BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

108
1 BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI Salah satu paradigma dalam kehidupan masyarakat dewasa ini adalah globalisasi. Secara nyata arus globalisasi ini mempengaruhi arus informasi yan begitu cepat sampai ke masyarakat yang menyebabkan perubahan besar dalam kehidupan manusia. Perubahan itu sangat drastis dan majemuk, terutama dalam aspek ekonomi, politik dan kultural. Dalam kehidupan ekonomi juga terjadi pergerakan pola kegiatan modal, barang dan jasa seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi. Kegiatan ekonomi menembus batas batas negara, sehingga terjadi interdependesi dalam kegiatan ekonomi. Menurut Dorodjatun Kuntjoro-Jakti 1 : Meningkatnya perekonomian di banyak negara sebagai akibatnya adalah interdependensi pada akhirnya menciptakan derajat keterbukaan ekonomi yang semakin tinggi di dunia, yang terlihat bukan hanya pada arus peningkatan barang tapi juga arus jasa serta arus uang dan modal. Seiring dengan hal itu, jenis -jenis kegiatan bisnis makin kompleks dan majemuk, dengan resiko yang bervariasi. Salah satu resiko yang kompleks adalah 1 Sembiring Santosa, op.cit, hal. 18

Transcript of BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

Page 1: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

1

BAB II

FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

Salah satu paradigma dalam kehidupan

masyarakat dewasa ini adalah globalisasi. Secara

nyata arus globalisasi ini mempengaruhi arus

informasi yan begitu cepat sampai ke masyarakat

yang menyebabkan perubahan besar dalam

kehidupan manusia. Perubahan itu sangat drastis

dan majemuk, terutama dalam aspek ekonomi,

politik dan kultural.

Dalam kehidupan ekonomi juga terjadi

pergerakan pola kegiatan modal, barang dan jasa

seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan,

teknologi dan informasi. Kegiatan ekonomi

menembus batas – batas negara, sehingga terjadi

interdependesi dalam kegiatan ekonomi. Menurut

Dorodjatun Kuntjoro-Jakti1: Meningkatnya

perekonomian di banyak negara sebagai akibatnya

adalah interdependensi pada akhirnya menciptakan

derajat keterbukaan ekonomi yang semakin tinggi di

dunia, yang terlihat bukan hanya pada arus

peningkatan barang tapi juga arus jasa serta arus

uang dan modal.

Seiring dengan hal itu, jenis -jenis kegiatan bisnis

makin kompleks dan majemuk, dengan resiko yang

bervariasi. Salah satu resiko yang kompleks adalah

1 Sembiring Santosa, op.cit, hal. 18

Page 2: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

2

gejolak nilai mata uang dalam kegiatan yang bersifat

spekulatif. Dalam kegiatan ekonomi diperlukan

adanya ketertiban sosial untuk mengatur perilaku

ekonomi masyarakat. Oleh karena perilaku itu

muncul dari kebutuhan manusia yang tidak

terbatas, sedangkan sarana untuk memenuhi

kebutuhan manusia itu terbatas.

Isyu – isyu yang dipahami tentang hukum yang

berkaitan dengan sifat hukum yang dibuat untuk

mengatur tatanan hidup masyarakat agar tertib dan

teratur. Ketertiban dan keteraturan tidak akan

terwujud apabila aturan hukum tidak dapat

ditegakkan. Untuk menjamin dipatuhinya aturan –

aturan hukum tersebut, maka ada keharusan –

keharusan yang diwujudkan dalam seperangkat

norma yang mesti dipatuhi. Implikasi pengaturan

hukum dalam kegiatan ekonomi adalah perangkat

regulasi yang mempengaruhi kinerja ekonomi, untuk

mencapai tujuan menciptakan kesejahteraan umat

manusia baik jangka pendek maupun jangka

panjang. Dalam hal ini posisi hukum adalah

berusaha untuk memberikan refleksi bagi

terciptanya sebuah keadilan ekonomi2.

Untuk itu perlu pemahaman secara detail tentang

kaedah hukum. Hal ini diperlukan agar dapat

2 Ibrahim Johnny, Pendekatan Ekonomi Terhadap Hukum, 2009,

Surabaya, ITSPress, hal. 5

Page 3: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

3

memahami tentang kenyataan atau gejala – gejala

dari sisi disiplin hukum.

1. Kaedah Hukum

Menurut Purnadi Purbacaraka dan Soerjono

Soekanto3 untuk memahami kaedah hukum

diperlukan suatu disiplin sebagai sistem ajaran

mengenai kenyataan atau gejala – gejala yang

dihadapi. Terdapat dua disiplin secara hukum,

yaitu: disiplin analitis dan disiplin preskriptif.

Disiplin analitis adalah sistem ajaran yang

menganalisis, memahami serta menjelaskan gejala –

gejala yang dihadapi. Dalam kaitan ini misalnya:

sosiologi, psikologi, ekonomi. Sedangkan disiplin

preskriptif merupakan sistem ajaran yang

menentukan apa yang seharusnya dilakukan dalam

menghadapi kenyataan – kenyataan tertentu.

Termasuk dalam disiplin preskriptif adalah hukum

dan filsafat.

Lebih lanjut dikemukakan bahwa jika dikaitkan

dengan disiplin hukum, mencakup: ilmu – ilmu

hukum, politik hukum dan filsafat hukum.

Sedangkan ilmu – ilmu hukum sebagai kumpulan

dari berbagai cabang ilmu pengetahuan mencakup:

3 Purbacaraka Purnadi & Soekanto Soerjono, Perihal Kaedah

Hukum, 1993(Cetakan VI), Bandung, Citra Aditya Bakti

Page 4: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

4

1. Ilmu tentang kaedah (normwissenschaft atau

sollenwissenschaft) yaitu suatu ilmu yang

yang menelaah hukum sebagai kaedah atau

sistem kaedah – kaedah dengan dogmatik

hukum dan sistematik hukum.

2. Ilmu pengertian, yakni ilmu tentang

pengertian pokok dalam hukum, seperti

subyek hukum, hak dan kewajiban, peristiwa

hukum, hubungan hukum dan obyek hukum.

3. Ilmu tentang kenyataan

(tatsachenwissenschaft atau seinwissenschaft)

yang menyoroti hukum sebagai perikelakuan

atau sikap tindak. Termasuk dalam disiplin ini

adalah sosiologi hukum, antropologi hukum,

psikologi hukum, perbandingan hukum dan

sejarah hukum.

Dengan ruang lingkup seperti ini, maka hukum

adalah kaedah; dan pendekatannya terhadap obyek

tidak secara yuridis. Karena selain sebagai kaedah

dijumpai hukum dalam pengertian lainnya. Misalnya

dari sisi penyelenggara negara, hukum sebagai tata

hukum karena menekankan pada ketertiban. Ada

juga hukum sebagai proses karena hukum dilihat

sebagai rangkaian keputusan – keputusan.

Berkaitan dengan proses terjadinya kaedah

dilihat dari manusia sebagai pribadi dan warga

masyarakat, dimana dalam kehidupannya terdapat

Page 5: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

5

perilaku atau sikap berdasarkan suatu pola4

(imitasi, edukasi, sugesti, identifikasi dan simpati).

Didalam suatu pola hidup tertentu manusia

berharap terpenuhinya kebutuhan – kebutuhan

dasarnya, seperti: sandang, pangan, papan,

keamanan dan aktualisasi diri.

Pola hidup itu merupakan suatu struktur atau

susunan dari kaedah – kaedah untuk hidup. Dengan

demikian, kaedah adalah patokan atau ukuran atau

pedoman untuk berperilaku atau bersikap tindak

dalam hidup. Dari sisi hakekat, kaedah merupakan

perumusan suatu pandangan (oordel) mengenai

perilaku atau sikap tindak. Misalnya, siapa yang

meminjam harus mengembalikan. Dari sisi patokan

perilaku, kaedah berbeda dengan dalil alam kalau

panas menyebabkan benda memuai; artinya dalil

alam tidak mungkin berubah. Sedangkan kaedah

dapat berubah atau kemungkinan penyimpangan.

Dengan demikian secara umum, kaedah

merupakan patokan atau pedoman untuk hidup.

Sedangkan hidup terdapat dua macam aspek: hidup

pribadi dan hidup antar pribadi. Hidup pribadi

mencakup: kaedah – kaedah kepercayaan (devout

life) dan kaedah – kaedah kesusilaan (sittlichkeit).

Sedangkan yang termasuk hidup antar pribadi

mencakup: kaedah – kaedah sopan santun (sitte)

4 Lihat, Soekanto Soerjono, Sosiologi – Suatu Pengantar, 1992,

Jakarta, Rajawali Pers, hal 65

Page 6: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

6

dan kaedah – kaedah hukum (peaceful living

together).

Penegasan perbedaan tata kaedah dalam kedua

aspek hidup itu, maka orang yang patuh terhadap

kaedah – kaedah pribadi, pada umumnya patuh

menjalani kaedah – kaedah antar pribadi. Kaedah

hukum diperlukan, walaupun isinya bertentangan

dengan kaedah – kaedah lainnya untuk kepentingan

hidup bersama. Sedangkan kaedah hukum itu

sendiri menurut Purnadi Purbacarakan dan

Soerjono Soekanto5 adalah grundnorm yang diambil

dari teori Hans Kelsen tentang ajaran murni tentang

hukum (Reine Rechtslehre”). Grundnorm adalah

kaedah pokok atau dasar yang boleh dikatakan

sebagai inti (kern) dari setiap tata kaedah hukum

yang aktual dan temporal. Dari pandangan Hans

Kelsen setiap tata kaedah hukum merupakan suatu

susunan daripada kaedah – kaedah (stufenbau). Di

puncak stufenbau terdapat grundnorm atau kaedah

dasar dari suatu tata kaedah hukum nasional yang

bukan merupakan hukum positif yang dibentuk oleh

suatu tindakan legislatif manapun, akan tetapi

hanyalah merupakan suatu pemikiran yuridis yang

dipostulasikan oleh pikiran manusia. Kaedah dasar

(basic norm) menurut Kelsen merupakan dasar dari

segala pandangan menilai yang bersifat yuridis, yang

5 Purbacaraka Purnadi & Soekanto Soerjono , op.cit, hal. 20

Page 7: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

7

dimungkinkan dalam kerangka tata kaedah suatu

negara tertentu.

Dengan demikian berdasarkan pemikiran Kelsen,

maka hukum adalah tata kaedah untuk

menegakkan kedamaian. Kedamaian atau damai

adalah suatu keadaan yang mencakup: ketertiban

atau keamanan. Ketertiban menunjuk pada

hubungan atau komunikasi „lahiriah‟ dalam kaitan

pada proses interaksi individu dalam kelompok.

Ketenteraman menunjuk pada keadaan „batiniah‟

masing – masing invidu dalam kelompok. Kaedah

hukum harus memberikan ketenangan „batiniah‟

dan ketertiban „lahiriah‟6.

Didalam struktur kaedah hukum terdapat isi dan

sifat kaedah hukum7. Isi kaedah hukum mencakup

suruhan, larangan dan kebolehan. Sedangkan dari

sisi sifat kaedah hukum dibedakan antara hukum

imperatif (dwingend recht) dan hukum fakultatif

(regelend recht atau aanvullend). Secara

konvensional hukum imperatif adalah hukum

memaksa, sedangkan hukum fakultatif adalah

hukum yang pengatur atau pelengkap. Hukum

imperatif adalah kaedah – kaedah hukum yang

harus ditaati. Hukum fakultatif tidak mengikat atau

tidak wajib untuk dipatuhi. Namun, secara umum

suatu kaedah hukum bersifat memaksa dan

mengatur.

6 Ibid, hal. 24 7 Ibid, hal. 34

Page 8: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

8

Menurut van Apeldoorn8 sering dianggap hukum

publik bersifat imperatif, sedangkan hukum perdata

bersifat fakultatif. Oleh karena hukum publik

mengatur hubungan antara pribadi dengan

penguasa dan kepentingan umum. Namun, ada

pula aturan – aturan dalam hukum perdata

mempunyai sifat imperatif, karena:

1. pembentuk undang – undang menganggap

perlu untuk melindungi pribadi – pribadi, yang

oleh karena kurang mampu atau tidak dapat

mempertanggungjawabkan tindakannya, akan

dapat merugikan dirinya sendiri.

2. pembentuk undang – undang menganggap

perlu untuk melindungi pihak – pihak yang

secara ekonomis lemah.

3. dalam hal border cases dimana ada aspek

publik maupun perdata.

4. ketiga alasan tersebut diatas dijadikan sebab

kumulatif.

5. ada syarat – syarat yang menyangkut

kemampuan di bidang hukum, sebagai kriteria

perikelakuan yang sah dan mempunyai akibat

hukum.

Dengan demikian pembedaan hukum imperatif

dan hukum fakultatif tidak selalu sejalan dengan

8 Soekanto Soerjono & Purbacaraka Purnadi, Aneka Cara

Pembedaan Hukum, 1989, Bandung, Citra Aditya Bakti , hal. 24

Page 9: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

9

pembedaan antara hukum publik dan hukum

perdata.

Berkaitan dengan tujuan hukum, tidak ada

kesamaan pandangan dari para ahli hukum. Ada

yang berpandangan tujuan hukum untuk

melindungi kepentingan masyarakat, ada yang

melihat bahwa tujuan hukum untuk mengatur

ketertiban masyarakat9. Tujuan hukum menurut

Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto untuk

kedamaian hidup antar pribadi meliputi: ketertiban

ekstern antar pribadi dan ketenangan intern pribadi.

Keduanya memberikan: kepastian hukum (certainty,

zekerheid) dan kesebandingan dalam hukum (equity,

billijkheid, evenredigigheid)10. Bagi van Apeldoorn,

tujuan hukum mengatur tata tertib dalam

masyarakat secara adil dan damai11.

Roscoue Pound mengemukakan bahwa tujuan

hukum untuk melindungi kepentingan manusia (law

as tool of social engineering). Menurut Pound ada

tiga macam kepentingan manusia yang dilindungi,

yaitu: kepentingan umum (public interest),

kepentingan masyarakat (social interest),

kepentingan individual (privaat interest)12.

9 Salim HS, Perkembangan Teori dalam Ilmu Hukum, 2010,

Jakarta, Rajawali Pers, hal. 41. 10 Purbacaraka Purnadi & Soekanto Soerjono , op.cit, hal. 50 11 Salim HS, op.cit, hal. 44 12 Ibid, hal. 42

Page 10: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

10

Lebih lanjut, Johnny Ibrahim menegaskan bahwa

hukum sebagai salah satu perhatian manusia ,

karena dengan hukum, manusia mengandalkan

adanya perlindungan13. Sehubungan dengan itu ada

3 (tiga) unsur utama hukum: Unsur ketertiban,

Unsur keadilan dan Unsur kepastian.

Gustav Radbruch mengemukakan nilai – nilai

dasar dari hukum, yaitu: Keadilan, Kegunaan

(Zweckmazigkeit) dan Kepastian hukum. Walaupun

ketiga merupakan nilai – nilai dasar dari hukum,

namun terjadi „ketegangan‟ satu sama lain. Oleh

karena ketiga – tiganya berisi tuntutan yang

berlainan sehingga mempunyai potensi untuk

bertentangan atau mengabaikan14.

Nilai dasar dari hukum yang disampaikan oleh

Gustav Radbruch merupakan tarik menarik antara

paham positivisme hukum dan utilitarianisme.

Paham positivisme hukum dipelopori oleh Hans

Kelsen dan John Austin. Intinya bahwa hukum

adalah aturan tingkah laku yang harus dipatuhi,

karena ada otoritas dan sesuai dengan konstitusi

(grundnorm). Sedangkan utilitarianisme, mulanya

oleh David Hume bahwa semua ketentuan

perundang – undangan berasal dari asas manfaat

yang selalu diawasi oleh masyarakat secara ketat

dan terstruktur. Kemudian, Jeremy Bentham, lalu

13 Ibrahim Johnny, op.cit, hal. 16 14 Lihat, Rahardjo Satjipto, Ilmu Hukum, 2006 (VI), Bandung, Citra

Aditya Bakti, hal. 19

Page 11: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

11

John Stuart Mill bahwa hukum akan adil jika dapat

melindungi kebebasan individu yang memberikan

kesenangan yang terbesar bagi sebagian besar

manusia15. Utilitarianisme nilai tambah bagi

positivisme hukum, namun hukum kehilangan

kemurniannya. Itu artinya tidak saja dituntut

adanya keberlakuan yuridis atau legitimasi secara

yuridis, tetapi juga efektivitas atau keterimaannya

dalam masyarakat karena dianggap bermanfaat.

Oleh karena itu, tarik menarik antara positivisme

hukum dan hukum kodrat jalan tengahnya, istilah

Tri Budiyono disinungi (dilingkupi) oleh prinsip

keadilan16.

Hans Kelsen yang mengungkapkan teori yang

murni tentang hukum juga mengakui bahwa hukum

dipengaruhi oleh faktor – faktor politis, sosiologis

dan filosofis. Ajaran grundnorm sebetulnya hukum

dibebaskan dari pengaruh – pengaruh tersebut

(Reine Lehre des Rechts). Oleh karena faktor – faktor

tersebut menyangkut fakta yang harus ditinjau

secara sosiologis, politis bahkan psikologis. Kelsen

disini mengakui fakta, karena ini berhubungan

dengan efektivitas. Karena itu, Kelsen juga

mengajukan teori efektivitas yang disebutnya

principle of effectivinesss atau general basic norm.

Principle of effectiviness yang dimaksud adalah

15 Fuady Munir, Dinamika Teori Hukum, 2010, Bogor, Gahlia

Indonesia, hal. 87-88 16 Budiyono, Tri, Kuliah Teori Hukum, 1 November 2011, PPs – MIH

Fak. Hukum UKSW Salatiga

Page 12: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

12

bahwa orang seharusnya bertingkah laku atau

bersikap tindak sesuai dengan tata kaedah hukum,

hanya apabila tata kaedah tersebut secara

menyeluruh efektif17. Efektivitas berkaitan dengan

berlakunya suatu kaedah hukum.

Untuk berlakunya suatu kaedah hukum, maka

kaedah hukum harus memenuhi 3 (tiga) unsur

perilaku, yaitu: yuridis, sosiologis dan filosofis18.

Kalau suatu kaedah hukum hanya menekankan

pada unsur yuridis, maka kaedah hukum tersebut

merupakan kaedah yang mati. Sedangkan suatu

kaedah hukum yang hanya menekankan pada

unsur sosiologis, dalam arti kekuasaan sebagai

suatu fenomena, maka kaedah hukum menjadi

aturan pemaksa. Demikian juga, suatu kaedah

hukum hanya menekankan pada unsur filosofis,

maka kaedah hukum hanya suatu kaedah hukum

yang diharapkan atau dicita-citakan (ius

constituendum). Kaedah hukum sebagai patokan

hidup bersama harus memiliki ketiga unsur

tersebut.

2. Konsep – konsep Ekonomi

Pada abad VIII BC, Hesiod seorang cendekiawan

Gerika (Yunani) dalam karyanya Works and Days

menuliskan bahwa kelangkaan (scarcity) berkaitan

dengan keterbatasan sumberdaya dan ketidak-

17 Purbacaraka Purnadi & Soekanto Soerjono , op.cit, hal. 23 18 Ibid, hal. 92

Page 13: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

13

terbatasan keinginan manusia, pada dasarnya

bukan berasal dari faktor manusianya, tetapi

berasal dari kekuatan jahat yang keluar dari kotak

Pandora pada saat kotak itu dibuka. Kata economics

pertama kali digunakan oleh Xenophon empat ratus

tahun sesudah Hesiod dalam sebuah karya berjudul

Oeconomics. Istilah oeconomics adalah sebuah istilah

yunani untuk menggambarkan bagaimana mencapai

tataran relasi yang efisien pada pengaturan produksi

dan atau kebutuhan rumah tangga19.

