BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan...

153
BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian Tindakan Kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu Classrom Action Research, diartikan penelitian dengan tindakan yang dilakukan dikelas. “PTK merupakan siasat guru dalam mengaplikasikan pembelajaran dengan berkaca pada pengalamnya sendiri atau dengan perbandingan dari guru lain.” Menurut Lewin (2012, hlm.77) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengamati kejadian-kejadian dalam kelas untuk memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajarpun menjadi lebih baik.” Bahri (2012, hlm. 8) "PTK secara lebih sistematis dibagi menjadi tiga kata yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian yaitu kegiatan mengamati suatu objek 25

Transcript of BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan...

Page 1: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

BAB II

KAJIAN TEORETIS

A. Kajian Teori

1. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu

Classrom Action Research, diartikan penelitian dengan tindakan

yang dilakukan dikelas.

“PTK merupakan siasat guru dalam mengaplikasikan pembelajaran dengan berkaca pada pengalamnya sendiri atau dengan perbandingan dari guru lain.” Menurut Lewin (2012, hlm.77)

“Penelitian Tindakan Kelas merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengamati kejadian-kejadian dalam kelas untuk memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajarpun menjadi lebih baik.” Bahri (2012, hlm. 8)

"PTK secara lebih sistematis dibagi menjadi tiga kata yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian yaitu kegiatan mengamati suatu objek tertentu dengan menggunakan prosedur tertentu untuk menemukan data dengan tujuan meningkatkan mutu. Kemudian tindakan yaitu perlakuan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu. Dan kelas adalah tempat di mana sekelompok peserta didik menerima pelajaran dari guru yang sama.” Suyadi (2012, hlm.18)

Berdasarkan beberapa pemahaman mengenai PTK diatas

dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah

25

Page 2: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

26

suatu pengamatan yang menerapkan tindakan didalam kelas

dengan menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian

yang dilakukan dalam beberapa periode atau siklus. Berdasarkan

jumlah dan sifat perilaku para anggotanya, PTK dapat berbentuk

individual dan kaloboratif, yang dapat disebut PTK individual dan

PTK kaloboratif. Dalam PTK individual seorang guru

melaksanakan PTK di kelasnya sendiri atau kelas orang lain,

sedang dalam PTK kaloboratif beberapa orang guru secara

sinergis melaksanakan PTK di kelas masing-masing dan diantara

anggota melakukan kunjungan antar kelas.

b. Karakteristik PTK

Berdasarkan pada pengertian di atas, PTK memiliki

karakterlistik tersendiri sebagai pembeda dengan penelitian-

penelitian lainya. Adapun beberapa karakter tersebut adalah:

1. PTK hanya dilakukan oleh guru yang memahami bahwa

proses pembelajaran perlu diperbaiki dan ia terpanggil

jiwanya untuk memberikan tindakan-tindakan tertentu untuk

membenahi masalah dalam proses pembelajaran dengan cara

melakukan kolaborasi. Menurut Usman dalam Daryanto,

(2011, hlm. 2) guru dengan kompetensi tinggi merupakan

seorang yang memiliki kemampuan dan keahlian serta

keterampilan dalam bidangnya. Sehingga Ia dapat melakukan

Page 3: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

27

fungsi dan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik dengan

maksimal.

2. Refleksi diri, refleksi merupakan salah satu ciri khas PTK

yang paling esensial. Dan ini sekaligus sebagai pembeda PTK

dengan penelitian lainnya yang menggunakan responden

dalam mengumpulkan data, sementara dalam PTK

pengumpulan data dilakukan dengan refleksi diri. Tahir

(2012 hlm. 80)

3. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di dalam “kelas”

sehingga interaksi antara siswa dengan guru dapat

terfokuskan secara maksimal. “Kelas” yang dimaksud di sini

bukan hanya ruang yang berupa gedung, melainkan “tempat”

berlangsungnya proses pembelajaran antara guru dan murid.

Suyadi (2012 hlm. 6)

4. PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran

secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

berkesinambungan di mana setiap siklus mencerminkan

peningkatan atau perbaikan. Siklus sebelumnya merupakan

patokan untuk siklus selanjutnya. Sehingga diperoleh model

pembelajaran yang paling baik. Daryanto (2011 hlm. 6)

5. PTK merupakan salah satu indikator dalam peningkatan

profesionalisme guru, karena PTK memberi motivasi kepada

guru untuk berfikir Kritis dan sistematis, membiasakan guru

Page 4: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

28

untuk menulis, dan membuat catatan yang dapat. Di mana

semua itu dapat menunjang kemampuan guru dalam

pembelajaran. Daryanto (2011 hlm.6)

6. PTK bersifat fleksibel sehingga mudah diadaptasikan dengan

keadaan kelas. Dengan demikian proses pembelajaran tidak

monoton oleh satu model saja.Tahir(2012 hlm.81).

7. PTK menggunakaan metode kontekstuall. Artinya variable-

variable yang akan dipahami selalu berkaitan dengan kondisi

kelas itu sendiri. Sehingga data yang diperoleh hanya berlaku

untuk kelas itu saja dan tidak dapat digeneralisasikan dengan

kelas lain. Tahir (2012 hlm.81)

8. PTK dalam pelaksanaannya terbikai dalam beberapa

pembagian waktu atau siklus. Sukardi (2011 hlm. 212)

9. PTK tidak diatur secara khusus untuk memenuhi kepentingan

penelitian semata. melainkan harus disesuaikan dengan

program pembelajaran yang sedang berjalan di kelas tersebut.

(Sanjaya,2010:34)

10. Menurut Ibnu (dalam Aqib,2009, hlm. 16) memaparkan

bahwa PTK memiliki karakteristik dasar yaitu:

a. Dalam pelaksanaan tindakan berdasarkan pada masalah

yang dihadapi guru;

b. Adanya perpaduan dalam pelaksanaanya;

c. Peneliti sebagai media yang melakukan refleksi;

Page 5: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

29

d. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas

praktik instruksional;

e. Dalam pelaksanaannya terbagi beberapa siklus atau

periode.

Menurut Richard Winter ada enam karakteristik penelitian

tindakan kelas (PTK), yaitu :

1. Kritik Refleksi.

Salah satu langkah penelitian kualitatif pada umumya,

dan khususnya penelitian tindakan kelas ialah adanya upaya

refleksi terhadap hasil observasi mengenai latar dan

kegiatan suatu aksi. Hanya saja, di dalam(PTK) yang

dimaksud dengan refleksi ialah suatu upaya evaluasi atau

penelitian, dan refleksi ini perlu adanya kritik sehingga

dimungkinkan pada taraf evaluasi terhadap perubahan-

perubahan.

2. Kritik Dialektis.

Dengan adanya kritik dialektif diharapkan penelitian

bersedia melakukan kritik terhadap fenomena yang

ditelitinya. Selanjutnya peneliti akan bersedia melakukan

pemerisaan terhadap :

a. Kontek hubungan secara menyeluruh yang merupakan

suatu unit walaupun dapat dipisahkan secarta jelas.

Page 6: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

30

b. Struktur kontradiksi internal, maksudnya dibalik unut

yang kelas yang memungkinkan adanya kecenderungan

mengalami perubahan meskipun sesuatu yang berada di

balik unit tersebut bersifat stabil.

3. Kritik Kolaboratif.

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) diperlukan

hadirnya suatu kerjasama dengan pihak-pihak lain seperti

atasan, sejawat atau kolega, mahasiswa, dan sebagainya.

4. Kritik Resiko.

Dengan adanya ciri resiko diharapkan dan dituntut agr

peneliti berani mengambil resiko, terutama pada waktu

proses penelitian berlangsung. Resiko yang mungkin ada

diantaranya: Adanya tuntutan untuk melakukan suatu

transformasi, dan Melesetnya hipotesis.

5. Kritik Susunan Jamak.

Pada umumnya penelitian kuantitatif atau tradisional

berstruktur tunggal karena ditentukan oleh suara tunggal,

penelitiannya. Akan tetapi, PTK memiliki struktur jamak

karena jelas penelitian ini bersifat dialektis, reflektif,

partisipasitif dan kolaboratif.

6. Kritik Internalisasi Teori dan Praktek.

Di dalam penelitian tindakan kelad (PTK),

keberadaan antara teori dan praktikbukan merupakan dua

Page 7: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

31

dunia yang berlainan. Akan tetapi keduanya merupakan dua

tahap yang berbeda, yang saling bergantung dan keduanya

berfungsi untuk mendukung transformasi.

c. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Berdasarkan pendapat para ahli, adapun Tujuan Penelitian

Tindakan Kelas dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran

yang dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan

pembelajaran.

2. Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran

yang dilaksanakan oleh guru.

3. Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi

masalah pembelajaran di kelas agar pembelajaran bermutu.

4. Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam

memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat

keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya.

5. Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-

inovasi pembelajaran (misalnya, pendekatan, metode, strategi

dan media) yang dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan

mutu proses dan hasil pembelajaran.

6. Mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi baru

dalam pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran

selain kemampuan inovatif guru.

Page 8: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

32

7. Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau

berbasis penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada

realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada

kesan umum atau asumsi.

8. Memecahkan masalah-masalah melalui penerapan langsung

di kelas atau tempat kerja. Isaac (1994 hlm. 27)

9. Menemukan pemecahan masalah yang dihadapi sesorang

dalam tugasnya sehari-hari dimana pun tempatnya, di kelas,

di kantor, di rumah sakit, dan seterusnya.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

tujuan umum dari penelitian tindakan kelas adalah untuk

memecahkan permasalahan yang terjadi dalam proses

pembelajaran di kelas sehinggah tercipta perbaikan dan

peningkatan mutu dan kualitas pembelajaran.

Dengan terlaksananya tujuan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) tersebut, maka dapat diharapkan dapat menghasilkan

perbaikan dan peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran,

sebagai berikut :

1. Perbaikan dan peningkatan mutu isi, proses, hasil

pembelajaran.

2. Perbaikan dan peningkatan terhadap prestasi belajar peserta

didik di kelas atau ruang kuliah.

Page 9: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

33

3. Perbaikan dan peningkatan terhadap materi, metode, dan

penggunaan media pembelajara di kelas.

Mengacu pada tujuan Penelitian Tindakan Kelas diatas maka

Output atau hasil yang diharapkan melalui PTK adalah

peningkatan atau perbaikan kualitas proses dan hasil

pembelajaran yang meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Peningkatan atau perbaikan kinerja siswa di sekolah.

2. Peningkatan atau perbaikan mutu proses pembelajaran di

kelas.

3. Peningkatan atau perbaikan kualitas penggunaan media, alat

bantu belajar, dan sumber belajar lainya.

4. Peningkatan atau perbaikan kualitas prosedur dan alat

evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil

belajar siswa.

5. Peningkatan atau perbaikan masalah-masalah pendidikan

anak di sekolah.

d. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Ahli

Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut beberapa

ahli adalah sebagai berikut :

1. Mohammad Asrori (2007 hlm.15) menyatakan bahwa

manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dikaji dari

beberapa pembelajaran dikelas. Manfaat yang terkait dengan

komponen pembelajaran antara lain :

Page 10: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

34

a. Inovasi pembelajaran

b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan kelas

c. Peningkatan profesionalisme guru

2. Sukayati (2008 hlm. 13) manfaat Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) yang terkait dengan pembelajaran hampir sama

dengan yang disampaikan oleh Mohammad Asrori antara lain

mencakup hal-hal berikut:

a. Inovasi, dalam hal ini guru perlu selalu mencoba,

mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya

mengajarnya agar mampu merencanakan dan

melaksanakan model pembelajaran yang sesuai dengan

tuntutan kelas dan zaman.

b. Pengembangan kurikulum di tingkat kelas dan sekolah,

PTK dapat dimanfaatkan secara efektif oleh guru untuk

mengembangkan kurikulum. Hasil-hasil PTK akan

sangat bermanfaat jika digunakan sebagai sumber

masukan untuk mengembangkan kurikulum baik di

tingkat kelas maupun sekolah.

c. Peningkatan profesionalisme guru, keterlibatan guru

dalam PTK akan dapat meningkatkan profesionalisme

guru dalam proses pembelajaran. PTK merupakan salah

satu cara yang dapat digunakan oleh guru untuk

Page 11: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

35

memahami apa yang terjadi di kelas dan cara

pemecahannya yang dapat dilakukan.

3. Rustam dan Mundilarto (2004) mengemukakan manfaat

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi guru, yaitu:

a. Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran

b. Meningkatkan profesionalitas guru

c. Meningkatkan rasa percaya diri guru

d. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan

pengetahuan dan keterampilannya.

4. Cole dan Knowles (Prendergast, 2002:3-4) manfaat

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah dapat mengarahkan

para guru untuk melakukan kolaborasi, refleksi, dan bertanya

satu dengan yang lain dengan tujuan tidak hanya tentang

program dan metode mengajar, tetapi juga membantu para

guru mengembangkan hubungan-hubungan personal.

5. Noffke (Prendergast (2002:5), manfaat Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) adalah dapat mendorong para guru melakukan

refleksi terhadap praktek pembelajarannya untuk membangun

pemahaman mendalam dan mengembangkan hubungan-

hubungan personal dan sosial antar guru.

6. Whitehead (1993) manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

adalah dapat memfasilitasi guru untuk mengembangkan

Page 12: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

36

pemahaman tentang pedagogik dalam rangka memperbaiki

pembelajarannya.

