BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2...

51
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Teori Belajar A. Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,2010:2). Durton mengartikan belajar adalah suatu perubahan dalam diri individu sebagai hasil interaksi lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan dan menjadikannya lebih mampu melestarikan lingkungan secara memadai. “Learning is a change the individual due to interaction of that individual and his environments which fills a need and makes him capable of dealing adequality with his environment” (Mutadi, 2007:12). Menurut Hilgrad dan Bower dalam buku Baharuddin (2010:13) Belajar (to learn) memiliki arti : to gain knowledge, comprehension, or mastery of trough experience or study, to fix in the mind or memory; memorize; to acquire trough experience, to become in forme of to find out. Menurut definisi tersebut, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Belajar dan Pembelajaran

2.1.1 Teori Belajar

A. Belajar

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya

(Slameto,2010:2).

Durton mengartikan belajar adalah suatu perubahan dalam diri individu sebagai

hasil interaksi lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan dan menjadikannya

lebih mampu melestarikan lingkungan secara memadai. “Learning is a change the

individual due to interaction of that individual and his environments which fills a

need and makes him capable of dealing adequality with his environment”

(Mutadi, 2007:12).

Menurut Hilgrad dan Bower dalam buku Baharuddin (2010:13) Belajar (to learn)

memiliki arti : to gain knowledge, comprehension, or mastery of trough

experience or study, to fix in the mind or memory; memorize; to acquire trough

experience, to become in forme of to find out.

Menurut definisi tersebut, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan

atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

12

pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian,

belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang

sesuatu. Sedangkan menurut James O. Wittaker dalam buku Aunurrahman

(2009:35) belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah

melalui latihan atau pengalaman.

Pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang

ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil

dari berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman sikap, tingkah

laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang

ada pada individu yang belajar.

Proses terjadinya belajar sangat sulit diamati. Karena itu orang cenderung melihat

tingkah laku manusia untuk disusunmenjadi pola tingkah laku yang akhirnya

tersusunlah suatu model yang menjadi prinsip-prinsip belajar yang bermanfaat

sebagai bekal untuk memahami, mendorong dan memberi arah kegiatan belajar.

B. Prinsip-Prinsip Belajar

Menurut Slameto (2010:27) Prinsip-prinsip belajar yang dapat dilaksanakan

dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan oleh setiap peserta didik secara

individual adalah sebagai berikut :

1. Berdasar prasyarat yang diperlukan untuk belajar

Dalam belajar peserta didik diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan

membimbing untuk mencapai tujuan intruksional.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

13

2. Sesuai hakikat belajar

Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang lain)

sehingga mendapat pengertian yang diharapkan stimulus yang diberikan dapat

menimbulkan respon yang diharapkan.

3. Sesuai materi atau bahan yang akan dipelajari.

Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur penyajian yang

bisa ditangkap pengertiannya.

4. Syarat keberhasilan belajar

Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga peserta didik dapat belajar

dengan tenang.

C. Teori-Teori Belajar

Menurut Indah Kosmiyah (2012:34-43) beberapa teori belajar yang yang relevan

dan dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran yang akan dikembangkan

antara lain :

Pertama, menurut teori belajar kognitif, belajar adalah pengorganisasian aspek-

aspek kognitif dan persepsi untuk memperoleh pemahaman. Teori ini menekankan

pada gagasan bahwa bagian suatu situasi saling berhubungan dalam konteks

situasi secara keseluruhan.

Kedua, menurut teori belajar humanisme, proses belajar harus dimulai dan

ditunjukan untuk kepentingan memanusiakan manusia, yaitu mencapai aktualisasi

diri peserta didik yang belajar secara optimal.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

14

Ketiga, menurut teori belajar sibernetik, belajar adalah mengolah informasi (pesan

pembelajaran), proses belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.

Keempat, menurut teori belajar konstruktivism, belajar adalah menyusun

pengetahuan dari pengalaman konkret, aktivitas kolaborasi, refleksi serta

interpretasi.

Menurut Brunner dalam buku Sukiman (2012:30) ada tiga tingkatan utama modus

belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial/gambar

(iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic).

Uraian di atas memberikan petunjuk bahwa agar proses belajar mengajar dapat

berjalan dengan baik, peserta didik sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua

alat inderanya. Guru berupaya menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat di

proses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk

menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi

tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan.

2.1.2 Teori Pembelajaran

Melalui pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi,

ide, keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran

berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru

dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

a) Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu

kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

15

merupakan suatu upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Dalam

hal ini pembelajaran diartikan juga sebagai usaha-usaha yang terencana dalam

memanipulasi sumber-sumer belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta

didik. Menurut Warsita pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta

didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Menurut

Corey pembelajaran adalah suatu proses di mana lingkungan seseorang secara

disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu

dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu,

pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan (Trianto, 2009:85).

Sedangkan dalam UU No. 2 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 20,

pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar (Dalam buku Indah Kosmiyah, 2012:4).

Berdasarkan kesimpulan di atas bahwa pembelajaran adalah suatu usaha untuk

memajukan peserta didik dalam menerima pembelajaran di lingkungan sekolah.

b) Prinsip-Prinsip Pembelajaran

Beberapa prinsip-prinsip yang dikembangkan dalam proses pembelajaran adalah

sebagai berikut :

1. Pengendalian Kelas

Pembelajaran efektif pertama-tama membutuhkan kemampuan pengajar untuk

mengendalikan kelas, yaitu mengkondisikan peserta didik agar dengan antusias

bersedia mendengarkan, memperhatikan dan mengikuti instruksi pengajar.

Pengendalian kelas merupakan kunci pertama keberhasilan pembelajaran.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

16

Kegagalan ataupun pengendalian kelas yang kurang maksimal akan berakibat

kegagalan atau minimal keberhasilan pembelajaran kurang optimal. Intinya,

pengendalian kelas merupakan upaya membuat peserta didik secara mental siap

untuk dibelajarkan.

2. Membangkitkan minat eksplorasi

Setelah peserta didik secara mental siap belajar, tugas guru adalah meyakinkan

peserta didik betapa materi pembelajaran yang tengah mereka pelajari penting dan

mudah dipelajari, sehingga menggugah minat mereka untuk mempelajarinya.

3. Penguasaan konsep dan prosedur mempelajarinya

Tugas inti seorang guru secara profesional adalah memperkenalkan konsep dasar

dari materi pelajaran yang tengah dipelajari, dimulai dari sisi termudah dan paling

menarik. Guru yang benar-benar menguasai materi pelajaran pasti menemukan

banyak cara untuk membuat anak didiknya memahami materi pelajaran, dan bila

perlu membuat kiasan, terutama untuk materi pelajaran yang bersifat abstrak.

4. Latihan

Pemahaman dalam sekali proses akan sangat mudah menguap oleh berbagai

aktivitas lain peserta didik. Memberikan latihan demi latihan baik berupa latihan

di kelas atau pemberian tugas-tugas tertentu merupakan wahana untuk

memperkuat penguasaan materi yang telah dipelajari. Pemberian tugas dan latihan

mutlak diberikan agar peserta didik berlatih secara terstruktur, sekalipun secara

mandiri mereka mungkin saja mempelajarinya.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

17

Hal yang harus diperhatikan dalam pemberian latihan meliputi ketercakupan

materi pelajaran. Itu sebabnya kisi-kisi materi pelajaran harus disusun sejelas

mungkin, sehingga dalam pemberian latihan dan penugasan benar-benar meluas

dan mendalam.

