BAB II GAMBARAN UMUM.doc

75
II -1 MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN BANJAR LAPORAN AKHIR 1.1 RUANG DAN LAHAN 1.1.1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kekhasan Kabupaten Banjar yang tercermin dari potensi daerahnya yang kaya akan sumberdaya alam, kuantitas sumberdaya manusianya yang beragam dan cukup besar (Pertengahan Tahun 2010 mencapai 506.204 jiwa), kehidupan masyarakatnya yang didasari syari'at Islam yang bernuansa Islami, kehidupan sosial ekonomi masyarakatnya yang dinamis dan responsif terhadap kemajuan sepanjang tidak bertentangan dengan nilai- nilai keagamaan dan norma moral, serta tekadnya yang bulat untuk menjadikan kehidupan yang Islami sebagai modal dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, menjadi pertimbangan utama dalam perumusan kebijakan umum pembangunan Kabupaten Banjar 5 tahun kedepan (2006 -2010) yang ditekankan pada upaya Peningkatan Taraf Hidup dan Kesejahteraan Rakyat serta Membangun Masyarakat Islami yang v1 - 1 1 - 1

Transcript of BAB II GAMBARAN UMUM.doc

Page 1: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -1MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

1.1 RUANG DAN LAHAN

1.1.1Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kekhasan Kabupaten Banjar yang tercermin dari potensi

daerahnya yang kaya akan sumberdaya alam, kuantitas

sumberdaya manusianya yang beragam dan cukup besar

(Pertengahan Tahun 2010 mencapai 506.204 jiwa), kehidupan

masyarakatnya yang didasari syari'at Islam yang bernuansa

Islami, kehidupan sosial ekonomi masyarakatnya yang dinamis

dan responsif terhadap kemajuan sepanjang tidak bertentangan

dengan nilai-nilai keagamaan dan norma moral, serta tekadnya

yang bulat untuk menjadikan kehidupan yang Islami sebagai

modal dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan, menjadi pertimbangan

utama dalam perumusan kebijakan umum pembangunan

Kabupaten Banjar 5 tahun kedepan (2006 -2010) yang

ditekankan pada upaya Peningkatan Taraf Hidup dan

Kesejahteraan Rakyat serta Membangun Masyarakat Islami

yang Beriman dan Takwa, Tanggap Terhadap Kemajuan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Pengembangan struktur tata ruang wilayah Kabupaten

Banjar dilakukan dengan membentuk beberapa Sub SWP (Sub

satuan wilayah pembangunan). Adapun pembagian SSWP di

Kabupaten Banjar adalah sebagai berikut:

v1 - 11 - 1

Page 2: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -2MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

a. SSWP I

Meliputi Kecamatan Martapura Kota, Kecamatan Martapura

Barat, Kecamatan Martapura Timur, Kecamatan Astambul,

Kecamatan Aranio, Kecamatan Karang Intan dengan pusat

pelayanan di Martapura.

b. SSWP II

Meliputi Kecamatan Sungai Tabuk, Kecamatan Kertak

Hanyar, Kecamatan Tatah Makmur, Kecamatan Aluh-aluh,

Kecamatan Beruntung Baru dan Kecamatan Gambut

dengan pusat pelayanan di Gambut.

c. SSWP III

Meliputi Kecamatan Sungai Pinang, Kecamatan Paramasan,

Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Telaga Bauntung,

Kecamatan Pengaron, Kecamatan Sambung Makmur dan

Kecamatan Mataraman dengan pusat pelayanan di

Simpang Empat.

Penerapan konsep pusat – pusat pembangunan ini secara

efektif diharapkan akan dapat memperkecil kesenjangan

pembangunan dan perbedaan kemakmuran antar wilayah karena

kegiatan pembangunan lebih dapat disebarluaskan ke segenap

pelosok wilayah. Struktur tata ruang daerah masing – masing

Sub SWP harus terdiri dari wilayah perkotaan dan wilayah

perdesaan.

Sementara pembagian hirarki perkotaan di Kabupaten

meliputi:

Kota Orde II : Martapura

Kota Orde III : Gambut, Simpang Empat, Kertak Hanyar

Kota Orde IV : Astambul, Mataraman

Kota Orde V : meliputi semua ibukota kecamatan (IKK)

yang tidak

v1 - 21 - 2

Page 3: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -3MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

termasuk kedalam orde IV dan orde V.

Pengembangan fungsi – fungsi kota di Kabupaten Banjar

tergantung pada hirarki kota – kota tersebut yang berdasarkan

hirarki jumlah penduduk dan hirarki fungsional serta potensi

sektoral. Adapun peran Kabupaten Banjar sendiri ditentukan

berdasarkan potensi yang dimiliki, antara lain wisata religi dan

sebagai penghasil batu permata. Banyaknya wisata religi yang

berupa tempat pemakaman para ulama yang mensyiarkan

ajaran islam di Kabupaten Banjar dan sekitarnya. Disamping

wisata religi pemakaman, juga terdapat icon Martapura yang

berupa Masjid Al Karamah. Kabupaten Banjar juga dikenal

sebagai penghasil batu permata, terutama di Martapura, terlebih

lagi hal ini ditunjang dengan keberadaan pusat perdagangan

yang memasarkan hasil batu permata (CBS). Pusat perdagangan

CBS memiliki skala pelayanan nasional karena daerah

pemasarannya hingga luar Pulau Kalimantan. Dengan potensi

yang dimilikinya, hal ini menjadikan Kabupaten Banjar memiliki

peran sebagai pusat wisata religi dan wisata belanja batu

permata.

Arahan struktur ruang di wilayah Kabupaten Banjar adalah

sebagai berikut:

1. Pola pemanfaatan ruang untuk memantapkan fungsi

lindung pada kawasan-kawasan yang secara fisik

mempunyai limitasi untuk dikembangkan atau perlu

dilestarikan, baik berupa hutan lindung maupun kawasan

suaka alam.

2. Pola pemanfaatan ruang untuk mengembangkan kawasan

budidaya secara optimal terutama kawasan hutan produksi

dan kawasan pertanian tanaman pangan, perikanan dan

perkebunan berdasarkan aspek kesesuaian lahan.

v1 - 31 - 3

Page 4: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -4MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

3. Pola pemanfaatan ruang untuk pengembangan

sumberdaya mineral terutama pertambangan batubara yang

tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Banjar.

4. Pola pengembangan pusat-pusat permukiman yang dapat

berfungsi sebagai pusat pertumbuhan bagi wilayah

belakangnya.

5. Pola pengembangan prasarana transportasi, terutama

jaringan jalan untuk meningkatkan aksesbilitas antar pusat-

pusat permukiman/kota-kota tersebut sehingga dapat

diciptakan jalan yang menghubungkan pusat-pusat

pengembangan.

Sejalan dengan kegiatan kawasan strategis berupa

pertanian perkebunan ekonomi dan kegiatan penduduk pada

umumnya dengan melihat potensi yang ada, maka fungsi

kawasan strategis ditetapkan sebagai kawasan prioritas. Fungsi

strategis yang dikembangkan pada kawasan ini adalah:

1. Menciptakan tata ruang kota baru yang serasi antara

kegiatan pertanian kehidupan perkotaan dan pedesaan.

2. Meningkatkan Fungsi dan nilai kualitas lahan yang

dapat digunakan bagi investor yaitu dengan menyediakan

landasan bagi produksi pertanian.

3. Menciptakan kesempatan kerja dan memberikan

sumbangan bagi pembangunan nasional dan daerah.

4. Mempertimbangkan kelestarian lingkungan alam

terutama untuk menjaga fungsi tata air di kawasan hutan

lindung di bagian Timur kawasan strategis.

Pengembangan kawasan strategis tersebut secara garis

besar dapat ditetapkan sebagai berikut:

v1 - 41 - 4

Page 5: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -5MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

1. Pengembangan kegiatan perindustrian yang

berkaitan dengan pertanian, jenis kegiatan yang

dikembangkan adalah agrobisnis yang berhubungan

langsung dengan perkebunan kelapa sawit, kelapa hibrida,

karet khususnya, dan kegiatan pertanian umumnya.

2. Untuk mendukung kegiatan agrobisnis tersebut juga

dikembangkan kegiatan permukiman, khususnya

dikembangkan permukiman untuk petani kelapa sawit (PIR)

dan PIR Rakyat.

3. Pengembangan kegiatan dan pendidikan serta

keterampilan (skill). Pengembangan pendidikan ini berkaitan

dengan sektor kegiatan yang akan dikembangkan di

kawasan strategis. Pengembangan pendidikan tersebut

didukung dengan tersedianya sarana pendidikan STM

Pertanian, STM Mesin, dan sanggar kegiatan belajar yaitu

semacam Balai Latihan Kerja yang dapat ditujukan untuk

ahli teknologi bagi petani untuk meningkatkan buruh kelapa

sawit tersebut.

v1 - 51 - 5

Page 6: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -6MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

v1 - 61 - 6

Page 7: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -7MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Banjar Tahun 2008-2027

v1 - 71 - 7

II-5

Page 8: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -8MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Gambar 2.2 Peta SSWP Kabupaten Banjar Tahun 2008-2027

v1 - 81 - 8

II-6

Page 9: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -9MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

1.1.2Rencana Pengembangan Kawasan

Dalam melakukan perencanaan master plan, perlu

diketahui dahulu rencana pengembangan kawasan di Kabupaten

Banjar. Untuk melihat perkembangan fungsi kawasan yang

terdapat di Kabupaten Banjar terbagi menjadi beberapa fungsi

kawasan, yaitu sebagai berikut:

A. Kawasan Permukiman

Kawasan Permukiman umumnya identik dengan

pertumbuhan penduduk di sekitar kawasan tersebut. Seiring

dengan laju pertumbuhan penduduk yang pesat dan

membaiknya perekonomian rumah tangga maka kebutuhan akan

tempat tinggal atau perumahan juga terus meningkat. Di sisi lain

meningkatnya kebutuhan dan permintaan rumah tersebut

haruslah diimbangi dengan penyediaan kebutuhan perumahan

bagi penduduk. Dengan demikian rumah layak huni yang diidam-

idamkan penduduk dapat terwujud.

