BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan...

32
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang Digunakan 2.1.1 Kemiskinan Kemiskinan merupakan masalah kemanusiaan yang telah lama diperbincangkan karena berkaitan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat dan upaya penanganannya. Dalam Panduan Keluarga Sejahtera (2006) kemiskinan adalah suatu keadaan dimana seorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri dengan taraf kehidupan yang dimiliki dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya dalam memenuhi kebutuhannya. 2.1.1.1 Pandangan Teoritis Mengenai Kemiskinan Kemiskinan ini ditandai oleh sikap dan tingkah laku yang menerima keadaan yang seakan-akan tidak dapat diubah yang tercermin di dalam lemahnya kemauan untuk maju, rendahnya kualitas sumber daya manusia, lemahnya nilai tukar hasil produksi, rendahnya produktivitas, terbatasnya modal yang dimiliki berpartisipasi dalam pembangunan. Mengamati secara mendalam tentang kemiskinan dan penyebabnya akan muncul berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, dan berkaitan dengan ruang, waktu serta tempat dimana kemiskinan dilihat dari berbagai sudut pandang. Kemiskinan dibagi dalam dua kriteria yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang diukur dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sedangkan kemiskinan relatif adalah penduduk yang telah memiliki pendapatan sudah mencapai kebutuhan dasar namun jauh lebih rendah dibanding keadaan masyarakat sekitarnya. Kemiskinan menurut tingkatan kemiskinan adalah kemiskinan sementara dan kemiskinan kronis. Kemiskinan sementara yaitu kemiskinan yang terjadi sebab 13

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang Digunakan

2.1.1 Kemiskinan

Kemiskinan merupakan masalah kemanusiaan yang telah lama diperbincangkan karena

berkaitan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat dan upaya penanganannya. Dalam Panduan

Keluarga Sejahtera (2006) kemiskinan adalah suatu keadaan dimana seorang tidak sanggup

memelihara dirinya sendiri dengan taraf kehidupan yang dimiliki dan juga tidak mampu

memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya dalam memenuhi kebutuhannya.

2.1.1.1 Pandangan Teoritis Mengenai Kemiskinan

Kemiskinan ini ditandai oleh sikap dan tingkah laku yang menerima keadaan yang

seakan-akan tidak dapat diubah yang tercermin di dalam lemahnya kemauan untuk maju,

rendahnya kualitas sumber daya manusia, lemahnya nilai tukar hasil produksi, rendahnya

produktivitas, terbatasnya modal yang dimiliki berpartisipasi dalam pembangunan.

Mengamati secara mendalam tentang kemiskinan dan penyebabnya akan muncul

berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis,

dan berkaitan dengan ruang, waktu serta tempat dimana kemiskinan dilihat dari berbagai sudut

pandang. Kemiskinan dibagi dalam dua kriteria yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.

Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang diukur dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan

untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sedangkan kemiskinan relatif adalah penduduk yang telah

memiliki pendapatan sudah mencapai kebutuhan dasar namun jauh lebih rendah dibanding

keadaan masyarakat sekitarnya. Kemiskinan menurut tingkatan kemiskinan adalah kemiskinan

sementara dan kemiskinan kronis. Kemiskinan sementara yaitu kemiskinan yang terjadi sebab 13

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

adanya bencana alam dan kemiskinan kronis yaitu kemiskinan yang terjadi pada mereka yang

kekurangan keterampilan, aset, dan stamina (Angahar, 2012).

Penyebab kemiskinan menurut Prem (2002) sebagai berikut. 1) Secara makro, kemiskinan

muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan

distribusi pendapatan timpang, penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah

yang terbatas dan kualitasnya rendah; 2) Kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber

daya manusia karena kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitas juga

rendah, upahnya pun rendah; 3) kemiskinan muncul sebab perbedaan akses dan modal.

Ketiga penyebab kemiskinan itu bermuara pada teori lingkaran setan kemiskinan atau

vicious circle of poverty (Gambar 2.1). Adanya keterbelakangan, ketidak-sempurnaan pasar,

kurangnya modal menyebabkan rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas

mengakibatkan rendahnya pendapatan yang mereka terima. Rendahnya pendapatan akan

berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi, rendahnya investasi akan berakibat pada

keterbelakangan dan seterusnya. Logika berpikir yang dikemukakan Nurkse (2000) yang

mengemukakan bahwa negara miskin itu miskin karena dia miskin (a poor country is poor

because it is poor).

Menurut Prem (2002) yang mengutip pendapat Chambers bahwa ada lima

“ketidakberuntungan” yang melingkari orang atau keluarga miskin yaitu sebagai berikut. 1)

Kemiskinan (poverty) memiliki tanda-tanda sebagai berikut: rumah mereka reot dan dibuat dari

bahan bangunan yang bermutu rendah, perlengkapan yang sangat minim, ekonomi keluarga

ditandai dengan ekonomi gali lubang tutup lubang serta pendapatan yang tidak menentu; 2)

Masalah kerentanan (vulnerability), kerentanan ini dapat dilihat dari ketidakmampuan keluarga

miskin menghadapi situasi darurat.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

Gambar 2.1

Lingkaran Setan Kemiskinan Versi Ragnar Nurkse

Sumber : Ragnar Nurkse, 1961

Perbaikan ekonomi yang dicapai dengan susah payah sewaktu-waktu dapat lenyap ketika

penyakit menghampiri keluarga mereka yang membutuhkan biaya pengobatan dalam jumlah

yang besar; 3) Masalah ketidakberdayaan. Bentuk ketidakberdayaan kelompok miskin tercermin

dalam ketidakmampuan mereka dalam menghadapi elit dan para birokrasi dalam menentukan

keputusan yang menyangkut nasibnya, tanpa memberi kesempatan untuk mengaktualisasi

dirinya; 4) Lemahnya ketahanan fisik karena rendahnya konsumsi pangan baik kualitas maupun

kuantitas sehingga konsumsi gizi mereka sangat rendah yang berakibat pada rendahnya

produktivitas mereka; 5) Masalah keterisolasian. Keterisolasian fisik tercermin dari kantong-

kantong kemiskinan yang sulit dijangkau sedang keterisolasian sosial tercermin dari ketertutupan

dalam integrasi masyarakat miskin dengan masyarakat yang lebih luas. Dari berbagai teori yang

telah diuraikan di atas, bahwa kemiskinan itu adalah mereka yang tidak mampu memiliki

penghasilan yang layak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka membutuhkan uluran

tangan dan bantuan orang lain mencukupi kebutuhannya.

Ketidak sempurnaan pasar Keterbelakangan

Ketinggalan

Kekurangan modal

Produktifitas rendah

pendapatan rendah

Investasi rendah

Tabungan rendah

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

2.1.1.2 Konsep Tentang Kemiskinan

Istilah kemiskinan muncul ketika seseorang atau sekelompok orang tidak mampu

mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang dianggap sebagai kebutuhan minimal dari standar

hidup tertentu. Untuk memahami pengertian tentang kemiskinan ada berbagai pendapat yang

dikemukakan. Menurut Cornwall dan Brock (2005) kemiskinan dapat didefinisikan sebagai suatu

standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah

atau golongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam

masyarakat yang bersangkutan. Standar kehidupan yang rendah ini secara langsung tampak

pengaruhnya terhadap tingkat kesehatan, kehidupan moral, dan rasa harga diri dari mereka yang

tergolong sebagai orang miskin.