5. Kendali Keberhasilan

Tugas guru tidak cukup hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi lebih dari

itu guru harus memastikan seluruh peserta didik menguasainya. Penjajagan

terhadap penguasaan materi pelajaran oleh peserta didik harus dilakukan baik

selama proses pembelajaran, latihan maupun penugasan.

c) Teori-Teori Pembelajaran

Menurut Indah Kosmiyah (2012:44-47) berdasarkan teori yang mendasarinya

yaitu teori psikologi dan teori belajar maka teori pembelajaran ini dibedakan ke

dalam lima kelompok, yaitu :

1. Teori Pendekatan Modifikasi Tingkah Laku

Teori pembelajaran ini menganjurkan guru menerapkan prinsip penguatan

(reinforcement) untuk mengidentifikasi aspek situasi pendidikan yang penting dan

mengatur kondisi sedemikian rupa yang memungkinkan peserta didik dapat

mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Pengenalan karakteristik peserta didik dan

karakteristik situasi belajar perlu dilakukan untuk mengetahui setiap kemajuan

belajar yang diperoleh peserta didik.

2. Teori Pembelajaran Konstruk Kognitif

Menurut teori ini prinsip pembelajaran harus memperhatikan perubahan kondisi

internal peserta didik yang terjadi selama pengalaman belajar diberikan di kelas.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

18

Pengalaman belajar yang diberikan oleh peserta didik harus bersifat penemuan

yang memungkinkan peserta didik dapat memperoleh informasi dan ketrampilan

baru dari pelajaran sebelumnya.

3. Teori Pembelajaran Berdasarkan Prinsip-Prinsip Belajar

Menurut teori ini, untuk belajar peserta didik harus mempunyai perhatian

responsif terhadap materi yang akan dipelajari dan semua proses belajar

memerlukan waktu. Setiap peserta didik yang sedang belajar selalu terdapat suatu

alat pengatur internal yang dapat mengontrol motivasi. Pengetahuan tentang hasil

yang diperoleh di dalam proses belajar merupakan faktor penting sebagai

pengontrol.

4. Teori Pembelajaran Berdasarkan Analisis Tugas

Hasil penerapan teori pembelajaran terkadang tidak selalu memuaskan. Oleh

karena itu, sangat penting untuk mengadakan analisis tugas secara sistematis

mengenai tugas-tugas pengalaman belajar yanng akan diberikan kepada peserta

didik, yang kemudian disusun secara hierarkis dan diurutkan sedemikian rupa

sehingga tergantung dari tujuan yang ingin dicapai.

5. Teori Pembelajaran Berdasarkan Psikologi Humanistis

Prinsip yang harus diterapkan adalah bahwa guru harus memperhatikan

pengalaman emosional dan karakteristik khusus peserta didik seperti aktualisasi

diri peserta didik. Inisiatif peserta didik harus dimunculkan, dengan kata lain

peserta didik harus selalu dilibatkan dalam proses pembelajaran.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

19

2.2 Karakteristik Supervisi Akademik

2.2.1 Pengertian Supervisi

Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum SD, SMP dan SMA

tentang pembinaan guru dalam berbagai kepustakaan baik di Indonesia baik di

Negara-Negara asing sering di istilahkan dengan supervisi.

Menurut Hamza (2010:169) “secara terminology pembinaan guru (supervisi)

sering di artikan sebagai serangkaian usaha bantuan kepada guru, terutama

bantuan yang yang berwujud layananan professional yang dilakukan kepala

sekolah, pemilik sekolah, pengawas serta Pembina lain untukm meningkatkan

proses dan hasil belajar”. Selain itu Menurut Purwanto (2003:32) “Supervisi

adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru

dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif”.

Menurut Hamza (2010:169) berdasarkan pengertian tersebut nyatalah bahwa

pembinaan guru dalam suvervisi adalah sebagai berikut :

1) Serangkaian bantuan yang berwujud layanan professional.

2) Layananan Profesional tersebut diberikan oleh orang yang lebih ahli ( kepala

sekolah, Pemilik Sekolah, pengawas dan ahli lainya )

3) Maksud layanan professional tersebut adalah agar dapat meningkatkan

kualitas proses dan hasil belajar sehingga tujuan pendidikan yang

direncanakan tercapai.

Dalam rumusan yang rinci Djajadisastra mengemukakan pembinaan guru atau

suvervisi sebagai berikut :

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

20

1) Memperbaiki tujuan khususmengajar guru dan belajar siswa

2) Memperbiki materi ( bahan ) kegiatan belajar mengajar

3) Memperbaiki metode, yaitu dengan cara menggorganisasikan kegiatan belajar

mengajar

4) Memperbaiki penilaian atas media

5) Memperbaiki penilian proses belajar mengajar dan hasilnya.

6) Memperbaiki pembimbingan siswa atas kesulitan belajarnya.

7) Memperbaiki sikap guru atas tugasnya.

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa supervisi merupakan sarana atau alat

untuk membina guru dalam mengajar untuk mencapai hasil yang maksimal.

Pembinaan guru harus dilakukan secara rutin untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan guru dalam mengajar.

2.2.2 Tujuan Supervisi

Menurut Hamza (2010: 171) tujuan-tujuan supervisi atau pembinaan guru

bertujuan sebagai berikut :

1) Memperbaiki proses belajar mengajar

2) Perbaikan tersebut dilakukan melalui pembinaan professional

3) Yang melakukan pembinaan adalah pembina.

4) Sasaran pembinaan adalah guru atau orang lain yang ada kaitannya.

5) Secara jangka panjang maksud pembinaan tersebut adalah memberikan

kontribusi bagi pencapaian tujuan pendidikan.

Selain itu Hamza (2010:171) juga mengemukakan “ bahwa supervisi juga

berfungsi untuk mengordinasi, mentimulasi dan mengarahkan peryumbuhan-

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

21

pertumbuhan guru; mengordinasi semua usaha sekolah, memperlengkapi

kepemimpinan sekolah, memperluas pengelaman-pengelaman guru, mestimulasi

uasaha-uasaha yang kraetif, memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus,

menganalisis situasi belajar, memberikan pengetahuan dan keterampilan guru dan

staff, mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan

kemampuan guru”.

Menurut Arikunto (2005:40) “tujuan supervisi dapat dikelompok menjadi dua

yakni tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum bertujuan untuk memberikan

bimbingan bantuan teknis kepada guru agar mampu meningkatkan kualitas

kerjanya terutama dalam proses pembelajaran. Secara khusus bertujuan untuk

meningkatkan kinerja siswa dan guru, meningkatkan efektivitas kurikulum dan

efisiensi sarana/prasarana, dan kualitas situasi umum sekolah”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan supervisi adalah

memberikan bimbingan kepada guru dan siswa dalam meningkatkan kemampuan

dalam proses belajar-mengajar sehingga dapat membantu meningkatkan sumber

daya manusia terutama di lingkungan pendidikan.

2.2.3 Teknik Supervisi

Satu di antara tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik.

Untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan

konseptual, interpersonal dan teknikal Glickman (2007:245). Oleh sebab itu,

setiap Kepala sekolah harus memiliki keterampilan teknikal berupa kemampuan

menerapkan teknik-teknik supervisi yang tepat dalam melaksanakan supervisi

akademik.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

22

Teknik-teknik supervisi akademik meliputi dua macam, yaitu: individual dan

kelompok seperti gambar berikut :

Gambar 1. Teknik Supervisi

1. Teknik Supervisi Individual

Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap

guru. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru. Dari hasil

supervisi ini dapat diketahui kualitas pembelajaran guru bersangkutan. Teknik

supervisi individual ada lima macam adalah sebagai berikut :

a. Kunjungan Kelas, (Classroom Visitation)

Kepala sekolah atau supervisor datang ke kelas untuk mengobservasi guru

mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang

sekirannya perlu diperbaiki. Tahap-tahap kunjungan kelas terdiri dari empat tahap

yaitu:

1) Tahap persiapan. Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran,

dan cara mengobservasi selama kunjungan kelas;

2) Tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini, supervisor mengamati

jalannya proses pembelajaran berlangsung;

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

23

3) Tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan

perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil observasi; dan

4) Tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.

b. Kunjungan Observasi (Observation Visits)

Guru-guru ditugaskan untuk mengamati seorang guru lain yang sedang

mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Kunjungan

observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri atau dengan mengadakan kunjungan

ke sekolah lain. Secara umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah: (1) usaha-

usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran, (2) cara menggunakan

media pengajaran, (3) variasi metode, (4) ketepatan penggunaan media dengan

materi, (5) ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan (6) reaksi mental

para siswa dalam proses belajar mengajar. Pelaksanaan observasi melalui tahap:

persiapan, pelaksanaan, penutupan, penilaian hasil observasi;dan tindak lanjut.

Dalam rangka melakukan observasi, seorang supervisor hendaknya telah

mempersiapkan instrumen observasi, menguasai masalah dan tujuan supervisi.

c. Pertemuan Individual

Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar

pikiran antara supervisor dan guru. Tujuannya adalah :

(1) Mengembangkan perangkat pembelajaran yang lebih baik;

(2) Meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran; dan

(3) Memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

24

Swearingen (2010) mengklasifikasi empat jenis pertemuan (percakapan)

individual sebagai berikut :

1) Classroom-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di

dalam kelas ketika murid-murid sedang meninggalkan kelas (istirahat).

2) Office-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang

kepala sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat

bantu yang dapat digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.

3) Causal-conference. yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang

dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru

4) Observational visitation. yaitu percakapan individual yang dilaksanakan

setelah supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas.

d. Kunjungan Antar Kelas

Kunjungan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke kelas yang lain di

sekolah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dalam

pembelajaran. Cara-cara melaksanakan kunjungan antar kelas adalah sebagai

berikut :

1) Jadwal kunjungan harus direncanakan.

2) Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi.

3) Tentukan guru-guru yang akan mengunjungi

4) Sediakan segala fasilitas yang diperlukan.

5) Supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan pengamatan yang cermat.

6) Adakah tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas selesai? misalnya dalam

bentuk percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas tertentu.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

25

7) Segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan, dengan

menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapi;

8) Adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas

berikutnya.

2. Supervisi Kelompok

Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi

yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang yang akan disupervisi

berdasarkan hasil analisis kebutuhan, dan analisis kemampuan kinerja guru,

kemudian dikelompokan berdasarkan kebutuhan guru. Kemudian guru diberikan

layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang diperlukan.

Dalam teknik supervisi kelompok, terdapat beberapa kegiatan yang dapat

dilakukan antara lain adalah sebagai berikut :

1. Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), Seorang kepala sekolah

menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusun. Termsuk

mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru, dalam hal ini

rapat-rapat yang diadakan dalam rangka kegiatan supervisi. Rapat tersebut

antara lain melibatkan KKG, MGMP, dan rapat dengan pihak luar sekolah.

2. Mengadakan diskusi kelompok (group discussions), Diskusi kelompok dapat

diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis.

Di dalam setiap diskusi, supervisor atau kepala sekolah memberikan

pengarahan, bimbingan, nasihat-nasihat dan saran-saran yang diperlukan.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

26

3. Mengadakan penataran-penataran (inservice-training), Teknik ini dilakukan

melalui penataran-penataran, misalnya penataran untuk guru bidang studi

tertentu. Mengingat bahwa penataran pada umumnya diselenggarakan oleh

pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah adalah mengelola dan

membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran.

2.2.4 Peningkatan Kompetensi Guru

Guru sebagai otonomi kelas yang memiliki wewenang melakukan reformasi kelas

(Clasroom reform) dalam rangka melakukan perubahan prilaku peserta didik

secara berkelanjutan yang sejalan dengan tugas dan perkembangannya dan

tuntutan lingkungan sekitarnya. Sebagai pemegang otonom di dalam kelas guru

harus dapat melasanakan perannya sebagai berikut :

1. Guru sebagai Pendidik

2. Guru sebagai pengajar

3. Guru sebagai pemimpin

4. Guru sebagai supervisor

Nanang (2010:103) Guru sebagai arsitek perubahan prilaku siswa sekaligus

menjadi contoh buat siswa. Gruru di tuntut memiliki kompetensi paripurna

seperti:

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi Pedagogik yang harus dikuasai seorang guru adalah :

a) Menguasai karakteristik peserta didik, dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial,

cultural, emosional dan intelektual.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

27

b) Menguasai teori-teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik

c) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang ajarkan

d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik

e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan

pembelajaran

f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimiliki

g) Berkomunikasi secara efektif, empati dan santun dengan peserta didik

h) Melakukan penilaian untuk kepentingan pembelajaran

i) Melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian yang harus dimiliki guru adalah sebagai berikut :

a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan

nasional Indonesia.

b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, beraklak mulia dan teladan bagi

peserta didik dan masyarakat.

c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan

berwibawa.

d) Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi

guru dan rasa percaya diri.

e) Menjunjung tinggi martabat guru.

f) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

28

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru adalah sebagai berikut :

a) Bersikap inklusif, bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena

perkembangan jenis kelamin, agam, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga

dan status sosial ekonomi.

b) Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santu kepada sesame pendidik,

tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.

c) Berinteraksi di tempat tugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang

memiliki keragaman sosial budaya.

d) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara

linsan dan tulisan atau bentuk lain.

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi Profesional yang harus dimiliki guru adalah sebagai berikut :

a) Menguasai materi, struktur, konsep dan pola piker keilmuan yang mendukung

mata pelajaran yang diajarkan.

b) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang diajarkan.

c) Mengembangkan materi pembelajaran yang diajarkan secara kreatif.

d) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan

tindakan reflektif.

e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan

diri.

Guru dalam proses pembelajaran mempunyai peran sangat penting untuk

meningkatkan mutu pendidikan. Seperti kita ketahui peran guru adalah : sebagai

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

29

pendidik, pengajar, pemimpin, administrator, harus mampu melayani peserta didik

yang di landasi dengan keasadaran (awareness), keyakinan (belief), kedisiplinan

(discipline) dan tanggung jawab (responsibility) secara optimal sehingga

memberiak pengaruh fositif terhadap perkembangan siswa secara optimal, baik

fisik maupun psikis.

