BAB II FUNGSI KOGNITIF

download BAB II FUNGSI KOGNITIF

of 40

Transcript of BAB II FUNGSI KOGNITIF

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    1/40

    6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Landasan Teori

    2.1.1 Lansia

    A. Definisi lansia

    Undang-undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia

    menyatakan bahwa lansia adalah seseorang yang mencapai usia 6

    tahun ke atas. !alam mende"inisikan batasan penduduk lanjut usia# ada

    tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi# aspek

    ekonomi dan aspek sosial $%&&%N 1998'. (ecara biologis penduduk

    lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara

    terus menerus# yang ditandai dengan menurunnya daya tahan "isik

    yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat

    menyebabkan kematian. )al ini disebabkan terjadinya perubahan

    dalam struktur dan "ungsi sel# jaringan# serta sistem organ $*ulsita +#

    ,1'.

    (ecara ekonomi# penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai

    beban dari pada sebagai sumber daya. %anyak orang beranggapan

    bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak man"aat#

    bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua#

    seringkali dipersepsikan secara negati" sebagai beban keluarga dan

    masyarakat $*ulsita +# ,1'.

    !ari aspek sosial# penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok

    sosial sendiri. !i negara %arat# penduduk lanjut usia menduduki strata

    sosial di bawah kaum muda. )al ini dilihat dari keterlibatan mereka

    terhadap sumber daya ekonomi# pengaruh terhadap pengambilan

    keputuan serta luasnya hubungan sosial yang semakin menurun. +kan

    tetapi di ndonesia penduduk lanjut usia menduduki kelas sosial yang

    tinggi yang harus dihormati oleh warga muda $*ulsita +# ,1'.

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    2/40

    7

    B. Klasifikasi Lansia

    )/ $1989' menetapkan batasan usia lanjut menjadi $%andiah#

    ,9' 0

    1. &elompok usia 2-29 tahun sebagai usia pertengahan $

    middle/young elderly '

    ,. /rang dengan usia 6- tahun disebut lansia $ederly'

    3. Umur 2-9 tahun disebut tua $old'

    . Umur di atas 9 tahun disebut sangat tua $very old'.

    Undang-undang 4 No. tahun 1962 menjelaskan bahwa

    seseorang dikatakan sebagai lanjut usia setelah yang bersangkutan

    mencapai umur 22 tahun ke atas# tidak mampu mencari na"kah

    $%andiah# ,9'.

    5enurut pasal 1 ayat ,#3# UU no. 13 tahun 1998 tentang

    kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah

    mencapai usia lebih dari 6 tahun $%andiah#,9'

    +hli erontology membagi usia tua menjadi , kelompok yakni

    $&aplan# (adock# rebb# ,1'0

    1. Usia tua yang muda $young old' berusia 62- tahun.

    ,. Usia tua yang tua $old-old' berusia 2 tahun dan lebih.

    7. Perubahan pada Proses enua

    (emua organ pada proses menua akan mengalami perubahan

    strktural dan "isiologis# begitu pula organ otak. !alam hal perubahan

    "isiologis sampai patologis telah dikenal tingkatan proses menua yangmenggunakan istilah senescence, senility dan demensia. Senescence

    menandakan perubahan penuaan normal dan senility menandakan

    penuaan yang abnormal# tetapi batasnya masih tidak jelas. Senilityjuga

    dipakai sebagai indikasi gangguan mental yang ringan pada usia lanjut

    yang tidak mengalami demensia $7ummings# %enson# 199,'.

    roses untuk menjadi tua ini memang sudah dimulai sebelum

    suatu kelahiran terjadi# selama manusia hidup# akan terjadi suatu

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    3/40

    8

    perubahan "ungsi dan struktur sel tubuh manusia. maturitas akan

    terjadi pada sekitar usia , atau ,2 tahun. pertumbuhan akan berhenti#

    dan proses ketuaan akan mulai nampak usia 3 tahun $+swin (# ,3'.

    roses ketuaan ditandai oleh menurunnya kemampuan tubuh

    untuk beradaptasi atau pulih dari suatu rangsangan. %egitu pula orang

    tua akan berkurang kemampuannya dalam melaksanakan kegiatan

    "isik. enuaan dapat terjadi secara "isiologis dan patologis. %ila

    seseorang mengalami penuaan "isiologis (fisiological aging), maka

    mereka tua dalam keadaan sehat (healthy aging).

    enuaan dibagi menjadi ,# yaitu $1' penuaan sesuai kronologis

    usia $penuaan primer' yang dipengaruhi oleh "aktor endogen# dimana

    perubahan dimulai dari sel# jaringan# organ dan sistem pada tubuh# $,'

    penuaan sekunder yang dipengaruhi oleh "aktor eksogen# yaitu

    lingkungan# sosial budayagaya hidup dan lingkungan. :aktor eksogen

    dapat juga mempengaruhi "aktor endogen# sehingga dikenal "aktor

    resiko. :aktor resiko tersebut yang menyebabkan penuaan patologis

    (pathological aging) $udjiastuti# Utomo# ,3'.

    Healthy aging akan dipengaruhi oleh , "aktor yaitu endogenic

    dan exogenic factor $!armojo %# ,9'. Endogenic factor yang

    dimulai dengan cellular aging# lewat tissue dan anatomical aging ke

    arah proses menuanya organ tubuh. roses ini seperti jam yang terus

    berputar. (edangkan Exogenic factor# yang dapat dibagidalam sebab

    lingkungan $environment' dimana seseorang hidup dan "aktor

    sosiobudaya yang paling tepat disebut gaya hidup $ life style '.

    5enuju healthy aging $menua sehat' dapat dengan jalan yaitu

    peningkatan mutu $promotion'# pencegahan penyakit $prevention'#

    pengobatan penyakit $curative'# dan pemulihan $rehabilitation'#

    sehingga keadaan patologikpun dicoba untuk disembuhkan karena

    proses patologik akan mempercepat jalannya jam waktu tadi#

    endogenic dan exogenic factors ini seringkali sulit untuk dipisah-

    pisahkan karena saling mempengaruhi dengan erat maka bila "aktor-

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    4/40

    9

    "aktor tersebut tidak dapat dicegah terjadinya maka orang tersebut akan

    lebih cepat meninggal $!armojo %# ,9'.

