Bab II Gambaran Umum Wilayah

42
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Geografis, Administrasi dan Kondisi Fisik 2.1.1. Geografis Menurut letak geografis Kota Denpasar berada antara 08⁰ 35’ 31”- 08⁰ 44’ 49” Lintang Selatan, 115⁰ 10’ 23” - 115⁰ 16’ 27” Bujur Timur. Luas wilayah Kota Denpasar adalah 12.778 Ha atau 2,18 persen dari luas wilayah Propinsi Bali. Tabel 2.2 yang menunjukkan jumlah luas wilayah Kota Denpasar per kecamatan. Batas wilayah Kota Denpasar adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Badung Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Gianyar Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Klungkung Sebalah Timur : Berbatasan dengan Selat Lombok Tabel 2.1. Luas Wilayah Kota Denpasar per Kecamatan No Kecamatan Luas Wilayah (km 2 ) (1 ) (2) (3) 1 Denpasar Selatan 49.99 II - 1 49.99 22.31 24.06 31.4 2 Denpasar Selatan Denpasar Timur Denpasar Barat Denpasar Utara Luas Wilayah (Km 2 )

Transcript of Bab II Gambaran Umum Wilayah

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1. Geografis, Administrasi dan Kondisi Fisik

2.1.1. Geografis

Menurut letak geografis Kota Denpasar berada antara 08⁰ 35’ 31”- 08⁰ 44’

49” Lintang Selatan, 115⁰ 10’ 23” - 115⁰ 16’ 27” Bujur Timur. Luas wilayah

Kota Denpasar adalah 12.778 Ha atau 2,18 persen dari luas wilayah Propinsi Bali.

Tabel 2.2 yang menunjukkan jumlah luas wilayah Kota Denpasar per kecamatan.

Batas wilayah Kota Denpasar adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Badung

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Gianyar

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Klungkung

Sebalah Timur : Berbatasan dengan Selat Lombok

Tabel 2.1. Luas Wilayah Kota Denpasar per Kecamatan

No

KecamatanLuas Wilayah

(km2)(1) (2) (3)

1Denpasar Selatan

49.99

2Denpasar Timur

22.31

3 Denpasar Barat 24.06

4Denpasar Utara

31.42

Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2012 Gambar 2.1. Grafik pembagian/ luas wilayah di Denpasar Per Kecamatan (km2)

2.1.2. Administrasi

Denpasar secara administratif wilayah memiliki 4 kecamatan, 43

desa/kelurahan yaitu Kecamatan Denpasar Selatan yang terdiri dari 10

Desa, Kecamatan Denpasar Timur 11 Desa/Kelurahan, Kecamatan

Denpasar Barat 11 desa/kelurahan, dan Kecamatan Denpasar Utara 11

desa/kelurahan.

II - 1

49.99

22.31

24.06

31.42Denpasar Sela-tanDenpasar TimurDenpasar BaratDenpasar Utara

Luas Wilayah (Km2)

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

Tabel 2.2

Luas Wilayah Administrasi Kota Denpasar Per Desa/Kelurahan

NO KECAMATAN LUAS (HA) % Ls Wil.

I DENPASAR 1 Kelurahan Dangin Puri Kaja 142,00 1,11 UTARA 2 Desa Dangin Puri Kangin 75,00 0,59 3 Kelurahan Tonja 230,00 1,80 4 Desa Dangin Puri Kauh 72,00 0,56

5 Desa Pemecutan Kaja 385,00 3,01 6 Desa Ubung 103,00 0,81 7 Desa Ubung Kaja 400,00 3,13 8 Desa Dauh Puri Kaja 109,00 0,85 9 Kelurahan Peguyangan 644,00 5,04 10 Desa Peguyangan Kaja 536,00 4,19 11 Desa Peguyangan Kangin 416,00 3,26

Sub Jumlah 3.112,00 24,35II DENPASAR 1 Desa Padang Sambian Klod 412,00 3,22

BARAT 2 Desa Pemecutan Klod 450,00 3,52 3 Desa Dauh Puri Kauh 190,00 1,49 4 Desa Dauh Puri Klod 188,00 1,47 5 Desa Dauh Puri 60,00 0,47 6 Desa Dauh Puri Kangin 59,00 0,46 7 Desa Pemecutan 186,00 1,46 8 Desa Tegal Harum 50,00 0,39 9 Desa Tegal Kertha 35,00 0,27 10 Desa Padang Sambian 374,00 2,93 11 Desa Padang Sambian Kaja 409,00 3,20

Sub Jumlah 2.413,00 18,88III DENPASAR 1 Desa Dangin Puri Klod 142,00 1,11

TIMUR 2 Desa Sumerta Klod 271,00 2,123 Kelurahan Kesiman 266,00 2,084 Desa Kesiman Petilan 290,00 2,275 Desa Kesiman Kertalangu 405,00 3,176 Kelurahan Sumerta 52,00 0,417 Desa Sumerta Kaja 73,00 0,578 Desa Sumerta Kauh 89,00 0,709 Kelurahan Dangin Puri 65,00 0,51

10 Kelurahan Penatih 281,00 2,2011 Desa Penatih Dangin Puri 320,00 2,50

Sub Jumlah 2.254,00 17,64IV DENPASAR 1 Desa Pemogan 971,00 7,60

SELATAN 2 Kelurahan Pedungan 749,00 5,863 Kelurahan Sesetan 739,00 5,784 Kelurahan Serangan 481,00 3,765 Desa Sidakarya 389,00 3,046 Kelurahan Panjer 359,00 2,817 Kelurahan Renon 254,00 1,998 Desa Sanur Kauh 386,00 3,029 Kelurahan Sanur 402,00 3,15

10 Desa Sanur Kaja 269,00 2,11Sub Jumlah 4.999,00 39,12

KOTA DENPASAR TOTAL JUMLAH (HA) 12.778,00 100,00

DESA/KELURAHAN

II - 2

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

Sumber : Modifikasi Denpasar dalam angka, 2012

II - 3

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

Gambar 2.2. Peta Batas Wilayah Adminsitratif Kota Denpasar

2.1.3. Kondisi Fisik

1. Topografi

Wilayah Kota Denpasar 59,1 % berada pada ketinggian antara 0 – 25 m

dpl, dan sisanya sampai 75 m dpl. Topografi Kota Denpasar sebagian besar

(82,2%) berupa dataran dengan kemiringan lereng secara umum berkisar 0 – 2

% ke arah selatan, sebagian lagi kemiringan lerengnya antara 2 – 8 %.