Menurut Nanang (2010:106) kinerja guru dalam melayani peserta didik dapat

tergambar dalam rumus SERVICER yaitu kepanjangan dari :

1. Smile and Simpathy

Guru dalam menjalankan tugasnya secara sadar harus mempresentasikan

wajahnya dengan penuh senyuman sebagai wujud simpati dan sambutan hangat

(welcome) terhadap peserta didik sehingga siswa merasa betah melakukan proses

pembelajaran.

2. Empathy and Enthusiasm

Guru dalam menjalankan tugasnya harus memeiliki pribadi merasakan dan

melayani apa yang dirasakan dan di butuhkan oleh peserta didik dalam proses

pembelajaran, serta dalam dalam hidupnya penuh antusias berusaha sekuat tenaga

untuk merealisasikan potensi yang dimiliki peserta didik dengan seoptimal

mungkin.

3. Respect and Recovery

Guru dalam menjalankan tugasnya harus hormat dan menghargai (respect)

terhadap peserta didik dengan setulus hati sehingga menjadi kesan yang

mendalam (inpresive) dan sekaligus merupakan daya pikat (magnetic force) di

hati peserta didik.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

30

4. Vision and Victory

Guru dalam menjalankan tugasnya harus menunjukan komitmennya terhadap

masa depan siswa yang lebih baik ( visioner ) dan keuntungan ( victory ) atau nilai

tambah bagi kehidupannya secara unggul komparatif dan kompetitif.

5. Initiative, Impresif dan inovatif

Guru dalam menjalankan tugasnya harus dapat membangun prakarsa (inisiative).

Dengan penuh kesan fositif (impresif) di hati peserta didik sehingga peserta didik

merasa betah dan bebas untuk melahirkan berbagai gagasan yang cemerlang

sebagai wujud adanya dorongan untuk melakukan inovasi secara berkelanjutan

dalam proses pembelajaran.

6. Care and Cooperative

Guru dalam menjalankan tugasnya harus dapat mengayomi sebagai wujud

kepedulian kepada peserta didik yang dilakukan secara kooperatif dengan sesame

guru, kepala sekolah, peserta didik atau stakeholder lainya, serta berupaya

membangun prilaku peserta didik sesuai dengan norma yang berlaku dalam

lingkungannya serta mampu hidup berselancar dalam kesembrautan.

7. Empowering and Enjoying

Guru dalam menjalankan tugasnya harus mampu memberdayakan (empowering )

potensi peserta didik sesuai dengan kecerdasannya, bakat dan minatnya sehingga

peserta didik merasa senang (enjoying) dengan penuh kesadaran, komitmen dan

rasa tanggung jawab melaksanakan proses pembelajaran secara aktif, kreatif,

efektif dan menyenangkan.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

31

8. Result Oriented

Guru dalam melaksanakan tugasnya harus ditunjukan kepada pencapaian tujuan

pembelajaran, baik yang tertuang dalam kompetensi dasar, standar kompetensi,

indicator belajar, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maupun Standar

Kompetensi Lulusan (SKL).

Dalam mengajar guru harus menguasai kemampuan dasar dalam mengajar.

Seperti yang dikemukakan Oemar (2008:52) kemampuan itu meliputi:

1. Kemampuan menguasai bahan

2. Kemampuan mengelolah program belajar mengajar

3. Kemampuan mengelolah kelas dengan pengelaman belajar

4. Kemampuan mnggunakan media/sumber dengan pengelam belajar

5. Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan dengan pengelaman

belajar

6. Kemampuan mengelolah interaksi belajar

7. Kemampuan menilai prsetasi siswa dengan pengelaman belajar

8. Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan

penyuluhan

9. Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

10. Kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil

penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.

2.2.5 Kompetensi Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan pemimpin sekolah yang sangat berperan untuk

memajukan sekolah. Kepala sekolah melaksanakan program dan tugas utama

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

32

sebagai kepala sekolah. Untuk melaksanakan tugas kepala sekolah dengan baik

kepala sekolah mempunyai 5 kompetensi yang terus di kembangkan dan

diterapkan dalam meminpin sekolah. Seperti yang di kemukakan dalam

Permendiknas No. 1 Tahun 2007 disyaratkan 5 kompetensi yang harus dimiliki

kepala sekolah. Lima kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang kepala sekolah

yaitu :

1. Dimensi Kompetensi Kepribadian

a) Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan akhlak mulia menjadi

teladan guru.

b) Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.

c) Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala

sekolah.

d) Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.

e) Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai

kepala sekolah.

f) Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

2. Dimensi Kompetensi Manajerial

a) Menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan.

b) Mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan.

c) Memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia

secara optimal.

d) Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasi

pembelajar yang efektif.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

33

e) Menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi

pembelajaran peserta didik.

f) Mengelola guru dan staf dalamr angka pendayagunaan sumber sumber

daya manusia secara optimal.

g) Mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan

secara optimal.

h) Mengelola hubungan sekolah dengan masyarakat dalam rangka pencarian

dukungan ide,sumber belajar,dan pembiayaan.

i) Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik

baru,penempatan, dan penegembangan kapasitas peserta didik.

j) Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai

dengan arah dan tujuan pendidikan nnasional.

k) Mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang

akuntabilatas, transparan dan efisien.

l) Mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung pencapaian tujuan

sekolah.

m) Mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan

pembelajaran dan kegiatan peserta didik.

n) Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan

pembelajaran dan manajemen sekolah.

o) Melakukan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan program

kegiatan sekolah dengan orosedur yang tepat serta merencanakan tindak

lanjut.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

34

3. Dimensi Kompetensi Kewirausahaan

a) Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah.

b) Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi

pembelajaran yang efektif.

c) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas

pokok dan dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah.

d) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam

menghadapi kendala yang dihadapi sekolah.

e) Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan sekolah

sebagai sumber belajar peserta didik.

4. Dimensi Kompetensi Supervisi

a) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan

profesional guru.

b) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan pendekatan dan

teknik supervise yang tepat.

c) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka

peningkatan profesionalisme guru.

5. Dimensi Kompetensi Sosial

a) Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah.

b) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

c) Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

35

2.3. Kinerja Guru

2.3.1 Pengertian Kinerja Guru

Kinerja merupakan kegiatan yang dijalankan oleh tiap-tiap individu dalam

kaitannya untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Berkaitan dengan hal

tersebut terdapat beberapa definisi mengenai kinerja (Smith dalam buku Mulyasa,

2005: 136) menyatakan bahwa kinerja adalah “…..output drive from processes,

human or otherwise”. Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses.

Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa bahwa kinerja atau performance dapat

diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil-hasil

kerja atau unjuk kerja. Kinerja merupakan suatu konsep yang bersifat universal

yang merupakan efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan

karyawannya berdasarkan standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka kinerja

sesungguhnya merupakan perilaku manusia dalam menjalankan perannya dalam

suatu organisasi untuk memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar

membuahkan tindakan serta hasil yang diinginkan.

Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) dalam Mulyasa (2006:136)

Kinerja atau performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan

kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja. Kinerja adalah hasil kerja

suatu organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan strategi, kepuasan pelanggan

dan kontribusinya terhadap lingkungan (Akdon, 2006:166).