    :aktor risiko dan penyakit degenerati" seringkali bersamaan

    sehingga memungkinkan terjadinya banyak penyakit pada satu

    penderita $multi patologi' maka "aktor resiko tadi haruslah dicegah dan

    dikendalikan. +dapun "aktor endogen dan eksogen tersebut adalah 0

    1. :aktor internal

    engaruh "aktor-"aktor internal seperti terjadinya penurunan

    anatomik# "isiologik dan perubahan psikososial pada proses menua

    makin besar# penurunan ini akan menyebabkan lebih mudah timbulnya

    penyakit dimana batas antara penurunan tersebut dengan penyakit

    seringkali tidak begitu nyata $!armojo# 5artono# ,'.

    enurunan anatomik dan "isiologik meliputi sistem otak dan

    syara" otak# sistem kardio;askuler# sistem pernapasan# sistem

    metabolisme# sistem ekskresi dan sistem musculoskeletal serta

    penyakit-penyakit degenerati"# roses menua tidak dengan sendirinya

    menyebabkan terjadinya demensia. enuaan menyebabkan terjadinya

    perubahan anatomi dan biokimiawi disusunan sara" pusat. enurunan

    anatomik dan "isiologik dapat meliputi0

    a. (istem sara" pusat $otak' dan sara" otak

    %erat otak akan menurun sebanyak sekitar 1ilarso# 1988'. !isamping itu meningen menebal# giri dan

    sulci otak berkurang kedalamannya# kelainan ini tidak

    menyebabkan gangguan patologi yang berarti. ada pembuluh

    darah terjadi penebalan intima akibat proses aterosklerosis dan

    tunika media berakibat terjadi gangguan ;askularisasi otak yang

    dapat menyebabkan stroke dan demensia ;askuler sedangkan pada

    daerah hipotalamus menyebabkan terjadinya gangguan sara" otak

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    5/40

    10

    akibat pengaruh berkurangnya berbagai neurotransmitter $5artono#

    ranarka# ,9 '.

    enurunan aliran darah pada umur 1-18 = 9#3

    ccmenit1gr jaringan otak# umur 2-99 = #cc1gr jaringan

    otak $>ilarso# 1988'. ada beberapa penderita tua terjadi penurunan

    daya ingat dan gangguan psikomotor yang masih wajar# disebut

    sebagai si"at pelupa benigna akibat penuaan keadaan ini tidak

    menyebabkan gangguan pada akti"itas hidup sehari-hari# biasanya

    dikenali oleh keluarga atau teman karena sering mengulang

    pertanyaan yang sama atau lupa kejadian yang baru terjadi.

    b. (istem kardio;askuler

    !inding ;entrikel kiri sampai usia 8 tahun menjadi ,2ilarso# 1988'. alaupun tanpa adanya penyakit pada usia lanjut

    jantung sudah menunjukkan penurunan kekuatan kontraksi#

    kecepatan kontraksi dan isi sekuncup. >erjadi pula penurunan yang

    signi"ikan dari cadangan jantung dan kemampuan untuk

    meningkatkan kekuatan curah jantung $5artono# ranarka# ,9'.

    c. (istem pernapasan

    (istem respirasi sudah mencapai kematangan pertumbuhan

    pada usia ,-,2 tahun# setelah itu mulai menurun "ungsinya#

    elastisitas paru menurun# kekakuan dinding dada meningkat#

    kekuatan otot dada menurun. (emua ini berakibat menurunnya

    rasio ;entilasi-per"usi di bagian paru yang tak bebas dan pelebaran

    gradient al;eolar arteri untuk oksigen# disamping itu ada

    penurunan gerak silia di dinding system pernapasan# penurunan

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    6/40

    11

    re"lek batuk yang dapat menyebabkan terjadinya in"eksi akut pada

    saluran pernapasan $5artono# ranarka# ,9'.

    5enurut >ilarso $1988'# ;olume residual akan meningkat

    pada dekade ke 3 sampai dengan 9# kapasitas ;ital turun 1-,,

    cctahun# pemakaian oksigen maksimal pada keadaan stress turun

    2< pada usia 8 tahun.

    d. (istem metabolisme

    ada sekitar 2< usia lanjut menunjukkan intoleransi

    glukosa dengan kadar glukosa darah puasa yang normal# "rekuensi

    hipertiroid tinggi pada usia lanjut $,2ilarso# 1988'. ada usia lanjut ginjal

    mengalami perubahan yaitu terjadi penebalan kapsula %owman

    dan gangguan permeabilitas terhadap Aat yang akan di"iltrasi#

    ne"ron secara keseluruhan mengalami penurunan dan mulai terlihat

    atropi# aliran darah di ginjal pada usia 2 tahun tinggal sekitar 2ucker ,3'.

    engertian yang lebih sesuai dengan beha;ior neurology dan

    neuropsikologi# kogniti" adalah suatu proses dimana semua maksud

    sensori $taktil# ;isual# dan auditori' akan diubah# diolah# disimpan# dan

    selanjutnya digunakan untuk hubungan interneuro secara sempurna

    sehingga indi;idu mampu melakukan penalaran terhadap masukan

    sensoris tersebut $iyoto# ,,'.

    :ungsi kogniti" merupakan suatu proses mental manusia yang

    meliputi perhatian# persepsi# proses berpikir# pengetahuan dan memori.

    (ebanyak 2< dari bagian otak besar merupakan area kogniti"

    $(aladin# ,'.

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    11/40

    16

    B. Ana#oi dan !isiolo"i !un"si ko"ni#if

    5asing-masing domain kogniti" tidak dapat berjalan sendiri-

    sendiri dalam menjalankan "ungsinya# tetapi sebagai satu-kesatuan#

    yang disebut sistem limbik $5arkam (# ,3'. (truktur Bimbik terdiri

    dari amigdala# hipokampus# nucleus talamik anterior# girus subkalosus#

    girus cinguli# girus parahipokampus# "ormasio hipokampus# dan korpus

    mamillare. +l;eus# "imbria# "orniks# traktus mamilotalamikus# dan

    striae terminalis membentuk jaras-jaras penghubung sistem ini $(nell

    4(# ,1D a?man (# ,'.

    $abar 1. Sis#e Libik

    (umber0 a?man (. >he limbic system. n 0 Bange Neuroanatomy.

    eran sentral sistem limbik meliputi memori# pembelajaran#

    moti;asi# emosi# "ungsi neuroendokrin# dan akti;itas otonom. (truktur

    otak berikut ini bagian dari sistem limbik $(nell 4(# ,1D a?man

    (# ,'0

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    12/40

    17

    1. +migdala# terlibat dalam pengaturan emosi dimana pada hemis"er

    kanan predominan untuk belajar emosi dalam keadaan tidak sadar#

    dan pada hemis"er kiri predominan untuk belajar emosi pada saat

    sadar.

    ,. )ipokampus# terlibat dalam pembentukan memori jangka panjang#

    pemeliharaan "ungsi kogniti" yaitu proses pembelajaran.

    3. irus parahipokampus# berperan dalam pembentukan memori

    spasial.

    . irus cinguli# mengatur "ungsi otonom seperti denyut jantung#

    tekanan darah# dan kogniti" yaitu atensi. &orteks cinguli anterior

    $+77' merupakan struktur limbik terluas# ber"ungsi pada a"ekti"

    kogniti"# otonom# perilaku dan motorik

    2. :orniks# membawa sinyal dari hipokampus ke mamillary bodies

    dan septal nuclei# "orniks berperan dalam meori dan pembelajaran.

    6. )ipotalamus# ber"ungsi mengatur sistem sara" otonom melalui

    produksi dan pelepasan hormone# tekanan darah# denyut jantung#

    libido# siklus tidurbangun# perubahan memori baru menjadi

    memori jangka panjang.

    . >alamus ialah kumpulan badan sel sara" didalam diense"alon

    membentuk dinding lateral ;ertrikel tiga. :ungsi thalamus sebagai

    pusat hantaran rangsang indra dari peri"er ke korteks serebri.

    !engan kata lain# thalamus merupakan pusat pengaturan "ungsi

    kogniti" di otaksebagai stasiun relay ke korteks serebri.

    8. 5amillary bodies# berperan dalam pembentuka memori dan

    pembelajaran.

