BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN...

25
RKPD Tahun 2014 6 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN TAHUN 2012 2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1 Aspek Geografi 2.1.1.1 Letak Geografis Dan Batas Administrasi Wilayah Kabupaten Agam terletak antara 00 0 01'34" 00 0 28'34" Lintang Selatan dan 99 0 46'39"100 0 32'50" Bujur Timur, dengan luas 2.232,30 Km persegi, atau 5,29 persen dari luas Propinsi Sumatera Barat yang mencapai 42.229,04 Km persegi. Sebelah Utara : berbatas dengan Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat Sebelah Timur : berbatas dengan Kabupaten 50 Kota Sebelah Selatan : berbatas dengan Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Tanah Datar Sebelah Barat : berbatas dengan Samudera Indonesia Berdasarkan ketinggian dari permukaan laut, Kabupaten Agam berada antara 2 1.031 meter dari permukaan laut, beriklim tropis dengan temperatur bervariasi minimal 25 0 C dan maksimal 30 0 C. Kecepatan angin minimum 4 Km/jam dan maksimum 20 Km/jam. Wilayah administrasi pemerintahan meliputi 16 Kecamatan dan 82 Nagari, serta 467 Jorong. Kemudian dalam wilayah tersebut terdapat dua buah pulau yaitu Pulau Tangah seluas 1 Km² dan Pulau Ujung seluas 1 Km², dua buah Gunung yaitu Gunung Marapi dengan ketinggian 2.891 meter dan Gunung Singgalang dengan ketinggian 2.877 meter, satu buah danau yaitu Danau Maninjau seluas 9.950 ha dan tiga sungai yaitu Batang Antokan, Batang Kalulutan dan Batang Agam serta mempunyai pantai sepanjang 43 Km. Gambar II.1 Peta Administrasi Kabupaten Agam

Transcript of BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN...

Page 1: BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN …agamkab.go.id/up/download/120920141458087aBABII.pdf · 3 Ampek Nagari 268.69 12.04 ... Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah,

RKPD Tahun 2014 6

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN TAHUN 2012

2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1.1 Aspek Geografi

2.1.1.1 Letak Geografis Dan Batas Administrasi Wilayah

Kabupaten Agam terletak antara 000 01'34" – 000 28'34" Lintang Selatan

dan 990 46'39"– 1000 32'50" Bujur Timur, dengan luas 2.232,30 Km persegi, atau

5,29 persen dari luas Propinsi Sumatera Barat yang mencapai 42.229,04 Km

persegi.

Sebelah Utara : berbatas dengan Kabupaten Pasaman dan Kabupaten

Pasaman Barat

Sebelah Timur : berbatas dengan Kabupaten 50 Kota

Sebelah Selatan : berbatas dengan Kabupaten Padang Pariaman dan

Kabupaten Tanah Datar

Sebelah Barat : berbatas dengan Samudera Indonesia

Berdasarkan ketinggian dari permukaan laut, Kabupaten Agam berada

antara 2 – 1.031 meter dari permukaan laut, beriklim tropis dengan temperatur

bervariasi minimal 250 C dan maksimal 300 C. Kecepatan angin minimum 4 Km/jam

dan maksimum 20 Km/jam.

Wilayah administrasi pemerintahan meliputi 16 Kecamatan dan 82

Nagari, serta 467 Jorong. Kemudian dalam wilayah tersebut terdapat dua buah

pulau yaitu Pulau Tangah seluas 1 Km² dan Pulau Ujung seluas 1 Km², dua buah

Gunung yaitu Gunung Marapi dengan ketinggian 2.891 meter dan Gunung

Singgalang dengan ketinggian 2.877 meter, satu buah danau yaitu Danau Maninjau

seluas 9.950 ha dan tiga sungai yaitu Batang Antokan, Batang Kalulutan dan

Batang Agam serta mempunyai pantai sepanjang 43 Km.

Gambar II.1

Peta Administrasi Kabupaten Agam

Page 2: BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN …agamkab.go.id/up/download/120920141458087aBABII.pdf · 3 Ampek Nagari 268.69 12.04 ... Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah,

RKPD Tahun 2014 7

Luas wilayah Kabupaten Agam adalah + 2.232,30 Km2 dengan perincian

luas per Kecamatan adalah sebagai berikut:

Tabel II.1

Luas Wilayah Administrasi Kecamatan

di Kabupaten Agam

No. Kecamatan Luas (Km2) Persentase (%)

1 Tanjung Mutiara 205.73 9.22

2 Lubuk Basung 278.40 12.47

3 Ampek Nagari 268.69 12.04

4 Tanjung Raya 244.03 10.93

5 Matur 93.69 4.20

6 IV Koto 68.72 3.08

7 Malalak 104.49 4.68

8 Banuhampu 28.45 1.27

9 Sungai Pua 44.29 1.98

10 Ampek Angkek 30.66 1.37

11 Canduang 52.29 2.34

12 Baso 70.30 3.15

13 Tilatang Kamang 56.07 2.51

14 Kamang Magek 99.60 4.46

15 Palembayan 349.81 15.67

16 Palupuh 237.08 10.62

Jumlah 2.232.30 100

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Agam

Kondisi topografi yang cukup bervariasi, mulai dari dataran tinggi hingga

dataran yang relatif rendah, dengan ketinggian berkisar antara 0 sampai 2.891

meter dari permukaan laut. Menurut kondisi fisiografinya, ketinggian atau elevasi

wilayah Kabupaten Agam bervariasi antara 2 meter sampai 1.031 meter diatas

permukaan laut. Adapun pengelompokan yang didasarkan atas ketinggian adalah

sebagai berikut:

1. Ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada di wilayah

Barat yaitu Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung, Ampek Nagari dan

sebagian Kecamatan Tanjung Raya.

2. Ketinggian 500-1000 m dpl seluas 43,49% berada pada wilayah Kecamatan

Baso, Ampek Angkek, Canduang, Malalak, Tilatang Kamang, Palembayan,

Palupuh, Banuhampu dan Sungai Pua.

3. Ketinggian lebih dari 1000 m dpl seluas 11,96% meliputi sebagian Kecamatan

IV Koto, Matur, Canduang dan Sungai Pua.

Page 3: BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN …agamkab.go.id/up/download/120920141458087aBABII.pdf · 3 Ampek Nagari 268.69 12.04 ... Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah,

RKPD Tahun 2014 8

Grafik. II.1 Topografi Kabupaten Agam

Kawasan sebelah Barat merupakan daerah yang datar sampai landai

(0 – 8 %) mencapai luas 71.956 ha, bagian tengah dan Timur merupakan daerah

yang berombak dan berbukit sampai dengan lereng yang sangat terjal (> 45%)

dengan luas kawasan 129.352 ha. Kawasan dengan kemiringan yang sangat terjal

(> 45%) berada pada jajaran Bukit Barisan dengan puncak Gunung Marapi dan

Gunung Singgalang yang terletak di Selatan dan Tenggara Kabupaten Agam.

2.1.1.2 Potensi pengembangan wilayah

Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yang

memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya yaitu:

1. Pengembangan Hutan Produksi

Kabupaten Agam memiliki potensi hutan produksi yang cukup luas dan tersebar

di beberapa Kecamatan. Untuk rencana pengembangan kawasan peruntukan

hutan produksi sampai dengan tahun 2030 adalah seluas ± 21.390 Ha yang

terdiri dari kawasan hutan produksi terbatas (HPT) seluas ± 15.250 Ha, hutan

produksi tetap (HP) seluas ± 1.430 Ha, dan hutan produksi yang dapat

dikonversi (HPK) seluas ± 7.210 Ha.

Penetapan kawasan hutan produksi ditujukan untuk mewujudkan kawasan hutan

produksi yang dapat memberikan manfaat :

a. Mendorong peningkatan perkembangan pembangunan lintas sektor dan sub

sektor serta kegiatan ekonomi sekitarnya;

b. Mampu meningkatkan fungsi lindung, menjaga keseimbangan tata air dan

lingkungan, dan pelestarian kemampuan sumberdaya hutan;

c. Mampu menjaga kawasan lindung terhadap pengembangan kawasan

budidaya;

d. Mampu meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar hutan,

meningkatkan pendapatan daerah, dan meningkatkan lapangan kerja bagi

masyarakat sekitar hutan;

e. Meningkatkan nilai tambah produksi hasil hutan dan industri pengolahannya,

dan meningkatkan ekspor; atau

f. Mendorong perkembangan usaha dan peran masyarakat sekitar hutan.