Sedangkan menurut Akdon dalam Akdon kinerja sebagai outcome hasil keras

organisasi dalam mewujudkan tujuan strategi yang diterapkan organisasi,

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

36

kepuaasan pelanggan serta kontribusinya terhadap perkembangan ekonomi

masyarakat. Menurut Bates dan Holton, masih dalam Akdon kinerja merupakan

bentuk bangunan yang multi dimensional, sehingga cara mengukurnya sangat

bervariasi tergantung pada banyak faktor. Hasibuan (2005:94) mendefinisikan

prestasi kerja suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-

tugas yang dibebankan kepadanya yang didasrkan atas kecakapan, pengalaman

dan kesungguhan serta waktu. Prestasi kerja merupakan gabungan dari tiga faktor

penting, yaitu kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan dan penerima

atas penjelasan delegasi tugas, serta peran dan tingkat motovasi seorang pekerja.

Semakin tinggi ketiga faktor di atas, semakin besarlah prestasi kerja karyawan

bersangkutan.

Kinerja (performance) menurut Drucker (2005 : 134) adalah tingkat prestasi atau

hasil nyata yang dicapai dipergunakan untuk memperoleh suatu hasil positif.

Kinerja juga didefinisikan sebagai keberhasilan personel dalam mewujudkan

sasaran stratejik pada empat perspektif : keuangan, kostumer, proses serta

pembelajaran dan pertumbuhan (Mulyadi, 2007: 363). Menurut Simamora

(2006:10), menyatakan bahwa kinerja merupakan suatu persyaratan-persyaratan

tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari output yang

dihasilkan baik yang berupa jumlah maupun kualitasnya. Output yang dihasilkan

dapat berupa fisik maupun nonfisik yang menyebutnya berupa karya, yaitu suatu

hasil/pekerjaan baik berupa fisik/material maupun nonfisik maupun non material.

Dari beberapa pengertian tentang kinerja tersebut di atas dapat penulis simpulkan

bahwa kinerja adalah prestasi kerja yang telah dicapai oleh seseorang. Kinerja

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

37

atau prestasi kerja merupakan hasil akhir dari suatu aktifitas yang telah dilakukan

seseorang untuk meraih suatu tujuan. Pencapaian hasil kerja ini juga sebagai

bentuk perbandingan hasil kerja seseorang dengan standar yang telah ditetapkan.

Apabila hasil kerja yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan standar kerja

atau bahkan melebihi standar maka dapat dikatakan kinerja itu mencapai prestasi

yang baik.

Kinerja yang dimaksudkan diharapkan memiliki atau menghasilkan mutu yang

baik dan tetap melihat jumlah yang akan diraihnya. Suatu pekerjaan harus dapat

dilihat secara mutu terpenuhi maupun dari segi jumlah yang akan diraih dapat

sesuai dengan yang direncanakan.

2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja, antara lain dikemukakan Armstrong dan

Baron dalam Wibowo (2007: 74-75) yaitu :

1. Personal Factor, ditunjukkan oleh tingkat keterampilan, kompetensi yang

dimiliki , motivasi dan komitmen individu.

2. Leadership Factor, ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan dan

dukungan yang dilakukan manajer dan team leader

3. Team factors, ditunjukkan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan

sekerja

4. System factors, ditunjukkan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang

diberikan organisasi

5. Contextual/Situational Factors, ditunjukkan oleh tingginya tingkat tekanan

dan perubahan lingkungan internal dan eksternal.

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

38

Ondi Saondi dan Aris Suherman ( 2010:22) mengungkapkan “ Untuk mengetahui

keberhasilan kinerja perlu dilakukan evaluasi atau penilaian kinerja dengan

berpedoman pada parameter dan indikator yang ditetapkan yang diukur secara

efektif dan efisien.

”Standar kinerja guru menurut Piet A. Sahertian menjelaskan dalam Rusman

(2010:51) bahwa : “ Standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru

dalam menjalankan tugas seperti :

1) Bekerja dengan siswa secara individual

2) Persiapan dan perencanaan pembelajaran

3) Pendayagunaan media pembelajaran

4) Melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar;dan

5) Kepemimpinan yang aktif dari guru (Rusman 2010: 51).

Penilaan kinerja adalah proses suatu organisasi mengevaluasi atau menilai kerja.

Apabila penilaian prestasi kerja dilaksanakan dengan baik , tertib, dan benar maka

dapat membantu meningkatkan motivasi berprestasi sekaligus dapat

meningkatkan loyalitas para anggota organisasi yang ada di dalamnya. Dari

pernyataan di atas bahawa indikator kinerja guru merupakan alat untuk

mengevaluasi kerja, dalam penelitian ini berdasarkan rencana pembelajaran,

model pembelajaran dan disiplin kerja dalam melaksanakan Kurilukuium Tingkat

Satuan Pendidikan.

Kinerja guru dalam melaksanakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

diangkat sebagai sebuah masalah pokok dalam penelitian ini berkaitan dengan

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

39

rendahnya kualitas kerja guru, sebagai contohnya guru belum menguasai model

pembelajaran PAIKEM ( Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif dan

Menyenangkan) yang seharusnya dikuasai guru dalam mengimplentasikan KTSP

di kelas, rencana pembelajaran hanya digunakan sebagai sarat formatif

administrasi pendidikan, ketidak mampuan guru dalam melakukan evaluasi, dan

dalam penguasaan materi guru tidak mendalam, dalam mengajar guru tidak

menggunakan media pembelajaran yang menarik, hal-hal tersebut mengambarkan

bahwa rendahnya kinerja guru dalam melaksanakan kurikulum tingkat satuan

pendidikan.

Penjelasan lain mengenai faktor yang berpengaruh terhadap kinerja dijelaskan

oleh Mulyasa. Menurut Mulyasa (2007: 227) sedikitnya terdapat sepuluh faktor

yang dapat meningkatkan kinerja guru, baik faktor internal maupun eksternal:

“Kesepuluh faktor tersebut adalah:

1) Dorongan untuk bekerja,

2) Tanggung jawab terhadap tugas,

3) Minat terhadap tugas,

4) Penghargaan terhadap tugas,

5) Peluang untuk berkembang,

6) Perhatian dari kepala sekolah,

7) Hubungan interpersonal dengan sesama guru,

8) MGMP dan KKG,

9) Kelompok diskusi terbimbing serta

10) Layanan perpustakaan”.

Selanjutnya pendapat lain juga dikemukakan oleh Surya (2004: 10) tentang faktor

yang mempengaruhi kinerja guru. “Faktor mendasar yang terkait erat dengan

kinerja profesional guru adalah kepuasan kerja yang berkaitan erat dengan

kesejahteraan guru. Kepuasan ini dilatar belakangi oleh faktor-faktor antara lain :

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

40

1) Imbalan jasa,

2) Rasa aman,

3) Hubungan antar pribadi,

4) Kondisi lingkungan kerja,

5) Kesempatan untuk pengembangan dan peningkatan diri”.

Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan di atas, faktor-faktor yang menentukan

tingkat kinerja guru dapat penulis simpulkan antara lain:

1) Tingkat kesejahteraan (reward system);

2) Lingkungan atau iklim kerja guru;

3) Desain karir dan jabatan guru;

4) Kesempatan untuk berkembang

5) Meningkatkan diri;

6) Motivasi

7) Semangat kerja;

8) Pengetahuan;

9) Keterampilan dan;

10) Karakter pribadi guru.

