BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian LKPD

22
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) a. Pengertian LKPD Lembar Kegiatan Peserta Didik atau yang disingkat dengan LKPD adalah salah satu bagian dari perangkat pembelajaran. Dalam proses pembelajaran dibutuhkan LKPD sebagai komponen penting yang dikembangkan oleh guru untuk peserta didik. Menurut (Daryanto, 2014: 175) LKPD merupakan lembaran-lembaran yang berisikan tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Menurut (Ozmen dan Yildirim, 2011: 4) LKPD merupakan lembaran yang berisi bahan-bahan untuk peserta didik agar lebih aktif dan dapat mengambil makna dari proses pembelajaran. Menurut (Trianto, 2009: 73) LKPD merupakan pemahaman yang digunakan untuk menyelidiki dan menyelesaikan masalah. Berdasarkan pernyataan para ahli, LKPD sangat dibutuhkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Peserta didik tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru, tetapi juga melakukukan kegiatan pengamatan, percobaan, mengidentifikasi dan juga mencatat hasil penelitian pada LKPD. b. Fungsi LKPD LKPD merupakan bahan ajar yang memiliki fungsi, menurut (Djamarah dan Zain, 2009: 57). Fungsi LKPD sebagai berikut : a)

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian LKPD

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian LKPD

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

a. Pengertian LKPD

Lembar Kegiatan Peserta Didik atau yang disingkat dengan LKPD

adalah salah satu bagian dari perangkat pembelajaran. Dalam proses

pembelajaran dibutuhkan LKPD sebagai komponen penting yang

dikembangkan oleh guru untuk peserta didik. Menurut (Daryanto, 2014:

175) LKPD merupakan lembaran-lembaran yang berisikan tugas yang

harus dikerjakan oleh peserta didik. Menurut (Ozmen dan Yildirim,

2011: 4) LKPD merupakan lembaran yang berisi bahan-bahan untuk

peserta didik agar lebih aktif dan dapat mengambil makna dari proses

pembelajaran. Menurut (Trianto, 2009: 73) LKPD merupakan

pemahaman yang digunakan untuk menyelidiki dan menyelesaikan

masalah.

Berdasarkan pernyataan para ahli, LKPD sangat dibutuhkan peserta

didik dalam proses pembelajaran. Peserta didik tidak hanya

mendengarkan penjelasan dari guru, tetapi juga melakukukan kegiatan

pengamatan, percobaan, mengidentifikasi dan juga mencatat hasil

penelitian pada LKPD.

b. Fungsi LKPD

LKPD merupakan bahan ajar yang memiliki fungsi, menurut

(Djamarah dan Zain, 2009: 57). Fungsi LKPD sebagai berikut : a)

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian LKPD

14

Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang

efektif. b) Sebagai alat bantu untuk melengkapi proses pembelajaran

supaya lebih menarik perhatian peserta didik. c) Untuk mempercepat

proses pembelajaran dan membantu peserta didik cepat menangkap

pengertian yang diberikan guru. d) Peserta didik tidak hanya mendengar

uraian dari guru tetapi lebih aktif dalam pembelajaran. e)

Menumbuhkan cara berfikirpeserta didik yang berkesinambungan dan

teratur. f) Untuk meningkatkan mutu belajar mengajar, hasil belajar

yang dicapai peserta didik akan diingat dan tahan lama sehingga

pembelajaran mempunyai nilai tinggi.

