BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 1. Ekstrakurikuler a) Pengertian...

20
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 1. Ekstrakurikuler a) Pengertian Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kulikuler yang alokasi waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum. Jelasnya bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan operasional (supplement dan complements) kurikulum, yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan atau kalender pendidikan satuan pendidikan. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomer 39 Tahun 2008 tentang pembinaan Kepeserta didikan (2008:4) menyebutkan “kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan kepeserta dididikan”. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum, seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan kepeserta didikan (Depdiknas, 2001:29). Hal ini juga di dukung oleh pendapat Shaleh (2005:170) yang mengatakan bahwa “kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pengetahuan, pengembangan, bimbingan dan pembiasaan peserta didik agar memiliki pengetahuan dan penunjang”. Selain itu kegiatan ekstrakurikuler juga bisa dimanfaatkan peserta didik untuk mengasah bakat serta potensi yang peserta didik miliki, terlebih bakat serta potensi mereka akan sangat mempengaruhi terhadap bekal keterampilan yang berguna untuk peserta didik di masa mendatang.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 1. Ekstrakurikuler a) Pengertian...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 1. Ekstrakurikuler a) Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35618/3/jiptummpp-gdl-firdachoir-49360-3-babii.pdf · disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

1. Ekstrakurikuler

a) Pengertian Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kulikuler yang alokasi waktunya

tidak ditetapkan dalam kurikulum. Jelasnya bahwa kegiatan ekstrakurikuler

merupakan operasional (supplement dan complements) kurikulum, yang perlu

disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan atau kalender pendidikan

satuan pendidikan. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomer 39 Tahun 2008 tentang pembinaan Kepeserta didikan (2008:4)

menyebutkan “kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan

kepeserta dididikan”. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang berada di luar program

yang tertulis di dalam kurikulum, seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan

kepeserta didikan (Depdiknas, 2001:29).

Hal ini juga di dukung oleh pendapat Shaleh (2005:170) yang mengatakan

bahwa “kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang

diselenggarakan di luar jam pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan

pengetahuan, pengembangan, bimbingan dan pembiasaan peserta didik agar memiliki

pengetahuan dan penunjang”. Selain itu kegiatan ekstrakurikuler juga bisa

dimanfaatkan peserta didik untuk mengasah bakat serta potensi yang peserta didik

miliki, terlebih bakat serta potensi mereka akan sangat mempengaruhi terhadap bekal

keterampilan yang berguna untuk peserta didik di masa mendatang.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 1. Ekstrakurikuler a) Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35618/3/jiptummpp-gdl-firdachoir-49360-3-babii.pdf · disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan

9

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler

merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar jam pembelajaran untuk

lebih mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki oleh perserta didik. Banyak

macam kegiatan ekstrakurikuler yang dikembangkan di sekolah yang tentu saja

berbeda-beda antar sekolah. Perbedaan itu bisa dimengerti karena terdapatnya

perbedaan, minat, kebutuhan peserta didik, sarana dan prasarana, potensi sekolah

dan potensi daerah yang bersangkutan.

b) Tujuan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di

luar jam pembelajaran untuk lebih mengembangakan bakat dan minat yang dimiliki

oleh perserta didik. Berikut tujuan ekstrakurikuler di sekolah (Depdiknas, 2001:29):

1)Menyediakan lingkungan yang memungkinkan siswa didik untuk

mengembangkan potensi, bakat dan kemampuan secara optimal, sehingga mereka

mampu mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan

pribadinya dan maupun kebutuhan masyarakat, 2)Memandu (artinya

mengidentifikasi dan membina) dan memupuk (artinya mengembangkan dan

meningkatkan) potensi-potensi siswa secara utuh, 3)Pengembangan aspek afektif

(nilai moral dan sosial) dan psikomotor (ketrampilan untuk menyeimbangkan

aspek kognitif siswa, 4)Membantu siswa dalam mengembangkan minatnya, juga

membantu siswa agar mempunyai semangat baru untuk lebih giat belajar serta

menanamkan rasa tanggungjawab sebagai seorang manusia yang mandiri.

Adapun menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler ayat (2) yaitu

“kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangakan

potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian

peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan

pendidikan nasional”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan kegiatan

ekstrakurikuler di sekolah sebagai wadah untuk mengembangkan aspek afektif,

kognitif, dan psikomotor, selain itu juga untuk membantu siswa dalam

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 1. Ekstrakurikuler a) Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35618/3/jiptummpp-gdl-firdachoir-49360-3-babii.pdf · disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan

10

mengembangkan bakat dan minatnya, serta menanamkan rasa tanggungjawab

sebagai seorang manusia yang mandiri.

2. Seni Tari

a) Pengertian Seni Tari

Tari dalam artian yang sederhana adalah gerak yang indah dan lahir dari

tubuh yang bergerak dan berirama. Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang

diungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang indah, karena tarian adalah ekspresi

jiwa, pasti di dalamnya mengandung maksud-maksud tertentu. Maksud yang jelas

bisa mudah dirasakan oleh manusia lain sampai kepada maksud yang simbolis atau

abstrak yang agak sukar atau sering sukar sekali dimengerti, tetapi tetap bisa rasakan

keindahannya (Sudarsono, 2000:34). John Martin, (Purnomo,2013) mengemukakan

bahwa substansi buku dari tari adalah gerak. Di samping itu, bahwa gerak adalah

pengalaman fisik yang paling elementer dari kehidupan seorang manusia.

