BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf ·...

29
16 BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN ABAD XX Periode awal abad XX menjadi satu perubahan penting dalam perekonomian Hindia Belanda, kepentingan akan pasokan bahan-bahan mentah bagi ekspor terus mengalami peningkatan. Pembukaan lahan pertanian serta perkebunan juga terjadi secara besar besaran apalagi diimbangi dengan banyaknya modal asing yang masuk di Hindia Belanda. Dalam memenuhi berbagai kebutuhan tersebut maka di berbagai daerah, terutama untuk daerah yang subur menyediakan sebagian besar lahan pertaniannya untuk dimanfaatkan sebagai penanaman bahan ekspor. Madiun merupakan salah satu wilayah yang berada di Jawa Timur, pasca perang Diponegoro, Madiun diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda. Bekas provinsi-provinsi kerajaan di sebelah timur terbagi menjadi dua bagian yaitu Madiun dan Kediri. 1 Pada dasawarsa ketiga abad ke-19 pasca pemerintahannya jatuh ditangan Belanda, Madiun memiliki kurang lebih 20 orang bupati yang ditunjuk sebagai pejabat untuk mengatur administrasi di suatu daerah, di mana kemudian oleh pemerintah Belanda diperkecil menjadi lima orang yang masing- masing menguasai satu daerah kabupaten. 1 Onghokham., ’’Perubahan Sosial di Madiun Selama Abad XIX; Pajak dan Pengaruhnya Terhadap Penguasaan Tanah’’, dalam Sediono M.P Tjondronegoro, Gunawan Wiradi. Dua abad Penguasaan Tanah Pertanian di Jawa dari Masa ke Masa (Jakarta: Gramedia. 1984) hlm. 4.

Transcript of BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf ·...

Page 1: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

16

BAB II

GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN ABAD XX

Periode awal abad XX menjadi satu perubahan penting dalam

perekonomian Hindia Belanda, kepentingan akan pasokan bahan-bahan mentah

bagi ekspor terus mengalami peningkatan. Pembukaan lahan pertanian serta

perkebunan juga terjadi secara besar besaran apalagi diimbangi dengan banyaknya

modal asing yang masuk di Hindia Belanda. Dalam memenuhi berbagai

kebutuhan tersebut maka di berbagai daerah, terutama untuk daerah yang subur

menyediakan sebagian besar lahan pertaniannya untuk dimanfaatkan sebagai

penanaman bahan ekspor.

Madiun merupakan salah satu wilayah yang berada di Jawa Timur, pasca

perang Diponegoro, Madiun diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda. Bekas

provinsi-provinsi kerajaan di sebelah timur terbagi menjadi dua bagian yaitu

Madiun dan Kediri.1 Pada dasawarsa ketiga abad ke-19 pasca pemerintahannya

jatuh ditangan Belanda, Madiun memiliki kurang lebih 20 orang bupati yang

ditunjuk sebagai pejabat untuk mengatur administrasi di suatu daerah, di mana

kemudian oleh pemerintah Belanda diperkecil menjadi lima orang yang masing-

masing menguasai satu daerah kabupaten.

1 Onghokham., ’’Perubahan Sosial di Madiun Selama Abad XIX; Pajak

dan Pengaruhnya Terhadap Penguasaan Tanah’’, dalam Sediono M.P

Tjondronegoro, Gunawan Wiradi. Dua abad Penguasaan Tanah Pertanian di

Jawa dari Masa ke Masa (Jakarta: Gramedia. 1984) hlm. 4.

Page 2: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

17

Daerah Madiun khususnya perkembangan industri perkebunan tebu sangat erat

kaitannya dengan kondisi geografis, demografis, juga berbagai potensi potensi

pertanian lain yang telah tumbuh di Madiun. Banyaknya industri perkebunan

swasta tumbuh dan memegang kendali dalam pengolahan sumber daya alam,

dalam bab ini akan diuraikan fakta-fakta terkait faktor pendukung tahap awal

tumbuh dan berkembangnya industri perkebunan tebu di Madiun sejak awal abad

ke-20.

A. Tata Pemerintahan Karesidenan Madiun

Seorang Residen memiliki peran penting sebagai tokoh yang paling

menonjol kedudukannya, Residen Madiun memiliki tugas untuk mengkoordinasi

dan mengawasi kelima pemerintahan dari setiap kabupaten, di mana Residen

memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati.

Hal ini merupakan salah satu bentuk penguasaan pemerintah Belanda yang

terkesan tidak langsung mengatur suatu wilayah.

Residen Madiun pada tahun 1879 mengangkat seorang Bupati yang

beranama Raden Mas Tumenggung Sosrodiningrat dan melaksanakan reorgaisasi

pemerintahan berdasarkan Staatsblad tahun 1887.2 Madiun terbagi menjadi lima

afdelingen, yang termasuk kontrol afdeling atau regentschap itu adalah Madiun,

Ngawi, Magetan, Ponorogo dan Pacitan yang dikendalikan oleh seorang Assisten

2 Humas Pemerintah Kabupaten/Kodya Daerah Tingkat II Madiun., Buku

Kenang-Kenangan Sekilas Lintas Madiun Pada Hari Jadi yang ke-418, (Madiun:

Humas Pemerintah Kabupaten/Kodya Daerah Tingkat II Madiun, 1986), hlm. 67.

Page 3: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

18

Resident.3 Akibat adanya reorganisasi pemeritahan tersebut juga memicu

munculnya pemisahan antara kabupaten dan karesidenan, yang mana kemudian di

Madiun terbagi dalam empat distrik yakni Madiun, Uteran, Kaniogoro, dan

Caruban.

