BAB II P LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital...

21
4 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori yang mendukung dalam pembuatan proyek akhir. Materi yang akan dibahas adalah knedaraan medan berat, diagram kelistrikan mobil LJ 80, accu, saklar cut off pada kendaraan medan berat, relay, sekering, dan komponen akhir. 2.1. Accu Accu adalah suatu elemen yang merupakan sumber arus listrik yang searah dengan cara mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Terdapat dua kutub pada accu yaitu kutub positif dan kutub negatif. Kutub positif terbuat dari tembaga (Cu) dan kutub negatif terbuat dari seng (Zn). Accu berisi cairan asam sulfat sebagai elektrolitnya. Accu memiliki beberapa elemen. Gambar 2.1 merupakan contoh fisik dari sebuah accu. Accu memiliki kapasitas pemakain yang beragam. Biasanya dinyatakan dalam satuan Ah (Ampere hour). Satuan ini merupakan spesfikasi yang dikeluarkan oleh pabrikan accu. contoh penulisan untuk spesifikasi accu adalah 12V, 100Ah. 12V yaitu tegangan accu, 100Ah yaitu kapasitasi accu dan 20 Hours adalah waktu pengetesan yang di keluarkan oleh pabrikan aki. waktu tersebut berarti accu diberi beban 5 Ampere selama 20 jam sampai accu benar-benar habis. jika beban yang dipakai lebih besar, waktu yang dibutuhkan agar accu benar-benar habis tidak akan 20 jam lagi tetapi akan menjadi lebih singkat. Cara perhitungan waktu pakai accu akan di jelaskan oleh Peukeurt's law dengan persamaan sebagai berikut. = ( ) .................................................. [1] H adalah waktu pakai accu dari pabrikan (jam) C adalah kapasitas acc (Ampere-hours)

Transcript of BAB II P LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital...

4

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas mengenai teori yang mendukung dalam

pembuatan proyek akhir. Materi yang akan dibahas adalah knedaraan medan

berat, diagram kelistrikan mobil LJ 80, accu, saklar cut off pada kendaraan medan

berat, relay, sekering, dan komponen akhir.

2.1. Accu

Accu adalah suatu elemen yang merupakan sumber arus listrik yang

searah dengan cara mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Terdapat

dua kutub pada accu yaitu kutub positif dan kutub negatif. Kutub positif

terbuat dari tembaga (Cu) dan kutub negatif terbuat dari seng (Zn). Accu

berisi cairan asam sulfat sebagai elektrolitnya. Accu memiliki beberapa

elemen. Gambar 2.1 merupakan contoh fisik dari sebuah accu.

Accu memiliki kapasitas pemakain yang beragam. Biasanya

dinyatakan dalam satuan Ah (Ampere hour). Satuan ini merupakan

spesfikasi yang dikeluarkan oleh pabrikan accu. contoh penulisan untuk

spesifikasi accu adalah 12V, 100Ah. 12V yaitu tegangan accu, 100Ah yaitu

kapasitasi accu dan 20 Hours adalah waktu pengetesan yang di keluarkan

oleh pabrikan aki. waktu tersebut berarti accu diberi beban 5 Ampere

selama 20 jam sampai accu benar-benar habis. jika beban yang dipakai lebih

besar, waktu yang dibutuhkan agar accu benar-benar habis tidak akan 20

jam lagi tetapi akan menjadi lebih singkat.

Cara perhitungan waktu pakai accu akan di jelaskan oleh Peukeurt's

law dengan persamaan sebagai berikut.

� = �(�

��)� .................................................. [1]

H adalah waktu pakai accu dari pabrikan (jam)

C adalah kapasitas acc (Ampere-hours)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5

I adalah Arus pemakaian

k adalah konstanta peukeurt's, 1.2

t adalah waktu pakai accu terhadap beban pemakaian (jam).

Jika sebuah batre memiliki spesifikasi 100Ah dengan beban

pemakaian 5 Ampere maka didapat perhitungan sebagai berikut.