Berdasarkan hal yang telah dijelaskan, LKPD membantu peserta

didik untuk memamahi materi yang diberikan guru secara optimal,

karena peserta didik akan mendapat kemudahan dengan menggunakan

LKPD pada pembelajaran. Hal ini menjadi penting karena kesesuian

bahan ajar untuk peserta didik memberikan ketertarikan sehingga

peserta didik akan mendapatkan pemahaman dan hasil belajar yang

optimal.

c. Tujuan LKPD

LKPD merupakan bahan ajar yang mempunyai tujuan penting,

terdapat empat poin yang penting dalam tujuan peyusunan LKPD

menurut (Prastowo, 2014: 206), yaitu : (1) Menyajikan bahan ajar yang

memudahkan peserta didik untuk memberi interaksi terhadap materi

yang diberikan. (2) Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian LKPD

15

pemahaman peserta didik terhadap materi yang diberikan. (3) Melatih

sikap kemandirian peserta didik. (4) Memudahkan guru dalam

memberikan tugas-tugas kepada peserta didik. Berdasarkan penjelasan

diatas, tujuan dari penyusunan LKPD dalam proses pembelajaran yaitu

sebagai langkah-langkah memahami materi secara urut untuk mencapai

tujuan pembelajaran dan meningkatkan pemahaman materi dalam

pembelajaran.

d. Sistematika LKPD

Terdapat enam unsur dan format dalam penyusunan LKPD

menurut (Prastowo, 2014: 208), sebagai berikut : (1) Judul (2) Petunjuk

belajar (3) Komponen yang akan dicapai (4) Informasi pendukung (5)

Tugas atau langkah-langkah kerja (6). Penelitian

Sedangkan struktur LKPD menurut (Abdurrahman 2015: 96) yaitu:

a) judul kegiatan, tema, subtema, kelas, semester; b) tujuan

pembelajaran yang sesuai dengan KD; c) alat dan bahan; d) langkah-

langkah kerja; e) tabel data; dan f) pertanyaan-pertanyaan diskusi.

Format LKS yang dikembangkan sesuai dengan silabus dan RPP yang

berpedoman pada Peraturan Pemerintahan No. 65 tahun 2013 tentang

Standart proses.

Dari uraian diatas, disimpulkan bahwa LKPD merupakan

lembaran-lembaran yang berisikan tugas yang harus dikerjakan peserta

didik dan dilengkapi dengan petunjuk dan langkah-langkah untuk

meningkatkan kemampuan yang diharapkan. Sedangkan sistematis

LKPD yang digunakan dalam penelitian ini adalah menurut (Prastowo,

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian LKPD

16

2014: 208) meliputi judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan

dicapai, informasi pendukung, tugas atau langkah-langkah kerja, dan

penilaian.

e. Kriteria Kualitas LKPD

LKPD mempunyai peran yang penting dalam pembelajaran. LKPD

merupakan, pedoman yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran dan

pemberian tugas-tugas kepada peserta didik, sehingga LKPD harus

menarik bagi peserta didik. Maka dari itu, ada beberapa hal yang harus

diperhatikan, Menurut Arsyad (2011: 87-91) LKPD yang baik harus

memenuhi syarat-syarat, yaitu: a) Konsistensi, seperti menggunakan

format yang konsisten disetiap halaman. b) Format, seperti pada

paragraf panjang menggunakan wajah satu kolom, paragraf tulisan

pendek menggunakan wajah kolom lebih sesuai. c) Organisasi, seperti

susunan teks informasi mudah diperoleh oleh peserta didik. d) Daya

tarik, seperti memperkenalkan setiap bab atau bab baru dengan cara

berbeda.e) Ukuran huruf, pilihlah ukuran huruf yang sesuai dengan

peserta didik dan lingkungannya, menghindari penggunaan huruf

kapital untuk keseluruhan teks.f) Ruang (spasi) kosong, seperti ruang

sekitar judul, batas tepi, margin, kolom atau spasi, penyesuaian spasi

antar baris dan spasi antar paragraf.