Page 4: BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN …agamkab.go.id/up/download/120920141458087aBABII.pdf · 3 Ampek Nagari 268.69 12.04 ... Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah,

RKPD Tahun 2014 9

2. Pengembangan Kawasan Pertanian

Pertanian Lahan Basah (pertanian tanaman pangan berkelanjutan); Program yang dikembangkan untuk pertanian lahan basah atau pertanian tanaman pangan berkelanjutan adalah :

a. Penetapan deliniasi lahan sawah yang cadangkan sebagai lahan pertanian tanaman pangan berkelanjutan.

b. Menyusun program dan kegiatan dalam rangka mewujudkan pertanian tanaman pangan berkelanjutan.

c. Peningkatan pelayanan irigasi teknis/desa dengan jaminan pasokan air yang mencukupi. Perbaikan irigasi dilakukan secara terprogam dan sesuai prioritas dengan mengacu pada kondisi terakhir dari irigasi teknis/desa yang ada pada laporan kondisi irigasi terakhir.

d. Peningkatan produksi pertanian sawah melalui intensifikasi lahan sehingga hasil panen dapat dicapai lebih dari 4,2 ton/ha,

e. Untuk meningkatkan pendapatan petani perlu dikembangkan padi organik bersertifikat sehingga sebagian hasil panen dapat dijual dengan nilai ekonomi yang tinggi,

f. Diperlukan berbagai insentif (keringanan pajak/retribusi dan subsidi) guna meningkatkan produktivitas lahan dan kinerja petani,

g. Penguatan kelembagaan petani terkait dengan pengelolaan lahan dan air (irigasi), pengadaan sarana produksi, panen dan pengolahan pasca panen termasuk pemasaran.

Pertanian Lahan Kering & Hortikultura; untuk mewujudkan rencana pola ruang pertanian lahan kering dan hortikultura diperlukan hal-hal berikut :

a. Penetapan kawasan dan sentra pertanian lahan kering untuk Kabupaten Agam.

b. Penetapan komoditas unggulan sesuai karakteristik sub kawasan.

c. Pengembangan pertanian organik dalam upaya pengelolaan pertanian berkelanjutan serta upaya peningkatan pendapatan pertanian karena hasil panen dapat dijual dengan nilai ekonomi yang tinggi.

d. Peningkatan produksi komoditas melalui intensifikasi lahan, ekstensifikasi dan optimasi lahan.

e. Pembangunan prasarana dan sarana pertanian, seperti jalan produksi, peralatan budidaya dan teknologi pengolahan pasca panen.

f. Penguatan kelembagaan petani terkait dengan pengelolaan lahan, penggunaan pupuk organik, pengangkutan, pengolahan dan pemasaran serta permodalan.

g. Pembangunan infrastruktur kawasan agropolitan yang terdiri dari sub sistem:

Subsistem Hulu (Up Stream): sarana produksi pertanian (industri pembibitan, agrokimia, agrootomotif)

Subsistem Usaha tani (On Farm): produksi pertanian primer (budidaya)

Subsistem Hilir (Down Stream): pengolahan hasil pertanian dan perdagangan.

Subsistem Kelembagaan (Supporting Institution): perbankan, transportasi, penelitian dan pengembangan, kebijakan pemerintah, penyuluhan dan konsultan, dll.

Page 5: BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN …agamkab.go.id/up/download/120920141458087aBABII.pdf · 3 Ampek Nagari 268.69 12.04 ... Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah,

RKPD Tahun 2014 10

3. Pengembangan Kawasan Peternakan

Pengembangan untuk kawasan peternakan adalah :

a. Pengembangan sentra peternakan ternak besar (sapi) di Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung, IV Nagari (Sapi Bali), Ampek Angkek, Baso, Canduang dan Tilatang Kamang (Simental, Brahman dan PO) dan Tanjung Raya dan Malalak (Brahman dan PO). Sebagai sentra peternakan ternak besar perlu dilengkapi dengan prasarana dan sarana reproduksi (pembibitan), penggemukan dan pemanfaatan daging (RPH).

b. Pengembangan sentra peternakan ternak kecil (kambing & domba) di Kecamatan Kamang, Lubuk Basung dan IV Nagari. Pada kawasan sentra peternakan ternak kecil ini seyogyanya juga dibangun prasarana dan sarana pendukung agar sentra berfungsi dan terjadi peningkatan populasi dan produksi ternak kambing dan domba.

c. Pengembangan sentra peternakan unggas direncanakan di Kecamatan Tilatang Kamang, Baso, Lubuk Basung dan Tanjung Mutiara (Ayam Buras), Kecamatan Tilatang Kamang, Baso dan IV Angkek(ayam petelur) dan di Kecamatan Tilatang Kamang, Baso, Kamang Magek dan Lubuk Basung (ayam pedagng) serta Kecamatan Tilatang Kamang dan Kamang Magek dengan sistem mina padi Lubuk Basung (itik),

d. Pengembangan kawasan agribisnis peternakan

e. Pengembangan kawasan integrasi seperti :

Kawasan integrasi perternakan – tanaman pangan dan hortikultura (organic farm)

Kawasan integrasi perternakan - perkebunan (kakao, kelapa sawit)

Kawasan integrasi perternakan - perikanan

f. Sesuai dengan UU penyuluhan, dilakukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan para peternak sehingga diperoleh peningkatan populasi dan produksi peternakan yang berdampak terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.

g. Pengembangan pakan ternak lokal dengan mengandalkan hasil pertanian dan perikanan lokal.

4. Pengembangan Kawasan Perkebunan

Jenis komoditas perkebunan utama yang dikembangkan di Kabupaten Agam adalah kelapa dalam, kelapa sawit, kakao, kopi, casiavera, karet dan gambir. Program untuk pengembangan berbagai jenis komoditas perkebunan ini adalah :

a. Penetapan komoditas unggulan sesuai karakteristik sub kawasan

b. Penetapan (delineasi) kawasan perkebunan yang potensial dan tidak berada pada kawasan konservasi (lindung).

c. Peningkatan produksi komoditas melalui intensifikasi lahan. Peningkatan produksi ini dilakukan melalui bantuan sarana produksi perkebunan, peningkatan keterampilan budidaya dan pengolahan pasca panen.

d. Peningkatan kemampuan petani dalam pengolahan hasil (pasca panen).

e. Pembenahan tata niaga hasil perkebunan.

f. Fasilitasi permodalan bagi petani.

Page 6: BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN …agamkab.go.id/up/download/120920141458087aBABII.pdf · 3 Ampek Nagari 268.69 12.04 ... Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah,

RKPD Tahun 2014 11

5. Pengembangan Kawasan Perikanan

Kawasan perikan terdiri dai dua kawasan yaitu kawasan perikanan air tawar dengan sentra produksinya di Kecamatan Tanjung Raya dan kawasan perikanan laut dengan sentra produksinya di Kecamatan Tanjung Mutiara.

Program yang dikembangkan untuk kawasan perikanan air air tawar adalah :

a. Peningkatan usaha perikanan air tawar yang ramah lingkungan di Danau Maninjau

b. Pengendalian dan peningkatan pelayanan perizinan usaha.

c. Peningkatan pemasaran, standar mutu, dan nilai tambah produk perikanan.

d. Pengembangan sistem data, statistik dan informasi perikanan.

e. Perwujudan Minapolitan dengan kegiatan:

Penetapan kawasan minapolitan

Penyiapan program minapolitan

Penyusunan rencana rinci dan rencana aksi agro minapolitan

Penyiapan masyarakat

Pembangunan infrastruktur pendukung kawasan Minapolitan.

Program yang dikembangkan untuk kawasan perikanan laut adalah :

a. Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir, yang meliputi nelayan dan pembudidaya ikan.

b. Pengembangan usaha perikanan skala kecil (tambak dan budidaya laut).

c. Melanjutkan pembangunan pelabuhan perikanan Tiku berikut fasilitas penunjangnya.

d. Pemantapan pembiayaan pembangunan pelabuhan melalui dana alokasi khusus (DAK) Departemen Kelautan dan Perikanan.

e. Operasional dan pengelolaan Pelabuhan Perikanan Tiku

f. Peningkatan usaha industri pengolahan ikan laut

6. Pengembangan Kawasan Pertambangan

Upaya perwujudan kawawan pertambangan dilaksanakan melalui peningkatan pengelolaan dan pengembangan, serta pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan dan energi. Arahan kegiatan yang akan dilaksanakan pada program ini meliputi:

a. Inventarisasi sumberdaya mineral, pembinaan, dan pengawasan bidang pertambangan dan galian Golongan A, B, dan C, serta air bawah tanah, yang berpotensi untuk dieksploitasi dalam skala ekonomi.

b. Melakukan kajian daya dukung lingkungan untuk ekploitasi bahan tambang dan galian.

c. Menetapkan satuan Wilayah Pertambangan (WP) yang meliputi Wilayah Usaha Pertambangan (WUP), Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dan Wilayah Pertambangan Negara (WPN) dengan pertimbangan perlindungan lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal.

d. Menyusun profil potensi, prosedur dan mekanisme perizinan serta rencana bisnis (bussines plan) untuk masing-masing WUP, WPR dan WPN.

e. Melakukan kajian sumberdaya energi alternatif yang meliputi panas bumi dan tenaga air, listrik pedesaan.

Page 7: BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN …agamkab.go.id/up/download/120920141458087aBABII.pdf · 3 Ampek Nagari 268.69 12.04 ... Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah,

RKPD Tahun 2014 12

f. Melakukan promosi untuk menarik investasi pengembangan bidang pertambangan dan energi.