Menurut Mulyani (2016:49) Ada beberapa batasan tentang definisi tari

yang pernah dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain:

“Kamaladevi Chattopadhaya, seorang tokoh tari dari India menjelaskan bahwa tari

adalah desakan perasaan manusia di dalam dirinya yang mendorongnya untuk

mencari ungkapan yang berupa gerak-gerak yang ritmis. Sementara itu, ahli tari asal

Belanda Corrie Hartong mendefinisikan tari sebagai gerak-gerak yang diberi bentuk

dan ritmis dari badan di dalam ruang. Pangeran Suryadiningrat, seorang ahli tari Jawa,

menjelaskan bahwa tari adalah gerak dari seluruh anggota tubuh manusia yang

disusun selaras dengan irama musik serta mempunyai maksud tertentu”.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, Soedarsono (2000:18)

menjelaskan bahwa gerak yang bisa dikategorikan sebagai gerak tari, adalah gerak

yang sudah dirombak. Adapun menurut Saragih (2001:2) seni tari adalah salah

satu cabang kesenian yang mengandung faktor keindahan yang dapat

membangkitkan rasa haru dalam diri orang yang menikmatinya maupun yang

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 1. Ekstrakurikuler a) Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35618/3/jiptummpp-gdl-firdachoir-49360-3-babii.pdf · disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan

11

menarikannya. Lebih lanjut Saragih mengemukakan bahwa seni tari adalah

ungkapan jiwa yang mengandung unsur-unsur keindahan yang terjelma dalam

bentuk gerakan yang teratur sesuai dengan irama yang mengiringinya.

Abdurachman dan Rusliana (2001:22) menjelaskan gerakan tari terletak

pada empat hal yaitu wiraga, wirama, wirasa dan harmoni.

1. Wiraga adalah ungkapan secara fisik dari awal sampai akhir menari.

Kemampuan wiraga yang memadai artinya,

a. Hafal adalah tuntunan kemampuan penguasaan daya ingat yang maksimal.

b. Teknik adalah tutunan penguasaan keterampilan di dalam

pengungkapan dan mewujudkan berbagai pose, elemen gerak, dan

pose-pose gerak yang selaras dengan penggunaan atau pengendalian

tenaganya yang dituntut oleh suatu tarian.

c. Ruang adalah tuntunan penguasaan ketepatan di dalam menempatkan

tubuhnya di berbagai posisi pada setiap gerak dalam ruang.

2. Keindahan pada aspek wirasa, pada dasarnya menyangkut penjiwaan atau

kemampuan penari di dalam mengungkapkan rasa emosi yang sesuai

dengan isi atau tema atau karakter dari tarian tersebut.

3. Aspek wirama akan terungkap jika penari memiliki ketajaman rasa atau

peka irama yang luluh menyatu dengan setiap ungkapan geraknya.

4. Aspek harmoni, pada dasarnya lebih menekankan pada interelasi yang

menyeluruh dari tarian yang dibawakan penari. Dengan lain kata, penilaiannya

adalah pada harmoni atau keselarasan antara kemampuan wiraga, wirasa,

wirama. Bagitu pula dengan harmoni antara penari dengan tarian yang

dibawakannya, dengan unsur seni pendukung seperti kostum dan rias.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 1. Ekstrakurikuler a) Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35618/3/jiptummpp-gdl-firdachoir-49360-3-babii.pdf · disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan

12

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa seni tari

merupakan suatu kesenian yang mengandung ungkapan keindahan yang terjelma

dalam bentuk gerakan yang teratur sesuai dengan irama yang mengiringinya, dan

gerakannya pun mengandung unsur-unsur wiraga, wirama, wirasa dan harmoni.

b) Fungsi Tari

Menurut Soedarsono (Rohayani, 2001: 5) menjelaskan bahwa fungsi seni

tari dalam kehidupan manusia, setidaknya secara garis besar dikelompokkan

menjadi tiga macam, antara lain :

1. Tari sebagai sarana upacara ritual

Upacara merupakan suatu tindakan atau serangkaian tindakan yang

dilakukan menurut adat kebiasaan atau keagamaan yang menandai kesakralan atau

kehidmatan suatu peristiwa. Serangkaian tindakan tersebut dilakukan berulang-

ulang, dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, alam, lingkungan, serta

“penguasanya”. Dilingkungan masyarakat yang masih kental atau adat istiadatnya,

seni petunjukkan (tari) mempunyai fungsi ritual yang sakral.

Seni tari untuk keperluan ritual, harus memenuhi kaidah-kaidah ritual

yang telah turun menurun menjadi sebuah tradisi. Kaidah-kaidah tari yang

berfungsi sebagai sarana upacara ritual harus diselenggarakan pada saat-saat

tertentu, penarinya pun dipilih orang-orang tertentu, dan adakalanya berbagai

sesaji di tempat-tempat tertentu.