Kemiskinan merupakan fenomena sosial yang telah ada sejak dahulu dan jumlahnya juga

meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk suatu negara. Fenomena ini memerlukan

penanganan yang serius dan tindakan-tindakan nyata untuk mengatasinya dari berbagai pihak

baik pemerintah, swasta, LSM, maupun masyarakat secara umum. Kemiskinan menggambarkan

ketidak berdayaan atau ketidak mampuan suatu masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam

kegiatan bermasyarakat secara ekonomi, sosial, politik maupun budaya.

Dalam istilah kemiskinan, banyak pengertian yang telah dirangkum dari banyak pakar.

Diantaranya adalah yang diungkapkan oleh White (2005)," yang dimaksud dengan kemiskinan

adalah tingkat kesejahteraan masyarakat terdapat perbedaan kriteria dari satu wilayah dengan

wilayah lain".

Dan menurut Kesuma (2008), "kemiskinan adalah tentang adanya pertambahan kesejahteraan

penduduk di kota yang terus meningkat, sementara penduduk yang berada di perdesaan relatif

stabil ataupun menurun serta belum terlihat kecenderungan untuk membaik." Pengertian lain

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

disampaikan oleh Mubyarto (2009) menyebutkan bahwa pengertian kemiskinan tersebut adalah

rendahnya taraf kehidupan suatu masyarakat baik yang berada di perdesaan maupun yang berada

di daerah perkotaan.

Soetrisno (2007) menyebutkan bahwa ada dua kategori kelompok miskin, yaitu

kelompok miskin produktif dan kelompok miskin tidak produktif. Pengelompokan ini menjadi

sangat penting karena ia merupakan dasar dari seleksi untuk menentukan siapa dari kelompok

miskin yang dapat ikut dalam suatu program anti kemiskinan yang dikembangkan oleh

pemerintah. Dan untuk kelompok miskin yang tidak produktif di serahkan kepada Dinas Sosial

untuk dibimbing.

Soetrisno (2007) mengemukakaan pendapatnya tentang kemiskinan yaitu “Kemiskinan adalah

suatu hal yang komplek dan karenanya tidak dapat dijelaskan dengan hanya melihat dari satu

segi saja. Dalam pelaksanaan program anti kemiskinan maka diperlukan definisi dan indikator

kemiskinan lokal”.

Sebagaimana yang diungkapkan Friedman (2004), melihat masalah kemiskinan sebagai

masalah struktural, dimana masyarakat miskin tidak mempunyai akses terhadap delapan

kekuatan sosial yang mendasar, yakni ruang untuk hidup, surplus waktu, pengetahuan dan

keterampilan, informasi yang tepat, organisasi sosial, kerjasama, sumber-sumber finansial, alat-

alat untuk bekerja dan hidup. Permasalahan kemiskinan sudah sangat mendesak untuk ditangani.

Khususnya di wilayah perkotaan, salah satu ciri umum dari kondisi fisik masyarakat miskin

adalah tidak memiliki akses ke prasarana dan sarana dasar lingkungan yang memadai, dengan

kualitas perumahan dan permukiman yang jauh dibawah standar kelayakan, serta mata

pencaharian yang tidak menentu. Disadari bahwa selama ini banyak pihak lebih melihat

persoalan kemiskinan hanya pada tataran gejala-gejala yang tampak terlihat dari luar atau di

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

tataran permukaan saja, yang mencakup multidimensi, baik dimensi politik, sosial, ekonomi, aset

dan lain-lain. Dalam kehidupan sehari-hari dimensi-dimensi dari gejala-gejala kemiskinan

tersebut muncul dalam berbagai bentuk, seperti antara lain.

1) Dimensi Politik, sering muncul dalam bentuk tidak dimilikinya wadah organisasi yang

mampu memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat miskin, sehingga mereka

benar-benar tersingkir dari proses pengambilan keputusan penting yang menyangkut diri

mereka. Akibatnya, mereka juga tidak memiliki akses yang memadai ke berbagai sumber

daya kunci yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan hidup mereka secara layak,

termasuk akses informasi;

2) Dimensi Sosial, sering muncul dalam bentuk tidak terintegrasikannya warga miskin ke

dalam institusi sosial yang ada, terinternalisasikannya budaya kemiskinan yang merusak

kualitas manusia dan etos kerja mereka, serta pudarnya nilai-nilai kapital sosial;

3) Dimensi Lingkungan, sering muncul dalam bentuk sikap, perilaku, dan cara pandang

yang tidak berorientasi pada pembangunan berkelanjutan sehingga cenderung

memutuskan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang kurang menjaga kelestarian dan

perlindungan lingkungan serta permukiman;

4) Dimensi Ekonomi, muncul dalam bentuk rendahnya penghasilan sehingga tidak mampu

untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sampai batas yang layak; dan

5) Dimensi Aset, ditandai dengan rendahnya kepemilikan masyarakat miskin ke berbagai

hal yang mampu menjadi modal hidup mereka, termasuk aset kualitas sumberdaya

manusia (human capital), peralatan kerja, modal dana, hunian atau perumahan, dan

sebagainya.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

Berdasarkan pengertian tersebut maka, usaha pengentasan kemiskinan harus diarahkan

kepada peningkatan akses masyarakat miskin terhadap kelima kekuatan dasar sosial tersebut.

Dengan kosekuensi program-program pengentasan masalah kemiskinan harus dirumuskan dalam

kerangka besar pemberdayaan (empowerment), yang menekankan pada penguatan masyarakat

sipil.

Pada dekade 70-an timbul perubahan pendekatan terhadap pembangunan terutama

pembangunan kemiskinan yang menjadi masalah pokok dan berkepanjangan. Pendekatan baru

disumbangkan oleh pengalaman administrasi pembangunan dunia ketiga. Pandangan Coralie

Bryant dan Louise White dalam Managing Development in Third World (1982) dikemukakan

sebagai contoh. Menurut kedua wanita ahli ini, pembangunan ialah upaya untuk meningkatkan

kemampuan manusia untuk mempengaruhi masa depannya. Ada lima implikasi utama definisi

tersebut adalah.

1) Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan optimal manusia, baik individu

maupun kelompok (capacity)

2) Pembangunan berarti mendorong tumbuhnya kebersamaan dan kemerataan nilai dan

kesejahteraan (equity)

3) Pembangunan berarti menaruh kepercayaan kepada masyarakat untuk membangun

dirinya sendiri sesuai dengan kemampuan yang ada padanya. Kepercayaan ini dinyatakan

dalam bentuk kesempatan yang sama, kebebasan memilih, dan kekuasaan untuk

memutuskan (empowerment)

4) Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan untuk membangun secara mandiri

(sustainability)

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

5) Pembangunan berarti mengurangi ketergantungan negara yang satu dengan negara yang

lain dan menciptakan hubungan saling menguntungkan dan saling menghormati

(interdependence).

