BAB II DASAR TEORI - Perpustakaan Digital...
Transcript of BAB II DASAR TEORI - Perpustakaan Digital...
Laporan Tugas Akhir 2012
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 10
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Sistem Kontrol
Sistem kontrol adalah kumpulan suatu alat yang berfungsi untuk
memerintah, mengatur dan mengendalikan keadaan suatu sistem. Untuk
menunjang suatu sistem kontrol yang dapat berfungsi secara cepat dan
efisien diperlukan suatu sistem kontrol yang harus memadai. Dalam suatu
proses kontrol dan monitoring sistem perlu dilakukan secara kontinyu agar
sistem dapat diawasi keadaannya. Pengawasan terhadap variabel seperti
temperatur, daya, laju aliran dan variabel-variabel lainnya sangat menentukan
keberhasilan suatu proses.
2.1.1 Sistem Kontrol Close Loop
Sistem kontrol close loop merupakan suatu sistem yang sinyal
keluarannya berpengaruh langsung terhadap aksi pengontrolan. Sistem
ini merupakan sistem kontrol yang berumpan balik. Secara sederhana
sistem kontrol loop tertutup dapat dilihat pada Gambar 2.1.
input
Gambar 2.1 Sistem Kontrol Closed Loop
Input merupakan nilai referensi yang menentukan suatu nilai yang
diharapkan. Nilai input ini akan dibandingkan dengan nilai output. Hasil
perbandingan akan menghasilkan nilai kesalahan, dengan kata lain sinyal
kesalahan adalah perbedaan antara apa yang diinginkan dengan apa yang
dihasilkan.
Controller Aktuator Plant/Process
Tranducer/Sensor
Output
Laporan Tugas Akhir 2012
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 11
2.2 Tranduser/Sensor
Sensor dan transduser merupakan peralatan atau komponen yang
mempunyai peranan penting dalam sebuah sistem otomasi. Ketepatan dan
kesesuaian dalam memilih sebuah sensor akan sangat menentukan kinerja
dari sistem pengaturan secara otomatis.
Untuk pemakaian besaran listrik pada sistem pengukuran, atau sistem
manipulasi/kontrol, maka biasanya besaran yang bukan listrik diubah terlebih
dahulu menjadi suatu sinyal listrik melalui sebuah alat yang disebut
transduser.
Gambar 2.2 Sensor LM35 DZ
(sumber : http://telinks.files.wordpress.com)
LM35 DZ merupakan IC yang digunakan sebagai tranduser yang
mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik. Sinyal listrik keluaran
LM35DZ sebanding dengan suhu lingkungan dalam bentuk celcius (oC).
Karakteristik dari sensor LM35DZ ini adalah perubahan nilai tahanannya
akan semakin besar apabila suhu lingkungannya semakin rendah dan nilai
tahannya akan semakin kecil apabila suhu lingkungan semakin tinggi.
Beberapa fasilitas yang dimiliki LM35 dz adalah sebagai berikut:
a. Dikalibrasi secara langsung dalam oC.
b. Jangkauan temperatur dari 0oC sampai 100oC.
c. Setiap perubahan 1oC akan mempengaruhi perubahan tegangan keluaran
sensor sebesar 10 mV.
d. Arus yang mengalir kurang dari 60 µA, sehingga beban pada power supply
tidak akan terlalu besar.
e. Bekerja pada tegangan catu daya 4 volt sampai 20 volt.
Laporan Tugas Akhir 2012
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 12
f. Pemanasan sendiri yang lambat (low self-heating).
