Tabloid Teknokra Edisi 141 Maret 2015

16
Halaman 15 Mulai dari situ ia pun mengembangkan bisnisnya, berawal dari agen laundry, ia akhirnya bisa membuka jasa laundry. www.teknokra.com Edisi Maret 2015 No 141 Tahun XV Trimingguan Halaman 6 UPT Pengembangan Karir dan Kewi- rausahaan (PKK) membuat sebuah Ger- akan Seribu Wirausaha (Gabuwira) yang diharapkan dapat mahasiswa me- miliki skill dan minat kewirausahaan. Tetap Berpikir Merdeka! Ilmiah Bisa, Populer Juga Boleh TABLOID MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG Teknologi, Inovasi, Kreativitas dan Aktivitas Teknokra Unila @TeknokraUnila Halaman 4 Harapannya saat di bangun Kampus II di Kota Baru nanti, Unila dapat memenuhi fasilitas yang layak, yang selama ini belum didapat oleh Mahasiswa Unila. TIMANG-TIMANG PROGRAM KERJA KKN

description

Merupakan terbitan Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) Teknokra Universitas Lampung

Transcript of Tabloid Teknokra Edisi 141 Maret 2015

Page 1: Tabloid Teknokra Edisi 141 Maret 2015

Halaman 15Mulai dari situ ia pun mengembangkan bisnisnya, berawal dari agen laundry, ia akhirnya bisa membuka jasa laundry.

www.teknokra.com

Ed i s i Ma re t 2015No 141 Tahun XV Trimingguan

Halaman 6UPT Pengembangan Karir dan Kewi-rausahaan (PKK) membuat sebuah Ger-akan Seribu Wirausaha (Gabuwira) yang diharapkan dapat mahasiswa me-miliki skill dan minat kewirausahaan.

Tetap Berpikir Merdeka!Ilmiah Bisa, Populer Juga Boleh

TABLOID MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG

Teknologi, Inovasi, Kreativitas dan Aktivitas

Teknokra Unila@TeknokraUnila

Halaman 4Harapannya saat di bangun Kampus II di Kota Baru nanti, Unila dapat memenuhi fasilitas yang la yak, yang selama ini belum didapat oleh Mahasiswa Unila.

TIMANG-TIMANG

PROGRAM KERJA

KKN

Page 2: Tabloid Teknokra Edisi 141 Maret 2015

No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015

2

Cover

Judul : Timang-TimangProgram Kerja KKN

Ide & DesainRetno Wulandari

TABLOID TRI MINGGUAN diterbitkan oleh Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) TEKNOKRA Universitas Lampung ALAMAT Grha Kemahasiswaan Lt.1 Jl.Soemantri Brodjonegoro No.1 Bandar Lampung 35145 Telp .(0721) 788717 EMAIL [email protected], [email protected] WEBSITE www.teknokra.com Pelindung: Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, MS Penasihat: Prof. Dr. Sunarto, SH, MH Dewan Pembi na: Maulana Mukhlis, S.Sos.,MIP. Anggota Dewan Pembina: Prof. Dr. Ir. Muhajair Utomo, M.Sc., Asep Unik, SE. ME., Drs. M. Toha B. Sampurna Jaya, M.S., Dr. Eddy Riva’i, S.H., M.H., Ir. Anshori Djausal, M.T., M.A., Dr.Yuswa-nto.SH.,MH., Dr.Eddi Rifai SH.MH., Asrian Hendi Caya,SE.,ME., Dr. Yoke Moelgini M.Sc, Irsan Dalimunte,SE.M.Si,MA., Dr.Dedy Hermawan S.Sos,M.Si., Dr. Nanang Trenggono M.Si., Dr.H.Sulton Djasmi, M.Si., Syafarrudin, S. Sos. MA., Toni Wijaya S.Sos.MA, M. burhan, Vina Oktavia, S.Pd., Yurike Pratiwi

Pemimpin Umum: Faris Yursanto Pemimpin Redaksi: Hayatun Nisa F Pemimpin Usaha: Fitri Wahyuningsih Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan: Kurnia Mahardika Kepala Kesekretarian: Lia Vivi Farida Redaktur Pelaksana: Ayu Yuni An-tika Redaktur Pelaksana Daring: Khorik Istiana Redaktur Berita: Fahmi Bastiar (Non Aktif), Rika Andriani Reporter : Defika Putri Nastiti, Siti Sufia (Non Aktif), Yola Savitri Redaktur Foto: Fitria Wulandari Fotografer: Riska Martina Redaktur Artistik: Retno Wulandari Staf Artistik: Defika Putri Nastiti Kameramen: Fajar Nurrohmah, Wawan Taryanto Redaktur Daring: Yola Septika Manajer Keuangan: Fitria Wulandari Mana-jer Usaha : Imam Gunawan Staf Keuangan: Yola Savitri Staf Periklanan: Siti Sufia (Non Aktif) Staf Pemasaran: Yola Septika Staf Kesekretariatan: Riska Martina Staf Analisis dan Perpustakaan: Fajar Nurrohmah Staf Pengkaderan dan SDM: Retno Wulandari Magang: Anisa, Fitri A, Tiara I.S, Aditya, Enindita Prastiwi., Fajarasiwi Ismania, Lailatul Badriah, Luvita WH, Noni Perwitosari, Retnoningayu J.U, Sheli Permai Sela.

SALAM KAMICOMMENT

KYAY JAMO ADIEN

KYAY JAMO ADIEN

Oleh Retno Wulandari

Pramoedya Ananta Toer dalam Khotbah dari Jalan Hidup mengatakan, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menu-lis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” Ada dua syarat sederhana bila kau ingin “Bekerja untuk keabadian”: kau harus tahu dan kau harus berani.

Tak cukup hanya tahu, tapi kami juga harus punya keberanian, punya nyali un-tuk menyampaikan pikiran kami lewat tulisan-tulisan. Teknokra ada memang untuk menyampaikan pemikiran tentang sebuah kebenaran, lewat tulisan kami coba me-nyampaikannya pada khalay-ak. Namun, ketika kami mera-sa sudah cukup menjadi pers kampus yang berimbang,

Harus Tahu dan Beranibanyak pihak yang meragu-kan pemberitaan kami, tak sepakat atau tak paham bah-wa kami bukan lah sebuah Humas Kampus, tapi kami adalah Pers Kampus yang tak sekedar menyampaikan informasi tapi juga sebagai kontrol sosial.

Tahu dan berani menjadi bekal kami dalam memain-kan peran di Pojok PKM ini, sehingga kami tak sem-brono. Selain itu untuk tetap eksis Teknokra pun butuh kritik dari para pembaca, se-bagai bahan evaluasi kami kedepannya. Lewat terbitan triminggu ini, kami men-coba menjembatani antara mahasiswa dan pemegang kekuasaan tertinggi di Kam-pus Hijau. Kritikan bagi kami adalah dukungan. Ketika e-mail redaksi dipenuhi kritik, artinya Teknokra masih di-

pedulikan. Teknokra masih dianggap ada. Sehingga tak perlu lagi berharap datang-nya keajaiban yang merubah sikap apatis mahasiswa sep-erti saat ini.

Bukan hanya sebatas kritik, Teknokra pun membutuhkan saran. Kritik tanpa saran sep-erti ide tanpa gerakan. Lewat Tabloid Trimingguan 141 ini kami mengajak seluruh civi-tas akademika Unila untuk mengevaluasi pelaksanaan KKN sebagai pengabdian ma-hasiswa kepada masyarakat. Agar pelaksanaan KKN beri-kutnya semakin baik. Selain itu jugaw kami menyajikan info terhangat seputar kam-pus yang mencakup kegiatan para mahasiswa yang ter-gabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKP), serta info penting dan menarik.

Tetap Berpikir Merdeka!=

Pengabdian masyarakat yang merupakan salah satu poin dari Tri Darma Perguruan Tinggi, ternyata menjadi salah satu indikator penilaian akreditasi universitas oleh Badan Akre-ditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Di Universitas Lampung, Kuliah Kerja Nyata (KKN) menjadi aksi nyata dari pengabdian masyarakat. Empat puluh hari mahasiswa dari berbagai jurusan dibagi kelompok dan mengabdi di desa-desa terpencil di beberapa kabupaten, dengan harapan ma-hasiswa bisa mengabdi untuk masyarakat dengan ilmu yang telah mereka dapat selama di kampus.

Pengabdian masyarakat ini, seharusnya menjadi ajang ma-hasiswa melihat dan menilai sejauh mana mahasiswa dapat menjalankan peran mereka di tengah-tengah masyarakat. Tak sekedar menjalankan program kerja yang diwajibkan oleh kampus, namun mahasiswa juga memiliki tanggung jawab moral serta tangggung jawab sosial kepada masyara-kat di lokasi KKN mereka.

Namun yang disayangkan, tak banyak mahasiswa yang memiliki nalar seperti itu. Kondisi lokasi KKN, mulai dari tempat tinggal, serta fasilitas yang kurang di lokasi membuat mahasiswa mengeluh dan berharap ingin segera pulang. Tak jarang juga mahasiswa tak bisa memposisikan diri selama menjadi mahasiswa KKN, tidak welcome dengan masyarakat setempat. Sehingga progja yang telah mereka susun tak ber-jalan dengan lancar. Karena warga juga tidak mau atau mera-sa keberatan untuk melaksanakan progja dari mahasiswa.

Banyak hal yang sebetulnya bisa dijadikan evaluasi dari KKN tahun ini, bahkan tahun-tahun sebelumnya. Tak hanya dari pihak mahasiswa, tapi juga dari pihak Tim KKN yang kurang kontrol, akibatnya kerja mahasiswa selama KKN tak diketahui oleh pihak Unila. Banyak laporan yang sebena-rnya dikerjakan hanya di meja, realitasnya mahasiswa tidak mengerjakan progja yang mereka tulis dalam laporan. Se-lanjutnya, mungkin pihak Unila harus berpikir ulang untuk menggelar KKN dengan sistem yang sama, atau bahkan Unila bisa menghilangkan program KKN, dan membuat program baru untuk pengabdian masyarakat yang lebih efektif serta efisien, baik bagi mahasiswa serta masyarakat.=

Perlu Evaluasi

Foto Riska Martina

Page 3: Tabloid Teknokra Edisi 141 Maret 2015

No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015

3Cetak Muslimah Cerdas ala Ibnu Sina

Oleh Yola Septika

FK-Tek: Forum Studi Islam Ibnu Sina (FSIIS) Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (FK Unila) dalam waktu dekat akan menghelat seminar bertajuk Muslimah Cerdas ala Ibnu Sina (Muscina), Sabtu (28/3) di gedung D FK Unila. Acara ini dikhususkan bagi para muslimah yang ingin mengalahkan pesona bidadari surga, sesuai dengan temanya Kalahkan Pesona Bidadari Surga.

Berbeda dari tahun sebelumnya yang diikuti lingkup FK saja, tahun ini seminar dibuka untuk umum. Ajeng Amalia Insani (Pend. Dokter ’13) selaku ketua pelaksana mengatakan pembicara datang dari kalangan akademisi, motivator, dan artis. Seperti dr. Ratna Dewi, Sp.OG (dosen FK Unila dan pakar kesehatan kewanitaan dan kandungan), Husna Hidayati (Inspirator Muslimah), dan Meyda Sefira (Aktris Film, Penulis, dan Inspirator Muslimah).

Berbagai acara seperti bazaar, photo-booth, dan talkshow juga ikut memeriahkan acara tersebut. Acara muslimah tersebut telah dipersiapkan sejak Desember tahun lalu. Tak kurang dari 70 orang anggota FSIIS ikut membantu menyukseskan acara ini. Ajeng berharap acara ini dapat diterima sehingga dapat mengajak para wanita untuk membuka wawasan seputar dunia wanita dalam sisi keislaman. “Goal-nya mencetak muslimah cerdas,” ujar Ajeng.bb

KAMPUS IKAM

NGEKHIBASProyek Kantin. Sejumlah pekerja harian mengerjakan proyek pembangunan kantin mahasiswa, yang terdiri dari sepuluh lokal di Fakultas Pertanian. Foto dibidik Kamis (19/03).

Foto Riska Martina

Forkom Pilih Koordinator BaruOleh Enindita Prastiwi

FK-Tek : Forum Studi Islam Ibnu Sina (FSIIS) Fakultas Ke-dokteran Universitas Lampung (FK Unila) dalam waktu dekat akan menghelat seminar bertajuk Muslimah Cerdas ala Ibnu Sina (Muscina), Sabtu (28/3) di gedung D FK Unila. Acara ini dikhususkan bagi para muslimah yang ingin me-ngalahkan pesona bidadari surga, sesuai dengan temanya Kalahkan Pesona Bidadari Surga.

Berbeda dari tahun sebelumnya yang diikuti lingkup FK saja, tahun ini seminar dibuka untuk umum. Ajeng Amalia Insani (Pend. Dokter ’13) selaku ketua pelaksana mengata-kan pembicara datang dari kalangan akademisi, motivator, dan artis. Seperti dr. Ratna Dewi, Sp.OG (dosen FK Unila dan pakar kesehatan kewanitaan dan kandungan), Husna Hida-yati (Inspirator Muslimah), dan Meyda Sefira (Aktris Film, Penulis, dan Inspirator Muslimah).

Berbagai acara seperti bazaar, photo-booth, dan talkshow juga ikut memeriahkan acara tersebut. Acara muslimah ter-sebut telah dipersiapkan sejak Desember tahun lalu. Tak kurang dari 70 orang anggota FSIIS ikut membantu meny-ukseskan acara ini. Ajeng berharap acara ini dapat diteri-ma sehingga dapat mengajak para wanita untuk membuka wawasan seputar dunia wanita dalam sisi keislaman. “Go-al-nya mencetak muslimah cerdas,” ujar Ajeng.=

Oleh Retnoningayu Janji Utami

Cetak Muslimah Cerdas ala Ibnu Sina

Oleh Yola Septika

FKIP-Tek: Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung ada-kan sekolah politik yang berlangsung selama tiga hari (7, 8, 14/03). Acara yang dihadiri oleh 70 peserta ini mengusung tema “Membangun Pemimpin Cerdas, untuk Masa Depan Demokrasi Indonesia” agar mahasiswa dapat berperan aktif sebagai generasi penerus kaum elite politik.

