BAB II DASAR TEORI - Perpustakaan Digital ITB -...
Transcript of BAB II DASAR TEORI - Perpustakaan Digital ITB -...
5
BAB II
DASAR TEORI
2.1 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO
2.1.1 Gambaran Umum Mikrohidro
Air merupakan salah satu sumber energi yang terbarukan yang sudah sejak
lama dipergunakan. Pada dasarnya, air memiliki energi potensial pada air jatuh
dan energi kinetik pada air mengalir. Pada jaman dulu, air diaplikasikan sebagai
alat pemutar kincir air yang digunakan untuk penggilingan dan penggergajian.
Dengan berkembangnya teknologi, air sudah dipergunakan sebagai penghasil
energi mekanis dan energi listrik.
Tenaga air ialah energi yang diperoleh dari air mengalir dengan mengubah
energi mekanik dari air ( energi mekanik tersebut dihasilkan dari konversi energi
potensial akibat air yang mengalir dari sebuah ketinggian tertentu menuju ke
daerah yang lebih rendah ) yang dimanfaatkan untuk memutar turbin air,
kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik.
Mikrohidro ialah ialah pembangkit listrik tenaga air dalam skala kecil,
sesuai dengan keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nmr:1122K/30/MEM ) memiliki kapasitas listrik lebih kecil dari 1 MW ( < 1 MW
).
Sejauh ini, pembangkit listrik tenaga air sebagian besar memanfaatkan air
dalam skala besar. Pembangkit listrik tenaga air skala besar membutuhkan
bendungan yang luas dan berkapasitas besar. Dengan bertambahnya kebutuhan
listrik yang cepat, pemanfaatan air sebagai pembangkit listrik skala kecil
berkembang luas. Hal ini disebabkan biaya pembangkitan dan perawatan yang
murah. Dan juga tidak memerlukan lahan yang luas dan bendungan yang besar.
Sehingga cocok digunakan sebagai sumber listrik di daerah terpencil.
6
2.1.2 Konversi Energi
Sistem konversi energi yang terjadi pada pembangkit listrik tenaga
mikrohidro ialah dengan mengubah energi potensial pada air menjadi energi
mekanik kemudian menjadi energi listrik.
Energi Potensial Energi Kinetik Energi Mekanik Energi Listrik
Gambar 2.1 : Skema Konversi Energi pada PLTMH
Pada awalnya potensi pada air diubah menjadi energi mekanik pada turbin
yang akan memutar generator dan menghasilkan energi listrik. Daya yang dapat
dihasilkan oleh suatu pembangkit mikrohidro sangat dipengaruhi oleh ketinggian (
head ) dan debit aliran air. Head mempresentasikan perbedaan ketinggian antara
dam ( reservoir ) pada bagian atas dengan tempat perputaran turbin pada bagian
bawah. Sedangkan debit air ialah besarnya volume air yang dialirkan setiap satu
satuan waktu menuju turbin.
Dalam prosesnya tidak semua potensi energi air dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan energi listrik, namun terdapat energi yang hilang dalam proses
kerjanya yang dapat diakibatkan oleh gesekan, pemanasan maupun efisiensi alat
yang digunakan.
