BAB II Croup

download BAB II Croup

of 14

Transcript of BAB II Croup

  • 8/18/2019 BAB II Croup

    1/14

    BAB I

    TINJAUAN PUSTAKA

    1.1 Definisi

    Enterokolitis nekrotikans (EKN) ditandai dengan kematian jaringan luas

    (nekrosis) pada lapisan intestinal, terutama di ileus terminalis.1 EKN

    umumnya terjadi pada bayi prematur yang lahir kurang dari 32 minggu usia

    kehamilan dan BB!" kurang dari 1#$$ gram, terjadi dua minggu pertama

    setelah lahir.2 ,3

    1.2 Epidemiologi

    %ngka kejadian EKN sangat ber&ariasi antar negara bagian di %merika

    !erikat, berkisar antara 3'2 dengan rata'rata *'1$ terjadi pada bayi

    dengan berat lahir kurang dari 1#$$ gram. +nsiden EKN berbanding terbalik 

    dengan usia kehamilan saat lahir dan berat lahir, artinya semakin ukup usia

    kehamilan atau semakin ukup berat lahir, semakin rendah risiko terjadinya

    EKN.-

    EKN lebih sering terjadi pada bayi laki'laki dan beberapa penulis melaporkan

    angka kejadian lebih banyak pada ras negroid. alapun kebanyakan neonatus

    yang menderita EKN adalah bayi dengan kelahiran prematur, namun #'1$

    dari kasus yang dilaporkan, juga terjadi pada bayi dengan usia kehamilan lebih

    dari 32 minggu.

    Dalam tiga dekade terakhir angka mortalitas yang disebabkan

    EKN berkisar antara 10-30%, menurun seiring dengan

    semakin berkembangnya Neonatal Intesive Care Unit (NIC!"#

    1.3 Etiologi

    Etiologi EKN hingga saat ini belum dapat dipastikan, namun erat

    kaitannya dengan terjadinya iskemia intestinalis, /aktor kolonisasi bakteri dan

    /aktor makanan. +skemia menyebabkan rusaknya dinding saluran erna

    sehingga rentan pada in&asi bakteri. EKN jarang terjadi sebelum tindakan

     pemberian makanan dan sedikit terjadi pada bayi yang mendapatkan %!+.

    !ekali pemberian makan dimulai, ukup untuk menyebabkan proli/erasi

     bakteri yang dapat menembus dinding saluran erna yang rusak dan

    menghasilkan gas hidrogen. 0as hidrogen tersebut bisa berkumpul dalam

    dinding saluran erna (pneumatosis intestinalis) atau memasuki &ena portal.#

  • 8/18/2019 BAB II Croup

    2/14

    Etiologi EKN sampai sekarang masih belum dapat dipastikan. Beberapa

    /aktor risiko yang telah diteliti berasal dari /aktor ibu dan /aktor neonatus.

    aktor ibu diantaranya ras negroid, in/eksi intrauterin, pre eklamsia dan

     penggunaan obat'obatan, khususnya obat terlarang (kokain). aktor neonatus

    diantaranya prematur, BB", iskemia intestinalis, maam nutrisi enteral,

    kolonisasi bakteri abnormal, penyakit jantung kongenital, polisitemia,

     pemasangan kateter umbilikalis dan as/iksia.#

    1.4 F!to" i#$

    aktor risiko untuk EKN mungkin tidak terbatas pada /aktor risiko pada

    neonatus. !eperti yang akan dilakukan dalam penelitian ini, /aktor ibu yang

     berkontribusi terhadap hipoksia janin juga terlibat dalam terjadinya EKN.1. "as negroid

    "as menjadi salah satu /aktor yang berhubungan terhadap kejadian

    EKN pada bayi prematur. eskipun tidak ada hubungan yang signi/ikan

    antara ras negroid dan EKN, /rekuensi bayi ras negroid yang didiagnosa

    mengalami EKN seara signi/ikan lebih tinggi dibandingkan dengan ras

    lain. al ini mungkin berkaitan dengan kolonisasi 0B! yang ditemukan

    lebih sering terjadi pada 4anita ras negroid karena kurang mendapatkan

    /asilitas  prenatal-care. Kolonisasi 0B! positi/ dapat memberikan

    kontribusi untuk penurunan oksigenasi ke usus atau proli/erasi bakteri

    yang dapat berkontribusi EKN pada bayi prematur. anita ras negroid

    yang mengalami in/eksi tersebut selama kehamilan memiliki peningkatan

    risiko melahirkan prematur. 5leh karena itu, 4anita ras negroid tidak 

    hanya berkontribusi pada kelahiran prematur tetapi juga untuk 

     perkembangan EKN pada bayi prematur.