Kemiringan lereng di beberapa tempat terutama di tebing sungai dapat

mencapai 2 – 15 %. Luas wilayah berdasarkan kemiringan dapat dilihat pada

Tabel 2.3. dan Gambar 2.3.

Landform wilayah Kota Denasar pada bagian utara relief melandai, di

beberapa tempat mempunyai relief berombak, kemudian ke selatan merupakan

dataran fluvial.

Tabel 2.3.

Luas Wilayah Kota Denpasar Berdasarkan Ketinggian Tempat

dan Kemiringan Tanah (Ha)

KECAMATANKETINGGIAN TEMPAT (DPL)

KEMIRINGAN LERENG

0 – 25 m 25 – 50 m 50 – 75 m 0 – 2 % 2 – 8 %

Denpasar Selatan 4.999 - - 4.999 -

Denpasar Timur 1.110,5 1.200 462,5 1.797 976

Denpasar Barat 1.600 1.025 2.384 4.218 788

Kota Denpasar 7.709,5 2.225 2.83,5 11.014 1.764

Sumber : Kantor Wilayah BPN Provinsi Bali, dengan modifikasi

II - 4

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

II - 5

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

Gambar 2.3.Peta Topgrafi Kota Denpasar

2. Iklim

Selama tahun 2011 curah hujan yang terjadi berdasarkan pemantauan

Stasiun Geofisika Sanglah, Denpasar berada pada keadaan rata-rata. Curah

Hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Januari dan Desember. Tabel 2.3

dibawah ini menunjukkan angka curah hujan setiap bulan di kota Denpasar.

Tabel 2.4. Angka Perbandingan Keadaan Curah Hujan Dengan Angka

Normal Setiap Bulan di Kota Denpasar (mm) 2011

No. BulanCurah Hujan

Realisasi Normal Perbedaan Persentase1 Januari 412,0 364 48,0 113,22 Februari 277,0 280 -3,0 98,93 Maret 246,0 223 23,0 110,34 April 304,0 148 156,0 205,45 Mei 141,0 85 56,0 165,96 Juni 9,0 33 -24,0 27,37 Juli 29,0 22 7,0 131,88 Agustus 0,0 18 -18,0 0,09 September 2,0 48 -46,0 4,210 Oktober 72,0 86 -14,0 4,211 Nopember 277,0 219 58,0 126,512 Desember 393,0 334 59,0 117,7

Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2012

3. Geologi, Litologi dan Jenis Tanah

Dataran Pulau Bali secara umum terbentuk pada zaman geologi kuarter,

kwarter bawah, tersier, pliosen dan meosin. Berdasarkan Peta Geologi

Lembar Bali skala 1 : 25.000 (Direktorat Geologi, 1971) wilayah Kota

Denpasar terdiri dari beberapa batuan. Susunan formasi batuannya adalah

sebagai berikut :

Batuan volkanik kuater menutupi sekitar 70 % wilayah Kota Denpasar,

yaitu batuan gunung api hasil dari gunung api Buyan – Bratan dan gunung api

Batur. Diantara kelompok batuan ini, batuan volkanik Buyan – Bratan

merupakan yang tertua dengan materi penyusunnya terdiri dari tufa dan lahar.

Batuan lainnya adalah lava, breksi, kerikil, pasir dan debu volkanik.

II - 6

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

Ketebalannya bervariasi yaitu bagian utara agak tebal (>200 m) dan menipis

ke arah selatan.

Endapan aluvial yang terdiri dari material lepas seperti pasir dan kerikil

menempati daerah sepanjang pantai Sanur, sedangkan endapan aluvial yang

terdiri dari material liat dan lempung menempati daerah sepanjang pantai

Suwung. Berdasarkan aspek geologi dan tata lingkungan, wilayah Kota

Denpasar tergolong relatif aman dari bencana lahan, seperti gunung berapi.

Demikian pula ancaman dari bahaya erosi relatif kecil karena wilayahnya

relatif datar.

Jenis tanah Kota Denpasar berdasarkan Peta Tanah skala 1 : 250.000

(Yunus Dai, 1971), jenis tanahnya terdiri dari Latosol Coklat Kekuningan

yang penyebarannya menempati hampir seluruh wilayah Kota Denpasar,

kecuali daerah dekat pantai merupakan tanah Aluvial. Menurut hasil

penelitian Tim Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat (1994) berdasarkan

taksonomi tanah ditemukan 15 seri tanah di wilayah Kota Denpasar.

4. Hidrologi

Di wilayah Kota Denpasar, terdapatan potensi sumber daya air dapat

disebutkan lengkap meliputi: air hujan (sudah diuraikan pada sub-bab 3.1.3)

air permukaan, air tanah maupun air laut.

a. Air Permukaan

Air Sungai

Sistem Sungai di Bali dengan kode SWS 03.01 terdiri dari 20 sub-SWS

dan Kota Denpasar berada pada sub-SWS 03.01.01. Pada Sub-SWS

03.01.01, air sungai mengalir memanjang dari Utara ke Selatan (parallel)

dengan sungai-sungai utama yaitu : Tukad Ayung, Tukad Mati, Tukad

Badung, Tukad Buaji dan Tukad Ngenjung. Sungai-sungai ini merupakan

drainase utama Kota Denpasar, dan gambaran umumnya dapat dilihat pada

Tabel 3.8, dengan karakteristik sebagai berikut :.