7. Prendergast (2002) manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

adalah:

a. Dapat membantu pengembangan kompetensi guru dalam

menyelesaikan masalah pembelajaran mencakup kualitas

isi, efisiensi, dan efektivitas pembelajaran, proses, dan

hasil belajar siswa

b. Peningkatan kemampuan pembelajaran akan berdampak

pada peningkatan kompetensi kepribadian, sosial, dan

profesional guru.

Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Siswa, Guru,

Sekolah dan Teori Pendidikan

1. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Siswa dan

Pembelajaran

Tujuan PTK adalah memperbaiki kualitas proses

pembelajaran dengan sasaran akhir memperbaiki hasil belajar

siswa, sehingga PTK mempunyai manfaat yang sangat besar

dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Dengan

adanya pelaksanaan PTK, kesalahan dan kesulitan dalam

proses pembelajaran (baik strategi, teknik, konsep, dan lain-

lain) akan dengan cepat dapat dianalisis dan didiagnosis,

Page 13: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

37

sehingga kesalahan dan kesulitan tersebut tidak akan berlarut-

larut. Jika kesalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki,

maka pembelajaran akan mudah dilaksanakan, menarik, dan

hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat.

Ini menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara

pembelajaran dan perbaikan hasil belajar siswa. Keduanya

akan dapat terwujud, jika guru memiliki kemampuan dan

kemauan untuk melakukan PTK. Selain PTK dapat

meningkatkan hasil belajar siswa, PTK yang dilakukan oleh

guru dapat menjadi model bagi siswa dalam meningkatkan

prestasinya. Guru yang selalu melakukan PTK yang inovatif

dan kreatif akan memiliki sikap kritis dan reflektif terhadap

hasil belajar yang dicapai siswa. Sikap kristis inilah yang

akan dijadikan model bagi siswa untuk terus merefleksi diri

sebagaimana yang dilakukan oleh gurunya. Adapun Manfaat

PTK bagi siswa secara terperinci yaitu :

a. Peningkatan atau perbaikan kinerja siswa di sekolah

b. Peningkatan atau perbaikan masalah-masalah pendidikan

anak di sekolah

c. Peningkatan dan perbaikan kualitas dalam penerapan

kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di

sekolah

Page 14: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

38

d. Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan,

ketertarikan, kenyamanan, kesenangan dalam diri siswa

untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas. Di

samping itu, hasil belajar siswa pun dapat meningkat

e. Memberikan bekal kecakapan berfikir ilmiah melalui

keterlibatan siswa dalam kegiatan penelitian tindakan

kelas yang dilakukan oleh guru.

2. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Guru

a. Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses

pembelajaran melalui suatu kajian yang mendalam

terhadap apa yang terjadi dikelasnya. Keberhasilan

dalam perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi

guru, karena Ia telah melakukan sesuatu yang bermanfaat

bagi siswanya melalui proses pembelajaran yang

dikelolanya.

b. Dengan melakukan PTK, guru dapat berkembang dan

meningkatkan kinerjanya secara profesional, karena guru

mampu menilai, merefleksi diri, dan mampu

memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dalam hal

ini, guru tidak lagi hanya sebagai seorang praktisi yang

sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama

ini, namun juga sebagai peneliti dibidangnya yang selalu

Page 15: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

39

ingin melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang

inovatif dan kreatif.

c. Melalui PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan

aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan sendiri. Guru tidak hanya menjadi

penerima hasil perbaikan dari orang lain, namun guru itu

sendiri berperan sebagai perancang dan pelaku perbaikan

tersebut, sehingga diharapkan dapat menghasilkan teori-

teori dan praktik-praktik pembelajaran.

d. Dengan PTK, guru akan merasa lebih percaya diri. Guru

yang selalu merefleksi diri, melakukan evaluasi diri, dan

menganalisis kinerjanya sendiri di dalam kelas, tentu saja

akan selalu menemukan kekuatan, kelemahan, dan

tantangan pembelajaran dan pendidikan masa depan, dan

mengembangkan alternatif pemecahan masalah /

kelemahan yang ada pada dirinya dalam pembelajaran.

Guru yang demikian adalah guru yang memiliki

kepercayaan diri yang kuat.

3. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Sekolah

Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan untuk

melakukan perubahan atau perbaikan kinerjanya secara

profesional, maka sekolah tersebut akan berkembang pesat.

Page 16: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

40

Ada hubungan yang erat antara berkembangnya suatu sekolah

dengan berkembangnya kemampuan guru. Sekolah tidak

akan berkembang, jika gurunya tidak memiliki kemampuan

untuk mengembangkan diri. Kaitannya dengan PTK, jika

sekolah yang para gurunya memiliki keterampilan dalam

melaksanakan PTK tentu saja sekolah tersebut akan

memperoleh manfaat yang besar, karena peningkatan kualitas

pembelajaran mencerminkan kualitas pendidikan di sekolah

tersebut. Adapun.

Manfaat PTK bagi sekolah secara terperinci yaitu :

a. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil

pendidikan dan pembelajaran di sekolah

b. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam

mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di

dalam dan luar kelas.

c. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga

kependidikan.

d. Menumbuh-kembangkan budaya ilmiah di lingkungan

sekolah, untuk proaktif dalam melakukan perbaikan

mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.

e. Memberikan nilai tambah (value added) yang positif bagi

sekolah.

Page 17: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

41

f. Menjadi alat evaluator dari program dan kebijakan

pengelolaan sekolah yang sudah berjalan

4. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Teori

Pendidikan

Manfaat bagi teori pendidikan yaitu dapat menjadi

jembatan teori dan praktik, dengan artian seorang praktisi

ataupun guru akan berkolaborasi dengan seorang akademikus

sehingga berpotensi menerjemahkan teori yang bersifat

konseptual menjadi hal-hal yang bersifat riil dan praktis.

Dari beberapa penjelasan diatas, maka adapun manfaat

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Secara umum, yaitu :

1. Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan

bahan panduan guru untuk meningkatkan mutu

pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan

dapat menjadi bahan artikel ilmiah atau makalah untuk

berbagai kepentingan, antara lain disajikan dalam forum

ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah.

2. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau

tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalangan

guru. Hal ini telah ikut mendukung profesionalisme dan

karir guru.

3. Mampu mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau

sinergi antar-guru dalam satu sekolah atau beberapa

Page 18: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

42

sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah

pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.

4. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam

menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran

sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan

kelas. Hal ini memperkuat dan relevansi pembelajaran

bagi kebutuhan siswa.

5. Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan ,

kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas

yang dilaksanakan guru. Hasil belajar siswa pun dapat

meningkatkan.

6. Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran

yang menarik, menantang, nyaman, menyenangkan, dan

melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan

atau media yang digunakan dalam pembelajaran

demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.

e. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Prinsip adalah suatu pegangan. Dan salah satu fungsi

pegangan adalah untuk pedoman. Suyadi, (2012, hlm. 29)

Agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik tanpa

menganggu tugas utama dari seorang guru, dibutuhkan prinsip

yaitu apa yang harus ada tanpa menganggu apa yang menjadi

tugas utama dari guru. Bahkan prinsip ini diharapkan agar PTK

Page 19: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

43

dapat dilaksanakan dengan baik. Pelaksanaan penelitian tindakan

kelas dilaksanakan tanpa mengganggu komitmennya sebagai

pengajar. Artinya dalam pelaksanaannya PTK tetap mempunyai

pedoman-pedoman dasar yang tidak boleh untuk dilanggar oleh

guru.

Hal ini agar pelaksanaan PTK tetap dapat terlaksana dengan

baik tetapi tetap sesuai dengan apa yang telah direncanakan tanpa

menganggu apa yang menjadi tujuan dari guru secara formal.

Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Secara umum prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) tersebut adalah :

1. Tidak mengganggu komitmen guru sebagai pengajar;

2. Metode pengumpulan data tidak menuntut waktu yang

berlebihan;

3. Metodologi yang digunakan harus reliable sehingga

memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan

hipotesis secara meyakinkan;

4. Masalah berawal dari kondisi nyata di kelas yang dihadapi

guru;

5. Dalam penyelenggaraan penelitian, guru harus

memperhatikan etika profesionalitas guru;

6. Meskipun yang dilakukan adalah di kelas, tetapi harus dilihat

dalam konteks sekolah secara menyeluruh;

Page 20: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

44

7. Tidak mengenal populasi dan sampel;

8. Tidak mengenal kelompok eksperimen dan control;

9. Tidak untuk digeneralisasikan.

Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Arikunto

(2006)

Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas menurut Arikunto

(2006) yaitu :

1. Kegiatan Nyata dalam Situasi Rutin

Penelitian yang dilakukan peneliti tidak boleh mengubah

suasana rutin, penelitian harus dalam situasi yang wajar,

sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Hal

ini berkaitan erat dengan profesi guru yaitu melaksanakan

pembelajaran, sehingga tindakan yang cocok dilakukan oleh

guru adalah yang menyangkut pembelajaran.

2. Adanya Kesadaran Diri Untuk Memperbaiki Kerja

Kegiatan penelitian tindakan kelas dilakukan bukan

karena keterpaksaan, akan tetapi harus berdasarkan keinginan

guru, guru menyadari adanya kekurangan pada dirinya atau

pada kinerja yang dilakukannya dan guru ingin melakukan

perbaikan. Guru harus berkeinginan untuk melakukan

peningkatan diri untuk hal yanglebih baik dan dilakukan

secara terus menerus sampai tujuannya tercapai

3. SWOT Sebagai Dasar Berpijak

Page 21: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

45

Penelitian tindakan dimulai dengan melakukan analisis

SWOT, yang terdiri atas unsur-unsur, yaitu :

Strength : Kekuatan

Weaknesses : Kelemahan

Opportunity : Kesempatan

Threat : Ancaman

Empat hal tersebut dilihat dari sudut guru yang

melaksanakan maupun siswa yang dikenai tindakan. Dengan

berpijak pada hal-hal tersebut penelitian tindakan dapat

dilaksanakan hanya bila ada kesejalanan antara kondisi yang

ada pada guru dan juga siswa. Kekuatan dan kelemahan yang

ada pada diri peneliti dan subjek tindakan diidentifikasi

secara cermat sebelum mengidentifikasi yang lain.

4. Upaya Empiris dan Sistemik

Dengan telah dilakukannya analisis SWOT, tentu saja

apabila guru melakukan penelitian tindakan, berarti guru

sudah mengikuti prinsip empiris (terkait dengan pengalaman)

dan sistemik, berpijak pada unsur-unsur yang terkait dengan

keseluruhan sistem yang terkait dengan objek yang sedang

digarap. Pembelajaran adalah sebuah sistem, yang

keterlaksanaannya didukung oleh unsur-unsur yang kait

mengkait. Jika guru mengupayakan cara mengajar baru, harus

juga memikirkan tentang sarana pendukung yang berbeda,

Page 22: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

46

mengubah jadwal pelajarandan semua yang terkait dengan

hal-hal yang baru diusulkan tersebut.

5. Ikuti Prinsip SMART dalam Perencanaan

Ketika guru menyusun rencana tindakan, hendaknya

mengingat hal -hal yang terkandung dalam SMART, yaitu:

Spesifik : khusus, permasalahan tidak terlalu umum

Managable : dapat dikelola, dilaksanakan. Penelitian

tindakan kelas hendaknya tidak sulit, baik dalam

menentukan lokasi, mengumpulkan hasil, mengoreksi,

atau kesulitan dalam bentuk lain

Acceptable : dapat diterima, dalam konteks ini dapat

diterima oleh subjek yang dikenai tindakan, artinya siswa

tidak mengeluh gara-gara guru memberikan tindakan-

tindakan tertentu dan juga lingkungan tidak terganggu.

Realistic : operasional, tidak di luar jangkauan.

Penelitian tindakan kelas tidak menyimpang dari

kenyataan dan jelas bermanfaat bagi diri guru dan siswa.

Time-Bound : diikat oleh waktu, terencana, artinya

tindakan-tindakan yang dilakukan terhadap siswa sudah

tertentu jangka waktunya. Batasan waktu ini penting agar

guru mengetahui betuk hasil yang diberikan kepada

siswanya.

Page 23: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

47

Ketika guru menyusun rencana tindakan, harus mengingat hal-

hal yang disebutkan dalam SMART. Tindakan yang dipilih peneliti

harus :

a. Khusus specific, masalah yang diteliti tidak terlalu luas, ambil

satu aspek saja sehingga langkah dan hasilnya dapat jelas dan

spesifik.

b. Mudah dilakukan, tidak sulit atau berbelit, misalnya kesulitan

dalam mencari lokasi mengumpulkan hasil, mengoreksi dan

lainnya.

c. Dapat diterima oleh subjek yang dikenai tindakan, artinya

siswa tidak mengeluh gara-gara guru memberikan tindakan

dan juga lingkungan tidak terganggu karenanya.

d. Tidak menyimpang dari kenyataan dan jelas bermanfaat bagi

dirinya dan subjek yang dikenai tindakan.

Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Hopkins (1993)

Menurut Hopkins (1993) ada enam prinsip dalam PTK, yaitu :

1. Autentik

Masalah yang ditangani adalah masalah pembelajaran yang

nyata dan merisaukan tanggung jawab profesional dan

komitmen terhadap pemerolehan mutu pembelajaran.

Prinsip ini menekankan bahwa diagnosis masalah bersandar

pada kejadian nyata yang berlangsung dalam konteks

Page 24: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

48

pembelajaran yang sesungguhnya. Apabila pendiagnosisan

masalah berdasarkan pada kajian akademik atau kajian

literatur semata, maka penelitian tersebut dipandang sudah

melanggar prinsip keautentikan masalah, Jadi, masalah

harus didiagnosis dari kancah pembelajaran yang

sesungguhnya, bukan sesuatu yang dibayangkan akan terjadi

secara akademik.