    9. irus dentatus# berperan dalam memori baru dan mengatur

    kebahagiaan.

    1. &orteks entorhinal# penting dalam memori dan merupakan

    komponen asosiasi.

    (edangkan lobus otak yang ikut berperan dalam kogniti" adalah

    $5arkam (# ,3' 0

    1. Bobus "rontalis

    :ungsi lobus "rontalis mengatur motorik# prilaku# kepribadian#

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    13/40

    18

    bahasa# memori# orientasi spasial# belajar asosiati"# daya analisis

    dan sintesis sebagian korteks medial lobus "rontalis dikaitkan

    sebagai bagian system limbic# karena banyaknya koneksi anatomic

    dengan struktur limbic dan adanya perubahan emosi bila terjadi

    kerusakan.

    ,. Bobus parietalis

    Bobus parietalis ber"ungsi dalam membaca# persepsi# memori# dan

    ;isuospasial. &orteks ini menerima stimuli sensori $input ;isual#

    auditori# taktil' dari area asosiasi sekunder. &arena menerima input

    dari berbagai modalitas sensori sering disebut korteks heteromodal

    dan mampu membentuk asosiasi sensori $cross modal association'.

    (ehingga manusia dapat menghubungkan input ;isual dan

    menggambarkan apa yang mereka lihat atau pegang.

    3. Bobus temporalis

    Bobus temporalis ber"ungsi mengatur pendengaran# penglihatan#

    emosi# memori# kategorisasi benda-benda# dan seleksi rangsangan

    auditorik dan ;isual.

    . Bobus oksipitalis

    Bobus oksipitalis ber"ungsi mengatur penglihatan primer#

    ;isuospasial# memori dan bahasa.

    :ungsi kogniti" terdiri dari 0

    1. +tensi# konsentrasi

    +tensi merupakan kemampuan untuk bereaksi atau

    memperhatikan satu stimulus tertentu $spesi"ik' dengan mampu

    mengabaikan stimulus lain baik internal maupun eksternal yang tidak

    perlu atau tidak dibutuhkan $5odul neurobeha;iour# ,8'.

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    14/40

    19

    :ungsi kogniti" yang baik didukung oleh atensi atau konsentrasi

    yang baik. +tensi dan konsentrasi yang terganggu akan mempunyai

    dampak terhadap "ungsi kogniti" lain seperti memori# bahasa dan

    "ungsi eksekuti". (istem akti;asi retikuler sangat berperan penting

    dalam "ungsi atensi# demikian juga thalamus sebagai pusat modulasi

    kortikal. enurunan "ungsi atensi sesuai proses menua normal dimulai

    usia , tahun berlanjut sampai usia tua. +tensi merupakan kemampuan

    yang kompleks termasuk kewaspadaan# konsentrasi# dan bebas

    distraksi. +tensi merujuk pada mempertahankan menjalani perintah#

    "okus dan akti;itas mental yang dapat beralih bila dibutuhkan

    $Bumempaw# ,9'.

    angguan atensi dapat berupa dua kondisi klinik berbeda.

    ertama ketidakmampuan mempertahankan atensi maupun atensi yang

    terpecah atau tidak atensi sama sekali# dan kedua inatensi spesi"ik

    unilateral terhadap stimulus pada sisi tubuh kontralateral lesi otak

    $5odul neurobeha;iour# ,8'.

    ,. 5emori

    5emori adalah proses bertingkat dimana in"ormasi pertama kali

    harus dicatat dalam area korteks sensorik kemudian diproses melalui

    system limbik untuk terjadinya pembelajaran baru $5odul

    neurobeha;iour# ,8'.

    engetahuan dasar indi;idual dapat sangat baik terpelihara

    sepanjang usia# tetapi pemasukan in"ormasi baru dapat menurun.

    &emampuan memori pada usia 2 tahun menurun ,2< dibandingkan

    usia , tahun $Bumempaw# ,9'.

    (ecara klinik memori dibagi menjadi tiga tipe dasar 0 immediate,

    recent, dan remote memoryberdasarkan rentang waktu antara stimulus

    dan recall $5odul neurobeha;iour# ,8'.

    a. Immediate memory merupakan kemampuan untuk merecall

    stimulus dalam inter;al waktu beberapa detik.

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    15/40

    20

    b. ecent memory merupakan kemampuan untuk mengingat

    kejadian sehari-hari $misalnya tanggal# nama dokter# apa yang

    dimakan saat sarapan# atau kejadian-kejadian baru' dan

    mempelajari materi baru serta mencari materi tersebut dalam

    rentang waktu menit# jam# hari# bulan# tahun.

    c. emote memory merupakan rekoleksi kejadian yang terjadi

    bertahun-tahun yang lalu $misalya tanggal lahir# sejarah# nama

    teman'

    angguan utama "ungsi ini pada proses menua berhubungan

    dengan pemindahan in"ormasi dari penyimpanan sementara ke tempat

    penyimpanan permanen di otak# hal ini berkaitan dengan memori baru.

    5emori lama biasanya relati;e baik atau sedikit menurun. )asil

    penelitian "ungsi memori menurun pada proses recall# sedangkan

    recognition tetap baik. emeriksaan memori meliputi memori baru

    $;erbalauditorik dan non-;erbal;isual'# memori tertunda (recall

    memory), dan rekognisi serta memori lama (remote memory)

    $Bumempaw# ,9'.

    3. %ahasa

    %ahasa merupakan perangkat dasar komunikasi dan modalitas

    dasar yang membangun kemampuan "ungsi kogniti". /leh karena itu

    pemeriksaan bahasa harus dilakukan pada awal pemeriksaan

    neurobeha;ior. Eika terdapat gangguan bahasa# pemeriksaan kogniti"

    seperti memori ;erbal# "ungsi eksekuti" akan mengalami kesulitan atau

    tidak mungkin dilakukan $5odul neurobeha;iour# ,8'.

    :ungsi bahasa merupakan kemampuan yang meliputi

    parameter# yaitu kelancaran# pemahaman# pengulangan dan naming

    $oldman# ,'0

    a. &elancaran

    &elancaran merujuk pada kemampuan untuk menghasilkan

    kalimat dengan panjang# ritme dan melodi yang normal. (uatu

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    16/40

    21

    metode yang dapat membantu menilai kelancaran pasien adalah

    dengan meminta pasien menulis atau berbicara secara spontan.

    b. emahaman

    emahaman merujuk pada kemampuan untuk memahami

    suatu perkataan atau perintah# dibuktikan dengan mampunya

    seseorang untuk melakukan perintah tersebut.

    c. engulangan

    &emampuan seseorang untuk mengulangi suatu pernyataan

    atau kalimat yang diucapkan seseorang.

    d. !aming

    !aming merujuk pada kemampuan seseorang untuk

    menamai suatu objek beserta bagian-bagiannya.

    %ahasa mengacu pada komunikasi simbolis. :ungsi ini relati;e

    baik pada proses menua. :aktor sensoris seperti pendengaran yang

    berkurang juga dapat menyebabkan gangguan kelancaran berbahasa

    $Bumempaw# ,9'.

    . Fisuospasial

    5erupakan kemampuan persepsi ruang yaitu mengamati

    lingkungan sekitar dan juga mengamati dirinya sendiri. %ila

    mengalami gangguan "ungsi ini terjadi kesulitan untuk menggambar

    atau melukis atau memahat dan sebagainya $Bumempaw# ,9'.

