BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4099/3/Muhammad Itmamul Huda_BAB...

41
6 BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pada penelitian sebelumnya (Fariski, 2014) yaitu membuat miniatur pengaturan dan sekaligus monitoring pengisian minyak pelumas menuju multi- banker menggunakan PLC dan digabungkan dengan sistem SCADA. Pada sistem ini sebuah motor induksi 3 fasa dihubungkan dengan pompa yang memompa minyak pelumas melalui pipa yang terhubung ke multi-banker yang telah dipasang sensor level dan oil meter. Proses monitoring pengisian miyak pelumas menuju multi-banker menggunakan Human Machine Interface (HMI), dikarenakan HMI mampu menampilkan data - data yang sedang terjadi dilapangan sesuai dengan kenyataannya, dan apabila sewaktu - waktu terjadi kesalahan atau gangguan ketika sedang menjalankan proses pengisian minyak menuju multi-banker, maka kesalahan atau gangguan tersebut segera dapat diatasi. Kemudian pada penelitian (Deepa, 2015) pembuatan desain untuk motor induksi 3 fasa yang hemat energi. Sebuah motor induksi 3 fasa diatur kecepatanya menggunakan Variable Speed Drive (VSD) yang dapat mengurangi arus starting yang terjadi secara tiba - tiba ketika motor dihidupkan. Motor induksi 3 fasa di kontrol oleh VSD, dikendalikan menggunakan PLC dan SCADA. Selain itu pada penelitian (Elsaid dkk, 2016) pembuatan kendali kecepatan motor induksi 3 fasa menggunakan PLC Siemens S7-300 dan dimonitoring oleh SCADA. PLC Siemens digunakan untuk mengontrol kecepatan putar motor dengan Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

Transcript of BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4099/3/Muhammad Itmamul Huda_BAB...

  • 6

    BAB II

    DASAR TEORI

    2.1 Tinjauan Pustaka

    Pada penelitian sebelumnya (Fariski, 2014) yaitu membuat miniatur

    pengaturan dan sekaligus monitoring pengisian minyak pelumas menuju multi-

    banker menggunakan PLC dan digabungkan dengan sistem SCADA. Pada sistem

    ini sebuah motor induksi 3 fasa dihubungkan dengan pompa yang memompa

    minyak pelumas melalui pipa yang terhubung ke multi-banker yang telah dipasang

    sensor level dan oil meter. Proses monitoring pengisian miyak pelumas menuju

    multi-banker menggunakan Human Machine Interface (HMI), dikarenakan HMI

    mampu menampilkan data - data yang sedang terjadi dilapangan sesuai dengan

    kenyataannya, dan apabila sewaktu - waktu terjadi kesalahan atau gangguan ketika

    sedang menjalankan proses pengisian minyak menuju multi-banker, maka

    kesalahan atau gangguan tersebut segera dapat diatasi.

    Kemudian pada penelitian (Deepa, 2015) pembuatan desain untuk motor

    induksi 3 fasa yang hemat energi. Sebuah motor induksi 3 fasa diatur kecepatanya

    menggunakan Variable Speed Drive (VSD) yang dapat mengurangi arus starting

    yang terjadi secara tiba - tiba ketika motor dihidupkan. Motor induksi 3 fasa di

    kontrol oleh VSD, dikendalikan menggunakan PLC dan SCADA.

    Selain itu pada penelitian (Elsaid dkk, 2016) pembuatan kendali kecepatan

    motor induksi 3 fasa menggunakan PLC Siemens S7-300 dan dimonitoring oleh

    SCADA. PLC Siemens digunakan untuk mengontrol kecepatan putar motor dengan

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 7

    input sensor rotary encoder dan tachometer, agar kecepatan putar motor setabil

    maka Variable Speed Drive digunakan sebagai driver motor induksi 3 fasa.

    Pada penelitian (Didik, 2016) pembuatan sistem kendali konveyor untuk

    penyortiran tinggi dan rendahnya ukuran dari kemasan barang, dengan

    pengendalian konveyor pada plant konveyor menggunakan metode Pulse width

    Modulation (PWM) dan dilakukan monitoring menggunakan Supervisory Control

    And Data Acquisition (SCADA) pada proses penyortiran. Untuk menghubungkan

    SCADA dengan PLC digunakan komunikasi ethernet. Proses pengendalian dan

    monitoring pada kendali konveyor untuk penyortiran tinggi dan rendahnya ukuran

    dari kemasan barang dengan pengendalian konveyor pada plant konveyor

    menggunakan Human Machine Interaec (HMI).

    2.2 Sensor Photodioda

    Photodioda adalah dioda yang bekerja berdasarkan intensitas cahaya, jika

    photodioda terkena cahaya maka photodioda bekerja seperti dioda pada umumnya,

    tetapi jika tidak mendapat cahaya maka photodioda akan berperan sebagai resistor

    dengan nilai tahanan yang besar sehingga arus listrik tidak dapat mengalir. Simbol

    dan bentuk photodioda titunjukan pada Gambar 2.1.

    Gambar 2.1 Simbol dan bentuk photodioda

    (Sumber:Everlight)

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 8

    Photodioda merupakan sensor cahaya semikonduktor yang dapat mengubah

    besaran cahaya menjadi besaran listrik. Cahaya yang dapat dideteksi oleh

    photodioda ini mulai dari cahaya infra merah, cahaya tampak, ultra ungu sampai

    dengan sinar-X. Rangkaian photodioda ditunjukan pada Gambar 2.2.

    Gambar 2.2 Rangkaian photodioda

    Karena photodioda terbuat dari semikonduktor p-n junction maka cahaya

    yang diserap oleh photodioda akan mengakibatkan terjadinya pergeseran foton yang

    akan menghasilkan pasangan electron-hole dikedua sisi dari sambungan. Ketika

    elektron - elektron yang dihasilkan itu masuk ke pita konduksi maka elektron -

    elektron itu akan mengalir ke arah positif sumber tegangan sedangkan hole yang

    dihasilkan mengalir ke arah negatif sumber tegangan sehingga arus mengalir di

    dalam rangkaian. Besarnya pasangan elektron atau hole yang dihasilkan tergantung

    dari besarnya intensitas cahaya yang diserap oleh photodioda.