2. Integral

Kegiatan PTK adalah pengembangan pembelajaran yang

merupakan bagian integral dari pembelajaran harus

diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur pikir dan

kaidah ilmiah. Alur pikir yang digunakan dimulai dari

pendiagnosisan masalah dan faktor penyebab timbulnya

masalah, pemilihan tindakan yang sesuai dengan permasalahan

dan penyebabnya, dan apabila perlu dirumuskan hipotesis

tindakan yang tepat, Selanjutnya, dilakukan penetapan

skenario tindakan, prosedur pengumpulan data, dan analisis

data. Objektivitas, reliabilitas, dan validitas proses, data,

dan hasil tetap dipertahankan selama penelitian

berlangsung. Prinsip kedua ini mempersyaratkan bahwa

dalam menyelenggarakan kegiatan pengembangan

pembelajaran tetap digunakan kaidah-kaidah ilmiah.

3. Sitematis

Page 25: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

49

Pelaksanaan PTK merupakan bagian integral dari

pembelajaran yang tidak menuntut kekhususan waktu maupun

metode pengumpulan data. Tahap-tahap pengembangan

pembelajaran selaras dengan pelaksanaan pembelajaran,

yaitu persiapan, pelaksanaan pembelajaran, observasi

kegiatan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil pembelajaran,

dan refleksi dari proses dan hasil pembelajaran. Prinsip ketiga

ini mengisyaratkan agar proses dan hasil pembelajaran

direkam dan dilaporkan secara sistematis dan terkendali

menurut kaidah ilmiah.

4. Siklis

Tugas guru yang utama adalah menyelenggarakan

pembelajaran yang baik dan berkualitas. Untuk itu, guru

memiliki komitmen dalam mengupayakan perbaikan dan

peningkatan kualitas pembelajaran secara terus-menerus.

Dalam menerapkan suatu tindakan untuk memperbaiki

kualitas pembelajaran ada kemungkinan tindakan yang dipilih

guru kurang berhasil, maka harus tetap berusaha mencari

alternatif lain, tanpa menggeser tema sentral. Guru harus

menggunakan pertimbangan dan tanggung jawab

profesionalnya dalam pengupayakan jalan keluar dari

permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Prinsip

pertama ini berimplikasi pada sifat pengembangan

Page 26: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

50

pembelajaran sebagai suatu upaya yang berkelanjutan secara

siklis sampai terjadinya peningkatan, perbaikan, atau

kesembuhan sistem, proses, hasil, dan sebagainya.

5. Konsisten

Konsistensi sikap dan kepedulian guru dalam memperbaiki

dan meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan.

Hal ini penting karena upaya peningkatan kualitas

pembelajaran perlu perencanaan dan pelaksanaan yang

sungguh-sungguh. Oleh karena itu, motivasi untuk

memperbaiki kualitas harus tumbuh dari dalam, bukan sesuatu

yang bersifat instrumental.

6. Komprehensif

Cakupan permasalahan pembelajaran tidak seharusnya

dibatasi pada masalah pembelajaran di ruang kelas, tetapi

dapat diperluas pada tataran di luar ruangan, misalnya di

laboratorium atau di perpustakaan. Perspektif yang lebih luas

akan memberi sumbangan lebih signifikan terhadap upaya

peningkatan kualitas pendidikan.

2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

a. Pengertian Model Problem Based Learning ( PBL )

Pembelajaran berbasis masalah itu merupakan salah satu model

pembelajaran yang digunakan dalam KTSP, Problem Based Learning

(PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang dalam pelaksanaan

Page 27: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

51

pembelajarannya berpegang pada sebuah masalah yang nantinya siswa

itu sendiri atau bersama dengan lain mencoba memecahkan masalah

yang diberikan untuk menumbuhkan sikap berfikir kritis dan jiwa

sosialnya dalam melakukan diskusi dengan siswa lain.

“ Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembeljaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran di stau kelas atau lain. Model pembelajaran ini dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.“ Joyce & Weil dalam Rusman (2012, hlm. 132)

“ Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuaan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.” Nurhadi dalam Sitiatava (2013, hlm. 65)

Konsep yang dikemukakan di atas menjelaskan bahwa model

pembelajaran adalah suatu bentuk bagaimana interaksi yang tercipta

antara guru dan siswa berhubungan dengan strategi, pendekatan,

metode dan teknik pembelajaran yang digunakan dalam proses

pembelajran.belajar terjadi dari aksi siswa, dan pendidik yang berperan

dalam memfasilitasi terjadinya aktivitas kontruksi pengetahuan oleh

pembelajar. Pendidik harus memusatkan perhatiannya untuk membantu

peserta didik dalam mencapai keterampilan self directed learning

(pembelajaran yang berpusat pada siswa).

“ Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan

Page 28: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

52

melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.” Tan dalam Rusman (2012, hlm. 229)

“ Pembelajaran Berbasis Masalah adalah inovasi yang signifikan dalam pendidikan. Margetson dalam Rusman (2012: 230) mengemukakan bahwa kurikulum Pembelajaran Berbasis masalah membantu untuk meningkatan perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola piker yang terbuka, reflektif, kritis dan belajar aktif. Kurikulum PBM memfasilitasi keberhasilan memecahkan masalah, komunikasi, kerja kelompok dan keterampilan interpersonal dengan baik diban: dingkan pendekatan yang lain.“ Boud dan Feletti dalam Rusman (2012, hlm. 230)

“ Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk didalamnya belajar bagaimana belajar.“ Ibrahim dan Nur dalam Rusman (2012, hlm. 241)

“ Model Problem Based Learning adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik, sehingga ia bisa menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan tinggi, memandirikan siswa, serta meningkatkan kepercayaan diri.“ Arends dalam Sitiatava (2013, hlm. 66)

“ Mengemukakan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.“ Moffit dalam Rusman (2012, hlm. 241)

Jadi, kesimpulannya penggunaan model Problem Based Learning (

PBL) juga bisa disebut Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah

suatu proses belajar dengan mengeluarkan kemampuan siswa dengan

Page 29: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

53

betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim

yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah,

menguji dan mengembangkan kemampuan berfikirnya secara

berkesinambungan yang berorientasi pada masalah dunia nyata.

Karena perkembangan intelektual siswa terjadi pada saat individu

berhadapan dengan pengalaman baru dan menantang serta ketika

mereka berusaha memecahkan masalah yang dimunculkan. Dalam

model pembelajaran ini siswa dituntut aktif dalam memecahkan suatu

masalah.

Pada dasar nya, Menurut Sitiatava PBL ini mempunyai banyak

variasi, yaitu : (1) Permasalahan sebagai pemandu; masalah menjadi

acuan konkret yang harus menjadi perhatian siswa. Maksudnya

masalah menjadi kerangka berpikir siswa dalam mengerjakan tugas .

(2) Permasalahan sebagai kesatuan dan alat evaluasi; masalah

diberikan setelah tugas-tugas dan penjelasan diberikan. Tujuanya ialah

untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan

pengetahuannya guna memecahkan masalah. (3) Permasalahan sebagai

contoh; masalah dijadikan sebagai contoh dan bagian dari bahan ajar.

Maksudnya masalahpun bisa digunakan untuk menggambarkan teori

serta konsep atau prinsip, yang dibahas antara siswa dan guru. (4)

Permasalahan sebagai fasilitas proses belajar; masalah dijadikan sebagi

alat untuk melatih siswa, yang dibahas antar siswa dan guru. (5)

Permasalahan sebagai stimulus belajar; masalah bisa merangsang

Page 30: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

54

siswa untuk mengembangkan keterampilan mengumpulkan dan

mengalisis data yang berkaitan dengan masalah dan keterampilan meta

kognitif. (Sitiatava 2013, hlm. 69)

Jadi kesimpulan dari variasi PBL adalah permasalah sebagai

pemandu, masalah sebagai kesatuan dan alat evaluasi, permasalahan

sebagai contoh, masalah sebagai fasilitas proses belajar, permasalah

sebagai stimulus belajar masalah bisa merangsang siswa untuk

mengembangkan keterampilan mengumpulkan dan mengalisis data.

b. Tujuan Model Problem Based Learning

Model Problem Based Learning memiliki tujuan secara umum

seperti yang dikemukakan oleh Sitiatava, yaitu: (1) Membantu siswa

mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, serta

kemampuan intelektual. (2) Belajar berbagai peran orang dewasa

melalui keterlibatan siswa dalam pengalaman nyata dan simulasi.

(Sitiatava 2013, hlm. 74)

Sedangkan menurut Tan, Ibrahim, dan Nur dalam Rusman secara

lebih rinci, yaitu: (1) Membantu siswa mengembangkan kemampuan

berpikir dan memecahkan masalah. (2) Belajar berbagai peran orang

dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata. (3)

Menjadi para siswa yang otonom. (Tan, Ibrahim, dan Nur dalam

Rusman 2012, hlm. 242)

Page 31: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

55

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa

Problem Based Learning (PBL) bertujuan untuk Membantu siswa

mengembangkan keterampilan berfikir kritis dan keterampilan

pemecahan masalah, mengembangkan pemikiran kritik dan

ketrampilan kreatif, meningkatkan kemampuan memecahkan masalah,

meningkatkan motivasi belajar siswa,dan membantu siswa belajar

untuk menstranfer pengetahuan dengan situasi baru.

c. Karakteristik Model Problem Based Learning (PBL)

Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda

begitupun dengan Rusman, yang mengemukakan karakteristik

Pembelajaran Berbasis Masalah, yaitu: (1) Permasalahan menjadi

starting point dalam belajar, (2) Permasalahan yang digunakan

merupakan masalah yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur, (3)

Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective),

(4) Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa,

sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi

kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar, (5) Belajar

pengarahan diri menjadi hal yang utama, (6) Pemanfaatan sumber

pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi sumber

informasi merupakan proses yang esensial dalam PBL, (7) Belajar

adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif, (8) Pengembangan

keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan

Page 32: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

56

penguasaan isi pengetahuan untuk mencapai solusi dari sebuah

permasalahan, (9) Keterbukaan proses dalam PBL meliputi sintesis

dan intergrasi dari sebuah proses belajar, dan (10) PBL melibatkan

evaluasi san review pengalaman siswa dan proses belajar. (Rusman

2012, hlm. 232)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning

(PBL) dimulai oleh adanya masalah yang dapat dimunculkan oleh

siswa ataupun guru, kemudian siswa memperdalam pengetahuannya

tentang sesuatu yang telah diketahuinya sekaligus yang perlu

diketahuinya untuk memecahkan masalah itu. Siswa juga dapat

memilih masalah yang dianggap menarik untuk dipecahkan, sehingga

ia terdorong untuk berperan aktif dalam belajar.

Adapun alur proses Pembelajaran Berbasis Masalah dapat dilihat

pada flowchart berikut ini:

Page 33: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

57

Gambar 2.1Keberagaman Penggunaan PBM

Menurut Rusman (2012, hlm. 233)

Di samping memiliki karakteristik seperti disebutkan di atas,

strategi belajar berbasis masalah (PBM) juga harus dilakukan dengan

tahap-tahap tertentu. Menurut Forganty dalam Septiana, tahap-tahap

strategi belajar berbasis masalah yaitu: (a) Menemukan masalah, (b)

Mendefinisikan masalah, (c) Mengumpulkan fakta, (d) Menyusun

hipotesis (dugaan sementara), (e) Melakukan penyelidikan, (f)

Menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan, (g)

Menentukan Masalah

Analisis Masalah

dan Isu Belajar

Pertemuan dan

Laporan

Penyajian Solusi dan

Refleksi

Kesimpulan,Integrasi,

dan Evaluasi

Belajar Pengarahan Diri

Belajar Pengarahan Diri

Belajar Pengarahan Diri

Belajar Pengarahan Diri

Page 34: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

58

Menyim-pulkan alternatif pemecahan secara kolaboratif, dan (h)

Melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah. (Forganty

dalam Septiana, 2013, hlm. 32)

Jadi dapat disimpulkan bahwa PBM digunakan tergantung dari

tujuan yang ingin dicapai apakah berkaitan dengan penguasaan isi

pengetahuan yang bersifat multi disipliner, penguasaan keterampilan

proses, belajar keterampilan pemecahan masalah, belajar kolaboratif

dan belajar keterampilan hidup yang lebih luas.

d. Ciri-ciri Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Adapun ciri-ciri model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) menurut Ibrahim dan Nur dalam Sitiatava (2013, hlm. 73)

adalah sebagai berikut:

1) Pengajuan pertanyaan atau masalah.

PBL mengorganisasikan pengajaran dengan masalah yang nyata

dan sesuai dengan pengalaman keseharian siswa.

2) Berfokus pada keterkaitan antardisiplin ilmu.

Masalah dan solusi pemecahan masalah yang diusulkan tidak

hanya ditinjau dari satu disiplin ilmu, tetapi dapat di tinjau dari

berbagai disiplin ilmu.

3) Penyelidikan autentik.

PBL mengharuskan siswa melakukan penyelidikan terhadap

masalah nyata melalui analisis masalah, observasi, maupun

Page 35: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

59

eksperimen. Dalam hal ini, siswa bisa mengumpulkan informasi

dari beragam sumber pembelajaran untuk menyelesaikan

permasalahan sekaligus mengembangkan hipotesis terhadap

penyelesaian masalah yang dikemukakan.

4) Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.

PBL menuntut siswa menghasilkan produk tertentu dalam bentuk

karya nyata guna menjelaskan atau mewakili penyelesaian masalah

yang ditemukan, kemudian memamerkan produk tersebut.

