BAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI · PDF fileDomain fungsi f ditulis dengan notasi ... a. Suatu...
Transcript of BAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI · PDF fileDomain fungsi f ditulis dengan notasi ... a. Suatu...
23
BAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI
2.1 Fungsi
2.2 Grafik Fungsi
2.3 Barisan dan Deret
2.4 Irisan Kerucut
2.1 Fungsi
Dalam berbagai aplikasi, korespondensi/hubungan antara dua himpunan sering terjadi. Sebagai
contoh, volume bola dengan jari-jari r diberikan oleh relasi 3
34
rV . Contoh yang lain, tempat
kedudukan titik-titik ),( yx yang jaraknya 1 satuan dari titik pangkal O adalah 122 yx . Ada hal
penting yang bisa dipetik dari contoh di atas. Misalkan X menyatakan himpunan semua absis lebih dari
atau sama dengan 1 dan kurang dari atau sama dengan 1, sedangkan Y himpunan ordinat lebih dari atau
sama dengan 1 dan kurang dari atau sama dengan 1. Maka elemen-elemen pada X berkorespondensi
dengan satu atau lebih elemen pada Y. Selanjutnya, korespondensi 122 yx disebut relasi dari X ke Y.
Secara umum, apabila A dan B masing-masing himpunan yang tidak kosong maka relasi dari A ke B
didefinisikan sebagai himpunan tak kosong BAR .
A B Gambar 2.1.1 Relasi dari himpunan A ke B
a1
a2
a3
b1
b2
b3
b4
24
Jika R adalah relasi dari A ke B dan Ax berelasi R dengan By maka ditulis:
)(atauatau),( aRbaRbRba
Apabila diperhatikan secara seksama, ternyata dua contoh di atas mempunyai perbedaan yang
mendasar. Pada contoh yang pertama setiap 0r menentukan tepat satu 0V . Sementara pada contoh
yang ke dua, setiap ]1,1[x berelasi dengan beberapa (dalam hal ini dua) nilai ]1,1[x yang berbeda.
Relasi seperti pada contoh pertama disebut fungsi.
Jadi, relasi R dari A ke B disebut fungsi jika untuk setiap Ax terdapat tepat satu By sehingga
)(aRb .
Sebagai contoh, misalkan 6,3dan2,1 YX . Himpunan )3,2(),3,1( merupakan fungsi dari
X ke Y, karena setiap anggota X berelasi dengan tepat satu anggota Y. Demikian pula, himpunan
)3,2(),6,1( merupakan fungsi dari X ke Y. Sementara himpunan )3,2(),6,1(),3,1( bukan merupakan
fungsi dari X ke Y, karena ada anggota X, yaitu 1, yang menentukan lebih dari satu nilai di Y.
Fungsi dinyatakan dengan huruf-huruf: f, g, h, F, H, dst. Selanjutnya, apabila f merupakan fungsi
dari himpunan A ke himpunan B, maka dituliskan:
f : A B
Dalam hal ini, himpunan A dinamakan domain atau daerah definisi atau daerah asal, sedangkan
himpunan B dinamakan kodomain atau daerah kawan fungsi f. Domain fungsi f ditulis dengan notasi
Df, dan apabila tidak disebutkan maka disepakati bahwa domain fungsi f adalah himpunan terbesar di
dalam R sehingga f terdefinisikan atau ada. Jadi:
)ikanterdefinis(ada)(: xfxD f R
Himpunan semua anggota B yang mempunyai kawan di A dinamakan range atau daerah hasil
fungsi f, ditulis fR atau Im(f) (Perhatikan Gambar 2.1.2).
Definisi 2.1.1 Diketahui R relasi dari A ke B. Apabila setiap Ax berelasi R dengan
tepat satu By maka R disebut fungsi dari A ke B.
25
Jika pada fungsi f : A B , sebarang elemen x A mempunyai kawan y B, maka dikatakan
“y merupakan bayangan x oleh f “ atau “y merupakan nilai fungsi f di x” dan ditulis y = f(x).
