STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan...

61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR SE – KECAMATAN KROYA KABUPATEN CILACAP TAHUN PELAJARAN 2011 SKRIPSI Oleh: TAOFIK FAOJI NIM : X4609035 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan...

Page 1: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES TERHADAP

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR

SE – KECAMATAN KROYA KABUPATEN CILACAP

TAHUN PELAJARAN 2011

SKRIPSI

Oleh:

TAOFIK FAOJI

NIM : X4609035

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES TERHADAP

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR

SE – KECAMATAN KROYA KABUPATEN CILACAP

TAHUN PELAJARAN 2011

Oleh :

TAOFIK FAOJI

NIM : X4609035

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Penjaskesrek Jurusan Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarata.

Surakarta, Maret 2012

Pembimbing I

Drs. Heru Suranto, M.PdNIP. 19491109 198010 1 001

Pembimbing II

Djoko Nugroho, S.Pd, M.OrNIP. 19760822 200501 1 001

Page 4: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Jum’at

Tanggal : Mei 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang tanda tangan

Ketua : Drs. Agus Mukholid, M.Pd

Sekretaris : Sri Santoso Sabarini, S.Pd., M.Or

Anggota I : Drs. Heru Suranto, M.Pd

Anggota II : Djoko Nugroho, S.Pd., M.Or

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

NIP 19600727 198702 1 001

Page 5: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

ABSTRAK

Taofik Faoji. STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR SE – KECAMATAN KROYA KABUPATEN CILACAP TAHUN PELAJARAN 2011. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari.2012.

Tujuan Penelitian adalah (1) Mengetahui Tingkat pemahaman guru penjas

orkes terhadap KTSP disekolah Se - Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap tahun

2011, (2) Pelaksanaan KTSP penjasorkes di sekolah Dasar Se -Kecamatan Kroya.

Penelitian ini menggunakan metode Studi Kasus. Populasi penelitian

adalah Guru Penjasorkes di SD Se - Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap.

Dalam penelitian ini tidak menggunakan sampel tertentu karena semua anggota

populasi diteliti yaitu, 62 guru penjas SD.

Data penelitian berupa aspek – aspek yang mempengaruhi pemahaman

guru penjasorkes terhadap kurikulum KTSP yang meliputi Kurikulum, KTSP,

Konsep KTSP, Tujuan KTSP, Acuan KTSP, Pembelajaran Penjasorkes, Alokasi

Waktu, Konsep RPP yang diperoleh dengan angket dan wawancara. Analisa data

dalam penelitian ini menggunakan teknik persentase atau frekuensi relatif yang

kemudian data yang di peroleh nantinya diolah sesuai dengan tujuan dan

pertanyaan penelitian dengan memperhatikan aspek - aspek dalam angket yang

meliputi: mengecek kelengkapan data (verifikasi data), mentabulasikan masing -

masing item ke dalam aspek, menghitung persentase jawaban.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan (1) Masih adanya guru

yang kurang paham tentang hal yang berkaitan dengan kurikulum pembelajaran

penjasorkes. (2) Pemahaman guru dalam hal kepanjangan dan pengertian KTSP

sudah sangat baik. (3) Banyaknya guru penjasorkes yang kurang paham terhadap

konsep KTSP. (4) Masih rendahnya pemahaman guru penjasorkes terhadap

rincian waktu atau alokasi waktu dalam pembelajaran. (5) Masih ada guru yang

kurang pemahamannya terhadap konsep RPP dalam KTSP. Dimana aspek

pengertian Kurikulum 63,3% paham tentang kurikulum, dan 36,7% tidak paham

tentang kurikulum, aspek pengertian KTSP 61,6% paham tentang aspek

pengertian KTSP dan 38,4% tidak paham tentang KTSP, aspek Konsep KTSP

Page 6: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

54,6%, paham tentang konsep KTSP dan 45,4% tidak paham tentang konsep

KTSP, aspek tujuan KTSP 63% paham tentang tujuan KTSP dan 37% tidak

paham tentang tujuan KTSP, aspek acuan KTSP 60,1% paham tentang acuan

KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran

penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes dan 43,1% tidak

paham tentang pembelajaran penjasorkes, aspek alokasi waktu 60,9% paham

tentang alokasi waktu pembelajaran dan 391% tidak paham tentang alokasi waktu

pembelajaran kemudian aspek konsep RPP 59,5% paham tentang konsep RPP dan

40,5% tidak paham tentang konsep RPP. Pemahaman guru masih ada yang tidak

sama terhadap RPP.

vi

Page 7: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

MOTTO

Kesuksesan adalah sebuah tujuan

Kesuksesan adalah sebuah idaman

Kesuksesan adalah sebuah harapan

Kesuksesan adalah sebuah keberhasilan

Hanya orang takut yang bisa berani, karena keberanian adalah

melakukan sesuatu yang ditakutunya.

Janganlah kamu merasa takut terhadap hal yang positif, karena

rasa takut akan membelenggu dan membuat mu menjadi lemah.

Page 8: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

- Bapak - ibu yang selalu memberikan motivasi dan kasih sayang dalam setiap

langkahku.

- Kakaku tercinta yang selalu mendukungku.

- Bapak / ibu dosen yang senantiasa membimbing dan memberikan ilmu.

- JPOK dan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

- Kawan – kawan seperjuangan di JPOK.

- Bapak & ibu kos.

- Orang tersayang yang menjadi penyemangat hidupku, terimakasih atas

dukungan dan motivasinya.

- Pembaca yang budiman.

Page 9: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa

memberikanrahmat dan ridho-Nya sehingga dapat menyelasaikan skripsi ini

dengan lancar tanpa halangan yang berarti. Penulis menyadari dengan sepenuh

hati bahwa tersusunnya skripsi ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha

semata, namun juga berkat bantuan berbagai pihak, oleh karena itu mengucapkan

terima kasih yang sedalam - dalamnya kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk menyelesaikan

skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan yang telah memberikan

dorongan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi.

3. Dosen Pembimbing I, Drs. Heru Suranto, M. Pd, yang telah sabar dalam

memberikan bimbingan, petunjuk dan pengarahan sehingga dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

4. Dosen Pembimbing II, Djoko Nugroho, S.Pd, M.Or, yang telah sabar dalam

memberikan bimbingan, petunjuk dan pengarahan sehingga dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

5. Kepala UPT Disdikpora Kecamatan Kroya yang telah memberikan bantuan

dan dorongan dalam terselesaikannya penelitian ini.

6. Guru pendidikan jasmani dan olahraga SD Se - Kecamatan Kroya yang telah

membantu dengan sepenuh hati selama pelaksanaan penelitian.

7. Bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan kasih sayang dan motivasi

sehingga terselesaikannya penulisan skripsi.

8. Teman – teman satu angkatan JPOK Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Atas segala bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan, Saya

mendoakan semoga amal dan bantuan saudara mendapat berkah yang melimpah

Page 10: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari pembaca. Akhirnya mengucapkan terima kasih dan berharap

skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca semua.

Surakarta, Mei 2012

Penulis

Page 11: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

DAFTAR ISI

JUDUL............................................................................................................... i

PENGAJUAN SKRIPSI.................................................................................... ii

PERSETUJUAN................................................................................................ iii

PENGESAHAN ................................................................................................ iv

ABSTRAK......................................................................................................... v

MOTTO ............................................................................................................ vii

PERSEMBAHAN............................................................................................. viii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix

DAFTAR ISI..................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 3

C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 3

D. Perumusan Masalah............................................................................ 4

E. Tujuan Penelitian................................................................................ 4

F. Manfaat Penelitian.............................................................................. 4

BAB II. LANDASAN TEORI .......................................................................... 5

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 5

1 Penjasorkes ( Pendidikan jasmani, Olahraga dan

Kesehatan)................ .................................................................... 5

a. Pengertian Penjasorkes............................................................ 5

b. Konsep Penjasorkes ................................................................ 6

2 Kurikulum ................................................................................... 10

Page 12: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

a. Pengertian Kurikulum ............................................................. 10

b. Azas Kurikulum ...................................................................... 11

c. Fungsi Kurikulum ................................................................... 13

3 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) .......................... 15

a. Konsep KTSP.......................................................................... 15

b. Tujuan KTSP........................................................................... 18

c. Prinsip dan acuan pengembangan KTSP ............................... 19

d. Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ................ 20

4 Kurikulum Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SD ...... 20

B. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 22

BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................. 23

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 23

1. Tempat Penelitian ......................................................................... 23

2. Waktu Penelitian ........................................................................... 23

B. Populasi dan Sampel .......................................................................... 23

C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 23

D. Rancangan Penelitian ......................................................................... 24

E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 24

1. Uji Validitas................................................................................ 24

2. Uji Reabilitas .............................................................................. 25

3. Analisis Data............................................................................... 26

BAB IV. HASIL PENELITIAN ...................................................................... 27

A. Deskripsi Data ................................................................................... 27

B. Analisis Data ..................................................................................... 30

C. Pembahasan Analisis Data ................................................................ 36

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ……………………… 46

A. Kesimpulan ........................................................................................ 46

B. Implikasi ........................................................................................... 46

C. Saran ................................................................................................. 47

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 48

LAMPIRAN............................................................................................. 49

xii

Page 13: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1. Skema Kerangka berfikir ......................................................... 22

2. Gambar 2. Rancangan Penelitian .............................................................. 25

Page 14: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi - kisi Angket.................................................................................... 50

2. Instrumen Angket Guru .......................................................................... 52

3. Hasil Try Out 1 ....................................................................................... 60

4. Hasil Try Out 2................ . ....................................... ............................. 63

5. Hasil Try Out 3 ....................................................................................... 66

6. Foto Proses Penelitian ............................................................................ 73

7. Data Hasil Penelitian .............................................................................. 74

8. Angket Hasil Penelitian .......................................................................... 83

9. Daftar Nama Sekolah Dasar yang Belum Paham KTSP....................... 107

10. Surat Pengajuan Judul........................................................................... 108

11. Surat Validasi........................................................................................ 109

12. Surat Ijin Menyusun Skripsi.................................................................. 110

13. Ijin Menyusun Skripsi................ . ....................................... .................. 111

14. Permohonan Ijin Try Out...................................................................... 112

15. Permohonan Ijin Try Out Kepala UPT Kroya...................................... 113

16. Surat Ijin Try Out Kepala UPT Kroya...................................... ........... 114

xiv

Page 15: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia

untuk meningkatkan kualitas manusia. Hal ini, karena pendidikan merupakan

proses yang memerlukan waktu, biaya dan melibatkan banyak faktor, Oleh karena

itu pendidikan harus terus ditingkatkan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan,

maka dalam pelaksanaan pendidikan harus berdasarkan kurikulum yang

ditetapkan oleh pemerintah. Kurikulum sebagai salah saatu substansi pendidikan

perlu dipahami terutama dalam pengembangan silabus dan pelaksanaannya yang

sesuai dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah dan kondisi sekolan

atau daerah. Dengan demikian, sekolah atau daerah memiliki cukup kewenangan

untuk merancang dan menentukan materi ajar, kegiatan pembelajarandan

penilaian hasilpembelajaran. Pada saat ini kurikulum yang ditetapkan pemerintah

adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP).

Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan harus dilakukan secara

menyeluruh yang mencangkup pengembangan dimensi manusia Indonesia

seutuhnya, yakni aspek – aspek moral, akhlak, budi pekerti, pengetahuan,

ketrampilan, seni, olahraga, dan perilaku. Pengembangan aspek – aspek tersebut

bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup( life skill ) yang

diwujudkan melalui pencapaian kompetensi pendidikan pada peserta didik untuk

bertahan hidup, menyesuaikan diri dan berhasil dimasa datang. Dengan demikian

peserta didik memiliki ketangguhan, kemandirian, dan jati diri yang

dikembangkan melalui pembelajaran yang dilakukan secara bertahap dan

berkesinambumgan. Menyadari bahwa upaya meningkatkan mutu pendidikan

selama ini belum mencapai pada taraf yang memadai yang mampu meningkatkan

taraf kehidupan masyarakat pada umumnya. Selama ini telah terjadi

kecenderungan dalam memberikan makna mutu pendidikan yang hanya dikaitkan

dengan kemampuan aspek akademik dan lebih khusus lagi hanya aspek kognitif.

Page 16: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Pandangan ini telah membawa dampak terabaikannya aspek – aspek moral,

akhlak, budi pekerti, seni dan olahraga serta kecakapan hidup.

Dalam pendidikan disekolah, salah satu proses pendidikan adalah

penjasorkes. Proses pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

memfokuskan pembelajarannya pada pengembangan kebugaran jasmani,

ketrampilan gerak, stabilitas emosional, penalaran dan tindakan moral melalui

aktivitas jasmani. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Keshatan juga merupakan

suatu media untuk mendorong perkembangan ketrampilan motorik, kemempuan

fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai – nilai, serta pola hidup sehat

yang berguna untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan. Semua

ungkapan tersebut dapat terlaksana dan dijalankan dengan metode pembelajaran

yang baik yaitu aktif, inovatif, kreatif juga menyenangkan. Tentu saja semua itu

harus berdasarkan Kurikulum yang berlaku.

Untuk menghindari proses pembelajaran yang tidak sesuai dengan

kurikulum yang dapat menghambat tujuan dari pembelajaran maka dari Kelompok

Kerja Guru penjasorkes kecamatan kroya selalu mengadakan pembinaan rutin tiap

tahun terhadap guru penjasorkes mengenai KTSP. KKG dalam mengadakan

pembinaan terhadap guru, tidak semua guru penjasorkes dilakukan pembinaan

karena untuk menghemat biaya. Tujuan pembinaan yaitu untuk memberikan

pemahaman kepada semua guru penjasorkes mengenai KTSP sehingga dapat

mencapai tujuan dari pendidikan.

Kurikulum KTSP yang sudah ditetapkan sejak tahun 2006 oleh pemerintah

seharusnya dapat dipahami oleh guru di seluruh sekolah dikecamatan kroya.

Tetapi dalam melaksanakan KTSP guru banyak mengalami kendala. Sekolah

dituntut untuk dapat memberikan suatu pelajaran kepada siswa, pelajaran yang

dimaksud adalah memberikan suatu pendidikan kepada siswa sesuai dengan

kurikulum yang digunakan, baik mengenai sarana dan prasarana maupun cara

mengajarnya. Terkait dengan sarana dan prasarana, tugas dari sekolah tersebut

untuk memberikan kebijakan, akan disesuaikan dengan materi yang ada.

Sedangkan untuk mengenai mengajarnya adalah tugas seorang guru mapel. Dia

harus bisa menyampaikan sesuai dengan kurikulum yang ada. KTSP dapat

Page 17: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

berjalan dengan lancar apabila sekolah dan guru penjasorkes paham dan mampu

melaksanakan. Tetapi dalam pemahaman dan pelaksanaan, guru masih sulit

karena keadaan sekolah dan daerah. Hal ini harus dikuasai tentu saja agar tujuan

dari pembelejaran tersebut dapat terlaksana.

Dari sekian banyak kendala, salah satunya adalah kurangnya pemahaman

guru terhadap KTSP. Untuk mengatasi kendala – kendala dalam menerapkan dan

memahami kurikulum yang dialami guru penjasorkes dikecamatan kroya, KKG

penjasorkes mengadakan pembinaan. KKG dalam melakukan pembinaan, tidak

semua guru penjasorkes akan dibina, tetapi hanya guru – guru penjasorkes yang

belum paham. Untuk tahun ini di kecamatan kroya belum diketahui guru – guru

penjasorkes yang belum paham terhadap KTSP, oleh karena itu perlu di teliti

terlebih dahulu untuk mengetahui guru – guru mana saja yang belum paham

terhadap KTSP. Setelah diketahui guru – guru yang tidak paham,selanjutnya akan

diberikan pembinaan oleh KKG. Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang

perlu diteliti yaitu dalam hal pemahaman guru penjasorkes terhadap Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,

identifikasi masalah yang ada yaitu sebagai berikut:

1. Sarana dan prasarana yang belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan

pembelajaran.

2. Cara mengajar guru penjasorkes belum sesuai dengan kurikulum yang ada.

3. Pemahaman guru terhadap KTSP masih kurang.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, pembatasan

masalah dalam penelitian ini adalah: “ Pemahaman guru penjasorkes terhadap

KTSP di Sekolah Dasar Se - Kecamatan Kroya.”

Page 18: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Seberapa persen pemahaman guru

Penjasorkes terhadap KTSP disekolah Se - Kecamatan Kroya tahun 2011?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemasalahan yang telah dikemukakann diatas penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui :

1. Tingkat pemahaman guru penjasorkes terhadap KTSP disekolah se

kecamatan kroya tahun 2011.

2. Pelaksanaan KTSP penjasorkes di sekolah Dasar Se -Kecamatan Kroya.

F. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang muncul diatas, penelitian ini bermanfaat

untuk:

1. Menyarankan guru – guru yang masih perlu diadakan pembinaan.

2. Sebagai bahan koreksi tentang seberapa besar pemahaman guru penjasorkes

terhadap KTSP

Page 19: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Penjasorkes(Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan)

a. Pengertian Penjasorkes

Berasal dari kata ’physical education’ yang digunakan di Amerika,

makna dari pendidikan jasmani adalah pendidikan, sedangkan arti dari

pendidikan, Aip Syarifudin dan Muhadi berpendapat, “ proses pengubahan

Penjasorkes dapat juga di artikan pendidikan jasmani , pendidikan jasmani

terjemah sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha untuk

mendewasakan anak melalui upaya pengajaran dan latihan” (1999: 4).

Toho Cholik M. dan Rusli Lutan juga berpendapat, ”Penjasorkes adalah

pendidikan disekolah yang dilakukan melalui gerak tubuh dari siswanya.

Penjasorkes memang berbeda dengan pendidikan lainya, penjasorkes

menekankan pada gerak tubuh untuk mencapai tujuan pendidikan kepada

muridnya . pernyataan ini sesuai dengan “Pendidikan jasmani dapat didefinisikan

sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan

pendidikan melalui gerakan fisik” (2001: 2).

Menurut Aip Syarifudin dan Muhadi berpendapat “ Pendidkan jasmani

adalah suatu proses melalui aktivitas jasmani , yang dirancang dan disusun secara

sistimatik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan

kemampuan dan kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang

positif bagi setiap warga Negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan”

(1991: 4).

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui

aktivitasjasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani ,

mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, perilaku hidup sehat, aktif,

sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Pengalaman belajar yang disajikan akan

5

Page 20: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 6

membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana

cara melakukan gerakan yang aman, efisien, dan efektif.

Berdasarkan pengertian di atas disimpulkan bahwa penjasorkes adalah

suatu jenis pembelajaran yang dilakukan di sekolah yang penyampaiaannya

melalui proses aktifitas fisik ataujasmani kepada siswanya, aktifitas fisik yang di

maksudkan agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai. Penjasorkes juga

merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik,

kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai - nilai (

sikapmental – emosional –spiritual - sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat

yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang

seimbang. Dengan Pendidikan jasmani Olahraga Kesehatan siswa akan

memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang

menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil dan

memiliki kebugaranjasmani dan kebiasaan hidup sehat serta memiliki

pengetahuan dan pemahaman terhadap gerak manusia.

b. Konsep Penjasorkes

Seperti telah diuraikan di atas bahwa penjasorkes merupakan bagian dari

pendidikan secara umum dan salah satu sub system pendidikan, dan mempunyai

peran penting dalam perkembangan siswa di sekolah.seperti telah di tetapkan

dalam undang – undang RI No.2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional

bahwa tujuan pendidikan termasuk pendidikan jasmani di Indonesia adalah

pengembangan manusia Indonesia seutuhnya. Yang di maksud manusia Indonesia

seutuhnya adalah manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang

Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan,

kesehatanjasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta

tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan

Pentingnya pembelajaran Penjasorkes di sekolah mengharuskan

peningkatan pembelajaran penjasorkes itu sendiri di sekolah, pemerintah sendiri

telah berusaha melakukan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan jasmani ,

6

Page 21: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

seperti tertuang dalam GBHN 1983, yang termuat dalam Toho Cholik M. dan

Rusli Lutan (2001: 5) yakni :

“Pendidikan jasmani dan olahraga perlu ditingkatkan dan dimasyarakatkan sebagai cara pembinaan kesehatanjasmani dan rohani bagi setiap anggota masyarakat. Selanjutnya perlu ditingkatkan kemampuan prasarana dan sarana pendidikan jasmani dan olahraga, termasuk pendidik, pelatih dan penggeraknya, dan digalakan gerakan untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat”.

Kedua pernyataan di atas akan terlaksana apabila terjadi suatu pengajaran

penjasorkes yang baik, penjasorkes dalam kenyataanya lebih dari

mengembangkan keterampilan olahraga tapi melibatakan aspek – aspek yang

berhubungan dengan apa yang sebenarnya dipelajari oleh siswa melalui

partisipasinya. Dalam penjasorkes perlu adanya upaya – upaya inovasi untuk

meningkatkan keefektifan penjasorkes. Seperti dalam buku Pendidikan jasmani

dan Kesehatan, yang diambil contoh dari Negara Amerika Serikat dan Australia

yang menerapkan beberapa pemikiran dan upaya – upaya peningkatan yaitu (1)

model pengajaran reflektif, (2) olahraga disekolah sebagai kegiatan suplemen

pendidikan jasmani , (3) pendidikan jasmani secara menyeluruh (multilateral)

yang dimodifikasi sesuai dengan tingkat perkembangan siswa

Ketiga pemikiran atau upaya peningkatan di atas dapat diuraikan (Toho

Cholik M. dan Rusli Lutan, 2001: 6).sebagai berikut:

1) Model Pengajaran Reflektif

Model pengajaran ini dimaksudkan untuk mengganti model pengajaran

tradisional dengan suatu pengajaran yang efektif. seorang guru yang reflektif

mampu menggunakan atau memanfaatkan lingkunan yang ada secara optimal

sehingga dapat mnumbuhlkan pembelajaran yang aktif inovatif kreatif akan

tetapi juga menyenangkan.hal ini agar merangsang siswa untuk senang belajar.

“Di Victoria (Australia) suatu model pembelajaran alternative disebut

Classroom-based Physical Education Sessions atau (CPES). Model ini di

rancang untuk membantu anak dalam mengmbangkan suatu pengertian yang

lebih baik tentang diri mereka sebagai kemampuan fisik dalam hubungannya

dengan olahraga yang digemari termasuk media yang digunakan”.