Dari pengertian oleh kedua ahli di atas dapat disimpulkan untuk membentuk ada lima

faktor utama yang dapat untuk pengembangan community development yaitu capacity, equity,

empowerment, sustainability, interdependence, dari kelima faktor tersebut sangatlah penting

untuk mengentaskan kemiskinan yang terjadi diperkotaan maupun didalam masyarakat pedesaan.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (2003) menjelaskan kemiskinan adalah

situasi serba kekurangan yang terjadi bukan karena dikehendaki oleh masyarakat miskin,

melainkan karena tidak dapat dihindari dengan kekuatan yang ada padanya. Pendapat lain

dikemukakan oleh Setyawan (2001) yang menyatakan kemiskinan adalah adanya gap atau jurang

antara nilai-nilai utama yang diakumulasikan dengan pemenuhan kebutuhan akan nilai tersebut

secara layak. Menurut Prem (2002), ada lima ketidak beruntungan yang melingkari kehidupan

orang atau keluarga miskin, yaitu.

1) Kemiskinan (poverty);

2) Fisik yang lemah (physsical weaknes);

3) Kerentanan (vulnerability);

4) Keterisolasian (isolation);

5) Ketidakberdayaan (powerlessness).

Kelima hal tersebut merupakan kondisi nyata yang ada pada masyarakat miskin di negara

berkembang. Kemiskinan menurut Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN (1996)

adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri dengan taraf

kehidupan yang dimiliki dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

untuk memenuhi kebutuhannya. Miskin atau kurang sejahtera dalam pengertian Pembangunan

Keluarga Sejahtera dengan kondisi keluarga sebagai berikut.

1) Pra Sejahtera, adalah keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya

secara minimal, seperti kebutuhan spiritual, pangan, sandang, papan, kesehatan, dan

keluarga berencana. Secara operasional keluarga tersebut tampak dalam ketidak

mampuan untuk memenuhi salah satu indikator sebagai berikut:

a. Menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya;

b. Makan minimal 2 kali per hari;

c. Pakaian lebih dari satu pasang;

d. Sebagian besar lantai rumahnya bukan dari tanah;

e. Jika sakit dibawa ke sarana kesehatan.

2) Keluarga Sejahtera I, adalah keluarga-keluarga yang sudah dapat memenuhi kebutuhan

dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial dan psiikologis,

seperti kebutuhan pendidikan, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan

tempat tinggal dan transportasi. Secara operasional mereka tidak mampu memenuhi salah

satu indikator sebagai berikut:

a. Menjalankan ibadah secara teratur

b. Minimal seminggu sekali makan daging/telur/ikan

c. Minimal memiliki baju bbaru sekali dalam setahun

d. Luas lantai rumah rata-rata 8 m2 per anggota keluarga

e. Tidak ada anggota keluarga yang berusia 10-60 yang buta huruf latin

f. Semua anak usia 7 sampai dengan 15 tahun sekolah

g. Salah satu anggota keluarga memiliki penghasilan tetap

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

h. Dalam 3 bulan terakhir tidak sakit dan masih dapat melaksanakan fungsinya dengan

baik.

Diketahui pula bahwa keadaan yang serba kekurangan ini terjadi bukan seluruhnya

karena kehendak keluarga yang bersangkutan tetapi karena keterbatasan-keterbatasan yang

dimiliki oleh keluarga sehingga telah membuat mereka termasuk keluarga Pra Sejahtera dan

Sejahtera I. Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I itu dibagi atas dua kelompok, yaitu.

1) Karena alasan ekonomi/keluarga miskin yaitu keluarga yang menurut kemampuan

ekonominya lemah dan miskin. Keluarga-keluarga semacam ini mempunyai sifat seperti

yang dalam indikator yang dikembangkan oleh BPS dan Bappenas, yaitu keluarga yang

secara ekonomis memang miskin atau sangat miskin dan belum bisa menyediakan

keperluan pokoknya dengan baik;

2) Karena alasan non ekonomi yaitu keluarga yang kemiskinannya bukan karena pada

harta/uang atau kemampuan untuk mendukung ekonomi keluarganya tetapi miskin

kepeduliannya untuk mengubah hidupnya menjadi lebih sejahtera misalna dalam hal

partisipasi pembangunan dan kesehatan dengan membiarkan rumahnya masih berlantai

tanah padahal sebenarnya mampu untuk memplester lantai rumahnya atau kalau anaknya

sakit tidak dibawa/diperiksa ke puskesmas.

Dengan demikian dana Kukesra dimaksudkan untuk diberikan kepada keluarga Pra

Sejahtera dan Sejahtera I alasan ekonomi yang mempunyai usaha ekonomi produktif.

2.1.1.3 Sebab-Sebab Kemiskinan

Eyben et. al (2008) mengutarakan bahwa penyebab kemiskinan dan keterbelakangan

adalah persoalan aksesibiliti. Akibat keterbatasan dan ketertiadaan akses maka manusia

mempunyai keterbatasan (bahwa tidak ada) pilihan untuk mengembangkan hidupnya, kecuali

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

menjalankan apa terpaksa saat ini yang dapat dilaksanakan (buka apa yang seharusnya

dilakukan). Dengan demikian manusia mempunyai keterbatasan dalam melakukan pilihan,

akibatnya potensi manusia untuk mengembangkan hidupnya menjadi terhambat.

Menurut Kuncoro (2000) yang mengutip Sharp, penyebab kemiskinan meliputi:

1) Secara mikro kemiskinan minimal karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan

sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang. Penduduk miskin

hanya memiliki sumber daya dalam jumlah terbatas dan kualitasnya rendah;

2) Kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumberdaya manusia. Kualitas

sumberdaya manusia yang rendah berarti produktifitasnya rendah, yang pada gilirannya

upahnya rendah. Rendahnya kualitas sumber daya ini karena rendahnya pendidikan, nasib

yang kurang beruntung, adanya diskriminasi, atau karena keturunan;

3) Kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam modal.

Ketiga penyebab kemiskinan ini bermuara pada teori lingkaran setan kemiskinan (vicious

circle poverty) adanya keterbelakangan, ketidaksempurnaan pasar, dan kurangnya modal

menyebabkan rendahnya produktifitas sehingga mengakibatkan rendahnya pendapatan yang

masyarakat terima. Rendahnya pendapatan akan berimplikasi pada rendahnya tabungan. Logika

berfikir ini dilakukan oleh Nurske (2000), yang mengatakan: “a poor country is poor because it

is poor” (negara miskin itu karena dia miskin).

Menurut Kantor Menteri Negara Kependudukan/Badan Koordinasi Keluarga Berencana

Nasional (2008) ada beberapa faktor yang menyebabkan keluarga masuk dalam kategori

Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I, antara lain adalah.

1) Faktor internal

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

a. Kesakitan

b. Kebodohan

c. Ketidaktahuan

d. Ketidaktrampilan

e. Ketertinggalan tehnologi

f. Ketidakpunyaan modal.