A B
Gambar 2.1.3 f fungsi dari himpunan A ke B.
Selanjutnya, x dan y masing-masing dinamakan variable bebas dan variabel tak bebas. Sedangkan y
= f(x) disebut rumus fungsi f.
Contoh 2.1.2 Tentukan domainnya.
a. 2
1)(
xxf b.
1)(
2
x
xxf c. )6ln(
51
)( 2
xxx
xf
Penyelesaian:
a. Suatu hasil bagi akan memiliki arti apabila penyebut tidak nol. Oleh karena itu,
}2{02:ikanterdefinis2
1:
RRR xx
xxD f
b. Karena akar suatu bilangan ada hanya apabila bilangan tersebut tak negatif, maka:
● ●
● ●
●
fR
Gambar 2.1.2
x
y f
A B
26
).,1(]0,1(1atau01:
01
:ada1
:22
xxx
x
xx
x
xxD f
R
RR
c. Suatu jumlahan memiliki arti apabila masing-masing sukunya terdefinsikan. Sehingga:
)3dan5:atau2dan5:
)3atau2(dan5:
0)6(dan05:
ada)6ln(danada5
1:
ada)6ln(5
1:
2
2
2
xxxxxx
xxxx
xxxx
xxx
x
xxx
xD f
RR
R
R
R
R
= ),3()2,5()5,( .█
Contoh 2.1.3 Jika )1(3)( 2 xxxf , maka tentukan:
a. )1(f b. )2( xf c. )1( xf d. )( xxf
Penyelesaian:
a. 2)11()1.(3)1( 2 f .
b. )2(112123)2(1)2(3)2( 22 xxxxxxf .
c. xxx
xxf 22 311
)1.(3)1( .
d. )(1)(.63)(1).(3)( 222 xxxxxxxxxxxxf .█
2.1.1 Fungsi Surjektif, Fungsi Injektif, dan Fungsi Bijektif
Berikut diberikan beberapa fungsi yang memenuhi syarat-syarat tertentu . Diberikan fungsi
BAf : .
(i). Apabila setiap anggota himpunan B mempunyai kawan anggota himpunan A, maka f disebut
fungsi surjektif atau fungsi pada (onto function).
27
Gambar 2.1.4 f fungsi surjektif dari himpunan A ke himpunan B
(ii). Apabila setiap anggota himpunan B mempunyai yang kawan di A, kawannya tunggal, maka f disebut
fungsi injektif atau fungsi 1-1 (into function).
A B
(iii). Jika setiap anggota himpunan B mempunyai tepat satu kawan di A maka f disebut fungsi bijektif atau
korespodensi 1-1. Mudah dipahami bahwa korespondensi 1-1 adalah fungsi surjektif sekaligus
injektif.
A B
a1●
a2●
a3●
a4●
●b1
●b2
●b3
a1●
a2●
a3●
●b1
●b2
●b3 ●b4 ●b5
a1●
a2●
a3● a4●
●b1
●b2
●b3 ●b4
A B
Gambar 2.1.5 Fungsi injektif dari A ke B
Gambar 2.1.6 Korespondensi 1 – 1.
28
2.1.2 Operasi Pada Fungsi
Diberikan skalar real dan fungsi-fungsi f dan g. Jumlahan gf , selisih gf , hasil kali skalar
f , hasil kali gf . , dan hasil bagi gf masing-masing didefinisikan sebagai berikut:
)()())(( xgxfxgf )()())(( xgxfxgf
)())(( xfxf )().())(.( xgxfxgf
0)(asalkan,)()(
))(( xgxg
xfx
g
f
Domain masing-masing fungsi di atas adalah irisan domain f dan domain g, kecuali untuk gf ,
0)(: xgDDxD gfgf .
Contoh 2.1.4 Jika f dan g masing-masing:
1)( xxf 5
1)(
xxg
maka tentukan: gf , gf , gf . , dan gf beserta domainnya.
Penyelesaian:
51
)(5
1.1)(.
