BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media...

12
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harafiah bearti tengah, perantara atau „pengantar. Gerlach & Ely dalam bukunya Arsyad (2011) mengatakan bahwa media apabila di pahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa yang mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cendrung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Gagne dalam bukunya Sadiman (2011) menyatakan media adalah berbagai jenis jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs dalam bukunya Sadiman (2011) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) dalam bukunya Sadiman (2011) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, dapat didengar dan dibaca. Banyak batasan tentang media, AECT (Association of Education and Communication Technology,) dalam bukunya Arsyad (2011) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Disamping sebagai sistem penyampaian atau

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media...

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara

harafiah bearti tengah, perantara atau „pengantar. Gerlach & Ely

dalam bukunya Arsyad (2011) mengatakan bahwa media apabila di

pahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian

yang membangun kondisi yang membuat siswa yang mampu

memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam

pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan

media. Secara lebih khusus pengertian media dalam proses belajar

mengajar cendrung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis,

atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun

kembali informasi visual atau verbal.

Gagne dalam bukunya Sadiman (2011) menyatakan media

adalah berbagai jenis jenis komponen dalam lingkungan siswa

yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs

dalam bukunya Sadiman (2011) berpendapat bahwa media adalah

segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang

siswa untuk belajar. Asosiasi Pendidikan Nasional (National

Education Association/NEA) dalam bukunya Sadiman (2011)

memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya.

Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, dapat didengar

dan dibaca.

Banyak batasan tentang media, AECT (Association of

Education and Communication Technology,) dalam bukunya

Arsyad (2011) memberi batasan tentang media sebagai segala

bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan

atau informasi. Disamping sebagai sistem penyampaian atau

7

pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator

menurut Fleming dalam bukunya Arsyad (2011) adalah penyebab

atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan

mendamaikannya. Dengan istilah mediator menunjukan fungsi atau

peranannya, yaitu mmengatur hubungan yang efektif antara dua

pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran.

Disamping itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian

bahwa setiap sistem pembelajaran yang melakukan peran mediasi,

mulai dari guru sampai kepada peralatan yang paling canggih,

dapat disebut media. Ringkasannya adalah media adalah alat yang

menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.

Heinich, dan kawan-kawan dalam bukunya Arsyad (2011)

mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar

informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto,

radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan

cetak, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu

membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan

instruktusional atau mengandung maksud-maksud pengajaran

maka media itu disebut media pembelajaran. Sejalan dengan

batasan ini Hamidjojo dalam Latuheru dalam bukunya Arsyad

(2011) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara

yng digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar

ide, gagasan atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat

yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.

Microsoft PowerPoint atau Microsoft Office PowerPoint

adalah sebuah program komputer untuk presentasi yang

dikembangkan oleh Microsoft di dalam paket aplikasi kantoran

mereka, Microsoft office, selain Microsoft word, Excel, Access dan

beberapa program lainnya. Powerpoint berjalan diatas komputer

PC berbasis sistem operasi Microsoft Windows dan juga Apple

Macintosh yang menggunakan sistem operasi Apple Mac OS.

8

Aplikasi ini sangat banyak digunakan, apalagi oleh kalangan

perkantoran dan pebisnis, para pendidik, siswa, dan trainer.

Dimulai pada versi Microsoft Office System 2003, Microsoft

mengganti nama dari sebelumnya Microsoft PowerPoint saja

menjadi Microsoft Office PowerPoint. Versi terbaru dari

PowerPoint adalah versi 12 (Microsoft Office PowerPoint 2007),

yang tergabung ke dalam paket Microsoft Office System 2007.

Dalam Powerpoint, seperti halnya perangkat lunak

pengolah presentasi lainnya, objek teks, grafik, video, suara dan

objek-objek lainnya diposisikan dalam beberapa halaman

individual yang disebut slide. Istilah slide dalam Powerpoint ini

memiliki analogi yang sama dengan selide dalam proyektor biasa,

yang telah kuno, akibat muncilnya perangkat lunak komputer yang

mampu mengolah presentasi semacam Powerpoint dan impress.