2) Faktor eksternal

a. Struktur sosial ekonomi yang menghambat peluang untuk berusaha dan

meningkatkan pendapatan

b. Nilai-nilai dan unsur-unsur budaya yang kurang mendukung upaya peningkatan

kualitas keluarga; Kurangnya akses untuk dapat memanfaatkan fasilitas

pembangunan.

2.1.2 Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar serta terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

menumbuhkan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU Sisdiknas Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional) Unsur-unsur yang secara esensial tercakup dalam

pengertian pendidikan menurut Dwi Siswono (2008) dalam bukunya “Ilmu Pendidikan”, adalah

sebagai berikut :

1) Dalam pendidikan terkandung pembinaan (pembinaan kepribadian), pengembangan

(pengembangan kemampuan-kemampuan atau potensi-potensi yang perlu

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

dikembangkan), peningkatan (misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan tidak tahu

tentang dirinya menjadi tahu tentang dirinya), serta tujuan (kearah mana peserta didik

akan diharapkan mengaktualisasikan dirinya seoptimal mungkin).

2) Dalam pendidikan, secara implisit terjalin hubungan antara dua pihak, yaitu pendidik dan

peserta didik yang di dalam hubungan itu berlainan kedudukan serta peranan setiap

pihak, akan tetapi sama dalam hal dayanya yaitu saling mempengaruhi, guna

terlaksananya proses pendidikan (transformasi pengetahuan, nilai-nilai, dan

keterampilan-keterampilan) yang tertuju pada tujuan-tujuan yang diinginkan.

3) Pendidikan adalah proses sepanjang hayat dan perwujudan pembentukan diri secara utuh

dalam arti pengembangan segenap potensi diri dalam rangka pemenuhan semua

komitmen manusia sebagai individu, sebagai makhluk social dan sebagai makhluk

Tuhan.

4) Aktivitas pendidikan dapat berlangsung dalam keluarga, dalam sekolah, dan dalam

masyarakat.

Berdasarkan uraian-uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan

suatu proses yang melibatkan pendidik maupun peserta didik, dalam proses tersebut terjadi

transfer pengetahuan yang kemudian menjadikan peserta didik lebih berkembang baik sebagai

individu, makhluk sosial maupun makhluk Tuhan. Pendidikan itu sendiri tidak hanya bersifat

formal (dalam sekolah), tetapi juga ada pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan keluarga

maupun masyarakat.

2.1.3 Pengaruh tingkat Pendidikan terhadap tingkat kemiskinan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

Tingkat pendidikan adalah program pemerintah yang memberikan kompensasi kepada

Rumah Tangga Miskin (RTM) guna mengurangi beban pengeluaran RTM akibat kenaikan harga

bahan bakar minyak BBM. Berbeda dengan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan

Bakar (PKPS BBM) lainnya, tingkat pendidikan diberikan secara langsung dan tunai kepada

RTM berupa uang tunai sebesar Rp. 300.000.-/ 3 bulan sekali selama satu tahun terhitung dari

Oktober 2005 sampai September 2006. Setiap RTM memperoleh uang kompensasi BBM sebesar

Rp.1.200.000. yang dapat diambil dalam 4 tahapan, yaitu tahapan I dimulai pada bulan Oktober

2005 dan dilanjutkan ke tahapan II pada tahun 2006. pada tahapan ke II atau sering disebut

tahapan susulan dibagi lagi ke dalam 3 tahapan, dimana pada setiap tahapan dana tingkat

pendidikan yang diperoleh oleh RTM sebesar Rp. 300.000.

Penghapusan subsidi BBM merupakan langkah yang berat yang pernah ditempuh oleh

pemerintah Indonesia, karena rakyat Indonesia sejak dulu sudah dimanjakan dengan harga BBM

yang lebih murah jika dibandingkan dengan harga BBM diluar negeri seperti Malaysia dan

Singapura. Penghapusan subsidi BBM oleh pemerintah dirasa perlu dilakukan karena subsidi

BBM yang selama ini dilakukan dianggap tidak tepat sasaran dimana konsumsi BBM yang telah

disubsidi oleh pemerintah lebih banyak dinikmati oleh orang-orang mampu, sehingga tujuan dari

diberikan subsidi yaitu untuk mengurangi beban masyarakat kecil yang tidak mampu jauh dari

kenyataan. Walaupun subsidi juga diterima oleh masyarakat kecil/kurang mampu, namun tidak

sebesar yang dikonsumsi oleh mereka yang mampu. Selain itu dengan margin yang cukup besar

antara harga BBM di Indonesia dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura

menyebabkan penyelundupan BBM dari Indonesia ke negara tersebut sering dilakukan.

Dengan pertimbangan itulah pemerintah Indonesia merasa subsidi BBM sudah tidak relevan

lagi untuk dijalankan, sehingga pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono mengambil langkah

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

yang dibilang tidak populer dengan menghapus subsidi BBM. Hal ini membawa dampak kepada

masyarakat miskin, baik secara langsung maupun tidak langsung, karena dengan naiknya harga

BBM akan meningkatkan biaya hidup masyarakat miskin sedangkan pendapatan yang mereka

terima tidak cukup untuk memenuhinya. Untuk meringankan beban dari masyarakat miskin

akibat penghapusan subsidi BBM, pemerintah kemudian mengeluarkan bantuan tingkat

pendidikan yang ditujukan kepada masyarakat miskin.

Adapun tujuan dari tingkat pendidikan ini adalah pertama : membantu masyarakat miskin

agar tetap dapat memenuhi kebutuhan dasarnya. Kedua : mencegah penurunan taraf

kesejahteraan masyarakat miskin akibat kesulitan ekonomi (BPS Provinsi Bali, 2005). Dilihat

dari tujuannya, tingkat pendidikan memang dimaksudkan untuk mengurangi angka kemiskinan.

Artinya, kalau garis kemiskinan ditunjukkan oleh penghasilan minimal Rp. 182.636 per orang

(BPS, 2008), dan pemerintah telah memberikan Rp. 100.000 per orang per bulan, ditambah

dengan penghasilannya sendiri, misalnya Rp. 100.000 per bulan, maka totalnya di bulan itu dia

memiliki uang Rp. 200.000. Jadi, orang tersebut tidak termasuk orang miskin tentunya juga ada

indikator lainnya. Sehingga, orang seperti ini tidak termasuk dalam catatan angka kemiskinan.

Dengan kata lain, mereka tidak menjadi orang miskin hanya karena mendapatkan tingkat

pendidikan. Jadi, dalam hal ini terdapat pengaruh negatif antara BLT terdapat jumlah penduduk

miskin (Ascholani, 2009).

2.1.4 Pengaruh Inflasi terhadap Tingkat Kemiskinan

Menurut Boediono (2001), inflasi adalah kecenderungan dari kenaikan harga-harga secara

umum dan terus menerus. Ini tidak berarti, bahwa harga berbagai macam barang itu naik dengan

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

persentase yang sama. Mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidaklah bersamaan, namun yang

penting terdapat kenaikan harga umum barang secara terus menerus selama suatu periode

tertentu. Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan persentase yang cukup

besar) bukanlah merupakan inflasi.

