BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian ...eprints.uny.ac.id/7927/3/BAB 2 -...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian ...eprints.uny.ac.id/7927/3/BAB 2 -...
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani sebagai komponen secara keseluruhan dari
pendidikan telah disadari manfaatnya oleh banyak kalangan. Tetapi
mereka mempunyai perbedaan pendapat dalam memahami pengertian
tentang Penjas. Perbedaan pendapat itu wajar, yang terpenting sesorang
harus melakukan pembatasan pengertian yang dianut secara jelas dan
konsisten. Dalam KTSP tahun 2006 (Depdiknas, 2006: 204) diuraikan
tentang Penjas sebagai berikut :
Penjasorkes merupakan bagian integral dari pendidikan secara
keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesegaran
jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,
keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan
moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih
melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan terpilih yang
direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Sedangkan menurut beberapa ahli seperti Rusli Lutan (2000: 1)
Penjas merupakan wahana dan alat untuk membina anak agar kelak
mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani
yang dilakukan dan menjalani pola hidup. Menurut Subagiyo dkk
(2008: 18) pendidikan jasmani adalah latihan jasmani yang
dimanfaatkan, dikembangkan, dan didayagunakan dalam pendidikan.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan jasmani adalah usaha sadar yang dilakukan guru untuk
9
mengembangkan dan meningkatkan kebugaran jasmani, kemampuan
motorik, kemampuan berpikir dan sikap positif melalui berbagai bentuk
aktivitas permainan, olahraga, dan pendidikan kesehatan sehingga anak
dapat menjalani pola hidup sehat sepanjang hayatnya.
2. Tujuan Pendidikan Jasmani
Dalam kurikulum Penjasorkes di sekolah dasar dijelaskan bahwa
tujuan pendidikan jasmani , olahraga, dan kesehatan adalah membantu
siswa untuk mempunyai tujuan seperti yang tertera dalam buku KTSP
tahun 2006 (Depdiknas, 2006: 205), sebagai berikut:
a. Mengembangkan ketrampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kesegaran jasmani serta pola
hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga
yang terpilih.
b. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis
yang lebih baik.
c. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan gerak dasar.
d. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui
internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan.
e. Mengembangakan sikap positif, jujur, disiplin, dan bertanggung
jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis.
f. Mengembangkan ketrampilan untuk menjaga keselamatan diri
sendiri, orang lain dan lingkunagan.
g. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan
yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan
fisik yang sempurna, pola hidup dan kesegaran, terampil, serta
memiliki sikap yang positif.
Sedangkan menurut Samsudin (2008: 3) tujuan pendidikan jasmani
adalah:
a. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi
nilai dalam pendidikan jasmani.
b. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai,
sikap sosial, dan toleransi.
10
c. Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui tugas
pembelajaran pendidikan jasmani.
d. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin,
bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis
melalui aktivitas jasmani.
e. Mengembangkan ketrampilan gerak dan ketrampilan teknik.
f. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola
hidup sehat.
g. Mengembangkan ketrampilan untuk menjaga keselamatan diri
sendiri dan orang lain.
h. Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai
informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup
sehat.
i. Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang
bersifat rekreatif.
Secara umum tujuan pendidikan jasmnai di sekolah dasar adalah
memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional,
dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan
kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai, sikap, dan mebiasakan
hidup sehat (Subagiyo, 2008: 107). Tujuan Penjas harus sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional. Salah satu tujuan pendidikan nasional seperti
yang tertuang dalam UUD 1945 adalah untuk membentuk manusia
Indonesia yang sehat jasmani dan rohani. Sehingga mata pelajaran
Penjasorkes adalah salah satu mata pelajaran mempunyai peran utama
untuk membentuk dan meningkatkan kesegaran jasmani peserta didiknya
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
3. Materi Pendidikan Jasmani
Dalam pembelajaran Penjasorkes, seorang guru Penjasorkes harus
milihan materi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan individual
sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Materi pelajaran
11
merupakan bahan yang digunakan untuk mencapai atau untuk
mewujudkan terselenggaranya tujuan yang telah dirumuskan (Subagiyo,
dkk 2008: 134).