Hulu Tukad Ayung berada di Kabupaten Bangli dengan DAS meliputi

wilayah Kabupaten Bangli, Badung dan Gianyar dan Denpasar dan

digunakan untuk irigasi, air minum, dan industri-pariwisata. Pada dua

II - 7

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

lokasi alur sungai yaitu di Peraupan dan Waribang, terdapat dua intake

dan pengolahan air minum yang dikelola oleh PDAM Kabupaten

Badung, dan PDAM Denpasar.

DAS Sungai Tukad Mati adalah wilayah Kabupaten Badung tanpa

adanya hutan penyangga. dengan cara keseluruhan berupa lahan

budidaya, permukiman dan perkotaan,

Tukad Badung adalah sungai yang membentang di tengah-tengah Kota

Denpasar yang system DAS-nya menempati wilayah Kota Denpasar di

bagian hulu dan tengahnya, dan di bagian hilir ditampung dalam

Waduk Estuary yang mempunyai kemampuan untuk melayani pasokan

air bersih sebesar 300 lt/det yang selama ini dimanfaatkan untuk

melayani kebutuhan di wilayah Badung Selatan.

Tukad Buaji dan Tukad Ngenjung adalah sungai-sungai kecil di

bagian Selatan Kota Denpasar dengan panjang sungai masing-masing

4 dan 8 km, yang berfungsi sebagai drainase lahan irigasi di bagian

hulu sekaligus sumber air irigasi di bagian hilir.

Gambaran umum kondisi sungai-sungai di Kota Denpasar dapat dilihat

dari Tabel 2.5 berikut:

Tabel 2.5 Karakteristik Sungai-sungai di Kota Denpasar

No Nama Sungai

Pjg

(Km)

DAS Muara Cathment Area (Km2)

Anak Sungai

1 Tukad Mati 12,00 Wil Kab. Badung

Perbtasan Wil Kota Dps dan Kab. Badung (Teluk Benoa)

25,40 Tk. Tebe, Pangkung Kedompang, Tk. Lebak Muding, Pangkung Subak Srogsogan, Pangkung Danu

2 Tukad Badung 17,00 Batas Kab Bdg dan Kota Dps

Waduk Estuary

22,55 Tk. Jurang, Tk. Langon, Tk. Medih, Tk. Rarangan)

3 Tukad Buaji 4,00 Wil Dpsr Selatan

Teluk Benoa 8,23 Tk. Punggawa, Tk. Guming

4 Tukad Ngenjung

8,00 Wil Dps Selatan

Teluk Benoa 6,13 Tk. Loloan, Tk. Abian Base

5 Tukad Ayung 62,50 Wil Kab. Bangli,

Pantai 109,30 Tersebar di wilayah Kab. Badung,

II - 8

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

No Nama Sungai

Pjg

(Km)

DAS Muara Cathment Area (Km2)

Anak Sungai

Gianyar, Badung & Denpasar

Padanggalak Gianyar dan Bangli

Sumber: Proyek Perbaikan dan Pemeliharaan Sungai Bali

Debit andalan pada tiga sungai utama yaitu Tukad Mati, Tukad Badung

dan Tukad Ayung menurut data pada PKSA Bali menyebutkan sebagai

berikut:

SUNGAI

DEBIT ANDALAN (M3/DET)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des

T. Badung 4.300 3.977 7.846 1.891 2.722 3.081 3.153 1.678 3.327 3.712 9.551 11.193

T. Ayung 28.049 49.834 22.950 20.166 16.133 15.529 15.411 15.386 15.381 15.667 16.349 25.788

T. Mati 3.,222 3.223 0,565 0,401 0,321 0,518 0,300 0,116 0,228 0,440 0,575 4.799

Total 35.571 57.034 30.796 22.057 18.855 18.610 18.564 17.064 18.708 19.379 25.900 41.780

Air Danau/ Waduk

Kota Denpasar tidak memiliki satupun danau alam sebagai sumber air,

namun terdapat danau buatan atau waduk yang dinamakan Waduk Muara

Nusa Dua yang secara administrative berada pada batas wilayah Kota

Denpasar dengan Kabupaten Badung. Waduk Muara Nusa Dua memiliki

luas 35 ha dengan volume tampungan bruto 510.000 m3 dan volume

tampungan efektif 420.000 m3. Sedangkan kapasitas terpasang air bersih

yang dapat dihasilkan adalah 300 ltr/det. Air baku di waduk muara diolah

oleh PT. Trita Buana untuk melayani kebutuhan air minum wilayah

Kabupaten Badung bagian Selatan yang meliputi Kuta dan Nusa Dua.

b. Air tanah dan Mata Air

Air Tanah

Akifer air tanah di Kota Denpasar mengikuti pola Bali Selatan secara

umum, terdiri dari dua kelompok yaitu akifer dangkal yang mengandung

air tanah bebas dan akifer dalam yang mengandung air tanah tertekan atau

II - 9

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

semi tertekan. Akifer dangkal ditemukan pada kedalaman 30 – 50 m

dengan formasi miring ke arah selatan. Sedangkan akifer tertekan atau air

tanah dalam ditemukan pada kedalaman 50-150 m.

Berdasarkan peta hidrogeologi Bali, pemetaan atas kandungan air tanah di

Kota Denpasar dapat dilihat pada lampiran Gambar 2.4. Kandungan air

tanah Kota Denpasar sesuai Peta Hidrogeologi Bali, terdiri atas : 1) daerah

yang terpengaruh oleh air laut (air payau) meliputi wilayah Sanur,

Sidakarya dan Suwung Kangin, 2) setempat kandungan air besar 10 lt/det

terdapat hampir pada seluruh wilayah Kota Denpasar kecuali pada desa-

desa pantai tersebut sebelumnya. Kedudukan muka air tanah akifer bebas

pada wilayah Denpasar bagian Selatan mencapai 2 hingga 4 meter dari

permukaan tanah, sehingga banyak dimanfaatkan sebagai sumur dangkal

oleh rumahtangga masyarakat.