2.1.4.1 Jenis-jenis Inflasi

1) Menurut parah tidaknya. inflasi dapat digolongkan menjadi.

a) Inflasi ringan (kurang dari 10% setahun)

b) Inflasi sedang (antara 10-30% setahun)

c) Inflasi berat (antara 30-100% setahun)

d) Hyper inflasi (lebih dari 100% setahun)

2) Berdasarkan sebab musababnya. inflasi dapat digolongkan menjadi.

a) Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang semakin kuat.

Inflasi semacam ini disebut “demand inflation”.

b) Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi atau disebut dengan “cost inflation”.

3) Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi.

a) Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation). Inflasi yang berasal dari

dalam negeri dapat timbul karena adanya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan

pencetakan uang baru, panen yang gagal dan sebagainya.

b) Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation). Inflasi yang timbul karena

kenaikan harga-harga (inflasi) di luar negeri atau negara-negara yang melakukan

perdagangan dengan negara tersebut.

Ada 3 (tiga) hal yang mengakibatkan kenaikan harga barang yang di impor yaitu sebagai

berikut.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

1) Secara langsung kenaikan indeks biaya hidup karena, sebagian dari barang-barang yang

tercakup didalamnya berasal dari impor.

2) Secara tidak langsung menaikan indeks harga melalui kenaikan ongkos produksi dari

berbagai barang yang menggunakan bahan mentah atau mesin-mesin yang harus di impor.

3) Secara tidak langsung menimbulkan kenaikan harga di dalam negeri, karena ada

kemungkinan kenaikan harga barang-barang impor mengakibatkan kenaikan pengeluaran

pemerintah atau swasta yang berusaha mengimbangi kenaikan harga impor tersebut (demand

inflation).

Penularan inflasi dari luar negeri ke dalam negeri jelas lebih mudah terjadi pada negara-

negara yang perekonomiannya terbuka, yaitu negara dengan sektor perdagangan luar negerinya

penting. Namun berapa jauh penularan tersebut terjadi juga tergantung kepada kebijaksanaan

pemerintah yang diambil. Dengan kebijakan moneter dan perpajakan tertentu pemerintah bisa

menetralisir kecenderungan inflasi yang berasal dari luar negeri tersebut.

2.1.4.2 Sebab-sebab Terjadinya Inflasi

Penggolongan inflasi menurut Boediono (1993). berdasarkan penyebab awal terjadinya

didasarkan atas empat macam sebagai berikut.

1) Inflasi karena dorongan permintaan (demand full inflation), yaitu inflasi yang terjadi sebagai

akibat permintaan total terhadap barang ataupun jasa naik lebih cepat dibandingkan dengan

tingkat output full employment.

2) Inflasi karena biaya (cost push inflation), yaitu inflasi yang diakibatkan karena banyaknya

golongan dalam masyarakat yang mempunyai kekuatan untuk memaksakan kenaikan gaji

atau upah serta harga.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

3) Inflasi karena struktur pemerintahan (bottle neck inflation), yaitu inflasi yang disebabkan

karena berubahnya struktur pemerintahan yang cepat dibandingkan dengan peredaran

barang-barang. Biasanya inflasi ini terjadi karena perang. bencana alam dan lain sebagainya.

4) Inflasi karena pengeluaran pemerintah (government current expenditure inflation), yaitu

inflasi yang terjadi jika pemerintah melakukan lebih banyak pengeluarannya untuk

pembelian barang-barang dari pada apa yang bisa dicapai dari pungutan pajak.

Berdasarkan dari konsep yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa

kondisi yang memungkinkan terjadinya inflasi, yaitu bila terjadi kelebihan permintaan terhadap

barang dan jasa disektor riil atau kalau dilihat dari sektor moneter, inflasi terjadi karena adanya

kelebihan jumlah uang beredar, sehingga masyarakat akan melakukan pengeluaran lebih besar,

padahal output riil sudah mencapai keadaan full employment.

Menurut Phillips (Rahardja & Manurung, 2008) bahwa ada trade off (imbang korban atau

harga yang harus dibayar) antara tingkat inflasi dan pengangguran. Jika ingin mengurangi tingkat

pengangguran, harga yang harus dibayar adalah meningginya inflasi. Dengan naiknya inflasi

maka pengangguran berkurang, dimana berarti masyarakat yang hidup di bawah garis

kemiskinan juga berkurang. Jadi, antara tingkat inflasi dan pengangguran terdapat hubungan

yang negatif.

2.1.5 Teori Konsep Tenaga Kerja

Kesempatan kerja (employment) adalah kesempatan yang tercipta akibat perkembangan

ekonomi tertentu, dalam arti kesempatan kerja itu mungkin saja sudah terisi atau ada yang

belum terisi. Kesempatan kerja yang selama ini dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)

baik melalui sensus penduduk maupun survai penduduk baik kesempatan kerja yang dirinci

menurut lapangan usaha, jenis jabatan, maupun status hubungan kerja adalah menyangkut

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

kesempatan kerja yang telah terisi. Jadi menyangkut mereka yang telah bekerja dan ini juga

dapat disebut pekerja(Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2014)

Istilah employment dalam bahasa Inggris berasal dari kata kerja to employ yang berarti

menggunakan dalam suatu proses atau usaha memberikan pekerjaan atau sumber penghidupan.

Jadi employment berarti keadaan orang yang sedang mempunyai pekerjaan.Penggunaan istilah

employment sehari-hari biasa dinyatakan dengan jumlah orang dan yang dimaksudkan ialah

sejumlah orang yang ada dalam pekerjaan atau mempunyai pekerjaan. Pengertian ini

mempunyai dua unsur yaitu lapangan atau kesempatan kerja dan orang yang dipekerjakan atau

yang melakukan pekerjaan tersebut.Jadi pengertian employment dalam bahasa Inggris sudah

jelas yaitu kesempatan kerja yang sudah diduduki (Soeroto, 2006).

Pengangguran dalam suatu negara adalah perbedaan diantara angkatan kerja dengan

penggunaan tenaga kerja yang sebenarnya. Angkatan kerja adalah jumlah tenaga kerja yang

terdapat dalam suatu perekonomian pada suatu tertentu. Untuk menentukan angkatan kerja

diperlukan dua informasi yaitu (1) jumlah penduduk yang berusia lebih dari 15 tahun dan belum

ingin bekerja (contoh adalah pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga dan pengangguran

sukarela), dan (2) jumlah penduduk usia 15 tahun keatas yang masuk pasar kerja (yang sudah

ingin bekerja) jumlah penduduk dalam golongan (2) dinamakan angkatan kerja dan penduduk

golongan (1) dinamakan bukan angkatan kerja. Dengan demikian angkatan kerja dalam suatu

periode tertentu dapat dihitung dengan mengurangi jumlah penduduk usia kerja dengan jumlah

bukan angkatan kerja. Perbandingan diantara angkatan kerja dengan penduduk usia kerja yang

dinyatakan dalam persen dinamakan tingkat partisipasi angkatan kerja.

