BAB II ddit-Cut

7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hama 2. 2 Morfologi Serangga A. Biologi Hama Kepik Hijau Adapun klasifikasi dari hama kepik hijau N. viridula adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Hemiptera Family : Pentatomidae Genus : Nezara Species : Nezara viridula (Magenta, 2010). Telur diletakkan pada daun, polong, batang atau pada rumput secara berkelompok antara 10-118 butir. Bentuk telur seperti cangkir, berwarna kuning dan tiga hari sebelum menetas berubah menjadi

description

For free

Transcript of BAB II ddit-Cut

Page 1: BAB II ddit-Cut

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hama

2. 2 Morfologi Serangga

A. Biologi Hama Kepik Hijau

Adapun klasifikasi dari hama kepik hijau N. viridula adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Hemiptera

Family : Pentatomidae

Genus : Nezara

Species : Nezara viridula

(Magenta, 2010).

Telur diletakkan pada daun, polong, batang atau pada rumput secara berkelompok

antara 10-118 butir. Bentuk telur seperti cangkir, berwarna kuning dan tiga hari

sebelum menetas berubah menjadi merah bata (Rukmana dan Sugandi,

1997).

Nimfa muda yang baru keluar dari telur hidup bergerombol di dekat tempat

peletakan telur. Terdapat variasi warna pada nimfa sesuai dengan perkembangan

instar. Instar pertama berwarna coklat muda, instar kedua hitam dengan bintik putih,

instar ketiga, keempat dan kelima hijau dengan bintik hitam dan putih. Nimfa biasanya

hidup bergerombol sampai instar ketiga, sedangkan mulai instar keempat mereka akan

berpencar dan hidup sendiri-sendiri. Nimfa instar pertama tidak makan. Stadium

Page 2: BAB II ddit-Cut

nimfa berlangsng sekitar 23 hari (Harahap, 1994).

Kepik hijau pada stadium imago berwarna hijau polos, hijau dengan kepala

dan pronotum berwarna jingga atau kuning keemasan, kuning kehijauan dengan tiga

bintik hijau, dan kuning polos. Umur imago berkisar antara 5-47 hari (Rukmana dan

Sugandi, 1997). Kepik hijau terdapat diseluruh daerah tropis dan daerah subtropis.

Panjang kepik hijau sekitar 16 mm (Pracaya, 2007).

B. Biologi Hama Kumbang Tanduk

Kumbang tanduk O. rhinoceros merupakan hama utama pertanaman kelapa

sawit muda, terutama pertanaman ulang di areal sebelumnya terserang berat dan

tanaman dapat mati. Apabila hama ini dapat bertahan dalam areal pertanaman maka

hasil tanaman akan menurun, bahkan pada saat awal produksinya akan

tertunda (Chenon, et al., 1997).

Kumbang tanduk betina bertelur pada bahan-bahan organik seperti di tempat

sampah, daun-daunan yang telah membusuk, pupuk kandang, batang kelapa, kompos,

dan lain-lain. Siklus hidup kumbang ini antara 4-9 bulan, namun pada umumnya 4,7

bulan. Jumlah telurnya 30-70 butir atau lebih, dan menetas setelah lebih kurang 12

hari. Telut berwarna putih, mula-mula bentuknya jorong, kemudian berubah agak

membulat. Telur yang baru diletakkan panjangnya 3 mm dan lebar 2 mm (Vandaveer,

2004 dan Hartono, 2008).

Larva O. rhinoceros berkaki 3 pasang, Tahap larva terdiri dari tiga instar, masa

larva instar satu 12-21 hari, instar dua 12-21 hari dan instar tiga 60-165 hari. Larva

terakhir mempunyai ukuran 10-12 cm, larva dewasa berbentuk huruf C,

kepala dan kakinya berwarna coklat (Mohan, 2006). Lundi yang baru menetas

berwarna putih, panjangnya 8 mm, lundi dewasa berwarna putih kekuning- kuningan

kepalanya berwarna merah coklat. Lundi-lundi yang telah dewasa masuk lebih

dalam kedalam tanah yang sedikit lembab (lebih kurang 30 cm) untuk

berkepompong (Hartono, 2008).

Pupa berada di dalam tanah, berwarna coklat kekuningan berada dalam kokon

yang dibuat dari bahan-bahan organik di sekitar tempat hidupnya. Pupa jantan

berukuran sekitar 3-5 cm, yang betina agak pendek. Masa prapupa 8-13 hari.

Masa kepompong berlangsung antara 18-23 hari. Kumbang yang baru muncul

dari pupa akan tetap tinggal di tempatnya antara 5-20 hari, kemudian terbang keluar

(Prawirosukarto dkk., 2003).

