BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS - · PDF file19 • Prinsip Kerjasama Prinsip ini memandang...

22
17 BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Konsep dan Sejarah Asuransi Jiwa 2.1.1 Dasar Pengertian Asuransi Jiwa Pada hakekatnya, asuransi jiwa adalah suatu pelimpahan risiko (Risk Shifting) atas kerugian keuangan (Financial Loss) oleh satu pihak yang disebut Tertanggung kepada pihak lain yang disebut Penanggung. Risiko yang dilimpahkan kepada Penanggung bukanlah risiko hilangnya jiwa seseorang melainkan kerugian keuangan sebagai akibat dari hilangnya jiwa seseorang atau karena mencapai usia tua sehingga tidak produktif lagi. Dalam kehidupan, seorang manusia memiliki nilai sosial dan nilai agama yang keduanya tidak dapat diukur, serta nilai ekonomi yang dapat diukur. Nilai ekonomi hidup manusia memiliki relevansi dengan perasuransian jiwanya. Pihak yang paling berkepentingan dengan nilai ekonomi seorang manusia adalah lingkungan manusia itu sendiri, yang pada umumnya adalah pasangan hidupnya, anak-anaknya, maupun sanak saudaranya. Sebagai contoh, nilai ekonomi seorang kepala keluarga adalah sama dengan kapasitas penghasilannya. Jika nilai ekonomi hidup seorang kepala keluarga hilang atau berkurang, maka istri, anak-anak, dan sanak saudara atau pihak-pihak yang berkepentingan dengannya akan langsung menderita kerugian. 2.1.2 Konsep Asuransi Jiwa Konsep asuransi jiwa sendiri berangkat dari nilai ekonomi hidup manusia (Economic Value of Human Life). Sebagai dasar perhitungan yang lazim digunakan untuk menentukan nilai ekonomi hidup manusia adalah nilai sekarang dari seluruh pendapatan yang diharapkan dapat diterima seseorang pada umur sekarang sampai umur tua. Nilai ekonomi hidup manusia ini akan tercermin dari

Transcript of BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS - · PDF file19 • Prinsip Kerjasama Prinsip ini memandang...

Page 1: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file19 • Prinsip Kerjasama Prinsip ini memandang bahwa asuransi jiwa pada dasarnya merupakan suatu bentuk kerjasama dari orang-orang

17

BAB II

EKSPLORASI ISU BISNIS

2.1 Konsep dan Sejarah Asuransi Jiwa

2.1.1 Dasar Pengertian Asuransi Jiwa

Pada hakekatnya, asuransi jiwa adalah suatu pelimpahan risiko (Risk

Shifting) atas kerugian keuangan (Financial Loss) oleh satu pihak yang disebut

Tertanggung kepada pihak lain yang disebut Penanggung. Risiko yang

dilimpahkan kepada Penanggung bukanlah risiko hilangnya jiwa seseorang

melainkan kerugian keuangan sebagai akibat dari hilangnya jiwa seseorang atau

karena mencapai usia tua sehingga tidak produktif lagi.

Dalam kehidupan, seorang manusia memiliki nilai sosial dan nilai agama

yang keduanya tidak dapat diukur, serta nilai ekonomi yang dapat diukur. Nilai

ekonomi hidup manusia memiliki relevansi dengan perasuransian jiwanya. Pihak

yang paling berkepentingan dengan nilai ekonomi seorang manusia adalah

lingkungan manusia itu sendiri, yang pada umumnya adalah pasangan hidupnya,

anak-anaknya, maupun sanak saudaranya. Sebagai contoh, nilai ekonomi seorang

kepala keluarga adalah sama dengan kapasitas penghasilannya. Jika nilai ekonomi

hidup seorang kepala keluarga hilang atau berkurang, maka istri, anak-anak, dan

sanak saudara atau pihak-pihak yang berkepentingan dengannya akan langsung

menderita kerugian.

2.1.2 Konsep Asuransi Jiwa

Konsep asuransi jiwa sendiri berangkat dari nilai ekonomi hidup manusia

(Economic Value of Human Life). Sebagai dasar perhitungan yang lazim

digunakan untuk menentukan nilai ekonomi hidup manusia adalah nilai sekarang

dari seluruh pendapatan yang diharapkan dapat diterima seseorang pada umur

sekarang sampai umur tua. Nilai ekonomi hidup manusia ini akan tercermin dari

Page 2: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file19 • Prinsip Kerjasama Prinsip ini memandang bahwa asuransi jiwa pada dasarnya merupakan suatu bentuk kerjasama dari orang-orang

18

besarnya proteksi atau – dalam terminologi asuransi jiwa – jumlah Uang

Pertanggungan yang tidak terlalu besar (over insured) atau terlalu kecil (under

insured).

2.1.3 Prinsip Umum Asuransi Jiwa

Ada empat prinsip umum yang melandasi asuransi jiwa yaitu:

• Prinsip Ekonomi

Prinsip ini memandang bahwa seorang manusia sepanjang hidupnya selalu

dihadapkan pada kemungkinan terjadinya peristiwa-peristiwa yang dapat

menyebabkan hilang atau berkurangnya nilai ekonomisnya baik bagi dirinya

sendiri, keluarga, maupun pihak lain yang berkepentingan dengannya

misalnya perusahaan tempat ia bekerja. Alasan nilai ekonomi inilah yang

mendorong manusia menggunakan jasa asuransi jiwa untuk melindungi

dirinya secara ekonomi. Ada tiga jenis risiko yang mempengaruhi nilai

ekonomi hidup manusia yaitu

1. Risiko Kematian

Peristiwa ini pasti terjadi namun tidak diketahui secara tepat kapan

terjadinya. Peristiwa kematian yang terlalu dini akan menyebabkan

hilangnya penghasilan seseorang sehingga sangat berpotensi menimbulkan

kesulitan ekonomi bagi keluarga yang ditinggalkan dan menjadi

tanggungannya.

2. Risiko Hari Tua

Di usia tua, seseorang akan menjadi tidak produktif lagi sehingga akan

membawa dampak ekonomis bagi mereka yang menanggungnya.

3. Risiko Kecelakaan / Sakit

Sama seperti risiko kematian, risiko kecelakaan atau sakit tidak dapat

diketahui secara tepat kapan terjadinya. Selain berpotensi menyebabkan

kematian, kecelakaan atau sakit juga dapat menyebabkan cacat tubuh yang

akan menghilangkan kemampuan seseorang untuk bekerja secara

produktif sehingga secara langsung akan menurunkan nilai ekonominya.