2.3 Signal Conditioning
Pengkondisi sinyal diperlukan untuk mengkondisikan sinyal keluaran dari
sensor agar bisa diproses dengan baik oleh mikrokontroler. Dalam hal ini
penulis menggunakan rangkaian penguat menggunakan IC LM324 agar
sinyal yang diberikan dapat dibaca dengan baik oleh ADC (Analog to Digital
Converter). Pada ADC ini diperlukan rangkaian penguat karena keluaran
pada sensor hanya 1 volt sedangkan ADC bekerja pada tegangan referensi 2,5
volt sehingga perlu adanya penguatan. Tingkat kenaikan tegangan yang lebih
kecil dari ketelitian akan menyebabkan kesalahan dalam pengukuran. Dengan
menggunakan rangkaian penguat maka tegangan dapat diperbesar beberapa
kali lipat sehingga dapat terbaca dengan baik oleh ADC. Berikut ini gambar
rangkaian ADC dengan rangkaian op-amp menggunakan IC LM324:
Gambar 2.3 Rangkaian ADC dengan Penguat IC LM324
Analog to Digital Converter (ADC) adalah sebuah piranti yang dirancang
untuk mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal-sinyal digital. A/D
Converter ini dapat dipasang sebagai pengkonversi tegangan analog dari
suatu peralatan sensor ke konfigurasi digital yang akan diumpankan ke suatu
sistem minimum. Jenis ADC yang biasa digunakan dalam perancangan
Laporan Tugas Akhir 2012
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 13
adalah jenis successive approximatoin convertion (SAR) atau pendekatan
bertingkat yang memiliki waktu konversi jauh lebih singkat.
Terdapat 4 macam ADC yang memenuhi standar industri, yaitu
integrating, tracking converter, successive approximation dan flash/paralel.
Jenis-jenis ADC in merupakan pengelompokan ADC berdasarkan metode
konversinya.
Tipe Integrating memiliki resolusi tertinggi dengan biaya terendah.
ADC tipe ini tidak dibutuhkan rangkaian sample hold. Tipe ini
memiliki kelemahan yaitu waktu konversi yang agak lama, biasanya
beberapa milidetik.
Tracking Converter adalah Tipe tracking menggunakan prinsip up
down counter (pencacah naik dan turun). Binary counter (pencacah
biner) akan mendapat masukan clock secara kontinyu dan hitungan
akan bertambah atau berkurang tergantung pada kontrol dari pencacah
apakah sedang naik (up counter) atau sedang turun (down counter).
ADC tipe ini tidak menguntungkan jika dipakai pada sistem yang
memerlukan waktu konversi masukan keluaran singkat, sekalipun
pada bagian masukan pada tipe ini tidak memerlukan rangkaian
sample hold. ADC tipe ini sangat tergantung pada kecepatan clock
pencacah, semakin tinggi nilai clock yang digunakan, maka proses
konversi akan semakin singkat.
Tipe Flash ADC ini dapat menunjukkan konversi secara lengkap pada
kecepatan 100 MHz dengan rangkaian kerja yang sederhana.
Sederetan tahanan mengatur masukan inverting dari tiap-tiap
konverter menuju tegangan yang lebih tinggi dari konverter
sebelumnya, jadi untuk tegangan masukan Vin, dengan full scale
range, komparator dengan bias dibawah Vin akan mempunyai
keluaran rendah. Keluaran komparator ini tidak dalam bentuk biner
murni. Suatu decoder dibutuhkan untuk membentuk suatu keluaran
yang biner. Beberapa komparator berkecepatan tinggi, dengan waktu
tunda (delay) kurang dari 6 ns banyak digunakan, karena itu
Laporan Tugas Akhir 2012
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 14
dihasilkan kecepatan konversi yang sangat tinggi. Jumlah komparator
yang dibutuhkan untuk suatu konversi n bit adalah 2^n – 1.
Tipe Successive Approximation merupakan suatu konverter yang
paling sering ditemui dalam desain perangkat keras yang
menggunakan ADC. Tipe ini memiliki kecepatan konversi yang cukup
tinggi, meskipun dari segi harga relatif mahal. Prinsip kerja konverter
tipe ini adalah, dengan membangkitkan pertanyaan-pertanyaan yang
pada intinya berupa tebakan nilai digital terhadap nilai tegangan
analog yang dikonversikan. Apabila resolusi ADC tipe ini adalah 2^n
maka diperlukan maksimal n kali tebakan.