Konstruksi sumurbor di daerah Denpasar kedalamannya antara 150 sampai

200 m. Litologi batuan umumnya berupa material volkanik dengan ukuran

pasir halus sampai kasar, breksi volkanik. Data keadaan muka air tanah

pada sumur bor yang dimanfaatkan oleh PDAM Kota Denpasar dapat

dilihat pada Tabel 2.6.

Gambar 2.4. Tinjauan Hidrogeologi Provinsi Bali

Sumber: Peta Peninjauan Hidrologikal Bali (Survei Geologikal Indonesia, 1972

Tabel 2.6. Kondisi Muka Air tanah pada Sumur Bor PDAM Denpasar

II - 10

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

NO LOKASI SUMUR KEDALAMAN (M DPL)

1 E-1 17,3

2 E-2 10,3

3 E-4 48,7

4 SB-2 47,1

5 SB-3 66,5

6 SB-4 9,5

7 TPW-4 26,0

8 SB-6 10,0

9 SB-Tonja 41,0

10 SB-Ubung 41,0

11 SB-Sedap Malam I 18,5

12 SB-Sedap Malam II 38,4

13 SB-Penatih 44,6

14 SB-Badak Agung 28,5

Sumber PDAM Kota Denpasar, 2006

Mata Air

Keterdapatan mata air di Kota Denpasar ditemukan di daerah aliran sungai

pada bagian hulu dan \tengah Tukad Badung, bagian hulu Tukad Mati,

serta bagian hilir Tukad Ayung dengan debit yang relative kecil namun

mempunyai kontribusi yang nyata terhadap kontinyuitas aliran sungai

yang mewadahi. Kemanfaatan mata air tersebut terutama adalah untuk

fungsi sebagai pebejian, dan pemasok air minum yang langsung

dimanfaatkan oleh lingkungan pemukiman.

Air Laut

Air laut yang berada di darat atau pantai merupakan zone peralihan

wilayah daratan dan lautan. Zone pantai atau pesisir ini mempunyai arti

penting sebagai lokasi, media dan atau obyek berbagai aktivitas kehidupan

seperti usaha perikanan, pertanian, perhubungan maupun pariwisata. Kota

II - 11

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

Denpasar memiliki garis pantai di bagian Selatan dan Timur mulai dari

Serangan hingga Padanggalak sepanjang 36,6 km.

2.2. Demografi

2.2.1. Jumlah Penduduk

Berdasarkan hasil proyeksi sensus penduduk tahun 2000, penduduk kota

Denpasar pada tahun 2011 berjumlah 804.905 jiwa yang terdiri dari 413.355

penduduk laki-laki (51,35%) dan 391.570 penduduk perempuan (48,65%).

Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar adalah kecamatan Denpasar

Barat dengan penduduk sebesar 242.622 jiwa atau sebesar 30,14% dari seluruh

penduduk Denpasar yang diikuti oleh Kecamatan Denpasar Selatan 222.315 jiwa

(27,62%), Kecamatan Denpasar Utara 187.914 jiwa (23,35%) dan Kecamatan

Denpasar Timur (18,89%).

Kepadatan penduduk di kota Denpasar pada tahun 2011 telah mencapai

6.304 jiwa per km2. Angka ini merupakan angka tertinggi di Propinsi Bali. Dari 4

kecamatan, yang memiliki kepadatan tertinggi adalah Kecamatan Denpasar Barat

(10.084 jiwa per km2). Kemudian Kecamatan Denpasar Timur (6.815 jiwa per

km2), Kecamatan Denpasar Utara (5.981 jiwa per km2) dan Kecamatan Denpasar

Selatan (4.447 jiwa per km2). Sedangkan untul sex rationya secara umum

penduduk laki-laki di kota Denpasar lebih banyak dari penduduk perempuan. Hal

ini terlihat dari angka sex ratio kota Denpasar sebesar 106.

Secara keseluruhan, kependudukan kota Denpasar dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 2.7. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Kota Denpasar

Tahun 2011

No KecamatanJumlah

PendudukJumlah KK

Kepadatan Penduduk (per Km2)

1 Denpasar Selatan 249917 80127 49992 Denpasar Timur 141268 38771 63323 Denpasar Barat 234182 69050 97334 Denpasar Utara 179538 52433 5714

Jumlah Total2011 804905 240382 6304

II - 12

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

No KecamatanJumlah

PendudukJumlah KK

Kepadatan Penduduk (per Km2)

2010 788589 235509 62102009 649762 161245 50852008 628909 174109 49222007 608595 155232 4567

Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2012

2.2.2. Proyeksi Penduduk

Data perkembangan jumlah dan pertumbuhan penduduk di Kota Denpasar

tahun 2007-2011 disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2.8. Pertumbuhan Penduduk Kota Denpasar Tahun 2007 - 2011

TahunJumlah

Penduduk

Pertumbuhan Penduduk

(%)

2007 466,670 -

2008 475,080 1.77

2009 508,357 6.55

2010 629,588 19.26

2011 804,905 21.78

Jumlah 49.35

Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2012

Dari data jumlah penduduk diatas maka akan dilakukan proyeksi

penduduk untuk 5 tahun ke depan yaitu tahun 2011 sampai 2016 menggunakan

metode geometri. Pemilihan metode ditentukan berdasarkan hasil uji korelasi.

Berikut ini merupakan perhitungan proyeksi jumlah penduduk Kota Denpasar

tahun 2011 sampai 2016 per kecamatan di Kota Denpasar dengan tahun dasar

tahun 2011.

