BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG...

124
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 10 BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG MUSEUM Secara istilah, kata museum berarti “candi para Dewi Muse“. Orang Yunani Kuno membangun sebuah candi kecil bagi sembilan Dewi Muse (Dewi Pengkajian) di atas sebuah bukit kecil di luar kota Athena. Setiap dewi mempunyai pengikut yang sering memberinya hadiah. Pada tahun 280 SM Raja Ptolemy di Mesir membuka museum di istananya di kota Iskandariah, di mana para sarjana terbesar pada zaman itu bertemu dan bekerja. Muse sendiri berarti rumah pemujaan bagi sembilan bersaudara (mousi), anak- anak Dewa Zeus yang melambangkan seni murni dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, kata museum selalu dikaitkan dengan pengkajian (Oxford Ensiklopedi Pelajar, 1995:126). 1. Definisi Museum Menurut beberapa ahli, museum memiliki definisi yang berbeda-beda, diantaranya: Museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. (Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995)

Transcript of BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG...

Page 1: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 10

BAB II

KAJIAN LITERATUR

A. KAJIAN TEORI TENTANG MUSEUM

Secara istilah, kata museum berarti “candi para Dewi Muse“. Orang Yunani

Kuno membangun sebuah candi kecil bagi sembilan Dewi Muse (Dewi

Pengkajian) di atas sebuah bukit kecil di luar kota Athena. Setiap dewi

mempunyai pengikut yang sering memberinya hadiah. Pada tahun 280 SM

Raja Ptolemy di Mesir membuka museum di istananya di kota Iskandariah,

di mana para sarjana terbesar pada zaman itu bertemu dan bekerja. Muse

sendiri berarti rumah pemujaan bagi sembilan bersaudara (mousi), anak-

anak Dewa Zeus yang melambangkan seni murni dan ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu, kata museum selalu dikaitkan dengan pengkajian (Oxford

Ensiklopedi Pelajar, 1995:126).

1. Definisi Museum

Menurut beberapa ahli, museum memiliki definisi yang berbeda-beda,

diantaranya:

Museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan,

pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil

budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang

upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa.

(Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995)

Page 2: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 11

Museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari

keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka

untuk umum, memperoleh, merawat, menghubungkan dan

memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia dan

lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi.

(Internasional Council Of Museum (Icom) : dalam Pedoman

Museum Indonesia, 2008)

Museum adalah lembaga penyelenggaraan pengumpulan

(collecting), perawatan (treatment), pengawetan (preservasing),

penyajian (presentation), penerbitan hasil penelitian dan

pemberian bimbingan edukatif kultural tentang benda yang bernilai

ilmiah. (Departemen P dan K dalam SK Mendikbud

No.093/0/1973)

Museum adalah suatu lembaga yang bertugas memelihara

kenyataan, memamerkan kebenaran benda-benda, selama hal itu

tergantung dari bukti yang berupa benda-benda. (John Fordsyke

dalam Journal Royal Society of Arts, “ The Functional of National

Museum “, Vol XCVII)

Museum adalah tempat yang bertugas mengumpulkan barang-

barang warisan kebudayaan bagi kepentingan penyelidikan ilmu

pengetahuan dan segala hubungannya harus dipamerkan kepada

umum. Museum juga harus bersifat terbuka dan dapat menambah

pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle,

1953)

Page 3: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 12

2. Fungsi Museum

Museum menyimpan banyak macam pengetahuan di dalamnya. Maka

tidak salah bila mengatakan bahwa museum memiliki peran sebagai

lembaga pendidikan non formal, karena aspek edukasi lebih ditonjolkan

dibanding rekreasi. Museum juga dipandang sebagai lembaga yang

menyimpan, memelihara serta memamerkan hasil karya, cipta dan

karsa manusia sepanjang zaman, museum merupakan tempat yang tepat

sebagai sumber pembelajaran bagi kalangan pendidikan, karena melalui

benda yang dipamerkannya pengunjung dapat belajar tentang berbagai

hal berkenaan dengan nilai, perhatian serta peri kehidupan manusia.

Museum juga merupakan sebuah lembaga pelestari kebudayaan bangsa,

baik yang berupa benda (tangible) seperti artefak, fosil, dan benda-

benda etnografi maupun tak benda (intangible) seperti nilai, tradisi, dan

norma.

Fungsi dasar dari sebuah museum sebenarnya adalah untuk

mengkoleksi, memelihara serta memamerkan objek-objek. Ada 9

fungsi dari museum (International Council of Museum/ ICOM, 2009)

yaitu sebagai berikut.

1. Pengumpulan dan pengamanan warisan alam dan budaya.

2. Dokumentasi dan penelitian ilmiah.

3. Konservasi dan preservasi.

4. Penyebaran dan perataan ilmu untuk umum.

Page 4: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 13

5. Pengenalan dan penghayatan kesenian.

6. Pengenalan kebudayaan antar-daerah dan antar-bangsa.

7. Visualisasi warisan alam dan budaya.

8. Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia.

9. Pembangkit rasa bertakwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang

Maha Esa.

3. Tugas Museum

Disamping itu, terdapat beberapa tugas yang dijalankan oleh sebuah

museum, yakni:

a. Pengumpulan atau penggandaan

Tidak semua benda dapat dimasukan ke dalam koleksi museum,

hanyalah benda-benda yang memenuhi syarat-syarat tertentu.

b. Pemeliharaan

Tugas pemeliharaan ada 2 aspek, yakni:

Aspek Teknis

Benda-benda materi koleksi harus dipelihara dan diawetkan serta

dipertahankan tetap awet dan tercegah dari kemungkinan

kerusakan.

Aspek Administrasi

Page 5: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 14

Benda-benda materi koleksi harus mempunyai keterangan tertulis

yang menjadikan benda-benda koleksi tersebut bersifat

monumental.

c. Konservasi

Merupakan usaha pemeliharaan, perawatan, perbaikan, pencegahan

dan penjagaan benda-benda koleksi dari penyebab kerusakan.

d. Penelitian

Bentuk penelitian ada 2 macam, yakni:

Penelitian Intern

Penelitian yang dilakukan oleh kurator untuk kepentingan

pengembangan ilmu pengetahuan museum yang bersangkutan.

Penelitian Ekstern

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari luar, seperti

mahasiswa, pelajar, umum dan laian-lain untuk kepentingan

karya ilmiah, skripsi, dan lain-lain.

e. Pendidikan

Kegiatan disini lebih ditekankan pada pengenalan benda-benda materi

koleksi yang dipamerkan:

Pendidikan Formal

Berupa seminar-seminar, diskusi, ceramah dan sebagainya.

Pendidikan Non formal

Berupa kegiatan pameran, pemutaran film, slide, dan lain-lain.

f. Rekreasi

Page 6: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 15

Sifat pameran yang mengandung arti untuk dinikmati dan dihayati,

yang mana merupakan kegiatan rekreasi segar, tidak diperlukan

konsentrasi yang akan menimbulkan keletihan dan kebosanan.

4. Klasifikasi Museum

Museum yang terdapat di Indonesia dapat dibedakan melaui beberapa

jenis klasifikasi (Sutarga, M. Amir, 1989), yakni sebagai berikut :

Berdasarkan Status Hukum

a. Museum Pemerintah

Dikatakan museum pemerintah karena dibiayai oleh pemerintah

setempat, dan untuk semua keperluannya disediakan anggaran-

anggaran tahunan di departemen atau pemerintahan lokal yang

menyelenggarakannya.

b. Museum Swasta

Sebuah museum yang didirikan oleh pihak swasta, dikelola

langsung oleh pihak swasta itu sendiri. Biasanya swasta itu berupa

yayasan atau perseorangan tetapi tetap dalam pengawasan

Direktorat Permuseuman atas nama pemerintah.

Berdasarkan Ruang Lingkup Wilayah

a. Museum Nasional

Adalah sebuah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan

benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material

Page 7: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 16

manusia dan atau lingkungannya dari seluruh wilayah Indonesia

yang bernilai nasional.

b. Museum Lokal

Adalah sebuah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan

benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material

manusia dan atau lingkungannya dari wilayah kabupaten atau

kotamadya di mana museum tersebut berada.

c. Museum Propinsi

Adalah sebuah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan

benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material

manusia dan atau lingkungannya dari wilayah propinsi dimana

museum berada.

Berdasarkan Disiplin Ilmu

a. Museum Umum

Adalah museum yang koleksi terdiri dari kumpulan bukti material

manusia dan lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai

cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi.

b. Museum Khusus

Adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti

material manusia atau lingkungannya berkaitan dengan satu cabang

seni, satu cabang ilmu atau satu cabang teknologi.

5. Unsur Pengelolaan Museum

Ada 5 unsur yang mewarnai pengelolaan museum di Indonesia,yaitu :

Page 8: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 17

1. Pemerintah; pengelola museum pemerintah adanya keterkaitan

tanggung jawab dari satu instansi seperti Dinas, Direktorat, BUMN,

badan pengelola yang disetujui pemerintah.

2. Lembaga adat; pengelola museum lembaga adat lebih didasarkan

kepada kepemilikan turun temurun baik terhadap harta kekayaan dan

benda-benda yang menjadi materi pameran, meskipun secara formal

museum lembaga adat merupakan museum yang pengelolaannya tanpa

ada campur tangan pemerintah namun dalam beberapa hal masih

terdapat ketergantungan dari pemerintah seperti bantuan keuangan,

pembinaan, legalitas dan pengamanan.

3. Pengelola museum oleh swasta; museum yang dikelola pihak swasta

lebih banyak memamerkan benda-benda yang bersifat memilik latar

belakang sejarah perusahaan itu sendiri atau memilik keterkaitan

dengan prestise dari satu perusahaan. Museum swasta di Indonesia

belum banyak berkembang, mengingat biaya untuk pembangunan,

pemeliharaan dan pengembangan cukup mahal yang pada dasarnya

menjadi tanggung jawab perusahaan/swasta.

4. Pengelolaan museum oleh yayasan, museum yang dikelola oleh satu

lembaga yayasan, lebih mengetengahkan pendekatan sosial yang

menitikberatkan kepada aspek-aspek perjuangan, kepeloporan,

kesejarahan. Museum lebih mandiri, lebih bebas untuk melakukan

inovasi, kreativitas dan program kerja.

Page 9: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 18

5. Pengelolaan museum antara swasta dan pemerintah, pengelolaan

museum semacam ini belum berlembaga di Indonesia. Bentuk

pengelolaan semacam ini tentunya membutuhkan satu inovasi yang

perlu clan terus dipelajari sebagai satu bentuk museum ideal yang

mampu memberikan kemampuan dalam penyediaan terutama dana dan

tenaga ahli yang dibutuhkan.

6. Kategori Pengguna Museum

Terdapat dua kategori pengguna dalam sebuah museum, yakni:

1. Pengelola

Pengelola museum adalah petugas yang berada dan melaksanakan

tugas museum dan dipimpin oleh seorang kepala museum. Kepala

museum membawahi dua bagian yaitu bagian administrasi dan

bagian teknis.

a. Bagian Administrasi

Bagian administrasi mengelola ketenagaan, keuangan, surat-

menyurat, kerumah-tanggaan, pengamanan dan registrasi koleksi.

b. Bagian Teknis

Bagian teknis terdiri dari tenaga pengelola koleksi, tenaga

konservasi, tenaga preparasi, tenaga bimbingan dan humas.

2. Pengunjung

Page 10: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 19

Berdasarkan intensitas kunjungannya dapat dibedakan menjadi dua

kelompok, yakni:

a. Kelompok orang yang secara rutin berhubungan dengan museum

seperti kolektor, seniman, desainer, ilmuwan, pelajar.

b. Kelompok orang yang baru mengunjungi museum.

B. KAJIAN TEORI TENTANG TAPIS

1. Sejarah Tapis

Menurut Junaidi Firmansyah (1996) Tapis adalah pakaian adat bagi

wanita suku Lampung yang berbentuk kain sarung terbuat dari tenun

benang kapas dengan motif atau hiasan sulaman benang perak atau

benang emas, terkadang dengan benang sutera atau benang sugi (serat

nanas) dengan menggunakan sistem sulam (Lampung: cucuk) (Lili

Hartono, 2009:19). Kata Tapis berasal dari kata menapis, yang berarti

menyaring, menghalangi, atau menutupi. Dari asal mula pemberian

namanya, maka dapat diketahui makna tapis bagi masyarakat adat

Lampung, yaitu memiliki makna simbolis-filosofis sebagai pelindung

bagi pemakainya dari segala kekotoran (Azhari Kadir, 2004). Tapis juga

melambangkan kesucian bagi pemakainya (R.A. Zubaidah, 1993).

Page 11: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 20

Gambar 2.1 Salah satu jenis Tapis Lampung

Sumber: http://tapis-lampung.blogspot.com/)

Gambar 2.2 Salah satu jenis Tapis Lampung

Sumber: http://tapis-lampung.blogspot.com/

Tapis Lampung termasuk kerajian tradisional karena peralatan yang

digunakan dalam membuat kain dasar dan motif-motif hiasnya masih

sederhana dan dikerjakan oleh pengrajin. Awalnya, Tapis hanya berupa

kain sarung bermotif tenun polos membentuk lajur-lajur bidang warna,

tanpa sulaman benang emas atau perak. Penerapan benang emas dan

perak dilakukan untuk memperindah tapis. Hal ini dilakukan seiring

Page 12: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 21

dengan meningkatnya perekonomian masyarakat Lampung sekitar abad

ke-17. Saat itu, penjualan hasil rempah-rempah terutama lada mengalami

puncaknya. Dampaknya perekonomian masyarakat Lampung meningkat,

sehingga mampu mengimpor berbagai produk dari negara lain, termasuk

benang emas (Lili Hartono, 2009:20).

Menurut Van der Hoop (Indonisische Siermotiven: Ragam-Ragam

Perhiasan Indonesia, 1949) disebutkan bahwa orang Lampung telah

menenun kain brokat yang disebut nampan (tampan) dan kain pelepai

sejak abad ke-2 Sebelum Masehi. Motif kain ini ialah kait dan kunci (key

and rhomboid shape), pohon hayat, dan bangunan yang berisikan roh

manusia yang telah meninggal. Juga terdapat motif binatang, matahari,

bulan serta bunga melati. Dikenal juga tenun tapis yang bertingkat,

disulam dengan benang sutera putih yang disebut tapis Inuh. Hiasan-

hiasan yang terdapat pada kain tenun Lampung juga memiliki unsur-

unsur yang sama dengan ragam hias di daerah lain.

Kerajinan ini dibuat oleh wanita, baik ibu rumah tangga maupun muli-

muli (gadis-gadis) yang pada mulanya untuk mengisi waktu senggang

dengan tujuan untuk memenuhi tuntutan adat istiadat yang dianggap

sakral. Tapis juga menjadi bentuk simbolisme dalam menyelaraskan

kehidupannya baik terhadap lingkungannya maupun Sang Pencipta Alam

Semesta. Karena itu munculnya tapis ini ditempuh melalui tahap-tahap

waktu yang mengarah kepada kesempurnaan teknik tenunnya, maupun

Page 13: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 22

cara-cara memberikan ragam hias yang sesuai dengan perkembangan

kebudayaan masyarakat.

Oleh masyarakat Lampung yang memproduksi, menggunakan, serta

mengembangkan Tapis sebagai sarana perlengkapan hidup, umumnya

menjadikan Tapis sebagai perangkat serupa pusaka keluarga yang hanya

dipakai dalam setiap upacara adat sebagai penanda status sosial dalam

masyarakatnya yang terdiri dari:

(1) Punyimbang Marga atau paksi yang membawahi tiyuh (kampung)

(2) Punyimbang Tiyuh yang membawahi beberapa suku atau blik

(3) Punyimbang Suku yang membawahi beberapa nuwow balak (rumah

adat) (http://lili.staff.uns.ac.id)

2. Fungsi Tapis

Secara umum, tapis Lampung memiliki beberapa fungsi dalam

kehidupan masyarakat adat Lampung, yaitu aspek sosial, religi, dan

estetika.

Fungsi sosial

Dilihat dari aspek sosial, dalam pemakaiannya tapis menunjukkan

status anggota masyarakat dari kelompok sosial masyarakat adat

Lampung secara keseluruhan. Tapis dianggap sebagai kain yang

bernilai tinggi, tidak semua anggota masyarakat dapat memakainya.

Menurut Junaidi Firmansyah (1996) bagi masyarakat adat Lampung,

tapis merupakan lambang sosial pemakainya. Terutama

menunjukkan perbedaan penggunaan tapis yang hanya dipakai

Page 14: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 23

keluarga pemimpin adat (punyimbang) saat upacara adat (begawi).

Tapis digunakan dalam berbagai acara adat seperti pernikahan,

cakak pepadun (pengambilan gelar), acara cangget (tari), turun

diway (turun mandi), maupun sebagai pakaian sehari-hari.