Ilmu Ekonomi (Economics) adalah ilmu yang

mempelajari bagaimana agar pemakaian faktor –

faktor produksi (factor of production) yang tersedia

seefisien mungkin, dalam memenuhi permintaan

masyarakat yang tidak terbatas atas barang atau

jasa. Tujuan akhir kegiatan ekonomi adalah untuk

memuaskan kebutuhan manusia terhadap barang

dan jasa. Problem utamanya karena sementara

kebutuhan dan keinginan manusia tidak terbatas,

sedangkan sumberdaya alam, tenaga kerja, barang

dan jasa persediaannya terbatas. Sumberdaya relatif

langka terhadap permintaan yang dibutuhkan untuk

memenuhi kepuasaan manusia. Akibat kelangkaan

itu, manusia mesti melakukan pilihan yang rasional

untuk mengalokasikan sumberdaya terbatas yang

ada. Ilmu ekonomi memiliki dimensi mikroekonomi

dan makroekonomi. Mikroekonomi berkaitan dengan

19 Ibrahim Johnny, op.cit, hal. 4

Page 14: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

14

efisiensi penyediaan produk tertentu yang

melibatkan konsumen dan perusahaan –

perusahaan yang berinteraksi dipasar.

Makroekonomi berkepentingan dengan efisiensi

penggunaan seluruh sumberdaya dalam

perekonomian, khususnya dalam pencapaian

kesempatan kerja penuh (full employment) dan

sumberdaya yang tersedia dan pertumbuhan

keluaran (out put) sepanjang waktu.

Ilmu ekonomi mengkaji cara memaksimalkan

kesejahteraan masyarakat (wealth maximization) dan

itu dapat tercapai, jika mekanisme pasar (market

mechanism) dapat berlangsung secara bebas tanpa

rintangan atau intervensi. Campur tangan

pemerintah tidak diperlukan (non-interference in the

economy) karena keyakinan adanya tangan yang tak

kelihatan (invisible hands) yang mampu

menggerakkan bekerjanya mekanisme pasar secara

otomatis.

Teori ekonomi lebih difokuskan pada upaya –

upaya membuat pilihan yang rasional guna

memaksimalkan pemanfaatan sumberdaya yang

terbatas bagi kesejahteraan umat manusia. Pasar

bebas tanpa intervensi menjanjikan kesejahteraan

material yang membantu terciptanya keamanan dan

kerukunan umat manusia, serta memacu

persaingan domestik. Kebebasan ekonomi

(economisc freedom) selalu dikaitkan dengan

Page 15: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

15

keberhasilan pertumbuhan ekonomi, kemakmuran

dan peningkatan pendapatan.

Jutaan orang di seluruh dunia sudah merasakan

kekuatan ekonomi neoklasik yang landasannya

dibangun oleh Adam Smith. Dalam kenyataan, ilmu

ekonomi banyak mempengaruhi disiplin ilmu

lainnya, antara lain sejarah, hukum, politik dan

keuangan. Itulah sebabnya ekonomi disebut dengan

ilmu imperial20.

Sebagai ilmu yang imperial dalam arti ilmu

ekonomi tidak lagi merupakan suatu filsafat di

menara gading. Oleh karena dengan bangkitnya

pasar bebas menghasilkan banyak aplikasi dalam

persoalan ekonomi dan sosial. Secara makroekonomi

bahwa inflasi dan pengeluaran defisit mengandung

efek buruk bagi kegiatan ekonomi, demikian juga

pajak tinggi dan regulasi yang berlebihan akan

menurunkan etika usaha. Juga, proteksionisme

akan merugikan konsumen. Prinsip pasar

menunjukkan bahwa peran negara (dalam hal ini

pemerintah) mempunyai peran positif meski

terbatas. Negara berperan dalam menyediakan

sistem peradilan, memperkuat hak – hak properti

dan membangun infrastruktur. Sedangkan secara

mikroekonomi, ilmu ekonomi telah diaplikasikan

untuk berbagai bidang lain, antara lain

20 Skousen Mark, Teori – teori Ekonomi Modern, 2005, Jakarta,

Prenada, hal. 7

Page 16: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

16

mempengaruhi bidang politik, hukum, sejarah,

agama dan lingkungan. Bahkan mengubah undang

– undang keuangan. Dengan kata lain, ilmu ekonomi

telah berkembang melampaui persoalan ekonomi

tradisional21.

Ilmu Ekonomi berhasil menampilkan teori – teori

ilmiah untuk memprediksi efek pemberlakuan

sebuah sanksi hukum serta dampaknya terhadap

perilaku manusia. Dalam kacamata para ekonom

pemberlakuan sanksi diumpamakan sebagai

pemberlakuan suatu harga komoditi, dimana

manusia memberikan respon atau tanggapan

rasional terhadap pemberlakuan harga komoditi.

Masyarakat menanggapi kenaikan harga dengan

mengurangi pemakaian komoditi atau barang yang

mahal. Dalam pemberlakuan sanksi, dimana

semakin berat ancaman sanksi hukumnya, maka

semakin berkurang pelanggaran terhadap aturan

hukum yang mengandung sanksi tersebut. Dalam

kaitan itu, ilmu ekonomi mengembangkan teori –

teori yang teruji presisi secara matematis, misalnya

teori harga (price theory) dan teori permainan (games

theory). Ilmu ekonomi juga memiliki metode –

metode yang teruji dan sahih dengan memanfaatkan

data empirik seperti statitistik serta penerapannya

21 Ibid, hal. 546.

Page 17: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

17

dalam ekonometrika guna menganalisis dampak

harga – harga terhadap perilaku manusia22.

Setiap sistem ekonomi mengandung nilai – nilai,

kebiasaan, adat istiadat, hukum, norma – norma

dan aturan – aturan serta otoritas dan kekuasaan

untuk mengarahkan sumber daya yang ada demi

mencapai tujuan bersama. Sistem ekonomi yang

dianut oleh suatu negara juga bergantung kepada

doktrin, mazhab atau aliran pandangan ekonomi.

Menurut Jonker Sihombing, beberapa pemikiran

atau mazhab ekonomi juga ada yang berkaitan

dengan hukum, jika dikaji dari substansi

ajarannya23.

1. Masa Yunani Kuno

Pada masa ini sudah berkembang pemikiran

tentang uang, bunga, jasa tenaga kerja dan

perdagangan. Pemikiran ekonomi pada waktu itu

dikaitkan dengan rasa keadilan, kelayakan dan

kepatutan yang perlu diperhatikan dalam rangka

penciptaan suatu masyarakat yang adil dan

makmur secara merata.

Paham Yunani Kuno melihat hukum sebagai

bagian dari hukum alam. Keadilan ditegakkan

hanya jika perilaku manusia sesuai dengan

ketentuan hukum alam. Hakikat hukum pada masa

22 Ibrahim Johnny, op.cit, hal. 7-8 23 Sihombing Jonker, Peran dan Aspek Hukum dalam Pembangunan Ekonomi, 2010, Bandung, Alumni, hal. 38

Page 18: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

18

ini berlanjut hingga abad pertengahan, kemudian

orang Yunani mulai mengaitkan hukum dengan

bekerjanya akal manusia.

Pembagian Kerja

Menurut Plato sebuah negara yang ideal,

kemajuan (development) akan bergantung kepada

terciptanya pembagian kerja (division of labor) yang

timbul secara alamiah di tengah – tengah

masyarakat. Pandangan ini jika dikaji identik

dengan pemikiran Adam Smith mengenai division of

labor. Adam Smith melihat division of labor untuk

memacu pertumbuhan output dan pembangunan

ekonomi, sedangkan Plato mengaitkan division of

labor dengan pembangunan kualitas hidup manusia.

Hedonisme

Masa Yunani Kuno telah dikenal paham

hedonisme sebagai cikal bakal paham materialistis

yang berkembang luas di Eropa Barat abad XVII dan

XVIII.

Hedonisme digagas oleh Aristippus bahwa

kenikmatan merupakan tujuan hidup yang paling

mulia bagi setiap manusia, sehingga semua

tindakan manusia akan dianggap baik apabila

tindakan tersebut dapat menimbulkan kenikmatan.

Paham ini berpendapat bahwa manusia yang

bijaksana adalah mereka yang mencari kenikmatan

Page 19: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

19

yang sebesar – besarnya bagi dirinya sendiri dalam

hidupnya di dunia.

Plato mengecam kekayaan dan kemewahan yang

berlebihan. Menurut Plato agar semua orang dapat

hidup sejahtera secara merata, manusia perlu

mengendalikan sifat keserakahannya untuk

memenuhi semua keinginan yang melebihi

kewajaran. Jika keserakahan tidak mampu

dikendalikan, sebagian kecil masyarakat yang

merupakan orang cerdik, pintar dan berkuasa akan

hidup bergelimang dalam kemewahan, sementara

sebagian besar masyarakat yang tidak mempunyai

kemampuan dan kecerdikan akan hidup dalam

kepedihan dan kemelaratan. Kekhawatiran Plato ini

berdasarkan kenyataan perekonomian di zaman

Yunani Kuno dikuasai oleh kaum aristokrat. Walau

pun jumlah kaum aristokrat ini relatif sedikit, berkat

kepintaran dan kelihaian mereka dapat menguasai

kaum proletar yang jumlahnya relatif banyak.

Kegunaan dan Keuntungan

Dalam mengamati proses perkembangan

kegiatan, Aristoteles membedakan dua hal utama:

Kegunaan (Use) dan Keuntungan (Gain). Lebih

khusus, Aristoteles membedakan antara oeconomia

(ilmu ekonomi) dan Chrematistike.

Chrematistike mengimplikasikan penggunaan

sumber daya alam atau ketrampilan manusia untuk

Page 20: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

20

tujuan – tujuan yang bersifat acquisitive. Berdagang

adalah aktivitas ekonomi yang tidak didorong oleh

motif faedah (use) melainkan semata – mata

bermotifkan keuntungan (gain). Chrematistike

ditolak oleh Aristoteles, oleh karena secara tegas

menyatakan ketidaksenangnya terhadap pedagang –

pedagang yang datang ke kota – kota, maupun

mengekploitasi petani – petani miskin di desa – desa.

Paham Aristoteles ini bertolak belakang dengan

konsep ekonomi yang dikembangkan oleh Adam

Smith. Karena bagi Adam Smith, motif utama yang

mendorong manusia untuk bertindak adalah

keuntungan (gain) dan bukan kegunaan atau faedah

(use).

Aristoteles lebih memberikan kontribusi dalam

oeconomia dengan pemikirannya tentang pertukaran

barang (exchange of commodities) dan manfaat uang.

Aristoteles membedakan antara kebutuhan

manusia (man’s need) dengan keinginan manusia itu

sendiri (man’s desire). Menurutnya, kebutuhan

manusia (man’s need) sebenarnya relatif tidak

banyak, tetapi keinginan (man’s desire) relatif tidak

terbatas. Dalam kaitan itu, kegiatan produksi

penting untuk pemenuhan kebutuhan manusia,

tetapi bukan pemenuhan keinginan manusia yang

tanpa batas dan alami (unnatural).

Page 21: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

21

2. Pemikiran Kaum Skolastik

Ciri utama pemikiran skolastik adalah kuatnya

hubungan antara ekonomi dengan masalah etis,

serta besarnya perhatian masyarakat pada masalah

keadilan (fairness). Hal ini disebabkan ajaran

skolastik sangat dipengaruhi oleh ajaran – ajaran

gereja. Meskipun masyarakat pada masa skolastik

memandang perlu untuk memiliki kekayaan materi,

namun motif ekonomi yang berlebihan sangat

dikecam.

Harga yang adil dan pantas

Albertus Magnus merupakan filsuf religius dari

Jerman dengan salah satu pandangannya tentang

harga yang adil dan pantas (just price), prinsipnya

sama besarnya dengan biaya dan tenaga yang

dikorbankan untuk menciptakan barang – barang

tersebut. Apabila orang menetapkan harga yang

melebihi dari biaya – biaya yang dikorbankan untuk

menghasilkan suatu barang, berarti orang itu telah

melanggar etika, sehingga tidak pantas dihormati.

Bunga

Thomas Aquinas merupakan juga merupakan

tokoh aliran skolastik yang banyak dipengaruhi oleh

pandangan Aristoteles dan kitab injil Nasrani.

Dengan latar belakang itu, Thomas Aquinas tidak

setuju dengan bunga uang yang dianggap sebagai

riba; orang – orang yang membungakan uang

Page 22: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

22

dianggap pemeras dan pendosa. Thomas Aquinas

menjelaskan bahwa memungut bunga dari uang

yang dipinjamkan kepada seseorang adalah

perbuatan yang tidak adil, karena sama artinya

dengan menjual sesuatu yang tidak ada. Perbuatan

membungakan uang dianggap merupakan kegiatan

yang tidak memiliki moral, yang sama hinanya

dengan perbuatan pemerasan.

Pandangan Thomas Aquinas mirip dengan

Aristoteles, keduanya tidak setuju dengan

pengenaan bunga. Karena dengan cara tersebut

orang mendapatkan keuntungan tanpa adanya kerja

keras. Namun, pandangan ini berkaitan dengan

ekonomi tidak relevan lagi dewasa ini, karena uang

tidak lagi berfungsi sebagai alat tukar, tetapi sebagai

sarana menumpuk kekayaan. Uang sudah berfungsi

sebagai alat investasi dengan resiko, sehingga wajar

jika dari kegiatan investasi itu memperoleh imbalan.

Demikian juga, orang yang meminjamkan uang

kepada pihak lain tertutup kesempatan untuk

memanfaatkan uang itu lebih lanjut. Karena itu atas

pengorbanan ini sudah sewajarnya mendapatkan

imbalan. Imbalan yang diperoleh itu dalam bentuk

bunga.

Page 23: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

23

3. Era Merkantilisme

Merkantilisme berasal dari kata merchant yang

berarti pedagang. Merkantilisme dipandang sebagai

Kebijaksanaan Ekonomi yang dipraktekkan sekitar

tahun 1550 – 1750. Paham merkantilisme dimana

negara harus bertindak seperti swasta dalam

mengelola ekonomi. Artinya, merupakan sesuatu

yang wajar jika negara melakukan transaksi

perdagangan dengan negara lain. Paham

merkantilisme mengandalkan devisa hasil ekspor

sebagai sumber pendapatan negara, dan

menganjurkan agar arus impor dibatasi hanya

untuk hal – hal yang dipandang perlu.

• Uang

Jean Boudin (1530 – 1596) dengan teori

perdagangan luar negeri menyatakan bahwa uang

yang diperoleh dari hasil perdagangan luar negeri

akan mengakibatkan kenaikan harga barang –

barang.

Jean Baptist Collbert (1619 – 1683) menyatakan

perdagangan luar negeri dianggap sebagai sumber

utama kemakmuran. Kedudukan para saudagar

begitu penting di tengah – tengah masyarakat. Oleh

karena, para saudagar memasok dan mendukung

para penguasa. Sebagai imbalannya penguasa

memberi fasilitas dan bantuan kepada para

saudagar berupa monopoli atau proteksi serta

keistimewaan lainnya. Abad XVII dan XVIII di Eropa

Page 24: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

24

Barat dianggap sebagai zaman kapitalisme komersial

(commercial capitalism) yang disebut juga

kapitalisme saudagar (merchant capitalism).

David Hume (1711 – 1776) pandangannya

tentang ekonomi berkaitan dengan pembentukan

harga di pasar yang dipengaruhi oleh jumlah barang

di satu pihak dan juga ditentukan jumlah uang di

pihak lain. Harga akan dibentuk oleh kekuatan

antara pasokan barang dengan jumlah uang yang

beredar.

Tenaga Kerja

Sir William Petty (1623 – 1687) sebagai ahli

politik ekonomi pada zaman ini mengembangkan

pemikiran tentang produksi pada dalam proses

kegiatan ekonomi. Faktor produksi yang dimaksud

dalam kaitannya dengan pentingnya arti bekerja

(labor). Pekerja jauh lebih penting artinya daripada

sumber daya tanah. Petty berpendapat bahwa uang

diperlukan secukupnya, karena uang berlebihan

atau kurang dari yang dibutuhkan akan

mendatangkan kemudharatan.

4. Teori Klasik

Pelopor aliran ini adalah Adam Smith, dan

analisisnya hanya mempertajam pemikiran –

pemikiran ekonomi masa klasik. Misalnya, paham

individualisme tidak berbeda dengan paham

hedonisme pada masa Yunani Kuno. Menurut Adam

Page 25: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

25

Smith, tindak tanduk manusia didasarkan pada

kepentingan diri sendiri (self interest), sedangkan

paham invidualisme akan mendorong masyarakat

untuk mengejar kepentingannya sendiri – sendiri.

Aktivitas individu dalam mengejar kepentingan

sendiri terhadap kemajuan masyarakat justru akan

lebih baik hasilnya, jika dibandingkan dengan tiap

orang berusaha untuk memajukan masyarakat.

Pasar Bebas

Paham Adam Smith (1723-1790) mengenai

ekonomi adalah doktrin pasar bebas (free market).

Pada pasar bebas pemerintah harus seminimal

mungkin turut campur tangan dalam mengatur

perekonomian. Dalam doktrin pasar bebas, tanpa

campur tangan pemerintah justru akan

mengakibatkan perekonomian berjalan dengan wajar

dan alamiah. Mekanisme tangan gaib (invisible hand)

akan menggiring perekonomian kearah

keseimbangan (equlibrium). Ajaran Adam Smith ini

dengan tegas menentang sikap pemerintah yang

cenderung ingin mengatur segala bentuk kegiatan

ekonomi.

Adam Smith juga mengembangkan pemikiran

ekonomi dengan teori nilai (value theory) bahwa

setiap barang mempunyai 2 (dua) nilai, yaitu: nilai

guna (value in use) dan nilai tukar (value in

exchange). Nilai tukar untuk penentuan suatu

barang yang menjadi rujukan adalah upah buruh

Page 26: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

26

yang dipergunakan untuk menghasilkan barang

tersebut. Upah tidak diukur berdasarkan jam kerja,

tetapi dari nilai guna atau ketrampilan dari orang

yang memproduksi barang.

Berkaitan dengan pembagian kerja (division of

labor) dikatakan bahwa peningkatan produksi dapat

dicapai dengan pembagian kerja berdasarkan

keahlian. Adanya pembagian kerja, setiap orang

tidak perlu mengerjakan sendiri semua kebutuhan,

tetapi fokus pada pekerjaan yang dipilih atau

ditekuni.

Untuk teori pembentukan modal dinyatakan

pentingnya akumulasi modal untuk kegiatan

ekonomi. Kegiatan ekonomi tanpa didukung oleh

modal yang cukup tidak akan berhasil.

Masalah keadilan juga mendapat perhatian

besar, karena hal ini secara konkrit diterapkan

dalam bentuk hukum yang menjadi pedoman bagi

pelaku ekonomi. Dengan begitu para pelaku

ekonomi diharapkan dapat bertindak etis dalam

melaksanakan aktivitasnya.

5. Aliran Sejarah

Aliran sejarah merupakan reaksi terhadap

mekanisme pasar bebas yang dianut paham klasik.

Paham klasik mengakui bahwa manusia bersifat

serakah (hedonistic), sehingga berkembang menjadi

utilitarianisme. Aliran sejarah menilai pendekatan

Page 27: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

27

hedonisme dan utilitarianisme sebagai pola pikir

yang sempit. Menurut aliran ini motif orang

bertindak bukan hanya karena faktor uang dan

kepentingan pribadi. Berdasarkan pengalaman

menunjukkan motif orang bertindak tidak hanya

didasarkan pada kepentingan pribadi, tetapi juga

faktor – faktor etika dan impuls – impuls lainnya.