Adapun persamaan umum konversi energi pada pembangkit listrik tenaga
mikrohidro ialah :
Potensi Energi air = Energi listrik keluaran + rugi-rugi
Potensi energi air [6] ialah
E = mgh 2.1
dimana
m ialah massa air ( kg )
7
g ialah percepatan gravitasi ( m/s² )
h ialah ketinggian ( m )
Massa air merupakan perkalian antara massa jenis air ( ρ ) dengan volume air ( V
), sehingga :
E = ρVgh 2.2
dimana
ρ ialah massa jenis air ( kg/m³ )
V ialah volume air ( m³ )
Daya ( P ) ialah besarnya energi persatuan waktu ( E/t ) dan debit ( Q ) ialah
besarnya volume persatuan waktu ( V/t ), sehingga persamaan 2.2 dapat
dinyatakan:
P = ρQgh 2.3
dimana
P adalah daya (watt)
Q adalah debit air (m3/s)
Adapun daya keluaran yang dapat dihasilkan ialah
Daya Keluaran = Potensi daya masukan x efisiensi
= ρQghη W 2.4
dimana
h = ketinggian ( m )
Q = debit air ( m3/s )
g = percepatan gravitasi bumi ( m/s2 )
8
η = efisiensi total efisiensi sistem ( turbin, generator, dan sipil )
2.1.3 Jenis Pembangkit Sistem Mikrohidro
2.1.3.1 Resevoir and Dam Based
Pada sistem pembangkit reservoir, pembangkit menggunakan tempat
penampungan air. Jadi aliran air ditampung terlebih dahulu pada kolam tando dan
kemudian disalurkan untuk memutar turbin. Dengan menggunakan kolam
tersebut, besar debit air yang disalurkan menuju turbin dapat diatur. Selain itu,
dengan adanya kolam maka kolam dapat menampung debit air yang melimpah
pada musim hujan dan ketika debit air sungai berkurang pada musim kemarau, air
yang disimpan pada kolam tando dapat dimanfaatkan.
Penggunaan kolam tando pada pembangkit mikrohidro tergantung pada
karakter dan bentuk geografis aliran sungai, kestabilan debit aliran sungai.
Pembuatan kolam tando juga mengakibatkan semakin besarnya biaya
pembangkitan.
2.1.3.2 Run-off River
Yang dimaksud dengan jenis pembangkit Run-off River ialah pembangkit
yang mengikuti debit aliran sungai. Pembangkit ini tidak memiliki reservoir/
kolam tando untuk menampung air sementara, sehingga air akan langsung
disalurkan melalui saluran untuk menuju turbin.
Pembangkit ini merupakan jenis pembangkit yang pertama kali
diperkenalkan dan diaplikasikan. Pembangkit ini sangat tergantung pada debit
aliran air di setiap waktu. Oleh karena itu, ketika debit aliran air sungai sangat
kecil pembangkit tidak dapat memproduksi listrik sehingga mengurangi efisiensi
energi keluaran pembangkitan.
Keuntungan pembangkit ini ialah biaya pembangunan pembangkitan
karena tidak perlu dibangunnya kolam tando. Selain itu dampak terhadap
lingkungan juga lebih minim. Sedangkan kekurangan pembangkit ini ialah debit
9
air yang menuju turbin sangat tergantung pada debit aliran air sungai di setiap
waktu.
2.1.3.3 Gabungan Reservoir dan Run-off River
Pembangkit ini merupakan gabungan dari dua jenis pembangkit yang telah
dijelaskan sebelumnya. Tipe pembangkit ini dapat dilakukan pada pembangkit
mikrohidro yang menggunakan lebih dari 1 ( >1) turbin untuk pembangkitannya.
Sebagai contoh PLTMH yang menggunakan 2(dua) buah rumah
pembangkitan dimana pada hulu pembangkitan dibangun reservoir untuk
penampungan air yang kemudian disalurkan ke rumah pembangkitan 1. Kemudian
air keluaran pada rumah pembangkitan 1 kemudian langsung disalurkan ke rumah
pembangkitan 2.
2.2 TURBIN AIR
Turbin merupakan salah satu komponen utama pada PLTMH. Turbin
berfungsi untuk mengubah energi kinetik pada air jatuh menjadi energi mekanik
yang berupa putaran yang akan dihubungkan dengan generator menggunakan gear
atau belt sehingga memutar generator dan menghasilkan listrik.
Turbin memiliki beberapa jenis sesuai dengan efektifitasnya masing-
masing. Pemilihan jenis turbin yang digunakan pada suatu pembangkit didasarkan
pada beberapa hal antara lain ketinggian lokasi air, debit air yang dihasilkan, daya
yang ingin dihasilkan dan besarnya putaran turbin yang ingin dihasilkan.
Air yang menumbuk turbin akan melalui sudu. Sudu turbin terdiri dari dua
yaitu sudu tetap yang berfungsi untuk mengarahkan air agar tepat menumbuk sudu
gerak turbin
Besarnya putaran turbin yang dihasilkan harus disesuaikan dengan putaran
yang dibutuhkan generator untuk menghasilkan daya listrik yang diinginkan.