    2. +n/eksi intrauterin

    enurut penelitian 0utherie dkk (2$$3), usia kehamilan kurang dari

    26 minggu merupakan /aktor risiko independen kejadian EKN.17 +n/eksi

    uterin merupakan salah satu penyebab kelahiran prematur. +n/eksi bakteri di

    dalam uterus dapat terjadi antara bayi dan ibu choriodecidual space). +n/eksi

    dapat menjalar ke selaput ketuban (amnion dan korion), plasenta, airan

    amnion, tali pusat dan /etus. +n/eksi pada selaput janin berdasarkan temuan

    histologi disebut korioamnionitis, in/eksi tali pusat disebut /unitis dan in/eksi

  • 8/18/2019 BAB II Croup

    3/14

    airan ketuban disebut amnionitis. +n/eksi bakteri pada plasenta atau disebut

    &ilitis, jarang terjadi.1

    Banyak penelitian yang mengkaitkan kejadian persalinan prematur 

    dengan in/eksi, terutama korioamnionitis pada kejadian ketuban peah dini

    (K89). K89 meningkatkan risiko bayi terin/eksi, sehingga memperberat

    keadaan bayi prematur (hipotermi, sindrom gangguan na/as, EKN dan lain'

    lain). K89 atau korioamnionitis tanpa K89 sering dihubungkan dengan

    in/eksi urogenital. +n/eksi bakterial adalah salah satu dari jenis penyebab

    in/eksi urogenital yang dapat menyebabkan persalinan prematur.1

    +n/eksi jarang terjadi pada kelahiran ukup bulan, tetapi lebih sering

    terjadi pada kehamilan kurang dari 3$ minggu. al tersebut diperkuat dengan

     pemeriksaan histologi selaput ketuban pada saat persalinan. Berdasarkan

     penelitian Benn dkk (2$12) korioamnionitis yang melibatkan janin,

     berdasarkan pemeriksaan histologi dan gejala klinis memiliki hubungan

    dengan kejadian EKN.16

    +n&asi bakteri pada choriodecidual space mempengaruhi pelepasan

    endotoksin dan eksotoksin, kemudian mengakti/kan selaput janin untuk 

    menghasilkan sejumlah sitokin (+'1:, +'1;, +'* dan +'). !itokin,

    endotoksin dan eksotoksin merangsang sintesis prostaglandin, metaloprotease

    dan

  • 8/18/2019 BAB II Croup

    4/14

    +n/eksi intrauterin sendiri menurut penelitian dapat berakibat langsung

     pada kejadian EKN. +n/esi bakteri diduga merangsang mediator in/lamasi. al

    ini mengakibatkan edera pada aliran /etoplasenta dan akhirnya berkembang

    menjadi EKN. +n/eksi intrauterin dapat diketahui dengan melihat tanda'tanda

    sebagai berikut> takikardia ibu (?12$ kali@menit), takikardia janin (?1*$

    kali@menit), temperatur tubuh diatas 3oA, kedinginan, uterus teraba tegang,

    airan &agina purulen dan berbau busuk, leukositosis ibu (1#.$$$'1.$$$

    sel@mm3).2$,21

    3. 8re eklamsia

    8re eklamsia adalah hipertensi yang berkembang setelah 2$ minggu

    kehamilan dan berhubungan dengan proteinuria dan edema pada 4anita hamil

    yang sebelumnya memiliki tensi normal, tetapi banyak kejadian pre eklamsia

    terjadi pada ibu dengan hipertensi kronis. +bu hamil dengan hipertensi

     berpotensi mengalami sejumlah komplikasi antara lain  Disseminated 