Dalam bidang tata pemerintahan Madiun memiliki susunan penguasa yang

terdiri dari seorang Residen yang berkedudukan di Madiun, seorang pembantu

Residen yang berada di Madiun juga, tiga orang Asisten Residen yang berada di

Madiun, Ngawi, dan Ponorogo. Adapun seorang Sekretaris membawahi

perkantoran karesidenan dan Bupati-Bupati di setiap daerah. Menurut Staatsblad

tahun 1859 nomor 102, yang kemudian diubah dalam Staastblad tahun 1876

nomor 57, jabatan Residen diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur Jendral

sehingga seorang Gubernur tidak memiliki wewenang untuk mengangkat dan

memberhentikan kedudukan seorang Residen.4 Seorang Residen memiliki tugas

pokok sebagai pejabat pamong praja, mewakili berbagai tugas dari Gubernur yang

berkaitan dengan kepentingan dari Karesidenan, ia juga sangat berpengaruh

terhadap kelancaran sosial dan ekonomi serta kemajuan masyarakat.

3 M.Nijhoff., Encyclopeadie Van Nederlandsch – Indie, ( Leyden: Brill

Publisher, 1917), hlm. 632.

4 Pemerintah Kabupaten Daerah Madiun Tingkat II,Sejarah Kabupaten

Madiun, (Madiun: Pemerintah Kabupaten Daerah Madiun Tingkat II,1980) hlm.

182.

Page 4: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

19

B. Kondisi Geografis Madiun

Karesidenan Madiun merupakan wilayah yang strategis, selain memiliki

potensi besar dalam bidang pertanian juga menjadi jalur utama transportasi

perlintasan antar daerah, terutama untuk bagian kota Madiun. Pada masa

Cultuurstelsel, Madiun juga menjadi salah satu wilayah yang memiliki peran

besar dalam menghasilkan tanaman ekspor. Madiun merupakan salah satu wilayah

yang berada di lembah-lembah sungai dan di kelilingi oleh gunung-gunung berapi

sehingga berbagai tanaman ekspor dapat tumbuh dengan baik di sana. Keadaan

geologinya sebagian besar terdiri dari tanah alluvial dengan kadar mineral serta

organisme yang cukup, sehingga keadaan debit air untuk keperluan masyarakat

cukup memadai. Sumber dangkal sekitar ± 8 meter sedang sumber air artetis

terdapat pada kedalaman sekitar 90 meter.5

Karesidenan Madiun dipisahkan oleh rangkaian gunung berapi Lawu yang

membentang luas dan tinggi yang juga merupakan perbatasan di sebelah barat

dengan Surakarta. Pada timur berbatasan dengan gunung berapi Wilis dan daerah

Kediri yang membentang daerah aliran sungai Madiun yang mengarah ke kali

Brantas, hingga ke ujung selatan berbatasan dengan pantai selatan. Rembang yang

merupakan rangkaian dari pegunungan Kendeng menjadi wilayah perbatasan di

sebelah utara. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia dan berbagai

sudut-sudut yang tinggi dan curam termasuk teluk Pacitan, Kauripan dan Damas.

5 Humas Pemerintah Kabupaten/Kodya Daerah Tingkat II Madiun., op.cit.,

hlm. 73.

Page 5: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

20

Menurut Geertz dalam teorinya mengenai pertanian di Jawa pada masa pra

kolonial dibagi menjadi empat tingkat daerah kesuburan, wilayah kesuburan pada

tingkat pertama adalah daerah kejawen, kedua daerah sunda, ketiga daerah pesisir

dan keempat adalah daerah ujung timur, yang termasuk dalam daerah kejawen

salah satunya adalah wilayah Ponorogo yang merupakan afdeling dari

Karesidenan Madiun,6 wilayah Madiun merupakan bagian hilir dari Bengawan

Solo dan Brantas.7 Saluran irigasi memiliki fungsi pokok dalam pertanian

terutama untuk lahan persawahan yakni sebagai pengairan, pengontrol persediaan

air, dan meningkatkan kesuburan tanah karena zat-zat mineral yang terkandung

dalam air sungai. Selain lokasi yang benar-benar strategis wilayah pegunungan

api yang banyak memberikan zat-zat mineral yang baik untuk tumbuh-tumbuhan

sehingga potensi adanya kegagalan panen sangat kecil kemungkinannya.

Perbedaan kondisi geografis di setiap daerah menyebabkan adanya

perbedaan hasil bumi yang diperoleh, khususnya di Pacitan yang berada daerah

tebing curam dan pantai. Daerah-daerah lain seperti Ngawi, Ponorogo, Magetan

pada umunya memiliki hasil bumi yang sama di Kabupaten Pacitan ikatan

desanya sangat lemah, karena pada umumnya tanah perorangan turun-temurun

diterapkan, untuk tanah desa yang dikerjakan oleh para pejabat biasanya kurang

baik yakni tandus dan kurang menguntungkan apalagi sistem pengairan belum

6 Daerah kejawen yang memiliki kesuburan pada tingkat pertama

diantaranya adalah daerah Banyumas, Magelang, Surakarta, Ponorogo, Kediri dan

Malang. lihat Soekesi Soemoatmodjo, “Petani Jawa Dan Kebudayaanya Dilihat

Dari Sejarahnya” (karya ilmiah Fakultas Sastra Universitas Gajah Mada, 1983),

hlm. 2.

7 Ibid., hlm.2.

Page 6: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

21

teratur dengan baik, dengan begitu maka sebagian besar cocok tanam padinya

adalah padi gogo yang hanya dapat dikerjakan dua kali dalam setahun. Hasil

terpenting adalah ketela, ketela menjadi bahan pangan pokok rakyat sepanjang

tahun, ketela setelah dipanen dijadikan gaplek dan dikonsumsi menjadi pengganti

beras. Karena luasnya areal tanam ketela di Pacitan dan hasil yang memuaskan

maka tak jarang hasil panennya dijual hingga luar daerah. Daerah Ponorogo dan

Ngawi selain memiliki areal tanah sawah yang luas juga terdapat hutan-hutan

yang luas di mana banyak kayu jati yang dihasilkan. Pada umumnya tidak banyak

perbedaan hasil produksi-produksi, pengolahan tanah sawah yang berdampingan

dengan tanaman tebu tidak selalu menimbulkan dampak negatif, hal ini

berhubungan dengan adanya berbagai perbaikan dalam hal irigasi. Tebu

memerlukan air yang lebih banyak dari pada tanaman padi, secara tidak langsung

air yang mengaliri tanaman tebu juga mengaliri tanah sawah untuk tanaman padi.