Dalam prakteknya suatu negara dianggap sudah mencapai tingkat penggunaan tenaga

kerja penuh atau kesempatan kerja penuh (Sukirno, 1994). Menurut Undang-undang No. 14

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

Tahun 1969, tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan, baik di

dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat (pasal 1). Jadi pengertian tenaga kerja menurut ketentuan ini meliputi

tenaga kerja yang bekerja di dalam maupun di luar hubungan kerja, dengan alat produksi

utamanya dalam proses produksi adalah tenaganya sendiri, baik tenaga fisik maupun pikiran.

Menurut Simanjuntak (2000) tenaga kerja (man power) mengandung dua pengertian.

Pertama, tenaga kerja mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam

proses produksi. Dalam hal ini tenaga kerja mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh

seorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Kedua, tenaga kerja

mencakup orang yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut, mampu

bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu kegiatan

tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Tenaga kerja atau man power terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.

Menurut Simanjuntak (2000) angkatan kerja dibedakan dalam tiga golongan seperti berikut.

1) Penganggur (open unemployment), yaitu orang yang sama sekali tidak bekerja dan

berusaha mencari pekerjaan.

2) Setengah pengangguran (underemployment), yaitu mereka yang kurang dimanfaatkan

dalam bekerja dilihat dari segi jam kerja, produktivitas kerja dan pendapatan. Setengah

pengangguran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

a) setengah pengangguran kentara (visible underemployed) yakni mereka yang bekerja

kurang dari 35 jam seminggu, dan

b) setengah pengangguran tidak kentara (invisible underemployed) yaitu mereka yang

produktivitas kerja dan pendapatannya rendah.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

c) Bekerja penuh, yaitu keadaan dimana bekerja sesuai dengan jam kerja yaitu 35 jam

seminggu dan pendapatannya, produktivitas kerja tinggi.

Menurut Manning, (1990) dalam Marhaeni dan Manuati, (2004), permintaan terhadap

tenaga kerja selain dapat dilihat secara mikro yaitu dari segi perusahan juga dapat dilihat secara

makro baik secara sektoral, jenis jabatan, dan status hubungan kerja. Permintaan tenaga kerja

secara makro juga sering dikenal dengan istilah kesempatan kerja atau jumlah orang yang

bekerja. Konsep bekerja atau kesempatan kerja mengalami pertumbuhan dari waktu ke waktu.

Suatu negara dianggap baru mulai mendekati titik balik atau turning point dalam pembangunan

apabila jumlah tenaga kerja disektor pertanian mulai turun secara absolut. Lebih lanjut dikatakan

bahwa pembangunan biasanya disertai dengan perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke

sektor manufaktur dan sektor jasa, serta keberhasilan strategi pembangunan biasanya sering

dikaitkan dengan kecepatan pertumbuhan sektor manufaktur yang dianggap berkaitan erat

dengan peningkatan produktivitas pekerja.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Elnopembri (2008) dengan judul “Analisis Faktor-

faktor yang mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Di Kabupaten Tanah Datar

Provinsi Sumatera Barat Tahun 1990-2004”.Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa upah

minimum regional memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja

industri kecil. Tingkat suku bunga kredit investasi Bank Pemerintah Daerah dan Bank Persero

Pemerintah di Daerah sama sama memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan

tenaga kerja sektor industri kecil artinya peningkatan suku bunga kredit hanya akan

mengakibatkan turunnya permintaan tenaga kerja sektor industri kecil. Nilai produksi memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja industri kecil.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

Penelitian yang serupa juga pernah dilakukan oleh Edyan (2005) dengan judul “Analisis

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja di DKI Jakarta”.Hasil ini menunjukkan

bahwa variabel PDRB, Investasi, Upah minimum Provinsi (UMP) dan Angkatan Kerja secara

bersama sama berpengaruh terhadap kesempatan kerja di DKI Jakarta. Namun apabila dilihat

secara parsial, variabel investasi tidak sesuai dengan hipotesis, dimana hasil analisisnya

menunjukkan pengaruh negatif terhadap kesempatan kerja. Ketidaksesuaian ini diantaranya

disebabkan oleh adannya realokasi beberapa industri ke luar wilayah DKI Jakarta. Sedangkan

analisis dari variabel PDRB, Angkatan Kerja, dan UMP sesuai dengan hipotesis, dimana PDRB

berpengaruh positif, angkatan kerja berpengaruh positif, dan UMP berpengaruh negatif terhadap

kesempatan kerja di DKI Jakarta. pada periode II (2006-2010) dibandingkan pada periode I

(2001-2005).

2.1.6 Pengangguran

Pengertian pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari

pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan

karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan atau yang sudah mempunyai pekerjaan

tetapi belum memulai bekerja (BPS, 2010). Pengangguran adalah ketimpangan kesempatan

yang terjadi antara angkatan kerja dan kesempatan kerja sehingga tidak dapat melakukan

kegiatan kerja. Terjadinya pengangguran tidak hanya disebabkan oleh kurangnya lowongan

pekerjaan akan tetapi kurangnya keterampilan yang dimiliki para pencari kerja. Pengangguran

adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak

memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan (Nanga, . Sukirno

mengatakan pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif

mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya. Menakertrans menyebutkan bahwa

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

pengangguran adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha

baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.

Menurut Payman J.Simanjuntak, pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia

angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu

sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.

Penyebab terjadinya pengangguran dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Kurangnya lapangan pekerjaan

b) Pertumbuhan penduduk yang cepat tidak sesuai dengan jumlah lapangan pekerjaan.

c) Tidak adanya kecocokan upah

d) Kurangnya informasi mengenai lowongan pekerjaan

e) Tidak mau menjalani wirausaha

f) Angkatan kerja tidak mampu memenuhi kualifikasi yang diinginkan oleh dunia kerja

g) Ketidakberhasikan sektor industri kecil dan industri rumah tangga.

Beberapa jenis pengangguran ada juga yang diklasifikasikan menurut sifatnya, diantaranya:

a) Pengangguran terbuka yaitu orang yang tidak bekerja sama sekali dan tidak sedang

berusaha mencari pekerjaan

b) Setengah menganggur yaitu orang yang berkerja namun tenaganya kurang dimanfaatkan

diukur dari jam kerja, produktifitas kerja dan penghasilannya.

c) Pengangguran terselubung adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena

suatu alas an tertentu, misalnya sarjana yang bekerja sebagai tukang kebun.

Menurut Edgar O.Edward (tahun 1974) pengangguran dibagi ke dalam 5 bentuk, yaitu:

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

a) Pengangguran terbuka: mereka yang tidak mau bekerja karena mengharapkan pekerjaan

yang lebih baik (secara sukarela) ataupun mereka yangmau bekerja namun tidak

mendapatkan pekerjaan (secara terpaksa).

b) Setengah menganggur (underemployment): mereka yang bekerja dengan waktu yang

lebih sedikit daripada yang biasa mereka kerjakan.

c) Tampaknya bekerja namun tidak bekerja secara penuh: mereka yang tidak tergolong pada

pengangguran terbuka dan setengah menanggur yang dapat diklasifikasikan lagi sebagai

berikut:

1) Pengangguran tak kentara (disguised employment) misalnya petani yang bekerja di

ladang selama satu hari penuh padahal seharusnya pekerjaan tersebut tidak

memerlukan waktu seharian untuk dikerjakan.

