peningkatan mutu pembelajaran IPA adalah rendahnya sikap

menghargai prestasi dan prestasi belajar peserta didik. Permasalahan tersebut

diperoleh berdasarkan hasil pengamatan dan data prestasi pembelajaran IPA.

Guru dapat menerapkan model pembelajaran serta strategi yang sesuai

agar dapat meningkatkan sikap menghargai prestasi dan prestasi belajar

peserta didik. Guru dapat menggunakan model pembelajaran quantum sebagai

salah satu upaya dalam meningkatkan karakter dan prestasi belajar peserta

didik. Model pembelajaran quantum diharapkan dapat meningkatkan sikap

menghargai prestasi peserta didik dan meningkatkan prestasi belajar peserta

didik. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

32

I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu

perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Gambar 2.1 menunjukkan kondisi awal sikap menghargai prestasi dan

prestasi belajar IPA peserta didik kelas IV A SD Negeri 2 Cilongok masih

rendah, maka dari itu diperlukan tindakan dengan menerapkan pembelajaran

menggunakan model pembelajaran quantum. Hasil yang diharapkan setelah

menerapkan model pembelajaran quantum dalam pembelajaran yaitu terjadi

peningkatan sikap menghargai prestasi dan prestasi belajar IPA peserta didik

kelas IV A SD Negeri 2 Cilongok.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat

dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:

Sikap

menghargai

prestasi dan

prestasi belajar

IPA kelas IVA

SD N 2 Cilongok

masih rendah

Menerapkan

pembelajaran

dengan

menggunakan

model

pembelajaran

quantum

Peningkatan sikap

menghargai

prestasi dan

prestasi belajar

IPA kelas IVA

SDN 2 Cilongok

Kondisi Awal Tindakan Hasil yang

Diharapkan

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016

33

1. Penerapan model pembelajaran quantum dapat meningkatkan sikap

menghargai prestasi peserta didik di kelas IVA SD Negeri 2 Cilongok

Tahun Pelajaran 2015/2016.

2. Penerapan model pembelajaran quantum dapat meningkatkan prestasi

belajar IPA materi energi panas dan bunyi di kelas IVA SD Negeri 2

Cilongok Tahun Pelajaran 2015/2016.

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016