Pergantian areal tanaman dari yang semula dimanfaatkan untuk menanam tebu di

rubah menjadi lahan sawah juga menjadi faktor pendukung naiknya jumlah

produksi padi yang telah dipanen, berhubungan dengan kesuburan unsur hara

dalam tanah.

Berikut adalah peta Karesidenan Madiun pada abad ke-20, ditunjukkan

dengan warna biru.

Page 7: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

22

Gambar. 1

Kaart Der Suikerfabrieken Spoor-En Tramwegen Van Java En

Sumber: Badan Perpustakaan Dan Kearsipan Jawa Timur

Page 8: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

23

C. Kondisi Demografis Madiun

Kondisi demografis suatu wilayah sangat erat kaitannya dengan faktor

ekonomi yang ada pada satu wilayah tertentu. Jawa khususnya kenaikan jumlah

peduduk semakin bertambah setiap tahunnya, seiring dengan berkembanganya

berbagai sektor industri oleh para pengusaha barat. Kondisi semacam ini tidak

selalu memberikan dampak yang positif karena kemudian menimbulkan berbagai

kesukaran. Meningkatnya jumlah penduduk tidak serta merta diikuti oleh

meningkatnya perluasan lahan-lahan pertanian di Jawa. Perluasan besar dari pada

penanaman–penanaman perusahaan terutama penanaman tebu banyak membantu

hal itu.8

Perubahan penduduk suatu wilayah merupakan salah satu tolak ukur

satuan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Wilayah yang setiap tahunnya

mengalami peningkatan penduduknya dapat disimpulkan bahwa ekonomi wilayah

tersebut mengalami peningkatan, sebaliknya wilayah yang jumlah penduduknya

semakin berkurang disimpulkan bahwa ekonomi kurang baik ada di daerah

tersebut. Meningkatnya jumlah peduduk di Jawa tidak hanya terjadi pada

masyarakat pribumi saja, melainkan juga golongan-golongan orang Eropa,

Tionghoa, dan Arab pada abad ke-20.

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi tersebut juga mendatangkan

keberuntungan bagi orang-orang Tionghoa dan Arab. Mengenai meningkatnya

8 Burger., Sejarah Ekonomi Sosiologis Indonesia Jilid II, diterjemahkan

oleh Prajudi Atmosudirdjo, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1970), hlm. 18.

Page 9: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

24

jumlah peduduk di Jawa sejak pertengahan abad sembilan belas hingga dua puluh.

Pada dasarnya bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk pada suatu wilayah

tidak hanya ditentukan oleh imigrasi saja melainkan juga besar kecilnya jumlah

kelahiran dan kematian yang terjadi pada satu wilayah. Jumlah kematian di

Indonesia pada abad dua puluh mengalami penurunan, namun untuk jumlah

kelahiran terus mengalami kenaikan. Bertambahnya jumlah penduduk yang

semakin hari semakin meningkat disertai dengan perluasan areal pertanian, jumlah

kelahiran yang terus bertambah menyebabkan ketidak adanya keseimbangan

antara banyaknya penduduk dan bahan-bahan pangan, khususnya di Jawa sangat

sulit sekali mengadakan perluasan produksi yang seimbang.

Berikut adalah gambaran jumlah penduduk di Madiun saat diadakan

sensus penduduk pada bulan November tahun 1920.

Tabel. 1

Jumlah penduduk Madiun tahun 1905 - 1920

Tahun Eropa Pribumi Timur

Asing

Jumlah

1905 1917 1920

1905 1830 1432796 4846 1349472 - -

1917 3173 1592574 6495 - 1602242 -

1920 2450 1586008 6197 - - 1594655

Sumber : Volkstelling 1920, hlm. 3.

Dari perbandingan data jumlah penduduk di Hindia Belanda dan jumlah

penduduk di Madiun diperoleh hasil sebagai berikut, yakni jumlah penduduk

Madiun pada tahun 1920 mencapai sekitar 3,23 % dari keseluruhan jumlah

Page 10: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

25

masyarakat Jawa yang pada tahun 1920 jumlah penduduk mencapai 49.451.000

jiwa termasuk masyarakat Timur Asing, Eropa maupun Tionghoa.9 Sejak tahun

1905 hingga 1917 pertumbuhan penduduk Eropa, pribumi maupun Timur Asing

di Madiun terus mengalami kenaikan yang drastis, hanya saja memasuki tahun

1920 jumlah penduduk mengalami penurunan. Penduduk Eropa di Madiun sejak

tahun 1917 hingga 1920 mengalami penurunan hampir 29%, begitupun dengan

masyarakat Timur Asing yang juga mengalami penurunan meskipun hanya sekitar

4,8 % saja. Jumlah penduduk pribumi yang banyak sangat memungkinkan untuk

berbagai industri perkebunan tumbuh dan berkembang di daerah Madiun terkait

jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.

Karesidenan Madiun menjadi salah satu daerah industri perkebunan tebu

yang telah mengalami perkembangan pesat sejak abad ke-19 bahkan hingga

sekarang. Jumlah industri yang berkembang pada abad ke-20 sekitar enam pabrik

gula. Dalam hal ini dukungan faktor produksi berupa tenaga kerja maupun kondisi

tanah sangat diperhitungkan. Ketersediaan jumlah penduduk di Madiun bisa

dikatakan sudah cukup banyak dan beragam. Mulai dari penduduk pribumi,

bangsa Eropa hingga Tioghoa dan Arab yang sama-sama memiliki tujuan dalam

bidang ekonomi.