Page 3: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file19 • Prinsip Kerjasama Prinsip ini memandang bahwa asuransi jiwa pada dasarnya merupakan suatu bentuk kerjasama dari orang-orang

19

• Prinsip Kerjasama

Prinsip ini memandang bahwa asuransi jiwa pada dasarnya merupakan suatu

bentuk kerjasama dari orang-orang yang ingin menghindari, atau setidaknya

memperkecil kerugian akibat terjadinya risiko. Kerjasama itu diwujudkan

antara orang-orang ini dengan suatu perusahaan asuransi jiwa.

• Prinsip Aktuaria

Prinsip Aktuaria ini digunakan dalam menentukan hubungan antara hak dan

kewajiban yang dinyatakan dalam jumlah tertentu seperti Uang

Pertanggungan, Premi, Nilai Tunai, dan lain-lain.

• Prinsip Hukum

Didalam Prinsip Hukum, dikenal Insurable Interest atau ‘Kepentingan yang

Dapat Diasuransikan’. Adapun yang menjadi dasar Insurable Interest adalah:

1. Hubungan Darah

Harus ada hubungan darah antara Tertanggung dan Pemegang Polis,

misalnya antara orangtua dan anaknya.

2. Hubungan Bisnis dan Keuangan

Harus ada hubungan bisnis dimana penerima manfaat akan mengalami

kerugian jika Tertanggung meninggal dunia, misalnya antara perusahaan

dan karyawannya, atau kreditur dan debitur.

2.1.4 Manfaat Asuransi Jiwa

Ada lima macam manfaat yang dapat diberikan asuransi jiwa antara lain :

• Sebagai sarana menabung

Untuk mengatasi keadaan yang bersifat darurat maupun untuk persiapan masa

depan, seseorang cenderung menabung di bank. Keberhasilan menabung di

bank untuk mencapai nilai nominal tertentu tergantung 3 faktor yaitu disiplin

menabung, nominal uang yang ditabung secara konsisten, dan lama atau

waktu menabung. Dengan menabung di asuransi jiwa, mendidik seseorang

agar menabung dengan disiplin, teratur, dan kontinyu karena kelalaian dalam

Page 4: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file19 • Prinsip Kerjasama Prinsip ini memandang bahwa asuransi jiwa pada dasarnya merupakan suatu bentuk kerjasama dari orang-orang

20

membayar premi akan menyebabkan batalnya polis yang menjadikan

Tertanggung tidak menerima manfaat proteksi lagi.

• Sebagai alat perlindungan nilai ekonomi keluarga

Bagi sebuah keluarga, seorang kepala keluarga yang ideal juga merupakan

pencari nafkah utama dan mencintai keluarganya. Mencintai keluarga harus

diwujudkan dengan selalu menyediakan dana agar dapat memenuhi kebutuhan

serta menjaga kelangsungan hidup keluarganya walaupun risiko kehilangan

nilai ekonomi akan dialaminya. Risiko kehilangan nilai ekonomi ini bisa

disebabkan karena meninggal terlalu cepat maupun hidup terlalu lama.

Peristiwa meninggal terlalu cepat akan menciptakan lima macam kebutuhan

pokok yaitu:

1. Dana Pemutihan

Merupakan sejumlah uang yang diperlukan oleh pelaksana wasiat untuk

mempertahankan keutuhan harta orang yang meninggal. Jumlah ini harus

lebih dulu tersedia sebelum ahli waris menerima bagian dari harta

peninggalan. Fungsi dana pemutihan antara lain untuk membayar biaya

penguburan, rekening-rekening almarhum yang belum dibayar, hutang-

hutang almarhum atau pinjaman perusahaan milik almarhum, biaya

perawatan sebelum meninggal, biaya jasa pengacara dan pelaksana wasiat,

dan pajak-pajak.

2. Dana Penyesuaian

Merupakan dana yang diperlukan untuk dipakai hingga janda / duda dan

keluarga yang ditinggalkan dapat menyesuaikan diri terhadap situasi hidup

yang baru. Dana penyesuaian ini adalah biaya hidup yang dibutuhkan

keluarga hingga muncul pencari nafkah baru dalam keluarga tersebut.

3. Dana Pendidikan

Merupakan dana yang dipersiapkan terutama untuk biaya pendidikan

anak-anak.

4. Pendapatan Keluarga

Merupakan nilai ekonomi almarhum untuk memenuhi kebutuhan hidup

keluarga dan menjadi hilang karena meninggalnya almarhum.

Page 5: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file19 • Prinsip Kerjasama Prinsip ini memandang bahwa asuransi jiwa pada dasarnya merupakan suatu bentuk kerjasama dari orang-orang

21

5. Biaya Hidup Janda / Duda

Merupakan biaya hidup yang sewajarnya diusahakan oleh pencari nafkah

untuk menjamin masa depan pasangannya apabila pencari nafkah

meninggal.

Sedangkan peristiwa hidup terlalu lama akan menyebabkan seseorang

mengalami masa yang tidak produktif sehingga yang bersangkutan tidak mampu

menciptakan nilai ekonomis lagi, padahal dirinya masih memiliki kebutuhan-

kebutuhan hidup, baik untuk keperluan sehari-hari maupun untuk perawatan

kesehatan. Untuk mengantisipasi hal ini, sangat dianjurkan seseorang memiliki

Dana Pensiun. Adanya dana pensiun mencegah seseorang yang telah berusia

lanjut menjadi beban bagi anak-anaknya, sanak saudaranya, atau orang lain.

• Sebagai alat bisnis

Asuransi bermanfaat untuk melindungi harta-harta yang dapat berupa:

1. Proteksi Kredit

Jika seseorang semasa hidupnya pernah meminjam uang dari bank, maka

orang tersebut harus memberikan jaminan minimal sebanding dengan nilai

pinjaman yang diberikan oleh bank. Jika tidak dipenuhi, maka bank akan

mendaftarkan peminjam ini kepada perusahaan asuransi jiwa untuk

mendapatkan proteksi senilai dana yang dipinjam.

2. Proteksi Hipotik Rumah

Jika seseorang membeli rumah secara kredit dengan masa cicilannya

cukup lama, maka pembeli rumah secara otomatis akan diikutsertakan

dalam program asuransi sehingga risiko apapun yang mungkin menimpa

pembeli rumah tidak akan merugikan developer maupun keluarga yang

ditinggalkan karena tidak menimbulkan beban hutang.