2) Pengangguran tersembunyi (hidden unemployment) misalnya orang yang bekerja

tidak sesuai dengan tingkat pendidikannya.

3) Pensiun lebih awal yang biasanya sering dialami oleh pegawai pemerintahan. Di

beberapa negara usia pensiun diatur lebih awal untuk memberi kesempatan untuk

kalangan yang lebih muda menduduki jabatan diatasnya.

d) Tenaga kerja yang lemah (impaired): mereka yang mungkin bekerja full time, tetapi

intensitasnya lemah karena menderita suatu penyakit.

e) Tenaga kerja yang tidak produktif: mereka yang mampu bekerja secara produktif namun

terkendala oleh sumber daya-sumber daya yang mendukung pelaksanaan pekerjaannya.

2.1.7 Investasi

Investasi adalah setiap wahana dimana dana ditempatkan dengan harapan untuk dapat

memelihara atau menaikkan nilai atau memberikan hasil yang positif (Elyani, 2010).

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

Adhisasmita (2005), mengemukakan bahwa investasi atau perpindahan modal (swasta maupun

pemerintah) merupakan sarana bagi proses kumulatif, mengarah ke atas di daerah yang bernasib

baik dan mengarah ke bawah di daerah yang bernasib tidak baik. Di daerah perkotaan yang

sedang mengalami perkembangan, kenaikan permintaan akan mendorong pendapatan dan

permintaan, yang selanjutnya menaikkan investasi, dan demikian seterusnya. Di daerah-daerah

lainnya dimana perkembangan sangat lamban maka permintaan terhadap modal untuk investasi

adalah rendah sebagai akibat dari rendahnya penawaran modal dan pendapatan yang cenderung

makin rendah. Perbedaan perkembangan tersebut dan terkonsentrasinya investasi di daerah-

daerah yang mapan mengakibatkan terjadinya ketimpangan atau bertambahnya ketidakmerataan.

Todaro dalam Lubis (2008) mengatakan bahwa sumber daya yang akan digunakan untuk

meningkatkan pendapatan dan konsumsi di masa yang akan datang disebut investasi. Menurut

Samuelson dan Nordhaus (1996), investasi merupakan suatu hal yang penting dalam

pembangunan ekonomi karena investasi ini dibutuhkan sebagai faktor penunjang didalam

peningkatan proses produksi. Dengan demikian investasi diartikan sebagai pengeluaran atau

pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal

dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang

dan jasa yang tersedia dalam perekonomian, sehingga investasi disebut juga dengan penanaman

modal. (Sukirno, 2010)

Investasi merupakan langkah mengorbankan konsumsi saat ini untuk memperbesar

konsumsi di masa datang. Selain itu investasi mendorong terjadinya akumulasi modal.

Penambahan stok bangunan gedung dan peralatan penting lainnya akan meningkatkan output

potensial suatu bangsa dan merangsang pertumbuhan ekonomi untuk jangka panjang.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

Investasi ini memiliki peran aktif dalam menentukan tingkat output, dan laju

pertumbuhan output tergantung pada laju investasi (Arsyad, 1999). Lebih lanjut, Jhingan (1999)

menyebutkan salah satu efek kegiatan investasi pada sisi permintaan agregat yang

mempengaruhi pendapatan bila investasi meningkat, maka pengeluaran agregat akan meningkat,

yang kemudian meningkatkan pendapatan daerah melalui proses multiplier.

Untuk mendapatkan gambaran mengenai perkembangan investasi dari waktu ke waktu,

ada tiga macam cara (berdasarkan tiga gugus data) yang bisa dilakukan (Dumairy,1996).

Pertama, dengan menyoroti kontribusi pembentukan modal domestik bruto dalam konteks

permintaan agregat, yakni dengan melihat sumbangan atau perkembangan variabel investasi

dalam persamaan pendapatan nasional, Y=C+I+G+X-M dimana C adalah konsumsi, I adalah

investasi, G adalah Pengeluaran pemerintah, X adalah jumlah ekspor dan M adalah nilai impor.

Data investasi merupakan data keseluruhan investasi domestik bruto, meliputi baik investasi

oleh swasta (PMDN dan PMA) maupun oleh pemerintah. Kedua, ialah dengan mengamati data

PMDN dan PMA, dimana dengan cara ini berarti hanya mengamati investasi oleh kalangan

dunia usaha swasta saja. Ketiga, adalah dengan menelaah perkembangan dana investasi yang

disalurkan oleh dunia perbankan. Cakupan data dengan cara ini relatif lebih terbatas, karena

belum memperhitungkan modal sendiri yang ditanam oleh investor.

1) Pembentukan modal tetap bruto mencakup pengadaan, pembuatan atau pembelian barang

modal baru dari dalam negeri dan barang modal baru maupun bekas dari luar negeri.Barang

modal yang dibeli atau dibuat sendiri adalah barang tahan lama yang digunakan untuk

berproduksi dan biasanya berusia pakai satu tahun lebih. Pembentukan modal tetap

domestik bruto dibedakan atas:

2) Pembentukan modal tetap berupa bangunan/konstruksi; nilainya dihitung dengan

menjumlahkan nilai seluruh keluaran (output) sektor konstruksi yaitu nilai bahan

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

bangunan/konstruksi ditambah ongkos angkut dan marjin perdagangan serta biaya lain

berupa jasa serta biaya primer. Nilai keluaran sektor bangunan yang berasal dari perbaikan-

perbaikan ringan/kecil tidak dihitung sebagai pembentukan modal.

3) Pembentukan modal tetap berupa mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan baik yang

berasal dari impor maupun hasil produksi dalam negeri yang nilainya dihitung dengan

menjumlahkan nilai mesin/alat yang bersangkutan ditambah ongkos angkut dan marjin

perdagangan serta biaya-biaya lainnya.

2.1.8 Pengaruh Teori Investasi dan Penanaman Modal Asing terhadap Tingkat

Kemiskinan.

Semasa orde baru Indonesia sempat menentang masuknya modal asing. khususnya modal

dari negara-negara barat. Teori ekonomi mengartikan atau mendefinisikan investasi sebagai

pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi

dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang-barang modal dalam

perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa di masa depan

Secara garis besar investasi dapat di golongkan menjadi 3 antara lain.

1) Autonomous Investment, yaitu macam investasi yang tidak dipengaruhi oleh tingkat

pendapatan. misalnya investasi pada rehabilitas prasarana jalan. irigasi dan sebagainya.

Walaupun investasi ini tidak mempunyai kaitan dengan tingkat pendapatan tetapi secara

tidak langsung (dengan sendirinya) dilaksanakan untuk memperlancar roda perekonomian itu

sendiri. Investasi ini sering dilakukan oleh pemerintah, karena investasi ini akan menyangkut

banyak aspek sosial budaya yang ada di masyarakat.