Pada wilayah ini dominasi kegiatannya difungsikan untuk

kegiatan yang bersifat kekotaan dan merupakan orientasi

pergerakan penduduk yang ada pada wilayah sekitarnya.

Sedangkan kawasan permukiman pedesaan adalah suatu

kawasan untuk permukiman pada lokasi sekitarnya masih

didominasi oleh lahan pertanian, tegalan, perkebunan dan lahan

kosong.

Dari segi sosial, kawasan perkotaan memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

Kepadatan penduduk relatif tinggi.

Prosentase tanaga kerja relatif tinggi.

Status sosial menjadi kurang jelas.

Degradasi sosial relatif besar.

Ikatan sosial semakin lemah.

v1 - 91 - 9

Page 10: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -10MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Sifat heterogenitas yang cukup besar.

Dari segi ekonomi, kawasan perkotaan memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

Lalu lintas transaksi relatif tinggi.

Kawasan antara pendapatan (economic return) relatif

penting.

Kelengkapan sarana kegiatan perekonomian cukup

memadai.

Intensitas ekonomi dan produktifitas penggunaan

lahan tinggi.

Dari segi fisik, kawasan perkotaan memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

Struktur fisik yang lebih rapat.

Penggunaan lahan yang semakin intensif dan efisien.

Jaringan transportasi dan pola pergerakan memiliki

intensitas tinggi.

Selain ciri-ciri kehidupan dari segi sosial ekonomi dan fisik

tersebut, dalam rangka menunjang kegiatan di kawasan

perkotaan secara penuh harus didukung oleh adanya elemen-

elemen pembentuk kota yaitu:

Pusat Sosial (civil centre), yang terdiri atas:

a. Pusat pemerintahan

b. Pusat pendidikan

c. Pusat kesehatan

Pusat perkantoran (central bussiness district), yang terdiri

dari:

a. Perbankan

b. Perhotelan

c. Kantor perdagangan

d. Kantor jasa, contohnya kantor perjalanan

v1 - 101 - 10

Page 11: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -11MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Pusat perdagangan, yang terdiri dari:

a. Perdagangan eceran

b. Pertokoan

c. Pasar Pergudangan

d. Pusat hiburan

Kawasan perkotaan di wilayah Kabupaten Banjar adalah

setiap pusat pemerintahan kecamatan dan beberapa desa

sekitarnya yang telah mencirikan kehidupan perkotaan yang

radiusnya lebih dari 5 Km.

B. Kawasan Pertanian

Kawasan pertanian di Kabupaten Banjar tersebar di 19

kecamatan yang ada, dimana mayoritas jenis komoditas

pertanian yang dikembangkan adalah komoditas Padi. Adapun

beberapa komoditi pertanian yang dikembangkan di Kabupaten

Banjar adalah:

Padi dikembangkan di setiap Kecamatan yang ada di

Kabupaten Banjar

Jagung dikembangkan di Kecamatan Sungai Tabuk,

Martapura, Martapura Timur, Astambul, Karang Intan,

Aranio, Sungai Pinang, Paramasan, Pengaron, Sambung

Makmur, Mataraman, dan Simpang Empat.

Ubi Kayu dikembangkan di Kecamatan yang ada di Kabupaten

Banjar yaitu Kecamatan Sungai Tabuk, Martapura,

Martapura Timur, Astambul, Karang Intan, Aranio, Sungai

Pinang, Paramasan, Pengaron, Sambung Makmur,

Mataraman dan Simpang empat.

Ubi Jalar dikembangkan di Kecamatan yang ada di Kabupaten

Banjar yaitu Kecamatan Sungai Tabuk, Martapura, Astambul,

Sungai Pinang, Paramasan, Sambung Makmur, Mataraman

dan Simpang Empat.

v1 - 111 - 11

Page 12: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -12MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Kacang Hijau dikembangkan di Kecamatan Sungai Pinang,

Pengaron, Sambung Makmur, dan Simpang Empat.

Kacang Tanah dikembangkan di Kecamatan yang ada di

Kabupaten Banjar yaitu Kecamatan martapura, Astambul,

Aranio, Sungai Pinang, Paramasan, Pengaron, Sambung

Makmur, Nataraman, dan Simpang Empat.

C. Kawasan Perkebunan

Kawasan perkebunan di Kabupaten Banjar tersebar secara

tidak merata pada tiap-tiap kecamatan yang ada. Tersebarnya

kawasan perkebunan disebabkan diantaranya disesuaikan

dengan kondisi kesuburan tanah serta sumber daya manuasia

yang mendukung persebaran kawasan ini. Jenis komoditi

perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten Banjar

diantaranya adalah

Perkebunan rakyat Karet dikembangkan di Kecamatan

Martapura, Astambul, Karang Intan, Aranio, Sungai Pinang,

Pengaron, Mataraman, dan Simpang Empat.

Perkebunan rakyat Kelapa dalam dikembangkan di

Kecamatan yang ada di Kabupaten Banjar Yaitu Kecamatan

Aluh-aluh, Gambut, Kertak Hanyar, Sungai Tabuk,

Martapura, Astambul, Karang Intan, Aranio, Sungai Pinang,

Pengaron, Mataraman, dan Simpang Empat.

Perkebunan rakyat Cengkeh dikembangkan di Kecamatan

Martapura, Karang Intan, Aranio, Sungai Pinang, Pengaron,

Mataraman, dan Simpang Empat.

Perkebunan rakyat Lada dikembangkan di Kecamatan

Martapura Timur, Karang Intan, Aranio, Sungai Pinang,

Pengaron, Mataraman, dan Simpang Empat.

v1 - 121 - 12

Page 13: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -13MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Perkebunan rakyat Kopi dikembangkan di Kecamatan yang

ada di Kabupaten Banjar yaitu Kecamatan Martapura,

Astambul, Karang Intan, Aranio, Sungai Pinang, Pengaron,

Mataraman, dan Simpang Empat.

Perkebunan rakyat Kemiri dikembangkan di Kecamatan

Karang Intan, Aranio, Sungai Pinang, Pengaron, ,

Mataraman, dan Simpang Empat.

Perkebunan rakyat Kapok dikembangkan di Kecamatan

Martapura, Aranio, Sungai Pinang, Pengaron.

Perkebunan rakyat Jambu Mete dikembangkan di Kecamatan

Aranio, Sungai Pinang, Pengaron.

Perkebunan rakyat Aren dikembangkan di Kecamatan

Martapura, Astambul, Karang Intan, Sungai Pinang,

Pengaron, Mataraman, dan Simpang Empat.

Perkebunan rakyat Sagu/Rumbia dikembangkan di Kecamatan

Aluh-aluh, Gambut, Sungai Tabuk, Martapura, Astambul,

Karang Intan, Sungai Pinang, Pengaron, dan Simpang

Empat.

Perkebunan rakyat Pinang dikembangkan di Kecamatan

Astambul, Karang Intan, dan Aranio.

Perkebunan rakyat Kenanga dikembangkan di Kecamatan

Martapura, dan Karang Intan.

Perkebunan rakyat Purun dikembangkan di Kecamatan

Astambul, Karang Intan, Aranio,Sungai Pinang, Pengaron,

Mataraman, dan Simpang Empat.

Perkebunan rakyat Kencur dikembangkan di Kecamatan

Astambul, Sungai Pinang, Pengaron, Mataraman ,dan

Simpang Empat.

Perkebunan rakyat Lengkuas dikembangkan di Kecamatan

Astambul, dan Mataraman.

v1 - 131 - 13

Page 14: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -14MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Perkebunan rakyat Kunyit dikembangkan di Kecamatan

Astambul, Sungai Pinang, , Mataraman ,dan Simpang Empat.

Perkebunan rakyat Temulawak dikembangkan di Kecamatan

Astambul, Pengaron dan Mataraman.

Perkebunan rakyat Kapulaga dikembangkan di Kecamatan

Astambul, dan Mataraman.

