Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

36
Penyusunan RTRW Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat 2.1. TINJAUAN RENCANA TATA RUANG Mengacu ke KepMen. Kimpraswil. nomor 327/KPTS/M/2002, penataan ruang adalah merupakan proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Sedangkan rencana tata ruang adalah wujud struktural dan pemanfaatan ruang yang akan berbeda untuk setiap tingkatan rencana tata ruang. Tabel 2.1 Tingkatan dan Substansi Utama Rencana Tata Ruang TINGKATAN RENCANA TATA RUANG SUBSTANSI UTAMA RENCANA TATA RUANG RENCANA STRUKTUR RENCANA UMUM RENCANA DETIL RENCANA TEKNIK/RTBL Sumber : Lampiran V kepMen. Kimpraswil 327/KPTS/M/2002, p: II-1 & II-2 Berdasarkan tingkat kedalaman substansial perencanaan tata ruang sesuai tingkatan rencana tata ruang dapat dibedakan menjadi produk perencanaan struktur ruang wilayah, perencanaan umum dan perencanaan rinci yang dapat dibedakan 2-1 BAB 2 GAMBARAN UMUM Pengaturan Pola Pemanfaatan Ruang Pengaturan Struktur & Pemanfaatan

Transcript of Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Page 1: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Penyusunan RTRW Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat

2.1. TINJAUAN RENCANA TATA RUANG

Mengacu ke KepMen. Kimpraswil. nomor 327/KPTS/M/2002, penataan ruang

adalah merupakan proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan

pengendalian pemanfaatan ruang. Sedangkan rencana tata ruang adalah wujud

struktural dan pemanfaatan ruang yang akan berbeda untuk setiap tingkatan

rencana tata ruang.

Tabel 2.1

Tingkatan dan Substansi Utama Rencana Tata Ruang

TINGKATAN

RENCANA TATA RUANG

SUBSTANSI UTAMA

RENCANA TATA RUANG

RENCANA STRUKTUR

RENCANA UMUM

RENCANA DETIL

RENCANA TEKNIK/RTBL

Sumber : Lampiran V kepMen. Kimpraswil 327/KPTS/M/2002, p: II-1 & II-2

Berdasarkan tingkat kedalaman substansial perencanaan tata ruang sesuai

tingkatan rencana tata ruang dapat dibedakan menjadi produk perencanaan

struktur ruang wilayah, perencanaan umum dan perencanaan rinci yang dapat

dibedakan lebih rinci lagi menjadi rencana detail dan rencana teknik ruang.

Untuk menggambarkan pembagian dan tingkat kedalaman kajian tata ruang

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut ini.

2-1

BAB 2GAMBARAN UMUM

Pengaturan Pola Pemanfaatan Ruang

Pengaturan Struktur & Pemanfaatan Ruang

Page 2: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Penyusunan RTRW Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat

Tabel 2.2

Pembagian Dan Tingkat Kedalaman Kajian Tata Ruang

RENCANA STRUKTUR RENCANA UMUM RENCANA RINCI

Kebijakan yang menggambarkan arahan tata ruang untuk kawasan tertentu dalam jangka waktu sesuai dengan rencana tata ruang

Kebijakan yang menetapkan lokasi dari kawasan yang harus dilindungi dan dibudidayakan serta diprioritaskan pengembangannya dalam jangka waktu perencanaan

RENCANA DETAIL :

pengaturan yang memperlihatkan keterkaitan antara blok-blok penggunaan kawasan untuk menjaga keserasian pemanfaatan ruang dengan manajemen transportasi kota dan pelayanan utilitas kota

RENCANA TEKNIK :

pengaturan geometris pemanfaatan ruang yang menggambarkan keterkaitan antara satu bangunan dengan bangunan lainnya, serta keterkaitannya dengan utilitas kota/kawasan

Sumber : Lampiran V KepMen Kimpraswil 327/KPTS/M/2002, hal :II-3 & II -4

Dengan demikian menurut KepMen Kimpraswil 327/KPTS/M/2002, Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten merupakan Kebijakan yang

menggambarkan arahan tata ruang untuk kawasan tertentu dalam jangka waktu

sesuai dengan rencana tata ruang

2.2. PENGERTIAN RTRW

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang, rencana tata ruang dirumuskan secara berjenjang mulai dari tingkat yang

sangat umum sampai tingkat yang sangat rinci. Mengingat rencana tata ruang

merupakan matra keruangan dari rencana pembangunan daerah dan bagian dari

pembangunan nasional, ketiga tingkatan (RTRW Nasional, RTRW Propinsi, dan

RTRW Kabupaten) mempunyai hubungan keterkaitan satu sama lain serta dijaga

konsistensinya baik dari segi substansi maupun operasionalisasinya.

RTRW Nasional adalah strategi dan arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang

wilayah negara yang meliputi tujuan nasional dan arahan pemanfaatan ruang

yang memperhatikan keterkaitan antar pulau dan antar propinsi. RTRW Nasional

2-2

Page 3: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Penyusunan RTRW Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat

disusun pada tingkat ketelitian skala 1:1.000.000 dengan jangka waktu

perencanaan selama 25 tahun.