3. Proteksi Orang Penting

Jika seorang karyawan didalam suatu perusahaan merupakan orang

penting atau figur kunci keberhasilan perusahaan, maka orang tersebut

akan diasuransikan karena ketiadaan orang tersebut secara mendadak akan

sangat berpotensi menyebabkan gejolak dalam perusahaan. Apalagi

bukanlah hal yang mudah untuk mencari pengganti orang kunci dan

Page 6: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file19 • Prinsip Kerjasama Prinsip ini memandang bahwa asuransi jiwa pada dasarnya merupakan suatu bentuk kerjasama dari orang-orang

22

dibutuhkan waktu untuk mendidik orang baru menempati posisinya,

sehingga dengan diasuransikannya orang kunci tersebut, dapat diciptakan

stabilitas bagi perusahaan.

• Sebagai alat pemelihara harta dan kekayaan

Di sejumlah negara maju, pada saat seorang kepala keluarga meninggal, maka

harta kekayaannya akan langsung dikenakan pajak yang cukup besar oleh

negara. Oleh karena itu, asuransi jiwa merupakan pengganti dari pajak yang

harus dibayarkan.

• Sebagai alat investasi

Terdapat berbagai macam instrumen investasi yang masing-masing memiliki

karakteristik dan profil risikonya sendiri. Investasi di asuransi jiwa merupakan

salah satu investasi yang aman dan prospektif karena modal yang dibutuhkan

relatif kecil jika dibandingkan dengan bisnis konvensional, ada unsur

kepastian atas dana yang diinvestasikan dan tingkat pertumbuhan dana relatif

tinggi, serta telah dilengkapi dengan proteksi terhadap nasabahnya.

2.1.5 Sejarah dan Perkembangan Asuransi Jiwa

Pada tahun 706, berdiri The Amicable of London sebagai suatu perusahaan

asuransi jiwa berdarkan prinsip gotong royong. Kira-kira 1000 tahun kemudian,

berdiri The Equitable of London yang lebih maju dan mulai menggunakan jasa

underwriter dalam proses seleksi risiko asuransi jiwa.

Di Amerika, industri asuransi jiwa mulai berkembang seiring dengan

eksodus besar-besaran penduduk Eropa ke Amerika. Sejak tahun 1840, mulai

berdiri beberapa lembaga asuransi jiwa mutual seperti The New England Mutual

Life Insurance Company, The Mutual Life Insurance of New York, dan The State

Mutual Life Insurance Company of Worchester.

Di Asia, perusahaan asuransi jiwa yang pertama kali berdiri adalah Meiji

Life Insurance Company pada tahun 1882 di Jepang. Disusul kemudian Teikoku

Life Insurance Company pada tahun 1888 dan Nippon Life Insurance Company

pada tahun 1893. Persaingan yang tajam dan tidak sehat serta kekalahan Jepang

Page 7: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file19 • Prinsip Kerjasama Prinsip ini memandang bahwa asuransi jiwa pada dasarnya merupakan suatu bentuk kerjasama dari orang-orang

23

pada Perang Dunia II mengakibatkan bangkrutnya 40 perusahaan asuransi jiwa di

Jepang dan baru mulai tumbuh kembali secara drastis seiring dengan rehabilitasi

ekonomi pada tahun 1948.

Sedangkan di Indonesia sendiri, perusahaan asuransi jiwa pertama adalah

Nederlandsche Indesche Levensverzekeringen Lijfrente Maatschappij yang

dimiliki oleh Belanda dan berdiri pada tahun 1859. Pada saat ini sudah ada lebih

dari 50 perusahaan asuransi jiwa di Indonesia.

2.2 Situasi Industri

Menurut karakteristik industri asuransi jiwa, terdapat lima kekuatan yang

saling berinteraksi yaitu:

• Pesaing

Di Indonesia, AXA Financial Indonesia bukanlah satu-satunya perusahaan

yang menyediakan jasa sejenis. Setidaknya ada 18 perusahaan selain AXA

Financial Indonesia yang memiliki lingkup bidang usaha yang sama, antara

lain : AIG Lippo Life, Prudential Life Assurance, Bumiputera 1912, Bringin

Jiwa Sejahtera, AIA Indonesia, Indolife Pensiontama, Jiwasraya, BNI Life,

Panin Life Tbk, Allianz Life Indonesia, Sunlife Financial Indonesia, Sequis

Life, Manulife Indonesia, Central Asia Raya, Eka Life, Cigna, Equity

Financial Solution, Adisarana Wana Artha, dan Astra CMG Life.

• Ancaman pendatang baru

Jika pada awalnya industri asuransi dikuasai oleh pemain lokal, saat ini sudah

ada beberapa perusahaan asuransi multi nasional yang telah memasuki pasar

Indonesia antara lain AXA (Prancis), Prudential (Inggris), Manulife (Kanada),

Allianz (Jerman). Dengan jumlah penduduk sebanyak 260 juta jiwa dan hanya

sekitar 12% dari penduduk yang telah memiliki polis asuransi jiwa atas nama

sendiri, Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial bagi pemain-pemain

di industri asuransi jiwa. Dengan kondisi ekonomi yang stabil dan bertumbuh,

sangat dimungkinkan masuknya perusahaan asuransi jiwa asing lain ke

Indonesia.

Page 8: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file19 • Prinsip Kerjasama Prinsip ini memandang bahwa asuransi jiwa pada dasarnya merupakan suatu bentuk kerjasama dari orang-orang

24

• Ancaman subsitusi

Secara khusus tidak ada ancaman subsitusi karena industri asuransi jiwa yang

bersifat unik dan telah merupakan salah satu industri yang telah berumur

sangat panjang. Namun ada produk subsitusi yang berpotensi menjadi

ancaman bagi produk asuransi jiwa yaitu reksadana yang memiliki

karakteristik hampir sama dengan produk unit link. Menurut Undang-Undang

no 8 tahun 1995 mengenai pasar modal, reksadana didefinisikan sebagai suatu

wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal

untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portfolio oleh manajer investasi.

Kekurangan instrumen reksadana bila dibandingkan dengan unit link sebagai

produk perusahaan asuransi adalah ketiadaan proteksi bagi nasabahnya.

• Kekuatan pembeli

Dengan semakin banyaknya penyedia jasa asuransi jiwa, pembeli memiliki

kekuatan tawar yang semakin besar dalam memutuskan pembelian. Namun

disisi lain, beragamnya informasi mengenai produk dan jasa finansial sangat

berpeluang menjadikan pembeli kesulitan dalam menentukan pilihan. Oleh

karena itu, pembeli biasanya cenderung membeli dari agen yang telah mereka

kenal dan mereka percaya.