D. Pariwisata

Kabupaten Kabupaten Banjar memiliki beberapa obyek

wisata yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten. Jenis objek

wisata yang ada di Kabupaten Banjar diantaranya adalah wisata

Agama/ziarah, wisata pengajian/kerohanian, wisata belanja

(cenderamata) wisata alam, agro wisata, wisata budaya, dan

hiburan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1

berikut:

Tabel 2.1. Jenis Wisata, yang Terdaptar pada Kantor

Kebudayaan dan Pariwisata Di Kabupaten Banjar Tahun

2007

No

Jenis Wisata Nama Obyek Wisata LokasiJarak Dari Martapura

(km)

1. Agama/Ziarah     

Makam Syech M. Arsyad Al Banjary

Desa Kelampayan Kec. Astambul

12

Masjid Agung Al Karomah

Martapura -

Makam Syech abd. Hamid Abulung Sungai Batang,

Martapura 6

 

2. Pengajian/ Komplek Sekumpul Kel. Jawa 2

v1 - 141 - 14

Page 15: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -15MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

No

Jenis Wisata Nama Obyek Wisata LokasiJarak Dari Martapura

(km)

Kerohanian Martapura

3. Cenderamata    

Pusat Perbelanjaan Cahaya Bumi Selamat

Jl. Jend A. Yani, Martapura

-

Jamrud Plaza Jl. Jend A. Yani, Martapura

-

4. Alam    

Taman Hutan Raya Sultan Adam

Karang Intan 16

Waduk Riam Kanan, Pulau Pinus

Aranio 26

Hanaru, Belangian, dan Lembah Kahung

Aranio 26

5. Agro Wisata   Bincau

Bincau, Martapura

6

Jingah Habang Jingah Habang, Karang Intan

6

6. Budaya   

Pasar Terapung Lok Baintan

lok Baintan, Sungai Tabuk

12

Pengrajin Air Guci Pesayangan, Martapura

1

Penggosokan Intan Martapura 2

7. Hiburan Tempat Bermain Anak Pasar martapura -

Sumber : RTRW Kabupaten Banjar Tahun 2008-2027

Kabupaten Banjar merupakan salah satu Kabupaten di

Kalimantan Selatan yang memiliki daya tarik dan potensi wisata

yang besar. Pengembangan pariwisata Kabupaten Banjar

diarahkan pada pembenahan potensi dan produk wisata yang

bernuansa islam, budaya dan alam (nature) sesuai dengan

v1 - 151 - 15

Page 16: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -16MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

karakteristik Kota Martapura sebagai Serambi Mekkah dan Kota

Intan (Diamond City).

E. Kawasan Pertambangan

Perkembangan sektor pertambangan Kabupaten Banjar

sampai saat ini masih berkembang, hal ini dikarenakan

pengelolaan kebanyakan masih dikelola personal. Adapun jenis

pertambangan yang dikembangkan di Kabupaten Banjar adalah

Tambang Batubara.

Potensi pertambangan di Kabupaten Banjar yang

diproduksi berdasarkan data BPS 2007 Kabupaten Banjar, jumlah

produksi terbesar dari perusahaan PT Rahmat Bara Utama yaitu

sebesar 328.499.062 ton. Potensi batubara di Kabupaten Banjar

pada daerah Sambung Makmur dan Pengaron. Potensi

mengembangkan sektor pertambangan dan penggalian yang

dimiliki cukup besar. Eksplorasi telah mulai dilakukan oleh

pemerintah, namun perlu diperhatikan kesiapan sumber daya

manusia (SDM) yang akan menggali potensi pertambangan dan

modal atau investasi yang dibutuhkan dalam proses

pemanfaatan. Kedepan yang belum dibangun adalah

pertambangan dan penggalian yang dihasilkan tidak lagi berupa

hanya bahan baku dasar tetapi berupa setengah jadi atau

lanjutan sehingga menjadikan nilai produk lebih mampu

bersaing, tersedianya lapangan kerja dan pendapatan bagi

masyarakat setempat, sekaligus dilaksanakannya kaidah

lingkungan dan keberlanjutan usaha jangka panjang.

F. Kawasan Hutan

Secara ideal berdasarkan ketetapan dalam Undang-Undang

RI Nomor 26 Tahun 2007 dimana proporsi kebutuhan Ruang

Terbuka Hijau adalah 30 % dari luas wilayah (20 % RTH Publik

v1 - 161 - 16

Page 17: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -17MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

dan 10 % RTH Privat) maka jika dihitung dari luas wilayah

Kecamatan Martapura diperlukan 12,06 Km2 atau 1.206 Ha

sebagai ruang terbuka hijau. Kawasan yang berupa ruang

terbuka hijau di kota Martapura terdiri dari sawah,

tegalan/pekarangan, padang rumput, rawa, taman, hutan kota,

median jalan, sempadan sungai dan kawasan terbuka lainnya.

Jika dilihat dari peta foto udara maka prosentase antara lahan

terbangun dan lahan tak terbangun di Kota Martapura masih

didominasi oleh lahan tidak terbangun yakni ± 80 % dari luas

kota Martapura yang juga sebagai kawasan terbuka hijau.

G. Kawasan Perikanan

Sektor perikanan di Kabupaten Banjar dibagi menjadi 3

produksi yaitu ikan darat, ikan laut dan budidaya. Persebaran

kawasan perikanan untuk Kabupaten Banjar tersebar secara

merata karena dilihat dari kondisi geologi dan hidrologi

Kabupaten Banjar dilewati beberapa sungai di antaranya yaitu

Sungai Martapura, Sungai Tabuk dan lain sebagainya. Untuk

produksi ikan terdiri dari dari ikan manyung, ikan gul, tiga waja,

ikan pari, ikan bawal, ikan alu – alu, udang windu, udang putih

dan udang lainnya.

Adapun potensi sektor perikanan di Kabupaten Banjar

dibagi atas perikanan laut, perikanan darat, dan budidaya.

Potensi sektor perikanan di Kabupaten Banjar sebagai berikut:

Potensi perikanan laut di Kecamatan Aluh-aluh.

Potensi perikanan darat di Kecamatan Martapura

Barat, Kecamatan Simpang Empat, dan Kecamatan

Astambul.

Potensi perikanan budidaya di Kecamatan Karang

Intan.

H. Kawasan Peternakan

v1 - 171 - 17

Page 18: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -18MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Peternakan di Kabupaten Banjar terdiri dari ternak besar,

ternak kecil dan unggas. Ternak besar yaitu sapi potong dan

kerbau. Ternak kecil yaitu kambing, domba dan babi. Potensi

sektor peternakan di Kabupaten Banjar dibagi atas ternak besar

(sapi, kerbau, kuda), ternak kecil (kambing, domba, babi), ternak

unggas (ayan ras, ayam buras, dan itik), dan populasi aneka

ternak (kelinci, burung puyuh, dan burung merpati). Potensi

sektor peternakan di Kabupaten Banjar sebagai berikut:

Potensi ternak besar di Kecamatan Pengaron,

Kecamatan Aranio, dan Kecamatan Simpang Empat.

Potensi ternak kecil di Kecamatan Martapura,

Kecamatan Mataraman, dan Kecamatan Simpang Empat.

Potensi ternak unggas di Kecamatan Karang Intan dan

Kecamatan Martapura Timur.

Potensi populasi aneka ternak di Kecamatan

Martapura Timur dan Kecamatan Karang Intan.

1.2 KONDISI FISIK DASAR

Fisik dasar yang terdiri dari batas administrasi dan letak

geografis, topografi dan kemiringan, suhu dan iklim, ketinggian

dan kelerengan, geologis dan jenis tanah, kedalaman efektif

tanah, erosi tanah dan sumber air.

1.2.1Geografi

Kabupaten Banjar terletak di bagian Selatan Provinsi

Kalimantan Selatan, berada pada 1140 30’ 20” dan 1150 33’ 37”

bujur timur serta 20 49’ 55” dan 30 43’ 38” lintang selatan. Luas

wilayahnya 4.668,50 Km2 atau sekitar 12,20 % dari luas wilayah

Provinsi Kalimantan Selatan. Batas-batas administrasi Kabupaten

Banjar adalah:

v1 - 181 - 18

Page 19: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -19MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Sebelah Utara : Kabupaten Tapin dan Kabupaten HSS

Sebelah Barat : Kabupaten Barito Kuala dan Kota

Banjarmasin

Sebelah Selatan : Kabupaten Tanah Laut dan Kota

Banjarbaru

Sebelah Timur : Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah

Bumbu

Kabupaten Banjar terbagi dalam 19 wilayah kecamatan,

288 desa/kelurahan. Kecamatan yang paling luas adalah

Kecamatan Aranio dengan luas 1.166,35 Km2 (24,98%) dan

kecamatan paling kecil adalah Kecamatan Martapura Timur

dengan luas 29,99 Km2 (0,64%). Kabupaten Banjar adalah salah

satu daerah tingkat II di Provinsi Kalimantan Selatan. Ibu Kota

Kabupaten ini terletak di Martapura. Sejak Otonomi daerah pada

tahun 2001, jumlah kecamatan dan desa/kelurahan ada

beberapa yang mengalami perubahan yaitu Kecamatan Tatah

Makmur (Pecahan dari Kecamatan Kertak Hanyar) dan

Kecamatan Telaga Bauntung (Pecahan dari kecamatan Simpang

Empat). Dalam kurun waktu 2007-2009 ada perubahan status

desa menjadi kelurahan dan penambahan 2 kelurahan, sehingga

di tahun 2009 ada 277 desa dan 13 kelurahan.

Tabel 2.2 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Banjar

Tahun 2010

No Kecamatan Luas (Km2)

Jumlah Desa/Kelurahan

Persentase Luas Wilayah (%)

1 Aluh – Aluh 82,84 19 1,77

2 Beruntung Baru 61,42 12 1,32

3 Gambut 129,31 14 2,77

v1 - 191 - 19

Page 20: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -20MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

No Kecamatan Luas (Km2)

Jumlah Desa/Kelurahan

Persentase Luas Wilayah (%)

4 Kertak Hanyar 45,83 13 0,98

5 Tatah Makmur 35,47 13 0,76

6 Sungai Tabuk 147,30 21 3,16

7 Martapura 42, 030 25 0,90

8 Martapura Timur 29,99 20 0,64

9 Martapura Barat 149,38 13 3,20

10 Astambul 216,50 22 4,64

11 Karang Intan 215,35 26 4,61

12 Aranio 1166,35 12 24,98

13 Sungai Pinang 458,65 11 9,82

14 Paramasan 560,85 4 12,01

15 Pengaron 433,25 12 9,28

16 Sambung Makmur 134,65 7 2,88

17 Mataraman 148,40 15 3,18

18 Simpang Empat 453,30 26 9,93

19 Telaga Bauntung 158,00 4 3,38

Jumlah 4668,50 289 100,00

Sumber: BPS Kabupaten Banjar Dalam Angka 2011

1.2.2Topografi

Ditinjau dari segi topografi atau ketinggian lahan diatas

permukaan laut (dpal), maka Kabupaten Banjar dapat

dikategorikan menjadi 5 (lima) kelas ketinggian, yaitu sebagai

berikut :

0 – 7 meter diatas permukaan air laut.