7. Pengembangan Kawasan Pariwisata

Sesuai dengan potensi wisata (wisata alam, budaya, buatan serta minat khusus) di Kabupaten Agam, upaya perwujudan kawawan pariwisata dilaksanakan melalui peningkatan pengelolaan objek wisata dan pengembangan SDM, serta pembinaan dan pengawasan bidang pariwisata.

Program yang dikembangkan untuk perwujudan pengembangan kawasan pariwisata alam adalah :

a. Pendataan objek wiasata alam yang tersebar di seluruh Kabupaten Agam.

b. Pemilihan secara objek-objek wisata alam yang potensial untuk dikembangkan.

c. Penyusunan skenario pengembangan dan pengelolaannya yang terpadu dengan kebijakan kepariwisataan tingkat propvinsi maupun nasional.

d. Membangunan serta melengkapi objek wisata alam yang diunggulkan dengan fasilitas penunjang wisata.

e. Melakukan kerja sama dengan berbagai fihak dalam rangka pengembangan dan pembangunan berbagai fasilitas penunjang objek wisata alam.

f. Melakukan promosi melalui berbagai media, dan mengikuti berbagai event promosi.

g. Melakukan kerjasama dengan berbagai biro perjalanan dalam upaya pemasaran yang progresif.

h. Evaluasi dan pengawasan

Program yang dikembangkan untuk perwujudan pengembangan kawasan pariwisata budaya adalah :

a. Pendataan objek wiasata budaya yang tersebar di seluruh Kabupaten Agam.

b. Pemilihan secara objek-objek wisata budaya yang potensial untuk dikembangkan.

c. Penyusunan skenario pengembangan dan pengelolaannya yang terpadu dengan kebijakan kepariwisataan tingkat propvinsi maupun nasional.

d. Melakukan kerja sama dengan berbagai fihak dalam rangka pengembangan dan pembangunan objek wisata budaya.

e. Penggalian dan menumbuhkembangkan nilai-nilai budaya lokal (peninggalan sejarah, kesenian, kerajinan) yang dapat menunjang objek wisata budaya serta fasilitas penunjang wisata (bangunan tradisional).

f. Melakukan promosi melalui berbagai media, dan mengikuti berbagai event promosi.

g. Melakukan kerjasama dengan berbagai biro perjalanan dalam upaya pemasaran yang progresif.

Program yang dikembangkan untuk perwujudan pengembangan kawasan pariwisata buatan adalah :

a. Inventarisasi objek-objek wisata buatan potensial yang dapat dikembangkan di kabupaten Agam.

b. Pemberian kemudahan dalam proses perizinan.

Page 8: BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN …agamkab.go.id/up/download/120920141458087aBABII.pdf · 3 Ampek Nagari 268.69 12.04 ... Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah,

RKPD Tahun 2014 13

c. Melakukan kerjasama dengan berbagai fihak (investor) dalam rangka pengembangan dan pembangunan objek wisata buatan.

d. Melakukan promosi melalui berbagai media, dan mengikuti berbagai event promosi.

e. Melakukan kerjasama dengan berbagai biro perjalanan dalam upaya pemasaran yang progresif.

Program yang dikembangkan untuk perwujudan pengembangan kawasan pariwisata minat khusus adalah :

a. Inventarisasi objek-objek wisata minat khusus potensial yang dapat dikembangkan di Kabupan Agam.

b. Melanjutkan kegiatan minat khusus yang sudah berjalan selama ini.

c. Pemberian kemudahan dalam proses perizinan.

d. Melakukan kerja sama dengan berbagai fihak dalam rangka pengembangan dan pengelolaan objek wisata minat khusus.

e. Melakukan promosi melalui berbagai media, dan mengikuti berbagai event promosi.

f. Melakukan kerjasama dengan berbagai biro perjalanan dalam upaya pemasaran yang progresif.

2.1.1.3 Potensi bencana alam

Kondisi karakteristik wilayah Kabupaten Agam yang terdiri dari

perbukitan/ pegunungan dan pesisir serta kawasan lindung, merupakan daerah

rawan bencana dengan potensi gempa bumi, bahaya abrasi, gerakan

tanah/longsor, letusan gunung berapi, banjir dan tsunami, sesuai dengan profil

rawan bencana yang disusun pada tahun 2008.

Beberapa potensi bencana alam yang dapat terjadi di Kabupaten Agam

sebagai berikut:

1. Bahaya Sesar Aktif

Bahaya sesar aktif adalah bagian dari lempeng bumi yang mengalami patahan

atau tersesarkan dan masih bergerak hingga saat ini. Sesar aktif ditunjukkan

oleh bentuk kelurusan topografi dimana lokasi pusat gempa terjadi

disekitarnya. Pada wilayah Kabupaten Agam, sesar aktif memotong 6

kecamatan yaitu Kecamatan Palupuh, Palembayan, Matur, IV Koto,

Banuhampu dan Sungai Pua.

2. Bahaya Seismisitas Gempa

Bahaya seismisitas gempa merupakan bencana yang terjadi disebabkan oleh

terlepasnya energi tektonik kerak bumi.

3. Bahaya Tsunami

Daerah lepas pantai merupakan tempat dimana subduksi tektonik terjadi.

Distribusi pusat gempa dilepas pantai berpotensi menyebabkan terjadinya

tsunami. Wilayah yang potensial dihempas hantaman tsunami adalah daerah

sekitar Jorong Subang-Subang, Jorong Labuhan, Jorong Muaro Putuih, Jorong

Masang, Nagari Tiku Selatan dan sebagian Nagari Bawan di Kecamatan

Ampek Nagari.

Page 9: BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN …agamkab.go.id/up/download/120920141458087aBABII.pdf · 3 Ampek Nagari 268.69 12.04 ... Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah,

RKPD Tahun 2014 14

4. Letusan Gunung Api

Kabupaten Agam berada pada dua gunung aktif yaitu Gunung Marapi dan

Gunung Tandikek. Sebaran produk letusan dari Gunung Marapi cenderung

menuju ke arah tenggara sedangkan letusan dari Gunung Tandikek menuju ke

arah selatan. Beberapa tahun belakang ini Gunung Marapi masih terus

mengeluarkan asap, sehingga potensi bencana yang ditimbulkannya terhadap

penduduk di sekitar gunung yang cukup besar.

5. Bahaya Gerakan Tanah/ Longsoran

Gerakan tanah/longsoran adalah proses pemindahan/pergerakan massa tanah

dan batuan karena pengaruh gaya gravitasi. Jenis gerakan tanah yang umum

dijumpai adalah jatuhan (falls), gelincir (slides), nendatan (slumps), aliran

(flows) dan rayapan (creeps). Gerakan tanah/longsoran terjadi akibat beberapa

faktor seperti jenis dan sifat batuan/tanah, sudut kemiringan lereng, curah

hujan, tutupan vegetasi, ulah manusia atau akibat pembangunan fisik dan

keteknikan.

6. Bahaya Banjir

Banjir terjadi apabila ekses atau kelebihan air tidak dapat ditampung pada

tempatnya sehingga melimpah keluar. Tempat penyimpanan air secara

alamiah adalah sungai, rawa, danau atau bendungan. Daerah banjir terjadi

sepanjang aliran sungai seperti Batang Tiku, Batang Pingai, Batang Kalulutan,

Batang Dareh, Batang Bawan, Batang Sitanang, bagian hilir dari Batang

Simpang Jernih dan Simpang Keruh serta Batang Layah. Banjir pada sungai-

sungai tersebut, pada umumnya terbatas pada morfologi dataran banjir (flood

plain). Selain dari lokasi-lokasi tersebut banjir juga terjadi pada daerah rawa di

sekitar dataran pantai, yang juga berhubungan dengan aliran sungai di bagian

hilir.

Wilayah yang berpotensi banjir adalah 1) Nagari Salareh Aia di Kecamatan

Palembayan; 2) Nagari Lubuk Basung di Kecamatan Lubuk Basung; 3) Nagari

Bawan, Batu Kambiang dan Sitalang di Kecamatan Ampek Nagari, 4) Nagari

Tiku V Jorong di Kecamatan Tanjung Mutiara; 5) Nagari Balingka di

Kecamatan IV Koto dan 6) Nagari Pasia Laweh di Kecamatan Palupuah.

7. Abrasi

Disamping itu Kabupaten Agam berpotensi terhadap abrasi pantai, khususnya

wilayah yang berbatasan dengan laut terbuka. Dilaporkan telah terjadi

perubahan garis pantai akibat abrasi yang menyebabkan bangunan-bangunan

yang ada di atasnya runtuh. Wilayah yang berpotensi terkena abrasi adalah 1)

Masang sepanjang 800 meter; 2) Ujung Masang sepanjang 1.100 meter; 3)

Muaro Putuih sepanjang 300 meter; 4) Ujung Labung sepanjang 500 meter; 5)

Pasia Paneh sepanjang 200 meter dan 6) Pelabuhan Tiku sepanjang 100

meter. Selain potensi bencana yang disebabkan oleh aktivitas alam,

Kabupaten Agam juga memiliki potensi bencana yang disebabkan oleh

manusia seperti konflik sosial, epidemi wabah penyakit dan kegagalan

teknologi.