     Intravascular Coagulation (9+A), perdarahan otak, gangguan /ungsi hati dan

    gagal ginjal akut. !edangkan pada janin dapat berpengaruh pada penurunan

     per/usi plasenta, hipoksia dan prematuritas. Klasi/ikasi hipertensi pada

    kehamilan yang banyak dipakai menurut The National High Blood Pressure

     Education Program (NB8E8) adalah tekanan darah 1-$@6$ mmg.22

    ipertensi menyebabkan penurunan aliran utero'plasenta yang

    menyebabkan keadaan hipoksia. asil studi Bashiri dkk (2$$3), dengan

    metode belah lintang menyatakan gangguan hipertensi pada 4anita hamil

    merupakan /aktor risiko independen untuk kejadian EKN.11

    -. 8enggunaan kokain

    8enggunaan narkoba merupakan /aktor risiko EKN pada bayi aterm,tetapi tidak jelas apakah itu mengarah ke kejadian EKN pada bayi

     prematur.23 9alam sebuah studi epidemiologi, bayi aterm yang enderung

    mengalami in/eksi atau paparan oleh obat, lebih besar kemungkinannya

    memiliki kondisi yang berkembang menjadi EKN.2- !tout dkk (2$$3),

    menganalisis bayi dengan kondisi yang berkembang menjadi EKN selama

    minggu pertama kehidupan, menemukan bah4a mereka memiliki tes

    mekonium positi/ untuk paparan obat terlarang.1* al ini terkait dengan

  • 8/18/2019 BAB II Croup

    5/14

    kokain yang memiliki e/ek kuat pada sistem syara/ yaitu mempersempit

     pembuluh darah ibu, menyebabkan penurunan aliran uteroplasenta dan

    mengakibatkan hipoksia /etoplasenta.6

    1.% F!to" Neont$s

    alaupun etiologi EKN masih belum dapat dipastikan, analisis

    epidemiologi penyakit ini telah mengidenti/ikasikan beberapa /aktor risiko utama,

    yaitu prematur, iskemia ataupun hipoksia intestinalis, maam nutrisi enteral dan

    kolonisasi bakteri. 8enelitian terakhir menunjukkan hubungan /aktor risiko ini

    dengan terjadinya nekrosis usus. 8enelitian tersebut menggambarkan bagaimana

    kerusakan mukosa berhubungan dengan terganggunya sistem imun yang

    mengakibatkan akti&itas mediator in/lamasi, yang pada akhirnya menimbulkan

    sindrom respon in/lamasi sistemik. Beberapa /aktor risiko lain yang telah

    diungkapkan diatas seperti, polisitemia, pemasangan kateter umbilikal dan

     penyakit jantung kongenital, telah diteliti kebenarannya sebagai /aktor risiko

     penyebab kejadian EKN. asilnya kasus seperti polisitemia, pemasangan kateter 

    umbilikalis dan penyakit jantung kongenital, umumnya merupakan /aktor risiko

    EKN pada bayi aterm.

    1. 8rematur 

    Kasus EKN terjadi pada lebih dari 6$ bayi prematur dan BB!". 8enelitian

    yang membuktikan kelahiran prematur merupakan /aktor risiko utama kejadian

    EKN, menggunakan manusia dan he4an sebagai subyek penelitian. 9ari hasil

     penelitian tersebut menggambarkan keadaan intestinal yang imatur pada bayi

     prematur. +maturitas intestinalis menyebabkan perubahan komponen'komponen

    sistem pertahanan usus, motilitas, regulasi aliran darah dan reaksi in/lamasi yang berperan dalam terjadinya kerusakan pada mukosa intestinal.11

