Bab II Elaborasi Tema Perancangan

6
BAB II ELABORASI TEMA PERNCANGAN 1.1 Studi Pendalaman Tema Villa Vajra Ubud Bali Villa Vajra didesain berdasarkan tata atur arsitektur vernakular Bali, yaitu Tri Hita Kirana. Penerapannya terletak pada area living/ dining terrace dan bathroom yang didesain agar mendapatkan penghawaan, pencahayaan sekaligus image citra lokal yang tepat. Villa Vajra terdiri dari dua blok massa, kelompok bangunan utama (main villa) dan bangunan penunjang (staff area) dengan dua lantai pada masing- masing massanya. Secara horizontal,program ruang villa mencerminkan konsep sanga mandala (9 zona berdasarkan hirarki tri mandala yaitu utama, madya, nista. Sedangkan secara vertical mengacu pada Tri- Angga, yaitu kaki- badan- kepala. Gaya penyelesaian arsitektur lokal tampak menonjil pada konstruksi rangka atap dengan penutup alang- alang, lengkap dengan iga bamboo. Lantai deck, tangga, kolom menggunakan kayu jenis merbau. Terdapat juga area meditasi sesuai hirarki penzoningan dalam arsitektur Balo, utama ning utama.

description

S

Transcript of Bab II Elaborasi Tema Perancangan

Page 1: Bab II Elaborasi Tema Perancangan

BAB II

ELABORASI TEMA PERNCANGAN

1.1 Studi Pendalaman Tema

Villa Vajra Ubud Bali

Villa Vajra didesain berdasarkan tata atur arsitektur vernakular Bali, yaitu Tri

Hita Kirana. Penerapannya terletak pada area living/ dining terrace dan bathroom yang

didesain agar mendapatkan penghawaan, pencahayaan sekaligus image citra lokal yang

tepat. Villa Vajra terdiri dari dua blok massa, kelompok bangunan utama (main villa) dan

bangunan penunjang (staff area) dengan dua lantai pada masing- masing massanya.

Secara horizontal,program ruang villa mencerminkan konsep sanga mandala (9 zona

berdasarkan hirarki tri mandala yaitu utama, madya, nista. Sedangkan secara vertical

mengacu pada Tri- Angga, yaitu kaki- badan- kepala. Gaya penyelesaian arsitektur lokal

tampak menonjil pada konstruksi rangka atap dengan penutup alang- alang, lengkap

dengan iga bamboo. Lantai deck, tangga, kolom menggunakan kayu jenis merbau.

Terdapat juga area meditasi sesuai hirarki penzoningan dalam arsitektur Balo, utama ning

utama.

Page 2: Bab II Elaborasi Tema Perancangan

2.2 Konsep Aplikasi Tema

2.2.1 Arsitektur Tradisional Suku Tobati

Nilai- nilai arsitektur vernakuler yang diangkat sebagai implementasi tema

rancangan ”Hotel Resort di Jayapura” adalah arsitektur tradisional dari suku Tobati, yang

merupakan suku asli Jayapura.

Kampung Tobati terletak di Teluk Youtefa dan dikelilingi laut dengan luas

areal 1.650 Ha, termasuk dalam BWK B dan berjarak 4 Km dari pusat kota.

Rumah adat suku Tobati disebut rumah “ Karriwari” berbentuk limasan yang

bersusun tiga, dengan bagian utama dari rumah adat ini terdiri dari bagian kaki, badan,

kepala yang berarti menggambarkan hubungan harmonis antara alam raya sebagai

makrokosmos dengan pencipta, juga alam raya dengan manusia.Rumah kariwari biasanya

juga digunakan untuk upacara adat.rumah adat ini jauh lebih tinggi dari rumah- rumah

lainnya.

Hirarki untuk ruang Karriwari hanya terdiri dari saru ruangan besar yang luas

tanpa batas antar ruang. Dengan fungsi sebagai :

1. Pesta adat

2. Ruang inisiasi/ pendewasaan anak laki- laki

3. Penyimpanan benda- benda pusaka

Bahan untuk rumah adat Karriwari adalah :

o Tiang rumah & pondasi : kayu swan (bahan kayu yang sangat kuat dan tahan

rendaman air laut)

o Dinding & lantai : kayu pinang merah/ pelepah sagu

o Atap : anyaman daun sagu

Selain rumah Karriwari, rumah tinggal suku Tobati dikenal dengan nama

rumah “Sway”. Tata letak bangunan rumah Sway adalah di pinggir jalan utama pada

pemukiman suku Tobati, dengan orientasi bangunan ke arah jalan utama, sehingga rumah

saling berhadapan. Pembagian ruang dalam rumah Sway :

1. Bilik/kamar tidur

2. Ruang tamu(teras depan/rg.kerja kaum laki- laki)

3. Dapur (rg. Kerja para wanita)

4. Teras belakang

Page 3: Bab II Elaborasi Tema Perancangan

Pembagian ruangan menurut perbedaan gender pada rumah tinggal, yaitu :

o Sebelah laut : tempat kaum laki- laki

o Sebelah darat : tempat kaum wanita

Bahan untuk rumah tinggal Sway adalah :

o Tiang rumah & pondasi : kayu swan

o Dinding : batang sagu

o Lantai : kayu pinang merah, batang sagu

o Atap : anyaman daun sagu

Arsitektur vernakular yang diangkat mengacu dalam konteks sebagai wisata budaya dan

wisata alam di kawasan Teluk Youtefa dan Pantai Holtekam

Wisata Budaya:

Sesuai arahan RTRW Kota Jayapura Teluk Yotefa akan diperuntukkan sebagai

kawasan wisata budaya Melanesia, dimana pemerintah dan penduduk lokal berusaha

mempertahankan unsur social budaya penduduk asli di teluk Yotefa, khususnya Suku

Tobati.

Potensi budaya suku Tobati:

Pola Permukiman

Penduduk Tobati berdiam di kampung yang disebut “Nukh”, kampung ini dibangun

di atas air dengan rumah- rumah bertiang di atas air laut.karena:

- sejak dahulu nenek moyang membangun rumah di atas laut

- menjaga kesehatan dari malaria dan sampah dapat dibuang langsung ke laut dan

terbawa arus air laut.

Penataan pemukiman berbentuk linier, yakni rumah- rumah dibangun sejajar dengan

formasi 2 deret saling berhadapan, jembatan dibangun diantara 2 deret ini sebagai kontak

pandang dari anggota keluarga yang sedang bersantai di beranda rumah.

Rumah adat sebagai tempat musayawarah adat, dengan para- para besar

Rumah panglima perang. Pesuruh, untuk melindungi rumah adat dari peperangan

Rumah penduduk

Page 4: Bab II Elaborasi Tema Perancangan

Tradisi –adat istiadat

Upacara adat yang bersifat sacral dilaksanakan di para- para adat, baik untuk

musyawarah, atau tarian- tarian adat.

Selain itu dalam kepercayaan suku tobati, para wanita dan anak- anak dilarang masuk

ke dalam karriwari , hanya kaum pria yang telah beranjak dewasa yang boleh masuk.

Mata pencaharian

Menangkap ikan dan mengumpulkan kerang adalah sistem mata pencaharian pokok

suku Tobati, karena letak kampung yang dikelilingi air laut.

Dimana kaum pria bertugas menangkap ikan, sedangkan kaum wanita bekerja

mengumpulkan kerang laut.

2.3 Srategi Perancangan Tematik