Page 22: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Christoper Hickey (1995) dari Universitas La Trobe menggambarkan

CPES yang tercantum dalam buku (Toho Cholik M. dan Rusli Lutan, 2001: 7)

sebagai berikut : Dalam progam ini siswa dimintai untuk menjelaskan secara

luas tentang masalah – masalah termasuk kontruksi media dari kesegaran,

tingkah laku sportif dan kesamaan hak dalam pendidikan jasmani dan

olahraga.anak – anak diajak untuk terlibat aktif dalam proses pembuatan

keputusan dalam kelas dan belajar melalui diskusi dan pemecahan masalah.

Guru bertindak sebagai fasilitator untuk mengarahkan siswa dalam belajar.

Dalam pengajaran ini siswa di ajak untuk mengerti, mengintepretasikan dan

menjelaskan partisipasinya dan menjelaskan partisipasinya penjasorkes dalam

kaitannya dengan orang lain.

2) Olahraga di sekolah

Olahraga di sekolah dapat juga diartikan pendidikan jasmani oahraga

dan ditetapkan secara resmi sebagai suatu pendekatan alternative dalam

pengajaran pendidikan jasmani . banyak sekali nilai – nilai positif yang dapat

di terima dalam penjasorkes. dalam penjasorkes disekolah siswa lebih banyak

ditekankan kemandirian, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai

fasilitator.

3) Pendidikan jasmani secara menyeluruh

Progam penjasorkes di sekolah seharusnya di arahkan pada upaya

pengembangan pribadi anak secara menyeluruh. Hal ini agar dapat

meningkatkan kemempuan anak secara maksimal “Pendidikan menyeluruh

dalam pendidikan jasmani terbukti mempunyai pengaruh yang berarti terhadap

tingkat kemampuan dan sikap dalam jangka waktu yang cukup lama dalam

diri siswa yang belajar.

Dari berbagai uraian di atas bisa disimpulkan tentang konsep pendidikan

jasmani sama halnya pengertian penjasorkes yang mengatakan bahwa “pendidikan

jasmani adalah pendidikan melalui gerak jasmani ”

Dalam konsep penjasorkes yang mengatakan bahwa pendidikan yang

dilakukan melalui aktivitas fisik, hal ini sama dengan konsep dari olahraga yang

dilakukan melalui aktifitas fisik juga, akan tetapi jika ditelusuri secara seksama

Page 23: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

maka akan diketahui bahwa penjasorkes dan olahraga berbeda. Seperti yang di

ungkapkan oleh “Antara pendidikan jasmani dan sport sering dikatakan ada

interface, tidak sama namun ada bagian – bagian yang sama.jelas keduanya adalah

aktivitas fisik”. Agar lebih jelas berbedaan dari keduanya di bawah ini. Harsuki,

MA (2002 : 48) menguraikan perbedaan konsep antara penjasorkes dan olahraga.

Tabel 1.Perbedaan antara pendidikan jasmani dan olahraga

Penjasorkes Olahraga

Tujuan

Materi

Sifat latihan

Bentuk

Gerak

Kurang

Terampil

Peraturan

Peserta

Talent

scoting

Pendidikan (tumbuh kembang

keseluruhan kepribadian)

Berpusat pada anak (apa yang

dapat dilakukan anak) – gain

score

Multilateral

Tidak harus pertandingan

Seluas kehidupan sehari – hari

Mendapat perhatian esktra

Tak ada pembakuan permainan

Wajib

Dipakai untuk entry behavior

Kinerja motorik

Berpusat pada bahan latihan –

final score

Spesifik

Pertandingan

Terbatas pada gerak yang

bersangkutan

Terpaksa ditinggalkan

Dibakukan

Bebas

Untuk memilih atlit berbakat

Menurut pengertian diatas dapat dikatakan bahwa latihan pendidikan

jasmani perpusat pada anak didik, itu artinya seorang guru penjasorkes harus

menyajikan latihan yang sesuai dengan tingkat kemampuan anak, guru

penjasorkes harus dengan cepat dan tepat dapat memodifikasi latihan apabila

ternyata terlalu berat ataupun terlalu ringan. dan arena guru itu terlalu banyak

mengelola siswa, maka jumlah itu pula beragam kemampuan siswanya, maka

yang penting adalah gain score, berapa jauh kemajuan anak yang dicapai oleh

setiap anak.

Page 24: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2. Kurikulum

a. Pengertian kurikulum

Dijelaskan Soedarminto, “kata kurikulum berasal dari bahasa yunani

curere yang berarti berlari, berlari yang dimaksud dalam dunia pendidikan adalah

langkah atau progam untuk menjalani suatu proses pendidikan” (1986: 1).

Bahasa Yunani makna arti kurikulum juga terdapat dalam kamus bahasa

inggris “the shorter oxford dictionary mendefinisikan ‘a course, especially,

aregular course of study as at a school or university’, sedangkan the Webster now

international dictionary mendefinisikan ‘aspecified course of study, as in a school

or colloge, as one leading to a degree’ dari kedua kamus tersebut kurang lebihnya

berarti: sejumlah mata pelajaran tertentu yang harus ditempuh atau sejumlah

pebgetahuan yang harus dikuasai untuk mencapai tingkat atau gelar tertentu.

Definisi kurikulum tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003 seperti dikutip

E Mulyasa (2007: ) adalah “seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan

isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran

tertentu”.

Pendapat Rusly Ahmad, “kurikulum adalah seperangkat pengalaman yang

mempunyai arti dan terarah, untuk mencapai tujuan tertentu dibawah pengawasan

sekolah” (1989: 6).

“Kurikulum merupakan pedoman mendasar dalam proses belajar dan

mengajar di dunia pendidikan” (Abdullahidi, 2006: 1).

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang

kompetensi yang dibakukan dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan

keadaandan kemampuan daerah. Kompetensi perlu dicapai secara tuntas (belajar

tuntas).Kurikulum dilaksanakan dalam rangka membantu anak didik

mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan

nilai-nilai agama, sosial emosional ,kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian

dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.

Page 25: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Menurut pendapat di atas banyak sekali pengartian yang terkandung akan

tetapi dari semua pendapat di atas dapat didefinisikan pengertian kurikulum

mengarah pada satu permasalahan yaitu tujuan yang akan dicapai, yaitu tujuan

dari pendidikan itu sendiri.

b. Azas Kurikulum

Kurikulum di buat tidaklah asal, akan tetapi dengan mempertimbangkan

banyak aspek, terutama aspek yang berhubungan erat dengan proses

pengembangan kurikulum itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Soedarminto, “untuk mengembangkan kurikulum ada beberapa factor yang harus

dipertimbangkan, antara lain adalah tujuan pendidikan, keadaan masyarakat, ilmu

jiwa belajar, serta orgasasi kurikulum” (1986: 5).

Keempat faktor yang dikemukaan diatas merupakan sebuah azas yang

dipertimbangkan, (Soedarminto, 1986: 5) juga menguaraikan keempat faktor

tersebut secara berurutan, yaitu azas fisiologis, azas sosiologis, azas psikologis,

dan azas organisatoris

1) Azas fisiologis

Suatu Negara pasti mempunyai tujuan pendidikan sendiri, hal ini

ditentukan oleh perbedaan filsafat dari masing – masing Negara

tersebut.filsafat yang di anut dicerminkan pada kurikulum yang dijalankan

suatu Negara tersebut . kurikulum senantiasa berhubungan erat dengan

filsafat pendidikan, karena filsafat merupakan induk dari semua

pengetahuan. luasnya fisafat dapat dirumuskan menjadi 6 kajian,(a)

Metafisika, yakni studi yang hakikat kenyataan atau realitas, (b)

Epistemologi, yakni studi tentang hakikat pengetahuan, (c) Aksiologi, yakni

studi tentang nilai, (d) Etika, yakni studi tentang hakikat kebaikan, (e)

Estetika, yakni studi tentang hakikat keindahan, (f) Logika, yakni studi

tentang hakikat penalaran. Filsafat menetukan tujuan yang ingin dicapai

dengan alat yang disebut kurikulum.

2) Azas sosiologis

Page 26: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Dalam azas ini tentu saja hubungannya dengan masyarakat, dalam

dunia pendidikan tidak hanya terpaku pada lingkungan sekolah, tapi juga

dengan lingkungan masyarakat disekitar, atau di daerah tersebut.kurikulum

dibuat juga dengan melihat kondisi dari masyarakat di deaerah tersebut, hal

ini agar siswa dapat siswa dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan

masyarakat sekitar, dan tidak hanya terpaku pada dunia pendidikan saja. .

disini harus dijaga keseimbangan antara kepentingan anak sebagai individu

dan sebagai anggota masyarakat.

3) azas psikologis

a) ilmu jiwa anak

Sekolah didirikan untuk anak, untuk itu kepentingan anak, yakni

memberi situasi belajar kepada anak –anak dimana mereka dapat

mengembangkan bakatnya. sebab itu sudah seharusnya anak itu sendiri

merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan

kurikulum.

Pendidikan seorang anak tentu saja berbeda dengan pendidikan

yang diterima oleh orang dewasa, hal ini dikarenakan oleh kondisi dari

kejiwaan dari seorang anak, jenis dan model pendidikan disesuaikan dari

umur anak tersebut, perbedaan jenjang umur tersebut mempengaruhi pola

pikirnya, suatu anak akan mengalami peningkatan pola pikir secara

bertahap, maka dari itu anak juga akan melewati kelas – kelas untuk

mencapai suatu kedewasaan berpikir. dengan alasan tersebut maka

kurikulum juga disusun melihat dari ilmu jiwa seorang anak.

b) ilmu jiwa belajar

Pendidikan disekolah diberikan dengan harapan agar tujuan

pendidikan dapat tercapai . tujuan itu akan tercapai jika pembelajaran yang

dilakukan dapat berhasil, keberhasilan dari belajar bukan hanya pengaruh

dari guru, akan tetapi bagaima model pembelajarannya juga

mempengaruhi . pada saat ini dikenal suatu Pembelajaran Aktif Inovatif

Kreatif Efektif dan Menyenangkan . Model pembelajaran tersebut

Page 27: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

menentukan bahan pelajaran yang harus disajikan. Jadi terdapat hubungan

yang erat antara kurikulum dan ilmu jiwa belajar.

4) Azas Organisatoris

Azas ini mengenai bentuk penyajian bahan pelajaran, yakni

organisasi kurikulum. Azas ini berhubungan erat dengan pendapat tersebut

di atas. Pembentukan organisasi ini dilakukan untuk menentukan materi

pengajaran yang harus disampaikan kepada siswa sesuai dengan jenjang

pendidikannya. Abdullah idi, “Sebagai konklusi dari uraian azas

organisatoris tersebut, ada 3 hal utama yang perlu diperhatikan yakni :(a)

tujuan bahan pelajaran, (b)sasaran bahan pelajaran, (c)pengorganisasian

bahan” (2006:94).

c. Fungsi Kurikulum

Kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan

pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam program – progam yang

diselenggarakan sekolah. Fungsi kurikulum tersebut memiliki cakupan yang

sangat luas, tidak hanya pada lingkungan sekolah saja. Seperti yang dikemukaan

oleh . Abdullah idi (2006: 205) Fungsi tersebut lebih kurang meliputi:

1). Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum

merupakan suatu alat atau usaha untuk mencapai tujuan – tujuan

pendidikan yang di inginkan sekolah yang di anggap cukup tepat dan

penting untuk dicapai . Dengan kata lain bila tujuan yang diinginkan tidak

tercapai maka orang cenderung untuk meninjau kembali alat yang

digunakan tersebut.