    &emampuan ;isuospasial dapat die;aluasi melalui kemampuan

    kontruksional seperti menggambar atau meniru berbagai macam

    gambar $misal 0 lingkaran# kubus' dan menyusun balok-balok. (emua

    lobus berperan dalam kemampuan konstruksi ini tetapi lobus parietal

    terutama hemis"er kanan mempunyai peran yang paling dominan.

    5enggambar jam sering digunakan untuk skrining kemampuan

    ;isuospasial dan "ungsi eksekuti" dimana berkaitan dengan gangguan

    di lobus "rontal dan parietal $5odul neurobeha;iour# ,8'.

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    17/40

    22

    asien diminta untuk menggambar jam berbentuk lingkaran

    kemudian dengan angkanya yang lengkap# jika gambar jam digambar

    terlalu kecil sehingga angka-angkanya tidak muat# hal ini mencermikan

    gangguan pada perencanaan. Eika terdapat neglek unilateral pasien

    menempatkan angka hanya pada satu sisi. (elanjutnya pasien diminta

    untuk menggambar jarum pada pukul 1101. asien dengan gangguan

    "ungsi eksekuti" akan menunjuk jarum pada angka 1 dan 11 $5odul

    neurobeha;iour# ,8'.

    2. :ungsi eksekuti"

    :ungsi eksekuti" adalah kemampuan kogniti" tinggi seperti cara

    berpikir dan kemampuan pemecahan masalah. &emampuan eksekusi

    diperankan oleh lobus "rontal# tetapi pengalaman klinis menunjukkan

    bahwa semua sirkuit yang terkait dengan lobus "rontal juga

    menyebabkan sindroma lobus "rontal. !iperlukan atensi# bahasa#

    memori dan ;isuospasial sebagai dasar untuk menyusun kemampuan

    kogniti" $5odul Neurobeha;ior# ,8'.

    :ungsi eksekuti" dimediasi oleh korteks pre"rontal dorsolateral

    dan struktur kortikal serta subkortikal yang berhubungan dengan

    daerah tersebut. &erusakan pada korteks pre"rontal dorsolateral dapat

    menimbulkan sindrom neurobeha;ioral dengan gejala @ gejala seperti

    berkurangnya akti;itas motorik kompleks # proses ber"ikir yang tidak

    konkrit# gagal mengenal konsep @ konsep# kurang "leksibilitas# serta

    terjadi perilaku motorik yang stereotipik $Bumempaw# ,9'.

    stilah penurunan kogniti" sebenarnya menggambarkan

    perubahan kogniti" yang berkelanjutan. %eberapa dianggap masih

    dalam spektrum penuaan normal# sementara yang lainnya dimasukkan

    dalam ketegori gangguan ringan. Untuk menentukan gangguan "ungsi

    kogniti"# biasanya dilakukan penilaian terhadap satu domain atau lebih

    seperti memori# orientasi# bahasa# "ungsi eksekuti" dan praksis. >emuan

    dari berbagai peneltian klinis dan epidemiologis menunjukkan bahwa

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    18/40

    23

    "aktor biologis# perilaku# sosial dan lingkungan dapat berkontribusi

    terhadap esiko penurunan "ungsi kogniti" $lassman# illiam# %urke

    ,1'.

    %. Ko"ni#if pada Lansia

    (etiati# )arimurti# dan 4oosheroe $,6' menyebutkan adanya

    perubahan kogniti" yang terjadi pada lansia# meliputi berkurangnya

    kemampuan meningkatkan "ungsi intelektual# berkurangnya e"isiensi

    tranmisi sara" di otak $menyebabkan proses in"ormasi melambat dan

    banyak in"ormasi hilang selama transmisi'# berkurangnya kemampuan

    mengakumulasi in"ormasi baru dan mengambil in"ormasi dari memori#

    serta kemampuan mengingat kejadian masa lalu lebih baik

    dibandingkan kemampuan mengingat kejadian yang baru saja terjadi.

    enurunan menyeluruh pada "ungsi sistem sara" pusat

    dipercaya sebagai kontributor utama perubahan dalam kemampuan

    kogniti" dan e"isiensi dalam pemrosesan in"ormasi $apalia# /lds#

    :eldman# ,2'.

    enurunan terkait penuaan ditunjukkan dalam kecepatan#

    memori jangka pendek# memori kerja dan memori jangka panjang.

    erubahan ini telah dihubungkan dengan perubahan pada struktur dan

    "ungsi otak. 4aA dan 4odrigue menyebutkan garis besar dari berbagai

    perubahan post mortem pada otak lanjut usia# meliputi ;olume dan

    berat otak yang berkurang# pembesaran ;entrikel dan pelebaran sulkus#

    hilangnya sel-sel sara" di neokorteks# hipokampus dan serebelum#

    penciutan sara" dan dismor"ologi# pengurangan densitas sinaps#

    kerusakan mitokondria dan penurunan kemampuan perbaikan !N+.

    4aA dan 4odrigue juga menambahkan terjadinya hiperintensitas

    substansia alba# yang bukan hanya di lobus "rontalis# tapi juga dapat

    menyebar hingga daerah posterior# akibat per"usi serebral yang

    berkurang. %uruknya lobus "rontalis seiring dengan penuaan telah

    memunculkan hipotesis lobus "rontalis# dengan asumsi penurunan

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    19/40

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    20/40

    25

    b. >eori Guse it or lose itH# teori mengatakan stimulus mental

    selama dewasa merupakan proteksi dalam melawan

    penurunan "ungsi kogniti" yang prematur. endidikan

    pada awal kehidupan mempunyai pengaruh pada

    kehidupan selanjutnya jika seseorang tersebut terus

    melanjutkan pendidikan untuk menstimulasi mental yang

    diduga berman"aat untuk neurokimia dan pengaruh

    struktur otak $%osma et al ,3D (eeman et al# ,2'

    (atu teori menjelaskan tentangsynaptic reserve hypothesis#

    dimana orang yang berpendidikan tinggi mempunyai lebih

    banyak synaps di otak dibanding orang yang berpendidikan

    rendah. &etikasynap tersebut rusak karena ada proses penyakit

    +lAheimer maka synap yang lain akan menggantikan tempat

    yang rusak tadi. >eori ini berhubungan dengan cognitive reserve

    hypothesis dimana orang yang beredukasi memiliki lebih banyak

    sinaps pada otak dan mampu melakukan mengkompensasi

    dengan baik terhadap hilangnya suatu kemampuan dengan

    menggunakan strategi alternati;e pada tes yang didapati selama

    pelatihan selama pendidikan# dengan demikian dapat

    diasumsikan orang yang berpendidikan tinggi menurun

    "leksibilitas ini dalam test"ta#ing strategy $!ash# Fillemarette-

    ittman# ,2'.

    (uatu studi yang dilakukan oleh %ennett et al# $,3' untuk

    mengetahui hubungan antara tingkat edukasi "ormal dan patologi

    $l%heimer &iseases. >ernyata dijumpai adanya bukti yang kuat

    antara senile pla'ue dan le;el "ungsi kogniti" yang berbeda

    berdasarkan tingkat edukasi "ormal.