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 9

    2.3 Optocoupler

    Dalam dunia elektronika, optocoupler juga dikenal dengan sebutan opto-

    isolator, photocoupler atau optical isolator. Optocoupler adalah komponen

    elektronika yang berfungsi sebagai penghubung berdasarkan cahaya optik. Pada

    dasarnya optocoupler terdiri dari 2 bagian utama yaitu transmitter yang berfungsi

    sebagai pengirim cahaya optik dan receiver yang berfungsi sebagai pendeteksi

    sumber cahaya. Masing - masing bagian optocoupler (transmitter dan receiver)

    tidak memiliki hubungan konduktif rangkaian secara langsung tetapi dibuat

    sedemikian rupa dalam satu kemasan komponen. Simbol dan bentuk optocoupler

    ditunjukan pada Gambar 2.3.

    Gambar 2.3 Simbol dan bentuk optocoupler

    (Sumber:Vishay Semiconductors)

    Pada prinsipnya, optocoupler dengan kombinasi LED-phototransistor adalah

    optocoupler yang terdiri dari sebuah komponen LED (Light Emitting Diode) yang

    memancarkan cahaya infra merah (IR LED) dan sebuah komponen semikonduktor

    yang peka terhadap cahaya (phototransistor) sebagai bagian yang digunakan untuk

    mendeteksi cahaya infra merah yang dipancarkan oleh IR LED. Untuk lebih jelas

    mengenai prinsip kerja optocoupler ditunjukan pada Gambar 2.4.

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 10

    Gambar 2.4 Rangkaian internal komponen optocoupler

    Dari Gambar 2.4 dapat dijelaskan bahwa arus listrik yang mengalir melalui

    IR LED akan menyebabkan IR LED memancarkan sinyal cahaya infra merahnya.

    Intensitas cahaya tergantung pada jumlah arus listrik yang mengalir pada IR LED

    tersebut. Kelebihan cahaya infra merah adalah pada ketahanannya yang lebih baik

    jika dibandingkan dengan cahaya yang tampak. Cahaya infra merah tidak dapat

    dilihat dengan mata telanjang.

    Cahaya infra merah yang dipancarkan tersebut akan dideteksi oleh

    phototransistor dan menyebabkan terjadinya hubungan atau switch ON pada

    phototransistor. Prinsip kerja phototransistor hampir sama dengan transistor

    bipolar biasa, yang membedakan adalah terminal basis (base) phototransistor

    merupakan penerima yang peka terhadap cahaya.

    2.4 Motor Induksi 3 Fasa

    Motor AC (Alternating Current) atau motor induksi adalah suatu mesin listrik

    yang merubah energi listrik menjadi energi gerak dengan menggunakan medan

    listrik dan mempunyai slip antara medan stator dan medan rotor. Motor induksi 3

    fasa ditunjukan pada Gambar 2.5.

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 11

    Gambar 2.5 Motor induksi 3 fasa

    1. Konstruksi motor induksi 3 fasa

    Motor ini memiliki dua bagian utama, yaitu stator yang merupakan bagian yang

    diam, dan rotor sebagai bagian yang berputar sebagaimana diperlihatkan pada

    Gambar 2.6. Antara bagian stator dan rotor dipisahkan oleh celah udara yang

    sempit, dengan jarak berkisar dari 0,4 mm sampai 4 mm.

    Gambar 2.6 Penampang stator dan rotor motor induksi 3 fasa

    2. Prisip kerja motor induksi 3 fasa

    Pada saat terminal 3 fasa stator motor induksi diberi suplai tegangan 3 fasa

    seimbang, maka akan mengalir arus pada konduktor di tiap belitan fasa stator dan

    akan menghasilkan fluks bolak - balik. Amplitudo fluks per fasa yang dihasilkan

    berubah secara sinusoidal dan menghasilkan fluks resultan (medan putar) dengan

    magnitud yang nilainya konstan yang berputar dengan kecepatan sinkron, dapat

    dihitung secara teoritis besarnya seperti pada persamaan 2.1.

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 12

    ns = 120𝑓

    𝑝 (2.1)

    Keterangan:

    ns : Kecepatan stator (RPM)

    f : Frekuensi (Hz)

    p : Jumlah kutub

    Garis - garis gaya fluks dari stator tersebut yang berputar akan memotong

    penghantar rotor sehingga pada penghantar tersebut timbul EMF (Electro Motoris

    Force) atau tegangan induksi. Berhubung kumparan rotor adalah rangkaian tertutup

    maka pada kumparan tersebut mengalir arus. Arus yang mengalir pada penghantar

    rotor yang berada dalam medan magnet terbuka dari stator, maka pada penghantar

    rotor tersebut timbul gaya – gaya yang berpasangan dan berlawanan arah. Gaya

    tersebut menimbulkan torsi yang cenderung memutar bagian rotor motor induksi,

    rotor akan berputar dengan kecepatan putar mengikuti persamaan medan putar

    stator.

    Secara umum motor induksi dikenal dengan jenis motor AC, dimana prinsip

    kerja dari motor induksi yaitu kumparan rotor pada motor tidak menerima energi

    listrik langsung tetapi di dapat secara induksi seperti yang terjadi pada energi

    kumparan sekunder transformator. Sehingga motor induksi dapat di identikkan

    dengan transformator yang kumparan primer sebagai kumparan stator atau

    armatur, sedangkan kumparan sekunder sebagai kumparan rotor (Elsaid, A.S,

    Mohamed, W., Ramadan, S.G. 2016).

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 13

    2.5 Variable Speed Drive (VSD)

    Variable Speed Drive atau inverter merupakan sebuah alat pengatur

    kecepatan motor dengan mengubah nilai frekuensi dan tegangan yang masuk ke

    motor. Pengaturan nilai frekuensi dan tegangan ini dimaksudkan untuk

    mendapatkan kecepatan putaran dan torsi motor yang di inginkan atau sesuai

    dengan kebutuhan. Secara sederhana prinsip dasar inverter untuk dapat mengubah

    frekuensi menjadi lebih kecil atau lebih besar yaitu dengan mengubah tegangan AC

    menjadi tegangan DC kemudian dijadikan tegangan AC lagi dengan frekuensi yang

    berbeda atau dapat diatur. Secara umum, Variable Speed Drive terdiri dari 3 bagian

    utama yaitu:

    1. Rangkaian konverter dari AC ke DC

    2. Filter gelombang DC

    3. Rangkaian Inverter dari DC ke AC

    Pada Gambar 2.7 dapat dilihat gambar diagram blok inverter/VSD yang

    digunakan dalam penelitian.