Sedangkan menurut (Ibrahim, 2012: 212), bahwa LKPD harus

memenuhi persyaratan pedagogic, konstruksi, dan teknik yang

digambarkan dalam tabel berikut : (1) Syarat pedagogik yaitu memberi

tekanan pada proses penemuan konsep atau petunjuk untuk mencari

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian LKPD

17

tahu. (2) Syarat konstruksi yaitu menggunakan bahasa yang sesuai

tingkat perkembangan peserta didik. Menggunakan struktur kalimat

yang sederhana, jelas dan singkat (tidak berbelit-belit). Memiliki tujuan

yang jelas, urutan yang sistematik dan memiliki identitas yang jelas

untuk memudahkan pengadministrasian. (3) Syarat teknis yaitu

menggunakan huruf yang tebal dan sesuai untuk topic. Jumlah kata

lebih dari 10 dalam satu baris, dan terdapat gambar yang jelas dan detail

yang sehingga menyampaikan pesan secara efektif. Tampilan disusun

sedemikian rupa sehingga dapat menarik dan menyenangkan bagi

peserta didik.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa LKPD

harus memenuhi syarat. Oleh karena itu, pemenuhan syarat harus

disiapkan sebelum membuat LKPD berlangsung. Syarat menjadi

rambu-rambu bagi peserta didik dalam membuat LKPD.

f. Langkah-langkah Penyusunan LKPD

Penyusunan LKPD harus berkesinambungan dengan silabus dan

RPP. Hal ini sesuai dengan pendapat (Suyanto, Paidi, dan Wilujeng,

2011: 7) yang menyatakan bahwa dalam menyusun LKPD harus

memperhatikan langkah-langkah berikut : (a) Melakukan analisis

kurikulum; kompetensi dasar; indikator, dan materi pembelajaran serta

alokasi waktu. (b) Menganalisis silabus dan memilih kegiatan belajar

yang sesuai dengan analisis KD dan indikator. (c) Menganalisis RPP

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian LKPD

18

dan menentukan langkah-langkah kegiatan. (d) Menyusun LKPD sesuai

dengan kegiatan dalam RPP.

Sedangkan menurut (Prastowo, 2014: 211-215) langkah

penyusunan LKPD digambarkan dalam empat langkah, yaitu :

Gambar 2.1. Diagram alur langkah-langkah penyusunan LKPD

Sumber : (Prastowo, 2014: 211-215)

Berdasarkan penyataan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa

penyusunan LKPD harus memperhatikan langkah-langkah yang tepat.

Dalam penyusunan LKPD juga harus memperhatikan struktur atau

format supaya LKPD yang dibuat lebih menarik. Penyusunan LKPD

yang digunakan pada penelitian ini menggunakan penyusunan LKPD

menurut (Prastowo, 2014: 211-215) karena langkah-langkah tersebut

praktis, terstruktur dan sistematis.

Analisis Kebutuhan

Menyusun materi

Menentukan alat penilaian

Menentukan judul-judul LKPD

Menyusun kebutuhan LKPD

Memperhatikan struktur bahan ajar

Merumuskan KD

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian LKPD

19

2. Higher Order Thinking Skill (HOTS)

a. Pengertian Higher Order Thinking Skill (HOTS)

Menurut (Sucipto, 2017: 64) berpikir adalah aktivitas yang terjadi

apabila seseorang menghadapi dan harus memecahkan masalah.

Kegiatan berfikir dibagi menjadi dua yaitu berpikir tingkat rendah

(lower order thinking) dan berpikir tingkat tinggi (higher order

thinking). Pendapat lain juga disampaikan oleh (Woolfolk, 2017: 64)

yang menyatakan bahwa peserta didik yang memiliki kemampuan

berfikir tingkat tinggi bisa membedakan fakta dan opini, memecahkan

masalah, mengidentifikasi informasi yang relevan dan menyimpulkan

informasi.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah (2014: 13) higher order

thinking(HOTS) adalah kemampuan untuk mengingat kembali

informasi yang sudah didapatkan (recall) dan mengukur kemampuan

untuk transfer satu konsep ke konsep lainnya, memproses dan

menetapkan informasi, mencari informasi yang berbeda-beda,

menggunakan informasi untuk memecahkan masalah dan menelaah

informasi secara kritis. Sedangkan menurut (Rofiah, 2013: 17)

keterampilan berfikir tingkat tinggi merupakan keterampilan yang

melibatkan aktivitas mental dalam mengeksplorasi pengalaman yang

kompleks, kreatif dan reflektif yang dilakukan secara sadar untuk

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian LKPD

20

mencapai tujuan mendapat pengetahuan yang meliputi tingkat berpikir

sintesis, analitis dan evaluatif.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa berpikir

tingkat tinggi merupakan proses keterampilan berpikir yang dilakukan

secara sadar untuk memecahkan suatu masalah yang melibatkan

aktivitas mental agar tercapainya tujuan memperoleh pengetahuan.