Organisme

Kalau paham klasik mengakui adanya invisible

hand untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, oleh aliran sejarah itu bersifat

mekanistis. Aliran sejarah melihat masyarakat

sebagai suatu kesatuan organisme tempat

berhubungan antar individu dan interaksi sosial

yang terkait.

Aliran sejarah menghendaki kegiatan masyarakat

dilandaskan pada suatu sistem yang menyeluruh

yang mencakup semua organisme dalam kehidupan

bermasyarakat sebagai suatu keseluruhan. Oleh

karena itu, aliran sejarah tidak percaya dengan

mekanisme pasar bebas menghendaki campur

tangan pemerintah dalam perekonomian agar

tercipta suatu keadilan.

Max Weber (1864 – 1920) penganut aliran ini

menyatakan bahwa banyak peradaban dalam

sejarah negara – negara Eropa Barat menunjukkan

aktivitas mencari laba diselenggarakan dengan lebih

Page 28: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

28

berlandaskan etika, terorganisir dan rasional.

Perilaku kapitalis bertolak belakang dengan harapan

bahwa keuntungan yang akan dicapai melalui

aktivitas tukar menukar didasarkan pada

kesempatan untuk mendapatkannya secara damai.

Proteksi

Aliran ini memandang bahwa proteksi hanya

diberikan pada tahap – tahap awal dan setelah itu

dan setelah itu dihentikan, agar industri dan

perekonomian dapat berjalan secara efisien untuk

dapat bersaing. Oleh karena, apabila proteksi

berlangsung dalam jangka waktu lama akan

menciptakan distorsi yang mengakibatkan

perekonomian akan berjalan dengan biaya tinggi

(high cost economy).

6. Aliran Keynes

John Maynard Keynes (1883 – 1946) mengkritik

aliran klasik yang lebih memberi perhatian pada

ekonomi mikro. Menurut Keynes, permintaan

agregat (aggregate demand) akan lebih kecil dari

penawaran agregat (aggregate supply), dan apabila

hal ini tidak diantisipasi dengan baik, akan

menimbulkan ketakseimbangan (disequilibrium)

dalam perekonomian. Analisis terhadap

perekonomian dilakukan dengan pendekatan makro

dengan melihat variabel – variabel penting secara

agregat, seperti pendapatan, konsumsi, tabungan,

Page 29: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

29

pajak, pengeluaran pemerintah, ekspor-impor,

pengangguran, inflasi, dsb.

Dalam pandangan Keynes, perekonomian yang

berjalan menurut mekanisme pasar hanya akan

mencapai keseimbangan pada titik di bawah full

employment. Oleh karena itu, pemerintah dalam

batas – batas tertentu diharuskan untuk berperan.

Peran pemerintah misalnya dalam hal terjadi

pengangguran, pemerintah harus memperbesar

pengeluaran untuk proyek – proyek padat karya

yang dapat menampung tenaga kerja. Jika terjadi

kenaikan harga disebabkan kelebihan permintaan,

pemerintah harus menarik uang yang beredar

dengan cara menaikkan pajak. Jika terjadi gerak

gelombang kegiatan ekonomi, pemerintah dapat

menjalankan kebijaksanaan pengelolaan

pengeluaran dan pengendalian permintaan efektif.

Pemikiran Keynes pada intinya arah kebijakan

ekonomi yang dianjurkan lebih mengandalkan sisi

fiskal. Ia meyakini bahwa kebijakan fiskal yang

diluncurkan pemerintah akan dapat mempengaruhi

laju perekonomian. Kebijakan fiskal untuk

memberikan stimulus pada pertumbuhan ekonomi

dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya,

menyuntikkan dana untuk proyek – proyek padat

karya yang mampu menyerap banyak tenaga kerja.

Langkah seperti ini diprediksi cukup ampuh untuk

memberantas pengangguran dan keresahan sosial,

Page 30: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

30

pada saat sumber daya yang ada belum

didayagunakan secara penuh.

Aliran Keynesian mendominasi pemikiran

ekonomi sejak Perang Dunia I sampai tahun 1970,

kemudian berkembang Neo-Keynesian yang

dipelopori oleh Paul Samuelson. Neo-Keynesian

mengelaborasi perdagangan luar negeri dalam teori

Keynes. Karena paham ini negara – negara terdorong

untuk membuka pasarnya lebar – lebar terhadap

perekonomian internasional. Bagi negara – negara

berkembang masih memerlukan perlindungan di era

ekonomi global. Karena negara – negara berkembang

belum setara untuk berkompetisi dalam bidang

ekonomi dengan negara – negara maju.

3. Hubungan Hukum Dan Ekonomi

Hukum pada prinsipnya dibutuhkan untuk

mengatur kehidupan masyarakat di dalam segala

aspek, dan yang tak kalah pentingnya dalam

mengatur kegiatan ekonomi. Untuk melihat

hubungan hukum dan ekonomi paling tidak perlu

dipahami dari konsep – konsep dalam ekonomi. Oleh

karena dibalik kegiatan – kegiatan ekonomi terdapat

latar belakang dan pertimbangan filosofis.

Secara historis ada dua pendekatan terhadap

konsep – konsep pemikiran ekonomi dari ahli – ahli

ekonomi. Mark Skousen24 mengemukakan dua

24 Skousen Mark, op.cit, hal. 8-9

Page 31: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

31

pendekatan, yaitu: pendekatan pendulum dan tiang

totem. Pada pendekatan pendulum pemikiran –

pemikiran ahli ekonomi digolongkan berdasarkan

spektrum politik, dari ekstrem kiri „sampai‟ ekstrem

kanan. Dikatakan dengan kata „sampai tidak dengan

kata „dan‟ karena ditengahnya ada paham liberal.

Pada ekstrem kiri disebut paham radikal dengan

pelopornya Karl Marx, ekstrem kanan adalah paham

konservatif dengan pelopornya adalah Adam Smith.

Sedangkan diantara keduanya adalah paham liberal

dengan pelopornya John Maynard Keynes.

Dijelaskan lebih lanjut bahwa sejarah ekonomi

yang berkembang mungkin berayun dari satu

ekstrem ke ekstrem lainnya atau mungkin berhenti

di tengah – tengah. Dengan pendekatan ini

dikatakan bahwa Karl Marx dan Adam Smith

merupakan posisi yang setara, karena keduanya

menduduki posisi ekstrem. Akibatnya, karena pada

posisi ekstrem pandangan mereka menjadi tidak

bijak. Oleh karena itu, posisi moderat ditempati oleh

John Maynard Keynes karena pandangannya

seimbang dan lebih ideal. Pendekatan ini belum

merupakan pendekatan yang terbaik.

Oleh karena itu, menurut Mark Skousen, jika

tujuannya adalah untuk menunjukkan pemikiran

mana yang memaksimalkan kebebasan ekonomi dan

pertumbuhan ekonomi tercepat, maka pemikiran

para ekonom tersebut harus diletakkan di puncak

Page 32: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

32

„tiang totem‟25 yang disebut pendekatan „atas-

bawah‟. Pemikiran ekonomi yang dukungannya

kepada kebebasan kurang kuat dan kebijakannya

berdampak pada pertumbuhan lebih lambat

diletakkan pada urutan bawah. Dengan pendekatan

ini, daripada membandingkan pemikiran ekonomi

secara horisontal berdasarkan spektrum, lebih baik

mengurutkannya dari atas ke bawah berdasarkan

patokan kebebasan dan pertumbuhan ekonomi.

Adam Smith mendukung kebebasan ekonomi

maksimum dalam perilaku mikroekonomi individual

dan perusahaan, dan mendukung intervensi

minimal dalam makroekonomi oleh negara. Negara –

negara yang paling mendekati visi kapitalisme

laissez faire menurut Adam Smith telah mencapai

standar hidup tertinggi. Berikutnya adalah John

Maynard Keynes yang mendukung kebebasan

individual, tetapi mendukung intervensi

makroekonomi dan nasionalisasi investasi. Formula

big government yang diusulkan Keynes

menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang stabil

tapi lambat. Sedangkan posisi selanjutnya Karl Marx

mengusulkan ekonomi terpusat baik pada aras

mikro maupun makroekonomi. Secara historis,

rezim sosialis yang mendukung perencanaan

25 “Tiang Totem” dijelaskan dalam legenda suku Indian, kepala

suku yang paling dihormati harus diletakkan di puncak tiang

totem, sedangkan kepala suku yang kurang dihormati tetapi tetap

penting berada di urutan bawahnya.

Page 33: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

33

terpusat kinerjanya berada dibawah rezim ekonomi

pasar.

Menurut pemahaman penulis dengan pendekatan

dapat dimengerti ada dua aliran ekonomi yang

besar, yaitu: sosialis dan kapitalis. Kalau ekstrem

tinggal dikatagorikan ekstrem kiri atau kanan, yang

kemudian dikenal dengan paham sosialis dan

paham kapitalis. Sedangkan paham liberal pada

umumnya adalah kapitalis. Hal ini tergantung peran

dari negara. Disini akan berkorelasi dengan hukum.

Menurut Gunarto Suhardi26 terdapat 3 (tiga)

aliran pokok keterlibatan negara dalam ekonomi.

Pertama, keterlibatan minimalis dengan penganjur:

Adam Smith, Jean Baptist`Say, David Ricardo dan

Thomas Robert Malthus. Kedua, keterlibatan

maksimalis yang umumnya diikuti oleh

pemerintahan diktator absolut dan berbagai negara

berkembang. Ketiga, keterlibatan terukur dengan

penganjur Keynes dan Samuelson.

Aliran keterlibatan minimalis menyatakan bahwa

dalam tata susunan ekonomi negara, maka kegiatan

perseorangan atau pun kegiatan satuan – satuan

usaha harus diberikan kebebasan untuk mengurus

kepentingannya sendiri dan memperbaiki

kedudukannya di bidang ekonomi.

26 Suhardi Gunarto, Peranan Hukum dalam Pembangunan

Ekonomi, 2002, Yogyakarta, Universitas Atma Jaya, hal. 12 - 19

Page 34: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

34

Kegiatan ekonomi yang dilakukan dalam

persaingan bebas akan jauh lebih bermanfaat bagi

masyarakat sebagai keseluruhan dari pada kalau

segala sesuatunya diatur oleh negara dan hukum.

Kegiatan – kegiatan ekonomi seperti produksi,

konsumsi serta distribusi barang dan jasa pada

dasarnya sudah ditentukan menurut hukum –

hukum ekonomi. Hukum tersebut adalah hukum

keseimbangan antara penawaran dan permintaan;

keseimbangan antara keseluruhan produksi

nasional dengan keseluruhan permintaan

masyarakat. Oleh karenanya aliran ini mendukung

adegium Laissez Faire, Laissez Aller yang dipelopori

Adam Smith. Sedangkan Jean Baptist Say

menegaskan bahwa suatu keadaan equilibrium

(keseimbangan), maka proses produksi dalam

dirinya akan menciptakan pendapatan dan

pengeluaran pada tingkat dan volume yang

menimbulkan permintaan atau pembelian yang

akan menyerap seluruh hasil produksi. Dengan kata

lain, dalam keadaan equilibrium produksi cenderung

menciptakan permintaan akan hasil industri itu

sendiri.

Keterlibatan maksimalis, merupakan aliran yang

muncul sebagai reaksi dari aliran klasik ekonomi

dengan keterlibatan minimalis tanpa campur tangan

negara dan hukum. Oleh karena persaingan bebas

tanpa kendali layaknya berlaku hukum rimba, yang

menang adalah yang terkuat. Untuk mengatasi hal

Page 35: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

35

ini, menurut aliran maksimalis negara harus

bertindak menguasai segala aspek kehidupan

ekonomi negara. Menurut aliran ini, perubahan yang

melingkupi masyarakat itu sendiri seperti keadaan

besarnya modal atau kapital dan sifat kekuasaan

pemerintahan. Namun dalam perjalanan waktu,

keterlibatan negara secara maksimalis

mengakibatkan keterpurukan ekonomi pada negara

– negara yang menganut paham ini. Negara

menguasai perekonomian, sehingga daya kreasi dari

masyarakat tidak terbentuk. Segala sesuatu diatur

dan dikontrol oleh negara, dan hasilnya bukan

untuk diri sendiri akan tetapi menjadi milik

komunal.

Keterlibatan terukur merupakan penganut aliran

Keynesian atau Neo-Keynesian yang pada prinsipnya

masih menggunakan prinsip equilibrium

(keseimbangan) sebagai landasan berpikir. Aliran ini

mengoreksi prinsip equilibrium bahwa mekanisme

ekonomi tidak dapat mengoreksi diri sendiri. Oleh

karena, reaksi alami dari produsen bila permintaan

pasar akan barang berkurang, maka produsen akan

mengurangi produksi barang, tanpa memikirkan

nasib tenaga kerja yang harus kehilangan nafkah.

Pola ini harus dikoreksi agar mekanisme ekonomi

tetap berjalan. Dan yang bisa mengoreksi ini untuk

kepentingan bersama adalah negara dengan

berbagai instrumen hukum atau merumuskan

berbagai peraturan perundang –undangan.

Page 36: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

36

Peranan hukum dalam ekonomi diwakili oleh

negara dalam hal ini pemerintah. Dengan melihat

segala permasalahan konsep – konsep ekonomi,

situasi dan kegiatan – kegiatan ekonomi

berlangsung, maka bagaimanapun kehidupan

ekonomi harus diatur oleh kaedah hukum.

Dalam melihat hubungan hukum dan ekonomi

menurut Nindyo Pramono27 ada tiga pemikiran yang

mempengaruhi.

Pertama, adalah aliran yang radikal

mempertentangkan dan mempersoalkan rasionalitas

dari hukum, terutama dikaitkan dengan paham

liberal. Aliran ini dipelopori oleh Elisabeth Mensh,

Ackerman dan John Rawl. Aliran ini bertitik tolak

dari pemikiran bahwa ideologi liberal sangat

mengagung – agungkan adanya kebebasan di segala

bidang, baik politik, ekonomi, budaya dan hukum.

Konsep rule of law atau penegakan hukum menjadi

kontradiksi dengan paham radikal karena konsep

penegakan hukum menciptakan aturan dan

pembatasan – pembatasan, memberikan sanksi, dan

hal – hal lain yang tidak sejalan dengan ideologi

kebebasan. Konsep rules of laws hanya sebagai

mitos, karena tidak memiliki dasar ideologis di

masyarakat yang berpaham kapitalis dan liberalis.

Pada dasarnya, masyarakat liberal tidak

menghendaki aturan – aturan dan hanya

27 Sihombing Jonker, op.cit, hal. 20

Page 37: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

37

memerlukan rules dan bukan rule of law atau

hukum. Rules dalam ekonomi adalah mekanisme

pasar bebas.

Kedua, aliran yang lebih moderat yang dipelopori

oleh Solum, Clara Dalton dan Tushnet. Aliran ini

beranggapan bahwa mempertentangkan hukum

dengan ideologi liberal yang mengagung – agungkan

asas kebebasan berkontrak yang berasal dari paham

liberal abad pertengahan, selain dipandang terlalu

radikal juga kurang realistis. Aliran ini menilai

bahwa tidak ada satu negara pun di dunia, baik

sosialis, liberal atau teokratis yang

mengesampingkan hukum hanya karena alasan

ideologis. Kenyataan menunjukkan bahwa rules of

law justru tetap diperlukan atas dasar rasionalitas

tersendiri tanpa memandang ideologi, tetapi hanya

terbatas pada tataran fungsi hukum pada

masyarakat yang bersangkutan. Dari pandangan

moderat ini, kemudian berkembang referensi hukum

dan ekonomi, seperti Robert Cooter dan Thomas

Ullen (1980) serta Richard Posner (1992).

Di satu sisi, hukum memberikan suatu kepastian

dan menciptakan batasan – batasan mengenai hak

dan kewajiban masing – masing individu. Di sisi

lain, hukum juga berusaha menegakkan keadilan

dalam mengakomodasi hak – hak dan kewajiban.

Menurut Posner, jika berkaitan dengan penegakkan

nilai – nilai keadilan, pilihan apapun yang diambil

harus dapat dipertanggungjawabkan secara

Page 38: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

38

ekonomis berdasarkan akal sehat. Oleh karena itu

menurut Posner, bagaimanapun juga pelaksanaan

hukum tidak dapat dipisahkan dari manfaat

ekonomis, selain tentunya tercipta ketertiban yang

menjadi tujuan utama hukum.

Ketiga, aliran yang menekankan pada norma

preskriptif. Menurut aliran ini bahwa regulasi di

bidang ekonomi telah melahirkan aneka norma

preskriptif. Setiap cabang kekuasaan dari

pemerintahan mempunyai kompetensi untuk

melakukan regulasi ekonomi. Aliran ini banyak

diminati kalangan ahli hukum.

Ketiga macam pengaruh pemikiran ini secara

praktis dapat dilihat dalam wujud regulasi

peraturan – peraturan yang diterbitkan oleh negara.

Pemikiran tentang peranan negara yang

dikuasakan oleh hukum untuk mendorong dinamika

ekonomi dikemukakan juga oleh W. Friedman,

Geelhoeld dan Zijlstra, oleh Gunarto Suhardi

menggolongkan kedalam tiga tipologi 28:

Pertama, negara bertindak sebagai regulator

(stuurende) dan wasit (jury) dengan menggunakan

instrumen Hukum Administrasi yang umum dan

individual khusus. Implementasinya menurut

Zijlstra berupa: a. tindakan pemerintah untuk

penyediaan informasi dan pronogsis; b. tipologi

28 Suhardi Gunarto, op.cit hal. 8-9

Page 39: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

39

keputusan dengan tujuan mempengaruhi warga

negara pada umumnya misalnya mengeluarkan

peraturan tentang investasi, harga sewa,

kebijaksanaan bidang moneter, perbankan dan

pasar modal; c. tipologi larangan yakni larangan

bertindak bagi swasta untuk hal tertentu, misalnya

pengangkutan bahan berbahaya. Sedangkan

menurut Geelhold, peranan negara dikatagorikan

sebagai pengendalian, berupa: penetapan berbagai

peraturan ekonomi makro da penetapan norma

selektif lainnya serta yang masuk dalam katagori

tindakan pemaksaan dalam suatu putusan

perselisihan para pihak.

Kedua, negara dapat bertindak sebagai de

presterende (penyedia atau provider) dari berbagai

keperluan para warga negaranya dapat berupa

tindakan yang masuk dalam tipologi pemberian

tunjangan sosial yang mengarah pada sociale

rechtstaat. Fungsi de presterende sebagai fungsi

provider dalam hal ini sebagai penyelenggaraan

negara implementasinya berupa berbagai peraturan

dalam sistem welfare state misalnya security act,

health insurance act, dsb.

Ketiga, peranan negara sebagai entrepreuneur

atau pengusaha,dalam hal ini negara membentuk

badan – badan usaha milik negara yang disamping

melaksanakan fungsi sebagai agent of development

juga harus mampu berusaha untuk membiayai

usahanya secara mandiri dan memberikan manfaat

Page 40: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

40

bagi negara dengan membayar pajak pendapatan

sebagaimana badan usaha pada umumnya.

Fungsi sebagai agent of development dapat

dilaksanakan sebagai daya dorong pertumbuhan

ekonomi negara pada umumnya, memajukan sektor

ekonomi tertentu yang tidak mendapat perhatian

swasta dan usaha – usaha dalam menunjang

infrastruktur masyarakat. Selain melaksanakan

usaha – usaha yang memerlukan dana yang besar,

seperti sektor keuangan dan moneter, industri dan

pertambangan.