Keempat jenis ADC tersebut mewakili beberapa pertimbangan
diantaranya resolusi, kecepatan konversi dan biaya. ADC 0804 merupakan
jenis ADC dengan metode konversi Successive Approximation. Berikut ini
merupakan spesifikasi ADC 0804:
Mudah di interfacekan dengan semua mikroprosesor
Tidak memerlukan adjust untuk full scale atau zero
Range input 0-5 volt dengan supply 5 volt
Resolusi 8 bit
Error +/- ½ LSB dan ½ MSB
Konsumsi daya 15 mW
Waktu konversi 100 us
Mempunyai tegangan resolusi 2,5 VDC
(sumber: www.belajarelektronika.blogspot.com)
2.4 Liquid Crystal Display ( LCD )
LCD display module 20x2 terdiri dari dua bagian, yang pertama
merupakan panel LCD sebagai media penampil informasi dalam bentuk huruf
atau angka dua baris, masing-masing baris bisa menampung 20 huruf atau
angka. Bagian kedua merupakan sebuah sistem yang dibentuk dengan
mikrokontroler yang ditempel dibagian belakang panel LCD, sistem lain
Laporan Tugas Akhir 2012
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 15
cukup mengirimkan kode-kode ASCII dari informasi yang ditampilkan.
Berikut ini pin konfigurasi dari LCD 20x4 pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Pin Konfigurasi LCD 20x4
(sumber: http://www.alibaba.com)
2.5 Mikrokontroler AT89S52
Mikrokontroler saat ini sudah dikenal dan digunakan secara luas pada
dunia industri. Berbagai penelitian yang menggunakan mikrokontroler telah
banyak digunakan terutama oleh para mahasiswa yang menggunakannya pada
tugas akhir. Selain memiliki harga yang terjangkau mikrokontroler juga
memiliki bentuk yang sederhana dan mudah didapat. Produksi massal yang
dilakukan produsen mikrokontroler seperti Amel, Maxim dan Microchip,
membuat mikrokontroler menjadi sangat familiar dikalangan mahasiswa dan
para pengajar pada bidangnya. Mikrokontroler saat ini merupakan chip utama
yang sangat diperlukan pada alat-alat canggih.
Mikrokontroler AT89S52/51 merupakan versi terbaru dibandingkan
mikrokontroler AT89SC51 yang telah banyak digunakaan saat ini.
Mikrokontroler AT89S52 ialah mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 8KB
Flash Programmable dan Erasable Read Only Memory (PEROM).
Mikrokontroler dari Atmel ini kompatible dengan mikrokontroler standar
industri MCS-51 baik pin kaki IC maupun set instruksinya serta harganya
Laporan Tugas Akhir 2012
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 16
yang cukup terjangkau juga mikrokontroler jenis AT89S52 lebih cepat dalam
pengisian program.
2.5.1 Konstruksi AT89S52
Mikrokontroler AT89S52 merupakan keluarga MCS51 yang
memiliki port-port yang lebih banyak (40 port I/O) dengan fungsi yang
bisa saling menggantikan sehingga mikrokontroler jenis ini menjadi
sangat digemari kerena hanya dalam sebuah chip sudah bisa digunakan
untuk banyak kebutuhan. Konfigurasi dan deskripsi kaki-kaki
mikrokontroler AT89S52 adalah sebagai berikut:
Gambar 2.5 Konfigurasi Pin AT89S52
(sumber: http://digilib.ittelkom.ac.id)
Fungsi dari masing-masing pin AT89S52 adalah:
1. Pin 1 sampai 8 (Port 1) merupakan port pararel 8 bit dua arah
(bidirectional) yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan
(general purpose).
2. Pin 9 merupakan pin reset, reset aktif jika mendapat logic high.
3. Pin 10 sampai 17 (Port 3) adalah port pararel 8 bit dua arah yang
memiliki fungsi pengganti sebagai berikut:
a. P3.0 (10) : RXD (port serial penerima data).