� = 20 (100

5 � 20)�.�

= 20 jam

Dengan beban pemakain 5 ampere didapat waktu 20 jam sebagai

waktu pakai kapasitas accu. jika accu tersebut digunakan pada beban 10

ampere maka akan didapat perhitungan sebagai berikut.

� = 20 (100

10 � 20)�.�

= 8,7 jam

Hal ini membuktikan bahwa semakin besar beban pemakaian maka

waktu pemakaian accu akan menjadi lebih singkat.

Gambar 2.1 Accu

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

6

2.2 Transducer

Transducer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengubah satu

besaran ke besaran lain. Transducer listrik adalah alat yang digunakan untuk

mengubah besaran fisik ke listrik. Transducer-transducer yang akan

digunakan pada proyek akhir ini adalah transducer-transducer bawaan

mobil Suzuki LJ 80. Transducer yang akan digunakan adalah transducer

suhu, level tangki bahan bakar (fuel gauge), dan transducer tekanan oli

mesin.

Transducer suhu

Transducer suhu pada mobil digunakan untuk mengukur suhu

mesin mobil. Transducer suhu ini dirangkai mulai dari sumber

melewati koil penunjuk suhu pada panel kemudian masuk ke

transducer suhu pada mesin. Transducer suhu menempel pada mesin

sekaligus terhubung pada ground. pada Gambar 2.2 adalah rangkain

transducer suhu pada Suzuki LJ 80.

Gambar 2.2 Rangkaian transducer suhu

Transducer suhu pada suzuki LJ 80 merupakan NTC (Negative

Temperature coefficient). NTC memiliki karakteristik ketika koefisein

temperatur semakin panas maka resistansi NTC akan semakin kecil

dan ketika koefisein temparatur semakin dingin maka nilai

resistansinya akan semakin besar.

berdasarkan karakteristik NTC, cara kerja transducer suhu pada

Suzuki LJ 80 adalah ketika suhu mesin mobil dingin atau mesin mati,

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

7

resistansi NTC akan besar dan arus yang mengalir akan kecil sehingga

koil berada pada area dingin (cool). ketika suhu mesin mobil panas

maka resistansi NTC akan mengecil dan arus yang mengalir melewati

koil akan besar sehingga koil akan bergerak menuju area panas (hot).

Gambar 2.3 Transducer Suhu

Gambar 2.3 merupakan bentuk fisik dari transducer suhu mobil.

Transducer suhu memiliki drat pada badannya sebagai dudukan ketika

dipasang pada mesin mobil. drat ini akan menempel pada mesin mobil

dan sekaligus menjadi terminal ground transducer ini.

Fuel gauge

Pada Gambar 2.5 adalah bentuk fisik dari transducer level

tangki bahan bakar (fuel gauge) yang berfungsi sebagai instrument

penunjukan kosong atau penuhnya bahan bakar. Pada tampilan ditulis

E untuk empty dan F untuk full. Pada mobil Suzuki LJ 80 digunakan

fuel gauge sebagai transducer level bahan bakar. Fuel gauge terdiri

dari pelampung yang terhubung resistor variabel. fuel gauge pada

Suzuki LJ 80 memiliki spesifikasi ketika volume bensin penuh

(pelampu diatas) memiliki nilai resistansi 0 Ohm dan ketika volume

bensin kosong (pelampung dibawah) memiliki nilai resistansi 110

ohm. Gambar rangkaian transducer level bensin dapat dilihat pada

Gambar 2.4.

Cara kerja penunjukan volume bensin yaitu ketika bensin

kosong nilai resistansi fuel gauge akan besar sehingga arus yang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

8

melewati koil akan kecil. pada meter penunjukan posisi jarum akan

berada pada posisi E. pada saat bensin dalam kondisi penuh resistansi

fuel gauge akan bernilai nol sehingga arus yang mengalir pada koil

akan menggerakan jarum sampai menunjuk pada posisi F.

Gambar 2.4 Rangkaian transducer level bensin

Gambar 2.5 Fuel gauge

Transducer tekanan oli mesin

Transducer tekanan oli pada mobil berupa saklar yang bekerja

terhadap tekanan. Transducer ini berfungsi untuk mengetahui tekanan

oli pada mobil. keluaran dari transducer ini akan ditampilkan berupa

lampu indikator sebagai penunjuk ada atau tidaknya tekanan pada oli

pada mesin mobil.