Materi pendidikan jasmani sangat beragam dan semuanya saling
berkaitan. Menurut Samsudin (2008: 5) materi mata pelajaran
Penjasorkes meliputi pengalaman mempraktikan keterampilan dasar
permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri atau senam,
aktivitas ritmis, akuatik (aktivitas air), dan pendidikan luar kelas.
Sehingga seorang guru harus menetapkan tujuan yang bersifat umum
menjadi yang bersifat khusus, serta memilih materi pelajaran yang sesuai
dan paling baik untuk mencapai tujaun yang telah ditetapkan.
4. Pengertian Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani menurut pusat pengembangan kualitas jasmani
(2002: 1), adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas
pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.
Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical
fitness), yakni kemampuan seseorang untuk dapat melakukan kerja
sehari-hari secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan
sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya.
Kesegaran jasmani menurut R.S Harisenja (1993: 1) adalah
kemampuan sesorang untuk melakukan pekerjaan berat sehari-hari
dengan mudah tanpa merasa cepat lelah dan masih mempunyai sisa atau
cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggang atau untuk keperluan
12
sewaktu-waktu dapat digunakan. Dian Herlinawati di artikelnya
menerangkan bahwa kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan
kemampuan tubuh melakukan penyesuaian ( adaptasi ) terhadap
pembebasan fisik yang diberikan kepadanya tanpa menimbulkan
kelelahan yang berlebihan.
Thompson yang dikutip Suryanto (2003: 27), kesegaran jasmani
ialah keadaan kardiovaskuler baik, memiliki kekuatan otot, daya tahan
dan kelentukan yang baik serta perbandingan lemak tubuh seimbang. Hal
yang sama dikemukakan oleh Rusli Lutan (2002: 7) bahwa kebugaran
jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang
memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Jadi kesegaran
jasmani adalah aspek-aspek kemampuan fisik yang menunjang
kesuksesan seseorang dalam melakukan berbagai aktivitas dalam
kehidupannya. Semakin tinggi tingkat kesegaran jasmani seseorang,
maka semakin besar pula kemungkinannya untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dan semakin besar pula untuk menikmati kehidupan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis dapat
menyimpulkan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan sesorang
untuk melakukan kegiatan dalam waktu tertentu tanpa mengalami
kelelahan yang berarti dan orang tersebut masih mempunyai cadangan
tenaga untuk melakukan aktivitas yang dikehendakinya.
13
5. Komponen-Komponen Kesegaran Jasmani
Seseorang ingin mencapai kondisi kesegaran jasmani yang prima
perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan komponen kesegaran
jasmani dengan metode latihan yang benar. Komponen-komponen
kesegaran jasmani dikelompokan menurut Wahjoedi (1994) yang dikutip
oleh Dwi Cahyo adalah: (1) Kebugaran yang berhubungan dengan
kesehatan (physical fitness related health) dan (2) Kebugaran yang
berhubungan dengan keterampilan (physical fitness related skill).
Komponen kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan
menurut Rusli Lutan (2002: 8), komponen dasar kesegaran jasmani
terdiri dari :
a) daya tahan aerobik
b) kekuatan otot
c) daya tahan otot
d) fleksibelitas
Hal senada juga dikemukakan oleh Len Kravitz (1997: 5), terdapat 5
komponen utama dari kebugaran yang harus diperhatikan: a) daya tahan
kardiorespirasi; b) kekuatan otot; c) daya tahan otot; d) keleturan; dan e)
komposisi tubuh.