51
1)(5
11)(
x
xxgf
xxxgf
xxxgf
xxxgf
Karena }5{dan),1[ Rgf DD , maka gf , gf , gf . , dan gf masing-masing mempunyai
domain: ),1[ .█
2.1.3 Fungsi Invers
Diberikan fungsi YXf : . Kebalikan (invers) fungsi f adalah relasi g dari Y ke X. Pada
umumnya, invers suatu fungsi belum tentu merupakan fungsi. Sebagai contoh, perhatikan Gambar 2.1.7 di
bawah ini.
29
Apabila YXf : merupakan korespondensi 1 – 1, maka mudah ditunjukkan bahwa invers f juga
merupakan fungsi. Fungsi ini disebut fungsi invers, ditulis dengan notasi 1f . Perhatikan Gambar 2.1.8
berikut.
Jadi:
)()(1 xfyyfx dengan ffffDRRD 11 dan
Contoh 2.1.5 Tentukan 1f jika diketahui 231
1)(
x
xxf .
x ● ● y
X Y
1f
Gambar 2.1.8
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
f
A B
Gambar 2.1.7
f
30
Penyelesaian:
23
11
23
11)(
x
xy
x
xxfy
)(32
32
3232
12233
1)23)(1(
1 yfy
yx
yxyx
xyxyx
xxy
Jadi, x
xxf
3232
)(1
.█
Contoh 2.1.6 Tentukan inversnya jika diketahui:
0jika1
1
0jika1
0jika
)(
xx
x
xx
xf
Penyelesaian: (i). Untuk 0x , 0)( xxfy . Sehingga:
0)(1 yyfyx
(ii). Untuk 0x , 1)0( f . Sehingga, diperoleh: )1(0 1 f .
(iii).Untuk 0x ,
110
11
1)(
xxfy
atau:
1)(1
11 1
yyf
y
y
yx
Selanjutnya, dari (i), (ii), dan (iii) diperoleh:
31
1jika1
1jika0
0jika
)(1
xx
x
x
xx
xf .█
2.1.4 Fungsi Komposisi
Perhatikan fungsi 12 xy . Apabila didefinisikan uufy )( dan
1)( 2 xxgu maka dengan substitusi diperoleh 1))(()( 2 xxgfufy , yaitu rumus fungsi
yang pertama disebutkan. Proses demikian ini disebut komposisi. Secara umum dapat diterangkan sebagai
berikut. Diketahui f dan g sebarang dua fungsi. Ambil sebarang gDx . Apabila fDxg )( maka f dapat
dikerjakan pada )(xg dan diperoleh fungsi baru ))(()( xgfxh . Ini disebut fungsi komposisi dari f dan g,
ditulis gf .
x ● )(xgy
●
●
))(( xgfz
g f
gf
Gambar 2.1.9 Fungsi komposisi gf
Definisi 2.1.7 Fungsi komposisi dari f dan g, ditulis gf , didefinisikan sebagai:
))(()( xgfxgf ,
dengan domain fggf DxgDxD )(: .
32
Contoh 2.1.7 Jika f(x) = x2 dan g(x) = x1 maka tentukan fungsi-fungsi berikut beserta domainnya.
a. gf b. fg c. ff d. gg
Penyelesaian:
a. 2)1()1())(()( xxfxgfxgf , dengan domain RgfD .
b. 1)())(()( 22 xxgxfgxfg , dengan domain RfgD .
c. 42 )())(()( xxfxffxff , dengan domain RffD .
d. 21)1()1())(()( xxxgxggxgg , dengan domain RggD .█
Contoh 2.1.8 Jika 21)( xxf dan 22)( xxg maka tentukan fungsi-fungsi berikut ini beserta
domainnya.
a. gf b. fg
Penyelesaian:
a. 4222 41)2(1)2())(()( xxxfxgfxgf , dengan domain:
221
221
:210:
121:)(:
2
2
xxxx
xxDxgDxD fggf
RR
R
.