    Gambar 2.7 Diagram blok Inverter

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 14

    Dari Gambar 2.7 Variable Speed Drive mempunyai beberapa prinsip kerja

    yaitu:

    1. Tegangan yang masuk dari jala - jala dengan frekuensi 50 Hz dialirkan ke board

    rectifier/penyearah DC, dan ditampung ke bank capacitor. Jadi dari AC di

    jadikan DC.

    2. Tegangan DC kemudian diumpankan ke board inverter untuk dijadikan AC

    kembali dengan frekuensi sesuai kebutuhan. Jadi dari DC ke AC yang komponen

    utamanya adalah Semikonduktor aktif seperti IGBT. Dengan menggunakan

    frekuensi carrier (bisa sampai 20 kHz), tegangan DC dicacah dan dimodulasi

    sehingga keluar tengangan dan frekuensi yang diinginkan (Deepa, M. 2007).

    Salah satu keuntungan jika menggunakan inverter adalah, putaran motor atau

    mesin dapat dikembalikan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna,

    sehingga dapat mencapai kapasitas produksi yang maksimal dan mempunyai

    jangkauan kecepatan yang lebih besar, mempunyai pola untuk hubungan tegangan

    dan frekuensi, mempunyai fasilitas penunjukan meter, serta lebih aman dan

    meminimalisir konsumsi energi dan untuk mengurangi arus starting.

    Mesin - mesin sentrifugal modern telah memanfaatkan Variabel Speed Drive

    sebagai alat pengatur kecepatan. Pegatur kecepatan atau VSD, baik itu frequency

    Inverter maupun DC-Converter, dapat memberikan pengaturan percepatan dan

    perlambatan yang lembut pada mesin sentrifugal dan pada saat yang sama dapat

    memberikan torsi keluaran sampai 100%.

    Pengontrolan start, stop, jogging dan lain - lain bisa dilakukan dengan dua

    cara yaitu via local dan remote. Local maksudnya adalah dengan menekan tombol

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 15

    pada keypad di inverternya. Sedangkan remote dengan menghubungkan terminal di

    board control dengan tombol eksternal seperti push button atau switch. Masing –

    masing pengaturan tersebut mempunyai kelemahan dan keunggulan sendiri -

    sendiri.

    Ada beberapa cara dalam mengontrol frekuensi yaitu: melalui keypad (local),

    dengan eksternal potensiometer, Input 0 ~ 10 VDC / 4 ~ 20 mA atau dengan preset

    memori. Semua itu bisa dilakukan dengan mengisi parameter program yang sesuai.

    Beberapa parameter yang umum dipergunakan adalah sebagai berikut (istilah/nama

    parameter bisa berbeda untuk tiap merk):

    1. Display : Untuk mengatur parameter yang ditampilkan pada

    Keypad display

    2. Control : Untuk menentukan jenis control local/ remote

    3. Speed Control :Untuk menentukan jenis control frequency reference

    4. Voltage : Tegangan supply inverter

    5. Base Freq. : Frekuensi tegangan supply

    6. Lower Freq. : Frekuensi operasi terendah

    7. Upper Freq. : Frekuensi operasi tertinggi

    8. Stop mode : Stop bisa dengan braking, penurunan frekuensi dan

    di lepasseperti starter DOL/ Y-D

    9. Acceleration : Setting waktu Percepatan.

    10. Deceleration : Setting waktu Perlambatan.

    11. Overload : Setting pembatasan arus

    12. Lock : Penguncian setting program

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 16

    Jika beban motor memiliki kinerja yang tinggi maka perlu diperhatikan

    beberapa hal dalam acceleration dan deceleration. Untuk acceleration/percepatan

    akan memerlukan torsi yang lebih, terutama pada saat start dari kondisi diam. Pada

    saat deceleration/perlambatan, energi inertia beban harus dibuang. Untuk

    perlambatan (pengereman) maka energi akan dikembalikan ke sumbernya. Jadi

    energi yang kembali akan masuk ke dalam DC bus inverter dan terakumulasi karena

    terhalang oleh rectifier. Sebagai pengamanan, inverter akan trip jika level tegangan

    DC bus melebihi batas yang ditoleransi. Untuk mengatasi tripnya inverter dalam

    kondisi ini diperlukan resistor brake. Resistor brake akan membuang tegangan yang

    lebih dalam bentuk panas. Besar kecilnya resistor brake ini sangat tergantung

    dengan beban dan siklus kerja inverter.

    Pada penggunaan soft starter hanya untuk soft starting alias mengurangi

    lonjakan arus awal pada motor - motor besar tapi soft starter tidak bisa

    mengendalikan kecepatan motor seperti yang dilakukan inverter. Sinyal – sinyal

    dari inverter yang ditarik secara hardwired ke PLC untuk sinyal digital seperti start

    (forward, reverse), stop, ready, run, overload/fault, dan untuk sinyal analog seperti

    set point RPM dan amper motor. Tapi kebanyakan inverter sudah support untuk

    hubungan komunikasi modbus, sehingga dapat mempermudah dalam pengontrolan

    dan memonitoringnya (Schneider Electric. 2010).

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 17

    2.6 Generator AC 3 Fasa

    Generator listrik merupakan mesin listrik yang berfungsi untuk menghasilkan

    energi listrik dengan cara merubah energi mekanik (gerak). Prinsip kerja generator

    listrik:

    Yaitu pergerakan medan magnet pada rotor terhadap kumparan tetap pada

    stator. Medan magnet yang dihasilkan adalah dengan cara memberikan tegangan

    DC (Direct Current) pada kumparan penguat medan pada rotor, yang bisa

    dihasilkan dari penguat sendiri maupun penguat terpisah. Untuk penguat sendiri

    dapat dihasilkan oleh tegangan dan arus sendiri yang dihasilkan oleh kumparan

    stator. Untuk kumparan stator generator listrik ini mempunyai rancangan dengan

    sistem 3 fasa maupun sistem 1 fasa dengan sifat tegangan bolak balik (AC),

    sehingga tegangan AC (Alternating Current) yang dihasilkan harus di jadikan

    tegangan DC oleh rangkaian penyearah dioda maupun slip ring dialirkan pada

    kumparan penguat medan magnet.

    Generator listrik dengan penguat sendiri selalu dirancang dengan AVR

    (Automatic Voltage Regulator) yang berfungsi sebagai pengontrol tegangan output

    stator. Jika tengangan yang diharapkan adalah 220 Volt atau 380 Volt maka AVR

    akan mengotrol besar kecilnya arus dan tegangan yang masuk pada kumparan pada

    penguat utama (main exciter), dan akan di lanjutkan dengan menyalurkan tegangan

    DC pada lilitan penguat medan melalui slip ring maupun penyearah dioda.