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

2) Induced Investment, yaitu investasi yang mempunyai kaitan dengan tingkat pendapatan yang

ada pada masyarakat di suatu tempat atau suatu negara menyebabkan kenaikan kebutuhan

barang tertentu.

3) Investasi yang sifatnya dipengaruhi adanya tingkat bunga uang atau modal yang berlaku

dimasyarakat.

Investasi swasta di Indonesia yang terjadi dengan kemudahan-kemudahan fasilitas adalah

berupa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA).

Pengertian Penanaman Modal asing (PMA) menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1997 adalah

hanya meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau

berdasarkan ketentuan-ketentuan No 1 tahun 1997 yang digunakan untuk menjalankan perusahan

di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari

penanaman modal tersebut. Investasi asing di Indonesia dapat dilakukan dalam bentuk investasi

langsung dan investasi portofolio. Investasi portofolio dilakukan melalui pasar modal dengan

instrument surat berharga seperti saham dan obligasi. Investasi langsung dikenal dengan PMA

merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun. membeli total atau mengakuisisi

perusahaan.

Penanaman modal asing lebih banyak mempunyai kelebihan dibanding dengan investasi

portofolio. Selain sifatnya yang permanent/jangka panjang, PMA juga memberikan andil dalam

alih teknologi, alih ketrampilan manajemen dan membuka lapangan pekerjaan baru. Semenjak

diberlakukannya Undang-undang No. 1/Tahun 1967 tentang PMA, investasi cenderung terus

meningkat dari waktu ke waktu. Walaupun demikian, pada tahun-tahun tertentu sempat juga

terjadi penurunan. Penanaman modal tahun sebelumnya adalah penanama modal tahun lalu yang

akan memberikan kobtribusi atau pengaruh yang tahun akan datang.

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

Peningkatan dalam investasi akan mengakibatkan semakin banyaknya lapangan kerja yang

tercipta. Hal tersebut tentunya akan mengakibatkan peningkatan daya beli masyarakat secara

umum. Meningkatnya daya beli masyarakat ini akan menyebabkan perekonomian semakin

berkembang, dengan perekonomian yang semakin berkembang tentunya jumlah penduduk

miskin akan berkurang. Jadi, dalam hal ini terdapat pengaruh negatif antara investasi terhadap

jumlah penduduk miskin.

2.2 Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai tingkat kemiskinan telah banyak dilakukan sebelumnya. Penelitian

yang dilakukan oleh Priyanto (2009) yang berjudul ” Analisis Pengaruh PMA, PMDN dan Laju

Inflasi terhadap Tingkat Kemiskinan di Jawa Tengah Tahun 1990 – 2003” diperoleh kesimpulan

: bahwa variabel PMA, PMDN dan Laju Inflasi secara bersama-sama dan parsial berpengaruh

secara signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Pada uji tahap II Partial Adjusment Model

(PAM) bahwa dalam jangka pendek dan panjang variabel Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh

secara signifikan terhadap Tingkat Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah.

Penelitian lainnya mengenai kemiskinan juga pernah dilakukan oleh: Dian Octaviani (2008)

yang berjudul “Pengaruh Inflasi dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Perkotaan

Indonesia”. Dalam penelitian ini diperoleh hasil Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa

inflasi dan pengangguran bersama-sama dengan variabel lain yaitu rasio antara garis kemiskinan

dengan pendapatan rata-rata, tingkat kemiskinan periode sebelumnya, variabel-variabel

demografis serta rasio gini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kemiskinan,

baik terhadap head-count poverty, poverty gap maupun squared poverty gap. Secara lebih

spesifik, pengangguran memberikan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap tingkat

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

kemiskinan sedangkan variabel inflasi memperlihatkan pengaruh yang cenderung tidak konsisten

dengan tingkat signifikansi yang iebih rendah.

Triana dan Lidya (2008) juga pernah melakukan penelitian mengenai kemiskinan dengan

judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Indonesia” diperoleh hasil

bahwa dari seluruh sampel yang diteliti (53.108.176 rumah tangga), sebanyak 62,7 persen

termasuk kategori tidak miskin, 14,9 persen termasuk dalam kategori hampir miskin, dan 22,4

persen masuk dalam kategori rniskin. Probabilita suatu rumahtangga untuk berada pada kategori

tidak miskin adalah 71,97 persen, sementara itu probabilita rumahtangga berada pada kategori

hampir miskin adalah 13,13 persen, dan probabilitas suatu rumah tangga berada pada kategori

miskin adalah 14,9 persen. Berdasarkan analisis deskriptif, persentase tertinggi pada

rumahtangga miskin dimiliki oleh mereka yang berpendidikan tidak pernah sekolah/tidak tamat

SD, tinggal di perdesaan, memiliki sumber penerangan selain listrik PLN, lapangan usaha utama

kepala keluarga di sektor pertanian, memiliki rata-rata jumlah anggota rumah tangga yang besar,

memiliki jumlah penduduk dewasa melek huruf yang sedikit, dan rata-rata jarak yang harus

ditempuh ke fasilitas kesehatan, ekonomi, pendidikan lebih jauh dari rumah. Faktor-faktor yang

diharapkan dapat meningkatkan probabilitas suatu rumah tangga untuk berada pada kategori

hampir miskin dan tidak miskin adalah dengan cara meningkatkan tingkat pendidikan kepala

rumah tangga, memperhitungkan kembali jumlah anggota rumah tangga, meningkatkan jumlah

anggota rumah tangga yang dapat membaca dan menulis, mendorong perluasan lapangan usaha

yang digeluti para kepala rumah tangga atau anggota rumah tangga, dan kemudahan akses dalam

memperoleh rumah yang murah, sumber penerangan listrik PLN dan jarak yang harus ditempuh

ke fasilitas pendidikan.

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan

Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada

variabel terikat yang digunakan. Dalam penelitian ini dan penelitian sebelumnya sama-sama

menggunakan variabel tingkat kemiskinan sebagai variabel terikat. Penelitian ini mencoba

mengembangkan beberapa penelitian sebelumnya dengan memfokuskan pada peran pemerintah

dan dunia usaha, dalam hal ini pengeluaran pemerintah dan investasi, terhadap pertumbuhan

ekonomi dan tenaga kerja. Secara cakupan daerah penelitian, penelitian ini sama dengan yang

dilakukan Muammil Sun’an dan Endang Astuti (2008) serta penelitian dari Ni Nyoman Yuliarmi

(2008) yaitu tingkat provinsi. Variabel penelitian ini sama dengan variabel penelitian Muammil

Sun’an.

Perbedaannya terletak pada wilayah penelitian, perbedaan yang lainnya juga terdapat

pada variabel bebas yang digunakan, kerangka berpikir, alat analisis yang dipergunakan, waktu

penelitian, sumber data komponen variabel yang digunakan. Alat analisis penelitian ini

menggunakan jalur path untuk menganalisis hubungan tingkat inflasi, investasi dan pendidikan

terhadap kemiskinana melalui pengangguran.

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-konsep dan Definisi Yang ... II eni.pdf · berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri multikompleks, dinamis, ... Kemiskinan