b. )1(2)1())(()( 22 xxgxfgxfg , dengan domain:
11:)(: xRxDxfDxD gffg .█
Contoh 2.1.9 Tentukan gf jika diketahui:
0jika1
0jika1
)(
xx
xx
xf
1jika12
1jika1
)(
xx
xx
x
xg
33
Penyelesaian:
(i). Untuk 1x , 011
11
111
1)(
xx
x
x
xxg . Sehingga:
1
1)(1))(())((
x
xxgxgfxgf
(ii).Untuk 1x , 111.212)( xxg . Karena 1)( xg , maka dapat dibedakan menjadi 1)(0 xg
dan 0)( xg . Selanjutnya,
(a). 1)(0 xg apabila 1120 x atau 121 x . Hal ini berakibat, untuk 121 x ,
xxxgxgfxgf 2)12(1)(1))(())((
(b). 0)( xg apabila 012 x atau 21x . Jadi, untuk 21x diperoleh:
)12(1)(1))(())(( xxgxgfxgf
Dari (i) dan (ii), diperoleh:
21jika12
1
121jika2
1jika1
1
))((
xx
xx
xx
x
xgf
2.2 Grafik Fungsi
Diberikan fungsi f. Himpunan fDxxfyyx ),(:),( disebut grafik fungsi f.
2.2.1 Grafik Fungsi Dalam Sistem Koordinat Kartesius
Dalam sistem koordinat kartesius fungsi dapat dibagi menjadi:
(a). Fungsi Aljabar (b). Fungsi Transenden
Fungsi f disebut fungsi aljabar jika f dapat dinyatakan sebagai jumlahan, selisih, hasil kali, hasil
bagi, pangkat, ataupun akar fungsi-fungsi suku banyak. Sebagai contoh, fungsi f dengan rumus:
34
1
)1(3)(
2
322
x
xxxxf
merupakan fungsi aljabar. Fungsi yang bukan fungsi aljabar disebut fungsi transenden. Beberapa contoh
fungsi transenden adalah fungsi trigonometri, fungsi logaritma, dsb.
Fungsi Aljabar
Fungsi Aljabar meliputi :
(1). Fungsi rasional :
a. Fungsi bulat (fungsi suku banyak)
b. Fungsi pecah.
(2). Fungsi irasional.
Fungsi Suku Banyak
Fungsi suku banyak berderajat n mempunyai persamaan
f(x) = Pn(x) = a0 + a1x + . . . + an xn
dengan n bilangan bulat tak negatif , a1, . . . , an bilangan-bilangan real dan an 0.
(a). Fungsi konstan: cxf )( .
Grafik fungsi ini berupa garis lurus sejajar sumbu X.
Y
0
a0
3
f(x) = 1
X
f(x) = a0
f(x) = 3
1
Gambar 2.2.1
35
(b). Fungsi linear: f(x)= mx + n
Grafik fungsi ini berupa garis lurus dengan gradien m dan melalui titik ),0( n .
(c). Fungsi kuadrat: 0,)( 2 acbxaxxf .
Grafik fungsi kuadrat berupa parabola. Diskriminan: acbD 42 . Secara umum, grafik fungsi
kuadrat ini dapat digambarkan sebagai berikut:
0
2
y = x + 2
y = x
y = x 3
y = x
2 3
3
Gambar 2.2.2
36
Perhatikan pula gambar berikut ini.
D>0 a<0
D>0 a>0
(a) (b)
D=0 a<0
(c) (d)
D=0 a>0
D<0 a<0
(e) (f)
D<0 a>0
Gambar 2.2.3
37
(d). Fungsi kubik: 0,)( 3012
23
3 aaxaxaxaxf .
Y
X 2
y = x2
y = 4x – x2
y = ¼ x2
Y y = x3 y = (x1)3
X
1
1
4
Gambar 2.2.4
Gambar 2.2.5
38
Fungsi Pecah
Fungsi f(x) yang dapat dinyatakan sebagai hasil bagi dua fungsi suku banyak
mm
nn
xbxbb
xaxaaxf
...