• Pemerintah

Didalam industri asuransi jiwa, pemerintah memainkan peranan yang tidak

kecil dalam menetukan arah gerak industri. Terdapat beberapa peraturan

pemerintah mengenai regulasi asuransi jiwa antara lain Peraturan no 225 tahun

1993 mengenai 5% dana dari seluruh biaya untuk pengembangan sumber daya

manusia perusahaan asuransi, Surat Keputusan Menteri Keuangan No

425/KMK.06/2003 dan No 426/KMK.06/2003 tentang agen asuransi yang

memasarkan produk perusahaan asuransi, Peraturan Pemerintah / Keputusan

Menteri Keuangan tentang Ketentuan Risk Based Capital (RBC) dimana

secara bertahap ketentuan RBC diberlakukan yaitu untuk tahun 2002

mencapai 75 persen, tahun 2003 sebesar 100 persen, dan tahun 2004 sebesar

120 persen.

Page 9: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file19 • Prinsip Kerjasama Prinsip ini memandang bahwa asuransi jiwa pada dasarnya merupakan suatu bentuk kerjasama dari orang-orang

25

Peranan Pemerintah ini tidak lepas dari kenyataan bahwa asuransi merupakan

salah satu dari tiga pilar ekonomi nasional, dimana kedua sektor yang lain

adalah perbankan dan pasar modal. Asuransi jiwa dan perbankan memiliki

kemiripan dalam hal pengumpulan dana masyarakat. Perbedaan mendasar

adalah dalam hal karakteristik durasi pengumpulan dana, dimana perbankan

menerima dan mengakumulasi dana melalui berbagai produk dan layanan

yang bersifat jangka pendek, sedangkan asuransi jiwa menerima dan

mengakumulasi dana yang sifatnya jangka panjang. Menurut data bisnis

asuransi jiwa, total aset di sektor perbankan hingga triwulan I/2007 mencapai

Rp 1,705 triliun. Sedangkan total aset sektor asuransi jiwa sebesar Rp 66,4

triliun. Perbedaan ini merupakan sinyal bahwa industri asuransi bisa

dimaksimalkan kapasitasnya untuk memperkokoh pilar ekonomi bangsa

dengan menghimpun dana jangka panjang dari masyarakat pemodal dan

menempatkannya pada berbagai produk investasi di pasar uang dan pasar

modal sehingga mendorong pergerakan ekonomi makro.

2.3 Proses Bisnis Perusahaan

Proses bisnis perusahaan dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.1 Proses Bisnis Perusahaan

21

6

5

73

MANAGER INVESTASI

BANK KUSTODIAN

4

BACK OFFICE

AXA FINANCIAL INDONESIANASABAH

FRONT OFFICE

Page 10: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file19 • Prinsip Kerjasama Prinsip ini memandang bahwa asuransi jiwa pada dasarnya merupakan suatu bentuk kerjasama dari orang-orang

26

Proses bisnis perusahaan dapat dibedakan menjadi dua area yaitu front

office dan back office sebagaimana tampak pada diagram alir diatas. Di area front

office, terdapat interaksi antara nasabah dengan AXA Financial Indonesia yang

diwakili oleh Financial Officer. Pada area back office, terjadi interaksi antara

AXA Financial Indonesia dengan Manajer Investasi dan Bank Kustodian. Untuk

lebih jelasnya, setiap tahap akan dijelaskan dengan lebih rinci sebagai berikut:

• Tahap 1

Pada tahap awal ini, nasabah yang telah memutuskan untuk membeli polis

asuransi jiwa akan mengisi Surat Permintaan Asuransi Jiwa (SPAJ). Pengisian

SPAJ oleh nasabah dilakukan dengan didampingi Financial Officer yang akan

membantu nasabah mengisi SPAJ dengan benar dan memastikan bahwa

nasabah, secara fisik dan mental nampak sehat dan berada dalam keadaan

layak untuk diasuransikan, termasuk diantaranya adalah menandatangani

SPAJ dalam keadaan bebas dan tanpa tekanan dari pihak manapun. Setelah

proses pengisian SPAJ, dilakukan proses pembayaran premi pertama baik

secara tunai kepada Financial Officer maupun secara transfer yang ditujukan

ke rekening AXA Financial Indonesia. Setelah SPAJ yang telah diisi beserta

premi pertama diserahkan kepada Financial Officer, maka proteksi terhadap

nasabah dianggap telah berjalan. Kemudian, Financial Officer akan mengirim

SPAJ asli dan premi pertama kekantor pemasaran AXA Financial Indonesia

terdekat. Kepada nasabah akan diberikan Tanda Terima Premi Sementara

(TTPS) yang berfungsi sebagai bukti bahwa nasabah telah menyerahkan SPAJ

dan premi pertama dan oleh karenanya telah berhak atas proteksi.

• Tahap 2

Setelah SPAJ diterima di kantor AXA Financial Indonesia, SPAJ tersebut

dipelajari dan dilakukan seleksi risiko. Seleksi risiko adalah proses penafsiran

jangka hidup seseorang (calon tertanggung) yang dikaitkan dengan besarnya

risiko untuk menentukan besarnya premi. Seleksi risiko ini dilakukan dengan

tujuan untuk memastikan agar setiap tertanggung membayar premi sesuai

dengan tingkat risikonya dan menjaga kelangsungan asuransi sehingga tidak

merugikan perusahaan. Berkaitan dengan hal itu, maka risiko dalam asuransi

Page 11: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file19 • Prinsip Kerjasama Prinsip ini memandang bahwa asuransi jiwa pada dasarnya merupakan suatu bentuk kerjasama dari orang-orang

27

jiwa dibagi atas risiko yang dapat diasuransikan dimana permintaan proteksi

asuransi jiwa oleh calon tertanggung dapat dipenuhi, dan risiko yang tidak

dapat diasuransikan sehingga permintaan proteksi asuransi jiwa oleh calon

tertanggung tidak dapat dipenuhi. Selain dilakukan seleksi risiko, juga

dilakukan verifikasi transfer dana oleh nasabah. Apabila verifikasi transfer

dana dan seleksi risiko telah dilalui, maka dana tersebut ditransfer ke manajer

Investasi. Kemudian AXA Financial Indonesia akan melakukan penerbitan

polis asuransi jiwa atas nama nasabah dengan jangka waktu maksimum 10

hari kerja.