Fungsi agent of development ini oleh Soerjono

Soekanto menyebutkan bahwa hukum mempunyai

peran sebagai agent of change. Hukum sebagai

sarana pembaharuan dapat dilihat dalam dua hal,

yaitu: melakukan pembaharuan produk perundang

– undangan yang mendukung dan memberikan

arahan terhadap pembangunan dan sikap sosial

masyarakat29.

Fungsi hukum dalam ekonomi dikemukakan oleh

Roscue Pound30, sejak jaman dahulu kaidah –

kaidah hukum diciptakan untuk menyelesaikan

pertikaian dalam masyarakat. Hukum adalah suatu

istilah yang banyak artinya sepanjang sejarah umat

manusia. Tetapi dibalik itu setiap arti hukum

29 Sihombing Jonker, op.cit, hal. 70 30 Hetharia Melkias, Fungsi Hukum Menurut Roscue Pound, 1996,

Tesis Filsafat Program Pasca Sarjana UI, hal. 14 - 24

Page 41: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

41

terdapat gagasan tentang ketertiban dan

keteraturan, yaitu ide tentang kaidah – kaidah atau

asas – asas yang menjadi dasar urutan peristiwa –

peristiwa fisik, linguistik, ekonomis, moral, sosial

atau peristiwa – peristiwa didalam hubungan –

hubungan manusia atau dalam proses diaturnya

hubungan – hubungan inioleh pihak resmi di dalam

masyarakat yang berorganisasi politik.

Lebih lanjut dikemukakan bahwa dalam hukum

terlihat dua macam fenomena. Pertama didalam

hukum – hukum ilmu, hukum – hukum fonetika

atau linguistik atau hukum – hukum ekonomi pada

hakekatnya sangat bebas dari kemauan manusia

atau di atas kekuasaan manusia. Kedua, didalam

hukum – hukum mode atau hukum – hukum

permainan, hakekatnya tunduk kepada

pengendalian dari pihak kemauan manusia. Hukum

menurut ahli hukum lebih mirip pada tipe kedua.

Artinya, hukum secara berangsur – angsur

mengambil corak yang berbeda dari pengertian

hukum pada zaman yang lampau.

Pound menjelaskan kita hanya dapat melihat

cara kerjanya alam fisik itu, namun kita tidak dapat

mempengaruhinya ataupun merubahnya. Tetapi

dalam hukum penjualan barang – barang dapat

dikerjakan lebih lanjut dengan pengalaman yang

dikembangkan oleh akal dan dirumuskan dalam

putusan – putusan dan buku – buku pelajaran,

dapat dikodifikasikan di dalam undang – undang

Page 42: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

42

penjualan, dan kemudian dapat dicabut kembali

atau diperundang – undangkan berbagai ketentuan

baru. Badan legislatif dapat mencabut beberapa

bagian dan dapat pula mengadakan amandemen

pada bagian – bagian lainnya. Dengan kata lain,

seluruh hukum penjualan dimulai, dikembangkan

dan kemudian dijalankan menurut kemauan

pembuat undang – undang. Juga, dengan

perantaraan undang – undang itu - seperti

diterapkan dalam pengadilan, hubungan –

hubungan pembeli dan penjual, dan kelakuan dari

orang – orang dari lingkungan perdagangan dapat

dan memang diatur sedemikian rupa, sehingga

dapat menghindari perselisihan pribadi dan

mencegah penuntutan ganti rugi dengan cara

sendiri - akan memberikan suatu dasar yang kokoh

kepada ketertiban ekonomi.

Hukum sebagai sarana pembaharuan (law as a

tool of social engineering). Fungsi ini menurut Roscue

Pound bahwa tujuan hukum bukan sebagai satu

maksimum dari kebebasan mengemukakan diri,

melainkan sebagai satu maksimum dari pemuasan

kebutuhan. Persoalan utama adalah kebutuhan

yang harus diakui dan dijamin. Agara kepentingan –

kepentingan itu dijamin oleh hukum dengan

mengadakan perimbangan kepentingan, oleh karena

itu perlu disusun suatu daftar penggolongan

Page 43: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

43

kepentingan - kepentingan. Ada tiga macam

golongan kepentingan menurut Pound31:

Pertama, kepentingan – kepentingan umum

(public interests) yang terdiri dari: kepentingan –

kepentingan negara sebagai badan hukum dan

kepentingan – kepentingan negara sebagai penjaga

kepentingan – kepentingan sosial.

Kedua, kepentingan – kepentingan sosial (social

interests) yang terdiri dari: kepentingan –

kepentingan masyarakat dalam kepentingan umum,

keamanan bagi lembaga – lembaga sosial,

kepentingan masyarakat dalam kesusilaan umum,

kepentingan masyarakat dalam kemajuan sosial

pada umumnya (terdiri dari atas empat

kebijaksanaan pokok: kebebasan untuk memiliki

sesuatu, kebebasan perdagangan dan perlindungan

terhadap monopoli, kebebasan untuk mengadakan

usaha industri, serta dorongan untuk melakukan

penemuan), dan kepentingan masyarakat dalam

kepentingan individu.

Ketiga, kepentingan – kepentingan individu

(individual interests), terdiri dari: kepentingan –

kepentingan pribadi, kepentingan – kepentingan

dalam hubungan rumah tangga dan kepentingan –

kepentingan atas substansi yang meliputi

perlindungan harta, kebebasan berusaha dan

mengadakan kontrak, kebebasan menyelesaikan

31 Hetharia Melkias, op.cit, hal. 77

Page 44: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

44

warisan, dan harapan – harapan akan keuntungan –

keuntungan yang dijanjikan secara sah.

Mengenai hukum social engineering

berhubungan dengan bagian dari keseluruhan

bidang yang dapat dicapai dengan tata tertib

hubungan – hubungan manusia melalui kekuatan

organisasi politik masyarakat. Engineering adalah

gagasan diantaranya sebagai suatu proses atau

sebagai suatu kegiatan, tidak hanya sebagai suatu

kumpulan pengetahuan atau sebagai suatu bentuk

tata tertib tertentu. Engineering adalah perbuatan

dari sesuatu, bukan suatu pelayanan sebagai

instrumen pasif melalui mana rumusan matematika

dan hukum – hukum mekanika merealisasikan diri

dalam cara yang telah ditetapkan secara abadi32.

Hukum sebagai social engineering ada tiga hal yang

perlu dipertimbangkan yang harus dilihat secara

keseluruhan, yaitu: administrasi keadilan

(administration of justice), peraturan atau tata

hukum (legal order) dan hukum (law).

Administrasi keadilan (administration of justice)

adalah pengaturan secara tertib tentang kasus -

kasus pengadilan yang mempunyai kebiasaan atau

berdasarkan perjanjian atau religius atau

kekuasaan politik untuk menjatuhkan hukuman

diantara pihak – pihak yang bersengketa.

Administrasi keadilan bukan suatu proses mekanis

32 Ibid, hal. 88 - 95

Page 45: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

45

yang sederhana. Dalam kasus – kasus property and

commercial law dimana bentuk – bentuk ekonomi

dari kepentingan sosial dalam perlindungan umum

mengatur penerapan tertentu secara mekanis,

aturan – aturan yang detail atau pengambilan

kesimpulan yang kaku dari konsepsi – konsepsi

tertentu adalah salah satu kebijaksanaan social

engineering.

Pemikiran tentang peraturan atau tata hukum

(legal order) dapat dibedakan dari administrasi

keadilan juga dibedakan dari hukum. Peraturan

atau tata hukum adalah suatu proses pengadaan

peraturan (hukum), sebagian oleh administrasi

keadilan, sebagian oleh perwakilan administratif,

sebagian oleh pemberian orang sebagai pemandu

dalam bentuk aturan atau ajaran hukum untuk

menghindari dari konflik – konflik. Pengadilan,

administratif, legislatif dan ahli hukum sepanjang

mereka diperintah untuk menyesuaikan diri

diantara hubungan – hubungan, menyetujui

bersama klaim – klaim yang saling melengkapi,

menjamin kepentingan – kepentingan oleh aturan –

aturan yang tetap, menemukan alat – alat untuk

mengklaim atau menuntut untuk dipuaskan dengan

suatu pengorbanan beberapa orang secara kolektif

ini adalah aturan – aturan hukum. Dengan

demikian, peraturan atau tata hukum adalah satu

sisi dari proses kontrol sosial. Tugas dari peraturan

dan tata hukum sebagai social engineering adalah

Page 46: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

46

menghindari perselisihan dan mencegah

pemborosan.

Hukum (law) merupakan sekumpulan

pengetahuan dan pengalaman dengan tujuan

mengadakan social engineering. Disini hukum

melampaui sekumpulan peraturan dan tata hukum

(legal order). Hukum mempunyai aturan – aturan,

prinsip – prinsip, konsepsi – konsepsi dan standar –

standar bagi perilaku dan keputusan.

Menurut Pound untuk memahami secara tepat

siapa yang melakukan engineering perlu ahli hukum

yang kreatif. Juga, legislatif yang memenuhi syarat

dapat memberi perhatian untuk membuat undang –

undang yang berguna bagi tujuan – tujuan

peraturan hukum.

Hukum sebagai social enginnering juga

dikemukakan oleh Mochtar Kusumaatmadja33

bahwa hukum tidak hanya berfungsi secara

konservatif yaitu memelihara ketertiban dalam

masyarakat. Akan tetapi, masyarakat juga berubah

dengan cepat. Oleh karena itu, hukum harus dapat

membantu proses perubahan masyarakat itu,

termasuk mengarahkan kegiatan ekonomi.

Argumentasi Mochtar34 adalah pendayagunaan

33 Kusumaatmadja Mochtar, Konsep – Konsep Hukum Dalam Pembangunan, 2002, Bandung, Alumni, hal. 14 34 Soetandyo Wignjosoebroto, Dari Hukum Kolonial ke Hukum Nasional (Dinamika Sosial-Politik dalam Perkembangan Hukum di Indonesia, 1995(Cet.II), Jakarta, RajaGrafindo Persada, hal. 231.

Page 47: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

47

hukum sebagai sarana untuk merekayasa

masyarakat menurut skenario kebijakan pemerintah

(dalam hal ini eksekutif) amatlah terasa diperlukan

oleh negara – negara sedang berkembang, jauh

melebihi kebutuhan yang dirasakan negara – negara

industri maju.

Menurut Soetandyo Wignjosoebroto35, ide law as

a tool of social engineering dari Mochar

Kusumaatmadja ini rupanya ditujukan secara

selektif untuk memfungsikan hukum guna

merekayasa kehidupan ekonomi nasional saja, dan

tak berpretensi akan sanggup merekayasa

masyarakat dalam seluruh aspek kehidupannya. Ide

ini sesuai dengan kepentingan pemerintah saat itu,

karena ide untuk mendahulukan pembangunan

hukum pada ranah netral – termasuk hukum

ekonomi – dalam rangka mempersiapkan

infrastruktur pembangunan nasional. Kelembagaan

hukum untuk kepentingan pembangunan ekonomi,

seperti: pertanahan, pertambangan, permodalan,

perpajakan, keuangan, perbankan, perburuhan,

investasi dan pasar modal, akan memberikan

jaminan – jaminan kepastian yang penting untuk

pembangunan ekonomi.

Berkaitan dengan hukum sebagai social

engineering yang dikemukakan Roscue Pound

adalah keadilan administratif. Salah satu bentuk

35 Ibid, hal. 234

Page 48: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

48

hukum yang sangat berpengaruh dengan kegiatan

ekonomi adalah Hukum Administrasi. Hukum

Administrasi36 adalah bagian dari peraturan

perundangan yang berlaku dan langsung

menyentuh kegiatan perekonomian di suatu negara.

Keputusan – keputusan dari pejabat – pejabat

negara adalah peraturan yang merupakan hukum

positif yang bersifat publik dan langsung mengatur

kegiatan ekonomi. Terdapat dua macam Keputusan

Tata Usaha Negara, yaitu: Keputusan Tata Usaha

Negara yang bersifat umum dan Keputusan Tata

Usaha Negara yang bersifat khusus personal yang

akibat hukumnya bersifat langsung. Keputusan Tata

Usaha Negara yang Umum adalah berupa Peraturan

Menteri dan pejabat lainnya yang berwenang.

Peraturan ini bersifat umum karena berlaku bagi

tiap orang, sehingga sifatnya sama dengan

peraturan perundangan lainnya. Keputusan Tata

Usaha Negara yang bersifat khusus adalah

ditujukan kepada seseorang tertentu atau suatu

badan hukum tertentu berupa ketetapan –

ketetapan khusus atau pemberian ijin tertentu,

dalam keputusan khusus ini kegiatan ekonomi

berlangsung.

Hukum Administrasi tersebut oleh P.M. Hadjon

dibedakan dalam tiga fungsi37, yaitu: fungsi

normatif, fungsi instrumental dan fungsi jaminan.

36 Suhardi Gunarto, op.cit, hal. 6 37 Ibid, hal. 6-7

Page 49: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

49

Fungsi normatif diwujudkan dalam peraturan

perundangan yang merupakan hukum positif, yang

juga bersifat hukum publik dalam arti mengikat

siapa saja. Karakter hukum sama dengan peraturan

perundangan lainnya yang ditetapkan legislatif. Sifat

normatifnya sebagai pedoman tingkah laku yang

bersifat melarang, memberi petunjuk dan

memberikan pedoman tentang sanksi terhadap

pelanggaran. Fungsi instrumental adalah

menetapkan instrumen yang digunakan Pemerintah

dalam melaksanakan fungsi atau kekuasaan

memerintah. Sedangkan fungsi jaminan

dimaksudkan adalah kewenangan yang dimiliki oleh

pemerintah. Kewenangan ini berasal dari konstitusi

berdasarkan pembagian kekuasaan negara.

Fungsi hukum dalam kaitan dengan ekonomi

menurut Soedjito Sosrodihardjo38, ada tiga. Pertama,

dengan melihat lebih dahulu apakah suatu kegiatan

ekonomi sudah diatur dalam ketentuan perundang –

undangan. Setelah itu perlu dilihat lebih lanjut

apakah undang – undang itu masih mampu untuk

mengatasi hal – hal yang mungkin menyimpang dari

undang – undang yang dimaksud. Jika hasil analisis

menunjukkan adanya hal – hal yang menyimpang

selanjutnya perlu dicari apa yang menjadi penyebab,

dan siapa yang paling banyak diuntungkan oleh

penyimpangan itu. Kedua, bidang – bidang ekonomi

yang belum diatur oleh ketentuan perundang –

38 Sihombing Jonker, op.cit, hal. 26

Page 50: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

50

undangan perlu diteliti lebih lanjut untuk

mendapatkan jawaban siapa yang mengaturnya

dalam kenyataannya. Apakah bidang tersebut diatur

oleh konvensi atau ketentuan yang diciptakan

secara ad hoc tetapi berkesinambungan. Kalau

keadaannya demikian, apakah dengan mudah dapat

terjadi penyalahgunaan yang mengakibatkan terjadi

pelanggaran hukum. Ketiga, jika ada bidang hukum

dalam lapangan ekonomi yang tidak diatur atau

belum diatur secara tuntas, apa yang akan

dilakukan oleh hakim39.

Dengan demikian, hukum dalam kegiatan

ekonomi peranannya lebih bersifat pasif. Hukum itu

sendiri terdiri dari berbagai norma, maka

keberadaannya sudah memiliki peranan. Fungsinya

memberikan pernyataan – pernyataan yang berisi

petunjuk tingkah laku manusia, alat untuk

menyelesaikan konflik dan alat untuk rekayasa

sosial ekonomi. Obyeknya adalah segi kehidupan

manusia, termasuk dalam kegiatan ekonomi.

Pendekatan ekonomi terhadap hukum dilakukan

oleh Richard Posner melalui teorinya Economic

Analysis of Law40. Teori ini merupakan

pengembangan dari prinsip utilitarianisme yang

dikembangkan oleh Jeremy Bentham dan John

Stuart Mill. Menurut Posner, sehubungan dengan

39 Menurut penulis pengertian Hakim disini,termasuk regulator. 40 Ibrahim Johnny, op.cit, hal. 9

Page 51: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

51

upaya rasional manusia untuk mencapai kepuasaan

maksimum bagi dirinya, maka prinsip

utilitarianisme tidak dapat menentukan apa

keinginan seseorang dengan tepat. Sedangkan

pemikiran analisis ekonomi terhadap hukum

menemukan jawabannya, yaitu: keinginan seseorang

terhadap sesuatu adalah ditentukan dengan melihat

berapa besar kesediaannya untuk membayar apa

yang dikehendakinya itu agar keinginannya dapat

terpuaskan. Singkatnya, „berapa besar yang harus

dibayar untuk memperoleh sesuatu atau tidak

memperoleh sesuatu‟. Jika utilitarianisme

menitikberatkan pada unsur kebahagiaan terbesar

(the greatest happiness), maka analisis ekonomi

terhadap hukum melihatnnya dari segi efisiensi atas

pilihan terhadap aturan hukumnya. Pendekatan dari

segi efisiensi dalam memandang hukum adalah

dalam usaha meminimalkan biaya sosial (social cost)

terhadap aktivitas tertentu41.

Posner mendefinisikan efisiensi sebagai: to denote

the allocation of resources in which value is

maximized, kemudian dalam kerangka analisis

ekonomi, ia menambahkan bahwa efisiensi dalam

hal ini terbatas pada kriteria etis dalam rangka

penyusunan keputusan – keputusan sosial (social

41 Ibid, hal. 53

Page 52: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

52

decision making) yang menyangkut pengaturan

kesejahteraan masyarakat42.

Menurut Posner, ada dua studi dalam ilmu

ekonomi, yaitu: positive economics dan normative

economics43. Positive economics adalah studi tentang

„apa‟ yang ada dalam ilmu ekonomi dan bukannya

„apa yang harus ada‟. Studi ini berusaha untuk

mengidentifikasi hubungan antara variabel –

variabel ekonomi untuk mengukur hubungan –

hubungan ini dan membuat prediksi apa yang akan

terjadi salam sebuah variabel berubah. Berkaitan

dengan studi ini, maka konsep ekonomi pendekatan

terhadap hukum disebut positive analyisis, seorang

analisis akan bertanya saatnya suatu kebijakan

hukum akan dilaksanakan dalam kaitannya dengan

prediksi yang dapat dibuat yang mempunyai akibat

ekonomi. Sedangkan normative economics adalah

studi tentang „apa yang harus‟ dalam ilmu ekonomi,

bukan tentang „apa yang sebenarnya‟. Sebuah

pernyataan normatif mencerminkan pertimbangan –

pertimbangan etis seperti „keadilan‟ daripada

sekedar alasan ekonomis. Berkaitan dengan konsep

ekonomi terhadap hukum disebut normative

analysis. Analisis ini secara konvensional bermakna

welfare economics yang memiliki kecenderungan

untuk mempertanyakan apakah suatu peraturan

hukum yang diusulkan atau perubahan hukum

42 Ibid, hal. 57 43 Ibid, hal. 57 - 59

Page 53: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

53

yang dilakukan akan berpengaruh terhadap cara

masyarakat mencapai apa yang diinginkannya.

Dalam hubungan ini, lebih lanjut Posner

mengemukakan dua konsep tentang efisiensi.

Pertama, Pareto Efficiency yang mempertanyakan

apakah suatu kebijaksanaan atau perubahan

hukum tersebut membuat seseorang lebih baik

dengan tidak mengakibatkan posisi orang yang lain

menjadi buruk. Kedua, Kaldor – Hicks Efficiency

yang mempertanyakan apakah suatu kebijaksanaan

atau perubahan tersebut menyediakan kompensasi

yang seimbang kepada mereka yang dirugikan

akibat kebijaksanaan atau perubahan hukum

tersebut. Pendekatan kedua ini dikenal juga sebagai

pendekatan analisis biaya dan manfaat (cost-benefit

analyisis).