10
Putaran pada turbin dapat lebih kecil dibandingkan generator dengan
menggunakan gear atau belt pada shaft turbin dan shaft generator dengan
perbandingan sebaiknya tidak melebihi 1:3. Tetapi sangat disarankan untuk
menggunakan kecepatan yang sama sehingga generator dan turbin dapat
dihubungkan dengan satu poros.
Kalkulasi efisiensi pada turbin dapat diperkirakan dengan persamaan :
Efisiensi Turbin = T.
Q 2.5
dimana
T = Torque ( Nm )
ω = Kecepatan sudut ( rad/s )
P = Tekanan air jatuh ( N/m2 )
Q = Debit air ( m3/s )
2.2.1 Jenis-jenis Turbin
Turbin air dibedakan menjadi dua jenis menurut prinsip kerjanya, yaitu :
2.2.1.1 Turbin Impuls
Pada nozle, energi potensial air berubah menjadi energi kinetik. Air yang
memiliki kecepatan ini akan menghasilkan momentum ( impuls ) pada sudu turbin
sehingga menghasilkan putaran. Turbin impuls ialah turbin tekanan sama karena
tekanan air ketika keluar nozle sama dengan tekanan atmosferdi sekitarnya. Cara
kerjanya ialah dengan mengubah energi kinetik hasil perubahan energi potensial
menjadi energi mekanik berupa energi putaran.
11
Cara kerja turbin impuls
Beberapa jenis turbin impuls :
1. Turbin Crossflow
Ide salah satu jenis turbin impuls ini dibuat oleh Michell-Banki. Turbin ini
beroperasi pada head rendah hingga sedang yaitu 2-200 m dengan debit air 0,1 -
10 m3/s. Turbin crossflow menggunakan nozle persegi panjang yang lebarnya
disesuaikan dengan lebar runner.
Prinsip kerja turbin ini ialah air mengalir membentur sudu turbin sehingga
menghasilkan energi mekanik berupa putaran dan kemudian air menuju keluar
dan membentur sudu yang lainnya sehingga menghasilkan energi putaran
tambahan ( lebih kecil dibandung ketika masuk ).
Gambar 2.2 : Skema Kerja Turbin Crossflow [23]
2
b
S
s
b
m
(
m
u
d
2. Turb
Turb
bekerja oleh
Sudu turbin
sehingga pa
berbelok ke
menghindari
Turb
(sekitar 75-4
mikro dapat
Untu
untuk penye
diperkecil da
bin Pelton
bin pelton m
h pancaran a
terdiri dari
ancaran air m
e kedua ar
i terjadi gaya
G
bin Pelton ad
400 m) den
juga diguna
uk menghasi
emprotan air
an ember su
Gambar
merupakan sa
ir yang dise
dua bagian
menumbuk t
ah sudu da
a-gaya samp
Gambar 2.4: N
dalah turbin
ngan debit s
akan pada ke
ilkan daya y
r menuju su
du lebih kec
12
2.3 : Turbin
alah satu turb
mprotkan m
yang simetr
tepat di bag
an berbalik
ping.
Nozle dan Tu
yang cocok
ekitar 0,2 h
etinggian 20
yang besar
udu. Dengan
cil.
n Crossflow [
bin yang pal
melalui nozle
ris. Sudu dib
gian tengah
arah. Hal
urbin Pelton
digunakan u
hingga 3 m3
m.
r dapat digu
n demikian u
[23]
ling efisien.
ke sudu tur
bentuk sedem
sudu dan pa
ini dilaku
n [20]
untuk head y3/s. Tetapi u
unakan bebe
ukuran diam
Turbin ini
rbin. Setiap
mikian rupa
ancaran air
ukan untuk
yang tinggi
untuk skala
erapa nozle
meter nozle
13
3. Turbin Turgo
Turbin impuls ini dapat beroperasi pada head sedang dan tinggi berkisar
30 s/d 300 m . Pancaran air dari nozle pada turbin turgo membentur sudu pada
sudut 20o. Kecepatan putar turbin turgo lebih besar dari turbin Pelton. Akibatnya
dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke generator karena tidak
diperlukannya belt untuk menambah putaran sehingga menaikkan efisiensi total
sekaligus menurunkan biaya.