2. Tari sebagai hiburan

Seni tari sebagai sarana hiburan digunakan dalam rangka memeriahkan

suasana pesta hari perkawinan, khitanan, sukuran, peringatan hari-hari besar

nasional, peresmian-peresmian gedung, dan lain sebagainya. Seni tari dalam acara-

acara tersebut, sebagai ungkapan rasa senang dan bersyukur, yang diharapkan

disisi lain juga menjadi ajang hiburan buat masyarakat pada umumnya.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 1. Ekstrakurikuler a) Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35618/3/jiptummpp-gdl-firdachoir-49360-3-babii.pdf · disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan

13

3. Tari sebagai tontonan

Tari tontonan atau disebut juga dengan tari pertunjukkan, dalam

pelaksanaanya disajikan khusus untuk dinikmati. Tari yang berfungsi sebagai

tontonan ini dapat diamati pada petunjukkan tari untuk kemasan pariwisata,

untuk penyambutan tamu-tamu penting atau tamu pejabat, dan untuk festival

seni. Petunjukkan tari yang dipergunakan pada acara-acara tersebut,

penggarapanya sudah dikemas dan dipersiapkan menjadi sebuah tari bentuk

yang telah melewati suatu proses penataan, baik gerak tarinya maupun musik

iringanya sesuai dengan kaidah-kaidah artistiknya.

c) Bentuk-bentuk Tarian

Menurut Saragih (2001:5) di Indonesia terdapat dua bentuk seni tari, yaitu:

seni tari tradisional dan seni tari non tradisional. Kedua bentuk tari tersebut hidup

berdampingan serta saling mempengaruhi.

1. Seni Tari Tradisional

Seni tari tradisional adalah bentuk seni tari yang dirasakan sebagai

milik masyarakat tertentu. Banyak seni tari ini telah berkembang sejak

beberapa generasi serta telah mengalami pengarapan berdasarkan cita rasa

pendukungnya. Seni tari tradisional terdiri dari:

a. Seni tari rakyat, yaitu suatu bentuk tarian tradisional yang mempuyai ciri-

ciri sederhana, akrab, dan mudah menyesuaikan dengan lingkungannya.

b. Seni tari klasik, yaitu suatu bentuk tarian tradisional yang telah digarap

kembali secara mantap, bermutu tinggi dan bersifat lestari.

Pada dasarnya tari tradisional adalah keindahan atau estetika dari para

nenek moyang menjelma dalam bentuk-bentuk gerak yang teratur yang

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 1. Ekstrakurikuler a) Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35618/3/jiptummpp-gdl-firdachoir-49360-3-babii.pdf · disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan

14

berkembang turun temurun. Tarian tradisional sendiri mempunyai empat

unsur, yaitu tradisi, ungkapan, keindahan dan gerak berirama.

2. Seni Tari Non Tradisional

Seni tari nontradisional adalah bentuk seni tari yang penggarapannya

didasarkan pada cita rasa karsa di kalangan penduduknya. Seni tari tradisional

terdiri dari :

a. Seni tari modern, yaitu bentuk tari ciptaan baru yang penyanjiannya tidak

di dasarkan pada pola konvensional. Merupakan hasil pembaharuan

(inovasi) akibat pengaruh dari luar yang dapat diterima oleh sebagian

masyarakat lingkungannya.

b. Seni tari konteporer, yaitu bentuk seni tari mutahir yang penyajiannya

menyimpang dari pola konvensional. Pendukungnya dalam hal ini sangat

terbatas.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bentuk-bentuk

tarian dibagi menjadi tarian tradisional yang merupakan bentuk seni tari yang

dirasakan sebagai milik masyarakat tertentu, dan seni nontradisional

merupakan bentuk seni tari yang penggarapannya didasarkan pada cita rasa

karsa di kalangan penduduknya.

3. Pelaksanaan Ekstrakurikuler Seni Tari

Banyak sekolah yang memiliki berbagai ekstrakurikuler, ekstrakurikuler

itu sendiri terbagi atas 2 ekstrakurikuler, yaitu ekstrakurikuler wajib dan pilihan,

dalam ekstrakurikuler wajib yaitu ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh peserta

didik yakni pramuka. Sedangkan ekstrakurikuler pilihan salah satunya adalah

ekstrakurikuler dalam bidang seni. Ekstrakurikuler disekolah dasar dalam bidang

seni di zaman sekarang sudah banyak dijumpai, misalnya dalam seni tari

tradisional sekolah sudah banyak yang menerapkan kegiatan ini.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 1. Ekstrakurikuler a) Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35618/3/jiptummpp-gdl-firdachoir-49360-3-babii.pdf · disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan

15

a) Perencanaan Program Kerja Ekstrakurikuler Seni Tari

Pada sebuah kegiatan pembelajaran tentunya diharapkan adanya suatu

perencanaan. Begitu juga dalam pembelajaran seni tari pada ekstrakurikuler seni tari

tradisional. Perencanaan dalam konteks pembelajaran dapat diartikan sebagai proses

penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan dan metode

pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dialaksanakan pada

masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Majid, 2008;17).

Perencanaan dilakukan agar dalam pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran dapat

berjalan secara terinci dan tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal.