Sebagian besar lokasi yang digunakan untuk perkebunan atau pabrik

adalah wilayah yang memiliki jumlah penduduk sekitar 400 hingga 500 jiwa per

9 Jumlah penduduk mencapai 49.451.000 diperoleh dari jumlah penduduk

pada tahun 1920 yang terdiri dari Jawa ( 34.429.000), luar Jawa (14.000.000),

Eropa (168), Tionghoa (809) dan Arab (45) lihat Burger., Sejarah Ekonomi

Sosiologis Indonesia Jilid II, diterjemahkan oleh Prajudi Atmosudirdjo, (Jakarta:

Pradnya Paramita, 1970), hlm. 18.

Page 11: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

26

kilometernya. Contohnya saja seperti di distrik Magetan, Madiun tepatnya di

wilayah Uteran, Ngawi dan Ponorogo di sekitar daerah Somoroto. Adapun

rincian jiwanya adalah sebagai berikut distrik Maospati (601,1 jiwa per Km²),

Goranggareng (633,6 jiwa per Km²) di kabupaten Magetan, Ponorogo (612,8 jiwa

per Km²) dan Madiun (772,5 : luar wilayah kota 572,9 jiwa per Km²).10

Perbandingan antara jiwa laki-laki dan perempuan di Karesidenan Madiun

tidak begitu berbeda jauh, untuk penduduk Eropa dan penduduk Cina jumlah laki-

laki jauh lebih banyak dari pada jumlah penduduk wanita sebaliknya untuk

masyarakat pribumi jumlah penduduk perempuan jauh lebih banyak dari pada

laki-laki. Untuk jumlah penduduk laki-laki sekitar 783.327 jiwa, sedangkan untuk

jumlah perempuan mencapai 802.017 jiwa. Berikut adalah tabel lengkapnya:

Tabel: 2

Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Karesidenan

Madiun tahun 1920

Kabupaten Eropa Pribumi Cina

L P Total L P Total L P Total

Madioen 761 788 1549 162757 164813 327570 1560 1264 2824

Ngawi 305 248 553 160966 162700 323666 586 551 1137

Magetan 104 88 192 143832 150001 293833 490 430 920

Ponorogo 67 57 124 197179 198179 396054 526 430 956

Pacitan 16 16 32 118543 126342 244885 113 145 258

Sumber: Volkstelling 1920, hlm.106.

Keterangan L: Laki-laki

P : Perempuan

10

Volkstelling 1930, hlm. 7.

Page 12: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

27

Madiun menjadi pusat pertumbuhan penduduk Eropa dan Cina yang tertinggi jika

dibandingkan dengan daerah lain, kemudian disusul oleh Ngawi, Magetan,

Ponorogo dan Pacitan, namun begitu untuk pertumbuhan penduduk pribumi yang

terbesar ada di daerah Ponorogo mencapai 396.054 jiwa.

1. Pendidikan

Sehubung dengan diterapkannya Sistem Politik Etis pada awal abad ke dua

puluh menimbulkan berbagai perubahan dalam sendi-sendi kehidupan sosial

masyarakat di karesidenan Madiun salah satunya adalah dalam bidang pendidikan

selain irigasi dan migrasi. Pengadaan edukasi terutama ditujukan untuk memenuhi

keperluan administrasi pemerintah kolonial ataupun kepentingan-kepentingan

pengusaha asing diluar tanggung jawab negara. Karesidenan Madiun keberadaan

dunia pendidikan sudah ada sejak abad sembilan belas, di mana hal yang melatar

belakanginya adalah banyaknya kaum priyayi yang berdatangan di Madiun dan

sebagian besar dari mereka membutuhkan pendidikan dengan biaya yang besar,

sedangkan untuk masyarakat bumi putera biaya pendidikan yang besar tidak

mampu mereka bayar. Pada tahun 1877 untuk pertama kalinya Bupati Madiun

Raden Mas Tumenggung Adipati Sosronagoro membuka sekolah rakyat.

Sekolah rakyat di Madiun diberi nama Sekolah Gubernemen atau Sekolah

Kelas Satu yang kemudian dirubah menjadi Vervolg School. Terdapat tiga

Vervolg School yakni Vervolg School Panggung yang terdapat di depan istana

Bupati Madiun yang mana sekolah tersebut digunakan oleh sebagian besar putra-

putri pegawai pemerintah kabupaten. Vervolg school Benteng, sesuai dengan

namanya sekolah rakyat Benteng berada di Benteng tempat batalyon Belanda dan

di fungsikan khusus untuk putra-putri para pegawai karesidenan, Balatentara

Page 13: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

28

Belanda dan Abtenar lainnya. Vervolg School Sleko disediakan untuk putra-putri

Abtenar perkebunan dan lain sebagainya. Mata pelajaran yang diberikan

disesuaikan menurut kebangsaan, meliputi bahasa daerah, bahasa melayu

(Indonesia), membaca menulis huruf Jawa, huruf latin, adat-istiadat daerah,

berhitung, pengetahuan hayat, pengetahuan alam, menggambar, menyanyi, dan

olah raga permainan.11

Untuk masyarakat pribumi, sekolah kelas satu dan dua mulai diadakan

sejak tahun 1908. Sebagian besar sekolah-sekolah ini dibuka di setiap onder

distrik (kecamatan). Untuk Madiun sendiri dibagi menjadi empat distrik untuk

memenuhi kebutuhan pendidikan setempat, adapun nama sekolah rakyat tersebut

adalah sekolah rakyat Uteran untuk wilayah Uteran, Sekolah Rakyat Mejayan

untuk kepentingan pendidikan di distrik Caruban, di Wungu untuk kepentingan di

distrik Kanigoro sedangkan untuk di Bagi (Nglames) untuk kepentingan

pendidikan bagi masyarakat di distrik Madiun.