Sekolah politik ini menghadirkan Aziz Budisantoso (ketua KAMMI), Ahmad Khoirudin Syam (Presiden BEM-U), Nopri-anda (kepala devisi advokasi IMAKIPSI), serta Agung Wiba-wa (akademisi Unila) sebagai pemateri. Materi yang disam-paikan mengenai dasar-dasar politik, sejarah pergerakan mahasiswa, rekayasa sosial dan politik, analisis isu, aliansi pergerakan, problematika pergerakkan di Indonesia, retori-ka politik, ideologi dalam gerakan politik, serta etika politik.

Seusai materi, mereka merancang rekayasa politik dan mengadakan diskusi dalam beberapa kelompok. Deni Yu-niardi (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ’11) selaku Gubernur BEM-F berharap mahasiswa mulai bisa berpikir cerdas, berani menentukkan sikap menanggapi isu menge-nai fenomena politik dengan sikap yang benar serta tak ter-jebak dalam pragmatisme dan materialistik. Semoga sekolah ini berkelanjutan untuk kedepannya,” ujarnya berharap. =

BEM FKIP Adakan Sekolah Politik

Unila-Tek : Forum Komu-nikasi (Forkom) Universitas Lampung memilih koordina-tor baru untuk kepenguru-san Forkom 2015 sekaligus Serah Terima Jabatan (Ser-tijab). Acara ini berlangsung di Ruang Sidang Lt. 2 Grha Kemahasiswaan Unila . Dis-kusi Forkom ini melibatkan 30 Unit Kegiatan Mahasiswan tingkat Universitas (UKM-U), Rabu (18/3).

Awalnya, setiap perwakilan UKM mengajukan diri seb-agai calon koordinator. “Se-baiknya yang dikirim sebagai delegasi adalah 3 jabatan terakhir di UKM tersebut,

jangan asal-asalan,” ujar Imelda Astari (Pend.Bahasa dan Sastra Inggris ’11) selaku koordinator Forkom 2014. Selanjutnya, dari setiap per-wakilan ditanyai kesediaan-nya menjadi koordinator Forkom. Ada 10 perwakilan UKM yang bersedia menjadi koordinator.

Kemudian, 10 perwakilan tersebut pun menyampaikan visi dan misinya. Lalu, para calon koordinator dipersi-lahkan meninggalkan ruang sidang dan memberikan kesempatan para peserta rapat untuk bermusyawarah, menentukan koordinator

Forkom yang baru. Akhirnya, Nasyratul Ilmi

(Teknik Geofisika ’12) di-pilih sebagai koordinator Forkom 2015 menggantikan Imelda Astari. “Forkom bisa lebih baik lagi serta fasilitas UKM lebih layak dan mema-dai,” harap Nasyratul Ilmi. Imelda Astari juga berpesan untuk kebaikan kepenguru-san Forkom baru. “ Semoga forkom selanjutnya bisa lebih bisa menampung aspirasi tiap UKM, lebih sigap dalam setiap permasalahan yang ada serta lebih akrab den-gan UKM-U lainnya,” harap Imelda.=

FKIP-Tek: Sudah tiga min-ggu sejak Zulkarnain, Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Ke-guruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung menghimbau seluruh maha-siswanya mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Gaga-san Tertulis (PKM-GT) yang diadakan Direktorat Jendral Pendidikan Dinggi (Dirjen Dikti). Meski baru tahun ini diadakan, mahasiswa Jurusan IPS terlihat cukup antusias mengikuti program tersebut. Dalam upaya mendukung program ini, mahasiswa telah dibekali Pendidikan dan Lati-han (Diklat) seputar cara penulisan, format penulisan, dan bagaimana menuangkan suatu ide.

“Semoga dengan ini, wa-wasan mahasiswa berkem-bang, berkembang juga aka-

Kembangkan Kreativitas Mahasiswa Lewat PKM-GT

demiknnya dan juga dengan PKM–GT ini, diharapkan mampu melatih soft skill, merubah mahasiswa yang lebih suka hura-hura untuk lebih peduli,” ujar Zulkarnain.

Tak ada persyaratan khu-sus bagi mahasiswa yang ingin mengikuti PKM-GT ini. “Jika anak itu mau, punya ide dan tertarik untuk menu-angkan ide-ide kreativitas mereka, yah silahkan, “ tutur Zulkarnain. kebanyakan ma-hasiswa berminat di bidang kewirausahaan dan riset. Hingga hari terakhir peng-umpulan pada Rabu, (17/3) tercatat 50 tim yang sudah mengajukan judul terbai-knya. Tiap tim beranggotakan 3-5 mahasiswa yang dibantu satu dosen pembimbing.

“Grand Design Of Character Build” menjadi judul PKM-GT yang digagas oleh salah satu

mahasiswa baru, Dwi Mustofa (FKIP Geografi ’14). Menu-rut Dwi, hal tersebut sebagai upaya pencegahan konflik di Lampung melalui strategi integralistik Karang Taruna Desa. “Pemudanya terlebih dahulu, baru kita dapat mere-dam sedikit konflik-konflik yang kerap kali terjadi,” papar Dwi Mustofa .

Berbeda dengan tema yang diusung Dwi, Yuniyarsih (FKIP Geografi ’12) dan ketiga rekannya membuat proposal PKM-GT berjudul “Rumah AKI, solusi Inovatif Pembi-naan Lansia di Desa Tri Tung-gal Kecamatan Bangun Margo Kabupaten Tulang Bawang”. “PKM-GT ini bagus, karena disinilah ide kreatif maha-siswa dapat tersalurkan, yang kemudian dipublikasikan un-tuk membantu permasalahan pemerintah,” ujarnya.=

Oleh Retnoningayu Janji Utami

E-journal gak berlangganan?Gimana cari refrensi?

KKN 40 hari?Kok gak ada bekasnya?

Mau bangun kampus baru?Apa kabar Ratulangi dan Metro?

Unila diminati?Semoga gak salah ya!

Page 4: Tabloid Teknokra Edisi 141 Maret 2015

No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015

4 KAMPUS IKAM

Bersih-bersih. Sejumlah petugas kebersihan Universitas Lampung membersihkan area pohon beringin saat Tim Asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN- PT) berkunjung. Foto dibidik Jum’at (06/03).

Foto Riska Martina

FT-Tek: Himpunan Maha-siswa Teknik Sipil (Himateks) menggelar acara Civil Brings Revolutions (CBR) dengan tema “From Civil To Nature And Nations”. Acara yang dia-dakan tiap tahun ini bertu-juan mengaplikasikan ilmu yang didapat selama duduk di bangku kuliah ke dalam se-buah karya melalui pengem-bangan inovasi dan kretivitas mahasiswa. Rangkaian acara dan berbagai perlombaan tingkat nasional dilangsung-kan selama empat hari, (11-14/ 3).

Kepedulian terhadap ling-kungan turut ditunjukkan Hi-mateks dengan mengadakan “Civil Go Green” di Ketapang, Pesawaran, Rabu (11/3). Acara tersebut melibatkan murid SD 1 Gebang melalui penanaman pohon bakau. CBR juga menyelenggarakan seminar nasional bertema “Tol Sumatera Impian Du-nia Transportasi Indonesia”

di Museum Lampung, Jumat (13/3).

Beberapa perlombaan yang dihelat seperti lomba beton, perencanaan rumah, dan pengerasan aspal seba-nyak enam tim, lomba mem-bangun jembatan ringan dan karya tulis ilmiah bagi pelajar sebanyak lima tim. Tak hanya itu, ada juga lomba fotografi yang diselenggarakan untuk umum serta donor darah, Sabtu (14/3).

Salah satu peserta, Ayu Ning Tyas Widayanti meng-ungkapkan bahwa acara CBR mengasyikan, seru, dan mam-pu mengasah kemampuan generasi penerus bangsa. “Saya berharap acara ini lebih baik lagi kedepannya dengan memperbanyak cabang per-lombaan,” ujar siswi SMA N 1 Kota Gajah, Lampung Tengah itu.

Hal serupa juga diung-kapkan Rian Surya Nega-ra, pembina akhir di SMA

Laboratorium Singaraja, Bali Utara yang sekaligus pemenang juara I lomba LKTI. “Acara yang bagus dan menarik, lewat acara se-perti ini bisa mengenal Lam-pung lebih jauh, saya beserta siswa-siswa binaan saya bisa memperoleh pengalaman, ilmu, dan juga menambah banyak teman. Semoga aca-ra seperti ini berlanjut tiap tahun dan terus diadakan,” ujarnya berharap.

Ketua Pelaksana CBR, Oktario Nur Hidayat (Teknik Sipil ’11) mengungkapkan bahwa persiapan acara sudah dimulai sejak November 2014 lalu. Meski dalam persiapan-nya mengalami beberapa kendala, ia mengaku cukup senang karena acara berjalan sukses dan lancar. “Harapan-nya mahasiswa le bih sema-ngat dalam mengembangkan inovasinya, dan tahun depan bisa lebih sukses lagi acara-nya,” ujarnya.=

Himateks Gelar CBROleh: Luvita Willya Hendri

Unila-Tek: Sebagai usaha untuk mengembangkan Uni-versitas Lampung (Unila), Unila telah menjalin kerja sama dengan Sekretaris Dae-rah (Sekda) Provinsi Lam-pung, Kementrian Riset dan Teknologi (Kemristek) serta Direktorat Jenderal Pendidi-kan Tinggi (Dirjen Dikti) un-tuk membangun kampus II Unila di Kota Baru, Desa Way Huwi, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan. Dari 300 hektare area kampus Institut Teknologi Sumatera (Itera), sepertiga diantaranya men-jadi lokasi dibangunnya Kam-pus II Unila.

Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerjasama, Tek nologi Informasi dan Ko-munikasi, Prof. John Hendri mengatakan bahwa rencana pembangunan kampus baru tersebut masih pada tahap pengurusan surat rekomen-dasi dari Itera, Sekda, dan Dikti. Ditargetkan tahun 2016, Kampus II Unila akan mu-lai dibangun. “Kerjasama ini

telah dimuat dalam Memoran-dum of Understanding (MoU) yang dirumuskan dengan Itera, yaitu tentang membagi sepertiga tanah untuk mem-bangun kampus II Unila,” Ujar John Hendri saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (16/3).

Lahan seluas 100 hektare yang didapat Unila akan digu-nakan sebagai tempat prakti-kum dan income engineering. Kampus II Unila di Kota Baru akan dibangun Fakultas Eksak-ta seperti Fakultas Pertanian (FP), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMI-PA) dan Fakultas Teknik (FT). Selain tiga fakultas tersebut, akan dikembangkan fakultas baru seperti Fakultas Teknolo-gi Pertanian dan Fakultas Perhutanan. “Harapannya saat di bangun Kampus II di Kota Baru nanti, Unila dapat memenuhi fasilitas yang la-yak, yang selama ini belum didapat oleh Mahasiswa Uni-la karena kekurangan tempat di kampus pusat ini,” ujar John Hendri mengakhiri.=

Kampus Baru di Kota BaruOleh Defika Putri Nastiti

Unila-Tek: Saat ini maha-siswa ataupun dosen Univer-sitas Lampung (Unila) tak bisa mengakses E-journal Unila sebagai bahan referansi karya ilmiah mereka, hal ini lantaran anggaran dana untuk berlangganan E-journal yang diajukan sejak tahun lalu tak kunjung mendapat kepastian perihal persetujuannya.

Saat di temui di ruangannya, Eng Mardiana selaku Kepala Perpustakaan Unila me ng a-takan “Tugas kami hanya me-ngajukan, tapi masalah di Acc

Akses E-Journal, Tunggu Acc Dulu!Oleh Rika Andriani

atau tidak tergantung Dikti,” ujarnya, (16/2). Di rinya pun me rencanakan tahun ini melakukan survei ke fakultas dan prodi menilai jurnal apa yang dibutuhkan oleh ma-hasiswa maupun do sen. Hal ini dilakukan agar E-journal diakses oleh civitas akademi-ka Unila, sehingga tak sia-sia dalam berlangganan.

Ia pun berharap nantinya jika Unila kembali berlangga-nan E-journal, mahasiswa atau pun dosen dapat mengakses fasilitas yang sudah disediakan

oleh Unila supaya mempermu-dah proses belajar mengajar. Bagi seluruh civitas akademi-ka yang berada di sekitar Unila, dapat mengakses E-journal secara langsung. Na-mun, jika berada di luar area kampus harus meminta username dan password ke pihak perpustakaan Unila. “Username dan password ti-dak bisa kami publikasikan secara umum. Karena takut sembarangan orang meman-faatkannya,” je las Mardi-ana.=

Unila-Tek: Setelah setahun terbentuk sebagai Unit Ke-giatan Mahasiswa Universi-tas (UKM-U), Komunitas In-tegritas (KOIN) mengadakan Musyawarah Besar (Mubes) untuk pertama kalinya di Ru-ang Sidang, Graha Kemaha-siswaan Unila, Sabtu (21/3). Mengusung tema “Jujur, Bertanggung jawab dan Ber-intergritas”, Mubes tersebut dihadiri 50 orang anggota KOIN. Tema tersebut diusung karena dinilai sesuai dengan harapan seluruh anggota agar seluruh anggota KOIN memiliki dan menjunjung si-fat jujur, Bertanggung jawab dan Berintergritas.