Hukum yang bertujuan untuk memajukan

efisiensi ekonomi dalam kerangka pasar bebas (free

market) adalah diwujudkan dalam bentuk campur

tangan pemerintah dalam berbagai bentuk kebijakan

publik.

4. Pasar Bebas Dan Fungsi Hukum

Gagasan tentang pasar bebas lahir dari pemikiran

ekonomi klasik yang antara lain menekankan

pentingnya setiap individu berkompetisi secara bebas

(free fight liberalism) dalam upaya meningkatkan

kemakmuran. Gagasan ini sejalan dengan prinsip

kemanfaatan (utilitarianisme) yang dikembangkan oleh

Page 54: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

54

Jeremy Bentham (1748 – 1832). Dalam paham

utilitarianisme pihak yang kalah bersaing merupakan

pengorbanan demi kenikmatan pelaku pasar yang lain,

dan juga membawa manfaat dalam bentuk efisiensi

pemakaian sumber daya ekonomi terhadap

kepentingan masyarakat luas. Para pelaku pasar akan

berusaha dengan segala daya upaya guna mengejar

kenikmatan, disamping sadar akan penderitaan yang

ditimbulkan bila gagal. Menurut Bentham prinsip ini

harus mendasari dalam kehidupan politik, ekonomi

dan perundangan44.

Perlu dipahami dengan jelas bahwa prinsip Bentham

berdasarkan prinsip individualis, bukan sosialis.

Sebagai seorang warga dari kelas menengah di Inggris,

ia percaya pada inisiatif individu dan semangat

persaingan fair dalam perekonomian. Prinsip utamanya

adalah setiap orang mempunyai kebebasan yang penuh

untuk mengejar kepentingannya, sekaligus memberi

kebebasan kepada orang lain untuk mengejar

kepentingan dirinya.

Ada empat kredo yang menopang semangat

persaingan fair. Pertama, setiap orang mempunyai hak

untuk hidup dan bertindak sesuai dengan nilai – nilai

yang diperlukan dan untuk dapat tetap bertahan

hidup. Kedua, setiap orang mempunyai hak untuk

dengan sebebas – bebasnya berpikir dan bertindak

sesuai dengan apa yang dianggapnya terbaik untuk

44 Ibid, hal. 157

Page 55: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

55

bertahan hidup. Ketiga, setiap orang berhak untuk

bekerja keras sesuai dengan nilai – nilai yang dipilihnya

sendiri dan memiliki serta menikmati hasil – hasilnya.

Keempat, setiap orang berhak untuk hidup bagi

kepentingan dirinya sendiri dan berupaya untuk

mewujudkan cita – citanya sendiri. Teori Bentham ini

adalah individualisme utilitarian. Artinya, alam telah

menempatkan umat manusia dibawah dua kendali

yakni „kesenangan‟ dan „penderitaan‟. Semua

pemikiran, penilaian dan tujuan hidup manusia

dirujuk dari kedua hal tersebut. Satu – satunya tujuan

manusia adalah mencari kesenangan dan menjauhi

penderitaan45.

Prinsip manfaat mengendalikan segala sesuatu

dengan kedua motif tersebut. Manfaat merupakan

suatu istilah yang mengungkapkan sifat atau

kecenderungan sesuatu untuk mencegah kejahatan

atau memperoleh kebaikan. Kejahatan adalah

penderitaan atau penyebab penderitaan. Kebaikan

adalah kesenangan atau penyebab kesenangan.

Sedangkan, yang paling sesuai dengan manfaat atau

kepentingan individu adalah yang cenderung

memperbanyak jumlah kebahagiaan itu. Demikian

juga, yang paling sesuai dengan manfaat atau

kepentingan masyarakat adalah yang cenderung

45 Tanya Bernard, dkk, Teori Hukum Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan Generasi, 2010 (cet.III), Genta Publishing, hal. 90

Page 56: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

56

memperbesar jumlah kebahagiaan individu yang

membentuk masyarakat itu46.

Lalu, kalau setiap orang mengejar kenikmatan

untuk kepentingan sendiri, bagaimana bisa hidup

bersama secara adil ? Apalagi dalam banyak hal, yang

paling nikmat dan menguntungkan tidak selalu berarti

demikian bagi orang lain. Untuk yang lain, barangkali

hal yang sama justru mencelakakan dan merugikan,

sehingga menimbulkan kekacauan moral dan

ketidakadilan. Bentham sadar betul akan segala

kemungkinan itu, serta memberi solusi „ukuran umum

kebahagiaan‟. Dan untuk mencapai kebahagiaan itu

harus dilakukan lewat hukum. Hukum harus berbasis

manfaat bagi kebahagiaan manusia47. Bentham

merumuskan prinsip utilitarianisme itu dalam kalimat

singkat the greatest happiness for the greatest number –

kebahagiaan yang sebesar mungkin bagi jumlah yang

sebesar mungkin.

John Stuart Mill memodifikasi ajaran Bentham

dengan bahwa moralitas tindakan adalah diukur

sejauh mencapai kebahagiaan. Menurut Mill,

kebahagiaan merupakan perasaan senang dan

kebebasan dari perasaan sakit. Karena itu, Mill

menolak tuduhan bahwa utilitarianisme memandang

kenikmatan jasmani sebagai tujuan hidup manusia.

46 Bentham Jeremy, Teori Perundang – Undangan – Prinsip – prinsip Legislasi, Hukum Perdata dan Hukum Pidana, 2010, Bandung,

Nuansa & Nusamedia, hal. 26 47 Tanya, Bernard, dkk, op.cit., hal. 91.

Page 57: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

57

Kalau Bentham kenikmatan itu bersifat jasmani dan

rohani, sedangkan Mill kenikatan itu bersifat estetis

dan kebijaksaan.

Dalam hal keadilan dijelaskan lebih lanjut bahwa

jaminan terhadap hak – hak dan perlakuan yang adi

adalah merupakan syarat agar orang dapat merasa

sejahtera. Karena itu, hormat terhadap orang lain serta

kewajiban untuk bertindak dengan adil dituntut oleh

prinsip kegunaan. Utilitarianisme menurut Mill juga

menuntut kesejahteraan umum sebagai pertimbangan

utama.

Dalam hal kebebasan ditegaskan oleh Mill bahwa

prinsip kebebasan tidak dapat menuntut bahwa ia

harus bebas untuk tidak bebas. Bukan kebebasanlah

apabila orang dibiarkan untuk mengasingkan dirinya

dari kebebasannya. Alasan – alasan ini sangat jelas

dalam kasus yang tertentu ini, tetapi jelaslah bahwa ia

dapat diterapkan jauh lebih luas. Namun demikian,

dimana – mana alasan tersebut dibatasi oleh

kebutuhan kehidupan yang terus – menerus menuntut

bukan agar kita melepaskan kebebasan itu, melainkan

agar kita menyetujui pembatasan ini dan pembatasan

lainnya terhadap kebebasan itu.

Pandangan ini Mill ini bergeser dari gagasan

Bentham. Mill menyetujui adanya pembatasan –

pembatasan terhadap hak – hak individu, sedangkan

Bentham membiarkan individu mengaktualisasikan

Page 58: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

58

dirinya dengan dipandu oleh keinginan mencari

kenikmatan dan menghindari penderitaan48.

Paham utilitarianisme ini menjadi dasar munculnya

gagasan – gagasan awal tentang pasar bebas. Dari segi

ekonomi, gagasannya tumbuh dari ekonomi klasiknya

Adam Smith, sedangkan kebebasan adalah paham

utilitarianismenya John Stuart Mill.

Paradigma pasar bebas dapat diartikan bahwa pasar

dapat mengatur dirinya sendiri, dalam arti ada invisible

hand menurut Adam Smith. Namun secara faktual

terjadi juga kegagalan pasar (market failure). Oleh

karena itu perlu campur tangan negara untuk

mengatasi kegagalan pasar.

Robert Nozick yang merupakan bagian dari tradisi

ekonomi klasik dan neo-klasik memberi tekanan pada

hak individu, dan hak ini tidak boleh dilanggar. Nozick

mengakui mengakui ada masalah menyangkut status

hukum kodrat tentang hak alamiah bahwa pemisahan

hak dari hukum menimbulkan berbagai kesulitan.

Meskipun demikian Nozick menganut paham radikal

dari pandangan libertarian tentang hak yang mengitari

individu, seperti sebuah garis mengitari sebuah wilayah

dalam ruang moral disekelilingi individu dan dalam

keadaan apa pun garis ini tidak boleh disentuh tanpa

persetujuan individu yang bersangkutan. Inilah

pandangan Nozick tentang hak sebagai aturan

48 Ibrahim Johnny, op.cit, hal. 159 - 161

Page 59: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

59

tambahan (side – constraint) bagi tindakan individu,

yang berbeda dengan konsep keadaan akhir (end-state)

atau konsepsi terpola yang mewujud pada

utilitarianisme konvensional49.

Hak didasarkan pada konsepsi tentang tindakan

bebas. Nozick mengartikan sebuah tindakan sebagai

perbuatan intensional yang mucul dari suatu proses

memilih diantara berbagai alternatif. Sejumlah

pertimbangan menjadi dasar bagi Nozick untuk

merumuskan pengertian kehendak bebas berdasar

pilihan sadar: misalkan sebuah tindakan dalam

keadaan tidak seimbang bagi individu jika: a). ia

melakukannya atau ingin melakukannya, namun b).

jika ia tahu sebab – sebab ia melakukannya atau ingin

melakukannya, atau tidak ingin melakukannya. Bila

syarat (a) dipenuhi, tetapi syarat (b) tidak, tindakan itu

dalam keseimbangan. Jika ia tahu sebab – sebab ia

melakukan tindakan itu atau ingin melakukannya,

maka ia masih tetap ingin melakukannya50.

Pandangan ini merupakan upaya membuat

semacam sintesa hak utilitas dari John Stuart Mill

bahwa effisiensi utilitarianisme paling baik dicapai

dengan menghormati hak individu51. Hal ini berfungsi

sebagai pembatas apa yang dilakukan seseorang dalam

pengertian bahwa apapun yang dilakukan untuk

49 Shapiro Ian, Evolusi Hak Dalam Teori Liberal, 2006, Jakarta,

Yayasan Obor, hal. 169. 50 Ibid, hal. 191 51 Ibid, hal. 215

Page 60: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

60

mengejar keadilan sendiri, dia tidak boleh melanggar

hak orang lain. Pendapat Nozick tentang pasar bahwa

transaksi pasar secara tak terhindarkan akan

mengganggu distribusi yang sudah terpola misalnya

distribusi sama rata. Pasar bebas seringkali dianggap

mempertahankan dan bukan mengganggu

pemerataan52.

Pandangan Nozick tentang hakekat dan fungsi

negara menggambarkan suatu bentuk pemerintahan

yang bisa merebut persetujuan dari setiap individu

dalam masyarakat tanpa paksaan, yang disebutnya

sebagai „negara minimal‟. Dengan negara minimal

merupakan paling mudah mendapat persetujuan dari

semua warga. Argumentasinya bahwa keadaan alamiah

yang pada dasarnya tidak nyaman, karena biaya yang

harus dipikul oleh setiap individu untuk menegakkan

haknya akan menyebabkan mereka membentuk

„perhimpunan – perhimpunan bersama‟ yang berperan

seperti perusahaan asuransi yang melindungi dan

menegakkan hak – hak kliennya. Salah satu dari

perhimpunan – perhimpunan itu akan menjadi

dominan sebagai akibat dari proses tangan tersembunyi

yang bergantung pada transaksi yang sepenuhnya

sukarela. Satu – satunya kekecualiaan adalah orang –

orang „bebas‟ yang memilih tidak menjadi anggota

perhimpunan, karena lebih suka melindungi diri

dengan kekuatan sendiri. Mereka ini pada akhirnya

dipaksa menjadi anggota oleh perhimpunan yang

52 Ibrahim Johnny, op.cit, hal. 174

Page 61: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

61

dominan dan akan mendapat ganti rugi atas

pelanggaran hak yang terjadi karena dipaksa menjadi

anggota perhimpunan dominan itu. Tidak ada negara

dengan peran yang lebih luas dari itu yang akan

muncul melalui transaksi sukarela atau melalui

pemberian ganti rugi yang sah.

Dari keadaan „anarki‟ itu yang didesak oleh

pengelompokkan – pengelompakkan spontan,

perhimpunan perlindungan bersama, pembagian kerja,

tekanan pasar, skala ekonomi dan kepentingan pribadi

rasional, akan muncul sesuatu yang banyak

persamaannya dengan negara minimal atau

sekelompok negara minimal dengan garis batas

geografis yang jelas.

Negara atau kelompok individu tidak boleh berbuat

lebih dari negara minimal53. John Maynard Keynes

memperkenalkan teorinya bahwa merupakan suatu

keharusan campur tangan negara melalui kebijakan

fiskal dan moneter, guna membantu mengatasi gejolak

ekonomi54. Keynes menyampaikan teorinya tentang

aggregate demand untuk menjelaskan bagaimana

variasi terhadap berbagai level aktivitas ekonomi,

dimana total income masyarakat didefinisikan sebagai

penjumlahan dari konsumsi dan investasi (consumption

and investment). Dalam kondisi banyak pengangguran

terjadi dan kapasitas produksi banyak yang tidak

terpakai, maka pengangguran dapat diatasi dengan

53 Shapiro Ian, op.cit, hal. 163-165 54 Ibrahim Johnny, op.cit., hal. 27

Page 62: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

62

cara meningkatkan pengeluaran (increasing

expenditures) baik untuk konsumsi maupun untuk

investasi.

Intervensi negara berdasarkan teori Keynes

diterapkan oleh negara – negara maju dalam

menghadapi perekonomian global. Negara – negara

yang memegang teguh prinsip pasar bebas pun, harus

mengabaikan sistem pasar bebas guna menyelamatkan

sistem pasar bebas itu sendiri, seperti Inggris dan

Amerika.

Perusahaan yang bergerak di bidang hedge fund

yang banyak bermarkas di Inggris dan Amerika.

Transaksi – transaksi hedge fund ditempatkan dalam

taruhan – taruhan yang bersifat spekulatif, gelap dan

liar dilakukan diluar jangkauan aturan hukum. Hal ini

dimungkinkan karena negara – negara seperti

Singapura, Hongkong, Swiss, Australia dan beberapa

negara kecil di kawasan Pacific yang dijuluki off-shore

centers atau safe haven memberi perlindungan

terhadap transaksi – transaksi spekulatif melalui

instrumen hukum yang dinamakan bank secrecy act.

Tindakan spekulatif hedge fund misalnya mendorong

naik – turunnya harga komoditas.

Dalam sistem keuangan yang sangat kompleks

meski resikonya sudah terbagi – bagi, namun resiko

sistemiknya sangat besar. Perusahaan keuangan

(invesment companies) menawarkan berbagai produk

turunan yang berfungsi membagi resiko. Inovasi –

Page 63: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

63

inovasi di sektor keuangan seperti asset – backed

securities (ABS), structural investment vehicles (SIV),

collateralized-debt obligation (CDOs) dan credit default

swaps (CDSs) terbukti mendatangkan keuntungan

yang luar biasa di pasar finansial (financial market).

Produk – produk turunan dari transaksi derivatif

dengan instrumen utama: future/forward, options dan

swap memiliki perbedaan penggunaan, resiko dan sifat

hukumnya.

Pada awalnya produk derivatif telah memungkinkan

cakupan kegiatan usaha (extended scope), peningkatan

efisiensi dan penurunan biaya terhadap manajemen

resiko dalam bisnis. Hal ini membuka kegiatan –

kegiatan baru yang sebelumnya dianggap terlalu

berisiko tanpa adanya transaksi derivatif. Kemampuan

transaksi derivatif untuk meningkatkan efisiensi

ekonomi dengan cara mengalihkan resiko kepada pihak

– pihak yang lebih mampu.

5. Transaksi Derivatif

A. Kegiatan Ekonomi

Ekonomi adalah hal-hal yang berkaitan dengan

usaha manusia untuk mencukupi kebutuhan -

kebutuhannya dan memenuhi keinginan-keinginannya;

atau pemenuhan secara maksimal semua kebutuhan

manusia untuk kemakmuran. Kegiatan ekonomi adalah

mengenai bagaimana mencapai kemakmuran manusia,

baik sebagai individu maupun masyarakat.

Page 64: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

64

Dalam ekonomi, ada perbedaan antara kebutuhan

dan keinginan. Adakalanya manusia tidak

menginginkan sesuatu yang dibutuhkan dan penting

bagi hidupnya. Sebaliknya, keinginan terhadap

sesuatu yang tidak penting atau dibutuhkan. Keinginan

yang wajar dan alamiah merupakan hal untuk

memenuhi kebutuhan hidup. Masyarakat atau individu

yang makmur adalah tercukupi kebutuhannya ( bukan

sekedar keinginan) secara maksimal.

Manusia hidup membutuhkan berbagai barang dan

jasa untuk hidup secara layak55. Barang primer adalah

barang yang harus ada (urgent) untuk kelangsungan

hidup manusia; seperti: sandang, pangan dan papan.

Barang sekunder juga dibutuhkan manusia tetapi

sifatnya tidak begitu penting; misalnya: kendaraan,

listrik, pendidikan, dsb. Barang mewah adalah barang

dan jasa yang memberikan kenikmatan dan

kenyamanan yang lebih, walaupun tanpa itu pun

seseorang masih bisa hidup dengan sejahtera dan tidak

menderita, misalnya: rumah mewah, berwisata ke luar

negeri, makanan impor yang langka dan mahal,

pakaian eksklusif, mobil mewah, dsb. Ada juga barang-

barang dan jasa-jasa yang kurang atau sama sekali

tidak dibutuhkan, bahkan ada yang bersifat merusak

tubuh dan jiwa manusia. Misalnya : rokok, narkoba,

pelacuran, perjudian, pornografi, dsb. Kemudian,

jenis-jenis barang dan jasa yang tidak secara langsung

bermanfaat atau dapat memenuhi kebutuhan manusia,

55 Sutandijo, Op.Cit, hal. 2

Page 65: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

65

tetapi mereka digunakan untuk memproduksi barang

dan jasa yang dibutuhkan manusia. Jenis itu ada yang

disebut sebagai barang modal atau alat produksi,

misalnya : pabrik, mesin, peralatan, traktor, komputer,

truk, dsb. Di samping itu terdapat juga jenis barang

bahan baku atau bahan mentah yang harus diolah

terlebih dahulu menjadi barang jadi; dan bahan

penolong yaitu bahan-bahan yang dibutuhkan dalam

proses produksi, misalnya : pupuk, bahan-bahan

kimia, barang-barang tambang (terutama mineral dan

energi), karet, bahan bakar, listrik, dsb.

Barang dan jasa merupakan obyek dalam kegiatan

ekonomi. Dimana kegiatan ekonomi terdiri dari:

produksi, distribusi, konsumsi, investasi, finansial dan

konservasi serta spekulasi - walau bukan termasuk

kegiatan ekonomi riil karena tidak bersifat produktif56.

Produksi adalah kegiatan yang memadukan berbagai

faktor produksi sehingga dihasilkan barang dan jasa

yang lebih tinggi nilai manfaatnya daripada jumlah

total manfaat semua faktor produksi tersebut.

Distribusi adalah kegiatan untuk menyalurkan barang

dan jasa dari satu tempat ke tempat lain, dan, dari

produsen ke konsumen; termasuk juga kegiatan

penjualan, perdagangan dan pemasaran dari barang

dan jasa hasil kegiatan produksi. Investasi adalah

mengorbankan barang dan jasa yang seharusnya dapat

dikonsumsi, agar dapat mendapatkan barang dan jasa

yang lebih banyak daripada yang dikorbankan tersebut.