Dalam sekolah desa hanya diajarkan bahasa daerah, pengajaran berhitung

tidak lebih dari pada yang berguna sehari hari, pengajaran membaca seperti biasa,

setengah menyanyi, pengajaran menulis lebih dahulu dengan huruf Jawa dan

kemudian baru huruf latin.12

Waktu yang digunakan untuk sekolah rakyat pun

hanya singkat bahkan kurang dari dua setengah jam setiap harinya.

Selain sekolah rakyat di Madiun juga terdapat sekolah khusus wanita yang

diberi nama Perkumpulan Gerakan Wanita Madiun yang memiliki tujuan untuk

11

Pemerintah Kabupaten Daerah Madiun Tingkat II, op.cit., hlm. 227. 12

Pemerintah Kabupaten Daerah Madiun Tingkat II, op.cit., hlm.228.

Page 14: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

29

melaksanakan berbagai gagasan nasional yang moderat serta untuk

menghilangkan tindakan-tindakan yang kurang adil terhadap wanita. Selain itu

juga untuk mengimbangi berbagai peran orang-orang Belanda yang sudah banyak

bertempat tinggal di Madiun sebagai pekerja perkebunan, perdagangan maupun

bekerja di perindustrian. Pada tahun 1912 di Madiun tepatnya berada di desa

Kartoharjo didirikan sebuah sekolah yang bernama sekolah Kartini, bahasa Jawa

menjadi bahasa pengantar yang digunakan di sekolah ini. Para wanita yang

berhasil menamatkan pendidikannya di Sekolah Kartini memiliki bekal

ketrampilan yang memadai sehingga mampu dimanfaatkan untuk mencari nafkah.

Perkembangan pendidikan ini tidak hanya terjadi di daerah kota Madiun

tetapi juga meliputi berbagai daerah kabupaten-kabupaten di karesidenan Madiun

salah satunya adalah wilayah Ponorogo. Kabupaten Ponorogo pada tanggal 1

januari 1923 mempunyai sekolah pribumi sebagai berikut, 8 Tweede Klasse

School, 10 Vervolg School, Vervolg School Babadan dan gedungnya masih

menyewa, 1 Kopschool yang belum mempunyai gedung sendiri.13

2. Migrasi

Migrasi tidak semata-mata diadakan untuk menciptakan keselarasan dalam

kehidupan masyarakat karena banyaknya kepadatan penduduk yang ada dalam

suatu wilayah melainkan lebih ditekankan pada pemenuhan kebutuhan tenaga

kerja bagi tenaga kerja di luar Jawa untuk perusahaan-perusahaan asing.

Emigrasi diadakan pula oleh pemerintah Madiun, hal tersebut diadakan dalam

13 Memori Serah Jabatan 1921-1930 (Jawa Timur dan Tanah Kerajaan),

(Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia, 1978), hlm. 215.

Page 15: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

30

jumlah terbatas terutama disediakan bagi masyarakat yang berkeinginan menjadi

kuli-kuli di berbagai perkebunan swasta milik warga asing khususnya di daerah

luar pulau Jawa seperti di daerah Sumatra Timur.

Alasan mendasar yang menyebabkan adanya pembatasan jumlah imigran

adalah untuk mengurangi biaya pengeluaran dana oleh pemerintah, sebab

pemerintah juga tidak ingin dirugikan akibat adanya kenaikan migrasi yang harus

mengirim para kuli ke berbagai daerah diluar pulau Jawa. Khususnya untuk

kabupaten Madiun sejak tahun 1895 hingga tahun 1920 tiap dataran satu Km²

berpenduduk 292 orang.14

Kondisi tersebut dikatakan sebagai masa yang padat

jumlah kenaikan angka jiwa di setiap daerah, selama 25 tahun tersebut

diperkirakan kenaikan jumlahnya mencapai 60%.

Ponorogo merupakan salah satu wilayah yang memiliki jumlah penduduk

padat, bahkan mencapai lima jiwa setiap bau persegi. Angka kelahirannya rata-

rata mencapai 3% sedangkan kematiannya hanya 1%. Jumlah emigran cukup

banyak dan memang didorong dan diberikan penerangan oleh pemerintah melalui

beberapa lembaga resmi, salah satunya adalah AVROS (Algemeene Vereeniging

van Rubberplanters Ter Oostkust van Sumatra) secara teratur mengirim tenaga

kerja untuk perusahaan-perusahaan perkebunan di luar Jawa.15

Biasanya emigran

hanya mengetahui mereka akan dipekerjakan di perkebunan tanpa mengetahui di

mana mereka akan ditempatkan, emigran dari Ponorogo biasanya selain di

14 Pemerintah Kabupaten Daerah Madiun Tingkat II, op.cit. hlm. 230.

15 Memori Serah Jabatan 1921-1930 (Jawa Timur dan Tanah Kerajaan)

,op.cit., hlm. 203.

Page 16: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

31

Sumatra ditempatkan di Singapura, meskipun pemerintah sudah banyak berperan

dalam menyalurkan para emigran keberbagai daerah namun emigran gelap juga

masih menjadi masalah yang kerap kali terjadi khususnya di Ponorogo.

Pada dasarnya wilayah-wilayah yang memiliki jumlah penduduk yang

padat adalah wilayah yang memiliki potensi besar terhadap perkebunan dan tanah

yang subur. Kepadatan penduduk yang terus meningkat di Madiun menyebabkan

banyaknya berbagai protes dan pembangkangan yang dilakukan oleh masyarakat,

mengingat apa yang mereka kerjakan tidak sesuai dengan tuntutan kebutuhan

hidup, mereka harus bekerja keras untuk memenuhi keperluan pemerintah. Van

Heutzs yang menjabat gubernur di Madiun pada tahun 1904 hingga 1909 bersikap

keras terhadap apapun yang menganggu berbagai program pemerintah yang telah

ditentukan. Pemerintah lebih mementingakan kemajuan perniagaan, perusahaan

pabrik, dan kerajinan dibandingkan kesejahteraan masyarakat.