RTRW Propinsi merupakan strategi dan arahan kebijaksanaan pemanfaatan

ruang wilayah propinsi yang berfokus pada keterkaitan antar

kawasan/kabupaten/kota karena perkembangan suatu wilayah tidak dapat

dilepaskan dari wilayah lain di sekitarnya. RTRW Propinsi disusun pada tingkat

ketelitian skala 1:250.000 dengan jangka waktu perencanaan selama 15 tahun.

Pada jenjang berikutnya, RTRW Kabupaten disusun oleh daerah otonom

kabupaten dengan memperhatikan RTRW lainnya. Pada tingkat ketelitian

internal yang lebih dalam pada skala kabupaten dan akan dijelaskan pada

bagian berikut.

Gambar 2.1. Kedudukan Rencana Tata Ruang

2.3. SKALA DAN JANGKA WAKTU RTRW KABUPATEN

2-3

Nasional

Propinsi

Kabupaten

Kecamatan

RTRWN(1 : 1.000.000)

20 Tahun

RTRW Propinsi(1 : 250.000)

20 tahun

RTRW Kab/Kota(1 : 100.000/50.000)

20 tahun

RRinciTR Perkotaan(1 : 25.000)10 tahun

Benar

Jelas

RDTR

RTRKw.Stra.K

UU No.26/2007

RTRPulau/Kep

RTRKw.Stra.K

Page 4: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Penyusunan RTRW Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten adalah rencana tata ruang

dalam wilayah administrasi kabupaten dengan tingkat ketelitian minimal skala

1:100.000 berjangka waktu perencanaan 10 tahun. RTRW Kabupaten disusun

berdasarkan perkiraan kecenderungan dan arahan perkembangan untuk

memenuhi kebutuhan pembangunan di masa depan sesuai dengan jangka

waktu perencanaannya. Penyusunan RTRW Kabupaten dilakukan dengan

berazaskan kaidah-kaidah perencanaan seperti keselarasan, keserasian,

keterpaduan, kelestarian dan kesinambungan dalam lingkup kabupaten dan

kaitannya dengan propinsi dan kabupaten sekitarnya.

2.4. TUJUAN DAN SASARAN RTRW KABUPATEN

Tujuan dari perencanaan tata ruang wilayah kabupaten adalah mewujudkan

ruang wilayah kabupaten yang memenuhi kebutuhan pembangunan dengan

senantiasa berwawasan lingkungan, efisien dalam alokasi investasi, bersinergi

dan dapat dijadikan acuan dalam penyusunan program pembangunan untuk

tercapainya kesejahteraan masyarakat. Sasaran dari perencanaan tata ruang

wilayah kabupaten adalah:

a. Terkendalinya pembangunan di wilayah kabupaten baik yang dilakukan

oleh pemerintah maupun oleh masyarakat;

b. Terciptanya keserasian antara kawasan lindung dan kawasan budidaya;

c. Tersusunnya rencana dan keterpaduan program-program pembangunan di

wilayah kabupaten;

d. Terdorongnya minat investasi masyarakat dan dunia usaha di wilayah

kabupaten.

e. Terkoordinasinya pembangunan antar wilayah dan antar sektor

pembangunan.

2-4

Page 5: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Penyusunan RTRW Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat

2.5. FUNGSI RTRW KABUPATEN

Fungsi dari RTRW Kabupaten adalah sebagai berikut:

Sebagai matra keruangan dari pembangunan daerah;

Sebagai dasar kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang di wilayah

kabupaten;

Sebagai alat untuk mewujudkan keseimbangan perkembangan antar wilayah

kabupaten dan antar kawasan serta keserasian antar sektor;

Sebagai alat untuk mengalokasikan investasi yang dilakukan pemerintah,

masyarakat dan swasta;

Sebagai pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang kawasan;

Sebagai dasar pengendalian pemanfaatan ruang;

Sebagai dasar pemberian izin lokasi pembangunan skala besar.

TAHAPAN PENYUSUNAN RTRW KABUPATENDalam Penyusunan RTRW

terbagi menjadi tiga tahapan, antara lain:

- Pengumpulan Data dan Informasi

- Analisis

- Perumusan Konsep RTRW Kabupaten

2.5.1. Pengumpulan Data dan Informasi

Tahap ini bertujuan untuk dapat mengidentifikasi kondisi awal wilayah dan

kecenderungan perkembangannya. Data dan informasi tersebut berdasarkan

runtun waktu (time series) selama sepuluh tahun terakhir hingga saat tahun

penyusunan. Data dan informasi yang dikumpulkan dan diolah secara umum

mencakup:

a. Data dan peta kebijaksanaan pembangunan;

b. Data dan peta kondisi sosial ekonomi;

c. Data dan peta sumberdaya manusia;

d. Data dan peta sumberdaya buatan;

2-5

Page 6: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Penyusunan RTRW Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat

e. Data dan peta sumberdaya alam;

f. Data dan peta penggunaan lahan;

g. Data pembiayaan pembangunan;

h. Data kelembagaan.