5) Kerja sama.

PBL dicirikan oleh siswa yang bekerja sama secara berpasangan

maupun dalam kelompok kecil guna memberikan motivasi

sekaligus mengembangkan keterampilan berpikir melalui tukar

pendapat serta berbagai penemuan.

Jadi, kesimpulannya dalam ciri-ciri model pembelajaran Problem

Based Learning sebagai berikut siswa mengorganisasikan pengajaran

dengan masalah yang nyata dan sesuai dengan pengalaman keseharian

siswa. PBL menuntut siswa menghasilkan produk tertentu dalam bentuk

karya nyata.

Page 36: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

60

e. Beberapa Teori yang Melandasi Problem Based Learning (PBL)

Ada berbagai teori yang melandasi model pembelajaran PBL

menurut Sitiatava (2013, hlm. 76), diantaranya sebagai berikut:

1) Teori Dewey dalam Kelas Demokratis

Sekolah harusnya mencerminkan mayarakat yang lebih besar, dan

kelas merupakan laboratorium untuk memecahkan masalah yang

nyata. Dewey menganjurkan agar pembelajaran disekolah lebih

bermanfaat.

2) Pendapat Piagget dan Vygotsky dalam teori kontruktivisme

Piagget dan Vygotsky adalah tokoh penggembang konsep

kontruktivisme yang didasarkan pada teori kognitif piagget.

Pandangan kontruktivisme kognitif mengemukakan bahwa siswa

dalam segala usia secara aktif terlibat dalam proses perolehan

informasi dan membangun pengetahuan sendiri.

3) Pendapat brunner dalam teori pembelajaran penemuan

Menurut brunner, pembelajaran menekankan penalaran induktif

dan proses inquiri. Dalam toeri ini dikenal adanya scaffolding

sebagai suatu proses saat seseorang siswa dibantu oleh seorang

guru atau oaring lain yang memiliki kemampuan lebih dalam

menuntakan masalah tetentu, sehingga dapat melampaui kapasitas

perkembangannya.

Jadi kesimpulan dari semua pendapat di atas mendukung model

pembelajaran PBL karena teori itu menekankan bahwa dalam

pembelajaran siswa dituntut memperoleh dengan cara mencari

Page 37: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

61

informasi untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi

pelajaran.

f. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Problem Based Learning (PBL)

Model pembelajaran Problem -Based Learning memiliki kelebihan

dan kekurangan menurut Sitiatava (2013, hlm. 82), yaitu diantaranya

sebagai berikut:

1) Kelebihan pendekatan Problem Based Learning

Model pembelajaran PBL ini memiliki beberapa kelebihan,

diantaranya ialah sebagai berikut:

a) Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan lantaran ia

menemukan konsep tersebut.

b) Melibatkan siswa secara aktif dalam memecahkan masalah dan

menuntut keterampilan berpikir kritis siswa yang lebih tinggi.

c) Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki oleh

siswa,sehingga pembelajaran lebih bermakana.

d) Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran, karena masalah-

masalah yang diselesaikan langsung dikaitkan dengan

kehidupan nyata.

e) Menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu member

aspirasi dan menerima pendapat oaring lain, serta menanmkan

sikap sosial yang positif dengan siswa lainnya.

Page 38: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

62

f) Pengondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling

berintegrasi terhadap pembelajar dan temannya, sehingga

pencapaian ketuntasan belajar siswa dapat diharapkan.

g) PBL di yakini pula dapat menumbuhkembangkan kemampuan

kreativita siswa, baik secara individual maupun kelompok,

karena hampir disetiap langkah menuntut adanya keaktifan

siswa.

2) Kekurangan pendekatan Problem Based Learning (PBL)

Model pembelajaran PBL ini memiliki beberapa kekurangan,

diantaranya ialah sebagai berikut:

a) Bagi siswa yang malas, tujuan metode tersebut tidak dapat

tercapai.

b) Membutuhkan banyak waktu dan dana.

c) Tidak semua mata pelajaran bisa diterapkan dengan metode

PBL (Problem Based Learning).

Jadi, penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa model

pembelajaran Problem Based Learning memiliki kelebihan seperti

Melibatkan siswa secara aktif dalam memecahkan masalah dan

menuntut keterampilan berpikir kritis siswa yang lebih tinggi dan

Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran, Sedangkan kekurangan

model pembelajaran Problem Based Learning seperti membutuhkan

banyak waktu dan dana.

Page 39: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

63

g. Evaluasi dalam Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning memiliki Evaluasi dalam proses

pembelajarannya.

“ Tidak selamanya proses belajar model PBL berjalan secara lancar. Ada beberapa hambatan yang dapat muncul. Hambatan yang sering terjadi adalah kurang terbiasanya siswa dan guru dengan model ini. Faktor penghambat lainnya adalah kurangnya waktu. Proses PBL terkadang membutuhkan waktu yang lebih banyak.” Nursalam dan Ferry dalam Sitiatava (2013, hlm. 81),

Pembelajaran yang berorientasi pada proses, terdapat dua

komponem pokok yang perlu diperhatikan dalam proses evaluasi,

dalam Sitiatava, yakni : (1) Pengetahuan yang diperoleh siswa ( siswa

diharapkan mendapatkan pengetahuan lebih setelah melalui proses

belajar), (2) Proses belajar yang dilakukan oleh siswa (siswa

diharapkan menggunakan pendekatan belajar deep learning, yaitu

melakukan proses belajar yang aktif, mandiri, dan tanggung jawab).

(Sitiatava 2013, hlm. 81)

Jadi, kesimpulannya guru bisa memberikan umpan balik atau

menggunakan prosedur penilaian formatif dan surmatif sesuai dengan

aturan penilaian dari sekolah. Hal ini juga membantu dalam

mempertimbangkan penilaian kelompok secara keseluruhan. Dalam

hal itu, kelompok didorong untuk merefleksikan penampilan dalam

PBL, termasuk proses, keterampilan komunikasi, menghargai teman,

dan kontribusi individu.

Page 40: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

64

h. Pengembangan Langkah-Langkah Pembelajaran Model Problem Based Learning (PBL)

PBM melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri yang

memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan

fenomena dunia nyata dan membangun pemahamannya tentang

fenomena itu.

Menurut Fogarty dalam Rusman PBM dimulai dengan masalah

yang tidak terstruktur sesuatu yang kacau. Dari kekacauan ini siswa

menggunakan berbagai kecerdasannya melalui diskusi dan penelitian

untuk menentukan isu nyata yang ada. Langkah–langkah yang akan

dilalui oleh siswa dalam sebuah proses PBM adalah: (1) Menemukan

masalah, (2) Mendefinisikan masalah, (3) Mengumpulkan fakta, (4)

Pembuatan hipotesis, (5) Penelitian, (6) Repprasing masalah, (7)

Menyuguhkan alternative, (8) Mengusulkan solusi. (Rusman 2012,

hlm. 243)

Ibrahim, Nur, dan Ismail dalam Rusman (2012, hlm. 243)

mengemukakan bahwa langkah-langkah Pembelajaran Berbasis

Masalah adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Fase Indikator Tingkah Laku Guru

1 Orientasi siswa pada

masalah

Menjelaskan tujuan pembelajaran,

menjelaskan logistik yang diperlukan,

dan memotivasi siswa terlibat pada

Page 41: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

65

aktivitas pemecahan masalah.

2 Mengorganisasi siswa

untuk belajar

Membantu siswa untuk

mengidentifikasi dan

mengorganisasikan tugas belajar yang

berhubungan dengan masalah

tersebut.

3 Membimbing

pengalaman

individual/kelompok

Mendorong siswa untuk

mengumpilkan informasi yang sesuai,

melaksanakan eksperimen untuk

mendapatkan penjelasan dan

pemecahan masalah.

4 Mengembangkan dan

menyajikan hasil

karya

Membantu siswa dalam

merencanakan dan menyiapkan karya

yang sesuai seperti laporan, dan

membantu mereka untuk berbagagi

tugas dengan temannya.

5 Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Membantu siswa untuk melakukan

refleksi atau evaluasi terhadap

penyelidikan mereka dan proses yang

mereka gunakan.

Jadi, berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

Lingkungan belajar yang harus disiapkan dalam PBM adalah

Page 42: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

66

lingkungan belajar yang terbuka, menggunakan proses demokrasi, dan

menekankan pada peran aktif siswa. Seluruh proses membantu siswa

untuk menjadi mandiri dan otonom yang percaya pada keerampilan

intelektual mereka sendiri.

3. Hakekat Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan, dan

mengontrol minat-minat.

“ Motivasi secara psikologi adalah motivasi mewakili proses-proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela yang diarahkan ke arah tujuan tertentu.” Abdorrakhman Gintings ( 2010, hlm. 86 )

Motivasi itu sebagai faktor penggerak maupun dorongan yang

dapat memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubah

tingkah laku manusia atau individu untuk menuju pada hal yang lebih

baik untuk dirinya sendiri.

“ Motivasi adalah sesuatu yang menggerakan atau mendorong siswa untuk belajar dan menguasai materi pelajaran yang sedang didikutinya. Tanpa motivasi siswa tidak akan tertarik dan serius dalam mengikuti pembelajaran. Sebaliknya, dengan adanya motivasi yang tinggi siswa akan tertarik dan terlibat aktif bahkan berinisiatif dalam proses pembelajaran. Dengan motivasi yang tinggi siswa akan berupaya sekuat-kuatnya dan dengan menempuh berbagai strategi yang positif untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.“ Abdorrakhman Gintings ( 2010, hlm. 86 )

“ Motivasi merupakan hasil sejumlah proses, yang bersifat internal atau eksternal bagi seseorang individu, yang

Page 43: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

67

+*9menyebabkan imbulnya sikap antusianisme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.” Gray dkk dalam Abdorrakhman Gintings (2010, hlm. 88)

“ Motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere yang dalam bahasa Inggris berarti to move adalah kata kerja yang artinya sebuah kata benda yang penggerakan.“ Gintings (2010, hlm. 86)

“ Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.” Dimyati (2013, hlm. 80)

Jadi, pengertian motivasi dapat disimpulkan bahwa motivasi

adalah suatu daya penggerak aktif yang muncul baik dari dalam

maupun dari luar dirinya yang berupa semangat dan kegigihan

perilaku untuk mengarahkan kepada tingkah laku dalam mencapai

suatu tujuan tertentu.

b. Sumber-sumber Motivasi Belajar Siswa

Dalam pembelajaran dikenal dua jenis motivasi yang dilihat dari

sumber datangnya motivasi tersebut yang dikemukakan oleh

Abdorrakhman Gintngs (2010, hlm. 88) yaitu:

1) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi untuk belajar yang

berasal dari luar diri siswa itu sendiri. Motivasi ekstrinsik ini

diantaranya ditimbulkan oleh fackor-faktor yang muncul dari

Page 44: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

68

luar pribadi siswa itu sendiri termasuk dari guru. Faktor-faktor

tersebut bisa positif dan bisa negatif.

Contoh dari motivasi ekstrinsik yang negatif adalah

rasa takut siswa akan hukuman yang akan diberikan oleh guru

mendorong siswa untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Contoh

motivasi ekstrinsik yang positif adalah dorongan siswa untuk

mengerjakan pekerjaan rumah karena ingin mendapatkan

pujian dari guru.

Dari kedua contoh tersebut maka dapat disimpulkan

beberapa sifat-sifat motivasi ekstrinsik sebagai berikut : 1)

karena munculnya bukan atas kesadaran sendiri, maka

motivasi ekstrinsik mudah hilang atau tidak dapat bertahan

lama, 2) motivasi ekstrinsik jika diberikan terus menerus akan

menimbulkan motivasi intrinsik dalam diri siswa.

2) Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi untuk belajar yang

berasal dari diri siswa itu sendiri. Motivasi intrinsik ini

diantaranya ditimbulkan oleh faktor-faktor yang muncul dari

pribadi siswa itu sendiri terutama kesadaran akan manfaat

materi pelajaran bagi siswa itu sendiri. Manfaat tersebut bisa

berupa:

Page 45: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

69

a) Keterpakaian kompetensi dalam bidang yang sedang

dipelajari dalam pekerjaan atau kehidupannya kelak.

b) Keterpakaian pengetahuan yang diperoleh dari

pembelajaran dalam memperluas wawasannya sehingga

memberikan kemampuan dalam mempelajari materi lain.

c) Diperolehnya rasa puas karena keberhasilan mengetahui

tentang sesuatu yang selama ini menjadi obsesi atau

dambaannya.

d) Diperolehnya kebanggaan karena adanya pengakuan oleh

lingkungan sosial terhadap kompetensi prestasinya dalam

belajar.

Diantara sifat-sifat motivasi intrinsik yaitu walaupun

motivasi intrinsik sangat diharapkan namun justru tidak selalu

timbul dalam diri siswa. Karena munculnya atas kesadaran

sendiri maka motivasi intrinsik akan bertahan lebih lama

dibandingkan motivasi ekstrinsik.