    (tudi yang dilakukan oleh (eeman et al $,2'

    menyimpulkan bahwasannya semakin tinggi pendidikan

    penderita +lAheimer maka semakin cepat penurunan "ungsi

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    21/40

    26

    kogniti". )ipotesis cognitive reserve $74' dapat menjelaskan hal

    ini. )ipotesis ini menjelaskan bahwa ada perbedaan indi;idu

    dalam kemampuan mengatasi patologis penyakit +lAheimer.

    (ubstrat neural dari 74 dapat mengambil bentuk dari jumlah

    yang besar dari sinaps atau neuron yang sehat saat yang lainnya

    dipengaruhi proses patologis +lAheimer. (ehingga penyakit

    +lAheimer pada tingkat pendidikan tinggi baru bermani"estasi

    secara klinis setelah kelainan patologi otak cukup parah

    $patologis di otak yang berpendidikan tinggi lebih berat dari yang

    berpendidikan rendah saat penyakit +lAheimer terdeteksi'. !an

    pada saat patologis otak sudah berat dan meluas# substrat neural

    yang mengkompensasi tersebut tidak lagi tersedia dan penurunan

    "ungsi kogniti" yang cepat terjadi.

    3. ekerjaan

    ekerjaan dapat mempercepat proses menua yaitu pada

    pekerja kerasover or#ing# seperti pada buruh kasarpetani.

    ekerjaan orang dapat mempengaruhi "ungsi kogniti"nya# dimana

    pekerjaan yang terus-menerus melatih kapasitas otak dapat

    membantu mencegah terjadinya penurunan "ungsi kogniti" dan

    mencegah demensia $(idiarto# &usumoputro# 1999'.

    .

    . (troke

    %aik stroke iskemik maupun hemoragik dapat

    mengakibatkan kerusakan bahkan sampai kematian sel otak.

    +kibat dari keadaan tersebut dapat timbul suatu kelainan klinis

    sebagai akibat dari kerusakan sel otak pada bagian tertentu tetapi

    juga dapat berakibat terganggunya proses akti;itas mental atau

    "ungsi kortikal luhur termasuk "ungsi kogniti" $Nasreddine * et

    al# ,2'.

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    22/40

    27

    %anyak penelitian yang telah dilakukan mengenai

    gangguan kogniti" dan demensia pasca stroke# hu et al $1998'

    dalam penelitiannya mengatakan bahwa stroke selain

    berhubungan dengan disability $ketidakmampuan' juga

    berhubungan dengan perkembangan demensia. >ipestro#e silent

    merupakan "aktor risiko penting untuk terjadinya gangguan

    kogniti". !ari hasil penelitiannya dikatakan bahwa stroke juga

    berhubungan dengan terjadinya gangguan kogniti" tanpa adanya

    demensia $&usumoputro (# ,1'.

    asien stroke iskemik yang dirawat mempunyai risiko

    paling sedikit lima kali untuk terjadinya demensia. 5ekanisme

    yang mendasari hubungan tersebut ada beberapa. ertama stroke

    secara langsung atau sebagian penyebab utama demensia# yang

    secara umum diklasi"ikasikan sebagai demensia multi in"ark atau

    demensia ;askuler. &edua adanya stroke memacu onset

    terjadinya demensia +lAheimerIs. lesi ;ascular pada otak

    termasuk perubahan pada subtansi alba# lesi degenerasi

    +lAheimerIs dan usia sendiri berpengaruh pada perkembangan

    dari demensia.

    *oh+asvaara d## $1998' mengatakan bahwa "aktor risiko

    demensia yang dihubungkan dengan stroke belum diketahui

    secara lengkap# berbagai "aktor gambaran stroke $dysphasia#

    sindrom stroke dominan'# karakteristik penderita $tingkat

    pendidikan' dan penyakit kardio;askular yang mendahului

    berperan terhadap risiko tersebut $4ahmawati !# ,6'.

    *oh+asvaara d## $1998' dalam penelitian lainnya

    mengatakan bahwa penurunan kogniti" dan demensia sering

    terjadi pada pasien stroke iskemik# dan "rekuensinya meningkat

    dengan meningkatnya usia $&usumoputro (# ,1'.

    )asil penelitian*oh+asvaara didapatkan penurunan "ungsi

    kogniti" yang terjadi 3 bulan pasca stroke adalah 26#< untuk

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    23/40

    28

    paling sedikit satu kategori# 31#8< untuk penurunan dua atau tiga

    kategori# dan penurunan lebih dari empat kategori ada ,6#8ikus dengan diabetes# dan dianggap

    mengalami de"isiensi insulin relati"# terdapat penurunan

    potensiasi jangka panjang di hipokampus yang diukursecara elektro"isiologi. %ila potensiasi jangka panjang

    menurun# neuronhipokampus tikus yang terpapar insulin

    menunjukkan inhibisi spontan. &emungkinan reduksi

    pada uptake glukosa mempunyai e"ek langsung terhadap

    bagaimana insulin meregulasi "ungsi hipokampus pada

    pasien !5. 4esistensi insulin dan diabetes mellitus tipe ,

    dapat berperan pada dis"ungsi kogniti" melalui tiga

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    28/40

    33

    mekanisme. ertama# dis"ungsi kogniti" pada pasien

    dengan diabetes tipe , berkorelasi dengan penanda

    in"lamatorik# dan peningkatan in"lamasi berperan dalam

    perkembangan penyakit +lAheimer atau makro;askuler.

    eninggian protein 7-reakti"# dan peninggian B-6

    mempengaruhi gangguan "ungsi kogniti". asien dengan

    diabetes tipe , mempunyai le;el penanda in"lamatorik

    lebih tinggi# antara lain proten 7-reakti"# -1-

    antikhimotripsin# B-6# dan molekul adhesi interseluler 1

    daripada populasi kontrol. 5ekanisme potensial kedua#

    resistensi insulin dan diabetes tipe , berperan pada

    dis"ungsi kogniti" adalah terputusnya aksis hipothalamus-

    pituitari-adrenal. %aik binatang maupun manusia dengan

    !5 mengalami up-regulasi aksis hipothalamus-pituitari-

    adrenal# dengan peningkatan kortisol serum dibanding

    dengan kontrol. )iperkortisolemia ternyata menyebabkan

    dis"ungsi kogniti". 5ekanisme potensial ketiga dimana

    resistensi insulin dapat secara tidak langsung berperan

    dalam dis"ungsi kogniti" adalah dengan meningkatkan

    pembentukan plak senilis-amiloid dibentuk dari

    pembelahan protein prekrusor amiloid $+'# diproduksi

    di neuron# oleh enAim sekretase dab@amiloid akhirnya

    terdegradasi oleh enAim pemecah insulin. eptide amiloid

    dapat dengan sendirinya berikatan dengan 4+C dan

    menghasilkan dis"ungsi mikroglial dan neuronal serta

    stress oksidati". nsulin dan resistensi insulin dapat

    mempengaruhi metabolisme + dan -amiloid# sehingga

    berpotensi memperbesar beban plak senilis serebral.

    4esistensi insulin dapat menyebabkan penurunan

    degradasi + yang dapat diatasi dengan meninggikan

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    29/40

    34

    le;el insulin dalam serum dan kemungkinan besar juga di

    jaringan.