Pergantian anggota, pem-bahasan Program Kerja (Progja), dan Lembar Per-tanggung Jawaban (LPJ) tiap presidium menjadi topik yang dibahas dalam Mubes. Bery Decky Saputra (Admin-istrasi Negara ’12) selaku ketua pelaksana mengatakan persiapan sudah dilakukan sejak akhir bulan Desember.

Mubes PerdanaUKM KOIN

“Persiapan yang dilakukan adalah tentang kepanitian dan agenda-agenda yang akan dilaksanakan saat Mubes,” Ujar Bery saat dite-mui di Sekretariat KOIN, Sab-tu (21/3).

Dalam Mubes ini juga akan dipilih calon Ketua Umum KOIN 2015 yang akan meng-gantikan Diki Thantawi (Ilmu Pemerintahan ’11) selaku Ketua Umum sebelumnya. Empat kandidat yang men-jadi calon ketua umum yaitu, Rifki Hidayatul Rahman (Ad-ministrasi Negara ’12), Al Fa-jar (Administrasi Negara ’12), Bery Decky Saputra (Admin-istrasi Negara ’12) dan Tini Apriliasari (Pendidikan Bi-ologi ’13). Dengan ketua ter-pilih, Rifki Hidayatul Rahman.

“Harapan saya kedepannya, agar siapapun pengurus yang terpilih dapat menjunjung dan menularkan sifat jujur, bertanggung jawab, berinteg-ritas, dan tentunya membuat KOIN menjadi lebih baik lagi,” ujar Bery berharap.=

Oleh Defika Putri Nastiti

Page 5: Tabloid Teknokra Edisi 141 Maret 2015

No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015

5KAMPUS IKAM

Darurat. BEM-U melakukan FreezMobe di depan bundaran Unila, dengan tema Indonesia Darurat Lampung Menggugat. Ini juga merupakan ajakan kepada mahasiswa Unila untuk melakukan aksi selanjutnya. Foto dibidik Jumat (20/03).

Foto Hayatun Nisa F

Unila-Tek: Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin (Himatem) Fakultas Teknik Universitas Lampung adakan Mechanical Engineering Expo (MEE). Acara yang akan diselenggarakan (31/3-2/4) ini mengusung tema “Apply The Knowledge For Society”.

Rangkaian acara tersebut meliputi rolling thunder, tune up motor gratis untuk semua jenis motor tahun 2011-2015, uji emisi kendaraan roda empat, festival musik, motor show contest, instal laptop gratis, bazaar, pameran tugas akhir teknik mesin, pelayanan SIM keliling, medical cek up, donor darah dan beberapa perlombaan, seperti lomba karya tulis ilmiah tingkat SMA se-Lampung, lomba gambar teknik tingkat SMK se-Lampung, serta workshop pengelasan.

Ketua Pelaksana, Kiki Eko Suwanto (Teknik Mesin ’12) menjelaskan bahwa acara MEE merupakan rangkaian pengabdian kepada masyarakat. Sasaran dari kegiatan ini ditujukan untuk umum dan pelajar. Selain itu acara uji emisi bekerja sama dengan dinas perhubungan, Kapolda dan tata motor.

M. Faris (Teknik Mesin ’12), ketua umum Himatem menerangkan bahwa MEE adalah acara terbesar Teknik Mesin. “Mahasiswa adalah pembantunya masyarakat, jadi kita yang harus memberikan pengabdian. Apa yang sudah kami dapatkan di bangku kuliah, kami terapkan melalui MEE,” ujar Faris mengakhiri.=

MEE, Pengabdian Himatem Untuk Masyarakat

FP-Tek: Unit Kegiatan Ma-hasiswa Fakultas (UKMF) Lembaga Studi Mahasiswa Pertanian (LS-Mata) Fakultas Pertanian (FP) Unila adakan Pekan Inovasi LS-MATA (PIN LS-MATA). Kegiatan bertema “Inovasi Mandiri untuk Mem-bangun Negeri” tersebut di-laksanakan pada Sabtu-Ming-gu, (21-22/3) di pelataran Aula FP.

Terdapat empat cabang perlombaan seperti Peman-faatan Sampah Organik dan Anorganik, Green Jammin’ Coustic, Wall Magazine In-

Bangun Negeri Lewat Pekan InovasiOleh Enindita Prastiwi

Unila-Tek: Tahun ini Uni-versitas Lampung (Unila)membuka tiga jalur utama bagi calon mahasiswa den-gan kuota yang sama dengan tahun lalu. 50% jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), 30% jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dan 20% sisanya akan dibagi untuk jalur Penerimaan Mahasiswa Perluasan Akses Pendidikan (PMPAP), Kemitraan dan Bina Lingkungan.

Pada SNMPTN 2015, jum-lah siswa yang mendaftar ke Unila mengalami peningka-tan dari tahun sebelumnya, yang berjumlah 21 ribu men-jadi 28.921 pendaftar. Seban-yak 2.726 siswa mendaftar melalui BidikMisi. Pendaftar yang menjadikan Unila seb-agai pilihan pertama seban-yak 13.496 dan menjadikan-nya pilihan kedua sebanyak 9.953 pendaftar.

Unila Makin DiminatiTahun ini, jurusan Manaje-

men Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) menjadi jurusan yang paling diminati, den-gan jumlah pendaftar 2.987, disusul Program Studi Pen-didikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) sebanyak 2.371, dan pendaf-tar Fakultas Hukum sebanyak 2.258 pendaftar.

Pada SNMPTN tahun ini Unila membuka Program Stu-di yang pada tahun lalu ma-suk dalam kuota lokal dianta-ranya Fakultas Teknik (FT) yang membuka 3 Program Studi baru, antara lain Teknik Arsitektur, Teknik Informati-ka, dan Geodesi. Sementara FKIP membuka Pendidikan Bahasa Perancis. “Meski rela-tif baru, namun peminat pro-gram studi tersebut dapat mengungguli jurusan yang sudah ada sejak lama.” jelas Muhamad Komarudin, kepala UPT Puskom Unila selaku

Oleh Khorik Istiana

ketua panitia lokasi pada Ka-mis (19/3)

Sebanyak 16.500 pendaftar berdomisili di Provinsi Lampung, 4.400 pendaftar berdomisili di Sumatera Selatan, 500 pendaftar dari Sumatera Utara dan beber-apa berasal dari Provinsi Papua dan Papua Barat.

Untuk tahap seleksi, Unila masih mengacu pada sistem yang diterapkan oleh pusat. Penilaian utama berasal dari prestasi siswa yang berupa nilai rapor dan prestasi yang dibuktikan dengan piagam serta indeks prestasi seko-lah yang meliputi akreditasi sekolah, prestasi serta alumni sekolah tersebut.

UPT Puskom Unila juga membuka posko atau Help-desk pelayanan SNMPTN sejak mulai dibukanya pendaftaran. Posko ini siap melayani pendaftar yang ke-sulitan memverifikasi nilai atau pun kesulitan mendaf-tar.=

Oleh Yola Savitri

novation (WAMI) khusus peserta SMA, dan Photogra-phy and Groupies Genic. Dari 30 Sekolah Menengah Perta-ma (SMA) negeri dan swasta yang diundang, sebanyak 20 sekolah yang berpartisi-pasi. “Ada 30 SMA Negeri dan Swasta di Lampung, 4 seko-lah dari Pesawaran, 4 sekolah dari Pringsewu, 3 sekolah dari Natar dan 7 sekolah dari Metro,” ungkap Penanggung Jawab Acara, Rifky Bang-sawan (Agroteknologi ’12).

Acara yang baru pertama digelar tahun ini pun dime-

riahkan dengan aksi donor darah bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Lampung. M. Safrizal Anwar (Agribisnis ’13) selaku ketua pelaksana mengungkapkan bahwa di akhir acara akan diumumkan pemenang dari tiap cabang perlombaan. Se-lain doorprise, masing-masing pemenang diberikan uang tunai dan sertifikat sebagai penghargaan. “Semoga acara perdana LS-Mata ini berja-lan lancar dan dapat menjadi acara tahunan,” ujarnya men-gakhiri.=

FMIPA-Tek: Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Natural Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unila adakan pelatihan desain grafis dan tata letak. Acara yang digelar di Gedung Fasilitas Bersama lantai 2 FMIPA, Sabtu (21/03), merupakan acara tahunan Natural bertepa-tan dengan hari lahirnya ke-16.

Pelatihan tersebut mencakup pembuatan karakter 2 D, flat design, teknik layout, pembuatan logo dengan Tools Adobe Il-lustrator dan Adobe Indesign. Hadir sebagai pemateri Her-mansyah Romadhona (Pemimpin Design Store) dan Dafri (Matem ‘13) selaku Redaktur Media Cetak Natural. Asrul Fanani (FMIPA Kimia’14) selaku panitia pelaksana berharap memalui pelatihan tersebut peserta dapat desain dan lebih menghargai desain jurnalistik surat kabar.

Pemimpin umum Natural, Sigit Sopandi (Ilmu Komputer ’11) menjelaskan acara ini merupakan bentuk fungsi ma-hasiswa dalam bidang pengabdian masyarakat. Sigit juga menjelaskan esensi yang didapat bukan publikasi yang ada dimana-mana, untung di dana atau peserta yang memblu-dak, “Semoga peserta puas dan pengurus semakin solid” ujar Sigit.=

Fasilitasi Masyarakat untuk Sarana Belajar Desain

Oleh Khorik Istiana

FISIP-Tek : Bertempat di Gedung B Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unila, Forum Studi Pengenalan Islam (FSPI) FISIP Unila mengadakan reuni alumni, Sabtu (21/3). Acara yang mengusung tema “Temu Kangen Alumni FSPI” ini dihadiri kurang lebih 50 orang.

Sholehuddin Ridwan (Administrasi Negara ’12) selaku Ketua Umum FSPI mengatakan, acara yang dihadiri oleh anggota dan alumni dari tahun 1995-2011 itu bertujuan mempererat saliturahim, mengakrabkan, dan menambah relasi untuk anggota FSPI sendiri.

Sholeh juga berharap bukan hanya saat acara diadakan tapi untuk seterusnya alumni dan anggota FSPI dapat terus menjaga komunikasi dan acara semacam itu dapat diadakan lagi tahun depan. Salah satu alumni FSPI, Amanda Ramadani (Administrasi Negara ’11) merasa senang dengan diadakan acara temu alumni tersebut, karena ia dapat bertemu den-gan alumni yang lain dan para pengurus FSPI, menurutnya hal tersebut dapat mempererat tali ukhuwah.=

Kuatkan Tali UkhuwahOleh : Defika Putri Nastiti

Page 6: Tabloid Teknokra Edisi 141 Maret 2015

No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015

6 KAMPUS IKAM

Foto Hayatun Nisa F

Dilarang Parkir!. Pengendara motor memarkirkan motornya di area bebas parkir, depan Grha Kemahasiswaan, ken daraan yang lain pun tak mengindahkan plang bebas parkir. Foto dibi-dik Sabtu (21/03).

Unila-Tek: Unit Kegiatan Mahasiswa Bina Rohani Ma-hasiswa (UKM Birohmah) Universitas Lampung adakan seleksi kafilah Musabaqah Ti-lawatil Quran (MTQ) di mas-jid Al-Wasii, Sabtu (21/3). Agenda rutin dua tahunan ini diadakan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidi-kan Tinggi (Dirjen Dikti) dan diikuti seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia. Pada seleksi ini, pemenang tingkat Univer-sitas akan dikirim ke Uni-versitas Indonesia sebagai perwakilan Unila di tingkat nasional, awal Agustus men-datang.

Dengan mengusung tema “Mewujudkan Insan Dam-baan Zaman Berakhlak Quran”, acara ini terdiri dari

beberapa rangkaian perlom-baan, seperti Lomba Musa-baqah Tartil Quran, Karya Ilmiah Al-Quran, Musabaqah Hifzhil Quran, Musabaqah Khathil Quran, Musabaqah Syarhil Quran, Musabaqah Tilawatil Quran, dan Musa-baqah Fahmil Quran. Tak sedikit mahasiswa yang antusias mengikuti seleksi tersebut. Cabang perlom-baan Musabaqah Tartil Quran menjadi cabang perlombaan yang banyak diminati ma-hasiswa. Tercatat sudah 47 peserta lomba yang mendaft-ar. Sedangkan jumlah peserta Musabaqah Tilawatil Quran ada 23 peserta, Musabaqah Hifzhil Quran diikuti oleh 18 peserta, dan masing-masing 14 peserta pada cabang per-lombaan Musabaqah Khathil Quran dan Karya Tulis Ilmiah

Quran. Ketua Umum Birohm-ah, Amanda Putra Seta (Agri-bisnis ‘10) mengungkapkan harapan besarnya kepada mahasiswa perwakilan Unila. “Semoga Unila dapat medali dan mendapat dukungan dari semua kalangan. Karena ini merupakan salah satu bentuk syiar,” ujar Seta.

Tiga orang pemenang dari tiap cabang perlombaan akan diseleksi kembali untuk me-nentukan mahasiswa terbaik yang akan mewakili Unila. M Fauzal Adzin (Ilmu Hukum ’14) mengaku termotivasi un-tuk mengikuti lomba. Menu-rutnya ajang nasional ini dapat menjadi sarana terbaik untuk menyiarkan ajaran is-lam melalui ayat Al-Quran serta dapat melatih diri un-tuk senantiasa dekat dengan Al-Quran.=

Seleksi Kafilah MTQ 2015Oleh Enindita Prastiwi

FMIPA-tek: Himpunan Ma-hasiswa Jurusan Biologi (Himbio) Fakultas Matema-tika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung (Unila) adakan Pe-kan Konservasi Sumber Daya Alam (PKSDA). Acara tahu-nan ini sudah diadakan se-banyak 19 kalinya. Tema yang diangkat kali ini “Semangat Konservasi, Selamatkan Bumi dari Sampah”.