Imago berwarna hitam, ukuran tubuh 35-45 mm, sedangkan menurut Mohan

Page 3: BAB II ddit-Cut

(2002), imago O. rhinoceros mempunyai panjang 30-57 mm dan lebar 14-21 mm,

imago jantan lebih kecil dari imago betina. O. rhinoceros betina mempunyai bulu

tebal pada bagian ujung abdomenya, sedangkan yang jantan tidak berbulu. O.

rhinoceros dapat terbang sampai sejauh 9 km. Imago aktif pada malam hari untuk

mencari makanan dan mencari pasangan untuk berkembangbiak (Prawirosukarto dkk.,

2003 dan Mohan, 2006).

C. Biologi Hama Belalang Sembah

Taksonomi belalang sembah menurut http://wikipedia.org adalah sebagai berikut

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas   : Insecta

Ordo    : Ortophtera

Family  : Mantidae

Genus   : Stagmomantis

Species : Stagmomantis carolina Ol.

Belalang sembah bertelur dalam musim dingin dan telur-telurnya diletakkan

pada ranting-ranting atau batang-batang rumput dalam satu pembungkus telur seperti

busa (styrofoamlike) atau ooteka yang disekresikan oleh betina. Masing-masing

bungkus telur mengandung 200 atau lebih telur. Bila dibawa ke dalam rumah dan

dijaga hangat, telur-telur akan menetas pada akhir musim dingin atau permulaan musim

semi, dan nimfa-nimfa, kecuali kalau dilengkapi dengan makanan, akan makan satu

sama lainnya sampai seekor nimfa yang besar tetap tinggal (Borror,dkk.1992).

Biologi (siklus hidup) belalang sembah menurut Jumar (1997) adalah sebagai berikut :

Telur diletakkan pada cabang tanaman dalam sarang yang dibentuk oleh betina.

Masing-masing sarang bisa berisi 200 telur atau lebih. Telur berwarna cokelat

kemerahan.Lama stadia telur adalah 5-8 minggu.

Nimfa keluar dari sarang telur secara bersama-sama. Nimfa kelihatan seperti

dewasa kecuali dia lebih kecil dan sayap belum sempurna. Nimfa ganti kulit beberapa

kali. Nimfa berwarna putih, kuning ,ungu, dimana bentuk dan warnanya berubah seperti

warna bunga. Nimfa mengalami 5 instar.

Imago kawin dan betina bertelur dalam sarang. Biasanya betina makan jantan

langsung setelah kawin atau sambil kawin. Imago berwarna hijau cerah. Stadia imago

kurang lebih 4 bulan.

D. Biologi Hama Belalang Kayu

Page 4: BAB II ddit-Cut

Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian

utama, sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak

beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput), dada

(thorax), dan perut (abdomen) (wikipedia,2010).

Belalang (Valanga nigricornis) yang tergolog dari ordo orthoptera biasa disebut

dengan belalang kayu. Belalang kayu memiliki ciri-ciri antara lain memiliki antena

pendek, organ pendengaran terletak pada ruas abdomen serta alat petelur yang pendek.

Kebanyakan warnanya kelabu atau kecoklatan dan beberapa mempunyai warna

cemerlang pada sayap belakang. Serangga ini termasuk pemakan tumbuhan dan sering

kali merusak tanaman. Adapun alat mulutnya bertipe penggigit pengunyah

(Sudarmono, 2002). Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain : dua buah

(sepasang) mata facet, sepasang antene, serta tiga buah mata sederhana (occeli). Dua

pasang sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama

abdomen terdapat suatu membran alat pendengar yang disebut tympanum (Rioardi,

2009).

E. Biologi Hama Capung

Capung termasuk dalam kelas insekta, ordo Odonata yang terbagi dalam sub-ordo

Anisoptera dan Zygoptera. Capung dari sub-ordo Anisoptera lebih dikenal dengan

sebutan sibar. Adanya nama tersebut untuk membedakan dari kedua sub-ordo tersebut.

Kedua sub-ordo ini memiliki morfologi dan sifat yang berbeda yang dapat dilihat di tabel

1.

Tabel 1 perbedaan umum antara capung Anisoptera dan Zygoptera*

No KarakterSubordo

Anisoptera Zygoptera

1 Sayap Sayap belakang

relatif lebar, posisi

sayap horizontal

ketika hinggap,

penerbang ulung

Ukuran sayap sama

dan menyempiy

pada bagian dasar,

posisi vertikal

ketika istirahat,

penerbang lemah

2 Mata

majemuk

Mata tidak

memproyeksikan

sisi kepala

Bentuk mata bulat

dan menonjol

Page 5: BAB II ddit-Cut

3 Ovipositor Kebanyakan family

memiliki ovipositor

yang tereduksi

Capung betina

memiliki ovipositor

yang sempurna

4 Naiad Naiad dilengkapi

dengan insang

Bentuk naiad

ramping dengan

kauda seperti

dayung

*Sumber : Wiliam dan Feltmate (1992)

Abdomennya pun memiliki perbedaan yang mencolok, capung Anisoptera memiliki

abdomen yang lebih besar daripada capung Zygotera yang abdomennya lebih ramping

menyerupai jarum. Itulah mengapa capung Zygoptera disebut sebagai capung jarum.