Pada Gambar 2.6 dapat dilihat konstruksi dari transducer

tekanan oli. terdapat pegas yang menekan difragma dan terhubung

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

9

pada terminal yang terhubung ke lampu indikator transducer tekanan

oli, difragma sebagai kontak saklar, dan metal base sebagai terminal

ground sekaligus temapat masuknya oli pada transducer ini.

Gambar 2.6 Transducer tekanan oli

Keluaran transducer oli terhubung ke lampu indikator pada

panel. pegas berfungsi sebagai penekan difragma sehingga transducer

ini bersifat normally closed. maka ketika mesin mati atau tidak ada

tekanan maka lampu indikator akan menyala. ketika mesin dihidupkan

maka oli akan masuk melalui lubang kecil pada metal base. seiring

dengan naiknya tekanan oli maka oli yang masuk akan menekan

difragma sehingga membuat kontak terbuka dan lampu indikator akan

mati.

2.3 Pengkondisi sinyal

Pengkondisi sinyal merupakan suatu rangkaian yang mengubah

besaran keluaran dari transduser menjadi besaran listrik yang cocok untuk

perekaman,pemrosesan dan pemrogaman.

Pengkondisi sinyal mempunyai variasi ke kompleksan mulai dari

rangkaian resistor sederhana atau rangkaian maching impedansi hingga

yang terdiri dari mulai tingkat penguat, detektor, demodulator dan filter.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

10

IstiIah lain dari pengkondisi sinyal adalah pemodifikasi sinyal atau

pemroses sinyal. Sinyal output dapat berbentuk analog atau besaran digital

2.3.1 Pembagi Tegangan

Dalam dunia elektronika, sebuah pembagi tegangan adalah

rangkaian linear sederhana yang menghasilkan keluaran yang

besarannya merupakan hasil pembagian dari nilai masukannya,

dengan kata lain pembagi tegangan menghasilkan besaran output yang

merupakan pelemahan dari input berdasarkan perbandingan nilai

tahanan.

Contoh sederhana dari sebuah pembagi tegangan adalah 2 buah

resistor yang di rangkai secara seri atau sebuah potensio meter.

Rangkaian ini biasanya dibuat untuk mengeluarkan tegangan

referensi.Gambar 2.7 menunjukan sebuah rangkaian pembagi

tegangan.

Gambar 2.7 Rangkaian pembagi tegangan

Dengan menggunakan hokum ohm , nilai keluaran dari pembagi

tegangan dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.

���� =��

��������� ................................................................[2]

Dimana ���� = Tegangan keluaran

��� = Tegangan masukan

�� = Impedansi 1

�� = Impedansi 2

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

11

2.4 Saklar

Saklar atau switch adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai

penghubung dan pemutus arus listrik. Dalam rangkaian elektronika dan

rangkaian listrik saklar berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan

arus listrik yang mengalir dari sumber menuju beban (output) atau dari

sebuah sistem ke sistem lainnya. Pada Tabel 2.1 terdapat jenis-jenis saklar,

simbol-simbol saklar, dan contoh fisik dari saklar.

Tabel 2.1 Jenis, Simbol, dan Contoh Bentuk Saklar

JENIS SAKLAR SIMBOL SAKLAR CONTOH FISIK

SPST

Saklar On-Off 2 terminal

Saklar Push-On

Kedua terminal akan

terhubung selama ditekan

Saklar Push-Off

Kedua terminal akan

terputus selama ditekan

Saklar SPDT

Terminal sentral (COM)

akan terhubung ke salah

satu terminal dan akan

terputus ke terminal

lainnya dalam satu

kondisi.

Saklar DPST

Dalam kondisi On (“1”)

dua terminal sentral akan

terhubung ke terminal

pasangannya dan akan

terputus ktika kondisi Off

(“0”)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

12

Saklar DPDT

Dua terminal sentral akan

terhubung ke salah satu

terminal pasangannya dan

terputus ke terminal

pasangannya yang lain

dalam satu kondisi.