    Skematik diagram generator AC 3 fasa ditunjukan pada Gambar 2.8.

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 18

    Gambar 2.8 Skematik diagram generator AC 3 fasa

    (Akhdan. 2013)

    AVR tidak dirancang untuk penstabil frekuensi, karena frekuensi didapat dari

    putaran rotor. Untuk generator listrik dengan penguat terpisah yaitu dengan

    memberikan suplay tegangan DC dari luar generator tersebut misalnya dari sistem

    penyearah dari luar yang di alirkan ke kumparan penguat medan magnet.

    2.7 Lampu Pijar

    Lampu Pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui

    penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan

    cahaya. Kaca yang menyelubungi filamen panas tersebut menghalangi udara untuk

    berhubungan dengannya sehingga filamen tidak akan langsung rusak akibat

    teroksidasi.

    Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam bentuk dan tersedia untuk

    tegangan kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volt hingga 300 volt. Energi listrik

    yang diperlukan lampu pijar untuk menghasilkan cahaya yang terang lebih besar

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 19

    dibandingkan dengan sumber cahaya buatan lainnya seperti lampu pendar dan

    diode cahaya.

    Konstruksi Lampu Pijar:

    Komponen utama dari lampu pijar adalah bola lampu yang terbuat dari kaca,

    filamen yang terbuat dari wolfram, dasar lampu yang terdiri dari filamen, bola

    lampu, gas pengisi, dan kaki lampu. Konstruksi lampu pijar ditunjukan pada

    Gambar 2.9 (Koedoes, Y.A. 2008).

    Gambar 2.9 Konstruksi lampu pijar

    Keterangan:

    1. Bola lampu

    2. Gas bertekanan rendah (argon, neon, nitrogen)

    3. Filamen wolfram

    4. Kawat penghubung ke kaki tengah

    5. Kawat penghubung ke ulir

    6. Kawat penyangga

    7. Kaca penyangga

    8. Kontak listrik di ulir

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 20

    9. Sekrup ulir

    10. Isolator

    11. Kontak listrik di kaki tengah

    2.8 Programmable Logic Controller (PLC)

    Programmable Logic Controller (PLC) adalah perangkat untuk

    melaksanakan fungsi kendali dan juga monitor yang dapat diprogram. Selain

    dikenal sebagai PLC, perangkat ini juga disebut sebagai programmable controller

    atau programmable binary system.

    Pada dasarnya PLC merupakan suatu bentuk komputer, perbedaan dengan

    komputer pada umumnya (PC) adalah PLC ditujukan khusus untuk aplikasi industri

    sehingga mempunyai beberapa karakteristik khusus. PLC telah dilengkapi dengan

    I/O digital dengan koneksi dan level sinyal yang standar sehingga dapat langsung

    dihubungkan dengan berbagai macam perangkat seperti saklar, lampu, relay

    ataupun berbagai macam sensor dan aktuator.

    Konstruksi PLC bersifat modular sehingga memudahkan dalam penggantian

    dan penambahan fasilitas yang diperlukan. PLC juga relatif lebih tahan terhadap

    keadaan di pabrik, misalnya kelembaban dan temperatur yang tinggi, serta

    gangguan dan derau yang mungkin terdapat pada berbagai peralatan industri.

    Rangkaian kontrol menggunakan PLC dibuat dengan software, sehingga bersifat

    fleksibel dan mudah untuk dimodifikasi.

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 21

    1. Struktur PLC

    Komponen dari suatu PLC tidak jauh berbeda dengan komponen komputer pada

    umumnya. Struktur dasar suatu PLC terdiri atas central processing unit, memori

    dan modul input/output.

    a. Central Processing Unit (CPU)

    Central Processing Unit adalah otak dari suatu PLC yang bertugas

    mengendalikan dan memonitor seluruh operasi PLC dengan cara melaksanakan

    program yang terdapat pada memori. Sistem bus internal digunakan untuk

    menghubungkan antara CPU dengan memori dan modul I/O di bawah kendali

    CPU. CPU memerlukan detak (clock) dengan frekuensi tertentu yang dapat

    dihasilakan oleh krisal kuarts eksternal ataupun rangkaian osilator. Detak

    tersebut menentukan kecepatan operasi PLC dan dapat digunakan untuk

    sinkronisasi semua elemen dalam sistem. Seluruh PLC modern menggunakan

    mikroprosesor sebagai CPU.

    b. Memori

    Memori adalah peranti yang digunakan sebagai media penyimpanan, baik

    program maupun data. PLC menggunakan piranti memori semikonduktor

    berupa RAM ataupun ROM. Pada kebanyakan PLC RAM digunakan untuk

    pengembangan program dan uji coba karena kemudahan dalam perubahan

    program. Untuk mencegah hilangnya program dari RAM saat dilepas catu

    dayanya sering kali PLC dilengkapi dengan baterai. Setelah program dibuat dan

    diuji coba, program dapat dimasukan ke EEPROM yang bersifat tetap.

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 22

    Selain untuk menyimpan program memori pada PLC juga digunakan untuk

    penyimpanan sementara status jalur I/O dan variabel fungsi internal seperti

    timer, counter, penanda relay, hasil operasi aritmatika/logika dan lain – lain,

    untuk keperluan ini digunakan RAM.

    c. Modul I/O

    Modul I/O adalah pintu keluar/masuknya informasi dari dan ke PLC. Modul

    ini dapat bergabung menjadi satu unit PLC ataupun berupa modul yang terpisah.

    Modul input dan output berfungsi sebagai antarmuka antara komponen internal

    PLC dengan piranti lain di luar PLC sehingga didalamnya terdapat fungsi

    pengkondisian sinyal dan isolasi.

    Modul I/O yang paling umum adalah modul I/O digital yang hanya

    menerima/mengirim sinyal ON/OFF saja. Meski kebanyakan komponen

    internal PLC bekerja pada level tegangan TTL dan CMOS, yang berkisar antara

    5 – 15 Volt, namun sinyal yang diproses dari atau ke I/O digital biasanya berkisar

    antara 24 Volt sampai 240 Volt pada arus besar (hingga beberapa amper).

    Dengan adanya unit I/O ini PLC dapat langsung dihubungkan dengan piranti

    input dan output tanpa harus melalui rangkaian perantara atau relay.