    2. BB"  

    Bayi berat lahir rendah (BB") adalah bayi yang dilahirkan dengan berat

     badan kurang dari 2#$$ gram. BB" dibedakan dalam berat 1#$$'2#$$ gram

    sebagai bayi berat lahir sangat rendah (BB!"), berat lahir kurang dari 1#$$ gram

  • 8/18/2019 BAB II Croup

    6/14

    sebagai bayi berat lahir ekstrim rendah (BBE") dan berat lahir kurang dari 1$$$

    gram sebgai BB" prematur (kurang bulan).11

    Keadaan organ'organ BB" yang belum matang merupakan /aktor risiko

    terjadinya EKN pada BB". Kejadian EKN tertinggi pada bayi berat lahir C1#$$

    gram. Etiologi EKN pada BB" bersi/at multi/aktor, yaitu dapat disebabkan oleh

    /aktor yang menyebabkan trauma hipoksik iskemik pada saluran erna yang masih

    imatur, kolonisasi bakteri patogen dan substrat protein yang berlebihan dalam

    lumen.11

    3. +skemia intestinalis

    asil suatu studi pada he4an baru lahir menunjukkan perbedaan sirkulasi

    saluran erna yang menjadi predisposisi terjadinya EKN. "esistensi pembuluh

    darah basal saluran erna meningkat pada /etus dan menurun dengan signi/ikan

    segera setelah lahir. al ini menimbulkan peningkatan keepatan aliran darah

    saluran erna yang dibutuhkan untuk pertumbuhan saluran erna dan somati yang

    kuat. !tudi terdahulu menunjukkan bah4a pada bayi baru lahir memiliki

     penyimpangan respon terhadap stress sirkulasi, yang menyebabkan penurunan

    aliran darah saluran erna atau resistensi &askuler. 9alam respon terhadap

    hipotensi, he4an baru lahir menunjukkan autoregulasi de/ek tekanan aliran darah,

    menyebabkan penurunan penyediaan oksigen saluran erna dan oksigen jaringan.

    8enelitian terbaru mengungkapkan bah4a pada keadaan hipoksemia terjadi

    &asodilatasi dan peningkatan per/usi saluran erna, namun hipoksia berat akan

    menyebabkan &asokonstriksi dan iskemia atau hipoksia saluran erna. al ini

    dimediasi keseimbangan antara molekul dilatator (nitrit oksida, N5) dan

    konstriktor (endotelin). Keadaan hipoksia menyebabkan dis/ungsi endotel berakibat pada penurunan N5 dan kenaikan endotelin. Endotelin yang bersi/at

    &asopresor mengarah pada iskemia saluran erna dan nekrosis jaringan.11

    %4al nekrosis terjadi dimukosa dan berkembang mengenai seluruh lapisan

    dinding saluran erna, menyebabkan per/orasi yang berikutnya menyebabkan

     peritonitis dan udara bebas intra'abdomen. 8er/orasi umumnya terjadi di ileum

    terminal, kolon dan lebih jarang terjadi di usus keil bagian proksimal.11

  • 8/18/2019 BAB II Croup

    7/14

    -. aam nutrisi enteral

    aktor maam nutrisi enteral dalam patogenesis EKN merupakan 4ilayah

     penting penelitian. 8enelitian telah mengidenti/ikasi bah4a pemberian nutrisi

    seara enteral ke dalam lumen usus neonatal penyebabkan gangguan integritas

    mukosa, aliran darah, dan motilitas, memainkan peran kuni dalam

     pengembangan EKN.1-,2# Nutrisi yang terserap di usus keil dan besar dapat

    menyebabkan proli/erasi bakteri enterik. Bakteri enterik dapat menghasilkan gas

    intraluminal yang menyebabkan distensi, pneumatosis intestinalis, peningkatan

    tekanan intraluminal dan penurunan aliran darah.12

    5leh karena itu, strategi penegahan EKN telah di/okuskan pada strategi

     pemberian nutrisi dan memahami karakteristik mikroorganisme di saluran

     penernaan. aktu pemberian nutrisi enteral a4al, &olume a4al, tingkat

    kemajuan, dan maam nutrisi selama periode neonatal telah dipelajari seara luas.

     Namun banyak penelitian di bidang ini bertentangan, tidak ada onsensus

    mengenai 4aktu, &olume, maam dan strategi pemberian nutrisi enteral lainnya

    yang dapat menegah EKN.2#

    8emberian %!+ berhubungan dengan penurunan EKN pada bayi prematur.

    !i/at imunologi unik dari %!+, seperti sekresi +g%, makro/ag dan lim/osit spesi/ik,

    dan keberadaan bakteri patogenik seperti  Bifidobacteria dan molekul sekretorik 

    dengan si/at antibakteri, dapat berkontribusi untuk e/ek perlindungan di mukosa

    traktus intestinal.2*

    %!+ mendorong pertumbuhan Bifidobacteria, yang menghasilkan asam

    asetat dan laktat yang menghambat pertumbuhan patogen organisme gram negati/.

    Bayi BB" mengalami keterlambatan dalam pembentukan  Bifidobacteria.