Laporan Tugas Akhir 2012
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 17
b. P3.1 (11) : TXD (port serial pengirim data).
c. P3.2 (12) : INT0 (input interupsi eksternal 0, aktif low).
d. P3.3 (13) : INT1 (input interupsi ekstrernal 1, aktif low).
e. P3.4 (14) : T0 (eksternal input timer/counter 0).
f. P3.5 (15) : T1 (eksternal input timer/counter 1).
g. P3.6 (16) : WR (Write, aktif low) Sinyal kontrol penulisan data
dari port 0 ke memori data dan input-input eksternal.
h. P3.7 (17) : RD (Read, aktif low) Sinyal kontrol pembacaan
memori data input-output eksternal ke port 0.
4. Pin 18 sebagai XTAL 2, keluaran osilator yang terhubung pada
kristal.
5. Pin 19 sebagai XTAL 1, masukan ke osilator berpenguatan tinggi,
terhubung pada kristal.
6. Pin 20 sebagai Vss, terhubung ke 0 atau ground pada rangkaian.
7. Pin 21 sampai 28 (Port 2) adalah port pararel 8 bit dua arah. Port
ini mengirim byte alamat bila pengaksesan dilakukan pada memori
eksternal.
8. Pin 29 sebagai PSEN (Program Store Enable) adalah sinyal yang
digunakan untuk membaca, memindahkan program memori
eksternal (ROM / EPROM) ke mikrokontroler.
9. Pin 30 sebagai ALE (Address Latch Enable) untuk menahan alamat
bawah selama mengakses memori eksternal. Pin ini juga berfungsi
sebagai PROG (aktif low) yang diaktifkan saat memprogram
internal flash memori pada mikrokontroler (on chip).
10. Pin 31 sebagai EA (External Accesss) untuk memilih memori yang
akan digunakan, memori program internal (EA = Vcc) atau memori
program eksternal (EA = Vss), juga berfungsi sebagai Vpp
(programming supply voltage) pada saat memprogram internal
flash memori pada mikrokontroler.
Laporan Tugas Akhir 2012
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 18
11. Pin 32 sampai 39 (Port 0) merupakan port pararel 8 bit dua arah.
Berfungsi sebagai alamat bawah yang dimultipleks dengan data
untuk mengakses program dan data memori eksternal.
12. Pin 40 sebagai Vcc, terhubung ke +5 V sebagai catuan untuk
mikrokontroler.
Spesifikasi penting AT89S52:
a. Kompatibel dengan keluarga mikrokontroler
MCS51 sebelumnya.
b. 8 KBytes In system Programmable (ISP) flash
memori dengan kemampuan 1000 kali baca/tulis.
c. Tegangan kerja 4-5.0 V.
d. Bekerja dengan rentang 0 – 33MHz.
e. 256x8 bit RAM internal.
f. 32 jalur I/0 dapat diprogram.
g. 3 buah 16 bit Timer/Counter.
h. 8 sumber interrupt.
2.6 Relay
Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang
bergerak ketika ada arus listrik yang mengalir. Secara prinsip, relay
merupakan tuas saklar yang di gerakan oleh gaya magnet yang timbul dari
lilitan kawat pada batang besi (solenoid). Ketika solenoid dialiri listrik maka
akan timbul gaya magnet yang akan menarik saklar sehingga akan menutup
dan ketika arus dihentikan maka posisi saklar akan kembali seperti semula.
Gambar 2.6 Relay
(sumber: http://www.reuk.co.uk)
Laporan Tugas Akhir 2012
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 19
Kontak penghubung relay terdiri dari 2 bagian yaitu:
1. Kontak NC (Normally Close)
Kontak penghubung dalam kondisi menutup atau terhubung bila relay
tidak mendapat masukan tegangan pada kumparannya. Tetapi bila diberi
tegangan
yang mencukupi pada kumparannya maka kontak penghubung menjadi
terbuka (kondisi awal sebelum diaktifkan close).
2. Kontak NO (Normally Open)
Kontak penghubung dalam kondisi terbuka bila relay tidak mendapat
tegangan pada kumparannya. Tetapi bila diberikan tegangan yang
mencukupi pada kumparannya maka kontak penghubung menjadi tertutup
atau terhubung (kondisi awal sebelum diaktifkan open).