Penggunaan Tapis berbeda-beda sesuai dengan acara tersebut.

Gambar 2.3 Penggunaan tapis sebagai pakaian bawahan pada

pakaian adat wanita suku Lampung

Sumber: ainacintabunda.blogspot.com/.../adat-begitu-indah-

begitu-bermakna.html

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, Tapis tidak hanya

dipakai oleh kaum bangsawan melainkan juga orang kebanyakan

di Lampung. Selain itu, bentuk fisik, ragam hias serta makna

simbolis-filosofisnya pun juga ikut mengalami perkembangan dan

perubahan. Jika awalnya Tapis dibuat khusus untuk keperluan-

keperluan adat yang melambangkan makna-makna tertentu, maka

Page 15: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 24

saat ini telah bergeser juga pada segi keindahannya serta untuk

memperoleh keuntungan ekonomis.

Gambar 2.4 Penggunaan tapis pada pakaian penari Sigekh

Pengunten

Sumber : lampungbeautyface.blogspot.com

Meskipun selama ini hanya tampil sebagai pakaian dalam acara

adat, seorang desainer fashion, Priyo Oktaviano memperkenalkan

Tapis dalam pagelaran busana rancangannya di acara Indonesia

Fashion Week 2014. Memetakan secara fisik dua inspirasi utama,

Priyo Oktaviano mengabadikan relief konstruksi tubuh Robot

Gundam dan pola kelokan arena sirkuit olahraga balap motor pada

tapis Lampung yang ia gunakan sebagai material utama dalam

koleksinya.

Page 16: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 25

Gambar 2.5 Pagelaran busana di Indonesia Fashion Week 2014

Sumber: https://priyooktaviano.wordpress.com/tag/Tapis-lampung/

Tapis Lampung yang sejak dahulu menjadi simbol kehormatan

masyarakat Lampung dirasakan sangat tepat membingkai nafas

inspirasi yang dihembuskan sang desainer dalam rangkaian karya

teranyarnya. Dikerjakan secara manual menggunakan alat tenun

gedokan dan teknik sulam (cucuk) koleksi busana Priyo Oktaviano

tersebut layaknya rangkuman sempurna mozaik imajinasi sang

desainer. (https://priyooktaviano.wordpress.com /tag/Tapis-

lampung/ diperoleh pada 25 April 2015 pukul 23:05)

Gambar 2.6 Kreasi tapis dalam busana rancangan Priyo Oktaviano

Sumber : http://lemon-boutique.com/indonesia-banget-di-indonesia-

fashion-week-2014/

Page 17: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 26

Dalam perkembangannya, Tapis juga mulai dikenalkan oleh

pemerintah pada Tapis Carnival dalam serangkaian acara Festival

Krakatau. Karnaval diikuti peserta dari Taman Budaya Lampung

yang mengenakan busana fantasi yang diangkat dari nilai-nilai luhur

budaya Lampung. (http://ulunlampung.blogspot.com

/2011/10/Tapis-carnival-sajian-baru-festival.html diperoleh pada 25

April 2015 pukul 23:05).

Gambar 2.7 Tapis Carnival

Sumber :http://female.kompas.com/read/2012/10/07 /09170677/

Warna-warni. Tapis.Carnival

Dalam acara tersebut, dipamerkan pakaian modifikasi yang

mengkreasikan pakaian parade dengan ragam hias yang terdapat pada

Tapis Lampung.

3. Proses Pembuatan Tapis

Pada tahun 1950, para pengrajin Tapis masih menggunakan bahan hasil

pengolahan sendiri, khususnya untuk bahan tenun. Kain tenun dasar

Page 18: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 27

Tapis merupakan hasil tenunan benang kapas dengan alat tenun gedogan

yang disebut pattek/mattakh/pattokh (Anshori Djausal, 2002 : 15).

Proses pengolahannya menggunakan sistem ikat, sedangkan

penggunaan benang emas telah dikenal sejak lama. Bahan-bahan baku

tersebut antara lain :

Khambak (kapas) digunakan untuk membuat benang.

Gambar 2.8 Khambak

Sumber : http://article.wn.com/view/2008/04/30/Lint _prices_

unchanged_amid _thin_trading/

Kepompong ulat sutera untuk membuat benang sutera.

Gambar 2.9 Kepompong ulat sutera

Sumber : http://www.p2kp.org warta/files/extjatengulatsutera2

Pantis (lilin sarang lebah) untuk meregangkan benang.

Page 19: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 28

Gambar 2.10 Pantis (lilin sarang lebah)

Sumber: http://naturespark.indonetwork.co.id/4434032/lilin-lebah-

beeswax-hutan-100-murni-bersih-alami.htm

Akar serai wangi untuk pengawet benang.

Gambar 2.11 Akar serai wangi

Sumber : http://herrysoenarko.blogspot.com/2012/05/ peranan-

akar -wangi-dalam-bisnis-dan.html

Daun sirih untuk membuat warna kain tidak luntur.

Gambar 2.12 Daun sirih

Sumber: http://www.manfaatdaun.com/2014/09/manfaat-daun-

sirih-untuk-kesehatan.html

Page 20: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 29

Buah pinang muda, daun pacar, kulit kayu kejal untuk pewarna

merah.

Gambar 2.13 Buah pinang muda

Sumber: http://www.tipscaraterbaik.com/khasiat-buah-pinang-

muda.html

Gambar 2.14 Daun pacar muda

Sumber: http://www.tanobat.com/pacar-kuku-ciri-ciri-tanaman-

serta-khasiat-dan-manfaatnya.html)

Kulit kayu salam, kulit kayu rambutan untuk pewarna hitam.

Kulit kayu mahoni atau kulit kayu durian untuk pewarna coklat.

Gambar 2.15 Kulit kayu mahoni

Sumber: http://infoperempuan.com/manfaat-kulit-mahoni/

Buah deduku atau daun talom untuk pewarna biru.

Page 21: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 30

Gambar 2.16 Buah deduku

Sumber: http://ensiklopediaindonesia.com/flora-fauna/duku-

palembang/

Kunyit dan kapur sirih untuk pewarna kuning.

Gambar 2.17 Kunyit

Sumber: http://kuherbal.com/kandungan-kunyit-khasiat-sebagai-obat-

tipes.htm

Gambar 2.18 Daun sirih

Sumber: https://perigigiberbagi.wordpress.com/2012/05/22/

mengunyah-sirih-positif-atau-negatif/

Pada saat ini bahan-bahan tradisional tersebut di atas sudah jarang

digunakan lagi oleh para pengrajin, sebab pengganti bahan-bahan di

atas tersebut sudah banyak diperdagangkan di pasaran. Selain itu, dalam

Page 22: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 31

proses menyulam tapis secara tradisional, ada sejumlah peralatan yang

biasa digunakan, yaitu:

1. Sesang yaitu alat untuk menyusun benang sebelum dipasang pada

alat tenun.

2. Mattakh yaitu alat untuk menenun tapis. Mattakh terdiri dari bagian

alat-alat berikut ini.

Terikan (alat menggulung benang)

Cacap (alat untuk meletakkan alat-alat mattakh)

Belida (alat untuk merapatkan benang)

Kusuran (alat untuk menyusun benang dan memisahkan benang)

Apik (alat untuk menahan rentangan benang dan menggulung hasil

tenunan)

Guyun (alat untuk mengatur benang)

Ijan atau Peneken (tunjangan kaki penenun)

Sekeli (alat untuk tempat gulungan benang pakan, yaitu benang

yang dimasukkan melintang)

Terupong/teropong (alat untuk memasukkan benang pakan ke

tenunan)

Amben (alat penahan punggung penenun)

Page 23: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 32

Gambar 2.19 Mattakh

Sumber : http://traditionalclothes.blogspot.com/2009_\

05_01_archive.html

3. Tekang atau Pemidangan yaitu alat untuk merentangkan kain pada

saat menyulam benang emas.

Gambar 2.20 Seorang perajin sedang menyulam menggunakan alat

tekang

Sumber: http://www.langitperempuan.com/ida-mustika-zaini-

bangunkan-Tapis-lampung-dari-lelap/

Page 24: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 33

Menurut Judi Achjadi dan Benny Gratha, pembuatan Tapis harus

melewati beberapa tahap.

Tahap paling awal pembuatan tapis adalah pemintalan kapas

(khambak) menjadi benang katun, dan pemintalan kepompong ulat

sutera menjadi benang emas. Kemudian benang-benang tersebut

diawetkan dengan cara direndam dalam air yang dicampur dengan

akar serai wangi. Setelah proses pengawetan selesai, tahap

selanjutnya adalah proses pewarnaan benang dengan menggunakan

bahan-bahan alami. Untuk mendapatkan benang berwarna coklat

misalnya, benang katun direndam dalam air yang dicampur dengan

serbuk kulit kayu mahoni atau kalit kayu durian. Setelah warna

benang sesuai dengan warna yang diinginkan, maka benang

direndam dalam air yang dicampur daun sirih. Perendaman ini

bertujuan agar warna benang tidak mudah luntur. (Maraknya Tapis

Lampung: Dahulu dan Kini, The Splendor of Lampung Tapis: Then

and Now , 2013)

Setelah benang yang dibutuhkan siap, maka tahap selanjutnya adalah

merajut benang menjadi kain. Setelah kain terbentuk, maka tahapan

selanjutnya adalah membuat motif-motif, seperti motif alam, flora, dan

fauna, dengan menggunakan benang-benang berwarna. Selanjutnya

motif tersebut disulam (sistem cucuk) dengan benang emas atau benang

perak. Benang emas merupakan bagian yang penting sebagai hiasan

atau dekorasinya. Benang emas terdiri dari dua elemen, yaitu sebuah

Page 25: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 34

inti berupa benang sutera atau kapas yang dibalut elemen lain (elemen

kedua) berbentuk pita yang memiliki permukaan berwarna emas.

Elemen kedua ini berupa lembaran kertas panjang disepuh emas,

lembaran logam tembaga yang disepuh, foil logam sangat tipis, plastik

berwarna emas atau perak. Hasil akhirnya berupa benang yang jika

dilihat tampak seperti emas padat.

Benang emas bila disulamkan secara biasa (dimasukkan dengan jarum

menembus kain) sangat sulit. Bagian pembungkus (elemen kedua)

dapat terkelupas ketika jarum ditarik menembus kain. Untuk

mengatasinya benang emas tersebut diletakkan mendatar di atas kain

dan dilekatkan dengan menggunakan benang jahit. Di Lampung teknik

ini disebut cucuk tekat (Inggris : couching). Sedikit demi sedikit benang

hias diikatkan dengan benang (penyawat) dari bawah kain dasar. Hasil

dari proses ini akan tampak bentuk desain motif dari pembentukan

benang hias dan juga ikatan benang penyawat yang memiliki jalur

tertentu (Lili Hartono, 2009:22). Cara yang lain dengan ditenun pada

kain sebagai bagian dari proses menenun. Teknik ini disebut dengan

istilah pakan tambahan (songket) atau mencukil. Setelah disulam

dengan benang emas dan perak, maka selembar tapis selesai dibuat.

Saat ini, bahan-bahan untuk membuat tapis telah banyak tersedia di

pasaran. Oleh karena itu para pengrajin tapis tidak perlu lagi melakukan

pemintalan dan pewarnaan benang sendiri. Demikian juga dengan

pembuatan tapis, jika pada awalnya oleh kaum ibu dan para gadis di

Page 26: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 35

waktu senggang, maka saat ini dilakukan oleh penenun profesional di

rumah-rumah produksi tenun. Untuk membuat tapis Inuh misalnya,

seorang penenun membutuhkan tiga hingga empat benang yang telah

diberi warna, yakni kuning, hitam, hijau, dan merah. Warna-warna

benang tersebut harus dibuat redup (tidak cerah) agar mirip dengan

warna asli tapis Inuh tempo dulu. Benang yang telah diwarnai tersebut

kemudian ditenun secara kasar, lalu diberi motif sablon untuk memandu

tenunan. Tenunan kasar itu lantas diurai hingga hanya meninggalkan

motif yang diinginkan.

Selanjutnya, benang yang diberi warna disisipkan membentuk motif

warna. Setelah itu, kain hasil tenunan dipres dengan mesin agar halus

dan ikatan tenunannya kuat. Selanjutnya disulam dengan sistim cucuk

denganmenggunakan benang emas dan perak. Penyulaman merupakan

proses terakhir pembuatan tapis. (http://www.museumsongketdigital.

com/site/ lampung/pembuatan-songket diakses pada 12 April 2015

pukul 15.00)

4. Jenis Tapis

Tapis Lampung bila dilihat menurut asal pemakainya dapat terbagi

menjadi beberapa jenis di bawah ini. Beberapa jenis tapis yang umum

digunakan masyarakat Lampung Pepadun dan Lampung Saibatin

adalah :

a. Tapis Lampung dari Pesisir terdiri dari:

Tapis Inuh

Page 27: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 36

Tapis Cucuk Andak

Tapis Semaka

Tapis Kuning

Tapis Cukkil

Tapis Jinggu

b. Tapis lampung dari Pubian Telu Suku terdiri dari

Tapis Jung Sarat

Tapis Balak

Tapis Laut Linau

Tapis Raja Medal

Tapis Pucuk Rebung

Tapis Cucuk Handak

Tapis Tuho

Tapis Sasap

Tapis Lawok Silung

Tapis Lawok Handak

c. Tapis Lampung dari Sungkai Way Kanan terdiri dari

Tapis Jung Sarat

Tapis Balak

Tapis Pucuk Rebung

Tapis Halom/Gabo

Tapis Kaca

Tapis Kuning

Tapis Lawok Halom

Page 28: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 37

Tapis Tuha

Tapis Raja Medal

Tapis Lawok Silung

d. Tapis Lampung dari Tulang Bawang Mego Pak terdiri dari

Tapis Dewosano

Tapis Limar Sekebar

Tapis Ratu Tulang Bawang

Tapis Bintang Perak

Tapis Limar Tunggal

Tapis Sasab

Tapis Kilap Turki

Tapis Jung Sarat

Tapis Kaco Mato di Lem

Tapis Kibang

Tapis Cukkil

Tapis Cucuk Sutero

e. Tapis Lampung dari Abung Siwo Mego terdiri dari

Tapis Rajo Tunggal

Tapis Lawet Andak

Tapis Lawet Silung

Tapis Lawet Linau

Tapis Jung Sarat

Tapis Raja Medal

Tapis Nyelem di Laut Timbul di Gunung

Page 29: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 38

Tapis Cucuk Andak

Tapis Balak

Tapis Pucuk Rebung

Tapis Cucuk Semaka

Tapis Tuho

Tapis Cucuk Agheng

Tapis Gajah Mekhem

Tapis Sasap

Tapis Kuning

Tapis Kaco

Tapis Serdadu Baris

Berikut ini beberapa jenis tapis berdasarkan fungsi pemakaiannya.

NAMA FUNGSI TEKNIK

Page 30: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 39

Tapis Jung Sarat

Gambar 2.21 Tapis Jung

Sarat

Sumber :

http://toparthandycraft.blo

gspot.com/2011/11/Tapis-

traditional-handy-craft-

weaving.html

Dipakai oleh

kelompok isteri

kerabat yang lebih

tua yang menghadiri

upacara mengambil

gelar, pengantin

serta muli cangget

(gadis penari) pada

upacara adat.

Sulam cucuk.

Bahan dasar dari

benang kapas

berlajur

horizontal, warna

merah, coklat,

dan putih. Motif

pucuk rebung,

sasab besar

tekstur benang

penyawat iluk

keris, mata kibau,

dan pucuk rebung

digayakan.

Tapis Raja Tunggal

Dipakai istri kerabat

paling tua (tuho

penyimbang) pada

upacara perkawinan

adat, pengambilan

gelar pangeran dan

Berbahan

dasarnya dari

benang kapas,

berlajur

horizontal warna

merah, hitam,

Page 31: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 40

Gambar 2.22 Tapis

Raja Tunggal

Sumber gambar:

http://www.museums

ongketdigital.com/site

/lampung/galeri-kain

sutan, dipakai oleh

gadis-gadis dalam

menghadiri upacara

adat.

putih, kuning, dan

hijau. Ragam hias

disulam dengan

benang emas dan

benang kapas.

Motifnya yaitu

orang di atas

perahu, orang

sedang

menunggang

kuda, pucuk

rebung, bintang,

dan pilin.

Tapis Raja Medal

Gambar 2.23 Tapis

Raja Medal

(Sumber gambar:

http://www.museums

Tapis jenis ini

dipakai oleh

kelompok isteri

kerabat paling tua

(tuho penyimbang)

pada upacara adat

seperti :

mengawinkan anak,

Bahan dasarnya

benang kapas,

berlajur

horizontal warna

merah hati,

hitam, kuning,

dan hijau. Ragam

hias disulam

benang emas.