Majid (2008:22) menyebutkan ada beberapa manfaat dari perencanaan

pengajaran dalam proses belajar mengajar yaitu:

1) Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan, 2) Sebagai pola dasar dalam

mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan, 3) Sebagai

pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid, 4) Sebagai alat

ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan

kelambatan kerja, 5) Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja, 6)

Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan perencanaan ekstrakurikuler

seni tari tradisional merupakan proses untuk menentukan kegiatan atau aktivitas yang

disusun dan direncanakan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran seni tari. Guru

harus menyiapkan perencanaan kegiatan dalam melaksanakan ekstrakurikuler seni tari

agar nantinya proses pelaksanaan ekstrakurikuler seni tari bisa berjalan dengan lancar

sehingga tujuan dari pembelajaran seni tari dapat tercapai dengan diwujudkan melalui

rencana program kerja.

Program kerja ekstrakurikuler merupakan program kerja yang disusun

untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler agar kegiatan berjalan dengan

efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam ekstrakurikuler. Program kerja

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 1. Ekstrakurikuler a) Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35618/3/jiptummpp-gdl-firdachoir-49360-3-babii.pdf · disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan

16

ini dibagai menjadi 2 yaitu program kerja jangka pendek dan program kerja

jangka panjang. Program kerja jangka pendek merupakan program kerja yang

disusun untuk kegiatan dalam jangka pendek. Sedangkan program kerja jangka

panjang merupakan program kerja yang disusun untuk kegiatan jangka panjang.

4. Gerak Motorik

a) Pengertian Gerak Motorik

Perkembangan psikomotorik atau disingkat sebagai perkembangan

motorik adalah perkembangan mengontrol gerakan-gerakan tubuh melalui

kegiatan-kegiatan yang terkoordinasikan antara susunan syaraf pusat, syaraf dan

otot (Poerwanti, 2000:35). Perkembangan fisik yang normal (tidak cacat)

merupakan salah satu faktor penentu kelancaran proses belajar, baik bidang

pengetahuan, maupun keterampilan. Perkembangan motorik ini sangat mendasar

bagi belajar keterampilan. Oleh karena itu, kematangan perkembangan motorik

sangat menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Restian (2015:52)

menyatakan bahwa “kecapakan motorik atau kemampuan psiko-motorik

merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi gerakan syaraf motorik yang

dilakukan oleh syarat pusat untuk melakukan kegiatan”.

Adapun Hurlock (2003:35) menyebutkan perkembangan motorik yaitu

“perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir

antara sususan syaraf, otot, otak, dan spinal cord. Untuk memfasilitasi

perkembangan motorik atau keterampilan motorik, diperlukan guru atau

pembimbing khusus agar kemampuan motoriknya berkembang secara maksimal.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 1. Ekstrakurikuler a) Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35618/3/jiptummpp-gdl-firdachoir-49360-3-babii.pdf · disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan

17

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan gerak motorik merupakan

gerak yang dilakukan secara terkoordinasi antara susunan syaraf pusat, syaraf dan

otot untuk melakukan suatu kegiatan keterampilan.

b) Motorik Kasar dan Motorik Halus

Menurut Hurlock (2003:35) “Perkembangan kemampuan motorik meliputi

motorik kasar dan motorik halus”. Motorik kasar merupakan gerakan fisik yang

membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan

menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh yang

dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk,

menendang, naik turun tangga, berlari, dan sebagainya (Sulistyawati, 2013:26).

Sedangkan motorik halus menurut Hurlock (2003:36) merupakan kemampuan

yang dilakukan oleh bagian-bagian tubuh tertentu dan hanya melibatkan sebagian

otot tubuh. Gerakan halus ini tidak memerlukan banyak tenaga tetapi memerlukan

kerjasama antara mata dan anggota badan, contohnya menggapai, mamasukkan,

benda ke mulut, memegang sendok dan lain-lain”.

Berikut tabel perkembangan motorik anak menurut Sugandhi (2011:60) :

Tabel 2.1 Perkembangan motorik anak

Motorik Halus Motorik Kasar

1. Menulis 1.Baris berbaris

2. Menggambar atau melukis 2. kesenian (seni bela diri, seni tari)

3. Mengetik (komputer) 3.senam

4. Merupa (seperti membuat kerajinan dari tanah liat) 4.berenang

5. Menjahit 5.atletik, dsb

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gerak motorik

terbagi menjadi motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar merupakan gerak

yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan

menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya

kemampuan menendang dan berlari. Sedangkan motorik halus merupakan gerak

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 1. Ekstrakurikuler a) Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35618/3/jiptummpp-gdl-firdachoir-49360-3-babii.pdf · disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan

18

yang dilakukan oleh bagian-bagian tubuh tertentu dan hanya melibatkan sebagian

otot tubuh. Contohnya memegang sendok, menulis dan menjahit.

c) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik

Faktor-faktor yang dapat mempercepat atau memperlambat perkembangan

motorik menurut Rumini, S dan Sundari, S (2004:24) antara lain ialah :

a)Faktor genetik, individu yang mempunyai beberapa faktor keturunan yang

dapat menunjang perkembangan motorik misalnya otot kuat, syaraf bayi, cerdas,

menyebabkan perkembangan motorik individu tersebut menjadi baik dan cepat.

b)Faktor kesehatan pada periode prenatal, janin yang selama dalam kandungan

dalam keadaan sehat, tidak keracunan, tidak kekurangan gizi, tidak kekurangan

vitamin, dapat membantu memperlancar perkembangan motorik anak.

c)Kesehatan dan gizi yang baik pada awal kehidupan pasca lahir akan

mempercepat perkembangan motorik anak.

5. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

a) Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Menurut Delphie (2006:1) Anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan

istilah lain untuk menggantikan kata “Anak Luar Biasa (ALB)’’ yang menandakan

adanya kelainan khusus. Anak berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik yang

berbeda antara satu dan lainnya. Adapun Hidayat (Apriyanto, 2012:28) berpendapat

bahwa anak luar biasa adalah anak yang tingkat perkembangannya menyimpang dari

tingkat perkembangan anak sebayanya baik dalam aspek fisik, mental, sosial dan

emosional, serta karena penyimpang itu sulit mendapatkan layanan yang sesuai dengan

kebutuhan khasnya dalam sistem pendidikan yang konvensional.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa anak berkebutuhan

khusus merupakan anak luar biasa yang mempunyai kelainan khusus dan tingkat

perkembangannya menyimpang dari tingkat perkembangan anak sebayanya baik

dalam aspek fisik, mental, sosial dan emosional, serta karena penyimpang itu sulit

mendapatkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan khasnya dalam sistem

pendidikan yang konvensional.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 1. Ekstrakurikuler a) Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35618/3/jiptummpp-gdl-firdachoir-49360-3-babii.pdf · disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan

19

b) Macam-macam Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Di Negara Indonesia, anak berkebutuhan khusus yang mempunyai

gangguan perkembangan dan telah diberikan layanan antara lain sebagai berikut

(Delphie, 2006:2) :

1) Anak yang mengalami hendaya (impairment) penglihatan (tunanetra),

khususnya anak buta (totally blind), tidak dapat menggunakan indera

penglihatannya untuk mengikuti segala kegiatan belajar maupun kehidupan

sehari-hari. 2) Anak dengan hendaya pendengaran dan bicara (tunarungu wicara),

pada umumnya mereka mempunyai hambatan pendengaran dan kesulitan

melakukan komunikasi secara lisan dengan orang lain. 3) Anak dengan hendaya

perkembangan kemampuan (tunagrahita), memiliki problema belajar yang di

sebabkan adanya hambatan perkembangan inteligensi, mental, emosi, sosial, dan

fisik. 4) Anak dengan hendaya kondisi fisik atau motorik (tunadaksa). Secara

medis dinyatakan bahwa mereka mengalami kelainan pada tulang, persendian,

dan syaraf penggerak otot-otot tubuhnya. 5) Anak dengan hendaya perilaku

maladjustment. Anak yang berperilaku maladjustment sering disebut dengan

anak tunalaras. 6) Anak dengan hendaya autism (autistic children). Anak autistik

mempunyai kelainan ketidakmampuan berbahasa. Hal ini di akibatkan oleh

adanya cedera pada otak. 7) Anak dengan hendaya hiperaktif (attention deficit

disorder with hyperactive). Hyperactive bukan merupakan penyakit tetapi suatu

gejala atau symptoms. 8) Anak dengan hendaya belajar (learning disability atau

specific learning disability). Isitilah specific learning disability ditujukan pada

siswa yang mempunyai prestasi rendah dalam bidang akademik tertentu, seperti

membaca, menulis, dan kemampuan matematika. 9) Anak dengan hendaya

kelainan perkembangan ganda (multihandicapped and developmentally disabled

children). Merekan sering disebut dengan istilah tunaganda.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan macam-macam anak

berkebutuhan khusus yang ada di Indonesia yaitu meliputi tunanetra, tunarungu,

tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, autis, hiperaktif, kesulitan belajar, dan

tunaganda.

6. Anak Tunagrahita

a) Pengertian Anak Tunagrahita

Somantri (2012:103) menyatakan bahwa tunagrahita adalah istilah yang

digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual

dibawah rata-rata, dalam kepustakaan bahasa asing digunakan istilah-istilah

mental retardation, mentally retarded, mental deficiency, mental defective, dan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 1. Ekstrakurikuler a) Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35618/3/jiptummpp-gdl-firdachoir-49360-3-babii.pdf · disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan

20

lain-lain. Anak tunagrahita atau dikenal juga dengan istilah terbelakang mental

karena keterbatasan kecerdasannya mengakibatkan dirinya sukar untuk mengikuti

program pendidikan di sekolah biasa secara klasikal, oleh karena itu anak

terbelakang mental membutuhkan layanan pendidikan secara khusus yakni

disesuaikan dengan kemampuan anak tersebut.