Berikut ini adalah tanda-tanda adanya motivasi intrinsik dalam diri siswa dalam Abdorrakhman Gintings, yaitu: (a) Adanya bukti yang jelas tentang keterlibatan, kreativitas, dan rasa menikmati pelajaran dalam diri siswa selama pembelajaran berlangsung, (b) Adanya suasana hati (mood) yang positif seperti keseriusan dan keceriaan, (c) Munculnya pertanyaan dan pengamatan dari siswa yang mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata, (d) Terdapat diskusi personal lajutan setelah selesainya jam pelajaran, (e) Menyerahkan tugas tanpa diingatkan oleh guru, (f) Berusaha keras dan tidak cepat menyerah dalam mengatasi kesulitan belajar atau komunikasi serta penyelesaian tugas, (g) Mengusulkan atau menetapkan tugas yang relevan

Page 46: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

70

untuk dirinya sendiri, (h) Mengupayakan penguasaan materi secara mandiri dengan memanfaatkan berbagai strategi dan sumber belajar. (Abdorrakhman Gintings 2010, hlm. 90)

Jadi dapat disimpulkan motivasi dibagi menjadi dua yaitu

motivasi Ekstrinsik dan motivasi Intrinsik. Motivasi untuk

belajar yang berasal dari luar diri siswa itu sendiri, dan

motivasi untuk belajar yang berasal dari diri siswa itu sendiri.

Lingkungan juga menjadi motivasi bagi siswa karena jika

didalam lingkungan rumah itu terasa nyaman maka siswa akan

termotivasi dalam belajarnya.

c. Bentuk-bentuk dalam Motivasi Pembelajaran

Bentuk-bentuk dalam motivasi dalam pembelajaran meurut

Hamzah B. Uno (2011, hlm. 34) diantaranya adalah:

1) Pernyataan perhargaan secara verbal

Pernyataan verbal mengandung makna interaksi dan

pengalaman pribadi yang langsung antara siswa dan guru

2) Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan

Pengetahuan atas hasil pekerjaan merupakan cara untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa

3) Menimbulkan rasa ingin tahu

Rasa ingin tahu merupakan daya untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa.

4) Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa

5) Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa

Page 47: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

71

Hal ini memberikan semacam hadiah pada tahap awal belajar

yang memungkinkan siswa semangat semangat untuk belajar

selanjutnya.

6) Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam

belajar

7) Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan

suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami

8) Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah

dipelajari sebelumnya

9) Menggunakan simulasi dan permainan

10) Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan

siswa dalam kegiatan pembelajaran

11) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan

kemahirannya di depan umum

12) Memahami iklim sosial dalam sekolah

Pemahaman iklim dan suasana sekolah merupakan pendorong

kemudahan berbuat bagi siswa

13) Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat

Guru memahami secara tepat bilamana dia harus menggunakan

manifestasi kewibawaannya pada siswa untuk meningkatkan

motivasi belajarnya

14) Memperpadukan motif-motif yang kuat

Page 48: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

72

Seorang siswa giat belajar mungkin karena latar belakang

motif berprestasi sebagai motif yang kuat

15) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai

Makin jelas tujuan yang dicapai, makin terarah upaya untuk

mencapainya

16) Merumuskan tujuan-tujuan sementara

Tujuan-tujuan belajar yang umum itu seyogianya dipilah

menjadi tujuan sementara yang lebih mudah dicapai

17) Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai

Dengan mengetahui hasil yang telah dicapai maka motivasi

belajar siswa akan lebih kuat

18) Membuat suasana persainngan yang sehat diantara siswa

Suasana ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengukur kemampuan dirinya melalui kemampuan orang lain

19) Mengembangkan persaingan dengan diri sendiri

Persaingan semacam ini dilakukan dengan memberikan tugas

dalam berbagai kegiatan yang dilakukan sendiri

20) Memberikan contoh yang positif

Guru harus melakukan pengawasan dan pembimbingan yang

memadai selama siswa mengerjakan tugas di kelas

Berdasarkan penjelasan diatas tentang bentuk-bentuk dalam

motivasi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan atas hasil

Page 49: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

73

pekerjaan merupakan cara untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa, rasa ingin tahu merupakan daya untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa, hal ini memberikan semacam hadiah pada

tahap awal belajar yang memungkinkan siswa semangat semangat

untuk belajar selanjutnya.

d. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar peranan motivasi baik instrinsik

maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat

mengembangkan segala aktivistas dan inisiatif, dapat mengarahkan

dan memelihara ketekunan dalam melakkan kegiatan belajar.

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal

tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk

melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar

adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan.

Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajaran seorang anak

didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

Sardiman (2011, hlm. 97) menyatakan bahwa ada beberapa

bentuk dan cara untuk menumbuhkann motivasi dalam kegiatan

belajar mengajar disekolah, antara lain:

1) Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan

belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk

mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang

Page 50: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

74

dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport

angkanya baik-baik.

Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan

motivasi yang sangat kuat. Tetapi juga, bahakan banyak siswa

bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas

saja. Ini menujukkan motivasi yang dimilikinya kurang

berbobot bila dibandingkan dengan siswa-siswa yang

menginginkan angka baik. Namun demikian semua itu harus

diingat oleh guru bahwa pencapaian angka-angka seperti itu

belum merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang

bermakna. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh

oleh guru adalah bagaimana cara memberikan angka-angka

dapat dikaitkan dengan value yang terkandung di dalam setiap

pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa sehingga tidak

sekadar konitif saja tetapi juga keterampilan dan afeksinya.

2) Hadiah

Hadiah dpat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi

tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan,

mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang

dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. Sebagai

contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik

mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak

memiliki bakat menggambar.

Page 51: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

75

3) Saingan/kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat

motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik

persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur

persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri

atau perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk

meningkatkan kegiatan belajar siwa.

4) Memberi ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui

akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga

merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh

guru, adalah jangan terlalu sering (misalnya tiap hari) karena

bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru

harus juga terbuka, maksudnya kalau akan ulangan harus

diberitahukan kepada siswanya.

5) Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau tahu

terjadi kemajuan, akan terdorong siswa untuuk lebih giat

belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar

meningkat maka akan ada motivasi dalam diri siswa untuk

terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus menungkat.

6) Pujian

Page 52: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

76

Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil

menyekesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian.

Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan

sekaligus merupakan motivasi yang baik. Olehkarena itu,

supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus

tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang

menyenangkan dan mempertingi gairah belajar serta sekaligus

akan membangkitkan harga diri.

7) Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negative tetapi kalau

diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip

pemberian hukuman.

8) Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesenjangan, ada

maksud untuk belajar. Hal ini akan lebbihh baik bila

dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud.

Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang

ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu

hasilnya akan lebih baik.

9) Minat

Di depan sudah diuraikan bahwa soal motivasi sangat erat

hubungannya dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada

Page 53: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

77

kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat

merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan

berjalan lancar kalau disertai dengan minat.

10) Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa,

akan merupakan alat motivasi yang snagat penting. Sebab

dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa

sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah

untuk terus belajar.

Sedangkan menurut Fathurrohman Dan Sutikno (2001, hlm.

22), Ada beberapa strategi untuk menumbuhkan motivasi belajar

siswa, yakni :

1) Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.

Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu

seorang guru menjelaskan mengenai tujuan yang akan

dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin

besar pula motivasi dalam melaksanakan kegiatan belajar.

2) Hadiah .

Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan

memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi.

Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan

termotivasi untuk bisa mengajar siswa yang berprestasi.

Page 54: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

78

3) Saingan / kompetisi.

Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya

untuk meningkatkan prestasi belajarnya, dan berusaha

memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

4) Pujian

Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan

penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat

membangun.

5) Hukuman.

Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan

saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan

harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha

memacu motivasi belajarnya.

6) Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar.

Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal

kepada peserta didik.

7) Membentuk kebiasaan belajar yang baik.

8) Membantu kesuliatan belajar peserta didik, baik secara

individual maupun kelompok.

9) Menggunakan metode yang bervariasi

10) Menggunakan media yang baik serta harus sesuai dengan

tujuan pembelajaran

Page 55: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

79

Jadi dapat disimpulkan bahwa cara menumbuhkan motivasi

belajar yaitu memberikan pujian atau memberikan hadiah agar

peserta didik lebih bersemangat lagi dalam belajarnya, berikan

hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu

semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu,

siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengajar

siswa yang berprestasi.

e. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemberian Motivasi

Ranupandojo dalam Abdorrakhman Gintings (2010, hlm. 99)

memberikan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

memberikan motivasi sebagaimana dirangkum berikut ini:

1) Memahami adanya perbedaan individu baik secara fisik

maupun secara emosional.

2) Setiap individu memiliki kepribadian yang unik sehingga

memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi situasi tertentu.

3) Semua perilaku terjadi akibat adanya perubahan baik dalam

diri individu maupun dalam situasi yang dihadapinya.

4) Setiap individu memiliki rasa ego yang cenderung

mengabaikan kepentingan orang lain, akan tetapi secara

rasional ia dapat menyesuaikan dengan kepentingan orang lain.

5) Emosi seseorang biasanya dapat dengan mudah dikenali dan

sangat dominan dalam membentuk prilaku seseorang. Dengan

melihat emosinya, kita dapat memperkirakan bagaimana

perilakunya.

Page 56: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

80

6) Pada umumnya kita jarang mengetahui kondisi individu secara

mendalam, sehingga sukar memperkirakan reaksinya terhadap

situasi tertentu.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hal-hal

yang perlu diperhatikan dalam pemberian motivasi seperti setiap

individu memiliki rasa ego yang cenderung mengabaikan

kepentingan orang lain, memahami adanya perbedaan individu baik

secara fisik maupun secara emosional.

4. Hakekat Hasil Belajar

a. Definisi Hasil belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu

setelah proses pembelajaran berlangsung, yang dapat memberikan

pengaruh tingkah laku baik pengetahuam, pemahaman, sikap dan

keterampilan peserta didik sehingga menjadi lebih baik dari yang

sebelumnya.

“ Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku subjek yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor dalam situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-ulang.” Hamalik (2011, hlm. 37)

“ Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Menurut Slavin dalam Sitiatava pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku individu yang disebabkan oleh pengalaman.” (Sitiatava 2013, hlm. 15)

Page 57: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

81

“ Pembelajaran ialah suatu kombinasi yang tersusun dari unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan didalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian.” Oemar Hamalik dalam Sitiatava (2013, hlm. 17)

“ Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang dapat dibedakan yakni tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses) belajar mengajar dan hasil belajar. Tujuan instruksional dapat di ambil tindakan perbaikan pengajaran dan perbaikan siswa yang bersangkutan. Misalnya dengan melakukan perubahan dalam strategi mengajar, memberikan bimbingan dan bantuan belajar kepada siswa. Dengan perkataan lain, hasil penilaian tidak hanya bermanfaat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional dalam hal ini perubahan tingkah laku tetapi juga sebgai umpan balik bagi upaya memperbaiki proses belajar mengajar.“ Nana Sudjana (2013, hlm. 2)

Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam

mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya.

“ Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah di tetapkan dalam kurikulum.” Howard dalam Nana Sudjana (2002, hlm. 22)

Kegiatan yang dilakukan oleh individu akan mengakibatkan

perubahan-perubahan baik berupa pengetahuan maupun sikap dan

Page 58: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

82

keterampilan. Perubahan itu adalah hasil yang telah dicapai dari

proses belajar.

Terdapat beberapa aspek sebagai objek penilaian yang terdiri

dari Ranah Kognitif, Ranah Afektif, Ranah Psikomotor. Ranah

Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang tediri

dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama

disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya

termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah Afektif berkenaan dengan

sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau

reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah Psikomotor

berkenaan denganhasil belajar keterampilan dan kemampuan

bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris yakni (a) gerakan

refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan

perseptual, (d) keharmonisan dan ketepatan, (e) gerakan

ketrampilan kompleks, dan (f) gerkan ekspresif dan interpretative.

(Nana Sudjana 2013, hlm. 22)

Hasil belajar diartikan sebagai hasil akhir pengambilan

keputusan tentang tinggi rendahnya nilai siswa selama mengikuti

proses belajar mengajar, pembelajaran dikatakan berhasil jika

tingkat pengetahuan siswa bertambah dari hasil sebelumnya.

Adapun tipe hasil belajar menurut sujhana (2002, hlm. 50-55)

sebagai berikut :

Page 59: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

83

1) Tipe hasil belajar bidang kognitif

a) Tipe Hasil Belajar Pengetahuan (knowledge)

Termasuk tipe hasil belajar tingkat rendah jika

dibandingkan tipe hasil belajar lainnya. Namun demikian

tipe hasil belajar ini penting sebagai persyaratan untuk

menguasai dan mempelajari tipe hasil belajar lain yang

lebih tinggi. Setidaknya pengetahuan hafalan merupakan

kemampuan terminal (jembatan) untuk menguasai tipe

hasil belajar lainnya.

b) Tipe Hasil Belajar Pemahaman (kompherension)

Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap

makna atau arti dari suatu konsep. Untuk itu maka perlu

adanya hubungan atau pertautan antara konsep dengan

makna yang ada dalam konsep tersebut.

c) Tipe Hasil Belajar Penerapan ( aplikasi )

Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan

mengabraksikan suatu konsep,ide, rumus, dan hukum

dalam situasi yang baru. Misalnya, memecahkan

persoalan. Jadi, dalam aplikasi harus ada konsep, teori,

hukum, dan rumus. Dalil hukum tersebut, diterapkan

dalam suatu masalah (situasi tertentu).

d) Tipe Belajar Analisis

Page 60: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

84

Analisis adalah kesanggupan memecahkan, menguraikan

suatu integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur

atau bagian-bagian yang mempunyai arti atau mempunyai

tingkat. Analis merupakan tipe hasil belajar yang kompleks

yang memanfaat kan unsur tipe hasil belajar sebelumnya,

yakni pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi.

e) Tipe Belajar Sintesis

Sintesis adalah lawanan analisis. Bila pada analisis

tekanan pada kesanggupan menguraikan suatu integritas

menjadi bagian yang bermakna, pada sintesis adalah

kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi suatu

integritas.

f) Tipe Belajar Evaluasi

Evaluasi adalah kesanggupan member keputusan tentang

nilai sesuatu berdasarkan judgment yang dimilikinya, dan

kriteria yang dipakainya. Tipe hasil belajar ini dikategorikan

paling tinggi dan terkandung semua tipe hasil belajar yang

telah dijelaskan sebelumnya. Dalam tipe hasil belajar

evaluasi, tekanan pada pertimbangan suatu nilai, mengenai

baik tidaknya, tepat tidaknya, dengan menggunakan kriteria

tertentu. Tingkah laku operasional dalam kata-kata menilai,

membandingkan, mempertimbangkan, mempertentang,

Page 61: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

85

menyarankan, mengkritik, menyimpulkan,member pendapat

dan lain-lain.