Page 32: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 41

ongketdigital.com/site

/ lampung/galeri-kain)

pengambilan gelar

pangeran dan sutan.

Di daerah Abung,

Lampung Utara,

Tapis ini digunakan

oleh pengantin

wanita pada upacara

perkawinan adat.

Motifnya antara

lain orang di atas

rato ditarik

orang, ayam

nyecak konci, dan

pucuk rebung.

Bagian bawah

terdapat sasab

dengan penyawat

benang katun

berbentuk tekstur

pucuk rebung dan

belah ketupat.

Tapis Laut Andak

Gambar 2.24 Tapis

Laut Andak

Sumber gambar:

https://blog.djarumbea

siswaplus.org/

Tapis jenis ini

dipakai oleh muli

cangget (gadis

penari) pada acara

adat cangget.

Dipakai juga oleh

anak benulung

(isteri adik) sebagai

pengiring pada

upacara

pengambilan gelar

Page 33: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 42

suprayogi /2012

/08/31/Tapis-

penghargaan-untuk-

wanita-lampung/

sutan serta dipakai

juga oleh menantu

perempuan pada

acara pengambilan

gelar Sutan.

Tapis Balak

Gambar 2.25 Tapis

Balak

Sumber gambar:

http://www.artgallery.n

sw.gov.au

/collection/works/228.2

006/

Tapis jenis ini

dipakai oleh

kelompok adik

perempuan dan

kelompok istri anak

seorang yang sedang

mengambil gelar

pangeran pada

upacara

pengambilan gelar

atau pada upacara

mengawinkan anak.

Tapis ini dapat juga

dipakai oleh muli

cangget (gadis

penari) pada upacara

adat.

Tapis balak

merupakan

sarung tenunan

pakan lungsin.

Bahan dasar kain

ini dari benang

kapas berlajur

horizontal besar

dan kecil, warna

cokelat muda,

cokelat tua,

merah, dan biru.

Ragam hias

disulam dengan

benang emas.

Motif sasab

dengan tekstur

tajuk pada sasab

kecil, motif pilin,

Page 34: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 43

naga, tajuk

berayun, serta

tempelan kaca

dengan benang

berwarna merah

dan hijau.

Tapis Silung

Tapis jenis ini

dipakai oleh

kelompok orang tua

yang tergolong

kerabat dekat pada

upacara adat seperti

mengawinkan anak,

pengambilan gelar,

khitanan dan lain-

lain. Dapat juga

dipakai pada saat

pengarakan

pengantin.

Tapis Laut Silung

merupakan

sarung tenunan

pakan lungsin.

Bahan dasar dari

benang kapas

berlajur

horizontal, warna

merah manggis,

biru tua, dan biru

muda. Ragam

hias penuh yang

disulam dengan

benang emas.

Motifnya yaitu

tajuk berayun,

pucuk rebung

susun, sasab,

Page 35: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 44

belah ketupat,

dan bunga.

Tapis Laut Linau

Gambar 2.26 Tapis

Laut Linau

Sumber gambar:

Tapis Lampung:

Perubahan Fungsi,

Motif, dan Makna

Simbolis. Lili

Hartono, 2009 : hlm

30

Tapis jenis ini

dipakai oleh kerabat

isteri yang tergolong

kerabat jauh dalam

menghadiri upacara

adat. Dipakai juga

oleh para gadis

pengiring pengantin

pada upacara turun

mandi pengantin

dan mengambil

gelar pangeran serta

dikenakan pula oleh

gadis penari (muli

cangget).

Tapis Laut Linau

merupakan

bentuk sarung

tenunan pakan

lungsin. Bahan

dasar dari benang

kapas berlajur

horizontal, warna

hitam, cokelat,

biru, merah hati,

dan merah muda.

Ragam hias

penuh yang

diulam dengan

benang emas.

Motif yang

digunakan adalah

pucuk rebung,

belah ketupat,

sasab, dan kupu-

kupu.

Page 36: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 45

Tapis Pucuk Rebung

Gambar 2.27 Tapis

Pucuk Rebung

Sumber gambar:

http://www.museumso

ngketdigital.com/site/l

ampung/galeri-kain

Tapis ini dipakai

oleh kelompok ibu-

ibu/para isteri untuk

menghadiri upacara

adat. Di daerah

Menggala, Tapis ini

disebut juga Tapis

balak, dipakai oleh

wanita pada saat

menghadiri upacara

adat.

Tapis Pucuk

Rebung

merupakan kain

sarung tenunan

pakan lungsin

berbahan dasar

dari beang kapas

berlajur

horizontal. Warna

cokelat, hitam,

merah, dan

kuning. Ragam

hias penuh yang

disulam dengan

benang emas.

Motifnya sasa

tegak dengan

tekstur iluk keris

sebagai pembatas

bidang warna,

pucuk rebung,

dan belah

ketupat.

Page 37: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 46

Tapis Cucuk Andak

Gambar 2.28 Tapis

Cucuk Andak

Sumber gambar: Tapis

Lampung: Perubahan

Fungsi, Motif, dan

Makna Simbolis. Lili

Hartono, 2009 : hlm

35

Tapis jenis ini

dipakai oleh

kelompok isteri

keluarga

punyimbang (kepala

adat/suku) yang

sudah bergelar sutan

dalam menghadiri

upacara perkawinan,

pengambilan gelar

adat. Di daerah

Lampung Utara,

Tapis ini dipakai

oleh pengantin

wanita dalam

upacara perkawinan

adat. Di daerah

Abung, Tapis ini

dipakai oleh ibu-ibu

pengiring pengantin

pada upacara adat

perkawinan.

Bahan dasar kain

ini dari benang

kapas berlajur

horizontal, warna

hitam, kuning,

cokelat, dan

merah. Ragam

hias yang penuh

dan disulam

dengan benang

emas motifnya

sasab pucuk

rebung, iluk keris,

bunga, dan

tempelan moci.

Dua bidang (atas

dan bawah)

terdapat sulaman

benang dutera

warna putih dan

merah motif sulur

daun.

Page 38: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 47

Tapis Limar Sekebar

Gambar 2.29 Tapis

Limar Sekebar

Sumber gambar:

Tapis Lampung:

Perubahan Fungsi,

Motif, dan Makna

Simbolis. Lili

Hartono, 2009 : hlm

28

Tapis ini dipakai

oleh kelompok isteri

dalam menghadiri

pesta adat serta

dipakai juga oleh

gadis pengiring

pengantin dalam

upacara adat.

Bahan dasarnya

berupa benang

kapas berlajur

horizontal warna

merah, cokelat,

putih, dan

kuning.

Ragam hias

penuh berupa

motif pucuk

rebung, belah

ketupat dan

sasab, dengan

tekstur benang

dari benang

katun

membentuk

belah ketupat,

pada sisi bawah

terdapat

tempelan moci.

Tapis Cucuk Pinggir

Tapis jenis ini

dipakai oleh

Bahan dasar dari

benang kapas

Page 39: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 48

kelompok isteri

dalam menghadiri

pesta adat dan

dipakai juga oleh

gadis pengiring

pengantin pada

upacara perkawinan

adat.

berlajur

horizontal warna

merah lajur

kecil-kecil biru,

kuning serta tepi

hitam. Ragam

hias penuh yang

disulam dengan

benang emas.

Pada lajur-lajur

warna biru

dibentuk motif

tali yang disulam

dengan benang

sutera. Pada

bagian bawah

terdapat sulaman

benang emas

motif pucuk

rebung kecil

dengan tempelan

moci.

Tapis Tuho Tapis ini dipakai

oleh seorang isteri

Bahan dasarnya

benang kapas

Page 40: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 49

yang suaminya

sedang mengambil

gelar sutan. Dipakai

juga oleh kelompok

orang tua (mepahao)

yang sedang

mengambil gelar

sutan serta dipakai

pula oleh isteri sutan

dalam menghadiri

upacara

pengambilan gelar

kerabatnya yang

dekat.

berlajur

horizontal. Warna

cokelat dan biru

dengan ragam

hias berupa

sulaman benang

emas. Motif yang

digunakan sasab

tegak pada

pembatas bidang

warna dan motif

binatang pada

bagian atas kain.

Sulaman benang

kapas warna putih

pada pucuk

rebung. Pada

bagian bawah

terdapat tempelan

moci dan kaca.

Tapis Agheng/Areng Tapis jenis ini

dipakai oleh

kelompok isteri

Berbahan dasar

dari benang kapas

berlajur

Page 41: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 50

Gambar 2.30 Tapis

Agheng/Areng

(Sumber gambar:

http://hoodmuseum.dart

mouth.edu/exhibitions

/2009Tapis/agheng.htm

l)

yang sudah

mendapat gelar

sutan (suaminya)

pada upacara

pengarakan Naik

Pepadun/pengambil

an gelar dan dipakai

pula oleh pengantin

sebagai pakaian

sehari-hari.

horizontal, warna

hitam pada

pinggir kain, lajur

kecil-kecil putih,

dan merah pada

bidang kain.

Bagian tengah

pada lajur putih

terdapat hiasan

sulaman benang

kapas warna biru,

putih motif pucuk

rebung kecil.

Tapis Inuh

Gambar 2.31 Tapis

Inuh

Tapis ini umumnya

dipakai oleh istri

Saibatin

(penyimbang) pada

saat menghadiri

upacara-upacara

adat. Tapis ini

berasal dari daerah

Ragam hias

meander, pada

bidang tujuh

horizontal

berwarna biru

terdapat sulaman

benang sutera

warna dominan

putih dan sedikit

Page 42: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 51

Sumber :

http://www.indonesia

travelingguide.com/s

umatera-traditional-

textiles/ south-

sumatra-textiles/

Krui, Lampung

Barat.

merah, motif

sulur daun bunga,

dan pilin (pucuk

pakis). Pada

bidang ini juga

dihiasi dengan

kaca kecil-kecil.

Bahan dasar dari

benang kapas

berlajur horizontal

berwarna merah,

biru, dan cokelat.

Tapis Dewosano

Gambar 2.32 Tapis

Dewosano

Sumber gambar: Tapis

Lampung: Perubahan

Fungsi, Motif, dan

Makna Simbolis. Lili

Di daerah Menggala

dan Kota Bumi,

tapis ini dipakai oleh

pengantin wanita

pada saat

menghadiri upacara

adat.

berbahan dasar

benang kapas

berlajur

horizontal. Warna

hitam, cokelat,

kuning, dan

merah. Ragam

hias penuh

dengan sulaman

benang emas,

motif sasab besar

dengan tekstur

Page 43: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 52

Hartono, 2009 : hlm

33

benang penyawat

iluk keris, belah

ketupat, bunga,

dan pucuk

rebung.

Tapis Bintang Dipakai oleh

pengantin wanita

pada saat upacara

adat.

-

Tapis Bidak Cukkil Model tapis ini

dipakai oleh laki-

laki pada saat

menghadiri

upacara-upacara

adat.

-

Tapis Kaca Tapis ini dipakai

oleh wanita-wanita

dalam menghadiri

upacara adat. Bisa

juga dipakai oleh

Bahan dasar dari

benang kapas

berlajur

horizontal kecil-

kecil. Warna

Page 44: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 53

Gambar 2.33 Tapis

Kaca

Sumber gambar:

http://www.artgallery

.nsw.gov.au

/collection/works/228

.2006/

wanita pengiring

pengantin pada

upacara adat. Tapis

ini di daerah

Pardasuka,

Lampung Selatan

dipakai oleh laki-

laki pada saat

upacara adat.

cokelat, kuning,

dan merah.

Ragam hias

berupa sulaman

benang emas

motif pucuk

rebung, sulur

bunga, dan sulur

daun, serta

tempelan kaca

kecil berbentuk

bulat yang diikat

dengan benang

katun pada kain

dasar.

Tapis Bintang perak

Gambar 2.34 Tapis

Bintang Perak

Sumber gambar:

Tapis ini dapat

dipakai pada

upacara-upacara

adat dan berasal dari

daerah Menggala,

Lampung Utara.

Berbahan dasar

benang kapas

berlajur

horizontal warna

hitam, cokelat

muda, biru dan

merah. Ragam

hias penuh berupa

sulaman benang

Page 45: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 54

http://traditionalclothe

s.blogspot.com/2009/0

5/Tapis-traditional-

clothes-from-

lampung.html\

emas motif tabur

bentuk bintang

dan geometris

selang-seling

bagian bawah

morif bunga dan

belah ketupat.

Tabel 2.1 Jenis-jenis tapis

5. Produk Seni Kerajinan Pengembangan Tapis

Pada saat ini, Tapis tidak hanya dipakai sebagai pakaian adat bagi para

bangsawan dan pemuka adat dalam acara tertentu, tetapi pemakaiannya

sudah meluas ke semua lapisan masyarakat, sehingga kini Tapis juga

berperan sebagai barang komoditi yang diperjualbelikan dengan nilai

ekonomis yang cukup tinggi. Tapis sempat nyaris menjadi komoditi

langka sebab tak banyak orang yang menggeluti menyulam Tapis. Akan

tetapi, kini tapis sudah mulai banyak diproduksi pengrajin dengan ragam

hias yang lebih variatif. Sebagai barang komoditi yang memiliki nilai

ekonomis tinggi, sehelai tapis bisa dihargai Rp700.000,- hingga

Rp2.000.000,-.

Page 46: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 55

Gambar 2.35 Kreasi sarung Tapis

Sumber: http://www.indonesia.travel/id/destination /607/bandar-

lampung/article /267

Gambar 2.36 Kreasi sarung Tapis

Sumber: http://kratonpedia.com/articledetail/2011/12/7/208

/Tapis.Dan.Sulam. Usus%3A.Kerajinan.Khas.Lampung.html

Seiring perkembangan zaman dan kreativitas, sulaman Tapis tidak

hanya diaplikasikan pada kain berupa sarung. Banyak cenderamata atau

hiasan kreasi lainnya yang mengaplikasikan sulaman Tapis. Beberapa

diantaranya adalah hiasan dinding berupa ayat kursi dengan hiasan

sulam Tapis, hiasan dinding dengan motif binatang atau kapal khas

Tapis, gantungan kunci, kopiah, tas, dompet, tempat tisu, dan lainnya

(Dikutip dari http://www.indonesia.travel/id/destination/607

Page 47: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 56

/bandarlampung/article/267/kain-Tapis-kain-bersulam-benang-emas-

khas-lampung pada 26 Februari 2015 pukul 00.04).

Perajin tapis yang ada di Kota Bandar Lampung merupakan komunitas

utama yang menjalankan posisinya secara terus-menerus sebagai

lembaga budaya pendukung kelangsungan seni kerajinan Tapis, dengan

berpedoman pada pola dan norma tertentu, berpijak pada ikatan budaya

dan adat masyarakat yang melinngkupinya (Lili Hartono, 2009 : 59).

Perajin menghasilkan produk Tapis Lampung dikerjakan dalam rumah

tangga mereka (home industry). Awalnya, seni kerajinan Tapis

berkembang bukan sebagai sebuah unit usaha dengan orientasi mencari

keuntungan dengan menjual produk hasil seni kerajinannya, melainkan

untuk pemenuhan kebutuhan sandang mereka sendiri.

Menurut Lili Hartono (2009:87) berdasarkan jenis yang dihasilkan,

maka produk seni kerajinan Tapis Lampung dapat dikelompokkan

menjadi beberapa jenis, yaitu:

Busana

Produk seni kerajinan Tapis Lampung dengan jenis busana

merupakan pengembangan lebih lanjut dari tapis yang digunakan

sebagai busana adat. Salah satu ciri sarung Tapis kreasi baru adalah

berwarna cerah dan terang seperti warna hijau muda, biru, merah

dan kuning.

Page 48: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 57

Gambar 2.37 Produk seni kerajinan pengembangan Tapis

Lampung berupa busana modern

Sumber: http://www.gramediapustakautama.com /buku/tag/Tapis

Hiasan dinding

Bentuk produk seni kerajinan Tapis dengan bentuk hiasan

dinding merupakan pengembangan dari tapis tradisi yang banyak

digantung sebagai hiasan. Oleh masyarakat Lampung, tapis yang

berbentuk sarung saat tidak digunakan memang banyak yang

dipajang sebagai hiasan. Selain dengan motif yang biasanya

terdapat pada Tapis busana, para perajin juga membuat hiasan

dinding tapis dengan menerapkan motif kain kapal dan kaligrafi

Arab.

Gambar 2.38 Produk seni kerajinan pengembangan Tapis

Lampung berupa hiasan dinding

Page 49: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 58

Sumber : http://www.indonetwork.co.id/elegant-

frame/sell/12.html

Gambar 2.39 Produk seni kerajinan pengembangan Tapis

Lampung berupa hiasan kaligrafi

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:

Kaligrafi_Tapis_Lampung

Cenderamata

Berbagai produk cenderamata diproduksi oleh para perajin

Tapis untuk mendukung dunia pariwisata Lampung yang sejak

tahun 1986 sangat gencar dikembangkan oleh pemerintah

daerah. Produk ini umumnya berukuran kecil,

mengesampingkan nilai sakral, magis dan simbolisnya, serta

harganya relatif murah (R.M. Soedarsono, 2003). Contohnya

dompet, tas wanita, kopiah, tempat tisu, gantungan kunci, tali

pinggang, kipas, dan sebagainya.

