BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori -...

18
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh hasil belajar. Mengetahui keberrhasilan atau tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui hasil yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapaun keberhasilan belajar siswa dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu.Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan. Hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian hasil belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan hasil belajar, Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian hasil belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.” Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “hasil belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori -...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3905/12/T1_292009366_BAB II... · seseorang belum mampu memenuhi target dalam

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan

siswa dalam memperoleh hasil belajar. Mengetahui keberrhasilan atau

tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi,

tujuannya untuk mengetahui hasil yang diperoleh siswa setelah proses

belajar mengajar berlangsung. Adapaun keberhasilan belajar siswa

dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang

telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang

dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu.Ada

lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap

pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah

laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu

yang mendorong pribadi yang bersangkutan.

Hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari

kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan

hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar. Memahami

pengertian hasil belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada

pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan

pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang

mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita

temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan hasil belajar,

Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian hasil belajar yaitu “hasil

yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang

dinyatakan dalam raport.” Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan

bahwa “hasil belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau

kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3905/12/T1_292009366_BAB II... · seseorang belum mampu memenuhi target dalam

7

sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan menurut S.

Nasution (1984) hasil belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai

seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Hasil belajar dikatakan

sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan

psikomotor, sebaliknya dikatakan hasil belajar kurang memuaskan jika

seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria

tersebut.”

Berdasarkan pengertian hasil belajar tersebut, maka hak yang

dimiliki siswa dalam menentukan hasil belajar merupakan tingkat

kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan

menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar

mengajar. hasil belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan

sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam

bentuk nilai evaluasi setelah mengalami proses belajar mengajar. Hasil

belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari

evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya hasil

belajar siswa.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang

diperoleh siswa dalam dirinya ketika mengalami proses kegiatan

pembelajaran berlangsung kususnya pada mata pelajaran IPA.

Hasil akhir dari proses kegiatan pembelajaran siswa pada

matapelajaran IPA ini dilihat dari seluruh kegiatan siswa dalam

mengikuti suatu proses pembelajaran dikelas dan menerima

pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang berupa asfek

kognitif, afektip, dan psikomotorik.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3905/12/T1_292009366_BAB II... · seseorang belum mampu memenuhi target dalam

8

2.1.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil

belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor

intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-

faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan

faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor

keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.

1. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri

individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam

faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan

motivasi

a. Kecerdasan atau intelegensi

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai

kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan

yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan

oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu

menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat

perkembangan sebaya. Adakalany perkembangan ini

ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara

satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga

seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki

tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan

dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa

faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak

diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Kecerdasan

merupakan “salah satu aspek yang penting, dan sangat

menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau

seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal

atau di atas normal maka secara potensi ia dapat

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3905/12/T1_292009366_BAB II... · seseorang belum mampu memenuhi target dalam

9

mencapai hasil yang tinggi.” Slameto (1995:56)

mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi

akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat

intelegensi yang rendah.”

Syah Muhibbin (1999:135) berpendapat bahwa

intelegensi adalah “semakin tinggi kemampuan

intelegensi seseorang siswa maka semakin besar

peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin

rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa maka

semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.”

Berdasarkan uraian tersebut bahwa intelegensi yang

baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor

yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha

belajar.

b. Bakat

Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah

dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan.

Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan

oleh Ngalim Purwanto (1986:28) bahwa “bakat dalam

hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude

yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-

kesanggupan tertentu.” Kartono (1995:2) menyatakan

bahwa “bakat adalah potensi atau kemampuan kalau

diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui

belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.” Menurut

Syah Muhibbin (1999:136) mengatakan “bakat

diartikan sebagai kemampuan indivedu untuk

melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3905/12/T1_292009366_BAB II... · seseorang belum mampu memenuhi target dalam

10

pendidikan dan latihan.” Tumbuhnya keahlian tertentu

pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang

dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat

mempunyai tinggi rendahnya hasil belajar bidang-

bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama

belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting

dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik.

Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya

untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan

bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.

c. Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan.

Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus

menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut

Winkel (1996:24) minat adalah “kecenderungan yang

menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada

bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung

dalam bidang itu.” Selanjutnya Slameto (1995:57)

mengemukakan bahwa minat adalah “kecenderungan

yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang

beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang,

diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.”

Kemudian Sardiman (1992:76) mengemukakan minat

adalah “suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang

melihat ciri-ciri atai arti sementara situasi yang

dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau

kebutuhan-kebutuhannya sendiri.”