2) Tipe hasil belajar bidang afektif

Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai.

Beberapa ahli menyatakan bahwa, sikap seseorang dapat

diramalkan perubahannya, bila seseorang telah menguasai

bidang kognitif tingkat tinggi. Tipe hasil belajar afektif

tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti

perhatian pada pelajaran, disiplin, motivasi, belajar,

menghargai guru teman sekelas kebiasaan belajar dan lain-

lain.

3) Tipe hasil belajar psikomotorik

Hasil belajar bidang psikomotorik tampak dalam bentuk

keterampilan (skill), kemampuan bertindak individu

(seseorang). Tipe hasil belajar yang dikemukakan tersebut

sebenarnya tifdak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan

satu sama lain bahkan dalam kebersamaan. Seseorang yang

berubah tingkat kognitifnya sebenarnya dalam kadar tertentu

telah berubah sikap dan perilakunya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

belajar adalah lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

Lingkungan internal terdiri atas faktor biologis (kondisi fisik yang

Page 62: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

86

normal dan kondisi kesehatan fisik) dan fsikologis (intelegensi,

kemampuan, bakat, daya ingat, dan konsentrasi),sedangkan faktor

eksternal terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,

dan lingkungan masyarakat.

Hasil belajar dapat diketahui melalui penilaian dan evaluasi.

Penilaian menetapkan baik buruknya hasil kegiatan pembelajaran

yang menekankan pada informasi dan perolehan siswa dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan dan evaluasi

dalam Dimyati dan Mudjiono, (2001, hlm. 176). Tujuannya yaitu

untuk mengetahui sejauh mana bahan yang dipelajari dapat

dipahami oleh siswa. Adapun evaluai hasil belajar menurut

Arikunto (2002, hlm. 25) adalah kegiatan pengumpulan data

untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran sudah tercapai.

Jadi, kesimpulannya hasil belajar siswa dapat diketahui

melalui evaluasi kemampuan dalam ranah kognitif. Untuk

mengamati serta mengukur keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar dalam ranah kognitif dapat diadakan tes formatif

sebagai nilai tes yang merupakan hasil belajar siswa.

b. Ranah Tingkah Laku dalam Hasil Belajar

Hasil belajar dalam bentuk perubahan tingkah laku tersebut

merupakan tingkat kemampuan yang dapat dikuasi peserta didik,

sebagaimana yang diungkapkan oleh Bloom dalam Ginting (2010,

Page 63: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

87

hlm. 35) bahwa tingkat kemampuan atau penguasaan yang dapat

dikuasai oleh peserta didik mencakup tiga aspek, yaitu:

1. Kemampuan kognitif (Cognitive Domain), adalah

kemampuan yang berkaitan dengan aspek-aspek intelektual

atau secara logis yang biasa diukur dengan pikiran atau nalar,

yaitu terdiri dari :

a) Pengetahuan (Knowledge), mencakup ingatan akan hal-

hal yang dipelajari dan disimpan dalam ingatan.

b) Pemahaman (Comperhension), mengacu pada

kemampuan memahami makna materi.

c) Penerapan (Application), mengacu pada kemampuan

menggunakan atau menerapkan materi yang sudah

dipelajari.

d) Analisis (AAnalysis), mengacu pada kemampuan yang

menguraikan materi ke dalam komponen-komponen atau

faktor penyebabnya.

e) Sitesis (synthesis), mengacu pada kemampuan

mengadukan konsep.

f) Evaluasi (Evaluation), mengacu pada kemampuan

memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi

untuk tujuan tertentu.

2. Kemampuan afektif (The Affective Domain), adalah

kemampuan yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional,

Page 64: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

88

seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan

sebagainya.

Kemampuan ini terdiri dari :

a) Kemampuan Menerima (Receiving), mengacu pada

kesukarelaan dan kemampuan memperhatikan respon

terhadap stimulasi yang tepat.

b) Sambutan (Responding), merupakan sikap peserta didik

dalam memberikan respon aktif terhadap stimulusyang

dating dari luar.

c) Penghargaan (Valueving),mengacu pada penilaian.

d) Pengorganisasian (Organizing), mengacu pada

penyatuan nilai sebagai pedoman dan sebagai pegangan

dalam kehidupan.

3. Kemampuan psikomotor (The Psychomotor Domain),

adalah kemampuan yang berkaitan dengan aspek-aspek

keterampilan yang melibatkan fungsi sitem syaraf, otot dan

fungsi psikis.

Kemampuan ini yang terdiri dari :

a) Persepsi (Perseption), mencakup kemampuan untuk

mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua

perangsang atau lebih.

Page 65: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

89

b) Kesiapan (Ready), mencakup kemampuan untuk

menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai

sesuatu gerakan.

c) Gerakan terbimbing (Guidance Response), mencakup

kemampuan untuk melakukan suatu serangkaian

gerak-gerik sesuai dengan contoh yang diberikan

(imitasi).

d) Gerakan yang terbiasa (Mechanical response),

mencakup kemampuan serangkaian gerak-gerik dengan

lancer, karena sudah dilatih sebelumnya.

e) Gerakan kompleks (Complexs response), mencakup

kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan.

f) Kreativitas (Creativity), mencakup kemampuan untuk

malahirkan pola gerak-gerik yang baru.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ranah

tingkah laku dalam hasil belajar yaitu kemampuan yang berkaitan

dengan aspek-aspek intelektual atau secara logis yang biasa diukur

dengan pikiran atau nalar, kemampuan yang berkaitan dengan

aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan

terhadap moral sedangkan kemampuan psikomotor. Dan

kemampuan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang

melibatkan fungsi sitem syaraf, dan fungsi psikis.

Page 66: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

90

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut

Slameto (2007, hlm. 54) adalah sebagai berikut:

1) Faktor Intern, meliputi :

a) Faktor jamaniah terdiri dari faktor kesehatan dan faktor

cacat tubuh;

b) Faktor psikologis terdiri dari intelegensi, perhatian, minat,

bakat, motif, kematangan, dan kesiapan;

c) Faktor kelelahan baik kelelahan secara jasmani maupun

kelelahan rohani.

2) Faktor Ekstern, meliputui :

a) Faktor keluarga terdiri dari cara orang tua mendidik, relasi

antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi

keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang

kebudayaan;

b) Faktor sekolah terdiri dari metode mengajar, kurikulum,

relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,

disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar

pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar,

dan tugas rumah;

c) Faktor masyarakat terdiri dari kegiatan siswa dalam

masyrakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan

masyarakat.

Page 67: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

91

Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor Intern dan faktor Ekstern

jadi setiap siswa perlu di perhatikan dalam faktor intern yang

berada dalam diri siswa dan faktor ekstern meliputi faktor dalam

keluarga, sekolah, dan masyarakat itu sangan mempengaruhi hasil

belajar.

5. Hakekat Pembelajaran IPS di SD

a. Pengertian Pembelajaran IPS

IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-

disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam

nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social

science), maupun ilmu pendidikan (Sumantri. 2001 hlm. 89). Social

Scence Education Council (SSEC) dan National Council for Social

Studies (NCSS), menyebut IPS sebagai “Social Science Education”

dan “Social Studies”. Dengan kata lain, IPS mengikuti cara

pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti:

geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi,

psikologi, sosiologi, dan sebagainya

Ada banyak istilah bidang pengetahuan sosial, Istilah tersebut

meliputi : Ilmu Sosial (Social Sciences), Studi Sosial (Social

Studies) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

1. Ilmu Sosial (Sicial Science)

Page 68: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

92

Sesuai dengan yang dikemukakan Achmad Sanusi yang

memberikan batasan tentang Ilmu Sosial (Saidihardjo, 1996

hlm.2) adalah sebagai berikut: “Ilmu Sosial terdiri disiplin-

disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertarap akademis dan

biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut

makin ilmiah”.

Sedangkan menurut Gross (Kosasih Djahiri,1981,

hlm.1), Ilmu Sosial merupakan disiplin intelektual yang

mempelajari manusia sebagai makluk sosial secara ilmiah,

memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat dan

pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk.

Selain pendapat dari Achmad Sanusi dan Gross adapun

pendapat lainnya menurut Nursid Sumaatmadja, yang

menyatakan bahwa Ilmu Sosial adalah “cabang ilmu

pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik

secara perorangan maupun tingkah laku kelompok”. Oleh

karena itu ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah

laku manusia dan mempelajari manusia sebagai anggota

masyarakat.

2. Studi Sosial (Social Studies).

Perbeda dengan Ilmu Sosial, Studi Sosial bukan

merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin akademis,

Page 69: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

93

melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang

gejala dan masalah social.

“Sudi Sosial tidak selalu bertaraf akademis-universitas, bahkan merupakan bahan-bahan pelajaran bagi siswa sejak pendidikan dasar”. Achmad Sanusi (1971, hlm. 18)

3. Pengetahuan Sosial (IPS)

Harus diakui bahwa ide IPS berasal dari literatur

pendidikan Amerika Serikat. Nama asli IPS di Amerika Serikat

adalah “Social Studies”. Istilah tersebut pertama kali

dipergunakan sebagai nama sebuah komite yaitu “Committee

of Social Studies” yang didirikan pada tahun 1913. Tujuan dari

pendirian lembaga itu adalah sebagai wadah himpunan tenaga

ahli yang berminat pada kurikulum Ilmu-ilmu Sosial di tingkat

sekolah dan ahli-ahli Ilmu-ilmu Sosial yang mempunyai minat

sama.

Definisi IPS menurut National Council for Social Studies

(NCSS), mendifisikan IPS sebagai berikut:

“social studies is the integrated study of the science and humanities to promote civic competence. Whitin the school program, socisl studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young people develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizen of a

Page 70: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

94

culturally diverse, democratic society in an interdependent world”.

“ Merupakan suatu pendekatan interdsipliner (Inter-disciplinary Approach) dari pelajaran Ilmu-ilmu Sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu-ilmu Sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya”. Mulyono Tj. (1980, hlm. 8)

“IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, politik”. Saidiharjo (1996, hlm. 4)

b. Tujuan Pembelajaran IPS

Mata pelajaran IPS disekolah dasar marupakan program

pengajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta

didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat,

memilki sikap mental positif terhadap perbaikan segala

ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah

yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun

yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala

program-program pelajaran IPS disekolah diorganisasikan secara

baik.

Tujuan khusus pengajaran IPS disekolah dapat dikelompokkan

menjadi empat komponen yaitu:

a. Memberikan kepada Siswa pengetahuan tentang pengalaman

manusia dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu,

sekarang dan masa akan datang.

Page 71: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

95

b. Menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan (skill)

untuk mencari dan mengolah informasi.

c. Menolong siswa untuk mengembangkan nilai / sikap

demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat.

d. Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk mengambil

bagian / berperan serta dalam bermasyarakat.

Berdasarkan pada falsafah negara tersebut, maka telah

dirumuskan tujuan pendidikan nasional, yaitu:

“ Membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila dan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rokhaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya, dan mencintai sesama manusia sesuai ketentuan yang termaksud dalam UUD 1945”.

Berkaitan dengan tujuan pendidikan di atas, kemudian apa

tujuan dari pendidikan IPS yang akan dicapai? Tentu saja tujuan

harus dikaitkan dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan

tantangan-tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak.

Berkaitaan dengan hal tersebut, kurikulum 2004 untuk tingkat SD

menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial sebutan IPS dalam

kurikulum (2004), bertujuan untuk:

Page 72: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

96

1. mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi,

ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan, pedagogis, dan

psikologis.

2. mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif,

inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial

3. membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai

sosial dan kemanusiaan

4. meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional

maupun global.

Sejalan dengan tujuan tersebut tujuan pendidikan IPS menurut (Nursid Sumaatmadja. thn. 2006) adalah “membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian social yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara” Sedangkan secara rinci Oemar Hamalik merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu : (1) pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial dan sikap, (4) keterampilan (Oemar hamalik. 1992 hlm. 40-41).