Rangkaiannya acara yang diselenggarakan selama se-pekan (20-27/3) ini meliputi pameran dan bazaar, olim-piade biologi, lomba mading konservasi, lomba cabaret konservasi, lomba akustik

Pekan Konservasi,Edukasi Selamatkan BumiOleh Khorik Istiana

konservasi, lomba gravity, aksi lingkungan serta donor darah. Acara yang bertujuan untuk mengenalkan masya-rakat mengenai konservasi ini juga melakukan aksi di Pantai Bahari Ketapang Kab. Pesawaran dengan menanam mangrove, costal clean up, diving, dan menghimbau ma-syarakat sekitar pantai agar tidak membuang sampah sembarangan.

Ketua pelaksana, Apri Mu-lyono (FMIPA Biologi’12) menjelaskan melalui acara tersebut kita dapat menge-tahui lebih banyak tentang konservasi, pameran yang di-gelar memperlihatkan status

konservasi dan permasala-han konservasi di Indone-sia khususnya di Lampung. “Semoga PKSDA dapat mem-bantu konservasi meskipun hanya sedikit perubahan, kita sadar bahwa konservasi di-perlukan di Bumi. Setelah ada PKSDA kita juga dapat berkontribusi mengenai konservasi, meskipun hanya sedikit,” harap Apri,(19/3). Senada dengan Apri, Ketua umum Himbio, Abdi Tauhid Liwa (Biologi ’12) berharap PKSDA mampu berperan seb-agai media edukasi, baik bagi mahasiswa Biologi maupun lingkungan sekitar dalam bi-dang konservasi.=

Unila-Tek: “Be Learn, Be Sur-vive, Be Adventure!” merupak-an jargon yang tertulis pada pamphlet Open Recruitment (OR) Latihan Dasar XXIV, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pecinta Alam Uni-versitas Lampung (Mapala Unila). Pendaftaran peserta yang dibuka sejak Selasa, (24/3) dikhususkan bagi ma-hasiswa angkata 2012-2014.

Agenda OR yang telah di-persiapkan sejak Januari lalu itu hanya dilakukan sekali dalam setahun. Tujuan dari perekrutan tersebut adalah untuk meregenerasi anggota Mapala dan menumbuhkan kepedulian mahasiswa ter-hadap lingkungan. Maha-siswa yang ingin mendaftar diwajibkan mengisi formulir yang tersedia di sekretariat Mapala, melampirkan surat keterangan sehat dari dok-ter dan pernyataan tertulis tentang kesediaan mengikuti segala rangkaian Open Re-cruitment.

Hani Meilani (Ilmu Ko-munikasi ’12) selaku ketua pelaksana mengaku OR kali

ini merupakan kelanjutan dari agenda OR pada bulan Agustus tahun lalu. Sampai saat ini, sudah 39 mahasiswa yang mendaftar. Ia meng-harapkan agar mahasiswa yang sudah terdaftar mampu bertahan hingga akhir. Menu-rutnya, tak banyak lagi maha-siswa yang bergabung dalam organisasi. “Mahasiswa bu-ru-buru deh, cari organisasi yang sesuai dengan minat dan bakat, supaya jangan jadi mahasiswa kupu-kupu (Ku-liah Pulang-Kuliah Pulang). Jadilah mahasiswa yang luar biasa dengan berorganisasi,” ujar Meilani saat ditemui di Sekretariat Mapala, Sabtu (21/3).

Senada dengan Meilani, salah satu panitia, Sior Putra Ade Surya (Peternakan ’12) mengatakan bahwa maha-siswa sekarang banyak yang beranggapan organisasi meng-hancurkan akademik, padahal banyak sekali manfaat yang di-dapat dari berorganisasi. “Jan-gan beranggapan organisasi membatasi kuliah, itu salah,” ujarnya mengakhiri.=

Jadi Mahasiswa Luar Biasa Lewat MapalaOleh Ayu Yuni Antika

Foto Yola Septika

Antre. Mahasiswa angkatan 2014 Prodi. Pend. Anak Usia Dini (PAUD) mengantre pembagian Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) di loket Gedung Rektorat Unila. Foto dibidik (23/03).

Page 7: Tabloid Teknokra Edisi 141 Maret 2015

No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015

7ZONA AKTIVIS

KOMUNITAS

Komunitas Jendela Lampung mengada-kan syukuran mem-

peringati ulang tahunnya yang ke empat di Bakung, Te-luk Betung, Bandarlampung, Minggu (15/3). Acara yang dimulai sejak pukul setengah sembilan pagi itu, dimulai dengan acara outbound yang diikuti murid Komunitas Jen-dela. Acara selanjutnya yaitu pemotongan tumpeng yang dibuka oleh penanggung jaw-ab Komunitas Jendela cabang Lampung, M.ika Margareta. Wajah antusias anak-anak menghiasi acara tersebut. Pemotongan tumpeng per-tama diberikan oleh per-wakilan anak daerah Bakung, lalu pemotongan tumpeng selanjutnya diberikan kepada perwakilan anggota Komuni-tas Jendela. Komunitas Jen-dela merupakan cabang dari Komunitas Jendela yang ada di Yogyakarta.

Erupsi gunung merapi

Berbagi Ilmu dengan Sesama

yang menimpa masyara-kat Yogyakarta 2011 silam, menggerakkan para pemuda setempat untuk menghibur para korban bencana, mer-eka mendirikan sebuah ko-munitas bernama Komunitas Jendela. Komunitas itu pun resmi berdiri pada 12 Maret 2011 di Yogyakarta. Kini Ko-munitas Jendela sudah mem-buka cabang di lima kota be-sar, seperti Jakarta, Padang, Palembang, Bandung, dan Lampung. Visi mereka adalah menjadi generasi muda den-gan pikiran terbuka mem-buat pendidikan anak Indo-nesia menjadi lebih baik.

Saat ini Komunitas jendela beranggotakan 54 orang yang dibagi menjadi empat divisi, diantaranya divisi ker-jasama, divisi relawan, divisi program, dan divisi media. Lalu mereka memutuskan untuk mengajar anak-anak yang berada di daerah pem-buangan sampah di Bakung.

Anak-anak tersebut akan mendapat bimbingan dan pendidikan seperti anak pada umumnya.

Mika Margareta, selaku Pendiri Komunitas Jendela Lampung menuturkan awal-nya bukan hal mudah bagi mereka sewaktu pertama kali datang ke daerah pembuan-gan sampah tersebut. Kesan jijik dan tidak mengenakan lainnya mereka rasakan sewaktu pertama kali mere-ka mengajar di sana. Namun, antusias anak-anak untuk be-lajar membuat para anggota Komunitas Jendela pun eng-gan meninggalkan tempat itu.

Separuh dari jumlah anak didik Komunitas Jendela merupakan anak putus seko-lah, penyebabnya karena orang tua mereka tidak be-gitu peduli akan pendidikan mereka. Anak-anak di sana pun lebih memilih mem-bantu orang tuanya memu-lung dan menghasilkan uang.

“Ada juga yang memutuskan berhenti sekolah lantaran minder dengan penyakit kulit yang diderita,” ungkap Mika menceritakan salah satu anak didiknya.

Jumlah anak-anak yang ikut belajar di Komunitas Jendela saat ini mencapai 27 orang, jumlah tersebut sering menurun karena mer-eka lebih memilih mencari uang dibandingkan belajar. Usia anak-anak juga berva-riasi mulai dari lima sampai dua belas tahun. Kelas-kelas mereka juga digolongkan menjadi kelas formal dan in-formal. Kelas formal adalah kelas yang terdiri dari anak-anak kelas tiga sampai kelas enam Sekolah Dasar (SD), mereka diajarkan membaca, menulis, berhitung, dan pen-

getahuan alam. Sedangkan kelas informal terdiri dari anak-anak yang berada di kelas taman kanak-kanan maupun kelas satu dan dua SD, mereka diberikan sema-cam pembelajaran yang akan mengasah otak kanan seperti menebak gambar atau mem-buat sesuatu dari plastisin.

Selain kegiatan belajar dan mengajar dalam Komunitas Jendela juga dilakukan keg-iatan seperti membuat pohon cita-cita. Ternyata anak-anak tersebut memiliki cita-cita yang tinggi, untuk memotiva-si anak-anak, mereka kerap memanggil nama sesuai cita-cita yang mereka impikan. “Ada banyak profesi di sini, contohnya dokter gigi, TNI, Polisi, Jendral dan masih ban-yak lagi,” kata Mika .=

Oleh Defika Putri Nastiti

Komunitas Jendela,

Repro

Tak sekedar menjadi dokter kebanyakan yang hanya fokus pada

urusan kedokteran, sekum-pulan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lam-pung (FK Unila), yang ter-gabung dalam Forum Studi Islam Ibnu Sina (FSIIS) FK Unila memilih belajar men-jadi Dokter sekaligus men-jadi Da’i. Unit Kegiatan Ma-hasiswa Fakultas (UKMF) ini merupakan organisasi kerohanian Islam di tingkat fakultas, berdiri sejak 9 De-sember 2006, makin aktif dalam kegiatan dakwah Islam di kampus.

Sesuai dengan namanya, nama Ibnu Sina diambil dari nama seorang ilmuan muslim pakar kedoktran dunia, selu-ruh anggota yang tergabung dalam FSIIS mencoba men-dalami sikap Bapak Kedok-teran modern itu. Seperti halnya organisasi kerohanian Islam lainnya, FSIIS men-gonsepkan keseimbangan

antara dunia dan akhirat. “Kami berusaha membangun suasana Islami di Fakultas Kedokteran,” kata Diah Ayu Larasati (Pendidikan Dok-ter ‘13) selaku Wakil Ketua Umum FSIIS.

Berdakwah tak harus di atas mimbar atau pun di masjid, tanpa melupakan sta-tusnya sebagai calon tenaga

medis, FSIIS mencoba meng-gabungkan dakwah dengan kegiatan kemanusiaan, sep-erti pengobatan gratis lewat biro dana dan usaha. “Lewat kegiatan ini kita bisa lang-sung berkomunikasi dengan masyarakat, hal yang san-gat dibutuhkan kelak ketika menjadi seorang dokter,” tu-turnya.

Tak hanya itu, FSIIS juga fokus pada peningkatan aka-demik tiap anggotanya, sep-erti program tentorium yang dikhususkan untuk maha-siswa tahun pertama. Lewat tentorium, mahasiswa baru diberikan materi tambahan di luar jam akademik. Pem-berian modul juga dilakukan guna memudahkan pembela-

jaran. “Kami membantu mer-eka beradaptasi di lingkup kampus,” kata Diah.

Dakwak kreatif yang mer-eka lakukan antara lain, le-wat poster yang dipasang di beberapa tempat umum, seperti majalah dinding, dan toilet. FSIIS menerapkan apa yang diajarkan Islam dalam dunia kedokteran. Hal terse-but menjadi penting, karena banyak aturan agama Islam yang dibutuhkan seorang dokter tatkala menjalankan tugasnya.

Selain serangkaian keg-iatan dakwah kreatif yang mereka gelar, sederet presta-si juga telah mereka raih, sep-erti juara satu lomba poster ilmiah IMSF (Islamic Medical Scientific Fair) di Fakultas Ke-dokteran Univeristas Dipone-goro 2013 juara pertama KTI Al-Qur’an MTQ tingkat Uni-versitas se-Indonesia 2014, dan banyak dari anggota FSIIS yang menjadi lulusan terbaik di FK. =

Oleh Yola Septika

Mulai dengan DAKWAH KREATIF

Page 8: Tabloid Teknokra Edisi 141 Maret 2015

No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015

8 REPORTASE KHUSUS

Tri Mukti Jaya merupak-an sebuah desa yang terletak di Kecamatan

Banjar Agung, Kabupaten Tulang Bawang. Butuh waktu lima jam dari kota Bandar-lampung menuju desa terse-but jika menempuhnya den-gan sepeda motor. Kendaraan roda dua tak bisa di paksa ngebut, jalanannya masih berbatu. Di rumah salah satu warga Desa Tri Mukti Jaya. Terlihat lelaki paruh baya sedang asik menyirami tana-man jahe merah di pekaran-gan samping rumahnya. Jahe merah merupakan tanaman yang baru ditanam, biasanya mereka hanya menanam jahe biasa.

Penanaman jahe tersebut merupakan ide dari maha-siswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung (Unila) tahun 2015. Di pe-karangan yang sama, tak jauh dari tanaman jahe yang sedang disirami tersebut, terlihat tumpukan papan nama gang yang terbengkalai. Warna dasarnya hijau den-gan ukuran sekitar 30x20 cm. Jelas terlihat tulisan nama-nama gang Desa Tri Mukti Jaya berwarna putih. “Itu anak-anak KKN yang buat, belum sempet di pasang tapi malah udah pada pulang,” ujar Arif, pemilik rumah tem-pat mahasiswa Unila mengi-nap selama 40 hari, sekaligus bendahara desa tersebut. Ia merasa senang dengan ke-hadiran mahasiswa Unila yang mengabdi di desanya itu, namun yang disayang-kan menurutnya waktu yang disediakan tidak cukup un-tuk membuat perubahan di desanya.

Senada dengan Arif, Kuatno selaku Lurah desa Tri mukti Jaya ini merasa terbantu den-gan adanya mahasiswa KKN

yang ada di desanya. Teru-tama dalam hal kesehatan, mahasiswa KKN ini men-gajarkan penanaman jahe merah di kampungnya. Na-mun, ia tak menampik bahwa masyarakat kurang antusias terhadap hal tersebut. “Ma-syarakat kurang tanggap dengan program yang diga-gas mahasiswa, mereka lebih memilih deres karet di ke-bun,” ujarnya. Tak hanya itu masyarakat juga diajarkan menanam berbagai macam sayuran seperti terong di dalam polibek supaya lebih meminimalisir biaya kon-sumsi masyarakat.