Saklar Cut Off pada Kendaraan Medan Berat

Saklar cut off adalah jenis saklar yang berfungsi sebagai

pemutus hubungan arus listrik. Saklar cut off ini memiliki rating

arus yang tinggi karena dipasang secara seri dari accu menuju

seluruh sistem kelistrikan. Pada gambar 2.4 saklar cut off

tersebut memiliki rating arus hingga 250 A. hal ini disebabkan

karena saklar cut off dilewati oleh beban keseluruhan sistem

kelistrikan mobil. Konstruksi saklar cut off memiliki tuas untuk

pemutusannya. Untuk memutus arus, tuas saklar cut off harus

diputar berlawanan arah jarum jam. Desain saklar cut off

dirancang khusus untuk memutus arus listrik dengan sengaja

terlihat seperti pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Saklar cut off

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

13

Saklar rem

Saklar rem adalah jenis saklar yang berfungsi untuk

mengontrol kondisi ON maupun OFF-nya lampu rem. Saklar

rem ini berada di belakang pedal rem. Saklar rem akan bekerja

ketika pedal rem diinjak. Jenis saklar rem ini adalah saklar push

button maka ketika rem diinjak mengakibatkan kondisi saklar

itu terhubung dan lampu rem akan menyala. contoh fisik dari

saklar rem dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.9 Saklar rem

Saklar rem tangan

Pada Gambar 2.10 saklar rem tangan adalah saklar yang

berfungsi untuk mengontrol kondisi ON maupun OFF-nya

lampu indikator rem tangan yang terletak pada panel. Saklar ini

berada di belakang tuas rem tangan. Ketika tuas rem tangan

diangkat, pada mobil akan terjadi pengereman dan pada saat itu

pula lampu indikator rem tangan akan menyala.

Gambar 2.10 Saklar rem tangan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

14

Saklar gigi mundur

Saklar gigi mundur adalah saklar yang berfungsi

mengontrol kondisi ON maupun OFF-nya lampu mundur.

Saklar ini berada di transmission gear box sehingga apabila

transmisi diubah ke gigi mundur maka saklar ini akan aktif dan

menyalakan lampu mundur. Contoh fisik dari saklar gigi

mundur dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.11 Saklar gigi mundur

2.5 Relay

Relay adalah saklar elektromagnetik yang berfungsi sebagai saklar

atau komponen antarmuka untuk rangkaian daya besar dengan rangkaian

pengontrol yang memiliki daya kecil. Konstruksi relay dibuat dengan koil

dan saklar. Relay memiliki koil, saklar normally open (NO) dan normally

closed (NC). Relay aktif jika koil dialari arus sehingga koil akan memiliki

medan magnet dan menarik kontak saklar. Ketika koil dialiri arus, saklar

akan menutup dan keadaan ini disebut NO. Sedangkan NC adalah ketika

koil dialiri arus dan saklar akan terbuka.

Relay memiliki banyak jenis dengan spesifikasi yang berbeda. Salah

satu jenis relay adalah relay untuk keperluan otomotif terlihat pada Gambar

2.12. Relay ini biasanya memiliki spesifikasi tegangan koil 12V DC karena

disesuaikan dengan tegangan accu. Relay untuk spesifikasi otomotif harus

memiliki ketahanan yang tinggi karena relay ini harus kuat terhadap getaran

dan guncangan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

15

Gambar 2.12 Relay otomotif

Gambar 2.13 memperlihatkan beberapa bentuk kontak dari sebuah

relay:

Gambar 2.13 Jenis konstruksi relay

2.6 Sekering

Sekering adalah komponen yang berfungsi sebagai pengaman dari

arus berlebih dengan cara memutus hubungan listrik sehingga arus berlebih

tidak akan merusak devais. Cara kerja sekering yaitu ketika arus yang

melewati sekering lebih dari beban kerjanya maka sekering akan putus

sehingga devais menjadi aman karena arus berlebih tidak masuk.