D. Perkembangan Pertanian di Karesidenan Madiun

Pada suatu daerah dengan kepadatan penduduk dalam jumlah besar

biasanya terdapat tanah yang luas dan dimanfaatkan sebagai lahan penanaman

bahan-bahan makanan di sawah dan tegalan. Sawah dan tegalan yang

dimanfaatkan secara terus menerus membutuhkan pengurusan yang lebih banyak

untuk mencegah mundurnya kesuburan tanah. Kemunduran kesuburan tanah ini

dapat di atasi dengan memberikan pengairan yang teratur di mana air yang

mengalir dengan lumpur menyebabkan kesuburan sehingga secara berturut-turut

penanaman padi dapat dilakukan. Bagi masyarakat Jawa agraris, tanah merupakan

satu-satunya sumber pendapatan yang menguntungkan.

Page 17: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

32

Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan perubahan model pertanian

dari yang semula merupakan pertanian ladang beralih ke pertanian sawah yang

merupakan perpendekan kecepatan pemakaian tanah. Khususnya di Jawa sawah-

sawah mengambil tempat yang penting sekali dalam perekonomian rakyat. Areal

sawah biasanya dikelilingi oleh tanggul-tanggul irigasi yang dapat terus

mengairinya, selain itu irigasi juga diperoleh dari sungai, aliran selokan ataupun

waduk, meskipun pengairan mendapat suplai setiap tahunnya tetapi ini bukan

berarti tanpa permasalahan. Areal tanam di Jawa pada umumnya dibedakan

menjadi tiga jenis yakni untuk tanah sawah yang terdiri dari tanah dengan (irigasi,

tanah tadah hujan dan tanah sawah rawa) tegalan dan tanah gaga. Pada abad

sembilan belas tanah sawah diperkirakan mencapai 80% sedangkan memasuki

abad dua puluh menurun menjadi 43%.16

Pada awal abad dua puluh di Madiun telah terjadi perkembangan satu

sektor ekonomi yang mengonsentrasikan pada kegiatan perkebunan dan

perkembangan serta untuk ekspor ke pasar dunia. Ciri yang menonjol pada masa

ini adalah ekonomi petani yang memproduksi hasil bahan pangan dikerjakan

dengan tradisional berdampingan dengan perkebunan besar yang memproduksi

hasil-hasil tanam ekspor dengan alat-alat teknologi modern.17

Selain itu juga

16 Peter Boomgaard dan J.L. Van Zanden., Changing Economy in

Indonesia A Selection Of Statistical Source Material From The Early 19th

Century Up To 1940 Volume 10 Food Crops And Arable Lands, Java 1815-1942

(Amsterdam: Royal Tropical Institute, 1990), hlm. 12.

17 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.,

Indonesia Dalam Arus Sejarah, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve,2012), hlm.

194.

Page 18: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

33

adanya ekonomi perdagangan dan perantara yang dilakukan oleh orang Cina dan

Arab atau lebih sering dikenal sebagai Timur Asing.

Sebagai dampak yang ditimbulkan akibat terus berkembangnya ekonomi

modern memunculkan peluang ekonomi baru di lingkungan pedesaan di Jawa,

seperti munculnya industri gula, kopi, maupun tembakau. Sebagian besar

penduduk pribumi mempunyai mata pencaharian di sektor pertanian termasuk

pertanian rakyat. Terdapat sekitar 57,7 persen dari penduduk hidup sebagai petani

kecil dan sebanyak 6,7 persen sebagai buruh perusahaan perkebunan.18

Pertanian

rakyat banyak sekali macamnya dan terus mengalami pertumbuhan meskipun

membutuhkan waktu yang cukup lama. Adapun yang dimaksud sebagai

pertumbuhan pertanian misalnya perubahan penyesuaian kepada alam dan

perubahan akibat adanya kenaikan jumlah penduduk pada suatu wilayah dan

kemudian kebutuhan akan tanah menjadi lebih intensif, meskipun begitu beberapa

faktor lain seperti kemajuan lalu lintas dan banyaknya inovasi baru mendukung

tumbuhnya ekonomi pertanian rakyat.

18 Ibid., hlm. 197.

Page 19: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

34

Tabel. 3

Tanah garapan (total dan sawah ) di Madiun dalam ha ( x1,000)

tahun 1918-1929.

Tahun 1918 1919 1920 1921 1922 1923 1924 1925 1926 1927 1928 1929

Total 370 379.4 410.7 419.5 416.2 415.9 413.7 412.9 412 415.2 416.0 415.6

Sawah 139 149.8 155.1 156.2 156.2 156.3 156.3 157.3 158.2 157.6 158.2 158.3

Sumber: Changing Economy in Indonesia hlm. 91

Untuk tanah garapan di Madiun sejak 1918 hingga 1922 mengalami peningkatan

sekitar 7000-18000 ha, namun memasuki tahun 1922 hingga 1925 penurunan

lahan garapan terus terjadi meskipun hanya sekitar 1000-2000 ha, bukan berarti

penurunan tersebut mengurangi porsi tanah sawah karena sejak tahun 1918 justru

tanah sawah terus mengalami peningkatan. Kenaikan jumlah tanah sawah

tertinggi terjadi pada tahun 1929 mencapai 158.300 ha. Adapun hasil produksi

padi yang diperoleh pada tahun 1918 hingga 1929 adalah sebagai berikut.

Tabel. 4

Produksi gabah di Madiun dalam ton ( x1000) tahun 1918-1929

Tahun 1918 1919 1920 1921 1922 1923 1924 1925 1926 1927 1928 1929

Jumlah 297.2 366.3 275.0 233.0 325.3 338.9 359.8 317.1 337.1 323.2 313.6 308.2

Sumber: Changing Economy in Indonesia hlm. 121

Dari data di atas menunjukan bahwa jumlah hasil panen gabah di Madiun tidak

selalu mengalami peningkatan, meskipun telah terjadi peluasan areal tanam sawah

Page 20: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

35

setiap tahunnya (lihat tabel. 3). Sejak tahun 1918 hingga 1929 hasil terbesar

gabah mencapai jumlah 366.300 ton pada tahun 1919. Pasca 1919 hasil panen

gabah tidak seburuk tahun sebelumnya yang hanya mencapai angka 200.000an

ribu namun begitu penurunan dan peningkatannya sedikit demi sedikit.