3. Common
Kontak ini digunakan untuk dihubungkan antara NC atau NO. Jika relay
yang digunakan adalah NO maka dapat dihubungkan antara NO dengan
Common, dan jika relay yang dibutuhkan adalah NC maka dapat
dihubungkan antara NC dengan Common.
2.7 Multiplexer CD4051
Multiplexer adalah perangkat yang memilih salah satu dari beberapa
analog atau digital sinyal input dan meneruskan input yang dipilih menjadi
garis tunggal. Multiplexer ini terdiri dari 8 input dan memiliki 1 output, yang
digunakan untuk memilih baris masukan untuk dikirim ke output. Multiplexer
digunakan untuk meningkatkan jumlah data yang dapat dikirim melalui
jaringan dalam jumlah tertentu. Sebuah Multiplexer elektronik
memungkinkan beberapa sinyal untuk berbagi satu perangkat atau sumber
daya, misalnya satu A/D converter atau satu jalur komunikasi. Tabel 2.1
merupakan tabel kebenaran dari multiplexer CD4051.
Laporan Tugas Akhir 2012
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 20
Tabel 4.1 Tabel Kebenaran Multiplexer
C,B,A merupakan pin logic dari multiplexer yang dihubungkan ke pin
mikrokontroler. Pin pada mikrokontroler akan memilih chanel sesuai dengan
intruksi program. Dalam perancangan sistem kontrol ini penulis
menggunakan multiplexer CD4051, multiplexer ini digunakan untuk
menambah chanel input ADC 0804 yang hanya memiliki satu chanel sensor
menjadi 8 chanel sensor. Dengan menggunakan multiplexer CD4051 dapat
menambah jumlah sensor yang digunakan menjadi 8 buah sensor LM35 dz.
Tanpa mempengaruhi kinerja ADC dalam mengkonversi data analog menjadi
digital. Gambar 2.7 merupakan konfigurasi pin dari multiplexer CD4051. (Sumber:Data Sheet Multiplexer CD4051)
Gambar 2.7 Konfigurasi Pin Multiplexer CD4051
(sumber: http://circuits.datasheetdir.com)
Laporan Tugas Akhir 2012
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 21
2.8 Motor Gear Box DC
Gambar 2.8 Motor DC Gear BOX
Motor DC adalah alat elektro mekanis yang akan mengubah tenaga listrik
(tegangan DC) menjadi energi gerak. Motor gear box adalah motor yang
digunakan dalam perencanaan sistem kontrol yang akan digunakan untuk
pemutaran rak telur bebek yang direncanakan. Motor ini mempunyai kecepatan
yang rendah tetapi memiliki torsi yang besar. Dengan torsi yang besar motor
ini dapat melakukan pemutaran dengan baik tanpa ada kendala pada beban
pemutaran.
2.9 Perangkat Lunak
Perangkat lunak (software) adalah seperangkat intruksi yang disusun
menjadi sebuah program untuk memerintahkan microcomputer melakukan
suatu pekerjaan. Sebuah instruksi selalu berisi kode operasi (op-code), kode
pengoperasian inilah yang disebut dengan bahasa mesin yang dapat
dimengerti oleh mikrokontroler. Instruksi-instruksi yang digunakan dalam
memprogram suatu program yang diisikan pada AT89S52 adalah instruksi
bahasa pemograman assembler atau sama dengan instruksi pemrograman
pada IC mikrokontroller 8031 dan MCS51. (sumber : Abdurohman, Maman. 2010 . Bahasa Assembly.Yogyakarta. ANDI)
2.9.1 Instruksi Transfer Data
Instruksi transfer data terbagi menjadi dua kelas operasi sebagai
berikut:
Laporan Tugas Akhir 2012
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 22
1. Transfer data umum (General Purpose Transfer), yaitu: MOV,
PUSH dan POP.
2. Transfer spedifik akumulator (Accumulator Specific Transfer), yaitu:
XCH,XCHD, dan MOVC.