2). Fungsi kurikulum bagi anak. Kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun

yang disiapkan untuk siswa sebagai salah satu konsumsi bagi pendidikan

mereka . Dengan begitu diharapkan akan mendapat sejumlah pengalaman

baru yang kelak kemudian hari dapat dikembangkan seirama dengan

perkembanagan anak.

3). Fungsi kurikulum bagi Guru atau pendidik. Fungsi kurikulum bagi guru

mencakup beberapa hal, yaitu sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan

Page 28: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

mengorganisir pengalaman belajar bagi anak didik, pedoman untuk

mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak didik dalam rangka

menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan, dan pedoman dalam

mengatur kegiatan pendidikan dan pengajaran.

4). Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan pembina sekolah, yang pertama

sabagai pedoman dalam rangka mengadakan fungsi supervise yaitu

memperbaiki situasi belajar, sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi

supervise dalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak

kearah yang lebih baik, sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi

superevisi dalam memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki

situasi mengajar, sebagai pedoman untuk mengembangkan kurikulum lebih

lanjut, yang terakhir sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi

kemajuan belajar mengajar.

5). Fungsi kurikulum bagi orang tua murid, artinya orangtua dapat turut serta

membantu usaha sekolah dalam memejukan putra putrinya. Bantuan

orangtua ini dapat melalui konsultasi langsung dengan sekolah, guru, dana

dan sebagainya.

6). Fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkatan diatasnya. Fungsi kurikulum

bagi sekolah atasnya berkaitan dengan dua jenis fungsi yaitu keseimbangan

proses pendidikan dan penyiapan tenaga guru.

7). Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah. Dalam hal

ini terdapat dua hal yang dapat dilakukan yaitu pemakai lulusan ikut

memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan program pendidikan

yang membutuhkan kerjasama dengan pihak orangtua/ masyarakat.

Berikutnya adalah ikut memberikan kritik atau saran yang membangun

dalam rangka menyempurnakan progam pendidikan di sekolah agar bias

lebih serasi dengan kebutuhan masyakat dan lapangan kerja.

Fungsi kurikulum yang sangat banyak ini dapat dijadikan acuan

bagi sekolah agar dapat menyusun lebih baik lagi.

Page 29: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

a. Konsep KTSP

KTSP merupakan kurikulum yang dijalankan pemerintah pada tahun

2006, kurikulum ini merupakan hasil penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya.

Pergantian ini dimaksudkan untuk menghadapi persaingan global berbasis

teknologi informasi, maka mutu output pendidikan di Indonesia harus segera di

perbaharui. Salah satu upaya meningkatkan mutu lulusan adalah mulai

diadakannya standarisasi lulusan.

Menyikapi pernyataan diatas pemerintah melakukan pembenahan system

pendidikan dengan menetapkan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) melalui

Peraturan Pemerintah (PP) No 19 Tahun 2005, menurut pasal 1 ayat (1) PP No 19

tahun 2005 tersebut, Standar Nasional Pendidikan adalah Kriteria minimal tentang

sisitem pendidikan di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan

menurut pasal 2 ayat (1), kedelapan SNP tersebut adalah : standar isi, standar

proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga pendidika,

standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan

standar penilaian pendidikan.

Berdasarkan PP No. 19 tahun 2005 tentang SNP tersebut, Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP) Mengusulkan Standar Isi (SI) dan Standar

Kompetensi Lulusan (SKL) kepada Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas)

dan mengembangkan panduan penyusunan KTSP yang di dalamnya terdapat

model – model Kurikulum satuan pendidikan. SI dan SKL yang di ajukan BNSP

tersebut kemudian dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) No.22 dan permendiknas No.23 dan pelaksanaan Mengenai SI

dan SKL melalui Permendidknas No.24.

PP No.19 tahun 2005 tentang SNP, Permendiknas No.22 tentang SI,

Permendiknas No. 23 SKL, dan Permendiknas No. 24 tentang pelaksanaan SI dan

SKL serta mengacu pada Undung – Undang (UU) No. 20 tahun 2003 tentang

system pendidikan Nasional (Sisdiknas) maka pengembangan standar kompetensi

Page 30: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

dan Kompetensi dasar kedalam kurikulum operasional tingkat satuan pendidikan

merupakan tanggung jawab satuan pendidikan masing – masing sekolah . Pada

prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun

pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan

sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,

struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan,

dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas No 24 Tahun 2006

tentang Pelaksanaan SI dan SKL . “Standar isi adalah ruang lingkup materi dan

tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan,

kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran

yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.”

Menurut PP No. 19 Tahun 2005 pasal 1 ayat (15) mengemukaan bahwa

“KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing

– masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan

dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi

dasar yang dikembangkan oleh badan Standar Nasional Pendidikan”. Berdasarkan

hal tersebut KTSP disusun dengan harapan dapat meningkatkan kualitas

sumberdaya manusia, memecahkan masalah kesenjangan pendidikan dengan

dunia kerja, dan dalam jangka panjang diharapkan dapat membawa masyarakat

dan bangsa keluar dari krisis berkepanjangan.

Penekanan terhadap suatu kompetensi yang disesuaikan dengan dunia

usaha atau keadaan ekonomi dari masyarakat disekitarnya akan memberi warna

terhadap suatu sekolah, sehingga sekolah yang satu akan berbeda karakteristiknya

dengan sekolah yang berada di daerah lain. Meskipun terdapat perbedaan

karakteristik di masing – masing sekolah, persamaan setiap sekolah harus

dimunculkan yaitu dengan tetap mengacu pada SNP yang dikembangkan dan

digariskan oleh BNSP.

Hal ini ditegaskan oleh E Mulyasa (2007) yang menyatakan:

”Karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, profesionalisme tenaga

Page 31: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

kependidikan, serta system penilaian . Berdasarkan uraian diatas, dapat dikemukakan beberapa karakteristik KTSP sebagai berikut : pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi, kepemimpinan yang demokratis dan professional, serta team kerja yang kompak dan transparan”(hlm 29)..

Pemberlakuan KTSP sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan

SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari

komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan

kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau

Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan

karyawan juga melibatkan komite sekolah. Dengan keterlibatan komite sekolah

dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi

masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan, dan kebutuhan masyarakat. KTSP

dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan

pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan sekolah /

madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan

disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan Kabupaten / Kota untuk

pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan KTSP

mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum

yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pada SI dan SKL serta panduan

penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.

KTSP juga dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik

dan lingkungannya, beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni, relevan dengan kebutuhan kehidupan

menyeluruh dan berkesinambungan.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa karakteristik KTSP adalah sebuah kurikulum yang mampu

mewadahi dan mengembangkan segala potensi yang ada di tiap – tiap daerah di

Page 32: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

wilayah Indonesia namun pelaksanaannya tetap mengacu pada Standar Nasional

Pendidikan (SNP) yang dikembangkan badab nasional Badan Standar Nasional

Pendidikan (BNSP). Oleh karena itu melalui KTSP diharapkan dapat menciptakan

output yang mampu mengolah potensi di daerah masing – masing.

b. Tujuan KTSP

Menurut E Mulyasa, “Tujuan umum diterapkannya KTSP adalah untuk

memandirikan dan memberdayakan satuan pendidkan melalui pemberian

wewenang (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk

melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan

kurikulum” (2007: 22).

Berdasarkan pendapat itu maka menyatakan bahwa KTSP menganut asas

desentralistik dengan tetap mengacu pada tujuan untuk melibatkan guru dari

masing – masing satuan pendidikan dalam proses penyusunan kurikulum. Para

guru diharapkan mampu menggali segala potensi yang ada di daerah masing –

masing untuk dijadikan dasar dalam menyusun kurikulum.

Tujuan KTSP oleh E Mulyasa (2007) secara khusus meliputi hal – hal

sebagai berikut:

1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.

2) Meningkatakan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

3) Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai(hlm.22)

Menurut pendapat di atas disimpulkan bahwa KTSP memliki dua tujuan

yaitu tujuan secara umum dan tujuan secara khusus. Tujuan umum KTSP adalah

menciptakan kemandirian guru melalui pergantian sistem penyusuan kurikulum

dari sentalistik menjadi desentralistik. Tujuan KTSP secara khusus yaitu

meningkatkan mutu pendidikan. Baik tujuan umum ataupun khusus tetap

mengacu pada tujuan pendidikan nasional.

Page 33: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

c. Prinsip dan acuan pengembangan KTSP

Sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang sisdIknas, PP No. 19

tahun 2005 dan permendiknas No. 22, 23,dan 24 tahun 2006 prinsip KTSP sudah

dapat diketahui. Hal ini juga susuai dengan Masnur Muslich (2007: 11) yang

menyebutkan:

“KTSP di kembangkan berdasarkan prinsip prinsip berikut:

1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungan.

2) Beragam dan terpadu. 3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan

seni. 4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan 5) Menyeluruh dan berkesinambungan 6) Belajar sepankang hayat 7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah”

Selain itu Masnur Muslich (2007: 11) juga menyebutkan tentang acuan

KTSP:

“KTSP disusun dengan memperhatikan acuan operasional sebagai berikut:1) peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia. Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar

pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh 2) Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan minat sesuai dengan tinkat

perkembangan dan kemampuan peserta didik Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman

potensi, minat, kecerdasan, intelektual, emosional, spiritual dan kinestetik peeseta didik secara optimal sesuai tingkat perkembangannya.

3) Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan Daerah memiliki keragaman potensi potensi, kebutuhan, tantangan

dan keragaman karakteristik lingkungan. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah

4) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional Pembangunan kurikulum harus memperhatikan keseimbangan

tuntutan pembangunan daerah dan nasional. 5) tuntutan dunia kerja Kuirkulum harus memuat kecakapan hidup untuk membekali

peserta didik memasuki dunia kerja sesuaidengan tingkat

Page 34: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerj, khususnya bagi mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

6) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan

berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

7) Agama Kurikulum harus dikembangkan untuk meningkatkan toleransi dan

kerukunan umat beragama, serta memperhatikan norma agama yang berlaku dilingkungan sekolah.

8) Dinamika perkembangan global Kurikulum harus dikembangkan agar persta didik mampu bersaing

secara global dan dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain. 9) Persatuan nasional dan nilai - nilai kebangsaan Kurikulum harus mendorong wawasan dan siakp kebangsaan dan

persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

10) Kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan

karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.

11) Kesetaraan gender Kurikulum harus di arahkan kepada pendidikan berkeadilan dan

mendorong tumbuh kembangnya kesetaraan gender 12) Karakteristik satuan pendidikan Kurikulum harus dikembangkan sesuai visi, misi, tujuan, kondisi,

dan ciri khas satuan satuan pendidikan”.

d. Komponen Kurikiulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP mempunyai empat komponen yaitu tujuan pendidikan dasar,

struktur dan muatan KTSP, kalender pendidikan, silabus dan RPP.