• Tahap 3

Pada tahap ini, secara bersamaan dengan transfer dana ke manajer investasi,

AXA Financial Indonesia menginformasikan penempatan dana ke instrumen

investasi yang diinginkan nasabah kepada Bank Kustodian. Fungsi Bank

Kustodian adalah sebagai tempat menyimpan dan memelihara pembukuan dan

catatan mengenai kegiatan penitipan nilai investasi Maestro Link Plus,

mencatat semua perubahan dalam portfolio Maestro Link Plus, dan

menyimpan fisik instrumen investasi. Dengan demikian bisa disimpulkan

bahwa Bank Kustodian berfungsi untuk memenuhi persyaratan transparansi

pengelolaan dana dan menjalankan fungsi administrasi. Selain fungsi tersebut,

Bank Kustodian juga berfungsi menghitung nilai aktiva bersih setiap hari dari

seluruh jenis dana yang ada di Maestro Link Plus.

• Tahap 4

Pada tahap ini, manajer investasi setelah menganalisis kondisi investasi, dan

meminta konfirmasi penempatan dana nasabah dari Bank Kustodian, akan

melakukan kegiatan investasi atas dana nasabah. Manajer investasi secara

spesifik akan menentukan pilihannya untuk membeli instrumen-instrumen

investasi dalam batasan instrumen investasi yang diinginkan nasabah. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa manajer investasi adalah suatu lembaga

yang mengelola sejumlah dana, baik berupa dana mutual, dana pensiun, dana

asuransi, maupun dana perbankan, agar dana tersebut dapat memberikan hasil

Page 12: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file19 • Prinsip Kerjasama Prinsip ini memandang bahwa asuransi jiwa pada dasarnya merupakan suatu bentuk kerjasama dari orang-orang

28

maksimal dengan risiko seminimal mungkin. Selanjutnya, fisik dari instrumen

investasi yang telah dibeli tersebut akan disimpan di Bank Kustodian.

• Tahap 5

Pada tahap ini, Bank Kustodian yang telah menghitung nilai aktiva bersih

akan melaporkan nilai aktiva bersih masing-masing dana Maestro Link Plus

kepada AXA Financial Indonesia. Setelah mendapatkan laporan, maka AXA

Financial Indonesia akan menerbitkan nilai aktiva bersih tersebut dalam harian

Bisnis Indonesia.

• Tahap 6

Pada tahap ini, manajer investasi akan memberikan laporan kinerja investasi

kepada AXA Financial Indonesia

• Tahap 7

Setelah polis asuransi jiwa dan surat pernyataan transaksi nasabah diterbitkan,

maka Financial Officer bertanggung jawab untuk mengantarkan polis tersebut

kepada nasabah. Sebelum mengantarkan polis, Financial Officer berkewajiban

untuk memeriksa kesesuaian isi polis dan mempersiapkan pelayanan purna

jual lainnya. Selain itu Financial Officer juga berkewajiban untuk

menjelaskan kepada nasabah segala manfaat yang diberikan AXA Financial

Indonesia sesuai yang tercantum pada polis dan menjelaskan prosedur klaim

kepada nasabah.

Bertindak sebagai Bank Kustodian adalah Deutsche Bank yang didirikan

pada tahun 1870 di Jerman. Deutsche Bank telah memberikan pelayanan sekuritas

dan kustodian di Indonesia sejak tahun 1994 dan kini melayani 196 badan usaha

baik domestik maupun internasional. Dari Standard and Poor’s, Deutsche Bank

memperoleh rating AA sedangkan dari Moody’s Investor Services, memperoleh

rating Aa3.

Sedangkan yang bertindak sebagai manajer investasi adalah:

• Schroders Investment Management Indonesia

Merupakan manajer investasi yang didirikan pada tahun 1804 di Inggris dan

mendapat peringkat A dari Standard and Poor’s. Diseluruh dunia, Schroders

mengelola dana sebesar USD 160 milliar. Ijin operasi di Indonesia diperoleh

Page 13: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file19 • Prinsip Kerjasama Prinsip ini memandang bahwa asuransi jiwa pada dasarnya merupakan suatu bentuk kerjasama dari orang-orang

29

dari BAPEPAM pada tahun 1991 dan per 31 Oktober 2005 telah mengelola

dana sebesar Rp 9 trilliun. Schroders Investment Management Indonesia

mengelola dana Maestro Link Fixed Income Plus Rupiah, yang menawarkan

hasil pengembangan investasi dalam periode jangka menengah melalui

investasi nilai rupiah pada obligasi dan instrumen pendapatan tetap seperti

deposito dan Sertifikat Bank Indonesia, juga sedikit proporsi penempatan pada

saham. Pilihan jenis investasi ini memiliki tingkat risiko sedang.

• AXA Asset Management Investment Indonesia

Merupakan manajer investasi yang didirikan pada tahun 1993 dan merupakan

bagian dari grup AXA. AXA Asset Management Investment Indonesia

mengelola dana Balanced Fund Rupiah, yang menawarkan hasil

pengembangan investasi dalam jangka menengah melalui investasi nilai

rupiah pada saham dan obligasi atau instrumen pendapatan tetap lainnya

seperti deposito dan Sertifikat Bank Indonesia. Pilihan jenis investasi ini

memiliki tingkat risiko sedang – tinggi.

• Fortis Investment

Merupakan manajer investasi paling terkemuka, aman dan menguntungkan

yang berpusat di Eropa. Hingga bulan Desember 2005 telah memiliki dana

kelolaan sebesar 105,1 miliar Euro dan mendapatkan peringkat sangat baik

(AM2) dari Fitch Rating pada bulan Juni 2005. Sejak 1992, mengelola

portfolio investor di Indonesia dan per 6 Juni 2006 memiliki dana kelolaan Rp

3,4 triliun. Fortis Investment mengelola dana Equity Fund Rupiah, yang

menawarkan hasil pengembangan investasi dalam jangka panjang melalui

investasi nilai rupiah pada saham dan sedikit proporsi penempatan pada

instrumen pasar uang seperti deposito dan Sertifikat Bank Indonesia. Pilihan

jenis investasi ini memiliki tingkat risiko tinggi.

• CIMB-GK Securities Indonesia

Merupakan manajer investasi sebagai anak perusahaan grup CIMB yang

merupakan kelompok perusahaan jasa keuangan terbesar kedua di Malaysia.