Gambar 2.5 : Sudu Turbin Turgo dan Nozle [6]
2.2.1.2 Turbin Reaksi
Pada turbin ini energi yang mekanik yang dihasilkan bukan hanya akibat
energi kinetik tetapi diakibatkan juga oleh adanya perbedaan tekanan. Bentuk dari
turbin ini memiliki profil khusus yang mengakibatkan terjadinya penurunan
tekanan air ketika melalui sudu.
Runner turbin jenis ini sepenuhnya tercelup dalam air dan berda di dalam
runah turbin. Kecepatan turbin reaksi relatif lebih tinggi dibandingkan turbin
impuls pada debit dan ketinggian yang sama. Hal ini menyebabkan kebanyakan
pembagkit yang ada menggunakan turbin reaksi.
Beberapa jenis turbin reaksi :
d
b
v
d
d
a
U
y
2
t
d
T
d
1. Turb
Turb
dengan prins
bertekanan r
vertikal. Tur
debit antara
Turbin
dapat digera
arah tangen
Untuk peng
yang dapat d
2. Turb
Turb
turbinnya b
digunakan u
Turbin prop
diamneter ya
bin Francis
bin ini merup
sip kerja turb
rendah pada
rbin francis
0,4 – 20 m3/
ini memilik
akkan dan ad
nsial air mas
gunaan pada
digerakkan/d
G
bin Propeler
bin propeler
rupa propel
untuk keting
eler yang dig
ang lebih ke
pakan salah s
bin reaksi di
a bagian kelu
dapat digun
/s.
ki memiliki
da yang tetap
suk sehingg
a berbagai k
diatur merup
Gambar 2.6:
dan Kaplan
r ini meru
ler seperti b
ggian rendah
gunakan bia
cil dibandin
14
satu jenis tur
imana air ya
uar. Turbin
nakan pada
sudu penga
p. Sudu peng
ga menghasi
kondisi alira
pakan pilihan
Skema Turb
upakan turb
bentuk kipa
h sekitar 3 –
asanya memi
ngkan turbin
rbin reaksi. P
ang masuk p
ini dapat di
head sekita
arah. Sudu p
garah ini ber
ilkan putaran
an air, pengg
n yang lebih
bin Francis [
in reaksi a
s motor pad
– 20 m deng
iliki 3-6 sudu
francis.
Prinsip kerja
pada tekanan
idesain hori
ar 15 – 300
pengarah ini
rfungsi untuk
n yang pali
gunaan sudu
tepat
[21]
aliran aksia
da perahu.
gan debit 1,5
u. Turbin in
anya sesuai
n tinggi dan
sontal atau
m dengan
i ada yang
k mengatur
ing efektif.
u pengarah
al. Bentuk
Turbin ini
5 – 40 m3.
i memiliki
15
Pada turbin ini terdapat pengaturan sudu (adjustable blade) dan
pengaturan debit ( guide vane ). Jenis turbin yang sudu dan guide vane-nya dapat
diatur merupakan kombinasi yang paling baik untuk rentang debit yang sangat
lebar. Turbin sejenis ini disebut turbin kaplan. Kaplan memiliki efisiensi
maksimum untuk rentang ketinggian dan debit yang besar.