4. Kurikulum Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SD

Kurikulum pendidikan jamani tersusun dari pengalaman-pengalaman

yang dengan sadar dipilih dan diorganisasi untuk tujuan mengembangkan pribadi

anak dengan pemahaman-pemahaman perasaan terhadap nilai-nilai, ketrampilan-

ketrampilan atau kemampuan-kemampuan baru, fungsinya adalah untuk

merangsang pengalamanya agar dapat menghasilkan pertumbuhan dan

perkembangan jasmani , sosial, dan kejiwaan yang diinginkan.

Page 35: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Ciri-ciri utama dari suatu program pendidikan jasmani yang baik sama

dengan setiap program pendidikan yang lain, karena pendidikan ekonomi,

pendidikan sains, pendidikan bahasa dan sebagainya misalnya menarik prinsip

dasarnya dari sumber-sumber yang sama seperti yang dilakukan oleh pendidikan

jasmani . Prinsip-prinsip ini berasal dari suatu analisis mengenai sifat dan

kebutuhan masyarakat, sifat individu, sifat proses belajar, dan prinsip-prinsip ini

berasal dari suatu analisis mengenai sifat dan dan kebutuhan masyarakat, sifat

individu, sifat proses belajar, dan prinsip-prinsip dasar dari pengembangan,

organisasi dan administrasi kurikulum. Pendidikan jasmani merupakan integral

dari proses pendidikan dan menarik prinsip-prinsipnya dari sumber-sumber yang

sama seperti yang dilakukan oleh bidang-bidang pendidikan lainnya.

Struktur materi penjasorkes dikembangkan dan disusun dengan

menggunakan model kurikulum kebugaranjasmani dan olahraga, dimana

pengertian sehat dan bugar menurut WHO: Holistic health extends the physical,

mental, and sosial aspects of the definition to include intellectual and spiritual

dimentions. Bugar = sehat yaitu kemampuan untuk bekerja kuat dan tahan lama

tanpa mengenal kelelahan yang berarti dan memiliki cadangan emosi untuk

menghadapi gangguan emosi.

Berdasarkan hasil studi yamg dilakukan oleh Ken Hartman dan Marshall

(1999), identifikasi kondisi yang memprihatikan, ditandai dengan: a.

Berkurangnya alokasi waktu dalam kurikulum, b. Hambatan dalam financial,

material, dan personil yang tak memadai, c. Status mata pelajaran dan

kepercayaan diri yang rendah, d. Terpinggirkannya pendidikan jasmani serta

penilaian rendah dari pihak pembuat.

Page 36: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan diatas, maka

kerangka berfikir dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1

Pemahaman guru

terhadap KTSP

mencangkup

1. Pengartian kurikulum

2. Azas kurikulum

3. Fungsi kurikulum

4. Konsep KTSP

5. Tujuan KTSP

6. Prinsip KTSP

7. Komponen KTSP

Membuat angket

Uji validitas

Pelaksanaan

penelitian

Analisis data

Guru penjasorkes

yang belum

pahamdisarankan

untuk dilakukan

Pelaksanaan Try out

Page 37: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di seluruh Sekolah Dasar Se –

Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap tahun 2011.

2. Waktu Penelitian

2011 2012 Jenis Kegiatan

Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun1. Persiapan penelitian a. Membuat angket b. Try out c. Uji validitas dan reabilitas d. Ijin kepala UPT 2.Pelaksanaan penelitian a. Menyebar dan penarikan angket b. Analisis data 3.Penyusunan skripsi 4.Pelaksanaan ujian skripsi dan revisi

B. Populasi

Populasi penelitian adalah Guru Penjasorkes di SD Se - Kecamatan Kroya

Kabupaten Cilacap. Dalam penelitian ini tidak menggunakan sampel tertentu

karena semua anggota populasi diteliti yaitu, 62 guru penjas SD.

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dari penelitian ini menggunakan alat ukur :

1. Angket

Langkah - langkah yang dilakukan dalam pembuatan angket ini adalah

dengan menentukan Aspek, sub - aspek, kemudian Indikator - indikator yang

terdiri dari : aspek kurikulum, aspek KTSP, aspek konsep KTSP, aspek Ttjuan

23

Page 38: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

KTSP, aspek acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes, aspek alokasi waktu,

aspek RPP Kemudian di jabarkan menjadi indikator setelah membuat butir – butir

pernyataan instrumen yang di peruntukkan buat guru dan selanjutnya diuji

cobakan dan kemudian dilakukan uju validitas dan uji reabilitas ssetelah itu di

gunakan untuk pengambilan data pada setiap responden.

2. Uji Validitas

Data di analisis secara kauntitatif dengan bantuan analisis diskriptif.

Instrumen di uji cobakan(try out) untuk keperluan validitas instrumen itu sendiri.

Setelah didapatkan instrumen - instrumen yang valid, baru digunakan untuk

memperoleh data langsung di lapangan atau subjek penelitian.

Metode analisis data yang digunakan untuk menguji validitas tiap butir

instrumen menggunakan korelasi product moment pearson (Suharsimi Arikunto,

2000: 72). Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor masing - masing

butir dengan skor total, menggunakan rumus product moment pearson sebagai

berikut :

Suharsimi Arikunto (2000 : 72)

Dimana :

rxy = koetisien korelasi antara x dan y

x = Nilai masing-masing item

y = Nilai total

xy = Jumlah perkalian x dan y

x2 = Jumlah kuadrat x

xy2 = Jumlah kuadrat y

N = Jumlah subyek

Dari hasil perhitungan rhitung di kunsultasikan dengan rtabel pada taraf

signifikan 5% jika rhitung > rtabel, maka butir soal tersebut valid. Sebaliknya jika

rhitung < rtabel, maka butir soal tersebut tidak valid. Kemudian selanjutnya item yang

dipakai adalah item yang valid, item yang tidak valid di buang.

})(.{})(.{

.2222 YXNXN

XYXYNr

X

xyrxy =

Page 39: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

3. Uji Reliabilitas

Reabilitas menyatakan kehandalan atau konsistensi pengukuran yang

dilakukan instrument (Kuisioner). Dalam penelitian ini uji reabilitas di hitung

berdasarkan koefisien Cronbach’s Alpha dengan menggunakan program SPSS 17

for Windows. Angka reabilitas Alpha (yang dapat diterima) berkisar antara 0 dan

1. Semakin mendekati 1 dikatakan bahwa reabilitas semakin tinggi. Suatu

konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha

> 0,6.1.

2. Wawancara

Informan dalam pelaksanaan wawancara ini adalah guru penjasorkes SD

Se - Kecamatan Kroya. Dalam melakukan proses wawancara bahan untuk

melakukan pertanyaan yang sudah di berikan atau dengan kata lain dengan

menyerderhanakan pertanyaan dalam bentuk angket atau tulis kedalam bentuk

pertanyaan lisan.

D. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini akan dilaksanakan sebagai berikut :

23

Kisi- kisi angket

Angket

Try out

Uji validitas

Penentuan populasi

Guru penjasorkes se- Kecamatan Kroya yaitu 62 guru penjasorkes

Penelitian

Page 40: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

E. Teknik Analisis Data

Data di analisis secara kuantitatif dengan bantuan analisis statistik

diskriptif. Untuk kepentingan tersebut, masing - masing data yang diperoleh dari

analisis dokumen, di hitung frekuensi dan presentasinya dari setiap pilihan

jawaban atau untuk perilaku dalam setiap butir dan indikator. Untuk bebutuhan

analisis digunakan program komputer exel for windows.

Teknik analisis data diperlukan untuk mendiskripsikan hasil penelitian

tentang Kendala dalam Pelaksanaan Pembelajaran Penjasorkes di SD Se -

Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, maka teknik analisis data yang digunakan

adalah teknik persentase atau frekuensi relatif. Kemudian data yang di peroleh

nantinya diolah sesuai dengan tujuan dan pertanyaan penelitian dengan

memperhatikan aspek - aspek dalam angket dan hasilnya dengan langkah -

langkah sebagai berikut:

1. Mengecek kelengkapan data (verifikasi data)

2. Mentabulasikan masing - masing item ke dalam aspek

3. Menghitung persentase jawaban dengan formula sebagai berikut:

Anas sudijono ( 2006 : 43)

P = X 100%

Dimana

f = frekuensi yang sedang dicari presentasenya

N = Number of cases ( Jumlah Frekuensi/banyaknya individu)

p = angka presentas

Page 41: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dari angket, dapat dideskripsikan sebagai berikut :

Tabel 1: Data tentang pemahaman guru penjasorkes terhadap KTSP di SD se-Kecamatan Kroya dengan jumlah 62 Guru.

No Jumlah Jumlah No Aspek

Item Jawaban Benar

Seluruh Jawaban Benar

Rata-Rata

1 35 Pengertian 2 38

Kurikulum(4Item) 3 41 1

4 43

157 39.25

5 31 6 58

Pengertian 7 36

KTSP (6item) 8 38 9 35

2

10 31

229 38.2

11 31 Konsep KTSP 12 37

(5item) 13 35

14 36

3

15 30

169 33.8

Tujuan KTSP 16 36 4

(2item) 17 42 78 39

18 33

Acuan KTSP 19 42 (4item) 20 41

5

21 33

149 37.25

27

Page 42: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Lanjutan table 1 : Data tentang pemahaman guru penjasorkes terhadap KTSP di SD se-Kecamatan Kroya dengan jumlah 62 Guru.

No Jumlah Jumlah No Aspek

Soal Jawaban Benar

Seluruh Jawaban Benar

Rata-Rata

22 35 23 31 24 30 25 36 26 34 27 39 28 35

Pembelajaran 29 36 Penjasorkes 30 36

(17soal) 31 41 32 29 33 37 34 33 35 40 36 39 37 28

6

38 41

600 35.3

39 34 Alokasi Waktu 40 33 7

(4Soal) 41 37

104 34.7

42 40 Konsep RPP 43 40

(4soal) 44 34 8

45 37

151 37.75

Jumlah 1637 1637 295,25 Rata - Rata 36,38 204,63 36,9

Dari tabel diatas dapat dijelaskan mengenai pemahaman guru penjasorkes

terhadap KTSPyang terdiri dari 8 aspek.

1. Dari aspek pengertian kurikulum jumlah itemnya adalah 4 item yaitu dari no 1-

4, sedangkan item item no.1 jumlah yang menjawab benar adalah 35 responden

(guru) dari 62 responden (guru), item no.2 adalah 38, item no.3 adalah 41, item

Page 43: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

no.4 adalah 43. Jumlah seluruh jawaban yang benar adalah 157. Untuk rata –

ratanya adalah 39,25.

2. Dari aspek pengertian KTSP, Jumlah itemnya adalah 6 item yaitu dari no 5-10 ,

item no 5 jumlah yang menjawab benar adalah 31 responden (guru) dari 62

responden (guru), sedangkan item no.6 adalah 58, item no.7 adalah 36, item

no.8 adalah 38, item no.9 adalah 35, item no.10 adalah 31. Jumlah seluruh

jawaban benar adalah 229. Untuk rata – ratanya adalah 38,2.

3. Dari aspek konsep KTSP, jumlah itemnya adalah 5 item yaitu dari no 11-15.

Item no 11 jumlah yang menjawab benar adalah 31 responden (guru) dari 62

respondedn(guru), sedangkan item no.12 adalah 37, item no.13 adalah 35, item

no.14 adalah 36, item no.15 adalah 30. Jumlah seluruh jawaban benar adalah

169. Untuk rata – ratanya adalah 33,8.

4. Dari aspek tujuan KTSP, jumlah itemnya adalah 2 item yaitu no 16-17. Item

no. 17 jumlah yang menjawab benar adalah 36 responden (guru) dari 62

responden (guru), sedangkan item no.17 adalah 42. Jumlah seluruh jawaban

benar adalah 78. Untuk rata – ratanya adalah 39.