Selain itu, kini posyandu pun bertambah satu lagi, yang awalnya hanya po-syandu balita dan ibu hamil. Kini posyandu bagi lansia yang sempat vacum, mulai berjalan lagi setelah kedatan-gan mahasiswa KKN. Namun, masyarakat sedikit kecewa karena KKN mereka hanya empat puluh hari yang me-nyebabkan ada beberapa program kerja mereka yang belum sempat diselesaikan. Memang ada sedikit kesulitan dalam mengumpulkan warga dalam satu waktu, karena mayoritas warganya bekerja sebagai buruh tani karet.

Namun, meskipun ban-yak hal yang dilakukan oleh mahasiswa KKN untuk desa tersebut, Kuatno pun sempat kecewa, karena papan nama aparatur kampung, yang ia sarankan ke mahasiswa KKN untuk dibuat, hingga sekarang tak dibuat. Awalnya mahasiswa beralasan bah-wa struktur aparatur desa tersebut akan dibuat dengan banner yang akan dipesan di Bandarlampung, karena jika pesan di desa tersebut terlalu mahal. Namun hingga mahasiswa KKN pulang, ban-

ner struktur yang dijanjikan tak kunjung ada. “Kok pake banner bukan triplek aja, trus katanya bannernya mau ny-etak di karang, karena disini mahal tapi sampek sekarang belum di kirim. Ya sudah tak biarkan,” ujar Kuatno.

Ia sebenarnya berharap, mahasiswa KKN memberikan bukti fisik untuk desanya. Su-paya jika ada pemeriksaaan dari kecamatan atau instansi lain ada hal yang dapat di tunjukkan. “sebenarnya, pen-gennya saya, mereka serius satu program dan di buktikan hasilnya, biar ada buktinya gitu kalo pernah ada maha-siswa kkn disini,” tambahnya.

Esensi KKNSebagai wujud nyata ter-

hadap Tri darma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Pene-litian, dan Pengabdian Ma-syarakat) Unila mewajibkan mata kuliah Kuliah Kerja Nya-ta (KKN) setiap tahun. Tahun ini, ruang lingkup KKN 2015 diarahkan pada upaya Pem-berdayaan Kelompok Berba-sis Keluarga (POSDAYA). Pro-gram tersebut merupakan bentuk sinergisitas antara mahasiswa dan masyarakat dalam membangun desa.

Sebanyak 2.043 mahasiswa Unila diterjunkan ke tujuh kabupaten, seperti Lampung Tengah, Mesuji, Pesisir Barat, Tanggamus, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, dan Way Kanan. Untuk mem-bimbing seluruh mahasiswa, panitia KKN mengutus 48 Dosen Pembimbing Lapan-gan (DPL) untuk mengontrol mahasiswa selama mengikuti KKN.

KKN ini bertujuan untuk menyelaraskan kegiatan ma-hasiswa dengan pemerintah setempat. Mulai kepala dae-rahnya, hingga camat. Hara-pannya tentu agar masyara-

kat setempat merasakan manfaatnya.

Jika pada pelaksanaan KKN sebelumnya, mahasiswa me-nyusun programnya sendiri. Tahun ini, mahasiswa dili-batkan dalam program yang disusun oleh masing-masing kabupaten. Program terse-but disesuaikan dengan potensi dan permasalahan pembangunan yang dimiliki setiap kecamatan.

Pada KKN tahun ajaran 2014/2015 yang di jadwal-kan mulai minggu ketiga Januari 2015 ini memiliki tema KKN yang berbeda dengan tahun sebelum-nya. Pembentukan Pem-berdayaan Kelompok Berbasis Keluarga (POS-DAYA), yang menitik be-ratkan terhadap empat aspek utama di bidang lingkungan, kesehatan, pendidikan, dan eko-nomi.

Mengenai program Posdaya yang menjadi tema KKN tahun ini, Lurah desa Tri mukti Jaya pun memaparkan bahwasannya KKN ini terlalu banyak pro-gram, membuat ma-syarakat desa kurang antusias terhadap program-program yang digalakkan oleh mahasiswa KKN. “Maksud saya akan lebih bagus, kalo satu dulu pro-gramnya tapi bukti-kan hasilnya. Jangan banyak, tapi gak keliatan hasilnya,” ungkap Kuatno. Ia pun me-nyarankan dibuatnya papan gang kampung kepada ma-hasiswa KKN, namun sampai mereka pulang pun belum sampai terpasang papan gang desa itu. “Saya cuma nyaranin cukup dua aja yang di pas-

ang gitu, cukup ujung dengan ujung, tapi ternyata sampek sekarang pun gak di pasang, ya udah tak biarin aja” tam-bahnya.

Berbeda dengan desa Tri Darma, kecamatan Banjar Agung, Kabupaten Tulang Bawang. Sebagai desa induk,

Oleh Rika Andriani

KKN 2015 Sosialisasi Posdaya PosdayaPosdaya Posdaya

Pembentuka

PenyediaanPelaksanaaPelaporan

Posdaya

Posdaya

Posdaya

PROGRAM KERJA KKN

Ilust

rasi

Defi

ka P

utri

N

Kuliah Kerja Nyata Universitas Lampung (KKN Unila) tahun 2015 bertemakan Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) sebagai bentuk nyata perwujudan Tri dharma Perguruan Tinggi. Selama 40 hari ribuan mahasiswa mengabdi kepada masyarakat untuk saling bersinergi membentuk sebuah program kerja guna membangun desa. Namun, nyatanya KKN masih perlu evaluasi.

Timang-timang

Page 9: Tabloid Teknokra Edisi 141 Maret 2015

No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015

9REPORTASE KHUSUSdesa ini malah tak mendapat jatah mahasiswa KKN. Tatang Hermansyah selaku Lurah Tridarma mengaku kaget ketika ia menjemput maha-siswa KKN di kecamatan tapi tak ada satupun mahasiswa yang dikirim untuk desanya. Namun, atas desakan camat-nya, akhirnya ada dua ma-hasiswa yang diterjunkan ke desa tersebut, dimana Hamid Zuhair (Ekonomi Pembangu-nan’11) sebagai koordinator kecamatan dan Muhamm-mad Ade Harkitnas (Teknik Sipil’11) yang awalnya men-empati desa Tri Mukti jaya.

Program kerja dari kedua mahasiswa tersebut tak ber-jalan, mereka hanya mem-bantu mendata sensus pen-duduk dan memvalidasi data-data tersebut. “Memang secara fisik yang ditinggalkan memang tidak ada, namun secara semangat mungkin ada,” ujar Tatang. Kedua ma-hasiswa ini hanya membantu sensus penduduk. “Saya mak-lum, mungkin karena mereka

cuma dua orang,

jadi sulit untuk melakukan program kerja. Jadi sehari-hari mer-eka di kantor desa. Kalau ada panggilan dari mahasiswa yang di desa lain, baru mer-eka pergi untuk ngebantu,” ujar Tatang.

Sama halnya dengan Supar-no, kepala desa Moris Jaya, Kecamatan Banjar agung, Ka-bupaten Tulang bawang ini, hal yang dirasa adanya ma-hasiswa KKN adalah validasi data kependudukan, pembi-naan dalam bidang pendidi-kan. Posdaya yang dibentuk di desa itu baru sebatas pe-nyusunan struktur organisa-si, pembentukan organisasi, belum sampai ke perjalanan posdayanya. “Ibaratnya kita itu baru aja dibentuk, baru berdiri, belum berjalan, tapi udah ditinggal pergi. Terus gimana cara kita melangkah, siapa yang akan menuntun kita,” keluh Suparno. Ia pun berharap KKN tahun depan bisa lebih lama lagi waktu-nya, supaya mereka ada pem-bimbingan dan pengontrolan dalam hal posdaya tersebut.

Menanggapai masalah pemnindahan mahasiswa KKN secara mendadak terse-but, Raden Arum Setia Priadi, selaku dosen pembimbing Lapangan kecamatan Banjar Agung ini mengaku tidak ada

kendala yang berarti selama men-gontrol maha-siswa di lokasi KKN. Ia pun tak menampik bahwa terjadi ketidakcocokan data yang di-peroleh panitia KKN dari kabu-paten. Membuat mahasiswa ke-bingungan dalam penempatan KKN. Namun, ia meny-erahkan semua itu kepada koordi-nator desa untuk mengatasi masalah tersebut. “Semua itu, bisa diatasi sama Korcamnya, atas kes-epakatan dengan ca-matnya,” ujarnya.

Hamid Zuhair se-laku koordinator kecamatan Banjar Agung, merasa ke-sulitan dalam melak-sanakan program kerja untuk lokasi desa yang ia tempati, “Kita kan cuma dua orang, jadi ya kerja apa adanya. Kurang SDMnya,” ujar Hamid.

Kisah berbeda diala-mi Tri Pujian (Agribis-nis’11), Mahasiswa yang mendapat lokasi KKN di Kabupaten Way Kanan itu telah melakukan program bersama kelompoknya seperti penanaman say-uran dengan sistem verti-

kultur, pembuatan pestisida nabati, pembuatan pupuk kompos, sosialisasi anti nar-koba, bahaya HIV/AIDS, dan pemberian bimbingan bela-jar ke Sekolah Dasar. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

hanya dua kali mengontrol ke lokasi, lebih tepatnya di awal dan di pertengahan KKN. Mereka memberi bimb-ingan dan mengevaluasi apa yang sudah mahasiswa kerjakan. Panitia KKN bi-asanya melakukan evaluasi dadakan secara mendadak untuk melihat sudah sejauh mana program kerja maha-siswa. Menurutnya KKN itu perlu, karena KKN baik un-tuk perkembangan pola pikir mahasiswa, karena tentunya berbeda antara lingkungan mahasiswa dan lingkungan

masyarakat. Berbeda dengan Nurkholis

Aji (Administrasi Negara’11) yang mengeluhkan kurang-nya pengawasan dari Tim KKN. Sehingga banyak ma-hasiswa yang izin pulang, dan dengan mudah DPL memberikan izin begitu saja. Namun ia tak menampik bah-wasannya KKN itu di perlu-kan oleh mahasiswa karena cepat atau lambat maha-siswa akan berbaur dengan masyarakat. “Memang untuk membangun desa hanya den-gan waktu 40 hari tidaklah cukup,” ujarnya. Menurut-nya tema KKN kali ini bagus, pemberdayaan masyarakat. Namun, karena pengawasan dari tim KKN kurang, mem-buat mahasiswa menggam-pangkan program tersebut.

Berbeda dengan Albar Diaz Novandi (FH’12) ini men-gaku lancar dalam menjalani KKN selama di lokasi. Tak ada hambatan yang berarti bagi kelompoknya. Hanya saja, sedikit kesulitan dalam mengumpulkan warga yang mayoritas kerja sebagai pet-ani karet. Mahasiswa yang di tempatkan di desa Negara Tama kecamatan Pakuan ratu, Kabupaten Way Kanan. Namun, ia mengeluhkan ten-tang pembuatan laporan K1 (kerja pokok) dan K2 (kerja tambahan) karena sebelum-nya belum pernah di sampai-kan bagaimana sistem pem-buatannya. “Kami bingung, karena waktu pembekalan gak disampaikan oleh pani-tia KKNnya. Jadi kami, hanya tanya ke kelompok-kelom-pok yang ada di desa lain,” ujarnya.

Radita dewi Prasetyani (FK’12)mengaku mendapat

KKN 2015 Sosialisasi Posdaya PosdayaPosdaya Posdaya

Pembentuka

PenyediaanPelaksanaaPelaporan

Posdaya

Posdaya

Posdaya

banyak manfaat dari keg-iatan KKN. Seperti mengerti betapa pentingnya berso-sialisasi dengan orang lain, belajar mengerti satu sama lain, belajar menyesuaikna diri, dan belajar sosialisasi denagn tetangga. Namun, ia pun merasa banyak kendala seperti sulitnya mengumpul-kan warga yang sibuk dengan pekerjaaan masing-masing.

Mahasiswa yang di tem-patkan di desa Sehatama, Gedung Aji Baru, Tulang bawang ini berharap KKN

tahun depan lebih ter-struktur lagi pendaf-tarannya. “Mungkin akan lebih baik kalau pengumpulan berkas KKN untuk pendaft-aran di kumpulkan ke fakultas. Kalau jadi satu di sekeret KKN kan rame banget, amalah gak efekti,” ujarnya. Tak hanya itu ia pun ber-harap informasi KKN harus lebih update lagi di website Unila. “Di-

perjelas tugas di lapangan-nya, biar kita jelas,” tambahn-ya.

Aida Sari selaku DPL di ke-camatan Pakuan Ratu men-gaku lancar dalam proses pengawasan mahasiswanya. “Disana baik-baik saja, lan-car semuanya,” ujarnya. Ia pun berharap dengan adanya KKN mahasiswa bisa menga-plikasikan ilmu yang di dapat di bangku kuliah dapat mer-eka terapkan di dalam ma-syarakat setempat.

Senada dengan rekannya, Beny Tribiyono mahasiswa kehutanan (fp’11) men-gatakan kurangnya penga-wasan dari panitia KKN. Bah-kan pihak aparatur desanya pun tidak welcome dengan mahasiswanya. “Aparatur desa kurang support, jadi kami merasa kesulitan untuk menjalankan program-prog-aram kami,” ujarnya. Namun ia memaklumi hal tersebut karena Desa sumberjaya, Kecamatan Gedung Aji baru, Kabupaten Tulang Bawang lokasi ia KKN merupakan kali pertama menjadi salah satu lokasi KKN mahasiswa. Jadi membutuhkan adaptasi bagi masyarakatnya. Ia pun memaparkan bahwasannya, banyak manfaat yang dapat diambil dari kegiatan KKN lebih tepatnya pesan moral yang mereka terima akan leb-ih berguna nantinya dalam masyarakat, dan juga men-gajarkan bagaimana etika dalam bermasyarakat. “KKN mengajarkan kita bagaimana mengelola masyarakat dan bagaimana cara bersinergi dengan para aparatur desa,” tambahnya.