    !ebuah perobaan memberikan bukti tambahan bah4a %!+ memberikan perlindungan terhadap EKN. Neonatus dalam penelitian ini dibagi dalam tiga

    kelompok. Kelompok pertama yang diberikan hanya susu /ormula, kelompok 

    kedua yang diberikan gabungan /ormula dan %!+ dan kelompok ketiga yang

    diberikan %!+ saja. +nsiden terendah dari EKN adalah pada kelompok ketiga yang

    diberikan hanya %!+ saja, dibanding kelompok pertama dan kelompok kedua.2*

    #. Kolonisasi Bakteri abnormal

  • 8/18/2019 BAB II Croup

    8/14

    9i dalam uterus , usus janin terus dibasahi dalam airan amnion yang steril,

    diperkaya dengan nutrisi, hormon dan /aktor'/aktor pertumbuhan yang membantu

     perkembangan dari traktus intestinal. !aat lahir, bayi akan meninggalkan

    lingkungan yang steril tersebut. 8emberian %!+ pada bayi akan membentuk 

    kolonisasi beberapa jenis organisme pada minggu pertama kehidupan, termasuk 

    spesies anaerob seperti  Bifidobacteria dan  actobacilli! 9ibandingkan dengan

     bayi yang dira4at di rumah sakit, saluran erna pada bayi prematur memiliki

    spesies yang sedikit dan bakteri anaerob yang lebih sedikit atau mungkin sama

    sekali tidak ada.11

    Kolonisasi oleh bakteri komensal merupakan sebuah /lora usus yang stabil

    dan sangat penting bagi perkembangan struktur intestinal. Bakteri komensal

    mampu meningkatkan dan menjaga kesatuan sebagai mukoprotektor dengan

    menurunkan produksi mukus, memperkuat  Intestinal Tight "unction,

    memproduksi toksin bagi bakteri aerobik dan menurunkan p intralumen.11

    Ketidakseimbangan kolonisasi bakteri, dimana terdapat ketidakseimbangan antara

     bakteri patogen dan komensal menyebabkan dominasi dan proli/erasi patologis

    yang dilakukan oleh bakteri patogen. Bukti terakhir menunjukkan bah4a

    kontaminasi dan kolonisasi bakteri pada pemberian makanan /ormula melalui

     Nasogastric tube (N0D) pada bayi prematur merupakan predisposisi pada

     beberapa bayi untuk terjadinya EKN. ekanisme spesi/ik bagaimana inisiasi

     bakteri dalam kejadian EKN belum sepenuhnya dimengerti. Namun pada

    kebanyakan kasus ditemukan bah4a dinding sel bakteri pathogen menghasilkan

    endotoksin dan beberapa komponen akti/ menyerupai reseptor (Toll 

    li#e $eceptors, D"s) di epitel usus, yang mengakti&asi mediator in/lamasi dan

    akhirnya memiu kerusakan mukosa usus.11Beberapa bakteri diantaranya, Enterobacteriaceae, Clostridia, dan %taph&lococcus