b. Aspek Higher Order Thinking Skill (HOTS)

Terdapat aspek yang menunjukkan seseorang mempunyai

keterampilan berfikir tingkat tinggi menurut (Rofiah, 2013: 18) yaitu :

1. Keterampilan Berpikir Kritis

Menurut (Johnson, 2018 :18) berpikir kritis merupakan proses

terorganisasi yang melibatkan peserta didik mengevaluasi bukti,

logika, asumsi dan bahasa yang mendasari pemikiran orang lain.

2. Keterampilan Berpikir Kreatif

Menurut Thomas dalam (Rofiah, 2013: 18) berfikir kreatif

meliputi mengkreasikan, berimajinasi, menemukan, mendesain

mengajukan alternative, menduga, menciptakan dan menghasilkan

sesuatu. Dasar untuk mengetahui ranah higher order thinking skill

(HOTS) maka disesuaikan dengan Taksonomi Bloom Krathworl &

Anderson 2001 bahwa berfikir tinggi melibatkan ranah kognitif,

ranah kognitif bloom yang sudah direvisi (Andersoon dkk, 2009),

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian LKPD

21

yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis

(C4), dan kreativitas (C5).

Sedangkan menurut (Anderson dan Krathwohl, 2009: 9)

keterampilan berpikir tingkat tinggi terdiri dari 3 aspek yaitu a)

Menganalisis yang merupakan memecahkan masalah dengan cara

memisahkan setiap bagian dari masalah dan mencari kaitan dari

masalah tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut

menimbulkan masalah. Menganalisis berkaitan dengan proses

kognitif memberi atribut (attributeing) dan mengorganisasikan

(organizing). b) Mengevaluasi yang berkaitan dengan proses

kognitif memberikan penilaian yang sesuai dengan standart dan

kriteria yang sudah ada. Kriteria yang digunakan biasanya berupa

efisiensi, aktifitas, kualitas, dan konsistensi. Mengevaluais

berkaitan dengan proses kognitif mengecek (checking) dan

mengkritisi (critiquing). c) Mencipta yang merupakan proses

kognitif meletakkan unsur secara bersama-sama untuk membentuk

kesatuan yang berguna mengarahkan peserta didik untuk

menghasilkan produk baru dengan melibatkan beberapa unbtuk

menjadi bentuk yang berbeda dari sebelumnya. Mencipta berkaitan

dengan proses kognitif menggeneralisasikan (generating) dan

memproduksi (producting).

Menurut (Sudarmin, 2012) HOTS dapat diwujudkan melalui

integrasi dalam proses pembelajaran. Dalam mengembangkan butir

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian LKPD

22

soal harus berdasarkan kaidah yang ditetapkan berupa penulisan

dan kaidah tingkat berpikir peserta didik. Soal HOTS dirancang

menggunakan kata kerja operasional yang sesuai dengan ranah

kognitif berupa mnganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Sedangkan berdasarkan dokumen BNSP (2009) ranah kognitif

evaluasi contohnya menilai, membandingkan, menafsirkan dan

memprediksi. Kata kerja operasional menurut Taksonomi Bloom

yang telah direvisi dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian LKPD

23

Menganalisis (C4) Mengevaluasi (C5) Mencipta (C6)