2.3.3 Penilaian Kinerja Guru

Simamora (2006 : 337) mengemukakan, penilaian kinerja merupakan alat yang

berfaedah tidak hanya untuk mengevaluasi kerja dari para karyawan, tetapi juga

untuk mengembangkan dan memotivasi kalangan karyawan. Dalam penilaian

prestasi kerja tidak hanya semata-mata menilai hasil fisik, tetapi pelaksanaan

pekerjaan secara keseluruhan yang menyangkut berbagai bidang seperti

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

41

kemampuan, kerajinan, disiplin, hubungan kerja atau hal-hal khusus sesuai bidang

tugasnya semua layak untuk dinilai.

Handoko (2005 : 76) mengemukakan, penilaian prestasi kerja (performance

appraisal) adalah proses suatu organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja

karyawan. Kegiatan ini dapat mempengaruhi keputusan-keputusan personalia dan

memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan kerja

mereka.

Adapun kegunaan penilaian kinerja adalah a) mendorong orang ataupun karyawan

agar berperilaku positif atau memperbaiki tindakan mereka yang di bawah

standar, b) sebagai bahan penilaian bagi manajemen apakah karyawan tersebut

telah bekerja dengan baik, dan c) memberikan dasar yang kuat bagi pembuatan

kebijakan peningkatan organisasi.

Berdasarkan uraian di atas, maka penilaian kinerja dapat dikatakan sebagai proses

suatu organisasi mengevaluasi atau menilai kerja karyawan. Dengan demikian

penilaian kinerja guru adalah proses yang dilakukan oleh pihak sekolah/lainnya

untuk mengevaluasi atau menilai kerja guru.

Apabila penilaian kinerja dilaksanakan dengan baik, tertib, dan benar akan dapat

membantu meningkatkan motivasi kerja sekaligus dapat meningkatkan loyalitas

guru yang ada di dalamnya, dan apabila ini terjadi akan menguntungkan sekolah

itu sendiri. Oleh karena itu penilaian prestasi kerja perlu dilakukan secara formal

dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh organisasi secara obyektif.

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

42

2.3.4 Manfaat Penilaian Kinerja Guru

Penilaian kinerja guru memiliki manfaat bagi sebuah sekolah karena dengan

penilaian ini akan memberikan tingkat pencapaian dari standar, ukuran atau

kriteria yang telah ditetapkan sekolah. Sehingga kelemahan-kelemahan yang

terdapat dalam seorang guru dapat di atas serta akan memberikan umpan balik

kepada guru tersebut. Menurut Mangkupawira (2010: 224), manfaat dari penilaian

kinerja karyawan adalah:

(1) perbaikan kinerja;(2) penyesuaian kompensasi;(3) keputusan penetapan;(4)

kebutuhan pelatihan dan pengembangan;(5) perencanaan dan pengembangan

karir;(6) efisiensi proses penempatan staf; (7) ketidakakuratan informasi; (8)

kesalahan rancangan pekerjaan;(9) kesempatan kerja yang sama; (10) tantangan-

tantangan eksternal; dan (11) umpan balik pada SDM.

Sedangkan Mulyasa (2007: 157) menjelaskan tentang manfaat penilaian tenaga

pendidikan penilaian tenaga pendidikan biasanya difokuskan pada prestasi

individu, dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah. Penilaian ini tidak hanya

penting bagi sekolah, tetapi juga penting bagi tenaga kependidikan yang

bersangkutan. Bagi para tenaga kependidikan, penilaian berguna sebagai umpan

balik terhadap berbagai hal, kemampuan, ketelitian, kekurangan dan potensi yang

pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana, dan

pengembangan karir. Bagi sekolah, hasil penilaian prestasi tenaga kependidikan

sangat penting dalam mengambil keputusan berbagai hal, seperti identifikasi

kebutuhan program sekolah, penerimaan, pemilihan, pengenalan, penempatan,

promosi, sistem imbalan dan aspek lain dari keseluruhan proses pengembangan

sumber daya manusia secara keseluruhan”.

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

43

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa penilaian kinerja penting dilakukan

oleh suatu sekolah untuk perbaikan kinerja guru itu sendiri maupun untuk sekolah

dalam hal menyusun kembali rencana atau strategi baru untuk mencapai tujuan

pendidikan nasional.

Penilaian yang dilakukan dapat menjadi masukan bagi guru dalam memperbaiki

dan meningkatkan kinerjanya. Selain itu penilaian kinerja guru membantu guru

dalam mengenal tugas-tugasnya secara lebih baik sehingga guru dapat

menjalankan pembelajaran seefektif mungkin untuk kemajuan peserta didik dan

kemajuan guru sendiri menuju guru yang profesional.

Penilaian kinerja guru tidak dimaksudkan untuk mengkritik dan mencari

kesalahan, melainkan sebagai dorongan bagi guru dalam pengertian konstruktif

guna mengembangkan diri menjadi lebih profesional dan pada akhirnya nanti

akan meningkatkan kualitas pendidikan peserta didik. Hal ini menuntut perubahan

pola pikir serta perilaku dan kesediaan guru untuk merefleksikan diri secara

berkelanjutan.

2.3.5 Indikator Kinerja Guru

Indikator kinerja merupakan aspek-aspek yang menjadi ukuran tolak ukur dalam

menilai kinerja. Menurut John Miner dalam Sudarmanto (2009; 11)

mengemukakan 4 dimensi yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menilai

kinerja secara umum, yaitu :

1. Kualitas, yaitu ; tingkat kesalahan, kerusakan, kecermatan.

2. Kuantitas, yaitu jumlah pekerjaan yang dihasilkan.

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

44

3. Penggunaan waktu dalam kerja, yaitu tingkat ketidakhadiran, keterlambatan,

waktu kerja efektif / jam kerja hilang.

4. Kerja sama dengan orang lain dalam bekerja.

5. Tingkat kemampuan dalam bekerja

Dari empat indikator kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua hal terkait

dengan aspek keluaran atau hasil pekerjaan yaitu kualitas hasil, kuantitas keluaran

dan dua hal terkait aspek perilaku individu yaitu penggunaan waktu dalam bekerja

(tingkat kepatuhan terhadap jam kerja, disiplin) dan kerja sama sehingga keempat

indikator di atas mengukur kinerja pada level individu.

Sedangkan menurut Lembaga Administrasi Negara(LAN) dalam Mulyasa

(2010:136) pengukuran kinerja merupakan jembatan antara perencanaan strategis

dengan akuntabilitas. LAN menetapkan llima indikator yang dijadikan pedoman

dan panduan bagi organisasi publik dalam menyusun laporan kinerja yaitu :

1. Masukan adalah sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan

program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan keluaran seperti:

orang, dana, waktu, material, dan lain-lain.

2. Keluaran adalah segala sesuatu berupa produk/jasa ( fisik dan atau non fisik )

sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan program berdasarkan

masukan yang digunakan.

3. Hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran

kegiatan dalam jangka menengah. Hasil merupakan ukuran seberapa jauh

setiap produk jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

45

4. Manfaat adalah kegunaan suatu keluaran yang dirasaka langsung masyarakat.

Manfaat dapat berupa tersedianya fasilitas yang dapat diakses oleh publik.

5. Dampak adalah ukuran tingkat pengaruh sosial, ekonomi, lingkungan atau

kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian kinerja setiap indikator

dalam suatu kegiatan.

Kelima indikator tersebut di atas dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja

baik dalam perencanaan, pelaksanaan ataupun setelah selesai kegiatan sehingga

dapat disimpulkan kelima indikator di atas lebih cenderung pada penilaian kinerja

secara organisasi.