    umumnya terlibat dalam patogenesis EKN.2# enurut beberapa penelitian,

    dominasi  Proteobacteria 'Escherichia coli,  (lebsiella) sangat berkaitan erat

    dengan kejadian EKN.27

    *. 8enyakit jantung kongenital

  • 8/18/2019 BAB II Croup

    9/14

    8enyakit jantung kongenital menjadi /aktor risiko EKN pada bayi aterm

    disebabkan karena adanya gangguan peredaran darah. 8asien dengan penyakit

     jantung kongenital enderung mengalami insu/isiensi sirkulasi mesenterika untuk 

     beberapa alasan. %danya gambaran banyak lesi yang terkait dengan kejadian EKN

    disebabkan adanya kombinasi dari tekanan sistol yang tinggi dengan tekanan

    diastol yang rendah.2

    8asien dengan kondisi abnormal terbukti memiliki aliran diastolik balik di

    aorta desenden, berpotensi mengakibatkan iskemia mesenterika. Beberapa pasien

    seperti ontoh koartasio aorta dan sindrom hipoplasia jantung kiri, terbukti

    mengalami kolaps pembuluh darah dan iskemia intestinalis.2

    7. 8olisitemia

    8olisitemia biasanya dide/inisikan sebagai hematrokit (t) &ena diatas

    $,*#. t tergantung pada lokasi pengambilan ontoh darah> t kapiler ? &ena

     peri/er ? &ena sentral ? arteriol. 8olisitemia dengan kondisi t yang tinggi

    memiliki potensi berbahaya karena menyebabkan hiper&iskositas. iper&iskositas

    dapat menyebabkan penumpukan sel darah merah dan pembentukan mikrotombi

    sehingga menyebabkan oklusi &askular (hipoksia jaringan, asidosis dan

    hipoglikemia).1-

    . 8emasangan kateter umbilikalis

    8emasangan kateter umbilikalis mendapatkan respon positi/ juga negati&e

    dari para ahli di bidang kesehatan. Derdapat 2 jenis kateter umbilikalis yang

    digunakan yaitu> kateter arteri umbilikalis (*mbilical +rter& Catheter , %A) dan

    kateter &ena umbilikalis (*mbilical ein Catheter , FA). Kateter umbilikalisdigunakan di N+A untuk menggambar sampel darah, pengukuran tekanan darah

    dan pemberian airan dan obat'obatan selama lebih dari 2# tahun. Komplikasi

    yang berhubungan dengan kateter umbilikalis termasuk trombosis, emboli,

    &asospasme, EKN, perdarahan, in/eksi jaringan, nekrosis hepatika, hidrotoraks,

    aritmia jantung dan erosi dari atrium dan &entrikel.1-

    aktor risiko EKN terkait komplikasi posisi, bahan, &ariasi bentuk, teknik 

  • 8/18/2019 BAB II Croup

    10/14

    kateterisasi, serta sepsis yang terjadi akibat pemasangan kateter. 8emasangan

    %A umumnya lebih sering dilakukan dibandingkan FA. 8ada pemasangan

    %A terdapat dua pilihan posisi pemasangan yaitu, letak rendah (3'-) dan letak 

    tinggi (D*'D6). Beberapa ahli menyukai letak tinggi karena tidak akan

    menyebabkan oklusi arteri renalis dan mesenterika, disamping itu insiden puat

    (blanching ) dan sianosis pada ekstremitas ba4ah lebih rendah. Detapi pada posisi

    ini hipertensi reno&askular lebih sering ditemukan. 2#

    Komplikasi yang berhubungan dengan teknik kateterisasi antara lain>

    emboli udara, trombosis dan per/orasi serta aritmia. EKN dapat diakibatkan oleh

    adanya trombus yang biasanya terbentuk akibat trauma pada dinding pembuluh

    darah. Drombosis di daerah arteri mesenterika dan &ena porta dapat

    mengakibatkan iskemia intestinalis dan EKN.26

    +n/eksi dilaporkan terjadi pada beberapa bayi dengan kateter umbilikalis.

    Bakteri penyebab sepsis yang ditemukan pada kultur diantaranya %taph&lococcus

    #oagulase negatif , %taph&lococcus aureus dan Candida.3$ enurut penelitian,

    angka kejadian sepsis lebih sering pada %A letak rendah dibanding FA.31

    8enelitian lebih lanjut menyatakan peningkatan risiko sepsis pada %A dengan

    kondisi BB!" dan pada mereka dengan terapi antibiotik berdurasi lama.3$

    6) %s/iksia

    5bser&asi sebelumnya mengenai epidemiologi EKN mengidenti/ikasi

    as/iksia sebagai /aktor risiko penting terjadinya EKN. Kegagalan bayi untuk 

     berna/as segera setelah lahir mengakibatkan iskemia intestinalis. aktor risiko

    as/iksia terhadap kejadian EKN berdasarkan hipotesis Douloukian dkk (1671).

    asil penelitian pada bayi babi yang baru lahir, ketika mengalami as/iksiadengan segera menurunkan aliran darah pada mukosa usus. 8emeriksaan

    histologi segera pada segmen usus yang terkena menunjukkan gambaran yang

    sangat mirip dengan neonatus yang mengalami EKN. "esusitasi dapat

    memperburuk kondisi neonatus. 8emberian resusitasi dapat menyebabkan

     peningkatan kerapuhan kapiler selama kondisi iskemia, diikuti oleh kemaetan

    &askular setelah resusitasi.1#

  • 8/18/2019 BAB II Croup

    11/14

    Bayi baru lahir yang mengalami as/iksia bila skor %pgar kurang dari 7.