2.1.2 Aspek demografi

Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Agam Jumlah penduduk

Kabupaten Agam pada tahun 2012 berjumlah 463,719 jiwa terdiri dari

Page 10: BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN …agamkab.go.id/up/download/120920141458087aBABII.pdf · 3 Ampek Nagari 268.69 12.04 ... Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah,

RKPD Tahun 2014 15

227,414 orang (49 %) penduduk laki-laki dan 236,305 orang (51%) penduduk

perempuan, sebagaimana terlihat dalam Tabel. II.2 dibawah ini:

Tabel. II.2 Jumlah Penduduk Menurut Menurut Kecamatan Tahun 2012

Kecamatan Laki-laki Perempuan Laki-laki+

perempuan Sex ratio

Tanjung Mutiara 14,715 14,344 29,059 102,59

Lubuk Basung 34,756 35,333 70,089 98,37

Ampek Nagari 12,125 11,471 23,596 105,70

Tanjung Raya 16,616 16,934 33,550 98,12

Matur 8,102 8,603 16,705 94,18

IV Koto 10,932 12,111 23,043 90,27

Malalak 4,423 4,642 9,065 95,28

Banuhampu 18,057 19,640 37,697 91,94

Sungai Pua 11,336 12,159 23,495 93,23

Ampek Angkek 22,096 23,159 45,255 95,41

Canduang 10,620 11,453 22,073 92,73

Baso 16,131 16,983 33,214 94,98

Tilatang Kamang 16,768 18,153 34,921 92,37

Kamang Magek 9,593 10,340 19,933 92,78

Palembayan 14,608 14,387 28,995 101,54

Palupuh 6,536 6,593 13,129 99,14

Kabupaten Agam 227,414 236,305 463,819 96,24

Sumber : BPS Kabupaten Agam Tahun 2012 Catatan : *) Angka sementara

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Kecamatan Lubuk Basung merupakan Kecamatan yang terbanyak jumlah penduduknya yaitu 69,869 jiwa atau 15.11 % dari jumlah penduduk Kabupaten Agam, sedangkan jumlah penduduk yang terkecil adalah Kecamatan Malalak yaitu sebesar 9.065 jiwa atau 1,95%.

Sampai dengan akhir tahun 2012, Struktur Penduduk Kabupaten Agam dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut:

Tabel II.3 Stuktur Penduduk Berdasarkan Usia Tahun 2012

Struktur usia Laki-laki Perempuan Jumlah

75 4,917 9,598 14,515

70-74 4,398 6,291 10,689

65-69 5,360 7,300 12,660

60-64 6,242 7,257 13,499

55-59 9,995 10,532 20,527

50-54 12,047 13,138 25,185

45-49 12,986 13,370 26,716

40-44 13,906 14,458 28,364

35-39 14,674 15,115 29,789

30-34 15,333 15,499 30,832

25-29 15,747 16,167 31,914

20-24 14,559 15,048 29,607

15-19 21,087 21,067 42,154

10 -14 26,510 25,036 51,546

5-9 25,700 23,863 49,563

0-4 23,953 22,206 46,159

TOTAL 227,414 234.559 463,359

Sumber : BPS Kabupaten Agam Tahun 2012 Catatan : *) Angka sementara

Page 11: BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN …agamkab.go.id/up/download/120920141458087aBABII.pdf · 3 Ampek Nagari 268.69 12.04 ... Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah,

RKPD Tahun 2014 16

Dari data di atas, apabila dihitung jumlah penduduk yang berusia 15 tahun

ke atas adalah 319.077 orang (umur 15 – 75+ tahun), dimana 223.404 orang

merupakan angkatan kerja (umur 15 – 65 tahun) atau sebesar 70,01%. Berikut Tabel

menggambarkan jumlah penduduk yang berkerja dan pengangguran terbuka.

Tabel II.4

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kegiatan Utama Tahun 2012

No. Jenis Kegiatan Jumlah Persentase

A. Angkatan kerja 223.404 70,01

1. Bekerja 215.123 96,29

2. Tidak bekerja/pengangguran 8.281 3,71

B. Bukan Angkatan kerja 95.673 29,99

1. Sekolah 34.665 36,23

2. Mengurus Rumah Tangga 43.023 44,97

3. Lainnya 17.985 18,80

Berdasarkan tabel di atas terlihat jumlah bekerja sebesar 215.123 orang

atau 96,29% dari jumlah Angkatan Kerja, sedangkan angka pengangguran

Kabupaten Agam sebesar 8.281 orang atau 3,71% dari jumlah angkatan kerja.

Selanjutnya banyaknya penduduk Kabupaten Agam yang bekerja menurut

jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel II.5

Banyaknya Penduduk Yang Bekerja

Menurut Jenis Pekerjaan Tahun 2012

Bidang pekerjaan Jumlah jiwa Persentase

Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 89,787 41.74

Pertambangan dan Penggalian, Listrik,Gas dan Air, Bangunan, Angkutan, Perdagangan, Komunikasi, Keuangan, Asuransi, Usaha, Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan

27,957 13.00

Industri Pengolahan 33,457 15.55

Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel 38,678 17.98

Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 25,244 11.73

Total 215,123 100.00

Sumber : BPS Kabupaten Agam Tahun 2012 Catatan : *) Angka sementara

Dari tabel diatas, terlihat bahwa jenis pekerjaan yang paling banyak

dilakukan oleh masyarakat adalah dibidang Pertanian, Perkebunan, Peternakan,

Kehutanan dan Perikanan sebanyak 89.787 jiwa atau 41,74% disusul sektor

perdagangan, perhotelan dan restoran sebanyak 38.678 jiwa atau 17,98%.

2.2 Capaian Kinerja Pemerintah Daerah

2.2.1 Aspek kesejahteraaan masyarakat

2.2.1.1 Fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi

Capaian kinerja pemerintah daerah untuk aspek kesejahteraan masyarakat dan pemerataan ekonomi dapat dilihat pada beberapa indikator, diantaranya adalah pertumbuhan PDRB, laju inflasi, PDRB per kapita, indek gini, jumlah penduduk diatas garis kemiskinan. Karena keterbatasan ketersediaan data disini hanya membahas pertumbuhan PDRB, PDRB per kapita, indek gini, jumlah penduduk diatas garis kemiskinan.

Page 12: BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN …agamkab.go.id/up/download/120920141458087aBABII.pdf · 3 Ampek Nagari 268.69 12.04 ... Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah,

RKPD Tahun 2014 17

A. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDRB) Kabupaten Agam

1) PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000

Nilai Produk Domestik Bruto (PDRB) Kabupaten Agam atas dasar harga

konstan Tahun 2012 mencapai Rp. 3,503.97 Milyar dibandingkan dengan tahun 2011

sebesar Rp. 3.280,04 Milyar terdapat peningkatan sebesar Rp.201,80 Milyar.

Konstribusi PDRB tahun 2012 tersebut berasal dari sektor pertanian sebesar

36,47%, sektor Pertambangan dan pengalian sebesar 3,80%, sektor industry

pengolahan 12,66%, sektor listrik gas dan air bersih 0,88%, sektor konstruksi 5,03%,

sektor perdagangan, hotel dan restoran 17,26%, sektor pengangkutan dan

komunikasi 4,71% sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan 3,32% dan sektor

jasa-jasa 15,87%.

Perkembangan Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Agam

Atas Dasar Harga Konstan serta pertumbuhannya pada Tahun 2008 s/d 2012,

secara berurutan tergambar pada tabel dibawah ini

Tabel II.6

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 s/d 2011

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

Kabupaten Agam

(dalam jutaan rupiah)

NO Sektor 2008 2009 2010 2011 **) 2012***)

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1 Pertanian 1.040.025.40 37,25 1.096.917,80 37.43 1.141.871,37 36.88 1,196,986.00 36.49 1,280,849.39 36.56

2 Pertambangan

& Penggalian 106.488,76 3.81 110.002,90 3.75 117,879,11 3.81 125,990.00 3.84 133,033.00 3.80

3 Industri

Pengolahan 372.027,32 13.32 387838,48 13.24 405485,13 13.10 424,137.00 12.93 443,233.63 12.65

4 Listrik,Gas &

Air bersih 24.910,27 0.89 26,426,66 0.90 27.008,33 0.87 29,162.00 0.89 30,447.52 0.87

5 Konstruksi 121.435,50 4.35 130.640,31 4.46 153.686,79 4.96 162,817.00 4.96 175,008.28 5.02

6

Perdagangan,

Hotel &

Restoran

492.154,02 17.62 507.641,21 17.32 533.340,53 17.23 566,047.00 17.26 604,313.55 17.25

7 Pengangkutan

& Komunikasi 119.724,38 4.29 128.104,94 4.37 139.707,40 4.51 150,469.00 4.59 163,937.74 4.68

8

Keuangan,

sewa, & Js.