...)(
10
10
disebut fungsi pecah. Grafik beberapa fungsi pecah sederhana, seperti:
f(x) = 1
)(dan1
x
xxf
x
diperlihatkan dalam gambar berikut.
Fungsi Irasional
Beberapa contoh fungsi irasional beserta grafiknya diperlihatkan pada gambar berikut ini.
y = 1x
x
x = 1
y = 1
y = 1/x
Gambar 2.2.6
39
Fungsi Transenden
Fungsi transenden meliputi: Fungsi Trigonometri, Fungsi Siklometri, Fungsi Eksponen, dan Fungsi
Logaritma.
(a). Fungsi trigonometri
Ditinjau titik sebarang P(x,y) pada bidang koordinat seperti terlihat dalam gambar berikut ini.
xy
a a
a a
a
a
2xay
2xay
Gambar 2.2.7
(a)
(b) (c)
40
Apabila r menyatakan jarak titik P ke O dan menyatakan besar sudut antara OP dengan sumbu X
(arah berlawanan dengan jarum jam), maka berturut-turut didefinisikan sebagai berikut:
sin = y/r cos = x/r
tan = y/x cot = x/y
sec = r/x csc = r/y
Dari definisi mudah ditunjukkan hubungan-hubungan berikut:
tan =
sincos
cos,cossin
sec =
sin
1csc,
cos1
dan:
sin2 + cos2 = 1 1 + tan2 = sec2 1 + cos2 = csc2
Berbeda halnya dengan geometri yang biasanya besar sudut diukur dalam derajat, maka dalam
kalkulus besar sudut dinyatakan dalam radian. Besar sudut satu radian sama dengan besar sudut pusat
juring lingkaran OPQ yang panjang busurnya sama dengan jari-jari lingkaran (perhatikan Gambar 2.2.9).
P(x,y)
r y
x
Q
Gambar 2.2.8
41
Oleh karena itu,
2 radian = 360o atau 1 radian =
180 derajat.
Selanjutnya, dapat dibentuk fungsi-fungsi trigonometri. Beberapa grafik fungsi trigonometri dapat
digambarkan sebagai berikut (lihat Gambar 2.2.10 dan Gambar 2.2.11):
Untuk – x 2, grafik y = sin x dan y = cos x berpotongan di x = /4 dan x = 5/4.
r
r
P O
Q
Gambar 2.2.9 Besar sudut POQ 1 radian
Gambar 2.2.10 (b) Grafik xy cos
Gambar 2.2.10 (a) Grafik xy sin
42
(b). Fungsi Siklometri
Untuk domain tertentu invers fungsi trigonometri juga merupakan fungsi. Invers fungsi
trigonometri dikenal dengan nama fungsi siklometri. Invers fungsi sinus ditulis dengan sin1 atau arcsin dan
didefinisikan sebagai berikut:
Gambar 2.2.11 (a) Grafik xy tan Gambar 2.2.11 (b) Grafik xy cot
Gambar 2.2.11 (c) Grafik xy sec Gambar 2.2.11 (d) Grafik xy csc
43
y = sin1 x = arcsin x x = sin y y [/2, /2]
Demikian pula untuk invers fungsi trigonometri yang lain.
y = cos1x = arccos x x = cos y y [0, ]
y = tan –1x = arctan x x = tan y y (/2, /2)
y = cot 1x = arccot x x = cot y y (0, )
y = sec 1x = arcsec x x = sec y y (/2, /2)
y = csc1 x = arccsc x x = csc y y (0, )
Selanjutnya, grafik fungsi siklometri dapat dilihat pada Gambar 2.2.12 di bawah ini.