Instruksi transfer data adalah intruksi pemindahan/pertukaran data
antara operand sumber dengan operand tujuan. Operand-nya dapat
berupa register, memori atau lokasi suatu memori. Penjelasan instruksi
transfer data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) MOV: Transfer data dari Register satu ke Register yang lainnya,
antara Register dengan Memory.
b) PUSH: Transfer byte atau dari operand sumber ke suatu lokasi dalam
stack yang alamatnya ditunjuk oleh register penunjuk.
c) POP: Transfer byte atau dari dalam stack ke operand tujuan.
d) XCH: Pertukaran data antara operand akumulator dengan operand
sumber.
e) XCHD: Pertukaran nibble orde rendah antara RAM internal
(lokasinya ditunjukkan oleh R0 dan R1).
2.9.2 Instruksi Aritmatik
Operasi dasar aritmatik seperti penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian dimiliki oleh AT89S52 dengan mnemonic :
INC, ADD, SUBB, DEC, MUL dan DIV. Penjelasan dari operasi
mnemonic tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a) INC: Menambah satu isi sumber operand dan menyimpan hasilnya
ke operand tersebut.
b) ADD: Penjumlahan antara akumulator dengan sumber operand dan
hasilnya disimpan di akumulator.
c) SUBB: Pengurangan akumulator dengan sumber operand, hasilnya
disimpan dalam operand tersebut.
d) DEC: Mengurangi sumber operand dengan 1, dan hasilnya disimpan
pada operand tersebut.
Laporan Tugas Akhir 2012
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 23
e) MUL: Perkalian antara akumulator dengan Register B.
f) DIV: Pembagian antara akumulator dengan Register B dan hasilnya
disimpan dalam akumulator, sisanya di Register B.
2.9.3 Instruksi Logika
Mikrokontroler AT89S52 dapat melakukan operasi logika bit
maupun operasi logika byte. Operasi logika tersebut dibagi atas dua
bagian yaitu:
a. Operasi logika operand tunggal, yang terdiri dari CLR, SETB, CPL,
RL, RR, dan SWAP.
b. Operasi logika dua operand seperti : ANL, ORL, dan XRL.
c. Operasi yang dilakukan oleh AT89S52 dengan pembacaan Instruksi
Logika tersebut dijelaskan dibawah ini:
1. CLR : Menghapus byte atau bit menjadi nol.
2. SETB : Menggeser bit atau byte menjadi satu.
3. CPL : Mengkomplemenkan akumulator.
4. RL : Rotasi akumulator 1 bit ke kiri.
5. RR : Rotasi akumulator ke kanan.
6. SWAP : Pertukaran nibble orde tinggi.
2.9.4 Instruksi Transfer Kendali
Instruksi transfer kendali (control transfer) terdiri dari (3) tiga
kelas operasi yaitu:
1. Lompatan tidak bersyarat (Unconditional Jump) seperti: ACALL,
AJMP,LJMP,SJMP.
2. Lompatan bersyarat (Conditional Jump) seperti: JZ, JNZ, JB, CJNE,
dan DJNZ.
3. Interupsi seperti: RET.
Penjelasan dari instruksi diatas sebagai berikut:
a. ACALL : Instruksi pemanggilan subroutine bila alamat subroutine
tidak lebih dari 2 Kbyte.
Laporan Tugas Akhir 2012
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 24
b. LCALL : Pemanggilan subroutine yang mempunyai alamat antara 2
Kbyte-64 Kbyte.
c. AJMP : Lompatan untuk percabangan maksimum 2 Kbyte.
d. LJMP : Lompatan untuk percabangan maksimum 64 Kbyte.
e. JNB : Percabangan bila bit tidak diset.
f. JZ : Percabangan akan dilakukan jika akumulator adalah nol.
g. JNZ : Percabangan akan dilakukan jika akumulator adalah tidak
nol.
h. JC : Percabangan terjadi jika CY diset “1”.
i. CJNE : Operasi perbandingan operand pertama dengan operand
kedua, jika tidak sama akan dilakukan percabangan.
j. RET : Kembali ke subroutine.