Dari berbagai pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa indikator penilaian

kinerja sangat beragam tergantung dari aspek tertentu yang diukur misalnya

kinerja individunya, kinerja hasilnya, kinerja prosesnya dan cara pengukurannya.

Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru. Georgia

Departemen of Education telah mengembangkan teacher performance assessment

instrument yang kemudian dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat Penilaian

Kemampuan Guru (APKG). Alat penilaian kemampuan guru, meliputi: (1)

rencana pembelajaran (teaching plans and materials) atau disebut dengan RPP

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), (2) prosedur pembelajaran (classroom

procedure), dan (3) hubungan antar pribadi (interpersonal skill). Indikator

penilaian terhadap kinerja guru dilakukan terhadap tiga kegiatan pembelajaran di

kelas yaitu :

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

46

2.3.5.1 Perencanaan Program Kegiatan Pembelajaran

Tahap perencanaan dalam kegiatan pembelajaran adalah tahap yang berhubungan

dengan kemampuan guru dalam proses penyusunan program kegiatan

pembelajaran. Ada tiga tahapan dalam pelaksanaan pengembangan atau

penyusunan silabus yaitu tahap adopsi, adaptasi dan produksi. Pada tahap adopsi

memiliki makna bahwa penyusunan silabus dan RPP hanya mengambil dari

silabus dan RPP yang sudah ada sebelumnya tanpa melakukan penyesuaian atau

revisi apapun, sehingga bisa dikatakan bahwa dalam tahap ini guru bersifat pasif.

Pada tahap adaptasi dalam penyusunan silabus dan RPP guru sudah melakukan

penyesuaian atau revisi terhadap silabus dan RPP yang sudah ada, sehingga bisa

dikatakan guru bersifat aktif. Pada tahap yang paling ideal adalah ketika guru

sudah dapat menghasilkan suatu produk silabus dan RPP sendiri tanpa tergantung

dari silabus dan RPP yang sudah ada. Ada beberapa unsur/komponen yang harus

diperhatikan dalam penyususnan silabus yaitu terdiri dari:

a) Identitas Silabus

b) Stándar Kompetensi (SK)

c) Kompetensi Dasar (KD)

d) Materi Pembelajaran

e) Kegiatan Pembelajaran

f) Indikator

g) Alokasi waktu

h) Sumber pembelajaran

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

47

Program pembelajaran jangka waktu singkat sering dikenal dengan sitilah RPP,

yang merupakan penjabaran lebih rinci dan spesifik dari silabus, ditandai oleh

adnya komponen-komponen :

a) Identitas RPP

b) Stándar Kompetensi (SK)

c) Kompetensi dasar (KD)

d) Indikator

e) Tujuan pembelajaran

f) Materi pembelajaran

g) Metode pembelajaran

h) Langkah-langkah kegiatan

i) Sumber pembelajaran

j) Penilaian

2.3.5.2 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang

ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber

belajar, dan penggunaan metode serta strategi pembejaran. Semua tugas tersebut

merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang secara optimal dalam

pelaksanaanya menuntut kemampuan guru.

2.3.5.3 Evaluasi atau Penilaian Pembelajaran

Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui

tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang

telah dilakukan. Pada tahap ini seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

48

menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi,

pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi. Pendekatan atau cara yang dapat

digunakan untuk melakukan evaluasi/ penilaian hasil belajar adalah melalui

Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP).

PAN adalah cara penilaian yang tidak selalu tergantung pada jumlah soal yang

diberikan atau penilaian dimasudkan untuk mengetahui kedudukan hasil belajar

yang dicapai berdasarkan norma kelas. Siswa yang paling besar skor yang didapat

di kelasnya, adalah siswa yang memiliki kedudukan tertinggi di kelasnya.

Sedangkan PAP adalah cara penilaian, dimana nilai yang diperoleh siswa

tergantung pada seberapa jauh tujuan yang tercermin dalam soal-soal tes yang

dapat dikuasai siswa. Nilai tertinggi adalah nilai sebenarnya berdasarkan jumlah

soal tes yang dijawab dengan benar oleh siswa. Dalam PAP ada passing grade

atau batas lulus, apakah siswa dapat dikatakan lulus atau tidak berdasarkan batas

lulus yang telah ditetapkan.

Pendekatan PAN dan PAP dapat dijadikan acuan untuk memberikan penilaian dan

memperbaiki sistem pembelajaran. Kemampuan lainnya yang perlu dikuasai guru

pada kegiatan evaluasi/ penilaian hasil belajar adalah menyusun alat evaluasi. Alat

evaluasi meliputi: tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Seorang guru dapat

menentukan alat tes tersebut sesuai dengan materi yang disampaikan. Bentuk tes

tertulis yang banyak dipergunakan guru adalah ragam benar/ salah, pilihan ganda,

menjodohkan, melengkapi, dan jawaban singkat. Tes lisan adalah soal tes yang

diajukan dalam bentuk pertanyaan lisan dan langsung dijawab oleh siswa secara

lisan.

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

49

Tes ini umumya ditujukan untuk mengulang atau mengetahui pemahaman siswa

terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan sebelumnya. Tes perbuatan

adalah tes yang dilakukan guru kepada siswa. Dalam hal ini siswa diminta

melakukan atau memperagakan sesuatu perbuatan sesuai dengan materi yang telah

diajarkan seperti pada mata pelajaran kesenian, keterampilan, olahraga, komputer,

dan sebagainya. Indikasi kemampuan guru dalam penyusunan alat-alat tes ini

dapat digambarkan dari frekuensi penggunaan bentuk alat-alat tes secara variatif,

karena alat-alat tes yang telah disusun pada dasarnya digunakan sebagai alat

penilaian hasil belajar.

2.3.5.4 Pengawasan Pembelajaran

Di samping pendekatan penilaian dan penyusunan alat-alat tes, hal lain yang harus

diperhatikan guru adalah pengolahan dan penggunaan hasil belajar dalam hal ini

adalah pengawasan hasil pembelajaran oleh guru. Ada dua hal yang perlu

diperhatikan dalam pengawasan pembelajaran oleh guru. Hal ini berkaitan dengan

penggunaan hasil belajar, yaitu :

a) Jika bagian-bagian tertentu dari materi pelajaran yang tidak dipahami oleh

sebagian kecil siswa, guru tidak perlu memperbaiki program pembelajaran,

melainkan cukup memberikan kegiatan remidial bagi siswa-siswa yang

bersangkutan.

b) Jika bagian-bagian tertentu dari materi pelajaran tidak dipahami oleh sebagian

besar siswa, maka diperlukan perbaikan terhadap program pembelajaran,

khususnya berkaitan dengan bagian-bagian yang sulit dipahami.

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

50

Mengacu pada kedua hal tersebut, maka frekuensi kegiatan pengembangan

pembelajaran dapat dijadikan indikasi kemampuan guru dalam pengolahan dan

penggunaan hasil belajar. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi :

a) Kegiatan remidial, yaitu penambahan jam pelajaran, mengadakan tes, dan

menyediakan waktu khusus untuk bimbingan siswa.

b) Kegiatan perbaikan program pembelajaran, baik dalam program semesteran

maupun program satuan pelajaran atau rencana pelaksanaan pembelajaran,

yaitu menyangkut perbaikan berbagai aspek yang perlu diganti atau

disempurnakan.