2.5.2. Analisis

Analisis yang dilakukan bertujuan untuk:

1) memahami karakteristik unsur-unsur pembentuk ruang;

2) memahami hubungan sebab akibat terbentuknya kondisi ruang wilayah;

3) mengetahui beberapa fenomena yang ada

Analisis dilakukan untuk memahami kondisi unsur-unsur pembentuk ruang serta

hubungan sebab akibat terbentuknya kondisi ruang wilayah, dengan

memperhatikan kebijaksanaan pembangunan wilayah yang ada. Analisis yang

dilakukan meliputi analisis terhadap kondisi sekarang dan kecenderungan di

masa depan dengan menggunakan data dan informasi yang dikumpulkan dalam

proses pengumpulan data dan informasi. Aspek-aspek yang dianalisis meliputi:

a. Analisis kebijakan dan strategi pengembangan kabupaten;

Analisis kebijaksanaan pembangunan adalah untuk memahami arahan

kebijaksanaan pembangunan wilayah kabupaten yang bersangkutan dan

kedudukannya dalam perspektif kebijaksanaan pembangunan nasional dan

propinsi, serta untuk mengantisipasi dan mengakomodasi program-program

pembangunan sektoral yang akan dilaksanakan.

Kebutuhan Data/Peta

Data yang dibutuhkan dalam analisis kebijaksanaan pembangunan meliputi:

1. Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN);

2. Program Pembangunan Nasional (Propenas);

3. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN);

4. Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP);

2-6

Page 7: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Penyusunan RTRW Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat

5. Program Pembangunan Daerah (Propeda) Propinsi dan Kabupaten;

6. Program sektoral.

b. Analisis regional;

Analisis regional dilakukan untuk memahami kedudukan dan keterkaitan

kabupaten dalam sistem regional yang lebih luas dalam aspek sosial,

ekonomi, lingkungan, dan budaya.

Kebutuhan Data/Peta

1. Data satuan wilayah sungai (SWS) dan daerah pengaliran sungai (DPS);

2. Ekosistem wilayah;

3. Sistem jaringan transportasi;

4. Sistem pergerakan barang dan modal;

5. Pola migrasi penduduk;

6. Karakteristik budaya (suku, adat, agama, dan ras).

c. Analisis ekonomi dan sektor unggulan;

Analisis ekonomi dilakukan untuk mewujudkan ekonomi wilayah yang

sustainable melalui keterkaitan ekonomi lokal dalam sistem ekonomi wilayah

yang lebih luas.

Kebutuhan Data/Peta

Data dan/atau peta perekonomian yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

1. Produk Domestik Regional Bruto;

2. Income per capita;

3. APBD;

4. Jumlah dan besar investasi pemerintah dan swasta;

5. Jumlah tenaga kerja di sektor formal dan informal;

6. Jumlah pengangguran;

7. Jumlah wisatawan nusantara dan mancanegara.

d. Analisis sumberdaya manusia;

Analisis sumberdaya manusia dilakukan untuk memahami aspek-aspek

kependudukan terutama yang memiliki pengaruh timbal balik dengan

pertumbuhan perkembangan sosial dan ekonomi.

Kebutuhan Data/Peta

2-7

Page 8: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Penyusunan RTRW Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat

Data sumberdaya manusia yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

1. Jumlah penduduk;

2. Kepadatan penduduk;

3. Pertumbuhan penduduk;

4. Penduduk menurut mata pencaharian;

5. Penduduk menurut tingkat pendidikan;

6. Penduduk menurut struktur usia;

7. Penduduk menurut struktur agama;

8. Penduduk menurut jenis kelamin;

9. Penduduk menurut struktur pendapatan;

10. Jumlah kepala keluarga;

11. Angka kelahiran dan angka kematian;

12. Tingkat mobilitas penduduk;

13. Tingkat harapan hidup;

14. Tingkat buta huruf.

e. Analisis sumberdaya buatan;

Secara umum, analisis sumberdaya buatan dilakukan untuk memahami:

o Kondisi dan pelayanan sarana dan prasarana wilayah;

o Potensi dan kemungkinan kendala yang dihadapi dalam peningkatan

pelayanan sarana dan prasarana wilayah.

Sistem sarana dan prasarana wilayah terbagi menjadi:

- Sistem Prasarana Transportasi

Analisis sistem prasarana transportasi yang meliputi transportasi darat,

air, dan udara dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai:

o Keterkaitan fungsional dan ekonomi antar kota, antar kawasan baik

dalam wilayah maupun antar wilayah kabupaten, dengan melihat

pengumpul hasil produksi, pusat kegiatan transportasi, dan pusat

distribusi barang dan jasa;

o Kecenderungan perkembangan prasarana transportasi yang ada;

o Aksesibilitas lokasi-lokasi kegiatan di wilayah kabupaten.