7 – 27 meter diatas permukaan air laut.

v1 - 201 - 20

Page 21: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -21MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

27 – 100 meter diatas permukaan air laut.

100 – 250 meter diatas permukaan air laut.

250 meter diatas permukaan air laut.

Topografi wilayah Kabupaten Banjar berkisar antara 0-

1.878 meter dari permukaan laut (dpl). Ketinggian ini merupakan

salah satu faktor yang menentukan letak kegiatan penduduk

sehingga ketinggian juga dipakai sebagai penentuan batas

wilayah usaha dimana 35% berada di ketinggian 0-7 m dpl, 55,54

% terdapat pada ketinggian 50-300 m dpl dan sisanya yaitu

sebanyak 9,45% berada pada ketinggian lebih dari 300 m dpl.

Rendahnya letak Kabupaten Banjar dari permukaan laut

menyebabkan aliran air pada permukaan tanah menjadi kurang

lancar. Akibatnya sebagian wilayah selalu tergenang (29,93 %)

sebagian lagi (0,58 %) tergenang secara periodik.

Sedangkan dilihat dari segi kemiringan lereng, Kabupaten

Banjar cukup bervariatif. Hal tersebut dapat dilihat dari kondisi

morfologi wilayah Kabupaten Banjar yang terdiri dataran yang

landai, bergelombang, berbukit, sehingga ke bentuk morfologi

pergunungan. Dari kondisi morfologi tersebut, kemiringan lereng

di wilayah Kabupaten Banjar dapat dikatogorikan ke dalam 5

(lima) kelas kemiringan, yaitu sebagai berikut:

0 – 2 %, kelas kemiringan ini pada umumnya memiliki

bentuk morfologi dataran yang landai dengan nilai kemampuan

lahan yang baik.

2 – 8 %, kelas kemiringan ini umumnya memiliki bentuk

morfologi dataran yang landai hingga bergelombang dengan

nilai kemampuan lahan yang cukup baik.

v1 - 211 - 21

Page 22: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -22MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

8 – 15 %, kelas kemiringan ini umumnya memiliki

bentuk morfologi dataran yang bergelombang hingga berbukit

dengan nilai kemampuan lahan yang cukup baik.

15 – 25 %, kelas kemiringan ini umumnya memiliki

bentuk morfologi dataran yang berbukit hingga pegunungan

dengan nilai kemampuan lahan yang kurang baik.

25 – 40 %, kelas kemiringan ini umumnya memiliki

bentuk morfologi dataran pegunungan hingga dataran yang

curam dengan nilai kemampuan lahan yang kurang baik (RTRW

Kab. Banjar 2008-2027).

Ketinggian dan kelerengan pada wilayah Kabupaten

Banjar dibagi menjadi 6 kelas. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 2.3. dan 2.4.

Tabel 2.3. Ketinggian Wilayah Di Kabupaten Banjar Tahun 2009

No. Ketinggian Wilayah (m)

Luas Wilayah (Ha) Prosentase (%)

1. 0 – 7 133.818,95 29,23

2. 8 – 25 26.175,61 6,00

3. 26 – 100 70.674,14 15,44

4. 101 – 250 174.898,91 38,20

5. 251 – 500 36.733,50 8,00

6. > 500 15.563,89 3,13

Kabupaten Banjar 457.865 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Banjar, 2010

Tabel 2.4.Kelerengan Wilayah Di Kabupaten Banjar Tahun 2009

No. Kelerangan Luas wilayah (Ha) Prosentase (%)

1. 0 – 2 185.634,63 40,54

v1 - 221 - 22

Page 23: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -23MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

2. 2 – 8 70.940,96 16,37

3. 8 – 15 53.188,27 11,62

4. 15 – 25 52.178,32 11,51

5. 25 – 40 67.748,57 14,82

6. > 40 23.934,25 5,16

Kabupaten Banjar 453.625 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Banjar, 2010

1.2.3Geologi

Secara geologis wilayah Kabupaten Banjar terbentuk dari

batuan endapan alluvial, gambut, delta sungai dan rawa yang

menyebar hampir disemua kecamatan, kecuali Kecamatan

Aranio, Pengaron, Sungai Pinang, Paramasan dan Karang Intan.

Disebelah timur dari utara sampai ke selatan membentang kaki

Pegunungan Meratus yang berbatasan dengan Kecamatan

Pengaron, Sungai Pinang, Paramasan, Aranio, dan Karang Intan.

Khusus Kecamatan Sungai Pinang dan Paramasan struktur

geologinya juga dibentuk batuan Maesozoikum dan batuan

kapur.

Pada umumnya tanah di wilayah ini bertekstur halus

(77,62%) yaitu tanah liat, berlempung, ber-pasir dan berdebu

Sementara 14,93 % bertekstur 14.93% sedang yaitu jenis

lempung, berdebu, liat berpasir, sisanya 5,39 % bertekstur kasar

yaitu pasir berlempung, pasir berdebu. Dari segi jenis tanahnya,

Kabupaten Banjar 29,25 % wilayahnya merupakan jenis tanah

Podsolik Merah Kuning Lateritik dengan luas wilayah 135.932,41

Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.5. berikut.

v1 - 231 - 23

Page 24: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -24MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Tabel 2.5. Jenis Tanah di Kabupaten Banjar Tahun 2009

No. Jenis tanahLuas

wilayah (Ha)Prosentas

e (%)

1. Organosol 79.684,50 17,40

2. Alluvial 105.074,05 22,95

3. Podsolik Merah Kuning Lateritik 135.932,41 29,25

4. Latosol 10.009,24 2,19

5. Podsolik Merah Kuning 25.058,81 5,47

6. Podsolik Merah Kuning dengan litosol

94.881,31 20,72

7. Litosol 9.233,88 2,02

Sumber : BPS Kabupaten Banjar, 2010

v1 - 241 - 24

Page 25: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -25MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

v1 - 251 - 25

Page 26: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -26MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Gambar 2.3 Peta Geologi Kabupaten Banjar Tahun 2008-2027

v1 - 261 - 26

II-20

Page 27: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -27MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Gambar 2.4 Peta Tata Guna Lahan Kabupaten Banjar Tahun 2008-2027

v1 - 271 - 27

II-21

Page 28: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -28MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

v1 - 281 - 28 II-22

Page 29: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -29MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Gambar 2.5 Peta Kawasan Permukiman Kabupaten Banjar

v1 - 291 - 29

Page 30: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -30MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Kedalaman efektif tanah di Kabupaten Banjar yang

tertinggi terdapat pada kedalaman lebih dari 90 cm yaitu

316.811,60 Ha (69,63%) sedangkan tekstur tanahnya sebagian

besar bertekstur halus yaitu 338.507,57 Ha (73,94%). Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.5 dan 2.6 berikut Pada

umunya tanah diwilayah ini bertekstur halus (77,62 %) yaitu

meliputi tanah liat, berlempung, berpasir dan berdebu sementara

14,93 % berstekstur sedang yaitu jenis lempung, berdebu, liat

berpasir, sisanya 5,39 % berstektur kasar yaitu pasir

berlempung, pasir berdebu.

Menurut peta tanah eksplorasi Tahun 1981 skala

1:1.000.000 dari Lembaga Penelitian Bogor di wilayah dijumpai

jenis tanah; Tanah gleihumus dengan bahan induk bahan

meliputi 28,57% dari luas wilayah. Tanah territory, Aluvial

dengan bahan induk lahan 3,72%. Tanah komplek podsolik

merah kuning dan laterit dengan bahan induk material adalah

batu baku meliputi 14,29%. Tanah latosol dengan batuan beku

intrusi meliputi 24,84%. Tanah komplek podsolik merah kuning,

latosol dengan batu induk endapan batu induk endapan dan

metamorf.

1.2.4Klimatologi

Suhu udara disuatu tempat ditentukan oleh tinggi

rendahnya tempat terhadap permukaan laut dan jaraknya dari

pantai. Berdasarkan pemantauan Badan Meteologi dan Geofisika

Banjarbaru Tahun 2009, suhu udara di daerah Kabupaten Banjar

berkisar antara 26,6° C sampai 28,1° C. Suhu udara maksimum

terjadi pada bulan September (36,2° C) dan suhu minimum

terjadi pada bulan Juli (20,0° C). Selain itu sebagai, sebagai

daerah tropis maka kelembaban udara relatif tinggi dengan rata-v1 - 30

1 - 30

Page 31: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -31MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

rata sekitar 72,0 % sampai 89,0 %, dengan kelembaban

maksimum pada bulan Januari, Februari, dan minimum pada

bulan September 47,0 %. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada

tabel 2.6 berikut.