Per 31 Oktober 2005, mengelola dana sebesar Rp 189,91 milliar. CIMB-GK

Securities Indonesia mengelola dana Fixed Income USD, yang menawarkan

Page 14: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file19 • Prinsip Kerjasama Prinsip ini memandang bahwa asuransi jiwa pada dasarnya merupakan suatu bentuk kerjasama dari orang-orang

30

hasil pengembangan investasi dalam periode jangka menengah melalui

investasi nilai US Dollar pada obligasi dan instrumen pasar uang. Pilihan jenis

investasi ini memiliki tingkat risiko sedang.

2.4 Perumusan dan Pembatasan Masalah

Dengan semakin bertambahnya pemahaman masyarakat akan pentingnya

melakukan investasi, serta semakin banyaknya instrumen-instrumen investasi

seperti Reksadana dan Obligasi Ritel Indonesia, setiap perusahaan asuransi jiwa

berada pada posisi yang strategis. Jika secara konvensional, perusahaan asuransi

jiwa hanya dikenal menawarkan proteksi bagi nasabahnya, kini produk tersebut

juga mampu berfungsi sebagai instrumen investasi dengan tingkat return yang

sangat kompetitif.

Meskipun memiliki pasar potesial yang terbilang sangat besar, persaingan

di industri asuransi jiwa juga semakin ketat. Di level strategik, setiap pemain yang

ada dituntut untuk menciptakan produk yang unik, berbeda dan memiliki value

added yang tinggi bagi nasabahnya melebihi produk-produk yang ditawarkan

kompetitor. Dengan kata lain, perusahaan dituntut untuk memiliki product

leadership. Selain itu, perusahaan juga harus memperhatikan kegiatan

operasionalnya dan menyempurnakannya sehingga mencapai tahapan operational

excellence. Di level operasional, agen-agen pemasaran perusahaan asuransi jiwa

berlomba-lomba memberikan pelayanan yang memuaskan bagi para klien agar

mampu mencapai customer intimacy.

Jika dilihat dari situasi industri asuransi jiwa sendiri, meskipun industri

asuransi jiwa sedang bertumbuh pesat dan dari tahun ke tahun terdapat

peningkatan dana kelolaan yang signifikan, setiap pemain di industri asuransi jiwa

menyadari adanya tantangan-tantangan, terutama yang berkaitan dengan regulasi

pemerintah dan bargaining power dari nasabah yang semakin menguat seiring

dengan perkembangan teknologi informasi dan semakin banyaknya penawaran

produk-produk proteksi dan investasi dari berbagai lembaga keuangan baik bank

maupun manajer investasi.

Page 15: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file19 • Prinsip Kerjasama Prinsip ini memandang bahwa asuransi jiwa pada dasarnya merupakan suatu bentuk kerjasama dari orang-orang

31

Untuk menghadapi tantangan-tantangan ini, AXA Financial Indonesia

harus mampu menyesuaikan strategi perusahaan agar sejalan dengan perubahan-

perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnisnya. Dengan dukungan corporate

culture dan kemampuan entrepreneurial yang kuat, AXA Financial Indonesia akan

mampu menggapai visinya untuk menjadi perusahaan penyedia layanan keuangan

dan manajemen kekayaan No. 1 di Indonesia.

Corporate entrepreneurship akan mendorong perusahaan untuk bergerak

secara lincah, berani berinovasi dan mengembangkan produk baru, mampu

mengidentifikasi dan menangkap peluang yang ada sehingga memberikan nilai

tambah bagi perusahaan. Untuk menciptakan budaya entrepreneurial dalam

perusahaan, diperlukan iklim entrepreneurial dan pemimpin entrepreneurial.

Penelitian ini difokuskan pada usaha untuk mengukur dan menganalisis

dimensi-dimensi entrepreneurial di AXA Financial Indonesia di kantor pemasaran

Bandung sekaligus mempelajari karakteristik kepemimpinan level manajerial

yang ada disana.

Untuk menjaga agar penelitian lebih terarah dan tidak meluas sehingga

menjadi terlalu kompleks, maka penelitian ini dilakukan dengan pembatasan

masalah berikut:

• Penelitian dilakukan di AXA Financial Indonesia kantor pemasaran Bandung.

• Penyebaran kuesioner hanya dilakukan kepada para Financial Officer,

Recruitment Manager, Recruit and Development Manager, dan Sales Office

Manager.

• Data yang digunakan didalam penelitian diperoleh dari penyebaran kuesioner

Entrepreneurial Orientation Survey (EOS) dan Entrepreneurial Leadership

Questionnaires (ELQ), beberapa data tambahan hasil wawancara, studi

literatur, dan sumber data lain yang relevan dengan penelitian ini.

• Analisis dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif dan difokuskan pada

perilaku entrepreneurial agen pemasaran dan level manajerial di AXA

Financial Indonesia kantor pemasaran Bandung.

Page 16: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file19 • Prinsip Kerjasama Prinsip ini memandang bahwa asuransi jiwa pada dasarnya merupakan suatu bentuk kerjasama dari orang-orang

32

• Penelitian dilakukan hingga tahapan identifikasi dan pemberian usulan atau

saran yang dapat diimplementasikan, namun tidak dilanjutkan ke tahapan

perubahan.

2.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah :

• Mempelajari dan mengukur dimensi-dimensi utama dari corporate

entrepreneurship di AXA Financial Indonesia kantor pemasaran Bandung.

Dimensi-dimensi utama corporate entrepreneurship ini antara lain dimensi

umum, dimensi rencana strategis, dimensi cross functionality, dimensi

dukungan, dimensi intelijen pasar, dimensi risiko, dimensi kecepatan, dimensi

fleksibilitas, dimensi fokus, dimensi masa depan, dan dimensi orientasi

individu.

• Mempelajari peranan orang-orang yang berada dalam level manajerial dalam

melakukan kegiatan-kegiatan entrepreneurial dalam melakukan kegiatan

operasional harian.

• Mengidentifikasi tipe kepemimpinan entrepreneurial yang ada di AXA

Financial Indonesia kantor pemasaran Bandung dan mengidentifikasi ada

tidaknya kesenjangan karakteristik kepemimpinan entrepreneurial di AXA

Financial Indonesia kantor pemasaran Bandung.

• Memberikan saran yang dapat diimplementasikan kepada pihak manajemen

dalam hal pemilihan dimensi corporate entrepreneurship yang harus

ditingkatkan sehingga perusahaan dapat mencapai visinya.