Untuk lebih jelasnya akan dibahas satu persatu.

a. Pengetahuan dan Pemahaman

Salah satu fungsi pengajaran IPS adalah mentransmisikan

pengetahuan dan pemahaman tentang masyarakat berupa fakta-

fakta dan ide-ide kepada anak.

b. Sikap Hidup Belajar

Page 73: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

97

IPS juga bertujuan untuk mengembangkan sikap belajar yang

baik. Artinya dengan belajar IPS anak memiliki kemampuan

menyelidiki (inkuiri) untuk menemukan ide-ide, konsep-konsep

baru sehingga mereka mampu melakukan perspektif untuk masa

yang akan datang.

c. Nilai-nilai Sosial dana Sikap

Anak membutuhkan nilai-nilai untuk menafsirkan fenomena

dunia sekitarnya, sehingga mereka mampu melakukan

perspektif. Nilai-nilai sosial merupakan unsur penting di dalam

pengajaran IPS. Berdasar nilai-nilai sosial yang berkembang

dalam masyarakat, maka akan berkembang pula sikap-sikap

sosial anak. Faktor keluarga, masyarakat, dan pribadi/tingkah

laku guru sendiri besar pengaruhnya terhadapa perkembangan

nilai-nilai dan sikap anak

d. Keterampilan

Anak belajar menggunakan keterampilan dan alat-alat studi

sosial, misalnya mencari bukti dengan berpikir ilmiah,

keterampilan mempelajari data masyarakat, mempertimbangkan

validitas dan relevansi data, mengklasifikasikan dan

menafsirkan data-data sosial, dan merumuskan kesimpulan.

Page 74: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

98

c. Karakteristik Pembelajaran IPS

Untuk membahas karakteristik IPS, dapat dilihat dari berbagai

pandangan. Berikut ini dikemukakan karakteristik IPS dilihat dari

materi dan strategi penyampaiannya.

1) Materi IPS

Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:

a. Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di

sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa,

kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan

dunia dengan berbagai permasalahannya.

b. Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian,

pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi,

transportasi.

c. Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek

geografi dan antropologi yang terdapat sejak dari

lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.

d. Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan

manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan

terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan

kejadian-kejadian yang besar.

e. Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari

makanan, pakaian, permainan, keluarga

Page 75: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

99

2) Strategi Penyampaian Pembelajaran IPS

Strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagaian

besar adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi

disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga,

masyarakat/tetangga, kota, region, negara, dan dunia. Tipe

kurikulum seperti ini disebut “The Wedining Horizon or

Expanding Enviroment Curriculum” (Mukminan, 1996

hlm.5).

Sebutan Masa Sekolah Dasar, merupakan periode

keserasian bersekolah, artinya anak sudah matang untuk

besekolah. Adapun kriteria keserasian bersekolah adalah

sebagai berikut.

1. Anak harus dapat bekerjasama dalam kelompok dengan

teman-teman sebaya, tidak boleh tergantung pada ibu,

ayah atau anggota keluarga lain yang dikenalnya.

2. Anak memiliki kemampuan sineik-analitik, artinya dapat

mengenal bagian-bagian dari keseluruhannya, dan dapat

menyatukan kembali bagian-bagian tersebut.

3. Secara jasmaniah anak sudah mencapai bentuk anak

sekolah.

Anak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : (1) Anak merespon (menaruh perhatian) terhadap bermacam-macam aspek dari dunia sekitarnya.Anak secara spontan menaruh perhatian terhadap kejadian-kejadian-peristiwa, benda-benda yang ada

Page 76: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

100

disekitarnya. Mereka memiliki minat yang laus dan tersebar di sekitar lingkungnnya. (2) Anak adalah seorang penyelidik, anak memiliki dorongan untuk menyelidiki dan menemukan sendiri hal-hal yang ingin mereka ketahui. (3) Anak ingin berbuat, ciri khas anak adalah selalu ingin berbuat sesuatu, mereka ingin aktif, belajar, dan berbuat. (4) Anak mempunyai minat yang kuat terhadap hal-hal yang kecil atau terperinci yang seringkali kurang penting/bermakna. (5) Anak kaya akan imaginasi, dorongan ini dapat dikembangkan dalam pengalaman-pengalaman seni yang dilaksanakan dalam pembelajaran IPS sehingga dapat memahami orang-orang di sekitarnya. Misalnya pula dapat dikembangkan dengan merumuskan hipotesis dan memecahkan masalah. (Preston dalam Oemar Hamalik. 2008 hlm. 42-44)

Berkaitan dengan atmosfir di sekolah, ada sejumlah

karakteristik yang dapat diidentifikasi pada siswa SD

berdasarkan kelas-kelas yang terdapat di SD.

1. Karakteristik pada Masa Kelas Rendah SD (Kelas 1,2,

dan 3)

a. Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan

prestasi sekolah

b. Suka memuji diri sendiri

c. Apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu

dianggapnya tidak penting

d. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain

dalam hal yang menguntungkan dirinya

e. Suka meremehkan orang lain

Page 77: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

101

2. Karakteristik pada Masa Kelas Tinggi SD (Kelas 4,5,

dan 6).

a. Perhatianya tertuju pada kehidupan praktis sehari-

hari

b. Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis

c. Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus

d. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat

mengenai prestasi belajarnya di sekolah.

Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Jean

Piagiet, pada usia siswa SD (7-12 tahun) ada pada stadium

operasional konkrit. Oleh karena itu guru harus mampu

merancang pembelajaran yang dapat membangkitkan siswa,

misalnya penggalan waktu belajar tidak terlalu panjang,

peristiwa belajar harus bervariasi, dan yang tidak kalah

pentingnya sajian harus dibuat menarik bagi siswa.

d. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS

“Ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi dari berbagai

cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi,

ekonomi, politik, hukum, dan budaya” (Trianto, 2010 hlm. 171).

Senada dengan pendapat Trianto dan Wahyudi (2002)

mengungkapkan bahwa “di sekolah dasar ilmu pengetahuan sosial

merupakan paduan dari sejumlah pengetahuan sosial seperti

lingkungan sosial, geografi, ekonomi, pemerintah, dan sejarah”.

Page 78: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

102

Pembelajaran IPS di SD mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,

konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.

(Depdiknas, thn. 2006) Berdasarkan dari pendapat para ahli

diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa ilmu pengetahuan

sosial merupakan hasil integrasi dari sejumlah berbagai cabang

ilmu sosial kehidupan yang menelaah dan mengkaji problematika

yang terjadi di masyarakat. Problematika yang terjadi di

masyarakat sebagai isi dari pembelajaran IPS terjadi karena

dipengaruhi oleh globalisasi dan perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan komunikasi. Untuk itu pembelajaran

IPS mencakup berbagai aspek kehidupan sebagai penyusunnya.

Adapun penjelasan tentang ruang lingkup pembelajaran IPS

menurut Wahyudi (2002) pembelajaran yang sering muncul

dalam pembelajaran IPS di SD masih diwarnai oleh masalah

umum yang terdapat dalam pendidikan di Indonesia, antara lain:  

1. Kurangnya pemahaman terhadap kurikulum IPS terutama

terhadap isi tuntutan garis-garis besar program pengajaran

IPS. 

2.  Kesenjangan antara waktu yang dialokasikan dengan materi

pelajaran. 

3. Penggunaan sarana, prasarana, serta lingkungan sumber

belajar yang kurang berdaya guna dan berhasil guna. 

Page 79: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

103

4. Latar belakang pendidikan tenaga pengajar yang tidak sesuai

dengan mata pelajaran yanga ada. 

5. Kurangnya penguasaan metodologi pengajaran IPS oleh guru

sehingga kadang-kadang IPS dalam pengajarannya di kelas

membuat siswa tidak menyenangi IPS. 

6. Cakupan materi yang sering berubah karena perkembangan

situasi.

Mata pelajaran IPS disusun secara sistemats, komprehensif,

dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan

keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat, sehingga siswa

diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang

demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta

damai, (Depdiknas, thn. 2006). Oleh sebab itu diperlukan upaya

kemampuan guru supaya content (isi) dari pembelajaran IPS

dapat tersampaikan kepada siswa dengan baik, sehingga siswa

akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam

pada bidang ilmu tersebut. Disamping itu juga, guru hendaknya

mampu mengkorelasikan berbagai komponen penyusun IPS

tersebut menjadi satu kesatuan utuh yang merupakan bagian dari

ruang lingkup dari pembelajaran IPS agar dapat berjalan baik dan

selaras jika diterapkan dalam proses belajar mengajar terhadap

siswa.

Page 80: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

104

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa ruang lingkup pembelajaran IPS adalah meliputi manusia,

tempat dan lingkungannya dalam memepersiapkan siswa untuk

melanjutkan studi ke perguruan tinggi yang tujuannya mendidik

warga negara yang baik, serta sasarannya mengarah pada 2 hal

yaitu: Pembinaan warga negara Indonesia atas dasar moral

Pancasila / UUD 1945 dan Sikap sosial yang rasional dalam

kehidupan

Berdasarkan panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP) terkait dengan ruang lingkup bahan

kajian IPS untuk SD/MI kelas IV semester 2, standar kompetensi

dan kompetensi dasar pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) adalah sebagai berikut.

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Mengenal sumber daya

alam, kegiatan ekonomi, dan

kemajuan teknologi di

lingkungan kabupaten/kota

dan provinsi.

a. Mengenal aktifitas ekonomi yang

berkaitan dengan sumber daya

alaman potensi lain di daerahnya.

b. Mengenal pentingnya koperasi

dalam meningkatkan kesejah-

teraan masyarakat.

c. Mengenal perkembangan

teknologi produksi, komunikasi,

dan transportasi serta pengalaman

Page 81: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

105

menggunakannya.

d. Mengenal permasalahan sosial di

daerahnya.

e. Materi Ilmu Pengetahuan Sosial yang Akan Diajarkan dalam Penelitian

Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar

yang telah disampaikan di atas, pada penelitian ini kompetensi

dasar yang akan digunakan adalah kompetensi dasar 1.1

Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota provinsi)

dengan menggunakan skala sederhana, maka indikator

pembelajaran IPS kelas IV semester 2 yang digunakan adalah

sebagai berikut :

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

2.1 Mengenal aktifitas ekonomi

yang berkaitan dengan potensi

sumber daya alam dan potensi

lain di daerahnya.

1. Menjelaskan pengertian kegiatan

ekonomi penduduk.

2. Mengidentifikasi kegiatan

ekonomi berkembang.

3. Menjelaskan perkembangan

kegiatan ekonomi.

4. Menjelaskan pengertian kegiatan

pemanfaatan sumber daya alam.

5. Mengidentifikasi pemanfaatan

sumber daya alam dalam kegiatan

Page 82: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

106

ekonomi.

6. Menjelaskan sumber daya alam

yang dapat di golongkan dalam

jenis usaha.

f. Standar Proses Berdasarkan PP NO. 41 Tahun 2007

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas

mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD),

indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar,

alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. RPP dijabarkan dari

silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam

upaya mencapai KD. Berdasarkan PP No. 41 Tahun 2007

menyatakan sebagai berikut :

1) Silabus

Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat

identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi

pelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator, pencapaian

kompetensi, penilaian, aoakis waktu dan sumber belajar.

Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan

Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta

panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidika

Page 83: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

107

(KTSP). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat

dilakukan oelh para guru secara mandiri atau berkelompok

dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah,

kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pusat Kegiatan

Guru dan Dinas Pendidikan.

6. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

a. Hakikat RPP

Rencana Pembelajaran adalah salah satu patokan guru di dalam

kelas yang sebagaimana dikemukakan Menurut Permendikbud No.

65 Tahun 2013 tentang Standar Proses,

“Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana

kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau

lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan

kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai

Kompetensi Dasar.”

Selanjutnya menurut Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013

Lampiran IV tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum

Pembelajaran (Kemdikbud, 2013: 37) tahapan pertama dalam

pembelajaran menurut Standar Proses adalah perencanaan

pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP adalah rencana

pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi

pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus.

Page 84: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

108

“ RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).” Kemdikbud (2013, hlm. 9)

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpilkan bahwa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran itu adalah salah satu acuan

guru atau pegangan guru untuk mengajar. Yang utama guru

membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) agar menjadi

patokan untuk kegiatan belajar mengajar guru, kurikulum menjadi

acuan dalam membuat rencana pelaksaan pembelajaran guru di

dalam kelas.

b. Prinsip-prinsip Pengembangan RPP

Berbagai prinsip dalam menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran menurut Kemendikbud (2014, hlm. 112)

mengatakan adalah sebagai berikut:

1) RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan

berdasarkan silabus yang telah dikembangkan pada tingkat

nasional ke dalam bentuk rancangan proses pembelajaran

untuk direalisasikan dalam pembelajaran.

2) RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yag

dinyatakan dalam silabus dengan kondisi pada satuan

pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat,

Page 85: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

109

motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan emosi, maupun

gaya belajar.

3) RPP mendorong partisipasi aktif peserta didik.

4) RPP sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk

menghasilkan peserta didik sebagai manusia yang mandiri dan

tak berhenti belajar, proses pembelajaran dalam RPP dirancang

dengan berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan

motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif, inspirasi,

kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar, dan

kebiasaan belajar.

5) RPP mengembangkan budaya membaca dan menulis.

6) Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk

mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam

bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

7) RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik

positif, penguatan, pengayaan, remedi, dan umpan balik.

8) RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan

keterpaduan antara KI dan KD, materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu

keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan

mengakomodasi pembelajaran IPS, keterpaduan lintas

matapelajaran untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman

budaya.

Page 86: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

110

9) RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi

informasi dan komunikasikan secara terintegrasi, sistematis,

dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

RPP disusun oleh guru sebagai rancangan untuk pembelajaran,

dikembangkan guru dari silabus Rpp juga mendorong partisipasi

siswa dalam belajar , disusun dengan memperhatikan keterkaitan

dan keterpaduan antara KI dan KD, materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan

pengalaman belajar.

c. Komponen dan Sistematika RPP

Menurut Permendikbud No 81 A Tahun 2013 Lampiran IV

tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Pembelajaran RPP

paling sedikit memuat: (i) tujuan pembelajaran, (ii) materi

pembelajaran, (iii) metode pembelajaran, (iv) sumber belajar, dan

(v) penilaian. (Kemdikbud, 2013, hlm. 38) Komponen-komponen

tersebut secara operasional diwujudkan dalam bentuk format

berikut ini.