Perusahaan

96.028,49 3.44 100.294,40 3.42 104.610,56 3.38 110,641.00 3.37 116,692.99 3.31

9 Jasa-jasa 419.893,13 15.03 442.355,98 15.10 472.586,50 15.26 513,795.00 15.66 555,975.82 15.87

PDRB 2.792.887,28 100 2.930.222,68 100 3.096.174,72 100 3,280,044.00 100 3,503,975.82 100.00

Sumber : PDRB Kabupaten Agam dan BPS Kabupaten Agam Tahun 2012 Catatan : ***) Angka sangat sangat sementara

2) PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

Nilai PDRB Kabupaten Agam tahun 2012 ADHB mencapai 8.381,13 milyar

rupiah naik dari tahun 2011 yang sebesar 7,412,06 milyar rupiah. Selama periode

2008 sampai 2012 struktur perekonomian Kabupaten Agam didominasi oleh 4

(empat) sektor, yaitu Pertanian, perdagangan hotel dan restoran, jasa-jasa, , dan

industry pengolahan.

Page 13: BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN …agamkab.go.id/up/download/120920141458087aBABII.pdf · 3 Ampek Nagari 268.69 12.04 ... Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah,

RKPD Tahun 2014 18

Perkembangan Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Agam ADHB serta pertumbuhannya pada Tahun 2008 s/d 2012, secara berurutan tergambar pada tabel dibawah ini

Tabel II.7

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 s/d 2012 Atas Dasar Harga Berlaku

Kabupaten Agam (dalam jutaan rupiah)

Sumber : PDRB Kabupaten Agam dan BPS Kabupaten Agam Tahun 2012 Catatan : ***) Angka sangat sangat sementara

B. Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Regional Per-Kapita

Berdasarkan Harga Berlaku.

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Agam pada tahun 2011 mencapai 5,94%, naik 0,28 poin dibanding dengan laju pertumbuhan ekonomi tahun 2010 yang mencapai 5.66%. Kemudian pada tahun 2012, perekonomian Kabupaten Agam kembali mengalami pertumbuhan mencapai 6,82% dibandingkan tahun 2011 mengalami peningkatan 0.88 poin. Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi tersebut menunjukkan bahwa perekonomian Kabupaten Agam semakin membaik, namun demikian realisasi perkembangan laju pertumbuhan ekonomi kabupaten Agam masih dibawah target RPJM Kabupaten Agam Tahun 2010-2015. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Agam dari tahun 2009 – 2012 terlihat dalam grafik berikut.

NO Sektor 2008 2009 2010 2011 **) 2012***)

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1 Pertanian 2.129.236,29 40,90 2.412.971,90 41,38 2.684.119,77 40,71 2,981,350.38 40.59 3.329.085,95 39.72

2 Pertambangan

& Penggalian 214.102,03 4,11 239.413,71 4,11 268.485,58 4,07 300,371.63 4.12 338.480,89 4.04

3 Industri

Pengolahan 592.565,11 11,38 617.749,13 10,59 682.347,62 10,35

755,116.00

11.10 855.017,87 10.20

4 Listrik,Gas, &

Air bersih 47.884,94 0,92 52.514,57 0,90 54.330,25 0,82 58,986.71 0.82 63.085,38 0.75

5 Konstruksi 271.381,14 5,21 307.731,83 5,28 404.662,56 6,14 463,330.55 5.91 555.312,32 6.63

6

Perdagangan,

Hotel, &

Restoran

796.698,69 15,30 875.349,13 14,99 1.001.109,44 15,18 1,135,954.81 15.30 1.289.686,75 15.39

7

Pengangkutan

& Komunikasi

angangkutan &

Komunikasi

270.620,85 5,20 302.877,04 5,19 348.429,21 5,28 398,711.23 5.46 465.785,83 5.56

8

Keuangan,

sewa, & Js.

Perusahaan

202.900,41 3,90 225.500,34 3,87 250.081,53 3,79 277,771.26 3.64 306.872,27 3.66

9 Jasa-jasa 680.546,85 13,07 798.021,41 13,69 899.319,07 13,64 1,040,469.30 13.05 1.177.805,43 14.05

PDRB 5.205.936,30 100 5.832.029,14 100 6.592.885,02 100 7,412,061.87 100 8.381.132,69 100.00

Page 14: BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN …agamkab.go.id/up/download/120920141458087aBABII.pdf · 3 Ampek Nagari 268.69 12.04 ... Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah,

RKPD Tahun 2014 19

Grafik. II.2 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Agam dari tahun 2009 – 2012

Apabila dilihat pertumbuhan PDRB pada tahun 2012 terhadap tahun

sebelumnya beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan adalah: sektor pertanian

sektor industri pengolahan, sector konstruksi sektor perdagangan, hotel dan restoran

sektor pengangkutan dan komunikas, serta sektor jasa-jasa. Sementara itu sektor

pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air

bersih, sektor Keuangan, sewa, dan Jasa Perusahaan, tumbuh melambat dibanding

tahun sebelumnya. Pertumbuhan tertinggi tahun 2012 di sektor konstruksi sebesar

7,65% dan terendah di sektor sector industry pengolahan sebesar 3,96%.

Perkembangan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Agam pada Tahun 2008

s/d 2012, menurut lapangan usaha secara berurutan terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel II.8 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Agam Tahun 2008 s/d 2012

Menurut Lapangan Usaha (%)

NO Sektor

Pertumbuhan

Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 ***)

1 Pertanian 8,04 5,45 4,10 4,88 6.08

2 Pertambangan & Penggalian 7,26 3,3 7,16 6,88 5.07

3 Industri Pengolahan 4,35 4,25 4,55 3,58 3.96

4 Listrik,Gas & Air bersih 2,14 6,09 2,20 10,10 4.54

5 Konstruksi 6,01 7,58 17,64 3,33 7.65

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 6,9 3,15 5,06 6,09 6.14

7 Pengangkutan & Komunikasi 6,12 7,00 9,06 7,70 8.91

8 Keuangan, sewa, & Jasa Perusahaan 6,01 4,44 4,3 5,55 4.57

9 Jasa-jasa 3,75 5,35 6,83 5,71 7.56

PDRB 6,35 4,92 5,66 5,98 6,15

Sumber : PDRB Kabupaten Agam dan BPS Kabupaten Agam Tahun 2012 Catatan : ***) Angka sangat sangat sementara

Page 15: BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN …agamkab.go.id/up/download/120920141458087aBABII.pdf · 3 Ampek Nagari 268.69 12.04 ... Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah,

RKPD Tahun 2014 20

Salah satu indikator mengetahui tingkat kemakmuran penduduk suatu

daerah/wilayah dapat digunakan dengan mengetahui PDRB per kapita sebagai.

PDRB per kapita diperoleh dari hasil bagi antara nilai tambah yang dihasilkan oleh

seluruh sektor ekonomi di suatu daerah (PDRB) dengan jumlah penduduk pada

pertengahan tahun. Nilai PDRB per kapita Kabupaten Agam Atas Dasar Harga

Berlaku (ADHB) sejak tahun 2007 sampai 2011 mengalami peningkatan. Pada tahun

2007 PDRB per kapita Kabupaten Agam sebesar 10,05 juta rupiah mengalami

kenaikan secara nominal hingga tahun 2012 mencapai 17,58 juta rupiah.

Grafik. II.3

Mengetahui Ketimpangan pendapatan dapat diukur dengan menggunakan

Koefisien Gini (Gini Coefficient) dengan menggunakan Teknik Kurva Lorenz. Menurut

definisinya, koefisien gini adalah perbandingan luas daerah antara kurva lorenz dan

garis lurus 45 derajat terhadap luas daerah di bawah garis 45 derajat tersebut.

Koefisien Gini bergerak antara nilai 0 sampai dengan 1

Kriteria Koefisien Gini:

RG = 0 perfect equality

RG = 1 perfect inequality

RG < 0,4 low inequality

0,4<RG<0,5 moderate inequaliti

RG > 0,5 high inequaliti

RG = Ratio of Gini

Koefisien Gini Kabupaten Agam tahun 2011 sebesar 0,227, maka distribusi

pendapatan penduduknya masuk kategori Ketimpangan rendah. Perbandingan

kofisien Gini dengan Kabupaten/Kota di Sumatera barat tergambat dalam table

berikut:

Page 16: BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN …agamkab.go.id/up/download/120920141458087aBABII.pdf · 3 Ampek Nagari 268.69 12.04 ... Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah,

RKPD Tahun 2014 21

Tabel.II.9

PDRB Per Kapita, Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Pendapatan

Kabupaten Agam

Di Bandingkan Dengan Kabupaten/Kota Sumatera Barat

KABUPATEN /KOTA PERTUMBUHAN

EKONOMI (%)

PDRB PER KAPITA

(Rp.JUTA)

KOEFISIEN GINI

1 2 3 4

Padang 6.41 32.95 0.304

Sawahlunto 5.93 22.53 0.336

Pariaman 5.98 22.51 0.349

Padang Panjang 6.14 22.38 0.399

Bukittinggi 6.21 21.9 0.329

Kep. Mentawai 4.94 21.32 0.326

Lima Puluh Kota 6.31 20.54 0.255

Solok 6.07 20.28 0.345

Pasaman Barat 6.42 19.77 0.268

Payakumbuh 6.44 18.41 0.320

Padang Pariaman 6.17 17.97 0.314

Tanah Datar 5.84 17.96 0.345

Solok 6.01 17.39 0.285

Sijunjung 5.84 16.93 0.299

Agam 5.94 16.34 0.277

Dharmasraya 6.54 16.08 0.369

Pasaman 6.15 14.86 0.291

Pes.Selatan 5.48 12.09 0.264

Sol. Selatan 6.35 11.19 0.292

Dari Tabel di atas terlihat Kabupaten Agam nilai memiliki koefisien gini

sebesar 0.277 termasuk pada kelompok Kabupaten/kota pertumbuhan ekonomi

tinggi dengan pendistribusian pendapatan perkapitanya lebih merata.