Sedangkan menurut Efendi (Apriyanto, 2012:26) anak tunagrahita adalah

anak yang mengalami taraf kecerdasan yang rendah sehingga untuk meneliti tugas

perkembangan ia sangat membutuhkan layanan pendidikan dan bimbingan secara

khusus. Ketika memahami anak tunagrahita ada baiknya kita telaah definisi

tentang anak ini yang di kembangkan oleh AAMD (American Association of

Mental Deficiency) sebagai berikut menurut Kauffman dan Hallahan (Somantri,

2012:104) menyatakan bahwa “keterbelakangan mental menunjukkan fungsi

intelektual di bawah rata-rata secara jelas dengan disertai ketidakmampuan dalam

penyesuaian perilaku dan terjadi pada masa perkembangan’’.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tunagrahita atau

terbelakang mental merupakan kondisi di mana perkembangan kecerdasannya

mengalami hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembanagan yang

optimal.

b) Karakteristik Anak Tunagrahita

Pada anak tunagrahita yang merupakan anak berkebutuhan khusus yang

mengalami gangguan mental tentunya memiliki karakteristik yang membedakan

dengan anak berkebutuhan khusus lainnya. Adapun karakterisik anak tunagrahita

menurut Somantri (2012:105) yaitu:

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 1. Ekstrakurikuler a) Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35618/3/jiptummpp-gdl-firdachoir-49360-3-babii.pdf · disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan

21

1. Keterbatasan Inteligensi

Inteligensi merupakan fungsi yang kompleks yang dapat diartikan

sebagai kemampuan untuk mempelajari informasi dan keterampilan-

keterampilan menyesuaikan diri dengan masalah-masalah dan situasi-situasi

kehidupan baru, belajar dari pengalaman masa lalu, berpikir abstrak, kreatif,

dapat menilai secara kritis, menghindari kesalahan-kesalahan, mengatasi

kesulitan-kesulitan, dan kemampuan untuk merencanakan masa depan. Anak

tunagrahita memiliki kekurangan dalam semua hal tersebut. Kapasitas belajar

anak tunagrahita terutama yang bersifat abstrak seperti belajar dan berhitung,

menulis dan membaca juga terbatas. Kemampuan belajarnya cenderung tanpa

pengertian atau cenderung belajar dengan membeo.

2. Keterbatasan Sosial

Disamping memiliki keterbatasan inteligensi, anak tunagrahita juga

memiliki kesulitan dalam mengurus diri sendiri dalam masyarakat, oleh

karena itu mereka memerlukan bantuan. Anak tunagrahita cenderung beteman

dengan anak yang lebih muda usianya, ketergantungan terhadap orang tua

sangat besar, tidak mampu memikul tanggung jawab sosial dengan bijaksana,

sehingga mereka harus selalu dibimbing dan diawasi. Mereka juga mudah

dipengaruhi dan cenderung melakukan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya.

3. Keterbatasan Fungsi-Fungsi Mental Lainnya

Anak tunagrahita memerlukan waktu lebih lama untuk menyesuaikan

reaksi pada situasi yang baru dikenalnya. Mereka memperhatikan reaksi

terbaiknya bila mengikuti hal-hal yang rutin dan secara konsisten dialaminya

dari hari ke hari. Anak tunagrahita tidak dapat menghadapi sesuatu kegiatan

atau tugas dalam jangka waktu yang lama.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 1. Ekstrakurikuler a) Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35618/3/jiptummpp-gdl-firdachoir-49360-3-babii.pdf · disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan

22

Anak tunagrahita secara umum mempunyai tingkat kemampuan intelektual

dibawah rata-rata. Adapun menurut Delphie (2006:15) karakteristik anak

tunagrahita meliputi hal-hal sebagai berikut:

a) Mempunyai dasar secara fisiologis, sosial dan emosional sama seperti anak-

anak yang tidak menyandang tunagrahita. b) Selalu bersifat eksternal locus of

control sehingga mudah sekali melakukan kesalahan (expectancy for filure). c)

Suka meniru prilaku yang benar dari orang lain dalam upaya mengatasi

kesalahan-kesalahan yang mungkin ia lakukan (outerdirectedness). d)

Mempunyai perilaku yang tidak dapat mengatur diri sendiri. e) Mempunyai

permasalahan berkaitan dengan perilaku sosial (social behavioural). f)

Mempunyai masalah berkaitan dengan karakteristik belajar. g) Mempunyai

masalah dalam bahasa dan pengucapan. h) Mempunyai masalah dalam kesehatan

fisik. i) Kurang mampu untuk berkomunikasi. j) Mempunyai kelainan pada

sensori dan gerak.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari

anak tunagrahita sesuai dengan pendapat dari Somantri yang menyebutkan

terdapat 3 karakteristik anak tunagrahita yaitu keterbatasan inteligensi,

keterbatasan sosial, dan keterbatasan fungsi-fungsi mental lainnya.

c) Klasifikasi Anak Tunagrahita

Pengelompokan pada umumnya didasarkan pada taraf inteligensinya, yang

terdiri dari keterbelakangan ringan, sedang, dan berat. Pengelompokan seperti ini

sebenarnya bersifat artificial karena ketiganya tidak dibatasi oleh garis demarkasi

yang tajam. Kemampuan inteligensi anak tunagrahita kebanyakan diukur dengan

tes Stanford Binet dan Skala Weschler (WISC).