Kebutuhan Data/Peta

2-8

Page 9: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Penyusunan RTRW Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat

Data dan peta sistem prasarana transportasi darat yang dibutuhkan adalah

sebagai berikut:

1. Pola jaringan jalan dan rel kereta api;

2. Kondisi jalan;

3. Status dan fungsi jalan;

4. Volume aliran barang dan penumpang;

5. Pola pergerakan (asal dan tujuan) barang dan penumpang;

6. Lokasi dan volume bongkar-muat di terminal.

Data dan peta sistem prasarana transportasi air (sungai, danau, penyebarangan,

dan laut) yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

1. Pola jaringan/alur pelayaran;

2. Jenis-jenis pelayaran;

3. Asal dan tujuan pelayaran;

4. Volume aliran barang dan penumpang pelayaran;

5. Lokasi dan volume bongkar-muat ponton/dermaga/pelabuhan.

Data dan peta sistem prasarana transportasi udara yang dibutuhkan adalah

sebagai berikut:

1. Pola jaringan penerbangan;

2. Jenis-jenis penerbangan;

3. Asal dan tujuan penerbangan;

4. Volume aliran barang dan penumpang;

5. Lokasi dan kapasitas bandar udara.

- Sistem Prasarana Pengairan

Analisis sistem prasarana pengarian dilakukan untuk memperoleh gambaran

mengenai :

• Keterkaitan fungsional antara sumber-sumber air baku dengan lokasi atau

kawasan industri, pertanian, permukiman, dan sebagainya;

• Kecenderungan perkembangan pelayanan prasarana pengairan yang ada;

• Kondisi sumber air dikaitkan dengan upaya pelestarian;

• Standar kebutuhan air baku pada masing-masing kegiatan.

2-9

Page 10: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Penyusunan RTRW Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat

Kebutuhan Data/Peta

Data sistem prasarana pengairan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

1. Pola jaringan pengairan/irigasi;

2. Kapasitas dan volume pelayanan pengairan;

3. Luas area yang terlayani dan volume pemakaian;

4. Lokasi, fungsi, dan kapasitas instalasi/bangunan pengairan;

5. Lokasi, jenis, dan kapasitas sumber-sumber air.

- Sistem Prasarana Wilayah Lainnya

Termasuk di dalam sistem prasarana wilayah lainnya adalah prasarana

energi/listrik, telekomunikasi, pengelolaan lingkungan (seperti sampah, air

limbah dan air bersih), prasarana kota, dan sebagainya. Idenfikasi ini

dimaksudkan untuk menemui dan mengenali fungsi, kondisi, dan tingkat

pelayanan prasarana wilayah tersebut.

Kebutuhan data yang harus dipenuhi adalah pola jaringan, kapasitas dan

volume pelayanan, luas area dan volume pelayanan, serta lokasi, fungsi, dan

kapasitas instalasi.

f. Analisis sumberdaya alam;

Analisis terhadap sumberdaya alam dimaksudkan untuk memahami kondisi,

daya dukung lingkungan, dan untuk memahami tingkat perkembangan

pemanfaatan sumberdaya lahan/tanah, sumberdaya air, sumberdaya udara,

sumberdaya hutan, dan sumberdaya alam lainnya serta potensi yang dapat

dikembangkan lebih lanjut dalam menunjang pengembangan wilayah

kabupaten.

Sumberdaya Tanah

Analisis sumberdaya tanah dilakukan untuk mengidentifikasi potensi

pengembangan berdasarkan kesesuaian tanah merekomendasikan tentang

peruntukan bagi kegiatan budidaya (kawasan permukiman, pertanian,

perkebunan, pariwisata, pertambangan, industri, dan lain-lain) dan kawasan

lindung.

Kebutuhan Data/Peta

Data dan peta sumberdaya tanah yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

2-10

Page 11: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Penyusunan RTRW Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat

1. Ketersediaan lahan;

2. Kemiringan lahan;

3. Jenis tanah;

4. Geologi tata lingkungan;

5. Morfologi;

6. Iklim.

Sumberdaya Air

Analisis terhadap sumberdaya air dilakukan untuk memahami bentuk-bentuk

penguasaan, penggunaan, dan kesesuaian pemanfaatan sumberdaya air.

Kebutuhan Data/Peta

Data sumberdaya air yang diperlukan meliputi:

1. Kebutuhan dan debit air;

2. Peruntukan air;

3. Curah hujan tahunan;

4. Distribusi hujan;

5. Hidrologi (pola aliran sungai);

6. Hidrogeologi (air tanah dan permukaan);

7. Sebaran sumber air;

8. Daerah resapan air;

9. Rawa dan daerah banjir.

Sumberdaya Udara

Analisis terhadap sumberdaya udara dilakukan untuk mengetahui bentuk-

bentuk penguasaan, penggunaan, dan kesesuaian pemanfaatan sumberdaya

udara dalam rangka pengembangan kawasan yang menjaga kualitas udara.

Kebutuhan Data/Peta

Analisis terhadap sumberdaya udara membutuhkan data/peta berikut:

1. Jalur-jalur penerbangan;

2. Kegiatan produksi yang menimbulkan pencemaran udara.

Sumberdaya Hutan

Analisis terhadap sumberdaya hutan dilakukan untuk mengetahui daya

dukung/kemampuan kawasan dalam menunjang fungsi hutan baik untuk

2-11

Page 12: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Penyusunan RTRW Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat

perlindungan maupun kegiatan produksi. Selain itu, analisis ini dimaksudkan

untuk menilai kesesuaian lahan bagi penggunaan hutan produksi tetap dan

terbatas, hutan yang dapat dikonversi, hutan lindung, dan sebagainya.