Ada dua macam tipe sekring yang sering digunakan yaitu sekring tipe

blade dan sekring catridge (tabung). Gambar 2.14 merupakan salah satu

jenis sekering yaitu jenis blade. Sekering jenis ini dirancang untuk

spesifikasi otomotif karena desainnya yang dapat menancap kuat pada

soket. Dengan desain seperti itu, sekering ini kuat menahan getaran dan

guncangan pada kendaraan sehingga tidak terlepas dari soketnya. Warna

sekring tipe blade digunakan untuk membedakan kapasitas arus, sedangkan

sekring tipe catridge kapasitas arus hanya ditulis pada salah satu ujung

tabung.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

16

Gambar 2.14 Sekering tipe blade

Untuk sekering jenis blade terdapat cetakan angka pada bagian

atasnya yang menandakan berapa besar arus yang dapat melewati sekering.

Pada Tabel 2.2 terdapat kode warna sekering tipe blade, rating arus dan

ukuran fisik.

Tabel 2.2 Pengkodean sekering

Color Ampere Low Min Reg Maxi

Dark Blue 0.5 - - - -

Black 1 - - X -

Gray 2 X X X -

Violet 3 - X X -

Pink 4 - X X -

Tan 5 X X X -

Brown 7.5 X X X -

Red 10 X X X -

Blue 15 X X X -

Yellow 20 X X X X

Clear 25 X X X Gray

Green 30 X X X X

Blue green 35 - - X Brown

Orange 40 - - X X

Red 50 - - - X

Blue 60 - - - X

Amber/tan 70 - - - X

Clear 80 - - - X

Violet 100 - - - X

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

17

Purple 120 - - - X

Untuk mengetahui nilai sekering yang dipakai pada alat maka harus

diketahui arus pemakaian dari alat tersebut. Untuk menghitung besar arus

dapat diketahui dengan persamaan dibawah ini.

I = P/V.............................................................................................[3]

Tetapi untuk menghitung kapasitas sekering diperlukan faktor aman 2

kali dari rumus diatas, berikut contoh perhitungan pada lampu penerangan

dengan spesifikasi 12V /55W. didapat perhitungan dengan menggunakan

faktor aman sebagai berikut.

55/12 x 2 = 9,17 A.

1. Karena lampu kepala berjumlah 2 maka 2 x 9,17 A = 18,34 A.

2. Karena kapasitas sekering dipasaran 18,34 A tidak ada, maka kapasitas

sekering yang digunakan adalah 20 A.

2.7 Lampu

Lampu pijar

Lampu pijar adalah sumber penerangan buatan yang

dihasilkan oleh filamen yang di aliri arus listrik kemudian

memanas dan menghasilkan cahaya. Lampu pijar

menghasilkan cahaya kuning keoranyean.

Gambar 2.15 Lampu pijar

Seperti pada Gambar 2.15, Lampu ini memiliki

konstruksi tabung kaca dan terdapat filamen di dalamnya.

Tabung kaca diisi oleh gas yang mencegah terjadinya oksidasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

18

pada filamen. Lampu pijar memiliki efisiensi rendah.

Memerlukan daya yang besar tapi menghasilkan intensitas

cahaya yang rendah.

Lampu Halogen

Sama halnya seperti lampu pijar, konstruksi lampu

halogen adalah tabung kaca dengan filamen didalamnya. hanya

saja lampu halogen diiisi dengan gas halogen yang dapat

beroperasi pada suhu yang lebih tinggi sehingga menghasilkan

intensitas cahaya yang lebih tinggi daripada lampu pijar.

cahaya yang dihasilkan lampu halogen berwarna kuning

keoranyean. Membutuhkan daya besar tetapi memiliki efisiensi

tinggi dibanding lampu pijar. Bentuk fisik lampu halogen

dapat dilihat pada Gambar 2.16.

Gambar 2.16 Lampu halogen

2.8 Motor DC

Motor DC adalah sebuah mesin yang berfungsi mengubah

tegangan listrik arus searah menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik,

enaga gerak tersebut berupa putaran dari rotor. Gambar 2.17 merupakan

contoh fisik motor DC.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

19

Gambar 2.17 Motor DC

Motor DC terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian stator (bagian yang

diam) dan bagian rotor (bagian yang berputar). Bagian Stator terdiri dari :

• Pelindung Mesin

Pelindung mesin memiliki fungsi sebagai tempat jalannya fluksi

magnet dan sebagai tempat pegangan bagian lain.