Tabel 2.9. Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Denpasar Sampai Tahun 2016

II - 13

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

No KecamatanTahun Proyeksi

2011 2012 2013 2014 2015 2016

1Denpasar

Selatan249,917 276,172 302,427 328,682 354,936 381,191

2Denpasar

Timur141,268 156,109 170,950 185,790 200,631 215,472

3 Denpasar Barat 234,182 258,784 283,386 307,987 332,589 357,191

4 Denpasar Utara 179,538 198,399 217,260 236,122 254,983 273,844

Jumlah 804,905 889,464 974,023 1,058,581 1,143,140 1,227,699

Sumber : Hasil Analisa

2.3. Keuangan dan Perokonomian Daerah

Realisasi Anggaran pendapatan pemerintah Kota Denpasar tahun 2011

sebesar 1.150,75 milyar rupiah. Nilai terbesar yang disumbangkan adalah dari

pajak daerah sebesar 326,282 milyar rupiah, disusul sumbangan dari retribusi

daerah sebesar 23,939 milyar rupiah. Pos penerimaan lain – lain sebesar 64,223

milyar rupiah. Dana perimbangan pada tahun 2011 sebesar 491,014 milyar rupiah.

Dari semua realisasi yang ada di Kota Denpasar kontribusi terbesar berasal dari

pajak hotel yang mencapai 92,20 milyar rupiah.

Tabel 2.10. Realisasi Anggaran Belanja dan Pendapatan Pemerintah Kota

Denpasar (rupiah) 2011

No Jenis Penerimaan Jumlah

1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 424,962,652,927.23

1.1. Pajak Daerah 326,282,402,524.07

a. Pajak Hotel 92,200,155,236.47

b. Pajak Restaurant 39,327,568,960.74

c. Pajak Hiburan 6,963,962,844.81

d. Pajak Reklame 14,663,282,949.05

e. Pajak Penerangan Jalan 39,963,905,608.00

II - 14

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

No Jenis Penerimaan Jumlah

f. Pajak Air Bawah Tanah 6,597,768,215.00

g. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan 126,565,758,710.00

1.2. Retribusi Daerah 23,938,974,520.00

a. Retribusi Pelayanan Kesehatan 2,559,876,750.00

b. Retribusi Pelayanan Persampahan 2,803,761,500.00

c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Cap 1,504,561,000.00

d. Retribusi Parkir 5,224,756,000.00

e. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor 2,819,153,900.00

f. Retribusi Usaha Jasa Terminal 1,779,202,000.00

g. Retribusi Jasa Usaha Rumah Potong Hewan 541,036,175.00

h. Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan 5,311,287,969.00

i. Retribusi Ijin Gangguan 1,335,444,338.00

j. Retribusi Ijin Trayek 2,640,000.00

k. Retribusi Usaha Perikanan 32,254,888.00

l. Retribusi Pemindahan Kendaraan Bermotor 1,750,000.00

m. Retribusi Ijin Mendirikan Lembaga Pelatihan Kerja 3,250,000.00

2 BELANJA DAERAH 1,100,132,289,500.00

2.1. Belanja Tidak Langsung 680,578,625,867.00

a. Belanja Pegawai 562,671,946,294.00

b. Belanja Subsidi -

c. Belanja Hibah 40,769,624,211.00

d. Belanja Bantuan Sosial 15,383,363,999.00

e. Belanja Hasil Kepada Prov/Kab/Kota/Desa 18,987,618,065.00

f. Belanja Bantuan Keuangan Kdp

II - 15

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

No Jenis Penerimaan Jumlah

Prov/Kab/Kota/Desa 41,893,801,298.00

g. Belanja Tidak Terduga 872,272,000.00

2.2. Belanja Langsung 419,553,663,633.00

a. Belanja Pegawai 35,505,711,050.00

b. Belanja Barang dan Jasa Pemeliharaan 295,276,291,327.00

c. Belanja Modal 88,771,661,256.00

2.4. Tata Ruang Wilayah

2.4.1. Rencana Struktur Ruang Kota Denpasar

Dalam lingkup makro, Rencana Struktur Tata Ruang Kota Denpasar

diarahkan untuk meningkatkan integrasi dan keterkaitan Kota Denpasar dengan

wilayah yang lebih luas yaitu :

(1) Keterkaitan dalam lingkup Wilayah Nasional

Bahwa Kota Denpasar merupakan Kota Inti dari PKN (Pusat Kegiatan

Nasiona) yaitu Kawasan Perkotaan Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan yang

sekaligus KSN (Kawasan Stratgis Nasional) yaitu Kawasan Metropolitan

Sarbagita, berfungsi sebagai pusat pengembangan perekonomian nasional

(2) Keterkaitan dalam lingkup Wilayah Provinsi Bali

Bahwa Kota Denpasar merupakan Ibukota Provins Bali, pusat system

perkotaan Bali dan Bali Bagian Selatan, sehingga perlu dikembangkan

aksesibilitas yang tinggi ke masing-masing kota-kota fungsi PKW (Pusat

Kegiatan Wilayah) seperti Kota Singaraja, Kota Semarapura dan Kota Negara

serta kota-kota fungsi PKL (Pusat Kegiatan Lokal) seperti Kota Bangli, Kota

Amlapura, Kota Seririt.

(3) Keterkaitan dalam lingkup Kawasan Metropolitan Sarbagita

II - 16

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

Bahwa Kota Denpasar sebagai Kota Inti Kawasan Metropolitan Sarbagita

membutuhkan koordinasi dan integrasi pengembangan sistem prasarana kota

yang terpadu dengan Kota-Kota Satelit di sekitarnya (Kawasan Perkotaan

Badung/Mangupura, Gianyar, Tabanan, Jimbaran) beserta pusat-pusat

kegiatan lainnya seperti ibukota kecamatan (Kediri, Blahkiuh, Kerobokan,

Sukawati, Blahbatuh) dan pusat-pusat kegiatan pariwisata (Kawasan

Pariwisata Nusa Dua, Tuban, Kuta, Sanur, Lebih, Ubud, dan Kawasan Daya

Tarik Wisata Khusus Tanah Lot).