Gambar 2.40 Kreasi tas dengan motif Tapis

Page 50: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 59

Sumber: http://oerban.com/189/tas-Tapis-lampung-motif-

kepiting-warna-hitam-tl334/

Gambar 2.41 Produk seni kerajinan pengembangan Tapis

Lampung berupa tas

Sumber : https://momspernics.wordpress.com/tag/tas-lampung/

Gambar 2.42 Produk seni kerajinan pengembangan Tapis

Lampung berupa kopiah

Sumber: http://kratonpedia.com/articledetail/2011/12/7/208/

Tapis.Dan.Sulam.Usus%3A.Kerajinan.Khas.Lampung.htm

Gambar 2.43 Produk seni kerajinan pengembangan Tapis

Lampung berupa dompet

Sumber : http://kratonpedia.com/articledetail/2011/12/7/208/

Tapis.Dan.Sulam.Usus%3A.Kerajinan.Khas.Lampung.htm

Page 51: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 60

Gambar 2.44 Produk seni kerajinan pengembangan Tapis

Lampung berupa tempat tisu

Sumber: http://kratonpedia.com/articledetail/2011/12/7/208/

Tapis.Dan.Sulam.Usus%3A.Kerajinan.Khas.Lampung.htm

Gambar 2.45 Produk seni kerajinan pengembangan Tapis

Lampung berupa kipas

Sumber : http://www.vhandcraft.com/product/lavina-dompet-

padanan-kulit-sapi-kain-Tapis-lampung/

Selain produk tersebut, ada jenis seni kerajinan Tapis yang masih jarang

dibuat secara luas, seperti partisi ruangan dan perlengkapan kamar tidur

(sleeping set). Produk partisi jarang diproduksi karena ukurannya besar

dan perlu dikombinasikan dengan kayu sebagai pembentuk partisi.

Sementara menurut Rusiana Makki untuk sleeping set produksinya

masih bersifat eksklusif untuk kalangan menengah ke atas karena

harganya cenderung mahal, dapat mencapai 20-30 juta rupiah

(1989:81).

Page 52: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 61

Gambar 2.46 Produk seni kerajinan pengembangan Tapis Lampung

berupa partisi

Sumber: Tapis Lampung: Perubahan Fungsi, Motif, dan Makna

Simbolis. Lili Hartono, 2009 : hlm 99

Gambar 2.47 Produk seni kerajinan pengembangan Tapis Lampung

berupa sleeping set

Sumber gambar: Tapis Lampung: Perubahan Fungsi, Motif, dan

Makna Simbolis. Lili Hartono, 2009 : hlm 100

C. PENDEKATAN DESAIN

1. Makna Sai Bumi Ruwa Jurai

Masyarakat Lampung asli memiliki struktur adat yang tersendiri.

Bentuk masyarakat hukum adat tersebut berbeda antara kelompok

Page 53: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 62

masyarakat satu dengan yang lainnya. Secara umum dapat dibedakan

dalam dua kelompok besar yaitu masyarakat adat Saibatin dan

masyarakat adat Pepadun. Suku bangsa Lampung yang beradat

Saibatin (Pesisir) terdiri dari :

Kepaksian Sekala Brak

Keratuan Melinting

Keratuan Balau

Keratuan Darah Putih

Keratuan Semaka

Keratuan Komering

Cikoneng Pak Pekon

Suku bangsa Lampung yang beradat Pepadun (Pedalaman) dapat

digolongkan menjadi :

Abung Siwo Mego (Abung Sembilan Marga)

Mego Pak Tulang Bawang (Tulang Bawang Empat Marga)

Pubian Telu Suku (Pubian Tiga Suku)

Buay Lima Way Kanan (Way Kanan Lima Kebuayan)

Sungkay Bunga Mayang

Berdasarkan pembagian penduduk yang serba mendua ini maka

Lampung dikenal sebagai Propinsi Sai Bumi Ruwa Jurai yang dapat

diartikan "Bumi yang Dua Dalam Kesatuan."

Page 54: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 63

Ada beberapa pendapat tentang makna slogan Sai Bumi Ruwa Jurai.

Pada mulanya, slogan ini berbunyi Sang Bumi Ruwa Jurai, yang

kemudian kata ‘Sang’ diubah menjadi kata ‘Sai’. Salah satunya pada

lambang daerah Lampung, terdapat tulisan Sang Bumi Ruwa Jurai yang

berarti rumah tangga yang agung bahagia dua golongan masyarakat

(ruwa jurai) yang terdapat pada masyarakat asli dan pendatang.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Lambang _Lampung)

Gambar 2.48 Perubahan logo propinsi Lampung

Sumber gambar: https://id.wikipedia.org/wiki/Lambang_Lampung

Sai berarti satu, Sangberarti satu atau se-, Bumi berarti Tanah, Ruwa

berarti dua, dan Jurai berarti cabang atau golongan. Secara harfiah

“Lampung sai, sang bumi ruwa jurai” berarti Lampung yang satu, satu

bumi (sebumi) yang memiliki 2 jurai besar (gologan/jenis/macam). Ada

yang menafsirkan bahwa yang dimaksud dua golongan itu yaitu:

1. Ulun Pepadun yang berdialek Nyow (O), dan

2. Ulun Peminggir/pesisir yang berdialek Api (A)

Page 55: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 64

Selanjutnya, dijelaskan bahwa huruf ‘i’ dalam seloka Sai Bumi Ruwa

Jurai mengandung makna bahwa bumi Lampung dilambangkan

sebagai rumah tangga agung yang didiami oleh dua jurai masyarakat

adat, yaitu jurai adat pepadun dan jurai adat saibatin. (Peraturan

Gubernur Lampung No. 31, 2009). Selain itu juga dalamdalam sumber

yang sama yang berbunyi,

“Ketentuan dalam Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I

Lampung Nomor 01/Perda/I/DPRD/71-72 tentang Bentuk

Lambang Daerah Provinsi Lampung, yaitu pada penjelasan

Peraturan Daerah, Pasal 2 angka 1 huruf b, penulisan kata dan

pemaknaan arti tulisan Sang Bumi Ruwa Jurai diubah menjadi

sebagai berikut: b. Sai Bumi Ruwa Jurai: Rumah tangga agung

jurai adat pepadun dan jurai adat saibatin.” (Peraturan Gubernur

Lampung No. 31, 2009)

Secara sosiologis, Lampung terdiri dari dua unsur golongan masyarakat

yang terdapat sekarang, yaitu masyarakat Lampung asli dan masyarakat

Lampung migrasi. Mengenai arti Sai Bumi Ruwa Jurai, Hilman

Hadikusuma berpendapat, “Sebagai bumi kediaman mulia dari dua

golongan masyarakat yang berbeda asal-usulnya” (1997:4). Lampung

memang ditinggali oleh berbagai macam suku budaya karena adanya

program transmigrasi pada zaman pemerintahan Presiden Soeharto.

Banyak suku tinggal disana diantaranya suku Sunda, Jawa Tengah,

Minang, Bugis, Bengkulu dan Bali. Sejak lama mereka tinggal di tanah

Page 56: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 65

Sai Bumi Ruwa Jurai yang artinya satu bumi dua penghuni yaitu

penduduk asli dan pendatang.

Gambar 2.49 Arus transmigrasi ke Propinsi Lampung

Sumber gambar: digilib.unila.ac.id/11002/118/BAB%20I.pdf

Masyarakat asli dan pendatang dapat hidup dengan selaras meskipun

perbedaan latar belakang budaya memisahkan mereka. Perbedaan latar

belakang budaya tak menyurutkan niat mereka untuk berbaur satu sama

lain. Di Lampung sendiri jumlah penduduk aslinya lebih sedikit dari

pada suku pendatang. Suku Lampung bisa dikatakan menjadi minoritas

ditanahnya sendiri.

Namun hal ini tak lantas membuat masyarakat lampung menutup diri

dengan masyarakat suku lain. Masyarakat Lampung mempunyai sikap

tersendiri menerima tamunya yaitu dengan menghormati dan

menghargai adat-adat yang dimilki oleh suku pendatang. Masyarakat

Lampung sendiri tak enggan untuk berbaur dengan para suku

pendatang. Hal ini yang menyebabkan para suku pendatang merasa

Page 57: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 66

kerasan tinggal di tanah Sai Bumi Ruwa Jurai tersebut. Mereka

membangun komunitas-komunitas dengan budaya dan bahasanya.

(Ayu Septiani dalam http://mylearningjob.blogspot.com

/2013/01/nama-ayu-septiani-npm-19610233-kelas. html diperoleh

pada 25 April 2015 pukul 20.01)

Hal ini dibuktikan dengan adanya nama-nama kampung yang berciri

khas daerah-daerah dari suku tertentu misalnya kampung Bali.

Umumnya di sana tinggal para masyarakat suku Bali dan di kampung

tersebut juga terlihat ornamen ciri khas Bali yang sangat kental

sehingga bagi orang-orang yang berkunjung kesana akan merasa seperti

berada di Bali. Hal ini menjadi keunikan tersendiri bagi propinsi

Lampung karena meskipun terdapat ragam suku yang tinggal disana

mereka tetap bisa berbaur satu sama lain dengan tetap mempertahankan

budaya dari tempat asalnya. (Djaja Sardjana dalam

https://www.facebook.com/djadja/mediaset? set=a.1020265267 27883

74&type=3&l=dbd4c991f4 diperoleh pada 25 April 2015 pukul 19:54)

2. Aplikasi Pendekatan Desain

Dari beberapa literatur tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat suatu

perpaduan antara dua budaya yang terdapat dalam satu wilayah. Ciri

khas yang melekat pada slogan Sai Bumi Ruwa Jurai tersebut yaitu:

Multibudaya

Heterogen

Page 58: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 67

Terbuka/welcome

Keragaman dalam satu kesatuan

Sifat-sifat tersebut ini akan diwujudkan dalam perancangan museum

dalam beberapa hal berikut. Pada perancangan interior Museum Tapis

Lampung ini tema ruang yang akan dibentuk adalah akulturasi dari dua

budaya yang terdapat di Lampung.

Perpaduan kedua unsur yang berlainan ini akan menciptakan suatu

ruangan dengan konsep Sai Bumi Ruwa Jurai yang bermakna sebagai

bumi kediaman mulia dari dua golongan masyarakat yang berbeda asal-

usulnya. Diharapkan suasana museum dengan konsep Sai Bumi Ruwa

Jurai dapat membuat pengunjung dengan perbedaan latar belakang dan

suku dapat merasa nyaman di dalam museum. Pada perancangan interior

Museum Tapis Lampung ini, pendekatan Sai Bumi Ruwa Jurai akan

diterapkan dalam elemen pembentuk ruang.

Lantai

Material yang dipilih dalam perancangan interior Museum Tapis

Lampung ini adalah material lantai dengan ketahanan yang kuat,

perawatan mudah serta aplikasinya mudah seperti acid stain atau

linoleum. Aplikasi pendekatan Sai Bumi Ruwa Jurai diterapkan

pada lantai berupa dua warna dan pola yang disatukan dengan satu

pola berbeda lainnya.

Page 59: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 68

Dinding

Dinding pada perancangan interior Museum Tapis Lampung ini

juga akan menerapkan perpaduan motif Lampung dari dua budaya

yang saling berpadu membentuk suatu kesatuan.

Ceiling

Ceiling yang dirancang dalam museum ini dipilih dengan pola yang

sederhana. Pemilihan motif yang polos pada ruang pamer ditujukan

agar tidak mendominasi koleksi sehingga pengunjung tetap terfokus

pada materi dan koleksi yang dipamerkan di dalam museum.

D. KAJIAN TEORI TENTANG KOTA BANDAR LAMPUNG

1. Kondisi Geografis Kota Bandar Lampung

Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota, sekaligus ibu kota

provinsi Lampung, dan kota terbesar di provinsi paling selatan Pulau

Sumatera. Secara geografis, kota ini menjadi pintu gerbang utama pulau

Sumatera, tepatnya kurang lebih 165 km sebelah barat laut Jakarta,

memiliki andil penting dalam jalur transportasi darat dan aktivitas

pendistribusian logistik dari Jawa menuju Sumatera maupun

sebaliknya.

Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah daratan 169,21 km² yang

terbagi ke dalam 20 Kecamatan dan 126 Kelurahan dengan populasi

penduduk 1.446.160 jiwa (berdasarkan data tahun 2012), kepadatan

penduduk sekitar 8.546 jiwa/km² dan diproyeksikan pertumbuhan

Page 60: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 69

penduduk mencapai 2,4 juta jiwa pada tahun 2030. Saat ini kota Bandar

Lampung merupakan pusat jasa, perdagangan, dan perekonomian di

provinsi Lampung.

Gambar 2.50 Peta Provinsi Lampung

Sumber : https://kerajinantanganlampung.files .wordpress.com

/2013/05/lampung diakses pada 19 Mei 2015 pukul 13.25

Gambar 2.51 Kota Bandar Lampung

Sumber: http://bandarlampungkota.go.id/public /1970/01/peta-kota-

bandar-lampung diakses pada 19 Mei 2015 pukul 13.25

2. Sejarah Singkat Kota Bandar Lampung

Page 61: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 70

a. Zaman Pra Kemerdekaan Indonesia

Wilayah Kota Bandar Lampung pada zaman kolonial Hindia

Belanda termasuk wilayah Onder Afdeling Telokbetong yang

dibentuk berdasarkan Staatsbalat 1912 Nomor : 462 yang terdiri dari

Ibukota Telokbetong sendiri dan daerah-daerah disekitarnya.

Sebelum tahun 1912, Ibukota Telokbetong ini meliputi juga

Tanjungkarang yang terletak sekitar 5 km di sebelah utara Kota

Telokbetong (Encyclopedie Van Nedderland Indie, D.C.STIBBE

bagian IV).

Ibukota Onder Afdeling Telokbetong adalah Tanjungkarang,

sementara Kota Telokbetong sendiri berkedudukan sebagai Ibukota

Keresidenan Lampung. Kedua kota tersebut tidak termasuk ke

dalam Marga Verband, melainkan berdiri sendiri dan dikepalai oleh

seorang Asisten Demang yang tunduk kepada Hoof Van Plaatsleyk

Bestuur selaku Kepala Onder Afdeling Telokbetong.Pada zaman

pendudukan Jepang, kota Tanjungkarang-Telokbetong dijadikan Si

(Kota) dibawah pimpinan seorang Sicho (bangsa Jepang) dan

dibantu oleh seorang Fuku Sicho (bangsa Indonesia).

b. Zaman Pasca Kemerdekaan Indonesia

Sejak zaman Kemerdekaan Republik Indonesia, Kota

Tanjungkarang dan Kota Telokbetong menjadi bagian dari

Kabupaten Lampung Selatan hingga diterbitkannnya Undang-

Undang Nomor 22 tahun 1948 yang memisahkan kedua kota

Page 62: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 71

tersebut dari Kabupaten Lampung Selatan dan mulai diperkenalkan

dengan istilah penyebutan Kota Tanjungkarang-Telukbetung.

Pada perkembangannya selanjutnya, status Kota Tanjungkarang dan

Kota Telukbetung terus berubah dan mengalami beberapa kali

perluasan hingga pada tahun 1965 setelah Keresidenan Lampung

dinaikkan statusnya menjadi Provinsi Lampung (berdasarkan

Undang-Undang Nomor : 18 tahun 1965), Kota Tanjungkarang-

Telukbetung berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II

Tanjungkarang-Telukbetung dan sekaligus menjadi ibukota

Provinsi Lampung.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1983,

Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung berubah

menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung (Lembaran

Negara tahun 1983 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Nomor

3254). Kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri

Nomor 43 tahun 1998 tentang perubahan tata naskah dinas di

lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II

se-Indonesia yang kemudian ditindaklanjuti dengan Keputusan

Walikota Bandar Lampung nomor 17 tahun 1999 terjadi perubahan

penyebutan nama dari “Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II

Bandar Lampung” menjadi “Pemerintah Kota Bandar Lampung”

dan tetap dipergunakan hingga saat ini.

