Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam

21
MAKALAH FUNGSI KONSUMSI DAN FUNGSI INVESTASI DALAM EKONOMI MAKRO ISLAM Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro Islam Dosen Pengampu: Ibu Sokhikhatul Mawadah, S.E.I, M. E. I. Disusun Oleh: Robbiatul Addawiyah (132411186) JURUSAN EKONOMI ISLAM 1

description

Ekonomi Makro Islam

Transcript of Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam

Page 1: Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam

MAKALAH

FUNGSI KONSUMSI DAN FUNGSI INVESTASI DALAM EKONOMI MAKRO ISLAM

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro Islam

Dosen Pengampu: Ibu Sokhikhatul Mawadah, S.E.I, M. E. I.

Disusun Oleh:

Robbiatul Addawiyah (132411186)

JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2014

1

Page 2: Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Terdapat beberapa faktor yang menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga dan

yang paling penting adalah pendapatan rumah tangga. Dimana pendapatan menentukan

seberapa besar nantinya sebuah rumah tangga akan melakukan pengeluaran berupa

konsumsi ataupun tabungan maupun investasi.

Suatu rumah tangga akan melakukan konsumsi ketika ia memiliki pendapatan yang

cukup untuk memenuhi kebutuhannya dan ia akan menabung ketika pendapatan yang ia

gunakan untuk berbelanja memiliki sisa. Kemudian rumah tangga tersebut bebas untuk

menggunakan tabungannya tersebut, antara tetap menjadi sebuah tabungan ataukah menjadi

sebuah investasi yang dapat menguntungkan rumah tangga dimasa depan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan teori konsumsi ?

2. Apa yang dimaksud dengan teori investasi ?

3. Apa yang dimaksud dengan fungsi konsumsi dan fungsi investasi?

4. Bagaimanakah hubungan antara fungsi konsumsi dan fungsi investasi dalam

ekonomi Islam?

5. Bagaimana perkembangan konsumsi dan investasi di Indonesia?

2

Page 3: Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KONSUMSI DAN INVESTASI

Konsumsi ialah keseluruhan penggunaan barang dan jasa yang dilakukan rumah

tangga untuk memenuhi kebutuhan hidup. Konsumsi rumah tangga memiliki tiga ciri-ciri

berikut: (1) pendapatan, (2) pada saat pendapatan sebesar 0 atau rumah tangga tidak bekerja

ia akan tetap melakuakan konsumsi atau disebut pengeluaran otonom (pengeluaran yang

tidak tergantung pada pendapatan nasiona), (3) apabila berlaku pertambahan pendapatan

akan berlaku pertambahan konsumsi . Dari ketiga ciri-ciri tersebut konsumsi rumah tangga

daat dinyatakan sebagai berikut:

C = a + bYd

Keterangan: a : pengeluaran otonomi

b : MPC (perbandingan pertambahan konsumsi dengan pertambahan

pendapatan)

Yd : pendapatan disposebel

Adapun beberapa faktor yang menyebabkan sebuah rumah tangga melakukan

konsumsi ialah:

a. Pendapatan rumah tangga, yaitu penghasilan yang diterima oleh rumah tangga

atas pemakaian faktor produksi. Hubungannya pendapatan dengan konsumsi

ialah; (1) pada pendapatan yang rendah rumah tangga akan mengambil tabungan,

(2) kenaikan pendapatan juga menaikan konsumsi, (3) pada pendapatan yang

tinggi rumah tangga akan menabung.

b. Kekayaan rumah tangga, yaitu keseluruhan harta benda yang dimiliki oleh rumah

tangga atas kegiatan produksi yang dilakukannya.

c. Tingkat suku bunga, ia mempengaruhi konsumsi rumah tangga secara kredit.

d. Perkiraan di masa yang akan datang.

e. Perubahan demografi, yaitu perubahan jumlah dan komposisi penduduk.

f. Tingkat harga atau harga barang yang mempengaruhi daya beli.

3

Page 4: Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam

Jhon Maynard Keynes mengatakan bahwa pengeluaran konsumsi yang dilakukan

oleh sektor rumah tangga dalam perekonomian tergantung dari besarnya pendapatan.

Perbandingan antara besarnya konsumsi dengan jumlah pendapatan disebut kecondongan

mengkonsumsi (MPC = Marginal Propensity to Consume). Semakin besar MPC semakin

besar pula pendapatan yang digunakan untuk kegiatan konsumsi dan sebaliknya.

