BAB II FRAUD.pptx

5
MENGAPA AKUNTANSI FORENSIK? Dalam bab kedua ini lebih banyak berbicara tentang persoalan korupsi yang merupakan penyebab hancurnya perekonomian sebuah negara. Dari Judul bab ini tersirat makna yang menegaskan bahwa Akuntansi Forensik sangatlah dibutuhkan untuk memerangi fraud yang secara nyata terjadi maupun potensi adanya fraud. Pembahasaan dalam bab ini diawali dengan tema coorporate governance, sebuah istilah yang lazim sudah dikenal. Tidak dapat untuk dipungkiri bahwa ada banyak kelemahan dalam governance. Hal ini sangat jelas ada dalam praktek korupsi yang mewabah. Dampak dari lemahnya governace dalam dunia bisnis adalah jatuhnya harga saham sebuah perusahaan. Untuk menegaskan pernyataan bahwa korupsi menjadi penyebab hancurnya perekonomian sebuah negara dan lemahnya governance menyebabkan harga saham jatuh, penulis buku ini menampilkan beberapa hasil survey global seputar korupsi dan governance. Survey-survey itu antara lain dilakukan oleh:

Transcript of BAB II FRAUD.pptx

MENGAPA AKUNTANSI FORENSIK?

MENGAPA AKUNTANSI FORENSIK?Dalam bab kedua ini lebih banyak berbicara tentang persoalan korupsi yang merupakan penyebab hancurnya perekonomian sebuah negara. Dari Judul bab ini tersirat makna yang menegaskan bahwa Akuntansi Forensik sangatlah dibutuhkan untuk memerangi fraud yang secara nyata terjadi maupun potensi adanya fraud. Pembahasaan dalam bab ini diawali dengan tema coorporate governance, sebuah istilah yang lazim sudah dikenal. Tidak dapat untuk dipungkiri bahwa ada banyak kelemahan dalam governance. Hal ini sangat jelas ada dalam praktek korupsi yang mewabah. Dampak dari lemahnya governace dalam dunia bisnis adalah jatuhnya harga saham sebuah perusahaan. Untuk menegaskan pernyataan bahwa korupsi menjadi penyebab hancurnya perekonomian sebuah negara dan lemahnya governance menyebabkan harga saham jatuh, penulis buku ini menampilkan beberapa hasil survey global seputar korupsi dan governance. Survey-survey itu antara lain dilakukan oleh:Konsultan McKinseyLembaga konsultan ini melihat substansi penerapan corporate governance yang menemui kendala dalam soal kepemimpinan dan pengambilan keputusan dalam sebuah korporasi yang banyak kali terjadi adanya benturan kepentingan entah itu karena ikatan kekerabatan maupun faktor pemegang saham mayoritas yang begitu dominan. Dalam bagian lain yang diteliti adalah hubungan antara kinerja keuangan dan praktik dewan yang sehat. Hasil penelitian menyebutkan bahwa makin baik corporate governance maka investor bersedia untuk membayar persen tambahan saham dan ada hubungan yang kuat antara kinerja keuangan dan praktik dewan yang sehat. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa penegakkan hukum yang kuat, penerapan standar akuntansi akan mengurangi adanya korupsi.Transparency International (TI)TI menggunakan Corruption Perceptions Index (CPI) untuk mengukur tingkat korupsi dan akibat yang ditimbulkan dari korupsi secara global. Index yang digunakan dalam survey ini adalah para penyelenggara negara. Survey ini melibatkan para pelaku bisnis dan para pakar. Dalam penelitian ini diketahui bahwa negara yang paling bebas korupsi adalah Selandia Baru dan yang paling terkorup adalah Somalia.

Global Corruption Barometer (GCB)Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana dan dengan cara apa korupsi mempengaruhi hidup orang banyak dan cakupan korupsi yang mana dipahami sebagai sogokan atau penyuapan untuk mendapatkan sebuah pelayanan publik. Dikatakan bahwa korban utama dari korupsi adalah rakyat miskin di negara berkembang dan negara industri, 1 dari 10 orang penduduk dunia harus membayar suap, penyuapan paling marak ada pada kepolisian, sistem peradilan.. Lembaga terkorup adalah parpol, parlemen, kepolisian,sistem peradilan. Di Indonesia, DPR berpeluang besar melakukan korupsi karena memiliki fungsi anggaran. Bribe Payers Index (BPI)Lembaga ini melakukan survey atas beberapa negara berdasar aliran masuk Penanaman Modal luar negeri langsung. Hasil survey menyebutkan bahwa Belgia dan Kanada adalah negara yang paling kecil kemungkinannya melakukan penyuapan ketika beroperasi di luar negeri. Negara yang paling ekstrim melakukan penyuapan adalah Rusia. Political and Economic Risk (PERC)PERC melakukan kajian untuk menilai resiko politik dan ekonomi suatu negara. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia masih terkorup di negara-negara kunci di Asia.

World Economic Forum (WEF)WEF meneliti faktor-faktor yang memungkinan perekonomian suatu bangsa dapat mempunyai pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran jangka panjang yang berkesinambungan. Ada beberapa pilar yang dilakukan: pilar 1: pengembangan lembaga publik dan swasta, pilar 2: infrastruktur yang baik, pilar 3: kerangka makro ekonomi yang stabil, pilar 4: tenaga kerja yang sehat, pilar 5: pendidikan dan pelatihan, pilar 6: pasar-pasar yang efisiensi dari produk yang dihasilkan, pilar 7: pasar tenaga kerja yang baik, pilar 8: kecanggihan pasar modal dan pasar uang, pilar 9: pemanfaatan teknologi, pilar 10: tingkat upah yang memadai, pilar 11: inovasi, pilar 12: penciptaan barang baru.

Survey Integritas Oleh KPKSetiap KPK melakukan survei integritas yang didasarkan atas persepsi. Tujuan survei ini adalah: menelusuri akar permasalahan di sektor pelayanan publik, mengubah pandangan layanan dari orientasi ke perspektif pelanggan, mendorong lembaga publik mempersiapkan upaya pencegahan korupsi.

Kesimpulan:Dari uraian yang ada dalam bab II ini kemudian kami kami akan memberikan kesimpulan sebagai berikut:Korupsi adalah virus yang menghancurkan kehidupan ekonomiHasil kajian dari lembaga-lembaga global menunjukkan bahwa negara-negara berkembang paling rentan terserang virus korupsi sektor pelayanan publik menjadi sasaran empuk virus korupsiApa yang dikatakan oleh Gayus Lumbuun: DPR berpeluang besar melakukan korupsi karena memiliki fungsi anggaran. Dari pernyataan ini terkandung makna bahwa korupsi itu terjadi karena adanya kesempatan dan niat. Juga bila menilik berbagai kasus korupsi dapat dikatakan bahwa ada upaya sistematis untuk memuluskan fraud dalam bentuk korupsi.Indeks dan indikator yang digunakan oleh lembaga-lembaga global kiranya menjadi pegangan untuk juga diterapkan di Indonesia bukan saja dalam lembaga pemerintahan tapi juga dalam lembaga-lembaga swasta.Di sinilah letak pentingnya akuntansi forensik itu diterapkan yaitu untuk menemukan titik yang bisa berpotensi untuk terjadinya fraud dan juga untuk membasmi yang namanya fraud itu.