    !kor %pgar dinilai pada menit pertama dan kelima kehidupan. enit pertama

    menilai bagaimana kondisi bayi setelah proses kelahiran. enit kelima menilai

     bagaimana adaptasi bayi dengan lingkungan diluar kandungan ibu.32

    BAB II

    &AP'(AN KASUS

  • 8/18/2019 BAB II Croup

    12/14

     Nama lengkap > %n. %

    mur > 1 Bulan

    " > 16127

    %lamat > Bukit !ileh

    Dgl asuk > 2 /ebruari 2$1*

    !uku Bangsa > inang

    !eorang pasien laki'laki berumur 1 bulan dengan berat badan 1-$$ gr,

    datang ke +09 "!9 solok pada tanggal 12 =anuari 2$1*.

    1.1 Anmnes

    Keluhan tama > untah oklat kehitaman G 1 jam !"!

     "i4ayat 8enyakit !ekarang >

    ' untah oklat kehitaman G 1 jam !"!

    ' B%B berdarah, ber4arna merah segar.

    ' Bayi terus mengantuk 

    ' 9emam sejak 1 hari yll. 9emam tinggi dan terus menerus.

    ' Bayi tidak mau menyusu kurang lebih sejak jam !"!

    "i4ayat penyakit kehamilan >

    ' 8enyakit ibu > tidak ada

    ' Kebiasaan jelek > tidak ada

    "i4ayat kelahiran

    ' BB > 1-$$ gr  

    ' 9itolong 5leh > Bidan

    "i4ayat minuman@makanan > 8%!+

    "i4ayat imunisasi > Belum engkap

    "i4ayat penyakit keluarga >

    ' "i4ayat kejang tidak ada

    ' "i4ayat penyakit in/eksi todak ada

    "i4ayat penyakit dahulu >

    ' "i4ayat demam tidak ada

    ' "i4ayat kejang tidak ada

    1.2 Peme"i!sn Fisi! 

    Keadaan mum > emah

  • 8/18/2019 BAB II Croup

    13/14

    Kesadaran > !oporous

    Kulit > 8uat

     Na/as > !esak 

    ' rekuensi na/as > *2 H@menit

    ' =enis na/as > Fesikuler  

     Nadi > 1$ H@menit

    !uhu > 3,2IA

    DB > - m

    BB > 1-$$ gr  

    0i Kurang

    Kepala

    kuran > normoephal

    ata > konjungti&a tidak anemis, sklera tidak ikterik.

    Delinga> tidak ada kelainan

    idung > tidak ada kelainan

    ulut > mukosa bibir dan mulut basah, tonsil D1'D1

    eher > tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening

    Dhorak 

    8aru

    +nspeksi > simetris kiri dan kanan dalam keadaan statis dan dinamis8alpasi > taktil /remitus sama kiri dan kanan

    8erkusi > sonor  

    %uskultasi > &esikuler, rhonki '@' , 4hee iktus kordis tidak terlihat

    8alpasi > iktus kordis teraba di sejajar linea mid la&ikularis sinistra "+A F,

    thril tidak ada

    8erkusi > batas jantung dalam batas normal

    %uskultasi > reguler, bising tidak ada

    %bdomen

    +nspeksi > tampak sedikit membunit, tidak ikterik 

    8alpasi > hepar tidak teraba, lien tidak teraba, nyeri tekan (G)

    8erkusi > timpani

    %uskultasi > bising usus ada # H@menit

    Ekstremitas

    %tas > akral dingin, AD" ?3$ detik, re/lek /isiologis GG@GG , re/lek

     patologis GG@GG

  • 8/18/2019 BAB II Croup

    14/14

    Ba4ah > akral dingin, AD" ?3$ detik, tidak tampak edema) re/lek /isiologi G

    G@GG , re/lek patologis GG@GG, garis kaki C1@3

    0enitalia > rugae srotun C1@3

    1.3 Peme"i!sn l#o"to"i$m

    %njuran pemeriksaan>

    ' darah lengkap

    Dignos !e"* > Enterokolitis Nekrotikan

    Dignos #nding >

    ' !epsis

    1.- Derapi

    Dieteti!  > pasien dipuasakan sampai airan lambung bersih

    F"m!ologi >

    ' 52 2 liter@menit

    ' +9 KaEn 1B * tetes@menit

    ' Bilas ambung 8uasakan sampai airan lambung bersih

    ' %mphisilin -H#$ mg

    ' 0entamisin 2H2 mg