56 Ibid, hal. 11 - 14

Page 66: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

66

Konservasi adalah kegiatan untuk menjaga,

memelihara dan meningkatkan sumberdaya alam dan

sumberdaya manusia. Finansial adalah kegiatan

intermediasi yaitu kegiatan untuk menyalurkan uang

dari mereka yang belum membutuhkan atau yang

berkelebihan kepada para pengusaha; dalam rangka

melakukan kegiatan investasi. Spekulasi adalah

kegiatan yang tidak menghasilkan apa-apa, sebaliknya

kegiatan ini, persis seperti parasit atau benalu,

menyedot sumberdaya dari masyarakat.

Kegiatan produksi, distribusi, investasi dan finansial

merupakan „aktivitas ekonomi riil‟. Spekulasi

merupakan „aktivitas ekonomi parasit‟, kegiatan ini

seperti parasit yang menyedot sumberdaya masyarakat.

Kegiatan ini pada jaman sekarang telah berkembang

menjadi kegiatan yang berskala besar dan

menunggangi kegiatan finansial dan investasi riil. Para

spekulan menyebut diri sebagai investor, dan

kegiatannya menggunakan istilah: finansial dan

investasi.

Wadah kegiatan ini antara lain: pasar saham, pasar

uang, pasar utang, pasar valuta, pasar derivatif. Wujud

dari kegiatan ini antara lain: jual beli saham, surat

utang dan uang (yang semuanya itu disebut aset atau

barang non-riil). Bahkan pasar barang komoditi pun

dapat dijadikan arena kegiatan para spekulan. Jadi

dengan demikian mereka pun menyusup masuk ke

dalam kegiatan perdagangan barang riil juga. Dengan

masuknya kegiatan ekonomi parasit ke dalam kegiatan

ekonomi riil mengakibatkan banyak masalah seperti

Page 67: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

67

ketidakstabilan harga, kelangkaan karena penimbunan,

ketidakefisienan ekonomi dan kekacauan sistem

finansial.

Tujuan dari para spekulan dalam berjual beli bukan

karena kebutuhan akan barang-barang tersebut dalam

rangka kegiatan ekonomi riil, tetapi semata-mata

mengambil keuntungan dari selisih harga jual dan

harga beli.

Jika spekulasi terjadi di pasar dunia, yang

melibatkan jumlah barang dan uang yang demikian

besar, tentu saja tidak dimungkinkan menimbun

barang secara fisik. Yang terjadi adalah mereka

menggunakan mekanisme perdagangan kontrak

berjangka, atau melakukan pembelian di muka, meng-

ijon, (future, forward). Caranya mereka akan memesan

barang di muka kepada para produsen dengan cara

kontrak, dengan membayar sejumlah uang muka57.

Kontrak futures pertama kali muncul sebagai respon

atas jatuhnya harga – harga komoditas pada saat

panen raya. Komoditas pertanian seperti gandum,

kedelai, kacang, jagung dan biji – bijian lainnya

mengalami penurunan sangat besar. Selain itu banyak

diantara negara – negara berkembang yang memiliki

produk pertanian terpaksa harus melakukan barter

(counter trade) dengan negara – negara maju untuk

produk – produk teknologi tinggi. Untuk menjembatani

counter trade dan mempertahankan produk pertanian,

agar petani tidak mengalami kerugian , maka

57 Ibid, hal. 45

Page 68: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

68

muncullah pasar berjangka produk pertanian yang

dikenal dengan nama commodity futures market58.

Awal dimulainya perdagangan berjangka adalah saat

diresmikannya bursa komoditi di Amerika Serikat, yaitu

Chicago Board of Trade (CBT) tahun 1884. Awalnya,

perdagangan berjangka hanya terbatas komoditi barang

(commodity futures trading). CFT bertujuan untuk

menjembatani kepentingan pihak yang terlibat dalam

perdagangan komoditi pertanian,yaitu: petani,

distributor dan industri.

Perkembangan selanjutnya, perdagangan berjangka

masuk kedalam perdagangan uang dan instrumen

keuangan yang disebut financial future. Perdagangan

berjangka pada sektor keuangan ini dimulai dengan

lahirnya International Monetery Market (IMM). Lembaga

ini dibentuk atas inisiatif Chicago Mercantile Exchange

pada tahun 1972. IMM memperdagangkan berbagai

perdagangan berjangka berbagai macam valuta asing

(currency future). Kemudian, tahun 1975, CBT

menyusul aktivitas IMM dengan mempelopori

perdagangan instrumen keuangan yang memberikan

pendapatan tetap yang disebut interest rate future59. “

Perlu dicermati istilah perdagangan (transaksi)

derivatif dengan perdagangan berjangka (future trading),

serta perdagangan spot (spot trading)60. Transaksi

derivatif merupakan suatu kegiatan yang melibatkan

58 Sartono Agus, Manajemen Keuangan Internasional. 2003,

Yogyakarta, BP-FE, hal. 90 59 Judokusumo Suherdi, Pengantar Derivatif Dalam Moneter Internasional. 2007, Jakarta, Grasindo, hal. 28 – 29. 60 Ibid, hal. 24

Page 69: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

69

produk turunan (derivasi). Transaksi derivatif

merupakan salah satu instrumen keuangan yang

dipergunakan untuk mengurangi resiko. Produk

derivatif adalah produk turunan dari produk dasar

(underlying asset). Sedangkan underlying asset terdiri

dari commodity related dan financial related. Produk

komoditi misalnya Emas, Crude Palm Oil (CPO), karet,

gula, gandum dan minyak. Produk finansial seperti

saham, obligasi, sertifikat deposito, treasury bill dan

mata uang.

Future trading ( perdagangan berjangka ) merupakan

proses transaksi dengan waktu pembayaran sekarang,

tetapi penyerahan barangnya di kemudian hari. Dalam

future trading pembeli belum tentu menerima barang

yang sudah dibayar lebih dahulu, demikian juga

penjual belum tentu mempunyai barang yang mesti

dijualnya. Inti future trading adalah perdagangan hanya

berdasarkan kesepakatan. Produk yang

diperdagangkan adalah produk turunan (derivatif),

misalnya opsi, waran, obligasi, reksadana, stock index

future, commodity future, swap dan option on stock

index.

Spot trading adalah perdagangan dengan waktu

pembayaran dan waktu penyerahan barang pada saat

terjadi transaksi. Tetapi karena adanya perbedaan

geografis, maka penyelesaian transaksi spot dapat

diselesaikan maksimum dalam waktu dua kali dua

puluh empat jam. Misalnya transaksi dalam valuta

asing, salah satu bank di Indonesia membeli US $

1.000.000 dengan kurs Rp. 7.850/US $ pada hari

Page 70: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

70

Selasa, maka paling lambat pada hari Kamis bank

tersebut akan mentransfer Rp. 7,85 Milyar dan

sebaliknya bank tersebut menerima pembayaran

sebesar US$ pada saat yang bersamaan61. Produk yang

diperdagangkan pada pasar spot adalah produk induk

atau produk dasar seperti saham, obligasi, minyak,

kapas, kedelai dan mata uang. Sedangkan produk

turunan yang diperdagangkan seperti: obligasi

konversi, reksadana dan opsi.

B. Pasar Finansial

Dalam dunia finance, pasar dibagi menjadi pasar

komoditi, pasar uang dan pasar modal. Pasar komoditi

adalah pasar yang kegiatannya menjualbelikan

komoditi. Perdagangan komoditi merupakan barang,

seperti: kopi, kedele, kapas, minyak bumi dan emas.

Barang – barang tersebut merupakan produk induk.

Produk turunannya terdapat dalam perdagangan

berjangka.

Pasar uang kegiatannya jual – beli uang yang

kegiatannya berupa: money changer, agen valuta asing

dan perbankan. Uang merupakan produk induk

bersama – sama dengan commercial paper seperti

Sertifikat Bank Indonesia. Pada pasar uang ini

transaksi derivatif tidak dilakukan melalui bursa dan

tidak melalui clearing house atau dikenal dengan

derivatif OTC (over-the-counter)62. Produk yang

diperdagangkan melalui pasar OTC ini biasanya dijual

61 Sartono Agus, op.cit, hal. 71 62 Rae, Dian Ediana, op.cit, hal. 76 - 83

Page 71: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

71

oleh bank atau dealer lainnya kepada nasabahnya.

Derivatif OTC adalah kontrak yang dinegosiasikan

secara privat diantara dua pihak atau lebih yang dibuat

sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh para

pihak, yang nilainya bergantung pada nilai – nilai dari

aset – aset yang mendasarinya, tingkat referensi

(reference rate) atau index. Jenis transaksi yang

diperdagangkan, antara lain:

a. forward,

b. swap,

c. option

d. warrant

Pasar modal adalah pasar yang kegiatannya jual –

beli modal. Wujud kegiatannya berupa bursa efek dan

objek pasar modal lainnya. Produk induk yang

diperdagangkan adalah saham dan obligasi, sedangkan

produk turunannya dari saham berupa63:

a. opsi

b. waran

c. reksadana

d. saham preferen.

saham preferen adalah saham yang memberikan

prioritas pilihan (preferen) kepada pemegangnya

Sedangkan produk turunan dari obligasi, antara lain:

a. obligasi dengan berbagai variasi suku bunga:

suku bunga tetap, suku bunga mengambang

atau suku bunga yang dapat disesuaikan.

63 Judokusumo, Suherdi, op.cit, hal. 25

Page 72: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

72

b. obligasi konversi.

suatu jenis obligasi yang dapat dikonversikan

menjadi saham dari perusahaan penerbit

obligasi.

Pengaturan di OTC sangat berbeda dan sangat

fleksibel dibandingkan dengan di bursa. Pada pasar

OTC sulit untuk mengetahui identifikasi

kewarganegaraan, keanggotaan dan jenis – jenis

produknya serta sulit untuk melokalisir pasarnya.

Sementara untuk transaksi di bursa yang memiliki

alamat, keanggotaan dan jenis – jenis produk yang

jelas. Dalam perkembangannya kedua pasar ini saling

mendukung. Dealer OTC meng-hedge posisinya

semaksimum mungkin berdasarkan pertimbangan

resiko dan keuntungan. Oleh karena itu Dealer OTC

melakukan penyeimbangan dengan produk – produk

yang dijual di bursa. Sebagai akibatnya, apabila volume

perdagangan OTC meningkat, maka hal tersebut akan

mendorong pula peningkatan permintaan dealer atas

produk – produk di bursa.

Di Indonesia, perkembangan transaksi derivatif

hanya berkembang di OTC. Oleh karena transaksi

derivatif keuangan di bursa belum berjalan disebabkan

antara lain belum adanya landasan hukum untuk

berlangsungnya pasar derivatif keuangan di bursa.

Bank – bank yang melakukan transaksi derivatif di OTC

melakukan transaksi derivatif di bursa luar negeri.

Apabila Indonesia berketetapan mengembangkan

transaksi derivatif, maka pengaturan transaksi bursa

Page 73: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

73

atau di luar bursa (over-the-counter) merupakan hal

yang harus diperjelas dalam pengaturan transaksi

derivatif di Indonesia. Masalah – masalah yang penting

untuk diperhatikan dari aspek hukum antara lain:

a. siapa yang diperkenankan atau tidak

diperkenankan untuk melakukan transaksi

derivatif di luar bursa (over-the-counter).

b. jenis – jenis produk apa saja yang dapat

diperdagangkan di bursa dan di luar bursa.

c. siapa lembaga yang bertanggungjawab atas

pengawasan masing – masing pasar derivatif

tersebut.

d. penetapan jenis – jenis underlying transaction

yang diperbolehkan masing – masing pasar.

e. tingkat perlindungan dan tujuan perlindungan

regulasi terhadap masing – masing peserta pasar.

Perlu juga dicermati istilah „transaksi derivatif‟ dan

„kontrak derivatif‟. Kontrak derivatif menunjukkan

adanya kesepakatan dua belah pihak atau lebih

terhadap transaksi dari suatu jenis transaksi derivatif.

Sedangkan transaksi derivatif merupakan perdagangan

dari jenis – jenis derivatif. Dengan kata lain, didalam

transaksi derivatif ada kontrak derivatif, minimal

berakhirnya kontrak (contract expiry).

Page 74: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

74

C. Sifat Transaksi Derivatif

Menurut Dian Ediana Rae64 untuk dapat memahami

pengertian transaksi derivatif harus dilihat dari strategi

hedging atau investasi tertentu (jenis – jenis dari

derivatif). Menurutnya pengertian pokok dari transaksi

derivatif, yaitu:

a. transaksi derivatif merupakan instrumen keuangan

(financial Instrument).

Instrumen keuangan adalah suatu instrumen yang

dikenal dan digunakan dalam pasar keuangan.

Pada mulanya hanya dikenal empat macam

instrumen keuangan: bank deposit, bill of exchange

(banker’s acceptance), bond dan equity. Pada saat

ini instrumen keuangan mengalami perkembangan

yang sangat cepat, lebih bervariasi dan kompleks.

Jenis – jenis transaksi derivatif yang berkembang

merupakan bagian dari perkembangan instrumen

keuangan.

Ada dua alasan transaksi derivatif dikatakan

sebagai instrumen keuangan setidaknya. Pertama,

transaksi derivatif merupakan transaksi yang

nilainya diambil dari transaksi keuangan yang

mendasarinya, seperti: valuta asing. Tingkat bunga

dan saham. Kedua, transaksi derivatif merupakan

suatu instrumen yang dipergunakan untuk

mengatasi resiko keuangan dari suatu perusahaan

atau untuk melakukan spekulasi di bidang

keuangan.

64 Rae, Dian Ediana, op.cit, hal. 41 - 67

Page 75: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

75

b. transaksi derivatif merupakan instrumen untuk

memperdagangkan resiko (trading risk).

Inovasi dalam pengalihan resiko adalah

diciptakannya instrumen – instrumen atau teknik –

teknik baru yang memungkinkan investor atau

trader untuk mengalihkan harga atau resiko kredit

untuk posisi keuangannya. Yang masuk dalam

katagori ini adalah derivatif dalam bentuk: future

dan option untuk tingkat bunga dan valas, swap

tingkat bunga dan valas serta bentuk – bentuk

kontrak future dan option yang digunakan untuk

lindung nilai (hedging) berbagai resiko harga (price

risks). Transaksi derivatif dilakukan, oleh karena

satu pihak menghadapi kemungkinan resiko, baik

resiko kurs, tingkat suku bunga maupun fluktuasi

harga saham. Transaksi derivatif tidak menciptakan

resiko baru, tapi mendistribusikan resiko yang

telah ada para peserta pasar.

Pengalihan resiko dalam transaksi derivatif berbeda

dengan apa yang dimaksud dalam kegiatan

asuransi. Dalam asuransi, resiko timbul diluar

kendali para pihak. Sedangkan dalam transaksi

derivatif, keuntungan (gains) atau kerugian (losses)

bergantung pada kemampuan manajer portofolio

untuk memprediksi secara benar arah

perkembangan saham, tingkat bunga, kurs valuta

asing dan faktor ekonomi lainnya.

c. nilai transaksi derivatif merupakan turunan dari

nilai instrumen yang mendasari (underlying

transactions)

Page 76: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

76

Obyek yang mendasari transaksi derivatif (

underlying transactions ) berupa: indeks, saham,

obligasi, suku bunga, nilai tukar dan komoditi

primer. Oleh karena itu ciri dari transaksi derivatif

terkait dengan harga transaksi yang mendasarinya.

Terkait dengan harga yang mendasarinya yang

perlu dicermati adalah transaksi derivatif dapat

dilakukan dalam kondisi fluktuasi underlying

assets yang normal dan dalam kondisi pasar yang

normal pula. Dalam melakukan transaksi derivatif,

para pihak harus jeli memprediksi apa yang akan

terjadi untuk menghindari exposure resiko yang

terlalu besar.

d. transaksi derivatif dapat diikuti dengan atau tanpa

pergerakan dana.

Transaksi derivatif pada dasarnya daat disertai atau

tanpa disertai dengan pergerakan dana. Transaksi

derivatif yang sebenarnya tidak mensyaratkan

pergerakan dana (principal funds). Jenis transaksi

derivatif yang „tanpa bergeraknya dana‟ menjadi

„alat‟ untuk melakukan lindung nilai (hedging)

maupun untuk mengambil resiko (trading).

Transaksi derivatif ini disebut instrumen off-balance

sheet. Sebagai off-balance sheet menunjukkan

bahwa karena tidak ada pergerakan dana, maka

instrumen ini tidak perlu muncul dalam neraca

(balance sheet) perusahaan.

Penyelesaian (settlement) dalam transaksi derivatif

pada umumnya hanya dilakukan dengan membayar

selisih (diffrences) antara harga beli dan harga jual.

Page 77: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

77

Bahkan istilah delivery diartikan sebagai waktu

berakhirnya kontrak (contract expiry).

e. transaksi derivatif merupakan suatu kontrak

Sebagai suatu kontrak antara dua pihak atau lebih,

transaksi derivatif tunduk pada prinsip – prinsip

umum hukum kontrak (perjanjian), sehingga syarat

– syarat sahnya suatu perjanjian harus dipenuhi.

Walau pun secara umum transaksi derivatif

dikatagorikan dalam hukum perdata sebagai suatu

kontrak (perjanjian), dengan timbulnya berbagai

kasus dan kerugian, kepentingan transaksi derivatif

di berbagai negara telah bergerak ke arah

perlindungan kepentingan publik, seperti

perlindungan konsumen atau kepentingan sistemik

dalam sistem keuangan dan perbankan.

D. Jenis – jenis Transaksi Derivatif

Secara lebih rinci, jenis transaksi derivatif dapat

dibedakan berdasarkan kontrak – kontrak derivatif.

Kontrak derivatif yang utama terdiri: Kontrak Derivatif

Berbasis Forward dan Kontrak Derivatif Berbasis

Option. Kontrak derivatif berbasis forward, terdiri dari:

Forward, Future dan Swap.

a. Futures

Futures merupakan sebuah kontrak yang mengikat

kedua belah pihak untuk menjual (short) atau membeli

(long) suatu underlying asset yang penyerahannya akan

dilakukan pada waktu yang akan datang (expiration

date) dengan harga (initial futures price) yang ditetapkan

Page 78: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

78

sekarang65. Transaksi future merupakan kewajiban

yang harus dilakukan oleh pihak – pihak yang

bertransaksi. Future termasuk salah satu diantara

banyak instrumen keuangan yang akhir – akhir ini

dikembangkan, termasuk instrumen derivatif, sebab

nilainya berasal dari nilai pokok atau nilai dasar

instrumen keuangan. Timbulnya transaksi derivatif

disebabkan masing – masing pihak yang

berkepentingan ingin mengantisipasi ketidakpastian di

masa yang akan datang. Adanya faktor – faktor

eksternal yang tidak dapat dikuasai yang kemungkinan

akan menimbulkan kerugian, baik bagi investor

maupun debitor.

Dalam kontrak future pihak penjual mempunyai 3

(tiga) alternatif pilihan untuk mengatasi kewajiban

dalam kontrak future, yaitu:

a. Penjual kontrak future dapat membeli sekuritas

di spot market, apabila pada tanggal yang

disepakati penjual kontrak tidak memiliki

sekuritas.

b. Spot market adalah tempat perjanjian antara

pembeli dan penjual dengan kesepakatan bahwa

penjual setuju untuk menukar aktiva atau

65 Sutedi, Adrian, Produk – Produk Derivatif Dan Aspek Hukumnya,

2012, Bandung, Alfabeta, hal. 25-27

Page 79: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

79

sekuritas kepada pembeli, dan sebaliknya pihak

pembeli bersedia membayar aktiva atau sekuritas

pada saat yang sama.

c. Penjual kontrak membuat janji yang sama

dengan pihak lain untuk mengkompensasi janji

yang telah disepakati dengan pembeli kontrak.