Gambar 2.2.12 (a) xy arcsin Gambar 2.2.12 (b) xy arccos
Gambar 2.2.12 (a) xy arctan
44
(c) Fungsi Eksponensial
Untuk 1,0 aa , fungsi f dengan rumus:
f(x) = ax
disebut fungsi eksponensial. Grafik fungsi eksponensial diperlihatkan pada gambar berikut:
(d). Fungsi Logaritma
Untuk 1,0 aa , ya axxy log . Sebagai contoh:
2731karena327log
82karena38log331
32
Selanjutnya, fungsi f dengan rumus:
xxf a log)(
disebut fungsi logaritma. Dalam hal ini 0: xxD f R . Grafik fungsi logaritma diperlihatkan pada
gambar dibawah.
1, aay x
10, aay x
1
Gambar 2.2.13
45
2.2.2 Grafik Fungsi Dalam Sistem Koordinat Kutub
Seperti telah diterangkan di muka, dalam sistem koordinat kutub, koordinat suatu titik dapat
diekspresikan dengan tak hingga banyak cara. Oleh karena itu, untuk menggambarkan grafik fungsi dalam
sistem koordinat kutub, diperlukan kehati-hatian yang lebih dibanding ketika menggambar dalam sistem
koordinat Kartesius.
Contoh 2.2.1 Gambarlah grafik r = 2.
Penyelesaian: Titik-titik ),( r yang memenuhi persamaan r=2 adalah titik-titik yang berjarak 2 satuan
dari kutub (O). Jadi, kumpulan titik-titik ini akan membentuk lingkaran berjari-jari 2. Dengan cara lain,
karena 222 yxr maka 422 yx . Grafik diberikan pada Gambar 2.2.15.
1,log axy a
10,log axy a
1
Gambar 2.2.14
Grafik fungsi yang disajikan dalam sistem koordinat kutub )(fr adalah himpunan semua titik P
sehingga paling sedikit satu representasi titik P, yaitu ),( r , memenuhi persamaan tersebut.
46
Contoh 2.2.2 Gambarl grafik r = 2 sin dan r = 2 + 2 sin .
Penyelesaian: Tabel di bawah memberikan beberapa titik yang memenuhi kedua persamaan fungsi di atas
untuk 20
Tabel 2.2.1
r = 2 sin r = 2 + 2 sin 0 0 2 6 1 3
4 2 2 + 2 3 3 2 + 3 2 2 4
32 3 2 + 3 43 2 2 + 2 65 1 3
0 2 67 1 1
45 2 2 2 34 3 2 3 23 2 0
35 3 2 3 47 2 2 2
(2, /2)
(2, /4)
(2, 0) (2, ) (2, 2)
Gambar 2.2.15
47
Berdasarkan hasil pada Tabel 2.2.1, grafik dapat dilihat pada Gambar 2.2.16.
Contoh 2.2.3 Gambarlkan daerah yang berada di dalam kurva r = cos22 tetapi di luar lingkaran
r = sin2 .
Penyelesaian: Untuk beberapa nilai , maka titik-titik yang dilalui oleh kurva di atas dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 2.2.2
r = cos22 r = sin2 0 4 0 6 2+2 3 1
4 2+ 2 2 3 3 3 2 2 2
0 0 23 2 2
2 4 0
Selanjutnya, gambar daerah yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2.16 (a) sin2r Gambar 2.2.16 (a) sin22r
48
Soal Latihan
Untuk soal 1 – 12, diberikan persamaan dalam x dan y. Tentukan persamaan yang mana y merupakan
fungsi x.
1. 632 yx 2. 1xy 3. 42 yx
4. 42 yx 5. 44 22 yx 6. 12 yx
7. 03 xy 8. 1y
x 9. xy
10. 012 xyx 11. 1)1( xxy 12. 99 22 yx
Untuk soal 13 – 21, tentukan domain dan range fungsi f.
13. 52)( xxf 14.2
1)(
xxf 15.
31
)(
x
xxxf
Gambar 2.2.17
49
16. 1)( 2 ttf 17.1
)(3
x
xxf 18.
11
)(
u
uuf
19. xxf 1ln)( 20.1
2)(
s
sssf 21.
2
122
ln)(x
xxf
22. Tentukan )(),2(),0( hxfdanff jika 15
)(
x
xxf .