Dalam lingkup mikro, Rencana Struktur Tata Ruang Kota Denpasar diarahkan

untuk meningkatkan pemerataan dan hirarki pusat-pusat pelayanan kota, Bagian

Wilayah Kota, lingkungan Permukiman yang didukung sistam prasarana kota

yang efisein dan efektif.

Dengan demikian Rencana Struktur Ruang Kota Denpasar pada dasarnya

merupakan RENCANA STRUKTUR SISTEM PUSAT PELAYANAN

PERKOTAAN Kota Denpasar. Rencana ini merupakan kerangka dasar

pembentuk wujud tata ruang wilayah Kota Denpasar yang terdiri atas :

1. sistem pusat pelayanan kota;

2. pengembangan distribusi kependudukan; dan

3. sistem prasarana wilayah kota.

Sistem pusat pelayanan kota, sebagaimana dimaksud pada huruf a diatas,

mencakup :

a. sistem perwilayahan pengembangan kota;

b. sistem pusat-pusat pelayanan kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan

ekonomi, sosial, budaya dan atau pemerintahan; dan

c. sistem hirarki pelayanan kegiatan kota.

Sedangkan pengembangan sistem prasarana wilayah kota sebagaimana dimaksud

pada huruf c diatas, mencakup :

a. sistem jaringan transportasi sebagai jaringan prasarana utama;

b. sistem jaringan energi ;

II - 17

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

c. sistem jaringan telekomunikasi;

d. sistem jaringan sumber daya air;

e. sistem jaringan air minum;

f. sistem jaringan air limbah;

g. sistem persampahan;

h. sistem jaringan drainase;

i. sistem penanggulangan bencana.

Peta rencana struktur ruang wilayah Kota Denpasar, dapat dilihat pada Gambar

2.5.

II - 18

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

Gambar 2.5. Peta Rencana Struktur Ruang Kota Denpasar

2.4.2. Sistem Pusat Pelayanan Kota

II - 19

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

Sistem pusat pelayanan kota merupakan gabungan dari fungsi kota yang diemban

Kota Denpasar sebagai Kota Inti dari PKN (Pusat Kegiatan Nasiona) yang

sekaligus KSN (Kawasan Stratgis Nasional) yaitu Kawasan Metropolitan

Sarbagita. Konsekuensi dari fungsi tersebut, maka sistem pusat pelayanan kota

merupakan gabungan dari system pelayanan pada skala yang lebih luas (wilayah,

nasional dan internasional) dan skala pelayanan kota (skala kota, bagian wilayah

kota, unit lingkungan).

Telah diuraikan pada bahasan sebelumnya bahwa Sistem pelayanan Kota terdiri

dari :

a. sistem perwilayahan pengembangan kota;

b. sistem pusat-pusat pelayanan kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan

ekonomi, sosial, budaya dan atau pemerintahan; dan

c. sistem hirarki pelayanan kegiatan kota.

2.4.3. Rencana Pola Ruang Wilayah Kota

Rencana pola ruang wilayah merupakan rencana distribusi peruntukan ruang

dalam wilayah Kota Denpasar yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk

fungsi lindung dan fungsi budidaya. Ukuran atau luasan fungsi fungsi lindung dan

fungsi budidaya ditentukan berdasarkan kebutuhan ruang untuk berbagai kegiatan

serta target proporsi pemanfaatan ruang terbangun yang diharapkan. Berdasarkan

misi penataan ruang Kota Denpasar yaitu untuk mencapai kebutuhan ruang

terbuka yang ingin dituju adalah 35% yang terdiri dari RTH Publik dan RTH

Private, maka komposisi pemanfaatan uang harus dikelola sedemikian rupa untuk

dapat mewujudkannya.

Rencana pola ruang wilayah kota berfungsi:

a. sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan

kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kota;

b. mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;

c. sebagai dasar penyusunan indikasi program pembangunan; dan

d. sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kota.

Rencana pola ruang wilayah dirumuskan berdasarkan:

II - 20

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

a. kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kota;

b. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah kota;

c. kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan

lingkungan; dan

d. ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.

Rencana pola ruang wilayah Kota Denpasar merujuk pada rencana pola ruang

yang ditetapkan dalam RTRWN, RTRWP Bali, serta diserasikan dengan RTRW

Kabupaten yang berbatasan yang terdiri dari Kawasan Lindung dan Kawasan

Budidaya.

Hirarki fungsi ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya di Kota Denpasar

terdiri dari :

(1) Kawasan lindung, mencakup :

a. kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya;

b. kawasan perlindungan setempat:

c. kawasan pelestarian alam, cagar budaya dan ilmu pengetahuan;

d. kawasan rawan bencana; dan

e. ruang terbuka hijau kota;

(2) Kawasan budidaya, mencakup :

a. kawasan peruntukan perumahan dan permukiman;

b. kawasan peruntukan perdagangan dan jasa;

c. kawasan peruntukan perkantoran pemerintahan;

d. kawasan peruntukkan fasilitas pendidikan;

e. kawasan peruntukkan fasilitas kesehatan;

f. kawasan peruntukkan fasilitas rekreasi, taman dan olah raga;

g. kawasan peruntukkan fasilitas peribadatan;

h. kawasan peruntukan pariwisata;

i. kawasan peruntukkan industri dan pergudangan;

j. kawasan peruntukkan kegiatan pertahanan dan keamanan;

k. kawasan peruntukkan prasarana transportasi

l. kawasan peruntukan prasarana infrastruktur kota;

m. kawasan peruntukan setra dan kuburan;

II - 21

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

n. kawasan ruang terbuka non hijau

o. kawasan peruntukan pertanian;

p. kawasan peruntukan perikanan; dan

q. peruntukan kawasan pesisir dan laut

Rencana pengembangan kawasan lindung wilayah kota diarahkan seluas 1.200,1

Ha atau 8,39% dari luas wilayah Kota. Rencana pengembangan kawasan budidaya

diarahkan seluas 11.577,9 Ha atau 90,61% dari total luas wilayah kota.