Kebutuhan Data/Peta

Data dan peta sumberdaya hutan yang diperlukan adalah sebagai berikut:

1. Sebaran dan luas hutan produksi terbatas;

2. Sebaran dan luas hutan produksi tetap;

3. Sebaran dan luas hutan yang dapat dikonversi;

4. Sebaran dan luas hutan lindung;

5. Densitas dan produksi hasil hutan.

Sumberdaya Alam Lainnya

Analisis sumberdaya alam lainnya dapat mencakup sumberdaya hayati dan

non-hayati yang dimaksudkan untuk mengetahui bentuk-bentuk penguasaan,

penggunaan, dan kesesuaian pemanfaatan sumberdaya tersebut.

g. Analisis sistem permukiman;

Analisis sistem permukiman dilakukan untuk memahami kondisi, jumlah,

jenis, letak, ukuran, dan keterkaitan antar pusat-pusat permukiman di wilayah

kabupaten yang digambarkan dengan sistem hirarki dan fungsi kawasan

permukiman.

Kebutuhan Data/Peta

Data/peta sistem permukiman yang dibutuhkan adalah:

1. Kondisi permukiman;

2. Jumlah permukiman;

3. Jenis permukiman;

4. Letak dan sebaran konsentrasi kegiatan permukiman perkotaan dan

perdesaan;

5. Luasan permukiman.

h. Analisis penggunaan lahan;

2-12

Page 13: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Penyusunan RTRW Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat

Analisis penggunaan lahan dilakukan untuk mengetahui bentuk-bentuk

penguasaan, penggunaan, dan kesesuaian pemanfaatan lahan untuk

kegiatan budidaya dan lindung. Selain itu,

dengan analisis ini dapat diketahui besarnya fluktuasi intensitas kegiatan di

suatu kawasan, perubahan, perluasan fungsi kawasan, okupasi kegiatan

tertentu terhadap kawasan, benturan kepentingan sektoral dalam

pemanfaatan ruang, kecenderungan pola perkembangan kawasan budidaya

dan pengaruhnya terhadap perkembangan kegiatan sosial ekonomi serta

kelestarian lingkungan.

Kebutuhan Data/Peta

Data/peta penggunaan lahan yang dibutuhkan adalah:

1. Jenis dan intensitas penggunaan lahan;

2. Luas lahan;

3. Harga tanah;

4. Status lahan;

5. Perubahan fungsi lahan;

6. Ketersediaan lahan.

i. Analisis pembiayaan pembangunan;

Analisis pembiayaan pembangunan dilakukan untuk mengidentifikasi

sumber-sumber pembiayaan pembangunan dan besaran biaya

pembangunan baik dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum

(DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), bantuan dan pinjaman luar negeri,

perkiraan sumber-sumber pembiayaan masyarakat, dan sumber-sumber

pembiayaan lainnya.

Kebutuhan Data

Data pembiayaan pembangunan yang dibutuhkan adalah:

1. Besaran PAD;

2. APBD Kabupaten;

3. Besaran DAU;

4. Besaran DAK;

5. Besaran investasi swasta dan masyarakat;

2-13

Page 14: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Penyusunan RTRW Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat

6. Besaran bantuan dan pinjaman luar negeri;

7. Besaran sumber pembiayaan lainnya.

j. Analisis kelembagaan.

Analisis kelembagaan dilakukan untuk memahami kapasitas Pemerintah

Kabupaten dalam menyelenggarakan pembangunan yang mencakup struktur

organisasi dan tata laksana pemerintahan, sumberdaya manusia, sarana dan

prasarana kerja, produk-produk pengaturan serta organisasi non-pemerintah

(Ornop) dan perguruan tinggi.

Kebutuhan Data

Data kelembagaan yang dibutuhkan adalah:

1. Struktur organisasi;

2. Kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia;

3. Kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kerja;

4. Produk-produk Peraturan;

5. Bentuk-bentuk keterlibatan organisasi non-pemerintah dan perguruan

tinggi.

2.5.3. Perumusan Konsep RTRW Kabupaten

Perumusan konsep RTRW Kabupaten diawali dengan identifikasi potensi dan

masalah pembangunan. Identifikasi potensi dan masalah pemanfaatan ruang

tidak hanya mencakup perhatian pada masa sekarang namun juga potensi dan

masalah yang akan mengemuka di masa depan. Identifikasi dari potensi dan

masalah tersebut membutuhkan terjalinnya komunikasi antara perencana

dengan masyarakat yang akan terpengaruh oleh rencana.

Langkah berikutnya adalah perumusan tujuan pemanfaatan ruang wilayah

kabupaten. Tujuan dan sasaran perencanaan tata ruang harus mencerminkan

visi dari masyarakat setempat. Selanjutnya, dilakukan perumusan strategi dan

kebijakan tata ruang kabupaten. Rumusan konsep RTRW Kabupaten yang

dilengkapi peta-peta dengan tingkat ketelitian minimal skala 1:100.000

mencakup:

1. Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang;

2-14

Page 15: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Penyusunan RTRW Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat

2. Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya;

3. Rencana Pengelolaan Kawasan Perdesaan, Kawasan Perkotaan, dan

Kawasan Tertentu;

4. Rencana Sistem Prasarana Transportasi, Telekomunikasi, Energi,

Pengairan, dan Prasarana Pengelolaan Lingkungan;