Sedangkan komponen kesegaran jasmani yang berhubungan
dengan ketrampilan diuraikan oleh Mutohir dan Gusril (2004 :72) yang
dikutip di http://www.sarjanaku.com/2011/09/kesegaran-jasmani-
pengertian-fungsi.html terdiri dari kecepatan, power, keseimbangan,
kelincahan, koordinasi dan kecepatan reaksi. Apabila sesorang sudah
14
memiliki komponen kesegaran jasmani yang berhubungan dengan
kesehatan maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut bugar. Sedangkan
orang yang ingin memperbaiki ketrampilan maka orang tersebut harus
melatih komponen yang berhubungan dengan ketrampilan.
Ada beberapa komponen kesegaran jasmani dan itu sangat penting
untuk diketahui karena komponen-komponen tersebut merupakan
penentu baik buruknya tingkat kesegaran jasmani seseorang. Secara
keseluruhan komponen kesegaran jasmani diuraikan oleh Pusat
Pengembangan Kualitas Jasmani (2002: 1), kesegaran jasmani terdiri
dari beberapa komponen yaitu:
a. Daya tahan kardiovaskuler (Cardiovasculer endurance)
b. Daya tahan otot (Muscle endurance)
c. Kekuatan otot (Muscle strength)
d. Kelenturan (Flexsibility)
e. Komposisi tubuh (Body Composition)
f. Kecepatan Gerak (Speed of movement)
g. Kelincahan (Agility)
h. Keseimbangan (Balance)
i. Kecepatan reaksi (Reaction time)
j. Koordinasi (Coordination)
Sedangkan menurut Len Kravitz (1997: 5), terdapat 5 komponen
utama dari kebugaran yang harus diperhatikan: a) daya tahan
kardiorespirasi; b) kekuatan otot; c) daya tahan otot; d) keleturan; e)
komposisi tubuh.
Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
komponen kesegaran jasmani adalah unsur-unsur yang dimiliki oleh
jasmani dan mampu berfungsi dengan baik untuk menuju kondisi
jasmani yang baik pula. Dari kesimpulan di atas, dapat dikatakan bahwa
15
komponen-komponen tersebut bersifat saling melengkapi dan untuk
memperbaiki kesegaran jasmani setidaknya kita harus melatihnya. Ada
lima komponen terpenting yang minimal dapat meningkatkan kesegaran
jasmani yaitu daya tahan kardiorespirasi, daya tahan otot, kekuatan otot,
kecepatan, dan daya ledak. Dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Daya Tahan Kardiorespirasi
Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 27), daya tahan paru
jantung adalah kemampuan fungsional paru jantung mensuplai
oksigen untuk kerja otot dalam waktu lama. Sedangkan menurut
Mochamad Sajoto (1988: 44), daya tahan kardiorespirasi adalah
keadaan di mana jantung seseorang mampu bekerja dengan
mengatasi beban berat selama suatu kerja tertentu.
Sedangkan, menurut Iskandar Z. A dkk (1999: 5), daya tahan
jantung paru adalah kesanggupan sistem jantung, paru-paru dan
pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal saat melakukan
aktivitas sehari-hari dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami
kelelahan berarti. Sehingga daya tahan kardiorespirasi merupakan
komponen terpenting dari kesegaran jasmani terutama yang
menyangkut stamina.
b. Daya Tahan Otot
Daya tahan otot adalah kemampuan sekelompok otot untuk
mengerahkan daya maksimum selama periode waktu yang relatif
lama terhadap sebuah tahanan yang lebih ringan dari pada beban
16
yang bisa digerakkan oleh seseorang (Rusli Lutan, 2002: 56).
