Dementia Dan Gangguan Fungsi Kognitif
-
Upload
hania-asmarani-rahmanita -
Category
Documents
-
view
63 -
download
7
description
Transcript of Dementia Dan Gangguan Fungsi Kognitif
DEMENTIA DAN GANGGUAN FUNGSI
KOGNITIFNadisha Refira 1111103000043
Hania Asmarani R 1111103000048
Pembimbing : dr. Annisa, Sp.PD
KEPANITERAAN KLINIK GERIATRI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
JUNI 2015
Delirium
Definisi Delirium Merupakan suatu sindrom yang mengakibatkan pola gejala
yang serupa berkaitan dengan :
Gangguan kesadaran dan atensi kesadaran selain compos mentis, sulit mempertahankan atensi
Gangguan kognitif gangguan persepsi, ilusi, halusinasi (seringkali visual), dengan atau tanpa waham yg bersifat sementara, inkoheren, defisit memori segera dan memori jangka pendek, disorientasi
Gangguan psikomotor hipo/hiperkativitas
Gangguan siklus bangun tidur insomnia, gejala memburuk pada malam hari, mimpi buruk yang dapat berlanjut menjai halusinasi setelah bangun tidur
Gangguan emosional depresi, anxietas, mudah marah, apatia, rasa kehilangan akal
Onset biasanya cepat (akut), fluktuatif sepanjang hari dan keadaan diatas berlangsung kurang dari 6 bulan (PPDGJ-III)
Klasifikasi Delirium
Berdasarkan aktivitas psikomotor (tingkat/ kondisi kesadaran, aktivitas perilaku) delirium diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
Hiperaktif (21%)
• Pasien bisa nampak gaduh gelisah, berteriak-teriak, jalan mondar-mandir, atau mengomel sepanjang hari.
Hipoaktif (29%)
• letargi• apatis• kebingungan
Campuran (4,3%)
• pada pasien dengan gangguan tidur, pada siang hari mengantuk tapi pada malam hari terjadi agitasi dan gangguan sikap.
Etiologi Delirium (1)
Asetilkolin
• Hal yang mendukung teori ini adalah bahwa obat antikolinergik diketahui sebagai penyebab keadaan bingung.
Dopamine
• Pada delirium muncul aktivitas berlebih dari dopaminergik. • Gejala simptomatis membaik dengan pemberian obat
antipsikosis seperti haloperidol dan obat penghambat dopamine.
Mekanisme Inflamasi
• Studi terkini menyatakan bahwa peran sitokin, seperti interleukin-1 dan interleukin-6, dapat menyebabkan delirium
Etiologi Delirium (2)
Mekanisme reak
si stres
• Stress psikososial dan gangguan tidur mempermudah terjadinya delirium.
MekanismeStruktural
• Kerusakan pada sawar darah otak juga dapat menyebabkan delirium, mekanismenya karena dapat menyebabkan agen neuro toksik dan sel-sel peradangan (sitokin) untuk menembus otak.
Faktor Pencetus
Iatrogenik Pembedahan, kateterisasi, urin, psysical restraints
Obat-obatan Psikotropika
Gangguan metabolic/
cairan
Insufisiensi ginjal, dehidrasi, hipoksia, azotemia,
hiperglikemia, hipernatremia, hipokalemia
Penyakit psikis/
psikiatrik
Demam, infeksi, stres, alcohol, putus obat (tidur),
fraktur, malnutrisi, gangguan pola tidur
Overstimulation Perawatan di ICU, atau perpindahan ruang rawat
Diagnosis
Confussion Assessment Methode (CAM) merupakan algoritma didasarkan DSM IV yang telah divalidasi Inouye 1990
Delirium versus demensia Delirium awitannya tiba-tiba, sedangkan pada demensia berjalan
perlahan.
Meskipun kedua kondisi tersebut mengalami gangguan kognitif, tetapi pada demensia lebih stabil, sedangkan pada delirium berfluktuasi.
Gambaran Klinis Delirium Demensia
Gangguan daya ingat +++ +++
Gangguan proses berpikir +++ +++
Gangguan daya nilai +++ +++
Kesadaran berkabut +++ -
Major attention deficits +++ +
Fluktuasi perjalanan penyakit (1 hari) +++ +
Disorientasi +++ ++
Gangguan persepsi jelas ++ -
Inkoherensi ++ +
Gangguan siklus tidur- bangun ++ +
Eksaserbasi nocturnal ++ +
Insight/tilikan ++ +
Awitan akut/subakut ++ -
Tabel 2. Perbandingan Delirium dan Demensia
Tatalaksana Farmakologi Tujuan utama adalah untuk mengobati gangguan dasar yang menyebabkan
delirium, tujuan lainnya adalah untuk memberikan bantuan fisik sensorik dan lingkungan.