Pertanian padi pada umumnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu

kering dan basah. Padi kering penanamannya sangat tergantung dengan hujan,

sedangkan untuk tanah basah terdapat usaha dari pemilik lahan untuk menahan

aliran air dengan membentuk pematang-pematang atau dengan membuat aliran air

khusus irigasi sawah. Pengetahuan tentang pengairanpun semakin hari semakin

bertambah, dengan membuat berbagai saluran air dan bendungan-bendungan di

sungai dengan begitu memperkecil kesukaran dan kegagalan panen.

Perluasan penanaman jagung dan ketela pohon telah terjadi sejak abad

sembilan belas. Ketela pohon merupakan tanaman khas tegalan, karena ketela

pohon membutuhkan waktu yang lama untuk di panen bahkan tanpa harus

menggunakan pengairan yang rutin tetap dapat tumbuh dengan baik, sedangkan

kelebihan lainnya adalah dapat di panen saat persediaan makan telah habis.

Adapun luasan areal tanam jagung, ketela pohon, kentang, kacang-kacangan, dan

kedelai di Madiun sebagai berikutsejak tahun 1918 hingga memasuki masa krisis

ekonomi 1929.

Page 21: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

36

Tabel. 5

Luasan areal tanaman pertanian di Madiun dalam ha(x1000) tahun 1918-

1929

Tahun 1918 1919 1920 1921 1922 1923 1924 1925 1926 1927 1928 1929

Jagung 44.5 81.4 81.9 57.7 68.9 69.9 86.4 77.4 99.1 94.6 87.9 72.5

Ketela 59.0 57.9 56.0 69.3 70.2 78.7 84.9 88.1 87.9 103.0 78.1 80.2

Kentang 14.8 15.6 15.7 12.6 10.2 10.6 11.9 8.9 11.4 14.2 10.5 9.1

Kacang 6.9 5.0 6.2 6.7 8.2 7.8 11.5 14.2 13.0 11.3 10.0 8.9

Sumber: Changing Economy Indonesia hlm. 97-100

Pada tahun 1926 luasan areal tanam pertanian di Madiun khususnya jagung

meningkat hingga 99.100 hektar sedangkan untuk ketela pada tahun 1927

menempati posisi tertinggi hingga 103.000 hektar. Kentang memiliki luasan areal

tanam terbesar pada tahun 1920 mencapai 15.700 hektar. Kacang menjadi satu

hasil pertanian yang memiliki luasan lahan pertanian paling kecil dan mengalami

kenaikan pada perluasan areal tanam pada tahun 1924 yakni 11.500 hektar. Secara

keseluruhan lahan areal tanam ketela yang memiliki luasan paling banyak,

mengingat fungsi ketela yang penting sebagai ganti beras dan untuk perawatan

pun lebih mudah, sedangkan untuk luasan tanah terkecil adalah untuk lahan

tanaman kacang pada tahun 1919 yang hanya sekitar 5.000 hektar.

Page 22: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

37

Tabel. 6

Produksi pertanian di Madiun dalam ton( x1000) tahun 1918-1929

Tahun 1918 1919 1920 1921 1922 1923 1924 1925 1926 1927 1928 1929

Jagung 68.8 132.4 130.9 99.4 74.4

Ketela 761.9 757.2 905.2 671.3 647.1

Kentang . 71.9 101.5 134.8 92.4 78.7

Kacang 18.3 10.6 8.8 8.6 9.6

Sumber: Changing Economy Indonesia hlm.97-100

Luasan areal tanam pertanian sejak tahun 1918 hingga 1929 terus mengalami

perubahan, dari data diatas pertanian ketela pohon menjadi salah satu yang paling

luas areal tanamnya yakni mencapai 103.000 hektar dengan hasil 905.200 ton

yakni terjadi pada tahun 1927. Adapun jenis tanaman lain juga terus mengalami

perubahan seperti halnya jagung, kentang dan kacang-kacangan. Kacang-

kacangan memiliki hasil yang memuaskan pada tahun 1925, jagung pada tahun

1926 dan kacang - kacangan pada tahun 1925. Ketela pohon merupakan salah satu

hasil tanam pertanian yang sangat penting, di mana ketela dapat ditanam dalam

waktu yang lama dan tidak harus dipanen setiap bulan atau tahun bahkan

perawatannya pun paling mudah dibangingkan dengan jenis tanaman lainnya.

Keuntungan lain menanam ketela dalam waktu lama adalah dapat dimanfaatkan

sebagai pengganti beras saat musim panen belum tiba.

Selain berbagai tanaman pertanian yang berkembang di Madiun awal abad

dua puluh industri perkebunan tebu terus mengalami perkembangan yang pesat

sehingga untuk menunjang pertumbuhan industri dan berkembangnya kegiatan

Page 23: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

38

ekonomi, maka pemerintah Hindia Belanda membangun berbagai sarana dan

prasarana di wilayah Madiun seperti gedung-gedung pemerintahan, jalan yang

mampu menghubungkan antar wilayah dan alat transportasi seperti trem dan

kereta di mana tujuan utamanya adalah sebagai alat angkut hasil perkebunan.