Menanggapai semua per-masalahan KKN tahun ini,

Yourni Atmaja selaku ketua Tim KKN mengatakan, maha-siswa harus bisa mengiden-tifikasi masalah yang ada di dalam masyarakat, kemudian mencari solusi terhadap ma-salah tersebut. Diharapkan mahasiswa dapat mener-apkan ilmu atau teori yang mereka dapatkan di bangku kuliah. Ia tak menampik bah-wa masih banyak mahasiswa yang belum mengerti makna dari Posdaya. Terkadang ma-hasiswa sekedar menggugur-kan kewajiban di lapangan tanpa peduli akan dampak yang akan diterima oleh ma-syarakat.

Mengenai efektivitas pro-gram Posdaya , dirinya men-gaku belum bisa mengukur hal tersebut, karena KKN selama 40 hari tersebut hanya berhasil membentuk dan mendirikan organisasi atau kelompok-kelompok di dalam masyarakat. Sehing-ga dalam hal tersebut yang berperan bukan mahasiswa. Mahasiswa hanya fasilitator ataupun motivator bagi war-ga lokasi KKN. Yourni juga tak menampik bahwasannya mahasiswa ada yang belum mengetahui makna sebena-rnya dari KKN.

Yourni pun mengaku, pa-nitia KKN telah mengetahui mahasiswa yang berpindah lokasi. “Kami punya data base, tidak ada tindakan bu-kan berarti kita gak bergerak. Kami semua punya database. Kalau yang pindah lokasi su-dah kami pastikan tidak lulus KKN,” ujarnya.

Mengenai pengawasan panitia KKN terhadap maha-siswa di lokasi, tidak ada jad-wal yang terstruktur dari tim KKN. Ia pun berharap untuk KKN selanjutnya, mahasiswa harus ikut peraturan, sehing-ga dapat mempermudah ker-ja tim KKN. “Jangan memilih lokasi KKN, karena lokasi yang kami pilih sudah ideal, sudah pas bagi mahasiswa yang akan KKN,” tambahnya.

Kuliah kerja nyata yang berlangsung selama 40 hari ini, belum dapat di katakan efektif atau tidaknya. Yourni Atmaja sebagai ketua tim KKN pun memaparkan den-gan waktu yang sebentar be-lum dapat di adakan evaluasi penilaian mengenai pengu-kuran seberapa efektif keg-iatan KKN mahasiwa. Karena mahasiswa baru sebatas membentuk dan mendirikan apa itu Posdaya di dalam masyarakat. Mereka baru menyusun sebuah kelompok organisasi, dan menyusun sturuktur kepengurusannya, dan belum sampai ke tingkat menggerakkannya. “KKN selanjutnya akan ditambah waktunya, nanti KKN akan berlangsung selama 60 hari supaya lebih efektif,” tam-bahnya.=

“KKN selanjutnya akan ditambah waktunya,

nanti KKN akan berlangsung selama 60

hari supaya lebih efektif,” tambahnya.

Yourni Atmaja

Page 10: Tabloid Teknokra Edisi 141 Maret 2015

No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015

10 SEBAIKNYA ANDA TAHU

INFO KITA

Donor Darah meru-pakan kegiatan kema-nusiaan yang sudah

tak asing di masyarakat. Selain dianjurkan sebagai kebiasaan yang menyehat-kan bila dilakukan secara rutin, mendonorkan da-rah memiliki manfaat besar bagi orang yang sedang mem-butuhkan, seperti kasus pada kor-ban kecelakaan, pendarahan ibu melahirkan, hingga kebutuhan darah di situasi darurat lainnya.

Hal itulah yang menjadi alasan Unit Kegiatan Maha-siswa Korps Sukarela Uni-versitas Lampung (UKM-KSR Unila) mencanangkan pem-buatan posko unit donor da-rah. Posko ini akan dibuka pada 8 April mendatang. Un-tuk merealisasikan program jangka panjang tersebut, KSR telah menjalin kerja sama dengan pihak Fakultas, Him-punan mahasiswa Unila, dan Unit Transfusi Darah Cabang

(UTDC) yang nantinya ber-tugas memeriksa kesehatan dan hemoglobin pendonor.

Program pembangunan posko donor darah tersebut

bertujuan membantu ma-syarakat khususnya ci-

vitas akademika Unila yang memerlukan darah, mengurangi calo darah, serta menjadikan Unila sebagai lumbung darah di Provinsi

Lampung. Nantinya, KSR akan memiliki

database dan beberapa ruangan donor darah di sek-retariatnya (Gedung Graha Kemahasiswaan, lt 2).

Sehingga, mahasiswa Unila yang memiliki jiwa kemanu-siaan tinggi tak perlu repot ha-rus pergi jauh ke rumah sakit ketika hendak mendonor. Bagi seluruh mahasiswa, dosen dan karyawan Unila yang anggota keluarganya membutuhkan donor darah dapat langsung mendatangi sekretariat KSR atau menghubungi nomor (0721) 7410708.=

Unit Donor Darah KSROleh Luvita Willya Hendri

Ilust

rasi

Ret

no W

ulan

dari

Kini mahasiswa Uni-versitas Lampung tak perlu bingung me-

nyampaikan keluhan terkait permasalah di Kampus Unila, karena Badan Eksekutif Ma-hasiswa (BEM) Unila telah membuka posko advokasi bagi para mahasiswa terse-but. Posko advokasi ini berlo-kasi di lantai 2 Ghra Kemaha-siswaan Unila.

Posko ini mulai beroperasi April nanti . Ruangan itu akan diisi kementerian HAN ( Hu-

Posko Advokasi BEM-U

kum Advokasi Perundang-undangan), kesejahteraan mahasiswa, dan BPH. Posko ini akan dijadwalkan setiap hari sesuai jam kerja mulai dari pukul 09.00-17.00 WIB.

Pengaduan dari para ma-hasiswa tersebut nantin-nya akan dievaluasi kem-bali oleh pihak BEM. “Untuk waktu penanggualangannya tergantung dengan seberapa besar masalahnnya, kalau kehilangan seperti KTM kami akan memberikan informasi

untuk kemana arahnya dan informasinnya. Kalau UKT itu jangka panjang, kalau proses banding sampai 1 atau 2 bulan.” jelas Muhammad Lu-tfi ( AGT ’10), selku menteri HAN.

Ia berharap posko tersebut dapat menjadi solusi maha-siswa terkait akademik, bisa diselesaikan bersama. “Jadi kita punya peran aktif ter-hadap permasalahan maha-siswa, dan ruangan itu harus berkelanjutan,” tuturnya.=

Oleh Retnoningayu Janji Utami

Setiap tahunnya, Univer-sitas Lampung (Uni-la) mencetak ribuan

wisudawan dari 8 fakultas, yang nantinya akan menjadi seorang profesional. Namun apa jadinya jika semua lulu-san Unila hanya berhaluan menjadi karyawan daengan mengandalkan lapangan pekerjaan yang semakin minim? Atas dasar itu, UPT Pengembangan Karir dan Kewirausahaan (PKK) mem-buat sebuah Gerakan Seribu Wirausaha(Gabuwira) yang diharapkan dapat membantu mahasiswa memiliki skill dan minat kewirausahaan.

Deddy Aprilani, Kepala Di-visi Kewirausahaan dan Inku-bator Bisnis menjelaskan , program ini nantinya akan membina dan mengembang-kan minat serta bakat berwi-rausaha anggotanya. Junior, Senior serta Partner begitu pengelompokan anggotanya.

Junior diperuntukan bagi mahasiswa yang belum me-miliki usaha namun memiliki minat yang tinggi dalam ber-wirausaha, serta sedang atau telah lulus mata kuliah Kewi-rausahaan. Sementara Senior diperuntukkan bagi maha-siswa yang memiliki usaha yang sedang berjalan dan me-miliki minat un-tuk mengm-b a n g k a n bisnisnya. Sedangkan Partner adalah Alumni Unila yang telah merintis usaha mini-mal 5 tahun berjalan.

Setiap tingkatan memi-liki peran serta yang ber-kesinambungan. Junior akan diberikan motivasi dan bimb-ingan oleh Senior, Partner akan memberikan pelatihan serta memberi pencerahan dan motivasi lewat kisah suk-

ses berwirausaha yang telah mereka alami.

Kegiatan-kegiatan tersebut akan dikemas dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD), Workshop Dosen dan Prak-tisi Wirausahawan, Pelatihan dan Talkshow E n t e r -

preneurship, Konsultasi dan Mentroing wirausaha, serta Training of Trainer (TOT). Rangkaian kegiatan tersebut berlangsung sejak Launching Gabuwira pada Maret hingga November 2015. Dan keg-iatan ini akan menjadi keg-iatan yang berkelanjutan di tahun-tahun berikutnya.

Di akhir masa inkubator anggota, UPT PKK juga akan mendirikan unit usaha sep-erti pusat merchandise dan pusat kuliner mahasiswa serta mengadakan Unila Enterpreneurship Day yang bertujuan memfasilitasi ang-

gota Gabuwira dalam mengembangkan mi-

nat dan bakat kewi-rausahaannya.

Mahasiwa yang tertarik ber-gabung manjadi anggota dapat langsung men-gisi formulir online di http://

cced.unila.ac.id sesuai dengan kriteria anggota. Amanah, yang telah mendaftar seb-agai senior mengungkapkan motivasinya mendaftar Gabu-wira untuk mencari ilmu, pengalaman, relasi serta mengembangkan usahanya. Mahasiswi Pendidikan Biolo-

gi angkatan 2013 ini sudah memiliki usaha yang variatif yaitu membuat bunga mawar dari kain flanel, menjual pul-sa, jilbab serta menjadi agen gamis yang ia rintis sejak 3 bulan yang lalu.

Ayi Ahadiat, selaku Kepala UPT PKK berharap dengan adanya program ini, maha-siswa nantinya dapat memi-liki usaha sendiri sehingga mereka dapat meningkatkan perekonomian serta pen-anggulangan kemiskinan. Ia juga berharap kegiatan ini mendapat dukungan dari semua pihak terutama ma-hasiswa sebagai penggerak program tersebut untuk ikut berpartisipasi menyukses-kannya. Sinergi yang baik dari seluruh stakeholder diharap-kan dapat membantu me-nyukseskan program ini. Ia juga menjelaskan Gabuwira sebagai program besar yang mengikutsertakan berbagai pihak di Unila, juga sebagai suatu inovasi keberlanjutan dari penelitian yang dihasil-kan di Unila. Dengan adanya wadah kewirausahaan nanti-nya dapat menjadikan hasil penelitian sebagain inovasi yang semakin bermanfaat.=

Oleh Yola Savitri

Gabuwira,

Foto

Hay

atun

Nis

a F

SEMANGAT BERWIRAUSAHAMAHASISWA UNILA

Dok

.

Page 11: Tabloid Teknokra Edisi 141 Maret 2015

No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015

11INOVASI

Iklan

Pisang adalah tanaman buah yang banyak tum-buh di Indonesia. Lam-

pung merupakan wilayah penghasil pisang terbesar di Indonesia, jumlah pisang yang diproduksi pertahun mencapai lebih dari 817.606 ton. Selain rasanya yang enak pisang juga memiliki ban-yak manfaat bagi kesehatan. Hampir semua bagian pisang dapat dimanfaatkan, seperti jantung pisang yang biasa dikonsumsi sebagai olahan sayur, daunnya banyak di-manfaatkan untuk mem-bungkus makanan, bahkan di Papua batang pisang bisa diolah menjadi makanan.

Namun tak banyak orang yang tahu bahwa kulit pi-sang tak kalah bermanfaat dari buahnya, kulit pisang masih dianggap limbah yang tak berguna, sehingga hanya dibuang. Deborah bersama empat rekannya melihat peluang dari hal tersebut. Mahasiswa angkatan 2012 Fakultas Kedokteran (FK) Unila ini membuat obat

Oleh Lia Vivi Farida

Ilust

rasi

Defi

ka P

utri

N

herbal dari kulit pisang yang dapat mencegah dan meny-embuhkan Ulkus Gaster.

Ulkus Gaster atau sering disebut Tukak Lambung merupakan luka terbuka pada dinding lambung, yang disebabkan karena infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang menyerang dinding lam-bung. Infeksi pada dinding lambung ini juga dapat me-nyebabkan kanker pada lam-bung jika tak segera ditan-gani. Selain infeksi bakteri, Tukak Lambung dapat terjadi karena penggunaan obat Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs (NSAID), faktor ke-turunan, dan terjadi akibat penyakit lainnya seperti in-fluenza, herpes simpleks, dan Human Immunodeficiency Vi-rus (HIV).

Di Amerika Serikat lebih dari 15000 orang pertahun yang meninggal dunia aki-bat penyakit ini. Indonesia sendiri menyumbang 5% penduduknya. Selain beber-apa faktor di atas, penelitian membuktikan bahwa mero-

kok, penggunaan aspirin se-cara rutin, dan penggunaan steroid yang lama dapat me-nyebabkan Tukak Lambung.

Gejala dari penyakit ini bergantung pada penderita, pada penderita lanjut usia ge-jala tidak begitu terasa. Selain itu juga, gejala penyakit ini berupa kembung, mual, dan muntah-muntah. Nyeri paling umum sering berupa nyeri epigastrium dan berkurang dengan adanya makanan atau pemberian antasida (obat yang mengurangi asam lam-bung).

Tukak Lambung dapat direda dengan mengonsumsi antasida, namun akan bere-siko pada hati dan ginjal yang berfungsi mendetoksifikasi makanan yang kita konsumsi. Jika mengkonsumsi obat-obatan kimia dalam jangka waktu yang lama akan me-nimbulkan kerusakan pada hati dan ginjal.