Sedangkan menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 35), daya tahan otot
adalah kemampuan sekelompok otot melakukan serangkaian kerja
dalam waktu lama. Jadi orang yang mempunyai ketahanan otot yang
baik maka orang tersebut akan dapat bekerja yang melibatkan otot
tubuh dengan waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang
berarti.
c. Kekuatan Otot
Menurut pendapat Djoko Pekik Irianto (2004: 35), kekuatan
otot adalah kemampuan sekelompok otot melawan beban dalam satu
usaha. Sedangkan pendapat Rusli Lutan (2002: 56), kekuatan otot
adalah kemampuan seseorang untuk mengerahkan daya semaksimal
mungkin untuk mengatasi sebuah tahanan.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kekuatan otot
merupakan kemampuan sejumlah otot untuk menggunakan kekuatan
terhadap suatu rangsang, dan di sini dikenal istilah power.
d. Kecepatan
Orang yang memiliki kecepatan gerak tentu saja akan lebih
cepat dan efisien dalam melaksanakan tugasnya. Menurut Depdikbud
(1997: 5-6), kecepatan dibagi menjadi dua yaitu kecepatan gerak dan
kecepatan reaksi. Menurut Abdulkadir Ateng (1992: 67),
menyatakan bahwa kecepatan adalah kemampuan individu untuk
melakukan gerakan yang sama berulang-ulang dalam waktu yang
17
sesingkat-singkatnya.Sehingga dapat disimpulkan bahwa kecepatan
(speed) adalah kemampuan untuk memindahkan tubuh dan
menggerakkan anggota tubuh menempuh jarak tertentu dalam satu
satuan waktu yang singkat.
e. Daya Ledak
Pusat pengembangan kualitas jasmani (2002: 49) menjelaskan
bahwa daya ledak otot atau explosive power adalah tenaga yang
dapat dipergunakan memindahkan berat badan atau beban dalam
waktu tertentu. Sedangkan menurut Hamdisyah Noer, dkk. (1994:
55), daya ledak adalah kemampuan melakukan gerakan secara
eksplosive. Jadi, daya ledak merupakan kemampuan otot untuk
melaksanakan usaha dengan waktu yang cepat.
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani
Daya tahan kardiorespirasi merupakan salah satu faktor utama
dalam kesegaran jasmani, karena daya tahan kardiorespirasi ini secara
umum dapat mewakili tingkat kesegaran jasmani seseorang. Menurut
Brian J. Sharkey (2003: 80), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
daya tahan aerobik adalah sebagai berikut:
a. Faktor Hereditas
Siswa mewarisi banyak faktor yang memberikan konstribusi
kesegaran earobik, termasuk kapasitas maksimal sistem respiratori
dan kardiovaskuler, jantung lebih besar, sel darah merah dan
hemoglobin yang lebih banyak, dan persentase tinggi dari serat otot
18
mitochondria, unit otot yang menghasilkan energi dan sel lainnya
yang diwarisi dari pihak Ibu.
b. Faktor latihan
Potensi untuk meningkatkan kesegaran aerobik dengan latihan
memiliki keterbatasan, walaupun kebanyakan peneliti
mengkonfirmasikan potensi untuk meningkat 15 % hingga 25 %
(lebih besar lagi dengan berkurangnya lemak tubuh), hanya remaja
saja yang memiliki harapan untuk meningkatkan kesegaran jasmani
lebih dari 30 %. Latihan meningkatkan fungsi dan kapasitas sistem
respirasi, kardiovaskuler, dan volume darah, tetapi perubahan yang
paling penting terjadi pada serat otot yang digunakan dalam latihan.
c. Faktor jenis kelamin
Sebelum masa puber anak laki-laki dan perempuan memiliki
kesegaran aerobik yang sedidkit berbeda, tetapi setelah itu anak
perempuan jauh tertinggal. Rata-rata wanita muda memiliki
kesegaran aerobik antara 15 hingga 25 % lebih kecil dari pria muda.
Hal ini karena perbedaan jenis kelamin adalah hemoglobin,
komponen pembawa oksigen dalam sel darah merah. Selain itu juga
wanita memiliki masa otot yang lebih kecil dan komposisi lemak
yang lebih besar dari laki-laki.
d. Faktor usia
Setelah masa puber perbedaan daya tahan paru jantung laki-laki
dan perempuan sangat berbeda. Faktor usia juga mempengaruhi
19
tingkat kesegaran jasmani sesorang. Karena semakin bertambah
umur seseorang, dia akan mengurangi berbagai aktivitas olahraga
dan dia lebih banyak waktu untuk bekerja.
e. Faktor lemak tubuh
Kesegaran jasmani dihitung per-unit berat badan, jadi jika
lemak meningkat maka kesegaran akan menurun. Kira-kira satu
setengah penurunan kesegaran karena peningkatan komposisi lemak.