Melatih

Memadukan

Memaksimalkan

Membagankan

Membeda-bedakan

Membuat struktur

Memecahlan

Memerintah

Memfokuskan

Memilah

Menata

Mencerahkan

Mendeteksi

Mendiagnosis

Mendiagramkan

Menegaskan

Menelaah

Melatih

Memadukan

Memaksimalkan

Membagankan

Membeda-bedakan

Membuat struktur

Memecahkan

Memerintah

Memfokuskan

Memilih

Menata

Mencerahkan

Mendeteksi

Mendiagnosis

Mendiagramkan

Menegaskan

Menelaah

Menetapkan sifat/ciri

Mengaitkan

Menganalisis

Mengatribusikan

Mengaudit

Mengedit

Mengkorelasikan

Mengorganisasikan

Menguji

Menguraikan

Menjelajah

Menominasikan

Mentransfer

Menyeleksi

Membuktikan

Memilih

Memisahkan

Memonitor

Memperjelas

Mempertahankan

Memprediksi

Memproyeksikan

Memutuskan

Memvalidasi

Menafsirkan

Mendukung

Mengarahkan

Mengecek

Mengetes

Mengkoordinasikan

Mengkritik

Membuktikan

Memilih

Memisahkan

Memonitor

Memperjelas

Mempertahankan

Memprediksi

Memproyeksikan

Memutuskan

Memvalidasi

Menafsirkan

Mendukung

Mengarahkan

Mengecek

Mengetes

Mengkoordinasikan

Mengkritik

Mengkritisi

Menguji

Mengukur

Menilai

Menimbang

Menugaskan

Merinci

Membenarkan

Menyalahkan

Memadukan

Membangun

Membatas

Membentuk

Membuat

Membuat rancangan

Memfasilitasi

Memperjelas

Memproduksi

Memunculkan

Menampilkan

Menanggulangi

Menciptakan

Mendikte

Menemukan

Mengabstraksi

Menganimasi

Mengarang

Mengatur

Menggabungkan

Menggeneralisasi

Menghasilkan karya

Menghubungkan

Mengingatkan

Mengkategorikan

Mengkode

Mengkombinasikan

Mengkreasikan

Mengoreksi

Mengumpulkan

Mengusulkan hipotesis

Menyiapkan

Merancang

Merekontruksi

Merencanakan

Mereparasi

Merumuskan

Memperbaharui

Menyempurnakan

Memperkuat

Memperindah

Mengubah

Sumber: BNSP (2009)

Tabel 2.1 KKO ranah kognitif HOTS

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian LKPD

24

Berdasarkan tabel diatas, ada beberapa kata kerja yang sama

dirabah kognitif, misalnya kata kerja menguji pada ranah C4, dan

kata kerja menguji pada ranah C5. Namun perbedaan dapat terlihat

pada bentuk soal pengujian.

c. Contoh Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS)

1. Isilah tabel dibawah hingga mencapai hasil 50 menggunakan

operasi bilangan (×)

2. ( ... × ... ) × ( ... × ... ) = 160

Isilah titik titik diatas yang sesuai sehingga mendapat hasil 160

3. Pendekatan Open Ended

a. Pengertian Open Ended

Pendekatan open ended merupakan pendekatan dalam

pembelajaran yang memberikan keluasan kepada peserta didik untuk

berfikir kreatif dan kritis menurut Muhsinin (2013: 48). Sedangkan

menurut Uhti (2011: 514) open ended merupakan pendekatan yang

memberikan keluasan kepada peserta didik berfikir kreatif untuk

menyelesaikan suatu masalah. Pembelajaran open ended mempunyai

tujuan untuk menumbuhkan berpikir kreatif dan secara simultan, oleh

50

? (×) ?

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian LKPD

25

karena itu yang perlu diperhatikan adalah kebebasan peserta didik

berpikir secara kreatif dalam memecahkan masalah sesuai dengan

kemampuan peserta didik.

b. Langkah-langkah Open Ended

Terdapat langkah-langkah dalam pembelajaran open ended

menurut Suyanto (2013: 83) sebagai berikut:

1. Menyajikan masalah. Dalam menyajikan masalah guru

menjelaskan terlebih dahulu tujuan, serta media yang

dibutuhkan pada pembelajaran dan memberi memotivasi peserta

didik supaya peserta didik terlibat aktivitas pemecahan masalah.