Peta rencana pola ruang wilayah kota dapat dilihat pada Gambar 2.6 dan Rincian

luas tiap komponen kawasan lindung dan kawasan budidaya, dapat dilihat pada

Tabel 2.12.

Tabel 2.11.

II - 22

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

Rincian Rencana Pola Ruang Kota Denpasar Tahun 2030

NO FUNGSI RUANG DENPASAR % Dps Utara Dps Timur Dps Barat Dps Selatan (Ha) LUAS

I KAWASAN LINDUNG

1 Tahura Ngurah Rai - - 690.57 690.57 5.40

2 Sempadan Pantai - 16.00 - 152.60 168.60 1.32

3 Sempadan Sungai 64.56 87.63 68.07 77.64 297.90 2.33

4 RTHK Hutan Kota 2.47 9.25 7.13 24.18 43.03 0.34

SUB TOTAL I 67.03 112.88 75.20 944.99 1,200.10 9.39

II KAWASAN BUDIDAYA

1 Permukiman 1,800.55 851.10 1,461.68 1,794.93 5,908.26 46.24

2 Perdagangan dan Jasa 354.15 248.70 507.65 506.44 1,616.94 12.65

3 Perkantoran Pemerintahan 31.24 75.33 13.13 9.91 129.61 1.01

4 Kawasan Efektif Pariwisata - 45.71 - 661.91 707.62 5.54

5 Perindustrian dan Pergudangan - 9.26 - 22.20 31.46 0.25

6 Fasilitas Pendidikan 18.19 20.08 14.92 22.61 75.80 0.59

7 Fasilitas Kesehatan 8.39 3.30 28.30 10.20 50.19 0.39

8 Pertahanan dan Keamanan 11.00 17.00 9.90 12.90 50.80 0.40

9 Fasilitas Peribadatan 8.32 26.09 5.47 41.71 81.59 0.64

10 Fas.Rekreasi dan Olah Raga 48.65 59.81 36.23 77.95 222.64 1.74

11 Kaw. Bddy T. Pangan (sawah) 536.35 548.03 24.29 452.29 1,560.96 12.22

12 Kuburan dan Setra 3.80 2.59 10.96 2.89 20.24 0.16 13 TPA Suwung - - - 10.00 10.00 0.08

14 IPAL Suwung - - - 20.00 20.00 0.16

15 Estuary Dam - - - 35.00 35.00 0.27

16 Jaringan Jalan 218.61 234.12 222.75 315.17 990.65 7.75

17 Pelabuhan - - - 55.32 55.32 0.43

18 Terminal 5.72 - 2.52 2.58 10.82 0.08

SUB TOTAL II 3,044.97 2,141.12 2,337.80 4,054.01 11,577.90 90.61

III TOTAL I + II 3,112.00 2,254.00 2,413.00 4,999.00 12,778.00 100.00

IV RUANG TERBUKA (%) 6.89 7.57 2.91 14.74 32.10

V RUANG TERBANGUN (%) 93.11 92.43 97.09 85.26 67.90

Sumber : Hasil Perencanaan Tim Penyusun RTRWK Denpasar 2010-2030

KECAMATAN (Ha)

II - 23

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

Gambar 2.6. Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Denpasar

2.4.4. Kawasan Rawan Bencana

II - 24

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

Dari sejumlah kawasan rawan bencana, yang disampaikan dalam klasifikasi

kawasan lindung, yang terdapat di Kota Denpasar adalah :

Kawasan rawan bencana banjr

Kawasan rawan bencana abrasi pantai

Kawasan rawan bencana intrusi air laut

Kawasan rawan bencana tsunami

(1) Kawasan Rawan Genangan Banjir

Beberapa tempat di kawasan permukiman yang telah tumbuh seperti : Tukad

Teba disekitar jalan Gunung Agung, Perumnas Monang-maning, Pemecutan dan

Dauh Puri memang dulu sering mengalami banjir saat musim hujan, tetapi kini

mengingat kondisi seluruh drainasenya sebagian besar sudah

diperbaiki/dinormalisasi, maka daerah genangan sudah berkurang dan hanya di

Perumnas Monang-maning yang masih sering terjadi banjir di musim hujan.

Lain halnya dengan daerah genangan banjir di hilir Tukad Teba – Pemecutan

Klod (± 200 ha), dihilir Tukad Badung – Pemogan (± 210 ha), Panjer dan Sanur

Kauh (± 85 ha) memang masih sering mengalami genangan banjir yang bersifst

lebih permanent pada saat musim hujan. Mengingat daerah-daerah ini secara fisik

geologis, jenis tanahnya terdiri atas alluvial yang kedap air dan susah meresapkan

air ke bawah tanah, namun mengingat sebagian daerah-daerah ini relatif

berkembang menjadi kawasan terbangun, maka kawasan ini perlu diwaspadai.

Kawasan genangan banjir memerlukan biaya lebih untuk mengadakan pengrugan

agar terhindam dari rendaman banjir. Dilain pihak pembangunan di daerah

genangan akan menjadi semacam bendungan bagi air yang berada di hulunya.

Kawasan genangan ini di daerah hilir yang masih merupakan sawah, mengalami

kerugianpanen karena padinya terendam air.

(2) Kawasan Rawan Abrasi Pantai

Sebagian besar dari pantai berpasir sepanjang pantai Padanggalak – Mertasari

rawan terhadap abrasi. Abrasi pada segmen pantai Padanggalak – Matahari Terbit

belum mendapatkan Proyek Pengamanan Pantai. Selebihnya dari Pantai matahari

II - 25

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

terbit, Sanur, Semawang, Mertesari, dan Pulau Serangan telah mendapatkan

Proyek Pengamanan Pantai.