Gambar 2.7: Turbin Kaplan [17]
Berikut pengelompokan turbin berdasarkan ketinggiannya :
Jenis Head tinggi
( > 60 m )
Head sedang
( 20 – 60 m )
Head rendah
( 3 – 20 m )
Turbin Impuls Pelton
Turgo
Cross-Flow
Multi-Jet Pelton
Turgo
Cross-Flow
Turbin Reaksi Francis Propeller
Kaplan
Tabel 2.1 : Pengelompokan Turbin [6]
16
2.2.2 Kecepatan Spesifik
Kecepatan spesifik ialah kecepatan putar turbin untuk menghasilkan satu
satuan daya pada ketinggian efektif satu satuan panjang. Kecepatan spesifik
merupakan salah satu faktor karakteristik turbin. Berikut persamaannya [23]:
45H
PNNs = 2.6
dimana :
Ns ialah kecepatan spesifik
N ialah kecepatan putaran turbin (rpm)
P ialah daya keluaran turbin (kW)
H ialah ketinggian efektif (m)
2.2.3 Efisiensi Turbin
Efisiensi turbin menunjukkan berapa persen (%) kecepatan putar turbin
yang terjadi dibandingkan dengan kecepatan maksimum. Efisiensi turbin
tergantung dari beberapa faktor antara lain keadaan beban dan jenis turbin.
Efisiensi juga dinyatakan dalam beberapa keadaan yaitu : tinggi terjun maksimum,
tinggi terjun normal, tinggi terjun minimum dan tinggi terjun rancangan.
Berikut tabel efisiensi beberapa jenis turbin pada berbagai kondisi beban :
Jenis
Turbin Ns
% Efisiensi Pada Berbagai Kondisi Beban % Beban Pada
Efisiensi
Maksimum 0,25 0,5 0,75 1 Max
Pelton 22 81 86 87 85 87,1 70
Francis
75 62 83 88 83 88 75
110 60 85 90 84 90,2 80
220 59 83 90 85 91,5 85
17
335 54 82 91 86 91 87,5
410 47 71,5 85 87 91,5 92,5
460 55 74,5 86,5 86 92,5 92
Propeller 690 45 70 84,5 82 91,5 92
800 32 59 78 84 88 96
Kaplan 750 83,5 91 91,5 87 91,6 70
Tabel 2.2: Efisiensi Beberapa Jenis Turbin Pada Berbagai Keadaan Beban [23]
2.2.4 Kavitasi
Kavitasi ialah susunan gelembung uap air yang terjadi pada turbin yang
terendam air dimana tekanan lokalnya lebih rendah dibandingkan tekanan uap air.
Bila cairan masuk ke daerah tekanan lokal lebih rendah dibandingkan tekanan
uapnya, maka sebagian dari cairan tersebut akan menguap dan membentuk
gelembung air. Ketika gelembung air ini mengalir menuju tekanan yang lebih
tinggi maka gelembung tersebut akan pecah dan cairan di sekitar akan mengalir
dengan cepat untuk mengisi rongga akibatnya pecahnya gelombang udara
tersebut. Jika tumbukan ini terjadi pada turbin maka akan terjadi lubang-lubang
kecil pada sudu-sudu turbin yang lama kelamaan akan merusak turbin dan
mengurangi efisiensi turbin. Selain itu, kavitasi ini mengakibatkan terjadinya
getaran dan suara berisik.