Setiap slide dapat dicetak atau ditampilkan dalam layar dan dapat

dinavigasikan melalui perintah dari si presenter. Slide juga dapat

membentuk dasar webcast (sebuah siaran di World Wide Web).

PowerPoint menawarkan dua jenis properti pergerakan, yakni

Costum Animations dan Transition. Properti pergerakan Entrance,

Emphasis, dan Exit objek dalam sebuah slide dapat diatur oleh

Custum Animation. Sementara Trasnsition mengatur pergerakan

dari satu slide ke slide lainnya. Semuanya dapat dianimasikan

dalam banyak cara. Desain keseluruhan dari sebuah presentasi

semuanya dapat dianimaskan dalam banyak cara. Desain

keseluruhan dari sebuah presentasi dapat diatur dengan

menggunakaan Master Slide, dan struktur keseluruhan dari

prsentasi dapat disunting dengan menggunakan Primitive

Outliner (Outline), Wikipedia.

Sebagai salah satu komponen sumber belajar media

pembelajaran bermanfaat untuk :

1. Memperjelas informasi/pesan

9

2. Memberi tekanan pada hal-hal penting

3. Memberikan variasi

4. Memperjelas struktur pembelajaran

5. Meningkatkan motivasi

Media pembelajaran dapat juga mempertinggi kualitas

hasil belajar yang dicapainya. Alasan media pembelajaran dapat

mempertinggi belajar siswa adalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga

dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.

2. Bahan belajar akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasi

tujuan pembelajaran lebih baik.

Berdasarkan batasan-batasan mengenai media seperti

tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran

adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware

yang dapat digunakan untuk menyampaikan isi materi ajar dari

sumber belajar ke pebelajar (individu atau kelompok), yang dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pembelajaran

sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran lebih efektif, Anwar

(2011).

2.1.2 Pembelajaran Matematika

Matematika (dari bahasa Yunani : μαθηματικά –

mathēmatiká) adalah studi besaran, struktur, ruang, dan

perubahan. Para maetmatikawan mencari berbagai pola

merumuskan konjektur baru, dan membangun kebenaran melalui

metode dedukasi yang kaku dari aksioma-aksioma dan defenisi-

definisi yang bersesuaian, (Wikipedia)

Matematika, menurut Ruseffendi dalam buku Heruman

(2007), adalah bahasa simbolik, ilmu deduktif yang tidak

menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola

10

keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang

yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, keaksioma

atau atau postulat, dan akhirnya kedalil. Istilah mathematics

(Inggris), mathematik (Jerman), mathematique (Perancis),

matematico (Itali), matematiceski (Rusia), atau mathematick

(Belanda) berasal dari perkataan latin mathematica, yang mulanya

diambil dari perkataan Yunani, mathematike, yang berarti “relating

to learning”. Perkataan mathematike berhubungan sangat erat

dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang

mengandung arti belajar (berfikir), liiefivers wordpress.

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari

perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam

berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi

dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang

teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika

diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan

diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua

peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta

didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis,

dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut

diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan

memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk

bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan

kompetitif.

Kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya

dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi

(contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual,

peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep

11

matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran,

sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya.

Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan

antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara

luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan

manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun

bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model

dan menafsirkan solusi yang diperoleh

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat

dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri

dalam pemecahan masalah.

Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan

SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Bilangan

2. Geometri dan pengukuran

3. Pengolahan data

(Permendiknas No 22 tahun 2006 SI)

12

2.1.3 Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata

yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil

menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktvitas

atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara

fungsional. Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan

karena adanya kegiatan mengubah bahan menjadi barang jadi. Hal

yang sama berlaku untuk memberikan batasan bagi istilah hasil

panen, hasil penjualan, hasil pembangunan, termasuk hasil belajar.

Dalam input-proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan

dengan input akibat perubahan dalam proses. Begitu pula dalam

kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa

berubah prilakunya dibanding sebelumnya,Purwanto (2011).