• Kutub Magnet

Kutub magnet pada bagian stator berfungsi sebagai pendistribusi

fluksifluksi magnet ke bagian rotor.

• Belitan Kutub Magnet

Belitan kutub magnet berfungsi sebagai pembangkit fluksi magnet

yang membentuk kutub-kutub magnet.

• Terminal

Terminal sebagai sarana atau tempat penyambungan kabel atau

penghantar.

• Bearing

Bearing sebagai bantalan luncur rotor atau sebagai alat

mempertahankan posisi rotor.

• Sikat

Sikat sebagai sarana pendistribusian besaran arus listrik dari bagian

stator ke bagian rotor atau dari bagian rotor ke bagian stator.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

20

Sedangkan bagian rotor, terdiri dari :

• Inti Rotor

Inti rotor berfungsi sebagai tempat jalannya fluksi magnet dan sebagai

pemegang belitan rotor.

• Lilitan Rotor atau Belitan Jangkar

Lilitan rotor atau belitan jangkar berfungsi sebagai tempat jalannya

arus listrik.

• Komutator

Komutator berfungsi sebagai alat pengubah arus AC pada belitan

motor menjadi arus DC.

• Poros Rotor

Poros rotor merupakan bagian rotor yang berfungsi sebagai tempat

penjaga posisi rotor.

• Lamel

Lamel merupakan bagian dari komutator yang berfungsi sebagai untuk

menghubungkan belitan rotor ke sikat.

Gambar 2.18 Arah putaran pada kumparan

Prinsip dasar Motor DC didasarkan pada suatu gejala bahwa jika suatu

penghantar yang berarus dilewatkan pada magnet maka akan menghasilkan

suatu gaya gerak. Arah gerak dari penghantar tersebut ditentukan dengan

kaidah tangan kiri. Besar gaya gerak yang dihasilkan dapat dihitung melalui

persamaan :

F = BIl (N) ......................................................................................[4]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

21

Dimana :

B = Kepadatan flux magnet (Weber)

I = Arus listrik yang mengalir (Ampere)

l = Panjang penghantar (Cm)

Gambar 2.18 memperlihatkan arah putaran motor DC. Arah putaran

pada kumparan berarus terletak dalam medan magnet. Apabila penghantar

terletak disekeliling rotor motor DC, maka akan timbul suatu gerak putar

pada penghantar tadi. Karena gerak putar tersebut terjadi akibat adanya

pengaruh medan magnet di sekitar rotor tadi. Apabila beban yang bekerja

pada motor tidak berubah-ubah, maka timbul suatu daya (W), Torsi (Nm)

dan kecepatan sudut ω (rad/s) dan dapat dituliskan kedalam persamaan :

P = VxI (Watt) .................................................................................[5]

T = �

� (Nm) ......................................................................................[6]

ω = .���

�� ...........................................................................................[7]

Pengaturan kecepatan pada motor DC sangat penting karena

karakteristik pada putarannya yang dapat menguntungkan dibandingkan

dengan jenis motor lain. Berikut adalah berbagai metode pengaturan

kecepatan pada motor DC :

1. Pengaturan kecepatan dengan mengatur medan shunt.

Metode ini dilakukan dengan cara menyisipkan tahanan variable yang

dipasang secara seri terhadap kumparan medannya.

2. Pengaturan kecepatan dengan mengatur tahanan jangkar.

Metode ini dilakukan dengan cara menyisipkan tahanan secara seri

terhadap tahanan jangkar motor, karena hubungan seri menjadikan

rugi panas besar.

3. Pengaturan kecepatan dengan mengatur tegangan masukannya.

Metode ini dilakukan dengan cara mengatur tahanan medannya, cara

ini memiliki batas yang lebar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

22

2.9 Winch

Winch adalah motor DC dengan tenaga yang sangat besar dan dapat

menarik beban sampai skala ton. Winch menggunakan sumber tegangan dari

accu mobil. Karena kemampuannya menarik beban hingga skala ton, arus

yang dibutuhkan juga sangat besar. Oleh karena itu pemakaian terbatas dan

hanya digunakan pada saat darurat. Contoh fisik winch terlihat pada Gambar

2.18.