Tabel 2.6. Suhu/Temperatur Udara Minimum, Maksimum, Curah Hujan, Hari Hujan dan Rata-rata Menurut Bulan DI Kabupaten Banjar Tahun 2009

Bulan

Suhu/Temperatur (º C) Curah

Hujan

(mm)

Hari Huja

n (Hari

) Maksimu

m Minimu

m Rata-rata

01. Januari 32,2 21,7 26,0 384 30

02. Februari 33,1 21,3 26,1 148 21

03. Maret 34,4 21,5 26,8 212 21

04. April 35,2 22,4 27,3 279 21

05. Mei 35,2 22,5 27,2 237 22

06. Juni 34,8 20,8 28,1 22 9

07. Juli 35,9 20,0 26,3 73 8

08. Agustus 35,9 21,8 27,2 25 2

09. September 36,2 20,4 28,0 21 4

10. Oktober 35,4 20,8 27,3 189 12

v1 - 311 - 31

Page 32: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -32MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

11. November 35,6 22,2 27,4 292 19

12. Desember 33,1 23,0 26,6 287 24

Rata-rata 34.75 21.533 27.025180.7

516.08

3

Sumber: BPS Kabupaten Banjar, 2010

Curah hujan disuatu tempat dipengaruhi oleh keadaan

iklim, keadaan topografi dan perputaran/pertemuan arus udara.

Curah hujan yang disajikan menunjukkan bahwa rata-rata curah

hujan selama tahun 2009 tercatat rata-rata 181 mm, dengan

jumlah terendah terjadi pada Bulan September (21 mm) dan

tertinggi terjadi pada Bulan November (292 mm). Rata-rata

jumlah hari hujan sebanyak 16 dengan jumlah hari hujan

terbanyak pada bulan Januari (30 hari), sebaliknya jumlah hari

terendah pada bulan Agustus (2 hari).

Antara curah hujan dan keadaan angin biasanya ada

hubungan erat satu sama lain. Walaupun demikian, tidak

semuanya terjadi hubungan yang demikian. Keadaan angin pada

musim hujan biasanya lebih kencang dan angin bertiup dari

Barat dan barat laut. Oleh karena itu musim tersebut dikenal

dengan sebutan musim barat. Pada musim kemarau angin timur

bertiup dari benua Australia, keadaan angin pada saat itu bisa

juga kencang, pada tahun 2009 kecepatan angin yang terjadi

rata-rata sebesar 3,28 knot per bulan.

Tabel 2.7. Kecepatan Angin Minium, Maksimum, dan Rata-rata menurut Bulan DI Kabupaten Banjar Tahun

2009

Bulan Kecepatan

v1 - 321 - 32

Page 33: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -33MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Angin (Knot)

Rata-rata

1 2

01. Januari 3,1

02. Februari 3,4

03. Maret 2,8

04. April 2,1

05. Mei 2,3

06. Juni 2,7

07. Juli 3,7

08. Agustus 3,6

09. September 4,7

10. Oktober 3,7

11. November 3,7

12. Desember 3,6

Sumber: BPS Kabupaten Banjar, 2010

Menurut klasifikasi Koppen, iklim di Kabupaten Banjar

termasuk tipe A yaitu iklim hujan dan hutan tropis. Sedangkan

dengan klasifikasi iklim menurut Schmidt & Ferguson yang

didasarkan perbandingan besarnya curah hujan bulan basah

dan bulan kering, Kabupaten Banjar termasuk iklim tipe B.

v1 - 331 - 33

Page 34: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -34MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

v1 - 341 - 34

Page 35: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -35MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Gambar 2.6 Peta Curah Hujan Kabupaten Banjar Tahun 2008-2027

v1 - 351 - 35

II-26

Page 36: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -36MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

v1 - 361 - 36

Page 37: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -37MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Gambar 2.7 Peta Hirologi Kabupaten Banjar Tahun 2008-2027

v1 - 371 - 37

II-27

Page 38: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -38MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

1.2.5Hidrologi

Kabupaten Banjar memiliki sumberdaya air yang

melimpah, berasal dari sungai dan anjir/kanal. Sungai yang ada

mempunyai tangkapan air di kaki Pegunungan Meratus dan

semuanya mengalir ke barat menyatu membentuk Sungai

Alalak, Sungai Riam Kanan dan Sungai Riam Kiwa. Ketiga

sungai itu berair sepanjang tahun dan membentuk daerah

aliran sungai (DAS). Luas masing-masing DAS adalah Riam

Kanan 115.378 Ha (25,31 DAS Riam Kiwa 191.132 Ha (41,74

%) dan DAS Alalak 150.885 Ha (32,95 %). Kabupaten Banjar

juga memiliki bendungan Riam Kanan seluas 161.993 Ha yang

merupakan sumber air bagi pembangkit listrik PLTA Ir. Pangeran

Muhammad Noor dan irigasi bagi pertanian. Selain sumber air dari

sungai, anjir/kanal dan waduk, Kabupaten Banjar juga memiliki

rawa periodik seluas 55.252 Ha yang sebagian diantaranya kering

di musim kemarau Fluktuasi debit air sungai di daerah ini relatif

besar, yang tampak dari perbedaan ketinggian airnya musim hujan

dan kemarau yang tinggi. Sungai Martapura sepanjang 70 Km dan

anak - anak sungainya masih dilayari dan cukup cukup vital

perannya dalam pengangkutan barang hasil-hasil pertanian dan

tambang. Selain itu sungai juga berperan dalam menunjang

kehidupan penduduk, baik sebagai sumber air minum, kebutuhan

mandi dan cuci dan kebutuhan rumah tangga lainnya.

Di Kabupaten Banjar terdapat beberapa daerah yang rawan

banjir/genangan antara lain:

a) Perempatan Jl. A. Yani – Jl. Hidayatullah di sekitar pasar

(depan dan samping Masjid Al - Karomah Martapura dan

depan Kantor Bupati).

b) Diprediksi pada Jl. Menteri Empat (depan rumah sakit) akan

terjadi genangan yang disebabkan ditutupnya saluran pada

v1 - 381 - 38

Page 39: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -39MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

areal eks PKM, sedangkan saluran yang ada di depannya

memiliki kapasitas/volume yang relative kecil.

1.3 KEPENDUDUKAN, SOSIAL, EKONOMI DAN

BUDAYA

1.3.1 Jumlah dan Perkembangan Penduduk

Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk yang pesat

dan membaiknya perekonomian rumah tangga maka kebutuhan

perumahan juga terus meningkat. Pada wilayah ini dominasi

kegiatannya difungsikan untuk kegiatan yang bersifat kekotaan

dan merupakan orientasi pergerakan penduduk yang ada pada

wilayah sekitarnya. Sedangkan kawasan permukiman pedesaan

adalah suatu kawasan untuk permukiman pada lokasi sekitarnya

masih didominasi oleh lahan pertanian, tegalan, perkebunan dan

lahan kosong.

Berdasarkan data yang tercatat pada Badan Pusat Statistik

Kabupaten Banjar, jumlah penduduk Kabupaten Banjar pada

tahun 2010 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.8. Jumlah Penduduk Kabupaten Banjar Tahun 2010

No KecamatanJumlah

Penduduk

1 Aluh – Aluh 27.285

2 Beruntung Baru 13.181

3 Gambut 35.956

4 Kertak Hanyar 38.909

5 Tatah Makmur 10.974

6 Sungai Tabuk 56.869

7 Martapura 101.482

v1 - 391 - 39

Page 40: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -40MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

No Kecamatan Jumlah Penduduk

8 Martapura Timur 29.200

9 Martapura Barat 16.972

10 Astambul 33.009

11 Karang Intan 30.679

12 Aranio 8.246

13 Sungai Pinang 1.4511

14 Paramasan 4.214

15 Pengaron 15.764

16 Sambung Makmur 10.562

17 Mataraman 23.662

18 Simpang Empat 32.252

19 Telaga Bauntung 3.112

Jumlah/Total 506.839

Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Banjar Tahun 2011

1.3.2Kepadatan Penduduk dan Persebarannya

Berdasarkan hasil pencacahan lengkap sensus penduduk

2000, selama kurun waktu 10 tahun yaitu tahun 1999-2000

penduduk Kabupaten Banjar mengalami peningkatan sebanyak

57.397 jiwa. Ketika sensus penduduk tahun 1990 tercatat jumlah

penduduk sebanyak 353.789 jiwa dan pada tahun 2000

meningkat menjadi 411.726 jiwa atau mengalami pertumbuhan

rata – rata 1,6% per-tahun. Hasil registrasi penduduk Kabupaten

Banjar pertengahan tahun 2010 mencatat jumlah penduduk

sementara 506.204 jiwa. Hasil SP 2010 juga menunjukkan bahwa

penyebaran penduduk Kabupaten Banjar masih bertumpu di

Kecamatan Martapura yakni sebesar 20,04 %. Dengan luas v1 - 40

1 - 40

Page 41: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -41MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

wilayah Kabupaten Banjar 4.688,50 Km2 yang didiami oleh

506,204 jiwa, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk

Kabupaten Banjar adalah sebanyak 345 jiwa per Km2.