    . +kti;itas "isik

    %eberapa hipotesis yang menjelaskan tentang mekanisme

    yang mendasari hubungan antara akti;itas "isik dan "ungsi

    kogniti" masih belum dapat dipahami. +kti;itas "isik terlihat

    dapat mempertahankan aliran darah otak dan mungkin juga

    meningkatkan persediaan nutrisi otak. (elain itu kegiatan

    akti;itas "isik juga diyakini untuk mem"asilitasi metabolismeneurotransmiter# dapat juga memicu perubahan akti;itas

    molekuler dan seluler yang mendukung dan menjaga plastisitas

    otak. %ukti dari suatu studi hewan telah menunjukkan bahwa

    akti;itas "isik berhubungan dengan seluler# molekul dan

    perubahan neurokimia. engaruh yang diamati berhubungan

    dengan peningkatan ;askularisasi di otak# peningkatan le;el

    dopamin# dan perubahan molekuler pada "aktor neutropik yang

    berman"aat sebagai "ungsi neuroprotecti;e $(ingh-5anou?#

    ,2D )ernandeA# ,1'. (elain itu akti;itas "isik juga diduga

    menstimulasi "aktor tropik dan neuronal groth yang

    kemungkinan "aktor-"aktor ini yang menghambat penurunan

    "ungsi kogniti" dan demensia $Ka""e et al# ,1'.

    ada exercise, beberapa sistem molekul yang berperan

    didalamnya berman"aat untuk otak. :aktor-"aktor neurotrofi#

    kebanyakan yang berperan dalam e"ek yang berman"aat tersebut.

    :aktor neurotro"ik itu terutama %!N:# karena dapat

    meningkatkan ketahanan dan pertumbuhan beberapa tipe dari

    neuron# meliputi neuron glutamanergik. %!N: berperan sebagai

    mediator utama dari e"ikasi sinaptik# penghubungan sel sara" dan

    plastisitas sel sara" $7otman# %erchtold# ,,'.

    !iduga bahwa response neurotorphin yang diperantarai

    exercise mungkin terbatas pada sistem motorik# sensorik# dari

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    30/40

    35

    otak# seperti serebellum# area korteks primer antara lain basal

    ganglia. )asil yang dijumpai pada suatu penelitian beberapa hari

    setelah voluntany tral"runing dilakukan# mengingatkan kadar dari

    %!N: m4N+ di hipokampus# struktur higly plastic yang secara

    normal berkaitan dengan "ungsi kogniti" dibandingkan akti"itas

    motorik. erubahan kadar m4N+ dijumpai di neuron# terutama

    di girus dentatus# hilus# dan regio 7+3. eningkatan terjadi

    dalam beberapa hari pada tikus jantan dan betina# menetap

    sampai beberapa minggu selama latihan dan bersamaan dengan

    peningkatan jumlah protein %!N: $7otman# %erchtold# ,,' .

    5eskipun "aktor-"aktor neurotro"ik lain seperti N: L

    ::-, juga diindukasi di hipokampus sebagai respon pada

    latihan# peningkatannya hanya sesaat dan kurang jelasnyata

    dibanding %!N:# ini menunjukkan bahwa %!N: merupakan

    kandidat yang lebih baik dalam memediasi man"aat jangka

    panjang dari exercisepada otak $7otman# %erchtold# ,,' .

    +kti;itas "isik kemungkinan mempertahankan kesehatan

    ;askular otak dengan menurunkan tekanan darah# meningkatkan

    pro"il lipoprotein# mendukung produksi endotel nitrat oksidasi

    dan memastikan per"usi otak cukup. !emikian pula# muncul

    bukti hubungan antara insulin dan amiloid menunjukkan bahwa

    man"aat akti;itas aerobik pada resistensi insulin dan glucose

    intolerance# mungkin ini merupakan mekanisme yang lain

    dimana akti;itas "isik dapat mencegah atau menunda penurunan

    "ungsi kogniti" $eu;e et al# ,'.

    8. Nutrisi

    %erdasarkan penelitian di tiga kota di prancis dengan

    subjek 882 lansia usia M 62 tahun tanpa demensia# didapatkan

    bahwa konsumsi ikan# buah dan sayur dapat mengurangi risiko

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    31/40

    36

    segala penyebab demensia. enelitian ini dimulai pada tahun

    1999 menggunakan studi kohort dan diikuti selama tahun.

    )asilnya# mengkonsumsi ikan setidaknya sekali dalam seminggu

    terbukti mampu menurunkan risiko segala penyebab demensia

    $)4 #62' dibandingkan orang yang lebih jarang mengkonsumsi

    ikan. 5engkonsumsi buah dan sayur setiap hari mempunyai

    hubungan yang signi"ikan dalam menurunkan risiko segala

    penyebab demensia $)4 #,' dibandingkan dengan mereka

    yang jarang makan buah dan sayur $Ee""rey (# ,'.

    9. 5erokok

    enelitian menunjukkan bahwa merokok pada usia

    pertengahan berhubungan dengan kejadian gangguan "ungsi

    kogniti" pada usia lanjut# sedangkan status masih merokok

    dihubungkan dengan peningkatan insiden demensia dan

    $l%heimer &iseases $4ahmawati !# ,6'. ada penelitian

    lainnya didapatkan bahwa jumlah batang rokok per-hari tidak

    memiliki hubungan yang bermakna dengan "ungsi kogniti"

    $>amin +# ,11'.

    +supan nikotin# Aat adikti" utama dalam rokok dapat

    menguntungkan "ungsi kogniti". >erutama atensi# belajar dan

    daya ingat dengan mem"asilitasi pelepasan asetilkolin# glutamate#

    dopamine# noreepine"rin# serotonin dan +%+# tetapi terpapar

    asap tembakau jangka panjang terbukti meningkatkan risiko

    gangguan kogniti" dan demensia dikemudian hari# termasuk

    peningkatan in"ark otak silent# intensitas massa alba# kematian

    neuron dan artro"i subkortikal. 5erokok juga menurunkan kadar

    antioksidan penangkap radikal bebas dalam sirkulasi#

    meningkatkan respons in"lamasi dan mengarah ke aterosklerosis

    yang mempengaruhi permeabilitas sawar darah otak# aliran darah

    otak dan metabolisme otak. $(wan# Besso;e# ,'

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    32/40

    37

    ). Tahapan penurunan fun"si ko"ni#if

    >iga tahapan penurunan "ungsi kogniti" pada usia lanjut# dimulai

    dari yang masih dianggap normal sampai patologik dan pola ini

    berujud sebagai spectrum mulai dari yang sangat ringan sampai berat

    $demensia'# yaitu 0 $1' mudah lupa $forgetfulness'# $,'ild -ognitive

    Impairment $57'# $3' !emensia.

    1. (udah lupa *!or"e#fulness+

    5udah lupa masih dianggap normal dan gangguan ini

    sering dialami subyek usia lanjut. :rekuensinya meningkat sesuai

    peningkatan usia. Bebih kurang 39< pada usia 2-6 tahun dan

    angka ini menjadi 82< pada usia di atas 8 tahun. stilah yang

    sering digunakan dalam kelompok ini adalah enign Senescent

    orgetfulness $%(:' atau $ge $ssociated emory Impairment

    $++5'. 7iri-ciri kogniti"nya adalah proses ber"ikir melambat#

    kurang menggunakan strategi memori yang tepat# kesulitan

    memusatkan perhatianD mudah beralih pada hal yang kurang

    perlu# memerlukan waktu yang lebih lama untuk belajar sesuatu

    yang baru# memerlukan lebih banyak petunjukisyarat $clue'

    untuk mengingat kembali $(oetedjo# ,,'.