Debo dan empat rekannya menggunakan kulit pisang kepok, karena jumlah pisang ini jauh lebih banyak diban-

ding jenis pisang lain-nya. Hal ini yang melatarbelakangi Debo mengam-bil penelitian tentang kan-dungan antioksidan dalam kulit pisang kepok. Antiok-sidan meliputi betakaroten (Vitamin A) banyak ditemu-kan pada kulit pisang. Kulit pisang juga mengan dung Vi-tamin B kompleks, C, dan E, Asam Folat, Yodium, Zat Besi, Magnesium, Kalium, Seng, dan Tryptophan.

Hal pertama yang dilaku-kan untuk uji coba yaitu memberikan aspirin pada mencit untuk merangsang rasa sakit pada lambung mencit. Setelah gejala mulai terlihat, selanjutnya mem-berikan ekstrak kulit pisang secara oral, yaitu dengan cara mencampur ekstrak kulit pi-sang dengan makanan yang akan diberikan pada men-cit. Pemberian ekstrak kulit pisang ini bertujuan untuk mengetahui dosis yang tepat agar dapat dikonsumsi oleh manusia.

Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian yang pertama kali dilakukan yaitu menggunakan ekstrak limbah kulit pisang. Pene-litian ini telah lulus seleksi Pekan Kreativitas Maha-siswa (PKM) pada Januari lalu. Proses penelitiannya sendiri dilakukan dengan menggunakan mencit (he-wan pengerat sejenis tikus) sebagai objek uji coba.

“Proposal pada awalnya ti-dak menggunakan ekstrak ku-lit pisang, namun menggunak-an zat yang terkandung dalam kulit pisang. Setelah bimbin-gan dengan dr. Dian Isty Ang-garaini, MPH, maka dipikir jika menggunakan zat yang terkandung dalam kulit pi-sang memerlukan biaya yang sangat mahal. Sehingga dipi-lihlah kulit pisang, agar biaya yang digunakan lebih murah,” ujar Debo, Jumat (20/3).=

BUKAN CUMA LIMBAH

KulitPisang

Page 12: Tabloid Teknokra Edisi 141 Maret 2015

No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015

12 ARTIKEL TEMA

Redaksi menerimakritikan dan saran serta kiriman berupa :

Tulisan yang masuk menjadi milik redaksi dan redaksi berhak menyunting naskah sepanjang tidak mengubah

makna tulisan.

Artikel atau opini,surat pembaca,

dan informasi seputar Unila(diketik font Cambria,

ukuran font 12 pt).

Silahkan kirimkan kritik, saran, dan pertanyaan andake alamat e-mail Teknokra

[email protected]

Move on adalah sera-pan bahasa Inggris yang memiliki arti

pindah, tapi banyak orang yang mengasumsikan kata move ini dengan arti yang berbeda, seperti pindah ke-lain hati, pindah ke lingkun-gan lain, melupakan kenan-gan yang buruk dari masa lalunya. Tergantung siapa yang menggunakan kata ini. Move on ini bersifat general, tidak selalu tentang masalah percintaan tergantung orang mengartikannya.

Move on yang sering di gunakan dalam komunikasi remaja jaman sekarang tidak bisa disama artikan dengan kata move on yang dijadikan embel-embel ketika berbi-cara masalah Sejarah. Move on yang selalu dikaitkan den-gan sejarah disamakan den-gan subyek yang seharusnya tidak mengingat-ingat masa lalu, malah sibuk dengan masa lalu yang bahkan selalu untuk diulang, diingat-ingat dan hal seperti ini menurut sebagian orang membosan-kan.

Secara keilmuan sejarah tidak akan pernah terlepas dari masa lalu, tapi maknanya tidak seluas itu seperti yang diungkapkan oleh Hugiono dan P.K Poerwantama dalam buku Pengantar Ilmu Seja-rah “Sejarah merupakan ilmu tentang masa lampau tidak dapat dipertahankan karena arti masa lampau sangat luas dan tidak mungkin menjadi jangkauan sejarah. Tetapi memanglah sejarah dalam arti tertentu adalah studi tentang masa lampau masa sejak sepanjang kehidupan manusia sejak muncul di du-nia yang menjadi pokok se-jarah ialah pengalaman dan tindakan-tindakan manusia”.

Dari pandangan di atas sudah dijelaskan bahwa pandan-gan masyarakat tentang kata move on itu tidak sepenuhnya salah, sebagai orang awam yang tidak bergelut didalam-nya, hal ini harus dapat di-maklumi dan kita sebagai mahasiswa sejarah yang lebih dahulu mengerti ada baiknya sedikit demi sedikit diberi pengertian yang baik agar asumsi ini tidak kian melebar.

Demikianlah sejarah, Pen-ulis pun tidak pernah bisa merubah asumsi-asumsi tersebut berkembang di ma-syarakat luas, atau bahkan merubah pola fikir mereka, karena bisa dibilang ini lah kenyataannya. Penulis bu-kan bermaksud menggiring opini untuk mencari pembe-

laan atas penilaian orang lain terhadap sejarah ini, ada hal yang lebih penting dari pada itu bahwa;

Menurut penulis sejarah itu unik, Wilhelm Dilthey (1833-1911) seorang aliran idea-lis dari Jerman mengatakan bahwa sejarah termasuk ke-lompok ilmu pengetahuan tentang pikiran, pengalaman-pengalaman manusia yang meliputi perasaan emosi dan sensasi manusia terma-suk fikiran dan akal budinya dapat dimengerti dengan cara menghayatinya.

Sejarah adalah guru ke-hidupan “Historia Vitae Mag-istra” demikian Cicero yang kemudian dikutip Benne-dicto Croce “Sejarah mem-berikan kearifan” bahwa

yang terpenting bukan hanya “Bagaimana belajar seja-rah” melainkan “Bagaima-na belajar dari sejarah”. Pada masa lalu, Soekarno, menegaskannya dengan isti-lah: “Jasmerah” (Jangan Seka-li-kali Melupakan Sejarah).

Sejarah seperti kaca spion yang sangat berguna untuk melihat ke belakang un-tuk memperlancar jalan-nya kendaran kedepan. Isu yang saat ini sedang beredar adalah penigkatan akreditasi. Karena ada salah satu Prodi di jurusan PIPS (Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial) bisa mendapatkan akreditasi “A” kini semua prodi di juru-san sedang dikebut target untuk pencapaian yang sama. Prodi di PIPS itu telah naik

daun karena melesat nya nilai akreditasi. Para ketua Prodi sedang menggarap Progja (program kerja) yang seki-ranya dapat menunjang un-tuk meningkatnya akreditasi. Apa yang dilakukan Prodi itu hingga mendapat nilai A? Tentunya mengikuti standar penilaian dari BAN-PT.

Beberapa poin di atas dit-ambah lagi banyak instrumen yang harus dipelajari, di-lakukan, kemudian diisi dan membutuhkan waktu yang lama. Dari beberapa ranah penilaiavn tersebut sedikit banyak sangat dipengaruhi oleh kebijakan Ketua Pro-gram Studi sebagai pengger-ak perubahan. Ketua prodi di-tuntut untuk tegas dan sesuai aturan yang berlaku sehingga dapat tercapai yang telah di-targetkan.

Sarana dan prasarana perkuliahan adalah salah satu aspek terpenting untuk keberlangsungan perkulia-han. Sejarah memiliki 3 ru-ang kelas. Satu ruang kelas besar dan dua ruang kelas kecil yang sedemikian rupa dipergunakan untuk perku-liahan, ujian komperhensif, dan seminar. Terkadang ada pula prodi lain yang ikut-iku-tan kuliah di ruangan terse-but yang alhasil kami sering kekurangan kursi. Mari wa-hai para sejarah muda, kita renungkan, kita tuangkan buah pemikiran kita untuk sejarah yang lebih baik. Jan-gan pernah berbohong den-gan diri sendiri bahwa kita suka diremehkan, tunjukkan kita bisa move on dari segala keaadaan, semoga lebih baik dan sangat baik kedepan-nya.=

*) Pemenang lomba opini. Mahasiswi Pendidikan Seja-rah 2012

SEJARAH

AKREDITASI

AAKREDITASI

B

“Sejarah seperti kaca spion yang sangat berguna untuk melihat ke belakang untuk memperlancar jalan-

nya kendaran kedepan.”

Oleh: Yuli Arwati*

Ilust

rasi

Defi

ka P

utri

N.

Juga Bisa

MOVE ON

Penjelasan

Kami ingin memberi penjelasan atas foto berita tabloid Teknokra edisi 140 hal. 5, berjudul “Renovasi”. Gedung yang sedang digarap bukanlah gedung Fakultas Kegu-ruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), melainkan gedung Fakultas Hukum yang sedang dibangun, Kamis (8/1).

Pada tabloid Teknokra edisi 140 hal. 4, berjudul “Pelantikan Kepengurusan Baru UKM Katolik”, tim Kerja Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni bukan Mahdi Syaperi, melainkan Mardi Sahferi, Kepala Biro Perrncanaan, Pengendalian dan Kerjasama.

Page 13: Tabloid Teknokra Edisi 141 Maret 2015

No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015

13APRESIASI

Sampaikan keluhanmu lewat SMS Mahasiswa, dengan format Nama_Jurusan/Angkatan_Komentar. Kirim ke 08982252881/08978669233

Redaksi hanya akan memuat SMS/Komentar yang disertai identias lengkap dan bisa dipertanggungjawabkan, Nama/Jurusan/Fakultas/Angkatan. Kami men-cocokkannya dengan data siakad Unila.

Suara Mahasiswa

Suatu malam di bangsal tujuh belassayup-sayup terdengar rintihan hunianbangsal tujuh belas pesakitanbaju koyak tak terurus

Dentang waktu dua belas malampemuka terdepan tak bisa tidurjijik melihat tikus buncit hampir habis raganyatertelan angin luar bangsal sana

Sembari mengingat memori lampauapa yang diperbuat takkan membalikkan faktakenyataan yang harus dipikulnya

Berjejer kendaraan mewah lima buahberatus-ratus lembar uang berwarna merahtanpa sekat, disuguhkan perhiasan menjuntaidi leher, tangan, dikedua telinga, bahkan kakibelum lagi kediamannya bak istana kerajaan

Lenyap sudah tak tersisahanya raga dan sepotong baju melaratserta jiwa-jiwa angkuhah.. hanya tujuh bulan disinisebentar lagi akan bebas lepas

Bangsal tujuh belas pesakitankiranya tempat penyesalan itu dapat mengubahpemuka terdepan akan takut pada Tuhan..

Muthia TazakkaFEB, Ekonomi Pembangunan ‘13

BANGSALKORUPTOR Laksana langit biru di langit

Dinginnya malam menyelimuti Ketika aku duduk diam dan terpakuDi keheningan malam iniDisini Di bumi iniDi tanah parah petaniAku mengabdi Berupaya memberikan torehanYang berarti, bagi merekaDi sini di bumi para petani iniDi bumi inilah orang-orang yang menautkan hidupnyaAtas kiloan karet, sawit, dan singkongUntuk meneruskan hidupnyaGuna sesuap nasi pengganjal perutDan tenaga terisi untuk bekerjaDi sini aku mangabdi Atas hasil yang aku dapatkanDi sini aku mencoba memberikan torehan manis untuk dikenangDi bumi para petani ini berupaya memberi sedikitTetapi bermanfaat besarTerpukau atas ciptaanNYa, ciptaan dari jutaan hal yang Ia ciptakanJutaan peluh telah jatuh mencoba meneruskan hidupSenyum tipis tersimpul meski sakitnya di hatiBerharap ia tetap hidup meski hanya sesuap nasi.

Albar Diaz NovandiFH, Ilmu Hukum ‘12

TASER PATU

Selaksa rindu menggelayut dalam dadaMembiarkanku terbujur kaku di tengah hiruk pikuk duniaMenenggelamkanku dalam lautan gundah.Menerobos dinding hati yang getasMencipta sebuah nyanyian Dalam relung hati dengan nada yang tak terperi.

Kucoba bertahanMenapikkan segala rasa yang terdampar dalam hatiTapi aku tersesat dalam kesunyian, dalam kehampaan

Engkau yang disana, apakah kau merindu? Seperti aku yang merinduimu disiniEngkau yang disana, akankah kau merasa dinding gua hatimu sepertiku? Engkau yang disana, akankah kvu terjebak dalam permainan perasaan ini? Akankah kau tersesat dalam belantara kebingungan seperti ini?Entahlah…..

Annisa Ika Pratiwi HarahapAGT UNILA, 2011

SAJAK RINDU

Dimana iniPagi ini aku terbangunSedikit oleng kepala iniBelum sepenuhnya sada

Aku lupaHari ini aku tak dirumahTidak tidur diatas ranjang empukBantal nyaman ataupun gulingAkhirnya aku tersadar Saatnya aku mengabdiUntuk kuberikan pada merekaMeski sedikit tetapi bermanfaat Walau tak banyak tetapi bergunaKetika aku diajarkan sebagai agent of changeSaatnya aku dibutuhkan Lebih baik memberi meski sedikit tetapi bergunaBerkarya untuk negaraBerguna untuk sesama

Albar Diaz NovandiFH, Ilmu Hukum ‘12

Memberi Sedikit Tapi Bermanfaat

Page 14: Tabloid Teknokra Edisi 141 Maret 2015

No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015

14 REGIONAL

K O M I K

Pembangunan Jem-batan Selat Sunda (JSS) yang merupakan

penghubung antara pulau Jawa dan Sumatera belum menunjukkan kejelasan. Hal ini diungkapkan oleh Andi Surya (DPD RI) dalam semi-nar nasional bertema “Jem-batan Selat Sunda Menuju Kedaulatan Maritim” di Grha Surya Bandarlampung, Rabu (18/3). Acara ini turut menghadirkan Subandono Diposaptono (Direktur Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pu-lau-Pulau Kecil), Yozi Rizal (Anggota DPRD Lampung), Fahrizal (Kepala Bappeda Lampung), Maruly H. Utama RI (Akademisi), dan Armalia Reni (Koordinator Umitra).