Gambar 2.19 Winch

2.10 Klakson

Klakson adalah suatu alat penghasil suara pada kendaraan yang

berfungsi sebagai pemberi peringatan bahwa ada kendaraan tersebut.

Klakson berfungsi juga sebagai pemberi peringatan pada kendaraan atau

manusia agar lebih waspada. Biasanya klakson digunakan pada kereta,

mobil dan kapal untuk mengkomunikasikan sesuatu, klakson memberi tahu

pendengarnya bahwa ada kendaraan yang datang,mengingatkan akan

kemungkinan bahaya yang terjadi,ingin mendahului,atau menyatakan

perasaan emosional.

Dapat dilihat pada Gambar 2.20 merupakan contoh fisik klakson.

suara khas dari klakson ketika ditekan berasal dari sebuah elektromagnet

yang digunakan untuk menggerakan baja spiral. Jika elektromagnet tersebut

diberi arus, spiral tersebut bergerak ke arah magnet. Ketika spiral berpindah

di titik maksimum ke arah magnet, sambungan dilepaskan yang

menyebabkan arus berhenti untuk beberapa saat dan menyebabkan baja

spiral tersebut mengendur. Setelah itu, elektromagnet kembali begerak ke

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

23

arah besi. Siklus ini terjadi berulangkali dan menyebabkan baja spiral

berosilasi kembali yang menghasilkan suara klakson tersebut.

Gambar 2.20 Klakson

2.11 Bipolar Junction Transistor (BJT)

BJT adalah komponen semikonduktor yang terbagi menjadi dua jenis

yaitu NPN dan PNP. Jenis NPN dan PNP sama-sama memiliki konstruksi

tiga lapis. Konstruksi NPN memiliki dua lapis n- dan satu lapis p-

sedangkan konstruksi PNP meiliki dua lapis p- dan satu lapis n-. BJT

memiliki tiga terminal yaitu base, collector dan emitter. Konstruksi BJT

dapat dilihat pada Gambar 2.20.

Gambar 2.21 Konstruksi BJT

Prinsip kerja transistor sama seperti saklar. Dimana colector dan

emiter dipasang seri pada rangkaian dan base sebagai tombol untuk

mengaktifkannya. Ketika tombol ditekan maka arus akan mengalir. BJT

akan aktif ketika base diberi arus. Pada NPN ketika base mendapat arus

maka arus dari colector akan mengalir menuju emitter. Dengan prinsip kerja

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

24

BJT seperti ini, BJT dapat berfungsi sebagai saklar elektronik. Transistor

juga dapat berfungsi sebagai antarmuka rangkaian berdaya lemah sebagai

pengontrol rangkaian berdaya besar.

Ketika transistor digunakan sebagai saklar, maka ada dua hal yang

harus diperhatikan yaitu cut off dan saturasi. Daerah cut off didefinisikan

sebagai daerah di mana arus collector bernilai nol. Sebagai tambahan, dalam

daerah cut off, hubungan collector-base dan base-emitter dari transistor,

keduanya berada pada kondisi bias reverse. kondisi ini sama dengan kondisi

transistor tidak aktif. Daerah saturasi didefinisikan sebagai daerah dari

karakteristik dengan nilai Vcb sama dengan nol. Sedangkan dalam daerah

saturasi, hubungan collector-base dan base-emitter, keduanya berada pada

kondisi bias forward. hal ini membuat transistor menjadi aktif dan arus

dapat mengalir dari collector ke emitter.

Salah satu contoh transistor sebagai antarmuka rangkaian daya lemah

untuk mengontrol rangkaian daya besar yaitu sebagai driver relay.

Transistor difungsikan sebagai saklar elektronik untuk mengaktifkan koil.

Keluaran logic satu dari mikrokontroller akan menjadi input transistor yaitu

pada kaki base dan sebagai kontrol ON-OFF transistor. Gambar dibawah ini

adalah rangkaian transistor sebagai driver relay.

Gambar 2.22 Driver relay