Perbandingan tersebut dibedakan ke dalam dua kecondongan, yaitu kecondongan

mengkonsumsi marjinal dan kecondongan mengkonsumsi rata-rata. Berikut pengertiannya:

1. Kecondongan mengkonsumsi marjinal (MPC: Marjinal Propensity to Consume)

yaitu perbandingan di antara pertambahan konsumsi yang dilakukan dengan

pertambahan pendapatan disposebel yang diperoleh. Nilai MPC dapat dihitung

dengan rumus

Keterangan: C : pertambahan konsumsi

Yd : pertambahan pendapatan disposebel

2. Kecondongan mengkonsumsi rata-rata (APC: Average Propensity to Consume)

yaitu perbandingan di antara tingkat konsumsi dengan tingkat pendapatan

disposebel ketika konsumsi tersebut dilakukan. Nilai APC dapat dihitung dengan

rumus

Keterangan: C : konsumsi

Yd : pendapatan disposebel

Berikut contoh untuk menghitung MPC dan APC yang akan ditunjukan dalam tabel

kecondongan mengkonsumsi marjinal dan rata-rata:

4

Page 5: Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam

Dalam MPC tetap, pendapatan disposebel selalu bertambah sebanyak Rp 20 ribu dan

hal ini mengakibatkan konsumsi juga senantiasa bertambah sebanyak Rp 15 ribu sehingga

MPC yang ditunjukkan adalah 0,75. Sedangkan dalam MPC makin kecil, pendapatan

disposebel juga mengalami pertambahan sebanyak Rp 20 ribu akan tetapi kenaikan

konsumsi rumah tangga justru makin mengecil pertambahannya.

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa APC selalu berubah-ubah dan semakin kecil

nilainya. Apabila Yd lebih kecil dari C maka APC akan lebih besar dari satu, misalnya Yd =

20 dan C = 30 maka dengan menggunakan rumus:

= 30

20

= 1,5

APC yang dihasilkan adalah lebih dari 1 yaitu 1,5. Dan apabila Yd lebih kecil dari C maka

APC akan lebih kecil dari satu, misalnya Yd =75 dan C = 80 maka dengan rumus yang sama:

5

Page 6: Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam

= 75

80

= 0,9375

APC yang dihasilkan adalah lebih kecil dari 1 yaitu 0,9375.

Sedangkan investasi yaitu penanaman modal atau pembentukan modal yang dapat

diartikan sebagai pengeluaran atau pengeluaran penanaman modal atau perusahaan membeli

barang-barang modal dan perlengkapan=perlengkapan produksi untuk menambah

kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian.1

Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan pertambahan barang dan jasa yang

dihasilkan sehingga akan memeberikan keuntungan di masa yang akan datang.

Adapun pengeluaran yang didolongkan ke dalam investasi sebagai penanaman

modal yaitu:

1. Investasi tetap bisnis (business fixed investment) yaitu pembelian berbagai jenis

barang modal seperti mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan

berbagai jenis industri dan perusahaan.

2. Investasi residensial (residential investment) yaitu pengeluaran untuk membeli atau

mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik serta

bangunan-bangunan yang lainnya.

3. Investasi persediaan (inventory investment) yaitu pertambahan nilai stok barang

yang belum laku terjual, bahan mentah dan barang yang masih dalam proses

produksi pada akhir tahun perhitungan pendapatan nasional.

Penanam modal melakukan investasi dengan membelanjakan pendapatannya tidak

hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka akan tetapi juga untuk mendapatkan

keuntungan. Banyaknya keuntungan yang akan diperoleh memiliki peranan yang besar

1 Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hlm. 121

6

Page 7: Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam

dalam menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha. Selain itu

terdapat pula bebarapa faktor yang menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan dalam

perekonomian antara lain:

1. Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh, yaitu prediksi keuntungan

yang akan di dapat di masa mendatang.

2. Suku bunga, ia juga mempengaruhi keuntungan dari investasi dengan adanya

suku bunga yang diberlakukan.

3. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa mendatang, yaitu apakah keadaan

ekonomi di masa yang akan datang menguntungkan atau merugikan.

4. Kemajuan teknologi

5. Tingkat pendapatan nasional, dimana tingkat pendapatan nasional ini selalu

berubah-ubah dan mempengaruhi investasi.

6. Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.

B. PENGERTIAN FUNGSI KONSUMSI DAN FUNGSI INVESTASI

Fungsi konsumsi ialah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara

tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional

(pendapatan disposebel) perekonomian tersebut.2

Menurut Keynes, fungsi konsumsi dapat digambarkan sebagai berikut:

2 Ibid, hlm. 116

7

Page 8: Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam

Berdasarkan gambar diatas jika terjadi kenaikan dari Y1 ke Y2 atau sebesar ( Y )

akan mengakibatkan kenaikan konsumsi sebesar C1 ke C2 atau sebesar ( C ), terlihat pula

proporsi kenaikan pendapatan lebih besar dibandingkan proporsi kenaikan konsumsi.