Dibandingkan tahun sebelumnya, Kecamatan Martapura

mengalami kenaikan jumlah penduduk yang ditandai dengan

meningkatnya angka kepadatan penduduk dimana tahun 2009

sebesar 498.088 jiwa per Km2. Sedangkan jumlah penduduk

terkecil berada di Kecamatan Telaga Bauntung yaitu sebesar

3.270 jiwa.

v1 - 411 - 41

Page 42: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -42MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Tabel 2.9. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten

Banjar Tahun 2010

N

o Kecamatan

Luas

(Km2)Penduduk

Kepadatan

Penduduk

1 Aluh – Aluh 82,84 27322 331

2 Beruntung Baru 61,42 13168 215

3 Gambut 129,31 35913 278

4 Kertak Hanyar 45,83 38826 847

5 Tatah Makmur 35,47 10972 309

5 Sungai Tabuk 147,30 56543 384

6 Martapura 42, 030 101426 2413

7 Martapura Timur 29,99 29199 974

8 Martapura Barat 149,38 16976 114

9 Astambul 216,50 32987 152

10 Karang Intan 215,35 30631 142

11 Aranio 1166,35 8248 7

12 Sungai Pinang 458,65 14406 31

13 Paramasan 560,85 4219 8

14 Pengaron 433,25 15684 36

15 Sambung

Makmur134,65 10542 78

16 Mataraman 148,40 23701 160

v1 - 421 - 42

Page 43: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -43MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

N

o Kecamatan

Luas

(Km2)Penduduk

Kepadatan

Penduduk

17 Simpang Empat 453,30 32296 72

19 Telaga Bauntung 158,00 3127 21

Jumlah 4668,50 506186 6572

Sumber: BPS Kabupaten Banjar Dalam Angka 2011

v1 - 431 - 43

Page 44: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -44MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

v1 - 441 - 44

Page 45: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -45MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Gambar 2.8 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Banjar Tahun 2008-2027

v1 - 451 - 45

II-32

Page 46: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -46MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Berdasarkan data yang terdapat pada Badan Pusat

Statistik Kabupaten Banjar, jumlah rumah tangga pada

pertengahan tahun 2009 mencapai 131.640 RT, dengan jumlah

penduduk 498.088 orang terdiri dari 244.622 laki – laki dan

253.466 perempuan dengan sex ratio 97 yang berarti hampir

tidak ada perbedaan jumlah menurut jenis kelamin. Untuk jumlah

rumah tangga di pertengahan Tahun 2010 masih belum

teridentifikasi di BPS Kab. Banjar. Jumlah penduduk terbanyak

berada di Kecamatan Martapura pada pertengahan Tahun 2010

dengan kepadatan 2.413 jiwa per kilometer persegi. Dibanding

tahun sebelumnya, Kecamatan Martapura mengalami kenaikan

jumlah penduduk. Hal ini ditandai dengan meningkatnya angka

kepadatan penduduk, dimana pada tahun 2009 kepadatannya

tercatat sebesar 2.116 jiwa per kilometer persegi. Kecamatan

Peramasan hanya 6 penduduk per kilometer persegi pada tahun

2009 dan meningkat menjadi 7 penduduk per kilometer persegi

di pertengahan tahun 2010. Kecamatan Paramasan tetap

merupakan daerah dengan tingkat kepadatan rendah.

1.3.3Tingkat Pendidikan

Peningkatan partisipasi sekolah pada penduduk tentunya

harus diimbangi penyediaan sarana fisik dan tenaga guru

memadai. Faktor yang sangat berperan dalam pencapaian

pembangunan suatu bangsa adalah tingkat pendidikan

penduduknya semakin maju pendidikan. penduduknya akan

membawa berbagai pengaruh positif bagi masa depan di

berbagai bidang kehidupan. Penduduk yang berkualitas dan

berpendidikan menjadi subyek dalam menggerakkan arah

pembangunan. Oleh karena itu untuk meningkatkan mutu

v1 - 461 - 46

Page 47: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -47MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

pendidikan, salah satunya ditunjang dengan ketersediaan sarana

dan fasilitas pendidikan.

1.3.4Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk di Kabupaten Banjar sangat

beragam. Selain pegawai swasta, PNS, TNI/Polri, banyak yang

menjadi petani dan peternak juga banyak yang berwiraswasta

sebagai pedagang atau warung.

1.3.5Kebudayaan

Faktor kebudayaan masyarakat Kabupaten Banjar dalam hal

beragama masih sangat kuat. Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya pesantren dan kegiatan keagamaan yang rutin

dilaksanakan.

1.4 SARANA DAN PRASARANA

1.4.1Sarana Perekonomian

Perekonomian Kabupaten Banjar tahun 2009 mampu

menghasilkan PDRB sebesar 4,17 trilyun rupiah. Sedangkan

berdasarkan perhitungan sementara nilai PDRB tahun 2009

diperkirakan akan mencapai nilai 3,22 trilyun rupiah.

Perekonomian di Kabupaten Banjar yang terus berkembang dapat

dilihat dari beberapa aspek yaitu pertumbuhan PDRB, pertumbuhan

ekonomi sektoral, struktur perekonomian dan PDRB Perkapita dan

beberapa komoditi unggulan di beberapa sektor, diantaranya

adalah pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan,

pertambangan, dan perindustrian. yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.10. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga

Konstan

Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Banjar Tahun 2006 – 2009

v1 - 471 - 47

Page 48: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -48MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009

1. Pertanian, Peternakan,

Kehutanan Dan

Perikanan

7612254

28

74981544

0

7776248

43

8069773

69

2. Pertambangan Dan

Penggalian

4597005

73

48833911

9

5238557

38

5488962

34

3. Industri Pengolahan 1465949

45

16978276

4

1812052

19

1946463

97

4. Listrik, Gas Dan Air 1820899

4

17529463 1813435

6

1874838

1

5. Bangunan 1221386

21

13601449

8

1531662

14

1776055

86

6. Perdangangan, Hotel

Dan Restoran

5662800

62

59752826

4

6394956

55

6829477

23

7. Pengangkutan Dan

Komunikasi

1276921

84

13576380

9

1411870

92

1455675

55

8. Keuangan, Persewaan,

Jasa Perusahaan

8492642

5

96394637 1163368

54

1341342

26

9. Jasa – Jasa 2295178

81

25204824

8

2729796

40

3018875

78

Jumlah2516315

113

26432162

42

2823985

611

3011411

050

Sumber: BPS Kabupaten Banjar Dalam Angka 2010

v1 - 481 - 48

Page 49: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -49MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Pertumbuhan ekonomi sektoral terbesar pada tahun 2009

adalah sektor bangunan yaitu sebesar 103.54 dimana lebih

tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya tumbuh

sebesar 98.17. Sektor industri pengolahan tumbuh 106,27 pada

tahun 2009 dimana lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya

yang hanya tumbuh sebesar 104.81. Industri yang paling

dominan di wilayah Kabupaten Banjar adalah kerajinan rumah

tangga dengan nilai bagi hasil yang diberikan lebih dari 78%

sehingga pertumbuhan industri pengolahan sangat tergantung

dari pergerakan industri kerajinan rumah tangga.

Tabel 2.11. Pertumbuhan Ekonomi Kab. Banjar Tahun 2007 –

2009

Lapangan Usaha 2007 2008 2009

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perikanan

103,02 98,17 103,54

2. Pertambangan Dan Penggalian 107,70 106,63 106,29

3. Industri Pengolahan 106,63 104,81 106,27

4. Listrik, Gas Dan Air 105,90 102,17 103,01

5. Bangunan 105,33 111,36 114,80

6. Perdangangan, Hotel Dan Restoran

106,80 105,37 106,47

7. Pengangkutan Dan Komunikasi 103,33 106,12 104,12

8. Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan

103,97 106,46 107,41

9. Jasa – Jasa 107,57 107,06 108,39

Jumlah 105,49 103,78 106,09

v1 - 491 - 49

Page 50: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -50MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Sumber: BPS Kabupaten Banjar Dalam Angka 2009

Dari sembilan sektor pembantuk PDRB, sektor pertanian

masih menjadi sektor dominan pembantuk PDRB Kabupaten

Banjar. Dari data tiga tahun terakhir menunjukkan sumbangan

sektor masing – masing 28,96% tahun 2007; 28,01% tahun 2008

dan 27,77% tahun 2009. Besarnya peranan sektor pertanian

didukung oleh kondisi sumberdaya alam Kabupaten Banjar

disamping ekonominya yag cenderung agraris serta tenaga kerja

yang bekerja di sektor ini relatif banyak.

Tabel 2.12. Struktur Perekonomian Kab. Banjar Tahun 2007 –

2009

Lapangan Usaha 2007 2008 2009

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan

Perikanan

28,96 28,01 27,77

2. Pertambangan Dan Penggalian 17,33 17,70 17,86

3. Industri Pengolahan 5,50 5,55 5,51

4. Listrik, Gas Dan Air 0,79 0,78 0,76

5. Bangunan 5,79 6,17 6,60

6. Perdangangan, Hotel Dan Restoran 22,46 22,90 22,82

7. Pengangkutan Dan Komunikasi 5,11 4,97 4,68

8. Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan 3,54 3,65 3,78

9. Jasa – Jasa 10,52 10,28 10,22

Jumlah 100,0 100,0 100,0

v1 - 501 - 50

Page 51: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -51MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Lapangan Usaha 2007 2008 2009

0 0 0

Sumber: BPS Kabupaten Banjar Dalam Angka 2010

Sektor industri pengolahan terutama rumah tangga,

industri kecil dan menengah hanya mampu menyumbangkan

sekitar 5,51% - 5,55% dari PDRB yang dihasilkan Kabupaten

Banjar. Sedangkan sektor perdagangan cukup berperan sebagai

penunjang kegiatan ekonomi, dalam tiga tahun terakhir

kecenderungannya relatif menurun maskipun masih diatas

21,0%. Sama halnya dengan sektor pertambangan dan

penggalian peranannya juga cenderung menurun dan berkisar

antara 17,33% - 17,86% dari total PDRB.

Sektor – sektor lainnya menyumbang berkisar antara 0,76%

hingga 3,78%. Khusus sektor listrik dan air bersih peranannya

sekitar 0,76% - 0,79% dari total PDRB Kabupaten Banjar tahun

2007 – 2009.

1.4.2Sarana Pendidikan

Pendidikan merupakan faktor yang sangat berperan dalam

pencapaian pembangunan suatu bangsa. Penduduk yang

berkualitas dan berpendidikan menjadi subyek dalam

menggerakkan arah pembangunan. Oleh karena itu untuk

meningkatkan mutu pendidikan, salah satunya ditunjang dengan

ketersediaan sarana dan fasilitas pendidikan.