23. Tentukan )(),16(),1( hxfdanff jika xxxf )(
24. Diberikan xxf )( . Jika 0h , tunjukkan:
xhxh
xfhxf
1)()(
25. Untuk sebarang bilangan real 0h , tentukan h
xfhxf )()( jika xxf sin)( .
Untuk soal 26 – 31, diberikan fungsi f dan g. Tentukan ,.,, gfgfgf dan gf beserta dengan
masing-masing domainnya.
26. xxgxxf )(,3)( 27. xxgxxf 2)(,1)(
28. xxgxxf 1)(,1)( 2 29. 31)(,1)( xxgxxf
30. 1)(,.23
)( 22
xxgxx
xxf 31.
21
)(,1
)(
x
xxg
x
xxf
Untuk soal 32 – 41, tentukan gf dan fg serta masing-masing domainnya.
32. xxgxxf )(,3)( 33. xxgxxf )(,)(
34. 21
)(,1
)(
x
xxg
x
xxf 35. 1)(,1)( xxgxxf
36. 1)(,.23
)( 22
xxgxx
xxf 37. xxgxxf 1)(,1)( 2
50
38. xxgxxf 2)(,1)( 39. xxgxxf 1)(,1)( 2
40.
0,5
0,2
)(,
0,3
0,
)(
xx
xx
xg
xx
xx
xf
41.
0,2
0,1
)(,1)(
xx
xx
x
xgxxf
Untuk 42 – 46, tentukan inversnya beserta domainnya.
42. 32)( xxf 43. 13
2)(
x
xxf 44.
21
1)(
x
xxg
45.
0,2
0,1
)(
xx
xx
x
xg 46.
0,1
1
0,12
)(
xx
xx
xf
2.3 Barisan dan Deret
Perhatikan himpunan tak hingga berikut ini.
...,811
,271
,91
,31
,1A
Apabila fungsi f didefinisikan sebagai:
N
nnfn 13
1)(
maka himpunan A dapat pula dinyatakan sebagai:
N nnfA :)(
Dalam hal ini, fungsi f disebut barisan. Secara umum, dapat didefinisikan pengertian barisan sebagai
berikut.
51
Pada bagian ini akan dibicarakan fungsi dengan domain sistem bilangan asli. yang
Jadi, barisan bilangan real adalah fungsi RN :f . Untuk seterusnya, barisan bilangan real cukup
disebut sebagai barisan. Suku ke-n suatu barisan, yaitu )(nf , biasa dinyatakan dengan an, n N.
Selanjutnya, barisan dengan suku-suku an, n N, ditulis dengan notasi na .
Contoh 2.3.2 Berikut adalah contoh-contoh barisan:
a. nan 1 b. nan c.
!
1n
an
d. nan sin e.
1n
nan f. n
na )1(
Untuk setiap bilangan asli n didefinisikan:
S1 = a1 S2 = a1 + a2 … Sn = a1 + a2 + … + an
Sn, nN, disebut jumlahan parsial.
Contoh 2.3.4 Bilangan 31 dapat ditulis sebagai:
...10
3...
10003
1003
103
...003,003,03,0333333,031 n
Ruas terakhir pada persamaan di atas adalah suatu deret.
Definisi 2.3.1 Barisan bilangan real adalah fungsi bernilai real dengan domain sistem
bilangan asli. Nilai fungsi di n disebut suku ke-n.
Definisi 2.3.3 Diberikan barisan na . Jumlahan tak hingga:
1
21 ......
k
nk aaaa
disebut deret tak hingga atau deret untuk singkatnya.
52
2.4 Irisan Kerucut
Diketahui luasan berbentuk kerucut tegak dengan setengah sudut puncak dan titik puncak P.
Apabila kerucut tersebut diiris dengan bidang W tidak melalui P dan membentuk sudut terhadap sumbu
kerucut maka irisannya akan berbentuk suatu kurva, yang selanjutnya disebut irisan kerucut. Bentuk irisan
kerucut ini tergantung pada besar sudut . Apabila:
(a). maka irisan kerucut berupa eilips. Perhatikan gambar di bawah.