5. Dari aspek acuan KTSP, jumlah itemnya adalah 4 item, yaitu no 18-21.

Sedangkan item no.18 jumlah yang menjawab benar adalah 33 responden

(guru) dari 62 responden (guru), sedangkan item no.19 adalah 42, item no.20

adalah 41, item no.21 adalah 33. Jumlah seluruh jawaban benar adalah 149.

Untuk rata – ratanya adalah 37,25.

6. Dari aspek pembelajaran penjasorkes, jumlah itemnya adalah 17 item yaitu dari

no.22-38. Sedangkan item no.22 jumlah yang menjawab benar adalah 35

responden (guru) dari 62 responden (guru), sedangkan item no.23 adalah 31,

item no.24 adalah 30, item no.25 adalah 36, item no.26 adalah 34, item no.27

adalah 39, item no.28 adalah 35, item no.29 adalah 36, item no.30 adalah 36,

item no.31 adalah 41, item no.32 adalah 29, item no.33 adalah 37, item no.34

adalah 33, item no.35 adalah 40, item no.36 adalah 39, item no.37 adalah 28,

item no.38 adalah 41. Jumlah seluruh jawaban benar adalah 600. Untuk rata –

ratanya adalah 35,3.

Page 44: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

7. Dari aspek alokasi waktu, jumlah itemnya adalah 3 item yaitu dari no.39-41.

Sedangkan item no.39 jumlah yang menjawaban benar adalah 34, sedangkan

no.40 adalah 33, no.41 adalah 37. Jumlah seluruh jawaban benar adalah 104.

Untuk rata – ratanya adalah 37,4.

8. Dari aspek konsep RPP, jumlah itemnya adalah 4item yaitu dari no.42-45.

Sedangkan item no.42 jumlah jawaban benar adalah 40 responden (guru) dari

62 responden (guru), sedangkan item no.43 adalah 40, item no.44 adalah 34,

item no.45 adalah 37. Jumlah seluruh jawaban benar adalah 151. Untuk rata –

ratanya adalah 37,75.

B. Analisis Data

Dari derskripsi data diatas dianalisis menggunakan teknik persentase atau

frekuensi relatif. Kemudian data yang di peroleh dianalisis sesuai dengan tujuan

dan pertanyaan penelitian dengan memperhatikan aspek - aspek dalam angket.

Hasil analisis dari deskripsi data diatas adalah sebagai berikut :

1. Aspek pengertian kurikulum (4item)

Tabel 2: Hasil analisis tentang pengertian kurikulum.

NoButir Item % paham kurikulum % tidak paham kurikulum

1 56,5 43,5

2 61,3 38,7

3 66,1 33,9

4 69,4 30,6

Rata - Rata 63,3 36,7

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa aspek pengertian kurikulum

terdapat 4 item. Item no 1 guru yang paham adalah 56,5%, sedangkan yang tidak

paham 43,5%. Item no 2 yang paham adalah 61,3%, sedangkan yang tidak paham

38,7%. Item no 3 yang paham adalah 66,1%, sedangkan yang tidak paham 33,9%.

Page 45: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Item no 4 yang paham adalah 69,4%, sedangkan yang tidak paham 30,6%. Data

yang paham diatas diperoleh dari jumlah jawaban benar dibagi jumlah guru

kemudian dikalikan 100%. Data yang tidak paham diatas diperoleh dari jumlah

jawaban salah dibagi jumlah guru kemudian dikalikan 100%.

2. Aspek pengertian KTSP (6item)

Tabel 3: Hasil analisis tentang pengertian kurikulum.

NoButir Item % paham tentang KTSP % tidak paham tentang KTSP

5 50 50

6 93,5 6,5

7 58,1 41,9

8 61,3 38,7

9 56,5 43,5

10 50 50

Rata - Rata 61,6 38,4

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa aspek pengertian KTSP terdapat 6

item. Item no 5 guru yang paham adalah 50%, sedangkan yang tidak paham 50%.

Item no 6 yang paham adalah 93,5%, sedangkan yang tidak paham 6,5%. Item no

7 yang paham adalah 58,1%, sedangkan yang tidak paham 41,9%. Item no 8 yang

paham adalah 61,3%, sedangkan yang tidak paham 38,7%. Item no 9 yang paham

adalah 56,5% sedangkan yang tidak paham 43,5%. Item no 10 yang paham adalah

50%, sedangkan yang tidak paham adalah 50%. Data yang paham diatas diperoleh

dari jumlah jawaban benar dibagi jumlah guru kemudian dikalikan 100%. Data

yang tidak paham diatas diperoleh dari jumlah jawaban salah dibagi jumlah guru

kemudian dikalikan 100%.

Page 46: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

3. Aspek konsep KTSP (5 item)

Tabel 4: Hasil analisis tentang konsep KTSP

NoButir Item % paham konsep KTSP % tidak paham konsep KTSP

11 50 50

12 59,7 40,3

13 56,5 43,5

14 58,1 41,9

15 48,2 51,8

Rata - Rata 54,5 45,5

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa aspek konsep KTSP terdapat 5

item. Item no 11 guru yang paham adalah 50%, sedangkan yang tidak paham

50%. Item no 12 yang paham adalah 59,7%, sedangkan yang tidak paham 40,3%.

Item no 13 yang paham adalah 56,5%, sedangkan yang tidak paham 43,5%. Item

no 14 yang paham adalah 58,1%, sedangkan yang tidak paham 41,9%. Item no 15

yang paham adalah 48,2%, sedangkan yang tidak paham 51,8%. Data yang paham

diatas diperoleh dari jumlah jawaban benar dibagi jumlah guru kemudian

dikalikan 100%. Data yang tidak paham diatas diperoleh dari jumlah jawaban

salah dibagi jumlah guru kemudian dikalikan 100%.

4. Aspek tujuan KTSP (2item)

Tabel 5: Hasil analisis tentang konsep KTSP.

No Butir Item % paham tujuan KTSP % tidak paham tujuan KTSP

16 58,1 41,9

17 67,8 32,2

Rata - Rata 63 37

Page 47: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa aspek tujuan KTSP terdapat 2

item. Item no 16 guru yang paham adalah 58,1%, sedangkan yang tidak paham

41,9%. Item no 17 yang paham adalah 67,8%, sedangkan yang tidak paham

32,2%. Data yang paham diatas diperoleh dari jumlah jawaban benar dibagi

jumlah guru kemudian dikalikan 100%. Data yang tidak paham diatas diperoleh

dari jumlah jawaban salah dibagi jumlah guru kemudian dikalikan 100%.

5. Aspek acuan KTSP (4item)

Tabel 6: Hasil analisis tentang acuan KTSP

No Butir Item % paham acuan KTSP % tidak paham acuan KTSP

18 53,2 46,8

19 67,8 32,2

20 66,1 33,9

21 53,2 46,8

Rata - Rata 60,1 39,9

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa aspek acuan KTSP terdapat 4

item. Item no 18 guru yang paham adalah 53,2%, sedangkan yang tidak paham

46,8%. Item no 19 yang paham adalah 67,8%, sedangkan yang tidak paham

32,2%. Item no 20 yang paham adalah 66,1%, sedangkan yang tidak paham

33,9%. Item no 21 yang paham adalah 53,2%, sedangkan yang tidak paham

46,8%. Data yang paham diatas diperoleh dari jumlah jawaban benar dibagi

jumlah guru kemudian dikalikan 100%. Data yang tidak paham diatas diperoleh

dari jumlah jawaban salah dibagi jumlah guru kemudian dikalikan 100%.

Page 48: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

6. Aspek pembelajaran penjasorkes (17item)

Tabel 7: Hasil analisis tentang pembelajaran penjasorkes.

No Butir Item % paham pembelajaran

penjasorkes

% tidak paham pembelajaran

penjasorkes

22 56,5 43,5

23 50 50

24 48,4 51,6

25 58,1 41,9

26 54,8 45,2

27 62,9 37,1

28 56,5 43,5

29 58,1 41,9

30 58,1 41,9

31 66,1 33,9

32 46,8 53,2

33 59,7 40,3

34 53,2 46,8

35 64,5 35,5

36 62,9 37,1

37 45,2 54,8

38 66,1 33,9

Rata - Rata 56,9 43,1

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa aspek pembelajaran penjasorkes

terdapat 17 item. Item no 22 guru yang paham adalah 56,5%, sedangkan yang

tidak paham 43,5%. Item no 23 yang paham adalah50%, sedangkan yang tidak

paham 50%. Item no 24 yang paham adalah 48,4%, sedangkan yang tidak paham

51,6%. Item no 25 yang paham adalah 58,1%, sedangkan yang tidak paham

41,9% Item no 26 guru yang paham adalah 54,8%, sedangkan yang tidak paham

Page 49: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

45,2%. Item no 27 yang paham adalah 62,9%, sedangkan yang tidak paham

37,1%. Item no 28 yang paham adalah 56,5%, sedangkan yang tidak paham

43,5%. Item no 29 yang paham adalah 58,1%, sedangkan yang tidak paham

41,9% Item no 30 guru yang paham adalah 58,1%, sedangkan yang tidak paham

41,9%. Item no 31 yang paham adalah 66,1%, sedangkan yang tidak paham

33,9%. Item no 32 yang paham adalah 46,8%, sedangkan yang tidak paham

53,3%. Item no 33 yang paham adalah 59,7%, sedangkan yang tidak paham

40,3% Item no 34 guru yang paham adalah 53,2%, sedangkan yang tidak paham

46,8%. Item no 35 yang paham adalah 64,5%, sedangkan yang tidak paham

35,5%. Item no 36 yang paham adalah 62,9%, sedangkan yang tidak paham

37,1%. Item no 37 yang paham adalah 45,2%, sedangkan yang tidak paham

54,8%. Item no 38 yang paham adalah 66,1%, edangkan yang tidak paham

33,9Data yang paham diatas diperoleh dari jumlah jawaban benar dibagi jumlah

guru kemudian dikalikan 100%. Data yang tidak paham diatas diperoleh dari

jumlah jawaban salah dibagi jumlah guru kemudian dikalikan 100%.

7. Aspek alokasi waktu (3item)

Tabel 8: Hasil analisis tentang alokasi waktu

NoButir Item % paham alokasi waktu % tidak paham alokasi waktu

39 54,8 45,2

40 53,2 46,8

41 59,7 40,3

Rata - Rata 55,9 44,1

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa aspek acuan KTSP terdapat 3

item. Item no 39 guru yang paham adalah 54,8%, sedangkan yang tidak paham

45,2%. Item no 40 yang paham adalah 53,2%, sedangkan yang tidak paham

46,8%. Item no 41 yang paham adalah 59,7%, sedangkan yang tidak paham

40,3%. Data yang paham diatas diperoleh dari jumlah jawaban benar dibagi

Page 50: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

jumlah guru kemudian dikalikan 100%. Data yang tidak paham diatas diperoleh

dari jumlah jawaban salah dibagi jumlah guru kemudian dikalikan 100%.