Sedangkan dari sisi investor, kontrak future

bermanfaat dalam hal:

a. Kontrak future bertujuan untuk melindungi

fluktuasi harga. Jika harga pasar sekuritas

turun, investor masih dapat memperoleh tingkat

hasil tertentu, sebab hasil sekuritas sudah

dijamin dan ditentukan oleh kontrak future.

b. Future dapat juga digunakan untuk melindungi

institusi dari fluktuasi tingkat bunga pinjaman.

Misalnya, Bank komersial ingin meminjam uang

dari bank sentral pada tahun mendatang, akan

tetapi diperkirakan tingkat bunga pada saat itu

tinggi, maka Bank komersial dapat membuat

kontrak future dengan bank sentral pada tingkat

bunga yang lebih rendah daripada yang

diramalkan. Pada kontrak tersebut, bank sentral

setuju menyediakan sejumlah sekuritas tertentu

untuk bank komersial pada waktu dan harga

tertentu. Penjual kontrak future pada kasus ini

adalah bank sentral. Bank tersebut dapat juga

Page 80: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

80

menghindari resiko bunga, pertama membeli

sekuritas dari pasar pada tingkat bunga rendah

dan menunggu kontrak future tersebut jatuh

tempo. Kemudian, membayar kontrak future

untuk kontrak yang tanggal jatuh temponya

sama dan sesuai dengan kontrak pertama (zero

out).

Sebagai kontrak yang terstandarisasi, rincian lebih

detail dari futures adalah: volume kontrak, levering dan

kuota harga66. Volume kontrak merinci jumlah dari

aset yang harus diserahkan sesuai dengan kontrak dan

ini merupakan keputusan penting untuk adanya

pertukaran. Bila volume kontrak terlalu besar banyak

investor yang ingin meng-hedge jumlah yang relatif

kecil. Di pihak lain, bila volume kontrak terlalu kecil

perdagangan menjadi lebih mahal, karena adanya biaya

yang menyertai setiap kontrak perdagangan. Jumlah

volume yang tepat sangat tergantung dari keinginan

user. Misalnya, nilai yang harus diserahkan untuk

kontrak futures produk pertanian antara $10.000 -

$20.000. Jumlah ini realtif kecil dibandingkan dengan

kontrak berjangka yang berbasis keuangan, misalnya

obligasi yang diperdagangkan memiliki nilai nominal

$100.000 pada saat penyerahan. “Levering” atau

66 Judokusumo, Suhedi, op.cit, hal. 53 - 54

Page 81: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

81

penyerahan harus dicantumkan secara khusus dalam

kontrak atau pertukaran. Ini penting berkaitan barang

– barang yang memerlukan biaya pengangkutan. Bila

tempat penyerahan ditentukan secara khusus, maka

harga yang diterima untuk barang dengan posisi

pendek (short position) harus disesuaikan dengan lokasi

yang dipilih untuk barang tersebut.

Sedangkan, kontrak futures menyangkut bulan

penyerahan, biasanya terjadi selama periode bulan

yang disepakati. Pertukaran merinci atau menetapkan

kapan bulan kontrak perdagangan dimulai, juga

merinci hari akhir dimana perdagangan berlangsung

bagi suatu kontrak. Kuota harga dan limit fluktuasi

harga perlu ditetapkan agar mudah diketahui. Sebagian

besar kontrak mencantumkan limit fluktuasi harga

pada tiap pertukaran. Bila harga bergerak turun

dengan jumlah sama dengan limit harga harian, maka

kontrak disebut limit down dan bila bergerak naik

dengan limit disebut limit up. Tujuan dari limit harga

harian adalah untuk mencegah fluktuasi harga yang

besar dari yang terjadi karena akibat spekulasi.

Munculnya transaksi berjangka mata uang (currency

futures) sebagai perkembangan dari futures contract

merupakan respon volatilitas nilai tukar mata uang

yang semakin besar, bahkan perkembangannya

melebihi nilai transaksi berjangka komoditi. Currency

Page 82: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

82

futures merupakan salah satu instrumen keuangan

untuk mengurangi resiko mata uang dan sarana untuk

memperoleh keuntungan bagi spekulator.

Kontrak futures memiliki kelebihan dan kelemahan.

Kelebihan dari kontrak futures, antara lain: ukuran

kontrak yang lebih kecil, adanya kebebasan untuk

melikuidasi kontrak sebelum jatuh tempo dan

diperdagangkan pada suatu pasar futures yang

terorganisir dengan baik. Sedangkan kelemahannya,

antara lain: jumlah terbatas dari mata uang yang

diperdagangkan, delivery dates yang terbatas dan

jumlah kontraktual yang kaku dari berbagai mata uang

yang ditawarkan.

Kontrak futures bernilai bagi investor – investor

komersial yang memiliki aliran kontinyu dan stabil dari

pembayaran atau penerimaan dalam mata uang asing

yang diperdagangkan.

b. Forward

Forward merupakan suatu transaksi kontrak antara

pembeli (taker) dengan penjual (writer) di masa yang

akan datang dimana pada saat jatuh tempo akan ada

serah terima suatu barang dengan jumlah dan harga

yang telah disepakati sebelumnya67. Kontrak forward

merupakan suatu kontrak atau perjanjian antara dua

67 Sutedi Adrian, op.cit, hal. 38 - 40

Page 83: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

83

pihak dengan hak dan kewajiban timbal balik yang

direalisasikan (delivery) di masa yang akan datang

dengan syarat – syarat yang telah ditentukan pada saat

kontrak dibuat. Obyek dari kontrak bisa berupa jual

beli atau pertukaran mata uang dengan jumlah dan

kurs tertentu, surat berharga atau komoditi dengan

jumlah dan harga tertentu.

Kontrak forward umumnya digunakan oleh para

importir atau eksportir pada saat barang yang di invoice

dalam valuta asing, dibeli dari atau di penjual kepada

pihak – pihak di luar negeri. Tujuan dari kontrak

forward adalah untuk melindungi resiko keuntungan

atau kerugian transaksi yang timbul akibat fluktuasi

nilai tukar antara tanggal transaksi dan tanggal

penyelesaian. Kontrak forward juga digunakan untuk

meng hedge piutang atau utang valuta asing untuk

menutupi keuntungan dan kerugian transaksi dan

untuk melakukan spekulasi valuta asing.

Kontrak forward adalah perjanjian antara penjual

dan pembeli pada saat ini mengenai transaksi aset

tertentu. Dalam perjanjian kontrak forward, tanggal

dan harga disepakati dimuka, dan transaksinya

dilakukan pada waktu yang telah ditentukan. Kontrak

forward juga merupakan perjanjian antara bank dan

pelanggan untuk menyerahkan sejumlah mata uang

tertentu dengan yang lain pada waktu tertentu di masa

Page 84: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

84

datang dengan kurs yang ditetapkan pada saat kontrak

disepakati. Kontrak – kontrak tersebut dapat

digunakan oleh perusahaan – perusahaan dengan

transaksi – transaksi mata uang di masa datang untuk

mengurangi resiko nilai tukar mata uang.

Perjanjian untuk membeli atau menjual suatu

jumlah tertentu suatu komoditas atau instrumen

keuangan pada suatu harga tertentu dengan surat

tanggal di masa datang yang telah ditetapkan. Harga

kontrak forward ditentukan antara pembeli dan penjual

dengan sistem open outcry. Kontrak forward

mewajibkan pembeli untuk membeli komoditas

tersebut, kecuali kontrak dijual kepada pihak lain

sebelum tanggal penyelesaian. Hal ini terjadi, bila

pedagang menunggu kesempatan untuk mengambil

laba atau memperkecil kerugian.

Pelaku di pasar forward pada umumnya mencari

keuntungan tanpa resiko dengan memanfaatkan

perbedaan tingkat bunga antar negara, dengan

menggunakan kontrak forward untuk menghilangkan

resiko valas sehubungan dengan transfer dana dari

satu negara ke negara lain, juga menghindari resiko

kerugian dari ekspor atau impor yang dilakukan.

Kontrak forward diperdagangkan di luar bursa (over

the counter). Oleh karena itu, kontrak forward bersifat

negotiable dimana nilai penjualan sudah diterima

Page 85: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

85

kedua belah pihak. Instrumen investasi ini harus pasti

diselesaikan dengan serah – terima fisik. Produk ini

tidak berbentuk surat utang, karena pembeli tidak

menerima kembali uangnya dari penjual, tetapi berupa

barang sebagaimana tercantum dalam kontrak forward.

c. Swap

Swap adalah transaksi pertukaran dua valuta

melalui pembelian atau penjualan tunai (spot) dengan

penjualan / pembelian kembali secara berjangka yang

dilakukan secara simultan dengan bank yang sama dan

pada tingkat premi atau diskon dan kurs yang dibuat

dan disepakati pada tanggal transaksi dilakukan68. Ada

dua jenis Swap yang umumnya dipakai untuk tujuan

lindung nilai (hedging) yaitu: interest rate swap yang

melibatkan pertukaran sifat bunga dan currency swap

yang melibatkan pertukaran mata uang.

Interest rate swap adalah persetujuan antara dua

institusi atau dua pihak untuk bertukar pembayaran

bunga – biasanya pihak yang satu membayar bunga

tetap dan pihak lain membayar bunga mengambang –

dalam mata uang tertentu untuk masa jatuh tempo

tertentu pada suatu jumlah tertentu yang telah

disetujui. Coupon swaps adalah interest rate swaps

68 Ibid, hal. 42

Page 86: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

86

dimana satu pihak membayar pada tingkat bunga tetap

(fixed rate) yang dihitung pada saat transaksi dengan

sperad tertentu terhadap suatu Treasury Bond,

sementara pihak yang lain membayar pada tingkat

bunga yang mengambang (floating rate) yang mana hal

ini diperbaharui secara periodik sepanjang waktu yang

telah disepakati. Basic swaps adalah perjanjian dua

pihak untuk membayar pada bunga mengambang yang

berdasarkan pada acuan tingkat bunga yang berbeda.

Interest swaps rate digunakan oleh perusahaan untuk

menyesuaikan beban bunga dengan pendapatan yang

diterima69.

Currency swaps adalah suatu pertukaran debt

service obligations dalam satu mata uang yang disetujui

dengan jumlah hutang tertentu dalam mata uang lain.

Currency swap digunakan untuk mengurangi resiko

fluktuasi mata uang. Oleh karena dalam transaksi ini,

pertukaran yang terjadi merupakan pertukaran mata

uang dengan denominasi yangb berbeda, misalnya Euro

dipertukarkan dengan USD.

Keuntungan secara ekonomis dari swaps adalah70:

1. swaps memberikan keuntungan ekonomis pada

kedua belah pihak ketika halangan untuk

arbitrase timbul. Halangan dapat berupa batasan

69 Sartono Agus, op.cit, hal. 288 70 Ibid, hal. 294

Page 87: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

87

– batasan legal pada transaksi pertukaran mata

uang asing baik spot atau forward, persepsi yang

berbeda dari investor – investor tentang resiko

dan nilai kredit kedua belah pihak, akseptabilitas

dari satu peminjam kepada kelas investor

tertentu, perbedaan pajak, dll.

2. Perusahaan dapat menurunkan biaya baqgi

resiko pertukaran mata uang asing.

3. currency swaps sering digunakan untuk

pembiayaan keuangan jangka panjang dalam

bentuk mata uang asing. Dalam hal ini swaps

merupakan suatu sarana yang meminjam

likuiditas dalam foreign exchange.

Kelemahan dari swaps adalah jika pasar modal

dunia terintegrasi sepenuhnya, maka arbitrase pasar

keuangan akan semakin kecil, sehingga keuntungan

yang diperoleh akan semakin kecil pula.

d. Options

Opsi adalah kontrak berupa hak (bukan kewajiban).

Opsi yang memberikan hak untuk membeli disebut call

option. Opsi yang memberikan hak untuk menjual

disebut put option. Karena berkaitan dengan „hak‟ maka

tidak ada kewajiban bagi pemilik untuk untuk

melaksanakan hak tersebut (membeli atau menjual).

Pembeli opsi (taker) memperoleh hak tersebut setelah

Page 88: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

88

membayar sejumlah uang, disebut dengan premi

(premium) kepada penjual atau penerbit opsi (writer)71.

Call Options adalah kontrak yang memberikan hak

(rights) kepada pemilik untuk membeli suatu underlying

asset pada harga tertentu (strike atau exercise price)

sampai dengan waktu kontrak berakhir (expiration

date). Misalnya, investor membeli call options saham PT

X pada bulan Januari 2012 dengan strike price US $

9.500 yang akan berlaku sampai dengan Maret 2012.

Untuk mendapatkan hak tersebut, investor

memberikan premi sebesar US $ 9572. Jika tiga bulan

kemudian harga dollar melonjak, maka investor dapat

menggunakan haknya untuk membeli sesuai harga

kontrak. Sebaliknya, jika harga dollar turun dibawah

US $ 8.000, maka investor boleh tidak menggunakan

haknya sampai masa kontrak berakhir, dengan

konsekwensi kehilangan premi, daripada menimbulkan

kerugian yang lebih besar.

Seseorang membeli opsi call dengan prediksi bahwa

suatu underlying asset akan naik, sehingga memiliki

hak untuk membeli underlying asset tersebut dengan

harga yang lebih rendah sesuai kesepakatan, walaupun

71 Hidayat Taufik, Buku Pintar Investasi: Reksadana, Saham, Stock Option, Valas, Emas, 2011(Cet.II), Jakarta, mediakita, hal. 163 72 1 (satu) Kontrak pada US Market adalah 100 lembar, jumlah

“premi” tergantung dari kontrak yang hendak dibeli.

Page 89: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

89

harga underlying asset tersebut pada saat yang

diperjanjikan mengalami kenaikan.

Put Options adalah kontrak yang memberikan hak

(rights) kepada pemiliknya untuk menjual suatu

underlying asset pada harga tertentu (strike atau

excersice price) sampai dengan waktu kontrak berakhir

(expiration date).

Seseorang membeli put options dengan prediksi

bahwa suatu underlying asset akan turun, sehingga

memiliki hak untuk menjual underlying asset dengan

harga yang lebih tinggi sesuai kesepakatan, walaupun

harga underlying asset tersebut pada saat yang

diperjanjikan turun. Misalnya, investor membeli put

options saham PT Y pada bulan Januari 2012 dengan

strike price US S$ 9.500 yang akan berlaku sampai

dengan Maret 2012. Untuk mendapatkan hak tersebut,

investor memberikan premi sebesar US $ 95. Jika tiga

bulan kemudian harga dollar turun, maka investor

dapat menggunakan haknya untuk menjual sesuai

harga kontrak. Sebaliknya, jika harga dollar naik, maka

investor boleh tidak menggunakan haknya sampai

masa kontrak berakhir, dengan konsekuensi

kehilangan premi. Namun, investor menjual pada harga

pasar, sehingga dapat memperoleh keuntungan untuk

menutup kerugian premi.

Page 90: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

90

Options dapat dibedakan berdasarkan pelaksanaan

opsi, yaitu: opsi Amerika dan opsi Eropa. Opsi Amerika

adalah sebuah opsi yang pelaksanaannya dapat di

exercise setiap saat selama periode opsi tersebut.

Sedangkan opsi Eropa adalah sebuah opsi yang hanya

bisa di exercise (eksekusi) pada akhir periode opsi

tersebut. Biasanya yang sering ditransaksikan adalah

opsi Amerika. Tetapi, yang yang paling mudah

dianalisis adalah opsi Eropa. Hanya ada satu

pendekatan untuk menilai opsi yang bisa diharapkan

untuk setiap situasi bagi opsi Eropa dan opsi Amerika.

Pendekatan ini disebut dengan model „dua negara‟ atau

model „binomial‟73.

Tidak ada seorang pun yang mampu meramalkan

dengan pasti harga suatu jenis investasi akan

meningkat atau menurun. Dimana pun dan kapan pun

dalam berinvestasi ada kemungkinan berhasil dan ada

kemungkinan tidak berhasil. Apa pun teknik

investasinya kemungkinan rugi akan selalu ada,

demikian juga dengan teknik options. Oleh karena itu,

options merupakan salah satu cara melakukan

investasi.

73 Judokusumo, Suherdi, op.cit, hal. 118

Page 91: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

91

Opsi dapat diperdagangkan di bursa efek atau bursa

paralel (over the counter). Pada prinsipnya options

market terdiri dari74:

1. Opsi yang diperdagangkan di bursa atau biasa juga

disebut listed options adalah merupakan suatu

bentuk perdagangan derivatif. Options yang

diperdagangkan di bursa ini memiliki suatu kontrak

yang baku dan penyelesaiannya adalah melalui

lembaga kliring dimana kepatuhan pelaksanaan

kontrak dijamin oleh bursa. Oleh karena kontrak

yang digunakan adalah baku, maka harga yang

akurat dari suatu opsi seringkali dapat diketahui.

Opsi yang diperdagangkan di bursa, meliputi: opsi

saham, opsi komoditi, opsi obligasi dan opsi suku

bunga lainnya, opsi indeks saham dan opsi kontrak

berjangka.

Di Indonesia, kontrak berjangka diatur dengan UU

No. 32/1997 sebagaimana dengan UU No. 10/2010

tentang Perdagangan Berjangka Komoditi. Pasal 1

ayat 1 UU ini menyatakan bahwa perdagangan

berjangka adalah segala sesuatu yang berkaitan

dengan jual beli Komoditi dengan penarikan margin

dan dengan penyelesaian kemudian berdasarkan

Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah,

dan/atau Kontrak Derivatif lainnya. Pasal 1 ayat 2

74 Sutedi, Adrian, op.cit, hal. 53

Page 92: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

92

merumuskan jenis komoditi berupa barang, jas, hak

dan kepentingan lainnya, dan setiap derivatif dari

Komoditi, yang dapat diperdagangkan dan menjadi

subjek Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif

Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya.

Opsi adalah kontrak yang memberikan hak kepada

pembeli untuk membeli atau menjual Kontrak

Berjangka atau Komoditi tertentu pada tingkat

harga, jumlah, dan jangka waktu tertentu yang telah

ditetapkan terlebih dahulu dengan membayar

sejumlah premi (Pasal 1 ayat 8).

Ciri dari bursa berjangka adalah adanya lembaga

kliring . Pasal 25 ayat 2 menyebutkan lembaga

kliring berjangka adalah badan usaha yang

berbentuk perseroan terbatas yang telah

memperoleh ijin usaha dari Badan Pengawas

Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), suatu

lembaga pemerintah yang tugas pokoknya

melakukan pembinaan, pengaturan, pengembangan,

dan pengawasan Perdagangan Berjangka.

Kemudian, UU No. 8/1995 tentang Pasar Modal,

dimana yang diperdagangkan dalam pasar modal

adalah efek berupa surat berharga yaitu surat

pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,

obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaaan

Page 93: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

93

kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas

efek dan setiap derivative dari efek.

Transaksi derivatif di Pasar Modal mulai

diperdagangkan di lantai bursa pada tanggal 13

Agustus 2002 yaitu perdagangan derivative LQ 45

yang dikenal dengan nama Kontrak Berjangka

Indeks Efek (KBIE). Indeks LQ 45 adalah 45 saham

yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan

saham dan disesuaikan secara periodic. KBIE LQ 45

merupakan derivatif dengan acuan pergerakan

harga indeks LQ 45 di lantai bursa. LQ 45 sendiri

merupakan salah satu dari 5 (lima) jenis indeks

yang ada di bursa, yaitu: indeks individual, indeks

harga saham sektoral, Indeks LQ 45, indeks harga

saham gabungan (IHSG) dan indeks syariah. Jenis

instrument seperti ini merupakan padanan dari

yang dikenal sebagai Stock Index Future yaitu suatu

bentuk transaksi futures atas pergerakan (naik-

turun) dari indeks di pasar modal tertentu seperti

the Dow Jones New York dan FTSE Index London.