    2. (ild %o"ni#i,e Ipairen# *(%I+

    ild -ognitive Impairment $57' bisa disebut sebagai "ase

    peralihan antara yang masih dianggap normal dan yang benar-

    benar telab sakit. !an rangkuman berbagai hasil riset di berbagai

    negara pre;alensi 57 berkisar antara 6#2 - 3< pada golongan

    usia di atas 6 tahun $(oetedjo# ,,'. &riteria diagnostik 57

    adalah adanya gangguan daya ingat $memori' yang tidak sesuai

    dengan usianya namun belum demensia. :ungsi kogniti" secara

    umum relati" normal# demikian juga akti;itas hidup sehari@hari.

    %ila dibandingkan dengan orang-orang yang usianya sebaya serta

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    33/40

    38

    orang-orang dengan pendidikan yang setara# maka terdapat

    gangguan yang jelas pada proses belajar $learning' dan Gdelayed

    recall0. %ila dikur dengan -linical &ementia ating $7!4'#

    diperoleh hasil #2 $(oetedjo# ,,'.

    57 merupakan "aktor resiko untuk terjadinya demensia.

    4asio kon;ersi dan 57 menjadi penyakit +lAheimer adalah

    1,< per tahun dalam waktu tahun# dibanding populasi normal

    yang hanya 1-,< pertahun dalam waktu 1 tahun. %ila terdapat

    gangguan memori berupa gangguan memori tunda $delayed

    recall' atau mengalami kesulitan mengingat kembali sebuah

    in"ormasi walaupun telah diberikan bantuan isyarat padahal

    "ungsi kogniti" secara umum masih normal# rnaka perlu

    dipikirkan diagnosis 57. ada umumnya pasien 57

    mengalami kemunduran dalam memori baru. Namun diagnosis

    57 tidak boleh diterapkan pada indi;idu-indi;idu yang

    mempunyai gangguan psikiatrik lain# kesadaran yang berkabut

    atau minum obat-obatan yang mempengaruhi sistem sara" pusat

    $(oetedjo# ,,'.

    -. Deensia

    !emensia diartikan sebagai gangguan "ungsi intelektual

    atau kogniti" dengan sedikit atau tanpa gangguan kesadaran atau

    persepsi. 5enurut l7! 1 agar dapat digolongkan sebagai

    demensia# kemunduran "ungsi luhur harus sedemikian rupa

    sehingga mengganggu "ungsi pekerjaan# akti;itas sosial atau

    hubungan dengan orang lain. !alam !(5-F $199' demensia

    dide"inisikan sebagai sindroma $yang disebabkan berbagai

    kelainan' yang ditandai dengan gangguan "ungsi intelektual yang

    sebelumnya lebih tinggi. angguan meliputi gangguan memori

    dan gangguan kogniti" lain termasuk berbahasa# orientasi#

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    34/40

    39

    kemampuan konstruksional# ber"ikir abstrak# pemecahan masalah

    dan ketrampilan $praksis'.

    angguan ini harus cukup berat sehingga mengganggu

    kemampuan okupasionalpekerjaan dan atau akti"itas sosial.

    erubahan kepribadian dan a"ek sering nampak# namun

    kesadarannya tetap normal. enderita dengan gangguan "ungsi

    kogniti" tanpa adanya bukti penurunan "ungsional tidak

    memenuhi criteria demensia $(oetedjo# ,,'.

    :rekuensi demensia pasca stroke ternyata lebih tinggi dari

    yang diperkiraan# suatu serangan stroke dapat meningkatkan

    resiko demensia sampai 1, kali. re;alensi demensia pasca

    stroke diantara serangan stroke pertama kali dan stroke berulang

    sangat ber;ariasi# antara 6< sampai 22< namun tidak semua

    pasien stroke mengalami demensia. !iagnose demensia pasca

    stroke dibuat atas dasar ada klinis demensia yang diketahui 3

    bulan sesudah serangan stroke akut # baik stroke rekuren atau

    serangan stroke pertama. >ernyata risiko demensia pasca stroke

    lebih terkait dengan beratnya abnormalitas hite matter, atro"i

    dan "aktor hemodinamik dari pada karakteristik stroke itu sendiri

    $(oetedjo# ,,'.

    2.1.- Montreal Cognitive Assessment *(o%a+

    A. Definisi

    5ontreal 7ogniti;e +ssesment $5o7+' adalah salah satu tes

    skrining gangguan "ungsi kogniti" yang mulai dikembangkan pada

    awal tahun ,. >es 5o7+ dapat menilai "ungsi berbagai domain

    dalam waktu sekitar 1 menit. 5o7+ tes pertama kali dikembangkan

    di institusi klinik uebec 7anada# tahun , oleh Nasreddine *iad#

    dibimbing oleh guru besar dari U7B+# Ee""rey 7ummings. 5o7+

    dibuat berdasarkan gangguan domain yang sering dijumpai pada 57.

    Fersi awal mencakup 1 ranah kogniti". Bima tahun pertama setelah

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    35/40

    40

    digunakan. diubah menjadi 8 ranah kogniti" yakni ;isospasialeksekuti"

    penamaan# memori# memori tertunda# atensi# bahasa# abstraksi# dan

    orientasi. 5o7+ terdiri dari 3 poin yang dapat dikerjakan kurang

    lebih selama 1 menit $Nasreddin * et al# ,2D )usein N# ,1'.

    !i ndonesia# Nadia )# (il;ia B# Ketty# )erJutanto ,9

    melakukan uji ;aliditas dan uji reliabilitas terhadap tes 5o7+.

    enelitian ini menggunakan rancangan potong lintang untuk menilai

    ;aliditas dan menghitung tingkat kesepakatan antara dua orang dokter

    di 4( !r. 7ipto 5angunkusumo $4(75'. Uji ;aliditas dengan metode

    transcultural orld )ealth /rganiAation $)/' dan uji reliabilitas

    dengan analisis reliabilitas test-retest dilakukan dengan statistik &

    $&appa'. !ari penelitian ini didapatkan nilai &appa total antara ,

    orang dokter $inter rater' adalah #8,. (edangkan pada tiap-tiap ranah

    sebagai berikut Fisuospasial eksekuti" #81D penamaan $naming'

    #982D dan atensi #969. (ementara untuk ranah bahasa #99D

    abstraksi #92D memori #98# dan orientasi adalah 1#. >es 5o7+

    ;ersi ndonesia $5o7+-na' telah ;alid menurut kaidah ;alidas

    transcultural dan reliable sehingga dapat digunakan baik oleh dokter

    ahli sara" maupun dokter umum $)usein# Bumempouw# 4amli#

    )erJutanto# ,1'.

    B. Koponen (o%a

    &omponen penilaian 5o7a mencakup beberapa domain kogniti"#

    yaitu $Nasreddine * et al# ,2'0

    1. 5emori jangka pendek0 menyebutkan 2 kata benda $2 poin'

    dan menyebutkan kembali setelah 2 menit $2 poin'.