2.6 Tinjauan Mengenai Corporate Culture

Setiap perusahaan besar memiliki apa yang dinamakan dengan budaya

perusahaan atau corporate culture. Budaya perusahaan memiliki peranan sangat

signifikan dalam penentuan arah dan perkembangan suatu perusahaan. Menurut

Robbins (2005), budaya perusahaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari

Page 17: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file19 • Prinsip Kerjasama Prinsip ini memandang bahwa asuransi jiwa pada dasarnya merupakan suatu bentuk kerjasama dari orang-orang

33

nilai-nilai yang dianut oleh seluruh karyawan perusahaan, dari pegawai di tingkat

bawah hingga jajaran direksi, yang membedakan suatu perusahaan dengan

perusahaan lainnya. Suatu perusahaan dengan budaya yang kuat, tidak hanya akan

memiliki visi dan misi yang jelas, namun ditandai pula dengan terintegrasinya

keputusan-keputusan strategis perusahaan dengan proses bisnis dan operasional

perusahaan di level yang lebih rendah. Dalam hubungannya dengan sumber daya

manusia, budaya perusahaan yang kuat akan sangat membantu setiap orang dalam

perusahaan untuk berpikir, berperilaku dan bekerjasama sesuai beliefs dan value

yang ada dalam perusahaan. Dengan demikian, menyatukan setiap orang dalam

seluruh fungsi yang ada dalam perusahaan untuk mencapai visi dan tujuan

perusahaan.

Menurut Wheelen & Hunger (2004), banyak perusahaan yang belum

memaksimalkan peranan budaya perusahaan dalam mendukung pengembangan

usaha perusahaan karena budaya perusahaan diartikan sebagai sesuatu yang tak

berwujud, tidak dapat diukur, dan sulit diubah. Padahal budaya perusahaan

berhubungan sangat erat dengan strategi bisnis perusahaan dan menjadi penuntun

atau pedoman dalam mengimplementasikan strategi tersebut dalam level taktikal

dan operasional.

Sering terjadi di dunia bisnis bahwa perusahaan kecil yang berhasil dan

menjadi besar, tiba-tiba mulai kehilangan nilai-nilai yang dahulu dimilikinya.

Banyak perusahaan yang menjadi besar dan kemudian menjadi terlalu birokratis,

terstruktur, lamban dan tidak lagi melakukan inovasi.

Menurut Robbins (2005), inovasi meliputi seluruh ide-ide baru yang

diterapkan untuk perbaikan suatu produk, proses, atau jasa. Seluruh inovasi

dicirikan dengan adanya perubahan meskipun tidak seluruh perubahan akan

melibatkan ide-ide baru dan perbaikan. Inovasi atas produk dan jasa, atau atas

proses operasi, serta pembentukan bisnis baru, merupakan hal yang sangat penting

bagi suatu perusahaan. Kegiatan-kegiatan tersebut memberikan added value yang

dapat meningkatkan pendapatan perusahaan, mengurangi biaya-biaya,

meningkatkan efisiensi, mengintegrasikan sumber daya yang dimiliki, dan secara

Page 18: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file19 • Prinsip Kerjasama Prinsip ini memandang bahwa asuransi jiwa pada dasarnya merupakan suatu bentuk kerjasama dari orang-orang

34

keseluruhan akan membawa perusahaan selangkah lebih maju dari para

pesaingnya.

Kegiatan inovasi dan pengembangan bisnis baru ini dapat dilakukan secara

independen oleh individu maupun dalam skala korporasi atau perusahaan.

Individu yang mampu melakukan inovasi dan mengembangkan bisnis baru

disebut entrepreneur. Jika dilakukan dalam skala perusahaan, maka disebut

corporate entrepreneur atau intrapreneur.

Corporate Entrepreneurship atau seringkali disebut Intrapreneurship

didefinisikan sebagai suatu proses yang berlangsung di dalam perusahaan,

ditujukan untuk mengembangkan produk, jasa, atau proses operasi yang baru dan

secara keseluruhan merupakan usaha-usaha yang dilakukan perusahaan untuk

berinovasi dan menciptakan added value secara kontinyu.

Meskipun intrapreneurship tampak sebagai suatu proses yang

menguntungkan bagi perusahaan, pada prakteknya bukanlah hal yang mudah bagi

suatu perusahaan untuk memiliki budaya intrapreneurship ini. Kecenderungan

yang ada dalam industri menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan besar

justru tidak memiliki budaya intrapreneurship. Hal ini ditandai dengan

kelambanan dalam menangkap peluang bisnis yang ada dan proses birokrasi

internal yang terlalu lama.

Menurut Thornberry (2006), keberadaan intrapreneurship dalam suatu

perusahaan bisa dicapai melalui dua pendekatan. Pendekatan yang pertama

dilakukan dengan mendatangkan seseorang dengan jiwa entrepreneurial dari luar

perusahaan dan menempatkannya di posisi puncak dalam hirarki perusahaan.

Sedangkan pendekatan kedua adalah dengan menciptakan lingkungan bersifat

entrepreneurial didalam perusahaan sehingga memunculkan individu-individu

berjiwa entrepreneurial dari internal perusahaan.

Hal yang cukup sering terjadi ketika suatu perusahaan mengambil

pendekatan pertama, adalah adanya ketidaksesuaian antara pemimpin

entrepreneurial yang baru dengan manajemen perusahaan. Seorang pemimpin

entrepreneurial selalu bergerak dengan cepat, memiliki toleransi yang rendah

terhadap apa yang mereka anggap peraturan-peraturan yang memperlambat proses

Page 19: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file19 • Prinsip Kerjasama Prinsip ini memandang bahwa asuransi jiwa pada dasarnya merupakan suatu bentuk kerjasama dari orang-orang

35

pengambilan keputusan. Pada kenyataannya, terdapat cukup banyak peraturan

semacam ini yang ada pada suatu perusahaan yang besar. Oleh karena itu cukup

sering terjadi bahwa pada akhirnya, seorang pemimpin entrepreneurial tidak

bertahan lama dalam perusahaan besar.

Oleh karena itu, perusahaan biasanya menempuh pendekatan yang kedua

dengan berusaha memunculkan individu-individu yang telah ada dalam

perusahaan dan yang memiliki jiwa entrepreneurial. Memunculkan intrapreneur

dari dalam perusahaan bukanlah hal yang cukup mudah untuk dilakukan.