Stock Index Futures dikembangkan tahun 1982

untuk memenuhi kebutuhan pengelolaan resiko

pasar modal (fluktuasi harga saham)75. Produk

derivatif ini diperdagangkan di Bursa Efek Surabaya.

75 Rae, Dian Ediana, op.cit, hal. 75

Page 94: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

94

Pada saat itu, bursa di Indonesia masih terpisah

antara Busa Efek Surabaya (BES) dan Bursa Efek

Jakarta (BEJ.

Dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini, produk

derivatif yang paling populer diperdagangkan adalah

right dan waran. Efek utama (underlying) adalah

saham76. Right adalah hak memesan efek terlebih

dahulu (HMETD). Biasanya munculnya instrumen

derivatif (right) ini dilakukan ketika emiten

melakukan penawaran saham kedua (second issue).

Di Pasar Modal Indonesia second issue ini biasa

disebut dengan right issue yang secara sederhana

bisa kita terjemahkan mengeluarkan saham dengan

hak membeli kepada pemegang saham lama. Artinya

dalam right issue tersebut pemegang saham lama

diberi prioritas terlebih dulu untuk memiliki saham

yang akan dikeluarkan itu. Sifatnya berupa hak.

Jadi pemegang saham lama boleh melakukan

pembelian tapi boleh juga melepas haknya itu.

Karena sifatnya yang demikian itu maka right yang

merupakan hak untuk membeli saham yang

dikeluarkan itu bisa diperjualbelikan di lantai bursa.

76http://economy.okezone.com/read/2008/05/12/226/108383/2

26/right-dan-waran-produk-derivatif-yang-populer-di-bei

Page 95: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

95

Waran adalah hak untuk membeli sebuah saham

pada harga yang telah ditetapkan pada waktu yang

telah ditetapkan pula. Waran biasanya melekat

sebagai daya tarik (swetener) pada penawaran

umum saham perdana (IPO) ataupun obligasi.

Biasanya harga pelaksanaan lebih rendah dari pada

harga pasar saham. Setelah saham ataupun obligasi

tersebut tercatat di bursa, waran dapat

diperdagangkan secara terpisah. Periode

perdagangan waran sekitar 3 - 5 tahun. Waran

merupakan suatu pilihan (option), di mana pemilik

waran mempunyai pilihan untuk menukarkan atau

tidak warannya pada saat jatuh tempo. Pemilik

waran dapat menukarkan waran yang dimilikinya 6

bulan setelah waran tersebut diterbitkan oleh

emiten. Harga waran itu sendiri berfluktuasi selama

periode perdagangan di pasar sekunder.

Pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-

hari kegiatan Pasar Modal dilakukan oleh Badan

Pengawas Pasar Modal atau Bapepam (pasal 3 ayat 1

UU Pasar Modal).

Pengaturan opsi berdasarkan Peraturan Ketua

Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. Kep-

39/PM/2003 tentang Kontrak Berjangka dan Opsi

Atas Efek Atau Indeks Efek dan Keputusan Direksi

PT. Bursa Efek Jakarta No. Kep-311/BEJ/09-2004

Page 96: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

96

tentang Peraturan III-D tentang Keanggotaan Opsi

Saham.

Dalam Peraturan III. E.1. Peraturan Ketua Bapepam

No. Kep-39/PM/2003 yang dimaksud dengan opsi

adalah hak yang dimiliki oleh Pihak untuk membeli

atau menjual kepada Pihak lain atas sejumlah Efek

pada harga dan dalam waktu tertentu.

Opsi Saham adalah hak yang dimiliki oleh pihak

untuk membeli (call option) dan atau menjual (put

option) kepada pihak lain atas sejumlah saham

(underlying stock) pada harga (strike price) dan

dalam waktu tertentu. Underlying adalah Efek,

indeks Efek, sekumpulan Efek atau indeks

sekumpulan Efek yang menjadi dasar transaksi

Kontrak.

Kontrak Opsi Saham (KOS) adalah satuan

perdagangan Opsi Saham yang ditetapkan dalam

satu satuan kontrak.

Saham Induk (underlying stock) adalah saham

Perusahaan Tercatat yang menjadi dasar

perdagangan seri KOS.

Perusahaan Tercatat adalah Emiten atau

Perusahaan Publik yang Efeknya tercatat di Bursa.

Perdagangan Opsi Saham memiliki karakteristik

yang berbeda dengan perdagangan Efek lainnya,

oleh karena itu diperlukan persyaratan khusus bagi

Page 97: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

97

Anggota Bursa Efek untuk dapat diperkenankan

memperdagangkan Opsi Saham.

Salah satu persyaratan khusus adalah membayar

uang keikutsertaan perdagangan Opsi Saham

(joining fee) kepada Bursa, yang besarnya ditetapkan

berdasarkan kesepakatan antara Anggota Bursa

Efek dan Bursa yang selanjutnya akan dituangkan

dalam perjanjian.

2. Over-the-counter atau OTC Options adalah opsi yang

diperdagangkan antara dua pihak tanpa didaftarkan

di bursa. Opsi OTC ini tidak terlarang dan

bentuknya disesuaikan dengan kebutuhan bisnis

antara dua pihak yang terlibat.

Pada umumnya terdapat sekurang – kurangnya satu

pihak yang merupakan pemodal yang kuat. Opsi

yang seringkali diperdagangkan pada perdagangan

di luar bursa (OTC) ini adalah: opsi suku bunga,

opsi valuta asing dan opsi swap atau disebut

swapoptions.

OTC Options merupakan kontrak – kontrak yang

tidak standar dimana spesifikasinya (jumlah,

exercise price. Hak, instrumen serta masa jatuh

tempo) pada umumnya dinegosiasikan antara

pembeli dan penjual.

Page 98: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

98

OTC Options diperdagangkan oleh bank – bank

komersil dan invesment bank pada seluruh pusat –

pusat keuangan. Masa jatuh tempo OTC options rata

– rata 2 – 6 bulan, dan sangat sedikit yang

berjangka waktu lebih dari satu tahun77.

Pasar OTC Options terdiri dari: level retail dan

wholesale market. Level retail terdiri dari nasabah –

nasabah non bank (perusahaan, institusi keuangan

dan perorangan) yang membeli / menjual options

valas dari dan kepada bank untuk memenuhi

kebutuhan – kebutuhan mereka dari pergerakan –

pergerakan kurs. Wholesale market yaitu antar bank

– bank komersial, invesment bank dan perusahaan

perdagangan tertentu. Bank menggunakan

wholesale market untuk aktivitas hedging resiko

yang terjadi dalam transaksi perdagangan dengan

nasabah untuk mengambil posisi spekulatif.

Salah satu options contract yang diperdagangkan

pada OTC market atau pasar uang adalah currency

options. Currency options sangat bermanfaat dalam

melakukan hedging portofolio keuangan.

Kontrak forward maupun future memiliki kelemahan

yaitu bahwa walaupun keduanya melindungi

pemegang dari resiko pergerakan mata uang namun

77 Sartono, Agus, op.cit, hal. 108 - 114

Page 99: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

99

hal tersebut juga menghilangkan kesempatan bagi

pemegang untuk memperoleh laba dari pergerakan

mata uang yang menguntungkan. Kelemahan inilah

yang menjadi salah satu alasan untuk

memunculkan currency options. Berkaitan dengan

valuta asing, call options memberikan hak kepada

pemegang untuk membeli dan put options

memberikan hak kepada pemegang untuk menjual

mata uang yang dikontrakkan pada expiration date.

Dapat dinyatakan bahwa suatu call options atas

suatu mata uang asing dapat dipandang sebagai put

options atas mata uang domestik. Sebaliknya, put

options atas suatu mata uang asing dapat dipandang

sebagai call options atas mata uang domestik.

Misalkan, hak untuk membeli dolar terhadap rupiah

ekuivalen dengan hak untuk menjual rupiah

terhadap dolar.

Options biasanya tersedia pada Europen Currency

Unit (ECU) dengan tujuh mata uang, yaitu: Deutche

Marks (DM), British Pound (£), France Franc (FF),

Switzerland Franc (SFr), Japanese Yen (¥), Canadian

Dolar (C$), dan Australian Dolar (A$). Dari tujuh

mata uang tersebut biasa juga diperdagangkan

cross-rate options untuk DM/¥, £/DM dan £/¥.

Dengan mengeluarkan dolar AS dari perdagangan

ini, maka cross-rate options memungkinkan investor

Page 100: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

100

untuk hedging secara langsung resiko mata uang

yang muncul ketika berhubungan dengan mata

uang non dolar AS. Juga diperdagangkan month end

options yang menjamin ketersediaan currency options

jangka pendek, dua sampai tiga minggu, dan jangka

panjang, 18, 24, 30 dan 36 bulan.

Tabel 6: Currency Options, Yen

Tabel 7: Currency Optios, Deutche Mark

Call options DM yang jatuh tempo bulan Maret

dengan exercise price 5550 artinya pembeli memiliki

hak untuk mendapatkan DM dengan nilai tukar

Page 101: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

101

0.5550/DM. Besarnya premi adalah $0.0035/DM.

Pada put options dengan exercise price $0.5550/DM

jatuh tempo Maret preminya adalah $0.0013/DM.

Selanjutnya dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi

exercise price maka premi call options semakin kecil.

Perhatikan premi yang harus dibayar untuk call

options yen yang jatuh tempo bulan Maret.

Sebaliknya untuk put options yen, semakin tinggi

exercise price maka semakin besar preminya.

Sedangkan jatuh tempo opsi juga berpengaruh

dengan besar kecilnya premi. Perhatikan call options

DM dengan exercise price $ 0.5650/DM. Pada baris

tersebut ke kanan menunjukkan bahwa semakin

lama jatuh temponya, maka semakin besar premi

opsi itu. Hal itu disebabkan karena pembeli opsi

masih memiliki banyak kesempatan untuk

menggunakan haknya. Pengaruh yang sama pada

put options yen, bahwa semakin lama jatuh tempo

maka semakin besar premi yang harus dibayar.

Peraturan di Indonesia yang mengatur pertama

kali tentang transaksi derivatif berkaitan dengan pasar

uang adalah Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia

No. 28/119/KEP/DIR, tanggal 29 Desember 1995

tentang Transaksi Derivatif. Transaksi derivatif adalah

suatu kontrak atau perjanjian pembayaran yang

Page 102: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

102

nilainya merupakan turunan dari nilai instrumen yang

mendasari seperti suku bunga, nilai tukar, komoditi,

ekuiti dan indeks, baik yang diikuti dengan pergerakan

atau tanpa pergerakan atau tanpa pergerakan

dana/instrumen78.

Dalam pasal 2 ayat 1 ketentuan tersebut

menyatakan bahwa bank dapat melakukan transaksi

derivatif, baik untuk kepentingan sendiri maupun

untuk kepentingan nasabah. Bentuk transaksi sangat

terbatas yaitu hanya transaksi yang berkaitan dengan

valuta asing dan suku bunga, serta transaksi yang

berkaitan dengan saham apabila telah mendapat ijin

Bank Indonesia secara kasus per kasus79.

Transaksi derivatif yang sering dilakukan adalah

opsi. Opsi adalah hak untuk membeli (call options) atau

hak untuk menjual (put options) suatu valuta asing

dengan penyerahan untuk jangka waktu di depan.

Bentuk ini mekanismenya, yaitu: investor dapat saja

memperoleh hak membeli atau menjual kontrak pada

masa datang dengan harga tertentu.

Di Indonesia, transaksi derivatif yang dilakukan

pada perbankan hanya yang timbul dari surat berharga

(securities). Hal ini terlihat pada UU No. 7/1992 tentang

Perbankan sebagaimana diubah dengan UU No.

78 Rae, Dian Ediana, op.cit, hal. 44 79 Djumhana, Muhamad, Hukum Perbankan di Indonesia, 2006

(cet.V), Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, hal. 446 - 448

Page 103: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

103

10/1998, pasal 1 angka 10 menyatakan Surat Berharga

adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi,

sekuritas kredit, atau setiap derivatifnya, atau

kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit,

dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar

modal dan pasar uang. Derivatif keuangan terkadang

disebut securities, akan tetapi bukan merupakan

securities pada dirinya sendiri80.

Investor secara umum menggunakan options

dalam 2 (dua) hal81:

1. Proteksi nilai asset (asuransi nilai saham)

Salah satu strategi options adalah

memproteksi nilai portofolio terhadap

jatuhnya harga – harga saham, dengan

membeli put options. Investor berhak menjual

sahamnya pada harga tertentu meskipun di

pasar harga saham tersebut turun sampai

minus.

2. Covered Call

Suatu strategi untuk menghasilkan

pendapatan tambahan dari sahamnya.

Dengan strategi ini, investor menjual kontrak

call optionsnya (sell call). Dengan sell call

tersebut, investor wajib menjual sahamnya

80 Rae, Dian Ediana, op.cit, hal. 47 81Sutedi, Adrian, op.cit, hal. 54

Page 104: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

104

pada harga yang disepakati selama kontrak

masih berlaku.

Perkembangan perekonomian telah

mengakibatkan terjadinya berbagai perkembangan

(inovasi) dalam industri jasa keuangan. Perkembangan

yang mutakhir dan berkembang dalam pasar OTC

adalah apa yang dinamakan hybrid security. Investasi

hybrid adalah “A financial security that has two or more

characteristics of other financial instruments such as

equities, bonds, swaps, forward agreements, futures, or

options. The return often is based on the return of two or

more underlying instruments such as exchange rates,

interest rates, or equities. Also called a structured

financial transaction”82 (terjemahan bebas: sekuritas

keuangan yang memiliki dua atau lebih karakteristik

dari instrumen keuangan lainnya seperti saham,

obligasi, swap, forward, future, atau opsi.

Pengembaliannya didasarkan pada dua atau lebih

instrumen yang mendasari seperti nilai tukar, suku

bunga, atau ekuitas. Juga disebut transaksi keuangan

terstruktur). Investasi ini merupakan gabungan dari

dua produk.

82 http://invest.yourdictionary.com/hybrid-security

Page 105: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

105

Bank – bank mengembangkan produk deposito

plus untuk mengimbangi bunga deposito yang

cenderung turun. Produk deposito plus ini merupakan

investasi gabungan antara deposito dan produk

instrumen derivatif. Produk ini dikenal dengan nama

deposito hybrid83.

Sekarang ini, setidaknya ada beberapa produk

deposito plus investasi, seperti: Sweet Bundle dari

Citibank; TwinInvest dari Standard Chartered Bank;

Mega Depo Equity dari Bank Mega, Star Choice Best of

Market Linked Deposit dan Dynamic Duo Star Market

Linked Deposit dari Bank CIMB Niaga. Hadirnya

produk-produk itu seperti menjadi energi baru yang

membuat nasabah masih tetap melirik deposito. Ini

pula memberi nilai tambah bagi nasabah yang tidak

mau beranjak dari bank, dan belum memiliki

keberanian memutar uang di instrumen investasi yang

lainnya – seperti di pasar modal – tapi memperoleh

tingkat pengembalian di atas bunga deposito biasa.

Penggunaan jenis – jenis transaksi derivatif tersebut

tentu saja bergantung pada kebutuhan para pihak.

Masing – masing jenis transaksi derivatif tersebut

memiliki kegunaan berbeda, serta kelebihan dan

kekurangan masing – masing. Jenis – jenis transaksi

83 Majalah, SWA 17 Juli 2008

Page 106: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

106

derivatif tersebut merupakan bentuk dasar dari

berbagai derivatif. Saat ini jenis – jenis transaksi

derivatif terus mengalami perkembangan sesuai dengan

permintaan dan kebutuhan pasar untuk mengatasi

kelemahan – kelemahan produk – produk derivatif yang

telah ada sebelumnya.

6. Pengaturan Investasi Dana Pensiun

Sebagaimana yang telah diuraikan diatas mengenai

perkembangan ekonomi yang diikuti dengan

perkembangan rekayasa struktur keuangan, maka hal

ini juga berdampak pada dunia investasi, terutama

yang dijalankan oleh lembaga – lembaga keungan, baik

perbankan maupun non perbankan.

Berkaitan dengan pengelolaan Dana Pensiun di

Indonesia, negara turut campur tangan dengan

menerbitkan Undang – Undang No. 11/1992 tentang

Dana Pensiun. Maksud diterbitkan Undang – Undang

ini untuk memelihara kesinambungan penghasilan

pada hari tua untuk mewujudkan keadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia. Dana Pensiun menurut

Undnag – Undang ini merupakan sarana penghimpun

dana untuk meningkatkan kesejahteraan peserta

pensiun. Dengan adanya Dana Pensiun dengan

bermaksud agar dapat meningkatkan motivasi dan

ketenangan kerja untuk meningkatkan produktivitas,

sehingga meningkatkan peran serta masyarakat dalam

melestarikan pembangunan nasional yang meningkat

dan berkelanjutan.

Page 107: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

107

Sejak berlakunya Undang – Undang Dana Pensiun,

dana pensiun hanya diperkenankan menyelenggarakan

program pensiun. Dana Pensiun tidak diperkenankan

menyelenggarakan program di luar program pensiun

apa pun bentuknya, kecuali bagi dana pensiun yang

berdiri sebelum berlakunya Undang – Undang Dana

Pensiun telah diberikan ijin menyelenggarakan program

tunjangan hari tua disamping program pensiun (Pasal

61 ayat 4). Artinya, Dana Pensiun tetap menjalankan

kewajiban tersebut sampai selesai seluruh kewajiban

kepada peserta setelah itu tidak boleh lagi.

Demikian juga halnya dengan investasi, kalau

sebelum adanya Undang – Undang Dana Pensiun,

peraturan pensiun tidak mengatur investasi kekayaan

dana pensiun. Pengurus Dana Pensiun juga tidak

merasa berkewajiban dengan investasi kekayaan dana

pensiun, karena pengurus merasa yang berkepentingan

terhadap investasi adalah Pendiri. Campur tangan

pendiri dalam portofolio investasi sangat besar. Bahkan

investasi yang dilakukan sebagian besar berkaitan

dengan kepentingan Pendiri.

Maksud Undang – Undang membatasi kegiatan dan

investasi agar kekayaan Dana Pensiun terlindungi dari

kewajiban pembayaran di luar tujuan utama yang

dapat mengganggu kecukupan dana dalam jangka

panjang untuk pembayaran manfaat pensiun peserta.

Oleh karena itu, Undang – Undang Dana Pensiun

membatasi arah investasi Dana Pensiun. Oleh karena

itu pemerintah memberikan perhatian yang serius

mengenai pengelolaan kekayaan dana pensiun dengan

Page 108: BAB II FUNGSI HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

108

menetapkan pembatasan investasi nyang boleh

dilakukan oleh dana pensiun. Pasal 61 ayat 3 UU Dana

Pensiun menegaskan bahwa investasi yang dilakukan

oleh Dana Pensiun yang telah ada sebelum UU Dana

Pensiun wajib disesuaikan. Batasan investasi dana

pensiun, kemudian diatur dengan Surat Keputusan

Menteri Keuangan. Secara umum jenis – jenis investasi

yang boleh dilakukan oleh Dana Pensiun adalah:

deposito berjangka; saham, obligasi dan surat berharga

lain; penempatan langsung pada saham dan obligasi;

tanah, bangunan serta tanah dan bangunan; saham

atau unit penyertaan reksadana, Sertifikat Bank

Indonesia (SBI) dan surat utang yang diterbitkan oleh

pemerintah.

Kalau dikaji pembatasan yang dilakukan oleh

pemerintah ini sangat ketat, pemerintah membatasi

investasi yang dapat memberikan keuntungan jangka

pendek.