3. Hari Jadi Kota Bandar Lampung

Page 63: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 72

Hari jadi kota Bandar Lampung ditetapkan berdasarkan sumber sejarah

yang berhasil dikumpulkan, -terdapat catatan bahwa berdasarkan

laporan dari Residen Banten William Craft kepada Gubernur Jenderal

Cornelis yang didasarkan pada keterangan Pangeran Aria Dipati

Ningrat (Duta Kesultanan) yang disampaikan kepadanya tanggal 17

Juni 1682 antara lain berisikan: “Lampong Telokbetong di tepi laut

adalah tempat kedudukan seorang Dipati Temenggung Nata Negara

yang membawahi 3.000 orang” (Deghregistor yang dibuat dan

dipelihara oleh pimpinan VOC halaman 777 dst.)-, dan hasil simposium

Hari Jadi Kota Tanjungkarang-Telukbetung pada tanggal 18 November

1982 serta Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1983 tanggal 26 Februari

1983 ditetapkan bahwa hari Jadi Kota Bandar Lampung adalah tanggal

17 Juni 1682.(http://bandarlampungkota.go.id/?page_id=11 diakses 16

Mei 2015 pada 13:41)

4. Batas Wilayah

Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada 50 20’ sampai

dengan 50 30’ lintang selatan dan 1050 28’ sampai dengan 1050 37’ bujur

timur. Letak tersebut berada pada Teluk Lampung di ujung selatan

pulau Sumatera. Berdasarkan kondisi ini, Kota Bandar Lampung

menjadi pintu gerbang utama pulau Sumatera tepatnya kurang lebih 165

km sebelah barat laut Jakarta dan memiliki peran sangat penting selain

dalam kedudukannya sebagai ibu kota Provinsi Lampung juga

merupakan pusat pendidikan, kebudayaan dan perekonomian bagi

Page 64: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 73

masyarakat. Secara administratif batas daerah Kota Bandar Lampung

adalah:

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Natar Kabupaten

Lampung Selatan.

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Cermin

Kabupaten Pesawaran dan Kecamatan Ketibung serta Teluk

Lampung.

Kabupaten Lampung

Selatan

Kabupaten

Pesawaran Kota Bandar

Lampung

Kabupaten

Lampung Selatan

Kabupaten Lampung

Selatan dan Teluk

Lampung

Page 65: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 74

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Gedong Tataan dan

Padang Cermin Kabupaten Pesawaran.

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang

Kabupaten Lampung Selatan.

Selain daripada itu, Kota Bandar Lampung memiliki andil yang sangat

vital dalam jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian logistik

dari Jawa menuju Sumatera maupun sebaliknya serta memiliki

Pelabuhan Panjang untuk kegiatan ekspor impor dan Pelabuhan

Srengsem yang melayani distribusi batubara dari Sumatera ke Jawa,

sehingga secara langsung Kota Bandar Lampung berkontribusi dalam

mendukung pergerakan ekonomi nasional. Kota Bandar Lampung

memiliki luas wilayah 197,22 km² yang terbagi ke dalam 13

Kecamatan dan 98 Kelurahan dengan populasi penduduk 879.651 jiwa

(berdasarkan sensus 2010), kepadatan penduduk sekitar 8.142 jiwa/km²

dan diproyeksikan pertumbuhan penduduk mencapai 1,8 juta jiwa pada

tahun 2030.

5. Kondisi Topografi

Topografi Kota Bandar Lampung sangat beragam, mulai dari dataran

pantai sampai kawasan perbukitan hingga bergunung, dengan

ketinggian permukaan antara 0 sampai 500 m daerah dengan topografi

perbukitan hinggga bergunung membentang dari arah Barat ke Timur

dengan puncak tertinggi pada Gunung Betung sebelah Barat dan

Gunung Dibalau serta perbukitan Batu Serampok disebelah Timur.

Page 66: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 75

Topografi tiap-tiap wilayah di Kota Bandar Lampung adalah sebagai

berikut :

Wilayah pantai terdapat disekitar Telukbetung dan Panjang dan

pulau di bagian Selatan

Wilayah landai/dataran terdapat disekitar Kedaton dan Sukarame di

bagian Utara

Wilayah perbukitan terdapat di sekitar Telukbetung bagian Utara

Wilayah dataran tinggi dan sedikit bergunung terdapat disekitar

Tanjung Karang bagian Barat yaitu wilayah Gunung Betung, dan

Gunung Dibalau serta perbukitan Batu Serampok di bagian Timur.

Dilihat dari ketinggian yang dimiliki, Kecamatan Kedaton dan

Rajabasa merupakan wilayah dengan ketinggian paling tinggi

dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya yaitu berada pada

ketinggian maksimum 700 mdpl. Sedangkan Kecamatan Telukbetung

Selatan dan Kecamatan Panjang memiliki ketinggian masing-masing

hanya sekitar 2 – 5 mdpl atau kecamatan dengan ketinggian paling

rendah/minimum dari seluruh wilayah di Kota Bandar Lampung.

6. Pariwisata

Menurut Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung,

seperti provinsi-provinsi pada umumnya di Indonesia, Provinsi

Lampung memiliki banyak objek wisata yang tersebar di 15

kabupaten/kota. Pada tahun 2013 tercatat sebanyak 350 objek wisata,

yang berupa taman hiburan umum, peninggalan sejarah, objek wisata

Page 67: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 76

alam dan tirta, objek wisata budaya, objek wisata religius, objek wisata

agro, objek wisata bahari, serta objek wisata buatan.

Objek Wisata Alam dan Tirta

Objek wisata alam yang terdapat di Lampung misalnya Taman

Nasional Way Kambas yang menjadi perwakilan ekosistem hutan

dataran rendah, terdiri dari hutan rawa air tawar, padang alang-

alang/semak belukar, dan hutan pantai di Sumatera. Beberapa

habitat yang hidup di Taman Nasional Way Kambas antara lain

Badak Sumatera, Gajah Sumatera, Harimau Sumatera, Tapir,

Beruang madu, Rusa, Lutung Merah, Siamang, dan lain sebagainya.

(http://bisnisukm.com/provinsi-lampung-potensinya-mulai-dilirik-

mancanegara. html diakses pada 5 Juni 2015 pukul 21.06)

Gambar 2.52 Taman Nasional Way Kambas

Sumber: http://artikel.okeschool.com/dboard /userprod/img/931/

Taman Nasional Way Kambas (TNWK) berlokasi di ujung selatan

Pulau Sumatera, 110 km dari Kota Bandar Lampung. Tempat ini

merupakan salah satu cagar alam tertua di Indonesia yang

menempati lahan seluas 1.300 km² berupa dataran rendah di sekitar

Page 68: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 77

Sungai Way Kambas, pantai timur Lampung. Pusat Pelatihan Gajah

Way Kambas resmi didirikan tahun 1985. (Diperoleh dari

http://www.indonesia.travel/id/destination/611 /taman- nasional-

way-kambas pada 3 Juni 2015 pukul 13.35)

Gambar 2.53 Taman Nasional Way Kambas

Sumber : https://eloratour.wordpress.com/2014/02/18/taman-nasional-

way-kambas/

Objek Wisata Budaya

a. Kampung Budaya

Wisata budaya Lampung yang dapat dikunjungi para turis lokal

maupun internasional adalah wisata budaya di beberapa Kampung

Tua seperti Olok Gading, Sukau, Liwa, Kembahang, Batu Brak,

Kenali, Ranau dan Krui di Lampung Barat. (Diperoleh dari

http://bisnisukm.com/provinsi-lampung-potensinya-mulai-dilirik -

mancanegara.html diakses pada 5 Juni 2015 pukul 21.06)

Page 69: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 78

Gambar 2.54 Kampung Olok Gading

Sumber: http://wisataindonesia.co.id/tempat-wisata-bandar-

lampung

Gambar 2.55 Kampung Olok Gading

Sumber : http://wewarahblog.blogspot.com/2013/11/fokus-

meratapi-negeri-olokgading.html

b. Seni Pertunjukan

Ada berbagai jenis tarian yang merupakan aset budaya

Provinsi Lampung. Salah satu jenis tarian yang terkenal adalah

Tari Sembah. Ritual tari sembah biasanya diadakan oleh

masyarakat lampung untuk menyambut dan memberikan

penghormatan kepada para tamu atau undangan yang datang,

mungkin bisa dikatakan sebagai sebuah tarian penyambutan.

Page 70: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 79

Gambar 2.56 Tari Sigekh Pengunten

Sumber gambar: lampungbeautyface.blogspot.com

Selain sebagai ritual penyambutan, tari Sembah pun kerap kali

dilaksanakan dalam upacara adat pernikahan masyarakan Lampung,

yang kemudian dibakukan menjadi Tari Sigekh Penguten. Pada

muasalnya, Tari Sigekh Penguten merupakan tari adat budaya

lampung yang berasal dari suku pepadun. Biasanya diiringi dengan

tabuhan melinting. Dipersembahkan untuk menyambut kedatangan

raja-raja. Para penari berpakaian adat gadis lampung lengkap.

Karena ini adalah kebudayaan asli Lampung, maka semua adat

istiadat Lampung harus di tonjolkan, termasuk busana yang

dikenakan penari ketika menari. Busana yang dikenakan adalah

busana asli seperti yang dikenakan pengantin wanita suku Lampung,

atau kebanyakan gadis asli suku Lampung.

Objek Wisata Agro

Sebagian besar perkebunan di Lampung merupakan area penghasil

kopi, terutama di daerah Lampung Barat yang menjadi contoh

Page 71: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 80

perkebunan terbaik di Provinsi Lampung dan Nasional. Menurut

data yang diperoleh, luas lahan tanaman kopi Kabupaten Lampung

Barat mencapai lebih dari 60,347,7 hektar, dengan hasil kopi kering

kurang lebih mencapai 29.712 ton per hektar/ tahun. Tingginya

permintaan pasar dan melimpahnya hasil panen kopi di daerah

Lampung, mendorong masyarakat untuk menginovasikan kopi

Lampung dengan aneka rasa, seperti kopi stoberi, dan kopi nanas

yang belakangan ini mulai menyaingi kepopuleran kopi luwak.

(http://bisnisukm.com/provinsi-lampung-potensinya-mulai-dilirik-

mancanegara.html diakses pada 5 Juni 2015 pukul 21.06)

Objek Wisata Bahari

Salah satunya adalah, Teluk Kiluan yang terletak di kabupaten

Tanggamus yang sudah terkenal saat ini. Setiap akhir pekan bisa

1000an wisatawan yang datang menginap di teluk Kiluan untuk

menyaksikan atraksi lumba-lumba liar di tengah laut selat Sunda.

Ada dua jenis Lumba-Lumba di perairan ini, spesies pertama adalah

Lumba-Lumba Hidung Botol (Tursiops truncatus) dengan badan

yang lebih besar dan pemalu. Spesies yang kedua adalah Lumba-

Lumba Paruh Panjang (Stenella longirostris) yang bertubuh lebih

kecil dan senang melompat.

Page 72: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 81

Gambar 2.57 Teluk Kiluan

Sumber gambar: marotravel.com

Gambar 2.58 Teluk Kiluan

Sumber gambar: marotravel.com

Gambar 2.59 Teluk Kiluan

Sumber gambar: marotravel.com

Selain itu, pantai di sepanjang pantai barat Lampung yang terpencil

dan di luar hutan lebat Taman Nasional Bukit Barisan Selatan,

terdapat sebuah surga memesona yang tersembunyi di sisi laut.

Tempat indah ini disebut Pantai Tanjung Setia. Meskipun tidak

begitu dikenal tetapi ombak di Pantai Tanjung Setia disebut-sebut

sebagai salah satu ombak terbaik di dunia oleh peselancar dari

Page 73: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 82

seluruh dunia. Ombaknya sejajar dengan yang ada di

Hawaii. Lokasi-lokasi menyelam di sini dinilai legendaris di

kalangan penggila selam.

Gambar 2.60 Pantai Tanjung Setia

Sumber gambar: telusurindonesia.com

Gambar 2.61 Pantai Tanjung Setia

Sumber gambar: telusurindonesia.com

Berlokasi sejauh 273 km atau 6-7 jam berkendara dari ibu kota

provinsi Bandar Lampung, di Desa Tanjung Setia Kabupaten

Lampung Barat, Pantai Tanjung Setia tepat berada di jalur arus besar

Samudera Hindia yang menjadikan pantai ini memiliki ombak yang

konstan. Meskipun demikian, pantai ini sendiri belum cukup dikenal

seperti Pantai KutaBali dan Lombok. Akan tetapi, ombaknya yang

sempurna sangat cocok untuk kegiatan berselancar. (Dikutip dari

Page 74: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 83

http://www.indonesia.travel/id/ destination/629 /pantai-tanj ung-

setia pada 15 Mei 2015 pukul 21.00)

Objek Wisata Buatan

Menara Siger diresmikan pada 1 Mei 2008 oleh Gubernur Lampung

Sjachroedin Z.P. dirancang oleh arsitek terkenal Ir. Ansori Djausal

tahun 2005 di atas bukit di Bakauheni. Bentuk bangunannya

terinspirasi oleh ciri khas Lampung, yaitu mahkota Siger. Mahkota

Siger biasanya dikenakan wanita Lampung pada upacara-upacara

adat dan merupakan suatu simbol kehormatan. Bentuk menara ini

sangat kompleks dan tidak mudah saat pendirikan awalnya.

Gambar 2.62 Menara Siger

Sumber gambar: ksmtour.com

Gambar 2.63 Menara Siger

Sumber gambar: ksmtour.com

Page 75: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 84

Arsitektur bangunan Menara Siger juga memasukkan bentuk asli

tradisional Lampung lainnya yaitu paguk di bagian kiri kanan

menara sebagai perlambang perahu. Di puncak menara terdapat

payung tiga warna yaitu putih, kuning, dan merah sebagai simbol

tatanan sosial masyarakat Lampung. Menara yang mengusung adat

budaya Lampung sekaligus landmark kawasan Bakauheni. Dimensi

Menara Siger memiliki tinggi 32 meter, panjang 50 meter, lebar 10

meter, serta lantai 5 tingkat.

Menaranya yang berwarna kuning cerah dapat dilihat dari jauh

ketika kapal akan berlabuh di Pelabuhan Bakauheni. Bahkan dapat

dilihat baik pagi hari maupun gelap malam karena ada lampu sorot

yang sekaligus dijadikan menara lampu oleh kapal-kapal yang akan

merapat di Bakauheni. Menara Siger ini terus dikenali para pecinta

pelancong dari wisatawan domestik maupun mancanegara. Bentuk

bangunannya sangat unik yaitu berbentuk mahkota pengantin wanita

adat khas Lampung. Tempat ini juga rutin menampilkan berbagai

jenis kegiatan dan pertunjukkan kesenian. Bahkan di malam Minggu

menampikan seni budaya dari Jawa, Batak, Lampung, Sunda dan

Banten.

Pengunjung dari wilayah lain di Sumatera sebelum melanjutkan

perjalanan menuju Pulau Jawa biasanya menyempatkan diri untuk

masuk ke Menara Siger dan beristirahat sejenak sebelum

menyebrang di Pelabuhan Bakauheni. Ruang di dalam Menara

Page 76: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 85

Singer difungsikan sebagai pusat informasi budaya dan pariwisata

Lampung. Di zona wisata seluas 150 hektar ini tersedia juga ruangan

tempat Anda untuk melihat Pelabuhan Bakauheni serta keindahan

panorama laut dan alam sekitarnya. Bangunan ini merupakan

cerminan falsafah tatanan masyarakat Lampung yang diantaranya

terbuka hati menerima tamu (nemui nyimah) dan suka berkenalan

sekaligus pandai bergaul (nengah nyappur). (Diperoleh dari

http://www.indonesia.travel/id/ destination /672/menara-siger pada

15 Juni 2015 pukul 22.15)

E. TINJAUAN INTERIOR PERANCANGAN

1. Persyaratan Umum Museum

Persyaratan desain museum yang utama menurut de Chiara (2001 : 678)

antara lain adalah :

Menjaga dan menjamin barang-barang koleksinya. Dalam hal ini

yang berkaitan bagaimana menciptakan sebuah rancangan yang

dapat seminimal mungkin mencegah terjadinya kerusakan pada

barang -barang koleksinya.

Kedua adalah menjamin keamanan fisik (dari tindak kejahatan dari

pencurian) dan memelihara temperatur yang konstan dan

kelembaban relatif pada standar tinggi yang tidak biasa.

Kualitas site akan mempunyai dampak yang besar dalam desai

nmuseum bahkan kesuksesan sebuah museum.

Page 77: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 86

Museum akan beroperasi dengan baik dengan denah yangsederhana

dan murni / bersih.

Strukturnya harus cukup kuat untuk menahan barang koleksi.

Bangunan yang akan didesain harus nyaman, aman dan leluasa

supaya ini menjadi tujuan pengalaman bagi para pengunjung

museum. Pentingnya kenyamanan dimensi manusia terhadap

bangunan itu sendiri berguna akan bentuk-bentuk yang mudah

dikenal, dan bentuk yang bebas digunakan untuk menarik perhatian

pengunjung.