Cara termudah untuk mempertahankan kesegaran adalah dengan
aktivitas yang membakar lemak.
f. Faktor aktivitas
Bentuk aktivitas yang dilakukan setiap hari akan
mempengaruhi kesehatan, vitalitas, dan kualitas hidup. Pengaruh
latihan bertahun-tahun akan hilang hanya dengan 12 minggu
menghentikan aktivitas.
Kesegaran jasmani tidak hanya dengan melakukan aktifitas saja
melainkan harus memperhatikan beberapa aspek agar tercapai kesegaran
total baik kesegaran intelektual. Djoko Pekik Irianto (2004: 6),
menyatakan bahwa pola hidup sehat itu meliputi makan, istirahat, dan
olahraga. Menurut Abdulkadir Ateng (1992: 65), mengungkapkan
faktor-faktor yang mempengarui kesegaran jasmani:
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala atau teratur, imuniasasi
terhadap berbagai penyakit, serta pemeriksaan dokter apabila
diperlukan.
b. Pemenuhan gizi yang memadai dengan makan makananyang
cukup baikkualitas maupun kuantitasnya.
20
c. Pemeliharaan kesehatan mulut dan pemeriksaan gigi secara
berkala sehingga fungsi pengunyah menjadi lebih baik.
d. Latihan atau aktifitas yang disesuaikan dengan umur,kondisi
individu, kualitas serta kuantitas latihan.
e. Pekerjaan yang disesuaikan dengan minat dan kemampuan
serta dilakukan dalam situasi yang yang menyenagkan sangat
penting bagi kesegaran jasmani.
f. Meningkatkan kesegaran jasmani perlu rekreasi dan bermain
dalam suasana yang menyenagkan dalam pergaulan yang
menarik dan menenagkan pikiran.
g. Relaksasi dan istirahat yang cukup adalah hal yang penting
untuk kesehatan dan kesegaran jasmani.
Berdasarkan aspek-aspek di atas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa untuk mencapai kesegaran jasmani yang baik perlu diperhatikkan
beberapa hal yaitu latihan atau aktivitas jasmani yang teratur, gizi yang
memadai, dan istirahat yang cukup.
7. Manfaat Kesegaran Jasmani
Manfaat kesegaran jasmani menurut Anonim (1991) yang dikutip
oleh Victor Simanjutak (2003: 91), adalah untuk menunjang
kesanggupan dan kemampuan setiap manusia, yang berguna dalam
mempertinggi produktivitas kerja. Sehingga sangat bermanfaat bagi anak
usia remaja untuk mengembangkan kekuatan, kemampuan,
kesanggupan, daya kreasi dan daya tahan tubuh serta dapat
mempertinggi daya tahan kerja untuk membantu proses belajarnya di
sekolah.
Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan anak
dibutuhkan oleh anak untuk kelancaran laju pertumbuhan dan
perkembangannya. Dengan kesegaran jasmani yang baik, anak dapat
21
melakukan berbagai aktivitas fisik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
dan perkembangan. Di samping hal tersebut, kesegaran jasmani dapat
memberikan ketahanan fisik kepada anak untuk tidak mudah terserang
penyakit. Keadaan untuk tetap sehat dibutuhkan anak untuk
kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan.
Kesegaran jasmani secara langsung memang tidak menjadi dasar
bagi perkembangannya kemampuan berpikir, namun kesegaran jasmani
dapat menjamin lancarnya suplai berbagai kebutuhan bahan untuk
tumbuhnya organ-organ otak, seperti pepatah klasik “Mens sana in
corpore sano” yang berarti dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang
sehat. Maka dengan pertumbuhan otak yang sehat akan tercipta pula
kemungkinan-kemungkinan untuk lahirnya kemampuan berpikir yang
cemerlang.