5. Rencana Penatagunaan Tanah, Air, Udara, Hutan, dan Sumberdaya Alam

Lainnya;

6. Rencana Sistem Kegiatan Pembangunan.

2.6. GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

2.6.1. Konstelasi Kabupaten Kayong Utara dalam Provinsi Kalimantan Barat

Propinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di

antara garis 2o08’ LU serta 3005’ LS serta di antara 108o0’ BT dan 114o10’ BT

pada peta bumi. Berdasarkan letak geografis yang spesifik ini maka, daerah

Kalimantan Barat tepat dilalui oleh garis Khatulistiwa (garis lintang 0o) tepatnya di

atas Kota Pontianak. Karena pengaruh letak ini pula, maka Kalbar adalah salah

satu daerah tropik dengan suhu udara cukup tinggi serta diiringi kelembaban

yang tinggi. Wilayah ini membentang lurus dari Utara ke Selatan sepanjang lebih

dari 600 km dan sekitar 850 km dari Barat ke Timur.

Sebagian besar wilayah Kalimantan Barat adalah merupakan daratan berdataran

rendah dengan luas sekitar 146.807 km2 atau 7,53 persen dari luas Indonesia

atau 1,13 kali luas pulau Jawa. Dilihat dari besarnya wilayah, maka Kalimantan

Barat termasuk Provinsi terbesar keempat setelah pertama Irian Jaya (421.891

km2), kedua Kalimantan Timur (202.440 km2) dan ketiga Kalimantan Tengah

(152.600 km2). Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang

dapat dijuluki propinsi "Seribu Sungai". Julukan ini selaras dengan kondisi

geografis yang mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranya

dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih

merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman,

walaupun prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar

2-15

Page 16: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Penyusunan RTRW Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat

kecamatan. Walaupun sebagian kecil wilayah Kalbar merupakan perairan laut,

akan tetapi Kalbar memiliki puluhan pulau besar dan kecil (sebagian tidak

berpenghuni) yang tersebar sepanjang Selat Karimata dan Laut Natuna yang

berbatasan dengan wilayah Provinsi Riau.

Ciri-ciri spesifik lainnya adalah bahwa wilayah Kalimantan Barat termasuk salah

satu propinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara asing, yaitu

dengan Negara Bagian Serawak, Malaysia Timur. Bahkan dengan posisi ini,

maka daerah Kalimantan Barat kini merupakan satu-satunya propinsi di

Indonesia yang secara resmi telah mempunyai akses jalan darat untuk masuk

dan keluar dari negara asing. Hal ini dapat terjadi karena antara Kalbar dan

Sarawak telah terbuka jalan darat antar negara Pontianak – Entikong – Kuching

(Sarawak, Malaysia) sepanjang sekitar 400 km dan dapat ditempuh sekitar enam

sampai delapan jam perjalanan.

Kabupaten Kayong Utara (KKU) merupakan daerah pemekaran di Provinsi

Kalimantan Barat yang terbentuk pada tanggal 2 Januari 2007 dan disahkan

dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2007. Kabupaten ini dahulu merupakan

bagian dari Kabupaten Ketapang yang mempunyai luas wilayah terluas di

Kalimantan Barat, yaitu (35.809 km2 atau 24,39 persen). Kabupaten terluas

kedua adalah Kapuas Hulu (29.842 km2 atau 20.33 persen), kemudian

Kabupaten Sintang (21.635 km atau 14,74 persen), sedangkan sisanya tersebar

pada 9 (sembilan) kabupaten/kota lainnya. Luas wilayah KKU sendiri adalah

4.586,26 kilometer persegi atau hanya 12,5 % dari luas Kabupaten Ketapang

(sebelum pemekaran) atau 3 % dari luas total Provinsi Kalimantan Barat.

2-16

Page 17: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Penyusunan RTRW Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat

Ketapang 21,35%

Kapuas Hulu 20,40%

Sintang 14,79%

Sambas 4,38%

Sekadau 3,72%

Bengkayang 3,69%

Kayong Utara 3,14%

Kota Pontianak 0,07%

Pontianak 5,28%

Landak 6,77%

Melawi 7,28%

Sanggau 8,79%

Kota Singkawang

0,34%

Gambar 2.2 Prosentase Luas Kabupaten di Kalimantan Barat

Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Barat menurut sensus tahun 2000

berjumlah 4.073.430 jiwa (1,85% penduduk Indonesia). Sedangkan Penduduk

KKU adalah sekitar 85.000 jiwa atau sekitar 18% dari penduduk Kabupaten

Ketapang (sebelum pemekaran) atau hanya sekitar 2% dari jumlah penduduk

Provinsi Kalimantan Barat. Hal tersebut menandakan bahwa posisi KKU

merupakan wilayah dengan penduduk yang cukup padat bagi wilayah Kabupaten

Ketapang sebelum pemekaran namun tergolong wilayah yang kurang padat jika

dibandingkan dengan profil Provinsi Kalimantan Barat secara keseluruhan. Hal

ini disebabkan antara lain karena wilayah KKU sebagian besar berada pada

wilayah teluk, termasuk wilayah Kepulauan Karimata, sehingga KKU merupakan

rumah bagi kekayaan potensi wisata bahari, hutan suaka, dan kekayaan sumber

daya laut yang tidak ternilai harganya.