2. Persyaratan Berdirinya Museum

Ada beberapa persyaratan berdirinya museum (Pengelolaan Koleksi

Museum oleh Direktorat Museum Direktorat Jenderal Sejarah Dan

Purbakala Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata, 2007),

diantaranya:

a. Persyaratan Lokasi

Lokasi yang dipilih bukan untuk kepentingan pendirinya, tetapi

untuk masyarakat umum, pelajar, mahasiswa, ilmuwan,

wisatawan dan masyarakat umum lainnya.

Lokasi harus sehat. Lokasi yang tidak terletak di daerah industri

yang banyak pengotoran udara, bukan daerah yang berawa atau

tanah pasir, elemen iklim yang berpengaruh pada lokasi itu antara

lain kelembaban udara setidaknya harus terkontrol mencapai

netral, yaitu 55-65 %.

Page 78: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 87

b. Persyaratan Bangunan Museum

Persyaratan umum, yang mengatur bentuk ruang museum yang

bisa dijabarkan sebagai berikut :

1. Bangunan dikelompokan dan dipisahkan sesuai :

Fungsi dan aktivitasnya

Ketenangan dan keramaian

Keamanan

2. Pintu masuk (main entrance) utama diperuntukan bagi

pengunjung. Pintu masuk khusus (service utama) untuk bagian

pelayanan, perkantoran, rumah jaga serta ruang-ruang pada

bangunan khusus. Idealnya, jalan masuk dan jalan keluar

untuk museum yang sesuai hanya memiliki satu (tunggal)

akses saja. Jalan masuk bertujuan untuk menunjukkan awal

mula sebuah kedatangan bagi para pengunjung museum.

Biasanya berfungsinya jalan masuk yang terpisah (jalan ini

untuk urusan suplay kantor, kurator, urusan pengelola dan

kegiatan pengantar sejenisnya) bagi para staf sering di

letakkan dekat tempat penerimaan koleksi. Dengan adanya 2

jenis pintu pada jalan masuk menuju museum untuk mencegah

supaya ruangan dalam / interiornya terjaga dari masuknya

debu, partikel polusi udara, temperatur ruang luardan

rembesan kelembaban akibat hujan dan lain sebagainya.

3. Area semi publik terdiri dari bangunan administrasi termasuk

perpustakaan dan ruang rapat.

Page 79: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 88

4. Area privat terdiri dari :

Laboratorium Konservasi

Studio Preparasi

Storage

5. Area publik/umum terdiri dari :

Bangunan utama, meliputi pameran tetap, pameran

temporer dan peragaan.

Auditorium, keamanan, gift shop, cafetaria, ticket box,

penitipan barang, lobby/ruang istirahat, dan tempat parkir.

Persyaratan khusus

1) Bangunan utama, yang mewadahi kegiatan pameran tetap dan

temporer harus dapat :

Memuat benda-benda koleksi yang akan dipamerkan.

Mudah dalam pencapaiannya baik dari luar atau dalam.

Merupakan bangunan penerima yang harus memiliki daya

tarik sebagai bangunan utama yang dikunjungi oleh

pengunjung museum.

Memiliki sistem keamanan yang, baik dari segi konstruksi,

spesifikasi ruang untuk mencegah rusaknya benda-benda

secara alami ataupun karena pencurian.

2) Bangunan auditorium, harus dapat :

Dengan mudah dicapai oleh umum.

Page 80: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 89

Dapat dipakai untuk ruang pertemuan, diskusi dan

ceramah.

3) Bangunan khusus, harus :

Terletak pada tempat yang kering.

Mempunyai pintu masuk yang khusus.

Memiliki sistem keamanan yang baik (terhadap

kerusakan, kebakaran, dan pencurian).

4) Bangunan administrasi, harus :

Terletak di lokasi yang strategis baik dari pencapaian

umum maupun terhadap bangunan lainnya.

Pada tampak bangunan, khususnya eksteriornya dapat dipilih material

atau bahan yang memiliki ketahanan (resistence) tinggi dan yang akan

menunjang tampilan suatu bangunan. Seperti atap, lantai dan dinding

seringkali mengalami perembesan uap air saat cuaca hujan maupun

akibat adanya udara yang lembab. Hal ini menjadi penting untuk

mencegah terjadinya kerusakan akibat timbulnya kondensasi.

Tersedianya area parkir bagi para pengunjung dan staf sebagai hal

umum untuk sarana kebutuhan infrastruktur bagi museum. Intensitas

kedatangan kendaraan pengunjung museum biasanya meningkat

padahari libur maupun pada saat adanya acara-acara tertentu, seperti

saatada pameran temporer atau kegiatan perkumpulan

organisasitertentu yang berhubungan dengan koleksi. Maka museum

Page 81: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 90

harusmenyediakan ukuran site yang cukup besar untuk menampung

pengembangan kendaraan pengunjung museum secara horizontal.

3. Persyaratan Ruang

Menurut Ernest Neufert (1995: 135), ruang untuk memperagakan hasil

karya seni, benda-benda budaya dan ilmu pengetahuan harus memenuhi

persyaratan berikut :

Benar–benar terlindung dari pengrusakan, pencurian, kebakaran,

kelembaban, kekeringan, cahaya matahari langsung dan debu.

Setiap peragaan harus mendapat pencahayaan yang baik (untuk

kedua bidang tersebut) ; biasanya dengan membagi ruang sesuai

dengan koleksi yang ada.

Benda koleksi untuk studi (misal : mengukir, menggambar)

diletakkan dalam kantong – kantongnya dan disimpan di dalam

lemari (dilengkapi laci-laci) kira-kira berukuran dalam 800 mm

dan tinggi 1600 mm. Benda koleksi untuk pajangan misal : lukisan,

lukisan dinding, patung, keramik, furnitur.

4. Elemen Pembentuk Ruang

Adapun persyaratan elemen pembentuk ruang dalam merancang

museum harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya:

Lantai

Lantai harus kuat dan dapat menahan beban bagi koleksi yang

dipajang di museum, mudah dibersihkan, kedap suara, tahan

terhadap kelembaban. Lantai pada ruang pamer seharusnya tampak

Page 82: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 91

baik secara umum, cocok warna dan tone-nya. Lantai tidak licin dan

ekonomis dalam pemasangannya. Warna adalah masalah selera, tapi

perlu diingat warna permukaan yang mengkilat akan memantulkan

sedang permukaan yang gelap akan menyerap cahaya dan

mengontraskan kecemerlangan sehingga mempengaruhi

penglihatan, demikian bila permukaannya terlalu terang (Pamudji

Suptandar, 1999:132).

Dinding

Dinding harus kuat, tahan kelembaban, kedap suara, mudah

perawatannya, dan tidak tembus cahaya. Pada ruang pamer dengan

dinding rendah biasanya mempunyai tingkat kerusakan yang tinggi

akibat gesekan/tekanan. Oleh karena itu biasanya disusun dengan

konstruksi beton halus yang dapat dicat sesuai kebutuhan.

Sedangkan bagian atasnya dapat menggunakan sistem panel atau

lembaran yang memenuhi syarat keamanan dan penyerapan suara

tinggi (Fred Lawson, 2000:111)

Ceiling

Persyaratan ceiling harus mudah pemeliharaannya, meredam suara,

menunjang aspek dekoratif, tahan terhadap kelembaban. Pada ruang

pamer, agar dapat menarik pengunjung dibuat ceiling yang kontras,

saling bersaing untuk dapat menonjolkan diri dan memberi kesan

mewah (Pamudji Suptandar, 1999:132).

5. Pencahayaan dan Penghawaan

Page 83: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 92

Pencahayaan dan penghawaan merupakan aspek teknis utama yang

perlu diperhatikan untuk membantu memperlambat proses

pelapukan dari koleksi. Untuk museum dengan koleksi utama

kelembaban yang disarankan adalah 50% dengan suhu 21°C-26°C.

Beberapa ketentuan penggunaan cahaya alami pada museum

sebagai berikut.

Gambar 2.64 Pencahayaan yang baik untuk museum

Sumber: Data Arsitek, Jilid 2 Edisi Kedua, Ernst Neufert dan

Sjamsu Amril, Jakarta: Erlangga, 1995 : hlm 250

Intensitas pencahayaan yang berlebihan sering kali menimbulkan

efek merusak sifat alami dari benda yang dikenai sinar tersebut.

Cahaya inframerah yang terdapat pada pencahayaan alami dari

cahaya matahari ini adalah cahaya yang menimbulkan panas benda,

sehingga cahaya ini sering kali menjadi beban pada perangkat

pengondisi udara terutama pada keadaan beban membutuhkan

didinginkan.Cahaya ultraviolet pada benda akan menimbulkan efek

Page 84: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 93

`pembakaran' atau merubah sifat dasar benda pada benda tertentu,

seperti pada kulit manusia akan menjadi terbakar. Sehingga cahaya

ultra violet ini dalam jumlah yang besar dihindari untuk jaringan

organik atau benda-benda dari bahan organik.

Pencahayaan secara alami yang dipakai untuk penerangan bangunan

dapat dipisahkan menjadi dua yakni pencahayaan alami langsung

dan pencahayaan alami tidak langsung. Pada keadaan ini, karena siar

matahari mempunyai warna yang lengkap maka pancaran cahaya

tersebut jika mengenai benda maka benda tersebut akan

memancarkan cahaya sesuai dengan warna aslinya.

Kelemahan untuk cahaya alami langsung ini adalah bahwa adanya

sinar ultraviolet yang menimbulkan efek mengubah sifat benda

tertentu.Kelemahan pemanfaatan cahaya alami tak langsung adalah

pada intensitas cahaya yang melemah. Adapun kelebihannya adalah

cahaya ultraviolet sudah cukup lemah pula atau bahkan hilang ketika

sampai pada objek penerangan. Rancangan untuk memakai cahaya

alami langsung sebaiknya dibatasi pada objek-objek tertentu agar

kerusakan benda akibat pencahayaan menjadi berkurang.

Maka, tidak semua sinar matahari bisa masuk ke semua bagian-

bagian ruangan museum. Khususnya pada ruang koleksi museum

tidak boleh ada sinar matahari masuk ke area ini. Dikhawatirkan

nanti sinar matahari yang masuk akan merusak warna dari

penampilan koleksi museum itu sendiri. (Agus Cahyana, M.Sn. dkk.

Page 85: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 94

dalam Kesejarahan Bagan Tema Display Pada Museum di Ubud

Bali Tahun 2010, diperoleh pada 10 April 2015 pukul 12:22)

Gambar 2.65 Teknik pencahayaan alami

Sumber gambar: Time Saver Standards for Building Types. Joshep

De Chiara & Crosbie. 2001

Sedangkan untuk pencahayaan buatan yang menggunakan lampu

harus diatur sesuai dengan kebutuhan dan koleksi. Pencahayaan

untuk benda-benda yang kurang peka terhadap cahaya, seperti kayu,

kulit, bambu dapat mencapai 150 lux. Sedangkan benda-benda yang

lebih peka terhadap cahaya seperti lukisan, barang cetakan, tekstil,

dan sebagainya tidak boleh melebihi 50 lux. Lampu yang dipakai

pada objek yang peka cahaya sebaiknya diletakkan minimal 40 cm

dari koleksi.

No Tingkat Iluminasi Jenis Objek

Page 86: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 95

1 50 lux atau 5

footcandle

Tekstil, kostum, kain permadani,

cat air, naskah kuno, miniatur,

lukisan pada kulit hewan,

wallpaper, bahan kulit celup,

spesimen yang berkaitan dengan

tumbuh-tumbuhan, bulu

binatang, dan sebagainya

2 200 lux atau 20

footcandle

Gambar minya, bahan yang awet,

tanduk binatang, tulang hewan,

gading gajah serta varnish alami.

3 300 lux atau 30

footcandle

Objek ini mungkin akan

terlindung pada tingkat iluminasi

cahaya, tetapi panas yang terlalu

berlebihan juga dapat berbahaya

untuk : logam, batu, kaca,

keramik, dan barang perhiasan.

Tabel 2.2 Tingkat iluminasi

Sumber : Building Type Basics for Museums, Rosenblatt, Arthur,

John Wiley dan Sons, INC., Kanada, 2001 : hlm 205

Lampu yang digunakan dalam ruang pameran sebaiknya adalah

lampu TL dan lampu pijar yang ditempatkan di dalam vitrin.

Sedangkan lampu yang digunakan di luar vitrin hendaknya hanya

Page 87: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 96

diarahkan kepada benda koleksi yang disajikan. Lampu TL yang

digunakan harus ditutupi/dibatasi oleh tutup VV.

Gambar 2.67 Lampu TL yang dapat digunakan untuk menerangi

benda-benda koleksi yang datar pada dinding/panil

Sumber: Pedoman Teknis Pembuatan Sarana Pameran di

Museum. Depdikbud, 1993/1994 : hlm.94

Lampu-lampu TL yang digunakan untuk menyinari benda yang

peka cahaya seperti lukisan, kain-kain serta cetakan berwarna

lainnya sebaiknya berjarak ± 40 cm. Lampu pijar biasanya dapat

memantulkan cahaya yang gemerlap jika menyinari benda-benda

yang berkilat sangat baik digunakan pada vitrin yang memamerkan

batu-batu permata, perhiasan, dan lain-lain.

Ruang pameran biasanya memiliki susunan track lighting

berkualitas tinggi yang fleksibel. Tata letak akhir harus

mempertimbangkan lokasi dinding non-permanen. Tata letak track

lighting non-permanen harus mengakomodasi letak dinding

permanen dan dinding Sudut yang diukur mulai dari titik di dinding

dan 5 inci di atas lantai (yang merupakan rata-rata orang dewasa)

Page 88: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 97

harus antara 45° dan 75° (ke atas) dari bidang horizontal ke posisi

lampu. Untuk dinding permanen, sudut yang ideal biasanya antara

65°-75°. Semakin sensitif material koleksi, semakin sedikit

pencahayaan yang perlu disediakan

Gambar 2.66 Sudut pencahayaan ideal untuk museum

Sumber : Time Saver Standards for Building Types. Joseph De

Chiara & Crosbie. 2001

Untuk menyajikan patung-patung batu yang besar atau patung

perunggu, peralatan dari besi atau mesin-mesin, selain

menggunakan lampu TL sebaiknya menggunakan lampu spotlight

dari sudut-sudut tertentu. Untuk dapat menerangi sebuah permukaan

dinding secara merata, sumber cahaya tidak boleh berada lebih

dekat daripada seperempat perbandingan jarak dan tinggi tempat

sumber cahaya tersebut dipasang, sehingga bagian permukaan

dinding yang diterangi dapat diamati dengan jelas.

Umumnya, di Indonesia tingkat kelembaban udara yang cocok

adalah 45 % - 50 % dengan persyaratan ruang untuk menyimpan

Page 89: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 98

benda koleksi dengan suhu 20°C - 24°C; kebutuhan ruang untuk

mesin AC tidak besar dan lokasi pipa-pipa masuk suplai udara harus

jauh dari tempat penerimaan barang (loading dock), pipa

pembuangan dapur cafetaria, dapur bersih pengelola dan ventilasi

pemipaan bangunan.

Penggunaan AC tidak dianjurkan untuk menggunakan ventilasi yang

baik sehingga suhu di dalam ruang dan di luar gedung tetap sama.

Dengan ventilasi saja, dapat terjadi kelembaban di dalam ruangan

dengan tingkat kelembaban relatif di dalam ruang penyimpanan. Hal

ini dapat diatasi dengan alat dehumidifier.

Disamping hal tersebut, untuk menyerap kelembaban yang terjadi di

dalam lemari, rak atau peti penyimpanan, penggunaan silica gel juga

dapat membantu. Sedangkan untuk mengurangi pencemaran yaitu

menyaring debu gas yang dihasilkan zat kimia, debu garam, dan

sebagainya, dapat digunakan airlocks. Pemakaian airlocks ini sangat

membantu kebersihan ruangan gedung secara keseluruhan (IGN.

Soekarno, 1996:23).

6. Akustik

Pengkondisian suara bertujuan mengurangi gangguan bunyi yang

ditimbulkan oleh suara, baik dari dalam maupun dari luar bangunan

museum. Gangguan suara dapat terjadi di ruang pamer, biasanya

Page 90: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 99

berasal dari faktor luar (aktivitas dari luar ruangan, kendaraan, areal

parkir) serta faktor dari dalam (aktivitas pengunjung dan pengelola).

Isolasi bunyi merupakan cara untuk menanggulangi gangguan bunyi

tersebut dengan pengurangan atau pemisahan dari yang lain

sehingga terajdi penyerapan dan pemantulan bunyi. Misalnya

dengan memakai bahan berstandar akustik yang baik. Klasifikasi

bahan penyerap diantaranya:

Bahan berpori

Memiliki karakteristik penyerapan bunyi lebih efisien pada

frekuensi tinggi. Efisiensi ini bertambah baik dengan semakin

tebalnya lapisan penahan dan bertambah jarak dari lapisan

penahan. Contohnya fiber board, mineral wools, soft plester.