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3905/12/T1_292009366_BAB II... · seseorang belum mampu memenuhi target dalam

11

Maka jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya

terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang

menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan

disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.

Untuk menambah minat seorang siswa di dalam

menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat

mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri.

Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil

belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang

tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha

untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya

dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.

d. Motivasi

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang

penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang

mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar.

Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah

bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat

ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar

mengajar sorang anak didik akan berhasil jika

mempunyai motivasi untuk belajar. Nasution (1995:73)

mengatakan motivasi adalah “segala daya yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.”

Sedangkan Sardiman (1992:77) mengatakan bahwa

“motivasi adalah menggerakkan siswa untuk

melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu.”

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3905/12/T1_292009366_BAB II... · seseorang belum mampu memenuhi target dalam

12

Dalam perkembangannya motivasi dapat

dibedakan menjadi dua macam yaitu:

a) Motivasi instrinsik, Motivasi

instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang

bersumber dari dalam diri seseorang yang atas

dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan

sesuatu pekerjaan belajar

b) Motivasi ekstrinsik, motivasi

ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang

datangnya dari luar diri seseorang siswa yang

menyebabkan siswa tersebut melakukan

kegiatan belajar. Dalam memberikan motivasi

seorang guru harus berusaha dengan segala

kemampuan yang ada untuk mengarahkan

perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan

adanya dorongan ini dalam diri siswa akan

timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia

menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan

motivasi kepada mereka, supaya dapat

melakukan kegiatan belajar dengan kehendak

sendiri dan belajar secara aktif.

2. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa,

yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga,

lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan

ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan

paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995:60) faktor

ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan

keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3905/12/T1_292009366_BAB II... · seseorang belum mampu memenuhi target dalam

13

a. Keadaan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam

masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan

dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto

bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama

dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk

pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam

ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan

dunia.” Adanya rasa aman dalam keluarga sangat

penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.

Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong

untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan

salah satu kekuatan pendorong dari luar yang

menambah motivasi untuk belajar. Keluarga merupakan

lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam

keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan

pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama

dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai

peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan

hidup keagamaan.” Oleh karena itu orang tua

hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari

keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan

lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-

lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik

antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha

meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang

perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh

perhatian yang serius tentang cara belajar anak di

rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3905/12/T1_292009366_BAB II... · seseorang belum mampu memenuhi target dalam

14

dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar

dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat

dan keadaan yang baik untuk belajar.

b. Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal

pertama yang sangat penting dalam menentukan

keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan

sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang

lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian

pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat

pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan

siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil

belajarnya. Menurut Kartono (1995:6) mengemukakan

“guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang

akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat

dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut

untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan

memiliki metode yang tepat dalam mengajar.

c. Lingkungan Masyarakat

Disamping orang tua, lingkungan juga

merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit

pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses

pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam

sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap

perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan

sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan

lingkungan dimana anak itu berada. Dalam hal ini

Kartono (1995:5) berpendapat: Lingkungan masyarakat

dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3905/12/T1_292009366_BAB II... · seseorang belum mampu memenuhi target dalam

15

anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang

sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka

anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka.

Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan

kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada

menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.

2.1.2. Metode Demonstrasi

2.1.2.1. Pengertian Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara

memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu

kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media

pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang

sedang disajikan. ( SyahMuhibbin, 1999). Metode demonstrasi adalah

metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau

cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.

Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan

peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk

memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan

tertentu pada siswa. Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam

prakteknya dapat di lakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri.

Metode Demonstran cukup baik apabila di gunakan dalam

penyampaian bahan pelajaran geografi, misalnya bagaiamana cara

membuat peta menggunakan kompas dan meteran, bagaimana proses

kerja pengindraan jauh sehingga menghasilkan data, dan yang lainnya.

2.1.2.2. Aspek Yang Penting Dalam Menggunakan Metode

Demonstrasi Beberapa asfek yang penting dalam menggunakan

metode demonstrasi diantaranya:

1. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila

alat yang di Demonstrasikan tidak bisa di amati dengan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3905/12/T1_292009366_BAB II... · seseorang belum mampu memenuhi target dalam

16

seksama oleh siswa. Misalnya alatnya terlalu kecil atau

penjelasannya tidak jelas.

2. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak di ikuti oleh

aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan

dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang

berharga.

3. Tidak semua hal dapat di demonstrasikan di kelas karna

sebab alat-alat yang terlalu besar atau yang berada di

tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.

4. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis

5. Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori

dari apa yang akan di demonstrasikan. Dan adapun

sebaiknya dalam mendemonstrasikan pelajaran tersebut

guru harus terlebih dulu mendemonstrasikan dengan

sebaik-baiknya, baru di ikuti oleh murid-muridnya yang

sesuai dengan petunjuk. Adapun dalam metode demonstran

ini memiliki kelebihan dan ada juga kekurangannya

sebagaimana yang akan di paparkan di bawah ini.

2.1.2.3 Kelebihan metode demonstrasi

1. Perhatian anak didik dapat di pusatkan, dan titik berat yang di

anggap penting oleh guru dapat di amati.

2. Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di

demonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan

akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.

3. Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti

proses belajar.

4. Dapat menambah pengalaman anak didik.

5. Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di

sampaikan.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3905/12/T1_292009366_BAB II... · seseorang belum mampu memenuhi target dalam

17

6. Dapat mengurangi kesalah pahaman karena pengajaran lebih

jelas dan kongkrit.

7. Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran

setiap siswa karna ikut serta berperan secara langsung.

Setelah melihat beberapa keuntungan dari metode

demonstransi tersebut, maka dalam bidang setudi IPA,

banyak hal-hal yang dapat di demonstrasikan seperti

perubahan wujud benda mengunakan kulkas dan kompor.

Apabila perubahan wujud yang betul dan baik telah di miliki

oleh anak didik, maka guru harus mencoba

mendemonstrasikan di depan para murid. Apabila anak didik

sedang mendemonstrasikan ibadah, guru harus

memperhatikan kegiatan yang dilakukan oleh murid,

sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangannya guru

berkewajiban memperbaikinya. Tindakan mengamati segi-

segi yang kurang baik lalu memperbaikinya akan

memberikan kesan yang dalam pada diri anak didik, karna

guru telah memberi pengalaman kepada anak didik baik bagi

anak didik yang menjalankan Demonstrasi ataupun bagi yang

menyaksikannya.

2.1.2.4 Kekurangan Metode Demonstrasi

1. Memerlukan waktu yang cukup banyak

2. Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi

menjadi kurang efesien.

3. Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk

membeli bahan-bahannya.

4. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit.

5. Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstran menjadi

tidak efektif.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3905/12/T1_292009366_BAB II... · seseorang belum mampu memenuhi target dalam

18

2.1.2.5 Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam penggunaan metode

demonstrasi tersebut adalah:

1) Rumuskan secara spesific yang dapat di capai oleh siswa.

2) Susun langkah-langkah yag akan dilakukan dengan

demontrasi secara teratur sesuai dengan skenario yang telah

di rencanakan.

3) Menyipkan peralatan yang di butuhkan sebelum

demonstrasi dimulai.

4) Usahakan dalam melakukan demonstrasi tersebut sesuai

dengan kenyataan sebenarnya.

2.1.2.6. Peran Metode Demonstrasi Dalam Peningkatan Hasil Belajar

Penggunaan metode demonstrasi mampu mengkomunikasikan

sesuatu yang ingin disampaikan oleh pemberi kepada penerima. Oleh

karena itu dalam merancang proses belajar hendaknya dipilih metode

yang benar-benar efektif dan efisien atau merancang metode sendiri

sehingga dapat menyampaikan pesan pembelajaran, yang akhirnya

terbentuk kompetensi tertentu dari siswa. Metode yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi

mempunyai kemampuan atau potensi mengatasi kekurangan-

kekurangan guru, metode demonstrasi mampu menyampaikan meteri

secara jelas dan mudah di pahami siswa. Dengan demikian penggunan

metode demonstrasi dapat menyalurkan pesan yang dapat merangsang

pikiran, perasaan, dan kemauan. Berdasarkan uraian tersebut maka

proses belajar akan efektif dan hasil belajar siswa akan meningkat.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3905/12/T1_292009366_BAB II... · seseorang belum mampu memenuhi target dalam

19

2.1.3. Pembelajaran IPA

2.1.3.1.Pengertian IPA

Ilmu pengetahuan alam diambil dari kata dalam bahasa Inggris natural

science, artinya ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan alam atau

bersangkut paut dengan alam. Samatowa mengatakan bahwa IPA merupakan

ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini.

Selanjutnya Powler (Samatowa, 2009: 3) mengatakan bahwa IPA merupakan

ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis

yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil

observasi dan eksperimen/sistematis. Selanjutnya Winataputra (dalam

Samatowa, 2009: 3) mengatakan bahwa IPA tidak hanya merupakan

kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, melainkan cara

kerja, cara berpikir dan cara memecahkan masalah.