    Setiap modul I/O dirancang untuk memudahkan proses koneksi peranti input

    dan output dengan PLC. Untuk itu seluruh PLC dilengkapi dengan terminal

    sekrup standar sehingga mudah dan cepat saat proses pengkabelan. Setiap

    terminal I/O mempunyai alamat ataupun nomor jalur yang unik yang digunakan

    saat pemrograman untuk mengidentifikasi masing - masing input dan output.

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 23

    2. Operasi PLC

    PLC mempunyai 3 operasi dasar yang dilakukan secara berurutan, yaitu:

    a. Monitor Input, yaitu membaca keadaan piranti input dan menyalin nilainya

    ke memori.

    b. Eksekusi Program, yaitu melaksanakan program berdasarkan nilai input yang

    terdapat pada memori untuk menghasilakan nilai output. Program berupa

    ladder diagram dieksekusi dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah.

    c. Mengubah kondisi output berdasarkan hasil eksekusi program.

    Ketiga proses tersebut membentuk siklus yang disebut proses scanning,

    proses ini dilaksanakan secara berulang - ulang selama PLC beroperasi. Waktu

    yang dibutuhkan pada satu kali scanning disebut waktu scanning (scanning time).

    3. Pemrograman PLC Twido

    Pada PLC ada empat metode/tipe bahasa pemrograman yang bisa digunakan,

    namun keempat bahasa pemrograman tersebut tidak semua didukung oleh suatu

    PLC, bahasa pemrograman yang digunakan tersebut adalah Ladder Diagram

    Languages (LD), Instruction List Languages (IL) Statement List (SL), Sequential

    Function Chart (SFC), Grafcet Languages (GL), dan High-Level Languages (HL).

    Pada umumnya bahasa pemrograman yang banyak didukung oleh PLC adalah

    Ladder Diagram Languages (LD) dan Instruction List Languages (IL). Bahasa

    ladder diagram pada dasarnya adalah suatu perangkat simbol dari perintah yang

    digunakan untuk menciptakan program pengontrol. Bahasa pemrograman tersebut

    dirancang untuk mewakili sedekat mungkin penampakan sistem relay yang diberi

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 24

    pengawatan yang secara garis besar berfungsi untuk mengontrol output yang

    didasarkan pada kondisi input.

    a. Pemrograman Menggunakan Ladder Diagram

    Ladder diagram merupakan salah satu bahasa pemrograman yang didukung

    oleh PLC Twido yang pembuatannya dapat dibuat melalui software TwidoSuite.

    Pembuatan ladder diagram pada TwidoSuite terdiri dari beberapa rung, dan dari

    masing - masing rung tersebut dapat dibuat ladder diagram yang dimulai dari

    bar sisi kiri dan berakhir pada bar sisi kanan. Untuk menggunakan TwidoSuite,

    klik icon TwidoSuite pada desktop seperti pada Gambar 2.10.

    Gambar 2.10 Icon TwidoSuite

    Untuk pertama kalinya, TwidoSuite akan menampilkan tampilan seperti pada

    Gambar 2.11. Pilihlah ‘Programming Mode’ untuk memprogram PLC.

    Gambar 2.11 Tampilan menu TwidoSuite

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 25

    Layar program akan menuju ke Gambar 2.12, yaitu layar “Project

    management”. Programmer diberi pilihan untuk membuat program baru atau

    membuka program yang sudah jadi. Pilih “Create a new project”.

    Gambar 2.12 Pilihan Project management

    Tentukan nama Project dan Directory tempat Project akan disimpan pada

    menu Project information seperti pada Gambar 2.13, kemudian klik tombol

    ‘Create’.

    Gambar 2.13 Mengisikan nama Project dan Directory

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 26

    Pada tampilan berikutnya pilih ‘Describe’ untuk setting PLC seperti pada

    Gambar 2.14.

    Gambar 2.14 Layar setting PLC

    Pada layar setting PLC, pilih di kotak sebelah kanan (catalog) bases –

    compact – TWDLCAE40DRF, kemudian lakukanlah drag and drop ke kotak

    sebelah kiri pada gambar PLC-nya. Setelah setting PLC selesai, pilih pada

    bagian kanan atas ‘Program’ untuk menuju editor program PLC. Hasilnya akan

    tampil di editor diagram ladder seperti Gambar 2.15.

    Gambar 2.15 Tampilan pertama editor ladder diagram

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 27

    Untuk memulai membuat ladder diagram, klik icon ‘add section’, sampai

    muncul tampilan pada Gambar 2.16.

    Gambar 2.16 Editor ladder beserta fungsi dasar PLC

    b. Instruksi utama Ladder Diagram

    1) Kontak

    Memungkinkan untuk masukan kontak seperti tombol tekan

    dan internal variable contacts. Kontak terdiri dari dua jenis kontak yaitu:

    a) Kontak Normally Open (NO) dengan notasi:

    b) Kontak Normally Closed (NC) dengan notasi:

    2) Coil

    Secara umum coil berhubungan langsung dengan keluaran yang akan

    mengerjakan semua perintah sesuai dengan yang diinginkan.

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 28

    Pada software TwidoSuite, coil terdiri dari empat jenis, yaitu:

    a) Direct Coils dengan notasi:

    b) Reverse Coils dengan notasi:

    c) Set Coils dengan notasi:

    d) Reset Coils dengan notasi:

    3) Link Elements

    Berupa garis penghubung antara kontak dengan kontak atau sebagai garis

    penghubung antara kontak dengan coil. Ada dua jenis garis penghubung yang

    digunakan yaitu garis yang berbentuk vertical dan garis berbentuk horizontal.

    a) Horizontal Connection

    Digunakan untuk hubungan secara seri.

    b) Vertical Conection

    Digunakan untuk membuat hubungan secara paralel.