Perubahan prilaku itu merupakan perolehan yang menjadi

hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang

mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya,

Winkel dalam bukunya Purwanto (2011). Hasil belajar ditandai

dengan perubahan tingkah laku. Walaupun tidak semua perubahan

tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktifitas belajar

umumnya disertai perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku

pada kebanyakan hal merupakan suatu perubahan yang dapat

diamati. Akan tetapi juga tidak selalu perubahan tingkah laku yang

dimaksud sebagai hasil belajar dapat diamati. Perubahan-

perubahan yang dapat diamati kebanyakan berkenaan dengan

perubahab aspek-aspek motorik. Hasil belajar juga dapat ditandai

dengan perubahan kemampuan berpikir, Aunurrahman (2009).

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dari proses belajar

mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar diukur

untuk mengetahui pencapaian tujuan pendidikan sehingga hasil

belajar harus sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar adalah

13

perubahan prilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar

mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan, Purwanto (2011).

Menurut Sudjana (2010), hasil belajar adalah perubahan

tingkah laku dan kemampuan-kemapuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan hasil belajar

merupakan hasil akhir dari proses kegiatan belajar siswa dari

seluruh kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

2.2 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Penggunaaan media pembelajaran PowerPoint adalah menggunakan

program aplikasi presentasi dari microsoft PowerPoint sebagai media dalam

proses pembelajaran. Penelitian terdahulu yang sebelumnya pernah

dilakukan oleh Muaraputra Sinaga, S.Pd.,(2009) dengan judul ”

Pemanfaatan Program Powerpoint Dalam Pembelajaran Sejarah di

Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Nainggolan”. Hasil penelitiannya,

dengan menggunakan media powerpoint terbukti dapat meningkatkan

presentasi ketuntasan siswa dalam materi pembelajaran.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Jelarwin Dabutar (2008) dengan

judul ”Pengaruh Media Pembelajaran Powerpoint Terhadap Hasil Belajar

Pengelasan pada Siswa berprestasi Tinggi dan Rendah Di SMK Swasta 1

Trisakti Laguboti Kabupaten Toba Samosir” Hasil penelitian :

a. Ada pengaruh yang sangat signifikan dengan penggunaan media

Powerpoint pada siswa berprestasi tinggi terhadap hasil belajar sub

kompetensi pelaksanaan prosedur pengelasan.

b. Ada pengaruh yang signifikan penggunaan media powerpoint pada

siswa berprestasi rendah terhadap hasil belajar sub kompetesnsi

pelaksanaan prosedur pengelasan.

c. Terdapat interaksi yang signifikan antara pengajaran yang

menggunakan media powerpoint dan media konvensional terhadap

14

erolehan belajar sub kompetensi pelaksanaan prosedur pengelasan.

Sry Anitha (2009) dengan Judul ” Pemanfatan Microsift Powerpoint

untuk Media Pembelajaran”. Kesimpulan yang didapat, setiap inovasi

pembelajaran akan menghasilkan sesuatu yang menarik bagi peserta didik,

tetapi inovasi tanpa pengembangan lebih lanjut justru akan berdampak

kurang menarik, dan mengurangi minat peserta didik terhadap bahan ajar

yang disajikan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Muaraputra

Sinaga, S.Pd., Jelarwin Dabutar, dan Sry Anitha dapat diambil kesimpulan

bahwa, dengan mengunakan media pembelajaran powerpoint pada

pembelajaran sangat berpengaruh yang sangat signifikan. Dapat

meningkatkan hasil belajar siswa, serta menarik perhatian belajar siswa dan

meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Penggunan media pembelajaran Powerpoint harus sering digunakan terus

menerus pada saat melakukan kegiatan belajar-mengajar.

Berdasarkan analisis judul yang pernah digunakan para peneliti di atas

maka dengan menggunakan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Dengan analisis tersebut maka peneliti melakukan penelitian

dengan menerapkan media pembelajaran Powerpoint pada pelajaran

Matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2.3 Kerangka Pikir

Salah satu faktor yang berpengaruh dalam hasil belajar adalah dari

faktor media pembelajaran yang digunakan yang berpengaruh terhadap

hasil belajar anak karena media pembelajaran sangat penting dalam

keberhasilan seseorang dalam belajar. Pada pembelajaran dengan

menggunakan media pembelajaran, siswa yang mencari tahu cara

penyelesaian suatu masalah. Peran guru hanya sebagai fasilitator yang

mengarah-kan siswa untuk mencapai tujuan belajar.