C. Jumlah Penduduk Miskin

Dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, stabilitas ekonomi yang

terjaga, serta berbagai kegiatan pembangunan yang diarahkan untuk mengurangi

jumlah penduduk miskin, sampai akhir tahun 2011 jumlah penduduk miskin

berjumlah 42.700 atau turun sebesar 9.75 dibandingkan tahun sebelumnya yang

berjumlah 44.900 orang (9,85).

Tabel II.10

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin

Tahun Jumlah Presentase

2005 56.000 13.36

2006 59.400 13,93

2007 51.100 12,59

2008 45.300 11,20

2009 39.680 9,86

2010 44.900 9,85

2011 43.280 9.39

Sumber : Agam Dalam Angka dan BPS Kabupaten Agam Tahun 2012

Page 17: BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN …agamkab.go.id/up/download/120920141458087aBABII.pdf · 3 Ampek Nagari 268.69 12.04 ... Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah,

RKPD Tahun 2014 22

Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar basic needs approach dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidak mampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Metode yang digunakan adalah menetapkan Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penghitungan garis kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan.

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan Makanan merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kalori per kapita per hari. Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya.

Garis kemiskinan yang digunakan untuk menghitung penduduk miskin tahun 2011 adalah Rp. 241.355 /kapita/bulan). Terbatasnya ketersediaan data yang ada garis kemiskinan yang dihitung saat ini di sumbangkan oleh makanan dan belum memperhitungkan faktor non makanan.

Jika dibandingkan antara 2009 dan Maret 2010, maka garis kemiskinan meningkat sebesar 0.01 %. Peningkatan garis kemiskinan ini sangat dipengaruhi oleh faktor inflasi.

Tabel II.11

Garis Kemiskinan dan Jumlah Penduduk Miskin Tahun 2008 - 2011.

Tahun Jumlah

penduduk

Jumlah penduduk

miskin (ribu)

Garis Kemiskinan

(Rp/kapita/bln) %

2008 445.387 45.300 193.185 11.20

2009 451.264 39.680 201.074 9.86

2010 455.484 44.900 226.015 9.85

2011 459.155 43.280 241.355 9.39

Sumber BPS KabupatenAgam.

Upaya pengentasan kemiskinan bukan hanya ditujukan untuk mengurangi

jumlah penduduk miskin namun juga mengurangi keparahan dan kedalaman

kemiskinan. Hasil pendataan Program Perlindungan Sosial(PPLS) tahun 2011 yang

mendata 30 % penduduk dengan pendapatan terendah terdapat rumah tangga

dengan jumlah pendapatan terendah yaitu 37.894 rumah tangga. Sebanyak 7.237

rumah tangga diantaranya termasuk klasifikasi sangat miskin dan miskin dan sisanya

rentan miskin. Tabel II-12 di bawah ini memperlihatkan jumlah rumah tangga sasaran

hasil pendataan PPLS 2011.

Page 18: BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN …agamkab.go.id/up/download/120920141458087aBABII.pdf · 3 Ampek Nagari 268.69 12.04 ... Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah,

RKPD Tahun 2014 23

Tabel II.12 Jumlah Rumah Tangga Sasaran PPLS 2011

Menurut Klasifikasi Kemiskinan dan Kecamatan di KabupatenAgam.

Nama Kecamatan Sangat Miskin Miskin HampirMiskin

Rentan Miskin lainnya Total %

Jml % Jml % Jml % Jml %

TanjungMutiara 380 10.68 291 7.91 544 5.53 708 3.40 1,923 5.07

LubukBasung 668 18.78 568 15.43 1,322 13.43 2,149 10.33 4,707 12.42

IV Nagari 321 9.02 274 7.45 574 5.83 680 3.27 1,849 4.88

Tanjung Raya 208 5.85 261 7.09 735 7.47 1,813 8.71 3,017 7.96

Matur 113 3.18 143 3.89 554 5.63 1,586 7.62 2,396 6.32

IV Koto 233 6.55 221 6.01 629 6.39 1,164 5.59 2,247 5.93

Malalak 74 2.08 113 3.07 372 3.78 818 3.93 1,377 3.63

Banuhampu 135 3.80 157 4.27 495 5.03 987 4.74 1,774 4.68

Sungai Pua 206 5.79 199 5.41 425 4.32 609 2.93 1,439 3.80

IV Angkek 93 2.61 128 3.48 407 4.13 1,309 6.29 1,937 5.11

Canduang 168 4.72 193 5.24 508 5.16 937 4.50 1,806 4.77

Baso 146 4.10 211 5.73 703 7.14 2,220 10.67 3,280 8.66

Tilatang Kamang 48 1.35 91 2.47 376 3.82 1,888 9.07 2,403 6.34

KamangMagek 98 2.76 138 3.75 420 4.27 1,050 5.05 1,706 4.50

Palembayan 448 12.59 428 11.63 1,063 10.80 1,907 9.16 3,846 10.15

Palupuah 218 6.13 264 7.17 718 7.29 987 4.74 2,187 5.77

Total 3,557 100. 3,680 100. 9,845 100. 20,812 100. 37,894 100.

Sumber : TKPK Kabupaten Agam.

2.2.1.2 Fokus Kesejahteraan Sosial

Capaian kinerja pada Fokus Kesejahteraan Sosial berhubungan dengan capaian Indek Pembangunan Manusia (IPM). Indikator penentuan IPM meliputi indikator angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi murni, angka kelangsungan hidup bayi, angka usia harapan hidup.

IPM Kabupaten dari tahun 2007 sampai tahun 2011 terus meningkat berada diatas rata-rata Nasional, dibandingkan dengan Tingkat Provinsi Sumatera Barat Kabupaten/kota berada pada posisi ke 9, namun pada tingkat kabupaten se Sumatera Barat Kabupaten Agam berada pada posisi ke 2. Hal ini dapat terlihat pada diagram berikut :

Grafik II.4 Indek Pembangunan Manusia (IPM)

Page 19: BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN …agamkab.go.id/up/download/120920141458087aBABII.pdf · 3 Ampek Nagari 268.69 12.04 ... Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah,

RKPD Tahun 2014 24

A. Angka melek huruf

Angka melek huruf selama 5 tahun terakhir cenderung menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Pada Tahun 2007 sebesar 97,79% sampai Tahun 2012 telah mencapai 99,79%. Walaupun cakupannya cenderung meningkat, namun peningkatannya relatif sangat kecil sehingga masih belum mencapai target RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015, dimana pada tahun 2012 ditargetkan sebesar 99,81%. Hasil analisis angka melek huruf, dapat disajikan dalam contoh tabel, sebagai berikut

Tabel II.13

Angka Melek Huruf

Dari Tabel terlihat bahwa pada Tahun 2011 masih terdapat sebanyak 0.24 persen atau sebanyak 740 orang penduduk yang berusia di atas 15 tahun yang belum dapat membaca dan menulis.

Pada Tahun 2012 masih terdapat sebanyak 634 orang atau 0,21 persen penduduk berusia di atas 15 tahun yang belum dapat membaca dan menulis. Untuk lebih mengetahui Angka Melek Huruf masing-masing Kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel II.14 Angka Melek Huruf Menurut Kecamatan

Di Kabupaten Agam Tahun 2011

No Kecamatan Penduduk Usia Diatas 15 Tahun yang bisa

baca dan tulis

Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun

keatas

Angka Melek Huruf

1 Tanjung Mutiara 18,492 18,810 98.31

2 Lubuk Basung 45,132 45,183 99.89

3 Ampek Nagari 14,681 14,763 99.44

4 Tanjung Raya 22,225 22,242 99.92

5 Matur 11,296 11,313 99.85

6 IV Koto 15,269 15,273 99.97

7 Malalak 6,183 6,195 99.81

8 Banuhampu 23,987 23,987 100.00

9 Sungai Pua 15,262 15,277 99.90

10 Ampek Angkek 28,857 28,857 100.00

11 Candung 14,590 14,611 99.86

12 Baso 21,837 21,844 99.97

13 Tilatang Kamang 22,630 22,630 100.00

14 Kamang Magek 13,314 13,325 99.92

15 Palembayan 19,498 19,586 99.55

16 Palupuh 8,495 8,578 99.03

Jumlah 301,748 302,474 99.76

No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah penduduk usia diatas 15 tahun yang bisa membaca dan menulis

288,084 289,164 292,890 298,920 307.588 310.800

2 Jumlah penduduk usia 15 tahun keatas

294,594 295,608 299,356 300,873 308.328 311.472

3 Angka Melek Huruf 97.79 97.82 97.84 99.35 99.76 99.79

Page 20: BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN …agamkab.go.id/up/download/120920141458087aBABII.pdf · 3 Ampek Nagari 268.69 12.04 ... Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah,

RKPD Tahun 2014 25

Dari Tabel di atas, terlihat bahwa ada 3 Kecamatan yang angka melek hurufnya sudah mencapai 100% yaitu Kecamatan Banuhampu, Kecamatan Ampek Angkek dan Kecamatan Tilatang Kamang. Berdasarkan angka absolut, maka ada beberapa kecamatan yang jumlah penduduk usia di atas 15 tahun yang tidak bisa membaca dan menulisnya masih tinggi, yaitu: Kecamatan Tanjung Mutiara, Kecamatan Lubuk Basung, Kecamatan Ampek Nagari, Kecamatan Malalak dan Kecamatan Palupuh.