    Adapun cara membuat ladder diagram dengan TwidoSuite, ladder

    diagram program dinyatakan dalam suatu bentuk umum simbolik untuk relay

    yang dikontrol oleh rangkaian elektrik. Program ditampilkan pada layer dan

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 29

    elemen - elemen seperti kontak normally open, kontak normally close,

    counter, sequencer (rotary switch), relay dan lain - lain, dinyatakan dalam

    bentuk gambar. Listrik mengalir dari sisi kiri ke sisi kanan yang disebut

    ladder line (terdiri dari beberapa rung). Adapun aturan umum

    menggambarkan suatu program ladder diagram adalah:

    a) Aliran listrik/tenaga dari rel (rail) kiri ke rel kanan.

    b) Suatu coil keluaran tidak dihubungkan langsung ke rel sebelah kiri.

    c) Tidak ada kontak yang ditempatkan di kanan dari suatu coil keluaran.

    d) Hanya satu dari coil keluaran dalam suatu ladder line.

    e) Tiap coil keluaran umumnya hanya satu kali dalam suatu program.

    c. Prinsip pemrograman TwidoSuite

    Pada dasarnya pemrograman PLC menggunakan TwidoSuite dibagi atas 7

    dasar komponen, yaitu : input, output, internal bits, membuat pengalamatan

    (addressing), timer, counter, dan compare block.

    1) Input

    Input merupakan masukan yang berupa signal yang diterima dari sensor

    luar. Sintaksis yang digunakan pada TwidoSuite adalah sebagai berikut:

    % I y . z

    Keterangan:

    % = Menunjukkan objek

    I = Menunjukkan masukan

    y = Nomor/jumlah modul

    z = Nomor/jumlah saluran

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 30

    2) Output

    Output adalah sinyal yang dihasilkan oleh PLC yang dikirim ke relay dan

    lain sebagainya, sintaksis yang digunakan adalah sebagai berikut:

    % Q y . z

    Keterangan:

    % = Menunjukkan obyek

    Q = Menunjukkan keluaran

    y = Nomor/jumlah modul

    z = Nomor/jumlah saluran

    3) Internal Bits

    Internal Bits merupakan wilayah memori yang dialokasikan oleh PLC,

    internal bits ini dapat dipakai sebagai output internal dan hanya dapat

    digunakan untuk keperluan internal. Dengan kata lain, output internal tidak

    langsung mengendalikan peranti output. Pada PLC Twido compact type

    TWDLCAE40DRF internal bits yang bisa digunakan yaitu mulai dari %M0

    sampai %M255. Sintaksis yang digunakan adalah sebagai berikut:

    % M n

    Keterangan:

    % = Menunjukkan obyek

    M = Menunjukkan bit di dalam memori internal

    n = Nomor/jumlah bit internal

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 31

    4) Membuat pengalamatan (addressing)

    Pengalamatan adalah memberi notasi input dan output pada kontak dan

    coil ladder diagram.

    a) Format umum dari pengalamatan I/O adalah sebagai berikut:

    % I, Q x . y . z

    Keterangan:

    I = Input

    Q = Output

    x = Master (0)/slave (1 – 7) controller

    y = Base (0)/expansion (1 – 7) I/O

    z = I/O chanel number

    b) Format umum dari pengalamatan bit adalah sebagai berikut:

    % M, S, or X, i

    Keterangan:

    M = Internal bits

    S = Sistem bits

    X = Step bits

    i = Number

    c) Format umum pengalamatan word adalah sebagai berikut:

    % M, K, or S, W, i

    Keterangan:

    M = Internal word

    K = Konstanta word

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 32

    S = Sistem word

    W = Word (16 bit)

    i = Number

    5) Timer

    Timer digunakan sebagai pengatur waktu proses, dapat digunakan sebagai

    komponen tundaan (timer ON delay). Umumnya merupakan kontak fungsi

    yang dapat diatur memberikan suatu keluaran kondisi ON selama selang

    waktu tertentu (timer OFF delay). Dapat digunakan untuk membuat pulsa

    dengan lebar tertentu/timer pulsa (ini termasuk ke dalam fitur tambahan atau

    hanya terdapat pada PLC tertentu saja).

    Dalam timer terdapat input, konstanta timer, output. Input berfungsi

    memulai aktifnya timer untuk mulai menghitung waktu. Konstanta timer

    memberikan nilai berapa lama timer aktif. Output memberikan keluaran

    logika 1 atau 0 bila waktu yang dinyatakan dalam konstanta timer telah

    tercapai. Blok fungsi timer ditunjukan pada Gambar 2.17.

    Gambar 2.17 Blok fungsi timer

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 33

    6) Counter

    Counter berfungsi untuk menghitung jumlah perubahan input, dapat untuk

    membatasi banyaknya perubahan input. Ada dua jenis counter yaitu

    menghitung naik (up-counter) dan turun (down-counter). Dalam kehidupan

    sehari - hari terdapat juga counter mekanik dan elektronik. Counter akan

    mengeluarkan nilai 0 atau 1 bila nilai preset telah tercapai. Ada juga step

    counter dimana perubahan input akan ditampilkan pada setiap alamat output

    tertentu. Blok fungsi counter ditunjukan pada Gambar 2.18.

    Gambar 2.18 Blok fungsi counter

    7) Fast Counter

    Fast Counter berfungsi sebagai counter atau down-counter. Fast Counter

    dapat menghitung input diskrit sampai frekuensi 5 kHz. Karena fast counter

    dikelola oleh interupsi perangkat keras tertentu, mempertahankan tingkat

    sampling frekuensi maksimum dapat bervariasi, tergantung pada konfigurasi

    aplikasi dan perangkat keras. Blok fungsi fast counter ditunjukan pada

    Gambar 2.19.

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 34

    Gambar 2.19 Blok fungsi fast counter

    8) Pulse Width Modulation

    PWM adalah fungsi khusus yang dapat ditugaskan ke output. Sinyal

    persegi panjang ini memiliki periode konstanta (user-configurable) P dengan

    kemungkinan memvariasikan lebar pulsa T ON dan dengan demikian siklus

    tugas (T ON / P). Blok fungsi PWM ditunjukan pada Gambar 2.20.

    Gambar 2.20 Blok fungsi PWM

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 35

    9) Compare Block

    Instuksi compare block yang ada pada PLC Twido digunakan untuk

    membandingkan dua operand. Tabel 2.1 merupakan daftar tipe dari instruksi

    perintah compare block.

    Tabel 2.1 Daftar tipe instruksi compare block

    Instruksi Fungsi

    > Digunakan jika operand satu lebih besar dari operand

    dua.

    >= Digunakan jika operand satu lebih besar atau sama

    dengan operand dua.

    < Digunakan jika operand satu lebih kecil dari operand

    dua.

    < = Digunakan jika operand satu lebih kecil atau sama

    dengan operand dua.

    = Digunakan jika operand satu lebih sama dengan

    operand dua.

    < > Digunakan jika operand satu lebih berbeda dengan

    operand dua.