8. Konsep RPP (4item)

Tabel 9: Hasil analisis tentang konsep RPP

No Butir Item % paham konsep RPP % tidak paham Konsep RPP

42 64,5 35,5

43 64,5 35,5

44 54,8 45,2

45 59,7 40,3

Rata – Rata 60,9 39,1

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa aspek konsep RPP terdapat 4

item. Item no 42 guru yang paham adalah 64,5%, sedangkan yang tidak paham

35,5%. Item no 43 yang paham adalah 64,5%, sedangkan yang tidak paham

35,5%. Item no 44 yang paham adalah 54,8%, sedangkan yang tidak paham

45,2%. Item no 45 yang paham adalah 59,7%, sedangkan yang tidak paham

40,3%. Data yang paham diatas diperoleh dari jumlah jawaban benar dibagi

jumlah guru kemudian dikalikan 100%. Data yang tidak paham diatas diperoleh

dari jumlah jawaban salah dibagi jumlah guru kemudian dikalikan 100%.

C. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Aspek Pengertian Kurikulum.

Butir item yang digunakan untuk mengetahui Pengertian kurikulum yang

di ungkap dari guru penjasorkes adalah yang meliputi butir item no 1,2,3,4,.

Dengan hasil tampak pada tabel no 2 dengan rincian sebagai berikut, sebanyak 62

guru penjasorkes mempunyai nilai 35 (56,5%) paham bahwa kurikulum

Page 51: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

merupakan seperangkat rencana, nilai 27 (43,5%) tidak paham bahwa kurikulum

merupakan seperangkat rencana, nilai 38 (61,3%) paham bahwa kurikulum

merupakan pengaturan tentang kompetensi, nilai 24 (38,7%) tidak paham bahwa

Kurikulum merupakan pengaturan tentang kompetensi, nilai 41 (66,1%) paham

bahwa pencapaian kurikulum di sesuaikan dengan keadaan dan kemampuan

daerah, nilai 21 (33,9%) tidak paham bahwa pencapaian kurikulum di sesuaikan

dengan keadaan dan kemampuan daerah, dan nilai 43 (69,4%) paham bahwa

kompetensi disebut juga kemampuan, nilai 19 (30,6%) tidak paham bahwa

kompetensi disebut juga kemampuan.

Tabel 10: presentase aspek kurikulum

No Butir Item 1 2 3 4 Rata – rata

% paham kurikulum 56,5 61,3 66,1 69,4 63,3

% tidak paham kurikulum 43,5 38,7 33,9 30,6 36,7

2. Aspek Pengertian KTSP

Butir item no 5,6,7,8,9,10 tentang aspek KTSP . Dengan hasil tampak pada

tabel no 3 dengan rincian sebagai berikut, sebanyak 62 guru penjasorkes

mempunyai nilai 31 (50%) paham bahwa kurikulum yang digunakan saat ini

merupakan kurikulum 2006, nilai 31 (50%) tidak paham bahwa kurikulum yang

digunakan saat ini merupakan kurikulum 2006, nilai 58 (93,5%) paham bahwa

kurikulum yang berlaku secara nasional adalah KTSP, nilai 4 (6,5%) tidak paham

bahwa kurikulum yang berlaku secara nasional adalah KTSP, nilai 36 (58,1%)

paham bahwa sekolahan menggunakan kurikulum KTSP, nilai 26 (41,9%) tidak

paham sekolahan menggunakan kurikulum KTSP, nilai 38 (61,3%) paham bahwa

KTSP adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan, nilai 14 (38,7%) tidak paham

bahwa KTSP adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan, nilai 35 (56,5%) paham

bahwa KTSP di laksanakan masing – masing satuan pendidikan, nilai 27 (43,5%)

tidak paham bahwa KTSP di laksanakan masing – masing satuan pendidikan, dan

nilai 31 (50%) paham bahwa KTSP disusun masing – masing satuan pendidikan,

Page 52: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

nilai 31 (50%) tidak paham bahwa KTSP disusun masing – masing satuan

pendidikan.

Tabel11: presentase aspek KTSP

NO Butir Item 5 6 7 8 9 10 Rata- rata

% paham tentang

KTSP 50 93,5 58,1 61,3 56,5 50 61,6

% tidak paham

tentang KTSP 50 6,5 41,9 38,7 43,5 50 38,4

3. Aspek Konsep KTSP

Komponen diamati yang menyangkut aspek konsep KTSP yang terdiri dari

indikator Pembuatan KTSP menacu, KTSP berlaku tahun, Yang bertanggung

jawab terhadap SK dan KD. Untuk kebutuhan tersebut, selanjutnya data hasil

temuan dideskripsikan berdasarkan setiap butir pada indikator yang sama.

Butir item no 11,12,13,14,15 tentang aspek konsep KTSP. Sebagaimana

tampak pada tabel 4, secara keseluruhan menunjukan bahwa sebanyak 62 guru

penjasorkes mempunyai nilai 31 (50%) paham bahwa pembuatan KTSP mengacu

BNSP, nilai 31 (50%) tidak paham bahwa Pembuatan KTSP mengacu BNSP,

nilai 37 (59,7%) paham bahwa KTSP berlaku mulai 2006, nilai 25 (40,3%) tidak

paham bahwa KTSP berlaku mulai 2006, nilai 35 (56,5%) paham bahwa yang

bertanggung jawab terhadap pengembangan standar kompetensi masing – masing

sekolah, nilai 27 (43,5%) tidak paham bahwa yang bertanggung jawab terhadap

pengembangan standar kompetensi masing – masing sekolah, nilai 36 (58,1%)

paham bahwa yang bertanggung jawab terhadap pengembangan kompetensi dasar

masing – masing sekolah, nilai 26 (41,9%) tidak paham bahwa yang bertanggung

jawab terhadap pengembangan kompetensi dasar masing – masing sekolah, dan

nilai 30 (48,4%) paham bahwa KTSP dikembangkan sesuai kebutuhan sekolah,

nilai 32 (51,6%) tidak paham bahwa KTSP dikembangkan sesuai kebutuhan

sekolah.

Page 53: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tabel 12: presentase aspek konsep KTSP

NO Butir Item 11 12 13 14 15 Rata- rata

% paham konsep

KTSP 50 59,7 56,5 58,1 48,4 54,6

% tidak paham konsep

KTSP 50 40,3 43,5 41,9 51,6

45,4

4. Aspek Tujuan KTSP

Komponen diamati yang menyangkut aspek tujuan KTSP yang terdiri dari

indikator Tujuan umum KTSP, Tujuan khusus KTSP. Untuk kebutuhan tersebut,

selanjutnya data hasil temuan dideskripsikan berdasarkan setiap butir pada

indikator yang sama.

Butir item no 16,17 tentang aspek tujuan KTSP. Sebagaimana tampak

pada tabel 5, secara keseluruhan menunjukan bahwa sebanyak 62 guru

penjasorkes mempunyai nilai 36 (58,1%) paham bahwa tujuan umum KTSP

menetapkan kemandirian guru, nilai 26 (41,9%) tidak paham bahwa tujuan umum

KTSP menetapkan kemandirian guru, nilai 42 (67,2%) paham bahwa tujuan

khusus KTSP meningkatkan mutu pendidikan, nilai 20 (32,8%) tidak paham

bahwa tujuan khusus KTSP meningkatkan mutu pendidikan.

Tabel 13: presentase aspek tujuan KTSP

No Butir Item 16 17 Rata – rata

% paham tujuan KTSP 58,1 67,8 63

% tidak paham tujuan KTSP 41,9 32,2 37

Page 54: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

5. Aspek Acuan KTSP

Komponen diamati yang menyangkut aspek acuan KTSP yang terdiri dari

indikator urutan pembelajaran penjas, mengawali pembelajaran dengan berdo’a,

mencantumkan kegiatan berdo’a didalam RPP. Untuk kebutuhan tersebut,

selanjutnya data hasil temuan dideskripsikan berdasarkan setiap butir pada

indikator yang sama.

Butir item no 18,19,20,21 tentang aspek acuan KTSP. Sebagaimana

tampak pada tabel 6, secara keseluruhan menunjukan bahwa sebanyak 62 guru

penjasorkes mempunyai nilai 33 (53,2%) paham bahwa mengawali pembelajaran

penjas dengan berbaris, berdoa, presensi, apersepsi, dan pemanasan, nilai 29

(46,8%) tidak paham bahwa mengawali pembelajaran penjas dengan berbaris,

berdoa, presensi, apersepsi, dan pemanasan, nilai 42 (67,8%) paham bahwa dalam

mengajar selalu di awali dengan berdoa, nilai 20 (32,2%) tidak paham bahwa

dalam mengajar selalu di awali dengan berdoa, nilai 41 (66,1%) paham bahwa

dalam membuat RPP selalu mencantumkan kegiatan berdoa, nilai 21 (33,9%)

tidak paham bahwa dalam membuat RPP selalu mencantumkan kegiatan berdoa,

dan nilai 33 (53,2%) paham bahwa kegiatan berdoa dilakukan pada kegiatan

pendahuluan, nilai 29 (46,8%) tidak paham bahwa kegiatan berdoa dilakukan

pada kegiatan pendahuluan.

Tabel 14: presentase aspek acuan KTSP

NO Butir Item 18 19 20 21 Rata- rata

% paham acuan KTSP 53,2 67,8 66,1 53,2 60,1

% tidak paham acuan KTSP 46,8 32,2 33,9 46,8 39,9

6. Aspek Pembelajaran Penjasorkes

Komponen diamati yang menyangkut aspek pembelajaran penjasorkes

yang terdiri dari indikator pembelajaran yanag melatih kerjasama, pembelajaran

Page 55: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

yang melatih sportivitas, kejujuran, pembelajaran yang melatih semangat,

pembelajaran yang melatih keberanian, pembelajaran yang melatih percaya diri.

Untuk kebutuhan tersebut, selanjutnya data hasil temuan dideskripsikan

berdasarkan setiap butir pada indikator yang sama.