Psikosis : Haloperidol (haldol), obat antipsikotik golongan butyrophenon.
Dosis awal dengan rentang antara 2 sampai 10 mg intramuscular, diulang dalam satu jam jika pasien teragitasi. Segera setelah pasien tenang, medikasi oral.
Dosis harian efektif total haloperidol mungkin terentang dari 5 sampai 50 mg untuk sebagian besar pasien delirium.
Insomnia : golongan benzodiazepine dengan waktu paruh pendek atau hydroxizine (vistaril), 25 sampai 100 mg.
Golongan benzodiazepine dengan waktu paruh panjang dan barbiturate harus dihindari kecuali obat tersebut telah digunakan sebagai bagian dari pengobatan untuk gangguan dasar (sebagai contohnya, putus alcohol).
Pencegahan DeliriumPanduan intervensi Tindakan Keluaran P
Reorientasi Pasang jam dinding
Kalender
Memulihkan orientasi 0,04
Memulihkan siklus tidur Padamkan lampu
Minum susu hangat atau teh herbal
Musik yang tenang
Pemijatan (massage) punggung
Tidur tanpa obat 0,001
Mobilisasi Latihan lingkup gerak sendi
Mobilisasi bertahap
Batasi penggunaan restrain
Pulihnya mobilisasi 0,06
Penglihatan Kenakan kacamata
Menyediakan bacaan dengan huruf berukuran besar
Meningkatkan kemampuan penglihatan
0,27
Pendengaran Bersihkan serumen prop
Alat Bantu dengar
Meningkatkan kemampuan pendengaran
0,10
Tabel 3. Pencegahan Delirium dan Keluarannya
Gangguan Depresi
Definisi Depresi
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk pada perubahan pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri. (Kaplan,1998)
Etiologi Depresi
Faktor Biologis
• Disregulasi pada amin biogenik• Penurunan pada norepinefrin, serotonin, dopamin
Faktor Psikososial
• Peristiwa kehidupan dan stres lingkungan : peristiwa kehidupan yang menyebabkan stress lebih sering mendahului episode pertama gangguan mood daripada episode selanjutnya
• Faktor Kepribadian : Kepribadian histrionik dan obsesif kompulsif memiliki risiko lebih besarFaktor Genetik
Screening Tool Depresi pada Geriatri
Diagnosis Depresi menurut PPDGJ 3
Kriteria Umum
Episode depresi harus bertahan setidaknya 2 minggu
Tidak ada hypomanic atau manik gejala cukup untuk memenuhi kriteria untukepisode hypomanic atau manik pada setiap saat dalam kehidupan individu
Tidak disebabkan penggunaan zat psikoaktif atau gangguan mental organik
Gejala Utama
Perasaan depresi untuk tingkat yang pasti tidak normal bagi individu, hadir untuk hampir sepanjang hari dan hampir setiap hari, sebagian besar tidak responsif terhadap keadaan, dan bertahan selama minimal 2 minggu
Kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas yang biasanya menyenangkan
Penurunan energi atau kelelahan meningkat
Gejala Lainnya
Kehilangan percaya diri atau harga diri
Tidak masuk akal perasaan diri atau rasa bersalah yang berlebihan dan tidak tepat
Berpikiran tentang kematian atau bunuh diri, atau perilaku bunuh diri
Keluhan atau bukti kemampuan berkurang untuk berpikir atau berkonsentrasi, seperti keraguan atau kebimbangan
Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
Gangguan tidur
Perubahan nafsu makan (penurunan atau kenaikan) dengan perubahan berat badan yang sesuai
Tabel 4. Derajat keparahan depresi 1
Keparahan depresi Kriteria ICD-10
Ringan 1. 2 gejala tipikal
2. 2 gejala inti lainnya
Sedang 1. 2 gejala tipikal
2. 3 atau lebih gejala inti lainnya
Berat 1. 3 gejala tipikal
2. 4 atau lebih gejala inti lainnya
Juga dapat dengan atau tanpa gejala psikotik
Delirium versus Depresi
Pasien delirium hipoaktif dapat serupa dengan pasien depresi
Dapat dibedakan melalui pemeriksaan EEG demensia (meningkat melambat) atau depresi (tidak melambat).
Daftar Pustaka
Ari W, Sudoyo et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III. Edisi ke-5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran FKUI, 2006
Benjamin JS, Virginia AS. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi ke-2. Jakarta: EGC, 2013
Harold, K. Ilmu kedokteran jiwa darurat. Jakarta: EGC, 1998 Rusdi M. Diagnosis gangguan jiwa: rujukan ringkas dari PPDGJ III.
Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya, 2003 Stanford University. 2012. Geriatric Depression Scale.
http://www.stanford.edu/~yesavage/GDS.html Sudoyo, Aru W. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta: 2009