Berikut merupakan tabel klasifikasi anak tunagrahita berdasarkan derajat

keterbelakangannya menurut Blake (Somantri, 2012:108) :

Tabel 2.2 Klasifikasi anak tunagrahita berdasarkan derajat keterbelakangannya

Level

Keterbelakangan

IQ

Stanford Binet Skala Weschler

Ringan 68-52 69-55

Sedang 51-36 54-40

Berat 32-90 39-25

Sangat Berat >19 >24

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 1. Ekstrakurikuler a) Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35618/3/jiptummpp-gdl-firdachoir-49360-3-babii.pdf · disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan

23

Berdasarkan tabel klasifikasi anak tunagrahita berdasarkan derajat

keterbelakangannya diatas, klasifikasi anak tunagrahita dapat dipaparkan sebagai

berikut :

1. Tunagrahita Ringan

Tunagrahita ringan disebut juga moron atau debil. Kelompok ini

memiliki IQ antara 68 – 52 menurut Binet, sedangkan menurut Skala

Weschler (WISC) memili IQ 69 – 55. Mereka masih dapat belajar membaca,

menulis, dan berhitung sederhana. Dengan bimbingan dan pendidikan yang

baik, anak terbelakang mental ringan pada saatnya akan dapat memperoleh

penghasilan untuk dirinya sendirinya. Menurut Blake (Somantri, 2012:108)

anak terbelakang mental ringan dapat dididik menjadi tenaga kerja semi-

skilled seperti pekerjaan laundry, pertanian, peternakan, pekerjaan rumah

tangga, bahkan jika dilatih dan dibimbing dengan baik anak tunagrahita

ringan dapat berkerja di pabrik-pabrik dengan sedikit pengawasan.

Namun demikian anak terbelakang mental ringan tidak mampu

melakukan penyesuaian sosial secara independen. Pada umumnya anak

tunagrahita tidak mengalami gangguan fisik. Mereka secara fisik tampak

seperti anak normal pada umunya. Oleh karena itu agak sukar membedakan

secara fisik antara antara anak tunagrahita ringan dengan anak normal.

2. Tunagrahita Sedang

Anak tunagrahita sedang disebut juga imbesil. Kelompok ini memiliki

IQ 51 – 36 pada Skala Binet dan 54 – 40 menurut Skala Weschler (WISC).

Mereka dapat dididik mengurus sendiri, melindungi diri sendiri dari bahaya

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 1. Ekstrakurikuler a) Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35618/3/jiptummpp-gdl-firdachoir-49360-3-babii.pdf · disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan

24

seperti kebakaran, berjalan di jalan raya, berlindung dari hujan, dan

sebagainya. Anak tunagrahita sedang sangat sulit bahkan tidak dapat belajar

secara akademik, seperti belajar menulis, membaca, dan berhitung walaupun

mereka masih dapat menulis secara sosial, misalnya menulis namanya

sendiri, alamat rumahnya, dan lain-lain. Masih dapat dididik mengurus diri,

seperti mandi, berpakaian, makan, minum, mengerjakan pekerjaan rumah

tangga, dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari, anak tunagrahita

sedang membutuhkan pengawasan yang terus-menerus. Mereka juga masih

dapat bekerja di tempat kerja terlindungi (sheltered workshop).

3. Tunagrahita Berat

Kelompok anak tunagrahita berat sering disebut idiot. Kelompok ini

dapat dibedakan lagi antara anak tunagrahita berat dan sangat berat.

Tunagrahita berat (severe) memiliki IQ antara 32 – 20 menurut Skala Binet

dan antara 39 – 25 menurut Skala Weschler (WISC). Tunagrahita sangat berat

(profound) memiliki IQ di bawah 19 menurut Skala Binet dan IQ di bawah 24

menurut Skala Weschler (WISC). Anak tunagrahita berat memerlukan

bantuan perawatan secara total dalam hal berpakaian, mandi, makan, dan lain-

lain. Bahkan mereka memerlukan perlindungan dari bahaya sepanjang

hidupnya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa klasifikasi anak

tunagrahita dapat dibagi menjadi tiga yaitu tunagrahita ringan, tunagrahita sedang,

dan tunagrahita berat.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 1. Ekstrakurikuler a) Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35618/3/jiptummpp-gdl-firdachoir-49360-3-babii.pdf · disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan

25

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian terdahulu relevan yang pertama dengan penelitian yang

dilakukan oleh Nina Saputri tahun 2011 yang berjudul ”Pembelajaran Tari Untuk

Penyandang Tunagrahita Ringan Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari Di SLB C

Widya Bhakti Semarang” yang menjelaskan tentang proses pembelajaran tari

untuk siswa-siswa penyandang tunagrahita ringan pada kegiatan ekstrakurikuler

tari dan dampak yang diperoleh siswa–siswa penyandang tunagrahita ringan

setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tari di SLB C Widya Bhakti Semarang.