Pada turbin reaksi yang letak turbinnya terendam air harus diperhatikan
tekanan lokalnya agar tidak lebih rendah dibandingkan tekanan uap untuk
menghindari terjadinya kavitasi. Untuk desain turbin yang memiliki kecepatan
spesifik tinggi juga mempunyai kecepatan dan tekanan yang rendah. Oleh karena
itu, diperlukan evaluasi dan pemilihan runner dengan bentuk yang tepat. Selain itu
juga dapat didesain dengan memasang runner pada posisi lebih rendah terhadap
permukaan air sebelah bawah (tailrace)
Analisis kavitasi pada turbin reaksi akan dijelaskan dengan pertolongan
gambar di bawah. Hukum Bernoulli [23] dikerjakan pada titik 1 dan titik 2
18
sebagai berikut:
g
vpz
g
vpz
2
222
22
211
1 ++=++γγ (2.7)
002
21
1 ++=++ Hatmg
vHHs
(2.8)
Tinggi kecepatan pada Titik 1 berbanding lurus dengan tinggi terjun efektif
H. Agar tidak terjadi kavitasi maka tinggi tekanan pada Titik 1 harus lebih besar
atau sama dengan tinggi tekanan kavitasi. Oleh karena itu, Persamaan 2.8 dapat
ditulis sebagai:
HvHatmHbdenganH
HsHb
H
HsHvHatm
−=
−=
−−=σ
(2.9)
dimana:
σ ialah koefisien kavitasi
Hatm ialah tinggi tekanan udara luar
Hv ialah tinggi tekanan kavitasi
Hs ialah tinggi tekanan isap
H ialah tinggi terjun efektif
Hb ialah selisih antara tinggi tekanan udara luar dengan tinggi tekanan kavitasi
19
Gambar 2.8: Skema Turbin Untuk Analisis Kavitasi [23]
Nilai Hb menurun dengan naiknya elevasi tempat dengan laju rerata 0,11 m
tinggi air untuk setiap 100 m kenaikan elevasi tempat. Pada permukaan air laut
rata-rata Hb=10,3m. Dengan pemisalan bahwa fluktuasi tekanan atmosfir ±5%,
maka untuk keperluan praktis dapat digunakan rumus empiris [23] mencari Hb:
)}100
(11,03,10{95,0E
xHb −= meter (2.10)
dengan E adalah elevasi tempat terhadap permukaan air laut rata-rata.
.
2.3 TRANSMISI MEKANIK
Pada dasarnya, apabila putaran generator yang diinginkan sama dengan
kecepatan putar turbin, maka tidak diperlukan transmisi mekanik antara turbin
dengan genrator. Generator dan turbin dapat langsung didesain memilki poros
yang sama.
Tetapi pada umumnya, kecepatan turbin dan generator berbeda. Oleh
karena itu, transmisi mekanik sangat diperlukan untuk menghasilkan putaran yang
diperlukan generator. Ada beberapa jenis transmisi elektrik, antara lain :
1. Jenis Belt
20
Poros turbin dan generator dihubungkan pulley atau flywheel dan belt yang
rasionya disesuaikan dengan perbandingan kecepatan turbin dan generator.
Transmisi mekanik ini lebih murah harganya tetapi tidak tahan lama. Efisiensinya
sekitar 95 – 98 %.
Gambar 2.9: Belt [22]
2. Jenis Gearbox
Poros turbin dan generator dihubungkan menggunakan gear dengan suatu
poros parallel pada satu wadah dan bearing yang menyesuaikan dengan rasio
kecepatan antara turbin dengan generator. Transmisi mekanik ini lebih mahal
tetapi tahan lama. Efisiensinya antara 95% - 97% .
Gambar 2.10: Gearbox[22]
2.4 SURVEY POTENSI SUNGAI
Survey potensi ini adalah hal pertama yang harus dilakukan. Dengan
survey ini, dapat diperoleh faktor-faktor awal yang kemudian dipertimbangkan
untuk menentukan layak tidaknya dibangun PLTMH. Beberapa hal yang harus
disurvei ialah :
• Pengukuran debit air sungai
• Pengukuran head sungai
• Penempatan power house yang paling efektif
21
• Mengidentifikasi letak beban yang akan disuplai atau jaringan PLN yang
terdekat.
2.4.1 Prediksi Debit Air Sungai
Debit aliran air setiap harinya tidak selalu sama. Oleh karena itu,
dibutuhkan perhitungan debit air secara berulang-ulang untuk memperoleh nilai
debit aliran untuk beberapa selang waktu. Pada penelitian ini, nilai debit air sungai
adalah hasil perhitungan oleh pihak Balai Hidrologi Pusat Sumber Daya Air Jawa
Barat dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Nasional. Salah
satu kegiatan pihak yang bersangkutan adalah melakukan perhitungan debit aliran
air sungai tahunan di wilayah Jawa Barat.
Adapun metode perhitungan debit yang dilakukan ialah sesuai dengan
persamaan debit, dimana debit aliran sungai merupakan perkalian antara
kecepatan dengan luas penampang sungai. Oleh karena itu perlu dilakukan survei
langsung ke sungai untuk menghitung kecepatan aliran sungai dan luas
penampang.
