BAB II
ELABORASI TEMA PERNCANGAN
1.1 Studi Pendalaman Tema
Villa Vajra Ubud Bali
Villa Vajra didesain berdasarkan tata atur arsitektur vernakular Bali, yaitu Tri
Hita Kirana. Penerapannya terletak pada area living/ dining terrace dan bathroom yang
didesain agar mendapatkan penghawaan, pencahayaan sekaligus image citra lokal yang
tepat. Villa Vajra terdiri dari dua blok massa, kelompok bangunan utama (main villa) dan
bangunan penunjang (staff area) dengan dua lantai pada masing- masing massanya.
Secara horizontal,program ruang villa mencerminkan konsep sanga mandala (9 zona
berdasarkan hirarki tri mandala yaitu utama, madya, nista. Sedangkan secara vertical
mengacu pada Tri- Angga, yaitu kaki- badan- kepala. Gaya penyelesaian arsitektur lokal
tampak menonjil pada konstruksi rangka atap dengan penutup alang- alang, lengkap
dengan iga bamboo. Lantai deck, tangga, kolom menggunakan kayu jenis merbau.
Terdapat juga area meditasi sesuai hirarki penzoningan dalam arsitektur Balo, utama ning
utama.
2.2 Konsep Aplikasi Tema
2.2.1 Arsitektur Tradisional Suku Tobati
Nilai- nilai arsitektur vernakuler yang diangkat sebagai implementasi tema
rancangan ”Hotel Resort di Jayapura” adalah arsitektur tradisional dari suku Tobati, yang
merupakan suku asli Jayapura.
Kampung Tobati terletak di Teluk Youtefa dan dikelilingi laut dengan luas
areal 1.650 Ha, termasuk dalam BWK B dan berjarak 4 Km dari pusat kota.
Rumah adat suku Tobati disebut rumah “ Karriwari” berbentuk limasan yang
bersusun tiga, dengan bagian utama dari rumah adat ini terdiri dari bagian kaki, badan,
kepala yang berarti menggambarkan hubungan harmonis antara alam raya sebagai
makrokosmos dengan pencipta, juga alam raya dengan manusia.Rumah kariwari biasanya
juga digunakan untuk upacara adat.rumah adat ini jauh lebih tinggi dari rumah- rumah
lainnya.
Hirarki untuk ruang Karriwari hanya terdiri dari saru ruangan besar yang luas
tanpa batas antar ruang. Dengan fungsi sebagai :
1. Pesta adat
2. Ruang inisiasi/ pendewasaan anak laki- laki
3. Penyimpanan benda- benda pusaka
Bahan untuk rumah adat Karriwari adalah :
o Tiang rumah & pondasi : kayu swan (bahan kayu yang sangat kuat dan tahan
rendaman air laut)
o Dinding & lantai : kayu pinang merah/ pelepah sagu
o Atap : anyaman daun sagu
Selain rumah Karriwari, rumah tinggal suku Tobati dikenal dengan nama
rumah “Sway”. Tata letak bangunan rumah Sway adalah di pinggir jalan utama pada
pemukiman suku Tobati, dengan orientasi bangunan ke arah jalan utama, sehingga rumah
saling berhadapan. Pembagian ruang dalam rumah Sway :
1. Bilik/kamar tidur
2. Ruang tamu(teras depan/rg.kerja kaum laki- laki)
3. Dapur (rg. Kerja para wanita)
4. Teras belakang
Pembagian ruangan menurut perbedaan gender pada rumah tinggal, yaitu :
o Sebelah laut : tempat kaum laki- laki
o Sebelah darat : tempat kaum wanita
Bahan untuk rumah tinggal Sway adalah :
o Tiang rumah & pondasi : kayu swan
o Dinding : batang sagu
o Lantai : kayu pinang merah, batang sagu
o Atap : anyaman daun sagu
Arsitektur vernakular yang diangkat mengacu dalam konteks sebagai wisata budaya dan
wisata alam di kawasan Teluk Youtefa dan Pantai Holtekam
Wisata Budaya:
Sesuai arahan RTRW Kota Jayapura Teluk Yotefa akan diperuntukkan sebagai
kawasan wisata budaya Melanesia, dimana pemerintah dan penduduk lokal berusaha
mempertahankan unsur social budaya penduduk asli di teluk Yotefa, khususnya Suku
Tobati.
Potensi budaya suku Tobati:
Pola Permukiman
Penduduk Tobati berdiam di kampung yang disebut “Nukh”, kampung ini dibangun
di atas air dengan rumah- rumah bertiang di atas air laut.karena:
- sejak dahulu nenek moyang membangun rumah di atas laut
- menjaga kesehatan dari malaria dan sampah dapat dibuang langsung ke laut dan
terbawa arus air laut.
Penataan pemukiman berbentuk linier, yakni rumah- rumah dibangun sejajar dengan
formasi 2 deret saling berhadapan, jembatan dibangun diantara 2 deret ini sebagai kontak
pandang dari anggota keluarga yang sedang bersantai di beranda rumah.
Rumah adat sebagai tempat musayawarah adat, dengan para- para besar
Rumah panglima perang. Pesuruh, untuk melindungi rumah adat dari peperangan
Rumah penduduk
Tradisi –adat istiadat
Upacara adat yang bersifat sacral dilaksanakan di para- para adat, baik untuk
musyawarah, atau tarian- tarian adat.
Selain itu dalam kepercayaan suku tobati, para wanita dan anak- anak dilarang masuk
ke dalam karriwari , hanya kaum pria yang telah beranjak dewasa yang boleh masuk.
Mata pencaharian
Menangkap ikan dan mengumpulkan kerang adalah sistem mata pencaharian pokok
suku Tobati, karena letak kampung yang dikelilingi air laut.
Dimana kaum pria bertugas menangkap ikan, sedangkan kaum wanita bekerja
mengumpulkan kerang laut.
2.3 Srategi Perancangan Tematik
Top Related