    10) Instruksi aritmatika

    Instruksi aritmatika digunakan untuk melakukan operasi aritmatika

    antara dua operand bilangan bulat atau pada satu operand bilangan bulat.

    Daftar tipe intruksi aritmatika ditunjukan pada Tabel 2.2.

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 36

    Tabel 2.2 Daftar tipe instruksi aritmatika

    Instruksi Fungsi

    + Operasi penjumlahan

    - Operasi pengurangan

    * Operasi perkalian

    / Operasi pembagian

    REM Sisa pembagian dua operand

    SQRT Akar kuadrat dari operand

    INC Kenaikan sebuah operand

    DEC Penurunan operand

    ABS Nilai absolut operand

    2.9 Proportional Integral Derivatif (PID)

    Sistem pengendalian kecepatan motor induksi menggunakan kendali PID

    telah dikaji dan diterapkan dalam beberapa penelitian. Pengendali PID terdiri dari

    pengendali Proportional (P), Integral (I), dan Derivatif (D) yang secara

    keseluruhan bertujuan untuk mempercepat respon sebuah sistem, menghilangkan

    offset dan menghasilkan perubahan yang besar. Secara umum sistem pengendali

    PID diperlihatkan pada Gambar 2.21 (Kurniawan, I.H., dan Hayat, L. 2016).

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 37

    Gambar 2.21 Sistem pengendali PID

    Kontrol Proporsional Integral merupakan perubahan dari keluaran kontrol

    integral, berubah dengan fungsi waktu yang sebanding dengan sinyal kesalahan.

    Hubungan antara keluaran kontroler dan sinyal kesalahan ditunjukan pada

    persamaan (2.2).

    U(t) = Kp e(t) + 𝐾𝑝

    𝑇𝑖 ∫ 𝑒

    𝑡

    0(t) dt (2.2)

    Keterangan:

    U(t) = Sinyal kendali

    Kp = Gain proportional

    e(t) = Sinyal kesalahan

    Ti = Waktu integral

    Kontrol PID adalah gabungan kontrol proportional, kontrol integral, dan

    kontrol derivatif. Gabungan kontrol ini mempunyai keunggulan dalam

    memperbaiki kesalahan sinyal dibandingkan dengan masing - masing dari tiga

    kontrol tersebut. Kontrol PID ditunjukan pada persamaan (2.3).

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 38

    𝑈(𝑡) = 𝐾𝑝. 𝑒(𝑡) + 𝐾𝑖 ∫ 𝑒(𝑡) 𝑑𝑡 + 𝐾𝑑 .𝑑𝑒(𝑡)

    𝑑𝑡 (2.3)

    Keterangan:

    U(t) = Sinyal kendali

    e(t) = Error

    Kp = Gain proportional

    Ki = Gain integral

    Kd = Gain derivatif

    Td = Konstanta waktu derivatif

    Kontroler Digital

    Untuk dapat diterapkan pada kontroler digital, maka persamaan (2.3) harus

    diubah ke dalam persamaan diskrit dengan mendifinisikan persamaan di atas

    terhadap waktu. Persamaan diskrit ditunjukan pada persamaan (2.4).

    𝑑𝑢

    𝑑𝑡= 𝐾𝑝

    𝑑𝑒(𝑡)

    𝑑𝑡+ 𝐾𝑖. 𝑒(𝑡) + 𝐾𝑑 .

    𝑑2𝑒(𝑡)

    𝑑𝑡2 (2.4)

    Keterangan:

    e(t) = Error

    Kp = Gain proportional

    Ki = Gain integral

    Kd = Gain derivatif

    Td = Konstanta waktu derivatif

    Pada persamaan (2.4) dapat diketahui berapa lama keluaran kontroler harus

    berubah untuk setiap perubahan waktu yang dianggap kecil. Dalam sistem digital,

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 39

    selang waktu dt dinyatakan dalam waktu sampling Ts. Maka untuk mengetahui

    berapa besar keluaran dan error dalam bentuk perubahan dari satu sampling ke

    sampling berikutnya ditunjukan pada persamaan (2.5).

    ∆𝑢

    𝑇𝑠= 𝐾𝑝

    ∆𝑒

    𝑇𝑠+ 𝐾𝑖. 𝑒 + 𝐾𝑑 .

    𝑇𝑠 [

    ∆𝑒

    𝑇𝑠] (2.5)

    Keterangan:

    ∆𝑢 = Sinyal turunan

    Ts = Waktu sampling

    Kp = Gain proportional

    e(t) = Error

    Ki = Gain integral

    Kd = Gain derivatif

    2.10 Supervisory Control And Data Acquisition (SCADA)

    Supervisory Control And Data Acquisitio diambil dari dua kata, yaitu:

    Supervisory Control adalah sistem yang berfungsi untuk memberikan

    instruksi kendali dan mengawasi kerja suatu proses tertentu, sedangkan Data

    Acquisition adalah sistem yang berfungsi untuk mengambil, mengumpulkan, dan

    memproses data untuk kemudian disajikan sesuai kebutuhan yang dikehendaki.

    Supervisory Control And Data Acquisition adalah sistem berbasis komputer yang

    dapat melakukan pengawasan, pengendalian, dan akuisisi data terhadap suatu

    proses tertentu secara real time.

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 40

    1. Arsitektur SCADA

    Arsitektur dari SCADA terdiri dari beberapa bagian yang memiliki perannya

    masing – masing yaitu:

    a. Plant/field device adalah suatu proses dilapangan yang diwakili oleh sensor

    dan aktuator.

    b. RTU (Remote Terminal Unit) adalah yang berupa PLC, berfungsi pengendali

    plant/field device, mengirim sinyal kontrol, mengambil data dari plant, dan

    mengirim data ke MTU.

    c. MTU (Master Terminal Unit) adalah berupa PLC yang bertindak sebagai

    master bagi RTU, berfungsi mengumpulkan data dari satu atau beberapa

    RTU, melakukan koordinasi dengan memberi perintah ke RTU untuk

    menjaga proses berjalan dengan stabil dan memberikan data ke server/HMI.

    d. HMI (Human Machine Interface) adalah alat untuk menampilkan data pada

    suatu perangkat yang komunikatif dan animatif, dan menyediakan antarmuka

    untuk komunikasi antara mesin dan manusia (operator).

    e. Protokol Komunikasi adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau

    mengijinkan terjadinya hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara

    dua atau lebih titik komputer.

    f. Database Server adalah sebuah perangkat yang bekerja untuk mencatat atau

    menyimpan data pengendalian pada sistem SCADA.