B. Angka rata-rata lama sekolah

Angka Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 2008 adalah 8,2 tahun, pada Tahun 2009 meningkat menjadi 8,3 tahun dan pada Tahun 2010 meningkat lagi menjadi 8,3 tahun. Pada tahun 2011, Angka rata-rata lama sekolah terus menunjukkan peningkatan menjadi 8,5 tahun, Hal ini melebihi target yang ditetapkan dalam RPJM sebesar 8,44 tahun. Sedangkan pada tahun 2012 angka rata rata lama sekolah telah mencapai 8.60 tahun, hal ini juga telah melebihi target yang ditetapkan sebesar 8,58 tahun.

Dari 16 kecamatan yang ada, belum satupun kecamatan yang sudah mencapai Angka Rata-Rata-Rata Lama Sekolah 9 Tahun. Beberapa kecamatan yang perlu mendapat perhatian khusus adalah Kecamatan Lubuk Basung, Kecamatan Tanjung Raya, Kecamatan Malalak, Kecamatan Palembayan dan Kecamatan Palupuah. Untuk target Tahun 2015 Rata-Rata Lama Sekolah diharapkan sudah mencapai 12 tahun.

C. Angka Usia Harapan Hidup

Berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan setiap 10 tahun yang dimulai pada Tahun 1970, angka usia harapan hidup masyarakat Kabupaten Agam cenderung meningkat. Sensus Tahun 1970 angka harapan hidup sekitar 47,7 tahun, maka hasil Sensus Tahun 1980 meningkat menjadi 52,2 tahun dan Sensus Tahun 1990 meningkat menjadi 59,8 tahun dan Sensus Tahun 2000 menjadi 65,5 tahun. Pada Tahun 2011 sudah mencapai angka 69,23 tahun . Perkembangan Angka Usia harapan Hidup Kabupaten Agam pada tahun 2008 sampai 2011 terlihat pada Grafik berikut.

Grafik II.5

Angka Usia Harapan Hidup

Page 21: BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN …agamkab.go.id/up/download/120920141458087aBABII.pdf · 3 Ampek Nagari 268.69 12.04 ... Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah,

RKPD Tahun 2014 26

D. Angka Kematian Bayi (AKB)

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir

sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan

kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua

macam yaitu endogen dan eksogen.

Angka Kematian Bayi Kabupaten Agam Tahun 2012 sebesar 12,27 dari

seribu kelahiran adalah sebesar 13,26 per 1.000 kelahiran hidup. kecamatan

dengan AKB dibawah angka Kabupaten yang perlu diwaspadai yaitu :

Kecamatan Malalak, Kecamatan Palembayan, Kecamatan Sungai Pua,

Kecamatan Kamang Magek, Kecamatan Ampek Nagari, Kecamatan Banuhampu

dan Kecamatan Lubuk Basung. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat Tabel

berikut ini:

Tabel II.15 Angka Kematian Bayi (AKB)

Di Kabupaten Agam Tahun 2012

No.

Kecamatan

Jumlah kematian bayi usia dibawah 1 tahun

pada Tahun 2012

Jumlah kelahiran hidup pada Tahun

2012 AKB AKHB

1 Tanjung Mutiara 2 508 3.94 998

2 Lubuk Basung 19 1282 14.82 981

3 Ampek Nagari 8 567 14.11 992

4 Tanjung Raya 7 584 11.99 993

5 Matur 1 307 3.26 999

6 IV Koto 1 398 2.51 999

7 Malalak 2 145 13.79 998

8 Banuhampu 8 612 13.07 992

9 Sungai Pua 10 409 24.45 990

10 Ampek Angkek 6 672 8.93 994

11 Candung 0 370 0.00 1000

12 Baso 4 606 6.60 996

13 Tilatang Kamang 10 586 17.06 990

14 Kamang Magek 5 282 17.73 995

15 Palembayan 12 659 18.21 988

16 Palupuh 6 244 24.59 994

Jumlah 101 8,231 12.27 899 Sumber : Data Olahan Dari Profil Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2012

Angka kematian bayi (AKB) menggambarkan keadaan sosial ekonomi

masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan AKB untuk

pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan kematian

bayi yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh faktor endogen yang

berhubungan dengan kehamilan maka program-program untuk mengurangi

angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program

pelayanan kesehatan ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan

suntikan anti tetanus.

Sedangkan angka kematian Post-Neo Natal dan angka kematian anak

serta kematian balita dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi,

serta program-program pencegahan penyakit menular terutama pada anak-anak,

program penerangan tentang gizi dan pemberian makanan sehat untuk anak

dibawah usia 5 tahun.

Page 22: BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN …agamkab.go.id/up/download/120920141458087aBABII.pdf · 3 Ampek Nagari 268.69 12.04 ... Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah,

RKPD Tahun 2014 27

E. Persentase Balita Gizi Kurang.

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Tahun 2011 jumlah balita

penderita gizi kurang mencapai 7,63%. Sementara pada tahun 2012 angka ini

meningkat menjadi 7,98%. Peningkatan ini diantaranya disebabkan oleh faktor

kurangnya asupan makan balita, pola asuh ibu dalam pemberian makanan

balita, kurangnya kepedulian ibu dalam membawa balita ke posyandu dan

karena masih rendahnya derajat sanitasi lingkungan.

Ada beberapa kecamatan yang perlu diwaspadai terkait dengan

tingginya prosentase balita dengan gizi kurang ini, yaitu : Kecamatan

Palembayan, Kecamatan Lubuk Basung, Kecamatan Tanjung Raya, Kecamatan

Palupuh, Kecamatan Kamang Magek, Kecamatan Ampek Nagari, Kecamatan

Tanjung Mutiara dan Kecamatan Malalak.

2.2.2 Aspek Pelayanan Umum

2.2.2.1 Fokus Layanan Urusan Wajib

A. Urusan Pendidikan

Angka Partisipasi Sekolah (APS)

APS menunjukkan besaran penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah. APS merupakan ukuran daya serap, pemerataan dan akses terhadap pendidikan khususnya penduduk usia sekolah. APS terdiri dari Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan, sedangkan APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu.

APK dan APM pada jenjang pendidikan SD/MI, SLTP/MTSN, dan SLTA pada tahun 2010 – 2012 cenderung meningkat sebagaimana terlihat pada berikut:

Tabel II.16 Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni

NO Tahun

PAUD Tingkat SD Tingkat SLTP Tingkat SM

APK APM APK APM APK APM APK APM

1 2010 4,75 4,08 103,87 91,54 95 76,14 83,07 64,24

2 2011 13,08 11,25 103,92 91,37 96.30 78,52 84,20 71,98

3 2012 17,32 14,89 105,07 91,47 97,03 80,78 85,6 72,67

Sumber : Data Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun 2012.

Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah

Pembangunan pendidikan ditinjau dari ketersedian sekolah terlihat bahwa pada tingkat Sekolah Dasar dari jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun pada Tahun 2012 sebanyak 59.400 orang dengan jumlah sekolah 454 unit, hal ini menunjukan rata-rata satu SD menampung 130 murid. Rasio murid per kelas diketahui perbanding jumlah kelas dengan jumlah murid yaitu jumlah kelas sebanyak 3,180 sedang jumlah murid sebanyak 62,418 orang berarti satu kelas sudah menampung 19-20 murid, merupakan kondisi yang ideal, menunjukkan bahwa untuk tingkat SD tidak diperlukan lagi penambahan sarana pendidikan.

Sementara untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama pada Tahun 2012 dari jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun sebanyak 26.631 orang dengan jumlah sekolah 119 unit , hal ini menunjukan satu sekolah menampung

Page 23: BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN …agamkab.go.id/up/download/120920141458087aBABII.pdf · 3 Ampek Nagari 268.69 12.04 ... Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah,

RKPD Tahun 2014 28

223 siswa dengan rasio murid per kelas mencapai 26 orang. Selanjutnya untuk tingkat pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas tidak jau beda dengan kondisi Sekolah Menengah Pertama, dimana Rasio murid per kelas merupakan indikator yang menunjukkan banyaknya murid yang mengikuti pendidikan untuk setiap kelas mencapai 25 orang.