15

Untuk meningkatkan hasil belajar ada beberapa faktor yang

mempengaruhinya antara lain dengan media pembelajaran. Ketrampilan

menggunakan variasi dalam proses belajar mengajar dan media

pembelajaran yang tepat akan mendorong siswa untuk berpikir kreatif dam

kritis sehingga siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pelajaran

Matematika.

Media pembelajaran PowerPoint dapat meningkatkan hasil belajar

siswa dan siswa akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena media

pembelajaran ini sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu dapat disimpulkan

bahwa media pembelajaran Powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

Matematika, menurut Ruseffendi dalam bukunya Heruman (2007),

adalah bahasa simbolik, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian

secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang

terorganisasi, mulai dari unsur yang yang tidak didefinisikan, ke unsur yang

didefinisikan, keaksioma atau atau postulat, dan akhirnya kedalil.

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dari proses belajar mengajar

sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar diukur unttuk mengetahui

pencapaian tujuan pendidikan sehingga hasil belajar harus sesuai dengan

tujuan pendidikan. Hasil belajar adalah perubahan prilaku yang terjadi

setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan,

Purwanto (2011).

16

Gambar 2.1

Alur kerangka Pikir

Langkah yang dilakukan penulis adalah memilih dua kelas untuk

menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas

dimana dalam pembelajarannya menggunakan perlakuan tertentu. Kelas

kontrol adalah kelas dimana dalam pembelajarannya tanpa menggunakan

perlakuan tertentu. Untuk melakukan penelitian sebelumnya harus

mengetahui tingkat homogenitasnya, yaitu dengan menguji kemampuan

berpikir siswa dengan pretest yang diuji homogenitasnya. Sehingga sebelum

melakukan penelitian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol nilainya

sudah sama atau homogen. Dalam keadaan yang sama maka kelas

eksperimen diberi perlakuan dengan media powerpoint dan kelas kontrol

tidak mengunakan media pembelajaran.

Proses pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol dinilai untuk

melihat tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hasil

Kelas

Kontrol Pretest Pembelajaran

tidak

menggunakan

media

Powerpoint

Posttes

Hasil pre test

tidak boleh ada

perbedaan yang

signifikan

Uji beda hasil

pos test apakah

ada pengaruh

yang signifikan

dengan

penggunaan

media

pembelajaran

Powerpoint

Kelas

Eksperimen Pretest

Pembelajaran

menggunakan

media

Powerpoint

Posttest

17

belajar dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dibandingkan dengan

memberi posttest berupa tes obyektif.

2.4 Hipotesa Penelitian

Berdasarkan kajian teori, kajian-kajian penelitian yang relevan dan

kerangka berpikir, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut Ada

perbedaan prestasi belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan media powerpoint dengan siswa yang mengikuti

pembelajaran tanpa menggunakan media pembelajaran power point.

Dalam hipotesis terdapat hipotesis nihil dan hipotesis alternatif yaitu

sebagai berikut:

1) Hipotesis nihil atau nol hipotesis (Ho) adalah hipotesis yang

menyatakan tidak adanya hubungan antarvariabel.

2) Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja (Ha) adalah hipotesis yang

menyatakan adanya hubungan antarvariabel.

Berdasarkan kajian teori di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam pembelajaran

menggunakan media pembelajaran PowerPoint dalam

menentukan luas bangun datar terhadap hasil belajar matematika

siswa kelas III SD Negeri Sumogawe 04 Kecamatan Getasan

Kabupaten Semarang semester genap Tahun pelajaran 2011/2012.

Ha: Ada pengaruh yang signifikan dalam pembelajaran menggunakan

media pembelajaran PowerPoint dalam menentukan luas bangun

datar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri

Sumogawe 04 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang semester

genap Tahun pelajaran 2011/2012.