Page 87: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

111

Langkah-langkah Menyusun RPP

Komponen-komponen RPP:

1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan.

2) Kelas/semester.

3) Materi pokok.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : Kelas/Semester : Alokasi Waktu :

A. Kompetensi Inti (KI) B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1. -------------------------- (KD pada KI-1) 2. -------------------------- (KD pada KI-2) 3. -------------------------- (KD pada KI-3)

Indikator:--------------------------------4. -------------------------- (KD pada KI-4)

Indikator: -------------------------------

C. Tujuan Pembelajaran D. Materi Pembelajaran (Rincian dari materi pembelajaran) E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Media 2. Alat/ Bahan3. Sumber Belajar

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Kesatu:

a. Pendahuluan (….menit) b. Inti (…menit)c. Penutup (….. menit)

2. Pertemuan Kedua:a. Pendahuluanb. Inti (…menit)c. Penutup (…..menit)

H. Penilaian1. Jenis/ Teknik Penilaian2. Bentuk Instrumen dan Instrumen3. Pedoman Penskoran

KD-1 dan KD-2 dari KI1 dan KI2 tidak harus dikembangkan dalam indikator karena keduanya dicapai melalui proses pembelajaran yang tidak langsung. Indikator dikembangkan hanya untuk KD-3 dan KD-4 yang dicapai melalui proses pembelajaran langsung.

Page 88: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

112

1) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluanuntuk

pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan

jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang

harus dicapai.

2) Kompetensi Inti (KI), merupakan gambaran secara kategorial

mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan

keterampilan yang harus dipelajari siswa untuk suatu jenjang

sekolah, kelas, dan matapelajaran.

3) Kompetensi Dasar dan Indikator pencapaian kompetensi.

a. Kompetensi Dasar; merupakan kemampuan spesifik yang

mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait

muatan pelajaran;

b. Indikator pencapaian merupakan penanda pencapaian

kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang

dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan.

c. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa,

satuan pendidikan, dan potensi daerah. Indikator digunakan

sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Dalam

merumuskan indikator perlu memperhatikan beberapa hal di

bawah ini.

Page 89: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

113

1. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi

yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam

KI-KD.

2. Indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke sukar,

sederhana ke kompleks, dekat ke jauh, dan dari konkrit

ke abstrak (bukan sebaliknya).

3. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal

KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi

minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan siswa.

4. Indikator harus menggunakan kata kerja operasional

yang sesuai.

4) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan

menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan

diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau

diorganisasikan setiap pertemuan. Tujuan pembelajaran yang

dinyatakan dengan baik mulai dengan menyebut Audiencepeserta

didik untuk siapa tujuan itu dimaksudkan. Tujuan itu kemudian

mencantumkan Behavior atau kemampuan yang harus

didemonstarsikan dan Condition seperti apa perilaku atau

kemampuan yang akan diamati. Akhirnya, tujuan itu

mencantumkan Degree keterampilan baru itu harus dicapai dan

Page 90: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

114

diukur, yaitu dengan standar seperti apa kemampuan itu dapat

dinilai.

5) Materi pembelajaran adalah rincian dari materi pokok yang

memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan

ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator

ketercapaian kompetensi.

6) Metode pembelajaran merupakan rincian dari kegiatan

pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik

dan KD yang akan dicapai.

7) Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

a. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran

untuk menyampaikan materi pelajaran.

b. Alat pembelajaran adalah alat bantu pembelajaran yang

memudahkan memberikan pengertian kepada siswa.

c. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan

elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang

relevan.

8) Langkah –langkah Kegiatan Pembelajaran, mencakup:

a. Pertemuan pertama, berisi pendahuluan; kegiatan Inti, dan

penutup.

Page 91: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

115

b. Pertemuan kedua, berisi pendahuluan, kegiatan inti, dan

penutup.

9) Penilaian

a. Berisi jenis/teknik penilaian.

b. Bentuk instrumen.

c. Pedoman perskoran.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan

pada saat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilapangan Terlampir.

B. Analisis dan Pengembangan Materi Pelajaran yang Diteliti

1. Keluasan dan Kedalaman Materi

Keluasan dan kedalaman materi Pemanfaatan Sumber Daya Alam

Dalam Kegiatan Ekonomi yaitu :

1) Siswa dapat mengindentifikasi jenis-jenis sumber daya alam didaerah

sekitar dan pesebaran.

2) Siswa dapat menjelaskan manfaat sumber daya alam.

3) Siswa dapat menjelaskan perlunya menjaga kelestarian sumber daya

alam.

4) Siswa dapat mengamati dan memahami bahwa hubungan sumber daya

alam dengan kegiatan ekonomi penduduk.

2. Karateristik Materi IPS

Karateristik tentang materi Pemanfaatan Sumber Daya Alam dalam

Kegiatan Ekonomi yaitu :

Page 92: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

116

1) mengindentifikasi jenis-jenis sumber daya alam didaerah sekitar dan

pesebaran.

2) Menjelaskan manfaat sumber daya alam

3) menjelaskan perlunya menjaga kelestarian sumberdaya alam.

4) mengamati dan memahami bahwa hubungan sumber daya alam

dengan kegiatan ekonomi penduduk.

3. Bahan dan Media

a. Bahan Ajar

1. Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara

mengajukan pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula

oleh responden. Angket merupakan sebuah pertanyaan-pertanyaan

yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden tentang diri pribadi atau hal-hal yang ia ketahui.

2. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa adalah lembaran-lembaran yang

digunakan sebagai pedoman di dalam pembelajaran serta berisi

tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam kajian

tertentu.

b. Media

1. Media gambar jenis – jenis sumber daya alam

2. Media video tentang sumber daya alam

Page 93: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

117

c. Strategi Pembelajaran

Strategi Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Pembelajaran strategi belajar berbasis masalah (PBM) juga

harus dilakukan dengan tahap-tahap tertentu. Menurut Forganty dalam

Septiana, tahap-tahap strategi belajar berbasis masalah yaitu: (1)

Menemukan masalah, (2) Mendefinisikan masalah, (3)

Mengumpulkan fakta, (4) Menyusun hipotesis (dugaan sementara), (5)

Melakukan penyelidikan, (6) Menyempurnakan permasalahan yang

telah didefinisikan, (7) Menyimpulkan alternatif pemecahan secara

kolaboratif, dan (8) Melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan

masalah. (Forganty dalam Septiana 2013, hlm. 32)

Jadi dapat disimpulkan bahwa PBM digunakan tergantung dari

tujuan yang ingin dicapai apakah berkaitan dengan penguasaan isi

pengetahuan yang bersifat multi disipliner, penguasaan keterampilan

proses, belajar keterampilan pemecahan masalah, belajar kolaboratif

dan belajar keterampilan hidup yang lebih luas.

d. Sistem Evaluasi

Sistem evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Problem Based Learning memiliki Evaluasi dalam proses

pembelajarannya Menurut Nursalam dan Ferry dalam Sitiatava (2013,

hlm. 81), tidak selamanya proses belajar model PBL berjalan secara

lancar. Ada beberapa hambatan yang dapat muncul. Hambatan yang

sering terjadi adalah kurang terbiasanya siswa dan guru dengan model

Page 94: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

118

ini. Faktor penghambat lainnya adalah kurangnya waktu. Proses PBL

terkadang membutuhkan waktu yang lebih banyak.

Pembelajaran yang berorientasi pada proses, terdapat dua

komponem pokok yang perlu diperhatikan dalam proses evaluasi,

yakni: (1) Pengetahuan yang diperoleh siswa ( siswa diharapkan

mendapatkan pengetahuan lebih setelah melalui proses belajar), (2)

Proses belajar yang dilakukan oleh siswa (siswa diharapkan

menggunakan pendekatan belajar deep learning, yaitu melakukan

proses belajar yang aktif, mandiri, dan tanggung jawab). (Sitiatava

2013, hlm. 81)

Jadi, kesimpulannya guru bisa memberikan umpan balik atau

menggunakan prosedur penilaian formatif dan surmatif sesuai dengan

aturan penilaian dari sekolah. Hal ini juga membantu dalam

mempertimbangkan penilaian kelompok secara keseluruhan. Dalam

hal itu, kelompok didorong untuk merefleksikan penampilan dalam

PBL, termasuk proses, keterampilan komunikasi, menghargai teman,

dan kontribusi individu.

e. Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar

Model pembelajaran problem based learning adalah model

pembelajaran dengan pendekatan yang berpusat pada siswa (student

centered approach), di mana siswa belajar bersama di dalam

kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 6 hingga 10 orang, untuk

memecahkan suatu masalah tertentu yang menjadi fokus belajar

Page 95: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

119

kelompok. Selain itu, telah disebutkan juga bahwa pada model PBL

ini guru berperan sebagai fasilitator yang mensupport kegiatan

pembelajaran siswanya, dan bukan sebagai pemberi materi. Ada

prinsip konstruktivisme yang harus dipegang guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran dengan mengimplementasikan

model pembelajaran PBL ini.

Bahwa dalam model PBL, masalah yang dicoba untuk dipecahkan

oleh siswa bersama kelompoknya tersebut akan menstimulasi siswa

untuk belajar secara mandiri secara langsung (self-directed learning)

secara aktif melalui kegiatan fisik (hands on) dan akan memicu

pemikiran mereka (minds on). Melalui proses pembelajaran yang

demikianlah maka proses belajar pada diri setiap siswa diharapkan

akan terjadi. Mereka belajar berbasis kebutuhan untuk memperoleh

pengetahuan atau keterampilan yang diperlukan dalam memecahkan

masalah.

Sebagai fasilitator, guru harus berupaya mengubah gaya

mengajarnya yang mungkin masih terbawa gaya mengajar dengan

metode konvensional-tradisional. Permasalahan yang masih dialami

oleh banyak guru adalah di mana guru lebih banyak

mempresentasikan materi ajar ketimbang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mencari dan membangun sendiri pengetahuannya

tentang materi ajar tersebut melalui pemecahan masalah yang mereka

upayakan dalam implementasi model pembelajaran PBL ini. Untuk

Page 96: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

120

menghindari hal semacam ini, latihan dan pemahaman yang baik

tentang model PBL (problem based learning model) ini memang

menjadi syarat.

f. Implementasi Model PBL (Model Problem Based Learning)

1. Pusat Pembelajaran adalah Pada Siswa (Student Centered)

Guru harus selalu ingat posisinya. Guru adalah fasilitator yang

bertugas mensupport kegiatan pemecahan masalah yang

dilakukan siswa. Guru bukanlah pemberi solusi dari permasalahan

tersebut. Jadi, apapun yang dilakukan di kelas oleh guru, semata-

mata adalah untuk tujuan membantu pembelajaran atau proses

belajar siswa. Ketika pusat pembelajaran di kelas adalah siswa,

maka akan terlihat bahwa segala aktivitas belajar jelas-jelas

nampak pada siswa.

2. Arahkan Pertanyaan-Pertanyaan

Pada saat proses pembelajaran di kelas di mana guru

menerapkan model problem based learning, maka guru harus

mengarahkan siswa melalui pertanyaan-pertanyaan, bukan

penjelasan. Pertanyaan-pertanyaan dari guru, ataupun pertanyaan-

pertanyaan dari siswa akan mengarahkan kegiatan pembelajaran

siswa untuk menemukan informasi baru. Pertanyaan-pertanyaan

siswa tidak dijawab oleh guru, tetapi akan diarahkan sedemikian

rupa sehingga siswa berusaha mencari tahu tentang jawaban

pertanyaan itu, yang akan bernilai penting apabila jawaban-

jawaban atas pertanyaan itu nantinya akan membantu mereka

Page 97: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

121

menemukan solusi untuk masalah yang disajikan. Melalui

pertanyaan-pertanyaan inilah siswa akan dimotivasi untuk

mempelajari pengetahuan baru.

3. Fasilitasi Siswa Melakukan Penyelidikan untuk

Menyelesaikan Masalah

Ketika siswa atau kelompok siswa dihadapkan pada suatu

masalah, mereka akan membutuhkan penyelidikan untuk

menyelesaikannya. Penyelidikan ini dimaksudkan untuk

mengumpulkan informasi yang mereka perlukan. Pada saat inilah

mereka sebenarnya sedang membangun pengetahuannya. Mereka

dapat menelusuri beragam bahan bacaan yang telah disediakan

melalui fasilitasi guru. Mereka dapat melakukan percobaan-

percobaan dan merancangnya sendiri sesuai dengan tujuan

mereka. Guru harus memfasilitasi keberlangsungan kegiatan

penting dalam model problem based learning ini.

4. Berikan Otonomi pada Siswa

Ketika kelompok siswa atau siswa telah mampu berinisiatif

untuk melakukan penyelidikan, mempelajari sesuatu yang mereka

rasa akan dibutuhkan untuk penyelesaian masalah, maka guru

harus memberikan otonomi kepada siswa. Guru memberikan

kebebasan cara-cara apa yang akan siswa tempuh untuk

memecahkan masalah, tetapi tentu tetap dengan pengarahan agar

Page 98: BAB II - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/9932/4/BAB II.docx  · Web viewPTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara

122

penyelesaian masalah yang dilakukan akan lebih efektif.

Memberikan otonomi kepada siswa diharapkan akan

menumbuhkan motivasi intrinsik di dalam diri mereka untuk

belajar berdasarkan kebutuhan mereka. Ini akan membentuk

siswa menjadi pmebelajar yang mandiri.