Butir item no 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37,

38 tentang aspek pembelajaran Penjasorkes. Sebagaimana tampak pada tabel 7,

secara keseluruhan menunjukan bahwa sebanyak 62 guru penjasorkes mempunyai

nilai 35 (56,5%) paham bahwa mengajar bola voli dalam satu semester satu kali,

nilai 27 (43,5%) tidak paham bahwa mengajar bola voli dalam satu semester satu

kali, nilai 31 (50%) paham bahwa mengajar sepak bola dalam satu semester satu

kali, nilai 31 (50%) tidak paham bahwa mengajar bola voli dalam satu semester

satu kali, nilai 30 (48,4%) paham bahwa mengajar sepak takraw dalam satu

semester satu kali, nilai 32 (51,6%) tidak paham bahwa mengajar sepak takraw

dalam satu semester satu kali, nilai 36 (58,1%) paham bahwa mengajar bola

basket dalam satu semester satu kali, nilai 26 (41,9%) tidak paham bahwa

mengajar bola basket dalam satu semester satu kali, nilai 34 (54,8%) paham

bahwa mengajar bola kasti dalam satu semester satu kali, nilai 28 (45,2%) tidak

paham bahwa mengajar bola kasti dalam satu semester satu kali, nilai 39 (62,9%)

paham bahwa mengajar rounders dalam satu semester satu kali, nilai 23 (37,1%)

tidak paham bahwa mengajar rounders dalam satu semester satu kali, nilai 35

(56,5%) paham bahwa mengajar sepak kippres dalam satu semester satu kali, nilai

27 (43,5%) tidak paham bahwa mengajar kippers dalam satu semester satu kali,

nilai 36 (58,1%) paham bahwa mengajar guling depan dalam satu semester satu

kali, nilai 26 (41,9%) tidak paham bahwa mengajar guling depan dalam satu

semester satu kali, nilai 36 (58,1%) paham bahwa mengajar guling belakang

dalam satu semester satu kali, nilai 26 (41,9%) tidak paham bahwa mengajar

guling belakang dalam satu semester satu kali, nilai 41 (66,1%) paham bahwa

mengajar head stand dalam satu semester satu kali, nilai 21 (33,9%) tidak paham

bahwa mengajar head stand dalam satu semester satu kali, nilai 29 (46,8%) paham

bahwa mengajar hand stand dalam satu semester satu kali, nilai 33 (53,2%) tidak

paham bahwa mengajar hand stand dalam satu semester satu kali, nilai 37 (59,7%)

Page 56: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

paham bahwa mengajar kayang dalam satu semester satu kali, nilai 25 (40,3%)

tidak paham bahwa mengajar kayang dalam satu semester satu kali, nilai 33

(53,2%) paham bahwa mengajar sikap lilin dalam satu semester satu kali, nilai 29

(46,8%) tidak paham bahwa mengajar sikap lilin dalam satu semester satu kali,

nilai 40 (64,5%) paham bahwa mengajar lompat jauh dalam satu semester satu

kali, nilai 22 (35,5%) tidak paham bahwa mengajar lompat jauh dalam satu

semester satu kali, nilai 39 (62,9%) paham bahwa mengajar lompat tinggi dalam

satu semester satu kali, nilai 23 (37,1%) tidak paham bahwa mengajar lompat

tinggi dalam satu semester satu kali, nilai 28 (45,2%) paham bahwa mengajar

lempat turbo dalam satu semester satu kali, nilai 34 (54,8%) tidak paham bahwa

mengajar lempar turbo dalam satu semester satu kali, dan nilai 41 (66,1%) paham

bahwa mengajar lari dalam satu semester satu kali, nilai 21 (33,9%) tidak paham

bahwa mengajar lari dalam satu semester satu kali.

Tabel 15: presentase aspek Pembelajaran Penjasorkes

NO Butir Item 22 23 24 25 26 27 28 29

% paham pembelajaran

penjasorkes56,5 50 48,4 58,1 54,8 62,9 56,5 58,1

% tidak paham

Pembelajaran Penjasorkes 43,5 50 51,6 41,9 45,2 37,1 43,5 41,9

30 31 32 33 34 35 36 37 38 Rata - rata

58,1 66,1 46,8 59,7 53,2 64,5 62,9 45,2 66,1 56,9

41,9 33,9 53,2 40,3 46,8 35,5 37,1 54,8 33,9 43,1

Page 57: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

7. Aspek Alokasi waktu

Komponen diamati yang menyangkut aspek alokasi waktu yang terdiri dari

indikator pendahuluan, inti dan penutup. Untuk kebutuhan tersebut, selanjutnya

data hasil temuan dideskripsikan berdasarkan setiap butir pada indikator yang

sama.

Butir item no 39, 40, 41 tentang aspek alokasi waktu. Sebagaimana

tampak pada tabel 8, secara keseluruhan menunjukan bahwa sebanyak 62 guru

penjasorkes mempunyai nilai 34 (54,8%) paham bahwa kegiatan pendahuluan

selama 15 menit, nilai 28 (45,2%) tidak paham bahwa kegiatan pendahuluan

selama 15 menit, nilai 33 (53,2%) paham bahwa kegiatan kegiatan inti selama 45

menit, nilai 29 (46,8%) tidak paham kegiatan inti selama 45 menit, dan nilai 37

(59,7%) paham bahwa kegiatan kegiatan penutup selama 10 menit, nilai 25

(40,3%) tidak paham kegiatan penutup selama 10 menit.

Tabel 16: presentase aspek alokasi waktu.

NO Butir Item 39 40 41 Rata- rata

% paham alokasi waktu 54,8 53,2 59,7 55,9

% tidak paham alokasi waktu 45,2 46,8 40,3 44,1

8. Aspek konsep RPP

Komponen diamati yang menyangkut aspek konsep RPP yang terdiri dari

indikator Urutan RPP, Membuat RPP, Mempersiapkan alat, Memberi tahu siswa

tentang materi yang akan dipelajari. Untuk kebutuhan tersebut, selanjutnya data

hasil temuan dideskripsikan berdasarkan setiap butir pada indikator yang sama.

Butir item no 42, 43, 44, 45 tentang aspek konsep RPP. Sebagaimana

tampak pada tabel 9, secara keseluruhan menunjukan bahwa sebanyak 62 guru

penjasorkes mempunyai nilai 40 (64,5%) paham bahwa alokasi waktu dalam satu

jam pelajaran penjasorkes 35 menit, nilai 22 (35,5%) tidak paham bahwa alokasi

waktu dalam satu jam pelajaran penjasorkes 35 menit, nilai 40 (64,5%) paham

Page 58: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

bahwa RPP adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, nilai 12 (35,5%) tidak

paham bahwa RPP adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, nilai 34 (54,8%)

paham bahwa urutan RPP adalah Identitas, SK, KD, Indikator, alokasi waktu,

tujuan pembelajaran, materi pembejaran, metode pembelajaran, langkah – langkah

kegiatan pembelajaran, sumber belajar, penilaian, nilai 28 (45,2%) tidak paham

bahwa urutan RPP adalah Identitas, SK, KD, Indikator, alokasi waktu, tujuan

pembelajaran, materi pembejaran, metode pembelajaran, langkah – langkah

kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan nilai 37 (59,7%) paham bahwa

penilaian dalam pembelajaran meliputi afektif, kognitif dan psikomotor, nilai 25

(40,3%) tidak paham bahwa penilaian dalam pembelajaran meliputi afektif,

kognitif dan psikomotor.

Tabel 17: presentase aspek konsep RPP.

NO Butir Item 42 43 44 45 Rata- rata

% paham konsep RPP 64,5 64,5 54,8 59,7 60,9

% tidak paham konsep RPP 35,5 35,5 45,2 40,3 39,1

9. Pemahaman guru penjasorkes terhadap KTSP secara keseluruhan.

Tabel 18. Presentase guru penjasorkes terhadap KTSP secara keseluruhan.

No Aspek % paham % tidak paham

1 Pengertian Kurikulum 63,3 36,7

2 Pengertian KTSP 61,6 38,4

3 Konsep KTSP 54,6 45,4

4 Tujuan KTSP 63 37

5 Acuan KTSP 60,1 39,9

Page 59: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Lanjutan table 18. presentase guru penjasorkes terhadap KTSP secara keseluruhan.

6 Pembelajaran penjasorkes 56,9 43,1

7 Alokasi waktu 55,9 44,1

8 Konsep RPP 60,9 39,1

Rata – rata 59,5 40,5

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dari aspek pengertian kurikulum

jumlah keseluruhan guru yang paham adalah 63,3%, sedangkan yang tidak paham

adalah 36,7%. Aspek pengertian KTSP jumlah keseluruhan guru yang paham

adalah 61,6%, sedangkan yang tidak paham adalah 38,4%. Aspek konsep KTSP

jumlah keseluruhan guru yang paham adalah 54,6%, sedangkan yang tidak paham

adalah 45,4%. Aspek tujuan KTSP jumlah keseluruhan guru yang paham adalah

63%, sedangkan yang tidak paham adalah 37%. Aspek acuan KTSP jumlah

keseluruhan guru yang paham adalah 60,1%, sedangkan yang tidak paham adalah

39,9%. Dari aspek pembelajaran penjasorkes jumlah keseluruhan guru yang

paham adalah 56,9%, sedangkan yang tidak paham adalah 43,1%. Aspek alokasi

waktu jumlah keseluruhan guru yang paham adalah 55,9%, sedangkan yang tidak

paham adalah 44,1%. Aspek konsep RPP jumlah keseluruhan guru yang paham

adalah 60,9%, sedangkan yan tidak paham adalah 39,1%. Rata – rata jumlah

keseluruhan guru yang paham adalah 59,5%, sedangkan guru yang tidak paham

adalah 40,5%.

Page 60: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil dapat ditarik kesimpulan

bahwa pemahaman guru penjasorkes terhadap kurikulum tingkat satuan

pendidikan di SD Se - Kecamatan Kroya. Secara rinci dapat dijelaskan bahwa

aspek pengertian Kurikulum 63,3% paham tentang kurikulum, dan 36,7% tidak

paham tentang kurikulum, aspek pengertian KTSP 61,6% paham tentang aspek

pengertian KTSP dan 38,4% tidak paham tentang KTSP, aspek Konsep KTSP

54,6%, paham tentang konsep KTSP dan 45,4% tidak paham tentang konsep

KTSP, aspek tujuan KTSP 63% paham tentang tujuan KTSP dan 37% tidak

paham tentang tujuan KTSP, aspek acuan KTSP 60,1% paham tentang acuan

KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran

penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes dan 43,1% tidak

paham tentang pembelajaran penjasorkes, aspek alokasi waktu 60,9% paham

tentang alokasi waktu pembelajaran dan 391% tidak paham tentang alokasi waktu

pembelajaran kemudian aspek konsep RPP 59,5% paham tentang konsep RPP dan

40,5% tidak paham tentang konsep RPP.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, secara rinci diperkirakan akan

menimbulkan implikasi sebagai berikut:

1. Guru penjasorkes yang belum paham terhadap pengertian kurikulum dan

KTSP secara umum akan mempengaruhi implementasi atau pelaksanaan

kurikulum tidak akan berjalan secara maksimaldan kemampuan siswa dalam

menyerap pembelajaran terhadap kurikulum yang berlaku tidak akan efektif.

46

Page 61: STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU PENJASORKES …/Studi... · KTSP dan 39,9% tidak paham tentang acuan KTSP, aspek pembelajaran penjasorkes 56,9% paham tantang pembelajaran penjasorkes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

2. Guru yang belum paham terhadap konsep KTSP, tujuan KTSP dan acuan

KTSP maka masih ada kendala dalam menyampaikan pembelajaran dan

belum bisa menscapai tujuan pembelajaran sehingga siswa belum belajar

degan maksimal.

3. Belum bisa mencpai tujuan pembelajaran.

4. Dalam mengajar masih belum tersusun dengan baik dan dalam pembagian

alokasi waktu juga belum seimbang, sehingga alokasi waktu belum terpakai

secara efisien.

5. Terjadi perbaikan tentang pemahaman kurikulum bagi guru penjasorkes.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat dikemukakan anatara

lain sebagai berikut:

1. KKG segera melaksanakan penataran atau pembinaan terhadap terhadap guru

penjasorkes yang belum paham terhadap KTSP.

2. Pengembangan kurikulum bagi guru penjasorkes bisa lewat media seperti

lewat internet yang akan menambah wawasan dan kemampuan penguasaan

kurikulum KTSP yang sedang berlaku.

3. Untuk guru yang belum paham terhadap RPP, sebaiknya diberi contoh RPP.

4. Hasil penelitian ini merupakan gambaran secara umum pemahaman guru

penjasorkes di SD Se - Kecamatan Kroya terhadap kurikulum KTSP sehingga

diperlukan penelitian yang lain untuk mencari pemecahan dari berbagai

permasalahan yang telah dikemukakan.