Penyerap panel

Penyerap panel ini kebalikan dari bahan berpori, justru dapat

menyerap suara dengan frekuensi rendah. Contohnya hard

board, plastic board, gypsum board, pelat logam, lantai kayu.

Resonator rongga

Karakteristik bahan ini adalah menyerap bunyi maksimal pada

frekuensi rendah yang sempit. Contohnya soundblock,

hardboard msonite, resonator celah.

7. Organisasi ruang

Diagram organisasi utama berdasarkan 5 zona dasar, menurut

pembukaan publik dan kehadiran koleksi, ialah : publik (tanpa

Page 91: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 100

koleksi), publik (koleksi), nonpublik (tanpa koleksi), non publik

(koleksi) dan penyimpanan koleksi.

8. Keamanan

Sistem keamanan yang ada di museum harus memprioritaskan bagi

keamanan koleksi. Koleksi harus dilindungi dari kerusakan,

pencurian, dan penyalahgunaan. Museum hanya boleh memiliki satu

pintu masuk umum dan biasanya pintu masuk staf yang terpisah

(meskipun hal ini tergantung pada ukuran museum). Prioritasnya

adalah koleksi keamanan, yang berbeda dari standar keamanan

gedung-gedung pada umumnya. Lima zona keamanan yang harus

dipikirkan:

Zona 1 : Keamanan tertinggi penyimpanan koleksi.

Zona 2 : Keamanan tinggi koleksi tanpa akses publik.

Zona 3 : Keamanan tinggi koleksi dengan akses publik.

Zona 4 : Aman tanpa koleksi /akses publik.

Zona 5 : Aman akses publik tanpa koleksi.

Sistem pengamanan pada museum dapat dibagi menjadi beberapa

jenis, yaitu:

Penanganan umum melalui tata kerja dan tata ruang. Hal ini

umumnya dilakukan oleh petugas museum. Kegiatannya seperti

memeriksa ruangan museum secara rutin dan berkala.

Page 92: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 101

Penanganan terhadap pencurian. hal ini dapat dilakukan melalui

sistem perlindungan dalam (interior protection system). Contoh

alat dengan sistem ini diantaranya:

Saklar magnetik

Pita kertas logam

Glass breaking sensor

Kamera pemantau

Pendeteksi getaran

Peringatan getaran

Access control by remote door control

Pengubah sinar infra merah

Pengamanan terhadap kebakaran. Ada dua sistem alat pendeteksi

yang dikenal yaitu:

Pendeteksi panas (thermal detection), yang akan bereaksi

terhadap suhu

Pendeteksi asap (smoke detector), yang akan bereaksi terhadap

gas.

Alat pemadam kebakaran dapat berupa:

Sistem penyemprotan (sprinkle)

Sistem pemadam kebakaran dengan gas (gas system)

Tabung pemadam api (portable fire extinguisher)

Untuk penyimpanan koleksi, maka portable fire extinguisher

kiranya paling menguntungkan karena tepung residu yang

Page 93: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 102

ditinggalkan tidak merusak semua jenis benda (IGN. Soekarno,

1996:15).

9. Ergonomi dan Tata Letak

Untuk memudahkan pengunjung dalam melihat, menikmati, dan

mengapresiasi koleksi, maka perletakan peraga atau koleksi turut

berperan. Dengan mengabungkan ukuran tubuh struktural

(antropometri statis), perhitungan sudut visual dan rentang

pergerakan kepala dapat dijadikan acuan dalam penentuan bidang

visual display pameran. Beberapa ukuran tubuh struktural manusia

ditampilkan dalam gambar-gambar berikut :

Gambar 2.68 Tata perletakan display di museum

Sumber: Data Arsitek, Jilid 2 Edisi Kedua, Ernst Neufert dan

Sjamsu Amril, Jakarta: Erlangga, 1995 : hlm 250

Page 94: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 103

Gambar 2.69 Tata perletakan display di museum

Sumber : Data Arsitek, Jilid 2 Edisi Kedua, Ernest Neufert dan

Sjamsu Amril, Jakarta: Erlangga, 1995 : hlm 250

Gambar 2.70 Penentuan jarak untuk display berupa teks atau foto

dan benda dua dimensi

Sumber: Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Panero, Julius &

Zelnik, Martin. Jakarta: Erlangga, 1979

Page 95: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 104

Gambar 2.71 Jarak pandang dan lebar display

Sumber: Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Panero, Julius &

Zelnik, Martin. Jakarta: Erlangga, 1979

Gambar 2.72 Fasilitas railing pada media display sebagai proteksi

terhadap koleksi

Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Panero, Julius &

Zelnik, Martin. Jakarta: Erlangga, 1979

Dinding display dengan tinggi minimal 12 kaki diperlukanbagi

sebagian besar galeri museum seni baru, namun museum

yangdidedikasikan untuk seni kontemporer harus memiliki langit-

langit lebih tinggi, 20 kaki adalah ketinggian yang cukup fleksibel.

Page 96: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 105

Gambar 2.73 Jarak pengamatan display

Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Panero, Julius &

Zelnik, Martin. Jakarta: Erlangga, 1979

Tidak selamanya denah jalur sirkulasi yang sinambung di mana

bentuk sayap bangunan dari ruang masuk menuju keluar. Ruang –

ruang samping biasanya digunakan untuk ruang pengepakan,

pengiriman, bagian untuk bahan – bahan tembus pandang

(transparan) dan bengkel kerja untuk pemugaran.

Gambar 2.74 Penataan gudang penyimpanan

Sumber gambar: Data Arsitek, Jilid 2 Edisi Kedua, Ernest Neufert

dan Sjamsu Amril, Jakarta: Erlangga, 1995

Page 97: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 106

10. Pola Sirkulasi

Pola sirkulasi di ruang pamer harus dapat menyampaikan informasi,

membantu pengunjung memahami koleksi yang dipamerkan.

Penentuan jalur sirkulasi bergantung juga pada alur cerita yang ingin

disampaikan dalam pameran.

a. Pola Linear

Pola linear adalah pola dengan bentuk lurus yang dapat menjadi

unsur pengorganisir utama deretan ruang. Jalan dapat berbentuk

lengkung atau berbelok arah, memotong jalan lain, bercabang-

cabang, atau membentuk putaran (loop). Tipe ruang ini biasanya

menempatkan fungsi-fungsi yang ada dalam satu tata atur yang

menyerupai sebuah garis lurus yang meneruskan fungsi dari

ruang satu ke ruang yang lain sehingga terjadi interaksi tatap

muka langsung antar keduanya.

Gambar 2.75 Pola linear

Sumber: https://iszal.wordpress.com/2010/02/28/pola-sirkulasi/

Contoh museum yang menggunakan pola ini adalah Denver

Museum of Nature and Science (Museum Ilmu Pengetahuan Dan

Alam Denver).

Page 98: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 107

Gambar 2.76 Denver Museum of Nature and Science

(Museum Ilmu Pengetahuan Dan Alam Denver)

Sumber: http://arch3611sp09db. blogspot. com/2009/02

/denver-museum-of-natural-science.html

Gambar 2.77 Pola sirkulasi yang diterapkan di Denver

Museum of Nature and Science

Sumber : http://arch3611sp09db. blogspot.

com/2009/02/denver-museum-of-natural-science.html

Kelebihan pola sirkulasi linear ini adalah pengunjung akan

melewati ruangan secara runtut dan beraturan, terutama

menguntungkan bagi museum yang menyajikan pameran secara

historis. Sedangkan kelemahannya adalah bila ruangan terlalu

Page 99: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 108

luas akan menimbulkan rasa lelah dan penat untuk mengunjungi

ruangan dengan urutan tertentu.

b. Pola Spiral

Pola spiral adalah suatu jalan menerus yang bersasal dari titik

pusat, berputar mengelilinginya dan bertambah jauh darinya.

Gambar 2.78 Pola Spiral

Sumber gambar: https://iszal.wordpress.com/2010/02/28/pola-

sirkulasi/

Contoh museum yang menggunakan pola ini adalah Museum

Guggenheim, Solomon.

Gambar 2.79 Museum Guggenheim, Solomon

Sumber : http://www.guggenheim.org/new-york/about/host-

an-event

Page 100: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 109

Gambar 2.80 Museum Guggenheim, Solomon

Sumber : http://www.guggenheim.org/new-york/about/host-an-

event

Gambar 2.81 Pola sirkulasi yang diterapkan di Museum

Gugenheim, Solomon

Sumber: http://www.designboom.com/architecture/mvrdv-lets-

jump/

Kelebihan pola ini adalah seluruh ruangan dapat dilalui oleh

pengunjung museum, memberi pemandangan tertentu dengan

adanya atrium. Kelemahan pola ini adalah pengunjung seolah

dipaksa untuk mengelilingi ruangan dari bawah ke atas hingga

dapat menimbulkan rasa lelah.

Page 101: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 110

c. Radial memusat

Ruang radial merupakan perkembangan dari tipe pola sirkulasi

linear hanya saja pada tipe ini punggung saling berhadapan

sehingga muka mengarah keluar dan tidak ada akses masuk untuk

kedalam dengan pengunjung bebas mengakses ruang tanpa

melalui setiap ruang secara berurutan. Tipe ruang radial memusat

akan menentukan satu fungsi ruang yang akan dijadikan pusat

perhatian penghuni. Bisa disebut juga pusat/center dari ruangan

tersebut dimana langkah sesorang akan otomatis mengarah pada

ruangan itu.

Gambar 2.82 Pola Radial Memusat

Sumber: https://iszal.wordpress.com/2010/02/28/pola-

sirkulasi/

Contoh museum yang menggunakan pola ini adalah Museum

Louvre, Paris.

Page 102: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 111

Gambar 2.83 Museum Louvre, Paris

Sumber: http://arch3611sp09db.blogspot.com/2009/02/lou vre

Gambar 2.84 Pola sirkulasi yang diterapkan di Museum Louvre,

Paris

Sumber: http://arch3611sp09db.blogspot.com/2009/02/lou vre -

museum.html

Kelebihan pola ini adalah kenyamanan dan rasa rileks

pengunjung dapat dimaksimalkan karena pengunjung dengan

bebas dapat mengakses ruangan yang disukai. Kelemahan pola

ini adalah aspek edukasi dan historis kurang maksimal, karena

Page 103: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 112

ada kemungkinan pengunjung tidak mengunjungi setiap bagian

ruangan yang ada dalam museum.

d. Radial menyebar

Pola ini sama seperti pola radial memusat, namun tidak ada satu

ruang khusus yang menjadi pusat dari kegiatan di dalam ruangan.

Pengguna ruang juga bebas mengakses ruangan dari sudut

manapun.

Gambar 2.85 Pola menyebar

Sumber: https://iszal.wordpress.com/2010/02/28/pola-

sirkulasi/

Contoh museum yang menggunakan pola ini adalah

Contemporary Art Musem St. Louis.

Page 104: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 113

Gambar 2.86 Contemporary Art Musem St. Louis.

Sumber: http://arch3611sp09db.blogspot.com /2009/02/

contemporary-art-musem-st-louis.html

Gambar 2.87 Pola sirkulasi yang diterapkan di

Contemporary Art Museum St. Louis

Sumber: http://arch3611sp09db.blogspot.com /2009/02/

contemporary-art-musem-st-louis.html

Kelebihan pola ini sama dengan pola radial terpusat yaitu

kenyamanan dan rasa rileks pengunjung dapat dimaksimalkan

Page 105: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 114

karena pengunjung dengan bebas dapat mengakses ruangan yang

disukai. Kelemahan pola ini adalah aspek edukasi dan historis

kurang maksimal, karena ada kemungkinan pengunjung tidak

mengunjungi setiap bagian ruangan yang ada dalam museum.

e. Pola Grid

Pola ini adalah konfigurasi grid terdiri dari dua pasang jalan

sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan

menciptakan bujur sangkar atau kawasan ruang segi empat.

Gambar 2.88 Pola Grid

Sumber : https://iszal.wordpress.com/2010/02/28/pola-sirkulasi/

Contoh museum yang menggunakan pola ini adalah Krieble

Gallery, Florence Griswald Museum.

Page 106: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 115

Gambar 2.89 Krieble Gallery, Florence Griswald Museum

Sumber: http://arch3611sp09db.blogspot.com /2009/02/krieble-

gallery-florence-griswald.html

Kelebihan pola ini pengunjung dapat mengelilingi setiap bagian

museum yang disusun secara historis dengan berurutan.

Kelemahan pola ini adalah pola kotak-kotak yang cenderung

membuat jenuh bagi pengunjung.

11. Koleksi Museum

Bagian yang tidak kalah penting dalam suatu museum adalah koleksi

museum. Koleksi tersebut dapat disajikan di ruang pameran, disimpan

di gudang, dilestarikan di ruang konservasi atau dikaji di ruang peneliti.

Selain itu terdapat suatu kegiatan pengumpulan (collecting) berbagai

benda yang akan dijadikan koleksi museum, baik berupa benda asli

(realia) ataupun tidak asli (replika). Pengadaan koleksi dapat dilakukan

dengan beberapa cara (Pengelolaan Koleksi Museum oleh Direktorat

Museum Direktorat Jenderal Sejarah Dan Purbakala Departemen

Kebudayaan Dan Pariwisata, 2007), yaitu:

(1) Hibah (hadiah atau sumbangan);

(2) Titipan;

(3) Pinjaman;

(4) Tukar menukar dengan museum lain;

(5) Hasil temuan (dari hasil survei, ekskavasi, atau sitaan); dan

Page 107: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 116

(6) Imbalan jasa (pembelian dari hasil penemuan atau warisan).

Museum dalam proses pengadaan sebaiknya memiliki peraturan yang

menyangkut kebijaksanaan pengadaan koleksi, dan juga menyangkut

kelanjutannya: penempatan, pengamanan, perlindungan dan

penyediaan tempat. Dalam menentukan kebijakan pengadaan koleksi

perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:

Prinsip dan persyaratan sebuah benda koleksi, antara lain :

a. Memiliki nilai sejarah dan nilai ilmiah (temasuk nilai estetika).

b. Dapat diidentifikasi mengenai bentuk, tipe, gaya, fungsi, makna,

asal secara historis dan geografis, genus (untuk biologis) atau

periodenya (dalam geologi, khususnya benda alam).

c. Harus dapat dijadikan dokumen, dalam arti sebagai kenyataan

dan eksitensinya bagi penelitian ilmiah.

Jenis Benda Koleksi

a. Benda Asli, yakni benda koleksi yang memenuhi persyaratan :

Harus mempunyai nilai budaya, ilmiah dan nilai estetika.

Harus dapat dianggap sebagai dokumen.

Harus dapat diidentifikasi mengenai wujud, asal,tipe, gaya dan

sebagainya.

b. Benda Reproduksi, yakni benda buatan baru dengan cara meniru

benda asli menurut cara tertentu. Macam benda reproduksi :

Page 108: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 117

Replika: Benda yang tiruan yang diproduksi dengan memiliki

sifat-sifat benda yang ditiru.

Miniatur: benda tiruan yang diproduksi dengan memiliki bentuk,

warna dan cara pembuatan yang sama dengan benda asli.

Referensi: Diperoleh dari rekaman atau fotokopi suatu buku

mengenai etnografi, sejarah dan lainnya.

Benda-benda berupa foto yang dipotret dari dokumen/mikro film

yang sukar dimiliki.

c. Benda Penunjang, yakni benda yang dapat dijadikan pelengkap

pameran untuk memperjelas informasi/pesan yang akan

disampaikan, misalnya : lukisan, foto dan contoh bahan.

Penataan Koleksi Museum

Penataan koleksi dalam suatu pameran dapat disajikan dengan

beberapa cara, yakni:

a. Tematik, yaitu dengan menata materi pameran dengan tema

dan sub tema.

b. Taksonomik, yaitu menyajikan koleksi dalam kelompok atau

sistem klasifikasi.

c. Kronologis, yaitu menyajikan koleksi yang disusun menurut

usianya, dari yang tertua hingga sekarang.

12. Metode Penyajian Museum

Page 109: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 118

Metode penyajian disesuaikan dengan motivasi masyarakat

lingkungan atau pengunjung museum, yakni:

a. Metode Intelektual

Adalah cara penyajian benda-benda koleksi museum yang

mengungkapkan informasi tentang guna, arti dan fungsi benda

koleksi museum.

b. Metode Romantik (Evokatif)

Adalah cara penyajian benda-benda koleksi museum yang

mengungkapkan suasana tertentu yang berhubungan dengan

benda benda yang dipamerkan.

c. Metode Estetik

Adalah cara penyajian benda-benda koleksi museum yang

mengungkapkan nilai artistik yang ada pada benda koleksi

museum.

d. Metode Simbolik

Adalah cara penyajian benda-benda koleksi museum dengan

menggunakan simbol-simbol tertentu sebagai media

interpretasi pengunjung.

e. Metode Kontemplatif

Page 110: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 119

Adalah cara penyajian koleksi di museum untuk membangun

imajinasi pengunjung terhadap koleksi yang dipamerkan.

f. Metode Interaktif

Adalah cara penyajian koleksi di museum dimana pengunjung

dapat berinteraksi langsung dengan koleksi yang dipamerkan.