Lebih jelasnya perkembangan rasio ketersedian sekolah dengan penduduk usia sekolah dan rasio murid dengan ketersedian jumlah kelas per jenjang pendidikan tahun 2010-2012 tergambar pada tabel berikut:

Tabel II.17 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah

Tahun 2010-2012

No Jenjang Pendidikan 2010 2011 2012

1 SD/MI

1.1. Jumlah gedung sekolah 455 453 454

1.2. jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun 60,767 59,174 59,400

1.3. Rasio 133.55 130.63 130.84

2 SMP/MTs

2.1. Jumlah gedung sekolah 120 118 119

2.2. jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun 27,052 26,220 26,631

2.3. Rasio 225.43 222.20 223.79

3 SLTA

3.1 Jumlah gedung sekolah 61 64 65

3.2 jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun 18,979 19,356 19,832

3.3 Rasio 311.13 302.44 305.11

Sumber : Profil pendidikan Kabupaten Agam Tahun

Tabel II.18

Rasio Murid Terhadap Jumlah Kelas per Jenjang Pendidikan

Tahun 2010-2012

No Jenjang Pendidikan 2010 2011 2012

1 SD/MI

1.1. Kelas/Rombel 3,052 3,085 3,180

1.2. Jumlah Murid 62,932 62,176 62,418

1.3. Rasio 20.62 20.15 19.63 2 SMP/MTs

2.1. Kelas/Rombel 881 1,112 990

2.2. Jumlah Murid 25,132 25,100 25,805

2.3. Rasio 28.53 22.57 26.07

3 SLTA

3.1 Kelas/Rombel 566 594 670

3.2 Jumlah Murid 15,535 16,345 17,035

3.3 Rasio 27.45 27.52 25.43

Sumber : Profil pendidikan Kabupaten Agam Tahun 2012’

Rasio Guru/Murid

Disamping faktor ketersediaan sarana gedung sekolah, faktor lain

yang sangat menentukan dalam pembangunan bidang pendidikan adalah

ketersediaan guru untuk masing-masing jenjang pendidikan. Rasio guru dengan

murid untuk jenjang pendidikan SD/MI mengalami perkembangan yang

berfluktuasi. Dimana Tahun 2010 rasionya 14,57 tahun 2011 naik mencapai

14,67 dan tahun 2012 turun mencapai 13.31. Sementara itu rasio guru terhadap

Page 24: BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN …agamkab.go.id/up/download/120920141458087aBABII.pdf · 3 Ampek Nagari 268.69 12.04 ... Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah,

RKPD Tahun 2014 29

murid untuk jenjang pendidikan SMP/MTs rasionya sama dengan kondisi

jenjang pendidikan SD/MI, tahun 2010 rasionya mencapai 8.45, tahun 2011 naik

menjadi 8.56 namun tahun 2012 rasionya turun lagi menjadi 8.37 . Sedangkan

untuk Jenjang pendidikan SLTA/MA rasionya cendrung turun dimana tahun

2010 7.69 tahun 2011 menjadi 7,49 dan tahun 2011 sebesar 7.46. Untuk lebih

mengetahui rasio guru dan murid untuk jenjang pendidikan dasar dan

menengah, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel II.19

Rasio Jumlah Murid terhadap Jumlah Guru per Jenjang Pendidikan

Tahun 2010-2012

No Jenjang Pendidikan 2010 2011 2012

1 SD/MI

1.1. Jumlah Guru 4,320 4,238 4,690

1.2. Jumlah Murid 62,932 62,176 62,418

1.3. Rasio 14.57 14.67 13.31

2 SMP/MTs

2.1. Jumlah Guru 2,973 2,933 3,084

2.2. Jumlah Murid 25,132 25,100 25,805

2.3. Rasio 8.45 8.56 8.37

3 SLTA/MA

3.1 Jumlah Guru 2,021 2,181 2,283

3.2 Jumlah Murid 15,535 16,345 17,035

3.3 Rasio 7.69 7.49 7.46

Sumber : Profil pendidikan Kabupaten Agam Tahun 2012

Angka Putus Sekolah

1. Angka Putus Sekolah ( APS) SD/MI Jumlah siswa SD/MI pada Tahun 2012 adalah sebesar 62.176 orang. Sebanyak 114 orang mengalami putus sekolah atau sekitar 0.18% dari total siswa SD/MI.

2. Angka Putus Sekolah ( APS) SMP/MTs Jumlah siswa SMP/MTs pada Tahun 2012 adalah sebesar 25.100 orang. sebanyak 105 orang mengalami putus sekolah atau sekitar 0.42% dari total siswa SMP dan MTs.

3. Angka Putus Sekolah ( APS) SMA/SMK/MA Jumlah siswa SMA/SMK/MA pada Tahun 2012 adalah sebesar 16.345 orang. sebanyak 132 orang mengalami putus sekolah atau sekitar 0.81% dari total siswa SMA/SMK/MA.

Angka Kelulusan

1. Angka Kelulusan SD/MI Jumlah siswa SD/MI yang lulus adalah sebanyak 8.999 orang siswa dari sebanyak 9.009 orang siswa yang berada pada tingkat tertinggi dari siswa SD/MI atau sekitar 99.89%.

2. Angka Kelulusan SMP/MTs Jumlah siswa SMP/MTs yang lulus adalah sebanyak 7.511 orang siswa dari sebanyak 7.545 orang siswa yang berada pada tingkat tertinggi dari siswa SMP/MTs atau sekitar 99,55%.

Page 25: BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN …agamkab.go.id/up/download/120920141458087aBABII.pdf · 3 Ampek Nagari 268.69 12.04 ... Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah,

RKPD Tahun 2014 30

3. Angka Kelulusan SMA/SMK/MA Jumlah siswa SMA/SMK/MA yang lulus adalah sebanyak 4.810 orang siswa dari sebanyak 4.852 orang siswa yang berada pada tingkat tertinggi dari siswa SMA/SMK/MA atau sekitar 99.13%.

4. Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs Dari sebanyak 8.999 orang siswa yang menyelesaikan pendidikan pada tingkat SD/MI, maka sebanyak 9.254 orang atau sekitar 102.83% melanjutkan ke jenjang pendidikan setingkat SMP/MTs

5. Angka Melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA Dari sebanyak 7.511 orang siswa yang menyelesaikan pendidikan pada tingkat SMP/MTs, maka sebanyak 6.580 orang atau sekitar 87,60% melanjutkan ke jenjang pendidikan setingkat SMA/SMK/MA.

B. Kesehatan

Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Pustu per satuan Penduduk

Berdasarkan rasio Puskesmas terhadap penduduk, jumlah Puskesmas di Kabupaten Agam sudah mencukupi. Artinya dengan jumlah penduduk sebanyak 463,719 jiwa dengan jumlah Puskesmas sebanyak 22 unit, maka 1 Puskesmas akan melayani sebanyak 21.078 jiwa penduduk, sedangkan standar nasional 1 Puskesmas idealnya melayani sebanyak 25.000 jiwa penduduk. Namun demikian masih perlu dipertimbangkan untuk membangun Puskesmas pada daerah-daerah tertentu dengan pertimbangan seperti : daerah yang terisolir sehingga sulit diakses dengan transportasi umum, dan daerah perkebunan.

Selanjutnya berdasarkan rasio jumlah Puskesmas Pembantu terhadap jumlah penduduk dapat disimpulkan bahwa jumlah Puskesmas Pembantu sudah mencukupi. Dengan jumlah Puskesmas Pembantu sebanyak 120 unit dan jumlah penduduk sebanyak 463,719 jiwa, maka 1 Puskesmas Pembantu melayani sebanyak 3,864 jiwa, sedangkan standar nasional 1 unit Puskesmas Pembantu idealnya melayani 5.000 jiwa. Sama halnya dengan Puskesmas, maka penambahan Puskesmas Pembantu dapat dilakukan untuk daerah yang sulit dan daerah pemukiman baru.

Rasio Dokter per Satuan Penduduk

Perkembangan jumlah dokter selama 3 tahun terakhir cenderung menurun, pada Tahun 2010 jumlah dokter hanya sebanyak 55 orang, kemudian pada Tahun 2011 menjadi 60 orang selanjutnya Tahun 2012 berkurang menjadi 47 orang. Kekurangan tersebut disebabkan 16 orang dokter melanjutkan pendidikan spesialisasi dan mengambil program S2. Berdasarkan Standar Pelayanan Kesehatan Terpadu, idealnya 1 orang dokter melayani 2.500 jiwa penduduk. Berdasarkan kondisi tersebut maka dengan jumlah penduduk pada Tahun 2012 sebesar 463,719 jiwa seharusnya memiliki dokter sebanyak 185 orang. Tabel II.29 menunjukkan data Jumlah Dokter Tahun 2010-2012 di Kabupaten Agam.

Tabel II.20 Jumlah Dokter Puskesmas di Kabupaten Agam

Tahun 2006-2010

No. Uraian 2010 2011 2012

1 Jumlah Dokter 55 60 47

2 Jumlah Penduduk 455,484 459.155 463,719

3 Rasio/1.000 pddk 11,77 13,07 10,13

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2012