• Menghitung Kecepatan Aliran Sungai
Ada beberapa cara untuk menghitung kecepatan aliran sungai :
o Current Meter
Kecepatan aliran rata-rata di suatu penampang dapat diperoleh dengan
menggunakan current meter. Kecepatan rata-rata ini diperoleh dari berbagai
titik vertikal aliran sungai sesuai dengan kedalaman, lebar sungai dan sarana
yang ada.
1. Pengukuran kecepatan aliran satu titik, dilaksanakan pada titik yang
berjarak 0.6 atau 0.2 kedalaman (d) dari permukaan air
a. kedalaman 0.6 d dilakukan apabila kedalaman kurang dari 0.75 m
b. kedalaman 0.2 d dilakukan apabila pengukuran 0.6 d tidak dapat
dilakukan, misalnya pada saat banjir
22
2. Pengukuran kecepatan aliran dua titik dilakukan apabila kedalaman air
lebih dari 0,75 m. pengukuran dilakukan pada jarak 0.2 d dan 0.8 d, dan
kecepatan rata-ratanya diambil dari persamaan:
0.2 0.8
2V VV +
= (2.11)
dimana:
V ialah kecepatan aliran rata-rata pada suatu vertical (m/s)
0.2V ialah kecepatan aliran pada titik 0.2 d (m/s)
0.8V ialah kecepatan aliran pada titik 0.8 d (m/s)
3. Pengukuran kecepatan aliran tiga titik dilaksanakan pada kedalaman 0.2
d, 0.6 d, dan 0.8 d, dan kecepatan rata-ratanya ditentukan dari persamaan:
0.2 0.6 0.8
2 2V V VV +
= + (2.12)
dengan tambahan 0.6V = kecepatan aliran pada titik 0.6 d (m/s)
4. Pengukuran kecepatan aliran dibanyak titik kedalamn diukur pada
kedalaman tiap 1/10 bagian kedalaman dan kecepatan rata-ratanya dapat
ditentukan dengan secara grafis
o Float Methode
Metode ini dapat diaplikasikan pada aliran sungai yang lurus, tidak beriak
dan tidak banyak halangan. Metode ini menggunakan sebuah benda yang
dapat melayang pada aliran sungai. Benda ini ( biasanya menggunakan bola
kecil atau gabus ) dialirkan pada lairan sungai sepanjang jarak tertentu.
Kemudian dihitung berapa waktu yang dibutuhkan untuk mencapai jarak
tersebut. Dengan demikian dapat diperoleh kecepatan aliran air. Percobaan
ini sebaiknya dilakukan berulang-ulang pada beberapa sisi sungai dan jarak
berbeda-beda, kemudian dihitung kecepatan rata-ratanya.
Kecepatan ini kemudian dikoreksi dengan faktor koreksi sesuai dengan
23
jenis sungai yang sidurvei. Adapun beberapa faktor koreksi antara lain :
- Sungai besar, lurus, lambat dan tidak banyak halangan 0.75
- Saluran bersemen, lurus, dan bentuknya teratur 0.85
- Sungai kecil, lurus dan tidak banyak halangan 0,65
- Sungai dangkal dan bergelombang 0.45
- Sungai sangat dangkal dan bergelombang 0.25 Sumber : Manual book on Micro‐hydro Development
• Menghitung Luas Penampang Sungai
Untuk menghitung luas penampang dapat dilakukan dengan mengalikan lebar
sungai dengan kedalaman sungai. Yang menjadi permasalahan ialah nilai
kedalaman sungai yang berbeda – beda di setiap titik. Oleh karena itu, nilai
kedalaman sungai dihitung pada beberapa titik. Semakin banyak titik
perhitungannya semakin akurat nilainya. Setelah diperoleh nilainya, maka luas
penampang dapat dirumuskan dengan persamaan [23] :
(2.13)
dimana
A ialah luas penampang ( m2 )
l ialah lebar sungai ( m )
h1,h2...hn ialah kedalaman di beberapa titik ( m )
n ialah banyak titik perhiungan kedalaman sungai
2.4.2 Prediksi Head Air Sungai
Perhitungan nilai head yang tersedia dapat diperkirakann dengan
menggunakan software Google Earth. Tetapi nilai head ini tidak dapat dijadikan
patokan karena ketelitian dan kepastian nilai yang kurang teliti. Oleh karena itu
diperlukan survei lebih lanjut ke lokasi untuk melakukan perhitungan head secara
langsung.