Penelitian ini merupakan penelitian desrkriptif kualitatif yang bertujuan untuk

mengetahui dan mendeskripsikan pembelajaran tari untuk siswa-siswa

penyandang tunagrahita ringan pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SLB C Widya

Bhakti Semarang.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran tari

untuk siswa-siswa penyandang tunagrahita ringan pada kegiatan ekstrakurikuler

tari di SLB C Widya Bhakti Semarang sudah berjalan dengan baik dan dampak

yang diperoleh siswa–siswa penyandang tunagrahita ringan setelah mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler tari di SLB C Widya Bhakti Semarang meliputi

pembentukan ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik kemudian dilihat dari

perubahan psikologi anak tunagrahita ringan serta kemampuan fisik.

Sedangkan penelitian terdahulu relevan yang kedua yang dilakukan oleh

Fadila Fatmawati tahun 2015 yang berjudul ”Proses Pembelajaran Ekstrakurikuler

Seni Tari di TKLB dan SDLB B Swadaya Semarang” yang menjelaskan tentang

proses pembelajaran tari untuk siswa-siswa TKLB dan penyandang tunarungu

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 1. Ekstrakurikuler a) Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35618/3/jiptummpp-gdl-firdachoir-49360-3-babii.pdf · disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan

26

pada kegiatan ekstrakurikuler tari. Penelitian ini merupakan penelitian desrkriptif

kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan proses

pembelajaran tari untuk siswa-siswa TKLB dan penyandang tunarungu di TKLB

dan SDLB B Swadaya Semarang.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran tari di

SLB B Swadaya Semarang menggunakan bahasa isyarat umum. Pemberian materi

untuk TKLB dan SDLB diberikan materi tari kreasi yang sudah dipermudah.

Proses pembelajarnnya dilakukan seminggu sekali pada hari selasa. Proses

pembelajaran tari dilakukan diruang kelas masimg-masing karena keterbatasan

sarana yang ada di SLB B Swadaya Semarang. Terhambatnya indra pendengaran

siswa menjadikan guru tari lebih ekstra saat proses pembelajaran berlangsung.

Keberhasilan penyampaian materi tari bergantung pada ketepatan hitungan.

Ketepatan hitungan ini merupakan kunci keberhasilan dalam pembelajaran

ekstrakurikuler tari untuk siswa tunarungu.

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan

peneliti, yaitu sama-sama menganalisis tentang pelaksanaan pembelajaran seni tari

pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Perbedaannya yaitu dalam penelitian relevan

yang pertama ini menjelaskan dampak seni tari pada perkembangan afektif, kognitif,

dan psikomotorik anak tunagrahita, sedangkan pada penelitian yang relevan yang

kedua menjelaskan tentang proses pelaksanaan ektrakurikuler seni tari pada anak

tunarungu dan TKLB. Dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu lebih

terfokus pada menganalisis pelaksanaan ekstrakurikuler seni tari tradisional pada

gerak motorik anak tunagrahita di SDLB Sumber Dharma Malang.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 1. Ekstrakurikuler a) Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35618/3/jiptummpp-gdl-firdachoir-49360-3-babii.pdf · disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan

27

2.3 Kerangka Pikir

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomer 39 Tahun 2008 tentang

pembinaan Kepeserta didikan (2008:4) menyebutkan “kegiatan ekstrakurikuler merupakan

salah satu jalur pembinaan kepeserta dididikan”. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang berada

di luar program yang tertulis di dalam kurikulum, seperti latihan kepemimpinan dan

pembinaan kepeserta didikan (Depdiknas, 2001:29)

Tunagrahita

Ekstrakurikuler Seni Tari Tradisional

Kendala dalam

Pelaksanaan

Ekstrakurikuler Seni Tari

Tradisional Pada Gerak

Motorik Anak Tunagrahita

Gerak Motorik

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak yang tingkat perkembangannya menyimpang

dari tingkat perkembangan anak sebayanya baik dalam aspek fisik, mental, sosial dan

emosional, serta karena penyimpang itu sulit mendapatkan layanan yang sesuai dengan

kebutuhan khasnya dalam sistem pendidikan yang konvensional. (Apriyanto, 2012:28)

Pelaksanaan

Ekstrakurikuler Seni Tari

Tradisional Pada Gerak

Motorik Anak Tunagrahita

Solusi terhadap kendala

yang muncul dalam

Pelaksanaan

Ekstrakurikuler Seni Tari

Tradisional Pada Gerak

Motorik Anak Tunagrahita

Teknik Pengumpulan data

1. Wawancara

2. Observasi

3. Dokumentasi

Teknik Analisis data

1. Reduksi Data

2. Penyajian Data

3. Penarikan Kesimpulan

Sumber data

1. Kepala sekolah

2. Guru pembimbing seni tari

3. Anak tunagrahita

4. Proses kegiatan seni tari tradisional

1. Deskripsi pelaksanaan ekstrakurikuler seni tari tradisional pada gerak motorik anak

tunagrahita di SDLB Sumber Dharma Malang

2. Deskripsi kendala dalam pelaksanaan ekstrakurikuler seni tari tradisional pada gerak

motorik anak tunagrahita di SDLB Sumber Dharma Malang

3. Deskripsi solusi terhadap kendala yang muncul dalam pelaksanaan ekstrakurikuler seni

tari tradisional pada gerak motorik anak tunagrahita di SDLB Sumber Dharma Malang

Gambar 2.1 Karangka Pikir