Sedangkan dalam pandangan Islam, Fahim Khan, seorang ahli di bidang ekonomi

mengacu pada pandangan Keynes yang menyatakan bahwa konsumsi yang dilakukan rumah

tangga konsumen dipengaruhi oleh pendapatan. Namun Khan membagi tingkat pendapatan

masyarakat atas (1) pendapatan yang berada di atas nisab (angka minimal asset yang terkena

kewajiban zakat) yang dinotasikan dengan Yu (upper classes / golongan kaya) dan (2)

pendapatan yang berada di bawah nisab yang dinotasikan dengan YL (lower classes /

golongan miskin).3

Komponen pengeluaran konsumsi yang dilakukan rumah tangga konsumen menurut

Khan (1995) juga dibagi atas dua bentuk pengeluaran, yaitu ( konsumsi untuk pemenuhan

kebutuhan sendiri (for self) yang dilambangkan dengan notasi E1 dan (2) konsumsi yang

dilakukan rumah tangga untuk jalan menuju keridhaan Allah SWT (cause of Allah) yang

dinotasikan dengan E2. Dengan begitun maka ditemukanlah rumusan seperti berikut ini:

C* = A0 + Au Yu

Persamaan tersebut hamper sama dengan persamaan untuk fungsi konsumsi yang

dikemukakan Keynes, yaitu:

C = a +bY3 Nurul Huda dkk. Ekonomi Makro Islam, Kencana, Jakarta, 2013, hlm. 40

8

Page 9: Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam

Yang membedakannya pada esensi atau makna yang terkandung pada persamaan

tersebut. Pada rumusan Khan, pendapatan yang dimaksud baru untuk pendapatan golongan

kaya (upper classes) atau bisa disebut sebagai kelompok muzakki (pembayar zakat)

sehingga intersep ataupun slope/marginal propensity to consume (MPC) yaitu A0 dan Au

juga untuk golongan kaya. Sekarang yang menjadi persoalan adalah, apakah sama besaran

MPC menurut Khan dengan MPC menurut Keynes? Dengan ini maka Khan

menggambarkan fungsi konsumsi sebagai berikut:

Pada gambar di atas persamaan konsumsi model Keynes dilambangkan dengan C

dengan intersep a0 dan slope a1. Sedangkan persamaan konsumsi model Khan dilambangkan

dengan C* dengan intersep a0 + E2 atau (A0) dan slope Au.

Terkait dengan besaran nilai intersep (autonomous consumption) dengan pendekatan

yang dilakukan Khan maka akan mengalami peningkatan sebesar E2 karena ada pengeluaran

yang ditujukan untuk cause of Allah yang besarannya tidak tergantung pada jumlah

pendapatan. Sehingga besaran intersep dalam model Keynes (a0) nilainya akan berbeda

dengan model Khan (A0 = a0 + E2 ).

Untuk MPCnya maka terlihat pada area a1 lebih besar dibandingkan area Au, hal ini

terjadi karena bagian pendapatan yang digunakan untuk konsumsi rumah tangga itu sendiri

(for self) berkurang sebesar pengeluaran yang dilakukan untuk cause of Allah (E2). Sehingga

apabila dikombinasikan antara model Keynes dengan model Khan akan diperoleh

persamaan sebagai berikut:

9

Page 10: Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam

C* = (a0 + E2 ) + a1 (Yu – E2 )

Persamaan tersebut diberlakukan bagi mereka yang memiliki penghasilan di atas

nisab atau golongan kaya (upper classes).

Setelah membahas tentang fungsi konsumsi menurut Keynes yang beraliran

konvensional dan Khan yang baraliran Islami, maka berikut akan diterangkan pula

mengenai fungsi investasi dalam aliran konvensional maupun Islami.

Fungsi investasi secara konvensional dalam pembuatan fungsi persamaan untuk

invesatasi dengan pendekatan sederhana dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) dengan

mengasumsikan bahwa investasi bersifat autonomous atau tidak atau tidak dipengaruhi oleh

variabel lain.4 Sehingga persamaan investasi dapat dinyatakan sebagai berikut:

I = I

(2) selain bersifat autonomous maka ada pula investasi yang dipengaruhi oleh variabel suku

bunga atau interest (i) sehingga menghasilkan persamaan sebagai berikut:

I = I – di

Persamaan tersebut memberikan gambaran bahwa terdapat hubungan negatif antara suku

bunga dengan investasi, jika tingkat suku bunga naik maka investasi akan turun demikian

pula sebaliknya (vice versa).

Persamaan hubungan antara investasi dan suku bunga tersebut dapat dijelaskan pada

gambar berikut ini:

4 Ibid, hlm. 47

10

Page 11: Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam

Pada gambar di atas terlihat bagaimana bekerjanya perekonomian tertutup tanpa

kebijakan pemerintah. Keseimbangan awal terjadi pada kondisi C + I1 dengan tingkat output

sebesar Y1 dan tingkat suku bunga i1. Kemudian jika terjadi kenaikan tingkat suku bunga

dari i1 ke i2 maka berakibat pada naiknya tingkat investasi dari C + I1 ke C + I2 yang pada

akhirnya akan meningkatkan tingkat pendapatan dari Y1 ke Y2.