2.1.3.2.Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Menurut Samatowa (2009: 6) ada 4 hal yang menjadi pertimbangan

IPA dimasukkan dalam pembelajaran di sekolah dasar, yaitu:

a. Bahwa IPA bermanfaat bagi suatu bangsa. Kesejahteraan materiil

suatu bangsa banyak sekali bergantung pada kemampuan bangsa itu

dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi, sering

disebut sebagai tulang punggung pembangunan.

b. Bila IPA diajarkan menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan

suatu pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis.

c. Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan

sendiri oleh siswa, maka IPA tidak merupakan mata pelajaran hafalan

semata.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3905/12/T1_292009366_BAB II... · seseorang belum mampu memenuhi target dalam

20

d. Mata pelajaran ini mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu

mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara

keseluruhan.

2.1.3.3.Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

PERMEN No. 22 Tahun 2006, maka mata pelajaran IPA di

SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai

berikut:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha

Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam

ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

tentang adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA,

lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

4. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam semesta dan

segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3905/12/T1_292009366_BAB II... · seseorang belum mampu memenuhi target dalam

21

2.2. Kajian Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan telaah pustaka yang dilakukan, berikut ini beberapa peneliti yang

ada kaitannya dengan variabel-variabel penelitian yang dilakukan :

a. Menurut Rasim (2011), dalam skrpsi yang berjudul “ Upaya Peningkatan

Hasil Belajar IPA Tentang Mendiskripsikan Sifat-sifat Cahaya Melalui

Metode Demonstrasi Menggunakan Periskop dikelas V SDN 3 Kalasilak

UPT Kebasen Bayumas pada semester II tahun 2010/2011”, kesimpulan

yang dapat ditarik dari skripsi ini adalah melalui metode demonstrasi

menggunakan periskop dapat meningkatkan hasil belajar IPA dengan bukti

perolehan nilai siklus 1 lebih baik dari kondisi awal, dan nilai akhir dari

siklus 2 lebih baik dari nilai siklus 1

b. Menurut Vita Asri (2010) dalam skripsi yang berjudul “ Pengunaan

Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik

Kelas V pada Pembelajaran IPA”, kesimpulan yang dapat ditarik dari

skripsi ini adalah penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA

materi sistem pernapasan dan sistem pencernaan dapat meningkatkan

prestasi belajar peserta didik serta mampu mencapai ketuntasan dalam

pembelajaran sesuai KKM.

c. Menurut Binti Lisna Astuti 2010), dalam skripsi yang berjudul “ pengguna

metode demonstrasi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V

pada pembelajaran IPA di SDN Jepon 8 Kecamatan Jepon Kabupaten

Blora semester I Tahun Ajaran 2009/2010”, dapat disimpulkan bahwa

pengguna metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

dan memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan guru.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3905/12/T1_292009366_BAB II... · seseorang belum mampu memenuhi target dalam

22

2.3. Kerangka Fikir

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara

memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu

kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran

yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. (Syah

Muhibbin, 1999). Oleh karena itu dalam merancang proses belajar hendaknya

dipilih metode yang benar-benar efektif dan efisien atau merancang metode

sendiri sehingga dapat menyampaikan pesan pembelajaran, yang akhirnya

terbentuk kompetensi tertentu dari siswa. Metode yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi mempunyai

kemampuan atau potensi mengatasi kekurangan-kekurangan guru, metode

demonstrasi mampu menyampaikan meteri secara jelas dan mudah di pahami

siswa. Dengan demikian penggunan metode demonstrasi dapat menyalurkan

pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan. Berdasarkan

uraian tersebut maka proses belajar akan efektif dan hasil belajar siswa akan

meningkat. Berdasarkan pemikiran yang sama dengan kajiaan teoritis maupun

dengan hasil penelitian sebelumnya, yakin bawa model pembelajaran ini dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3905/12/T1_292009366_BAB II... · seseorang belum mampu memenuhi target dalam

23

Langkah-langkah yang akan dilakukan maka penulis mengambarkan

dalam sebuah bagan dibawah ini :

Gambar. 1.

kerangka fikir menurut ( Syah Muhibbin, 1999)

2.4. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir, maka hipotesis tindakan dalam

penelitian ini adalah upaya meningkatkan hasil belajar (IPA) dengan

menerapkan metode demonstrasi pada siswa kelas 2 semester II Sekolah

Dasar Negeri Salatiga 08 Tahun pelajaran 2012/2013

Kondisi

awal

Hasil belajar rendah

mengunakan metode

konvesional

Tindakan

Siklus 1 menggunakan

metode demonstrasi

Penggunaan

metode

demontrasi

Siklus 2 menggunakan

metode demonstrasi

Hasil belajar

meningkat

Kondisi

akhir