2-17

Page 18: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Penyusunan RTRW Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat

Gambar 2.3 Prosentase Jumlah Penduduk perKabupaten di Kalimantan Barat

2.6.2. Kondisi Geografis, Demografis dan Administrasi Wilayah

Kabupaten Kayong Utara terdiri atas 5 (lima) Kecamatan yaitu Kecamatan

Kecamatan Sukadana sekaligus ibukota kabupaten, Simpang Hilir, Pulau Maya,

Teluk Batang, dan Kecamatan Sponti.

Ketapang; 9,70%

Sintang; 8,50%

Sanggau; 9,15%

Melawi; 3,96%

Landak; 7,59%Pontianak;

16,76%

Sambas; 11,67%

Sekadau; 4,21%

Bengkayang; 4,80%

Kayong Utara; 2,06%

Kota Pontianak;

12,37%

Kota Singkawang;

4,16%

Kapuas Hulu; 5,07%

2-18

Page 19: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Gambar 2.4 Wilayah Kabupaten Kayong Utara

Sumber: Google earth

2-19

Page 20: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Berdasarkan data dari wilayah sebelum pemekaran dalam pencatatan registrasi

penduduk dari tahun 1990 sampai 2000 dapat diketahui bahwa pertumbuhan

penduduk Kabupaten Ketapang sebesar 2,74 % per tahun. Tingkat pertumbuhan

ini lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan penduduk propinsi, hal ini dimungkinkan

karena terjadinya migrasi netto (banyak penduduk yang masuk disebabkan

tertarik oleh berkembangnya industri perkayuan), tingkat kelahiran yang relatif

lebih tinggi (program KB yang terhambat karena faktor geografis) dan

sebagainya.

Luas wilayah Kabupaten Ketapang 35.809 km2 dengan jumlah penduduk

423.816 jiwa yang berarti memiliki kepadatan penduduk rata-rata 13 jiwa / km2

(lebih tinggi dari keadaan 5 tahun sebelumnya). Sedangkan luas wilayah

Kabupaten Kayong Utara adalah 4.586 km2 dengan kepadatan penduduk

sebesar 18,5 jiwa /km2 yang berarti kepadatan daerah pemekaran ini lebih tinggi

dibandingkan dengan wilayah induk. Pesebaran penduduk di Ketapang terlihat

belum merata dimana kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk terpadat

yaitu Kecamatan Delta Pawan dengan kepadatan penduduk sebesar 3.129 jiwa

per Km2, kemudian diikuti Kecamatan Benua Kayong sebanyak 91 jiwa per km2

dan singkup sebanyak 57 jiwa per km2 sedangkan kecamatan dengan

kepadatan penduduk yang paling jarang adalah kecamatan Hulu Sungai yaitu 2

jiwa per km2.

Jika dibandingkan dengan Kabupaten Kayong Utara, daerah terpadat adalah

pada Kecamatan Teluk Batang adalah 37 jiwa per km2, kemudian Sukadana 19

jiwa per km2, Simpang Hilir 16 jiwa per km2 dan Maya Karimata 15 jiwa per km2.

Sedangkan Kecamatan Sponti diestimasikan kurang lebih 4,7 jiwa per km2

masih lebih padat dibandingkan dengan Kecamatan Hulu Sungai di wilayah

induk. Sehingga dapat dikatakan Kabupaten ini mempunyai persebaran

penduduk yang lebih merata.

2-20

Page 21: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Penyusunan RTRW Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat

Tabel 2.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Kayong Utara Menurut Kecamatan

No. Kecamatan Kecamatan

(1) (2) (4)

1 Sukadana 17.849

2 Simpang Hilir 22.026

3 Teluk Batang 26.840

4 Pulau Maya Karimata 16.561

5 Sponti 1.724*

Jumlah 85.000

*Estimasi sementara

Sukadana21,00%

Simpang Hilir25,91%Teluk Batang

31,58%

Maya Karimata19,48%

Sponti2,03%

Gambar 2.5 Prosentase Luas Kecamatan Di Kabupaten Kayong Utara

2-21

Page 22: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Kabupaten Kayong Utara merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Ketapang. Berikut ini

merupakan peta Kabupaten Ketapang sebelum Pemekaran.

Berikut ini Merupakan Peta Kecamatan yang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Kayong

Utara.