    ,. Fisuospasial 0 dinilai dengan cloc# draing tas# $3 poin' dan

    mengambar kubus tiga dimensi $1 poin'.

    3. :ungsi eksekuti" 0 dinilai dengan trail"ma#ing $1 poin'#

    phonemic fluency tas# $1 poin'# dan to item verbal

    abstraction $, poin'.

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    36/40

    41

    . +tensi 0 penilaian kewaspadaan $1 poin'# pengurangan

    berurutan $3 poin'# digits forard and bac#ard $1 poin

    masing-masing'.

    2. %ahasa 0 menyebut 3 nama binatang $singa# unta# badakD 3

    poin'# mengulang dua kalimat $, poin' dan kelancaran

    berbahasa $1 poin'.

    %. Keun#un"an

    enelitian Nasreddine * et al $,2' yang melakukan studi

    ;alidasi untuk mendeteksi penderitaild -ognitive Impairment $57'

    dan Early $l%heimer1s disease dengan mengunakan tes 5o7+ dan

    55(C (ini"ental State Examination). !ari penelitian tersebut

    dengan mengunakan nilai cutt of point ,6 didapatkan hasil untuk

    mendeteksi 57 dengan 5o7+ mempunyai sensiti;itas 9< dan

    spesi"isitas 8< dengan subyek 9 orang# sedangkan 55(C

    mempunyai sensiti;itas 18< dan spesi"isitas 1

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    37/40

    42

    !alam penelitian terbaru# Barner $,1,' 5oca dinilai dan

    dibandingkan dengan 55(C di klinik pengaturan memori. (tandar

    &riteria diagnostik klinis $ !(5 - F ' digunakan untuk mendiagnosa

    demensia dan 57. 5oca ditemukan lebih sensiti" dibandingkan

    dengan 55(C # 9< berbanding 62< masing-masing# tetapi kurang

    spesi"ik 6< berbanding 89< masing-masing $Barner# ,1,'. 5oca

    memiliki akurasi diagnostik yang lebih baik dari 55(C dengan luas

    di bawah kur;a #91 dibandingkan #83 $Barner# ,1,'.

    D. Keleahan

    !alam sebuah penelitian terbaru oleh 4ossetti# BacritA# 7ullum#

    einer $,11'# !ata normati" 5o7a dikelompokkan berdasarkan umur

    dan pendidikan di $n=,623'# etis beragam sampel berdasarkan populasi

    besar. (eperti yang diharapkan# mereka menemukan bahwa peserta

    dengan pendidikan lebih memiliki skor yang lebih tinggi dalam tes

    5oca. (kor 5oca hanya menurun sedikit pada mereka yang lama

    pendidikannya lebih dari 1, tahun dan menurun lebih banyak pada

    mereka dengan lama pendidikan kurang dari 1, tahun. %ahkan dengan

    peningkatan pendidikan satu titik# mayoritas skor peserta di bawah

    cuto""# kurang dari ,6# menunjukkan bahwa cuto"" ini dan kenaikan

    satu titik mungkin tidak tepat. >ingkat kegagalan yang tinggi terlihat

    pada item tertentu seperti menggambar kubus# mengulangi kalimat#

    menempatkan jam tangan# abstraksi dan ke"asihan lisan. (elain itu#

    secara keseluruhan rata-rata total skor lebih rendah dari data normati"

    yang diterbitkan sebelumnya $mean = ,3.36# (! = 3#99'. )al ini

    menunjukkan hati-hati ketika mena"sirkan skor 5oca dan "aktor

    demogra"i seperti usia serta pendidikan juga perlu dipertimbangkan

    $4ossetti# BacritA# 7ullum# einer# ,11'.

    2.2 Keran"ka Konsep

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    38/40

    43

    ariabel Independen ariabel Dependen

    $abar 2. Keran"ka Konsep

    2.- /ipo#esis

    :aktor yang mempengaruhi

    1. Eenis &elamin

    ,. >ingkat pendidikan

    3. 4iwayat penyakit

    (troke

    !iabetes

    mellitus

    )ipertensi

    . +kti;itas "isik2. Nutrisi $&onsumsi

    ikan# buah dan sayur'

    6. ola hidup

    5erokok

    :ungsi &ogniti"

    Normal

    +bnormal

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    39/40

    44

    1. ) 0 >idak ada hubungan antara jenis kelamin dengan "ungsi kogniti"

    lansia di anti (osial >resna erdha >eratai alembang tahun

    ,13.

    )1 0 +da hubungan antara jenis kelamin dengan "ungsi kogniti" lansia

    di anti (osial >resna erdha >eratai alembang tahun ,13.

    ,. ) 0 >idak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan "ungsi

    kogniti" lansia di anti (osial >resna erdha >eratai alembang

    tahun ,13.

    )1 0 +da hubungan antara tingkat pendidikan dengan "ungsi kogniti"

    lansia di anti (osial >resna erdha >eratai alembang tahun

    ,13.

    3. ) 0 >idak ada hubungan antara riwayat pekerjaan dengan "ungsi

    kogniti" lansia di anti (osial >resna erdha >eratai alembang

    tahun ,13.

    )1 0 +da hubungan antara riwayat pekerjaan dengan "ungsi kogniti"

    lansia di anti (osial >resna erdha >eratai alembang tahun

    ,13.

    . ) 0 >idak ada hubungan antara riwayat penyakit $(troke# !iabetes

    5elitus# )ipertensi' dengan "ungsi kogniti" lansia di anti (osial

    >resna erdha >eratai alembang tahun ,13.

    )1 0 +da hubungan antara riwayat penyakit $(troke# !iabetes 5elitus#

    )ipertensi' dengan "ungsi kogniti" lansia di anti (osial >resna

    erdha >eratai alembang tahun ,13.

    2. ) 0 >idak ada hubungan antara akti;itas "isik dengan "ungsi kogniti"

    lansia di anti (osial >resna erdha >eratai alembang tahun

    ,13.

    )1 0 +da hubungan antara akti;itas "isik dengan "ungsi kogniti" lansia

    di anti (osial >resna erdha >eratai alembang tahun ,13.

    6. ) 0 >idak ada hubungan antara nutrisi $makan ikan# buah# dan sayur'

    dengan "ungsi kogniti" lansia di anti (osial >resna erda >eratai

    alembang tahun ,13.

  • 8/10/2019 BAB II FUNGSI KOGNITIF

    40/40

    45

    )1 0 +da hubungan antara nutrisi $makan ikan# buah# dan sayur' dengan

    "ungsi kogniti" lansia di anti (osial >resna erda >eratai

    alembang tahun ,13.

    . ) 0 >idak ada hubungan antara merokok dengan "ungsi kogniti" lansia

    di anti (osial >resna erdha >eratai alembang tahun ,13.

    )1 0 +da hubungan antara ola hidup $merokok' dengan "ungsi kogniti"

    lansia di anti (osial >resna erdha >eratai alembang tahun

    ,13.

    8. ) 0 >idak ada hubungan antara "ungsi kogniti" dengan akti;itas sehari-

    hari lansia di anti (osial >resna erdha >eratai alembang tahun

    ,13.

    )1 0 +da hubungan antara "ungsi kogniti" dengan akti;itas sehari-hari

    lansia di anti (osial >resna erdha >eratai alembang tahun

    ,13.