Wilayah Karesidenan Madiun merupakan salah satu wilayah yang strategis

untuk melakukan berbagai jenis tanaman ekspor, apalagi dengan adanya

pengairan yang terurus. Pada tahun 1909 hingga tahun 1917 dilaksanakan

pembangunan bendungan di kali Madiun dan berlokasi di dekat desa Djali

afdeling Magetan. Saluran pengairan ini sangat berguna hingga daerah Slahung,

Ponorogo. Semakin banyak dan baiknya penyiraman tanaman maka hasil yang

diperoleh pun akan menjadi semakin banyak bagi perusahaan yang mengusahakan

berbagai tanaman ekspor maupun bagi masyarakat sekitar.

Munculnnya usaha perkebunan di berbagai daerah termasuk di Madiun

yang banyak mengusahakan industri gula tidak luput dari berbagai permasalahan

yang muncul akibat adanya perbedaan pendistribusian air. Tanah sawah yang pada

umumnya masih dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai kepentingan

pangan seperti jagung, padi, dan lain-lain harus bersedia berdampingan dengan

tanaman tebu yang juga hanya bisa dan dapat tumbuh di tanah sawah. Biasannya

masyarakat menggunakan dua pertiga tanahnya untuk digunakan sebagai tanah

sawah untuk menanam padi. Pemerintah membangun dan memelihara pekerjaan

irigasi, tidak memungut biaya untuk air, kecuali tagihan sekitar ƒ. 5 per bau

Page 24: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

39

kepada pabrik untuk pengairan perkebunan.19

Kebutuhan air bagi perkebunan tebu

yang lebih banyak dari pada sawah membutuhkan kontrol yang lebih besar dan

ketat atas suplai air yang dibutuhkan. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah

dengan membagi distribusi air secara merata dan digilir berdasarkan jam-jam

tertentu yang telah ditetapkan untuk menghindari adanya perselisihann antara

pengguna lahan perkebunan ataupun pertanian tradisional.

Berikut adalah gambaran kondisi sungai Madiun

Gambar. 2

Perbedaan kali Madiun sebelum dan setelah musim kemarau sekitar tahun

1916-1919

Sumber : KITLV media

Wilayah utara termasuk Ngawi terdapat sistem sewa tanah yang

dimanfaatkan untuk penanaman kopi, kapuk randu, karet, dan kina sebagai

19 J.S Furnivall, Hindia Belanda :Studi Tentang Ekonomi Majemuk

(Jakarta: Freedom Institute,2009), hlm. 334.

Page 25: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

40

tanaman utamanya. Selain itu juga terdapat perusahaan penebangan pohon, selain

di daerah Ngawi di Ponorogo juga menjadi lahan dengan produksi utamanya

adalah kayu jati. Hutan memiliki arti yang sangat penting selain untuk keperluan

ekonomis, juga sebagai sumber air yang nyata. Dedaunan yang ada di hutan dan

terkena air hujan akan menjadi humus, dan dari humus tersebut sehingga tanah

dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Pacitan memiliki komoditas taman

berupa kopi, padi dan kelapa. Namun demikian produksi kopi tidak begitu banyak

tumbuh di Pacitan karena sebagian besar wilayahnya kurang subur dan tertutup

oleh alang-alang.

Pada tahun 1874 saat di Jawa terdapat pembatasan terhadap pembukaan

hutan diterapkan. Pembukaan-pembukaan tanah harus mendapat izin lebih dahulu

dari pemerintah, sehingga hutan di lereng-lereng gunung yang curam dapat

dilindungi.20

Hal ini mengingat pula dampak yang mungkin terjadi akibat

banyaknya lumpur dan pasir yang mungkin terbawa dengan derasnya air hujan

hingga menyebabkan bencana banjir.

Adapun jenis penguasaan tanah di Madiun antara lain adalah tanah

eigendom, tanah erfpach. Tanah eigendom didiskripsikan sebagai hak atas tanah

yang dibatasi oleh ketentuan, bahwa penggunaannya tidak boleh menganggu

penduduk. Tanah erfpach yaitu hak penggunaan tanah milik penduduk dengan

kekuasaan penuh, yang menggunakan tanah itu wajib memberi ganti rugi sebagai

sewa setiap tahun, penggunaanya dapat turun temurun selama waktu yang

20

D.H.Burger.,op.,cit, hlm. 101.

Page 26: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

41

ditentukan dalam perjanjian yang ditanda tanganinya.21

Industri gula di Madiun

dimiliki oleh orang-orang Eropa, jumlahnya hampir mencapai enam hingga tujuh

perusahaan Jumlah luas tanah penduduk dengan irigasi yang baik memiliki jumlah

yang paling besar. Luasan tanah tersebut sudah dapat di pastikan bahwa tanah

yang berpotensi untuk penanaman berbagai tanaman ekspor maupun pangan yang

membutuhkan pengairan yang cukup jauh lebih besar dari pada tanah tadah hujan,

tegalan maupun tanah pekarangan yang tidak digarap.

Kondisi geografis Madiun yang strategis yakni dikelilingi oleh banyak

pegunungan berapi di sisi timur dan barat serta lembaha-lembah yang subur dan

sebagai salah daerah aliran sungai, Madiun memiliki potensi yang besar dalam

meningkatkan hasil tanam, baik berupa tanaman ekspor maupun tanaman pangan.

Apalagi didukung oleh jumlah masyarakat pribumi yang setiap tahunnya

mengalami peningkatan, maka ketersediaan tenaga kerja pun mudah untuk

terpenuhi. Dalam menunjang berbagai kegiatan perkebunan banyak dibangun

sarana dan prasarana yang memadai. Berkembangnya berbagai teknologi modern

dalam bentuk mesin atau sarana transportasi dan datangnya berbagai penduduk

baik Cina, Arab maupun Eropa memunculkan peluang baru dalam bidang

perekonomian. Setiap wilayah di karesidenan Madiun memiliki keunggulan hasil

pertaniannya masing-masing.

21

Pemerintah Kabupaten Daerah Madiun Tingkat II, op.cit., hlm. 210.

Page 27: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...
Page 28: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...

-

Page 29: BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512024_bab2.pdf · memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding Asisten Residen maupun Bupati. ...