Konstruksi pengamanan pantai tidak dapat dipungkiri mengganggu keindahan

alami pantai dan juga menganggu kenyamanan rekreasi pantai.

(3) Kawasan Pesisir Rawan Terintutrusi Air Laut

Kawasan Rawan Pesisir Terintutrusi Air Laut untuk wilayah Kota Denpasar

terdapat di wilayah Kecamatan Denpasar Selatan antara lain ; Suwung, Renon,

Panjer, Sesetan Sidakarya, yang telah menjangkau daratan sejauh ± 1000 m. Pada

kawasan ini telah tumbuh permukiman yang relatif padat dan untuk kebutuhan

supplai air bersih disarankan untuk tidak menggunakan air bawah tanah.

(4) Kawasan Rawan Gelombang Tsunami

Telah diuraikan pada data analisis bahwa Kawasan Teluk, termasuk Teluk Benoa

merupakan tempat yang paling potensial terjadi tsunami, karena tempat-tempat ini

topografi garis pantai cenderung menyempit sehingga mengakibatkan akumulasi

dan terkonsentrasinya energi gelombang tsunami. Kawasan Teluk Benoa terdiri

dari Kelurahan Serangan, Renon, Sesetan, Sidakarya, Pedungan dan Pemogan

Hasil analisis menunjukkan bahwa memperhatikan faktor topografi lahan dan

bentuk garis pantai maka jangkauan rambatan gelombang bervariasi dengan tinggi

genangan air di darat maksimum 5 m dan lokasi-lokasi dengan resiko tinggi

genangannya di Kota Denpasar disajikan pada Gambar 5 dan seluruh desa-desa

pantai di Kota Denpasar (Kelurahan Serangan, Pemogan, Pedungan, Sesetan,

Sidakarya, Sanur Kauh, Sanur, Sanur Kaja, Kesiman Petilan dan Kesiman

Kertalangu) ditambah Kelurahan Pemecutan Kelod, Panjer dan Renon merupakan

daerah rawan terkena bencana tsunami, akan tetapi tingkat bahayanya berbeda-

beda. Pulau Serangan sebagian besar beresiko tergenang dengan tinggi bervariasi

1 sampai 5 m. Di Kelurahan Pemogan, gelombang tsunami merangsek ke daratan

masuk hingga sejauh lebih kurang 2 km dari Jalan By Pass Ngurah Rai, dimana

daerah yang mempunyai resiko tergenang air adalah Gelogor Carik, Kajeng,

Rangkansari, Tempelasjuwet, Sakah, Terunabhineka, dan Tangkas. Penjalaran

II - 26

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

gelombang tsunami di Kelurahan Pedungan juga mencapai jarak 2 km dari Jalan

By Pass Ngurah Rai, lokasi yang berisiko tergenang adalah Pesanggaran,

Ambengan, dan Batankendal. Di Kelurahan Sesetan, gelombang dapat masuk ke

daratan hingga mencapai lebih kurang 1 km dari Jalan By Pass Ngurah Rai, lokasi

yang beresiko tergenang adalah Bugis, Suwung Batankendal, Pegok dan Graha

Kerthi. Di Kelurahan Sidakarya hampir seluruhnya beresiko tergenang hingga ke

Kelurahan Panjer. Wilayah Sanur yang mempunyai resiko paling luas tergenang

adalah Sanur Kauh.

Kelurahan Sanur, Sanur Kaja, Kesiman Petilan dan Kesiman Kertalangu hanya

beresiko tergenang pada daerah pantai sejauh lebih kurang 100 – 200 m dari garis

pantai, selain karena sebagian besar daratannya bertopografi lebih tinggi dari 5 m,

lokasinya juga bukan merupakan daerah teluk.

2.5. Sosial dan Budaya

2.5.1. Pendidikan

Pembangunan bidang pendidikan menjadi prioritas dalam upaya

peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pada bidang pendidikan dapat

kita lihat jumlah sekolah, guru dan murid Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar,

Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas di Kota Denpasar pada

tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.12. Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kota Denpasar

Jenis SekolahBanyaknya

Sekolah/Universitas

Guru/Dosen

Murid/Mahasiswa

Taman Kanak-kanak 214 1129 14418Sekolah Dasr/MI 223 3815 86777SLTP/MTs 54 2301 32978SMU/K 62 1119 47803Perguruan Tinggi 24 1343 20187

Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2012

II - 27

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

2.6. Kelembagaan Pemerintah Derah

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang

Organisasi Perangkat Daerah, Kota Denpasar Terdiri Dari beberapa Satuan Kerja

Perangkat Daerah diantaranya :

1. SEKRETARIAT DAERAH

Asisten Administrasi Pemerintahan

Asisten Administrasi Pembangunan

Asisten Administrasi Umum

2. SEKRETARIAT DPRD

3. LEMBAGA TEKNIS DAERAH

Inspektorat

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

RSUD Wangaya

Badan Kepegawaian Daerah

Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi

Badan Lingkungan Hidup

Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

Badan Penanggulangan Bencana

4. DINAS DAERAH

Dinas Pekerjaan Umum

Dinas Tata Kota dan Perumahan

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan

Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Dinas Kesehatan

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura

Dinas Perhubungan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Dinas Komunikasi dan Informatika

Dinas Kebudayaan

II - 28

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

Dinas Pariwisata

Dinas Pendapatan

Dinas Kependudukan dan Capil

Dinas Trantib dan Satpol PP

Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial

Dinas Perijinan

Tugas Pokok dan Fungsi masing – masing SKPD yang berkaitan dengan

bidang sanitasi dan struktur pemerintah daerah dapat dilihat pada gambar berikut :

II - 29

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR

II - 30