Gagasan pembangunan JSS sudah dimulai sejak 2005, saat itu Andi Surya bertemu dengan salah satu perusa-haan membahas pentingnya jalur yang menghubungkan antara pulau Jawa dan Suma-tera. Andi bersama Sachroe-din ZP yang saat itu men-jabat Gubernur Lampung,

Jawa-Sumatera

mengadakan pendekatan ke masyarakat Lampung dan Banten untuk mendukung pembangunan JSS. Hingga pada 2006 terbentuklah kon-sorsium daerah, antara PT. Lampung Jasa Utama dan PT. Global Development dari Banten agar proyek pem-bangunan JSS disahkan dan mendapat payung hukum.

Belum sampai disahkan masalah pembiayaan pem-bangunan JSS yang diperki-rakan mencapai 20 trilliun rupiah, saat kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono seluruh proyek akan dibayar oleh konsorsium. Namun ter-jadi perbedaan pendapat di pemerintah pusat, Agus Mar-towardojo (Gubernur Bank Indonesia), mengungkapkan bahwa proyek pembangu-nan harus dibayar oleh pusat tetapi menurut Hatta Rajasa (Menteri Perhubungan KIB Jilid I) proyek harus dibayar oleh konsorsium. Setelah permasalahan ini muncul proyek pembangunan JSS se-makin tidak jelas.

Andi menyampaikan ada tiga hal yang membuat JSS ti-dak bisa dilaksanakan menu-rut Jokowi, yaitu mematikan identitas maritim, adanya ketimpangan dari Indonesia Timur dan Barat, dan angga-ran pusat tidak cukup. “Pada-hal pembangunan JSS men-dukung jalur distribusi mari-tim”, ujar Andi tak sepakat. Ia juga menambahkan pemban-gunan ini juga akan mengu-rangi beban tol laut, menjadi portal bagi maraknya kapal asing, dan ada multiplier ef-fect yaitu terjadinya kema-juan di perekonomian mari-tim.

“Selat Sunda memiliki po-tensi yang luar biasa,” ung-kap Subandono Diposaptono. Selain potensi maritim, Selat Sunda juga berpotensi di bi-dang pariwisata. Selat Sunda juga termasuk dalam salah satu dari lima Golden Ring atau lingkaran emas eko-nomi maritim tempat keluar masuknya kapal di Indone-sia. Direktur Tata Ruang ini juga menyampaikan bahwa

proyek pembangunan JSS ini bersifat regulator, untuk dapat dilaksanakan harus ada survei, investigasi, kontruksi dan ada payung hukum.

Selain itu pelaksanaan proyek pembangunan ha-rus diketahui terlebih dahulu tentang tata ruang laut nasi-onal, tata ruang wilayah, dan tata ruang provinsi. “Tata ru-ang laut di Lampung belum diketahui,” tambah Suban-dono. Struktur tata ruang dan rencana pola ruang juga har-us disusun sebelum pemban-gunan. Hal ini akan memakan waktu yang cukup panjang.

Fahrizal memaparkan jika pembangunan JSS ini di-laksanakan membutuhkan waktu minimal 10 tahun. Ad-anya JSS diperkirakan akan menambah investasi hampir 200 trilliun rupiah, tetapi dalam pembangunannya ketahanan nasional seperti adanya badan penegak hu-kum di laut, kedaulatan yang menyangkut batas maritim, pengembangan poros mari-tim dan kekuatan pertahanan

maritim juga harus didesain secara dinamis.

Pengembangan Selat Sunda sudah ditetapkan dalam Per-aturan Presiden RI No. 86 tahun 2011, tentang pengem-bangan kawasan strategis dan infrastruktur Selat Sun-da. Namun menurut Fahrizal, dalam Perpres ini tidak ada penetapan langsung pemban-gunan JSS. “JSS saat ini sudah tidak banyak dibicarakan,” ungkapnya.

Belum ada kejelasan pem-bangunan JSS, pemerintah pusat justru sedang dalam proses pembangunan tol yang menghubungkan Su-matera Selatan, Lampung dan Banten. Akses jalan tol ini diperkirakan akan selesai dibangun tahun 2018. Dalam pelaksanaan nanti setiap kendaraan yang akan melin-tas dari Bakauheni ke Merak atau sebaliknya akan dikena-kan biaya tol ketika memasu-ki gerbang kapal. “Di pelabu-han juga akan dibangun 10 dermaga,” tambah Fahrizal.

Oleh Fajar Nurrohmah

yang Tak Kunjung Terhubung

Oleh Defika Putri N

Page 15: Tabloid Teknokra Edisi 141 Maret 2015

No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015

15POJOK PKM

EKSPRESI

Saat MayoritasSelalu Benar

Hayatun Nisa FPemimpin Redaksi

“Mayoritas selalu benar adalah tirani kebenaran! Mayori-tas selalu benar adalah kebohongan sosial! Setiap manusia merdeka dan berakal sehat harus memberontak terhadapnya,” Torangga berteriak menggugat. Di panggung itu, sebuah ke-benaran faktual sedang dinistakan oleh “kebenaran” versi pendapat publik yang sudah dimanipulasi kepentingan politi-si. Disitulah adegan yang menasbihkan Torangga, si penyam-pai kebenaran, sebagai musuh masyarakat. Ini merupakan bagian dari lakon Subversif! yang dimainkan Institut Ungu di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Kamis (12/3). Adaptasi naskah penulis Norwegia, Henrik Ibsen, berjudul “An Enemy of the People” oleh Faiza Mardzuki itu seperti sebuah cermin realitas kehidupan hari ini.

Melalui naskah “An Enemy of the People” yang ditulis Henrik Ibsen pada 1882 itu, Ibsen yang dikenal sebagai Shakespeare dalam sastra Norwegia, kala itu mencoba menyeru kebena-ran dan menggugat “kebenaran” pendapat umum, menjadi musuh masyarakat. Pementasan naskahnya itu pun menjadi kontroversial, karena Ibsen dianggap menyerang banyak pi-hak. Bahkan Ibsen dianggap menyerang publik Norwegia yang saat itu pasif menghadapi berbagai persoalan sosial Norwegia, termasuk pencemaran lingkungan dan korupsi di Norwegia.

Itulah drama pertikaian antara kebenaran hakiki dan ke-benaran mayoritas yang dikonstruksi kekuasaan, media, dan korporasi. Sebuah drama realis mengangkat tema yang san-gat kuat dan relevan dengan pertanyaan kita hari ini secara mendalam tentang moral kebenaran dari suara mayoritas. Apakah suara mayoritas selalu benar? Apakah suara mayori-tas selalu memberi jalan terbaik untuk masyarakatnya?.

Tapi mungkin sebagian besar dari kita pun tetap bingung dengan sebuah kebenaran itu sendiri, yang masih terkungku dengan “kebenaran” mayoritas. Ibsen bilang “Mayoritas tidak pernah benar. Aku mengatakan tidak pernah. Inilah salah satu kebohongan sosial yang harus ditentang oleh setiap pribadi yang berani berpikir sendiri. Siapa yang merupakan mayori-tas di setiap negara, yang pintar atau yang dungu? Di seantero dunia yang dungu-lah yang merupakan mayoritas yang berkuasa dan mengancam. Mayoritas besar, golongan terban-yak, adalah musuh terbesar dari kebenaran dan kebebasan”.

Namun Allah Sang Pencipta telah jauh lebih lama mem-berikan jawaban pada kita melalui firman-Nya dalam surat Al-Ma’idah ayat 100 yang artinya “Tidak sama yang buruk dengan yang baik, walaupun mayoritas yang buruk itu me-nyenangkan kamu”. Lantas tidak kah itu semua memberi pengertian bahwa kebenaran tidak boleh disembunyikan meskipun harus melawan arus mayoritas. Kebenaran harus ditegakkan meskipun kadang kesepian dan tersudut, bahkan bisa dianggap gila dan memusuhi kekuasaan.

RasulNya pun pernah bersabda “Kelak umatku menjadi mayoritas. Namun mereka ibarat buih di tengah lautan”. Se-harusnya hal ini juga menguatkan kita untuk tak menjadi ba-gian dari buih tersebut, tak menjadi bagian dari kebenaran yang dusta. Tapi, mampukah kita untuk sekedar tak menjadi bungkam saat tahu kebenaran di balik sebuah tirani kebena-ran? Siapkah kita menjadi yang diasingkan bahkan dianggap musuh, saat telah bertaruh banyak hal untuk menyampaikan sebuah kebenara suci? Cukup berani kah kita?.=

Semuanya itu hukum alam, apa yang kita lakukan pasti akan ber-

balik kepada kita juga, jadi ya lakukan saja yang terbaik yang bisa kamu lakukan,” ujar lelaki tambun berusia 44 ta-hun itu. Bagi Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unila itu menciptakan lapangan pekerjaan bagi ban-yak orang adalah salah satu caranya membantu sesama. Timbal balik merupakan hal yang ia rasa tak perlu diperhi-tungkan dalam hal tersebut. Bahkan bagi Hartono semua itu ialah hobi tersendiri.

Minatnya untuk berbis-nis muncul sejak ia masuk kuliah, itu semua dilatarbe-lakangi kehidupan keluarg-anya yang serba kekurangan. Ayahnya hanya seorang pen-jual es keliling, sedang ibunya penjual pakaian bekas. Na-mun semangat dan keingi-nannya yang tinggi untuk melanjutkan kuliah, akhirnya Hartono berhasil mendapat gelar sarjana dari Universitas Indonesia. Tentu bukanlah hal yang mudah untuk me-lalui itu semua. Berawal dari kenekatannya merantau ke Ibukota Jakarta setelah lulus SMA untuk meneruskan pen-didikan ke tingkat perguruan tinggi. Ia sempat menjadi ma-hasiswa jurusan Teknik Sipil dia berhenti kuliah empat bulan kemudian karena tidak sanggup untuk meneruskan pembayaran SPPnya.

Akhirnya ia pun kembali mencari uang demi memban-tu kakak laki-lakinya yang juga sedang berada di bangku perkuliahan. Selama delapan bulan itu Hartono tinggal bersama Naryo, pria berusia 72 tahun dari Surabaya yang juga tinggal di Jakarta un-tuk mengadu nasib. Saat itu Hartono hanya menumpang dan ia bekerja sebagai buruh pabrik. Uang hasil kerjanya selama itu ia kumpulkan untuk melanjutkan kuliah. Hingga setahun kemudian, ia pun bisa melanjutkan pen-didikannya di jurusan Ad-ministrasi Niaga Universitas Indonesia. Ia juga tak lagi me-numpang di tempat Naryo, melainkan tinggal di kios kecil-kecilan yang ia dirikan sendiri. Dari usaha kios kecil-kecilan itulah Hartono dapat menyelesaikan kuliahnya.

Saat itu ia juga menyambi kerja borongan yang menu-rutnya dapat menghasilkan uang yang cukup untuk mem-bayar spp. “Selama 3 hari bi-asanya saya bisa menghasil-kan uang 30 sampai 40 ribu,” jelasnya. Tak mudah tentunya kuliah sembari bekerja untuk melanjutkan hidup dan biaya kuliah, namun dengan prin-sip hidupnya yang kuat un-tuk menjalani hidup sebaik mungkin membuatnya dapat melewati kesulitan hidup.

Mulai dari situ ia pun mengembangkan bisnisnya, berawal dari agen laundry, ia akhirnya bisa membuka jasa laundry, yang merupakan bisnis pertamanya, bahkan tidak sedikit orang-orang yang menjadi agen jasa laun-dry miliknya. Usahanya se-makin berkembang, bahkan berkembang pesat. Hartono membuka jasa rental kom-puter, ia pun merekrut orang-orang yang memiliki bakat di bidang komputer untuk dipercaya menjadi pengawas usahanya tersebut.

Tak hanya mempeker-jakan orang lain, Hartono juga membantu membiayai para karyawannya yang ingin melanjutkan kuliah. Eksan dan Santo adalah karyawan yang ia kuliahkan di Univer-sitas Darmajaya Bandar-lampung. Selama men-jadi karyawan, mereka berdua juga diarahkan untuk bisa membuka bisnis dibidang yang sama.

Usahanya selalu berkembang, kini tak

hanya jasa laundry dan rent-al komputer yang ia urusi, Hartono juga memilki usaha Cappuccino cincau, rujak es krim, mi ayam bakso, warung makan, bisnis air kerawang, jasa angkutan Pick-UP, usaha balon terbang, dan orgen tunggal. Hartono tidak men-jalankan usahanya sendirian, beliau dibantu dengan kary-awan-karyawan yang telah dipercayainya. Beliau hanya memberikan arahan dan pengawasan terhadap usaha-usaha yang ia dirikan itu. “Se-tiap sabtu malam selalu saya adakan pertemuan bagi selu-ruh karyawan,” ujarnya.

Dalam menekuni usahanya, bukan berarti ia menjalanin-ya dengan mulus. Beberapa kali ia mengalami kebangkru-tan. Seperti bisnis kulinernya yang mengalami kegagalan, hal itu disebabkan karena kala itu banyak karyawannya yang cepat jenuh sehingga mereka keluar masuk begitu saja. Meski berkali-kali bang-krut , tak membuat Hartono tidak takut untuk membuka usahanya lagi. “Saya percaya Tuhan itu adil , apapun usaha yang kita lakukan pasti akan ada hasilnya di kemudian hari,” begitu ujarnya. =

Foto

Ris

ka M

artin

a

Menyemai Benih Entrepreneur

Page 16: Tabloid Teknokra Edisi 141 Maret 2015