    Gambaran sederhana dari arsitektur SCADA seperti pada Gambar 2.22.

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 41

    Gambar 2.22 Arsitektur SCADA

    (Amar. 2013)

    2. Pengenalan Software Vijeo Citect

    Vijeo Citect adalah salah satu software program yang digunakan pada industri

    otomatis yang memiliki tingkat efisiensi yang tinggi pada semua operasi dengan

    sistem cepat, open system architecture, fungsi network yang powerfull. Pada Vijeo

    Citect terdiri dari dua program, yaitu Vijeo Citect Explorer dimana ini digunakan

    untuk proses editing dan Vijeo Citect Runtime digunakan untuk proses running dari

    sebuah tampilan yang akan dimonitor. Vijeo Citect dapat diaplikasikan pada sistem

    dengan skala besar dan juga pada sistem skala kecil.

    a. Kelebihan Software Vijeo Citect

    1) Open System Architecture

    Open System Architecture memberikan kemudahan secara khusus bagi

    pengguna yang berbeda - beda, menyediakan fleksibilitas yang tinggi untuk

    melakukan hubungan dengan system software lain diantaranya:

    a) Vijeo Citect didukung 3 buah tampilan yaitu Citect Explorer, Citect

    Project Editor, Citect Graphics Builder dan aplikasi program diluar

    Vijeo Citect dengan mudah mendapatkan data dari Vijeo Citect.

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 42

    b) Hubungan Vijeo Citect dengan tags biasa menggunakan events.

    c) Vijeo Citect dapat membuka Vijeo Citect net protocol dengan

    menggunakan folder communication yang ada pada Citect Explorer,

    yang digunakan untuk menukar data antara Vijeo Citect yang lain. Data

    dari Vijeo Citect dapat di set atau mengikuti sambungan high level host

    computer.

    2) Mendukung bermacam - macam networking

    a) Vijeo Citect didukung bermacam - macam protocol.

    b) Struktur network Vijeo Citect dapat didukung sistem kerja yang berdiri

    sendiri, peer to peer, client / server, dan hal seperti ini dapat dilakukan

    pada sistem dengan skala besar maupun sistem dengan skala kecil.

    3) Pembuatan layar grafis dengan mudah

    Pada Vijeo Citect telah disediakan bermacam - macam type wizard dan

    symbol library, dengan didukung tampilan Citect Graphics Builder sistem

    dapat dikonfigurasi dengan mudah sehingga pembuatan animasi tidak begitu

    sulit karena obyek yang kita inginkan sudah tersedia pada symbol library

    tools.

    4) Supporting Internet

    Pada Vijeo Citect dapat dilakukan pengoperasian suatu plant yang dapat

    terhubung melalui jaringan komunikasi yang terdapat di internet. Fungsi

    yang digunakan terdapat pada web server sehingga status plant dapat

    dimonitor dan dikontrol melalui web browser dari tempat kendali yang

    memiliki jarak cukup jauh.

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 43

    5) Data yang kompatibel dengan software lain

    a) Data pada tag, kompatibel antara Microsoft Excel dengan Vijeo Citect,

    b) Data hasil pengoperasian dari Vijeo Citect dapat di convert ke

    Microsoft Excel dan Word,

    c) Dapat dilakukan penukaran data dari software grafis seperti AutoCad,

    Photoshop, CorelDraw, dll.

    b. Outline Vijeo Citect Explorer

    Nama dari file eksekusi Vijeo Citect adalah Vijeo Citect. Cara pertama untuk

    menjalankan Vijeo Citect adalah klik “program” pada start menu lalu klik

    “Schneider Electric” kemudian klik “SoCollaborative” selanjutnya klik “Vijeo

    Citect 7.20” dan pilih Vijeo Citect Explorer.

    Setelah dipilih Vijeo Citect Explorer maka akan terdapat 3 tampilan dasar

    yang dapat digunakan untuk manajemen data dan file, membuat desain grafis,

    dan mengeksekusi atau menjalankan sistem. Ketiga tampilan tersebut antara

    lain:

    1) Citect Explorer

    Citect Explorer merupakan tampilan yang digunakan untuk membuat dan

    pembuatan project. Selain itu juga dapat mengatur semua file - file yang

    berada pada sub bagian folder project, sehingga berfungsi seperti Windows

    Explorer pada Windows. Citect Explorer juga berfungsi untuk mengatur setup

    komunikasi pada pembuatan project baru. Tampilan citect explorer

    ditunjukan pada Gambar 2.23.

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 44

    Gambar 2.23 Tampilan Citect Explorer

    2) Citect Project Editor

    Citect Project Editor digunakan sebagai tempat untuk membuat,

    mengatur, dan mengedit database. Database yang dibuat pada citect project

    editor berupa cluster, tags, event, alarm, dll. Untuk membuat database diatas

    dapat dilihat pada menu - menu yang disediakan pada citect project editor.

    Untuk membuat cluster name dapat dilihat pada menu servers. Pada menu

    tags terdapat dua cara untuk membuat alamat nama tags yaitu variable tags

    dan local variable, dimana untuk menggunakan variable tags harus langsung

    terhubung dengan I/O devices sedangkan local variable tidak perlu terhubung

    langsung dengan I/O devices dan dapat langsung disimulasikan.

    Pada halaman citect project editor setelah membuat atau melakukan

    pengeditan database perlu dilakukan pack dan compile, sehingga data yang

    telah dibuat dapat tersusun secara baik dan jika terjadi error maka dapat

    diketahui letak kesalahannya. Untuk melakukan pack dan compile dapat

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 45

    dilihat pada menu file. Tampilan citect project editor ditunjukan pada Gambar

    2.24.

    Gambar 2.24 Tampilan Citect Project Editor

    3) Citect Graphic Builder

    Citect Graphic Builder digunakan untuk membuat serta mengedit desain

    animasi plant pada sistem monitor dan juga memberikan label atau nama pada

    desain masing - masing animasi yang akan dibuat. Selain itu dapat

    memasukan gambar dan simbol dari luar yang bias dimodifikasi. Tampilan

    citect graphics builder ditunjukan pada Gambar 2.25.

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017

  • 46

    Gambar 2.25 Tampilan Citect Graphics Builder

    Sistem Scada untuk Pengendalian..., Muhammad Itmamul Huda, Fakultas Teknik UMP, 2017