Perusahaan harus terlebih dahulu menciptakan lingkungan entrepreneurial

sehingga para individu dalam perusahaan merasa terdorong untuk berkreativitas,

berinovasi, berani mengambil risiko dan mau berpartisipasi secara aktif dalam

menyumbangkan ide-ide baru bagi pengembangan perusahaan. Dukungan dari top

level management dan middle level management mutlak diperlukan sehingga ide-

ide positif yang diberikan oleh karyawan benar-benar ditanggapi dan didukung

dalam hal pengalokasian sumber daya perusahaan yang diperlukan. Tidak kalah

penting adalah adanya penghargaan kepada intrapreneur yang berhasil

menberikan added value bagi perusahaan karena penghargaan semacam ini dapat

menjadi contoh positif bagi karyawan-karyawan yang lain dan mendorong mereka

untuk juga berani mengembangkan jiwa entrepreneurial.

Menurut Thornberry (2006), terdapat sebelas dimensi kunci dalam

pengembangan corporate entrepreneurship dalam perusahaan yaitu :

• dimensi umum : menggambarkan budaya perusahaan secara umum dalam

kaitan dengan sifat-sifat entrepreneurial yang dimiliki.

• dimensi rencana strategi : menggambarkan keberadaan nilai-nilai

entrepreneurial dalam pengembangan rencana strategi perusahaan.

• dimensi cross functionality : menggambarkan kerjasama dan knowledge

sharing yang terjadi antar departemen dalam perusahaan.

• dimensi dukungan : menggambarkan adanya dukungan perusahaan terhadap

pengembangan ide-ide baru yang diberikan.

• dimensi intelijen pasar : menggambarkan perilaku perusahaan dalam usahanya

memahami konsumen dan melakukan riset untuk mengetahui situasi pasar.

Page 20: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file19 • Prinsip Kerjasama Prinsip ini memandang bahwa asuransi jiwa pada dasarnya merupakan suatu bentuk kerjasama dari orang-orang

36

• dimensi risiko : menggambarkan kesediaan perusahaan untuk mengambil

risiko dalam usahanya menangkap peluang yang ada.

• dimensi kecepatan : menggambarkan kecepatan perusahaan dalam merespon

perubahan dan menangkap peluang yang menguntungkan pengembangan

perusahaan.

• dimensi fleksibilitas : menggambarkan kemampuan perusahaan untuk berlaku

fleksibel dalam mengambil keputusan dan bertindak.

• dimensi fokus : menggambarkan tingkat fokus perusahaan dalam

merencanakan tujuan yang akan dicapai dan melaksanakan kegiatan-kegiatan

yang mendukung tujuan tersebut.

• dimensi masa depan : menggambarkan perilaku perusahaan dalam

hubungannya dengan pencapaian masa depan perusahaan tersebut.

• dimensi orientasi individu : menggambarkan bagaimana para karyawan

menerapkan nilai-nilai entrepreneurial dalam perusahaan.

Dalam lingkungan entrepreneurial, individu tidak saja didorong untuk

mengembangkan perilaku entrepreneurial, namun juga membangun

kepemimpinan bersifat entrepreneurial. Thornberry (2006), menggolongkan

kepemimpinan entrepreneurial menjadi empat golongan seperti gambar berikut:

Gambar 2.2 Karakteristik Kepemimpinan Entrepreneurial

Page 21: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file19 • Prinsip Kerjasama Prinsip ini memandang bahwa asuransi jiwa pada dasarnya merupakan suatu bentuk kerjasama dari orang-orang

37

Berdasarkan perannya, seorang pemimpin entrepreneurial dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu pemimpin dengan tipe aktivis dan pemimpin

dengan tipe katalis. Seorang pemimpin dengan tipe aktivis akan secara aktif

melakukan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan atas proses bisnis

perusahaan sehingga secara langsung mendorong perusahaan untuk bergerak lebih

cepat, menjadi lebih tangguh dan lebih kompetitif. Sedangkan seorang pemimpin

dengan tipe katalis tidak terlibat langsung dalam menciptakan added value bagi

perusahaan. Tipe ini lebih cenderung mengambil peran sebagai pendukung

terciptanya budaya entrepreneurial dalam perusahaan, misalnya dengan

mendorong orang lain untuk berinovasi dan mengambil risiko.

Berdasarkan fokusnya, seorang pemimpin entrepreneurial dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu pemimpin yang berfokus kedalam (khususnya

terhadap optimalisasi sumber daya perusahaan) dan pemimpin yang berfokus

keluar (khususnya terhadap situasi pasar dan peluang-peluang yang ada disana).

Seorang aktivis dengan fokus kedalam perusahaan, merupakan seorang

miner yang mampu secara aktif mengoptimalkan sumber daya perusahaan,

menyempurnakan proses produksi atau meningkatkan efisiensi sehingga secara

keseluruhan menciptakan added value bagi perusahaan. Seorang miner biasanya

adalah orang yang benar-benar memahami jalannya suatu proses dalam

perusahaan, oleh karena itu dia dapat mengetahui dengan tepat bagian-bagian

yang memerlukan perbaikan dan masih dapat disempurnakan.

Sedangkan seorang aktivis yang memiliki fokus keluar, merupakan

seorang explorer yang secara aktif akan mencari dan membuka pasar baru, baik

untuk produk maupun jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Sebagai tambahan,

seorang explorer memiliki kepekaan yang sangat bagus mengenai apa yang terjadi

di pasar, permasalahan apa yang dihadapi konsumen dan mengetahui cukup

banyak mengenai kinerja pesaing sehingga mampu memberikan informasi

berharga bagi perusahaannya untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Seorang katalis dengan fokus kedalam, adalah seorang accelerator yang

biasanya memegang peranan sebagai kepala unit atau kepala divisi suatu

perusahaan. Accelerator berperan dalam memotivasi orang-orang yang berada

Page 22: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file19 • Prinsip Kerjasama Prinsip ini memandang bahwa asuransi jiwa pada dasarnya merupakan suatu bentuk kerjasama dari orang-orang

38

dalam unitnya untuk bekerja dengan lebih pandai dan lebih inovatif. Karena dia

juga merupakan seorang yang memiliki jiwa entrepreneurial, accelerator akan

mendukung orang lain untuk lebih berani mengambil risiko dan bertindak

entrepreneurial seperti dirinya.

Sedangkan seorang katalis dengan fokus keluar, adalah seorang integrator

yang biasanya berada dalam top level management. Seorang integrator memiliki

kemampuan sangat baik dalam menyusun strategi perusahaan agar sejalan dengan

perkembangan pasar dan mengintegrasikan sumber daya yang ada dalam

perusahaan, baik sumber daya manusia maupun sumber daya finansial untuk

menunjang implementasi strategi tersebut. Keberadaan integrator dalam posisi

puncak hirarki perusahaan akan mempercepat perusahaan mencapai visi dan

tujuannya.