Ketiga indikator penilaian kinerja guru yang diterbitkan oleh Depdiknas sebagai

Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) telah dituangkan secara rinci dalam

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses yang berisi kriteria

minimal pelaksanaan proses pembelajaran yaitu perencanaan, pelaksanaan,

penilaian dan pengawasan proses pembelajaran, sehingga dalam penelitian ini

penulis menggunakan Standar Proses sesuai Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007

sebagai tinjauan untuk mengetahui kinerja guru.

2.3.5.5 Standar Proses

Dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka

Kreditnya, pada pasal 1 dinyatakan bahwa :

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

51

pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan

pendidikan menengah.

Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan guru dalam menyusun rencana

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang bermutu, menilai dan

mengevaluasi hasil pembelajaran, menyusun dan melaksanakan program

perbaikan dan pengayaan terhadap peserta didik (Permenpan 16;2009) Dalam

penelitian ini pembahasan mengenai kinerja guru lebih difokuskan pada

pelaksanaan standar proses sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007. Dalam Permendiknas tersebut

dinyatakan bahwa :

Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan

pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi

lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan

pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar

dan menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem

kredit semester.

2.3.5.6 Perencanaan Proses Pembelajaran

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi

(SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan

pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

52

1) Silabus

Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau

tema pelajaran, SK, K D, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator

pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus

dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar

Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat

dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/

madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran

(MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan

silabus disusun di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab

di bidang pendidikan untuk SD dan SMP, dan divas provinsi yang bertanggung

jawab di bidang pendidikan untuk SMA dan SMK, serta departemen yang

menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan

MAK.

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik

dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban

menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik

serta psikologis peserta didik. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat

dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan

Page 43: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

53

RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan

pendidikan. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah :

a) Identitas Mata Pelajaran

Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan,kelas, semester,

program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.

b) Standar Kompetensi

Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik

yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.

c) Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta

didik•dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator

kompetensi dalam suatu pelajaran.

d) Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi

untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan

penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan

menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang

mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

e) Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan

dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

Page 44: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

54

f) Materi Ajar

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis

dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

g) Alokasi Waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan

beban belajar.

h) Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau

seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran

disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap

indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

3) Prinsip-prinsip Penyusunan RPP

a) Memperhatikan Perbedaan Individu Peserta Didik

RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal,

tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial,

emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya,

norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

b) Mendorong Partisipasi Aktif Peserta Didik

Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk

mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan

semangat belajar.

Page 45: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

55

c) Mengembangkan Budaya Membaca Dan Menulis

Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca,

pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

d) Memberikan Umpan Balik Dan Tindak Lanjut

RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,

pengayaan, dan remedi.

e) Keterkaitan dan keterpaduan

RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD,

materi pembelajaran, kegiatan pernlielajaran, indikator pencapaian kompetensi,

penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.

f) Menerapkan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan

komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan

kondisi.

4) Pelaksanaan Proses Pembelajaran

a) Rombongan Belajar

Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah:

1 SD/MI : 28 peserta didik

2 SMP/MT : 32 peserta didik

3 SMA/MA : 32 peserta did 1k

4 SMK/MAK : 32 peserta didik

Page 46: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

56

2) Beban Kerja Minimal Guru

1 Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan;

2 Beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas adalah se

kurang-kurang nya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu)

minggu.

3) Buku Teks Pelajaran

1 Buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah/adrasah dipilih

melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah/madrasah dari

bukubuku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri;

2 Rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1:1 permata pelajaran

dan

3 Selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku

pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya.

4) Pengelolaan Kelas

1 Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan

mata pelajaran, sertaaktivitas pembelajaran yang akan dilakukan;

2 Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat

didengar dengan baik oleh peserta didik;

3 Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik;

4 Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan

belajar peserta didik;

Page 47: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

57

5 Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan,

dankeputusan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran;

6 Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil

belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung;

7 Guru menghargai pendapat peserta didik;

8 Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi;

9 Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata.

2.3.5.7 Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan

pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

1 Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran;

b) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

c) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;

d) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasanuraian kegiatan sesuai silabus.

2 Kegiatan Inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD

yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang

Page 48: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

58

cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta

didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan

konfirmasi.

a) Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1 Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang

topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam

takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;

2 Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan

sumber belajar lain;

3 Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik

dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

4 Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan

5 Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio,

atau lapangan.

b) Elaborasi

Dalarn kegiatan elaborasi, guru:

1 Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui

tugas-tugas tertentu yang bermakna;

2 Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain

untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

Page 49: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

59

3 Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,

dan bertindak tanpa rasa takut;

4 Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif can kolaboratif;

5 Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

prestasi belajar;

6 Rnenfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan balk

lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

7 Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan r iasi; kerja individual maupun

kelompok.

c) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1 Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,

isyarat, maupunhadiah terhadap keberhasilan peserta didik,

2 Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik

melalui berbagai sumber,

3 Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh

pengalaman belajar yang telah dilakukan,

4 Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna

dalam mencapai kompetensi dasar.

1. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

a. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat

rangkuman/simpulan pelajaran;

Page 50: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

60

b. Melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan

secara konsisten dan terprogram;

c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,

program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas balk tugas

individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

e. Menyampaikan iencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

2.4 Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini peneliti hanya membatasi beberapa point saja antara laian :

(1) Program pembinaan guru meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran dan penilaian pembelajaran;

(2) Program pemantauan dan

(3) Penilaian kinerja guru dalam pembuatan RPP Bahasa Indonesia.

2.5 Kerangka Berpikir

Guru adalah unsur utama dalam proses pendidikan, termasuk mengelola

pembelajaran dengan baik yang berhubungan dengan perkembangan peserta didik,

karena peserta didik akan memperoleh banyak ilmu pengetahuan, pengalaman

belajar dann hubungan sosial dengan sesama. Untuk mencapai tujuan pendidikan

yakni memperoleh perubahan, baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotor

dalam berprilaku menuju yang lebih baik. Tinggi rendahnya kemampuan seorang

guru sangat dipengaruhi oleh diri sendiri, juga dipengaruhi oleh orang lain atau

lingkungan luar. Kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran, kinerja guru

dalam pelaksanaan pembelajaran, kinerja guru dalam ecaluasi pembelajaran serta

Page 51: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan …digilib.unila.ac.id/4820/141/BAB II.pdf · 2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum

61

kinerja guru dalam pengawasan atau tindak lanjuit evaluasi, sangat mempengaruhi

keberhasilan proses belajar mengajar.

Dengan adanya penelitian kinerja guru dalam proses pembelajaran, maka hasilnya

sangat menentukan dalam menunjang proses pendidikan yang dilaksanakan oleh

guru itu sendiri. Karena kinerja yang baik merupakan tugas dan tanggung jawab

seorang guru yang harus diembannya. Guru harus bisa menunjukkan bahwa

dirinya mampu menghasilkan prestasi kerja optimal dan professional dalam

bekerja demi terciptanya pendidikan bermutu. Untuk lebih jelas, alur kerangka

berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Kemampuan kinerja guru dalam memahami rancangan program supervisi

kunjungan kelas belum optimal.

2. Pelaksanaan program pelayanan supervisi masih terpusat pada siswa, belum

melibatkan guru secara aktif.

3. Perencanaan evaluasi pembelajaran belum dibuat guru dengan benar.

4. Banyaknya aktivitas kinerja guru di luar sekolah menyebabkan kinerja guru

kurang maksimal.