A. Kecamatan Sukadana (ibukota Kabupaten)

Gambar 2.7 Kecamatan Sukadana

No. Nama Desa (kondisi tahun 2002)

001 Simpang Tiga

002 Sejahtera

003 Pangkalan Buton

004 Sutera

005 Benawai Agung

006 Harapan Mulia

Luas WilayahJumlah PulauKelurahanDesaDusunPendudukRasio Penduduk

: 949 KM2 (2,65 %): 10 (Tak berpenghuni 2): -: 6: 23: 17.849 orang: 103

Gambar 2.6 Kabupaten Ketapang sebelum Pemekaran

Sumber: www.bpsketapang.go.id

2-22

Page 23: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Penyusunan RTRW Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat

Pertumbuhan Penduduk : 2,20 persen

B. Kecamatan Simpang Hilir

Gambar 2.8 Kecamatan Simpang HilirNo. Nama Desa (kondisi tahun 2002)

001 Padu Banjar

002 Pulau Kumbang

003 Pemangkat

004 Nipah Kuning

005 Rantau Panjang

006 Penjalaan

007 Teluk Melano

008 Sungai Mata Mata

009 Batu Barat

Luas WilayahJumlah PulauKelurahanDesaDusunPenduduk

: 1.422 KM2 (2,65 %): -: -: 9: 33: 21.521 orang

C. Kecamatan Pulau Maya Karimata

Gambar 2.9 Kecamatan Pulau Maya KarimataNo. Nama Desa (kondisi tahun 2002)

001 Padang

002 Dusun Besar

003 Tanjung Satai

004 Dusun Kecil

005 Kamboja

Luas Wilayah : 1.099 KM2 (3,07 %)Jumlah Pulau : 61 (Tak berpenghuni 26)Kelurahan : -Desa : 5Dusun : 20Penduduk : 17.269Rasio Penduduk : 103Pertumbuhan Penduduk : 1,48 persen

2-23

Page 24: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Penyusunan RTRW Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat

Rasio PendudukPertumbuhan Penduduk

: 107: 4,08 persen

D. Kecamatan Teluk Batang

Gambar 2.9 Kecamatan Teluk Batang

E. Kecamatan Sponti

No. Nama Desa (kondisi tahun 2002) Kecamatan Sponti merupakan Pemekaran dari Kecamatan Teluk Batang

001 Sungai Paduan

002 Alur Bandung

003 Teluk Batang

004 Mas Bangun

005 Banyu Abang

006 Podo Rukun

007 Wonorejo

008 Sponti Jaya

009 Telaga Arum

010 Sungai Sepeti

011 Mendawa Lidah

Luas WilayahJumlah PulauKelurahanDesa

: 751 KM2 (2,10 %): -: -: 11

2-24

Page 25: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Penyusunan RTRW Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat

DusunPendudukRasio PendudukPertumbuhan Penduduk

: 40: 27.351 orang: 110: 2,38 persen

2-25

Page 26: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Gambar 2.11 Pemandangan pantai di Pulau Karimata

2.6.3. Potensi Kabupaten Kayong Utara

Kabupaten Kayung Utara mempunyai potensi antara lain, Teluk Melano dan

Teluk Batang strategis dikembangkan menjadi daerah sentra perekonomian.

Sedangkan Sukadana dikembangkan menjadi sentra pariwisata. Karena di

Sukadana memiliki potensi wisata gunung, pantai dan sejarah. Demikian juga

dengan Pulau Maya Karimata dikembangkan menjadi daerah perikanan dan

kelautan.

2.6.4. Topografi

Daerah pantai memanjang dari utara ke selatan dan daerah aliran sungai

merupakan dataran berawa-rawa, yakni mulai dari kecamatan Telok Batang,

Simpang Hilir, Sukadana, dan Pulau Maya Karimata. Sedangkan wilayah

perhuluan umumnya berupa daerah berbukit-bukit.

2.6.5. Geologi

Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Kayong Utara berupa sebagian besar

berupa tanah organosal karena letaknya terdapat di daerah pantai, memanjang

dari utara ke selatan, yaitu di kecamatan Simpang Hilir, Pulau Maya Karimata,

2-26

Page 27: Bab 2_GAMBARAN UMUM.doc

Penyusunan RTRW Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat

Sukadana, Matan Hilir Utara, Matan Hilir Selatan, Kendawangan dan Manis

Mata.

2.6.6. I k l i m

Kabupaten Kayong Utara beriklim tropis dengan suhu rata - rata 23,70° C -

26,70° C dan suhu pada siang hari mencapai 30,80° C serta memiliki curah

hujan rata - rata 3696,1 mm / th dengan curah hujan rata - rata per tahun

sebanyak 214 kali, sedangkan kecepatan angin adalah 3,1 knot dan merupakan

yang tertinggi di Kalimantan Barat.

2.6.7. Ekonomi, Pendidikan dan Kesehatan

Pendapatan utama Kabupaten Kayong Utara berasal dari bisnis kayu, kelapa

sawit, sarang burung walet, jasa perdagangan, perikanan dan sedikit pariwisata.

Pertokoan di Kayong Utara, terutama Sukadana sebagian besar dimiliki oleh

etnis Tionghua. Terdapat berberapa Puskesmas, SMA dan SMK, namun karena

sebagian besar masih berada pada wilayah induk (Kabupaten Ketapang)

sehingga pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan sangat penting.

2.6.8. Etnografi

Kabupaten Kayong Utara adalah kota yang multi suku dan etnis. Suku Dayak

dan Melayu serta Tionghua yang merupakan tiga suku terbesar di kota ini. Selain

itu juga ada suku Jawa dan Madura. Orang Tionghua di kota ini menggunakan

dialek Tiochiu (dalam ejaan Mandarin: Chaozhou) sebagai bahasa pengantar

sesama Tionghua. Juga terdapat sebagian kecil orang Tionghua yang

menggunakan bahasa Khek (Hakka).

2-27