Penyajian interaktif dapat menggunakan teknologi informasi.

13. Faktor Pengganggu Koleksi

Adapun beberapa faktor yang dapat merubah kondisi atau yang dapat

merupakan gangguan pada koleksi museum, adalah :

a. Iklim dan lingkungan

Iklim di Indonesia pada umumnya adalah lembab dan dengan curah hujan

yang cukup banyak. Temperatur udara di antara 25- 37 derajat Celcius,

dengan kadar kelembaban relatif (RH=Relative Humadity) antara 50

sampai 100 %. Iklim yang terlampau lembab ditambah faktor naik-

turunnya temperatur menimbulkan suasana klimatologis yang

menyuburkan tumbuh kembangnya jamur (fungi) dan bakteri tetapi iklim

yang terlampau kering juga menimbulkan berbagai kerusakan. Faktor

lingkungan terbagi atas dua macam, yaitu: pertama makro, meliputi

wilayah yang luas, dan yang kedua mikro , yakni udara dan iklim di kota

dan di dalam gedung museum.

b. Cahaya

Page 111: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 120

Cahaya mempengaruhi benda koleksi yang ditampilkan pada museum.

Untuk jenis koleksi seperti batu, logam, dan keramik pada umumnya

tidak peka terhadap cahaya tetapi untuk bahan organik seperti tekstil,

kertas, peka terhadap pengaruh cahaya. Cahaya merupakan bentuk energi

elektromagnetik, memiliki dua jenis radiasi yang terlihat maupun tak

terlihat. Ultra violet sangat membahayakan benda koleksi dan dapat

menimbulkan perubahan bahan maupun warna. Lampu pijar dinyatakan

paling banyak mengeluarkan ultra violet, sedangkan lampu fluorescent

dinyatakan paling rendah kadar radiasinya.

c. Serangga dan Mikro-organisme

Cara mencegah untuk perusakan benda koleksi yang disebabkan oleh

serangga ataupun mikro-organisme, yakni:

Fumigasi

Beberapa jenis zat kimia bisa menguapa pada suhu biasa dan akan

menjadi gas yang mematikan bagi serangga, misalnya paradichlro

benzene, carbon disulphine, carbontetrachloride. Fumigasi dapat

dilakukan dalam ruangan yang suhunya normal yang kedap udara.

Penyemprotan

Penyemprotan insektisida yang berupa larutan yang mengandung

DDT, gammexane, mercuric chloride, dan lain-lain. Merupakan

bahan-bahan insektisida yang memadai.

d. Lalu lintas pengunjung,

Page 112: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 121

Sangat diperlukan kedisiplinan dan pengaturan sirkulasi pengunjung.

Perhatian pengunjung akan berkurang bila suasananya berdesak-

desakan, selain itu bahaya pencurian dalan kondisi seperti itu sangat

besar. Penataan dalam pameran di ruang terbuka diprioritaskan untuk

benda-benda yang tahan terhadap iklim dan juga karena bentuknya yang

besar, sehingga menyulitkan untuk diletakkan di dalam ruangan. Selain

itu, dengan pertimbangan yang berdasarkan sejarah maka benda-benda

tersebut dipamerkan di tempat peristiwa itu terjadi.

e. Vandalisme

Perbuatan vandalisme banyak terjadi karena keisengan dan kurangnya

kesadaran terhadap benda-benda yang bernilai sejarah. Kurangnya

apresiasi kepada nilai-nilai kebudayaan bangsa. Selain itu, terkadang

pengunjung tidak puas jika hanya melihat saja, maka terjadi suatu

keadaan ‘touch complex’ saat orang tersebut ingin menyentuh dan

memegang koleksi (Dadang Udansyah,1987:37). Oleh sebab itu

dibutuhkan proteksi terhadap koleksi di museum.

Apabila museum memiliki koleksi permanen dalam jangka waktu yang

sangat lama, maka memang kegiatan yang berhubungan dengan

kuratorial ini sangat diperlukan. Ruangan ini dapat diletakkan di mana

area yang dapat dikontrol keamanannya dengan meletakkan security desk

di beberapa titik aktivitas yang padat atau dipasangnya jalur sistem

keamanan dengan CCTV dengan kontrol jarak jauh, baik di dalam

Page 113: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 122

ruangan maupun di luar ruangan. Aktivitas pengunjung dan pengelola

selalu dikontrol agar dapat terjaga keamanannya.

14. Display Pamer

Display, dalam terminologi desain interior dapat diartikan sebagai suatu

sistem penataan objek tertentu. Display terdiri dari beberapa jenis dan

perbedaan fungsi sebagai berikut:

a. Wall display : yaitu dinding tempat memamerkan

(menginformasikan) benda - benda berbentuk 2 dimensi seperti foto,

lukisan, mural dan sebagainya. Karakteristik dari wall display terdiri

dari permanen, semi permanen, padat (solid), tidak tembus pandang,

tembus pandang. Bila ditinjau secara arsitektural biasanya wall

display berfungsi sebagai bidang penutup struktur interior dan

eksterior suatu bangunan.

b. Window display : jendela tempat memamerkan benda-benda

berbentuk 2 dimensi.

c. Divider : yaitu berbentuk penyekat tempat memamerkan benda-

benda 2 dimensi. Karakteristik penyekat terdiri dan beberapa ciri

seperti ; dapat dilipat, dapat dipindah-pindah posisi, dapat ditata

sesuai alur (flow) sirkulasi ruang.

d. Vitrin yaitu fasilitas pajangan berbentuk seperti lemari yang memiliki

ukuran tinggi sekitar 75 - 210 cm dan ukuran lebar sekitar 40 - 120

cm. Fungsi vitrin sebagai tempat untuk memamerkan benda-benda 2

dimensi dan 3 dimensi. Bagian bawah vitrin lazimnya berfungsi

Page 114: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 123

sebagai storage bin atau tempat penyimpanan benda dan aksesoris

penunjang benda pamer.

Karakteristik vitrin terdiri dari beberapa ciri seperti : dapat ditumpuk

(stacking), dapat dibongkar pasang (knock down), dapat dipindah-

pindah. Aspek fungsi display museum diharapkan dapat mencapai

tujuan perancangan dan memenuhi persyaratan kebutuhan :fungsi

(function), kenyamanan (comfortable), keamanan (security),

kemampuan (durability) dan estetika (aesthetic).

Vitrin digunakan untuk menyimpan benda-benda tiga dimensi,

benda yang tidak boleh disentuh, benda yang kecil, atau karena

tinggi nilainya sehingga dikhawatirkan hilang dicuri atau rapuh bila

terpegang. Vitrin menurut bentuknya ada dua macam, yaitu vitrin

tunggal dan vitrin ganda. Vitrin tunggal adalah vitrin yang hanya

untuk memajang koleksi saja. Sedangkan vitrin ganda dapat

digunakan untuk memajang koleksi serta terdapat tempat

penyimpanan benda yang tidak dipamerkan.

Gambar 2.90 Vitrin tunggal dan vitrin ganda

Page 115: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 124

Sumber: http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab 2HTML/2

012200192DIBab2001/body.html

Sedangkan menurut jenisnya, vitrin terbagi menjadi beberapa jenis

sebagai berikut.

Vitrin dinding, yaitu vitrin yang diletakkan berhimpit dengan

dinding.

Gambar 2.91 Vitrin dinding

Sumber : Seni Tata Pameran di Museum. Dadang Udansyah,

1987:hlm 40

Vitrin tengah, yaitu vitrin yang diletakkan di tengah ruangan.

Page 116: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 125

Gambar 2.92 Vitrin tengah

Sumber : Seni Tata Pameran di Museum. Dadang

Udansyah, 1987:hlm 43

Vitrin sudut, yaitu vitrin yang diletakkan di sudut ruangan.

Gambar 2.93 Vitrin sudut

Sumber : Seni Tata Pameran di Museum. Dadang

Udansyah, 1987:hlm 45

Vitrin lantai, yaitu vitrin yang diletakkan agak mendatar ke

bawah pandangan mata.

Vitrin tiang, yaitu vitrin yang diletakkan di seputaran tiang.

Vitrin harus memenuhi persyaratan (Dadang Udansyah, 1987:41)

sebagai berikut:

1. Keamanan koleksi harus terjamin. Bentuknya harus kuat dan

kokoh, aman dari pencemaran dan pencurian. Konstruksinya

harus direncanakan agar sirkulasi udara dapat beredar dengan

Page 117: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 126

baik sehingga tidak panas dan lembab. Vitrin yang berlampu

sebaiknya diberi lubang untuk mengurangi panas.

2. Pengunjung diberi kesempatan agar leluasa, mudah, dan senang

melihat koleksi yang ditata di dalamnya. Tinggi vitrin sangat

relatif. Misalnya tinggi rata-rata orang Indonesia antara 160-170

cm dan kemampuan gerak anatomis leher manusia yang wajar

sekitar 30°, maka tinggi vitrin seluruhnya kira-kira 240 cm, alas

terendah 65-75 cm, dan tebal minimal 60 cm.

3. Penyinaran selain tidak boleh mengganggu pengunjung, juga

tidak boleh merusak koleksi. Untuk benda-benda organik seperti

kayu, kulit, kertas, dan benda yang berwarna harus

menggunakan cahaya 50-150 lux.

4. Bentuk vitrin harus disesuaikan dengan ruangan.

5. Vitrin standar terbuat dari material yang tidak berbahaya dan di

dalamnya terdapat pengontrol lingkungan (temperatur,

kelembaban dan cahaya).

6. Harus dalam keadaan tertutup rapat (sealed), untuk menahan

debu dan polutan dari luar masuk, serta tetap menjaga

temperatur dan kelembaban dalam ruangan vitrin tetap stabil.

7. Pencahayaan yang diterima koleksi selama pameran juga harus

dipertimbangkan. Lokasi pencahayaan tergantung dari tipe vitrin

yang dipilih. Untuk vitrin dinding, lampu berada didalam vitrin,

dan untuk itu harus dibuat tempat tersendiri, yang mudah

dicapai.

Page 118: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 127

Gambar 2.94 Patokan kira-kira ukuran vitrin yang disesuaikan

dengan rata-rata tubuh orang Indonesia.

Sumber : Seni Tata Pameran di Museum. Dadang Udansyah,

1987:hlm 44

Adapun penataan koleksi dapat menggunakan panel. Panel,

digunakan untuk menggantung atau menempelkan koleksi yang

bersifat dua dimensi dan cukup dilihat dari sisi depan. Kadang-

kadang panel hanya digunakan untuk menempelkan label atau

koleksi penunjang lainnya seperti peta, grafik dan lain sebagainya.

Page 119: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 128

Gambar 2.95 Panel dan ukuran yang harus diperhatikan

Sumber : Pedoman Teknis Pembuatan Sarana Pameran di

Museum. Depdikbud, 1993/1994 : hlm. 23

Gambar 2.96 Panel yang dapat dilepas-lepas bentuknya

disesuaikan dengan fungsinya

Sumber : Pedoman Teknis Pembuatan Sarana Pameran di Museum.

Depdikbud, 1993/1994 : hlm. 26

Alat lain dalam memajang koleksi museum adalah pedestal. Pedestal

atau alas koleksi digunakan untuk meletakkan koleksi berbentuk tiga

dimensi. Jika koleksi yang diletakkan bernilai tinggi dan berukuran

besar maka perlu mendapat ekstra pengamanan, yaitu diberi jarak

yang cukup aman dari jangkauan pengunjung. Alas koleksi yang

berukuran kecil diletakkan di vitrin sebagai alat bantu agar benda

vitrin dapat disajikan dengan baik. Ukuran tinggi rendahnya harus

disesuaikan dengan besar kecilnya koleksi yang diletakkan di

atasnya.

Page 120: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 129

Gambar 2.97 Pedestal/alas kaki yang disesuaikan dengan benda

koleksi yang berada diatasnya.

Sumber: Pedoman Teknis Pembuatan Sarana Pameran di Museum.

Depdikbud, 1993/1994 : hlm. 47

Gambar 2.98 Pedestal/alas kaki yang berbentuk bulat, dibuat dengan

rangka kayu, dilapisi dengan triplek

Sumber: Pedoman Teknis Pembuatan Sarana Pameran di Museum.

Depdikbud, 1993/1994 : hlm. 47

Page 121: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 130

Gambar 2.99 Beberapa bentuk alas koleksi. Bentuk alas koleksi

disesuaikan dengan fungsi dan ukuran benda koleksi.

Sumber: Pedoman Teknis Pembuatan Sarana Pameran di Museum.

Depdikbud, 1993/1994 : hlm. 54

15. Ketentuan Tata Pamer Koleksi Tekstil

Koleksi tekstil terdiri dari tekstil tradisional, pakaian adat, dan

aksesori/pelengkap busana. Tekstil tradisional adalah kain yang dibuat

dengan cara tradisional pada teknik ataupun pewarnaannya. Kain yang

dibuat dengan alat tenun gendong atau ATBM (Alat Tenun Bukan

Mesin) adalah tekstil yang menerapkan teknik tenun tradisional. Teknik

tenun tradisional meliputi kain songket, sungkit, sulam cucuk, tapestri,

sedangkan yang menerapkan tenik pewarnaan tradisional adalah kain

ikat, batik, plangi, tritik, jumputan, colet dan prada.

Pada kelembaban relatif 70% atau lebih, suhu udara di atas 15°Celcius

memungkinkan adanya pertumbuhan mikro organisme seperti jamur

Page 122: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 131

dan serangan serangga. Maka, pengaturan terhadap kelembaban dan

suhu udara sangat menentukan keselamatan tekstil. Penggolongan

tekstil berikut identifikasi bahan pembentuk tekstil dan bahan

pembentuk vitrin sangat perlu dilakukan, sebelum menentukan desain

pameran. Menurut Puji Yoseph Subagyo (Tata Pamer Tekstil di

Museum, 2014), ada beberapa ketetuan yang harus diperhatikan dalam

memamerkan koleksi tekstil, yaitu:

a. Pengelompokkan koleksi sebelum pelaksanaan pameran

Benda 2 dimensi

Bagi koleksi yang menampilkan salah satu atau dua permukaan

untuk keperluan pameran, seperti kain, perlu dipertimbangkan

alas sebagai dasarnya yang rata. Hal ini mengingat koleksi jenis

kain dapat mungkin memamerkan seluruh permukaan kain. Kuat

penerangan yang direkomendasikan adalah 5o lux dan maksimum

radiasi ultra violetnya hanya sekitar 30 µW/Lm. Suhu udara

antara 20°-25° Celcius dan kelembaban relatif antara 45% dan

65%.

Kerangka/bingkai

Teknik pembingkaian laminasi dengan dua buah plexiglass(kaca)

dapat dilakukan apabila kain menampilkan dua permukaan dan

kondisi substratnya memenuhi (kokoh). Hal ini juga dapat

mengamankan kain terhadap pengaruh vibrasi, polutan, dan

faktor lingkungan lain.

Page 123: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 132

Penggantungan

Teknik penggantungan kain harus mempertimbangkan berat kain,

penguat yang telah diberikan, serta tampilan motifnya. Koleksi

semacam selendang yang berhiaskan logam berat seperti koin

pada ujungnya tidak boleh digantung.

Benda 3 dimensi

Pameran koleksi tekstil 3 dimensi seperti kostum harus dapat

memberikan gambaran ruang yang memenuhi. Kostum akan

lebih menarik apabila dilengkapi dengan manekin.

b. Display koleksi tekstil

Pengunjung harus dapat dengan mudah melihat koleksi tekstil

tanpa menghadapi efek kebutaan penglihatan apabila ruang

pamer untuk tekstil diturunkan kuat penerangannya.

Lampu penerangan dapat diatur melalui tombol saklar yang

dipasang di luar vitrin, sehingga tekstil hanya diterangi dengan

lampu saat ada pengunjung.

Lampu penerangan tidak boleh berhubngan langsung dengan

ruang tekstil, tetapi harus dibatasi dengan kaca kwarsa. Kaca ini

dapat mengurangi efek buruk dari sinar inframerah dan

ultraviolet.

Page 124: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI TENTANG …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812044_bab2.pdf · pengetahuan terutama bagi generasi muda. (Gertrud Rudolf Hidle, 1953) TUGAS

TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 133

Vitrin dibuat kedap udara sehingga debu dan polutan tidak dapat

masuk.

Kayu kerangka vitrin harus didesain khusus sehingga tidak

memungkinkan adanya pengaruh asam organik yang dihasilkan

dari kayu tersebut.