Jumlah sekolah negeri yang ada Kabupaten Banjar pada

tahun 2009 sebanyak 445 buah, dengan rincian 358 SD Negeri,

60 SMP dan 9 SMA. Sekolah swasta berjumlah (SD), 3 buah,

SMP swasta berjumlah 6 buah, SMA dan SMK swasta berjumlah 4

v1 - 511 - 51

Page 52: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -52MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

dan 1 buah. Secara keseluruhan jumlah murid yang ditampung

adalah 61.394 orang dengan 5.255 guru, berarti guru: murid

berkisar pada perbandingan 1:12.

Tabel 2.13. Sekolah Negeri dan Swasta, Kelas, Guru, dan Murid menurut

Tingkat Pendidikan, Tahun Ajaran 2009/2010

Tingkat Pendidikan

Sekolah

Kelas

R.Kelas

Guru Murid

SDN 358 2.222

2.159 3.501

46.045

SMPN 60 341 292 1.070

8.835

SMAN 9 91 84 260 2.794

SMKN 4 42 36 130 1.366

SD Swasta 3 16 17 24 317

SMP Swasta 6 37 34 143 974

SMA Swasta 4 24 30 100 709

SMK Swasta 1 10 10 27 354

Total 445 2.783

2.662 5.255

61.394

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar, Tahun 2010.

Sementara sekolah yang berada dalam lingkup

Kementerian Agama berjumlah 187 buah, dengan 2.978 guru

dan 27.481 murid, sehingga ratio guru dan murid sekitar 1 : 9.

Fasilitas pendidikan jenjang Perguruan Tinggi Negeri yang ada/

dapat dijangkau karena berada di sekitar lingkungan Kabupaten

Banjar adalah Uniersitas Lambung Mangkurat wilayah

Banjarbaru dengan 5 fakultas yaitu Fakultas Perikanan,

v1 - 521 - 52

Page 53: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -53MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Pertanian, Kehutanan, Teknik dan Kedokteran, selain itu untuk

pendidikan kesehatan tersedia (Akademi Perawat Intan

Martapura). Akademi Perawat Intan Martapura dan Akademi

Kebidanan Martapura. Kebidanan Martapura). Sementara

perguruan tinggi swasta adalah STAI Darussalam Martapura.

Martapura Sebagai penunjang pendidikan juga telah tersedia

112 perpustakaan.

1.4.3Sarana Kesehatan

Dalam upaya pelayanan kesehatan pada masyarakat maka

ketersediaan sarana kesehatan sangatlah perlu. Ketersediaan

sarana dan prasarana kesehatan pada Tahun 2010 sebesar 840

buah. Fasilitas kesehatan dari Pemkab Banjar sebanyak 729 yang

terdiri dari Rumah Sakit Umum 1, Puskesmas 23 buah, Puskemas

Pembantu 70 buah, puskesmas keliling 23 buah, Posyandu 486

buah, polindes 125 buah dan GFK 1 buah. Untuk BUMN fasilitas

kesehatan sebanyak 1 buah Rumah Sakit Umum. Dan untuk

swasta terdiri dari 110 buah yaitu 1 buah dari Rumah Sakit

Bersalin, 1 Rumah Sakit Khusus, 10 buah Balai Pengobatan

Klinik, 16 buah Apotik, 30 Toko Obat dan 52 Praktek Doketr

Perorangan. Di samping penyediaan sarana kesehatan,

diperlukan pula tenaga medis yang handal untuk memberikan

pelayanan kesehatan. Di Kabupaten Banjar jumlah 12

paramedis secara keseluruhan adalah 2030 orang termasuk

1955 orang tenaga yang Non medis. Sementara jumlah dokter

sebanyak 75 orang dengan rincian, 48 dokter umum, 12 dokter

gigi dan 15 dokter spesialis.

Jumlah kunjungan rawat jalan di Kabupaten Banjar tahun

2010 sebanyak 443.363 orang atau rata-rata sebanyak 1.214

perhari buka, 53 orang/buka/puskesmas. Sedangkan, di RSU

v1 - 531 - 53

Page 54: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -54MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Ratu Zalecha jumlah kunjungan rawat jalan sebanyak 49.315

atau rata-rata sebanyak 135 orang perhari buka. Jumlah

penduduk yang mendapat pelayanan rawat inap di 3 (tiga)

Puskesmas rawat inap sebanyak 745 orang atau rata-rata 62

orang per bulan, sedang di RSU Ratu Zalecha jumlag yang

mendapatkankan pelayanan rawat inap adalah 10.458 orang

atau rata-rata 872 orang perbulan. Pelayanan kesehatan bagi

penduduk miskin tahun 2010 mencapai 119.909 (72.10%) dari

166.315 penduduk miskin, dalam bentuk pelayanan kesehatan

dasar, pelayanan kebidanan dan pelayanan gizi.

Data BKKBD mencatat sebanyak 78.270 akseptor KB di

tahun 2010, 33.487 diantaranya merupakan akseptor baru.

Alat/cara kontrasepsi yang digunakan pada tahun 2010 yang

digunakan terbanyak adalah Pil sebanyak 41.084 akseptor atau

sekitar 52,49 %. Banyaknya pil KB yang dipilih disebabkan

penggunaannya yang praktis dan harganya yang relatif murah.

Sedangkan alat kontrasepsi yang paling jarang dipilih adalah

MOP/MOW yang digunakan oleh 712 akseptor. Hasil pendataan

keluarga menunjukkan Keluarga Pra Sejahtera mencapai 9.861

keluarga, KS I; pra sejahtera 30.973, KSII; 59.040, KSIII; 33.461,

KS I dan KSIII+; sebanyak 3.619.

1.4.4Sarana Sosial dan Peribadatan

Sesuai dengan falsafah negara, pelayanan kehidupan dan

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dikembangkan dan

ditingkatkan untuk membina kehidupan masyarakat dan

mengatasi berbagai masalah sosial budaya yang mungkin

dapat menghambat kemajuan bangsa. Dalam rangka

mendukung kondisi tersebut di atas diperlukan sarana untuk

v1 - 541 - 54

Page 55: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -55MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

memupuk keimanan dengan adanya tempat-tempat peribadatan

sesuai dengan pemeluk agama masing-masing.

Data pada Kementerian Agama pada tahun 2009 mencatat

sebanyak 496.784 penduduk merupakan pemeluk agama Islam,

466 pemeluk agama Kristen Protestan, 214 pemeluk agama

Katholik, 88 pemeluk agama Hindu dan 536 pemeluk Budha/

Animisme. Sementara untuk melakukan peribadatan telah

tersedia 329 mesjid, 987 mushala/langgar. Kementerian Agama

juga telah mencatat 6.315 pernikahan selama tahun 2009. Dan

data calon jemaah haji tercatat berjumlah 439 orang, dimana

yang terbanyak berasal dari kecamatan Martapura.

1.4.5Sarana Drainase

Pada umumnya partisipasi masyarakat dalam penanganan

dan pengelolaan drainase di Kabupaten Banjar relatif rendah

dibanding dari yang diharapkan dan seharusnya ada. Masyarakat

umumnya belum terbiasa menangani dan mengelola drainase

lingkungannya sendiri. Ketidakberdayaan masyarakat, oleh

karena pengelolaan drainase lingkungan memerlukan biaya yang

cukup besar. Sehingga hal ini menempatkan masyarakat pada

posisi meminta Instansi Terkait drainase lingkungan untuk dapat

mengatasinya. Partisipasi masyarakat sebagian kecil mulai

terlihat dengan adanya perbaikan kecil terkait drainase

lingkungan di lingkungan perumahan mereka. Dibeberapa lokasi/

komplek tertentu ada beberapa/ sebagian warga turut

berpartisipasi secara swadaya menyediakan drainase untuk

lingkungannya.

Limbah-limbah berupa limbah domestik dari buangan

rumah tangga. Biasanya langsung dibuang atau dialirkan ke

sungai. Sedangkan untuk saluran pematusan hanya sebagian

v1 - 551 - 55

Page 56: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -56MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

kecil desa yang sudah punya saluran pematusan, seperti Desa

Bunipah, Aluh-Aluh Besar dan Simpang Warga. Saluran itu

terletak disepanjang kanan kiri jalan. Saluran pematusan ini

biasanya berupa saluran alami dengan lebar bervariasi. Banjir di

daerah Aluh-Aluh salah satunya disebabkan oleh fungsi drainase

yang belum optimal. Keberadaan saluran drainase tidak

berfungsi sebagaimana mestinya yaitu untuk mengalirkan

limpahan air hujan tetapi telah terjadi percampuran fungsi

menjadi sarana untuk mengalirkan limbah. Oleh karena itu,

diperlukan peningkatan fungsi drainase.

Dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota Martapura tahun

2008, rencana jaringan drainase Kota Martapura perlu

mempertimbangkan prinsip – prinsip aliran air dengan kriteria:

1) Saluran hanya dapat menyalurkan air secepat mungkin

kedalam saluran pembuangan akhir.

2) Saluran harus sependek mungkin dan dapat berupa saluran

terbuka atau tertutup sesuai dengan lokasinya.

3) Kecepatan aliran air didalam saluran tidak boleh merusak

badan saluran dan menimbulkan erosi.

4) Daerah relative datar, maka kemiringan dasar saluran harus

dibuat sesusi dengan kemiringan batas.