8. Karakteristik Anak SD
Usia sekolah dasar merupakan masa-masa yang sangat menentukan
di dalam kemungkinan pencapaian pertumbuhan dan perkembangan
yang baik di masa depannya. Sekolah merupakan pendidikan formal
yang secara sistematis dan menyeluruh untuk melaksanakan program
bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu peserta
didik mengembangkan potensinya, baik yang menyakut aspek moral-
spritual, intelektual, emosional dan sosial (Syamsu Yusuf, 2001: 54).
Oleh karena itu, pendidik harus dapat menciptakan kondisi yang sesuai
dengan tingkat pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan anak
22
sekolah dasar serta sesui dengan kebutuhan untuk mencapai tingkat
perkembangan tertentu yang diharapkan. Menurut John W. Santrock
(2007: 243), Sekarang semakin banyak percaya bahwa sekolah dasar
belajar paling baik melalui metode pengajaran yang aktif dan partisipatif,
seperti permainan dan drama.
Pentingnya pertumbuhan fisik dan perkembangan gerak yang baik
tersebut perlu benar-benar disadari oleh guru pendidikan jasmani di
sekolah dasar, karena pada usia anak sekolah dasar pertumbuhan akan
tetap berlangsung. Anak menjadi lebih tinggi, lebih berat, lebih kuat, dan
lebih banyak belajar berbagai keterampilan.
Menurut Siti Rahayu (2006 : 176), karakteristik anak usia sekolah
dasar dilihat dari perkembangan jasmani dan psiko-motorik adalah
sebagai berikut:
a. Perkembangan Jasmani
1) Kedaan jasmani anak menjadi lebih stabil dan lebih kuat.
2) Kekuatan badan dan tangan pada anak laki-laki bertambah dengan
pesat.
3) Pada umumnya ada hubungan yang tetap dalam perkembangan
tulang dan jaringan.
4) Sampai umur 12 tahun anak akan bertambah panjang 1-6 cm tiap
tahunnya.
5) Pada umur 10 tahun anak laki-laki agak lebih besar sedikit
daripada anak perempuan, sesudah itu maka anak perempuan lebih
unggul dalam panjang badan, tetapi sesudah ± 15 tahun anak laki-
laki. mengejarnya dan tetap unggul dari pada anak perempuan.
b. Perkembangan Psikomotorik
1) Keseimbangan relatif berkembang dengan baik.
2) Koordinasi antara mata dengan tangan (visio-motorik) berkembang
dengan baik.
23
3) Ada perubahan dalam sifat dan frekuensi motorik kasar dan halus.
4) Kecakapan motorik makin disesuaikan dengan keleluasaan
lingkungan.
5) Gerakan motorik lebih tergantung dari pada aturan formal dan
aturan yang telah ditentukan dan bersifat kurang spontan.
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Yuli Murdaningrum (2003), dalam judul
“Survei Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas Atas SD Blunyahan 1
Pendowoharjo, Sewon, Bantul”. Penelitian ini dilaksanakan dengan
metode survei. Teknik pengumpulan data dengan teknik tes dan
pengukuran. Instrumen yang digunakan adalah Tes Kesegaran Jasmani
Indonesia (TKJI) umur 10-12 tahun dari Pusat Kesegaran Jasmani dan
Rekreasi. Populasi penelitian sebanyak 92 siswa kelas IV, V, dan VI SD
Blunyahan 1. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif
kuantitatif berdasarkan norma kesegaran jasmani dari Tingkat Kesegaran
Jasmani Indonesia (TKJI) Puskesjasrek. Hasi penelitian menunjukkan
bahwa tingkat kesegaran jasmani siswa SD Blunyahan 1 kelas atas,
sebagai berikut: (1). Siswa kelas IV terdapat 0% dalam klasifikasi baik
sekali, 0% dalam klasifikasi baik, 48,49% dalam klasifikasi sedang,
33,33% dalam klasifikasi kurang, dan 18,18% dalam klasifikasai kurang
sekali. (2). Kelas V terdapat 0% dalam klasifikasi baik sekali, 0% dalam
klasifikasi baik, 28,57% dalam klasifikasi sedang, 60,72% dalam
klasifikasi kurang, dan 10,71% dalam klasifikasi kurang sekali. (3). Siswa
kelas VI 0% dalam klasifikasi sedang, 29,03% dalam klasifikasi kurang,
dan 3,23% dalam klasifikasi kurang sekali.