Kemudian adakah pengaruh masuknya variabel investasi terhadap multiplier?

Karena asumsi yang dipakai adalah investasi bersifat autonomous atau dipengaruhi oleh

tingkat suku bunga, maka besaran multiplier tidak mengalami perubahan. Dengan mengacu

pada persamaan konsumsi dan persamaan investasi maka proses perhitungan multiplier

dapat dijelaskan sebagai berikut:

Y = a + bY + I – di

Y = 1 ( a + I – di )

( 1 – b )

11

Page 12: Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam

Berdasarkan persamaan tersebut maka dapat dinyatakan bahwa besaran multiplier

perekonomian masih sebesar [ 1/(1-b)].

Kemudian fungsi investasi dalam Islam tentunya berbeda dengan pendekatan

konvensional. Perbedaanya yaitu karena fungsi investasi dalam konvensional dipengaruhi

tingkat suku bunga dan hal ini tidak berlaku dalam pendekatan ekonomi Islam.

Menurut Metwally (1995), investasi di negara penganut ekonomi Islami dipengaruhi

oleh 3 faktor yaitu (1) adanya sanksi terhadap pemegang aset yang kurang produktif, (2)

adanya larangan melakukan berbagai bentuk spekulasi dan segala macam judi, dan (3)

tingkat bunga untuk berbagai jenis pinjaman adalah 0. Tentu saja hal ini menyebabkan

seorang muslim boleh memilih 3 alternatif atas dananya, yaitu (1) memegang kekayaan

dalam bentuk uang kas, (2) memegang tabungannya dalam bentuk set tanpa berproduksi

seperti halnya deposito, real estate, atau permata, dan (3) menginvestasikan tabungannya.

Menuruntnya, fungsi investasi dalam Islam dapat dinyatakan dengab:

I = f (r, ZA, Zᴨ miu) dan r = f (SI/SF)

Keterangan: I : permintaan investasi

r : keuntungan yang diharapkan

SI : bagian/pangsa keuntungan/kerugian investor

SF : bagian/pangsa keuntungan/ kerugian peminjam dana

ZA : zakat atau aset yang tidak produktif

Zᴨ : zakat atau keuntungan investasi

Miu : pengeluaran lain-lain zakat atau aset yang tidak produktif

Karena nilai ZA dan Zᴨ (tingkat zakat) besarannya tetap maka persamaannya dapat

disederhanakan sehingga menjadi I = f (r, u) dengan persamaan tersebut dapat kita nyatakan

bahwa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi yaitu (1) tingkat keuntungan

yang diharapkan dan (2) pengeluaran lain-lain zakat dan aset yang tidak produktif.

12

Page 13: Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam

Hubungan antara investasi dengan keuntungan yang diharapkan dapat digambarkan

sebagai berikut:

Dari gambar tersebut ditemukan hubungan positif antara tingkat investasi dengan

keuntungan yang diharapkan, yaitu jika tingkt keuntungan yang diharapkan mengalami

kenaikan maka akan menaikan tingkat investasi dan berlaku pula sebaliknya.

C. PERKEMBANGAN KONSUMSI DAN INVESTASI DI INDONESIA

Berikut contoh fungsi konsumsi dan fungsi investasi di Indonesia melalui alokasi

pengguanaan PDB Indonesia tahun 1970-1993 (%):

13

Page 14: Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Konsumsi merupakan pengeluaran sebuah rumah tangga dimana rumah tangga

tersebut berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dengan melakukan pengeluaran dari hasil

pendapatannya. Ketika sebuah rumah tangga berpendapatan besar maka konsumsinya akan

besar pula. Investasi dilakukan sebuah rumah tangga ketika ia menginginkan suatu

keuntungan di masa mendatang. Cara yang dilakukan bisa berupa penambahan peralatan

produksi, pembelian bangunan, dan persediaan barang-barang. Konsumsi dan investasi erat

kaitannya, karena investasi merupakan salah satu konsumsi yang dilakukan namun

kegunaannya dan keuntungannya dirasakan di masa yang akan datang.

B. SARAN

Demikianlah makalah yang kami susun demi memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi

Makro Islam. Apabila terdapat kesalahan maka kami menerima kritik dan saran yang dapat

membangun untuk memperbaiki makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat.

14

Page 15: Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam

DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. 2012. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Karim, Adiwarman A. 2011. Ekonomi Makro Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Huda, Nurul dkk. 2013. Ekonomi Makro Islam. Jakarta: Kencana.

Boediono. 2008. Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE.

15