Seiring dengan pertumbuhan kota, kondisi drainase yang

ada memerlukan perbaikan dan peningkatan kapasitas dan

kualitas pelayanan, sehingga masterplan yang ada sekarang

juga perlu dilakukan review lagi, agar kedepannya pelayanan

drainase khususnya pada kawasan perkotaan dapat lebih

optimal. Terdapat beberapa daerah yang rawan banjir/genangan

antara lain:

c) Perempatan Jl. A. Yani – Jl. Hidayatullah di sekitar pasar

v1 - 561 - 56

Page 57: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -57MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

(depan dan samping Masjid Al - Karomah Martapura dan

depan Kantor Bupati)

d) Diprediksi pada Jl. Menteri Empat (depan rumah sakit) akan

terjadi genangan yang disebabkan ditutupnya saluran pada

areal eks PKM, sedangkan saluran yang ada di depannya

memiliki kapasitas/volume yang relative kecil.

Drainase air kotor yang dimaksud adalah meliputi dua hal

yaitu:

(1) Penyaluran air buangan/limbah yaitu berasal

dari limbah domestik dari rumah tangga dan fasilitas lainnya

seperti perkantoran, pasar dan lain sebagainya. Air limbah ini

berasal dari kamar mandi, dapur dan cuci yang disalurkan

kedalam tangki septik yang dilengkapi dengan peresapan.

Sistem buangan yang sederhana ini mutlak perlu disediakan

di tiap – tiap bangunan sehingga sangat memudahkan dan

meringankan bagi pemerintah daerah setempat karena

pengadaannya dapat diusahakan sendiri oleh masyarakat

kota maupun masyarakat desa baik secara perorangan

maupun secara kelompok

(2) Penyaluran air hujan yaitu penyaluran

limpasan air hujan yang jatuh ketanah dan tidak dapat

dimanfaatkan lagi. Limpasan air hujan yang tidak

dimanfaatkan lagi dapat disalurkan melalui dua cara, yaitu :

(3) Dengan membuatkan sumur – sumur

peresapan terutama untuk daerah – daerah dengan

kepadatan tinggi dan telah diperkeras halaman atau

pekarangannya juga pada daerah – daerah tepi sungai yang

melintasi wilayah – wilayah kota yang berkepadatan tinggi.

v1 - 571 - 57

Page 58: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -58MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

(1)Dengan sistem drainase yang terencana dan bertingkat mulai

dengan penyediaan saluran pembuangan lokal (skala blok

rumah/kantor/pasar), saluran pembuangan sekunder hingga

saluran pembuangan primer kota.

1.4.6Sarana Sistem Penyediaan Air Minum

Kondisi air permukaan (sumur bor dan sumur gali) dalam

beberapa tahun terakhir mengalami penurunan untuk wilayah

Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru baik dari segi kuantitas

maupun kualitas. Hal ini terjadi karena kegiatan pertambangan

pada wilayah bagian hulu yang merupakan daerah tangkapan air

(chatchment area) tidak terjaga kelestariannya sehingga siklus

hidrologi tidak berjalan secara sempurna. Untuk sumber air baku

dari saluran irigasi Riam Kanan, secara kuantitas cukup tetapi

program pembersihan gulma yang secara periodik dilakukan tiga

bulan sekali oleh Dinas PU Bidang Pengairan dengan melakukan

pengeringan air pada saluran irigasi sehingga produksi

terganggu dan bahkan dapat terhenti karena tidak tersedianya

air baku. Permasalahan air baku sangat terasa pada musim

kemarau pada wilayah – wilayah tertentu akan kesulitan air

bersih karena air yang diproduksi tidak dapat memenuhi

kebutuhan masyarakat. Ketersediaan air bersih untuk kedepan

juga akan lebih terasa dan semakin sulit jika melihat

pertumbuhan penduduk dan tingkat hunian terus berkembang

seiring dengan perpindahan pusat perkantoran pemerintahan di

Banjarbaru.

Pengelolaan air bersih diarahkan untuk meningkatkan

pengamanan kualitas air untuk berbagai keperluan seharai-hari

sebagai upaya perlindungan terhadap kesehatan masyarakat.

Dalam program penyediaan dan pengelolaan air bersih, cakupan

v1 - 581 - 58

Page 59: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -59MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

penggunaan air bersih merupakan salah satu indikator untuk

mengukur keberhasilan dari kegiatan tersebut. Berikut dibawah

ini data yang menjelaskan data lokasi reservoir Biopori tahun

2010.

Tabel 2.14. Data Lokasi Biopori Tahun 2010 di Kab. Banjar

NO.

Lokasi PenempatanJumla

h (Unit)

Jenis

1 SMPN 4 Martapura 3 Reservoir

2Badan Lingkungan Hidup Kab. Banjar 2 Reservoir

3 Kantor Bupati 3 Reservoir

4SD Bertaraf Internasional Kab. Banjar 6 Reservoir

5 SMAN 1 Martapura 3 Reservoir

6 SD Jawa 4 dan 5 Martapura 2 Reservoir

7 SD 2 Jawa 2 Martapura 2 Reservoir

8 SMP 1 Martapura 3 Reservoir

9 SD Kraton Martapura 3 Reservoir

10 SMK 1 Martapura 3 Reservoir

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kab. Banjar Tahun 2011

Sedangkan untuk daerah sumber resapan air (SRA) tahun

2008 dan 2009 untuk Kabupaten Banjar berdasarkan dari BLH

Kab. Banjar tersebar di pusat kota Martapura dan SRA terakhir

untuk Tahun 2009 terdapat di Puskesmas Martapura.

Tabel 2.15. Data Lokasi Sumber Resapan Air (SRA) Tahun 2008 & 2009

v1 - 591 - 59

Page 60: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -60MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

NO Lokasi PenempatanJumlah (Unit)

Jenis

Keterangan

1 Kantor Bupati Banjar 3 SRATahun 2008

2 Komplek Saadah 2 SRATahun 2008

3 Gunung Ronggeng 2 SRATahun 2008

4 Kecamatan Pengaron 1 SRATahun 2008

5 Kecamatan Karang Intan 1 SRATahun 2008

6 SMAN 1 Martapura 1 SRATahun 2009

7 SMPN 4 Martapura 1 SRATahun 2009

8SDN Jawa 2 Martapura SD Bertaraf Internasional Kab. Banjar

1 SRATahun 2009

9 Puskesmas Martapura 1 SRATahun 2009

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kab. Banjar Tahun 2010

Melihat kondisi dan permasalahan air baku pada saat ini,

alternatif pengambilan air baku telah dilakukan PDAM Intan

Banjar dengan melakukan survey pada sumber air baku yang

menjadi pilihan adalah Bendung Karang Intan Mandi Kapau

dengan kapasitas debit yang tersedia 8 – 12 m3 dengan jarak ±

16 km dari tempat produksi IPA II Pinus.

v1 - 601 - 60

Page 61: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -61MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

1.4.7Kawasan Industri dan Persebarannya

Perusahaan industri di Kabupaten Banjar menurut data dari

Dinas Perindagkop Kabupaten Banjar Pada Tahun 2010 dalam

Buku Kabupaten Banjar Dalam Angka Tahun 2010, berjumlah

6.242 buah. Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang diserap maka

jumlah nya terdiri dari 17 industri besar, 31 industri sedang, 280

industri kecil dan 5.194 industri rumah tangga, dengan 26.791

tenaga kerja.

Sedangkan kalau dilihat menurut basis industri makanan,

minuman, dan tembakau berjumlah 2.037 buah; industri tekstil,

pakaian jadi dan kulit berjumlah 885 buah; industri kayu dan

hasil barang dari kayu berjumlah 396 buah: industri kertas,

barang dari kertas dan percetakan berjumlah 110 buah; industri

kimia, karet dan plastik berjumlah 210 buah; industri arang,

galian dan logam/ kerajinan umum berjumlah 1.986 buah;

industri bahan dasar dari logam berjumlah 198 buah; industri

arang logam dan mesin berjumlah 229 buah; industri lain-lain

berjumlah 191 buah.

Kawasan industri yang ada di Kabupaten Banjar tersebar di

beberapa Kecamatan. Untuk produksi besar terdapat di Aluh-

aluh, Gambut, Sungai Tabuk, Martapura, Astambul, dan

Mataraman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.16.

Keadaan industri di Kabupaten Banjar yang terbanyak bergerak

pada bidang industri Makanan, minuman dan Tembakau yaitu

sebesar 2.037 unit dan yang terendah yaitu untuk industri

kertas. Barang dari kertas dan percetakan yaitu sebanyak 110

unit.

v1 - 611 - 61

Page 62: BAB II GAMBARAN UMUM.doc

II -62MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN

BANJAR

LAPORAN AKHIR

Tabel 2.16. Perusahaan Industri Menurut Kelompok

Industri

di Kabupaten Banjar Tahun 2009

Kelompok Industri

Besar> 99 oran

g

Sedang

20-90 orang

Kecil5-19

orang

Rumah tangga

1-4 orang

Total

1. Makanan, Minuman dan Tembakau

- 5 55 1977 2037

2. Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit - 3 22 860 885

3. Kayu, dan Hasil Barang dari Kayu

12 11 58 315 396

4. Kertas, Barang dari Kertas & Percetakan

- - 6 104 110

5. Kimia, Karet dan Plastik 2 5 19 184 210

6. Arang, Galian Bukan Logam/Kerajinan Umum

1 3 51 1931 1986

7. Bahan Dasar dari Logam - - 43 155 198

8. Barang Logam dari Mesin 2 3 25 199 229

9. Lainnya - 1 1 189 191

Jumlah 17 31 280 5914

Sumber: BPS Kabupaten Banjar Dalam Angka 2010

Produk unggulan industri di Kabupaten Banjar yaitu dari

hasil pendulangan intan masyarakat secara tradisional, setelah

itu batu hasil dulangan diolah menjadi batu permata dan

perhiasan yang bernilai jual tinggi.

v1 - 621 - 62