24
2. Penelitian yang dilakukan oleh Acut Ady Wibowo (2010), dalam judul
“Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas Atas SD Negeri Tegalrejo
Poncowarno Kebumen”. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode
survei. Teknik pengumpulan data dengan teknik tes dan pengukuran.
Instrumen yang digunakan adalah Tes Kesegaran Jasmani Indonesia
(TKJI) umur 10-12 tahun dari Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi.
Populasi penelitian sebanyak 47 terdiri dari 27 siswa putra dan 20 siswa
putri. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif
berdasarkan norma kesegaran jasmani dari Tingkat Kesegaran Jasmani
Indonesia (TKJI) Puskesjasrek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tingkat kesegaran jasmani siswa siswa kelas atas SD Negeri Tegalrejo
Poncowarno Kebumen adalah 16,6 termasuk dalam kategori sedang.
Adapun rinciannya adalah kategori kurang sekali 0% (0 siswa), kategori
kurang 6,38% (3 siswa), kategori sedang 61,70% (29 siswa), kategori
baik 29,79% (14 siswa), dan kategori baik sekali 2,13% (1 siswa).
C. Kerangka Berfikir
Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
suatu aktivitas dalam waktu tertentu tanpa mengalami kelelahan yang berarti
dan orang tersebut masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan
aktivitas yang lainnya. Jadi, untuk mencapai kondisi kesegaran jasmani yang
prima seseorang perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan komponen
kesegaran jasmani yaitu daya tahan kardiorespirasi, daya tahan otot, kekuatan
otot, kecepatan, daya ledak, dan kecepatan dengan metode latihan yang
25
benar. Latihan kesegaran jasmani sangat diperlukan oleh siswa atau anak
didik bahkan oleh semua orang, sehingga dengan bermacam-macam cara
dilakukan agar selalu mempunyai tingkat kesegaran jasmani yang baik.
Kesegaran jasmani dapat diperoleh tidak hanya dengan melakukan
aktivitas olahraga saja tetapi dipengaruhi juga oleh beberapa faktor
diantaranya adalah faktor hederditas atau keturunan, faktor jenis kelamin,
faktor usia, faktor lemak tubuh, dan faktor aktivitas. Untuk mengetahui
tingkat kesegaran jasmani sesorang dapat dilakukan dengan melakukan
pengukuran. Pengukuran kesegaran jasmani dilakukan dengan tes kesegaran
jasmani. dengan alat atau instrument. Instument yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) tahun 2010
yang terdiri dari lari 40 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik,
loncat tegak, dan lari 600 meter yang pelaksanaanya dilakukan secara
berurutan.
Melalui pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah,
diharapkan dapat meningkatkan kesegaran jasmani siswa lebih baik. Siswa
yang mempunyai tingkat kesegaran jasmani yang baik diharapkan dapat
mencapai prestasi yang belajar yang optimal, karena dalam setiap
pembelajaran yang diberikan di sekolah dapat diterima lebih siap dan selalu
dalam keadaan yang tetap sehat dan bugar. Sehingga mereka akan berlomba-
lomba untuk memiliki kesegaran jasmani yang baik melalui aktivitas jasmani
yang benar sesuai dengan kemampuan masing-masing individu.