24
Ada beberapa metode pengukuran head. Hal ini tergantung pada bentuk
topografi lokasi, rentang head sungai dan keadaan lingkungan di sekitar aliran
sungai. Untuk pengukuran head sebaiknya menggunakan beberapa metode untuk
menghasilkan nilai head yang lebih teliti.
Metode yang akan digunakan penulis untuk menentukan head ialah water-
filled-tube and rods. Metode ini cocok dilakukan pada head rendah sampai sedang
karena membutuhkan peralatan dan biaya yang relatif mudah, tetapi akurasi cukup
bagus. Metode ini pada prinsipnya mengaplikasikan sifat air yang selalu berada
pada posisi mendatar pada tekanan yang sama. Peralatan yang dibutuhkan yaitu
selang nilon transparan, tongkat, batang pengukur dan catatan.
Prinsip kerjanya memerlukan minimal dua orang untuk berada pada dua titik
ketinggian yang berbeda.Cara kerjanya ialah :
1. Apabila perhitungan dilakukan dari atas sampai ke bawah, orang pertama
berada pada posisi awal menyesuaikan posisi air dalam selang pada
ketinggian tertentu dengan tanah yang diinjak ( agar tidak terganggu
aliran air ), sedangkan orang kedua turun sambil membawa selang dan
tongkat pengukur sampai posisi tertentu ( tergantung peralatan yang ada ).
Kemudian orang kedua menghitung ketinggian air pada selang dari tanah
yang diinjak. Nilai ini dikurangi dengan ketinggian air dalam selang
terhadap tanah yang diinjak orang pertama.
2. Setelah itu orang pertama turun ke daerah yang lebih rendah dengan
membawa tongkat pengukur dan selang. Sedangkan orang kedua tetap
pada posisinya dan menyesuaikan posisi air dalam selang pada ketinggian
tertentu terhadap tanah yang diinjak ( agar tidak terganggu aliran air ).
Setelah mencapai posisi tertentu ( tergantung peralatan yang ada ), orang
pertama menghitung ketinggian air pada selang dari tanah yang diinjak.
Nilai ini dikurangi dengan ketinggian air dalam selang terhadap tanah
yang diinjak orag kedua.
25
3. Langkah-langkah tersebut diulang sampai posisi terendah ( tempat power
house yang direncanakan ).
Nilai head ( tinggi jatuh air ) ialah penjumlahan dari head-head yang
diperoleh dari setiap tahapan.
Gambar 2.11: Cara Pehitungan Head Sungai [6]
2.4.3 Penempatan Power House
Rumah pembangkit ( power house ) merupakan tempat peralatan
elektrikal-mekanik terpasang. Unit turbin beserta sistem transmisi mekanik,
generator, panel kontrol, dan ballast load terpasang di dalam bangunan ini.
Pada dasarnya setiap pembangunan mikrohidro berusaha untuk
mendapatkan head yang maksimum. Konsekuensinya lokasi rumah pembangkit
berada pada tempat yang serendah mungkin. Karena alasan keamanan dan
konstruksi, lantai rumah pembangkit harus selalu lebih tinggi dibandingkan
permukaan air sungai. Data dan informasi ketinggian permukaan sungai pada
waktu banjir sangat diperlukan dalam menentukan lokasi rumah pembangkit.
Selain lokasi rumah pembangkit berada pada ketinggian yang aman,
saluran pembuangan air ( tail race ) harus terlindung oleh kondisi alam, seperti
26
batu-batuan besar. Disarankan ujung saluran tail race tidak terletak pada bagian
sisi luar sungai karena akan mendapat beban yang besar pada saat banjir, serta
memungkinkan masuknya aliran air menuju ke rumah pembangkit.