2. Pengorganisaian pembelajaran. Dalam pengoraganisasian

pembelajaran guru mengkondisikan peserta didik dengan

membentuk kelompok 4-5 peserta didik kemudian dilanjtkan

dengan memberikan tugas kepada peserta didik yang berguna

untuk memecahkan masalah tersebut.

3. Bimbingan pengarahan. Dalam bimbingan pengarahan ini guru

membimbing peserta didik supaya aktif dalam mengumpulkan

informasi dan berdiskusi bertujuan untuk menemukan lebih dari

satu cara untuk memecahkan masalah.

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil belajar. Dalam tahap ini

guru mendampingi dan membimbing peserta didik dalam proses

pengembangkan masalah baru yang kemudian akan dibahas

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian LKPD

26

secara bersama-sama bagaimana pemecahan masalah yang

telah dilakukan.

5. Pada tahap terakhir ini adalah membuat kesimpulan, evaluasi,

refleksi, dan tindak lanjut. Guru mendampingi dan

membimbing peserta didik untuk mengambil kesimpulan pada

pembelajaran yang sudah dilakukan dan memberikan beberapa

pertanyaan sebagai pengetahuan akhir, dan memberikan

pekerjaan rumah sebagai tindak lanjut.

Dari uraian diatas dapat disimpulakan bahwa pendekatan open

ended merupakan pendekatan pembelajaran yang menyajikan

pemecahan masalah yang lebih dari satu yang mengutamakan pada

proses memecahkan masalah dan tidak berorientasi pada hasil.

Terdapat langkah-langkah dalam pendekatan open ended antara lain

adalah penyampaian tujuan pembelajaran, pembentukan kelompok,

mendorong peserta didik untuk aktif diskusi dan memecahkan masalah,

membimbing peserta didik memecahkan masalah dan membuat

keimpulan, evaluasi, refleksi dan tindak lanjut.

4. Pembelajaran Matematika

Matematika merupakan ilmu universal yang bermanfaat bagi kehidupan

manusia dan menjadi dasar dari perkembangan ilmu pengembangan dan

teknologi modern, dan mempunyai peran pentimg dalam meningkatkan

dan mengembangkan daya pikir manusia menurut Kemendikbud (2016: 5).

Pendapat lain juga disampaikan oleh Brunner dalam Nyimas Aisyah dkk

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian LKPD

27

(2009: 1-5) yang mengatakan bahwa pembelajaran matematika adalah

belajar mengenai konsep dan struktur matematika yang terdapat dalam

materi yang dipelajari dan mencari hubungan antara struktur dan konsep

matematika itu.

a. Pengertian Perkalian

Perkalian adalah penjumlahan yang sangat cepat, perkalian

dipahami dalam penjumlahan yang berulang menurut menurut Steve

Slavin (2009: 176). Pada operasi hitung perkalian berlaku sifat

komutatif dan asosiatif, yaitu bilangan yang dikalikan dengan ditukar

tempatnya, hasilnya tetap sama. Terdapat langkah-langkah dalam

mengajarkan operasi hitung perkalian dengan permasalahan kontekstual

pada peserta didik sebagai berikut :

1. “3 ekor sapi, kakinya ada berapa ?” dengan permasalahan

seperti ini, jawaban yang diberikan peserta didik akan

bermacam-macam. Salah satunya adalah banyaknya kaki sapi

4 + 4 + 4

2. Jika tidak ada yang menyatakan dengan 3 × 4, maka kita dapat

mengenalkan dengan notasi atau lambang konsep perkalian,

yaitu 3 × 4

3. Jika diberikan pertanyaan yang lain yaitu apa arti 5 × 4 dan

diharapkan peserta didik menjawab 5 × 4 yang berarti banyak

kaki pada 5 ekor sapi adalah ….. dan sebagainya.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian LKPD

28

4. Kemudian peserta didik diarahkan untuk meningat dan

menuliskan perkalian 1× 4, 2 × 4, 3 × 4,.........