(b.). maka irisan kerucut yang terjadi berbentuk parabola (lihat Gambar 2.4.2).
W P
W P
Gambar 2.4.1
Gambar 2.4.2
53
(c.). 0 maka terjadi kelas hiperbola
Irisan kerucut juga dapat didefinisikan sebagai himpunan semua titik yang perbandingan jaraknya
ke suatu titik tertentu dan kesuatu garis tertentu tetap. Selanjutnya, titik tertentu tersebut dinamakan titik
fokus yang dinyatakan dengan F, garis tertentu tersebut dinamakan garis arah yang dinyatakan dengan d,
dan perbandingan yang tetap tersebut dinamakan eksentrisitas yang ditulis . Berdasarkan eksentrisitasnya
irisan kerucut dapat dibedakan menjadi:
a. Kelas ellips jika 10
b. Kelas parabola jika 1
c. Kelas hiperbola jika 1
Diambil fokus F berimpit dengan titik asal O dan garis arah d mempunyai persamaan x + p = 0
dengan p > 0.
W P
Gambar 2.4.3
54
Jika P(x,y) sebarang titik pada irisan kerucut maka perbandingan jarak P ke F dan P ke d sama
dengan , yaitu:
PD
PF
atau
px
yx 22
2222 pxyx
222222 21 ppxyx
(i). Untuk 1 diperoleh parabola dengan persamaan:
y2 = 2px + p2 = 2p (x + )2
p
Jika diambil substitusi 2
* pxx maka persamaan parabola menjadi y2 = 2px*. Selanjutnya, y2 = 2px
merupakan persamaan parabola dengan fokus F( )0,2
p, garis arah d: x + 0
2
p, titik puncak O (0,0), dan
sumbu simetris garis y = 0 atau sumbu X.
O F
x+ p=0
Gambar 2.4.4
55
(ii).Untuk 1 diperoleh elips atau hiperbola dengan persamaan:
2
22
2
2
2
22
111
2
pyx
px
22
24
2
22
2
22
2
2
1111
ppypx
22
24222
2
22
2
2
1
1
11
ppypx
= 22
22
1
p
Selanjutnya, dengan menggambil x** = x 2
22
1
p diperoleh:
(x**)2 + 22
22
2
2
11
py
1
1
1
1
**
22
222
2
22
22
2
p
y
p
x
O F
x+ p=0
Gambar 2.4.5
P(x,y) ●
56
1
11
**
2
22
2
22
22
2
p
y
p
x
(a). Untuk 10 diambil:2
222
1
pc dan
22
222
1
pa , maka diperoleh:
1
**2
2
2
2
b
y
a
x
Karena 2222
22
11
bap
, dan
a
c , maka: b2 + c2 = a2 . Secara umum, persamaan ellips
dengan pusat O(0,0), sumbu simetris garis y = 0 dan x = 0, fokus F( )0,c , dan garis arah d dengan
persamaan x = c
a2
diberikan oleh:
12
2
2
2
b
y
a
x
Jika a = b maka ellips mempunyai persamaan:
x2 + y2 = a2
Ini adalah persamaan lingkaran dengan pusat O dan berjari-jari a. Jadi, lingkaran adalah ellips
dengan titik fokus dan titik pusat O.
a a
b
b
● ●
●P(x,y)
Gambar 2.4.6
57
(b). Untuk 1 , diambil 22
222
1
pa dan 22
2
22
11
a
p = b2 maka diperoleh c2 = a2 + b2
dan a
c dan:
1
**2
2
2
2
b
y
a
x
Jadi, persamaan hyperbola dengan pusat O(0,0) , sumbu simetris garis y = 0 dan x = 0, titik fokus
F( )0,c , dan garis arah d : x = c
a2
diberikan oleh:
12
2
2
2
b
y
a
x
●(0,b)
●(0,b)
●
(a,0) ●
(c,0) ●
(a,0) ●
(c,0)
xa
by x
a
by
Gambar 2.4.7