5. Melalui pertanyaan perkalian seperti diatas, diharapkan peserta

didik mampu menyelesaikan masalah yang konkret, dan dari

pertanyaan tersebut terdapat konsep perkalian. Jadi, bukan guru

yang meberikan jawaban secara langsung, tetapi peserta didik

yang menemukan arti 5 × 4

b. Pengertian pembagian

Pembagian merupakan konsep utama yang diberikan kepada

peserta didik setelah mereka mempelajari operasi penjumlahan,

pengurangan dan perkalian Tahap awal dari pembagian dengan

menghubungkan dengan konsep pengurangan, yaitu dengan cara

menggunakan secara beruntun. Menurut David Glover (2009:20)

pembagian (division) berarti mencari berapa banyak suatu bilangan

dapat dibagi habis dengan bulangan lain. Hasil dari pertanyaan disebut

kuosien (hasil bagi), dan jika hasil pertama tidak dapat dibagi dengan

bilangan kedua, akan ada sisa. Terdapat langkah-langkah dalam

mengajarkan operasi hitung pembagian dengan permasalahan

kontekstual pada peserta didik sebagai berikut :

1. Tahap pengenalan pembagian

Pada tahap awal peserta didik akan dikenalkan dengan konsep

pembagian sebagai pengurangan beruntun. Dalam kehidupan sehari-

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian LKPD

29

hari dapat menggunakan contoh permainan dakon, dan menggunakan

biji jagung untuk mengajarkan operasi pembagian 15 : 3 = …..

Langkah pertama adalah menyiapkan dakon dan menyiapkan lima

belas biji jagung, dan meminta peserta didik untuk membilangnya.

Kemudian ambil tiga biji jagung dan dimasukkan ke dalam setiap

lubang dakon, ulangi terus hal ini dan letakkan pada lubang yang

berbeda sampai lima belas biji jagung habis (15 : 3 = 15 – 3 – 3 – 3 – 3

- 3 = 0) kemudian hitung jumlah lubang dakon yang telah berisi tiga

biji jagung, yaitu sebanyak 5 lubang. Akhirnya siswa dapat memahami

bahwa ruang yang terisi biji tersebut dan jawaban

2. Tahap pembagian tradisional

Pada tahap ini dimulai dengan menggunakan operasi pembagian (:)

Mengajarkan pembagian dengan menggunakan cara pembagaian dasar

dengan penyebut 1(satu) sampai 9 (sembilan) tanpa residu terlebih

dahulu. Kemudian pembagian dengan penyebut 1(satu) sampai 9

(sembilan) menggunakan residu.

Secara umum ketika pembagi mempunyai lebih dari satu digit

maka prosedur pembagian tradisional sama dengan sebelumnya dan

membutuhkan coret-coret untuk melakukan operasi pembagian dalam

pendugaan (guessing).

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian LKPD

30

3. Tahap pembagian mental

Pada tahap ini adalah menggunakan cara perhitungan dengan

hanya menggunakan otak manusia, tanpa bantuan peralatan yang lain.

Kunci utama dari tahap pembagian mental adalah ingatan (memori)

dalam melakukan pembagian mental diluar kelapa. Serta vasualisasi

dari proses manipulasi operasi pembagian berdasarkan cara

memvisualisasi.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian LKPD

31

B. Penelitian yang Relevan.

Berikut ini merupakan penelitian yang relevan dengan penelitian yang

dilakukan:

1. Rani (2016) dengan judul pengembangan lembar kerja peserta didik IPA

dengan pendekatan guided inquiry pada materi “tata surya” untuk

meningkatkan proses keterampilan peserta didik. Subjek dari penelitian ini

adalah validator dan peseta didik kelas VIII C SMP Negeri15 Yogyakarta.

Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengetahui kelayakan LKPD IPA

dengan pendekatan guided inquiry pada materi tata surya yang

dikembangan untuk meningkatkan keterampilan peserta didik. Hasil dari

penelitian ini antara lain: 1) LKPD IPA dengan pendekatan guided inquiry

pada materi tata surya sudah memenuhi kelayakan berdasarkan penilaian

dosen ahli dan guru IPA dengan nilai sangat baik 2) LKPD IPA pada

materi tata surya dapat meningkatkan keterampilan proses dengan

peningkatan nilai rata-rata 0,65 dengan kategori sedang.

2. Winarno dkk (2015) dengan judul pengembangan modul ipa terpadu

berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) pada tema energi. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan lembar kerja peserta didik

(LKPD) untuk meminimalkan peran guru dan lebih mangaktifkan peserta

didik dalam pembelajaran dengan menggunakan pendektakatan

kontekstual di kelas IV SD.Hasil dari penelitian ini adalah LKPD yang

dikembangkan dinyatakan sangat baik memenuhi kiriteria oleh ahli

sebesar 93,96. Melalui respon peserta didik pada ujia coba awal mendapat

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian LKPD

32

skor 95,5% dan melalui uji coba lapangan mendapatkan skor 91,14%. Hal

ini menunjukkan bahwa LKPD dapat memberikan implikasi terhadap

peminimalan peran guru dan keaktifan belajar peserta didik.

3. Ghazali (2012), dengan judul pengembangan perangkat pembelajaran

dengan pendekatan pemecahan masalah berbasis open ended pada pokok

bahasan fungsi kuadat untuk siswa kelas X SMA Negeri 07 Malang. Hasil

dari penelitian ini adalah validasi RPP mendapat rata-rata 3,56, dan untuk

validasi LKPD mendapatkan rata-rata 3,79. Dari hasil validasi RPP dan

LKPD tersebut didapatkan rata-rata 3,68 dengan kategori valid. Sedangkan

hasil rata-rata persentase pengelolaan guru mendapatkan nilai 05, 72%

dengan kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran

menggunakan pendekatan pemecahan masalah berbasis open ended praktis

untuk diaplikasikan pada pembelajaran.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian LKPD

33

C. Kerangka Pikir

D.

E.

F.

Gambar 2.2 Kerangka Pikir

Kondisi Ideal :

1. Lembar Kegiatan Peserta Didik

Hots menggunakan open ended

dapat mempermudah dan

meningkatkan semangat belajar

peserta didik serta memberikan

kemampuan berfikir kritis

kepada peseta didik

2. Bahan ajar harus sesuai dengan

kebutuhan peserta didik

Kondisi di Lapangan :

Kesulitan siswa menyelesaikan soal dengan

cara lain pada materi bilangan cacah pada

perkalian dan pembagian, dan juga siswa yang

kurang aktif dalam menyelesaikan soal hanya

dengan menirukan cara yang sudah

dicontohkan dari guru saja. Siswa mengalami

kesulitan dalam memahami soal Higher Order

Thinking Skill (HOTS). Kesulitan siswa dalam

mengerjakan soal dengan cara lain pada materi

bilangan cacah pada perkalian dan pembagian.

Analisis Kebutuhan :

Dibutuhkan bahan ajar yang dapat meningkatkan semangat belajar peserta

didik dan dapat dipahami peserta didik

Tindak Lanjut :

Mengembangkan bahan ajar higher order thingking skill (HOTS) menggunakan

open ended pada materi perkalian dan pembagian kelas 4 sekolah dasar.

Metode Penelitian :

1. Penelitian pengembangan

2. Model ADDIE

3. Observasi, wawancara, angket, dokumentasi

Pengembangan LKPD HOTS open ended materi bilangan cacah pada perkalian dan

pembagian dan keefektifan LKPD HOTS open ended materi bilangan cacah pada

perkalian dan pembagian kelas IV Sekolah Dasar

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian LKPD